• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RAHMAWATI 105721129318

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA JUDUL PENELITIAN:

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

RAHMAWATI NIM: 105721129318

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITA MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2022

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Tetapi boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak

baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(Al-Baqarah : 216)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii ABSTRAK

RAHMAWATI. 2022. Analisis Rasio Profitabilitas dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI. Skripsi.

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang dibimbing oleh Pembimbing I Abdul Muttalib dan Pembimbing II Nurinaya.

Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI yang didasarkan pada rasio profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan laba rugi yang diperlukan dari tahun 2018-2020. Teknik pengambilan sampel perusahaan menggunakan teknik purposive sampling.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka hasil penelitian yang didapat adalah PT. Bakrie Telecom memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan Gross Profit margin, Net Profit Margin mengalami penurunan di setiap tahunnya sedangkan Return on Investment, Return on Equity mengalami peningkatan di setiap tahunnya. PT Indosat memiliki kinerja yang kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan kurang baiknya Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity dan Gross Profit Margin berfluktuasi turun naik di setiap tahunnya. PT Smartfren Telecom memiliki kinerja yang kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, dan Return on Equity Mengalami Penurunan di setiap tahunnya. PT Telekomunikasi Indonesia memiliki kinerja yang baik. Hal ini di buktikan dengan adanya peningkatan di setiap tahun pada Gross Profit Margin, Net Profit Marjin, Return on Equity, dan Return on Investment mengalami penurunan di setiap tahunnya. PT. XL Axiata memiliki kinerja yang kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan kurang baiknya Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity dan baiknya Gross Profit margin perusahaan setiap tahunnya.

Kata kunci: Kinerja Keuangan, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity.

(8)

viii ABSTRACT

RAHMAWATI. 2022. Profitability ratio analysis in measuring financial performance in telecomunication companies listed on the IDX. Thesis.

Department of management, faculty of economics and business, university of muhammadiyah makassar. Supervised by Supervisor I abdul muttalib and Supervisor II Nurinaya.

The purpose of this study is to measure and analyze the financial performance of telecommunications companies listed on the IDX based on profitability ratios. This study uses descriptive and quantitative analysis methods.

The type of data used is secondary data in the form of an income statement required from 2018-2020. The company’s sampling technique used purposive sampling technique.

Based on the results of the analysis and discussion, the research results obtained are PT. Bakrie Telecom has a pretty good perfonmance. This is evidenced by Gross Profit Margin, Net Profit Margin has decreased every year while Return on Investment, Return on Equity has increased every year. PT Indosat has a poor performance. This is evidenced by the lack of good Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity and Gross Profit Margin fluctuate up and down every year. PT Smartfren Telecom has a poor performance. This is evidenced by the Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, and Return on Equity which have decreased every year.

PT Telekomunikasi indonesia has a good performance. This is evidenced by the annual increase in Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity, and Return on Investment which have decreased every year. PT XL Axiata has poor performance. This is evidenced by the poor Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity and the good Gross Profit Margin of the company every year.

Keywords: Financial performance, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Profitabilitas dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada Perusahaan Talakomunikasi yang Terdaftar di BEI”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Seha dan Ibu Hasra yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

x

2. Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Abdul Muttalib, S,E.,M.M, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Hj. Nurinaya, ST.,MM, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2018 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

(11)

xi

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 3 Maret 2022

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Laporan Keuangan ... 6

2. Kinerja Keuangan ... 8

3. Rasio Profitabilitas ... 15

B. Tinjauan Empiris ... 20

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 23

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data ... 24

1. Jenis ... 24

2. Sumber Data... 25

(13)

xiii

D. Populasi dan Sampel ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sampel ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Definisi Operasional ... 27

G. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambaran Umum ... 30

B. Hasil Penelitian ... 43

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Daftar Kriteria Sampel Penelitian ... 27

3.2 Daftar Perusahaan ... 28

4.1 Presentase Gross Profit Margin ... 45

4.2 Presentase Net Profit Margin ... 52

4.3 Presentase Return on Investment ... 58

4.4 Presentase Return on Equity ... 64

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ... 23

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Laporan Rasio Keuangan ... 82

2 Laporan Keuangan ... 88

3 SK Penegasan ... 106

4 SK Bebas Plagiat ... 107

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan Zaman yang semakin maju, masyarakat akan semakin bergantung pada Telekomunikasi. Demikian pula perangkat Telekomunikasi yang dapat menunjang kehidupan masyarakat berkembang.

