• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan”. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan”. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA –1 MEDAN

PENGARUH PRODUK, HARGA DAN LOKASI TERHADAP

KEPUTUSAN PELANGGAN MELAKUKAN PEMESANAN

TEMPAHAN PAKAIAN PADA ITA MODE MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH

CHAIDIR FAZRI H 030502107

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

CHAIDIR FAZRI H (2008), Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan. Pembimbing, Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA. Ketua Penguji Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, DR. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi, Penguji II, Drs. Liasta Ginting, MSi.

Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya. Hipotesis dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan adalah produk.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serempak, uji parsial dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (produk, harga dan lokasi) dapat mendorong keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari variabel produk, harga dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai FHitung = 8,773 > FTabel

= 2,056 pada  = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. Artinya

variabel bebas yang terdiri dari produk, harga dan lokasi terbukti positif dan signifikan secara serempak mempengaruhi keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel produk mempunyai tingkat signifikansi 4,602 (4,602 > 2,056), variabel harga mempunyai signifikansi 0,452 (0,452 < 2,056) dan variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 2,248 (2,248 > 2,056) artinya variabel produk dan lokasi dapat mendorong peningkatan keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan secara parsial dengan tingkat keyakinan  = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel produk (X1) yang

(3)

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan hidayahNya penulis mampu menyelesaikan kuliah dan diakhiri dengan penulisan skripsi ini yang diberi judul ”Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan”. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2008.

Penulis mempersembahkan ucapan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tuaku tercinta, Drs. Martua Habeahan dan Kasuriah Sihotang, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta telah memberikan bantuan moril, materil dan do’a selama penulis kuliah hingga selesainya skripsi ini.

Atas segala bimbingan, binaan serta fasilitas yang tidak ternilai selama penulis melaksanakan penelitian hingga selesainya skripsi ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

masa perkuliahan.

5. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya telah membimbing dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi dan Drs. Liasta Ginting, MSi selaku Dosen Penguji I dan II Penulis, terima kasih atas segala saran dan masukan – masukannya.

7. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

8. Seluruh Staff dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

9. Kak Ita selaku pemilik usaha Ita Mode Medan yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan riset.

10.Kakak, Abang dan Adikku tercinta, Kak Uik, Bang Azis, Kak Ida, Kak Ute, Bang Anta dan adikku Sari, yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan bantuan selama penulis menjalani perkuliahan.

(5)

yang telah memberikan doa, dorongan, motivasi, dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua teman-temanku NT dan MNJ 03 : Babal, Ibeck, R n –r, Maru’ao, Lek Isu dan Lek Surif, Ery, dearbin, Indra, Rudi, Codet, Daniel dan Ian, Berdian, Delisma, Ivan, Fazar, Sigit, Aldi, ali, Eed, Heri, Saipul, dan semua teman-temanku Manajemen 2003 yang tidak tersebutkan.

14.Pihak – pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang turut mendukung selesainya penulisan skripsi ini.

Medan, Juni 2008 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Pengukuran Variabel ... 8

4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

(7)

8. Metode Analisis Data ... 11

BAB II URAIAN TEORITIS ... 14

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Pemasaran Jasa ... 14

C. Produk ... 20

D. Harga ... 22

E. Lokasi ... 26

F. Proses Keputusan Konsumen ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM UNIT USAHA ... 31

A. Sejarah Berdirinya Unit Usaha ... 31

B. Visi dan Misi Unit Usaha ... 32

C. Struktur Organisasi ... 33

D. Jasa Penempahan Pakaian ... 34

E. Tenaga Kerja ... 34

F. Peralatan – Peralatan ... 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 36

1. Pengujian Validitas Kuesioner ... 36

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 37

B. Analisis Deskriptif ... 38

1. Karakteristik Responden ... 38

(8)

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 42

2. Pengujian Hipotesis ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Tempahan Pakaian Pada Ita Mode Medan (2005 – 2007) ... 3

Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 4.1 Validitas Butir Pertanyaan ... 37

Tabel 4.2 Reliability Statistic ... 38

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban responden Terhadap Produk ... 40

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga ... 41

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi ... 41

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen ... 42

Tabel 4.9 Model Analisis Regresi Linier Berganda ... 43

Tabel 4.10 Anova (b) ... 45

Tabel 4.11 Coefficients ... 47

(10)
(11)

CHAIDIR FAZRI H (2008), Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan. Pembimbing, Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE,MBA. Ketua Penguji Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I, DR. Prihatin Lumbanraja, SE, MSi, Penguji II, Drs. Liasta Ginting, MSi.

Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya. Hipotesis dari penelitian ini menyatakan bahwa faktor produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan dan faktor yang paling dominan adalah produk.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serempak, uji parsial dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 30 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (produk, harga dan lokasi) dapat mendorong keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Terbukti dengan melakukan pengujian hipotesis yaitu uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serempak dari variabel produk, harga dan lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil analisis data yang dilakukan dengan program SPSS 15.0, diketahui bahwa nilai FHitung = 8,773 > FTabel

= 2,056 pada  = 5% sehingga H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. Artinya

variabel bebas yang terdiri dari produk, harga dan lokasi terbukti positif dan signifikan secara serempak mempengaruhi keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan. Hasil uji parsial yang dilakukan, variabel produk mempunyai tingkat signifikansi 4,602 (4,602 > 2,056), variabel harga mempunyai signifikansi 0,452 (0,452 < 2,056) dan variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 2,248 (2,248 > 2,056) artinya variabel produk dan lokasi dapat mendorong peningkatan keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan secara parsial dengan tingkat keyakinan  = 5%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti, ternyata variabel produk (X1) yang

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Semakin

bertambahnya para pelaku ekonomi di Indonesia yang mengelola berbagai jenis

industri, mulai dari industri kecil sampai pada industri besar mengakibatkan

terjadinya persaingan untuk merebut para konsumen. Untuk meraih keberhasilan,

unit usaha harus melihat lebih jauh berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen dan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana konsumen

melakukan keputusan pembelian.

Mengerti dan memahami seluk beluk perilaku konsumen penting untuk

mencapai keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mempunyai keunggulan

kompetitif dapat mempengaruhi konsumen untuk menjatuhkan pilihan pada

produknya. Strategi kompetitif yang mengharuskan suatu perusahaan menyelidiki

perilaku konsumen secara keseluruhan telah membuat perusahaan itu tahu

bagaimana memberikan kepuasan yang melebihi kompetitornya.

