DAI N
NI SEKAI TAISEN
KE
K JUNIA PROGRA FA UNIVEN NO AM
EIZAI NO
KERTAS K Dikerja O L E H ANA LUMB NIM: 0822 AM STUDI AKULTAS ERSITAS S MEDA 2011MERIKA S
O SEICH
Ō
KARYA akan BANTORU 203016 BAHASA J ILMU BUD SUMATER AN 1
SENRY
Ō
Ō
UAN JEPANG D DAYA RA UTARAŌ
NI NIHO
DIII A
DAI N
Kertas Gelar Fa melengkap Jepang. Pembimbi Prof. Ham Nip. 19580NI SEKA
s Karya ini akultas Ilm pi salah sa
ing,
mzon Situm 0704 1984 1
PR
I TAISEN
KE
K i diajukan mu Budaya atu syarat JUNIA morang M.S 12 001 ROGRAM S FAKU UNIVERSN NO AM
EIZAI NO
KERTAS K kepada Pa a Universi ujian Dipl Dikerja OLEH ANA LUMB NIM: 0822 .Ph.D STUDI BAH ULTAS ILM SITAS SUM MEDA 2011MERIKA S
O SEICH
Ō
KARYA
anitia Ujian itas Sumat loma III d
akan H: BANTORU 203016 HASA JEP MU BUDAY MATERA U AN 1
SENRY
Ō
Ō
n Program tera Utara dalam bida UAN Pembaca Zulnaidi, Nip.19670 PANG DIII YA UTARAŌ
NI NIHO
Pendidikan a Medan, ang Studi B
a,
PENGESAHAN
Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang
Studi Bahasa Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A.
NIP. 195110131976031001
Panitia Ujian:
No. Nama Tanda Tangan
1. Zulnaidi, S.S. M. Hum ( )
2. Prof. Hamzon Situmorang M.S.Ph.D ( )
Disetujui Oleh:
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi DIII Bahasa Jepang Ketua Jurusan,
Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, kertas karya
ini berjudul “ PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PADA PENDUDUKAN
AMERIKA SERIKAT PASCA PERANG DUNIA II ”.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, baik dalam tata
bahasa maupun pembahasan. Tetapi berkat bimbingan dan motivasi dari semua pihak,
maka penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas karya ini.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Zulnaidi S.S, M, Hum selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Jepang
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Hamzon Situmorang M.S.Ph.D selaku Dosen Pembimbing dan Dosen
Wali yang telah banyak meluangkan waktu demi selesainya kertas karya ini.
4. Bapak Zulnaidi S.S.M.Hum selaku Dosen Pembaca.
5. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat
6. Teristimewa kepada Ayah M. LumbanToruan dan Ibu E. Pandiangan, kedua abang
saya Niko LumbanToruan dan Kristiansen LumbanToruan, serta adik saya Deisy
LumbanToruan yang telah memberi motivasi, dorongan moril maupun materil
selama masa pendidikan sampai selesainya kertas karya ini.
7. Rekan- rekan mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang khususnya angkatan tahun
2008 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
8. Kepada teman-teman terbaik saya Nancy, Debby, Abduh, Fazhri, Reza, dan Admo
yang telah memberi nasihat, dukungan, memberi semangat serta bersedia
mendengar curahan hati saya dan memberi solusi.
9. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman, abang, kakak di Paduan Suara
Consolatio Universitas Sumatera Utara yang telah memberi motivasi juga kepada
penulis, bersedia membagi ilmu dan semangatnya. “ Sukses terus buat Paduan
Suara Consolatio Universitas Sumatera Utara dalam pelayanannya ”.
Akhir kata penulis menyampaikan semoga kertas karya ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
KATA PENGANTAR ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2
Tujuan Penulisan ... 2
1.3
Pembatasan Masalah ... 3
1.4
Metode Penelitian ... 3
BAB II GAMBARAN UMUM ... 4
2.1
Jepang Pasca Perang Dunia ... 4
2.2
Perubahan Sikap Bangsa Jepang
Setelah Perang Dunia II ... 9
BAB III
PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PASCA
PERANG DUNIA II ... 13
3.1 Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia ... 13
3.2 Karakteristik Pembangunan Ekonomi ... 18
3.3 Sikap Masyarakat Jepang Terhadap Kebijakan
Ekonomi Pendudukan Amerika Serikat ... 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 21
4.1 Kesimpulan ... 21
4.2 Saran ... 22
ABSTRAK
Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan
menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji.. Pada saat
memasuki zaman modern, bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan
Barat harus memperluas kekuatan di dunia.
Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan
ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar
Jepang. Ada perubahan sikap rakyat Jepang setelah Perang Dunia Kedua, pada
awalnya orang Jepang selalu optimis dan memiliki kepercayaan tinggi. Namun
kepercayaan ini luntur ketika dalam Perang Dunia Kedua Jepang mengalami
kekalahan. Rakyat merasa dikorbankan oleh negara. Perasaan sebagai korban
menuntun mereka untuk menuntut balas kepada orang yang membuat mereka
menderita. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mendapat
dukungan dari negara. Rasa marah yang berasal dari perasaan sebagai korban
mengarah pada pemerintah Jepang bukan pada pemerintah Amerika Serikat yang
telah menyebabkan penderitaan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karakter nasional
Jepang yang menyiratkan tidak adanya jiwa menentang serta logika sikap patuh
kepada penguasa yang teramat kuat. Pengalaman-pengalaman masa perang telah
menyiapkan sikap mental rakyat Jepang untuk menerima prinsip-prinsip universal
Perubahan sikap rakyat Jepang sebagai bentuk kekecewaan terhadap negara
yang mereka agung-agungkan selama ini. Mereka berusaha menyuarakan rasa
kecewa mereka, namun sikap protes mereka tidak frontal ( tidak menggunakan
kekerasan ) dikarenakan ikatan tradisi yang begitu kuat dalam diri mereka. Sikap
protes masyarakat Jepang turut dipicu oleh perkembangan nilai-nilai universal yang
masuk bersamaan dengan pendudukan Amerika Serikat.
Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap
kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Mantapnya kepribadian
yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang
dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat.
Penanaman unsur-unsur Barat mendapat perhatian yang besar terutama
setelah Perang Dunia II ( pendudukan Amerika Serikat ). Meskipun terkesan
dipaksakan harus mencerna apa yang disajikan Amerika Serikat, namun orang Jepang
telah menjadi penduduk Amerika Serikat sebagai pembentuk perubahan yang efektif.
Hal tersebut terbukti dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah periode
pendudukan Amerika Serikat berakhir.
Pendudukan Amerika Serikat merupakan awal kebangkitan ekonomi Jepang.
Ekonomi Jepang mulai bergerak dengan langkah yang dipercepat dan pada
pertengahan tahun 1950-an ketika bangsa Jepang kembali pada tingkat produksi
perkapitanya dari tahun-tahun ketika sebelum perang. Kondisi ini sering disebut “
ledakan Jimmu “ karena dianggap dianggap sebagai ledakan ekonomi terbesar dalam
660 SM. Pada pendudukan berakhir, terdapat sebuah keajaiban ekonomi yang
menjadikan Jepang pada akhir tahun 1960-an sebagai unit terbesar ketiga di dunia
dan memberikan kemakmuran perorangan yang tidak pernah mereka impikan
sebelumnya.
Jepang berdiri diantara negara-negara maju dan bangsa-bangsa yang sedang
berkembang dengan menggabungkan aspek-aspek keduanya. Inilah kemampuan
suatu bangsa yang memiliki kemampuan paling besar untuk berindustri di dunia.
Kesuksesan industri Jepang dapat dilihat dari dibanjirinya dunia dengan
kamera, radio, pesawat televisi, mobil, kapal, baja dan segala jenis barang industri
lainnya. Dalam waktu yang capat perekonomian dan perindustrian Jepang melangkah
menuju puncak kejayaan. Beberapa tahun setelah pendudukan, produk-produk
industri Jepang mulai merajai dunia internasional, bahkan menyisihkan
produk-produk industry negara yang lebih dulu maju.
Berbagai kesuksesan yang telah diperoleh Jepang tidak dapat dilepaskan dari
perjalanan sejarah, khususnya dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing.
Kedatangan bangsa Barat dengan membawa hasil Revolusi Industri membuat bangsa
Jepang sadar akan ketertinggalannya.
Hal terpenting adalah berupa pemahaman mengenai sikap bangsa Jepang yang
ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setipa tantangan yang dialaminya.
Respon yang tepat dalam mengahadpi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang
maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Alasan Pemilihan Judul
Selama kurun waktu terakhir ini, di luar Jepang tumbuh perhatian yang besar
terhadap pembangunan ekonomi Jepang. Orang-orang yang berpengaruh terhadap
hubungan internasional sangat antusias ingin memahami proses dan sifat
pembangunan ekonomi Jepang untuk menilai dampak ekonomi Jepang terhadap
hubungan internasional. Memahami proses dan wujud perkembangan ekonomi
Jepang merupakan syarat mutlak untuk dapat menilai dimensi- dimensi pengaruh
ekonomis Jepang terhadap hubungan-hubungan internasional.
Jepang setelah perang dunia II berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan
ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar
Jepang.
Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap
kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kepribadian yang
dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang dalam
1.2.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis yang berjudul Pertumbuhan Ekonomi
Jepang Pasca Perang Dunia II, yaitu :
1. Menguraikan sikap masyarakat Jepang dalam menyikapi semua kebijakan
yang telah dibuat oleh pemerintah pendudukan Amerika Serikat dalam
bidang ekonomi.
