ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA
SAHAM LQ 45 DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA
DENGAN METODE CUT OFF POINT
Skripsi
Oleh
Yuliati
NIM : 106081002517
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRACT
This research is purpose to analyze the optimal forming portofolio in stocks LQ 45 and stocks JII by using method cut off point in the IDX stock. Variable this research is composite stock price index to stocks LQ 45 and stocks JII.The sample in this research is a company listed in the IDX stock such as LQ 45 stocks and JII stocks from period 2006 to 2010. LQ 45 is selected as many as 15 stock while the stock as much 8 stock in JII. This analysis tool compares the excess return to beta wih the cut off point in determining the optimal portofolio ERB stock that have greather than cut off point is a stock that will entry to the candidate optimal portofolio, which certainly has a right proportion in each stocks. This results showed that there were thirteen stocks in LQ 45 stock and seven stock of JII that became candidate portofolio because ERB has greater appeal in cut off point.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio yang optimal pada saham LQ 45 dan saham JII dengan menggunakan cut off point di BEI. Variabel pada penelitian ini adalah IHSG terhadap saham LQ 45 dan saham JII. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yaitu saham LQ 45 dan saham JII periode 2006-2010. Saham LQ 45 dipilih sebanyak 15 saham sedangkan saham JII sebanyak 8 saham. Alat analisis ini membandingkan excess return to beta dengan cut off point dalam menentukan portofolio optimal. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari padacut off point adalah saham yang akan masuk ke dalam kandidat portofolio optimal, yang tentunya memiliki proporsi yang tepat pada setiap saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga belas saham pada LQ 45 dan tujuh saham pada saham JII yang menjadi kandidat portofolio karena memiliki ERB lebih besar di bandingcut off point-nya.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah
begitu banyak memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya. Rangkaian kata syukur
tak akan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis kepada
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM LQ 45
DAN JII DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE CUT OFF
POINT”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW sebagai tauladan terbaik, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya, yang
telah merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dengan membawa risalah bagi seluruh umat manusia.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan akibat dari keterbatasan penulis. Dan penulis juga menyadari
skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu dan Ayah yang sangat Aku cintai yang memiliki peran yang begitu
penting dan tak terkira, yang telah memberikan doa tulus ikhlas, motivasi,
dan kasih sayang serta dukungan moril dan materil kepada penulis agar tetap
terus bersemangat dan selalu memberikan nasehat dengan penuh kesabaran
kepada penulis, semoga amal Ibunda dibalas dengan yang lebih baik oleh
Allah SWT, amiin!!
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pembantu Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Indoyama Nasarudin SE, MAB selaku dosen pembimbing II, terima kasih
memberikan ilmu yang berharga dan pengalaman yang tak terlupakan di hati
penulis.
5. Bapak Suhendra, S. Ag., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Untuk para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, staff akademik, karyawan dan petugas
perpustakaan, terima kasih, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
hidayah-Nya.
7. Untuk Kakakku Iyus, Aris, Hani yang turut memberikan dukungan dan do’a
yang begitu tulus kepada penulis, semoga Allah SWT memberikan
kemudahan dan kebahagiaan kepada kalian semua.
8. Untuk Ahmad Dahlan yang sudah banyak meluangkan waktunya untuk adik
selama penyelesaian skripsi ini, terima kasih tak hingga atas semuanya yang
sudah kamu berikan. Semoga kelak adik bisa membalas semua pengorbanan
kakak yang begitu besar kepada adik. Amien..!
9. Untuk Ijang, Tria, Uwi, Kiki, Eni, Siti, dan semua teman-temanku di kelas
Manajemen E 2006 dan Manajemen keuangan yang tidak bisa di sebutkan
satu-persatu, semoga persahabatan kita semua tetap terjalin sampai kapanpun.
10. Dan untuk semua teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
banyak memberikan peran penting dalam setiap melangkah untuk selalu tetap
semangat, semoga kelak ilmu yang kita dapat di kampus ini dapat berguna
dan bermanfaat baik untuk saat ini maupun untuk masa mendatang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
pencapaian yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca semua, amiin.
Jakarta, Maret 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... i
ABSTRACT... iii
ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 14
1. Investasi... 14
2. Tingkat Keuntungan... 15
3.Tingkat Risiko ... 16
4. Portofolio... 18
5. Portofolio Efisien... 25
7. Indeks Harga Saham Gabungan ... 28
8. LQ 45 ... 29
9. Pasar Modal Syari’ah... 31
a. Portofolio Syari’ah... 32
b. Jakarta Islamic Index ... 33
B. Penelitian Sebelumnya... 35
C. Kerangka Pemikiran ... 40
D. Hipotesis ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 43
B. Metode Penentuan Sampel ... 44
C. Metode Pengumpulan Data ... 46
D. Teknik Analisis Data ... 47
E. Operasional Variabel Penelitian ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel... 56
1. Pasar Modal ... 56
2. Bursa Efek Indonesia ... 58
B. Penemuan dan Pembahasan ... 59
1. Analisis Deskriptif ... 59
a. Analisis Deskriptif Objek Penelitian ... 59
1. Mendeskripsikan Perkembangan Harga Saham IHSG dan SBI.. 61
2. Menghitung Realized Return, Expected Return Standar Deviasi dan Varian dari Masing-masing saham Individual, IHSG, dan SBI... 66
3. Menghitung Alpha, Beta, dan variance error masing-masing Saham ... 69
4. Menghitung Nilai Excess Return to Beta (ERB) dan Nilai Ci Masing-masing saham ... 73
5. Menentukan Cut Off Point (C*) ... 75
6. Menentukan Saham Kandidat Portofolio ... 77
7. Menentukan Portofolio Optimal dan Proporsi Dana Masing-masing Saham Pembentuk Portofolio ... 77
8. Menentukan Koefisien Korelasi dan Covariance Antar Saham Pembentuk Portofolio Optimal ... 79
9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko Portofolio... 82
D. Hasil Analisis ... 86
E. Interpretasi ... 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 91
B. Implikasi... 92
C. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA... 95
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan
2.1 Perkembangan IHSG di Asia-Pasifik 2005-2007 ... 29
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 38
3.1 Data Perusahaan LQ 45 ... 45