Demikian pula halnya dengan usaha jasa yang melayani tempahan

pakaian. Banyaknya tempat usaha yang menawarkan jasa penempahan pakaian

mendorong suatu unit usaha yang menjalankan usaha ini agar dapat bersaing

dengan usaha sejenisnya. Konsumen yang pada awalnya hanya mencoba

melakukan tempahan pakaian pada usaha yang ia tuju akan menjadi pelanggan

yang akan melakukan tempahan pakaian kembali ditempat usaha tersebut apabila

(13)

Karena semakin banyaknya usaha jasa tempahan pakaian, maka

persaingan untuk menarik pelanggan semakin tinggi. Oleh karena itu setiap unit

usaha harus mempunyai faktor-faktor yang menjadi keunggulan untuk menarik

minat calon konsumen melakukan tempahan pakaian.

Ita Mode Medan merupakan salah satu usaha jasa penempahan pakaian

yang melayani tempahan pakaian sesuai minat dan keinginan konsumen. Produk

berkualitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dapat memberikan

kepuasan konsumen sehingga konsumen tersebut akan melakukan pembelian

kembali di unit usaha yang sama. Dalam penempahan pakaian, konsumen

menginginkan hasil jadi pakaian yang sesuai dengan mode yang ia inginkan dan

hasil yang rapi. Para pelanggan Ita Mode Medan mendapatkan apa yang mereka

inginkan, karena mereka menganggap bahwa produk usaha jasa penempahan

pakaian ini memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan usaha jasa

penempahan pakaian lain yang mereka kunjungi sebelum mengetahui keberadaan

Ita Mode Medan.

Penetapan harga yang bersaing dan dapat dijangkau oleh konsumen juga

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Harga yang ditawarkan unit

usaha penempahan pakaian yang sesuai dengan hasil jadi pakaian yang berkualitas

akan membuat unit usaha tersebut unggul dalam persaingan. Konsumen

menganggap biaya penempahan pakaian pada Ita Mode Medan relatif lebih murah

jika dibandingkan dengan biaya yang dikenakan oleh usaha jasa penempahan

pakaian lainnya yang biasa mereka kunjungi.

Pemilihan lokasi yang baik merupakan salah satu kunci sukses bisnis

(14)

konsumen atau pasar sasaran agar bisa memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada konsumen. Lokasi Ita Mode yang mudah dijangkau oleh para konsumen

merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Ita Mode Medan dalam menarik

minat konsumen untuk melakukan penempahan pakaian.

Ita Mode Medan merupakan salah satu usaha jasa yang cukup sukses

dalam melayani tempahan pakaian sesuai minat dan keinginan konsumen Hal ini

terbukti dari peningkatan jumlah pelanggan yang menggunakan jasa Ita Mode

dalam melakukan tempahan pakaian, seperti yang terlihat pada Tabel 1.1. berikut

ini:

Tabel 1.1

Jumlah Tempahan Pakaian pada Ita Mode Medan (2005-2007)

Tahun Jumlah tempahan (unit) 2005 2288 2006 2444 2007 2548 Sumber : Ita Mode Medan, 2008 (diolah)

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga,

dan Lokasi Terhadap Keputusan Pelanggan Melakukan Pemesanan

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah faktor-faktor produk, harga, dan lokasi, mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan pelanggan melakukan pemesanan

tempahan pakaian pada Ita Mode Medan?

2. Faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pelanggan

melakukan pemesanan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan?

C. Kerangka Konseptual

Produk dalam hal ini adalah seperangkat sifat-sifat yang nyata dan yang

tidak nyata yang meliputi bahan-bahan yang dipergunakan, kemasan, warna

merek, dan lain-lain (Sastradipoera, 2003:99). Para konsumen pada kenyataannya

membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut.

Mereka membeli pemuas kebutuhan yang sesuai dengan apa yang mereka

inginkan dalam bentuk hasil jadi tempahan pakaian.

Harga merupakan salah satu faktor paling menentukan bagi konsumen

untuk melakukan tempahan pakaian pada unit usaha pelayanan tempahan

pakaian. Harga adalah yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas

pengkonsumsian, penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa (Kotler, 2001:7)

Lokasi atau tempat suatu badan usaha yang melayani penempahan pakaian

sangat menentukan konsumen untuk berkunjung ketempat tersebut. Tempat usaha

harus ditata sedemikian rupa agar tampak bersih dan nyaman guna memberikan

(16)

Presentasi atau penampilan tempat usaha turut membantu menentukan

citra tempat usaha. Menurut Lamb, et. al (2001:105), elemen utama dari

penampilan tempat adalah suasana (atmosphere) yaitu kesan keseluruhan yang

disampaikan oleh tata letak fisik, dekorasi dan lingkungan sekitar, suasana yang

menciptakan perasaan santai ataupun sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap

ramah ataupun dingin, terorganisir atau kacau, atau suasana hati yang

menyenangkan.

Berdasarkan uraian diatas, ada 3 variabel yang dianggap peneliti paling

mempengaruhi konsumen melakukan tempahan pakaian di Ita Mode yang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Sumber: Tjiptono (2005:31) diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Produk (X1)

Harga (X2)

Lokasi (X3)

(17)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

diberikan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan yang terdiri dari faktor

produk, harga dan tempat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

proses keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode

Medan.

2. Produk merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan.

E. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui pengaruh faktor produk, harga, dan tempat, terhadap

keputusan pelanggan untuk melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode.

b) Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis dalam bidang

pemasaran khususnya dalam keputusan pembelian konsumen.

b. Bagi Ita Mode

Sebagai bahan masukan bagi Ita Mode yang dapat dijadikan acuan untuk

terus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan melakukan

(18)

c. Bagi pihak lain

Sebagai bahan referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam

melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (X) terdiri dari variabel produk (X1), variabel harga (X2),

variabel lokasi (X3)

b. Variabel terikat (Y) adalah proses keputusan melakukan pemesanan

tempahan pada Ita Mode Medan

2. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel

lain, terdiri dari

1. Produk (X1) yaitu hasil jadi dari tempahan pakaian yang dihasilkan

2. Harga (X2) meliputi harga yang harus dibayar oleh konsumen dan

kesesuaian harga.