Teknologi jaringan pada perangkat Telekomunikasi saat ini semakin memberikan kemudahan kepada masyarakat, tidak hanya untuk telepon maupun mengirim pesan singkat, tetapi untuk sarana hiburan dan mencari informasi terkini melalui layanan internet. Sehingga perusahaan telekomunikasi harus lebih meningkatkan kinerja perusahaannya.

Berdasarkan Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi dan regulasi pemerintah tahun 2002 yang mengijinkan operator seluler luar negeri memasuki pasar Indonesia, pada saat itulah industri telekomunikasi Indonesia masuk pada babak liberalisme Telekomunikasi (Rudianto, 2021).

Banyaknya pelaku industri di bidang Telekomunikasi memunculkan berbagai persaingan yang menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan strategi perusahaan agar lebih berkembang dari periode sebelumnya. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. (Hafidzul, 2017).

Laporan keuangan merupakan media informasi yang menyediakan infromasi berkaitan dengan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang bisa diakses oleh publik khususnya adalah perusahaan yang sahammya sudah diperjual belikan secara publik melalui Bursa Saham.

Perubahan sekecil apapun pada posisi keuangan perusahaan mempunyai

(18)

arti yang sangat penting, terlebih lagi ditengah tingginya persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Lebih lanjut kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tiba-tiba mengalami kebangkrutan, hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi perusahaan agar memperhatikan kondisi keuangan demi kelangsungan hidup perusahaannya dengan memperhatikan dan mengadakan evaluasi terhadap perkembangan perusahaannya dari waktu ke waktu untuk meminimalkan resiko adanya kemungkinan financial distress kedepannya. Untuk dapat melakukan hal tersebut seorang manajer harus dapat memahami kondisi keuangan perusahaannya, karena pada dasarnya kondisi keuangan tersebut akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaannya secara keseluruhan. (Sri Arini Putri, 2020).

Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan merupakan tampilan dari pencapaian keberhasilan kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu yang dapat membantu para investor untuk mengambil suatu keputusan dalam berinvestasi pada suatu perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan salah satu analisis rasio keuangan yaitu, rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. (Fensca, 2018).

Tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah

(19)

ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik dan karyawannya, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen dalam perusahaan benar-benar terbentuk.

Artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas. (Kasmin, 2017).

Laba hanya bisa diperoleh dengan adanya kinerja yang baik dari perusahaan. Penilaian dari perusahaan sangat penting dan bermanfaat, baik bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yang membutuhkan infomasi tentang perusahaan yang bersangkutan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menilai keberhasilan perusahaan, dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan dimasa yang akan datang.

(Jumriani, 2020).

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (kasmir 2008:196). Rasio profitabilitas berperan sebagai bahan evaluasi bagi manajemen dalam mengelola seluruh modal perusahaan untuk mendapatkan laba dan tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dari waktu ke waktu dan mengetahui

(20)

produktivitas dari seluruh dana perusahaan dari waktu ke waktu dan mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik berasal dari hutang maupun modal sendiri. Jenis-jenis rasio profitabilitas yaitu, Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).

Berdasarkan uraian di atas membuat penulis tertarik untuk meneliti kinerja perusahaan pada sektor telekomunikasi dengan alasan terdapat fenomena yaitu perusahaan yang memiliki kemampuan menghasilkan laba belum tentu kesejahteraan perusahaan tercapai serta ingin mengetahui kinerja perusahaan sektor Telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fenomena diatas, diketahui sangat pentingnya analisis laporan keuangan bagi suatu perusahaan untuk melihat tingkat profitabilitas pada periode tertentu, maka penulis tertarik memilih judul: “ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BEI”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan dari latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimana tingkat profitabilitas dengan mengukur kinerja Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Investmen (ROI), dan Return On Equity (ROE) pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020?

(21)

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) sebagai rasio profitabilitas dalam mengukur kinerja keuangan pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar BEI tahun 2018-2020.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis yang diharapkan dari hasil penulis penelitian ini adalah untuk pengembangan keilmuan di bidang manajemen keuangan, terutama yang berkaitan pada rasio profitabilitas dalam mengukur kinerja keuangan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis bagi penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian dan merupakan wujud dari mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan. Bagi pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dapat lebih memperluas pola pikir pembaca khususnya mengenai rasio profitabilitas dalam mengukur kinerja keuangan. Serta bagi investor dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat suatu keputusan saat melakukan investasi saham pada perusahaan tersebut.