3.2 Data Perusahaan JII ... 45
3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 55
4.1 Data IHSG ... 62
4.2 Data Return IHSG ... 63
4.3 Data SBI ... 64
4.4 E(Ri), STDev, dan Varian Saham Individual LQ 45 ... 67
4.5 E(Ri), STDev, dan Varian Saham Individual JII ... 68
4.6 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Individual LQ 45 .... 69
4.7 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham Individual JII ... 71
4.8 Saham-Saham LQ 45 yang Memiliki (β > 1) dan (β < 1)... 72
4.9 Saham-Saham JII yang Memiliki (β > 1) dan (β < 1) ... 72
4.10 Hasil Penghitungan ERB dan Peringkat ERB Saham LQ 45 periode 2006-2010 ... 73
4.11 Hasil Penghitungan ERB dan Peringkat ERB Saham JII yang Terbesar sampai Terkecil Periode 2006-2010 ... 74
4.12 Perbandingan Nilain ERB dengan Cut off Point pada LQ 45 Masing-Masing Saham Periode 2006-2010 ... 75
4.13 Perbandingan Nilain ERB dengan Cut off Point pada JII Masing-Masing Saham Periode 2006-2010... 76
4.14 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan (Xi) pada saham LQ 45 ... 78
4.15 Perhitungan Skala Tertimbang (Zi) dan (Xi) pada saham JII ... 79
Pembentuk Portofolio ... 80
4.17 Koefisien Korelasi dan Kovarians Saham JII Pembentuk Portofolio ... 81
4.18 Perhitungan Return Portofolio Saham LQ 45 ... 82
4.19 Perhitungan Return Portofolio Saham JII ... 83
4.20 Perhitungan Risiko Portofolio Saham LQ 45 ... 84
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan
2.1 Kerangka Pemikiran ... 41
4.1 Grafik Data Variabel Return Pasar (IHSG / Rm) ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
1 Nama-nama Perusahaan LQ 45 dan JII yang Menjadi Sampel
Penelitian ... 98
2 Data Return LQ 45 Setelah di Olah... 99
3 Data Return JII Setelah di Olah... 105
4 Data IHSG Sebelum di Olah ... 107
5 Data SBI Sebelum di Olah ... 108
6 Data Return IHSG (Rm) Setelah di Olah... 108
7 Data Return SBI (Rf) Setelah di Olah... 109
8 Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return LQ45 . 110 9 Hasil SPSS 17 Antara Return IHSG Terhadap Return JII... 118
10 Saham-saham LQ 45 Sebelum Menjadi Kandidat Portofolio Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point... 122
11 Saham-saham LQ 45 Setelah Menjadi Kandidat Portofolio Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point... 123
12 Saham-saham JII Sebelum Menjadi Kandidat Portofolio Optimal Periode 2006-2010 dengan Metode Cut Off Point... 124
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia saat ini sangat pesat,
hal ini ternyata didorong oleh minat para investor asing yang masuk ke
dalam pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun
terakhir ini telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat
yang melakukan bisnis. Selain itu pasar modal di Indonesia memiliki peran
besar bagi perekonomian negara. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar
modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat
dalam dunia bisnis, dimana investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan
dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan
harapan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai
pihak yang memerlukan dana dapat menerbitkan saham dan menjualnya di
pasar modal untuk memanfaatkan dana tersebut dalam mengembangkan
proyek-proyeknya, tanpa harus membayar beban bunga tetap seperti jika
meminjam dana ke bank.
Melalui alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat
beroperasi untuk mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat
membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan
Banyaknya alternatif investasi yang tersedia sangat dipengaruhi oleh
pasar modal khususnya pada faktor investasi saham yang mencakup
berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang
diperjualbelikan. Dalam hal ini para investor diharuskan dapat membuat
analisis investasi sebelum menanamkan dananya (investasi). Rasionalitas
investor dapat diukur sejauh mana mereka dapat menunjukkan pilihannya
untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada risiko tertentu. Selain itu
peningkatan kemampuan analisis bagi investor sangatlah penting mengingat
belum terjaminnya kemampuan manajer investasi dalam pengelolaan dana,
sehingga investor dituntut mampu membentuk sendiri portofolio yang
efisien di berbagai alternatif investasi.
Pada saat ini investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk
menanamkan sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen
untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption)
dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa yang akan datang. Investasi
dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada asset real seperti:
tanah, emas, rumah danasset real lainnya atau padaasset financial seperti:
deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya (Eduardus Tandelilin,
2010:1). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
Investor dalam melakukan investasi saham di pasar modal bertujuan
memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital
gain. Investor yang rasional tentunya akan mengharapkan suatu tingkat
pengembalian yang semakin tinggi dari investasi yang dilakukannya
dengan mempertimbangkan risiko atau kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari tingkat pengembalian yang akan diperoleh karena unsur
ketidakpastian (Business & Management JournalBunda Mulia, Vol: 4, No.
1, Maret 2008:2).
Pada umumnya investor adalah risk averse (Reilly dan Brown,
2003:13). Risk Averse adalah investor yang jika dihadapkan pada dua
pilihan investasi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sama dan
risiko berbeda, maka ia memilih investasi dengan tingkat risiko lebih
rendah dan jika mempunyai beberapa pilihan portofolio efesien, maka
portofolio yang optimal yang dipilih (Fabozzi, 1999:63).
Untuk memperoleh tingkat keuntungan investasi yang maksimal
dengan tingkat risiko tertentu maka sebaiknya investor memegang beberapa
saham (portofolio) dari perusahaan (emiten) yang berbeda (sektor
industrinya). Hal ini sesuai dengan teori portofolio Markowitz (don’t put
your eggs into one basket) “Jangan taruh telur dalam satu ranjang’’ ini
menyatakan bahwa dengan memegang beberapa saham maka akan terjadi
proses diversifikasi (penyebaran risiko). Artinya apabila salah satu saham
harganya masih bisa di-cover oleh saham-saham lain yang harganya tidak
menurun. Bila diibaratkan saham-saham itu eggs maka portofolio adalah
basket. Satu basket jatuh sehingga eggs rusak tetapi masih ada
basket-basket lain yang tidak rusak (Suherman dan I Roni Setyawan, 2006:52).
Untuk itu dalam portofolio investasi seorang manajer investasi perlu
melakukan pengelolaan secara baik agar menghasilkan return yang
maksimal. Pengelolaan portofolio ini pada dasarnya merupakan bentuk
manajemen portofolio dimana bagian yang terpenting adalah pemilihan dan
pembentukan portofolio optimal.