3. Lokasi (X3) meliputi kemudahan akses dan kenyamanan lokasi usaha.

b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan melakukan

pemesanan pada Ita Mode yaitu untuk mendapatkan hasil jadi pakaian

(19)

Tabel 1.2

Produk hasil jadi dari

tempahan

c. Kualitas produk yang ditawarkan

a. Lokasi usaha yang mudah dijangkau b. Lokasi usaha yang

dekat dengan

Pengukuran variabel yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah

dengan menggunakan skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju

atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan mengenai perilaku, obyek, orang

(20)

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang

tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Skor responden

kemudian dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah

yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert.

Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Ita Mode Medan yang berlokasi di Jl.Mesjid

Taufik Gg. Sempurna no. 7 Medan. Waktu penelitian dimulai dari Maret 2008

sampai dengan Juni 2008.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Ita Mode yang berjumlah

150 orang.

b. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penarikan sampel

dengan purposive sampling yaitu sampel dipilih dengan kriteria tertentu

(Sugiyono, 2004:78). Adapun kriteria dari sampel yang diambil adalah pelanggan

yang telah melakukan pemesanan minimal dua kali di Ita Mode. Menurut Gay

(21)

merupakan jumlah amat minimal, untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya

20% diperlukan. Maka sampel yang diambil adalah 20% dari populasi yaitu 30

orang.

6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi

penelitian.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari

berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung

penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya-jawab secara langsung dengan pelanggan Ita

Mode.

b. Kuesioner

Yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan Ita Mode yang

telah ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian. Untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable maka kuesioner yang

digunakan harus diuji kelayakan untuk digunakan sebagai instrumen

penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat mengukur

(22)

pengukuran melalui kuesioner relatif konsisten dalam pengulangan

(Ariestonandri 2006:88). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan SPSS 15.0 for windows.

8. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau

gambaran dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah

diisi oleh sejumlah responden penelitian.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh dari variabel bebas (produk, harga, dan lokasi) terhadap

variabel terikat (proses keputusan melakukan pemesanan). Untuk

memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket

program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.0.

Model regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

Y = skor dimensi proses keputusan konsumen

a = konstanta

b1-b3 = koefisien regresi

X1 = skor produk

X2 = skor harga

X3 = skor tempat

(23)

Penelitian menggunakan beberapa pengujian, yaitu:

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (uji-F) digunakan untuk menunjukkan apakah

semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 = b2 = b3 = 0

Variabel bebas (X1, X2, X3) berupa produk , harga, lokasi secara bersama tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap proses keputusan melakukan pemesanan

sebagai variabel terikat (Y).

Ha : b1  b2  b3  0

Variabel bebas (X1, X2, X3) berupa produk , harga, lokasi secara bersama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan melakukan

pemesanan sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan

nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika F hitung < Ftabel pada  = 5%

Ho diterima jika F hitung > Ftabel pada  = 5%

2). Uji signifikansi Parsial (Uji –t)

Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas

(24)

dan tempat terhadap proses keputusan melakukan pemesanan sebagai variabel

terikat (Y).

Ha : b1 ≠ 0

Secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikansi variabel bebas. Variabel

bebas (X1, X2, X3) berupa produk, harga, dan tempat terhadap proses keputusan

melakukan pemesanan sebagai variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan

nilai F tabel. Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada  = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada  = 5%

3). Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model

dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati

satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X1, X2, X3)

dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat

untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel

terikat. Apabila R2 semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukan adanya

pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X1,X2, X3) dengan variabel terikat

(Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan

(25)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Pasaribu (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pelanggan Melakukan Pembelian di Pajak USU (PAJUS)”.

Berdasarkan uji thitung, nilai thitung untuk variabel produk (X1) adalah 3,487, harga

(X2) adalah 4,166, dan tempat (X3) adalah 4,989. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel tempat (X3) dinyatakan yang paling dominan mempengaruhi

keputusan pelanggan melakukan pembelian dipajak USU. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa ketiga variabel ini bernilai positif dan signifikan.

Berdasarkan uji f hitung diperoleh fhitung adalah 37,519. Pada analisis koefisien

determinasi ditemukan bahwa nilai R2 pada penelitian ini adalah 0,375 yang

menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dimana koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,375 berada diantara 0  R2  1

B. Pemasaran Jasa

Menurut Valerie A. Zethamal dan Bitner dalam Lupiyoadi (2001:5), jasa

adalah semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam

bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama

dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya

kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan masalah yang

dihadapi konsumen.

Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap bahwa jasa

memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan

(26)

Secara garis besar karakteristik itu terdiri atas intangibility, inseparability,

variability/heterogenity, perishability, dan lack of ownership (Tjiptono, 2005:18).

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama. Contoh: dokter tidak dapat memproduksi

jasanya tanpa kehadiran pasien.

3. Variability/heterogenity (berubah-ubah, bersifat non standar)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,

artinya banyak variasi bentuk , kualitas, dan jenis tergantung pada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Sebagai contoh, dua

kampanye iklan yang dirancang oleh sebuah biro periklanan yang sama

tidak akan sama identik dalam hal kinerja yang dihasilkan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Perishability berarti, tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi

pesawat yang kosong yang tidak dapat di manfaatkan akan berlalu atau

hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan.

5. Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

(27)

dan manfaat produk yang dibelinya. Sedangkan pada pembelian jasa,

pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk

jangka waktu yang terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa

pendidikan, dan sebagainya).

Upaya-upaya pemasaran jasa semestinya mencakup visi strategik dari

pemasaran yang terdiri dari sistem operasi jasa dan penyajian jasa. Heskett

mengusulkan visi strategik jasa (Yazid, 1999:14) yang terdiri dari:

1. Penentuan segmen pasar sasaran.

Dalam menentukan segmen pasar sasaran dilakukan

pengidentifikasian karakteristik-karakteristik umum pasar, kebutuhan

penting pasar dan kekuatan-kekuatan dari pesaing yang ada.

