FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA –1 MEDAN
PENGARUH PRODUK, HARGA DAN LOKASI TERHADAP
KEPUTUSAN PELANGGAN MELAKUKAN PEMESANAN
TEMPAHAN PAKAIAN PADA ITA MODE MEDAN
DRAFT SKRIPSIOLEH
CHAIDIR FAZRI H 030502107
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
CHAIDIR FAZRI H (2008), Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan. Pembimbing, Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA. Ketua Penguji Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, DR. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi, Penguji II, Drs. Liasta Ginting, MSi.
Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya. Hipotesis dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan adalah produk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serempak, uji parsial dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (produk, harga dan lokasi) dapat mendorong keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari variabel produk, harga dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai FHitung = 8,773 > FTabel
= 2,056 pada = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. Artinya
variabel bebas yang terdiri dari produk, harga dan lokasi terbukti positif dan signifikan secara serempak mempengaruhi keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel produk mempunyai tingkat signifikansi 4,602 (4,602 > 2,056), variabel harga mempunyai signifikansi 0,452 (0,452 < 2,056) dan variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 2,248 (2,248 > 2,056) artinya variabel produk dan lokasi dapat mendorong peningkatan keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan secara parsial dengan tingkat keyakinan = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel produk (X1) yang
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan penulisan skripsi ini yang diberi judul ”Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan”. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2008.
Penulis mempersembahkan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tuaku tercinta, Drs. Martua Habeahan dan Kasuriah Sihotang, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta telah memberikan bantuan moril, materil dan do’a selama penulis kuliah hingga selesainya skripsi ini.
Atas segala bimbingan, binaan serta fasilitas yang tidak ternilai selama penulis melaksanakan penelitian hingga selesainya skripsi ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
masa perkuliahan.
5. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya telah membimbing dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi dan Drs. Liasta Ginting, MSi selaku Dosen Penguji I dan II Penulis, terima kasih atas segala saran dan masukan – masukannya.
7. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
8. Seluruh Staff dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.
9. Kak Ita selaku pemilik usaha Ita Mode Medan yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan riset.
10.Kakak, Abang dan Adikku tercinta, Kak Uik, Bang Azis, Kak Ida, Kak Ute, Bang Anta dan adikku Sari, yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan bantuan selama penulis menjalani perkuliahan.
yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.
13.Semua teman-temanku NT dan MNJ 03 : Babal, Ibeck, R n –r, Maru’ao, Lek Isu dan Lek Surif, Ery, dearbin, Indra, Rudi, Codet, Daniel dan Ian, Berdian, Delisma, Ivan, Fazar, Sigit, Aldi, ali, Eed, Heri, Saipul, dan semua teman-temanku Manajemen 2003 yang tidak tersebutkan.
14.Pihak – pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang turut mendukung selesainya penulisan skripsi ini.
Medan, Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Kerangka Konseptual ... 4
D. Hipotesis ... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6
1. Tujuan Penelitian ... 6
2. Manfaat Penelitian ... 6
F. Metode Penelitian ... 7
1. Batasan Operasional ... 7
2. Definisi Operasional Variabel ... 7
3. Pengukuran Variabel ... 8
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9
5. Populasi dan Sampel ... 9
8. Metode Analisis Data ... 11
BAB II URAIAN TEORITIS ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Pemasaran Jasa ... 14
C. Produk ... 20
D. Harga ... 22
E. Lokasi ... 26
F. Proses Keputusan Konsumen ... 27
BAB III GAMBARAN UMUM UNIT USAHA ... 31
A. Sejarah Berdirinya Unit Usaha ... 31
B. Visi dan Misi Unit Usaha ... 32
C. Struktur Organisasi ... 33
D. Jasa Penempahan Pakaian ... 34
E. Tenaga Kerja ... 34
F. Peralatan – Peralatan ... 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 36
1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 36
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 37
B. Analisis Deskriptif ... 38
1. Karakteristik Responden ... 38
1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 42
2. Pengujian Hipotesis ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Tempahan Pakaian Pada Ita Mode Medan (2005 – 2007) ... 3
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ... 8
Tabel 4.1 Validitas Butir Pertanyaan ... 37
Tabel 4.2 Reliability Statistic ... 38
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban responden Terhadap Produk ... 40
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga ... 41
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi ... 41
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen ... 42
Tabel 4.9 Model Analisis Regresi Linier Berganda ... 43
Tabel 4.10 Anova (b) ... 45
Tabel 4.11 Coefficients ... 47
CHAIDIR FAZRI H (2008), Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan. Pembimbing, Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA. Ketua Penguji Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, DR. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi, Penguji II, Drs. Liasta Ginting, MSi.
Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya. Hipotesis dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan adalah produk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serempak, uji parsial dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (produk, harga dan lokasi) dapat mendorong keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari variabel produk, harga dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai FHitung = 8,773 > FTabel
= 2,056 pada = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. Artinya
variabel bebas yang terdiri dari produk, harga dan lokasi terbukti positif dan signifikan secara serempak mempengaruhi keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel produk mempunyai tingkat signifikansi 4,602 (4,602 > 2,056), variabel harga mempunyai signifikansi 0,452 (0,452 < 2,056) dan variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 2,248 (2,248 > 2,056) artinya variabel produk dan lokasi dapat mendorong peningkatan keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan secara parsial dengan tingkat keyakinan = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel produk (X1) yang
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Semakin
bertambahnya para pelaku ekonomi di Indonesia yang mengelola berbagai jenis
industri, mulai dari industri kecil sampai pada industri besar mengakibatkan
terjadinya persaingan untuk merebut para konsumen. Untuk meraih keberhasilan,
unit usaha harus melihat lebih jauh berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana konsumen
melakukan keputusan pembelian.