(22)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil ringkasan data keuangan perusahaan. laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang membutuhkan data keuangan perusahaan. (Jumingan, 2017)

Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan, dan informasi ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan. (Dewi, 2017)

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah rangkuman data keuangan perusahaan pada periode tertentu yang dapat digunakan oleh pihak yang membutuhkan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2017:5) Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter.

Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos perusahaan yang diberoleh pada suatu periode. Terdapat beberapa macam laporan keuangan antara lain:

a. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas). Perusahaan

(23)

pada saat tertentu. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan. Pembuatan neraca biasanya dibuat secara periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis berapa harta, utang dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

c. Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini.

Kemudian laporan ini juga menujukkan perubahan modal serta sebab- sebab berubahnya modal.

d. Laporan catatan atas laporan keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.

Tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan.

(24)

e. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. arus kas untuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu. (Kasmir, 2016:67)

2. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2018:142) kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan dapat melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Kinerja keuangan perusahaan yang baik adalah pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar.

Diana (2017:17), pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan suatu laba dan posisi kas tertentu. Pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat dengan pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari mengandalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.

Menurut Rudianto, (2013:189) kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya mengelola asset perusahaan secara efektif selama periode tertentu.

(25)

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas suatu perusahaan dalam periode tertentu.

b. Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan

Menurut Kasmir (2012:3) menyatakan secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu, laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai dengan kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.

Menurut Jumingan (2018:239) tujuan dari kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan suatu perusahaan terutama kondisi likuiditas, kecupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam suatu periode tertentu.

2) Untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki dalam menghasilkan laba secara efisien.

Menurut Sujarweni (2017:73) adapun manfaat kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang telah diperoleh suatu organisasi secara keseluruhan dalam suatu periode tertentu, pengukuran ini mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2) Untuk menilai pencapaian per departemen dalam memberikan konstribusi bagi perusahaan secara keseluhan.

3) Sebagai dasar penentuan strategi perusahaan dimana yang akan dating.

(26)

4) Untuk memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divis atau bagian organisasi pada khususnya.

5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penemuan modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan menjadi tolak ukur keberhasilan keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah di targetkan. Biasanya kinerja keuangan ini diukur menggunakan rasio yang umum digunakan.

Menurut Darmawi (2011:210) penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebegai berikut:

1) Permodalan (capital) 2) Kualitas aset (asset quality) 3) Manajemen (management) 4) Rentabilitas (earning), dan 5) Likuiditas (liquidity)

6) Sensitifitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk) d. Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Ada lima tahap yang dapat dilakukan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu:

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan

Review dilakukan untuk mengetahui laporan keuangan yang sudah dibuat apakah sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku dalam dunia akuntansi, dengan demikian laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

(27)

2) Melakukan perhitungan

Penerapan perhitungan yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang terjadi sehingga hasil perhitungan dapat memberikan kesimpulan yang sesuai dengan apa yang di analisis

3) Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah diperoleh Setalah memperoleh hasil perhitungan, selanjutnya dilakukan perbandingan dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahaan yang lain. Ada dua cara yang biasa digunakan dalam melakukan perbandingan yaitu:

a) Time series analisys b) Cross sectional approach

Dari penggunaan dua cara ini diharapkan akan dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang atau normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.

4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalah yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis dapat melihat kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan ketiga tahap diatas kemudian dilakukan penafsiran untuk melihat apa saja persoalan dan kendala yang sedang dialami oleh perusahaan tersebut.

5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai masalah yang ditemukan

(28)

Setelah mendapatkan permasalah yang dihadapi langkah selanjutnya memberikan solusi agar apa yang menjadi kendala dan hambatan dapat terselesaikan. (Fahmi, 2017:3).

e. Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2011:50) Pengukuran kinerja keuangan adalah kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efesien.

Alat ukur yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan adalah metode rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas. Analisis rasio keuangan adalah perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan. (Syamsuddin, 2000:37).