2. Perumusan konsep jasa.

Dilakukan upaya-upaya untuk menanamkan dalam pikiran konsumen,

karyawan, dan pemegang saham ekspektasi dan persepsi jasa itu

sendiri. Untuk mengintegrasikan pasar sasaran dan konsep jasa,

perusahaan jasa harus memposisikan dirinya sendiri dalam lingkungan

kompetitif dari pasar yang dipilih.

3. Strategi operasi.

Pengembangan strategi operasi tidak mengabaikan peran operasi,

keuangan, pemasaran, kualitas, serta biaya dari jasa tersebut. Untuk

mengintegrasikan konsep jasa dengan strategi operasi, maka perlu

dilakukan upaya-upaya untuk mempersempit perbedaan-perbedaan

(28)

4. Sisterm penyajian jasa.

Untuk membangun sistem penyajian jasa, perlu memperjelas peran

karyawan/konsumen dengan teknologi. Agar jasa dapat disampaikan

dengan cara yang efektif, desain jasa dan strategi operasinya harus

konsisten dengan sistem penyajian jasa.

Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh dua aspek kecocokan

strategis (Boyd, et. al, 2000:204), yaitu:

a. Strategi persaingan dan pemasarannya harus cocok dengan

kebutuhan dan hambatan-hambatan dari lingkungan pasar dan

persaingan eksternal.

b. Perusahaan harus mampu dengan efektif menerapkan strategi.

Pada prinsipnya defenisi kualitas jasa berfokus pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Lupiyoadi (2000:148) mengemukakan lima

faktor dalam menentukan kualitas jasa sebagai berikut :

1. Kehandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

2. Daya tanggap (Responsivenes), kesigapan karyawan untuk bersedia

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada

pelanggan dengan penyampaian innformasi yang jelas.

3. Jaminan (Assurance), pengetahuan dan kemampuan para karyawan

perusahaan untuk memberikan rasa percaya pada pelanggan kepada

(29)

4. Empati (Emphaty), perusahaan memberikan perhatian secara individual

kepada pelanggan.

5. Bentuk fisik (Tangibles), kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal meliputi penampilan

fisik seperti gedung, peralatan, desain ruangan dan penampilan karyawan.

Tjiptono (2005), dalam bukunya yang berjudul “Pemasaran Jasa”, jasa

dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuh kriteria yaitu :

1. Segmen pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang

ditunjukkan pada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan

pendidikan) dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan,

jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen).

2. Tingkat keberwujudan

Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan

konsumen. Berdasarkan ini jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam.

a. Rented-goods service

Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu

dan berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu tertentu.

Contoh penyewaan mobil, villa, videogames, dan apartemen.

b. Owned-goods services

Pada tipe ini, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi,

dikembangkan, atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara/dirawat

oleh perusahan jasa. Contoh jasa reprasi arloji, pencucian mobil,

(30)

c. Non-goods services

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah personal bersifat intangible

(tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada pelanggan. Contoh

dosen, pemandu wisata, ahli kecantikan, pelatih renang, dan sebagainya.

3. Keterampilan penyedia jasa

Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe pokok jasa.

Pertama professional services (seperti konsultasi manajemen, konsultasi

hukum, konsultasi sistem informasi, dan jasa arsitektur). Kedua,

non-professional services (seperti jasa supir taksi, tukang parkir, dan penjaga

malam).

4. Tujuan organisasi jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi commercial

services atau profit services (misalnya penerbangan, bank, penyewaan mobil,

dan hotel) dan non-profit services (seperti sekolah, yayasan dana bantuan,

panti asuhan, perpustakaan umum, dan museum).

5. Regulasi

Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated services (misalnya

jasa pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan non-regulated services

(seperti jasa makelar, katering, kos, serta pengecatan rumah).

6. Tingkat intensitas karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat

dikelompokkan menjadi dua maca: equipment-based services (seperti cuci

mobil otomatis, mesin ATM, internet banking, dan binatu) dan people-based

(31)

manajemen). People-based services masih dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kategori yaitu tidak terampil, terampil, dan pekerja profesional.

7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi

high-contact services (seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan

pegadaian) low-contact services (misalnya bioskop dan layanan pos).

C. Produk

Kotler dalam Bilson (2001:139) mengatakan bahwa produk adalah sesuatu

yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digerakkan, dibeli atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Suatu manfaat atau

tindakan yang berguna juga bisa ditawarkan, misalnya keahlian memotong

rambut, keahlian dalam mendesain mode pakaian, dan lain-lain. Inilah yang

disebut dengan jasa, jadi jasa juga termasuk produk (Simamora 2001:3).

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik berwujud fisik

maupun yang tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk adalah setiap permintaan,

pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Menurut Kotler (2005), ada lima macam kategori penawaran produk,

(32)

a. Produk fisik murni

Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik seperti pasta gigi, sabun

mandi, alat-alat tulis dan lain-lain, produk tersebut ditawarkan tanpa ada jasa yang

melengkapinya.

b. Produk fisik dengan jasa pendukung

Kategori ini berupa produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa

jasa pelengkap untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen.

Contohnya, produsen mobil melengkapi produknya dengan berbagai jasa

pendukung, seperti jasa pemeliharaan dan reparasi, penggantian dan pemasangan

suku cadang, dan lain-lain.

c. Hybrid

Dalam kategori ini, komponen jasa dan barang sama porsinya.

d. Jasa utama yang dilengkapi dengan barang dan jasa minor

Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa

tambahan dan/atau barang-barang pendukung. Contoh: penawaran perusahaan

penerbangan adalah jasa transportasi, tetapi produk fisik tetap dibutuhkan yaitu

seperti makanan, minuman, serta bahan bacaan selama penerbangan.

e. Jasa murni

Penawaran yang hampir seluruhnya berupa jasa. Contohnya: konsultasi

psikologi, jasa tukang pijat, jasa tukang pangkas, dan lain-lain.

Di dalam penawaran jasa dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan

aktivitas yang meliputi jasa utama (core service), yang merupakan manfaat dasar

utama yang dibeli konsumen, dan suatu kelompok jasa pelengkap (supplementary

(33)

D. Harga

Harga sebenarnya merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan

secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu unit usaha.

