• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Perhitungan menggunakan Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan perbandingan atau metode perhitungan tertentu. Rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan laporan keuangan. Dalam penelitian kali ini rasio profitabilitas yang digunakan terdiri dari Margin laba kotor (Gross Profit Margin), Margin laba bersih (Net Profit Margin), Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment), dan Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity).

a. Perhitungan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020

Dalam menentukan Gross Profit Margin yaitu rasio untuk menentukan margin laba kotor atas penjualan bersih. Berikut ini merupakan rumus dari Gross Profit Margin dan perhitungannya selama 2018-2020.

Tabel 4.1

Presentase Gross Profit Margin

Perusahaan

Gross Profit Margin

Rata-rata Industri 2018 2019 2020

PT Bakrie Telecom -24% -55% -65% 30%

PT Indosat 2% 16% 8% 30%

PT Smartfren

Telecom -48% -32% -8% 30%

PT Telekomunikasi

Indonesia 28% 30% 31% 30%

PT XL Axiata 37% 39% 50% 30%

Sumber: Data Sekunder. www.idx.co.id Diolah (2022) 1) PT Bakrie Telecom

Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan nilai Gross Profit Margin PT Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2018 mengalami kerugian atau minus yaitu sebesar -24%, yang berarti bahwa

setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar 0,2401.

untuk tahun 2019 besar Gross Profit Margin sebesar -55%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar 0,5534, sedangkan untuk tahun 2020 besarnya Gross Profit Margin sebesar -65%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar 0,6554.

Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapatkan di atas maka Gross Profit Margin pada PT Bakrie Telecome Tbk bisa dilihat mengalami kerugian yang cukup besar dan signifikan dari tahun 2018-2020, sehingga berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%. Pada tahun 2018 mengalami kerugian atau minus sebesar -24% hal ini disebabkan karena beban umum dan administrasi yang begitu besar sehingga berdampak pada meningkatnya harga pokok penjualan. Pada tahun 2019 kerugian yang di alami oleh PT Bakrie Telecom Tbk kembali meningkat yaitu nilai Gross Profit Margin sebesar -55% di sebabkan karena perusahaan menurunkan tingkat penjualan dan pemasaran sehingga di ikuti dengan penurunan pendapatan sedangkan harga pokok penjualan tetap meningkat. Pada tahun 2020 Gross Profit Margin mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar -65%, hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan penurunan kembali tingkat penjualan yang menyebabkan menurunnya laba yang di dapatkan perusahaan sedangkan untuk harga pokok penjualan tetap.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT Bakrie Telecom dilihat dari Gross Profit Margin bisa dikatakan tidak baik, dimana nilai Gross Profit Margin yang di dapatkan perusahaan menunjukan hasil yang minus atau mengalami kerugian dari tahun 2018 sampai dengan 2020 sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan tidak baik. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun terjadi kerugian dan penurunan dari penjualan bersih.

2) PT Indosat Tbk

Diketahui dari perhitungan di atas menunjukan bahwa Gross Profit Margin PT Indosat Tbk pada tahun 2018 sebesar 2%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,0200, untuk tahun 2019 besar Gross Profit Margin sebesar 16%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,1618, sedangkan untuk tahun 2020 besarnya Gross Profit Margin sebesar 8%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,0859.

Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapatkan di atas maka Gross Profit Margin pada PT Indosat Tbk mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 14% hal ini bisa disebabkan karena perusahaan melakukan penurunan penjualan diikuti dengan menurunnya harga pokok penjualan. Pada tahun 2020 terjadi lagi penurunan Gross Profit Margin sebesar 8% di sebabkan oleh peningkatan penjualan yang berakibat kepada naiknya harga pokok penjualan,

sedangkan untuk pendapatan tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Dari perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan PT Indosat Tbk dilihat dari Gross Profit Margin cukup baik, tetapi masih berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%. dimana pada tahun 2019 nilai Gross Profit Margin terjadi peningkatan dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 nilainya mengalami penurunan dari tahun 2019. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik karena nilai Gross Profit Marginnya pada tahun 2019 dan tahun 2020 lebih tinggi dari tahun dasarnya yaitu tahun 2018.

