i SE.,M.Si.
Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja dengan membandingkan laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Profitabilitas sangat penting bagi koperasi, karena laba yang besar belum tentu menunjukkan koperasi tersebut bekerja efisien. Maka dari itu yang diperhatikan oleh koperasi tidak hanya usaha untuk memperbesar laba tetapi yang lebih penting usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya atau bisa dikatakan profitabilitas yang maksimal daripada laba yang maksimal (Riyanto, 2001:37).
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan tingkat penggunaan modal dalam menghasilkan laba (rasio profitabilitas) dan untuk mengetahui serta menganalisis efisiensi rasio profitabilitas yang dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan.
Penelitian dilakukan di Koperasi Rukun Sejahtera menggunakan metode deskriptif dengan rasio profitabilitas kemudian hasil analisis dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan penelitian kepustakaan.
The Analysis Of Profitability Ratios
At Koperasi Rukun Sejahtera
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha
Ciparay
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi
Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh : PUTRI PRATIWI
21507009
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
MOTTO
ABSTRAK….……… i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR TABEL………. viii
DAFTAR GAMBAR………. ix DAFTAR LAMPIRAN……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian…..………. 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah………. 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……… 6
1.4 Kegunaan Penelitian……… 6
1.4.1 Kegunaan Akademis……….. 6
1.4.2 Kegunaan Praktis………. 7
vi
……….
2.1.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas…………... 10
2.1.1.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas……… 11
2.1.2 Modal Kerja……… 13
2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja……..……… 13
2.1.2.2 Peranan Penting Modal Kerja……… 16
2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja……… 17
2.1.2.4 Sumber-sumber Modal Kerja……….. 20
2.1.2.5 Penggunaan Modal Kerja……… 22
2.2 Kerangka Pemikiran……….……… 25
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 28
3.2 Metode Penelitian……….………. 28
3.2.1 Unit Penelitian……….. 28
3.2.2 Desain Penelitian……….. 29
3.2.3 Operasional Variabel Penelitian……… 29
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……… 30
3.2.4.1 Sumber Data………. 30
vii
3.2.5.2 Analisis Efisiensi Rasio Profitabilitas
Dalam Penggunaan Modal Kerja..…………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 36
4.1.1 Sejarah Singkat KoperasiRukun Sejahtera………. 36
4.1.2 Struktur Organisasi Koperasi……….. 37
4.1.3 Deskripsi Jabatan………. 38
4.1.4 Aspek Kegiatan Koperasi……… 42
4.2 Pembahasan Penelitian………. 44
4.2.1 Perkembangan Tingkat Rasio Profitabilitas Koperasi Rukun Sejahtera ……….. 44
4.2.2 Analisis Efisiensi Rasio Profitabilitas Penggunaan Modal Kerja Koperasi Rukun Sejahtera………….. 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 53
5.2 Saran……….. 55
Daftar Pustaka
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
2009………
Tabel 1.2 Waktu dan Kegiatan Penelitian………. 8
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian……… 30 Tabel 3.2 Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Analisis
Rasio Profitabilitas………. 34
Tabel 4.1 Perkembangan Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak dengan Total
Aktiva……… 45
Tabel 4.2 Perkembangan Profitabilitas Modal Sendiri……….. 48
Tabel 4.3 Analisis Efisiensi Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak dengan
Total Aktiva……….. 51
ix
………..
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Rukun Sejahtera………. 37
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak dengan Total Aktiva pada Koperasi Rukun Sejahtera periode
2005-2009 ……… 46
x
1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Tugas Akhir 2 Surat Keterangan Penelitian
3 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir
4 Lembar Revisi Sidang
5 Neraca Koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009
6 Perincian Pembagian SHU Koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009
7 Daftar Laporan Pembagian SHU Untuk Anggota Koperasi
Rukun Sejahtera
8 Keterangan Riwayat Hidup
Jakarta.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 129/KEP/M/KUKM/XI/2002.
Lexy Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Soyfan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Agung Media. Jakarta.
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.
UUD 45 Hasil Amandemen dan Proses Amandemen Secara Lengkap (Pertama 1999-2002). 2004. M2S. Bandung.
Sumber lain :
ii
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi kita, Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan hamba-hambanya yang shalih
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “ ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PADA KOPERASI
RUKUN SEJAHTERA BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA
WERDHA CIPARAY “ pada waktu yang telah ditentukan, walaupun masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati adanya keterbatasan akan kemampuan, tenaga dan pengetahuan yang masih kurang dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang ditujukan
kepada penulis merupakan penghargaan demi kemajuan ilmu Keuangan dan Perbankan.
Dalam penulisan ini, penulis mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
iii
4. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Wali Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan perhatian kepada penulis.
5. Ibu Dra. Tuty S. Martadireja, M.Si., selaku dosen penguji sidang
Universitas Komputer Indonesia
6. Ibu Isniar Budiarti, SE. M.Si., selaku dosen penguji sidang Universitas
Komputer Indonesia.
7. Semua dosen Program Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
8. Ibu Dra. Romlah selaku pembimbing di Koperasi Rukun Sejahtera
BPSTW Ciparay.
9. Ayahanda, Ibundaku tercinta dan adikku tersayang, kupanjatkan do’a kehadirat Allah SWT. Semoga segala bantuan dan dorongan yang telah
diberikan mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
iv
hingga mampu menghilangkan penat. Sahabatku umi Diez, mama Lie, pap Ichano, mank Megi, Opik, Vq.
12.Anak-anak KP-1 yang seperjuangan dan sepenanggungan. 13.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah pada kita semua. Akhir kata
tiada hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini selain dapat menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir oleh karena itu akan menambah kebahagiaan
penulis apabila Laporan Tugas Akhir ini menjadi sumbangsih pemikiran yang bermanfaat bagi keluarga besar Universitas Komputer Indonesia Bandung khusunya, dan masyarakat pada umumnya.