Keputusan yang menyangkut harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek

kegiatan usaha. Harga adalah yang dipertukarkan konsumen untuk satu manfaat

atas pemakaian, penggunaan atau kepemilikan barang atau jasa (Kotler 2001:741).

Menurut Lupiyoadi (2001), tujuan penetapan harga bagi perusahaan adalah untuk

meraih laba, memaksimalkan penjualan, prestise, survive, dan pencapaian return

on investmen. Strategi penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam pemberian

value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan

konsumen untuk membeli. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan

harga yang mahal apabila ia menilai kepuasan yang akan diperolehnya dari

produk itu tinggi. Sebalikya jika kepuasan yang akan didapat rendah maka ia tidak

bersedia membayar mahal. Agar penetapan harga dilakukan secara tepat maka

perlu dimasukkan pertimbangan mengenai situasi kompetisi dan value jasa yang

diinginkan konsumen.

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh yang cukup besar dalam suatu

usaha. Penentuan harga atas produk dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa,

bunga, dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja,

tanah, modal, dan skill. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penetapan

(34)

1. Faktor-faktor internal, yang meliputi:

a) Tujuan pemasaran perusahaan.

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut berupa maksimalisasi laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar

yang besar, menciptakan kepemimpinan yang berkualitas, mengatasi

persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain sebagainya.

b) Strategi bauran pemasaran.

Harga adalah salah satu komponen dari bauran pemasaran, oleh karena itu

harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran

pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c) Biaya.

Biaya merupakan faktor yang menentukan. Biaya yang minimal harus

ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu

setiap perusaahaan harus menaruh perhatian yang besar pada aspek

struktur biaya serta jenis-jenis biaya lainnya.

2. Faktor-faktor eksternal perusahaan, yang meliputi:

a) Sifat pasar dan permintaan.

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya. Apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopoli maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah

elastisitas permintaan.

(35)

Menurut Kotler (2001:26) ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh

dalam p[ersaingan suatu industri, yaitu persaingan dengan industri yang

bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pemasok , pelanggan,dan

ancaman pendatang baru. Informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis

karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain:

1. Jumlah perusahaan dalam industri.

pada umumnya bila hanya ada satu perusahaan dalam industri

maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas

menetapkan harganya. Akan tetapi sebaliknya, bila industri terdiri

atas banyak perusahaan maka persaingan harga terjadi.

2. Ukuran relatif setiap anggota dalam industri.

Bila perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar maka

perusahaan dapat memegang inisiatif perbaikan harga, bila pangsa

pasar kecil maka hanya menjadi pengikut.

3. Deferensiasi produk

Bila perusahaan berpeluang melakukan deferensiasi dalam industri,

maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan

harganya, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan memiliki

banyak pesaing dalam industri.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penetapan harga adalah :

1. Analisis keadaan pasar, yakni memahami hubungan permintaan dan harga,

karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar pada

(36)

2. Identifikasi faktor-faktor pembatas, adalah faktor yang membatasi

perusahaan dalam menetapkan harga.

3. Menetapkan sasaran, yaitu memperoleh keuntungan dimana harga harus

lebih tinggi dari biaya rata-rata operasional.

4. Analisis potensi keuntungan. Suatu usaha perlu mengetahui beberapa

keuntungan yang ingin mereka peroleh.

5. Penentuan harga awal harus disepakati bahwa harga awal bagi produk baru

yang pertama kali dikeluarkan berdasarkan kesepakatan bersama.

6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu

berubah, oleh karena itu harga harus disesuaikan.

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan

harga untuk pertama kalinya, ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau

memperoleh produk baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan

menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harganya. Menurut Kismono

(2001:347) tujuan penetapan harga bagi perusahaan yaitu:

1. Mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan.

Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya yang

telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan, dari laba tersebut perusahaan

mendapatkan dana yang dapat dipergunakan untuk jalannya operasi

perusahaan.

2. Merebut pangsa pasar.

Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat menarik

(37)

3. Mengejar keuntungan.

Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar mendapatkan

keuntungan yang optimal bagi produknya.

4. Mempertahankan status quo

Ditengah persaingan beragam produk yang ditawarkan, produk yang telah

mendapatkan pangsa pasar perlu dipertahankan keberadaannya dengan

menetapkan harga yang tepat.

Suatu unit usaha harus mampu menetapkan harga yang sesuai dengan

situasi pasar, sehingga harga yang ditetapkan oleh unit usaha atas sebuah produk

yang dihasilkannya dapat bersaing dengan produk dari unit usaha sejenis lainnya.

E. Lokasi

Lokasi merupakan tempat pelayanan bagi para pelanggan (Hurriyati,

2005). Lokasi dalam jasa berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa

kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Pemilihan lokasi yang baik

sebagai tempat usaha merupakan salah satu kunci sukses bisnis. Penyedia jasa

harus memilih tempat usaha yang dekat dengan pasar sasaran agar bisa memberi

pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Berada dekat dengan konsumen

membuat penerima jasa dapat melakukan kontak langsung dengan pemberi jasa,

dan sebaliknya memungkinkan pemberi jasa untuk merespon dengan cepat

perubahan-paerubahan dalam permintaan baik dalam kualitas jasa dan macam

jasa.

Menurut Tjiptono (2004:42), pemilihan tempat atau lokasi memerlukan

(38)

1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum

2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan

3. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

4. Lalu lintas (Traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan

yaitu: banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar

terjadinya proses buying, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula

menjadi hambatan.

5. Tempat parkir yang luas dan aman.

6. .Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha

di kemudian hari.

7. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

8. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

F. Perilaku Konsumen dan Proses Pengambilan Keputusan

1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut Loundon dan Bitta (Hurriyati, 2005 : 67)

adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu

untuk mengevaluasi, mencari, menggunakan barang dan jasa. Perilaku

konsumen menurut Engel et al (Hurriyati, 2005 : 67) adalah tindakan langsung

untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan untuk

(39)

Model perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong (Hurriyati,

2005 : 71), terdiri dari rangsangan pemasaran dan rangsangan lain

mempengaruhi perilaku konsumen dan menimbulkan tanggapan tertentu dari

pembeli. Rangsangan pemasaran untuk pembelian produk terdiri dari 4P untuk

produk fisik dan 7P untuk produk jasa, yaitu : produk, harga, tempat, promosi,

orang, proses, dan bukti fisik. Rangsangan lain adalah kekuatan-kekuatan

utama dalam lingkungan, yaitu : ekonomi, teknologi, politik, dan budaya.

Rangsangan-rangsangan ini mempengaruhi pembeli dan berubah menjadi

tanggapan pembeli untuk memutuskan pilihan produk atau jasa, merk, toko,

waktu, dan jumlah.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan terdiri dari 5 tahap (Setiadi, 2005 : 16),

yaitu:

a.Pengenalan masalah

Proses pembelian diawali saat pembeli menyadari kebutuhannya. Pembeli

menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan

kondisi yang diinginkan.

b.Pencarian informasi

Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Jika dorongan konsumen lebih kuat dan

produk itu berada didekatnya mungkin konsumen akan langsung

(40)

Sumber-sumber informasi konsumen :

1).sumber pribadi : keluarga, teman

2).sumber komersil : iklan, tenaga penjual

3).sumber umum : media massa

Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang

suatu produk dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi oleh

pasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi.

c.Evaluasi alternatif

Ada beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen.

Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen

berusaha mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen

memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan

yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan

kebutuhan.

d.Keputusan pembelian

Setelah mengevaluasi alternatif maka konsumen melakukan keputusan

pembelian.

e.Perilaku pasca pembelian

Sesudah pembelian produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan. Kepuasan pembeli adalah fungsi seberapa dekat

harapan pembeli atas suatu produk tersebut. Jika kinerja produk lebih

rendah daripada harapan, maka pembeli akan kecewa dan jika sesuai

(41)

Menurut Lovelock (Alma, 2007 : 65), pengambilan keputusan konsumen

jasa dalam memenuhi kebutuhannya sangat dipengaruhi oleh beberapa sifat

berikut :

1). Product Attributes: seluruh ciri-ciri yang menyertai jasa (berwujud

maupun tidak berwujud) yang dapat dievaluasi sebelumnya oleh calon

konsumen.

2) Search Attributes: sifat pencarian yaitu konsumen berusaha mencari tahu

kualitas jasa yang akan diperolehnya berdasarkan karakteristik yang

seharusnya dimiliki oleh suatu produk jasa.

3). Experience Attributes: saat ciri-ciri dari jasa tidak dapat dievaluasi

sebelumnya maka pengalaman yang pernah dialami sendiri oleh

pelanggan jasa atau orang lain akan dipertimbangkan dalam membuat

keputusan.

4). Credence Attributes: kekuatan keyakinan pelanggan atas suatu jasa

(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM UNIT USAHA

A. Sejarah Berdirinya Unit Usaha

Ita Mode Medan adalah salah satu usaha kecil yang bergerak dalam bidang

pelayanan jasa penempahan pakaian. Pemilik usaha ini memulai usahanya sendiri

tanpa pekerja pada tanggal 9 Januari 1995 dengan menerima jasa penempahan

pakaian dalam berbagai jenis. Pada tahun 2002 Ita Mode Medan menjadi mitra

binaan PT.Telkom yang memberikan bantuan untuk mengembangkan usahanya

dalam bentuk:

1. Modal Usaha

Dalam jangka waktu dua tahun sekali PT. Telkom memberikan bantuan

berbentuk pinjaman modal usaha kepada mitra binaannya Ita Mode Medan selama

tiga tahap, yaitu:

a. Tahap pertama pada tahun 2002 sebesar Rp. 10.000.000.

b. Tahap kedua pada tahun 2004 sebesar Rp. 30.000.000.

c. Tahap ketiga pada tahun 2006 sebesar Rp. 50.000.000.

2. Pelatihan manajemen

PT. Telkom memberikan pelatihan manajemen kepada mitra binaannya

melalui seminar seperti:

a. Pelatihan kewirausahaan dan peningkatan kompetensi usaha mikro,

kecil dan menengah.

b. Pelatihan kewirausahaan mitra binaan Angkatan I

c. Pelatihan motivasi dan kewirausahaan bagi mitra binaan PT.

(43)

d. Strategi membangun jaringan efektif serta kreativitas dan problem

solving.

3. Pameran hasil produk

Melalui PT. Telkom, Ita Mode Medan telah mengikuti beberapa pameran

produknya, seperti:

a. Pameran produk sebagai mitra binaan PT.TELKOM di Pekan Raya

Sumatera Utara.

b. Pameran Sumut Expo yang diadakan di Jakarta..

Setelah Ita Mode Medan menjadi mitra binaan PT. Telkom, usaha ini

mengalami perkembangan yang terlihat dari bertambahnya jumlah konsumen

yang melakukan pemesanan pakaian pada usaha jasa penempahan pakaian ini

sehingga pemilik memerlukan adanya bantuan pekerja untuk menyelesaikan

pesanan tempahan pakaian para konsumen.

B. Visi dan Misi Unit Usaha

1. Visi

Adapun visi dari Ita Mode Medan adalah berkomitmen untuk menjadi

usaha jasa penempahan pakaian yang mandiri, maju, dan meningkatkan jumlah

pelanggan.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas produk (hasil tempahan pakaian).

(44)

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Ita Mode Medan, berbentuk strutur organisasi usaha

kecil dan menengah. Adapun gambar struktur organisasi Ita Moda Medan adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Ita Mode Medan Sumber : Ita Mode Medan (diolah)

Berikut ini adalah pembagian tugas berdasarkan strutur organisasi :

1. Pemilik adalah penanggung jawab terhadap seluruh kegiatan usaha baik

kegiatan produksi dan keuangan. Selain itu pada Ita Mode Medan, pemilik

juga berperan dalam pembuatan pola pakaian.

2. Bagian memotong adalah pekerja yang bertugas memotong kain sesuai

dengan pola pakaian yang telah dibuat.

3. Bagian menjahit adalah pekerja yang bertugas menjahit kain sesuai dengan

pola yang diinginkan konsumen .

4. Bagian mensum adalah pekerja yang bertugas mensum pakaian.

5. Bagian kancing adalah pekerja yang bertugas membuat kancing dan

memasang kancing pakaian.

6. Bagian payet adalah pekerja yang bertugas mempayet pakaian sesuai

(45)

7. Bagian merapikan adalah proses akhir dari hasil jadi tempahan pakaian

yang bertugas merapikan pakaian.

D. Jasa Penempahan Pakaian

Jasa penempahan pakaian yang ditawarkan lebih dispesialisasikan pada

busana wanita, khususnya busana muslim dan kebaya.

E. Tenaga Kerja

Ita Mode Medan memiliki tenaga kerja muda yang berpengalaman dan

memiliki skill tata busana. Para tenaga kerja didapat melalui lowongan kerja yang

dicantumkan pemilik Ita Mode Medan pada media masa Medan Bisnis dengan

menentukan syarat utama yang harus dimiliki tenaga kerja, yaitu memilki

pengalaman dengan latar belakang pendidikan sekolah kostum tata busana.

Jumlah tenaga kerja yang ada pada saat ini berjumlah 12 orang dengan pembagian

kerja, 5 orang bagian menjahit, 2 orang bagian memotong, 1 orang bagian

mensum, 1 orang bagian kancing, 3 orang bagian payet, dan 1 orang bagian

merapikan produk (hasil jadi tempahan pakaian).

F. Peralatan-Peralatan

Dalam menunjang kegiatan penempahan pakaian, Ita Mode Medan

menggunakan beberapa peralatan, seperti :

1. Mesin jahit

Mesin yang dipergunakan dalam proses menjahit pakaian.

2. Mesin obras

(46)

3. Mesin bordir

Mesin yang dipergunakan dalam proses membordir pakaian.

4. Steling

Steling tempat peralatan kecil pembantu dalam setiap bagian tugas, steling

bahan tambahan tempahan pakaian, steling tempat kain pakaian, dan

steling tempat pakaian jadi.

5. Manekin

Boneka untuk memajang pakaian jadi.

6. Meja potong

Meja yang dipergunakan untuk memotong kain pakaian sesuai pola

(47)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Pengujian Validitas Kuesioner

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel.

Agar hasil penelitian memiliki tingkat validitas yang tinggi, maka setiap

variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan

adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel

penelitian dengan nilai rtabel didasarkan pada derajat keyakinan tertentu.

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid.

2. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

(48)

Tabel 4.1

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item

dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas

instrumen. Nilai pada kolom Corrected item total correlation merupakan

nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas

pada setiap butir pertanyaan. rtabel pada  0,05 dengan derajat bebas: df =

jumlah kasus – 2. Jumlah kasus adalah 17, jadi df adalah 15, maka rtabel

(0,05;17) pada uji satu arah = 0,514

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

(49)

Tabel 4.2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.787 17

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Cara Pengambilan Keputusan :

a. Jika r Alpha > 0,514 maka reliabel.

b. Jika r Alpha < 0,514 maka tidak reliabel.

Analisis :

Tabel 4.2 menunjukkan hasil pengujian reliabilitas pada kuesioner dengan

nilai Cronbach’s Alpha atau r Alpha sebesar 0,787. Hal ini membuktikan

kuesioner adalah reliabel karena r Alpha yang bernilai 0,787 lebih besar dari

0,514.

B. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau

penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi

oleh reponden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur

dalam skala likert untuk menanyakan persepsi responden mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan konsumen.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3

(50)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Umur Jumlah Persentase

20 – 29 tahun 2 6,67%

30 – 39 tahun 14 46,67%

40 – 49 tahun 10 33,33%

50 - 59 tahun 4 13,33%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang menjadi pelanggan

pada Ita Mode Medan mayoritas berumur 30 – 39 tahun yaitu sebanyak

14 orang atau sebesar 46,67%, sedangkan yang berumur 40 – 49 tahun

berjumlah 10 orang (33,33%), berumur 50 – 59 tahun berjumlah 4 orang

(13,33%) dan berumur 20 – 29 tahun berjumlah 2 orang (6,67%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut ini, yaitu :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

PNS 5 16,66%

Pegawai Swasta 6 20%

Wira Swasta 12 40%

Ibu Rumah Tangga 7 23,33%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Penelitian,2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden yang menjadi pelanggan

(51)

sebanyak 12 orang atau sebesar 40%, sedangkan berprofesi sebagai Ibu

Rumah Tangga sebanyak 7 orang (23,33%), Pegawai Swasta sebanyak 6

orang (20%) dan PNS sebanyak 5 orang (16,66%).

2. Distribusi Jawaban Responden

a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk

Distribusi jawaban responden terhadap variabel produk dapat dilihat

pada Tabel 4.5 berikut ini yaitu :

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Produk

Item

STS TS KS S SS

TOTAL F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 19 63,3 11 36,7 30

2 0 0 0 0 0 0 20 66,7 10 33,3 30

3 0 0 0 0 12 40 16 53,3 2 6,7 30

4 0 0 0 0 0 0 20 66,7 10 33,3 30

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan variabel

produk rata-rata responden berpendapat setuju terhadap produk dan yang paling

dominan yaitu pada item pertanyaan 2 dimana terdapat 20 responden menyatakan

bahwa produk yang ditawarkan Ita Mode Medan membuat responden tampil lebih

modis.

b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga

Distribusi jawaban responden terhadap variabel harga dapat dilihat pada

(52)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Harga

Item

Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata

jawaban responden terhadap harga adalah setuju dan yang paling dominan yaitu

pada item pertanyaan 2 dimana terdapat 23 responden menyatakan bahwa harga

yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang diberikan.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi

Distribusi jawaban responden terhadap variabel lokasi dapat dilihat pada

Tabel 4.7 berikut ini yaitu :

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi

Item

Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata

jawaban responden terhadap lokasi adalah setuju dan yang paling dominan yaitu

pada item pertanyaan 4 dimana terdapat 18 responden menyatakan bahwa

(53)

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen

Distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan konsumen

dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini yaitu :

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Konsumen

Item

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada tiap item pertanyaan rata-rata

jawaban responden terhadap keputusan konsumen adalah setuju dan yang paling

dominan yaitu pada item pertanyaan 4 dimana terdapat 26 responden menyatakan

bahwa pelayanan di Ita Mode memuaskan.

C. Analisis Kuantitatif

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas (produk, harga, dan lokasi) terhadap variabel terikat

(keputusan pelanggan melakukan tempahan pakaian pada Ita Mode Medan).

Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 dengan

menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi

agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang

positif signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh variabel akan

dimasukkan kedalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel bebas

(54)

Tabel 4.9

Model Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a)

a Dependent Variable: Keputusan Konsumen Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Analisis :

Berdasarkan data hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.8 maka

diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 4,201 + 0,470X1 + 0,042X2 + 0,242X3 +

Dimana:

Y = Keputusan konsumen

X1 = Produk

X2 = Harga

X3 = Lokasi

 = Standard Error

Interprestasi dari hasil estimasi parameter dari persamaan regresi linear

berganda yang telah diperoleh, diambil dari kolom B yaitu kolom

Unstandardized Coefficients, karena pada kolom Unstandardized

Coefficients terdapat nilai Constant, dimana dapat dilihat bahwa:

a. Konstanta bernilai 4,201 hal ini menunjukkan bahwa jika tidak ada

pengaruh variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga

dan lokasi maka keputusan melakukan pesanan pada Ita Mode Medan akan

(55)

b. Variabel produk bertanda positif terhadap keputusan melakukan pesanan

pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,470 menunjukkan

bahwa variabel produk berpengaruh terhadap keputusan melakukan pesanan

pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan variabel produk

sebesar 1 satuan maka pengaruh keputusan melakukan pesanan pada Ita

Mode Medan akan meningkat sebesar 0, 470 satuan.

c. Variabel harga bertanda positif terhadap keputusan keputusan melakukan

pesanan pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,042

menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh terhadap keputusan

melakukan pesanan pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan

variabel harga sebesar 1 satuan maka pengaruh keputusan melakukan

pesanan pada Ita Mode Medan akan meningkat sebesar 0,042 satuan.

d. Variabel lokasi bertanda positif terhadap keputusan melakukan pesanan

pada Ita Mode Medan dengan koefisien regresi sebesar 0,242 menunjukkan

bahwa variabel lokasi berpengaruh terhadap keputusan melakukan pesanan

pada Ita Mode Medan, artinya setiap terjadi peningkatan variabel lokasi

sebesar 1 satuan, maka pengaruh keputusan melakukan pesanan pada Ita

Mode Medan akan meningkat sebesar 0,242 satuan.

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Fhitung (Uji Serentak)

Uji F (Uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama

(56)

produk, harga dan lokasi terhadap keputusan melakukan pesanan pada Ita

Mode Medan (Y).

Ho : b1 = b2 = b3 = b4= b5= b6 = b7 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat

pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap

variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ b5≠ b6≠ b7≠ 0 artinya serentak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap

variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Nilai Fhitung untuk variabel yang diperoleh dengan bantuan aplikasi

software SPSS 15.0 for Windows dapat dilihat pada tabel Annova berikut

ini:

(57)

Berdasarkan tabel 4.9 Anova di atas nilai Fhitung sebesar 8,773 dan nilai

Ftabel sebesar 2,89 sehingga Fhitung > Ftabel (8,773 > 2,89) pada  = 5%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel produk, harga dan lokasi

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan

melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y).

b. Uji thitung (Uji Parsial)

Uji - t (Uji parsial) dilakukan untuk melihat secara parsial pengaruh dari

variabel bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi

terhadap keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y).

Ho : bi = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : bi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

Tingkat kesalahan () = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n – k); (k-1)

Derajat bebas pembilang = k-1 = 4 – 1 = 3

Derajat bebas penyebut = n – k = 30 – 4 = 26

Uji thitung yang dilakukan adalah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan

adalah t1/2 atau t0, 025 (26) = 2,056

Nilai thitung untuk variabel dan konstanta yang diperoleh dengan bantuan

(58)

Tabel 4.11

a Dependent Variable: Keputusan Konsumen Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Pada Tabel 4.10 Coefficient dapat dilihat bahwa :

1. Nilai thitung variabel produk adalah 4,602 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga

thitung > ttabel (4,602 > 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan

melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.

2. Nilai thitung variabel harga adalah 0,452 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga

thitung < ttabel (0,452 < 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

harga tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap

keputusan melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.

3. Nilai thitung variabel lokasi adalah 2,248 dan ttabel bernilai 2,056 sehingga

thitung > ttabel (2,248 > 2,056), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

lokasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan

melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan.

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk

melihat besarnya pengaruh variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2)

dan lokasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu keputusan melakukan

(59)

Uji koefisien determinasi adalah dengan persentase pengkuadratan nilai

koefisien yang ditemukan (Sugiyono, 2005 : 185). R-Square atau

determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas yaitu (X1,

X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi terhadap keputusan

melakukan pemesanan pada Ita Mode Medan (Y) adalah besar dan

sebaliknya. Koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:

D = r² x 100%.

Tabel 4.12

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .709(a) .503 .446 .616 a Predictors: (Constant), Lokasi, Harga, Produk

b Dependent Variable: Keputusan

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)

Tabel 4.11 menunjukkan angka R-Square sebesar 0,503 berarti variabel

bebas yaitu (X1, X2, X3) berupa variabel produk, harga dan lokasi mampu

menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu melakukan pemesanan

pada Ita Mode Medan sebesar 50,3% dan sisanya sebesar 49,7% (100–

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Tempahan Pakaian pada Ita  Mode Medan
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Ita Mode Medan Sumber : Ita Mode Medan (diolah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan dan Pemberhentian

[r]

bahwa Menteri Keuangan sebelumnya telah menetapkan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping atas impor produk Polyester Staple Fiber sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

Black Box Testing (yang besar) berfokus pada kebutuhan fungsional software, memungkinkan perancang untuk memperoleh kondisi2 input yg secara penuh menguji semua

DAFTAR HADIR PENGAWAS UJIAN NASIONAL (UN) SMP NEGERI KOTA ANDA TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 Hari / Tanggal : Senin, April 2017 No Nama Sekolah Asal Tanda Tangan

An interesting application of this assumption is performed in the Ruderman opponent color space l αβ , used in a previous work for hue correction of images captured under colored

Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan,.

15 DEDI BANCIN, SE Bulu Duri, 20 April 1987 Ketua Komisi D Nurani Bangsa Berkeadilan. 16 RISMANTO BANCIN, S.Pd.I Penanggalan, 21 Februari 1987 Anggota DPRK Nurani