Banyak pakar finance merumuskan bahwa tujuan pembentukan
portofolio secara umum ada dua. Dimana dua-duanya bertujuan untuk
memberikan kepuasan yang maksimum kepada para pemegang saham. Para
pemegang saham selalu saja menuntut secara maksimal kepada pihak
manajemen untuk bekerja dan mampu meningkatkan keuntungan setiap
tahunnya, dan jika pihak manajemen tidak mampu untuk meningkatkan
keuntungan maka pihak pemegang saham khususnya komisaris perusahaan
bisa langsung mendapat teguran. Ini disebabkan komisaris perusahaan
adalah memiliki karakteristik sebagai para penghindar risiko. Adapun
tujuan pembentukan portofolio adalah berusaha untuk memberikan
keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang diharapkan atau adanya
return yang diharapkan (expected return), menciptakan risiko yang
Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi
portofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor
itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham
dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio
mana yang seharusnya dipilih oleh seorang investor (Mokhamad Sukarno,
2007:2). Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang
optimal (Jogianto, 2003:27).
Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien sedangkan portofolio
efisien adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor
dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan risiko
terendah dengan tingkat return tertentu (Eduardus Tandelilin, 2010:160).
Bila investor memiliki portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat
keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk
portofolio tersebut (Husnan, 2001:102).
Untuk mendapatkan portofolio yang optimal investor memerlukan
suatu alat analisis yang dapat menghasilkanreturnyang optimal. Salah satu
alternatif yang bisa digunakan investor adalah dengan menggunakansingle
index model. Single index model merupakan penyederhanaan dari model
Markowitz, penghitungan single index model lebih sederhana karena
mengambil keputusan investasi lebih cepat (Hendrawati Vivin Dwi,
2007:1).
Secara garis besar model ini menyimpulkan bahwa return sekuritas
merupakan hasil dari pengaruh perubahan indeks harga pasar (berhubungan
linier). Salah satu sekuritas yang dapat dianalisis dengan model ini adalah
saham. Saham sebagai salah satu instrumen pasar modal yang paling aktif
diperjualbelikan dan bisa dijadikan pilihan bagi para investor untuk
mengalokasikan dana yang mereka miliki. Saham juga merupakan objek
investasi yang sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi.
Oleh karena itu analisis terhadap portofolio saham dengan
menggunakan data-data tahun 2006 sangat tepat mengingat pada tahun
tersebut berbagai perubahan yang semula tidak diprediksikan terjadi akibat
adanya ketidakpastian (Uncertainty). Pertumbuhan ekonomi tahun 2006
diperkirakan mencapai 5,8 persen yang sudah direvisi dari proyeksi semula
6,2 persen. Walaupun angka pertumbuhan masih di bawah 6 persen, tapi
bisa membuat kita lebih optimis di tahun mendatang. Selain pertumbuhan
ekonomi yang relatif baik, tingkat inflasi terlihat membaik pula, tahun ini
diperkirakan 7 persen. Pada tahun ini, sampai dengan Juli tingkat inflasi
sebesar 3,29 persen, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Januari
sebesar 1,36 persen, yang merupakan dampak ikutan (carry over) dari
tahun 2005. Lalu, stabilitas nilai rupiah terjadi di 9.200 per dolar AS,
Dengan demikian secara umum kinerja ekonomi Indonesia telah
menunjukkan keadaan yang stabil, seperti terlihat melalui
berbagai indikator makro di luar laju pertumbuhan ekonomi
(www. rullyindrawan.wordpress.com/.../evaluasi-ekonomi-tahun-2006/).
Analisis portofolio dengan model indeks tunggal yang dilakukan
secara konsisten dapat digunakan untuk menentukkan return maksimal
pada risiko yang minimal, dengan cara menghitung koefisien beta yang
mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan
return saham yang bisa dilihat dari deviden yang dibagikan dan capital
gainsaham dalam beberapa periode pengamatan (Ryan Oktanto, 2007:1).
Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (Volatility return) suatu
sekuritas/return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2003:265).
Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur
suatu portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham yang dipilih
adalah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang
rendah, portofolio saham dapat mengurangi risiko yang timbul (Yuli
Kurniyati, 2007:5).
Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur
perhitungan melalui sejumlah data sebagaiinput tentang struktur portofolio.
Salah satu teknik analisa portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton
Gruber (1995), adalah menggunakan single index model. Analisis atas
dengan Cut off Rate-nya (Ci) dari masing-masing saham. Saham yang
memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan kandidat portofolio, sedang
sebaliknya yaitu Cilebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio.
Pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal yang dilakukannya
didasari oleh pendahulunya Markowitz (1952) yang dimulai dari data
historis atas saham individual yang dijadikan input, dan dianalisis untuk
menjadikan keluaran yang menggambarkan kinerja setiap portofolio,
apakah tergolong portofolio optimal atau sebaliknya.
Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks tunggal yang
merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Metode indeks tunggal
juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko
portofolio, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam
penggunaan indeks tunggal sebagai alat analisis untuk membentuk
portofolio optimal pada saham-saham LQ 45 danJakarta Islamic Index.
Saham-saham yang harganya berfluktuasi berasal dari saham LQ 45
yang mempunyai kapitalisasi (volume transaksi) dan Likuiditas (frekuensi
transaksi) yang tinggi. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham terpilih
setelah melalui beberapa kriteria pemilihan yang juga didasarkan pada
saham-saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan mempertimbangkan
kapitalisasi pasar terhadap saham-saham. Selain saham LQ 45 juga terdapat
saham aktif yang diperdagangkan dengan frekuensi tinggi yang merupakan
portofolio optimal saham LQ 45 dan saham JII (Jakarta Islamic Index) atau
indeks syariah yang akan sangat berguna sebagai dasar pertimbangan
investor dalam menanamkan modalnya di bursa saham, sehingga mereka
mengetahui saham mana yang mampu memberikan kinerja terbaik dan
dapat memberikan hasil yang juga terbaik atas dana dan waktu yang
mereka korbankan.
Saham LQ 45 yang menjadi objek penelitian ini adalah saham-saham
yang favorit para investor di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan terdaftar
kembali selama periode 2006-2010 sebanyak 15 saham yang dipilih. Selain
saham LQ 45 umumnya memiliki kapitalisasi saham. Saham LQ 45 juga
memiliki prospek pertumbuhan usaha yang sangat tinggi begitu pula
dengan bid-ask spread yang makin rendah secara otomatis akan membuat
daya saham tersebut di bursa menjadi semakin tinggi.
Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index) merupakan indeks
terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerja sama dengan Danareksa
Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang
mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan
syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah
emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam.
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak
ukur (bencmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham
kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara
syariah (Burhanudin Susanto, 2008:128).
Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang
tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa
masih minimnya literatur yang membahas investasi syariah di pasar modal
dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya indeks yang
menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. KeberhasilanJakarta
Islamic Index sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang
terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan
kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan.
Indeks harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham
open danclose yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan di
Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Individual yang
mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang mencerminkan perkembangan pasar secara
keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di
bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler. Dengan kesimpulan
bahwa nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham yang dihitung
berdasarkan harga yang terakhir terjadi. Nilai dasar adalah nilai yang
dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau
berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat hasil
penelitiannya yang berjudul : “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal
Pada Saham LQ 45 dan Portofolio Syariah Pada JII di Bursa Efek
Indonesia dengan Metode Cut off Point”.
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis pembentukan
portofolio saham LQ 45 dan portofolio optimal saham JII (Jakarta Islamic
Index) di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2006-2010, dan berdasarkan
latar belakang diatas penulis memberikan perumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana proses pembentukan portofolio optimal saham LQ 45 dan JII di Bursa Efek Indonesia berdasarkan metodecut off point?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas maka untuk
menganalisis portofolio yang optimal dengan menggunakan metodecut off
Untuk mengetahui cara pembentukan portofolio yang optimal pada saham LQ 45 dan JII dengan menggunakan metode cut off point di
BEI.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi para pembaca maupun penyusun khususnya. Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis adalah menerapkan ilmu selama masa studi dan
memperluas informasi serta wawasan yang luas mengenai portofolio
optimal dengan menggunakanSingle Index Model.
2. Manfaat bagi investor dan masyarakat
a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pembentukan
portofolio yang optimal.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan
pemilihan portofolio saham dalam melakukan diversifikasi yang
dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung.
c. Hasil penelitian ini dapat di maanfaatkan oleh perusahaan public
sebagai pengambilan dasar keputusan keuangannya, terutama
dalam menetapkan portofolio syariah berdasarkan tuntunan
3. Bagi Kalangan Akademis
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan secara teoritis sebagaimana
yang telah dipelajari didalam perkuliahan dan sebagai pengetahuan
tentang pasar modal dan investasi. Bagi civitas akademika menambah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan
proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat
ini dan di masa yang akan datang. Investasi dapat diartikan sebagai
komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain,
investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang
(sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di
masa yang akan datang. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman
sejumlah dana padaasset real seperti: tanah, emas, rumah dan asset real
lainnya atau pada asset financial seperti: deposito, saham, obligasi, dan
surat berharga lainnya (Eduardus Tandelilin, 2010:2).
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu
(Jogiyanto, 2000:5). Sedangkan menurut (Iswantoro, 2006:121) investasi
adalah tindakan menanamkan uang dalam bentuk tunai, aset dan
surat-surat berharga lainnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di
Investasi menurut Jones (2007:3) yaitu ”investment is the
commitment of funds to one or more assets thet will be held over some
future time period” sedangkan menurut Bodie (2009:1) yaitu ”an
Investment is the current commitment of money or other resourches in
the expectation of reaping future benefits”.
Menurut Irham dan Yovie (2009:6) tujuan investasi yaitu untuk
mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan maka
diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya
dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak
dicapai yaitu:
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang
diharapkan (profit actual).
c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
2. Tingkat Keuntungan
Menurut Mohammad Samsul (2006:219) return saham adalah
pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.
Pendapatan dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, di
mana jika untung disebut capital gain dan jika rugi capital loss. Dari
Expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang
investor dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah
ditempatkannya. Pengharapan menggambarkan sesuatu yang bisa saja
terjadi di luar dari yang diharapkannya (Irham dan Yovie, 2009:6).
Tingkat keuntungan yang di harapkan pemodal dari investasi
saham adalah adanya keuntungan yang diterima di masa depan. Karena
investasi saham mengandung resiko, maka keuntungan yang diharapkan
belum tentu sama dengan keuntungan yang sesungguhnya. Keuntungan
dan pendapatan investasi saham, berupa Capital Gain dan Deviden.
Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dengan harga beli,
sedangkan deviden diperoleh dari pembagian laba bersih perusahaan.
3. Tingkat Risiko
Menurut teori portofolio risiko didefinisikan suatu keuntungan yang
menyimpang dari yang diharapakan (Suad Husnan, 2001:52). Baik
menyimpang lebih besar ataupun menyimpang lebih kecil. Semakin
besar penyimpangan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan
berarti semakin besar risiko yang ditanggung. Risiko dapat didefinisikan
sebagai kemungkinan untuk luka, rusak, atau hilang. Dalam investasi
risiko selalu dikaitkan dengan variabilitas return yang dapat diperoleh
Menurut (Eduardus Tandelilin, 2010:105) dalam teori portofolio
modern telah diperkenalkan bahwa risiko investasi total dapat dipisahkan
menjadi dua jenis risiko yaitu:
a. Risiko Sistematik
Risiko sistematis atau risiko pasar merupakan risiko yang berkaitan
dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan.
Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabelitas return
suatu investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko
yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable).
b. Risiko Tidak Sistematik
Disebut juga risiko khusus yang terdapat pada masing-masing
perusahaan, adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar
secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan
kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen
portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan
dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.
Risiko selalu ada dalam aktivitas ekonomi, dalam bisnis kita akan
mengenal pepatahno risk no return. Secara sederhana risiko disamakan
dengan ketidakpastian. Dalam islam ketidakpastian itu adalah gharar.
Dan gharar dilarang, oleh karenanya sangat penting melakukan upaya
pembebanan terhadap gharar, atau resiko atau ketidakpastian (Achsein,
4. Portofolio
a. Pengertian Portofolio
Menurut Irham dan Yovie ( 2009:2) portofolio adalah sebuah
bidang ilmu yang khusus mengkaji bagaimana cara yang dilakukan
oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi
secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan
menganekaragamkan risiko tersebut. Teori ini disebut teori
portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam
bentuk surat-surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan
bahwa pemilik modal akan menginvestasikan uangnya kedalam
berbagai jenis surat berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang
harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan
(penghasilan) yang lebih tinggi. Dalam teori ini risiko investasi
dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat
keuntungan. Menurut Jones (2002:3),“ Portfolio is the securities
held by an investor taken as a unit.” Artinya portofolio adalah
sejumlah sekuritas yang dipertahankan oleh investor dalam satu
kesatuan.