Bandung, Juli 2010 Penulis
Nama : Putri Pratiwi
Alamat : Jl. Cibadak No.2/8D RT 03/01 Bandung 40241
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 14 Mei 1989 Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Mahasiswa Twitter : utychubby
Facebook : Putri Pratiwi II
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. TK Persis IV Bandung, tamat berijazah tahun 1995
2. SDN Pajagalan 47-1 Bandung, tamat berijazah tahun 2001 3. SLTPN 9 Bandung, tamat berijazah tahun 2004
4. SMA Angkasa Lanud Husein Bandung, tamat berijazah tahun 2007
5. Tahun 2010 saat ini tercatat sebagai mahasiswa jenjang D3 Program Studi Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bertitik pada Undang-undang No.25 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perorangan atau badan hukum koperasi yang berdasarkan atas azas kekeluargaan,
bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun perekonomian Nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.
Koperasi merupakan sebuah organisasi yang berwatak sosial. Tidak
dapat dipungkiri bahwa koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya dilandasi oleh pikiran sebagai badan usaha kumpulan orang-orang bukan
sebagai kumpulan modal. Akan tetapi bukan berarti koperasi tidak memerlukan modal. Dengan modal, usaha koperasi bisa bekerja dengan lancar.
Salah satu faktor yang menjadi acuan dalam pengukuran efisiensi koperasi adalah modal kerja, karena modal kerja merupakan modal yang
Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja dengan membandingkan laba dengan modal yang
digunakan dalam operasi. Profitabilitas sangat penting bagi koperasi, karena laba yang besar belum tentu menunjukkan koperasi tersebut bekerja efisien.
Maka dari itu yang diperhatikan oleh koperasi tidak hanya usaha untuk memperbesar laba tetapi yang lebih penting usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya atau bisa dikatakan profitabilitas yang maksimal daripada
laba yang maksimal (Riyanto, 2001:37).
Tersedianya modal kerja yang cukup dari aktiva lancar yang dimiliki
seperti pada kas, piutang, dan persediaan sangat penting karena memungkinkan bagi koperasi untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan dengan adanya efisiensi penggunaan modal kerja, koperasi tidak
mengalami kesulitan menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis keuangan.
Akan tetapi dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi koperasi karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan
telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu koperasi.
Tabel 1.1
Perkembangan Modal Kerja Tahun 2005-2009
No Tahun Total Aktiva Modal Sendiri
1 2005 Rp98.776.700 Rp83.550.325
2 2006 Rp117.554.700 Rp98.975.820
3 2007 Rp149.220.681 Rp123.744.731
4 2008 Rp153.004.808 Rp124.796.058
5 2009 Rp185.479.107 Rp149.022.592
Sumber: Koperasi Rukun Sejahtera
Dilihat dari tabel 1.1 dapat dketahui, bahwa setiap tahunnya modal kerja pada koperasi Rukun Sejahtera mengalami kenaikan terus-menerus,
meskipun dari tahun 2006-2008 mengalami penurunan jumlah anggota. Tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh laba begitu pula
dengan koperasi. Koperasi perlu dibina secara professional baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang mental dan usaha. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, koperasi tidak hanya dituntut untuk
meningkatkan profitabilitas dan kesejahteraan anggotanya, tetapi juga harus mampu menjaga keberlangsungan usahanya sehingga dapat bertahan dalam persaingan.
Dilihat dari tujuan koperasi pada dasarnya mengupayakan agar seluruh anggota minimal dapat membantu meningkatkan kesejahteraan. Hal
yang berbadan hukum. Koperasi ini merupakan salah satu koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam, perkreditan atau pengadaan barang.
Dengan pengelolaan modal kerja yang efisien diharapkan akan memberikan manfaat yang besar terutama bagi anggota yaitu memperoleh
laba atau SHU. Koperasi sebagai pelaku ekonomi harus mampu memperoleh hasil atau laba dari kegiatan usahanya. Sebuah koperasi dikatakan sehat jika perkembangan hasil usahanya semakin meningkat.
Setiap bidang usaha yang dijalankan dapat memberikan kontribusi berupa sisa hasil usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pelayanan koperasi terhadap anggotanya. Hal tersebut dapat terwujud salah satunya dengan penggunaan modal kerja yang efektif sehingga akan menghasilkan sisa hasil usaha yang lebih maksimal..
Mengingat pentingnya pengelolaan modal kerja bagi suatu koperasi dan ingin mengetahui tingkat rasio profitabilitas untuk mengukur efisiensi
modal kerja, berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dan menuangkannya dengan judul “ANALISIS RASIO PROFITABILITAS PADA KOPERASI RUKUN SEJAHTERA BALAI
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dilihat dari modal kerja yang meningkat setiap tahunnya mungkin akan menghasilkan laba yang besar. Akan tetapi laba yang
besar belum tentu menunjukkan koperasi ini bekerja efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan cara membandingkan laba yang diperoleh dengan modal yang menghasilkan laba tersebut atau
dengan kata lain menghitung profitabilitasnya.
Dengan menganalisis menggunakan profitabilitas maka dapat
diketahui keadaan keuangan koperasi Rukun Sejahtera periode 2005 sampai 2009.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah
untuk memberikan arah dan memperjelas tujuan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan tingkat rasio profitabilitas pada koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data informasi tentang kondisi keuangan koperasi dalam menghasilkan
laba sehingga dapat dijadikan sebagai Tugas Akhir serta untuk membandingkan antara teori yang didapat dengan kenyataan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui perkembangan tingkat penggunaan modal kerja
dalam menghasilkan laba (rasio profitabilitas) pada koperasi Rukun Sejahtera.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis efisiensi rasio profitabilitas
dalam penggunaan modal kerja pada koperasi Rukun Sejahtera.