Menurut Sujarweni (2017:71) tujuan penilaian kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan memperoleh kewajiban keuangan yang harus terpenuhi.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban piutang pada saat ditagih.

3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada periode tertentu.

4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas piutang dan membayar pokok hutangnya dengan tepat waktu, serta kemampuan

(29)

perusahaan membayar deviden setiap tahunnya kepada para pemegang saham.

Menurut Munawir (2012:31) manfaat pengukuran kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui tingkat likuiditas untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

2) Mengetahui tingkat solvabilitas untuk menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Mengetahui tingkat profitabilitas untuk menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu.

Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses oengkajian secara kritis terhadap riview data, mengitung, mengukur, menginterprestasi dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasrkan tekniknya, menurut jumingan (2006:242), analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam:

a) Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentase (relatif).

(30)

b) Analisis tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

c) Analisis persentase per komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d) Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

e) Analisis sumber dan penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f) Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g) Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h) Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

(31)

3. Rasio Profitabilitas

a. Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmin (2015:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Menurut Munawir (2010) Rasio Profitabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat laba yang dihasilkan perusahaan dalam waktu tertentu.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangn neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapal periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

b. Tujuan Dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. (Kasmir. 2015).

(32)

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu;

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri:

Sementara itu, manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;

5) Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri;

c. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan tujuan yang dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabitas

(33)

digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.

Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenia rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.

Dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio keuangan sebagai berikut:

1) Profit Margin On Sales

Menurut Kasmir (2015:199) Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margin atas penjualan merupakaan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.

Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut:

Rumus untuk menghitung margin laba kotor dengan rumus:

Margin laba kotor menunjukkan laba yang realtif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Menurut Munawir (2013) Rata-rata standar industri untuk Gross Profit Margin yaitu 30%. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan .

(34)

Rumus untuk menghitung margin laba bersih dengan rumus:

Menurut Kasmir (2015:200) Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan anatar laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Menurut Kasmir (2013) Rata-rata standar Industri untuk Net Profit Margin yaitu 20%.

2) Hasil Pengembalian Investasi (Return on investment/ROI)

Menurut Kamsir (2015:201) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment (ROI) atau return on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.

Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Menurut Munawir (2013) Rata-rata standar industri untuk Return on Investment yaitu 30%.

Rumus untuk mencari Return on Investment dapat digunakan sebagai berikut:

3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/REO)

(35)

Menurut Kasmir (2015:204) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi pengguna modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaana semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Menurut Kasmir (2013) Rata-rata Industri Return on Equity adalah 40%.

Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut:

(36)

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian dan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian

Variable (Kuantitatif)

Alat Analisis

Hasil Penelitian 1. Marianno William J.S

(2017)

Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.

Telekomunik asi

Indonesia, Tbk)

Analisis Rasio Keuangan, Tingkat Kinerja Keuangan Perusahaan

Analisis Trend

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Selama lima tahun terakhir cenderung mengalami

kenaikan kecuali pada rasio solvabilitas.

2. Wardoyo dan Juni Purnomo (2018)

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunik asi Dengan Menggunaka n Analisis Sistem Du Pont

Du Pont, Kinerja Keuangan, ROE, ROI

Pendekata n Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik karena nalai ROE dan ROI yang diatas rata-rata industri.

3. Dianita Dewi (2018) Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunik asi Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Pembanguna n jaringan 4G

Kinerja Keuangan, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net profit margin, return on Asset, Return on Equity.

Statistik Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CR, Debt Ratio, DER, TATO, NPM, ROA dan ROE tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan tingkat signifikan 5%

(37)

4. Annisa Nurgaheni, Bambang Mursito, dan Sudarwati (2019)

Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunik asi Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek

Indonesia Tahun 2015- 2017

Kinerja keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Aktivitas, Rasio Profitabilitas

Pendekata n Deskriptif

Hasil peneliian menunjukkan bahwa PT.

Telekomunikasi Indonesia memiliki keuangan terbaik kinerjanya

dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya.

5. Resti Setyaningsih, Burhanudin dan Ida Aryati (2019)

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunik asi Yang Terdaftar Pada BEI Melalui Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan

Profitabilitas

Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Laporan Keuangan

Pendekata n Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan hasil perhitungan rasio rata-rata kinerja keuangan

perusahaan dalam kondisi baik, meskipun salah satu perusahaan memiliki

penampilan buruk.

