SUGENGAN TINGALAN TAHUNAN NO NENJUUGYOUJI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
HUSNUL KHOTIMAH LUBIS
NIM 062203083
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR
SASTRA BUDAYA
BIDANG STUDI BAHASA JEPANG
MEDAN
SUGENGAN TINGALAN TAHUNAN NO NENJUUGYOUJI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
HUSNUL KHOTIMAH LUBIS
NIM 062203083
Pembimbing Pembaca
Drs. Amin Sihombing
NIP. 196004031991031 1 001 NIP 19620727198703 2 005 Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum.
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian pendidikan Non-Gelar Fakultas
Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III
Bidang Studi Bahasa Jepang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA
BIDANG STUDI BAHASA JEPANG MEDAN
PENGESAHAAN
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk
Melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi
Bahasa Jepang
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
NIP. 1965090 199403 1 004
Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D.
Panitia :
No Nama Tanda Tangan
1. Adriana Hasibuan S.S, M.Hum ( )
2. Drs. Amin Sihombing ( )
Disetujui Oleh :
Program Diploma Bahasa Jepang
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program Studi D3 Bahasa Jepang
Ketua,
Adriana Hasibuan S.S, M,Hum
NIP. 19620727198703 2 005
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya, dan tidak luput juga saya hanturkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke
alam terang benderang, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini,
sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Kertas Karya ini berjudul “UPACARA
SUGENGAN TINGALAN DALEM TAHUNAN DI YOGYAKARTA”
Penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam kertas karya ini masih
jauh dari sempurna baik dari segi materi maupun penulisan. Demi kesempurnaan,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
kearah perbaikan.
Dalam kertas karya ini penulils telah banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum selaku Ketua Jurusan Program Studi
Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Amin Sihombing selaku dosen pembimbing yang dengan
ikhlas telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan juga
arahan kepada penulis, sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.
4. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum selaku dosen pembaca.
6. Seluruh Staf pengajar,serta karyawan pada Program Studi D3 Bahasa
Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, Anuardin Lubis, BA dan
Ibunda Roslaini yang telah memberikan semangat, doa, kasih sayang dan
terutama dana, sehingga saya dapat menyalesaikan tugas akhir ini. Kepada
kakak saya Addaratul Hasanah Lubis, S.Sos dan abang ipar saya Donni
Deswandi atas nasehat,dukungan,dan omelan setiap hari.dan tak lupa
terima kasih kpd ponakan saya Ahmad Ridho al-rozaq serta sluruh kluarga
besar saya.
8. Terima kasih kepada pacar saya tercinta Diqhi Rahmato Feizal, serta
seluruh keluarga besarnya atas perhatian, pengertian, dukungan, kasih
sayang, cinta, dan nasehat selama saya mengerjakan t.a ini.
9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya yang telah terlebih dahulu
wisuda Mahdi Reza (acong), Paima Leonard (opung), Faisal Azhari
(paicung), Uchi Agustina (sok cantik), Yudhi Suganda (obake 1), Rifki
Rifauzi (obake 2), Maya Lestrya (katem), Nila Artika (pelit), Mega Putri
(mahdi punya), Ade Irma hafinda (fadli punya), atas bantuan&dukungan
nya selama ini.
10. Terima kasih kepada 2 sahabat seperjuangan saya yang gendut Filio Tito
Utama dan Bayu Samudera. Kepada teman-teman seperjuangan wisuda
bulan 1: Astrina Nainggolan, Miranda Meutia, Juliniar, Evilina, Nova
Vannesia, Evalina, Biin Suseyasa, Ahmad Fadli (penger), Teguh
Primanto,takkan q lupakn perjuangan qta ini.
11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya tercinta:Vicky, Yosephin,
12. Terima kasih kepada senpai-senpai: Bobby, bang Yahya, bang Angga,
Novi, Islah, Andre, bang Heru, bang Ipul, atas dukungan nya selama ini.
13. Terima kasih kepada para penghuni Puri 300 A.
14. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar Hinode dan segenap pihak
yang telah membantu dan mendukung saya dalam mengerjakan t.a ini
sampai selesai.