1.4 Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, baik kegunaan akademis maupun teoritis yang dapat menghasilkan informasi
ataupun sebagai pengetahuan yang bisa bermanfaat, yakni :
1.4.1 Kegunaan Akademis
Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai pengembangan ilmu keuangan dan perbankan
1. Bagi pengembangan ilmu Manajemen dan Keuangan Perbankan Sebagai pengembangan pengetahuan ilmu keuangan dan
perbankan terutama mengenai rasio profitabilitas. 2. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat menjadi masukan ataupun tambahan informasi dalam mempelajari seluk beluk dalam pengelolaan modal kerja koperasi sehingga bisa mendapatkan profit yang cukup maksimal.
3. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang
manajemen modal koperasi khususnya dalam menghasilkan profit dan penulis dapat menyalurkan ide, gagasan maupun pikiran dengan mengacu pada teori yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi koperasi Rukun Sejahtera
Dapat memberikan tambahan pertimbangan atau sebagai masukan
bagi pengurus dalam membuat dan menetapkan kebijaksanaan dalam pengelolaan modal kerja koperasi sehingga menghasilkan
2. Bagi pihak terkait
Dapat memberikan tambahan informasi dalam mempelajari
pengelolaan modal koperasi sehingga menghasilkan laba yang cukup maksimal.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di koperasi Rukun Sejahtera Balai
Perlindungan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) yang beralamat di Jalan Raya Pacet No.186 Ciparay Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan dari bulan
Maret sampai Juni 2010.
Tabel 1.2
Waktu dan Kegiatan Penelitian :
9
2.1 Kajian Pusataka
2.1.1 Rasio Profitabilitas
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.
Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan ataupun koperasi adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan
aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Apakah yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba neto sesudah pajak dengan aktiva
operasi, atau laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, ataukah yang akan diperbandingkan itu laba
neto sesudah pajak dengan total modal sendiri.
Dengan adanya macam-macam cara dalam penilaian profitabilitas suatu perusahaan ataupun koperasi, maka tidak
berbeda-beda dalam cara menghitung profitabilitasnya. Yang penting ialah profitabilitas mana yang akan digunakan sebagai alat pengukur
efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2001:36). Oleh karena itu bagi koperasi atupun
pihak-pihak lain, profitabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar (Munawir, 2004:33).
Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta
kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian
penganalisa di dalam menilai profitabilitas atau rentabilitas suatu perusahaan atau koperasi.
Bagi perusahaan atau koperasi pada umumnya masalah
profitabilitas itu lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa koperasi itu
telah dapat bekerja efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung
profitabilitasnya.
2.1.1.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
selama periode tertentu dan dinyatakan dalam presentase (Riyanto, 2001:35).
Ratio pengukur profitabilitas adalah ratio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk
operasi tersebut Munawir, 2004:86).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari modal-modal untuk operasi tersebut melalui kemampuan dan
sumber yang ada.
2.1.1.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Terdapat dua macam cara penilaian profitabilitas untuk mengukur efisien atau tidaknya suatu perusahaan khusunya
koperasi dalam menggunakan modal yang digunakan yaitu rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dan profitabilitas modal sendiri.
1. Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva.
Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva adalah
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 2001:336). Dalam menghitung profitabilitas ini yaitu laba
x
100% Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dapat dihitung dengan Rumus sebagai berikut;= Laba Usaha /SHU (sebelum pajak) Total Aktiva
2. Profitabilitas modal sendiri
Profitabilitas modal sendiri atau profitabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia untuk pemilik
perusahaan dengan jumlah modal sendiri untuk menghasilkan laba (Munawir, 2004:33). Dengan kata lain profitabilitas
modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan
laba (Riyanto, 2001:44). Dalam menghitung profitabilitas ini yaitu laba setelah dikurangi beban pajak, sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di
koperasi tersebut.
Profitabilitas modal sendiri dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
= Laba Bersih/SHU (sesudah pajak)
Total Modal Sendiri
2.1.2 Modal Kerja
2.1.2.1 Pengertian Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Suatu analisa terhadap sumber
dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun ekstern. Disamping masalah modal kerja ini erat hubungannya dengan operasional koperasi sehari-hari, juga
menunjukkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup atau dalam artian modal kerja
yang tersedia sesuai dengan kapasitas usahanya adalah sangat penting karena memungkinkan bagi koperasi untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan koperasi tidak mengalami
kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kesulitan keuangan. Modal kerja adalah
jumlah keseluruhan aktiva lancar bisa dikatakan dalm artian lain yaitu kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancar.
Mengenai pengertian modal kerja ini akan menjadi jelas jika
ditinjau dari konsep-konsep yang mendasarinya, ada tiga konsep modal kerja (Riyanto, 2001:57), yaitu :
a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai
dengan dana tertanam di dalamnya yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Dalam konsep ini menganggap bahwa
modal kerja adalah jumlah aktiva lancar atau disebut Gross Working Capital (modal kerja bruto).
b. Konsep Kualitatif
Konsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang lancar. Modal kerja menurut
konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang
bersifat rutin tanpa menggangu likuiditasnya. Konsep ini sering disebut modal kerja neto (Net working Capital).
c. Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan
dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan.
Dalam menjalankan setiap usaha dalam koperasi dibutuhkan
permodalan. Disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Yang menjadi acuan pembahasan
1. Modal sendiri bersumber dari :
a. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama
banyaknya, wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
b. Simpanan wajib yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dlam periode tertentu.
c. Dana cadangan yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan SHU yang ditujukan untuk menutup kerugian
bila diperlukan.
d. Hibah yaitu sejumlah uang atau barang yang disumbangkan pihak ketiga, tanpa ada kewajiban untuk
mengembalikannya.