6. Muliana dan Nurbayani (2019)

Analisis Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja keuangan Manajemen Hotel Syariah “Al Badar” Di Kota Makassar

Hotel

Syariah, Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA)

Deskriptif Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan hotel syariah “Al Badar”

selama kurang waktu 5 (lima) tahun (2014-2018) berdasarkan Net Profit Margin (NPM) 7. Nurdin dan Samsul

Bahari (2020)

Analisis Laporan keuangan Untuk Menilai Kinerja keuangan PT.Telekomu nikasi

Indonesia, TBK

Laporan Keuangan, Kinerja keuangan, Analisis

Pendekata n Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

produktivitas yang baik diketahui berdasarkan rasio Economic Value Added dengan indicator semua hasil perhitungan bernilai positif.

(38)

8. Muliana, Usfiah Hamzah Siga (2020)

Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan

Profitabilitas Perusahaan Sektor Jasa Telekomunik asi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Current ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt to Assets Ratio (DAR), dan Debt to Equity Ratio (DER).

Return on Assets (ROA).

Analisis Regresi Linear

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsia, Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh positif terhadap ROA. Sedangkan, Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA.

9. Herniah. S dan Normiyati. N (2021)

Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur kinerja keuangan Perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Di Bursa Efek

Indonesia

Kinerja keuangan, profitabilitas, GPM, NPM, ROA

Pendekata n Deskriptif Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perusahaan ini memiliki kinerja keuangan yang kurang baik jika ditinjau dari Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (GPM).

Sedangkan Return On Equity (ROE) dan Gross Profit Margin (GPM).

10. Alpius Wenda dan Norbertha Ditilebit (2021)

Analisis Likuiditas Dan

Profitibalitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT.

Telekomunik asi

Indonesia, Tbk

Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Kinerja Keuangan

Pendekata n Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas pada Current ratio dan Quick ratio mengalami

flukturasi sehingga dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Sedangkan perkembangan rasio likuiditas dan solvabilitas belum begitu efesien.

(39)

C. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020 berdasarkan rasio profitabilitas.

Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar pada BEI

1. PT. Bakrie Telecom Tbk.

2. PT. Indosat Tbk.

3. PT. Smartfren Tbk.

4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

5. PT. XL Axiata Tbk.

Rasio Profitabilitas (Kasmir 2005)

Gross Profit Margin

Net Profit Margin

Return on Investment

Return on Equity

J

Kinerja Keuangan (Kasmir 2016)

J

Hasil Analisis

(40)

24 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini menggunakan Metode kuantitatif dengan pendekatan studi kasus perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2018-2020. Menurut Sugiyono (2018:13) data kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada data berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan pada populasi atau sampel tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di bursa efek Indonesia dengan cara penelitian sekunder mengambil data atau informasi dari internet, melalui situs www.idx.co.id. Situs tersebut menyediakan data keuangan perusahaan

telekomunikasi yang go public dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020.

Adapun waktu penelitian dimulai bulan Maret 2022 dan sampai bulan April 2022.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang peneliti kumpulkan dalam bentuk angka-angka

(41)

absolut dari laporan keuangan yaitu laporan laba rugi perusahaan- perusahaan sektor industri telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020.

2. Sumber Data

Data penelitian yang digunakan merupakan data sekunder, Menurut Sugiyono (2018:456) data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian yang menjadi sumber data yaitu data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id berupa laporan tahunan perusahaan-perusahaan sektor industri telekomunikasi.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini jumlah populasi ada 6 perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu:

a) PT. Bakrie Telecom Tbk.

b) PT. Indosat Tbk.

c) PT. Smartfren Telecom Tbk.

d) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

e) PT. XL Axiata Tbk.

f) PT. Jasnita Telekomindo Tbk.

(42)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:117) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. maka dilakukan penarikan sampel jenuh.

Sampel perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria berikut:

a. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi.

b. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2018- 2020.

Table 3.1

Daftar Kriteria Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI 5 Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan

tahun 2018-2020

1

Jumlah 5

Dari tabel diatas di peroleh sampel penelitian sebanyak 5 perusahaan karena 1 diantaranya tidak menerbitkan laporan keuangan periode tahun 2018-2020 sehingga, tidak termasuk dalam kriteria sampel penelitian.