Mengerti dan memahami seluk beluk perilaku konsumen penting untuk
mencapai keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mempunyai keunggulan
kompetitif dapat mempengaruhi konsumen untuk menjatuhkan pilihan pada
produknya. Strategi kompetitif yang mengharuskan suatu perusahaan menyelidiki
perilaku konsumen secara keseluruhan telah membuat perusahaan itu tahu
bagaimana memberikan kepuasan yang melebihi kompetitornya.
Demikian pula halnya dengan usaha jasa yang melayani tempahan
pakaian. Banyaknya tempat usaha yang menawarkan jasa penempahan pakaian
mendorong suatu unit usaha yang menjalankan usaha ini agar dapat bersaing
dengan usaha sejenisnya. Konsumen yang pada awalnya hanya mencoba
melakukan tempahan pakaian pada usaha yang ia tuju akan menjadi pelanggan
yang akan melakukan tempahan pakaian kembali ditempat usaha tersebut apabila
Karena semakin banyaknya usaha jasa tempahan pakaian, maka
persaingan untuk menarik pelanggan semakin tinggi. Oleh karena itu setiap unit
usaha harus mempunyai faktor-faktor yang menjadi keunggulan untuk menarik
minat calon konsumen melakukan tempahan pakaian.
Ita Mode Medan merupakan salah satu usaha jasa penempahan pakaian
yang melayani tempahan pakaian sesuai minat dan keinginan konsumen. Produk
berkualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dapat memberikan
kepuasan konsumen sehingga konsumen tersebut akan melakukan pembelian
kembali di unit usaha yang sama. Dalam penempahan pakaian, konsumen
menginginkan hasil jadi pakaian yang sesuai dengan mode yang ia inginkan dan
hasil yang rapi. Para pelanggan Ita Mode Medan mendapatkan apa yang mereka
inginkan, karena mereka menganggap bahwa produk usaha jasa penempahan
pakaian ini memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan usaha jasa
penempahan pakaian lain yang mereka kunjungi sebelum mengetahui keberadaan
Ita Mode Medan.
Penetapan harga yang bersaing dan dapat dijangkau oleh konsumen juga
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Harga yang ditawarkan unit
usaha penempahan pakaian yang sesuai dengan hasil jadi pakaian yang berkualitas
akan membuat unit usaha tersebut unggul dalam persaingan. Konsumen
menganggap biaya penempahan pakaian pada Ita Mode Medan relatif lebih murah
jika dibandingkan dengan biaya yang dikenakan oleh usaha jasa penempahan
pakaian lainnya yang biasa mereka kunjungi.
Pemilihan lokasi yang baik merupakan salah satu kunci sukses bisnis
konsumen atau pasar sasaran agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada konsumen. Lokasi Ita Mode yang mudah dijangkau oleh para konsumen
merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Ita Mode Medan dalam menarik
minat konsumen untuk melakukan penempahan pakaian.
Ita Mode Medan merupakan salah satu usaha jasa yang cukup sukses
dalam melayani tempahan pakaian sesuai minat dan keinginan konsumen Hal ini
terbukti dari peningkatan jumlah pelanggan yang menggunakan jasa Ita Mode
dalam melakukan tempahan pakaian, seperti yang terlihat pada Tabel 1.1. berikut
ini:
Tabel 1.1
Jumlah Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan (2005-2007)
Tahun Jumlah tempahan (unit) 2005 2288 2006 2444 2007 2548 Sumber : Ita Mode Medan, 2008 (diolah)
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga,
dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah faktor-faktor produk, harga, dan lokasi, mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pelanggan melakukan pemesanan
tempahan pakaian pada Ita Mode Medan?
2. Faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pelanggan
melakukan pemesanan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan?
C. Kerangka Konseptual
Produk dalam hal ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan yang
tidak nyata yang meliputi bahan-bahan yang dipergunakan, kemasan, warna
merek, dan lain-lain (Sastradipoera, 2003:99). Para konsumen pada kenyataannya
membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut.
Mereka membeli pemuas kebutuhan yang sesuai dengan apa yang mereka
inginkan dalam bentuk hasil jadi tempahan pakaian.
Harga merupakan salah satu faktor paling menentukan bagi konsumen
untuk melakukan tempahan pakaian pada unit usaha pelayanan tempahan
pakaian. Harga adalah yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas
pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa (Kotler, 2001:7)
Lokasi atau tempat suatu badan usaha yang melayani penempahan pakaian
sangat menentukan konsumen untuk berkunjung ketempat tersebut. Tempat usaha
harus ditata sedemikian rupa agar tampak bersih dan nyaman guna memberikan
Presentasi atau penampilan tempat usaha turut membantu menentukan
citra tempat usaha. Menurut Lamb, et. al (2001:105), elemen utama dari
penampilan tempat adalah suasana (atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang
disampaikan oleh tata letak fisik, dekorasi dan lingkungan sekitar, suasana yang
menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap
ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau, atau suasana hati yang
menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, ada 3 variabel yang dianggap peneliti paling
mempengaruhi konsumen melakukan tempahan pakaian di Ita Mode yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Sumber: Tjiptono (2005:31) diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Produk (X1)
Harga (X2)
Lokasi (X3)
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diberikan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan yang terdiri dari faktor
produk, harga dan tempat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
proses keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode
Medan.
2. Produk merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi
keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan.
E. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui pengaruh faktor produk, harga, dan tempat, terhadap
keputusan pelanggan untuk melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode.
b) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi
keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis dalam bidang
pemasaran khususnya dalam keputusan pembelian konsumen.
b. Bagi Ita Mode
Sebagai bahan masukan bagi Ita Mode yang dapat dijadikan acuan untuk
terus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan melakukan
c. Bagi pihak lain
Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam
melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (X) terdiri dari variabel produk (X1), variabel harga (X2),
variabel lokasi (X3)
b. Variabel terikat (Y) adalah proses keputusan melakukan pemesanan
tempahan pada Ita Mode Medan
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel
lain, terdiri dari
1. Produk (X1) yaitu hasil jadi dari tempahan pakaian yang dihasilkan
2. Harga (X2) meliputi harga yang harus dibayar oleh konsumen dan
kesesuaian harga.