2. Modal pinjaman atau modal dari luar koperasi bersumber
dari:
a. Anggota yaitu modal pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan.
b. Koperasi lain dan atau anggotanya yaitu pinjaman dari koperasi lainnya dan atau anggotanyayang didasari dengan
perjanjian kerjasama antara koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya berdasarkan
d. Sumber lain yang sah yaitu pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran
secara umum.
2.1.2.2 Peranan Penting Modal kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar
yang dimiliki seperti : kas, effek, pihutang dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam artian harus mampu
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup menguntungkan bagi perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk
beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan memberikan beberapa
keuntungan lain (Munawir, 2004:116), diantaranya :
a. melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja turunnya nilai dari aktiva lancar
b. memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikiya kredit standing perusahaan yang semakin besar dan memunkinkan bagi perusahan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan yang
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para
pelanggannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk
memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Modal kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi perusahaan tidaklah mudah, modal kerja dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Munawir, 2004:117) sebagai berikut : a. Sifat atau type dari perusahaan.
Sifat dari perusahan biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap atau plant and equipment yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat. Jika dibandingkan dengan perusahaan industri, maka keadaannya
sangatlah ekstrem karena perusahan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaanya tidak mengalami kesulitan di dalam
kebutuhan akan modal kerja tidak sama, perusahaan yang memprodusir barang akan membutuhkan modal kerja yang
lebih besar daripada perusahaan perdagangan atau perusahaan eceran, karena perusahaan yang memprodusir
barang harus mengadakan investasi yang relatip besar dalam bahan baku, barang dalam proses dan persediaan jadi.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau
memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memproleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan
diprodusir sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang dibutuhkan utnuk memproduksi atau untuk
memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu, harga pokok persatuan barang juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja
yang dibutuhkan, semakin besar harga pokok persatuan barang yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan
modal kerja.
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang
mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang
diterima pada waktu pembelian pembelian menguntungkan, makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam
persediaan bahan ataupun barang dagangan, sebaliknya jika pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang
kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
d. Syarat penjualan.
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besrnya jumlah
modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sector pihutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja
yang diinvestasikan dalam pihutang dan untuk memperkecil resiko adanya pihutang yang tak dapat ditagih,sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli,
karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
e. Tingkat perputaran perusahaan.
Tingkat perputaran persedian (inventory turn-over),
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam
perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang diinvestasikan dalam
persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan
dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan
karena penurunan harga atau perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat onkog penyimpanan dan
pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
2.1.2.4 Sumber-sumber Modal Kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari :
a. Hasil operasi perusahaan
Hasil operasi perusahaan adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan R/L ditambah dengan depresiasi dan
amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan. Jadi jumlah modal kerja
yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan R/L perusahaan tersebut. Adanya keuntungan dari perusahaan dan apabila
tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat berharga yang dimilki perusahaan untuk jangka pendek
adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan
terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan
yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan tersebut terjadi kerugian maka akan
menyebabkan berkurangnya modal kerja. c. Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.
Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil
keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
d. Penjualan saham atau obligasi
Perusahaan dapat mengadakan emisi saham baru atau
meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi
kebutuhan modal kerjanya. Penjualan obligasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan di samping menimbulkan beban
bunga yang besar, akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
2.1.2.5 Penggunaan Modal kerja
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak
selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Penggunaan-penggunaan aktiva
lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja (Munawir, 2004:125) adalah sebagai berikut :
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan,
barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya. Pembayaran biaya-biaya operasi ini akan
mengakibatkan terjadinya penjualan atau penghasilan perusahaan yang bersangkutan. Penggunaan aktiva lancar
untuk pembayaran biaya operasi ini baru merupakan pengguanaan modal kerja kalau jumlah biaya suatu periode lebih besar daripada jumlh penghasilannya (timbul kerugian).
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga dan effek, maupun kerugian
yang insidentil lainnya.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya
dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dana expansi ataupun dana0dana lainnya. Adanya pembentukan dana ini
berarti adanya perubahan bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi
jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya
hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja. e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi
hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka
(untuk sementara atau seterusnya) saham perusahaan yang beredar atau adayan penurunan hutang jangka panjang
diimbangi berkurangnya aktiva lancar.
f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya
pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.
Disamping penggunaan modal kerja aktiva lancar yang
mengakibatkan berkurangnya modal kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri,
yaitu pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal kerja
tidak berkurang) misalnya :
a. Pembelian effek (marketalke securities) secara tunai.
b. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara
tunai.
c. Perubahan suatu bentuk pihutang ke bentuk pihutang lain,
2.2 Kerangka Pemikiran
Koperasi bukan badan usaha yang semata-mata mencari keuntungan,
namun koperasi senantiasa berusaha mendapatkan laba yang optimal untuk meningkatkan laba berupa pembagian SHU.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 menjelaskan bahwa :
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan”.
Pengertian koperasi menurut Bapak Koperasi Moh. Hatta dalam
Arifin (2001:17) menjelaskan bahwa :
“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seseorang buat semua dan semua buat seorang”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang yang bertujuan untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi para anggotanya
berdasarkan prinsip koperasi yang berdasarkan azas kekeluargaan dan tolong-menolong.
Pengelolaan modal kerja yang efisien diharapkan akan memberi manfaat yang besar terutama bagi anggota yaitu anggota akan memperoleh laba atau SHU. Jumlah laba atau SHU yang besar belumlah menunjukkan
tingkat profitabilitas suatu badan usaha. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja dengan membandingkan
laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Profitabilitas sangat penting bagi koperasi, karena laba yang besar belum tentu menunjukkan
koperasi tersebut bekerja efisien.
Dalam mengukur tingkat profitabilitas yang ada pada perusahaan ataupun badan usaha dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara,
tergantung pada laba atau modal mana yang akan diperbandingkan. Untuk mengetahui besarnya tingkat rasio profitabilitas pada koperasi Rukun
Sejahtera maka akan dihitung dengan menggunakan rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dan profitabilitas modal sendiri.
Menurut Riyanto (2001:35) rasio profitabilitas adalah :
“Rasio yang digunakan untuk mengukur suatu kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan dinyatakan dalam presentase.”
Menurut Munawir (2004:86) ratio pengukur profitabilitas adalah : “Ratio untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut.”
Menurut Syafri Harahap (2009:304) profitabilitas adalah :
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh dari modal-modal untuk operasi tersebut melalui kemampuan dan sumber yang ada.
Dari hasil pemikiran tersebut, maka penulis dapat menggambarkan skema profitabilitas yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Modal Kerja
1. Laba Bersih Sebelum Pajak dengan Total Aktiva
2. Profitabilitas Modal Sendiri
(Bambang, 2001:44)
Rasio
Profitabilitas
28
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu tentang sesuatu hal objektif valid dan relaibel tentang suatu hal atau varian tertentu (Sugiono, 2003:58).
Adapun objek penelitian yang penulis lakukan dalam tugas akhir ini yaitu menganalisis rasio profitabilitas dengan melihat perkembangan
keadaan modal kerja koperasi. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data berupa neraca dan mencoba menganalisis dengan melihat modal kerja. Untuk mengetahui apakah modal yang digunakan di koperasi ini sudah
memenuhi standar efisiensi penggunaan modal atau belum dilihat dari sisi profitabilitasnya.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Unit Penelitian
Unit penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dalam penyusunan Tugas Akhir. Peneliti memilih di koperasi Rukun Sejahtera
BPSTW Ciparay. Dalam pelaksanaan penulis hanya sebagai peneliti. Penulis melakukan penelitian dan memperoleh data dengan mewawancarai karyawan yang bersangkutan. Data yang akan diteliti tentang penggunaan
3.2.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh (a) deskripsi mengenai
perkembangan tingkat profitabilitas periode 2005-2009; (b) deskripsi mengenai analisis efisiensi rasio profitabilitas dalam penggunaan modal
kerja periode 2005-2009.
Desain penelitian yang digunakan penulis dalam tugas akhir ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Pengertian dari metode deskriptif
adalah cara penelitian untuk mendapatkan gambaran keadaan berlangsung pada masa itu sesuai dengan kenyataan dan dianalisis kebenarannya.
Penelitian kuantitatif melibatkan pada perhitungan atau angka (Lexy, 2000:2). Semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
3.2.3 Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisa profitabilitas untuk menentukan keefisienan modal kerja koperasi. Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan pengukuranya variabel dalam penelitian ini
akan didefinisikan secara rinci untuk kemudian dijabarkan kedalam indikator dan skala pengukurannya sehingga dapat memperlancar dalam
pengumpulan data dan pengukurannya.
Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
Untuk lebih jelasnya, operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Rasio
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.4.1 Sumber data
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey
Selanjutnya data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder
merupakan data yang di peroleh secara tidak langsung. Dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai modal kerja dan rasio
profitabilitas dari buku-buku bacaan ataupun dari dokumen yang berhubungan.
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan
Usulan Penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Teknik Pengumpulan Data Primer
Penulis memperoleh data dengan cara studi lapangan
(field research) yakni penulis langsung ke lapangan, yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data
primer ini menggunakan metode lapangan seperti : 1. Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung
terhadap sumber data sesuai dengan unit penelitian.
2. Wawancara, tanya jawab dengan karyawan koperasi Rukun Sejahtera untuk mengetahui gambaran umum
tentang koperasi..
3. Dokumentasi, mengumpulkan data-data laporan keuangan koperasi berupa neraca dan menganalisis
b. Teknik pengumpulan data Sekunder
Penulis mengumpulkan data dengan cara studi pustaka
yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku literature laporan-laporan, dokumen yang berhubungan dengan
objek studi lapangan.
3.2.5 Analisis Data
Metode analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interprestasi, dalam
pengelolaan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data menyusun Tugas Akhir
penulis menggunakan analisa deskriptif dengan analisis rasio profitabilitas yaitu :
3.2.5.1Rasio Profitabilitas yang digunakan adalah :
1. Rasio laba bersih sblm pajak
dengan total aktiva = laba usaha(sbelum pjk)
×
100% total aktiva(Riyanto, 2001:336)
2. Profitabilitas
modal sendiri = laba bersih (ssudah pajak)
×
100% total modal sendiriData tersebut diperoleh dan dianalisis dengan dasar teori
yang ada sehingga memberikan suatu gambaran yang cukup jelas. Selanjutnya diteliti kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil
analisis tersebut. Dan atas kesimpulan tersebut dilanjutkan menjadi bahan dan pertimbangan bagi peneliti.
3.2.5.2Analisis Efisiensi Rasio Profitabilitas Dalam Penggunaan
Modal Kerja
Dalam mengukur efisiensi modal kerja suatu koperasi dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio diantaranya rasio
likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas. Hasil dari perhitungan rasio tersebut dapat memberikan gambaran tentang
efisien dan tidak efisien keadaan suatu koperasi apabila dibandingkan dengan angka rasio standar.
Penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan rasio
profitabilitas, karena profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
membandingkan antara laba modal dengan modal yang digunakan dalam operasi.
Standar pengukuran efisiensi modal kerja analisis rasio
profitabilitas sudah ditetapkan oleh Departemen Koperasi, dimana standar tersebut mengalami pembaharuan sesuai dengan
menggunakan standar yang sesuai dengan Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan Menengah, Nomor :
129/Kep/M/KUKM/XI/2002.
Untuk melengkapi standar pengukuran yang mengacu pada
standar pengukuran yang di keluarkan oleh Departemen Koperasi maka penulis berusaha menyesuaikannya dengan kriteria standar pengukuran terbaru. Berikut uraian standar pengukuran efisiensi
penggunaan modal kerja analisis rasio profitabilitas pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2
Standar Pengukuran Efisiensi Penggunaan Modal Kerja
Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio Interval Rasio Kriteria
1. Rasio laba
Setelah melakukan perhitungan kemudian hasil rasio profitabilitas diuraikan, kemudian analisis modal kerja koperasi yang sudah di analisis
menggunakan rasio profitabilitas tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui apakah rasio
36
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Rukun Sejahtera
Koperasi Rukun Sejahtera BPSTW didirikan pada tanggal 11 April 1998 berdasarkan akta pendirian sampai saat ini masih berdiri secara sehat,
aman dan mandiri sehingga wajar untuk berbangga hati dan bersyukur akan keberadaan koperasi sebagai sarana usaha bagi peningkatan kesejahteraan
anggotanya.
Koperasi Rukun Sejahtera BPSTW ini didirikan oleh para pegawai negeri sipil BPSTW ini sendiri. Koperasi ini berkedudukan di jalan Raya
Pacet No. 186 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Koperasi ini berfungsi untuk membangun dan mengembangkan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota khusunya dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Adapaun visi dan misi dari koperasi ini sebagai berikut :
a. VISI
Menjadi koperasi yang sehat & kuat dengan asset yang cukup dan
layanan terbaik. b. MISI
Memeberikan layanan yang sesuai untuk menciptakan loyalitas
Koperasi Rukun Sejahtera berhasil memperoleh sertifikat dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung dan menyandang status
“Klasifikasi Baik” dengan badan hukum nomor 23/BH/PAD/518
-KOP/IV/05.
4.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Rukun Sejahtera
Sebuah badan usaha tidak dapat melakukan aktifitasnya dengan
baik tanpa adanya struktur organisasi. Karena struktur organisasi adalah alat untuk menentukan dan menujukkan jabatan, fungsi, tugas, serta wewenang
masing-masing bagian. Selain itu struktur organisasi akan mempermudah koordinasi dan pengawasan. Berikut struktur organisasi koperasi Rukun Sejahtera dapat dilihat pada gambar 4.1.
Sumber : Koperasi Rukun Sejahtera
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Koperasi Rukun Sejahtera
RAPAT ANGGOTA
KETUA
PENGAWAS
SEKRETARIS BENDAHARA
4.1.3 Deskripsi Jabatan Koperasi rukun Sejahtera
Pada dasarnya setiap organisasi harus mempunyai job description
yang jelas dan mudah dipahani oleh setiap unit kerja masing-masing, supaya tugas dan tanggung jawab masing-masing unit dapat direncanakan,
dikendalikan dan diawasi dengan baik. Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing jabatan di koperasi Rukun Sejahtera adalah sebagai berikut :
1. Rapat anggota.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari Rapat Anggota yaitu sebagai berikut :
a. Anggaran dasar.
b. Pemilihan pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
c. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan belanja dan belanja koperasi.
d. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dan badan
pemeriksa dalam pelaksanaan tugasnya.
e. Pembagian SHU, penggabungan peleburan pembagian dan
pembubaran koperasi.
2. Pembina koperasi.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Pembina
yaitu sebagai berikut :
a. mewakili koperasi dimuka dan diluar pengadilan
b. memutuskan penerimaan dan penolakkan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.
c. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan kemanfaatan koperasi sesuai dgn tanggung jawabnya dan keputusan rapat
anggota.
3. Ketua koperasi.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Ketua yaitu sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab langsung kepada badan pemeriksa.
b. Menyusun rencana kerja koperasi, termasuk RAP dan RAB yang telah disahkan dalam rapat anggota tahunan.
c. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja dan produk menurut ketentuan yang berlaku.
d. Mengkoordinasi kegiatan setiap bagian dan memeriksa administrasi keuangan koperasi tentang kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan.
f. Memperbaharui system pembukuan dan memperbaharui struktur organisasi sehubungan dengan perkembangan
koperasi.
4. Sekretaris.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Sekretaris yaitu sebagai berikut :
a. menyelenggarakan dan memelihara buku organisasi dan semua arsip.
b. Memelihara tata kerja merencanakan peraturan khusus serta ketentuan lain.
c. merencanakan kegitan operasional bidang ideal meliputi
program pendidikan, pnyuluhan, dan sebagainya.
d. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi organisasi
kepada ketua.
5. Bendahara.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Bendahara
yaitu sebagai berikut :
a. menyimpan rencana kerja dan pola pelaksanaan dibidang tugas
kebendaharaan.
b. mencari dana dan mengatur arus uang keluar masuk.
c. membantu dan mengawasi pekerjaan ketua dalam hal
penyelenggaraan administrasi keuangan koperasi. d. memelihara harta kekayaan koperasi.
6. Seksi kredit.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Seksi Kredit
yaitu sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab langsung kepada ketua.
b. Memeriksa permohonan pinjaman baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pimpinan atau yang ditunjuk.
c. Meminta informasi di lapangan mengenai keadaan calon
peminjam yang akan diberi pinjaman.
d. Menganalisa hasil pemeriksaan di tempat kemudian
mengajukan usulan ke pemimpinan baik usulan diterima atau ditolak.
e. Membuat analisa perpanjangan kredit, perubahan kredit dan
7. Pengawas koperasi.
Tugas, tanggung jawab dan wewenang dari seorang Pengawas
yaitu sebagai berikut :
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengwasannya.
c. Menyampaikan saran / masukan atas sesuatu hal kepada
pengurus apabila diperlukan. d. Meneliti pembukuan.
e. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus.
f. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga
4.1.4 Aspek Kegiatan Koperasi Rukun Sejahtera
Kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh koperasi Rukun Sejahtera terbagi dalam dua bidang yaitu dalam bidang usaha pinjam dan pengadaan barang.
a. Usaha simpan pinjam
Usaha simpan pinjam masih tetap menjadi penyokong utama bagi
pendapatan koperasi maupun kesejahteraan anggota. Seiring dengan jalannya waktu dan kerja sama dari para anggota usaha simpan pinjaman ini sudah tidak menunjukkan kemacetan dalam
mengembalikan dengan baik walaupun pada saat tertentu kekurangan pembayaran diambil dari penghasilan di luar gaji.