Periode pengamatan dilakukan 3 tahun yaitu pada tahun 2018-2020.

Berdasarkan www.idx.co.id pertimbangan-pertimbangan yang telah disebutkan diatas maka diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 perusahaan yaitu sebagai berikut:

(43)

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1. PT. Bakrie Telecom Tbk. BTEL

2. PT. Indosat Tbk. ISAT

3. PT. Smartfren Telecom Tbk. FREN

4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM

5. PT. XL Axiata Tbk. EXCL

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Menurut Juliandi, teknik pengumpulan data dokumentasi adalah menyelidiki rekaman- rekaman data yang yang telah berlalu (past). Adapun bentuk pengumpulan data dokumentasi tertulis yaitu data pada laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang memiliki keuangan lengkap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan salah satu usaha untuk melakukan pendekatan sejauh mana variabel satu faktor atau lebih yang saling berkaitan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan penelitian.

(44)

1. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keutungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya dalaha penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

2. Kinerja keuangan

Kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan dapat melaksanakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangassn perusahaan yang baik adalah pelaksanaan aturan-aturan yang berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas, yaitu dengan mengumpulkan data laporan keuangan yang sudah ada kemudian menganalisa, sehingga dapat memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan pada periode yang diteliti. Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data yaitu dengan cara:

a) Margin laba kotor (Gross Profit Margin/GPM)

Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan. Rumus untuk menghitung margin laba kotor:

(45)

b) Margin laba bersih (Net Profit Margin/NPM)

Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Rumus untuk menghitung margin laba kotor:

c) Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ROI)

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rumus untuk mecari Return on Investment:

d) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE)

Rasio ini menunjukkan efesiensi pengguna modal sendiri, semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity:

(46)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

(47)

1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

Awal 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya di tutup.

1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.

1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.

1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum.

10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT semen Cibinong sebagai emiten pertama.

1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrument perbankan dibandingkan instrument Pasar Modal.

1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas Bursa terlihat meningkat.

(48)

02 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek 31 Surabaya.

13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

21 Desember 1993 Pendirian PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

22 Mei 1995 Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

06 Agustus 1996 Pendirian Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).

23 Desember 1997 Pendirian Kustodian Sentra Efek ndonesia (KSEI).

(49)

21 Juli 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.

28 Maret 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

09 September 2002 Penyelesaian Transaksi T+4 menjadi T+3.

06 Oktober 2004 Perilisan Stock Option.

30 November 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

08 Oktober 2008 Pemberlakuan Suspensi Perdagangan.

10 Agustus 2009 Pendirian Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI).

02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia : JATS – NextG

Agustus 2011 Pendirian PT Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL).

Januari 2012 Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan.

Desember 2012 Pembentukan Securities Investor Protection Fund (SIPF).

2012 Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme Perdagangan Syariah.

02 Januari 2013 Pembaruan jam Perdagangan.

06 Januari 2014 Penyesuaian kembali Lot Size dan Trick Price.

10 November 2015 TICMI bergabung dengan ICaMEL.

12 November 2015 Launching kampanye Yuk Nabung Saham.

2015 Tahun diresmikannya LQ-45 Ibdex Futures.

(50)

02 Mei 2016 Penyesuaian Kembali Tick Size.

18 April 2016 Peluncuran IDX Channel.

Desember 2016 Pendirian PT. Pendanaan Efek Indonesia (PEI).

2016 Penyesuaian kembali batas Autorejectioan. Selain itu, pada tahun 2016, BEI ikut menyukseskan kegiatan Amnesty Pajak serta diresmikannya Go Public Information Center.

23 Maret 2017 Peresmian IDX Incubator.

06 Februari 2017 Relaksasi Marjin.

07 Mei 2018 Pembaruan Sistem Perdagangan dan New Data Center.

26 November 2018 Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2 Settlement).

27 Desember 2018 Penambahan Tampilan Informasi Notasi Khusus pada kode Perusahaan Tercatat.

April 2019 PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mendapatkan izin operasional dari OJK.

BEI merupakan badan hukum Perusahaan Terbatas yang diatur secara khusus berdasarkan Undang Undang Pasar Modal, sehingga penerapan GCG nya pun tidak seperti yang diterapkan pada Perusahaan Terbatas pada umumnya tetapi juga mengikuti ketentuan dan peraturan OJK. Oleh karenanya Pedoman Tata Kelola Perusahaan disusun dengan memperhatikan karakteristik governance di BEI yang berfungsi sebagai regulator dan sekaligus fasilitator di bidang Pasar Modal dengan tetap mengikuti ketentuan dan peraturan OJK.

