• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Evaluasi Sistem Informasi Akademik Menggunakan Cobit 5 PAM (Process Assesment Model) (Studi Kasus Pada Universitas Singaperbangsa Karawang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Evaluasi Sistem Informasi Akademik Menggunakan Cobit 5 PAM (Process Assesment Model) (Studi Kasus Pada Universitas Singaperbangsa Karawang)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Bagja Nugraha

Alamat / Address : Jl. R.H. Ali Muhtar adiarsa barat

Karawang

Kode Post / Postal Code : 41313

Nomor Telepon / Phone : 08568333700

Email : bagjanugraha@yahoo.com

Jenis Kelamin / Gender : Laki - laki

Tmpt, Tgl Lahir / Date of Birth : Karawang, 12 Oktober 1985

Agama / Religion : Islam

(2)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi

oleh hamper seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan

efisiensi proses yang berlangsung, tak terkecuali di institusi pendidikan. Untuk

mencapai hal tersebut diperlukan suatu pengelolaan TI yang ada secara terstruktur.

Kenyamanan dan peningkatan pelayanan bagi para stakeholder di lingkungan

universitas dapat terus ditingkatkan dengan penerapan teknologi informasi yang tepat

sasaran. Sekarang ini hampir semua perguruan tinggi menerapkan penggunaan

teknologi informasi sebagai pendukung kegiatan operasional pengajaran serta

administrasi pelaksanaan unit terkait dengan kegiatan usaha institusi. Menurut

Alberch (2004:35) Tata kelola teknologi informasi yang dibutuhkan untuk institusi

pendidikan tinggi yaitu agar tercipta proses penyebaran ilmu dalam kegiatan

pembelajaran yang lebih interaktif dan dinamis, transparasi tata kelola operasional

kegiatan institusi, serta peningkatan kinerja berbasis evaluasi dengan penilaian yang

transparan, serta keamanan data serta informasi yang berhubungan dengan hak

intelektual seseorang. Tatakelola teknologi informasi nantinya Akan menjadi jawaban

agar apa yang sudah diinvestasikan untuk teknologi informasi agar dapat memberikan

hasil yang maksimal dan berguna bagi institusi.

(3)

Pada tahun 2015 pemerintah Indonesia telah menetapkan 14 perguruan tinggi

swasta menjadi perguruan tinggi negeri diantaranya Universitas Singaperbangsa

Karawang merupakan salah satu institusi perguruan tinggi yang mempunyai tugas

dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam

menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) masa depan yang bermutu dan berdaya

saing tinggi.

Merujuk peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor 49 Tahun 2014 tentang standar nasional perguruan tinggi, oleh karena itu

Universitas Singaperbangsa karawang harus memenuhi standar yang telah diterapkan

oleh pemerintah yaitu :

1. Standar kompetensi lulusan;

2. Standar isi pembelajaran;

3. Standar proses pembelajaran;

4. Standar penilaian pembelajaran;

5. Standar dosen dan tenaga kependidikan;

6. Standar sarana dan prasarana pembelajaran;

7. Standar pengelolaan pembelajaran; dan

8. Standar pembiayaan pembelajaran

Dalam prosesnya untuk menjadi perguruan tinggi negeri Universitas

Singaperbangsa Karawang membutuhkan sumber informasi yang mutakhir dan selalu

terkini. Ketergantungan Universitas Singaperbangsa Karawang dalam penggunaan

(4)

baru, perkuliahan, sampai dengan kelulusan dan wisuda sudah menggunakan system

informasi. Dalam melakukan tugasnya tersebut beberapa bagian di Universitas

Singaperbangsa Karawang sudah didukung oleh TI berupa suatu Sistem Informasi

Akademik (SIA), dimana untuk pengadaan dan pengelolaan tersebut dilakukan oleh

suatu divisi tersendiri yaitu Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN).

Dalam pelaksanaannya, di Universitas Singaperbangsa Karawang terdapat

beberapa kendala yaitu:

1. Kurang optimalnya pengawasan dari PUSDATIN dalam penerapan SIA,

karena dilakukan jika ada keluhan dari bagian lain mengenai layanan TI

tersebut.

2. Kebijakan dari manajemen yang sangat dinamis, ketika suatu aplikasi

sudah di implementasikan untuk digunakan sering terjadi perubahan.

Berdasarkan beberapa permasalahan diatas maka penulis akan menganalisis dan

mengevaluasi Sistem Informasi Akademik di Universitas Singaperbangsa Karawang.

Model acuan analisis dan evaluasi terdapat bermacam-macam seperti Peterson,

Weill&Ross, ITGI, AS 8015 dan COBIT. Analisis dan evaluasi dalam penulisan tesis ini menggunakan kerangka kerja COBIT 5.0 (Control Objectives For Information And Related Technology), dimana model perancangan COBIT lebih bersifat praktis, lebih kuat dalam checklist audit dan cocok untuk monitoring proses TI untuk

membantu tercapainya pelaksanaan tatakelola TI yang baik. Sedangkan pada

(5)

lebih berorientasi pada proses-proses yang harus dilakukan dalam penerapan

tatakelola TI. (Putra, et al., 2008 : 19)

COBIT 5 PAM digunakan sebagai dokumen basis referensi untuk menilai

performa kapabalitas TI organisasi serta mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan

minimum untuk melakukan penilaian (output-output yang dibutuhkan),

mendefinisikan proses kapabilitas dalam 2 dimensi, proses dan kapabilitas,

menggunakan indikator proses kapabilitas dan proses performa untuk menentukan

apakah attribut proses telah dipenuhi. Dengan adanya dukungan dari pihak sivitas

akademika dan berdasarkan acuan jurnal mengenai COBIT 5 yang membuktikan

bahwa COBIT mampu menjadi alat pengukuran dalam melaksanakan metode

evaluasi TI yang tepat untuk mengetahui apakah Universitas Singaperbangsa

Karawang telah melakukan pengelolaan TI yang baik terutama dalam hal layanan

akademik, dan COBIT 5 mampu membantu dalam merapihkan tata kelola TI yang

sesuai dengan standar dan kebijakan dalam menjalankan operasi bisnis yang efektif

dan efisien, serta memenuhi kebutuhan bisnis universitas dalam hal ini kampus, maka

dilakukanlah analisis dan evaluasi terhadap tata kelola TI pada Universitas

Singaperbangsa Karawang dengan menggunakan standar COBIT 5 Process Assessment Model(PAM).

Atas dasar tersebut, maka penulis ingin menganalisis kapabilitas tatakelola

teknologi informasi dalam mendukung integrasi PTS ke PTN pada Universitas

(6)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan permasalahan yang nantinya

akan diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah analisis dan evaluasi penilaian proses Sistem Informasi

Akademik dalam mengatasi masalah intergrasi PTS ke PTN pada Universitas

Singaperbangsa Karawang menurut COBIT 5 model PAM?

2. Bagaimanakah penilaian kinerja sumber daya yang terkait dalam mendukung

proses integrasi PTS ke PTN pada Universitas Singaperbangsa?

3. Bagaimana membuat usulan dan rekomendasi Universitas Singaperbangsa

Karawang menerapkan kemampuan tatakelola teknologi informasi pada

perubahan status PTS ke PTN?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis dan mengevaluasi tingkat kapabilitas dalam proses penerapan

Sistem Informasi Akademik yang berjalan di Universitas Singaperbangsa

Karawang dan disesuaikan dengan standar nasional PTN yang tertuang dalam

peraturan Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi.

2. Menganalisis hasil penilaian optimasi kinerja sumber daya dalam mendukung

proses integrasi PTS ke PTN pada Universitas Singaperbangsa Karawang.