Risiko pasar dari masing-masing saham yang di masukkan
dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk
portofolio yang memiliki risiko rendah, maka saham-saham yang
dipilih bukanlah saham-saham yang memiliki covariance dengan
kesempatan investasi yang ada, dengan proporsi sesuai dengan bobot
investasi tersebut, maka portofolio tersebut disebut sebagai
portofolio pasar (Husnan, 2001:104). Manajer uang yang ingin
mengubah risiko pasar yang dihadapinya dapat melakukan hal
tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio.
Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali
portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan
dalam proses minimisasi risiko portofolio, varian (standar deviasi)
pengembalian merupakan alat ukur risiko portofolio, sebagai
tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan
dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis risiko kerugian.
Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari
sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer
yang umumnya dilakukan. Pembentukan portofolio normal bukanlah
merupakan hal yang mudah dilakukan. Kesimpulan yang didapat
portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang
diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun
lembaga.
b. Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal dengan
MenggunakanSingle Index Model
Model indeks tunggal adalah model yang dikembangkan oleh
dikemukakan oleh Markowitz. Model ini diperkenalkan terutama
untuk mengatasi kelemahan Mean Variance Model yaitu terlalu
banyaknya variabel yang harus ditaksir dalam portofolio dan
kesulitan menilai koefisien korelasi yang menggunakan data historis
karena koefisien korelasi yang lalu mungkin sekali sangat berbeda
dengan korelasi saat ini.
Persamaan dasarSingle Index Model :
Ri=α+βi(Rm)+ei
Dimana :
α = Bagian dari tingkat keuntungan saham I yang tidak dipengaruhi
oleh perubahan pasar (unique return sekuritas/saham i)
Rm= Tingkat keuntungan indeks pasar
βi = Ukuran kepekaan return sekuritas I terhadap perubahan return
pasar
Ri = Return sekuritas i
ei = Elemen random dariα
Persamaan tersebut diatas merupakan persamaan regresi liniear
sederhana yang dihitung dengan Ri sebagai variabel tergantung dan
Rm sebagai variabel bebas.
Beberapa langkah untuk menentukan saham mana yang dapat
dimasukkan ke dalam portofolio optimal berdasarkan single index
1) Memeringkatkan saham
Dalam membuat peringkat saham di sini, maka akan sangat
berkaitan langsung dengan rasio excess return to beta (rasio
ERB). Excess return adalah perbedaan antara return yang
diharapkan (expected rate return) dalam saham dengan tingkat
suku bunga tanpa risiko (risk free return) seperti tingkat bunga
dalam deposito. Rasio ERB mengukur return tambahan diatas
risk return yang diterima per-unit risiko saham (Elton & Gruber,
1995:182).
Menentukan cut off rate (C*): adalah dilakukan
pemeringkatan berdasarkan rasio ERB dari nilai tertinggi ke
rendah, kemudian untuk menentukan saham-saham mana yang
akan dimasukkan ke dalam portofolio, maka digunakan suatu
peringkat pembatas (cut off rate=C*) maka cari dahulu nilai-nilai
Ci. Setelah mendapatkan nilai-nilai Ci dari saham-saham yang
ada, maka dapat dicari C*. Tujuan penentuan C* ini adalah
untuk memisahkan antara saham-saham yang akan masuk ke
dalam portofolio optimal atau keluar dari portofolio optimal.
Cara menentukan adalah dengan membandingkan antara rasio
ERB dengan C* yang telah ada. Apabila nilai rasio ERB lebih
besar dari nilai C*, maka saham tersebut masuk ke dalam
2) Menentukan proporsi portofolio optimal
Setelah melakukan pemeringkatan saham dan kemudian
menentukan cut off rate maka dilanjutkan dengan menentukan
masing-masing saham yang akan membentuk portofolio optimal.
Proporsi investasi untuk masing-masing saham dicari dengan
membagi masing-masing nilai Zi dengan total nilai Zi. Dengan
demikian ditemukan proporsi yang merupakan alokasi dana yang
akan di investasikan pada masing-masing saham terpilih yang
akan membentuk portofolio optimal dengan menggunakan single
index model.
c. Penentuan Portofolio Optimal
Penentuan portofolio optimal dengan menggunakan single index
model (SIM)
1) Investasi Portofolio
Teori portofolio pertama kali dikembangkan oleh Harry
Markowitz (1952). Menurut Markowitz, portofolio adalah
mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara memecah dana
yang diinvestasikan tersebut untuk kemudian meletakannya
bukan pada satu jalur namun pada jalur yang berbeda-beda
(Irham dan Yovi, 2009:58).
investor harus dapat memperkirakan berapa keuntungan yang
diharapkan, serta berapa penyimpangan yang terjadi dari hasil
yang diharapkan. Jika investor mengharapkan tingkat
pengembalian yang besar, maka besar pula risiko yang dihadapi.
Tingkat keuntungan yang diharapkan (Expected Return) dari
portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari
tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham.
Faktor penimbang adalah proporsi dana yang di investasikan
pada masing-masing saham (Abdul Halim, 2006:37).
Dalam hal ini expected return dari portofolio atau tingkat
keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah proporsi dana
yang diinvestasikan pada saham I dengan tingkat keuntungan
yang diharapkan dari saham i (Abdul Halim, 2006:37).
2) Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana investor
seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas
apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan
kapan investasi akan dilakukan. Pengambilan keputusan investasi
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut (Suad Husnan,
1996:48).
(a) Menentukan Kebijakan Investasi
Disini pemodal perlu menentukan tujuan investasinya
antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak
bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi menyadari
bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi, jadi tujuan
investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun
risiko.
(b) Analisis Sekuritas
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu
efek atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini
adalah untuk mengidentifikasikan efek yang salah harga
(mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah, dan analisis ini dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas
tersebut.
(c) Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan
dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada
masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak
sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang
ditanggung. Pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain:
preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan
(d) Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan
perubahan portofolio yang telah dimiliki. Apabila portofolio
sekarang tidak optimal atau tidak sesuai dengan preferensi
risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan
terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
(e) Evaluasi Kinerja
Dalam tahap ini pemodal atau investor melakukan penilaian
terhadap kinerja (performance)portofolio, baik dalam aspek
tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang
ditanggung. Tidak benar kalau portofolio yang memberikan
keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari potofolio
lainnya (Husnan, 2000:49).
5. Portofolio Efisien
Menurut Jogianto (2008:503) portofolio efisien (Efficient
Portofolio) adalah portofolio yang berada di dalam kelompok (set) yang
layak menawarkan kepada para investor ekspektasi return maksimum
atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagai level
ekspektasireturn. Efisien selalu dilihat dari segi biaya, maka portofolio
yang efisien juga melihat dari segi biaya yang paling efektif dari
menginginkan menginvestasikan dananya pada tempat-tempat yang
dianggap tidak efisien.
Investor dapat menentukan kombinasi dari aspek-aspek dan
membentuk portofolio, baik yang efisien maupun yang tidak efisien.
Yang penting bagi investor adalah bagaimana menentukan portofolio
yang dapat memberikan kombinasi tingkat risiko dan keuntungan yang
optimal.
Suatu portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut
ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut:
(Abdul Halim, 2005:54).
a. Memberikan ER (Expected Return) terbesar dengan risiko yang
sama, atau
b. Memberikan risiko terkecil dengan ER (Expected Return) yang
sama.
6. Seleksi Portofolio Optimal
Portofolio optimal adalah portofolio yang dapat memaksimalkan
preferensi investor sehubungan dengan pengembalian dan risiko. Salah
satu prosedur penetuan portofolio optimal adalah single index model
(Elton dan Gruber, 2003:183). Untuk membentuk portofolio optimal,
berbagai saham disusun menurut peringkat tertinggi sampai terendah
berdasarkan rasio dari kelebihan pengembalian terhadap beta (excess
Kelebihan pengembalian adalah selisih antara pengembalian yang
diperkirakan atas suatu asset dengan penengembalian bebas risiko.
Dengan demikian, Excess Return to Beta (ERB) merupakan ukuran
tambahan pengembalian dari suatu aset di atas pengembalian yang
ditawarkan oleh aset bebas risiko. Peringkat saham ditentukan oleh ERB
yang dirumuskan sebagai berikut: (Elton dan Gruber, 2003:184).
Rasio ERB diukur dengan membagi excess return dengan risiko
yang ditunjuk dengan koefisien beta.
Keterangan:
ERB =Rasio excess retun to beta
=Return yang diharapkan saham i
= Return saham bebas risiko
= Perubahan yang diharapkan di atas rate of return saham I yang
berhubungan dengan 1 % perubahan return pasar yang merupakan
ukuran sensitivitasreturn saham I terhadap return saham.
Jika saham disusun berdasarkan ERB yang dimiliki mulai dari
yang tertinggi sampai yang terendah, hal ini menggambarkan peringkat
keinginan investor dalam memilih saham yang akan dimasukkan ke
dalam portofolio. Diantara saham-saham yang memiliki ERB positif,
maka pemilihan selanjutnya dilakukan atas saham-saham yang
memberikan hasil optimal melalui pembatasan pada tingkat tertentu,
Dengan demikian, apabila suatu saham memiliki ERB lebih besar
dari cutt of rate-nya (Ci), maka saham tersebut akan dimasukkan dalam
portofolio. Untuk menentukan Ci digunakan rumus: (Elton dan Gruber,
2003:186).
Keterangan :
Ci = Nilai-nilai yang dihitung untuk menentukan C
= Variansireturnpasar
i = Variansi randomerror yang merupakan ukuranunsystematic risk
Ri = Expected return
= Beta saham i
Rf = Return asset bebas risiko
7. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ataucomposite stock price
index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen
penghitungan indeks. Masing–masing pasar modal memiliki indeks yang
dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam
perhitungan indeks harga. Sebagai contoh IHSG di masing-masing
Negara memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Tabel di bawah
Tabel 2.1
Perkembangan IHSG di Asia Pasifik 2005-2007
Sumber : Eduardus Tandelilin, 2010:86
Dalam dua tahun tersebut perkembangan IHSG di Indonesia
menunjukkan pertumbuhan yang baik mencapai lebih dari 51% dan
berada pada pringkat ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan
pasar modal di Indonesia semakin baik.
8. LQ 45
Perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ 45 adalah perusahaan
yang memilikiprofit yang cukup tinggi dan memiliki saham yang cukup
besar. Perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 terdiri dari 45 merupakan
perusahaan yang masuk ke dalam perusahaan yang telah Go public. Di
dalam indeks LQ 45 terdiri dari 45 perusahaan yang bervariasi dari
berbagai sektor yang telah memenuhi persyaratan dalam indeks LQ 45.
Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda.
No Negara 29 Des 06 29 Des 07 %
1 Shenzen 550,59 1.453,47 163,98
2 Shanghai 2.675,47 5.308,89 98,43
3 Indonesia 1.805,52 2.739,704 51,74
4 Mumbai 13.786,91 20.216,72 46,64
5 Hong Kong 19.964,72 27.824,93 39,46
6 Malaysia 1.096,24 1.437,82 31,16
7 Thailand 679,84 852,06 25,33
8 Philipina 2.982,54 3.667,64 22,97
9 Singapura 2.985,83 3.447,20 16,46
10 DownJones 12.463,15 13.359,61 7,19
11 Taiwan 7.823,72 8.313,72 6,26
Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif
diperdagangkan di pasar modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif
sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini
menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi
kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di
Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks
LQ 45. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham
yang masuk dalam indeks LQ 45 sebagai berikut.
a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar
regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi
pasar selama 12 bulan terakhir).
c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.
d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi,
dan jumlah hari transaksi di pasar regular.
Indeks LQ 45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 februari
1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 juli 1994 dengan
nilai dasar 100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau
perkembangan kinerja masing-masing ke-45 saham yang masuk dalam
penghitungan Indeks LQ 45. Penggantian saham dilakukan setiap 6
bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila
tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham
lain yang memenuhi kriteria.
9. Pasar Modal Syari’ah
Berkaitan dengan peran modal sebagai suatu faktor produksi pada
dunia usaha dan kebutuhan masyarakat untuk menyalurkan dana dalam
investasi, keberadaan pasar modal yang berfungsi baik tentu sangat
dibutuhkan (Metwally, 1994:177) mengatakan pasar modal dalam
ekonomi harus melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Memungkinkan para penabung berpartisipasi penuh pada
kepemilikan kegiatan bisnis, dengan memperoleh bagian dari
keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham mendapat likuiditas dengan
menjual sahamnya sesuai dengan aturan bursa efek.
c. Memungkinkan kegiatan bisnis meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
non-islami.
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
a. Portofolio Syari’ah
Menurut Abdul adziz (2010) Portofolio efek adalah kumpulan
efek yang dimiliki secara bersama (kolektif) oleh para pemodal
dalam reksadana. Sementara efek syari’ah menurut fatwa Dewan
Syari’ah Nasional No:40/DSN-MUI/MUI/X/2003 yaitu efek
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun
cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syaria’ah. Efek
syari’ah mencakup saham syari’ah, obligasi syari’ah, reksa dana
syari’ah, kontrak investasi kolektif efek beragun asset (KIK EBA)
syari’ah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip
-prinsip syari’ah.
Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan
tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Obligasi
syari’ah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syari’ah
yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/margin/fee serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Reksa dana
syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip syari’ah islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil
shahib al-mal, maupun antara manajer investasi wakil shahib al-mal
dengan pengguna investasi. Efek beragun aset syari’ah adalah efek
yang diterbitkan oleh kontrak investasi kolektif EBA syari’ah yang
portofolio-nya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul
dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul dikemudian hari,
jual beli pemulikan aset fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat
investasi yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan
investasi/ arus kas serta aset keuangan setara, yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syari’ah. Surat berharga komersial syari’ah adalah
surat pengakuan atas suatu pembiayaan dalam jangka waktu tertentu
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.
b. Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Indeks adalah indeks yang mewakili
saham-saham yang sesuai syariah. Pengkategoriannya dilakukan oleh
pengawas syariah PT. Danareksa Invesment Management. Mereka
menetapkan jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang tidak
memenuhi syariah Islam:
1). Kegiatan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi
atau perdagangan yang dilarang
2). Keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan atau
3). Kegiatan usaha produksi, mendistribusi atau menyediakan
barang-barang yang tergolong haram.
Kegiatan usaha yang memproduksi, mendistribusi atau
menyediakan barang-barang ataupun jasa yang termasuk moral
dan bersifat mudharat. Untuk menetapkan saham-saham yang
akan masuk dalam perhitungan indeks syariah ini dilakukan
seleksi sebagai berikut:
(a). Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah dicatat
lebih dari tiga bulan, kecuali termasuk dalam sepuluh
kapitalisasi pasar terbesar.
(b). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
tengah tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban
terhadap aktiva maksimal 90 %.
(c). Memilih 60 saham dari susunan saham saham diatas
berdasrkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar
selama satu tahun terakhir.
(d). Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas, dilihat dari rata-rata nilai perdagangkan regular
selama satu tahun terakhir (library research BEI).
Saat ini di Bursa Efek Indonesia terdapat lima kelompok pasar dari
seluruh jenis saham yang ditransaksikan. Yakni, kelompok gabungan
kelompok 134 jenis saham papan atas (Main Board Index/MBX). Kemudian
kelompok 205 jenis saham papan pengembangan (Development Board
Index/DBX), dan kelompok 30 jenis saham pilihan islami (JII). Sepanjang
tahun 2007, pertumbuhan indeks JII melebihi pertumbuhan indeks LQ 45
dan IHSG. Pertumbuhan indeks JII mencapai 58,38%, sedangkan
pertumbuhan indeks LQ 45 dan IHSG masing-masing 52,58% dan 52,08%.
Mengamati perkembangan tersebut, terlihat perkembangan keuntungan
pasar rata-rata pada saham yang tergabung di JII lebih tinggi dari
perkembangan keuntungan pasar di kelompok pasar LQ 45 (eduardus
Tandelilin, 2010:89).
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang dilakukan oleh Suherman dan I Roni Setyawan
(2006), mengenai “Pembentukan Portofolio Optimal Saham Unggulan di
BEI dengan menggunakanCut off Point“. Dalam analisis ini variabel yang
diteliti yaitu Return pasar (IHSG) terhadap Return sekuritas. Dengan
menggunakan metode single index model Peneliti menemukan 3 saham
yang membentuk portofolio optimal yaitu BBNI, BDMN, PNAI.
Penelitian yang dilakukan oleh Saptono Budi Satryo (2004), mengenai
“Optimisasi Portofolio Saham Syariah (Studi Kasus BEJ Tahun
2002-2004)”. Dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu Return pasar (IHSG)
terhadap Return sekuritas. Berdasarkan kriteria-kriteria dan penghitungan
menemukan saham-saham syariah yang dapat dimasukkan sebagai
penghitungan portofolio optimal adalah AALI, ASGR, GJTL, INDF, INTP,
SMCB, SMGR, TINS, TLKM, dan UNTR.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Kuriyati (2007), mengenai
“Analisis Portofolio yang Optimal di BEI dengan Menggunakan Indeks
Beta”. Dalam analisis ini variabel yang diteliti yaitu return pasar (IHSG)
terhadap return sekuritas. Hasil penelitiannya yaitu Tingkat keuntungan
portofolio dapat dilakukan dengan mencari beta portofolio dengan
menggunakan indeks tunggal yaitu sebesar 0,115579866 dan resiko
sekuritas saham individual sebesar -1,97555871.
Penelitian yang dilakukan oleh Mokhamad Sukarno (2008), mengenai
”Analisis pembentukan portofolio optimal saham dengan menggunakan
single indeks di Bursa Efek Jakarta”.Dalam analisis ini variabel yang diteliti
adalah return pasar (IHSG) terhadap return sekuritas. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 14 saham yang menjadi kandidat portofolio dari 33
saham yang diteliti dengan nilai cut off point. Portofolio optimal dibentuk
oleh 2 saham yang mempunyai excess returns to beta (ERB) terbesar, yaitu
saham AALI dan PGAS dengan nilai ERB 0,86% dan 0,37%.
Penelitian yang dilakukan oleh Yansen Ali (2008), mengenai
“Simplifying the Portofolio Optimization Process via Single Index Model”.
Dalam analisis ini variabel yang diteliti adalah Model Markowitz return dan
dow jonesreturn. Peneliti menemukan Model Index tunggal bekerja dengan
ditunjukkan oleh return yang dapat diperbandingkan, yang dihasilkan oleh
model Markowitz dan Dow Jones AIG-CI.
Penelitian yang dilakukan oleh Niels Bekkers, Ronald Q Doswijk,
Trevin wlam (2009), mengenai “Strategic Asset Allocation : Determining
The Optimal Portofolio with Ten Asset Classes”. Dalam analisis ini
penelitian berdasarkan pada Mean variance model dengan menggunakan
data indeks pasar US sebagai variabel independen dan perusahaan real
estate sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menemukan investor
dapat mengkombinasikan saham dengan menggunakan Mean variance
model dengan portofolio pasar dan investor harus menentukan batasan
individu mereka sendiri dalam penentuan portofolio pasar dan saham yang
dioptimalkan oleh mean-variance sebagai batasan-batasan sebagai alokasi
aset.
Penelitian yang dilakukan oleh Jaksa Cvitanicy and Semyon
Malamudz (2010) mengenai “Nonmyopic Optimal Portfolios in Viable
Market”. Dalam analisis ini penelitian menggunakan data 31 saham. Data
yang digunakan yaitu tingkat suku bunga stochastic sebagai variabel
independen dan volatilitas non myopic sebagai dependen.
Hasil penelitian ini menyoroti mekanisme umum di belakang
fenomena countercyclicality MPR, nonmyopic (berlebihan) volatilitas, dan
portofolio optimal nonmyopic. Secara khusus, penelitian ini menunjukkan
bahwa volatilitas nonmyopic ditentukan oleh interaksi antara MPR dan
C. Kerangka Pemikiran
Investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal, baik langsung
maupun tidak langsung yang bertujuan mendapatkan manfaat (keuntungan)
tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satu cara yaitu dengan melakukan investasi
pada surat-surat berharga (saham, obligasi, dan sebagainya) untuk memilih
berbagai jenis surat berharga sehingga mereka dikatakan membentuk
portofolio.
Definisi portofolio optimal adalah yang mampu memberikan tingkat
keuntungan tertentu dengan risiko yang lebih rendah untuk membentuk
suatu portofolio yang optimal maka dilakukan terlebih dahulu adalah
memilih saham-saham berdasarkan dengan kriteria, memeringkatkan saham
dengan menentukan cut off rate (C*), setelah saham-saham tadi dapat
dikatakan optimal dengan menentukan proporsi masing-masing saham yang
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian maka hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi liniear sederhana sebagai berikut:
1. Hipotesis perbandingan antara ERB (Excess Return to Beta) dengan C*
(Cut Off Point) pada saham LQ 45 dengan menggunakan metode Single
Index Model (SIM)
Bank Indonesia Bursa Efek Indonesia
Return Pasar (IHSG)
Return Saham (LQ45 dan JII)
Varian Saham dan Pasar
Risiko Saham Sistematis dan Tidak Sistematis SBI
ERB Cut Off Point (C*)
ERB < C* ERB > C*
Masuk Kandidat Portofolio Optimal Tidak Masuk Kandidat Portofolio Optimal
H0 : ERB < C* Tidak termasuk kandidat saham portofolio optimal
saham LQ 45.
Ha : ERB > C* Termasuk kandidat saham portofolio optimal saham
LQ 45.
2. Hipotesis perbandingan antara ERB (Excess Return to Beta) dengan C*
(Cut Off Point) pada saham JII dengan menggunakan metode Single
Index Model (SIM)
H0 : ERB < C* Tidak termasuk kandidat saham portofolio optimal
saham JII.
Ha : ERB > C* Termasuk kandidat saham portofolio optimal saham
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah saham-saham yang terdapat
dalam Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder
yaitu yang diperoleh dari publikasi berupa data harga saham penutupan
volume perdagangan saham bulanan publikasi BI berupa data SBI 1 bulanan
selama tahun 2006-2010, dan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
Adapun saham-saham yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik
purposive sampling artinya harus terkategori paling likuid selama tahun
2006-2010. Saham-saham ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu saham
yang mengalami pembentukan portofolio optimal di LQ 45 dan JII.
Kriteria saham yang masuk ke dalam LQ 45 adalah saham-saham yang
paling likuid dan saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama
Januari 2006 sampai bulan Desember 2010. Permasalahan ini dibatasi pada
15 saham unggulan dengan kriteria likuiditas fundamental yakni
berkapitalisasi pasar terbesar selama 2006-2010 yang termasuk ke dalam
kelompok LQ 45. Ini dipilih sebagai objek penelitian karena saham-saham
tersebut merupakan jenis-jenis saham favorit para investor di BEI.
Sedangkan kriteria saham-saham yang tercatat dalam daftarJakarta Islamic
2010 dan masuk kembali dalam daftar Jakarta Islamic Index Januari 2009
sampai Juni 2009 dengan kriteria tersebut hasil penelitian dapat
dipergunakan keputusan investasi pada semester satu Tahun 2009.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham unggulan
yang terdapat pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saham-saham tersebut dipilih
berdasarkan data yang diperoleh dari pertama, saham emiten yang masuk
dalam perhitunganJakarta Islamic Index yang terdiri dari 30 saham emiten.
Komponen saham yang masuk dalam perhitungan JII ini selalu dievaluasi
setiap enam bulan.
Oleh sebab itu setiap periode per enam bulan saham emiten yang
tercatat selalu berubah-ubah sedangkan saham emiten yang masuk dalam
perhitungan LQ 45, indeks ini terdiri atas 45 saham. Dan penentuan
jenis-jenis saham yang masuk sebagaimana JII, ditentukan per enam bulan sekali
Tabel 3.1
Data Perusahaan LQ 45
LQ 45
No. Perusahaan Kode Saham
1 Astra Agro Lestari Tbk AALI
2 Astra International Tbk ASII
3 Bank Central Asia Tbk BBCA
4 Bank Danamon Tbk BDMN
5 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA
6 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI
7 Bakrie & Brothers Tbk BNBR
8 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
9 Bank International Ind. Tbk BNII
10 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
11 Indah Kiat Pulp and Paper Tbk INKP
12 Indosat Tbk ISAT
13 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
14 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
15 Medco Energi International Tbk MEDC Sumber : IndonesianCapital Market Directory
Tabel 3.2 Data Perusahaan JII
JII
No. Perusahaan Kode Saham
1 Bumi Resources Tbk BUMI
2 International Nickel Indonesia INCO 3 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
4 Kalbe Farma Tbk KLBF
5 Tambang Batubara Bukit AsamTbk PTBA
6 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
7 United Tractors Tbk UNTR
8 Unilever Indonesia Tbk UNVR
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri atas;
1. Data indeks JCIJakarta Composite Index / IHSG (Indeks Harga Saham
Gabungan). Merupakan indeks gabungan seluruh saham yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta.
2. Data indeks LQ 45. Yaitu indeks yang mewakili saham-saham yang
likuid dan berkapitalisasi besar.
3. Data indeks JII (Jakarta Islamic Index). Merupakan indeks yang
mewakili saham-saham berkategori syariah.
4. Tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia. Merupakan suku bunga
tahunan. Sekuritas ini termasuk yang bebas resiko.
Data saham-saham yang tercatat dalam JII empat kali atau lebih serta
tercatat dibawah empat kali.
Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini mencakup
periode waktu Januari 2006 sampai Desember 2010. Selain data-data diatas,