• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Persahaan : studi empiris pada perusahaan GO publik di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Persahaan : studi empiris pada perusahaan GO publik di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia) Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

UMI MAIMUNAH

NIM : 104081002523

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MBA

NIP : 150 317 955 NIP : 150317593

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429H/2008M

(2)

INTERN DAN FAKTOR EKSTERN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

UMI MAIMUNAH

NIM : 104081002523

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MBA

NIP : 150 317 955 NIP : 150 317593

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP : 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429H/2008M

(3)

Hari ini Selasa tanggal 10 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Umi Maimunah NIM : 104081002523 dengan judul :

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan Memperhatikan penampilan tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MBA

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Umi Maimunah

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 22 Januari 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dewi Sartika Rt 04/06 No. 1 Margahayu Bekasi

Timur 17113

Nomor Telepon : 08561222263

Pendidikan :

2004-2008 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan Manajemen

2001-2004 MA Annida Al-Islamy

1998-2001 Mts. Annida Al-Islamy

1992-1998 SD Negeri Patriot II

(5)

Abstract

The main objective of the study is to examine the impact of ownership structure, leverage, extern factor, internal factor on the value of the firms in Indonesian Stock Exchange. It is argued that unlike the agency problem advanced stock market, the agency problem in the Indonesian Stock Exchange is the divergence of interest between the minority holders and majority holders. This is because the Indonesian Stock Exchange is characterized, among other things, by the domination of large shareholders. It is hypotheses that : (1) there are the impact of ownership structure, extern factor, internal factor on leverage, (2) there are the impact of ownership structure, external factor, internal factor, leverage on value of the firm. This study is to examine Agency Theory, Jensen and Meckling (1976), Pecking Order Theory, Myers (1984, Trade off Model and Signaling Theory (1979). Population in this study are public company listed in Indonesian Stock Exchange during 2003- 2006. As much as 24 firms listed in Indonesian Stock Exchange were taken as a sample using a purposive sampling method. The data were then analyzed by the structural equation modeling (SEM) analysis, using the LISREL Program version 8.54. The results of this study show that : There are the impact of ownership structure, extern factor, internal factor on leverage. There are not the impact of ownership structure, external factor, internal factor on value of the firm. There is leverage the impact on value of the firm.

Key Word : Ownership Structure, Leverage, Factor Extern, Factor Intern, Value of the Firm.

(6)

Abstrak

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor ekstern, dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Tidak seperti pada permasalahan keagenan di paasar modal yang sudah maju, problem keagenan di Bursa Efek Indonesia adalah terjadinya perbedaaan kepentingan antara pemilik minoritas dengan pemilik mayoritas. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1) struktur kepemilikan saham, faktor ekstern, dan faktor internberpengaruh signifikan terhadap terhadap leverage, (2) struktur kepemilikan saham, faktor ekstern, faktor intern, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Studi ini ingin menguji teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976), Pecking Order Theory, Myers (1984), Trade off Model dan Signaling Theory, Bhattacharya (1979). Populasi dalam studi ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2003 sampai dengan 2006. Sebanyak 24 perusahaan diambil sample dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) menggunakan program Lisrel 8.54. Hasil studi menujukkan bahwa struktur kepemilikan saham, faktor ekstern dan faktor intern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan saham, factor ekstern, dan factor intern tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci :Struktur Kepemilikan Saham, Faktor Ekstern, Faktor Intern, Struktur Modal (Leverage), Nilai Perusahaan

(7)

Alhamdulillah robbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT. Semoga kita

senantiasa mendapatkan hidayah-Nya, sehingga kita termasuk dalam orang-orang

yang berada pada jalan yang benar. Shalawat dan salam kita haturkan kepada

junjungan kita sang pembawa kebenaran Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan

harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu anugerah dari

banyaknya nikmat yang telah Dia berikan. Selesainya skripsi ini juga tak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga

penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga selalu dikasihi oleh Allah SWT.

1. Ibu dan Bapak tercinta, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang,

perhatian, dan dukungan baik moral, spiritual, maupun material pada penulis.

Kasih sayang mereka yang teruntai begitu indah dan tulus menjadi inspirasi dan

motivasi bagi penulis dalam menjalani hidup. Kakakku (Mimi), Adik-adikku

(Dayat dan Pipih), dan My Love (Joni) tersayang yang telah memberikan

motivasi dan dukungan dalam bentuk moral maupun material hingga

terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Drs. Mohammad Faisal Badroen, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembantu Dekan Bid. Akademik

fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

(8)

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekaligus pembimbing I yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu

pengetahuan, dan meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MBA selaku pembimbing II yang selalu

memberikan petunjuk secara cerdas dalam membimbing penulis sehingga

terselesaikan juga skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama belajar di bangku kuliah. Kepada seluruh staff bagian

Akademik dan Keuangan, serta staff Perpustakaan, terima kasih atas segala

bantuannya.

7. Special thanks to teman-teman terbaik dan teman-teman seperjuangan yang

bersama-sama berjuang dan saling membantu untuk menyelesaikan skripsi ini

Terima kasih sudah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk memberikan

pelajaran yang paling berharga.

Semoga mereka semua mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan

selalu dijaga dan dilindungi serta benar-benar menjadi orang yang dikasihi dan

disayangi oleh Allah SWT. Tiada balasan apapun jua yang dapat penulis berikan

selain doa.

Penulis sangat menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar

bisa lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Oktober 2008

Umi Maimunah

(Penulis)

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan... i

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar isi ... ix

Daftar Tabel... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Leverage (Struktur Modal) ... 11

1. Pengertian Struktur Modal ... 13

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ... 13

3. Utang ... 17

4. Modal ... 19

(10)

C. Struktur Kepemilikan Saham ... 23

D. Faktor Ekstern... 27

E. Faktor Intern ... 28

F. Penelitian sebelumnya ... 33

G. Kerangka Pemikiran ... 38

H. Rumusan Hipotesis ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 47

B. Metode Penentuan Sampel... 47

C. Metode Pengumpulan Data... 48

D. Metode Analisis ... 49

E. Definisi Operasional Variabel ... 63

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

A.1 Pasar Modal ... 68

A.2 Organisasi Yang Terkait Di Pasar Modal... 69

A.3 Sejarah Pasar Modal Di Indonesia ... 71

A.4 Perkembangan Pasar Modal ... 74

B. Deskriptif Analisis ... 76

B.1 Deskriptif Data Sampel ... 76

B.2 Analisis Data Penelitian ... 77

C. Pengujian dan Pembahasan... 103

C.1 Pengujian Model Secara Keseluruhan ... 103

(11)

C.2 Pengujian Jalur Individual – Structural Model ... 113 D. Interpretasi ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ... 124 B. Implikasi ... 124

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Sampel Data Penelitian 77

4.2 Struktur Kepemilikan Saham 79

4.3 Faktor Ekstern ( Tingkat Suku Bunga) 83

4.4 Faktor Ekstern ( Value Trade) 85

4.5 Faktor Ekstern ( Pertumbuhan Pasar) 87

4.6 Faktor Intern (Profitabilitas) 89

4.7 Faktor Intern (Pembayaran Dividen) 91

4.8 Faktor Intern (Ukuran Perusahaan) 94

4.9 Leverage (DER) 96

4.10 Leverage (DAR) 98

4.11 Nilai Perusahaan (PER) 100

4.12 Nilai Perusahaan (PBV) 102

4.13 Uji Kecocokan 104

4.14 Hubungan Beta dan Gamma 113

4.15 Squared Multiple Correlations (R²) 120

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

4.1 T- Value 107

4.2 Koefisien Path 108

(14)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat berpengaruh

pada kinerja perusahaan. Keputusan apakah dana yang akan digunakan

oleh perusahaan dengan hutang atau dengan penjualan saham akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan khususnya dalam rangka

memaksimalkan kemakmuran atau kekayaan para pemegang saham atau

pemilik yang akan tercermin melalui harga saham perusahaan. Dengan

demikian perusahaan perlu mengusahakan suatu keseimbangan yang

optimal dalam menggunakan kedua sumber tersebut sehingga dapat

memaksimalkan nilai perusahaan.

Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan

keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,

demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan.

Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk

memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut,

banyak shareholder yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada

para profesional yang bertanggung jawab mengelola perusahaan, yang

disebut manajer. Para manajer yang diangkat oleh shareholder diharapkan

akan bertindak atas nama shareholder tersebut, yakni memaksimumkan

(15)

Para manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, sering kali

tindakannya bukan memaksimumkan shareholder, melainkan justru

tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan

mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara external

shareholder dengan manajer. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan

antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut

konflik keagenaan atau Agency conflik.

Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara

untuk mengurangi konflik keagenan (Crutchley dan hansen: 1989, Jensen,

Solberg dan Zorn: 1992). Perusahaan meningkatkan kepemilikan

manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang

saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham.

Dengan meningkatnya persentase kepemilikan, manajer termotivasi untuk

meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran

pemegang saham. Pada kepemilikan yang menyebar, masalah keagenan

terjadi antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Hal ini

menyebabkan kekuasaan pemegang saham dan menyerahkan kepada

manajer. Sebagai konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang

tinggi sehingga meningkatkan biaya keagenan. Pada kondisi ini, konflik

keagenan diatasi dengan meningkatkan kepemilikan manajerial.

Sebaliknya pada kepemilikan yang berkonsentrasi masalah keagenan

disebabkan oleh hubungan antara pemegang saham dan kreditor. Masalah

(16)

terpusat terdapat dua kelompok pemegang saham, yaitu controlling

mayority stockholder dan minority stockholder. Manajer diangkat dan

diberhentikan oleh controlling mayority stockholder sehingga

menunjukkan kinerja baik dihadapkan pemegang saham. Kondisi ini

memperkecil biaya keagenan ekuitas tetapi menimbulkan biaya keagenan

baru yaitu biaya keagenan hutang ( Husnan : 2000).

Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan.

Hal ini disebabkan dimana dividen yang besar menyebabkan rasio laba

ditahan akan kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari

sumber eksternal, seperti emisi saham baru. Penambahan dana

menyebabkan kinerja manajer dimonitor oleh bursa dan penyediaan dana

baru. Pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi biaya yang berkaitan

dengan emisi saham baru (floating cost). (Crutchley dan Hansen : 1989).

Perkembangan riset pasar modal telah memotivasi penulis untuk

melakukan penelitian bidang keuangan. Beberapa penelitian tentang

struktur modal terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh

peneliti dan hasilnya saling kontradiksi. Jensen dan Meckling (1976)

beragumentasi bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan

kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan

penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan

mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham

(17)

Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan

kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut

disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya

pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut,

karena pengeluaran tersebut akan menambah kos perusahaan yang

menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen

yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar kos tersebut

dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa

utang mengandung risiko yang tinggi. Perbedaan kepentingan itu

menimbulkan konflik yaag biasa disebut konflik agensi. Konflik

kepentingan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan

yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut.

Akibat dari munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan

timbulnya suatu kos yang disebut agency cost.

Ada beberapa alternatif untuk mengurangi kos keagenan tersebut

yaitu : pertama, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh

manajemen (Jensen dan Meckling 1976). Analisisnya menyatakan bahwa

proporsi kepemilikan saham dikontrol manajer dapat mempengaruhi

kebijakan-kebijakan perusahaan. Selain itu kepemilikan manajerial akan

mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga

manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil

dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekwensi dari

(18)

payout ratio (Crutley dan Hansen, 1989; Easterbrook, 1989; Leland dan

Pyle, 1977). Penelitian mereka menyatakan bahwa pembayaran dividen

akan mempengaruhi kebijakan pendanaan, karena dengan pembayaran

dividen akan mengurangi cash flow perusahaan akibatnya perusahaan

dalam memenuhi kebutuhan operasinya akan mencari alternatif sumber

pendanaan yang relevan, Ketiga, meningkatkan pendanaan dengan utang.

Penurunan utang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang

saham dengan manajemen. Disamping itu utang akan menurunkan exess

cash flow yang ada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan

kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Keempat,

institusional investor sebagai pihak yang memonitor agen, Moh’d et al.

(1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari

luar seperti institusional investor dapat mengurangi agency cost. Hal ini

disebabkan karena kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang dapat

digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan

manajemen. Jadi dengan adanya investor institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli-ahli

keuangan di dunia. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan

tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai

perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off

Theory dan Pecking Order Theory, Myers (1984). Pandangan kedua

(19)

modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Myers dan Majluf (1984),

menyatakan bahwa perusahaan cenderung mempergunakan internal equity

terlebih dahulu, dan apabila memerlukan external financing, maka

perusahaan akan mengeluarkan debt sebelum menggunakan external

equity.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada perusahaan-

perusahaan di Indonesia ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan di

Indonesia cenderung mengikuti pecking order theory. Santoso (2001) telah

menemukan bahwa pada umumnya para manajer perusahaan di Indonesia

cenderung mengikuti hirarki pendanaan (pecking order theory). Struktur

modal perusahaan diprediksi juga dipengaruhi oleh faktor ekstern dan

faktor intern perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi penting dalam

teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik keagenan

disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik

keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen

oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Struktur kepemilikan

saham diprediksi berpengaruh dalam penentuan struktur modal. Semakin

terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan cenderung akan mengurangi

utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham, maka akan terjadi

pengawasan yang efektif terhadap manjemen. Manajemen akan semakin

berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah utang yang

terlalu tinggi akan menimbulkan risiko financial distress sehingga nilai

(20)

akan membuat penghematan pajak dari penggunaan utang lebih rendah

dari pada nilai sekarang dari financial distress dan agency cost (model

trade off). Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham perusahaan juga

diprediksi akan menigkatkan nilai perusahaan.

Pentingnya penelitian ini dari jurnal sebelumnya penelitian ini

menggunakan bantuan software Lisrel 8.54, sedangkan dalam jurnal

sebelumnya menggunakan bantuan software Amos 4.0 dan juga dalam

penelitian ini menambahkan dua variabel manifest yaitu DAR (Debt to

Asset Ratio) dan PER (Price Earning Ratio).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dan evaluasi peneliti

sebelumnya maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai

“Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti mengidentifikasi

sebagai berikut :

1. Pengaruh kepemilikan saham, faktor ekstern dan faktor intern

terhadap leverage.

2. Pengaruh kepemilikan saham, faktor ekstern, faktor intern dan

(21)

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu meluas

pembahasannya maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan variabel endogen dan eksogen.

2. Peneliti dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BEI. Periode penelitian per 31 Desember 2003 sampai 31

Desember 2006.

D. Perumusan Masalah

1. Apakah struktur kepemilikan saham berpengaruh signifikan terhadap

leverage?

2. Apakah faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap leverage?

3. Apakah faktor intern berpengaruh signifikan terhadap leverage?

4. Apakah struktur kepemilikan saham berpengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan?

5. Apakah faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan?

6. Apakah faktor intern berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

(22)

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian E.1 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menguji pengaruh

struktur kepemilikan, leverage, faktor ekstern, dan faktor intern terhadap

perusahaan di Bursa Efek Jakarta.

1 Untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap

leverage.

2 Untuk menganalisis pengaruh faktor ekstern terhadap leverage.

3 Untuk menganalisis pengaruh faktor intern terhadap leverage.

4 Untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap

nilai perusahaan.

5 Untuk menganalisis pengaruh faktor eksren terhadap nilai perusahaan.

6 Untuk menganalisis pengaruh faktor intern terhadap nilai perusahaan.

7 Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.

E.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menerapkan Ilmu Ekonomi, khususnya dlam Manajemen

Keuangan dan Pasar Modal yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk

(23)

dimanfaatkan oleh para investor dalam pengambilan keputusan

investor dari pasar modal.

3. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan publik

dalam hal pengambilan keputusan keuangannya terutama dalam

menentukan berapa besar proporsi sumber pembiayaan struktur

modalnya, dimana diharapkan dengan proporsi struktur modal

tersebut perusahaan dapat meningkatkan harga sahamnya.

4. Bagi Akademisi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Leverage (Struktur Modal)

Struktur modal / capital structure : berkaitan dengan struktur

pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri dari hutang jangka panjang

dan modal sendiri. Ahmad Rodoni dan Indo Yama Nasaruddin (2007).

Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal

sendiri yang tercermin pada laporan keuangan akhir tahun.

Struktur modal merupakan perimbangan antara utang dengan modal

yang dimiliki perusahaan. Salah satu isi penting yang sering dihadapi oleh

manajer suatu perusahaan adalah menentukan perimbangan yang tepat antara

utang dengan modal.

Terdapat tiga teori utama dalam menjelaskan tujuan perusahaan dalam

memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Ketiga teori tersebut

berusaha menjelaskan bagaimana struktur modal dapat memaksimumkan nilai

perusahaan. Ketiga teori tersebut adalah :

a) Teori Tradisional atau Teori Klasik

Menyatakan bahwa struktur modal yang optimal yang dapat

memaksimumkan nilai perusahaan adalah dengan cara

meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital). Salah

satu versi teori ini dikembangkan oleh Ezra Solomon yang

(25)

terdapat kelebihan antara debt equity ratio dengan average cost of

capital.

b) Teori yang dikembangkan oleh Miller dan Modigliani

Menyatakan bahwa pasar modal itu adalah sempurna dan tidak

ada pajak. Mereka menyatakan nilai perusahaan tidak dipengaruhi

oleh struktur modal.

c) Teori yang juga dikembangkan oleh Miller dan Modigliani.

Dengan memperhatikan tingkat pajak mereka menyatakan

bahwa penggunaan utang dapat memaksimumkan nilai perusahaan

dan kemakmuran pemegang saham.

Weston (1963) dalam Napa (1999), menggunakan analisis regresi

berganda untuk menguji leverage. Hasilnya mendukung teori leverage

tradisional. Barger (1963) dalam Napa (1999) menggunakan fungsi kuadrat

untuk mempelajari pengaruh perubahan leverage terhadap nilai pasar

perusahaan .hasilnya mendukung teori tradisional Myers (1984) dalam

penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai

hubungan yang positif secara signifikan dengan utang perusahaan. Myers

dalam Sutiati (2001) menunjukan bahwa perusahaan yang profitabilitas tinggi

lebih dipercaya untuk memperoleh utang. Myers juga berpendapat bahwa

apabila harga saham dipasaran terlalu mahal maka perusahaan harus menolak

menerbitkan saham baru karena harga saham tersebut akan turun melalui

(26)

1. Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan komposisi pendanaan ekuitas (modal

sendiri) dan utang pada suatu perusahaan (Wild et al., 2005). Struktur modal

sering kali dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan.

Stabilitas keuangan perusahaan serta risiko gagal melunasi utang tergantung

pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki

perusahaan. Struktur modal dapat diartikan sebagai paduan sumber dana

jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan (Keown et al., 2000).

Sedangkan menurut Awat (1999) struktur modal adalah proporsi antara utang

jangka panjang dan modal sendiri. Demikian pula menurut Riyanto (2001)

bahwa struktur modal adalah perimbangan antara utang jangka panjang

dengan modal sendiri.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

Menurut Riyanto (2001) besar kecilnya struktur modal yang digunakan

perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor-faktor tersebut

antara lain:

a) Tingkat bunga

Tingkat bunga yang berlaku saat manajemen akan menentukan struktur

modal akan mempengaruhi jenis modal apa yang akan digunakan, apakah

menggunakan saham atau obligasi. Penggunaan obligasi hanya dibenarkan

jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada earning power dari

(27)

b) Stabilitas earning

Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan akan

menentukan apakah perusahan dibenarkan untuk menggunakan modal

dengan beban tetap (utang) atau tidak. Jika perusahaan memiliki earning

yang stabil maka perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban finan-

sialnya, sebaliknya perusahaan yang memiliki earning tidak stabil akan

menghadapi risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran

utangnya pada tahun-tahun atau kondisi yang buruk.

c) Susunan aktiva

Pada kebanyakan perusahaan industri atau manufaktur di mana

sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan cenderung

mengutamakan penggunaan modal sendiri sedang modal asing atau utang

hanya sebagai pelengkap. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar

aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan menggutamakan pemenuhan ke-

butuhan dananya dengan utang jangka pendek.

d) Risiko aktiva

Risiko yang melekat pada setiap aktiva perusahaan belum tentu sama.

Semakin panjang jangka waktu penggunaannya maka risikonya semakin

besar. Jika perusahaan memiliki aktiva yang peka terhadap risiko maka

perusahaan harus memilih banyak menggunakan modal sendiri yang relatif

tahan risiko, dan sedapat mungkin mengurangi penggunaan modal asing

(28)

e) Jumlah modal yang dibutuhkan

Jumlah modal yang dibutuhkan atau diperlukan dapat mempengaruhi

struktur modal. Jika modal yang dibutuhkan sangat besar maka dirasakan

perlu bagi perusahaan untuk menggunakan beberapa sekuritas secara ber-

samaan, misalnya mengeluarkan saham dan obligasi secara bersamaan.

f) Keadaan pasar modal

Kondisi pasar sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh

banyak faktor. Oleh karena itu, dalam rangka memperoleh dana melalui

penjualan sekuritas perusahaan harus memperhatikan kondisi pasar modal.

Ketika investor menyukai menanamkan dananya dalam pembelian saham,

maka pada waktu itu perusahaan lebih baik melakukan penerbitan saham.

g) Sifat manajemen

Bagi manajemen yang optimis terhadap masa depan perusahaan,

umumnya akan berani menangung risiko yang besar (risk seeker),

sehingga akan lebih berani menggunakan utang untuk memenuhi

kebutuhan dana perusahaan. Sebaliknya manajer yang bersifat pesimis dan

tidak menyenangi risiko (risk averter) akan lebih suka menggunakan

sumber dana intern untuk memenuhi kebutuhan dananya.

h) Besarnya perusahaan

Suatu perusahaan yang tergolong besar di mana sahamnya tersebar

sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak

banyak mempengaruhi kekuasan atau pengendalian pemegang saham

(29)

melakukan penerbitan saham baru untuk memenuhi kebutuhan dananya.

Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001) besarnya kecilnya

struktur modal atau utang suatu perusahaan ditentukan oleh empat faktor

berikut :

a. Risiko bisnis

Risiko bisnis atau tingkat risiko yang terkandung dalam

operasi perusahaan apabila perusahaan tersebut menggunakan

utang. Makin besar atau makin tinggi risiko perusahaan, maka

perusahaan akan cenderung menggunakan utang yang rendah.

b. Pajak perusahaan

Alasan utama penggunaan utang oleh perusahaan adalah

karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak.

c. Fleksibilitas keuangan

Fleksibilitas keuangan atau kemampuan perusahaan untuk

menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan

yang memburuk. Ketersediaan modal yang cukup merupakan hal

yang penting guna mendukung operasi perusahaan yang stabil serta

menentukan keberhasilan perusahan dalam jangka panjang. Oleh

karena itu dalam kondisi perekonomian yang sulit, atau apabila

perusahaan mengalami kesulitan operasi maka kemungkinan

perusahaan tersebut memperoleh pinjaman dari investor relatif

kecil, sehingga kondisi tersebut akan mempengaruhi struktur modal

(30)

d. Agresivitas manajemen

Pada perusahaan-perusahaan dengan manajer yang agresif

pada umumnya lebih cenderung menggunakan utang untuk

meningkatkan laba.

3. Utang

1) Pengertian utang

Utang atau sering disebut dengan istilah kewajiban adalah "tuntutan-

tuntutan dari pihak luar", yaitu kewajiban ekonomis yang harus dibayar

kepada pihak luar. Pihak-pihak di luar perusahaan tersebut disebut kreditur

(Horngren et al., 1997). Sedangkan menurut Munawir (2001), utang adalah

semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum

terpenuhi, di mana utang ini merupakan sumber dana atau modal

perusahaan yang berasal dari kreditur.

2) Jenis utang

Utang atau kewajiban perusahaan dapat dikelompokkan menjadi utang

jangka pendek (utang lancar) dan utang jangka panjang.

2a) Utang jangka pendek atau utang lancar

Utang jangka pendek atau utang lancar adalah utang perusahaan

yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka

pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva

lancar yang dimiliki oleh perusahaan (Munawir, 2001). Utang lancar

tersebut meliputi beberapa utang sebagai berikut :

(31)

barang dagangan secara kredit.

(b) Utang wesel, yaitu utang yang disertai dengan janji tertulis untuk

melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di

masa yang akan datang.

(c) Utang pajak, yaitu utang pajak yang belum disetorkan ke kas

negara.

(d) Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah

terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

(e) Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, yaitu sebagian

(seluruh) utang jangka panjang yang sudah mejadi utang jangka

pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.

(f) Penghasilan yang diterima di muka (deferred revenue), yaitu

Penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum di

realisir.

2b) Utang jangka panjang

Utang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka

waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih

dari satu tahun sejak tanggal neraca) (Munawir, 2001). Utang jangka

panjang tersebut meliputi:

a. Utang obligasi

b. Utang hipotik yaitu utang yang dijamin dengan aktiva tetap

tertentu.

(32)

4. Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan

yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang

ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap

seluruh utang-utangnya (Munawir, 2001). Dalam praktek kadang-kadang

nampak adanya suatu klasifikasi di dalam neraca yang pada umumnya

membingungkan pembaca (sulit untuk ditafsirkan) dengan nama reserve

(cadangan). Seharusnya cadangan ini diklasifikasikan sesuai dengan

klasifikasi neraca yaitu aktiva, utang dan milik sendiri (modal) sehingga

cadangan pada prinsipnya juga terdiri dari tiga golongan yaitu: (Munawir,

2001).

1. Cadangan sebagai pengurang aktiva (reserve that offseting assets). Misal-

nya cadangan penyusutan (reserve for depreciation), cadangan ini

meupakan pengurangan terhadap aktiva yang disusut, sehingga dalam

neraca nampak di sebelah debet mengurangi aktiva yang bersangkutan.

Cadangan penyusutan itu akan lebih tepat bila diberi nama lain yaitu

akumulasi penyusutan, atau akumulasi depresiasi (Munawir, 2001).

2. Cadangan sebagai utang (liability reserve), misalnya reserve for taxes

(cadangan untuk pajak) merupakan suatu utang yang dicatat sebagai

cadangan, ini tidak benar, seharusnya cadangan untuk pajak ini

dimasukkan dalam utang lancar (current liability), yaitu Utang Pajak atau

(33)

3. Cadangan yang merupakan surplus, yang betul-betul merupakan hak para

pemilik perusahaan, misalnya cadangan untuk ekspansi adalah merupakan

pemisahan sebagian dari laba yang ditahan (retained earning), dan dalam

neraca masuk dalam klasifikasi modal (appropriated surplus).

B. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan

yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham

(Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari

keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset.

Menurut Fama (1978) dalam Untung wahyudi et.al , nilai perusahaan

akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang

terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar

perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset

perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator

nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya

peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan

perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga

saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan

(34)

Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya

adalah :

1. PER (Price Earning Ratio)

PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga

saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. (

Sutrisno, 2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008).

Rumus yang digunakan adalah :

Harga Pasar Saham PER= ---

Laba per Lembar Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :

Tingkat pertumbuhan laba

Dividend Payout Ratio

Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut Basuku Yusuf, 2005 dalam Malla Bahagia, 2008, hubungan faktor-

faktor tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Semakin tinggi Pertumbuhan laba semakin tinggi PER nya, dengan kata

lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan PER nya bersifat positif.

Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang

dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang

(35)

profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat

meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan

tersebut sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang

tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga

kecenderungan harganya meningkat lebih besar.

2. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio (DPR), semakin tinggi PER nya.

DPR memiliki hubungan positif dengan PER, dimana DPR menentukan

besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen

ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar

modal didominasi yang mempunyai strategi mangejar dividen sebagai

target utama, maka semakin tinggi dividen semakin tinggi PER.

3. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah PER, r

merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi saham,

atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Jika

keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil dari

tingkat keuntungan yang disyaratkan, berarti hal ini menunjukkan

investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya

harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki hubungan

yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat keuntungan yang

diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya.

PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang

(36)

besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

2. PBV (Price Book Value)

Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada

manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang

terus tumbuh (Brigham, 1999: 92).

Rumus yang digunakan adalah :

Harga Pasar per Lembar Saham PBV = ---

Nilai Buku per Lembar Saham

C. Struktur Kepemilikan Saham

Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan

manjemen dalam kepemilikan saham perusahaan.

1. Kepemilikan Manajerial

Shleifer dan Vishny (1986) dalam Theresia (2002) menemukan

kepemilikan institusional secara positif terhadap kepemilikan manajerial.

Kepemilikan institusional secara mayoritas akan mengurangi kemungkinan

perusahaan untuk diakuisisi, sehingga meningkatkan keinginan manajer untuk

memperbasar kepemilikan pada perusahaan. Namun sebaliknya, menurut Fitri

dan Manduh (2003) semakin tinggi kepemilikan institusioanal maka akan

(37)

Risiko mempunyai hubungan negatif dan

kepemilikan institusional. Tingginya risiko yang

Proporsi hutang yang besar akan menempatkan manajer di bawah

pengawasan debtholders dan manajer cenderung tidak menyukai pengawasan

oleh debtholders tersebut, sehingga pengaruh kebijakan hutang terhadap

kepemilikan manajerial adalah negatif. Kontras dengan pernyataan diatas,

Fitri dan Mamduh (2003) menyatakan adanya pengaruh positif. Pernyataan

ini berdasarkan pada asumsi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi

kebutuhan penerbitan saham baru sehingga meningkatkan proporsi

kepemilikan manajerial.

Hubungan antara dividend dan kepemilikan manajerial dapat dijelaskan

melalui free cash flow hypothesis (FCF) (Jensen, 1986). Melalui hipotesis ini

kebijakan dividen digunakan untuk mempengaruhi kepemilikan manajerial

sehingga mengurangi biaya keagenan yang berkaitan dengan FCF. Penelitian

tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan subtitusi antara kebijakan

dividend dan kepemilikan manajerial.

2. Kepemilikan Institusional

Dengan tingginya kepemilikan manajerial, para investor institusional

akan mendapatkan kesempatan kontrol perusahaan yang lebih sedikit. Ini

berarti bahwa hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional adalah negatif. Hubungan ini sesuai dengan penelitian Fitri dan

Mamduh (2003).

signifikan terhadap

dihadapi perusahaan

(38)

akan mengurangi minat institusi untuk melakukan investasi pada saham

perusahaan itu karena institusi lebih mementingkan pada stabilitas

pendapatan (Fitri dan Mamduh,2003).

Menurut Crutchley et al (1999), pengaruh kebijakan hutang terhadap

kepemilikan institusional adalah positif. Kebijakan hutang yang tinggi

menyebabkan perusahaan dimonitor oleh pihak debtholders, karena

monitoring dalam perusahaan yang ketat tadi menyebab manajer akan

bertindak sesuai dengan kepentingan debtholders dan shareholders, sehingga

kondisi ini akan menarik masuknya kepemilikan institusional.

Kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif terhadap kepemilikan

institusional. Dari sudut pandang investor, investor institusional mungkin

akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada saham dengan dividen yang tinggi

dan mekanisme yang ketat.

Semakin banyak saham yang dimiliki manajer akan semakin

menurunkan masalah keagenan sehingga membuat dividen tidak perlu

dibayarkan pada risiko yang tinggi dalam hal ini berarti kepemilikan

manajerial mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif.

Dengan jumlah investasi yang tinggi, investor institusional melakukan

monitoring yang semakin ketat dan menghalangi perilaku oportunis manajer.

Monitoring oleh investor institusional ini dapat mengurangi agency cost

dalam hal ini yaitu biaya yang ditanggung pemilik untuk mengawasi agen

(39)

Kehadiran kepemilikan institusional memiliki efek subtitusi bagi pembayaran

dividen untuk mengurangi biaya keagenan.

Menurut Chen dan Steiner (1999), variabe risiko mempunyai hubungan

negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan tingginya risiko

bisnis yang dihadapi perusahaan akan diantisipasi dengan kebijakan

pembayaran dividen yang rendah. Dividen yang rendah dapat digunakan

untuk menghindari pemotongan dividen dimasa mendatang sehingga

penalokasian sebagian keuntungan pada laba ditahan dapat digunakan untuk

investasi lebih lanjut.

Malalui penjelasan balancing model of agency cost, Megginson (1997)

dalam Mahadwarta (2002) menyatakan bahwa kebijakan hutang

mempengaruhi kebijakan dividen dengan hubungan yang negatif. Perusahaan

dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency

cost of debt-nya dengan mengurangi hutang, sehingga untuk membiayai

investasinya digunakan pendanaan dari aliran cost internal. Pemegang saham

akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk

(40)

D. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan pengelompokan dari variablel-variabel yang

tidak dapat dikendalikan perusahaan. Variabel yang termasuk faktor ekstern

adalah :

1. Tingkat suku bunga

Pengertian operasional variabel tingkat suku bunga adalah tingkat

bunga kredit investasi dan tingkat bunga kredit modal kerja Bank

Umum rata-rata pertahun yang dibebankan kepada perusahaan atas

penggunaan modal kerja dalam bentuk utang jangka pendek dan dana

investasi dalam bentuk hutang jangka panjang pada akhir tahun. Suku

bunga merupakan biaya modal bagi perusahaan suku bunga yang

tinggi berarti biaya penggunaan dana semakin tinggi sehingga

perusahaan enggan untuk melakukan peminjaman dan selanjutnya

leverage akan menurun. 2. Keadaan Pasar Modal

Keadaan pasar modal semakin bergairah akan mengurangi minat

perusahaan untuk melakukan peminjaman karena perusahaan lebih

tertarik melakukan pembiayaan melalui pasar modal sehingga leverage

akan menurun. Keadaan pasar modal merupakan besarnya nilai

transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun

sebagai cermin perkembangan BEI. Variabel pasar modal diukur

(41)

3. Pertumbuhan Pasar

Pertumbuhan pasar adalah persepsi peluang bisnis yang tersedia

dipasar yang harus direbut oleh perusahaan. Pertumbuhan pasar ini

diukur dari nilai rasio selisih volume penjualan pada tahun t dengan

volume penjualan pada tahun t-1 dibagi dengan volume penjualan

industri pada tahun t-1. Pertunbuhan pasar menunjukan kinerja

perusahaan membaik sehingga investor akan merespon positif dan nilai

perusahan akan meningkat. Profitabilitas yang tinggi akan menunjukan

prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif

sinyal tersebut dan nilai perusahaan meningkat.

E. Faktor Intern

Faktor intern merupakan variabel-variabel yang dapat dikendalikan

oleh perusahaan. Variabel-variabel yang termasuk variabel faktor intern

adalah :

1. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dengan rasio laba

operasi dengan penjualan dari data laporan labarugi akhir tahun.

Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yakni

pendekatan penjualan dan pendekatan investasi (Horne 1992). Ukuran

yang banyak digunakan adalah return on assets (ROA) dan return on

(42)

Tingkat profitabilitas masa lalu di suatu perusahaan harus

merupakan pene tu atau determinan penting atas struktur modal

perusahaan yang bersangkutan dengan besarnya jumlah laba ditahan,

suatu perusahaan mungkin cenderung memilih pendanaan dari sunber

tersebut dari pada peminjaman. Hal ini sejalan dengan hipotesa

pecking order theory yang digunakan oleh Myers, yang menyatakan

bahwa cara-cara yang dipergunakan oleh perusahaan dalam

memperoleh dana adalah dengan urutan sebagai berikut :

Pertama, dari laba di tahan. Kedua, dari pendanaan hutang dan

Ketiga, dari ekuitas baru. Profitabilitas yang mempunyai pengaruh

penting pada kebijakan dividen perusahaan. Perusahaan yang memiliki

tingkat keuntungan yang tinggi cenderung akan membayarkan sebagai

besar hasil keuntungan tersebut dalam bentuk dividen. Untuk menilai

tingkat profit ini digunakan perhitungan tingkat rata-rata atas asset

(ROA) (Hang and Rhee, 1990. Hal 2a).

Dengan formula :

Laba Bersih yg Tersedia bagi Pemegang Saham Biasa ROA = ---

Rata-rata Total Aktiva

(43)

2. Pembayaran dividen 1.) Definisi kebijakan dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan dalam menentukan pembagian

laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali ke

perusahaan (Copeland, 1997 : 125). Kebijakan dividen mempengaruhi baik

pembelajaan jangka panjang ataupun penghasilan yang dibagikan kepada

pemegang saham, maka perusahaan memiliki dua kemungkinan sudut

pandang untuk membayar dividen :

a. Sebagai keputusan pembelanjaan jangka panjang dengan pendekatan

ini, semua laba sesudah pajak yang diperoleh perusahaan dapat

dipandang sebagai sumber dana jangka panjang. Suatu pengumpulan

dividen kas mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk membelanjai

pertumbuhan, membatasi pertumbuhan, atau memaksa perusahaan

memperoleh sumber dana yang lain. Perusahaan akan menahan

pendapatanya, bila : a) tersedia proyek-proyek yang menguntungkan,

b) struktur modal membutuhkan modal sendiri.

b. Sebagai suatu keputusan kesejahteraan maksimum dengan pendekatan

ini perusahaan mengakui bahwa pembayaran dividen mempunyai

pengaruh terhadap harga pasar saham biasa. Perusahaan harus

memaksimumkan rasa kesejahteraan dengan mendeklarasikan dividen

yang cukup untuk memenuhi harapan investor dan pemegang saham.

(Sarwoko, 1995 : 206) kebijakan dividen yang optimal adalah

(44)

dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga

saham (Brigham, 1994 : 198).

2.) Jenis-jenis dividen

Jenis-jenis dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para

pemegang saham adalah :

a. Cash dividend, yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam

bentuk tunai atau kas.

b. Property dividend, dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam

bentuk aktiva selain kas, misalnya mesin, inventory, dll.

c. Script dividend, yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam

dua kali pembayaran atau lebih karena perusahaan dalam kesulitan

likuiditas.

d. Liquidating dividend, yaitu dividen dibagikan dengan tidak

berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tetapi merupakan

pengurangan modal perusahan.

Stock dividend, yaitu dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam

bentuk sham. Hal ini dimaksudkan untuk mengkapitalisasi pendapatan

perusahaan sehingga tidak ada aset yang diberikan.

3.) Jenis kebijakan dividen

a. kebijakan dividen yang stabil

jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif

tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar

(45)

b. kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus

jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar

saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik

perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal

tersebut.

c. kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang

konstan.

Kebijakan ini membayarkan dividen berdasarkan persentase tertentu

dari laba. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang

dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan

perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya.

d. kebijakan dividen fleksibel.

Pembayaran besarnya dividen setiap tahunnya disesuaikan dengan

posisi financial dan kebijakan financial perusahan tersebut.

3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan

pada neraca akhir tahun yang dilakukan dengan len (ln) dari total

aktiva.

Ukuran perusahaan menunjukan aktifitas perusahaan yang dimiliki

(46)

aktiva yang bisa dijadikan jaminan untruk memperoleh hutang

sehingga leverage akan meningkat.

Sebuah perusahaan yang besar dan mampu mempertahankan

keberadaannya dengan baik akan memiliki akses yang mudah pada

pasar modal bila dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Karena

aksebilitas yang mudah terhadap pasar modal berarti memiliki

fleksibilitas yang besar dan kemampuan untuk mengumpulkan dana

dalam waktu singkat, dengan demikian perusahaan besar biasanya

mampu membayarkan rasio dividen yang lebih tinggi dibandingkan

perusahaan kecil.

F. Peneliti Sebelumnya

Peneliti sebelumnya telah dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro

(2007) yang menguji tentang pengaruh struktur kepemilikan, leverage, faktor

ekstern dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Jakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah ada

pengaruh struktur kepemilikan, faktor ekstern, dan faktor intern berpengaruh

signifikan terhadap leverage, dan untuk mengetahui serta menganalisis

apakah ada strukrur kepemilikan, faktor ekstern,faktor intern dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan. Populasi dalam studi ini

adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 134

(47)

adalah dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling. Hasil

studi ini menunjukan bahwa struktur kepemilikan, faktor ekstern dan faktor

intern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan, faktor

ekstern, faktor intern dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Studi ini menguji teori keagenan Jensen dan Meckling (1971).

Pecking Order Theory Myers (1984), Trade Off Model dan Signaling Theory,

Bhattacarya (1979).

Peneliti lainnya dilakukan oleh Siti Khodijah (2006) analisa faktor-

faktor determinan struktur modal dan price earning ratio serta pengujian

terhadap harga saham studi empiris perusahaan Jakarta Islamic Index dengan

pendekatan Path Analysis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal baik secara langsung dan

tidak tidak langsung dalam hal struktur aktiva, operating leverage (DOL),

total leverage (DCC), profitabilitas (ROI), penjualan (sales) dan tingkat

pertumbuhan (grow rates), untuk menganalisa dari variabel-variabel tersebut.

Variabel apa saja yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap

struktur modal perusahaan,untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-

faktor apa saja yang memperngaruhi price earning ratio (PER) , seperti total

leverage (DCL), profitabilitas (ROI), penjualan (sales), dan tingkat

pertumbuhan (grow rates), baik secara langsung dan tidak langsung, untuk

menganalisa dari keempat variabel tersebut, variabel apa saja yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap price earning ratio (PER) dan

(48)

yakni struktur modal dan price earning ratio (PER) yang mempengaruhi harga

saham, serta mencari faktor apa yang dimiliki pengaruh paling dominan.

Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis Path Analysis.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahan-perusahaan yang terdaftar

dalam JII di BEJ dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil

studi ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

adalah struktur aktiva dan profitabilitas yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap struktur modal ialah profitabilitasnya, total pengaruh dari

total leverage dan penjualan maka total leverage mempunyai pengaruh yang

paling dominan terhadap PER dan hasil penelitian selanjutnya yakni antara

pengaruh struktur modal dan PER terhadap harga saham hasil menunjukan

bahwa kedua variabel tersebut mempunyai pengaruh.

Peneliti lainnya dilakukan oleh Cyrillius Martono (2002). Analisa

pengaruh profitabilitas industri, rasio leverage keuangan tertimbang dan

itensitas modal tertimbang serta pangsa pasar terhadap ROA dan ROE

perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Studi ini meneliti empat

proksi rasio-rasio persaingan yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Proksi tersebut meliputi profitabilitas industry, rasio leverage keuangan

tertimbang dan pangsa pasar. Penelitian ini menggunakan data laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia sejak 1994-

1997 dengan total sampel per tahun sebanyak 41 perusahaan yang terdaftar di

(49)

menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa : pertama,

tiga variabel, yaitu ROA industri, intensitas modal tertimbang, dan leverage

keuangan tertimbang terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROA

perusahaan. Kedua, tiga variabel, yaitu ROE industri, leverage keuangan

tertimbang, dan pangsa pasar terbukti berpengaruh signifikan terhadap ROE.

Ketiga, berdasarkan nilai R2, hasil analisis regresi ROE. Keempat,

profitabilitas industri, terbukti superior dalam menjelaskan ROA, sedangkan

variabel yang superior dalam menjelaskan ROE adalah rasio leverage

keuangan tertimbang.

Peneliti lainnya dilakukan oleh Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana

Sularto (2007). Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe

kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure aporan keuangan

tahunan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel ukuran

perusahaan, profitabilitas dan tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh

terhadap luas voluntary disclosure laporan tahuanan. Jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari 8 perusahaan yang bergerak

dalam manufaktur. Pengolahan dan analisis data menggunakan regeresi linier

berganda dengan bantuan program SPSS. Pengujian data digunakan untuk

regresi linier berganda yaitu uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini didapat

bahwa variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan tipe kepemilikan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure laporan

(50)

Peneliti lainnya dilakukan oleh Etty M. Nasser dan Fielyandi F.

(2006) meneliti tentang pengaruh kepemilikan institusional, ukuran

perusahaan, profitabilitas, dan hutang sebagai variabel intervening terhadap

nilai perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan path analysis (structural

equation model) dengan bantuan software Amos 4.0. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji apakah ada pengaruh ukuran perusahaan dan kepemilikan

institusional terhadap kebijakan hutang dan menguji apakah ada pengaruh

ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, profitabilitas dan kebijakan

hutang terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didapat bahwa variabel

ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kebijakan hutang. Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif

signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil analisa pengaruh ukuran

perusahaan terhadap nilai perusahaan ditemukan bahwa size mempunyai

pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai

perusahaan, variabel profitabilitas juga memiliki

(51)

G. Kerangka pemikiran

Struktur kepemilikan secara teoritis mempunyai hubungan dengan

leverage. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham maka pengawasan

pemilik terhadap manjemen akan semakin efektif. Manajemen akan semakin

berhati-hati dalam memperoleh pinjaman sebab jumlah utang yang semakin

meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya financial distress

akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga

mengurangi kemakmuran pemilik.

Suku bunga merupakan biaya modal bagi perusahaan suku bunga

yang tinggi berarti biaya penggunaan dana semakin tinggi dehingga

perusahaan enggan untuk melakukan peminjaman dan selanjutnya leverage

akan menurun. Keadaan pasar modal semakin bergairah akan mengurangi

minat perusahaan untuk melakukan peminjaman karena perusahaan lebih

tertarik melakukan pembiayaan melalui pasar modal sehingga leverage akan

menurun. Pertumbuhan pasar yang tinggi menunjukan peluang pasar yang

bagus sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan peminjaman

sehingga leverage akan meningkat. Profitabilitas yang meningkat akan

meningkatkan laba yang ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan

untuk melakukan peminjaman dan leverage akan menurun. Pembayaran

dividen yang meningkat akan mengurangi laba yang ditahan sehingga sumber

dana intern akan menurun dan perusahaan akan tertarik melakukan

peminjaman dan leverage akan meningkat. Ukuran perusahaan menunjukan

(52)

perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untruk

memperoleh hutang sehingga leverage akan meningkat. Kepemilikan

institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada

manajemen sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya,

selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan

mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena

mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan

meningkatkan nilai perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi

minat investor untuk menginvestasikan dananya kepasar modal sehingga

aktifitas perdagangan akan menurun dan nilai perusahaan akan menurun.

Pertunbuhan pasar menunjukan kinerja perusahaan membaik sehingga

investor akan merespon positif dan nilai perusahan akan meningkat.

Profitabilitas yang tinggi akan menunjukan prospek perusahaan yang baik

sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan

meningkat. Singnally theory, Bhattacarya (1979) mengemukakan bahwa

profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang bagus

sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan

meningkat. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukan

prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk

membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Ukuran perusahaan

yang besar menunjukan perusahaan mengalami perkembangan sehingga

investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Investor

(53)

semakin tinggi menimbulkan financial distress sehingga nilai perusahaan

akan menurun. Balancing theory (1976), Stigliz (1976) menyatakan bahwa

ada keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan dalam kaitannya dengan

utang.

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang

disesuaikan dengan konsep jalur, maka secara sistematis dapat dibuat

kerangka pemikiran sebagai berikut :

e

1

X

1

.

1

e

2

X

1

.

2

e

3

X

2

.

1

Struktur Kepemilikan

Saham (X1)

1

<

Gambar

Gambar 4.1 T-Value
Gambar 4.2
tabel  sebesar  1.96,  sehingga  indikator  probabilitas  mempunyai  tingkat
Tabel 4.14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ Pengaruh Media Exposure, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Pengungkapan Corporate

Selain itu, Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap harga saham adalah struktur kepemilikan dengan koefisien

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN FINANCIAL LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage , ukuran perusahaan, dan kepemilikan saham publik secara simultan maupun parsial terhadap

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah leverage dan nilai perusahaan, sedangkan variabel independennya adalah kepemilikan saham, faktor intern dan faktor ekstern. Sampel

Hasil ini memberikan makna bahwa semakin terkonsentrasi kepemilikan saham pada satu pihak, maka kebijakan struktur modal perusahaan (leverage) akan semakin

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang timbul dari struktur kepemilikan saham dengan proksi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate social responsibility , ukuran perusahaan, leverage , struktur kepemilikan asing dan struktur kepemilikan