• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Payment Point Online Bank (PPOB) Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Payment Point Online Bank (PPOB) Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi diseluruh dunia semakin berkembang dan terus- menerus mengeluarkan sesuatu yang baru termasuk hal yang berbau online. Online menurut kamus istilah komputer merupakan Teruhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer. Online ini juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana sebuah device (komputer) terhubung dengan device lain biasanya melalui modem. Hal ini jelas menuntut perusahaan untuk tidak tertinggal oleh perkembangan zaman dalam teknologi yang semakin pesat agar dapat sesuai dengan kebutuhan demi terciptanya keamanan, kenyamanan yang dapat dirasakan oleh pengguna atau konsumen.

Pengamanan pendapatan merupakan bagian dari manajemen piutang pelanggan (account receivable management) yang harus dikelola dengan baik untuk menjamin kelangsungan operasional perusahaan berkaitan dengan target cash in flow yang harus dicapai.

(2)

Suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan baik jika ada kendala dalam pencapaian pendapatan, karena perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasionalnya. Dana tidak akan memadai jika potensi pendapatan tidak dikelola sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku, baik dari segi waktu maupun jumlah yang harus dicapai.

Target kinerja keseluruhan perusahaan tidak akan tercapai bila dukungan pendanaan yang bersumber dari core bisnis tidak berjalan sebagaimana tercatat dalam Rencana Kerja Anggaran Penrusahaan (RKAP), jika anggaran pendapatan tidak tercapai, maka RKAP hanya akan jadi rencana kerja semata tanpa adanya realisasi.

Teknologi penggunaan instrumen pembayaran online telah berkembang pesat, disertai dengan berbagai inovasi yang mengarah pada penggunaan alat pembayaran yang makin efisien, aman, nyaman dan cepat. Inovasi itu tidak hanya pada berkembangnya penggunaan instrumen pembayaran berbasis kertas (paper based), penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (card based) dan pembayaran secara elektronik (electronic based) tetapi juga sudah disertai dengan makin cepatnya proses penyelesaian setelmennya.

(3)

Tuntutan masyarakat dan pelanggan terhadap pelayanan kelistrikan dewasa ini terus meningkat, tidak lagi sekedar kebutuhan mendapatkan pasokan listrik tetapi juga tuntutan untuk mendapatkan layanan yang handal, cepat, mudah, transparan, responsif dan memberikan berbagai kemudahan yang memanjakan pelanggan. PLN sebagai Perusahaan listrik yang masih relatif memonopoli dan bertanggungjawab untuk melistriki masyarkat dituntut untuk memeberikan layanan “Kelas Dunia” yang mampu memenuhi harapan-harapan pelanggan, dapat meraih keuntungan.

Payment Point Online Bank (PPOB) merupakan layanan pembayaran tagihan

listrik dan tagihan lainnya secara online real-time, diselenggarakan PLN, bekerjasama dengan dunia perbankan dan memanfaatkan fasilitas perbankan. Ada perubahan yang mendasar pada sistem ini yaitu peran unit pelaksanan jadi berkurang, semua pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya dari pelanggan melalui bank, tidak ada lagi loket pembayaran yang langsung dikelola oleh pegawai PLN atau tidak kerjasama secara langsung dengan KUD-KUD pengelola loket pembayaran.

Sistem pelunasan Online dan Real Time sudah menjadi standar pelayanan, baik di masa kini maupun di masa depan. Sesuai dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor.082.K/010/DIR/2002 pasal 5, bagi unit operasi PLN yang intensitas transaksinya tinggi dan infrastruktur komunikasinya memungkinkan,harus segera beralih menjadi online dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber pendanaan dan kesiapan sumber daya manusianya.

(4)

PLN (Persero) yang telah melakukan beberapa perkembangan seiring berkembangnya teknologi online dalam sistem pembayaran piutang pelanggan, mulai dari TUL yang berbasis manual dan komputer, SIP3, PRAQTIS dan kemudian PPOB yang merupakan penyempurnaan dari SIP3. Oleh karena itu penulis mengambil judul kerja praktek tentang "Tinjauan Atas Payment Point Online Bank (PPOB) Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten"

1.2Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek adalah:

1. Untuk mengetahui teknologi informasi dan strategi dalam System Payment Point Online Bank pada PT PLN (Persero) DJBB.

2. Untuk mengetahui kerjasama PLN dengan mitra kerja dalam System Payment Point Online Bank pada PT PLN (Persero) DJBB.

3. Untuk mengetahui System Payment Point Online Bank pada PT PLN (Persero) DJBB.

4. Untuk mengetahui manfaat Payment Point Online Bank pada PT PLN (Persero) DJBB.

1.3Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis

(5)

dengan mengetahui kinerja serta kekurangan dalam System Payment Point Online Bank pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

1.3.2 Kegunaan Akademis

1. Peneliti/Penulis, Praktek Kerja Lapangan ini berguna untuk memberikan pengetahuan bagi penulis tentang sistem pembayaran yang telah diterapkan oleh PT PLN yaitu System Payment Point Online Bank.