2. Memaparkan sikap masyarakat Jepang dalam menyikapi kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah pendudukan Amerika Serikat dalam bidang
ekonomi sebagai salah satu upaya untuk membangun kembali
perekonomian Jepang yang hancur pasca Perang Dunia II. Masyarakat
Jepang yang merasa kecewa pasca perang menyambut baik upaya ini. Hal
ini terbukti dengan kemajuan yang dicapai setelah pendudukan Amerika
Serikat.
3. Menggambarkan proses penerimaan masyarakat Jepang terhadap budaya
Barat yang dibawa seiring dengan berlangsungnya proses pendudukan.
Dalam hal ini masyarakat Jepang dapat menyelaraskan budaya asing
dengan budaya asli mereka. Akibatnya memunculkan suatu bentuk baru
tanpa meninggalkan karakteristik dasar dari masing-masing budaya dan
nilai-nilai budaya Jepang lama tetap dapat berdampingan dengan budaya
1.3.
Pembatasan Masalah
Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas tentang pertumbuhan ekonomi
Jepang pada pendudukan Amerika Serikat pasca Perang Dunia II.
1.4.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini, penulis
menggunakan metode kepustakaan, yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan
membaca buku atau membuka situs internet yang brkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas dalam kertas karya ini. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum untuk
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II
Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki
negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan
kesempatan bagi mereka untuk merdeka dan melepaskan diri dari pendudukan dan
penjajahan Jepang. Pada saat yang sama, pembentukan Persatuan Bangsa-Bangsa di
dunia yang menjadi dasar Tata Tertib Peraturan International
Jepang pada saat itu memasuki periode yang disebut periode setelah perang.
Bagi para sebagian pihak terutama pengamat politik dan pengajar di universitas
Jepang, dalam kependudukan Amerika periode setelah perang, mulai terasa
keganjilan pada saat perubahan yang terjadi berawal dari sebelum perang dan pada
saat perang berjalan. Perubahan yang terjadi adalah dari kematian sampai awal
kehidupan (berjuta-juta korban yang jatuh setelah pemboman Hiroshima dan
Nagasaki), dari negara militarisme sampai menjadi negara Demokrasi, dari rakyat
yang lebih mencintai kesatuan national daripada hak mereka menjadi negara yang
menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir,
kebersamaan kedudukan pria dan wanita.
Pengamat sejarah Jepang terutama para pengajar di universitas memandang
terjadi di dalam negeri Jepang dan sampai sekarang masih belum terselesaikan. Bagi
mereka, apa yang terjadi sebelum dan setelah perang, banyak orang terutama
politikus lupa. Sebelum perang sampai Jepang harus mengalami kekalahan, di dalam
negeri Jepang sebenarnya terjadi kemiskinan dan kemelaratan. Jepang harus
membangun kekuatan militer untuk menyaingi kekuatan barat, oleh karena itu para
pihak militer dibawah kekuasaan Kaisar Jepang, memaksa para rakyat untuk bekerja
dan masuk wajib militer. Rakyat yang pada saat itu harus patuh dengan perintah
kaisar, tidak dapat melakukan tindakan berontak. Bagi mereka Kaisar adalah utusan
Tuhan. Pihak yang paling menderita adalah para petani. Mereka harus bekerja di
berbagai pabrik militer dan meninggalkan tanah pertanian, terutama para pria dan
mereka juga harus ikut wajib militer. Sebelum Jepang harus menyerah tanpa syarat di
bawah perjanjian San Frasisco, Jepang menjalani Undang-undang Meiji yaitu semua
berdasarkan perintah dan petunjuk Kaisar Jepang. Begitu juga dalam perang.
Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan
menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji. Pada saat
memasuki zaman modern , bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan
Barat harus memperluas kekuatan di dunia. Bagi pihak Jepang yang paling dekat
untuk menjalankan paham kolonialisme adalah Taiwan. Taiwan dapat direbut oleh
Jepang setelah Jepang perang dengan negara Cina (negara kekaisaran Cina) . Taiwan
adalah negara pertama dijajah Jepang. Berawal dari itu Jepang terus memperluas
kekuatan militernya dengan menguasai Korea . Setelah menguasai Korea, Jepang
negara Cina sebagai pusat perdagangan Asia. Akhirnya Jepang terus menjadi negara
penjajah dan mulai menguasai asia timur dan selatan. Termasuk Indonesia yang tiga
tahun diduduki oleh Jepang bukan sebagai penjajah. Dan akhirnya Jepang harus
mengakui kekalahan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Dibawah perjanjian
San fransisco, Jepang harus mengakui (8 September 1956) dan harus mengadakan
perubahan sesuai dengan petunjuk Amerika, terutama mengenai Undang-undang
Meiji dan menjalankan demokrasi di dalam negeri Jepang.
Bagi pihak militer dan pihak yang masih menjaga kekuasaan Kaisar dan para
politikus yang masih menginginkan kejayaan Jepang kembali, apa yang terjadi pada
saat perang dan setelah perang, tidak usah dijelaskan secara mendetil dan mereka
tidak koreksi diri dengan mawas diri. Seperti di Jerman, setelah perang dunia kedua
koreksi diri terhadap perang yang telah terjadi merupakan kesalahan. Oleh sebab itu
Jerman teguh menjaga kedamaian dunia dan membayar ganti rugi terhadap korban
perang. Sedangkan Jepang masih dipertanyakan. Masalah yang dihadapi Jepang dan
sampai sekarang belum terselesai adalah hubungan dengan Cina dan Korea,
permasalahan daerah militer Amerika di Okinawa (sebagai bayaran kekalahan Jepang
dan membebaskan Kaisar sebagai penjahat perang menyerahkan Okinawa ke
Amerika), buku sejarah Jepang, korban penjajahan Jepang dan korban Hiroshima dan
Nagasaki. Jepang terhadap korban penjajahan dan pendudukan di Asia timur dan
selatan tidak sesuai dengan tuntutan para korban. Contohnya bagi pihak Cina yang
mengalami kekejaman penjajahan Jepang tidak mendapatkan ganti rugi yang sesuai
Korea Utara tidak mendapatkan ganti rugi karena belum ada kerjasama kedua negara.
Asia Tenggara tidak mendapatkan ganti rugi tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi.
Oleh karena itu menurut para korban kekejaman penjajahan dan kependudukan
Jepang, ganti rugi yang dibayar tidak sesuai. Sedangkan di pihak Jepang yang harus
menerima kekalahan dan korban yang berjatuhan di pemboman di Hiroshima dan
Nagasaki masih belum diakui oleh pihak Amerika dan harus membayar ganti rugi ke
negara-negara barat sebagai negara yang kalah perang.
Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan
ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar
Jepang. Sedangkan hubungan Jepang Cina dan Korea sampai pada saat ini masih
menjadi permasalahan, khususnya di era Koizumi ini. Perdana Menteri Koizumi ingin
mengadakan pembaharuan mengenai isi undang-undang Jepang pasal 9 yang
berisikan Jepang melepaskan diri dari perang dan menjaga perdamaian dunia dengan
tidak memiliki tentara, hanya memiliki pasukan bela diri. Kemudian Koizumi secara
terang-terang mendatangi Shirine Yasukuni dan berdoa di tempat tersebut dengan
memakai pakaian kebesaran seorang perdana menteri Jepang. Tindakan tersebut
membuat kemarahan bagi Cina dan Korea. Karena Shirine Yasukuni yang dibangun
kaisar (1879) sebagai tanda penghormatan bagi para tentara Jepang yang telah
berjuang membela Jepang didalam perang. Di Shirine Yasukuni juga dikubur para
penjahat Jepang yang mendapat hukuman mati, terutama para militer yang melakukan
kejahatan dengan kekejaman di Nanking dan Manchuria. Bagi pihak Cina dan Korea
tindakan Kozumi menghormati dan menjunjung tinggi apa yang dilakukan para
penjahat militer dan kejayaan Jepang pada saat perang. Sedangkan didalam
Undang-undang baru Jepang telah menjelaskan bahwa spritual dan pemerintahan harus
dipisahkan. Menurut undang-undang baru Jepang menjelaskan spritual adalah
kebebasan individu untuk melakukannya. Koizumi pada tahun lalu dengan memakai
pakaian kebesaran sebagai perdana menteri telah mencampur adukkan spiritual
(keagamaan) dengan pemerintahan. Oleh karena itu bagi pengamat politik dan sejarah
Jepang terutama para guru dan dosen, Koizumi tidak memahami isi dari
Undang-undang Baru Jepang dan mereka sangat menentang niat Koizumi utuk mengubah
undang-undang pasal 9. Kozumi dan para pihak liberal mulai menekankan rasa cinta
tanah air dengan mengabdi kepada tanah air, terutama masuk dalam militer Jepang.
Bagi para pengamat, negara yang kuat memiliki tentara akan mudah melakukan
tindakan untuk menguasai seperti Amerika dengan mudah menguasai Irak dengan
dalih untuk demokrasi. Mungkin Jepang akan menjadi negara pada saat perang dunia
yang begitu mudah menguasai negara jajahannya dan hancurnya perdamaian negara
yang dijaga selama ini. Pihak kozumi akan bias mengubah isi undang-undang Jepang
pasal 9 tentang militer Jepang jika menguasai 60% suara di parlemen, sedangkan
hanya 40% suara menyetujui perubahan, 40% tidak setuju dan 20% tidak ikut suara.