3) PT Smartfren Telecom Tbk

Berdasarkan perhitungan di atas menunjukan nilai Gross Profit Margin PT Smartfreen Telecom Tbk pada tahun 2018 mengalami kerugian atau minus yaitu sebesar -48%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar 0,4819. untuk tahun 2019 besar Gross Profit Margin sebesar -32%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar 0,3296, sedangkan untuk tahun 2020 besarnya Gross Profit Margin sebesar -8%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah mengalami kerugian sebesar -0,0834.

Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapatkan di atas maka Gross Profit Margin pada PT Smartfreen Telecome Tbk bisa dilihat mengalami kerugian yang cukup besar yaitu pada tahun 2018 mengalami kerugian atau minus sebesar -48% hal ini

disebabkan karena beban operasi dan penyusutan yang begitu besar sehingga berdampak pada meningkatnya harga pokok penjualan. Pada tahun 2019 kerugian yang di alami oleh PT Smartfreen Tbk mulai menurun yaitu nilai Gross Profit Margin sebesar -32% di sebabkan oleh peningkatan penjualan dan pemasaran beban usaha juga ikut naik, dan di ikuti dengan pendapatan yang mengalami kenaikan secara signifikan. Pada tahun 2020 Gross Profit Margin mengalami kenaikan dari pada tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 24%, hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pengingkatan jumlah penjualan dan meningkatnya pendapatan secara drastis.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT Smartfreen Telecom dilihat dari Gross Profit Margin bisa dikatakan tidak baik karena berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%, dimana nilai Gross Profit Margin yang di dapatkan perusahaan menunjukan hasil yang minus atau mengalami kerugian dari tahun 2018 sampai dengan 2020 sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan tidak baik.

Akan tetapi tingkat kerugian yang di alami perusahaan dari tahun ke tahun mulai menurun hal tersebut terjadi karena setiap tahun tingkat penjualan bersih semakin meningkat.

4) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Diketahui dari perhitungan di atas menunjukan bahwa Gross Profit Margin PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2018 sebesar 28%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah

menghasilkan laba sebesar 0,2888, untuk tahun 2019 besar Gross Profit Margin sebesar 30%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,3072, sedangkan untuk tahun 2020 besarnya Gross Profit Margin sebesar 31%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,3164.

Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapatkan di atas maka Gross Profit Margin pada PT Telekomunikasi Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 2% hal ini bisa disebabkan karena perusahaan melakukan penurunan penjualan dan pemasaran diikuti dengan menurunnya harga pokok penjualan.

Pada tahun 2020 terjadi lagi peningkatan Gross Profit Margin sebesar 1%, hal ini di sebabkan oleh penurunan biaya operasi dan pemeliharaan sehingga menurunnya harga pokok penjualan dan pendapatan mengalami peningkatan.

Dari perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dilihat dari Gross Profit Margin dikatakan baik tetapi pada tahun 2018 masih dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%, dimana pada tahun 2019 nilai Gross Profit Margin terjadi peningkatan dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan lagi dari tahun 2019. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan baik karena nilai Gross Profit Marginnya pada tahun 2019 sampai dengan 2020 terus mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan bersih dari tahun ke tahun semakin meningkat.

5) PT XL Axiata Tbk

Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui nilai Gross Profit Margin PT XL Axiata Tbk pada tahun 2018 yaitu sebesar 37%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,3727, untuk tahun 2019 besar Gross Profit Margin sebesar 39%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,3965, sedangkan untuk tahun 2020 besarnya Gross Profit Margin sebesar 50%, yang berarti bahwa setiap penjualan 1 rupiah menghasilkan laba sebesar 0,5021.