Berharap kondisi ini dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan sehingga pemotongan jasa pinjaman tidak melebihi
gaji anggota. Sementara untuk jasa simpanan kedepan diharapkan peran aktif anggota untuk meningkatkan tabungan sukarela dan masalah kredit macet dapat terselesaikan dalam beberapa tahun
secara bertahap.
b. Usaha pengadaan barang
Pengadaan barang berupa penyediaan alat-alat rumah tangga untuk kebutuhan anggota dapat dilayani dengan baik sedangkan
pengadaan bahan makanan dan pakaian untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia di BPSTW. Koperasi telah mendapatkan
tender sebanyak 9 kali dari 15 kali lelang yang diikuti. Untuk tahun selanjutnya mudah-mudahan koperasi dapat meneruskan usaha pengadaan bahan makanan dan pakaian tersebut dengan
4.2 Pembahasan Penelitian
Dalam menganalisis rasio profitabilitas pada koperasi Rukun Sejahtera
penulis menghitung profitabilitas dengan melihat perkembangan modal kerja. Melihat keadaan neraca pada koperasi Rukun Sejahtera maka dapat dihitung
profitabilitas yang dimiliki oleh koperasi tersebut. Berikut akan diuraikan perhitungan rasio profitabilitas pada koperasi Rukun Sejahtera selama lima tahun :
4.2.1 Perkembangan Tingkat Rasio Profitabilitas pada Koperasi
Rukun Sejahtera
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan dinyatakan dalam presentase (Riyanto, 2001:35). Untuk mengetahui besarnya tingkat rasio profitabilitas pada koperasi Rukun
Sejahtera maka akan dihitung dengan menggunakan rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dan profitabilitas modal sendiri yaitu
sebagai berikut :
1. Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva
Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva adalah
kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dihitung
dengan membandingkan SHU sebelum pajak dengan total aktiva. Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva pada koperasi Rukun sejahtera dari tahun 2005-2009 dapat dilihat
Tabel 4.1
Perkembangan Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak Dengan Total
Aktiva
Sumber : Neraca Koperasi Rukun Sejahtera
Perhitungan Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak Dengan Total Aktiva =
Dengan menggunakan data dari hasil analisis laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva, maka dapat diketahui perubahan-perubahan yang
dialami koperasi Rukun Sejatera tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Dapat dilihat secara jelas pada grafik di bawah ini :
4,01 4,3
Grafik Perkembangan Rasio Laba Bersih sebelum Pajak dengan
Total Aktiva Koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 diatas maka dapat diketahui
hasil dari rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva pada Koperasi Rukun Sejahtera selama lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2005-2009
aktiva pada koperasi Rukun Sejahtera mengalami kenaikan sehingga presentase laba yang diperoleh cukup optimal.
Pada tahun 2006 rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva sebesar 4,30% sedangkan pada tahun 2007 sebesar 5,61% maka mengalami
perkembangan sebesar 1,31% hal ini disebabkan karena total aktiva pada koperasi Rukun Sejahtera mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2005.
Pada tahun 2007 rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva sebesar 5,61% sedangkan pada tahun 2008 sebesar 4,64% maka mengalami
penurunan sebesar (0,97) % hal ini disebabkan karena laba pada tahun tersebut tidak menutupi modal kerja, dimana biaya usaha yang tinggi tidak sejalan dengan hasil penjualannya.
Pada tahun 2008 rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva sebesar 4,64% sedangkan pada tahun 2009 sebesar 4,76% maka mengalami
perkembangan sebesar 0,12% hal ini disebabkan karena total aktiva pada koperasi Rukun Sejahtera mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007.
2. Profitabilitas Modal Sendiri
Profitabilitas modal sendiri atau profitabilitas usaha adalah
perbandingan antara jumlah laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri untuk menghasilkan laba (Munawir, 2004:33). Dengan kata lain profitabilitas modal
sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba (Riyanto, 2001:44). Rasio ini dihitung dengan membandingkan
SHU sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio profitabilitas modal sendiri pada koperasi Rukun sejahtera dari tahun
2005-2009 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut; Tabel 4.2
Sumber : Neraca Koperasi Rukun Sejahtera
Perhitungan Profitabilitas Modal Sendiri =
Profitabilitas MS = Laba Bersih/SHU (ssudah pajak) Total Modal Sendiri
Rasio (2008) = 6.692.100 124.796.058
Rasio (2009) = 6.829.815 149.022.592
Dengan menggunakan data dari hasil analisis profitabilitas modal sendiri, maka dapat diketahui perubahan-perubahan yang dialami koperasi
Rukun Sejatera tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Dapat dilihat secara jelas pada grafik di bawah ini :
3,35 3,74
Grafik Perkembangan profitabilitas modal sendiri Koperasi
Rukun Sejahtera periode 2005-2009
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.3 diatas maka dapat diketahui hasil dari profitabilitas modal sendiri selama lima tahun terakhir yaitu dari
tahun 2005-2009 berfluktuasi. Pada tahun 2005 profitabilitas modal sendiri
x 100% = 5,36
sebesar 3.35% sedangkan pada tahun 2006 sebesar 3,74% maka mengalami perkembangan sebesar 0,39%. disebabkan karena modal sendiri pada
koperasi mengalami kenaikan.
Pada tahun 2006 profitabilitas modal sendiri sebesar 3,74%
sedangkan pada tahun 2007 sebesar 5,71% maka mengalami perkembangan sebesar 1,97% disebabkan oleh modal sendiri yang meningkat dibandingkan tahun 2005 sehingga SHU yang diperoleh meningkat.
Pada tahun 2007 profitabilitas modal sendiri sebesar 5,71%
sedangkan pada tahun 2008 sebesar 5,36% maka mengalami penurunan
sebesar (0,35)% disebabkan karena SHU atau laba yang diperoleh tidak bisa menutupi modal sendiri yang di operasikan.
Pada tahun 2008 profitabilitas modal sendiri sebesar 5,36%
sedangkan pada tahun 2009 sebesar 4,58% maka mengalami penurunan sebesar (0,78) % meskipun modal sendiri pada tahun 2008 lebih besar
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tetapi SHU yang diperoleh tidak sebanding dengan modal sendiri yang di operasikan.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dan profitabilitas modal sendiri pada koperasi Rukun Sejahtera setiap tahunnya berfluktuasi. Hal ini
dapat dilihat dari kenaikan ataupun penurunan profitabilitas selama lima tahun terakhir periode 2005-2009.
Dilihat dari jumlah modal sendiri jika dibandingkan dengan total
kerja, sehingga untuk mengantisipasinya koperasi harus selektif dalam memberikan pinjaman dan aktif dalam penagihan agar tidak terjadi
kemacetan, serta untuk mendapatkan modal yang besarpun mudah dan cepat.
4.2.2 Analisis Efisiensi Rasio Profitabilitas dalam Penggunaan Modal
Kerja pada Koperasi Rukun Sejahtera
Setelah menghitung rasio profitabilitas selanjutnya untuk menilai efisiensi dari rasio profitabilitas dilakukan dengan cara membandingkan
hasil dari perhitungan rasio profitabilitas tersebut dengan standar pengukuran efisiensi yang sudah ditetapkan. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva
Tabel 4.3
Analisis Efisiensi Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak Dengan
Total Aktiva
Berdasarkan dari hasil tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva pada koperasi Rukun
Sejahtera dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, bila angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran efisiensi penggunaan
modal kerja Rasio Profitabilitas pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 129/KEP/M/KUKM/XI/2002 dalam tabel 3.2 termasuk pada kriteria cukup efisien.
2. Profitabilitas modal sendiri
Tabel 4.4
Analisis Efisiensi Profitabilitas Modal Sendiri
Tahun Profitabilitas modal
sendiri Standar Kriteria
2005 3.35% 1 % – 9 % Cukup efisien
2006 3,74% 1 % – 9 % Cukup efisien
2007 5,71% 1 % – 9 % Cukup efisien
2008 5,36% 1 % – 9 % Cukup efisien
2009 4,58% 1 % – 9 % Cukup efisien
Sumber : Neraca Koperasi Rukun Sejahtera
Berdasarkan dari hasil tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas modal sendiri pada koperasi Rukun Sejahtera dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 bila angka-angka tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran efisiensi penggunaan modal kerja Rasio Profitabilitas
pada Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 129/KEP/M/KUKM/XI/2002 dalam tabel 3.2 termasuk pada kriteria cukup
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data tentang Rasio Profitabilitas pada Kopersi Rukun Sejahtera BPSTW Ciparay pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan tingkat rasio profitabilitas pada koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009 :
a. Dilihat dari perkembangan tingkat rasio profitabilitas pada Koperasi Rukun Sejahtera tentang rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2009 dapat diketahui perubahan-perubahan yang dialami koperasi Rukun Sejatera yaitu mengalami fluktuasi dengan
kecenderungan meningkat, hal ini disebabkan karena total aktiva pada koperasi Rukun Sejahtera dari tahun 2005-2007 mengalami kenaikan sehingga presentase laba yang diperoleh
cukup optimal yang berarti kemampuan koperasi dalam mendapatkan keuntungan sudah cukup baik tetapi pada tahun
b. Dilihat dari perkembangan tingkat rasio profitabilitas pada Koperasi Rukun Sejahtera tentang rasio profitabilitas modal
sendiri dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat diketahui perubahan-perubahan yang dialami koperasi Rukun
Sejatera yaitu mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat, hal ini disebabkan karena modal sendiri pada koperasi Rukun Sejahtera dari tahun 2005-2008 mengalami
kenaikan sehingga presentase laba yang diperoleh cukup optimal tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan karena
SHU atau laba yang diperoleh tidak sebanding dengan modal sendiri yang di operasikan meskipun modal sendiri pada tahun tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya.
2. Analisis efisiensi rasio profitabilitas dalam penggunaan modal kerja pada koperasi Rukun Sejahtera periode 2005-2009 :
a. Dilihat dari hasil analisis efisiensi rasio profitabilitas dalam
penggunaan modal kerja bila dibandingkan dengan standar efisiensi penggunaan modal kerja bahwa rasio laba bersih
b. Dilihat dari hasil analisis efisiensi rasio profitabilitas dalam penggunaan modal kerja bila dibandingkan dengan standar
efisiensi penggunaan modal kerja bahwa profitabilitas modal dari tahun 2005 sampai tahun 2009 memenuhi kriteria yang
sama yaitu cukup efisien.
5.2 Saran
Saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi pihak koperasi dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Laba yang diperoleh cukup optimal, tetapi jika ingin mendapatkan SHU atau laba yang lebih baik lagi maka koperasi harus mengurangi biaya-biaya pengeluaran yang kurang
diperlukan. Modal sendiri yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela masih kecil agar
operasional itu bisa mencapai tingkat optimal maka perlu dinaikkan sehingga pencapaian profitabilitas baik dan maksimal. 2. Jumlah modal sendiri jika dibandingkan dengan total aktiva bisa
dikatakan rendah, karena kurangnya efisiensi manajemen modal kerja, sehingga untuk mengantisipasinya koperasi harus selektif