3. Lokasi (X3) meliputi kemudahan akses dan kenyamanan lokasi usaha.
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan melakukan
pemesanan pada Ita Mode yaitu untuk mendapatkan hasil jadi pakaian
Tabel 1.2
Produk hasil jadi dari
tempahan
c. Kualitas produk yang ditawarkan
a. Lokasi usaha yang mudah dijangkau b. Lokasi usaha yang
dekat dengan
Pengukuran variabel yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah
dengan menggunakan skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju
atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, obyek, orang
Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden
kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah
yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert.
Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Kurang setuju : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Ita Mode Medan yang berlokasi di Jl.Mesjid
Taufik Gg. Sempurna no. 7 Medan. Waktu penelitian dimulai dari Maret 2008
sampai dengan Juni 2008.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Ita Mode yang berjumlah
150 orang.
b. Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penarikan sampel
dengan purposive sampling yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu
(Sugiyono, 2004:78). Adapun kriteria dari sampel yang diambil adalah pelanggan
yang telah melakukan pemesanan minimal dua kali di Ita Mode. Menurut Gay
merupakan jumlah amat minimal, untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya
20% diperlukan. Maka sampel yang diambil adalah 20% dari populasi yaitu 30
orang.
6. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari
berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung
penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pelanggan Ita
Mode.
b. Kuesioner
Yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan Ita Mode yang
telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian. Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable maka kuesioner yang
digunakan harus diuji kelayakan untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat mengukur
pengukuran melalui kuesioner relatif konsisten dalam pengulangan
(Ariestonandri 2006:88). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan SPSS 15.0 for windows.
8. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau
gambaran dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah
diisi oleh sejumlah responden penelitian.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh dari variabel bebas (produk, harga, dan lokasi) terhadap
variabel terikat (proses keputusan melakukan pemesanan). Untuk
memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket
program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0.
Model regresi linear berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = skor dimensi proses keputusan konsumen
a = konstanta
b1-b3 = koefisien regresi
X1 = skor produk
X2 = skor harga
X3 = skor tempat
Penelitian menggunakan beberapa pengujian, yaitu:
1) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah
semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Variabel bebas (X1, X2, X3) berupa produk , harga, lokasi secara bersama tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap proses keputusan melakukan pemesanan
sebagai variabel terikat (Y).
Ha : b1 b2 b3 0
Variabel bebas (X1, X2, X3) berupa produk , harga, lokasi secara bersama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan melakukan
pemesanan sebagai variabel terikat (Y).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan
nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika F hitung < Ftabel pada = 5%
Ho diterima jika F hitung > Ftabel pada = 5%
2). Uji signifikansi Parsial (Uji –t)
Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = 0
Secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas
dan tempat terhadap proses keputusan melakukan pemesanan sebagai variabel
terikat (Y).
Ha : b1 ≠ 0
Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas. Variabel
bebas (X1, X2, X3) berupa produk, harga, dan tempat terhadap proses keputusan
melakukan pemesanan sebagai variabel terikat (Y).
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan
nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5%
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5%
3). Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati
satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X1, X2, X3)
dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat. Apabila R2 semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukan adanya
pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X1,X2, X3) dengan variabel terikat
(Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Pasaribu (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pelanggan Melakukan Pembelian di Pajak USU (PAJUS)”.
Berdasarkan uji thitung, nilai thitung untuk variabel produk (X1) adalah 3,487, harga
(X2) adalah 4,166, dan tempat (X3) adalah 4,989. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel tempat (X3) dinyatakan yang paling dominan mempengaruhi
keputusan pelanggan melakukan pembelian dipajak USU. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa ketiga variabel ini bernilai positif dan signifikan.
Berdasarkan uji f hitung diperoleh fhitung adalah 37,519. Pada analisis koefisien
determinasi ditemukan bahwa nilai R2 pada penelitian ini adalah 0,375 yang
menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dimana koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,375 berada diantara 0 R2 1
B. Pemasaran Jasa
Menurut Valerie A. Zethamal dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001:5), jasa
adalah semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam
bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama
dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan masalah yang
dihadapi konsumen.
Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa
memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan
Secara garis besar karakteristik itu terdiri atas intangibility, inseparability,
variability/heterogenity, perishability, dan lack of ownership (Tjiptono, 2005:18).
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan
jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu dan tempat yang sama. Contoh: dokter tidak dapat memproduksi
jasanya tanpa kehadiran pasien.
3. Variability/heterogenity (berubah-ubah, bersifat non standar)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,
artinya banyak variasi bentuk , kualitas, dan jenis tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua
kampanye iklan yang dirancang oleh sebuah biro periklanan yang sama
tidak akan sama identik dalam hal kinerja yang dihasilkan.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Perishability berarti, tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi
pesawat yang kosong yang tidak dapat di manfaatkan akan berlalu atau
hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan.
5. Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.
dan manfaat produk yang dibelinya. Sedangkan pada pembelian jasa,
pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk
jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa
pendidikan, dan sebagainya).
Upaya-upaya pemasaran jasa semestinya mencakup visi strategik dari
pemasaran yang terdiri dari sistem operasi jasa dan penyajian jasa. Heskett
mengusulkan visi strategik jasa (Yazid, 1999:14) yang terdiri dari:
1. Penentuan segmen pasar sasaran.
Dalam menentukan segmen pasar sasaran dilakukan
pengidentifikasian karakteristik-karakteristik umum pasar, kebutuhan
penting pasar dan kekuatan-kekuatan dari pesaing yang ada.