Berdasarkan hasil perhitungan yang di dapatkan di atas maka Gross Profit Margin pada PT XL Axiata Tbk mengalami peningkatan yang signifikan yaitu pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 2% hal ini bisa disebabkan karena perusahaan mengalami penurunan beban insfratuktur dan beban penyusutan, hal ini berdampak pada menurnya harga pokok penjualan. Pada tahun 2020 terjadi lagi peningkatan Gross Profit Margin yang sangat drastis yaitu sebesar 11%, hal ini di sebabkan oleh penurunan biaya penjualan dan pemasaran sehingga menurunnya harga pokok penjualan dan pendapatan mengalami peningkatan.

Dari perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan PT XL Axiata Tbk dilihat dari Gross Profit Margin dikatakan baik karena berada di atas rata-rata standar industri

yaitu 30%, dimana pada tahun 2019 nilai Gross Profit Margin terjadi peningkatan dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan lagi dari tahun 2019. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kinerja keuangan perusahaan baik karena nilai Gross Profit Marginnya pada tahun 2019 sampai dengan 2020 terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan bersih dari tahun ke tahun semakin meningkat.

b. Perhitungan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020

Dalam menentukan Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Rumus untuk menghitung margin laba kotor:

Tabel 4.2

Presentase Net Profit Margin

Perusahaan

PT XL Axiata 14% 2% 1% 20%

Sumber: Data Sekunder. www.idx.co.id Diolah (2022) 1) PT. Bakrie Telecom Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Net Profit margin PT Bakrie Telecom pada tahun 2018 sebesar 80%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0845, sedangkan pada tahun 2019 Net Profit margin sebesar 70%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,7085 dan pada tahun 2020 net profit margin sebesar 1%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0102.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Net Profit margin perusahaan mengalami fluktuatif pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 62% yang disebabkan oleh meningkatnya laba bersih yang di dapatkan dan berkurangnya beban usaha . Pada tahun 2020 Net Profit margin mengalami penurunan yaitu sebesar 69% hal ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebesar Rp. 3.968 dan meningkatnya beban pokok penjualan sebesar 6.569.

Dari perhitungan diatas dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan di lihat dari Net Profit margin kurang baik, dimana pada tahun 2019 nilai Net Profit margin meningkat dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 nilai Net Profit margin kembali menurun dan lebih kecil dari pada tahun 2018 sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan kurang baik karena Net Profit Margin

pada tahun 2018 dan 2020 berada dibawah standar industri yaitu 20% .

2) PT Indosat Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Net Profit Margin PT Indosat Tbk pada tahun 2018 sebesar 9%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0901, sedangkan pada tahun 2019 Net Profit Margin sebesar 6%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0624 dan pada tahun 2020 Net Profit Margin sebesar 2%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0225.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Net Profit Margin perusahaan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 3%

yang disebabkan oleh menurunnya laba bersih yang di dapatkan yaitu sebesar 1.630 . Pada tahun 2020 Net Profit Margin kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 4% hal ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebesar 630,160 dan meningkatnya beban pokok penjualan sebesar 25.526.

Dari perhitungan diatas dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan di lihat dari Net Profit Margin tidak baik, dimana pada tahun 2019 nilai Net Profit Margin menurun dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 nilai Net Profit Margin kembali menurun sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan tidak baik karena berada dibawah standar industri yaitu 20%. Hal tersebut

terjadi karena setiap tahun terjadi penurunan laba bersih sedangkan beban pokok penjualan semakin meningkat.

3) PT Smartfren Telecom Tbk

Standar industri Net Profit Margin yaitu 20% Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Net Profit Margin PT Smartfreen Telecom Tbk pada tahun 2018 sebesar 64%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,6469, sedangkan pada tahun 2019 Net Profit Margin sebesar 31%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,03139 dan pada tahun 2020 Net Profit Margin sebesar 16%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,1624. Sehingga pada tahun 2020 kinerja keuangan tidak baik karena berada dibawah standar industri.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Net Profit Margin perusahaan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 33%

yang disebabkan oleh menurunnya laba bersih yang di dapatkan yaitu sebesar 1.630 . Pada tahun 2020 Net Profit Margin kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 4% hal ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebesar 630,160 dan meningkatnya beban pokok penjualan sebesar 25.526.