(7)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi tata

kelola TI di bidang Sistem Informasi Akademik serta salah satu bahan acuan

penelitian tentang analisis dan evaluasi tatakelola TI berdasarkan COBIT

5 Process Assesment Model (PAM) 2. Manfaat Praktis

Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan

penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan

sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai analisis dan evaluasi

Sistem Informasi Akademik berdasarkan COBIT 5 Process Assesment Model

(PAM)

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis

berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk

meningkatkan pemahaman tentang pentingnya analisis dan evaluasi tatakelola TI

yang dapat mendatangkan keuntungan finansial dan non-finansial

1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Penulis memberi beberapa batasan masalah dalam kasus penelitian ini Sebagai

(8)

1. Menggunakan standard framework COBIT 5.0 Process Assesment Model

(PAM) dengan fokus pada domain EDM04 (Ensure Resource Optimisation), APO001 (Manage the IT management framework), APO007 (Manage Human Resources), BAI08 (Manage Knowledge), . Pemilihan menggunakan domain ini karena pertimbangan dalam permasalahan tersebut berkaitan dengan

pelayanan yang perlu diberikan terhadap pengguna dari sistem informasi

yang ada.

2. Lingkup tatakelola TI yaitu layanan akademik mulai dari sistem penerimaan

mahasiswabaru, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), nilai mahasiswa

sampai dengan sistem yudisium dan wisuda di Universitas Singaperbangsa

Karawang.

3. Metodologi penilaian tingkat kapabilitas proses, menggunakan COBIT5

Process Assesment Model(PAM). Metode ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur capability level (level kemampuan) terhadap pengelolan sumber daya layanan akademik

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tesis ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang dilakukannya penelitian,

penjelasan mengenai permasalahan pokok yang dihadapi, tujuan dilakukannya

penelitian, manfaat dilakukannya penelitian, pembatasan masalah penelitian,

(9)

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penyusunan

penelitian ilmiah ini, yang meliputi pengertian tata kelola Teknologi Informasi

(TI), pengertian IT governance, ruang lingkup IT governance, area fokus

pengelolaan IT governance, tujuan dan langkahlangkah penerapan IT

governance, pengertian COBIT, kerangka kerja COBIT 5, COBIT 5 Process Assessment Model(PAM), penilaian tingkat kapabilitas menggunakan model penilaian process assessment model.

Bab III Metodologi Penelitian

Berisi mengenai gambaran umum universitas meliputi sejarah, visi, misi,

tujuan dan sasaran universitas, standarisasi aplikasi teknologi informasi,

manajemen universitas, pendekatan penelitian dengan pengambilan data fakta

dari database akademik,

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi penjabaran pelaksanaan evaluasi yang meliputi pengumpulan data dan

analisis data, pemetaan proses teknologi informasi yang di nilai, penilaian dan

(10)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini dikemukakan gambaran umum secara singkat mengenai hasil

penelitian mengenai pengukuran nilai investasi teknologi informasi dengan

kerangka kerja COBIT 5 beserta saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut

bagi universitas.

Daftar Pustaka

Daftar dari seluruh kepustakaan yang digunakan dalam teks. Penulisan daftar

pustaka mengikuti kaidah yang berlaku dalam tata naskah.

Lampiran

Pelengkap informasi mengenai instrument penelitian, seperti dokumen

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tata Kelola Teknologi Informasi

Definisi lain mengenai IT governance yang lebih terkenal adalah:

“IT governance is the responsibility of executives and the board of

directors, and consists of the leadership, organisational structures and

processes that ensure that the enterprise’s IT sustains and extends the

organisation’s strategies and objectives.”(ITGI, 2013)

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa tata kelola teknologi

informasi adalah tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif. Ini

merupakan bagian tak terpisahkan dari tata kelola universitas dan terdiri dari

struktur kepemimpinan dan organisasi dan proses yang memastikan bahwa

organisasi teknologi informasi menopang dan memperluas strategi dan tujuan

organisasi.

Sedangkan menurut (Weill & Ross , 2004) IT governance adalah:

Specifying the decision rights and accountability framework to

encourage desirable behavior in using IT.”

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa tata kelola teknologi

informasi merupakan framework yang spesifik dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas untuk mendukung kebiasaan universitas dalam menggunakan teknologi

informasi.

Meskipun begitu banyak pengertian mengenai IT Governances dan para ahli memberikan berbagai argumen mengenai IT Governances tetapi dalam setiap

(12)

pengertian selalu menyebutkan lima hal yang berhubungan dengan: (1)

Akuntabilitas teknologi informasi, (2) Kepatuhan terhadap peraturan dan

ketentuan teknologi informasi, (3) Memuaskan kebutuhan dewan dan pemangku

kepentingan, (4) Mengelola risiko, (5) Memberikan nilai bagi bisnis dan kontrol

dari kerja yang dilakukan.

2.2 Sumber Daya Teknologi Informasi

a. Data, adalah obyek-obyek dalam pengertian yang lebih luas,

terstruktur dan tidak terstruktur, grafik, suara dan sebagainya.

b. Sistem Aplikasi, dipahami untuk menyimpulkan atau meringkas, baik

prosedur manual maupun yang terprogram.

c. Teknologi, mencakup perangkat keras, sistem operasi, system

manajemen database, jaringan, multimedia, dan lain-lain.

d. Fasilitas, adalah semua sumberdaya untuk menyimpan dan mendukung

sistem informasi.

e. Manusia termasuk staf ahli, kesadaran dan produktivitas untuk

merencanakan, mengorganisasikan atau melaksanakan, memperoleh,

menyampaikan, mendukung dan memantau layanan sistem informasi.

2.3 Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi

Ketika teknologi informasi menjadi faktor yang sangat penting bagi

keberhasilan universitas, hal tersebut dapat memberikan kesempatan untuk

mendapatkan keunggulan kompetitif dan menawarkan perlengkapan untuk

(13)

Teknologi informasi juga bisa membawa risiko. Seringkali dalam

melakukan bisnis dalam skala global, downtime sistem dan network telah menjadi terlalu mahal bagi semua universitas untuk ditangani. Di beberapa industri,

teknologi informasi merupakan sumber daya kompetitif untuk melakukan

diferensiasi dan memberikan keunggulan kompetitif sedangkan diuniversitas

lainnya teknologi informasi membantu dalam mempertahankan hidup universitas

(Rahmadhanty, 2010).

Menurut Fox dan Zonneveld, menyimpulkan dalam tata kelola yang baik

peranan IT Governance merupakan hal yang sangat penting, Proses IT Governance

dimulai dengan menentukan sasaran untuk IT universitas, menyediakan petunjuk

awal. Setelah itu, perulangan secara berkelanjutan dibentuk, kinerja diukur dan

dibandingkan dengan sasaran awal, menghasilkan arahan kembali dari aktivitas yang

diperlukan dan perubahan sasaran yang sesuai. Ketika sasaran menjadi tanggung

jawab utama dan ukuran kinerja manajemen, itu jelas harus dikembangkan dengan

perencanaan yang baik sehingga sasaran dapat terjangkau dan ukuran

menggambarkan sasaran dengan tepat.

Dan menurut Menurut Fox dan Zonneveld (2003), alasan terakhir IT

Governance penting dikarenakan ketidak sesuaian antara harapan dan realita atau kenyataan. Direktur selalu mengharapkan manajemen untuk :

1. Memberikan solusi IT dengan kualitas yang baik, tepat waktu, dan efisien.

2. Pemanfaatan IT memberikan pengembalian business value.

(14)

resiko.

Ketidak efektifan IT Governance memungkikan penyebab dari pengalaman negatif universitas dalam pemanfaatan IT, antara lain :

1. Kerugian bisnis, kerusakan reputasi atau posisi kompetitif yang menurun lemah.

2. Batas waktu tidak tercapai, biaya lebih tinggi dibandingkan harapan yang

diinginkan

3. Efisiensi dan proses universitas memberi dampak negatif terhadap rendahnya

kualitas penggunaan IT.

4. Kegagalan inisiatif IT dapat membawa inovasi dan manfaat yang dijanjikan.

2.4 Focus Area Tata Kelola Teknologi Informasi

Focus area tata kelola teknologi informasi dibagai menjadi 5 bagian yaitu Strategic alignment, Value delivery, Resource management, Risk management, and Performance measurement. Digambarkan seperti gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1 Focus area IT Governance (ITGI, 2007)

(15)

nilai teknologi informasi, dan menyelaraskan tujuan bisnis dan tujuan

teknologi informasi.