Medan, Maret 2010
Penulis
HUSNUL KHOTIMAH LUBIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2. Batasan Masalah ... 1
1.3. Tujuan Penelitian ... 2
1.4. Metode Penelitian ... 2
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH YOGYAKARTA ... 3
2.1Lokasi ... 3
2.2Penduduk ... 4
2.3Agama ... 4
2.4Mata Pencaharian ... 5
BAB III PELAKSANAAN UPACARA PEKSI BUROQ ... 6
3.1. Pengertian dan Tujuan Upacara Peksi Buroq ... 6
3.2. Pelaksanaan Upacara Peksi Buroq ... 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 13
4.1 Kesimpulan ... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang banyak suku bangsa
dan beraneka ragam budaya. Suku jawa adalah merupakan suku bangsa yang
jumlahnya paling banyak populasinya di indonesia. Yogyakarta adalah kota tempat
adanya keraton Yogyakarta yaitu salah satu kerajaan Jawa.
Masyarakat jawa mempunyai banyak sekali upacara tradisional. Terutama
Keraton Yogyakarta sebagai kerajaan Jawa memelihara dengan baik kebudayaan
Jawa. Karena itu masyarakat Yogyakarta sejak masih kanak-kanak sampai dewasa
sering mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini.
Bagi masyarakat Yogyakarta, setiap tahapan kehidupan mempunyai makna
dan diadakan upacara tersendiri. Mulai dari lahir hingga meninggal banyak upacara
yang harus dilalui. Karena itu tradisi dalam bentuk adalah sebuah hal yang penting
dan dipelihara dengan baik sampai saat ini. Pada setiap upacara tradisional, selalu ada
unsur kesenian yang disajikan.
Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan adalah upacara yang di adakan
di Keraton Yogyakarta. Upacara ini adalah upacara ulang tahun Sultan yang
merupakan rajanya orang jawa.
Upacara inilah yang akan penulis uraikan dalam kertas karya ini. Judul kertas
1.2 Pembatasan Masalah
Dalam karya ini penulis akan membahas tentang Perayaan Upacara Sugengan
Tingalan Dalem yang di adakan di Keraton Yogyakarta. Hal-hal yang akan diuraikan
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
2. Pelaksanaan Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
3. Tujuan diadakannya Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memperkenalkan salah satu upacara sebagai unsur
budaya di keraton Yogyakarta yang merupakan kerajaan Jawa.
2. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari Diploma 3, Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
1.4 Metode Penulisan
Dalam kertas Karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu
metode pengumpulan data atau informasi dengan membaca buku sebagai referensi
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam kertas karya.
Selanjutnya data di analisa dan di rangkum untuk kemudian didiskripsikan kedalam
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2.1. Lokasi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu propinsi dari 33 propinsi yang ada
di Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Disebut Daerah Istimewa
Yogyakarta karena daerah ini ada keraton bekas Kerajaan Jawa yang dipelihara dengn
baik, selain itu daerah ini dipimpin oleh Sultan yang merupakan Raja masyarakat
Jawa. Di bagian selatan Yogyakarta berbatasan dengan Lautan Indonesia, sedangkan
di bagian Timur Laut, Tenggara, Barat, dan Barat Laut dibatasi oleh wilayah Povinsi
Jawa Tengah yng meliputi :
- Kabupaten Klaten disebelah Timur Laut
- Kabupaten Wonogiri disebelah Tenggara
- Kabupaten Purworejo di sebelah Barat
- Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut.
Berdasarkan satuan fisiografis, Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari :
- Pegunungan Selatan dengan luas : ± 1.656,25 km2 dengan ketinggian : 150 -
700 m
- Gunung berapi merapi dengan luas : ± 582,81 km2 dengan ketinggian : 80 -
2.911m
- Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo
- Pegunungan Kulonprogo dan Dataran Rendah Selatan dengan luas : ± 706,25
km2 dengan ketinggian : 0 - 572 m.
Posisi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7°.33′ - 8°.12′ Lintang Selatan dan
110°.00′ - 110°.50′ Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau 0,17 %
dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi
DKI Jakarta, yang terdiri dari :
- Kabutapaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 %)
- Kabutapaten Bantul, dengan luas 506,85 km2 (15,91 %)
- Kabutapaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 %)
- Kabutapaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 %)
- Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km2 (1,02 %).
Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80
km2 luas D.I. Yogyakarta, 33,05 % merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 %
Regosol, 12,38 % Lathosol, 10,97 % Grumusol, 10,84 % Mediterm, 3,19 % Alluvial,
dan 2,47 % adalah tanah jenis Rensina.
2.2 Penduduk
Penduduk Asli di Provinsi Yogyakarta adalah suku Jawa, di Provinsi ini
terdapat 97 % orang Jawa, 1% orang Sunda, dan 2 % pendatang yang datang ke
2.3 Agama
Dahulu masyarakat Jawa dan Yogyakarta meyakini Aninisme kekuatan magis
dan tenung. Setelah masuk saudagar dari Cina dan Persia, maka masuklah berbagai
macam agama ke Yogyakarta bersamaan dengan masuknya saudagar itu. Diantaranya
Hindu, Islam dan Kristen. Sekarang ini sebagian besar yakni 92% masyarakat
Yogyakarta memeluk agama Islam, Kristen 5%, Hindu dan Budha 3%.
2.4 Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat di Yogyakarta adalah bercocok tanam,
berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan wayang kulit, dan kerajinan
anyaman), dan wisata. Yogyakarta lebih terkenal sebagai daerah pariwisata, karena
mempunyai banyak peninggalan budaya. Selain itu Yogyakarta juga terkenal sebagai
kota pendidikan. Karena itu sebagian masyarakat kota mempunyai usaha rumah kost
buat mahasiswa.
Merupakan pemandangan yang biasa ketika anda sampai di Stasiun
Yogyakarta atau di halte khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akan
disambut oleh banyak tukang becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat
tujuan mana saja yang layak untuk anda nikmati seperti toko baju, toko bakpia, mal,
BAB III
PELAKSANAAN UPACARA SUGENGAN TINGALAN DALEM TAHUNAN
3.1 Pengertian Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
Sugengan Tingalan Dalem Tahunan merupakan upacara selamatan dalam
rangka ulang tahun sultan, yaitu untuk memperingati hari kelahiran sultan. Hari
kelahiran di sini bukan menurut perhitungan tahun masehi, melainkan tanggal dan
tahun menurut perhitungan tahu Jawa. Upacara selamatan tersebut diselenggarakan
setiap tahun.
Penanggalan atau tahun Jawa berbeda dengan tahun masehi. Penanggalan ini
adalah merupakan penanggalan yang berdasarkan pemikiran masyarakat Jawa kuno
dan berkaitan dengan keyakinan. Meskipun secara umum masyarakat Jawa sekarang
menggunakan tahun masehi namun tahun Jawa ini selalu dipergunakan oleh orang
jawa dalam menetapkan berbagai upacara.
3.2 Pelaksanaan Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
Adapun urutan/ tata cara ritual dalam kegiatan penyelenggaraan upacara
selamatan Sugengan Tingalan Dalem Tahunan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan fisik dan non fisik
Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan tidak melibatkan seluruh warga
masyarakat Yogyakarta, melainkan hanya melibatkan sebgaian besar warga
keraton. Dalam persiapan non fisik, orang-orang tertentu yang akan terlibat
dalam upacara tersebut mempersiapkan diri dengan bersesuci. Bersesuci
adalah melakukan puasa dan siram jamas ( mandi keramas ). Sedangkan
masyarakat, yaitu untuk mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan
digunakan dalam upacara tersebut.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam penyelenggaraan upacara
selamatan Sugenagan Tingalan Dalem Tahunan terdiri atas :
a) Dhahar rasulan yaitu makanan Sultan yang dilengkapi dengan satu
ingkung yang berasal dari ayam hitam mulus, lalaban kobis, cambah,
kemangi, mentimun, sambel pecel, krecek, sekar rasulan ( telon )
b) Dhahar dalem, berupa kue ulang tahun dan beberapa macam kue yang
khusus untuk dhahar Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwana X di
Kraton Kilen.
c) Gula, Kelapa utuh, telur ayam, beras, padi, dua batang tebu hitam, dan
seekor ayam janatan hidup.
d) Ketan kolak sebanyak 16 besek.
e) Bermacam-macam dhahar ( nasi ).
f) Dua buah cething sumbul. Cetching pertama berisi sepuluh butir telur
ayam yang dimasak pindang. Cetching kedua berisi ketan salak ( wajik )
sebanyak 25 gelinding.
g) Tumpeng sewu ( tumpeng yang ditancapi lidi, dan pada ujung lidi
ditancapkan brambang dan lombok sebnyak seratus cetong.
h) Tumpeeng yuswa, (sebuah tumpeng besar yang dikelilingi
tumpeng-tumpeng kecil sejumlah usia Sri Sultan. Untuk Sugengan Tingalan
Dalem Tahunanpada tahun 2004 jumlah tumpeng yuswa sebanyak 60
i) Tumpeng saka guru sebanyak empat pasang. Tumpeng yang dua pasang
dilengkapi lauk yang digoreng, sedangkantumpeng dua pasang yang
lainnya dilengkapi dengan megana.
j) Ketan kolak sebanyak 20 besek, masing-masing besek berisi tujuh takir
ketan dan tujuh takir kolak.
2. Penyelenggaraan Upacara.
Upacara selamatan Sugengan Tingalan Dalem Tahunan untuk Sri Sultan
Hamengkubuwono X dilaksanakan pada setiap tanggal 29 Bakda Mulud. Pada
tanggal tersebut, tepat pukul 10.00 WIB seluruh perlengkapan untuk
penyelenggaraan upacara selamatan tersebut diusung dan ditata di Tratag
Bangsal Kencana. Setelah semuanya siap, Tumpeng saka guru diambil untuk
diletakkan di empat saka guru (tiang utama) Bangsal Kencana. Setelah itu,
didoakan oleh penghulu dan abdi dalem suranata. Setelah selesai di doakan,
makanan yang khusus untuk dhahar dalem diusung, diantarkan ke Kraton
kepada ngarsa dalem. Dengan selesainya pembagian makanan tersebut, maka
selesailah keseluruhan prosesi upacara selamatan Sugengan tingalan Dalem
tahunan.
3.3 Tujuan Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan
Tujuan penyelenggaraan upacara selamatan Sugengan Tingalan Dalem
Tahunan adalah untuk memohon keselamatan diri Sri Sultan kepada Tuhan. Agar
beliau dikarunia panjang umur, kesehatan, kesejahteraan dan kekuatan sebagai
pelindung, pemimpin, dan penuntun bagi seluruh keluarga besar kraton dan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah menguraikan tentang Upacara Perayaan Sugengan Tingalan Dalem
Tahunan di keraton Yogyakarta maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Upacara Sugengan Tingalan Dalem Tahunan adalah Upacara yang rutin
diadakan di Keraton Yogyakarta.
2. Upacara ini dilakukan setiap tahun berdasarkan tahun Jawa. Kalender tahun
Jawa tidak sama dengan tahun masehi.
3. Tujuan penyelenggaraan upacara selamatan Sugengan Tingalan Dalem
Tahunan adalah untuk memohon keselamatan diri Sri Sultan kepada Tuhan,
agar beliau dikarunia panjang umur, kesehatan, kesejahteraan dan kekuatan.
Karena beliau adalah pelindung, pemimpin, dan penuntun bagi seluruh
keluarga besar kraton, masyarakat Yogyakarta dan seluruh masyarakat Jawa.
4.2 Saran
2. Penulis berharap masyarakat dapat mengetahui adanya Peringatan Upacara
Sugengan Tingalan Dalem Tahunan sebagai warisan budaya Indonesia.
3. Sebaiknya pemerintah memelihara dan menjaga upacara-upacara tradisional
seperti ini sebagai warisan kebudayaan bangsa.
4. Penelitian yang lebih mendalam mengenal hal semacam ini akan dapat
DAFTAR PUSTAKA
Maharkesti. R.A., dkk., 1989 Upacara Tradicional Siraman Pustaka Kraton
Yogyakarta. Jakarta : Depdikbud.
---, 2000, Upacara Peksi Buroq di Kraton Yogyakarta.
Yogyakarta : Depdikbud.