Dari perhitungan diatas dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan di lihat dari Net Profit Margin tidak baik, dimana pada tahun 2019 nilai Net Profit Margin menurun dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 nilai Net Profit Margin kembali

menurun sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan tidak baik.

Hal tersebut terjadi karena setiap tahun terjadi penurunan laba bersih sedangkan beban pokok penjualan semakin meningkat.

4) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Net Profit Margin PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2018 sebesar 20%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,2062, sedangkan pada tahun 2019 Net Profit Margin sebesar 20%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,2035 dan pada tahun 2020 Net Profit Margin sebesar 21%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,2166.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Net Profit Margin perusahaan tidak mengalami penurunan atau peningkatan pada tahun 2019 tetap sebesar 20%. Pada tahun 2020 Net Profit Margin baru mengalami kenaikan yaitu sebesar 1% hal ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih sebesar 29.563 dan berkurangnya beban pokok penjualan.

Dari perhitungan diatas dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan cukup baik karena mencapai standar industri yaitu 20%. dimana pada tahun 2020 nilai Net Profit Margin meningkat dari tahun 2019 dan nilai Net Profit Margin lebih besar dari tahun 2018 sehingga ini dapat dinyatakan cukup baik. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun terjadi peningkatan laba bersih sedangkan beban pokok penjualan semakin menurun.

5) PT XL Axiata Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Net Profit Margin PT XL Axiata Tbk pada tahun 2018 sebesar 14%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,1436, sedangkan pada tahun 2019 Net Profit Margin sebesar 2%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0283 dan pada tahun 2020 Net Profit Margin sebesar 1%, artinya setiap 1 rupiah penjualan menghasilkan laba sebesar 0,0142.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Net Profit Margin perusahaan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 12%

yang disebabkan oleh menurunnya laba bersih yang di dapatkan yaitu sebesar 712,579. Pada tahun 2020 Net Profit Margin kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 1% hal ini disebabkan oleh menurunnya laba bersih sebesar 371,598.

Dari perhitungan diatas dapat terlihat bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dinyatakan tidak baik karena berada dibawah standar industri yaitu 20%. tidak baik, dimana pada tahun 2019 nilai Net Profit Margin menurun dari tahun 2018 dan pada tahun 2020 nilai Net Profit Margin kembali menurun sehingga kinerja keuangan dapat dinyatakan tidak baik. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun terjadi penurunan laba bersih sedangkan beban pokok penjualan semakin meningkat.

c. Perhitungan Pengembalian Investasi (Return on Investment) pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020

Dalam menentukan Return on Investment rasio ini menunjukan efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan terhadap laba yang di hasilkan. Rumus untuk mecari Return on Investment:

Tabel 4.3

Presentase Return on Investment

Perusahaan

Net Profit Margin

Rata-rata Industri 2018 2019 2020

PT Bakrie Telecom 1,03% 1,01% 15,1% 30%

PT Indosat 3,9% 2,5% 1% 30%

PT Smartfren

Telecom 14% 7% 4% 30%

PT Telekomunikasi

Indonesia 13% 12% 11% 30%

PT XL Axiata 5% 1% 0,5% 30%

Sumber: Data Sekunder. www.idx.co.id Diolah (2022) 1) PT Bakrie Telecom Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment PT Bakrie Telecom Tbk pada tahun 2018 sebesar 1 % artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan

0,0103, Return on Investment pada tahun 2019 sebesar 1,01%

artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0101, sedangkan pada tahun 2020 Return on Investment sebesar 15,1%

artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,1511.