(51)

Berikut ini adalah profil perusahaan pada sector Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2020 yang merupakan sampel dari penelitian ini:

1. PT. Bakrie Telecom Tbk

Perseroan didirikan pada tahun 1993 dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo). Di tahun 2003, Perseroan berganti nama menjadi PT Bakrie Telecom dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak Februari 2006 dengan kode BTEL. PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL atau Perseroan) adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas (Fixed Wireless Access–FWA) berteknologi CDMA 2000 1x. Pada tahun 2007, Departemen Komunikasi dan Informatika RI mengeluarkan lisensi bagi BTEL untuk bisa beroperasi secara nasional diikuti oleh lisensi untuk menyelenggarakan layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI). Pada tahun 2010, BTEL memulai transformasinya dari hanya fokus kepada layanan percakapan dan SMS menjadi penyedia layanan data Broadband Wireless Access (BWA) dengan menggunakan teknologi CDMA EVDO Rev. A (Evolution Data Optimized).

Pada tahun 2012, BTEL mengintegrasikan merek dagang Aha yang berada di bawah naungan PT Bakrie Connectivity (BCON) dengan merek dagang ESIA yang berada di bawah lingkup BTEL guna mendukung optimalisasi layanan data. Bersatunya dua merek dagang besar ini ditandai dengan BTEL dikenal karena produk dan layanannya yang inovatif, menarik dan senantiasa memimpin pasarnya melalui merek dagang Esia. Peluncuran modem ESIA Max-D pada 1 Juni 2012.

(52)

Disamping sejalan dengan strategi bisnis awal BTEL sebagai budget operator, langkah ini juga merupakan jawaban Perseroan dalam menghadapi tantangan persaingan industry telekomunikasi yang semakin ketat.

Pada tahun 2013, BTEL mulai mengintensifkan layanannya pada daerah JBJB untuk dapat memberikan layanan optimal bagi para pelanggan. Sampai akhir tahun 2014, pelanggan ESIA telah mencapai 11,65 juta yang tersebar di 41 kota, dengan dukungan 2.360 jaringan Base Transceiver Station (BTS). Pelayanan kepada pelanggan diberikan 2 lokasi call center, 34 Gerai ESIA serta lebih dari 27 dealer dan lebih dari 34.000 outlet penjualan di seluruh wilayah jangkauan kami. Sesuai perkembangan teknologi, kini ESIA juga menambah akses pelayanan kepada pelanggan melalui surat elektronik dan situs jejaring sosial. Pada akhir tahun 2014, melalui kolaborasi jaringan bersama Smartfren, BTEL memasuki babak baru untuk bertransformasi dari penyelenggara jaringan dan operator jasa telefoni dasar menjadi penyelenggara jasa telefoni dasar secara kemitraan dengan menggunakan jaringan milik penyelenggara jaringan bergerak seluler. Kolaborasi ini memungkinkan BTEL untuk menggelar teknologi telekomunikasi 4G berbasis Long Term Evolution (LTE) yang membuka begitu banyak peluang baru dan membuatnya menjadi pemain telekomunikasi di Indonesia yang berkelas.

Visi:

Mimpi kita adalah untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang Indonesia dengan menyediakan konektifitas informasi mereka. Kami sangat percaya bahwa meningkatkan akses masyarakat ke

(53)

dunia luar akan memberdayakan mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Misi:

Kami akan mengikuti strategi pertumbuhan berdasarkan cara unik kami membuat suatu inovasi. Melayani pelanggan persis apa yang mereka inginkan serta harga yang terjangkau dan konektivitas informasi yang tinggi.

2. PT. Indosat Tbk.

PT. Indosat Tbk didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.

Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia dan Amerika Serikat New York Stock Exchange. Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).

Visi

Menjadi perusahaan Telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.

(54)

Misi

1. Layanan dan produk yang membebaskan 2. Jaringan data yang unggul

3. Memperlakukan pelanggan sebagai sahabat 4. Transformasi digital

3. PT. Smartfren Tbk.

PT Smartfren Telecom Tbk (IDX:FREN) merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan telekomunikasi terdepan di Indonesia.