Koizumi dan para pihak liberal masih menginginkan Jepang memiliki
kekuatan militer. Jepang lupa apa yang terjadi dengan perang dunia kedua dan
berakhirnya perang. Tidak mengoreksi diri, dengan mudah ingin mengubah isi
memperbaiki sejarah yang telah dibuat dengan tindakan mempertahankan isi arti
perdamaian tanpa harus mengikuti tindakan Amerika dengan mengirim pasukannya
ke Irak. Bagi pihak Cina dan Korea sampai sekarang buku sejarah yang diajarkan di
sekolah masih terjadi penyimpangan. Itu terjadi karena selama ini pemerintah
menyembunyikan arti dan kejadian selama perang dan setelah perang.
2.2 Perubahan Sikap Bangsa Jepang Setelah Perang Dunia II
Ada perubahan sikap rakyat Jepang setelah Perang Dunia Kedua, pada
awalnya orang Jepang selalu optimis dan memiliki kepercayaan tinggi. Namun
kepercayaan ini luntur ketika dalam Perang Dunia Kedua Jepang mengalami
kekalahan. Rakyat merasa dikorbankan oleh negara. Perasaan sebagai korban
menuntun mereka untuk menuntut balas kepada orang yang membuat mereka
menderita. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mendapat
dukungan dari negara. Rasa marah yang berasal dari perasaan sebagai korban
mengarah pada pemerintah Jepang bukan pada pemerintah Amerika Serikat yang
telah menyebabkan penderitaan tersebut. Hal tersebut dipengaruhi karakter nasional
Jepang yang menyiratkan tidak adanya jiwa menentang serta logika sikap patuh
kepada penguasa yang teramat kuat. Pengalaman-pengalaman masa perang telah
menyiapkan sikap mental rakyat Jepang untuk menerima prinsip-prinsip universal
Perubahan sikap rakyat Jepang sebagai bentuk kekecewaan terhadap negara
yang mereka agung-agungkan selama ini. Mereka berusaha menyuarakan rasa
kecewa mereka, namun sikap protes mereka tidak frontal ( tidak menggunakan
kekerasan ) dikarenakan ikatan tradisi yang begitu kuat dalam diri mereka. Sikap
protes masyarakat Jepang turut dipicu oleh perkembangan nilai-nilai universal yang
masuk bersamaan dengan pendudukan Amerika Serikat.
2.3 Penanaman Unsur-Unsur Barat Setelah Perang Dunia II
Cara bangsa Jepang merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap
kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Mantapnya kepribadian
yang dimiliki oleh orang Jepang merupakan kekuatan potensial bagi bangsa Jepang
dalam menghadapi persaingan dengan dunia barat.
Penanaman unsur-unsur Barat mendapat perhatian yang besar terutama
setelah Perang Dunia II ( pendudukan Amerika Serikat ). Meskipun terkesan
dipaksakan harus mencerna apa yang disajikan Amerika Serikat, namun orang Jepang
telah menjadi penduduk Amerika Serikat sebagai pembentuk perubahan yang efektif.
Hal tersebut terbukti dengan kemajuan-kemajuan yang diperoleh setelah periode
pendudukan Amerika Serikat berakhir.
Pendudukan Amerika Serikat merupakan awal kebangkitan ekonomi Jepang.
Ekonomi Jepang mulai bergerak dengan langkah yang dipercepat dan pada
perkapitanya dari tahun-tahun ketika sebelum perang. Kondisi ini sering disebut “
ledakan Jimmu “ karena dianggap dianggap sebagai ledakan ekonomi terbesar dalam
sejarah Jepang sejak pembentukannya sebagai bangsa oleh Kaisar Jimmu pada tahun
660 SM. Pada pendudukan berakhir, terdapat sebuah keajaiban ekonomi yang
menjadikan Jepang pada akhir tahun 1960-an sebagai unit terbesar ketiga di dunia
dan memberikan kemakmuran perorangan yang tidak pernah mereka impikan
sebelumnya.
Jepang berdiri diantara negara-negara maju dan bangsa-bangsa yang sedang
berkembang dengan menggabungkan aspek-aspek keduanya. Inilah kemampuan
suatu bangsa yang memiliki kemampuan paling besar untuk berindustri di dunia.
Kesuksesan industri Jepang dapat dilihat dari dibanjirinya dunia dengan
kamera, radio, pesawat televisi, mobil, kapal, baja dan segala jenis barang industri
lainnya. Dalam waktu yang capat perekonomian dan perindustrian Jepang melangkah
menuju puncak kejayaan. Beberapa tahun setelah pendudukan, produk-produk
industri Jepang mulai merajai dunia internasional, bahkan menyisihkan
produk-produk industry negara yang lebih dulu maju.
Berbagai kesuksesan yang telah diperoleh Jepang tidak dapat dilepaskan dari
perjalanan sejarah, khususnya dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing.
Kedatangan bangsa Barat dengan membawa hasil Revolusi Industri membuat bangsa
Jepang sadar akan ketertinggalannya. Masa tersebut merupakan awal bagi Jepang
memasuki dunia modern yang diakselerasi oleh kebijakan yang dikenal dengan
besar kepada Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan pada zaman itu Jepang
masih kurang berkembang dibandingkan dengan dunia Barat.
Bagi Jepang, Amerika Serikat berperan dalam menentukan kesuksesan yang
kini mereka raih. Hal ini dikarenakan pada masa pendudukan Amerika Serikat,
kontak dengan dunia Barat kian rapat dan teori-teori tentang kebudayaan Barat dan
peradabannya dipelajari dengan pesatnya. Pendudukan Amerika Serikat dapat
dipandang sebagai upaya kedua kalinya untuk menuangkan ide-ide dan perilaku Barat
terhadap Jepang, semenjak Restorasi Meiji.
Satu hal yang cukup ironi, orang-orang Jepang justru menyambut baik
kedatangan tentara-tentara Amerika Serikat. Orang Jepang yang kecewa dan patah
semangat akibat Perang Dunia II yang semestinya menyambut tentara Amerika
Serikat dengan kebencian dan penyesalan malah menganggap orang-orang Amerika
Serikat sebagai pembimbing menuju yang lebih baik. Bangsa Jepang memanfaatkan
kesempatan ini sebagai upaya mengejar ketertinggalannya. Dan hal tersebut terbukti
BAB III
PERTUMBUHAN EKONOMI JEPANG PASCA PERANG
DUNIA II
3.1 Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia II
Awal puncak kemajuan ekonomi Jepang dimulai pada saat pergantian kabinet
Perdana Menteri. Kishi Nobusuke ( kabinet di mulai 25-2-1957 s/d 19-7-1960 ) ke
kabinet Perdana Menteri Ikeda Hayato ( kabinet di mulai 19-7-1960 s/d 9-11-1964 ).
Perdana Menteri Ikeda mengambil kebijaksanaan untuk membangun jepang di bidang
ekonomi setelah hancurnya Negara akibat pemboman Hiroshima dan Nagasaki .
Setelah Perang Dunia II, Jepang harus membayar ganti rugi perang dan harus
mengubah Undang-undang Dasar Meiji menjadi Undang-Undang dasar yang
melambangkan kedemokrasian sesuai dengan tuntutan Amerika. Rakyat Jepang juga
pada saat itu mengalami depresi karena perekonomian yang tidak stabil dan
demokrasi yang harus di terapkan oleh masyarakat Jepang terutama di bidang politik
dan kepemerintahan.
Awal puncak perekonomian Jepang di mulai dari Perdana Menteri Ikeda yang
menitikberatkan toleransi dan kesabaran. Namun, Perdana Menteri Ikeda
mengesampingkan permasalahan Undang-Undang Jepang. Karena pada saat itu
Undang-Undang Jepang yang berlaku masih ketetapan Undang-Undang Jepang
ekonomi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat,perbaikan dan peningkatan
pokok industri dalam negri. Pemerintah Jepang dalam kebijakan ekonomi membuka
perbaikan di bidang teknik, investasi dan supply dari Amerika. Pada tahun 1955
mulai diadakan perjanjian pembayaran gaji pekerja di perusahaan. Pendapatan
karyawan dan buruh menjadi naik, dan tingkat konsumsi pun meningkat. Pasar dalam
negeri semakin di butuhkan dan terus berkembang sehingga ekonomi jepang terus
maju. Peningkatan konsumsi terjadi pada televisi, kulkas, mesin cuci, kebutuhan alat
elektronik rumah tangga.
Secara internasional Jepang terus berkembang terutama menjadi anggota
IMF dan tahun 1965 mata uang jepang termasuk pertukaran mata uang internasional.
Jepang sebagai grup negara industri dan masuk anggota badan perekonomian
internasional OECD. Bagi para politikus awal kemajuan ekonomi Jepang pada waktu
itu merupakan keuntungan besar tetapi semakin majunya ekonomi jepang pengikut
partai demokratik leberal makin menurun .ini di sebabkan karena partai-partai
tersebut berpedoman pada paham konservatif yang menjunjung tinggi adat dan
kebiasaan leluhur. Akibat perekonomian yang meningkat pesat perombakan budaya
dan tatanan masyarakat desa dan kota sehingga adat istiadat leluhur makin pudar.
Para petani serta masyarakat desa pindah ke kota untuk mencari kerja dan kehidupan
yang lebih baik dari pada di desa. Di lain pihak partai Sosialis mendapat keuntungan
yang besar karena melalui perkembangan besar jumlah para buruh perusahaan
terutama di kota besar. Partai sosialis mempunyai kebijaksanaan untuk mengadakan
tahun 1960 kebijaksanaan pemerintah Jepang memusatkan industri dan peningkatan
buruh pekerja dalam kehidupan masyarakat sedangkan partai demokratik liberal terus
mempertahankan keadaan yang lama. Jepang masuk menjadi negara industri maju.
Amerika sangat membantu peranan Jepang untuk menjadi negara industri. Maka
Amerika menjalankan strategi militernya yang baru. Dengan membuka perang
dengan Vietnam. Jepang menjadi Basis bantuan perang Amerika dalam menghadapi
perang dengan Vietnam. Perkembangan yang sangat cepat di dalam Jepang
menimbulkan masalah yang kompleks di dalam masyarakat. Semakin meningkatnya
perbaikan dan keuntungan yang di terima masyarakat semakin banyak masalah
kesejahteraan masyarakat. Terjadi ketidak seimbangan antara masyarakat dan
perkembangan kota dan rasa ketidak puasan pun muncul.
Berdasarkan latar belakang tersebut, partai sosialis, mencalonkan gubernur
dari partai komunis untuk membantu mengadakan perubahan di dalam negri.
Hasilnya yaitu munculnya perubahan baru pada pembentukan daerah otonomi di kota
besar.
Pada tahun 1972 lahirlah kabinet Perdana Menteri Tanaka Kakuei.
Kebijaksanaan Perdana Menteri Tanaka yaitu membuka pasar ekspor di luar negeri,
membuka kerjasama internasional dengan Cina, memutuskan hubungan dengan
Taiwan, sedangkan kebijaksanaan dalam negeri membuka kebijaksanaan moneter,
memperbesar pasar domestikmelalui perluasan investasi publik. Ciri khas pada
kabinet Perdana Menteri Tanaka adalah memperbaiki pulau yang ada di jepang
partai demokratik liberal menjadi pendukung utama terhadap pembangunan
masyarakat desa.
Pada saat awal masuknya Jepang menjadi negara industri, di bagian politik
terjadi kemajuan utama dalam kebijaksanaan para partai politik. Pada saat itu di sebut
sistim politik tahun 1955 dan sistim politik tahun 1960. sebelum sistim politik tahun
1955 diawali pada saat Yoshida Shigeru. Yoshida sigeru menggunakan kekuatan di
bawah Amerika dan ikatan perjanjian San Fransisco. Kebijakannya banyak mendapat
tantangan dari para anti yoshida yang memusatkan gerakan kembalinya ke politik
internasional. Gerakan ini mengakibatkan terbentuknya partai demokrasi Jepang
(1954) sebagai pemimpinnya Hatoyama Ichiro. Ada sedikit perbedaan pada partai
demokrasi dibanding dengan partai liberal di bidang internasional. Pembaharuan
Undang-Undangf Dasar Jepang terutama masalah kebijaksanaan keamanan Jepang
Amerika. Sedangkan di bidang kebijakan pemerintah dan politik hampir sama yaitu :
1. Secara ekonomi menjaga kebebasan.
2. Setelah perang berakhir mempertahankan adat dan budaya serta
kebiasaan para leluhur dengan menghargai nilai-nilai yang ada.
3. Memegang teguh perjanjian antara Jepang dan Amerika dan
membangun kembali kekuatan militer. Sedangkan partai sosialis
juga mengadakan perbaikan dalam politik.. Akhirnya partai
demokrasi dan liberal membentuk persatuan menjadi satu
kesatuan partai. Pada tahun 1954 Perdana Menteri Yoshida
Pada tahun 1955 terbentuk partai demokratik liberal yang di pimpin oleh
Hatoyama Ichiro yang konservatif dan terbentuk juga partai sosialis yang baru. Oleh
karena itu di sebut sistem 55:
Partai demokratik-liberal: konservatif (pengikut: para pedagang,
bisnis,pengusaha dan kaum kapitalis. Kebijakannya
mempertahankan perjanjian Jepang Amerika dan mempertahankan
Undang-Undang).
Partai sosialis: perubahan ( pengikut: para buruh, pengajar,pelajar.
Kebijaksanaannya melepaskan perjanjian jepang Amerika dan
mengadakan perbaikan dalam Undang-Undang )
Kebijaksanaan pemerintah setelah sistim politik tahun 1955 terbentuk,
pemerintah di kuasai oleh sistim demokrasi liberal. Partai demokrasi liberal
menetapkan kebijaksanaan dalam negri sebagia berikut pemeriksaan ulang isi dari
ketetapan peraturan hukum. Perubahan dan pengaturan secara ketat dalam
pelaksanaan pembuatan buku isi sejarah Jepang, perbaikan peraturan dalam sistim
kepolisian, menjalankan Undang-Undang, pelaksanaan pemahaman arti demokrasi
keseluruh wilayah Jepang. Bagi para golongan kecil kebijakan tersebut menjadi
halangan dan rintangan. Terutama golongan yang ingin mengadakan perbaharuan
secara utuh. Gerakan demo terjadi sehingga pertentangn terjadi antara para polisi dan
Keajaiban ekonomi Jepang pasca perang adalah nama yang diberikan kepada
fenomena sejarah rekor periode pertumbuhan ekonomi Jepang seusai Perang Dunia II
yang didorong terutama oleh investasi Amerika Serikat serta sebagian oleh praktik
intervensionisme ekonomi pemerintah Jepang, khususnya melalui Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Internasional. Karakteristik khusus dari ekonomi
Jepang selama tahun-tahun "keajaiban ekonomi", antara lain meliputi: kerjasama
antara para produsen/manufaktur, pemasok, distributor, dan bank dalam suatu
kelompok yang terjalin erat (keiretsu); serikat pekerja perusahaan yang kuat dan
shuntō; hubungan yang baik dengan birokrat pemerintahan, dan jaminan pekerjaan
seumur hidup (shūshin koyo) di perusahaan-perusahaan besar serta pabrik-pabrik
yang memiliki serikat pekerja kerah biru yang kuat. Sejak tahun 1993,
perusahaan-perusahaan Jepang telah mulai meninggalkan sebagian dari norma-norma tersebut
dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.