2. Pembaca, penelitian ini juga berguna untuk memberikan wawasan kepada para pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Peranan PPOB Terhadap Pengendalian

1.4Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Praktik lapangan telah dilaksanakan di PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN yang berlokasi di Jalan Asia Afrika.

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa perusahaan Belanda antara lain pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergera dibidang gas memperluas usahanya di bidang listrik untuk kemanfaatan umum.

Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk s’Lands Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola beberapa PLT antara lain:

 PLTA Plengan  PLTA Lamajan  PLTA Bengkok Dago

 PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat  PLTA Giringan di Madiun

 PLTA Tes di Bengkulu

(7)

Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga, Nomor 20 Tahun 1960. Namun kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga NOMOR 235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember.

Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik maka, berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi, Nomor 1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dan tugas pokok PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ditetapkan berdasarkan Keputusan General Manager No.101.K/021/GM.DJBB/2004, pada tanggal 24 November 2004. Struktur organisasi PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan organisasi fungsional dan staff. Jenjang manajemen meliputi unsur pimpinan, pembantu pimpinan dan unsur pengawasan, yaitu Auditor Internal yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada pimpinan yang merupakan pejabat tinggi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

(8)

Sumber: Data Intern PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Gambar 2.1

Bagan Struktur Organisasi

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dapat dilihat pada lampiran 4.

(9)

2.3Deskripsi Jabatan 1. General Manager

a. Memimpin, mengurus, mengelola distribusi sesuai dengan maksud dan tujuan distribusi serta menyiapkan rencana kerja tahunan distribusi lengkap dengan anggaran keuangan secara tepat waktu.

b. Mewakili Distribusi di luar maupun di dalam pengendalian.

c. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan distributor serta menetapkan kebijaksanaan distribusi di bidang perencanaan, pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan sunber daya manusia.

d. Melaksanakan kebijakan umum dalam mengurus distribusi yang telah dibuat oleh Direksi.

e. Mengendalikan pelaksanaan tugas para Deputy Pimpinan kepala Kontrol Intern.

f. Mengelola dan Mengendalikan seluruh kegiatan berdasarkan kebijakan Ditereksi dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Mengadakan dan Memelihara tata buku dari administrasi distribusi sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.

h. Menetapkan gaji/pensiunan hari tua dan penghasilan lain bagi pegawai serta mengatur hal kepegawaian lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Pemimpin Divisi

(10)

a. Manager Perencanaan

1) Manager Perencanaan dan pengembangan usaha dibantu oleh Deputy Manager Perencanaan, Deputy Manager Pendanaan dan Jabatan Kepakaran di Bidang Pengembangan Usaha. Adapun deskripsi jabatannya, yaitu:

a) Deputy Manager Perencanaan Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan perencanaan korporat (Bussines Plan) serta rancana kerja dan anggaran perusahaan dari Unit Bisnis Distribusi.

b) Deputy Manager Pendanaan bertanggung jawab atas penyediaan sumber dana untuk mendukung rencana kegiatan investasi dan operasi. c) Jabatan Kepakaran di Bidang Pengembangan Usaha bertanggung jawab atas penyusunan rencana pengembangan usaha/analisis usaha sesuai kaidah yang sehat.

b. Manager Niaga

Manager Niaga dibantu oleh Deputy Manajer Administrasi dan jabatan Kepakaran. Adapun deskripsi jabatannya, yaitu :

(11)

c. Manajer Distribusi

Adapun tugas-tugas pokok dari manajer distribusi, yaitu :

1) Menyusun rencana pengembangan dalam sistem jaringan distribusi dan membina penerapannya.

a) Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi dan membina penerapannya.

b) Menyusun SOP untuk penerapan dan pengujiann peralatan distribusi, serta SOP untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

c) Menyusun desain standar kontruksi jaringan distribusi dan peralatan kerja serta membina penerapannya.

d) Mengevaluasi susut energi listrik dan gangguan pada sarana pendistribusian tenaga listrik serta sarana perbaikannya.

e) Menyusun metode kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya.

f) Menyusun kebijakan manajeman jaringan distribusi dan kebijakan manajemen perbekalan distribusi serta membina penerapannya.

g) Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi jaringan distribusi.