Dari hasil perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2019 Return on Investment tidak mengalami penurunan atau peningkatan yang signifikan yaitu tetap sebesar 1%. Pada tahun 2020 Return on Investment kemudian mengalami peningkatan yang drastis yaitu sebesar 14%, hal ini terjadi akibat terjadinya peningkatan jumlah laba bersih perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa ROI tertinggi berada pada tahun 2020. Tingginya ROI pada tahun 2020 karena laba bersih yang didapatkan cukup tinggi, dan pada tahun 2018 dan 2019 perusahaan kurang efektif dalam mengelola finansialnya, ini tampak pada rendahnya laba yang dihasilkan dengan penggunaan total aktiva dan penjualan yang tinggi.

2) PT Indosat Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment PT Indosat Tbk pada tahun 2018 sebesar 3,9% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0392,

Return on Investment pada tahun 2019 sebesar 2,5% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0259, sedangkan pada tahun 2020 Return on Investment sebesar 1% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0100.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa Return on Investment PT Indosat Tbk mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2018-2020. Pada tahun 2018 berada di atas rata-rata standar industri yaitu 30% tetapi tahun 2019-2020 berada dibawah rata-rata standar. Untuk tahun 2019 Return on Investment mengalami penurunan sebesar 1,4%. Pada tahun 2020 Return on Investment kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 1,5%, hal ini terjadi akibat terjadinya penurunan pendapatan laba bersih.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa ROI tertinggi berada pada tahun 2018. Tingginya ROI pada tahun 2018 karena laba bersih yang didapatkan cukup tinggi, dan pada tahun 2018 dan 2019 perusahaan kurang efektif dalam mengelola finansialnya, ini tampak pada semakin menurunnya laba bersih yang di hasilkan perusahaan.

3) PT Smartfreen Telecom Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment Smartfreen Telecom Tbk pada tahun 2018 sebesar 14% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan

0,1408, Return on Investment pada tahun 2019 sebesar 7%

artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0790, sedangkan pada tahun 2020 Return on Investment sebesar 4%

artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,0415.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa Return on Investment Smartfreen Telecom Tbk mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2018-2020 dan berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%. Untuk tahun 2019 Return on Investment mengalami penurunan sebesar 7%. Pada tahun 2020 Return on Investment kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 3%, hal ini terjadi akibat terjadinya penurunan pendapatan laba bersih.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa ROI tertinggi berada pada tahun 2018. Tingginya ROI pada tahun 2018 karena laba bersih yang di dapatkan cukup tinggi, dan pada tahun 2018 dan 2019 perusahaan kurang efektif dalam mengelola finansialnya, ini tampak pada semakin menurnya laba bersih yang di hasilkan perusahaan.

4) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment PT Telekomunikasi Indonesia Tbk pada tahun 2018 sebesar 13% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan

keuntungan 0,1308, Return on Investment pada tahun 2019 sebesar 12% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,1247, sedangkan pada tahun 2020 Return on Investment sebesar 11% artinya setiap 1 rupiah modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dapat menghasilkan keuntungan 0,1197.

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa Return on Investment Smartfreen Telecom Tbk mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2019 Return on Investment mengalami penurunan sebesar 1%. Pada tahun 2020 Return on Investment kemudian mengalami penurunan lagi sebesar 1%, hal ini terjadi akibat terjadinya peningkatan penggunaan jumlah aktiva dan penjualan yang semakin tinggi.

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa ROI tertinggi berada pada tahun 2018. Dan yang paling rendah pada tahun 2020, hal ini terjadi disebabkan oleh beban penggunaan total aktiva dan penjualan yang semakin meningkat, akan tetapi laba bersih yang di dapatkan perusahaan pun semakin meningkat dari tahun 2018-2020. Kinerja keuangan perusahaan kurang baik karena berada dibawah rata-rata standar industri yaitu 30%.

5) PT XL Axiata Tbk

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment PT XL Axiata Tbk pada tahun 2018 sebesar

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Return on Investment PT XL Axiata Tbk pada tahun 2018 sebesar

Dokumen terkait