2. Value delivery: Menjalankan proposisi nilai seluruh siklus delivery, memastikan bahwa teknologi informasi memberikan manfaat sesuai

dengan tujuan bisnis yang dituangkan dalam strategi, berkonsentrasi pada

biaya mengoptimalkan dan membuktikan nilai intrinsik dari teknologi

informasi.

3. Resource management: Tentang investasi yang optimal dalam pengelolaan sumber daya teknologi informasi: aplikasi, informasi, infrastruktur dan

SDM dan pengoptimalisasian infrastruktur.

4. Risk management: Tentang kesadaran mengelola risiko oleh pejabat senior pada perusahan, bagaimana memahami persyaratan kepatuhan, keterbukaan

tentang risiko yang signifikan terhadap universitas dan menanamkan

tanggung jawab manajemen risiko ke dalam organisasi.

5. Performance measurement: Pengukuran kinerja dan track implementasi strategi, penyelesaian proyek, penggunaan sumber daya, kinerja proses

dan pelayanan, misalnya, balanced scorecard yang menerjemahkan strategi ke dalam tindakan untuk mencapai tujuan yang terukur.

Tata kelola Teknologi Informasi dan Manajemen Teknologi Informasi

Salah satu kunci fokus tata kelola teknologi informasi menurut

(Grembergen et al. 2005) adalah untuk menyelaraskan teknologi informasi

(16)

teknologi informasi adalah perpaduan antara tata kelola universitas dan

manajemen teknologi informasi.

Menurut (Peterson , 2004) Gambar 2.2 dapat digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara manajemen teknologi informasi dan tata kelola

teknologi informasi.

Gambar 2.2 Hubungan antara tata kelola teknologi informasi dengan

manajemen teknologi informasi (Grembergen, 2004)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa manajemen teknologi

informasi mempunyai fokus pada upaya pencapaian efektivitas internal atas

dukungan produk dan jasa teknologi informasi dan juga pengelolaan dari

operasional teknologi informasi yang ada pada saat ini. Sedangkan tata kelola

teknologi informasi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, dan berkonsentrasi

pada kinerja dan transformasi teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan

bisnis saat ini dan saat yang akan datang, baik dari sudut internal bisnis maupun

eksternal

2.5 COBIT

(17)

suatu panduan standar praktek manajemen teknologi informasi dan sekumpulan

dokumentasi best practices untuk tata kelola TI yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk menjembatani pemisah (gap) antara risiko bisnis, kebutuhan pengendalian, dan permasalahan-permasalahan teknis. COBIT

dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan bagian dari

Information Systems Audit and Control Association (ISACA). COBIT memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis, dan karena itu business process owners dan manajer, termasuk juga auditor dan pengguna, diharapkan dapat memanfaatkan arahan ini dengan sebaik-baiknya.

COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan tata kelola TI. COBIT

berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu organisasi bersamaan dengan

sumber daya lainnya untuk membentuk suatu standar yang umum berupa panduan

pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara terstruktur, COBIT terdiri dari

seperangkat control objectives untuk bidang Teknologi Informasi, dirancang untuk memudahkan tahapan-tahapan audit bagi auditor. (Campbell, 2005:27).

2.6 Sejarah Perkembangan COBIT

COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1 yang

menekankan pada audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang menekankan pada

tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang berorientasi kepada

manajemen, COBIT versi 4 pada bulan desember 2005 dan versi 4.1 pada bulan mei

2007 lebih mengarah pada tata kelola TI, dan terakhir COBIT versi 5 pada bulan juni

(18)

Gambar 2.3 Sejarah Perkembangan COBIT 2.7 Tata Kelola Dan Manajemen TI Universitas

COBIT 5 merupakan sebuah kerangka menyeluruh yang dapat membantu

universitas dalam mencapai tejuannya untuk tata dan manajemen TI universitas.

Secara sederhana COBIT 5 membantu universitas menciptakan nilai optimal dari TI

dengan cara menjaga keseimbangan antara mendapatkan keuntungan dan

mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumbar daya. COBIT 5

memungkinkan TI untuk dikelola dan diatur dalam cara yang lebih menyeluruh untuk

seluruh lingkup universitas, meliputi seluruh lingkup bisnis dan lingkup area

fungsional TI, dengan mempertimbangkan kepentingan para stakeholder internal dan eksternal yang berhubungan dengan TI. COBIT 5 bersifat umum dan berguna untuk

(19)

sektor pemerintahan atau publik. COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip kunci untuk

tata kelola dan manajemen TI universitas. Kelima prinsip ini memungkinkan

universitas untuk membangun sebuah kerangka tata kelola dan manajemen yang

efektif, yang dapat mengoptimalkan investasi dan penggunaan TI untuk mendapatkan

keuntungan bagi para stakeholder.

Gambar 2.4 Lima prinsip dalam COBIT 5

(ITGI COBIT 5, 2012;13) Prinsip 1 : Memenuhi Kebutuhan Stakeholder

Universitas menciptakan nilai bagi para stakeholdernya dengan menjaga keseimbangan antara realisasi keuntungan dan optimasi risiko dan penggunaan

sumber daya. COBIT 5 menyediakan semua proses yang dibutuhkan dan

(20)

Oleh karena itu setiap universitas memiliki tujuan yang berbeda, sebuah universitas

dapat mengkustomisasi COBIT 5 agar sesuai dengan konteks universitas itu sendiri

melalui pengaliran tujuan (goal cascade), menerjemahkan tujuan utama universitas menjadi tujuan yang dapat diatur, spesifik dan berhubungan dengan TI, serta

memetakan tujuan-tujuan tersebut menjadi proses-proses dan praktik-praktik yang

spesifik. Tata kelola berhubungan dengan negoisasi dan memutuskan di antara

beberapa kepentingan dari para stakeholder yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sistem tata kelola harus mempertimbangkan seluruh stakeholder ketika membuat keputusan mengenai keuntungan, risiko, dan penugasan sumber daya.

Setiap universitas beroperasi dalam konteks yang berbeda-beda. Konteks

tersebut ditentukan oleh faktor eksternal (pasar, industri, geopolitik, dsb) dan faktor

internal (budaya, organisasi, selera risiko, dsb), dan memerlukan sebuah sistem tata

kelola dan manajemen yang disesuaikan. Alur tujuan dalam COBIT 5 adalah suatu

mekanisme untuk menerjemahkan kebutuhan stakeholder menjadi tujuan-tujuan spesifik pada setiap tingkatan dan setiap area universitas dalam mendukung tujuan

utama universitas dan memenuhi kebutuhan stakeholder, dan hal ini secara efektif mendukung keselarasan antara kebutuhan universitas dengan solusi dan layanan TI.

(21)

Gambar 2.5 Alur tujuan dalam COBIT 5 (ITGI COBIT 5, 2012;18)

Langkah 1. Penggerak stakeholder mempengaruhi kebutuhan stakeholder.

Kebutuhan stakeholder dipengaruh oleh sejumlah penggerak, diantaranya perubahan strategi, lingkungan bisnis dan peraturan yang berubah, dan munculnya teknologi

baru.

Langkah 2. Kebutuhan stakeholder diturunkan menjadi tujuan universitas. Tujuan-tujuan universitas tersebut telah dikembangkan menggunakan dimensi Balanced Scorecard (BSD), dan BSD tersebut merepresentasikan sebuah daftar tujuan yang umum digunakan dimana sebuah universitas dapat mendefinisikan untuk dirinya

sendiri. Meskipun daftar tersebut tidak lengkap menyeluruh, kebanyakan

tujuan-tujuan universitas tertentu dapat dipetakan secara mudah menjadi satu atau lebih

tujuan umum universitas.

(22)

TI. Pencapaian tujuan universitas memerlukan sejumlah hasil-hasil yang

berhubungan dengan TI, yang diwakili oleh tujuan-tujuan TI. Tujuan-tujuan yang

berhubungan dengan TI disusun dengan dimensi-dimensi dalam IT BSC. COBIT 5

mendefinisikan 17 tujuan yang berhubungan dengan TI.