Pada tahun 2015, Smartfren berinovasi dengan meluncurkan layanan 4G LTE Advanced komersial pertama di Indonesia, dan di awal tahun 2016, Smartfren kembali mencetak sejarah sebagai perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang menyediakan layanan Voice over LTE (VoLTE) secara komersial.

Pada tahun 2017, Smartfren mengukuhkan posisinya sebagai penyedia layanan operator 4G terdepan melalui migrasi pelanggan CDMA menjadi pelanggan 4G, sehingga Perseroan saat ini merupakan satu-satunya operator yang beroperasi di jaringan 4G sepenuhnya.

Dengan wilayah cakupan jaringan yang luas, melalui sekitar 15.000 BTS 4G yang tersebar di 200 kota di seluruh Indonesia, Smartfren telah didaulat menjadi official telco partner untuk brand-brand smartphone global ternama. Selain itu, Smartfren juga menghadirkan pengalaman layanan data yang fleksibel melalui pilihan paket data yang bervariasi, dan melalui smartphone Andromax dan MiFi modem.

(55)

Smartfren menawarkan beragam produk serta layanan data dan suara, solusi bisnis dan layanan digital. Smartfren merupakan salah satu unit dari kelompok usaha Sinarmas.

Visi

1) Menjadi operator telekomunikasi terdepan yang mampu memberikan layanan telekomunikasi terbaik bagi selusruh pelanggan.

2) Melakukan inovasi dan memberikan kualitas pelayanan dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia.

Misi

1) Membangun jaringan berkualitas dunia di tanah air, membangun organisasi yang berbasis pada pelanggan, fleksibel dan cepat.

2) Kami memiliki produk khusus diciptakan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.

Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.

Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company, TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan

(56)

(customeroriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas.

Kegiatan usaha TelkomGroup bertumbuh dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi, namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi. Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi legacy yang sudah ada sebelumnya.

Saat ini TelkomGroup mengelola 6 produk portofolio yang melayani empat segmen konsumen, yaitu korporat, perumahan, perorangan dan segmen konsumen lainnya. Berikut penjelasan portofolio bisnis TelkomGroup:

1. Mobile

Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan value added service, serta mobile broadband. Produk tersebut ditawarkan melalui entitas anak, Telkomsel, dengan merk Kartu Halo untuk pasca bayar dan simPATI, Kartu As dan Loop untuk pra bayar.

2. Fixed

Portofolio ini memberikan layanan fixed service, meliputi fixed voice, fixed broadband, termasuk Wi-Fi dan emerging wireless technology lainnya, dengan brand IndiHome.

(57)

3. Wholesale & International

Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi, network service, Wi-Fi, VAS, hubbing data center dan content platform, data dan internet, dan solution.

4. Network Infrastructure

Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit, infrastruktur dan tower.

5. Enterprise Digital

Terdiri dari layanan information and communication technology platform service dan smart enabler platform service.

6. Consumer Digital

Terdiri dari media dan edutainment service, seperti e-commerce (blanja.com), video/TV dan mobile based digital service. Selain itu, kami juga menawarkan digital life service seperti digital life style (Langit Musik dan VideoMax), digital payment seperti TCASH, digital advertising and analytics seperti bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta enterprise digital service yang menawarkan layanan Internet of Things (IoT). Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan transformasi perusahaan, Telkom memiliki visi dan misi baru yang diberlakukan sejak 2016, yaitu:

Visi : Be the King of Digital in the Region

Misi : Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization 5. PT. XL Axiata Tbk.

Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun beroperasi di pasar Indonesia, PT XL Axiata Tbk. (XL) merupakan salah satu penyedia

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Menurut Ross 2012, ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total

Jika dilihat dari rasio pertumbuhan pada rasio net income growth, PT Indocement Tunggal Prakarsa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan

Return on equity (ROE), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan pada perusahaan manufaktur

Menurut Sutrisno Return On Investment merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, (Fahmi, 2015:120).Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Berikut ini analisis rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja keuangan pada bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2014 dengan

Berbeda dengan teori yang disampaikan Munawir (2016: 67) bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan

Untuk mengetahui Pengaruh Rasio Profitabilitas (Gross Profit Margin) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun