• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul) SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di P"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Oleh :

Nama : Nafisah

Nomor Mahasiswa : 141115055

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2018

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam menulis skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar saya

sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, Maret 2018

Penulis

Nafisah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul)

Disusun Oleh:

Nama : Nafisah

NIM : 141115055

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Yogyakarta, Maret 2018 Telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing

Evi Rosalina Widyayanti, SE, MM

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

i

MOTTO

BERGERAKLAH, MAKA KAU AKAN MENJADI APA YANG KAU INGINKAN

CINTAILAH APA YANG ANDA MILIKI DAN SADARILAH BAHWA TIDAK SEMUA YANG ANDA CINTAI BISA ANDA MILIKI

(Dr. Muhammad Arifin Badri)

اًﺮْﺴُﯾ

ِﺮْﺴُﻌْﻟا

َﻊَﻣ

ﱠنِإ

(Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

a. Bapak dan Ibunda tercinta terimakasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tak pernah usai.

b. Adikku Laili Nur Khoiriyah yang selalu memberikan bantuan dan dukungan.

c. Keluarga besar Dolah Umar yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

d. Buat teman-teman seperjuanganku jurusan Manajemen angkatan 2014

terimakasih atas dukungan dan bantuannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

iii

PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA TERHADAP

MINAT BELI KONSUMEN

(Studi Kasus pada Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul) Oleh:

Nafisah NIM 141115055

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi promosi melalui social media terhadap minat beli konsumen pada online shop

Aris Grosir di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian dengan mengambil sebanyak 80 sampel konsumen yang berdomisili di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah metode non probability sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan kriteria khusus pada konsumen di wilayah Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan data diolah dengan perangkat lunak SPSS versi 17 for windows.

Berdasarkan hasil analisis ditunjukkan bahwa variabel context berpengaruh

positif terhadap minat beli yaitu sebesar 0,666, variabel collaboration

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 0,305 dan variabel connection berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen yaitu

sebesar 0,267. Sedangkan variabel communication memiliki pengaruh negatif

terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar -0,004. Variabel secara simultan atau bersama-sama variabel context, communication, collaboration, dan connection

berpengaruh terhadap minat beli di Aris Grosir sebesar 30,139 dengan nilai signifikansi 0,000. Variabel context, communication, collaboration, dan connection menjelaskan variabel minat beli konsumen di Aris Grosir sebesar

61,6% sedangkan sisanya sebesar 38,4% dijelaskan oleh sebab lain di luar model.

Kata Kunci: Promosi, Social media, Minat Beli

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Strategi Promosi melalui Social Media terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Produk Pakaian Wanita Online Shop Aris

Grosir di Kabupaten Bantul)” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

Skripsi ini dapat tersusun dengan baik tentunya berkat bantuan dan

dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan baik ini, secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia, rezeki dan kesempatan sehinggan penulis mampu menyelesaikan pendidikan. Semoga semua ini menjadi jalan menuju ridho-Mu. Amin.

2. Ibu Evi Rosalina Widyayanti, SE, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, yang telah meluangkan waktu serta penuh dedikasi telah memberikan ilmunya.

3. Bapak Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

4. Ibu Dila Damayanti, SE, MM selaku Ketua Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

v

5. Bapak/Ibu Dosen beserta Staf Karyawan Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dan berguna.

6. Teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen angkatan 2014.

7. Pemilik Online Shop Aris Grosir dan Konsumen Aris Grosir yang telah

bersedia membantu dalam pengisian data penelitian, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan mereka diterima Allah SWT, dan dicatat sebagai amalan yang terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Namun besar harapan penulis

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta, Maret 2018

Penulis

Nafisah

NIM. 141115055

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

ABSTRAK ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Batasan Masalah ... 10

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 13

(10)

vii

2.2.8 Minat Beli ... 28

2.2.9 Kerangka Berpikir ... 34

2.2.10 Paradigma Penelitian ... 36

2.2.11 Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... 39

3.6.1 Metode Analisis ... 45

3.6.2 Uji Instrumen Data ... 47

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN DAN ANALISIS 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 52

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi Aris Grosir ... 53

4.1.4 Pemasaran Perusahaan ... 54

4.1.5 Proses Penjualan ... 55

4.1.6 Tantangan Perusahaan ... 55

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 57

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi ... 57

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 59

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Media Online ... 60

4.3 Uji Instrumen Penelitian ... 61

4.3.1 Uji Validitas ... 61

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

(11)

viii

4.5.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t) ... 67

4.5.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ... 71

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 73

4.6 Hasil Penelitian ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 62

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 63

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

Tabel 5. Hasil Uji t ... 68

Tabel 6. Hasil Uji F ... 71

Tabel 7. Hasil Uji R2 ... 73

Tabel 8. Hasil Penelitian ... 78

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Survey Jenis Konten Yang Sering Dikunjungi Tahun

2016 ... ...5

Gambar 2. Hasil Survey Konten Media Sosial Yang Sering Dikunjungi Dan Konten Komersial Yang Sering Dikunjungi Tahun 2016..6

Gambar 3. Hasil Survey Penggunaan Perangkat pada Tahun 2016 ... 7

Gambar 4. Akun Instagram Aris Grosir ... 8

Gambar 5. Hasil Survey Pengguna Internet Berdasarkan Pekerjaan pada Tahun 2016 ... 9

Gambar 6. Model Perilaku Konsumen ... 27

Gambar 7. Tahap – tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Konsumen ... 29

Gambar 8. Kerangka Berfikir ... 34

Gambar 9. Paradigma Penelitian ... 37

Gambar 10. Struktur Organisasi Aris Grosir... 53

Gambar 11. Proses Penjualan Online shop Aris Grosir ... 55

Gambar 12. Jumlah Responden Berdasarkan Profesi ... 58

Gambar 13. Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 59

Gambar 14. Jumlah Responden Berdasarkan Media Online ... 60

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 82

Lampiran 2. Data Validitas dan Reliabilitas ... 87

Lampiran 3. Data Penelitian ... 89

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas ... 92

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas ... 95

Lampiran 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 96

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu kemajuan teknologi berkembang semakin pesat

dan sangat canggih. Saat ini penggunaan internet sudah tidak asing lagi untuk memasarkan produk ataupun jasa. Suatu bisnis yang mempergunakan perangkat elektronik via internet untuk setiap transaksi bisnis yang dilakukan disebut

E-Business (Fahmi, 2016:133). Transaksi bisnis tersebut mencakup banyak bidang

yang bisa dilakukan seperti transfer keuangan, pembelian dan penjualan barang,

promosi, pertukaran data secara elektronik (electronic data interchange / EDI),

pengiriman informasi kesepakatan kerjasama bisnis, dan sebagainya. Dimana semua itu mempergunakan jalur internet dan berbagai jalur komputer lainnya.

Melihat perkembangan saat ini, internet merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat luas. Bukan lagi barang mewah, internet sekarang sudah mudah

didapat atau diakses. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dengan mudah diselesaikan melalui internet. Layanan–layanan yang ada di internet memang sangat membantu, terlebih lagi tidak hanya satu jenis layanan, di internet banyak

layanan yang siap membantu kebutuhan netizen. Macam – macam layanan ini dapat digambarkan dengan model pemasaran via internet. Pemasaran internet

dikaitkan dengan beberapa model bisnis (Hermawan, 2012: 211):

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

2

a. E-Commerce

E-Commerce adalah model bisnis dimana produk dijual langsung ke konsumen (B2C) atau kepada bisnis lainnya (B2B). Berikut beberapa

jenisnya:

x Perusahaan berbasis website

Sebuah organisasi (perusahaan) yang memang mendesain web dengan tujuan utama memasarkan produk sehingga menghasilkan nilai tambah

dengan memperoleh penjualan dari situs Webnya. Amazon.com, tokopedia.com aquairscape.com, kokontozai.co.uk, blibli.com merupakan

contoh pelaku bisnis yang orientasinya memasarkan produk dengan mendesain web.

x Afiliasi pemasaran

Adalah proses dimana suatu produk atau layanan yang dikembangkan dalam satu kesatuan (bisnis e-commerce, orang per orang, atau

kombinasi) yang dijual oleh penjual aktif lainnya dengan pembagian keuntungan. Entitas produk dapat memberikan beberapa materi

pemasaran (surat penjualan, link afiliasi, fasilitas percakapan). Namun sebagian besar hubungan pemasaran afiliasi berasal dari bisnis e-commerce yang menawarkan program afiliasi, misalnya tokopedia.com,

blibli.com, bekas.com dan sebagainya. b. Pemasaran Internet Lokal

Proses dimana suatu perusahaan kecil menggunakan internet untuk mencari dan membina hubungan, yang akan digunakan untuk keuntungan di dunia

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

3

nyata. Pemasaran internet lokal menggunakan perangkat seperti pemasaran media sosial, listing direktori lokal, dan target penjualan promosi online. (Rayner, 2010)

c. Pendekatan Orang Per Orang (One One Approach)

Merupakan pendekatan yang independen yang memang berasal dari pencari

dan pengguna (user) dengan tujuan untuk menemukan produk atau data lain

yang diperlukan pengguna. Pengguna yang ditargetkan biasanya

mem-browsing internet untuk mencari sesuatu (produk/penawaran tertentu atau hal

lainnya) sehingga pesan pemasaran dapat mencapai secara langsung.

E-Business merupakan sisi pemasaran dari e-commerce. E-commerce

merujuk pada penggunaan internet dan web untuk melakukan transaksi bisnis.

E-commerce adalah lingkungan digital yang memungkinkan transaksi komersial

yang terjadi antara banyak organisasi dan individu. Pada umumnya, e-commerce

berarti transaksi yang terjadi dalam internet dan web. (Kenneth, 2008: 48).

Dengan adanya internet pelaku usaha dapat dengan mudah memasarkan

produknya dengan menggunakan sosial media. Selain itu berpromosi dengan menggunakan sosial media dapat meningkatkan penjualan secara luas dan tidak

memerlukan biaya promosi yang mahal. Dengan adanya sosial media, konsumen akan merasa lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai produk yang mereka inginkan dan tidak perlu bertatap muka secara langsung. Dengan

menggunakan gadget, mereka dapat membeli produk atau jasa sesuai keinginan.

Market pada sosial media memiliki karakteristik adalah orang-orang yang sudah

dikenal sehingga akan memudahkan proses penawaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

4

Sosial media memberikan banyak kemudahan dalam kegiatan pemasaran, tidak heran jika saat ini banyak akun sosial media yang digunakan untuk berbisnis. Dengan kemudahan itulah yang membuat sosial media menjadi pasar

yang telah dikenal banyak orang. Salah satu sosial media yang sangat populer saat ini adalah instagram. Di Indonesia sendiri pengguna instagram berjumlah 19,9

juta jiwa atau sekitar 15% dari banyaknya penduduk di Indonesia (Survey APJII tahun 2016). Salah satu faktor yang mendorong seseorang memiliki akun sosial

media ialah kemudahan dalam membuat akun sosial media itu sendiri.

Hasil survey dari situs https://apjii.or.id menunjukkan bahwa jenis konten internet yang sering diakses pada tahun 2016, media sosial menduduki posisi

pertama, kemudian disusul konten hiburan, berita, pendidikan, komersial, dan terakhir layanan publik. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 bahwa

pengakses media sosial di Indonesia sebanyak 129,2 juta jiwa (97,4%). Dengan banyaknya pengakses media sosial, yang paling sering diakses mengenai konten komersial yaitu online shop. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 konten

komersial yang sering dikunjungi adalah online shop menduduki posisi pertama,

kemudian disusul konten bisnis personal, dan yang terakhir konten lainnya.

Salah satu konten media sosial yang sering dikunjungi ialah Instagram. Instagram sendiri menduduki posisi kedua setelah facebook, hal itu dapat disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia sering mengakses media

sosial. Selain untuk mengekspresikan diri atau eksis di dunia maya, media sosial ini mempunyai manfaat yang sangat banyak salah satunya yaitu untuk berbisnis

lewat internet atau istilah sekarang yaitu online shop yang sangat praktis untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

5

dilakukan. Dengan menggunakan Instagram pelaku bisnis dapat menyebarkan pesan atau informasi yang mereka miliki dengan cepat kepada khalayak. Tidak sampai berjam – jam bahkan berhari – hari, informasi tersebut dapat tersebar

secara luas dalam hitungan detik. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pihak pelaku bisnis. Mereka dapat mempromosikan barang atau jasa mereka

dengan mudah dan cepat menggunakan media sosial tersebut.

Gambar 1.

Hasil survey jenis konten yang sering dikunjungi tahun 2016 Sumber : http://apjii.or.id

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

6

Gambar 2.

Hasil survey konten media sosial yang sering dikunjungi dan konten komersial yang sering dikunjungi tahun 2016

Sumber : http://apjii.or.id

Menurut hasil survey dari APJII (Asosoasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2016 pengakses internet dengan menggunakan perangkat mobile atau smartphone dan komputer kini berjumlah 67,2 juta jiwa, kemudian

dengan menggunakan perangkat mobile sebesar 63,1 juta jiwa, dan terakhir menggunakan perangkat komputer sebesar 2,2 juta jiwa. Hasil ini dapat dilihat

pada Gambar 3.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

7

Gambar 3.

Hasil survey penggunaan perangkat pada tahun 2016 Sumber : http://apjji.or.id

Melihat banyaknya pengakses media sosial di Indonesia melalui

smartphone, hal ini menjadi peluang bisnis yang baik bagi pelaku bisnis online

yang sedang mempromosikan produknya, pelaku bisnis dapat menggunakan instagram sebagai lahan bisnis yang cukup subur, salah satunya dalam bidang

fashion. Fashion merupakan hal yang sangat diperhatikan khususnya bagi kaum

hawa. Mereka akan selalu update tentang model fashion khususnya baju yang

sekarang sedang menjadi trend. Hal tersebut menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha khususnya usaha yang bergerak di bidang fashion. Jika dibahas

fashion ini tidak akan ada habisnya, karena disetiap tahun model – model baju

akan terus berkembang dan berbeda – beda di setiap tahunnya.

Salah satu peusahaan yang sekarang sedang menggeluti bidang fashion

adalah Aris Grosir. Aris Grosir menjual produknya melalui akun Instagramnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

8

Para konsumen umumnya mengetahui produk Aris Grosir melalui info di akun Instagram atau dari foto-foto produknya di Instagram. Aris Grosir saat ini telah diketahui oleh banyak orang, karena followers Aris Grosir sendiri sudah mencapai

7.680 followers, hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 4. Dengan jumlah

followers yang begitu banyak, maka informasi yang disampaikan akan diketahui

oleh followers maupun pengguna instagram yang lain, tentunya dengan cepat dan

mudah.

Gambar 4.

Akun Instagram Aris Grosir

Melihat gaya hidup masyarakat yang sekarang ini cenderung lebih memanfaatkan perangkat pintar mereka dengan sebutan smartphone atau

komputer untuk mengakses internet dengan mudah, maka hal ini menjadi peluang bagi Aris Grosir sendiri untuk memanfaatkan kondisi yang ada sekarang. Dimana

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

9

banyak usia – usia produktif yang menggunakan internet itu sendiri, usia antara 15-22 tahun. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 5, bahwa pekerjaan mahasiswa menduduki posisi pertama yaitu sebesar 89,7%, dilanjutkan pelajar

69,8%, pekerja 58,4% , ibu rumah tangga 25,3% dan yang terakhir lainnya 6,7%.

Gambar 5.

Hasil survey pengguna internet berdasarkan pekerjaan pada tahun 2016

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti terdorong dan berminat

untuk meneliti dan menganalisa sejauh mana tingkat minat beli konsumen pada saat melihat gambar maupun video yang ada di Instagram, dengan mengambil

judul “PENGARUH STRATEGI PROMOSI MELALUI SOCIAL MEDIA

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN” (Studi kasus pada konsumen Produk Pakaian Wanita Aris Grosir di Kabupaten Bantul).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh strategi promosi melalui social media terhadap minat beli

konsumen produk pakaian wanita pada online shop Aris Grosir di Kabupaten

Bantul?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas didapat batasan masalah yang akan diteliti lebih lanjut. Hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus pada subyek yang

memang menjadi pokok permasalahan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Obyek penelitian pada online shop Aris Grosir

a. Alamat :Sewon Rt 06 Timbulharjo Sewon Bantul DIY 55186

b. Waktu : Oktober 2017 – Januari 2018

2. Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan, yaitu: a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data secara langsung

pada subyek sebagai sumber informasi untuk data yang dicari (Wiyono,

2011:131)

b. Data Sekunder

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

11

Data yang diperoleh lewat pihak lain, dan tidak langsung

didapatkan oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder

biasanya berwujud dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia

(Wiyono, 2011:131).

3. Sampel penelitian untuk dijadikan responden sebanyak 80 orang, dengan

kriteria :

a) Responden yang berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten Bantul,

b) Responden berjenis kelamin perempuan,

c) Respunden yang berumur ≥ 16 tahun

d) Responden yang berminat untuk membeli produk di online shop Aris

Grosir maksimal kurun waktu 6 (enam) bulan ke depan

4. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yaitu strategi promosi melalui social media yang terdiri dari empat C (Context, Communication,

Collaboration, Connection) dan variabel dependen yaitu minat beli

konsumen.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh strategi promosi social media terhadap minat beli

konsumen produk pakaian wanita pada online shop Aris Grosir di Kabupaten

Bantul.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

12

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a) Akademisi

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan tambahan pengetahuan dibidang Manajemen Pemasaran, khususnya

yang berhubungan dengan minat beli konsumen. Diharapkan pula dapat menjadi referensi dan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan studi mengenai pemasaran dan dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai tema yang sama.

b) Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi pengelola online shop Aris Grosir untuk

mengetahui efektivitas promosi melalui social media terhadap minat

beli konsumen. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan untuk melihat karakteristik konsumen berdasarkan sampel yang diambil yaitu

konsumen online shop Aris Grosir di Kabupaten Bantul. Hal tersebut

dapat digunakan sebagai rujukan untuk menerapkan strategi pemasaran

yang efektif pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

c) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang

pemasaran terkait dengan minat beli konsumen dengan menggunakan strategi promosi melalui sosial media dalam sistem pemasaran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Giri Maulana Arief, Heppy Millianyani (2015) yang meneliti mengenai

“Pengaruh Social Media Marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli

Konsumen Sugar Tribe”. Hasil penelitian menunjukkan besarnya pengaruh

faktor-faktor dalam penggunaan social media sebagai alat promosi yaitu

terdiri dari variabel Context, Communication, Collaboration, Connection

terhadap minat beli konsumen Sugar Tribe adalah 56%. Promosi melalui

social media ini mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

minat beli konsumen Sugar Tribe. Hal ini ditunjukkan dengan nilai uji Fhitung

> Ftabel (120,956 > 2,395368) dan menggunakan tingkat keyakinan sebesar

95%, ܽ= 5%.

2. Dewi Kurniawati, Nugraha Arifin (2015) yang meneliti mengenai “Strategi

Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear di Instagram dan Minat Beli

Mahasiswa Universitas Sumatra Utara”. Uji hipotesis dari penelitian ini

menggunakan koefisien Spearman atau rho, yang diperoleh adalah 0,340.

Menurut tabel interpretasi Koefisien Korelasi, berdasarkan skala Guilford angka 0,340, berada pada skala 0,30-0,49. Hal ini menunjukkan hubungan rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa terdapat

hubungan yang rendah antara strategi komunikasi pemasaran melalui (variabel x) dan minat beli (variabel y).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

14

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pemasaran

Pemasaran adalah proses mengidentifikasikan, menciptakan, dan

mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. (Hasan, 2013:4)

Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (2008:5) Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam

usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Pemasaran berarti menata-olah (managing) pasar untuk menghasilkan

pertukaran dengan tujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, kita kembali pada definisi pemasaran sebagai suatu proses tempat individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptkan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan orang lain. Proses pertukaran mencakup pekerjaan. Penjual harus mencari pembeli, mengenali

kebutuhan mereka, merancang produk dan jasa dengan baik, menetapkan harga, mempromosikannya, dan menyimpan serta mengirimkannya. Aktivitas seperti

pengembangan produk, riset, komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan merupakan aktivitas inti pemasaran.

Pemasaran bukan hanya sekedar berakhir dengan kegiatan penjualan,

kegiatan-kegiatan dalam pemasaran berhubungan satu sama lain. Kegiatan pemasaran dimulai jauh sebelum kegiatan produksi dan tidak hanya beraakhir

dengan penjualan. Apabila pemasar menginginkan produknya laku di pasaran dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

15

bertahan bahkan berkembang, maka pemasar harus memikirkan produk apa yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah produk tersebut diproduksi kemudian pemasar memikirkan bagaimana cara mengkomunikasikan produk

tersebut agar mendapatkan perhatian dari konsumen dan diminati banyak konsumen. Produk yang telah dibeli konsumen tidak lantas membuat pemasar

berhenti memikirkan kegiatan selanjutnya, pemasar harus bisa memastikan konsumen merasa puas akan produk yang dijual dan melakukan pembelian ulang.

2.2.2 Manajemen Pemasaran

Definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: Proses pemasaran

dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan

individu dan organisasi. (Kotler, 1997:5). Manajemen Pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak dalam sebuah pertukaran potensial berfikir tentang cara-cara untuk mencapai respon yang diinginkan pihak lain. Manajemen pemasaran

sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk menumbuhkan dan memahami pelanggan. Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:5)

adalah Manajemen Pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul.

Dari definisi di atas jelas bahwa manajemen pemasaran itu adalah sebuah

proses yang melibatkan analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

16

Manajemen pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat jangkauan waktu dan komunikasi permintaan dalam suatu cara sehingga membantu organisasi-organisasi untuk mencapai sasarannya.

2.2.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan peranan penting dalam

pemasaran yang dapat memberikan informasi kepada konsumen untuk membeli

produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran pemasaran juga menentukan keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan. Berikut adalah pengertian bauran pemasaran menurut para ahli:

Menurut Philip Kotler (2012:101) menyatakan bahwa marketing mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus

menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut Dharmesta dan Irawan (2003:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan,

yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah

alat-alat pemasaran yang terdiri dari sekelompok elemen-elemen (product, price,

place, and promotion) yang dapat dikendalikan dan saling berkaitan satu sama

lainnya yang merupakan inti dari sistem pemasaran.

Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:25) terdiri dari 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

17

(promosi). Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Product (Produk)

Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat

memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen. 2. Price (Harga)

Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk

satu harga yang sama terhadap semua pembeli. 3. Place (Tempat)

Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk mencapai target konsumen. Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan dan sebagainya.

4. Promotion (Promosi)

Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan

membujuk pelanggan untuk membelinya.

2.2.4 Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun berkualitasnya sebuah produk, bila konsumen

belum pernah mendengarnya atau tidak yakin bahwa produk itu akan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

18

berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan tertarik membelinya. Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produk agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk tersebut yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2008:219).

1. Bauran Promosi

Untuk mengkomunikasikan tentang produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, maka terdapat sebuah kegiatan yang paling menguntungkan

bagi sebuah perusahaan yaitu dengan menggunakan bauran promosi atau

promotion mix.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) dalam Apri (2015:330) bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal dan sarana pemasaran langsung yang

digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2012) dalam Apri (2015:330) Bauran promosi terdiri dari :

a. Periklanan (Advertising)

Iklan menurut Kotler & Keller (2012:526) adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh

sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

19

berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, apakah untuk membangun preferensi merek atau untuk mendidik konsumen. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008:150) advertising atau periklanan adalah

semua bentuk terbayar presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Menurut Kotler & Armstrong (2008:204) yang dimaksud dengan

promosi penjualan atau sales promotion adalah insentif jangka pendek

untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. c. Penjualan Tatap Muka (Pesonal Selling)

Menurut Kotler & Armstrong (2001:200) personal selling adalah

seseorang yang bekerja untuk suatu perusahaan dengan melakukan

salah satu (atau lebih) dari berbagai aktivitas berikut ini: memprospek, berkomunikasi, melayani dan mengumpulkan informasi. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008:182) personal selling adalah

presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan.

d. Publisitas (Publicity)

Menurut Kotler & Keller (2012:549), publisitas atau hubungan masyarakat meliputi berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

20

Menurut Kotler & Keller (2012: 557) pemasaran langsung (direct

marketing) adalah penggunaan saluran-saluran langsung-konsumen

untuk menjangkau dan menyerahkan barang dan jasa kepada

pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran tersebut adalah mencakup surat langsung (direct mail), catalog, dan

telemarketing. Sedangkan menurut Kotler & Armstrong (2008:221) pemasaran langsung adalah hubungan langsung dengan konsumen

individual yang ditargetkan secara hati-hati untuk meraih respons segera dan mencapai hubungan pelanggan yang abadi.

2.2.5 Online Marketing

Pemasaran online (online marketing) dilakukan melalui sistem

komputer online, yang menghubungkan pelanggan dengan penjual secara

elektronik (Kotler & Armstrong, 2001:256). Sedangkan menurut Hermawan (2012:206) Pemasaran online adalah pemasaran dari produk

atau jasa melalui internet.

Pemasaran internet dilakukan seorang pemasar untuk menawarkan

produk atau jasanya kepada konsumen dengan menggunakan koneksi internet. Untuk melakukan pemasaran melalui online seorang pemasar dituntut adanya penguasaan aspek kreatif dan aspek teknis internet secara

bersama-sama, termasuk: desain, pengembangan, periklanan, dan penjualan. Seorang pemasar mempunyai tugas utama membuat orang lain

(calon pembeli) mengetahui produk-produk yang ditawarkan dengan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

21

segala upaya pendekatan melalui teknik-teknik pemasaran. Namun seorang pemasar melalui internet tidak cukup hanya mengetahui kiat-kiat pemasaran konvensional, ia juga harus memahami dan mendalami

karakteristik internet sebagai media yang akan membantunya dalam pemasaran. Dengan internet pemasaran produk dapat lebih terbantu,

karena internet memungkinkan proses pemasaran yang lebih efektif, respons yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah. Terdapat beberapa

saluran pemasaran online yaitu terdiri dari (Kotler & Armstrong,

2001:263):

a. Menciptakan Etalase-toko Elektronik

Dalam membuka etalase-toko elektronik, perusahaan memiliki dua pilihan: Perusahaan dapat membeli ruang pada jasa online komersial

atau perusahaan membuka situs Web-nya sendiri. Membeli tempat pada jasa online komersial melibatkan penyewaan ruang simpan pada

komputer jasa online atau membuat link dari komputer perusahaan

dengan mal belanja jasa online.

b. Menempatkan Iklan Online

Perusahaan dapat menempatkan iklan online dalam salah satu dari tiga cara ini: Pertama, mereka dapat menempatkan iklan mini dalam bagian khusus yang ditawarkan oleh jasa online komersial. Iklan mini

ini dibuat daftarnya menurut urutan kapan iklan itu datang, dengan yang datang terakhir berada di atas daftar itu. Kedua, iklan itu dapat ditempatkan dalam kelompok berita internet tertentu yang dibuat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

22

untuk keperluan komersial. Terakhir, perusahaan tersebut dapat membeli iklan online (online ads) yang muncul sewaktu

pelanggannya menjelajahi jasa online atau situs Web. Iklan demikian

mencakup iklan spanduk, jendela-muncul, “ticker” (spanduk yang

bergerak di layar) dan “road block” (iklan layar penuh yang harus

dilewati oleh pengguna sebelum beralih ke layar lain yang ingin mereka lihat).

c. Berperan serta dalam Forum, Newsgroup, dan Komunitas Web

Perusahaan dapat menetapkan untuk berperan serta dalam atau mensponsori forum, newsgroup, dan papan buletin internet yang

diminati oleh kelompok minat khusus tertentu. Kegiatan demikian dapat diorganisasikan untuk keperluan komersial atau bukan

komersial. Forum merupakan kelompok diskusi yang terletak pada jasa online komersial. Suatu forum dapat mengoperasikan

perpustakaan, “chat room” umtuk pertukaran pesan seketika, dan

bahkan direktori iklan mini. Newsgroup merupakan versi internet forum. Akan tetapi, kelompok demikian terbatas pada orang yang

menulis dan membaca pesan tentang topik tertentu, dan bukan mengelola perpustakaan atau melakukan konferensi. Pengguna internet dapat berpartisipasi dalam newsgroup tanpa harus

berlangganan. Kepopuleran forum dan newsgroup telah menghasilkan situs yang disponsori secara komersial yang disebut komunitas web.

Situs demikian memungkinkan anggotanya dapat berkumpul secara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

23

online dan saling tukar pandangan tentang masalah-masalah yang diminati bersama.

d. Menggunakan E-Mail dan Webcasting

Perusahaan dapat mendorong prospek dan pelanggan untuk mengirim pertanyaan, saran, dan bahkan keluhan ke perusahaan melalui e-mail.

2.2.6 Social Media

x Pengertian Social Media

Social media menurut Dailey (2009) adalah konten online yang

dibuat menggunakan teknologi penerbitan yang sangat mudah diakses dan terukur. Paling penting dari teknologi ini adalah terjadinya pergeseran cara mengetahui orang membaca dan berbagi berita serta

mencari informasi dan konten. Sedangkan menurut Tjiptono (2015:395) media sosial adalah teknologi berbasis internet yang memfasilitasi

percakapan. Media sosial memiliki dua peran promotional yang saling

terkait :

1. Media sosial memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi

dengan pelanggan.

2. Media sosial dapat dimanfaatkan oleh pelanggan untuk

berkomunikasi dengan sesama pelanggan.

Menurut Chris Heuer terdapat empat C dalam menggunakan social media

(Solis, 2010), yaitu:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

24

1. Context: Cara atau bentuk kita menyampaikan pesan kepada khalayak

dengan format tertentu. Berfokus pada grafik, warna, dan perancangan fitur yang menarik.

2. Communication: Praktik dalam menyampaikan atau membagikan

(sharing) dan juga mendengarkan, merespon, dan mengembangkan pesan

kepada khalayak.

3. Collaboration: Bekerja bersama – sama antara pemberi dan penerima

pesan agar pesan yang disampaikan lebih efektif dan efisien.

4. Connection: Hubungan yang terjalin dan terbina berkelanjutan antara

pemberi dan penerima pesan.

Social media merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang ingin berbagi informasi dan tempat untuk mencari teman baru serta berinteraksi

dengan teman lainnya secara online. Sosial media yang menduduki peringkat kedua setelah facebook ialah Instagram.

x Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari

2004. Hingga September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam.

Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis

ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

25

bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam

daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".

x Instagram

Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan

filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah

memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid.

Salah satu faktor mengapa sangat banyak masyarakat yang menggunakan

social media sebagai suatu alat komunikasi dengan dunia luar adalah

kemudahan untuk membuat sebuah account di social media. Tidak

terkecuali perusahaan yang melihat peluang yang sangat baik dan menggunakan social media sebagai alat promosi serta media menyebarkan

informasi.

2.2.7 Perilaku Konsumen

a) Pengertian Perilaku Konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen apa saja yang harus dipahami? Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1995) dalam Suryani (2008:4)

pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

26

tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Merujuk pada pendapat Hawkins, Best, dan Coney (2007: 6) dalam Suryani (2008: 6) perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana

individu, kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau

ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2008:8) bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut

Kotler dan Keller (2009:166) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka.

b) Model Perilaku Konsumen

Dalam usaha memahami perilaku konsumen ini ada beberapa model yang dapat digunakan sebagai acuan. Kotler dan Armstrong (2006: 129) mengemukakan model perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada gambar

berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

27

Gambar 6.

Model Perilaku Konsumen

(Sumber: Kotler dan Armstrong, 2006:129)

Model tersebut menunjukkan bahwa stimuli dari luar akan masuk ke dalam

kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada konsumen. Stimuli dari luar terdiri atas dua macam yaitu stimuli pemasaran dan stimuli lain – lain.

Stimuli pemasaran meliputi empat unsur bauran pemasaran yaitu: produk, harga, distribusi dan promosi. Sedangkan stimuli lain terdiri atas keadaan ekonomi, teknologi, politik, dan kebudayaan. Yang harus dipahami adalah apa yang terjadi

didalam kotak hitam pembeli yang merupakan mediator antara rangsangan dan respon. Kotak hitam pembeli ini terdiri atas dua komponen, bagian pertama adalah karakteristik pembeli yang meliputi faktor budaya, sosial, personal dan

(42)

28

psychological yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli

bereaksi terhadap rangsangan tersebut dan bagian kedua adalah proses yang mempengaruhi hasil keputusan. Proses pengambilan keputusan meliputi aktivitas

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi, pengambilan keputusan dan perilaku setelah pembelian.

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Pertama adalah konsumen itu

sendiri. Ada dua unsur dari konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi,

gaya hidup dan kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to

face group, dan situasi lain yang menentukan.

2.2.8 Minat Beli

Dalam suatu promosi yang dilakukan oleh perusahaan, apakah usaha promosi tersebut sudah optimal atau belum dapat terlihat dari perilaku konsumen

dengan keinginan untuk mencari informasi mengenai produk yang ditawarkan. Minat beli adalah konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi (Kotler, 2002:207). Minat beli tidak dapat dipisahkan dari teori keputusan

pembelian konsumen, karena minat merupakan salah satu proses akhir pengambilan keputusan konsumen. Adapun bagan proses membeli konsumen,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

29

salah satunya dalam terpaan tersebut minat atau keinginan membeli konsumen sebagai berikut:

Gambar 7.

Tahap – tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Konsumen

(Sumber: Kotler, 2002:208)

Konsumen membentuk minat untuk membeli produk yang diinginkan terdapat 2

faktor antara minat beli dan keputusan pembelian yang terlihat dalam gambar:

x Sikap orang lain, dimana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi

konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar konsumen akan mengubah minat

pembeliannya dan begitu juga sebaliknya. Evaluasi

alternatif

Minat/niat pembelian

Sikap orang lain

Faktor situasi yang tidak terinspirasi

Keputusan pembelian

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

30

x Situasi yang tidak terinspirasi yang dapat muncul dan mengubah minat pembelian yaitu situasi – situasi yang secara tidak langsung mempengaruhi

seseorang dalam minat beli konsumen pemberian informasi yang positif dan negatif yang diterima secara bersamaan dalam keadaan yang tiba –

tiba terjadi.

Kotler dan Susanto (2000: 165) minat beli adalah rangsangan internal yang kuat yang memotifasi tindakan, dimana dorongan ini

dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif akan produk. Pada kebanyakan orang perilaku pembelian konsumen seringkali dipengaruhi

oleh banyak rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran (iklan, word of mouth dan jenis pemasaran lain) maupun

rangsangan dari lingkungannya. Sedangkan menurut Kotler dan Keller

(2009:181), minat beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu

produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2001:61) menyatakan bahwa

motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai

motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang

bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

31

orang tersebut berminat untuk membeli produk/jasa yang ditawarkan pemasar atau tidak.

Schiffman dan Kanuk (2001:66) mengatakan bahwa persepsi

seseorang tentang produk akan berpengaruh terhadap minat membeli yang terdapat pada individu. Persepsi yang positif tentang atribut produk akan

merangsang timbulnya minat konsumen untuk membeli yang diikuti oleh perilaku pembelian. Perilaku membeli timbul karena didahului oleh

adanya minat membeli, minat untuk membeli muncul salah satunya disebabkan oleh persepsi yang didapatkan bahwa produk tersebut memiliki atribut yang baik dalam hal ini atribut produk fashion khususnya baju yang

menimbulkan suatu perilaku pembelian. Jadi, minat membeli dapat diamati sejak sebelum perilaku membeli timbul dari konsumen.

Menurut Ferdinand (2006:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator – indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

32

d. Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk

tersebut.

Model hierarki respons yang menggambarkan tahapan dimana pembeli

belajar tentang sebuah produk dan akhirnya dipindahkan untuk membelinya. Model A.I.D.A juga digunakan untuk mengurangi tujuan komunikasi. Artinya,

keinginan respon pengiklan terhadap komunikasi pemasarannya bisa menjadi salah satu dari empat hal berikut: untuk menciptakan kesadaran produk (Awareness), untuk meningkatkan keingintahuan konsumen (Interest), untuk

memotivasi mereka untuk membeli (Desire), atau memindahkannya ke pembelian

(Action). Model A.I.D.A digunakan untuk memahami bagaimana proses

periklanan dan penjualan bekerja. (Mark, 2002:26)

Model yang relevan digunakan untuk mengukur minat beli adalah model AIDA yang merupakan akronim dari Attention, Intention, Desire, dan Action.

Tahap – tahap dalam pengukuran menggunakan model AIDA (Mark, 2002:26) yaitu:

a. Awareness

Adalah tahap pertama dari model hierarki, dimana mulai timbul kesadaran mengenai sebuah produk, dalam tahap ini, pemasar

memperkenalkan produk, jasa dan berbagai informasi mengenai produknya.

b. Interest

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

33

Iklan dari sebuah produk atau jasa bertujuan untuk menciptakan ketertarikan atau interest oleh pembaca karena menciptakan ketertarikan

adalah prioritas pemasar. Ketertarikan tersebut akan meningkatkan rasa

keingintahuan pembaca. c. Desire

Adalah tahap ketiga dari model hierarki yang menunjukkan tahap pembentukan keinginan konsumen untuk membeli sebuah produk atau

jasa. d. Action

Dalam tahap keempat dari model hierarki, konsumen sudah siap

melakukan transaksi untuk memenuhi keinginan terhadap produk tersebut.

Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Mark tersebut, maka peneliti menjadikan keempat indikator tersebut sebagai indikator dalam penelitian ini. Peneliti menganggap bahwa keempat indikator tersebut tepat untuk dijadikan

sebagai indikator dalam penelitian ini. Dimana dalam indikator tersebut peneliti dapat mengetahui sejauh mana minat beli konsumen yang dipengaruhi oleh

promosi melalui sosial media.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

34

2.2.9 Kerangka Berpikir

x Pengaruh Strategi Promosi melalui social media terhadap minat beli

konsumen.

Gambar 8. Kerangka Berpikir

Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sabagai imbalannya. Untuk menciptakan suatu nilai bagi

pelanggan perusahaan terlebih dahulu mengatur ingin seperti apa proses pemasaran tersebut. Dengan kata lain manajemen pemasaran haruslah diterapkan agar tujuan terencana dan berjalan dengan baik. Manajemen pemasaran

merupakan proses pemasaran dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, Pemasaran Manajemen

Pemasaran Pemasaran Bauran

Promosi

Online Marketing Social media

Instagram terhadap minat Pengaruh beli

Perilaku Konsumen

Minat Beli Konsumen

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

35

promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. Agar pertukaran yang dilakukan perusahaan dengan individu atau organisasi berhasil dan memuaskan

maka perusahaan selanjutnya menentukan seperti apa bauran pemasaran yang akan diterapkan. Bauran pemasaran adalah alat-alat pemasaran yang terdiri dari

sekelompok elemen-elemen (product, price, place, and promotion) yang dapat

dikendalikan dan saling berkaitan satu sama lainnya yang merupakan inti dari

sistem pemasaran. Tentunya agar konsumen mengetahui kualitas produk yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan harus melakukan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan produknya kepada konsumen yaitu dengan kegiatan

promosi. Didalam kegiatan promosi ini terdapat dua macam kegiatan promosi yaitu secara offline dan secara online. Pada zaman sekarang promosi melalui

online sudah tidak asing lagi karena banyak perusahaan yang melakukan promosi produknya dengan cara online. Promosi online dilakukan melalui sistem komputer online, yang menghubungkan pelanggan dengan penjual secara elektronik. Salah

satu alat promosi online yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah social

media. Dengan menggunakan alat tersebut bila dimanfaatkan secara tepat dan

efektif akan dapat meningkatkan citra sebuah perusahaan di mata konsumen. Keunggulan social media sebuah perusahaan dibangun atas dasar rasa senang,

hobi, gaya hidup dan dorongan rasa ingin tahu dari para konsumen itu sendiri.

Salah satu aplikasi social media yang sering digunakan untuk melakukan promosi

yaitu instagram. Pelaku usaha dengan mudah mempromosikan produknya melalui

instagram dengan cara mengunggah gambar produk, tentunya dengan gambar

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

36

yang menarik serta pesan atau informasi yang disampaikan jelas dan persuasif. Dengan mengunggah gambar produk yang menarik dan selalu up to date maka

calon pembeli pun akan timbul rasa ketertarikan terhadap produk yang telah

dilihatnya. Hal-hal tersebut berpengaruh pada minat beli konsumen. Sehingga apabila konsumen telah mengetahui tentang produk yang kita tawarkan dan

menurut mereka menarik, maka yang diharapkan mereka akan muncul rasa minat untuk membeli produk.

2.2.10 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2000: 36) Paradigma penelitian merupakan pola pikir

yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui

penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas,

maka diperoleh kerangka pikir sebagai berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

37

Minat Beli Konsumen (Y)

Gambar 9. Paradigma Penelitian

X1

X2

X3

X4

Keterangan:

X1 : Context

X2 : Communication

X3 : Collaboration

X4 : Connection

Y : Minat beli

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maka diperoleh paradigma penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Context berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen

online shop Aris Grosir?

2. Apakah Communication berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen online shop Aris Grosir?

3. Apakah Collaboration berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen online shop Aris Grosir? Context

Communication

Collaboration

Connection

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

38

4. Apakah Connection berpengaruh signifikan terhadap minat beli

konsumen online shop Aris Grosir?

2.2.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini disusun berdasarkan teori dan

kerangka berpikir yang sudah diuraikan sebelumnya, maka dari teori dan kerangka berpikir diatas dapat disusun beberapa hipotesis sebagai berikut :

H1 : Context, Communication, Collaboration,Connection secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen online shop

Aris Grosir

H2 :Context, Communication, Collaboration, Connection secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen online shop

Aris Grosir

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Abdullah (2015: 226) populasi adalah kumpulan unit yang akan diteliti ciri-ciri (karakteristik) nya, dan apabila populasinya terlalu luas,

maka peneliti harus mengambil sampel (bagian dari populasi) itu untuk diteliti, dengan demikian berarti populasi adalah keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti, dan pada populasi itulah nanti hasil penelitian

diberlakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten Bantul khususnya yang

berjenis kelamin perempuan dengan usia ≥ 16 tahun.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2000: 73). Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan berdasarkan

pertimbangan yang sesuai dengan maksud penelitian, artinya sebelum sampel diambil, ditentukan dulu batasan – batasan sampel seperti apa yang

akan diambil (Wiyono, 2011: 88). Batasan – batasan yang ditentukan peneliti dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

40

a. Responden yang berdomisili dan bertempat tinggal di Kabupaten Bantul.

b. Responden berjenis kelamin perempuan

c. Respunden yang berumur ≥ 16 tahun

d. Responden yang berminat untuk membeli produk di online shop Aris

Grosir maksimal kurun waktu 6 (enam) bulan ke depan

Dalam penelitian ini cara menentukan ukuran sampel dengan menggunakan metode jumlah pertanyaan, yaitu dengan mengalikan 5X jumlah

item pertanyaan (Wiyono, 2011:80). Jumlah item – item pertanyaan pada kuesioner dalam penelitian ini sebanyak 16 item pertanyaan. Jadi, 5 X 16 = 80 Besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode

jumlah pertanyaan diperoleh sebanyak 80 responden.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat

diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep

yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang

lain”. (Young, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1991:23 dalam Jonathan Sarwono

2006:67).

Variabel – variabel yang ada di dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel terikat (dependent) (Y)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

41

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2000:33). Variabel dependent (Y) pada penelitian ini adalah minat beli konsumen pada produk pakaian wanita

di online shop Aris Grosir. Minat beli konsumen ialah rangsangan internal

yang kuat yang memotifasi tindakan, dimana dorongan ini dipengaruhi oleh

stimulus dan perasaan positif akan produk. Pada kebanyakan orang perilaku pembelian konsumen seringkali dipengaruhi oleh banyak rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran (iklan, word of mouth dan jenis

pemasaran lain) maupun rangsangan dari lingkungannya. 2) Variabel bebas (Variabel independent)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2000:33). Variabel independent dalam penelitian ini adalah promosi melalui social media.Social

media merupakan konten yang berisi informasi, yang dibuat perusahaan yang

memanfaatkan teknologi internet, sehingga sangat mudah diakses melalui tablet, notebook, PC bahkan smartphone dan dimaksudkan untuk

mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau khalayak umum. (Miller, Fabian, dan Lin: 2009). Terdapat empat C dalam

pengukuran penggunaan social media yaitu : Context (konteks),

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 1. Instrumen Penelitian ...................................................................
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 6.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Khulafarasyidin dan kontemporer sekarang, posisi wanita dalam sistem politik dunia Islam sudah sangat beragam, dari ikut terjun secara tidak langsung seperti

Untuk kelompok siswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran Konvensional, hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang diberi bentuk tes uraian lebih kecil

Standar luas bangunan gedung negara lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c mengikuti ketentuan luas ruang yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan.. Bagian Keenam

1. Analisis lingkungan industri dilakukan untuk menghasilkan analisa perumusan strategi, yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimulai dengan membuat Tabel SWOT perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan Pengaruh secara tidak langsung Angkatan Kerja (X2) melalui PDRB (Z) terhadap Kemiskinan (Y) diperoleh koefisien jalur sebesar 0,012 dengan

Dari latar belakang keluarga dan latar belakang pengetahuan yang ia pelajari, penulis berpendapat bahwa pola pemikiran Ibnu Khaldun sangat dipengaruhi oleh

This study considered relevant theories related to tenses, learning activity, speaking skill, writing skill, direct method, total physical response, audiolingual method,

Peristiwa ini dilakukan oleh masyarakat desa Senden Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek dengan berbagai acara dan ritual untuk mensyukuri bayi yang telah berumur tujuh bulan