2. Perumusan konsep jasa.
Dilakukan upaya-upaya untuk menanamkan dalam pikiran konsumen,
karyawan, dan pemegang saham ekspektasi dan persepsi jasa itu
sendiri. Untuk mengintegrasikan pasar sasaran dan konsep jasa,
perusahaan jasa harus memposisikan dirinya sendiri dalam lingkungan
kompetitif dari pasar yang dipilih.
3. Strategi operasi.
Pengembangan strategi operasi tidak mengabaikan peran operasi,
keuangan, pemasaran, kualitas, serta biaya dari jasa tersebut. Untuk
mengintegrasikan konsep jasa dengan strategi operasi, maka perlu
dilakukan upaya-upaya untuk mempersempit perbedaan-perbedaan
4. Sisterm penyajian jasa.
Untuk membangun sistem penyajian jasa, perlu memperjelas peran
karyawan/konsumen dengan teknologi. Agar jasa dapat disampaikan
dengan cara yang efektif, desain jasa dan strategi operasinya harus
konsisten dengan sistem penyajian jasa.
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh dua aspek kecocokan
strategis (Boyd, et. al, 2000:204), yaitu:
a. Strategi persaingan dan pemasarannya harus cocok dengan
kebutuhan dan hambatan-hambatan dari lingkungan pasar dan
persaingan eksternal.
b. Perusahaan harus mampu dengan efektif menerapkan strategi.
Pada prinsipnya defenisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk
mengimbangi harapan pelanggan. Lupiyoadi (2000:148) mengemukakan lima
faktor dalam menentukan kualitas jasa sebagai berikut :
1. Kehandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
2. Daya tanggap (Responsivenes), kesigapan karyawan untuk bersedia
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
pelanggan dengan penyampaian innformasi yang jelas.
3. Jaminan (Assurance), pengetahuan dan kemampuan para karyawan
perusahaan untuk memberikan rasa percaya pada pelanggan kepada
4. Empati (Emphaty), perusahaan memberikan perhatian secara individual
kepada pelanggan.
5. Bentuk fisik (Tangibles), kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal meliputi penampilan
fisik seperti gedung, peralatan, desain ruangan dan penampilan karyawan.
Tjiptono (2005), dalam bukunya yang berjudul “Pemasaran Jasa”, jasa
dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuh kriteria yaitu :
1. Segmen pasar
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang
ditunjukkan pada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan
pendidikan) dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan,
jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).
2. Tingkat keberwujudan
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan
konsumen. Berdasarkan ini jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam.
a. Rented-goods service
Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu
dan berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu tertentu.
Contoh penyewaan mobil, villa, videogames, dan apartemen.
b. Owned-goods services
Pada tipe ini, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi,
dikembangkan, atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara/dirawat
oleh perusahan jasa. Contoh jasa reprasi arloji, pencucian mobil,
c. Non-goods services
Karakteristik khusus pada jenis ini adalah personal bersifat intangible
(tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada pelanggan. Contoh
dosen, pemandu wisata, ahli kecantikan, pelatih renang, dan sebagainya.
3. Keterampilan penyedia jasa
Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe pokok jasa.
Pertama professional services (seperti konsultasi manajemen, konsultasi
hukum, konsultasi sistem informasi, dan jasa arsitektur). Kedua,
non-professional services (seperti jasa supir taksi, tukang parkir, dan penjaga
malam).
4. Tujuan organisasi jasa
Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi commercial
services atau profit services (misalnya penerbangan, bank, penyewaan mobil,
dan hotel) dan non-profit services (seperti sekolah, yayasan dana bantuan,
panti asuhan, perpustakaan umum, dan museum).
5. Regulasi
Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated services (misalnya
jasa pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan non-regulated services
(seperti jasa makelar, katering, kos, serta pengecatan rumah).
6. Tingkat intensitas karyawan
Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat
dikelompokkan menjadi dua maca: equipment-based services (seperti cuci
mobil otomatis, mesin ATM, internet banking, dan binatu) dan people-based
manajemen). People-based services masih dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu tidak terampil, terampil, dan pekerja profesional.
7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan
Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi
high-contact services (seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan
pegadaian) low-contact services (misalnya bioskop dan layanan pos).
C. Produk
Kotler dalam Bilson (2001:139) mengatakan bahwa produk adalah sesuatu
yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digerakkan, dibeli atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Suatu manfaat atau
tindakan yang berguna juga bisa ditawarkan, misalnya keahlian memotong
rambut, keahlian dalam mendesain mode pakaian, dan lain-lain. Inilah yang
disebut dengan jasa, jadi jasa juga termasuk produk (Simamora 2001:3).
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik berwujud fisik
maupun yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk adalah setiap permintaan,
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Menurut Kotler (2005), ada lima macam kategori penawaran produk,
a. Produk fisik murni
Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik seperti pasta gigi, sabun
mandi, alat-alat tulis dan lain-lain, produk tersebut ditawarkan tanpa ada jasa yang
melengkapinya.
b. Produk fisik dengan jasa pendukung
Kategori ini berupa produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa
jasa pelengkap untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen.
Contohnya, produsen mobil melengkapi produknya dengan berbagai jasa
pendukung, seperti jasa pemeliharaan dan reparasi, penggantian dan pemasangan
suku cadang, dan lain-lain.
c. Hybrid
Dalam kategori ini, komponen jasa dan barang sama porsinya.
d. Jasa utama yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor
Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa
tambahan dan/atau barang-barang pendukung. Contoh: penawaran perusahaan
penerbangan adalah jasa transportasi, tetapi produk fisik tetap dibutuhkan yaitu
seperti makanan, minuman, serta bahan bacaan selama penerbangan.
e. Jasa murni
Penawaran yang hampir seluruhnya berupa jasa. Contohnya: konsultasi
psikologi, jasa tukang pijat, jasa tukang pangkas, dan lain-lain.
Di dalam penawaran jasa dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan
aktivitas yang meliputi jasa utama (core service), yang merupakan manfaat dasar
utama yang dibeli konsumen, dan suatu kelompok jasa pelengkap (supplementary
D. Harga
Harga sebenarnya merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan
secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu unit usaha.
Keputusan yang menyangkut harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek
kegiatan usaha. Harga adalah yang dipertukarkan konsumen untuk satu manfaat
atas pemakaian, penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa (Kotler 2001:741).
Menurut Lupiyoadi (2001), tujuan penetapan harga bagi perusahaan adalah untuk
meraih laba, memaksimalkan penjualan, prestise, survive, dan pencapaian return
on investmen. Strategi penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam pemberian
value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan
konsumen untuk membeli. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan
harga yang mahal apabila ia menilai kepuasan yang akan diperolehnya dari
produk itu tinggi. Sebalikya jika kepuasan yang akan didapat rendah maka ia tidak
bersedia membayar mahal. Agar penetapan harga dilakukan secara tepat maka
perlu dimasukkan pertimbangan mengenai situasi kompetisi dan value jasa yang
diinginkan konsumen.
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.
Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam suatu
usaha. Penentuan harga atas produk dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa,
bunga, dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,
tanah, modal, dan skill. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan
1. Faktor-faktor internal, yang meliputi:
a) Tujuan pemasaran perusahaan.
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut berupa maksimalisasi laba,
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar
yang besar, menciptakan kepemimpinan yang berkualitas, mengatasi
persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain sebagainya.
b) Strategi bauran pemasaran.
Harga adalah salah satu komponen dari bauran pemasaran, oleh karena itu
harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran
pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi, dan promosi.
c) Biaya.
Biaya merupakan faktor yang menentukan. Biaya yang minimal harus
ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu
setiap perusaahaan harus menaruh perhatian yang besar pada aspek
struktur biaya serta jenis-jenis biaya lainnya.
2. Faktor-faktor eksternal perusahaan, yang meliputi:
a) Sifat pasar dan permintaan.
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang
dihadapinya. Apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopoli maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah
elastisitas permintaan.
Menurut Kotler (2001:26) ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh
dalam p[ersaingan suatu industri, yaitu persaingan dengan industri yang
bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pemasok , pelanggan,dan
ancaman pendatang baru. Informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis
karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain:
1. Jumlah perusahaan dalam industri.
pada umumnya bila hanya ada satu perusahaan dalam industri
maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas
menetapkan harganya. Akan tetapi sebaliknya, bila industri terdiri
atas banyak perusahaan maka persaingan harga terjadi.
2. Ukuran relatif setiap anggota dalam industri.
Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar maka
perusahaan dapat memegang inisiatif perbaikan harga, bila pangsa
pasar kecil maka hanya menjadi pengikut.
3. Deferensiasi produk
Bila perusahaan berpeluang melakukan deferensiasi dalam industri,
maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan
harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan memiliki
banyak pesaing dalam industri.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah :
1. Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga,
karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar pada
2. Identifikasi faktor-faktor pembatas, adalah faktor yang membatasi
perusahaan dalam menetapkan harga.
3. Menetapkan sasaran, yaitu memperoleh keuntungan dimana harga harus
lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.
4. Analisis potensi keuntungan. Suatu usaha perlu mengetahui beberapa
keuntungan yang ingin mereka peroleh.
5. Penentuan harga awal harus disepakati bahwa harga awal bagi produk baru
yang pertama kali dikeluarkan berdasarkan kesepakatan bersama.
6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu
berubah, oleh karena itu harga harus disesuaikan.
Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan
harga untuk pertama kalinya, ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau
memperoleh produk baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan
menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harganya. Menurut Kismono
(2001:347) tujuan penetapan harga bagi perusahaan yaitu:
1. Mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan.
Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang
telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan, dari laba tersebut perusahaan
mendapatkan dana yang dapat dipergunakan untuk jalannya operasi
perusahaan.
2. Merebut pangsa pasar.
Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat menarik
3. Mengejar keuntungan.
Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar mendapatkan
keuntungan yang optimal bagi produknya.
4. Mempertahankan status quo
Ditengah persaingan beragam produk yang ditawarkan, produk yang telah
mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan keberadaannya dengan
menetapkan harga yang tepat.
Suatu unit usaha harus mampu menetapkan harga yang sesuai dengan
situasi pasar, sehingga harga yang ditetapkan oleh unit usaha atas sebuah produk
yang dihasilkannya dapat bersaing dengan produk dari unit usaha sejenis lainnya.
E. Lokasi
Lokasi merupakan tempat pelayanan bagi para pelanggan (Hurriyati,
2005). Lokasi dalam jasa berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa
kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Pemilihan lokasi yang baik
sebagai tempat usaha merupakan salah satu kunci sukses bisnis. Penyedia jasa
harus memilih tempat usaha yang dekat dengan pasar sasaran agar bisa memberi
pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Berada dekat dengan konsumen
membuat penerima jasa dapat melakukan kontak langsung dengan pemberi jasa,
dan sebaliknya memungkinkan pemberi jasa untuk merespon dengan cepat
perubahan-paerubahan dalam permintaan baik dalam kualitas jasa dan macam
jasa.
Menurut Tjiptono (2004:42), pemilihan tempat atau lokasi memerlukan
1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum
2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan
3. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
4. Lalu lintas (Traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu: banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar
terjadinya proses buying, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula
menjadi hambatan.