Langkah 4. Tujuan TI diturunkan menjadi tujuan pemicu (enabler goal). Mencapai tujuan TI membutuhkan penerapan yang sukses dan penggunaan sejumlah pemicu.

Pemicu meliputi proses, struktur organisasi dan informasi, dan untuk tiap pemicu,

serangkaian tujuan yang spesifik dapat didefinisikan untuk mendukung tujuan TI.

Gambar 2.6 Tujuan Universitas dan TujuanIT-relateddalam COBIT 5

(ITGI COBIT 5, 2012;19) Prinsip 2 : Melingkupi Seluruh Universitas

COBIT 5 mencakup semua fungsi dan proses dalam universitas. COBIT 5

(23)

yang berhubungan dengannya sebagai suatu aset yang perlu ditangani oleh semua

orang dalam universitas seperti juga aset-aset universitas yang lain. COBIT 5

mempertimbangkan semua pemicu untuk tata kelola dan manajemen yang

berhubungan dengan TI agar dapat digunakan secara menyeluruh dalam universitas,

termasuk semua orang dan semua hal internal dan eksternal yang berhubungan

dengan tata kelola dan manajemen informasi dan TI universitas.

COBIT 5 mengintegrasikan tata kelola TI universitas ke dalam tata kelola

universitas. Oleh karena itu, sistem tata kelola untuk TI universitas yang diusulkan

dalam COBIT 5 ini dapat terintegrasi secara baik ke dalam sistem tata kelola

manapun. COBIT 5 meliputi semua fungsi dan proses yang dibutuhkan untuk

mengatur dan mengelola informasi universitas dan teknologi dimana informasi

tersebut diproses. COBIT 5 meyediakan suatu pandangan yang menyeluruh dan

sistemik pada tata kelola dan manajemen TI universitas, berdasarkan sejumlah

pemicu atau enabler. Pemicu-pemicu tersebut melingkupi seluruh universitas dari ujung ke ujung, termasuk semua hal dan semua orang, internal dan eksternal, yang

berhubungan dengan tata kelola dan manajemen informasi dan TI universitas,

termasuk juga aktivitas-aktivitas dan tanggung jawab dari kedua fungsi, yaitu fungsi

TI dan fungsi bisnis selain TI. Pendekatan yang digunakan dalam tata kelola adalah

sebagai berikut :

Pemicu Tata Kelola

Pemicu Tata Kelola adalah sumber daya organisasi untuk tata kelola, seperti

(24)

termasuk sebagai pemicu tata kelola, seperti misalnya kemampuan layanan

(infrastruktur TI, aplikasi, dsb), manusia dan informasi. Kekurangan sumber daya

atau pemicu dapat mempengaruhi kemampuan suatu universitas dalam menciptakan

sebuah nilai.

Ruang Lingkup Tata Kelola

Tata kelola dapat diterapkan pada seluruh universitas, suatu entitas, suatu aset

yang tangible maupun intangible. Maka dimungkinkan untuk dapat menentukan pandangan yang berbeda terhadap tata kelola seperti apa sajakah yang dapat

diterapkan dalam universitas, dan hal tersebut sangat penting menentukan ruang

lingkup sistem tata kelola dengan tepat dan baik.

Peran, Aktifitas, dan Hubungan

Elemen terakhir adalah peranan, aktivitas, dan hubungan tata kelola. Hal ini

menentukan siapa yang terlibat dalam tata kelola, bagaimana mereka terlibat, apa

yang mereka lakukan dan bagaimana mereka berinteraksi dalam suatu ruang lingkup

sistem tata kelola. Dalam COBIT 5, perbedaan jelas dibuat antara aktivitas tata kelola

dan aktivitas manajemen, dan juga mengenai interaksi antar keduanya dan para

(25)

Gambar 2.7 Peranan, Aktifitas, dan Hubungan Tata Kelola dan Manajemen (ITGI COBIT 5, 2012;24)

Prinsip 3 : Menerapkan Suatu Kerangka Tunggal yang Terintegrasi

Ada beberapa standar dan best practices yang berhubungan dengan TI, masing-masing menyediakan panduan dalam sebuah bagian dari aktivitas TI. COBIT

5 adalah sebuah kerangka tunggal dan terintegrasi karena :

a. COBIT 5 selaras dengan standar dan kerangka kerja lain yang relevan dan

terbaru, dan hal tersebut memungkinkan universitas untuk menggunakan

COBIT 5 sebagai kerangka kerja untuk tata kelola dan manajemen secara

menyeluruh dan terintegrasi.

b. COBIT 5 sangat lengkap menjangkau semua lingkup universitas,

menyediakan dasar untuk secara efektif mengintegrasikan kerangka kerja,

standar, dan praktik lain yang telah digunakan.

c. COBIT 5 menyediakan sebuah arsitektur sederhana untuk menyusun bahan

panduan dan menghasilkan produk yang konsisten.

d. COBIT 5 mengintegrasikan semua pengetahuan sebelumnya yang

terpecah-pecah dalam kerangka ISACA yang berbeda-beda. ISACA sebelumnya telah

(26)

BMIS, ITAF, dan lain-lain. COBIT 5 mengintegrasikan semua pengetahuan

tersebut.

Prinsip 4 : Menggunakan sebuah pendekatan yang menyeluruh

Tata kelola dan manajemen TI universitas yang efektif dan efisien

memerlukan suatu pendekatan yang menyeluruh, dan melibatkan beberapa komponen

yang saling berinteraksi. COBIT 5 mendefinisikan serangkaian pemicu untuk

mendukung implementasi sistem yang komprehensif tentang tata kelola dan

manajemen TI universitas. Pemicu adalah faktor yang secara individual maupun

kolektif mempengaruhi apakah sesuatu dapat berjalan dengan baik, dalam kasus ini

adalah apakah tata kelola dan manajemen TI universitas dapat berjalan dengan baik.

COBIT 5 menjelaskan tujuh kategori pemicu :

1. Prinsip, Kebijakan, dan Kerangka Kerja, merupakan sarana untuk menerjemahkan kebiasaan-kebiasaan yang diinginkan menjadi suatu panduan

praktik untuk manajemen sehari-hari.

2. Proses, menjelaskan serangkaian aktivitas dan praktik yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan output dalam mendukung pencapaian tujuan TI secara menyeluruh.

3. Struktur Organisasi, merupakan kunci untuk pengambilan keputusan dalam suatu universitas.

4. Budaya, Etika, dan Kebiasaan, sering diremehkan sebagai salah satu kunci sukses dalam aktivitas tata kelola dan manajemen.

(27)

dihasilkan dan digunakan oleh universitas. Informasi dibutuhkan untuk menjaga

agar universitas dapat berjalan dan dikelola dengan baik.

6. Layanan, Infrastruktur, dan Aplikasi, termasuk infrastruktur, teknologi, dan aplikasi yang menyediakan layanan dan pengolahan teknologi informasi bagi

universitas.

7. Manusia, Kemampuan, dan Kompetensi, berhubungan dengan manuasia dan diperlukan untuk keberhasilan semua aktivitas dan untuk menentukan keputusan

yang tepat serta untuk mengambil tindakan korektif.

Gambar 2.8 Tujuh Kategori Pemicu dalam COBIT 5

(ITGI COBIT 5, 2012;27)

Setiap universitas harus selalu mempertimbangkan bahwa pemicu-pemicu

tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Masing-masing pemicu

memerlukan input dari pemicu yang lain untuk dapat berfungsi secara efektif,

misalnya proses memerlukan informasi, struktur organisasi memerlukan kemampuan

dan kebiasaan. Masing-masing pemicu juga memberikan output yang bermanfaat

bagi pemicu yang lain, misalnya proses menghasilkan informasi, kemampuan dan

(28)

Prinsip 5 : Pemisahan Tata kelola Dari Manajemen

Kerangka COBIT 5 memuat suatu perbedaan yang jelas antara tata kelola dan

manajemen. Dua disiplin yang berbeda ini juga meliputi aktivitas yang berbeda,

memerlukan struktur organisasi yang berbeda dan melayani tujuan yang berbeda pula.

Kunci perbedaan antara tata kelola dan manajemen menurut COBIT 5 adalah:

Tata kelola menjamin kebutuhan stakeholder, kondisi-kondisi, dan pilihan-pilihan selalu dievaluasi untuk menentukan tujuan universitas yang seimbang dan

disepakati untuk dicapai, menentukan arah melalui penentuan prioritas dan

pengambilan keputusan, dan memantau pemenuhan unjuk kerja terhadap tujuan dan

arah yang disepakati. Pada kebanyakan universitas, tata kelola secara menyeluruh

adalah tanggung jawab para direksi dibawah pimpinan seorang chairperson. Tanggung jawab tata kelola yang lebih spesifik dapat didelegasikan kepada sebuah

struktur organisasi khusus pada sebuah tingkatan yang lebih memerlukannya,

biasanya pada universitas yang besar dan kompleks.

Manajemen bertugas untuk merencanakan, membangun, menjalankan, dan memantau aktivitas dalam rangka penyelarasan dengan arah universitas yang telah

ditentukan oleh badan pengelola (tata kelola), untuk mencapai tujuan universitas.

Pada kebanyakan universitas, manajemen adalah tanggung jawab manajemen

eksekutif dibawah pimpinan seorang CEO.

Berdasarkan definisi tata kelola dan manajemen, jelas terlihat bahwa keduanya

meliputi aktivitas-aktivitas yang berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda.

(29)

mengarahkan, dan memantau diperlukan suatu interaksi antara tata kelola dan

manajemen untuk menghasilkan sistem tata kelola yang efektif dan efisien.

Gambar 2.9 Area Kunci Tata kelola dan Manajemen dalam COBIT

(ITGI COBIT 5, 2012;32) 2.7.1 Model Referensi Proses Dalam COBIT 5

Dalam COBIT 5 terdapat suatu model referensi proses yang menentukan dan

menjelaskan secara detail mengenai proses tata kelola dan manajemen. Model

tersebut mewakili semua proses yang biasa ditemukan dalam universitas yang

berhubungan dengan aktivitas TI, serta menyediakan model sebagai referensi yang

mudah dipahami dalam operasional TI dan oleh manajer bisnis. Model proses yang

diberikan merupakan suatu model yang lengkap dan menyeluruh, tapi bukan

merupakan satu-satunya model proses yang mungkin digunakan. Setiap universitas

harus menentukan rangkaian prosesnya sendiri sesuai dengan situasinya yang

spesifik. Model referensi proses dalam COBIT 5 membagi proses tata kelola dan

manajemen TI universitas menjadi dua domain proses utama, yaitu :

(30)

praktik-praktik dalam setiap proses Evaluate,Direct, danMonitor(EDM).

2. Manajemen, memuat empat domain, sejajar dengan area tanggung jawab dari

Plan, Build, Run, and Monitor (PBRM), dan menyediakan ruang lingkup TI

yang menyeluruh dari ujung ke ujung. Domain ini merupakan evolusi dari domain

dan struktur proses dalam COBIT 4.1., yaitu :

a. Align, Plan, and Organize (APO) – Penyelarasan, Perencanaan, dan

Pengaturan.

b. Build, Acquare, and Implement (BAI) – Membangun, Memperoleh, dan

Mengimplementasikan.

c. Deliver, Service and Support (DSS) – Mengirimkan, Layanan, dan

Dukungan.

d. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) – Pengawasan, Evaluasi, dan

Penilaian.

Model proses referensi dalam COBIT 5 adalah suksesor dari model proses

COBIT 4.1, dengan mengintegrasikan model proses dari RiskIT dan ValIT. Secaratotal ada 37 proses tata kelola dan manajemen dalam COBIT 5 sebagaimana

(31)

Gambar 2.10 Model Referensi Proses dalam COBIT 5 (ITGI COBIT 5 PAM, 2013;11)

2.7.2 Processes for Governance of Enterprise IT

Dalam Cobit 5 Process Assesment Model (PAM) mempunyai 2 area kegiatan utama yaitu :

1. Governance yang meliputi 5 domain proses, berisi tentang evaluate, direct, dan monitoring (EDM) yang telah ditetapkan. Proses EDM ini membahas

mengenai objek tata kelola seperti value delivery risk, risk optimisationdan

resource optimisation, termasuk best practicedan aktivitas-aktivitas yang

bertujuan untuk mengevaluasi strategis pilihan, menyediakan keluaran arahan

pengawasan teknologi informasi. Proses-proses dalam EDM antara lain

adalah:

a. EDM001 (Ensure Governance Framework Setting and Maintenance/

Memastikan Pengaturan Kerangka Kerja Tata Kelola dan

Pemeliharaan)

(32)

Manfaat)

c. EDM003 (Ensure Risk Optimisation / Memastikan Optimasi Risiko) d. EDM004 (Ensure Resources Optimisation / Memastikan Optimasi

Sumber Daya)

e. EDM005 (Ensure Stakeholder Transparency / Memastikan Transparansi Stakeholder)

2. Management of Enterprise IT

Domain manajemen TI universitas sejalan dengan bidang tanggung

jawabnya yaitu plan, build, run dan monitor (PBRM). Berikut ini keempat domain manajemen:

1) Align, Plan, and Organize (APO)

Domain Align, Plan and Organize (APO) mencakup penggunaan informasi, teknologi dan bagaimana cara terbaik penggunaan informasi dan

teknologi dalam sebuah enterpirse untuk membantu mencapai tujuan dan sasaran enterpirse. Proses-proses dalam APO antara lain :

a. APO01 ( Manage the IT Management Framework / Mengelola Kerangka Kerja Manajemen IT)

b. APO002 (Manage Strategy / Mengelola Strategi)

c. APO003 (Manage Enterprise Architecture / Mengelola Enterprise Arsitektur)

(33)

f. APO006 (Manage Budget and Costs / Mengelola Anggaran dan Biaya)

g. APO007 (Manage Human Resources / Mengelola Sumber Daya Manusia)

h. APO008 (Manage Relationship / Mengelola Hubungan)

i. APO009 (Manage Service Agreement / Mengelola Perjanjian Layanan)

j. APO010 (Manage Suppliers / Mengelola Pemasok) k. APO011 (Manage Quality / Mengelola Kualitas) l. APO012 (Manage Risk / Mengelola Risiko)

m. APO013 (Manage Security / Mengelola Keamanan)

2) Build, Acquire, and Implemenet (BAI)

Domain Build, Acquire and Implement (BAI) merupakan domain kedua pada area management di framework COBIT 5,dengan fokus sasaran audit sistem informasi pada proses pembangunan sistem informasi dengan memperhatikan

keselarasan terhadap kebutuhan stakeholder dan kemampuan mengakomodasi semua objek pada sistem untuk memenuhi arahan target bisnis proses

enterprise. Proses-proses dalam BAI antara lain :

a. BAI01 (Manage Programmes and Projects / Mengelola Program dan Proyek)

(34)

c. BAI03 (Manage Solutions Identifications and Build / Mengelola Identifikasi Solusi dan Membangun

d. BAI04 (Manage Availability and Capacity / Mengelola Ketersediaan dan Kapasitas)

e. BAI05 (Manage Organisational Change Enablement / Mengelola Pemberdayaan dan Perubahan Organisasi)

f. BAI06 (Manage Changes / Mengelola Perubahan)

g. BAI07 (Manage Change Acceptance and Transitioning / Mengelola Penerimaan Perubahan dan Transisi)

h. BAI08 (Manage Knowledge / Mengelola Pengetahuan) i. BAI09 (Manage Assets / Mengelola Aset)

j. BAI010 (Manage Configuration / Mengelola Konfigurasi) 3) Deliver, Service, and Support (DSS)

Domain Deliver, Service and Support (DSS) berfokus pada aspek penyampaian teknologi informasi. Domain ini mencakup bidang-bidang

seperti eksekusi aplikasi di dalam sistem TI dan hasil-hasilnya, serta proses

pendukung yang memungkinkan pelaksanaan sistem TI yang efektif dan

efisien. Proses-proses dalam DSS antara lain :

a. DSS01 (Manage Operatins / Mengelola Operasi)

b. DSS02 (Manage Service Requests and Incidents / Mengelola Layanan Permintaan dan Insiden)

(35)

d. DSS04(Manage Continuity / Mengelola Keberlangsungan)

e. DSS05 (Manage Security Services / Mengelola Layanan Keamanan)

f. DSS06 (Manage Business Process Controls / Mengelola Pengendalian Proses Bisnis)

4) Monitor, Evaluate, and Asses (MEA)

Domain Monitor, Evaluate and Assess (MEA) berhubungan dengan strategi universitas dalam menilai kebutuhan universitas dan menilai apakah sistem TI

saat ini masih memenuhi tujuan yang sudah dirancang dan pengendalian yang

diperlukan untuk memenuhi regulasi persyaratan. Proses-proses MEA antara

lain:

a. MEA01 (Monitor, Evaluate And Assess Performance And Conformance / Monitor, Evaluasi dan Menilai Kinerja dan Kesesuaian)

b. MEA02 (Monitor, Evaluate And Assess The System Of Internal Control / Memonitor, Mengevaluasi dan Menilai Sistem Pengendalian Internal)

c. MEA03 (Monitor, Evaluate And Assess Compliance With External Requirements / Mengevaluasi dan Menilai Kepatuhan dengan Persyaratan Eksternal)

2.7.3 Indikator Assessment Kapabilitas Proses

(36)

COBIT® 5, (2013:14), indikator kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam

meraih tingkat kapabilitas yang ditentukan oleh atribut proses. Bukti atas indikator

kapabilitas proses akan mendukung penilaian atas pencapaian atribut proses.

Dimensi kapabilitas dalam model penilaian proses mencakup enam tingkat

kapabilitas. Di dalam enam tingkat tersebut terdapat sembilan atribut proses. Tingkat

0 tidak memiliki indikator apapun, karena tingkat 0 menyatakan proses yang belum

diimplementasikan atau proses yang gagal, meskipun sebagian, untuk mencapai hasil

akhirnya.

Tabel 2.1 Kapabilitas Level dan Atribut Proses

Process Atribut (PA)

Capability Level and Process Attributes

ID

Level 0: Incomplete process

Level 1: Performed process

PA 1.1 Process performance

Level 2: Managed process

PA 2.1 PA 2.1Performance management

PA 2.2 PA 2.2Work product management

Level 3: Established process

Process Atribut (PA)

Capability Level and Process Attributes

ID

PA 3.1 PA 3.1 Process definition

PA 3.2 PA 3.2 Process deployment

(37)

PA 4.1 PA 4.1 Process measurement

PA 4.2 PA 4.2 Process control

Level 5: Optimizing process

PA 5.1 PA 5.1 Process innovation

PA 5.2 PA 5.2 Process optimization

Kegiatan penilaian membedakan antara penilaian untuk level 1 dengan level

yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan karena level 1 menentukan apakah suatu proses

mencapai tujuannya, dan oleh karena itu sangat penting untuk dicapai, dan juga

menjadi pondasi dalam meraih level yang lebih tinggi.

Menurut ISACA (2013:13), untuk assessment indikator kapabilitas proses terbagi menjadi level-level sebagai berikut:

1) Level 0 Incomplete Process – Proses tidak lengkap; Proses tidak diimplementasikan atau gagal mencapai tujuannya. Pada tingkatan ini, hanya ada

sedikit bukti atau bahkan tidak ada bukti adanya pencapaian sistematik dari

tujuan proses tersebut.

2) Level 1 - Performed Process

Pada level ini menentukan apakah suatu proses yang diimplementasikan

mencapai tujuannya. Ketentuan atribut proses pada level 1 adalah sebagai

berikut:

(1) PA 1.1 Process Performance

(38)

diraih. Pencapaian penuh atas atribut ini mengakibatkan proses tersebut

meraih tujuan yang sudah ditentukan.

3) Level 2 - Managed Process

Performa proses pada tahap ini dikelola yang mencakup perencanaan, monitor,

dan penyesuaian. Work products-nya dijalankan, dikontrol, dan dikelola dengan tepat. Ketentuan atribut proses pada level 2 adalah sebagai berikut:

(1) PA 2.1 Performance Management

Mengukur sampai mana performa proses dikelola. Sebagai hasil pencapaian

penuh atribut ini.

(2) PA 2.2 Work Product Management

Mengukur sejauh mana hasil kerja yang dihasilkan oleh proses dikelola.

Hasil kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil dari proses.

4) Level 3 - Established Process

Proses yang telah dibangun kemudian diimplementasikan menggunakan proses

yang telah didefinisikan, yang mampu untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Ketentuan atribut proses pada level 3 adalah sebagai berikut:

(1) PA 3.1 Process Definition

Mengukur sejauh mana proses standar dikelola untuk mendukung pengerjaan

dari proses yang telah didefinisikan. Sebagai hasil pencapaian penuh atribut

ini.

(39)

Mengukur sejauh mana proses standard secara efektif telah dijalankan seperti proses yang telah didefinisikan untuk mencapai hasil yang

diharapkan.

5) Level 4 - Predictable Process

Proses yang telah dibangun kemudian dioperasikan dengan batasan-batasan yang

ditentukan agar mampu mencapai outcome proses yang diharapkan.

(1) PA 4.1 Process Measurement

Pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran digunakan untuk

memastikan bahwa performa proses mendukung pencapaian tujuan proses

untuk mendukung tujuan universitas. Pengukuran bisa berupa pengukuran

proses, ataupun pengukuran produk atau kedua-duanya.

6) Level 5 - Optimising Process

Proses yang terprediksi, terus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi

tujuan bisnis saat ini dan masa depan. Ketentuan atribut proses pada level 5

adalah sebagai berikut:

(1) PA 5.1 Process Innovation

Mengukur sebuah perubahan proses yang telah diidentifikasi dari analisis

penyebab umum dari adanya variasi di dalam performa, dan dari investigasi

pendekatan inovatif untuk mendefinisikan dan melaksanakan proses.

(2) PA 5.2 Process Optimisation

(40)

memiliki hasil yang berdampak secara efektif untuk mencapai tujuan dari

proses peningkatan. Sebagai hasil pencapaian penuh atribut ini.

Gambar 2.11 Indikator Assessment COBIT5 PAM Sumber : (ITGI COBIT 5 PAM, 2013;11)

Penilaian kapabilitas proses teknologi informasi menggunakan

COBIT® 5 Process Assesment Model terdapat dua tipe indikator penilaian, yaitu:

1) Process capability attribute indicator, yang digunakan pada level 1sampai level 5. Sedangkan process capability attribute indicator yang digunakan antara lain: (1) Generic Work Product (GWP)

(2) Generic Product (GP)

2) Process performance indicator. Yang digunakan pada kapabilitas level 1, antara

(41)

2.8 Model Kapabilitas Proses dalam COBIT 5

Pada COBIT® 4.1, RiskIT, dan ValIT terdapat model kematangan proses

dalam kerangka-kerangka tersebut, model tersebut digunakan untuk mengukur tigkat

kematangan proses yang berhubungan dengan TI dalam seuatu universitas, untuk

mendefinisikan persyaratan tingkat kematangan, dan untuk menentukan celah

diantara tingkat-tingkat kematangan serta bagaimana untuk meningkatkan proses

dalam kerangka untuk mencapai tingkat kematangan yang diinginkan.

Sedangkan pada COBIT® 5, dikenalkan adanya model kapabilitas proses, yang

berdasarkan pada ISO/IEC 15504, standar mengenai Software Engineering dan

Process Assessment. Model ini mengukur performansi tiap-tiap proses tata kelola (EDM-based) atau proses manajemen (PBRM-based), dan dapat mengidentifikasi area-area yang perlu untuk ditingkatkan performansinya. Model ini berbeda dengan

(42)

Gambar 2.12 Model Kematangan Proses dalam COBIT 4.1 Sumber : ISACA, 2012. COBIT 5, Enabling and Process

Gambar 2.13 Model Kapabilitas Proses dalam COBIT 5 Sumber : ISACA, 2012. COBIT 5, Enabling and Process

Menurut ISACA (2012:45), dalam penilaian di setiap levelnya, hasil akan

diklasifikasikan dalam 4 kategori sebagai berikut:

1) N (Not achieved / tidak tercapai)

(43)

proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 0-15%.

2) P (Patrially achieved / tercapai sebagian)

Dalam kategori ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan, dan

beberapa pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih pada

kategori ini berkisar 15-50%.

3) L (Largely achieved / secara garis besar tercapai)

Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis, dan pencapaian

signifikan atas proses tersebut, meski mungkin masih ada kelemahan yang tidak

signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 50-85%.

4) F (Fully achieved / tercapai penuh)

Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap, dan

pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak ada kelemahan terkait

atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 85-100%. Suatu proses cukup meraih kategori Largely achieved (L) atau Fully achieved (F) untuk dapat dinyatakan bahwa proses tersebut telah meraih suatu

level kapabilitas tersebut, namun proses tersebut harus meraih kategori fully achieved (F) untuk dapat melanjutkan penilaian ke level kapabilitas berikutnya, misalnya bagi suatu proses untuk meraih level kapabilitas 3, maka level 1 dan 2 proses tersebut harus mencapai kategori fully achieved (F), sementara level

kapabilitas 3 cukup mencapai kategori largely achieved (L) atau fully achieved

(44)

Keuntungan model kapabilitas proses COBIT® 5 dibandingkan dengan model kematangan proses dalam COBIT® 4.1, diantaranya:

1) Meningkatkan fokus pada proses yang sedang dijalankan, untuk

meyakinkan apakah sudah berhasil mencapai tujuan dan memberikan

outcome yang diperlukan sesuai dengan yang diharapkan.

2) Konten yang lebih disederhanakan dengan mengeliminasi duplikasi,

karena penilaian model kematangan dalam COBIT® 4.1 memerlukan

penggunaan sejumlah komponen spesifik, termasuk model kematangan

umum, model kematangan proses, tujuan pengendalian dan proses

pengendalian untuk mendukung proses penilaian model kematangan dalam

COBIT® 4.1.

3) Meningkatkan keandalan dan keberulangan dari aktivitas penggunaan

kapabilitas proses dan evaluasinya, mengurangi perbedaan pendapat

diantara stakeholder dan hasil penilaian.

4) Meningkatkan kegunaan dari hasil penilaian kapabilitas proses, karena

model baru ini memberikan sebuah dasar bagi penilaian yang lebih formal

dan teliti.

5) Sesuai dengan standar penilaian yang dapat diterima secara umum

sehingga memberikan dukungan yang kuat bagi pendekatan penilaian

(45)

2.9 Perbedaan Antara COBIT 5 Dengan COBIT 4.1

Terdapat 4 perbedaan antara COBIT 5 dengan COBIT 4.1 yaitu :

1. Prinsip baru dalam tata kelola TI untuk organisasi, Governance of Enterprise IT

(GEIT). COBIT 5 sebagaimana juga Val IT dan Risk IT ini lebih berorientasi pada

prinsip, dibanding pada proses. Katanya berdasarkan feedback yang masuk, menyatakan bahwa ternyata penggunaan prinsip-prinsipitu lebih mudah dipahami

dan diterapkan dalam konteks enterprise secara lebih efektif.

2. COBIT 5 memberi penekanan lebih kepada Enabler. Walaupun sebenarnya COBIT 4.1 juga menyebutkan adanya enabler-enabler, hanya saja Cobit 4.1 tidak menyebutnya dengan enabler. Sementara COBIT 5 menyebutkan secara spesifik ada bagian-bagian enable dalam implementasinya. Berikut ini adalah bagian-bagian enabler COBIT 5 dan perbandingan untuk hal yang sama di COBIT 4.1 : 1. Prinsip-prinsip, kebijakan dan kerangka kerja.

Kalau di COBIT 4.1, poin-poin ini tersebar dalam beberapa proses-proses

COBIT 4.1.

2. Proses-proses.

Proses adalah sentral dari COBIT 4.1.

3. Struktur Organisasi.

Dalam COBIT 4.1, struktur organisasi tercermin dalam RACI chart (Responsible, Accountable, Consulted, dan Informed) yang mendefinisikan peran dan tanggung jawab para pihak dalam setiap proses.

(46)

Poin ini terselip dibeberapa proses COBIT 4.1.

5. Informasi.

Dalam COBIT 4.1, informasi merupakan salah satu sumber daya TI (IT resources).

6. Layanan, Infrastruktur, dan Aplikasi.

Dalam COBIT 4.1, infrastruktur dan aplikasi (disatukan dengan layanan)

merupakan sumber daya TI juga.

7. Orang, keterampilan (skills) dan kompetensi.

Dalam COBIT 4.1, hanya disebutkan “orang” sebagai salah satu sumber daya

(walau sebenarnya mencakup juga keterampilan dan kompetensinya).

3. COBIT 5 mendefinisikan model referensi proses yang baru dengan tambahan

domain governance dan beberapa proses baik yang sama sekali baru ataupun modifikasi proses lama serta mencakup aktifitas organisasi secara end-to-end.

Selain mengkonsolidasikan COBIT 4.1, Val IT, dan Risk IT dalam sebuah

framework, COBIT 5 juga dimutakhirkan untuk menyelaraskan dengan best practices yang ada seperti misalnya ITIL v3 2011 dan TOGAF.

4. Dalam COBIT 5 terdapat proses-proses baru yang sebelumnya belum ada di

COBIT 4.1, serta beberapa modifikasi pada proses-proses yang sudah ada

sebelumnya di COBIT 4.1. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa model

referensi proses COBIT 5 ini sebenarnya mengintegrasikan konten COBIT 4.1,

Risk IT dan Val IT. Sehingga proses-proses pada COBIT 5 ini lebih holistik,

(47)

2.10 Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah penelitian – penelitian yang telah dipergunakan untuk

mengukur investasi teknologi informasi menggunakan COBIT: Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya

No Nama

Peneliti Judul

Subjek Penelitian

Domain yang

digunakan Hasil Penelitian

1 Timah (Persero) Tbk)

Divisi Sistem Informasi bidang jaringan dan Keamanan, didapati bahwa sebagian besar penerapan proses

dari COBIT

framework 4.1 di PT. Timah (Persero) Tbk Detial kontrol objek meliputi PO (1-10), AI (1-7),

Tidak disebutkan secara jelas dalam tabel RACI hanya disebutkan diisi oleh petugas

Menggunakan 30 subdomain

COBIT 4.1

meliputi PO (1-8,10), AI (1-13),

(48)

No Nama

Peneliti Judul

Subjek Penelitian

Domain yang

digunakan Hasil Penelitian

3

Dwiani Ramadha nty (2010)

Penerapan Tata Kelola

Vice President Sistem Informasi, Bagian

Infrasturktur, TI Manager, Staf TI

COBIT 4.1

Menggunakan 182 detail kontrol objektif meliputi domain PO (1-teknologi informasi yang berada pada repeatable but intuitive. Rata- rata keseluruhan maturity beradapada posisi defined.

Evaluasi Tata kelota

Teknologi Informasi (studi kasus

Operational, IT Asset Manager, Head CENAS, Internal Auditor, Head CSO

COBIT 4.1

Menggunakan 80 detail control objektif. Meliputi PO (1-10) dan ME (1- 4)

Hasil pengolahan kuisioner mendapati nilai rata-rata untuk domain PO dan ME

kelemahan terdapat pada subdomain PO2, PO8, PO9, ME2 dan ME3

5 Purwanto (2010)

penelitian yang dilakukan tentang evaluasi tata kelola Teknologi Informasi (TI) menggunakan kerangka kerja COBIT® dalam mendukung layanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD),

SIAKAD

Universitas Budi Luhur

Penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT® 4.0 dan dibatasi hanya pada domain deliver and support(DSS)

Hasil penelitian ini berupa rekomendasi perbaikan tata kelola TISIAKAD

(49)

studi kasus dilakukan pada layanan

SIAKAD Universitas Budi Luhur

daripada tingkat kematangan yang diharapkan Universitas Esa Unggul

Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)

Universitas Esa Unggul

Kerangka kerja COBIT ® 5 yang diterapkan hanya melingkupi domain Evaluate, Direct, and Monitoring(EDM) proses 4 atau EDM04

hasil implementasi kerangka kerja COBIT ® 5, memberikan

langkahlangkah untuk meningkatkan kinerja serta rekomendasi

perencanaan tata kelola Lab-RPL di Universitas Esa Unggul di masa yang akan dating

sebagai catatan penanganan kesehatan pasien di rumah sakit

Electronic Health Records(EHR)

Hasil penelitian berupa rekomendasi dari pengukuran kapabilitas

pembangunan sistem informasi yang mampu

(50)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pemetaan dan Pemilihan Domain COBIT@ 5

COBIT 5 telah menyediakan panduan untuk memetakan dan memilih Domain

serta proses supaya penilaian sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan

yang tentunya mengacu pada tujuan-tujuan strategis objek penelitian dalam hal

optimalisasi Sistem Informasi Akademik pada Universitas Singaperbangsa

Karawang.

Proses pemilihan domain ini diawali dengan melihat objektifitas tata kelola

yaitu optimalisasi sumber daya (Resource Optimisation), Sumber daya ini berkaitan dengan Sistem Informasi Akademin yang ada di Universitas Singaperbangsa

Karawang dalam mendukung integrasi PTS ke PTN. Hal ini dapat di lihat pada Tabel

4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Identifikasi Tujuan Strategis dengan Balance Score Card

BSC Dimension Tujuan Strategis

Finance Penyesuaian penggunaan sarana dan prasarana terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan kegiatan akademik dan non akademik Customer 1.Menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dibidangnya serta berakhlak

mulia

2.Menghasilkan inovasi di bidang IPTEKS untuk pembangunan berkelanjutan melalui penelitian dan setudi lainnya

Internal Mengaplikasikan inovasi di bidang IPTEKS dalam bentuk pengabdian pada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

Learning And Growth

Meningkatkan kemampuan akademik dan non akademik

Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kualifikasi sesuai dengan perkembangan

(51)

Proses selanjutnya memilih Enterprise Goals (EG) dengan memetakan berdasarkan dimensi balance score card (BSC) dan pemilihan proses diseleksi yang mempunyai tanda Primary di objek tata kelola yaitu resource optimization.Pada

tabel 4.2 proses enterprise goals dengan objek tata kelola terdapat 14 enterprise

goals yang terpilih, diantaranya 6 berkategori Primary (P) enterprise goals dan 7 berkategori Secondary (S) enterprise goals.

Tabel 4.2 Pemilihan Enterprise Goals

BSC Dimension Enterprise Goal Resource

Optimisation

Financial 1. Stakeholder value of business investments S

2. Portofolio of competitive products and services S

3. Managed business risk (safeguarding of assets)

S

4. Compliance with external laws and Regulations

5. Financial Transparency S

Customer 6. Customer-oriented service culture S

7. Business service continuity and avaibility

8. Agile responses to a changing business Environment S

9. Information-based strategic decision making P

10. Optimisation of service delivery costs P

Internal 11. Optimisation of business process

Functionality

P

12. Optimisation of business process costs P

13. Managed business change programmes S

14. Operational and staff productivity P

15. Compliance with internal policies

Learning and Growth

16. Skilled and motivated people P

17. Product and business innovation culture

(52)

Tabel 4.3 Enterprise Goals yang terpilih

BSC Dimension Enterprise Goal Resource

Optimisation

Financial

1. Stakeholder value of business investments S

2. Portofolio of competitive products and services S

3. Managed business risk (safeguarding of

S assets)

5. Financial Transparency S

Customer

6. Customer-oriented service culture S

8. Agile responses to a changing business Environment S

9. Information-based strategic decision making P

10. Optimisation of service delivery costs P

Internal

11. Optimisation of business process Functionality P

12. Optimisation of business process costs P

13. Managed business change programmes S

14. Operational and staff productivity P

Learning and

Growth 16. Skilled and motivated people P

Pada proses selanjutnya melakukan seleksi terhadap 14 enterprise goals yang

telah dipilih dengan 17 IT-related Goals, sehingga akan didapatkan IT related goals yang dibutuhkan untuk proses seleksi pemilihan proses-proses di COBIT 5.

(53)

Tabel 4.4 Mapping Enterprise to IT Related Goals

IT- Related Goal

EG

Finance Customer Internal Learning and

(54)

Tabel 4.5 Mapping Cobit5 IT Related Goals to Processes

Process Finance Customer Internal

(55)

DSS01 P P P

DSS02 P P

DSS03 P P P P

DSS04 P P P

DSS05 P P P P

DSS06 P P

MEA01 P P P P

MEA02 P P P

MEA03 P P

Hasil pemetaan diatas menjadikan IT-Related Goals dapat disupport oleh proses dalam COBIT 5 sehingga pemilihan proses dapat disesuaikan dengan tujuan strategis

yang di lakukan oleh Universitas Singaperbangsa Karawang serta mendukung proses

integrasi PTS ke PTN yang disesuaikan menurut Undang-undang Perguruan tinggi.

Berikut adalah hasil pemetaan proses diatas yang disesuaikan dengan kebutuhan pada

Universitas Singaperbangsa Karawang.

Tabel 4.6 Hasil Pemetaan IT Related Goal dengan COBIT 5 Process

IT-Related Goals COBIT 5 Process

01 -Alignment of IT and business strategy EDM01,EDM02,APO01, APO02, APO03, APO05, APO07, APO08, BAI01,BAI02

09 -IT agility EDM04, APO01, APO03, APO04, APO10, BAI08

11 -Optimisation of IT assets, resources and capabilities

EDM04, APO01, APO03, APO04, APO07, BAI04, BAI09, BAI10, DSS01, DSS03, MEA01 12 -Enablement and support of business

processes by integrating applications and technology into business processes

APO08, BAI02, BAI07,

14 -Availability of reliable and useful information for decision making

APO09, DSS03, DSS04

16 -Competent and motivated business and IT personnel

Gambar

Gambar 2.10 Model Referensi Proses dalam COBIT 5
Tabel 2.1 Kapabilitas Level dan Atribut Proses
Gambar 2.11  Indikator Assessment COBIT 5 PAM
Gambar 2.13 Model Kapabilitas Proses dalam COBIT 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil perhitungan pada setiap proses TI yang terdapat dalam domain Planning and Organization (PO) dan Delivery and Support (DS) pada umumnya berada di level

Setelah mengetahui hasil dari evaluasi yang menyatakan bahwa capability level unit SI DAOP XX berada pada level 2 untuk subdomain EDM03, APO12 dan DSS02 harapan

• Pada domain process DSS03 dan DSS04 berada pada capability level 2 yaitu managed process dengan kesimpulan bahwa kegiatan penyelesaian masalah dan perencanaan di

Nilai dari hasil capability level pada proses sub domain MEA01 Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance berada pada level 2 Managed Process

Tingkat kematangan dari penilaian terhadap 11 responden pada domain DSS04 didapatkan rata – rata tingkat kematangan (Capability Level) yaitu 3.49 menunjukan berada

Analisis organisasi untuk mencapai capability level 1 ialah ,Dilakukannya pemantauan bahwa sistem informasi rumah sakit juwita berjalan dengan kesesuaian yang menjadi tujuan

Proses evaluasi tersebut terdiri dari beberapa tahapan, antara lain melakukan analisis capability level, analisis gap dan analisis risk assessment untuk mengidentifikasi risiko

SIMPULAN Tingkat kapabilitas proses DSS03 Manage Problems pada Kementerian Agama Kota Pekanbaru dibidang manajemen kinerja berbasis online atau SI-EKA berada pada level 1 Performed