3.2 Karakteristik Pembangunan Ekonomi Jepang
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang pada
pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh adanya
lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses
industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam
Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam pada
diri masyarakat Jepang sudah menjadi suatu kebudayaan bagi bangsa Jepang. Dan
ciri-ciri dari kebudayaan yang dimiliki Jepang yaitu :
Kesetiaan kepada pemimpin dan tanah air
Sikap hormat terhadap nenek moyang dan menghargai nama keluarga
Realistis dan mempunyai sikap duniawi
Mencintai pohon-pohon dan bunga-bunga serta menyenangi alam
Berwatak periang dan humor
Sederhana dan rapi
Kecantikan yang lembut ( elegana ) dan cerdik
Memiliki upacara-upacara dan santun
Ramah tamah dan berhati sabar
3.3 Sikap Masyarakat Jepang Terhadap Kebijakan Ekonomi
Pendudukan Amerika Serikat
Dalam proses pemulihan ekonomi, Jepang mendapat kontribusi yang cukup
besar dari Amerika Serikat. Salah satu tindakan yang diambil dari proses tersebut
adalah reorganisasi industri. Hal tersebut terwujudkan dengan cara memodernisasikan
industri tekstil dan membangun jenis industri baru.
Adapun jenis industri tersebut meliputi industri manufaktur, alat listrik,
Faktor-faktor yang yang mendorong kesuksesan Jepang yaitu :
Usaha mendapatkan pengetahuan yang diatur secara kelompok
Negara mengontrol laju perkembangan ekonomi
Memberi kesempatan yang luas bagi perkembangan
perusahaan-perusahaan swasta
Politik mengatur seluruh kepentingan orang Jepang sacara adil
Peranan yang dijalankan perusahaan-perusahaan besar, kualitas
pendidikan yang sudah tinggi
Kesejahteraan yang terbatas hanya untuk perawatan kesehatan dan
usia lanjut, terbatasnya kesejahteraan memacu mereka untuk berusaha
mencapai kesejahteraan sendiri
Pengendalian kejahatan
Hal terpenting adalah berupa pemahaman mengenai sikap bangsa Jepang yang
ulet dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setipa tantangan yang dialaminya.
Respon yang tepat dalam mengahadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang
maju. Jepang berhasil kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup
singkat. Kemajuan yang diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat.
Kesuksesan yang diperoleh Jepang merupakan sebuah pelajaran yang cukup berharga
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Adapun hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan di atas yaitu bahwa
dapat dipamahami mengenai sikap bangsa Jepang yang ulet dan tidak mudah
menyerah dalam menghadapi setiap tantangan yang dialaminya. Respon yang tepat
dalam menghadapi setiap tantangan menjadikan bangsa Jepang maju. Jepang berhasil
kembali membangun negaranya dalam waktu yang cukup singkat. Kemajuan yang
diperoleh Jepang bahkan menyisihkan Amerika Serikat.
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh ketergantungan Jepang
pada pembangunan berdasarkan sumber daya sendiri. Disamping itu didukung oleh
adanya lembaga dan nilai tradisional Jepang yang masih dipertahankan dalam proses
industrialisasi. Hal tersebut mengakibatkan adanya dualisme struktural dalam
pembangunan Jepang.
Bagi bangsa Jepang kesetiaan terhadap suatu kelompok itu sudah tertanam
4.2 SARAN
Keuletan bangsa Jepang dalam berusaha maju dan sukses dalam
bidang ekonomi dapat dijadikan contoh bagi negara-negara lain.
Jepang dapat dijadikan model bagi negara-negara lain, meskipun
banyak pengaruh barat dari Amerika Serikat tidak menjadikan
DAFTAR PUSTAKA
Kunio, Yoshihara.1997. Perkembangan Ekonomi Jepang. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
http://helmibarabai.wordpress.com/2008/12/18/awal-puncak-perekonomian-jepang-pasca-pd-ii/