5. Tempat parkir yang luas dan aman.
6. .Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha
di kemudian hari.
7. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
8. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.
F. Perilaku Konsumen dan Proses Pengambilan Keputusan
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut Loundon dan Bitta (Hurriyati, 2005 : 67)
adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu
untuk mengevaluasi, mencari, menggunakan barang dan jasa. Perilaku
konsumen menurut Engel et al (Hurriyati, 2005 : 67) adalah tindakan langsung
untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk
Model perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong (Hurriyati,
2005 : 71), terdiri dari rangsangan pemasaran dan rangsangan lain
mempengaruhi perilaku konsumen dan menimbulkan tanggapan tertentu dari
pembeli. Rangsangan pemasaran untuk pembelian produk terdiri dari 4P untuk
produk fisik dan 7P untuk produk jasa, yaitu : produk, harga, tempat, promosi,
orang, proses, dan bukti fisik. Rangsangan lain adalah kekuatan-kekuatan
utama dalam lingkungan, yaitu : ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.
Rangsangan-rangsangan ini mempengaruhi pembeli dan berubah menjadi
tanggapan pembeli untuk memutuskan pilihan produk atau jasa, merk, toko,
waktu, dan jumlah.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan terdiri dari 5 tahap (Setiadi, 2005 : 16),
yaitu:
a.Pengenalan masalah
Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari kebutuhannya. Pembeli
menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan
kondisi yang diinginkan.
b.Pencarian informasi
Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Jika dorongan konsumen lebih kuat dan
produk itu berada didekatnya mungkin konsumen akan langsung
Sumber-sumber informasi konsumen :
1).sumber pribadi : keluarga, teman
2).sumber komersil : iklan, tenaga penjual
3).sumber umum : media massa
Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang
suatu produk dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi oleh
pasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi.
c.Evaluasi alternatif
Ada beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen.
Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen
berusaha mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan
kebutuhan.
d.Keputusan pembelian
Setelah mengevaluasi alternatif maka konsumen melakukan keputusan
pembelian.
e.Perilaku pasca pembelian
Sesudah pembelian produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat
harapan pembeli atas suatu produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, maka pembeli akan kecewa dan jika sesuai
Menurut Lovelock (Alma, 2007 : 65), pengambilan keputusan konsumen
jasa dalam memenuhi kebutuhannya sangat dipengaruhi oleh beberapa sifat
berikut :
1). Product Attributes: seluruh ciri-ciri yang menyertai jasa (berwujud
maupun tidak berwujud) yang dapat dievaluasi sebelumnya oleh calon
konsumen.
2) Search Attributes: sifat pencarian yaitu konsumen berusaha mencari tahu
kualitas jasa yang akan diperolehnya berdasarkan karakteristik yang
seharusnya dimiliki oleh suatu produk jasa.
3). Experience Attributes: saat ciri-ciri dari jasa tidak dapat dievaluasi
sebelumnya maka pengalaman yang pernah dialami sendiri oleh
pelanggan jasa atau orang lain akan dipertimbangkan dalam membuat
keputusan.
4). Credence Attributes: kekuatan keyakinan pelanggan atas suatu jasa
BAB III
GAMBARAN UMUM UNIT USAHA
A. Sejarah Berdirinya Unit Usaha
Ita Mode Medan adalah salah satu usaha kecil yang bergerak dalam bidang
pelayanan jasa penempahan pakaian. Pemilik usaha ini memulai usahanya sendiri
tanpa pekerja pada tanggal 9 Januari 1995 dengan menerima jasa penempahan
pakaian dalam berbagai jenis. Pada tahun 2002 Ita Mode Medan menjadi mitra
binaan PT.Telkom yang memberikan bantuan untuk mengembangkan usahanya
dalam bentuk:
1. Modal Usaha
Dalam jangka waktu dua tahun sekali PT. Telkom memberikan bantuan
berbentuk pinjaman modal usaha kepada mitra binaannya Ita Mode Medan selama
tiga tahap, yaitu:
a. Tahap pertama pada tahun 2002 sebesar Rp. 10.000.000.
b. Tahap kedua pada tahun 2004 sebesar Rp. 30.000.000.
c. Tahap ketiga pada tahun 2006 sebesar Rp. 50.000.000.
2. Pelatihan manajemen
PT. Telkom memberikan pelatihan manajemen kepada mitra binaannya
melalui seminar seperti:
a. Pelatihan kewirausahaan dan peningkatan kompetensi usaha mikro,
kecil dan menengah.
b. Pelatihan kewirausahaan mitra binaan Angkatan I
c. Pelatihan motivasi dan kewirausahaan bagi mitra binaan PT.
d. Strategi membangun jaringan efektif serta kreativitas dan problem
solving.
3. Pameran hasil produk
Melalui PT. Telkom, Ita Mode Medan telah mengikuti beberapa pameran
produknya, seperti:
a. Pameran produk sebagai mitra binaan PT.TELKOM di Pekan Raya
Sumatera Utara.
b. Pameran Sumut Expo yang diadakan di Jakarta..
Setelah Ita Mode Medan menjadi mitra binaan PT. Telkom, usaha ini
mengalami perkembangan yang terlihat dari bertambahnya jumlah konsumen
yang melakukan pemesanan pakaian pada usaha jasa penempahan pakaian ini
sehingga pemilik memerlukan adanya bantuan pekerja untuk menyelesaikan
pesanan tempahan pakaian para konsumen.
B. Visi dan Misi Unit Usaha
1. Visi
Adapun visi dari Ita Mode Medan adalah berkomitmen untuk menjadi
usaha jasa penempahan pakaian yang mandiri, maju, dan meningkatkan jumlah
pelanggan.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas produk (hasil tempahan pakaian).
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Ita Mode Medan, berbentuk strutur organisasi usaha
kecil dan menengah. Adapun gambar struktur organisasi Ita Moda Medan adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Ita Mode Medan Sumber : Ita Mode Medan (diolah)
Berikut ini adalah pembagian tugas berdasarkan strutur organisasi :
1. Pemilik adalah penanggung jawab terhadap seluruh kegiatan usaha baik
kegiatan produksi dan keuangan. Selain itu pada Ita Mode Medan, pemilik
juga berperan dalam pembuatan pola pakaian.
2. Bagian memotong adalah pekerja yang bertugas memotong kain sesuai
dengan pola pakaian yang telah dibuat.
3. Bagian menjahit adalah pekerja yang bertugas menjahit kain sesuai dengan
pola yang diinginkan konsumen .
4. Bagian mensum adalah pekerja yang bertugas mensum pakaian.
5. Bagian kancing adalah pekerja yang bertugas membuat kancing dan
memasang kancing pakaian.
6. Bagian payet adalah pekerja yang bertugas mempayet pakaian sesuai
7. Bagian merapikan adalah proses akhir dari hasil jadi tempahan pakaian
yang bertugas merapikan pakaian.
D. Jasa Penempahan Pakaian
Jasa penempahan pakaian yang ditawarkan lebih dispesialisasikan pada
busana wanita, khususnya busana muslim dan kebaya.
E. Tenaga Kerja
Ita Mode Medan memiliki tenaga kerja muda yang berpengalaman dan
memiliki skill tata busana. Para tenaga kerja didapat melalui lowongan kerja yang
dicantumkan pemilik Ita Mode Medan pada media masa Medan Bisnis dengan
menentukan syarat utama yang harus dimiliki tenaga kerja, yaitu memilki
pengalaman dengan latar belakang pendidikan sekolah kostum tata busana.
Jumlah tenaga kerja yang ada pada saat ini berjumlah 12 orang dengan pembagian
kerja, 5 orang bagian menjahit, 2 orang bagian memotong, 1 orang bagian
mensum, 1 orang bagian kancing, 3 orang bagian payet, dan 1 orang bagian
merapikan produk (hasil jadi tempahan pakaian).
F. Peralatan-Peralatan
Dalam menunjang kegiatan penempahan pakaian, Ita Mode Medan
menggunakan beberapa peralatan, seperti :
1. Mesin jahit
Mesin yang dipergunakan dalam proses menjahit pakaian.
2. Mesin obras
3. Mesin bordir
Mesin yang dipergunakan dalam proses membordir pakaian.
4. Steling
Steling tempat peralatan kecil pembantu dalam setiap bagian tugas, steling
bahan tambahan tempahan pakaian, steling tempat kain pakaian, dan
steling tempat pakaian jadi.
5. Manekin
Boneka untuk memajang pakaian jadi.
6. Meja potong
Meja yang dipergunakan untuk memotong kain pakaian sesuai pola
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Pengujian Validitas Kuesioner
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel.
Agar hasil penelitian memiliki tingkat validitas yang tinggi, maka setiap
variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan
adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel
penelitian dengan nilai rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu.
Ketentuan untuk pengambilan keputusan:
1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak
valid.
3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.
Tabel 4.1
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item
dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan
nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas
pada setiap butir pertanyaan. rtabel pada 0,05 dengan derajat bebas: df =
jumlah kasus – 2. Jumlah kasus adalah 17, jadi df adalah 15, maka rtabel
(0,05;17) pada uji satu arah = 0,514
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
Tabel 4.2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.787 17
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Cara Pengambilan Keputusan :
a. Jika r Alpha > 0,514 maka reliabel.
b. Jika r Alpha < 0,514 maka tidak reliabel.
Analisis :
Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada kuesioner dengan
nilai Cronbach’s Alpha atau r Alpha sebesar 0,787. Hal ini membuktikan
kuesioner adalah reliabel karena r Alpha yang bernilai 0,787 lebih besar dari
0,514.
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau
penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi
oleh reponden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur
dalam skala likert untuk menanyakan persepsi responden mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen.
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Umur Jumlah Persentase
20 – 29 tahun 2 6,67%
30 – 39 tahun 14 46,67%
40 – 49 tahun 10 33,33%
50 - 59 tahun 4 13,33%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang menjadi pelanggan
pada Ita Mode Medan mayoritas berumur 30 – 39 tahun yaitu sebanyak
14 orang atau sebesar 46,67%, sedangkan yang berumur 40 – 49 tahun
berjumlah 10 orang (33,33%), berumur 50 – 59 tahun berjumlah 4 orang
(13,33%) dan berumur 20 – 29 tahun berjumlah 2 orang (6,67%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini, yaitu :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
PNS 5 16,66%
Pegawai Swasta 6 20%
Wira Swasta 12 40%
Ibu Rumah Tangga 7 23,33%
Total 30 100%
Sumber : Hasil Penelitian,2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang menjadi pelanggan
sebanyak 12 orang atau sebesar 40%, sedangkan berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga sebanyak 7 orang (23,33%), Pegawai Swasta sebanyak 6
orang (20%) dan PNS sebanyak 5 orang (16,66%).
2. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk
Distribusi jawaban responden terhadap variabel produk dapat dilihat
pada Tabel 4.5 berikut ini yaitu :
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Produk
Item
STS TS KS S SS
TOTAL F % F % F % F % F %
1 0 0 0 0 0 0 19 63,3 11 36,7 30
2 0 0 0 0 0 0 20 66,7 10 33,3 30
3 0 0 0 0 12 40 16 53,3 2 6,7 30
4 0 0 0 0 0 0 20 66,7 10 33,3 30
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan variabel
produk rata-rata responden berpendapat setuju terhadap produk dan yang paling
dominan yaitu pada item pertanyaan 2 dimana terdapat 20 responden menyatakan
bahwa produk yang ditawarkan Ita Mode Medan membuat responden tampil lebih
modis.
b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga
Distribusi jawaban responden terhadap variabel harga dapat dilihat pada
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga
Item
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata
jawaban responden terhadap harga adalah setuju dan yang paling dominan yaitu
pada item pertanyaan 2 dimana terdapat 23 responden menyatakan bahwa harga
yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang diberikan.
c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi
Distribusi jawaban responden terhadap variabel lokasi dapat dilihat pada
Tabel 4.7 berikut ini yaitu :
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi
Item
Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata
jawaban responden terhadap lokasi adalah setuju dan yang paling dominan yaitu
pada item pertanyaan 4 dimana terdapat 18 responden menyatakan bahwa
d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen
Distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan konsumen
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini yaitu :
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen
Item
Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata
jawaban responden terhadap keputusan konsumen adalah setuju dan yang paling
dominan yaitu pada item pertanyaan 4 dimana terdapat 26 responden menyatakan
bahwa pelayanan di Ita Mode memuaskan.
C. Analisis Kuantitatif
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas (produk, harga, dan lokasi) terhadap variabel terikat
(keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan).
Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 dengan
menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi
agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang
positif signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh variabel akan
dimasukkan kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel bebas
Tabel 4.9
Model Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a)
a Dependent Variable: Keputusan Konsumen Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Analisis :
Berdasarkan data hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.8 maka
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 4,201 + 0,470X1 + 0,042X2 + 0,242X3 +
Dimana:
Y = Keputusan konsumen
X1 = Produk
X2 = Harga
X3 = Lokasi
= Standard Error
Interprestasi dari hasil estimasi parameter dari persamaan regresi linear
berganda yang telah diperoleh, diambil dari kolom B yaitu kolom
Unstandardized Coefficients, karena pada kolom Unstandardized
Coefficients terdapat nilai Constant, dimana dapat dilihat bahwa:
a. Konstanta bernilai 4,201 hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada
pengaruh variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga
dan lokasi maka keputusan melakukan pesanan pada Ita Mode Medan akan
b. Variabel produk bertanda positif terhadap keputusan melakukan pesanan
pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,470 menunjukkan
bahwa variabel produk berpengaruh terhadap keputusan melakukan pesanan
pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan variabel produk
sebesar 1 satuan maka pengaruh keputusan melakukan pesanan pada Ita
Mode Medan akan meningkat sebesar 0, 470 satuan.
c. Variabel harga bertanda positif terhadap keputusan keputusan melakukan
pesanan pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,042
menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh terhadap keputusan
melakukan pesanan pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan
variabel harga sebesar 1 satuan maka pengaruh keputusan melakukan
pesanan pada Ita Mode Medan akan meningkat sebesar 0,042 satuan.
d. Variabel lokasi bertanda positif terhadap keputusan melakukan pesanan
pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,242 menunjukkan
bahwa variabel lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pesanan
pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan variabel lokasi
sebesar 1 satuan, maka pengaruh keputusan melakukan pesanan pada Ita
Mode Medan akan meningkat sebesar 0,242 satuan.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Fhitung (Uji Serentak)
Uji F (Uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama
produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pesanan pada Ita
Mode Medan (Y).
Ho : b1 = b2 = b3 = b4= b5= b6 = b7 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat
pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap
variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ b5≠ b6≠ b7≠ 0 artinya serentak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap
variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%
Nilai Fhitung untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan aplikasi
software SPSS 15.0 for Windows dapat dilihat pada tabel Annova berikut
ini:
Berdasarkan tabel 4.9 Anova di atas nilai Fhitung sebesar 8,773 dan nilai
Ftabel sebesar 2,89 sehingga Fhitung > Ftabel (8,773 > 2,89) pada = 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel produk, harga dan lokasi
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan
melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y).
b. Uji thitung (Uji Parsial)
Uji - t (Uji parsial) dilakukan untuk melihat secara parsial pengaruh dari
variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi
terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y).
Ho : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : bi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
Tingkat kesalahan () = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k); (k-1)
Derajat bebas pembilang = k-1 = 4 – 1 = 3
Derajat bebas penyebut = n – k = 30 – 4 = 26
Uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan
adalah t1/2 atau t0, 025 (26) = 2,056
Nilai thitung untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan bantuan
Tabel 4.11
a Dependent Variable: Keputusan Konsumen Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pada Tabel 4.10 Coefficient dapat dilihat bahwa :
1. Nilai thitung variabel produk adalah 4,602 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga
thitung > ttabel (4,602 > 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan
melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.
2. Nilai thitung variabel harga adalah 0,452 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga
thitung < ttabel (0,452 < 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
harga tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap
keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.
3. Nilai thitung variabel lokasi adalah 2,248 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga
thitung > ttabel (2,248 > 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
lokasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan
melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.
c. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk
melihat besarnya pengaruh variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2)
dan lokasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu keputusan melakukan
Uji koefisien determinasi adalah dengan persentase pengkuadratan nilai
koefisien yang ditemukan (Sugiyono, 2005 : 185). R-Square atau
determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas yaitu (X1,
X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi terhadap keputusan
melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y) adalah besar dan
sebaliknya. Koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:
D = r² x 100%.
Tabel 4.12
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .709(a) .503 .446 .616 a Predictors: (Constant), Lokasi, Harga, Produk
b Dependent Variable: Keputusan
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Tabel 4.11 menunjukkan angka R-Square sebesar 0,503 berarti variabel
bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi mampu
menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu melakukan pemesanan
pada Ita Mode Medan sebesar 50,3% dan sisanya sebesar 49,7% (100–