(12)

d. Manager Keuangan

Manajer keuangan dibantu oleh Deputy Manajer Pengendalian Anggaran, Deputy Manajer Pengelolaan Keuangan, Depury Manajer Keuangan dan Jabatan Kepakaran dibidang analisis dan evaluasi sistem keuangan. Adapun deskripsi jabatannya, yaitu :

1) Deputy Manajer Pengendalian Anggaran bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan rencana aggaran perusahaan (RKAP) dan monitoring penggunaan dana.

2) Deputy Manajer Pengelolaan Keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan dana arus kas secara akurat melaksanakan pengembangan sistem manajemen keuangan yang sehat serta pengelolaan keuangan yang menguntungkan serta menyiapkan dan untuk laporan keuangan.

3) Deputy Manajer Akuntansi bertanggung jawab menyiapkan informasi akuntansi yang akurat dan tepat waktu untuk semua pihak dan membantu manajemen dalam melaksanakan operasi perusahaan secara efisien dan efektif.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

(13)

yang belum terjangkau oleh jaringan PLN. Namun, kondisi ini mulai berubah beberapa tahun terakhir karena keterbatasan dana dan tuntutan pemenuhan terhadap masyarakat. Pemerintah mulai membuka peluang atau modal swasta untuk memasuki bisnis kelistrikan, kebijakan ini seiring dengan pola perkembangan global dunia.Bidang utama dari PT PLN (Persero) DJBB adalah:

1. Memberikan pelayanan jasa listrik kepada masyarakat. PT PLN (Persero) menyediakan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, transmisi, dan pengembangan pembangunan tenaga listrik.

2. Meningkatkan perolehan laba.

Selain aktivitas kerja tersebut, PT PLN (Persero) DJBB mempunyai tujuan yang tidak hanya mencari laba karena sebagai perusahaan milik negara yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat, PLN bertugas untuk menyediakan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup memadai dan mutu yang sangat baik untuk dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Dengan tidak menyimpang dari tujuan utama untuk dapat membangun ekonomi, ketahanan nasional serta meningkatkan derajat masyarakat sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam bidang penguasaan tenaga listrik, sehingga PLN memiliki tiga sasaran yaitu:

1. Meningkatkan jumlah langganan; 2. Meningkatkan daya yang terpasang;

3. Meningkatkan penjualan KWH (tenaga listrik) kepada pelanggan.

(14)

diterima melalui Gardu Induk (GI). Seluruh pulau Jawa yang menyerap hampir 80% volume penjualan tenaga listrik seluruh Indonesia dikelola oleh empat PLN Distribusi yang berfunsi sebagai unit koordinatif. Salah satu unit distribusi tersebut adalah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang memiliki wilayah kerja meliputi seluruh Jawa Barat kecuali Tangerang.

Luas wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten menjangaku lebih dari 42.196 km² yang meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten kecuali Tangerang. Wilayah dan beban kerja yang demikian besarnya dikelola oleh Unit-unit Pelaksana Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan Area Pengatur Distribusi (APD), dengan komposisi sebagai berikut:

Area Pelayanan Jaringan (APJ) : 16 unit Area Pengatur Distribusi (APD) : 1 unit Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) : 90 unit Unit Pelayanan dan Jaringan Prima (UPJ Prima) : 7 unit

Kantor Pelayanan (KP) : 191 KP

Adapun unit-unit pelaksana tersebut adalah (APD Bandung) antara lain: 1. APJ Bandung

(15)

5. APJ Bogor 6. APJ Cianjur 7. APJ Cimahi 8. APJ Cirebon 9. APJ Depok 10.APJ Garut 11.APJ Karawang 12.APJ Majalaya 13.APJ Purwakarta 14.APJ Sukabumi 15.APJ Sumedang 16.APJ Tasikmalaya

(16)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyelenggaraan fasilitas listrik untuk umum. Dalam melaksanakan kegiatan kerjanya, PT PLN mempunyai beberapa bagian yang bekerja sesuai dengan divisi masing-masing dan salah satunya adalah bagian akuntansi yang berdiri dibawah naungan Manajer Keuangan.

Pada saat melaksanankan kerja praktek, penulis ditempatkan pada divisi deputy akuntasi yang berdiri dibawah naungan manajer keuangan. Selama kerja praktek dilaksanakan, penulis mendapatkan bimbingan dari supervisor di bidang Akuntansi yang sekaligus sebagai koordinator pelaksanaan kerja praktek tersebut. Adapun tugas penulis dalam bidang pelaksanaan kerja praktek tersebut adalah membantu tugas harian di bidang akuntansi salah satunya adalah membantu menyusun laporan keuangan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

(17)

Penulis melaksanakan kerja praktek sesuai dengan waktu operasional perusahaan yaitu dari hari senin sampai jumat, dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai 16.30 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Selama melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan di bagian akuntansi. Adapun pekerjaan – pekerjaan yang penulis lakukan selama kerja praktek ialah sebagai berikut:

1. Mengarsipkan laporan keuangan. 2. Mengarsipkan dokumen rekonsiliasi. 3. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar

4. Mengelompokkan dokumen pendukung berdasarkan UPJ dan APJ. 5. Mengirimkan fax pada APJ dan UPJ.

6. Mengentri data collecting agent yang masih bekerjasama dengan PPOB dan yang telah di cut oleh PLN.

7. Menganalisa penghematan biaya masyarakat setelah diadakannya PPOB. 8. Belajar mengaplikasikan program SAP.

9. Menyusun bukti penerimaan dan pengeluaran kas berdasarkan no. urut dan tanggal.

(18)

3.3Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Teknologi Informasi Dan Strategi PPOB Pada PT PLN (Persero) DJBB 1. Dukungan Teknologi Informasi

Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi secara umum dan telah mengglobal,perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Alat dan sistem komunikasi yang diciptakan manusia tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Proses penciptaan tersebut merupakan proses teknologi informasi.

Oleh karena itu perusahaan harus dapat merespon setiap perubahan teknologi informasi yang terjadi dalam lingkungan agar perusahaan dapat bertahan. Teknologi informasi mempunyai peran strategis dalam membantu perusahaan merespon setiap perubahan tersebut. Terciptanya teknologi komputer dan jaringan sistem komunikasi seperti telepon, facsimile, wireless, dan lain-lain,untuk mempercepat perkembangan teknologi informasi.

Sebagai salah satu unit bisnis PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memanfaatkan dan menyiasati perkembangan teknologi informasi untuk kemajuan perusahaan,hal ini sangat penting walaupun akan berdampak pada perubahan proses bisnis. Perubahan proses bisnis menjadi hal yang wajar jika diperlukan untuk merespon perubahan lingkungan dan kemajuan perusahaan.

(19)

komunikasi yang menghubungkan dan menggabungkan beberapa titik komunikasi menjadi satu kesatuan yang mampu berinteraksi anatara satu dengan lainnya.

Langkah strategis dari sisi teknologi informasi harus disiapkan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dan oleh pihak bank/mitra kerja PPOB guna mendukung kelancaran operasional PPOB adalah sebagai berikut:

a. Perangkat Teknologi Informasi yang Harus Disiapkan PLN 1)DPP-UPI (Database Piutang Pelanggan Unit Pelaksana Induk)

DPP-UPI merupakan kumpulan dari seluruh database piutang pelanggan yang berada di kantor distribusi berisi data tagihan listrik dan non listrik yang diorganisasikan berdasarkan Identitas Pelanggan (IDPEL) dengan struktur data yang telah ditentukan. DPP-UPI tersimpan dalam hardware komputer berupa server dengan software untuk melakukan kegiatan pengolahan data.

2)Server Database

(20)

3)Hardware dan Peripheral Lainnya

Agar sistem PPOB berjalan handal, maka operasional DPP-UPI harus didukung perangkat lainnya, sesuai kebutuhan antara lain rack server, printer, modem dan lain sebagainya.

4)Jaringan dan Fasilitas Komunikasi

Data tagihan listrik pelanggan hasil proses billing (SOREK) harus segera dikirimkan dari unit pelaksana ke kantor distribusi untuk update ke DPP-UPI agar pelanggan bisa segera dilayani pembayaran tagihan listriknya di PPOB. Untuk itu diperlukan jaringan komunikasi agar data-data transaksi piutang dari unit pelaksana bisa ditransfer ke kantor distribusi.

Pilihan jaringan komunikasi bisa beraneka ragam sesuai kebutuhan dan kesiapan setempat (mulai dari wireless, dial up, dan sebagainya) dengan transfer data melalui FTP, internet, email atau fasilitas lainnya.

5)Software

 Sistem Operasi (untuk server dan client)  RDBMS untuk pengelolaan DPP-UPI

 Sistem aplikasi SIP3 (untuk pengolahan DPP-UPI) 6)SDM dan Organisasi Pengelola DPP-UPI

(21)

yaitu kegiatan pengelolaan DPP-UPI. Untuk itu diperlukan SDM dan Organisasi dengan kualifikasi tertentu yang berbeda dengan SDM yang ada di unit pelaksana sebagai berikut:

Tabel 3.1 Job Description SDM

No SDM TUGAS

1 Supervisor melakukan kontrol operasional

SIP3/PPOB

bertanggung jawab terhadap angka piutang

menjaga SOP dan SLA dengan pihak-pihak internal maupun eksternal

2 Database Administrator melaksanakan pengelolaan database bertanggung jawab terhadap kesiapan, keandalan dan keamanan database (kontinuitas sistem)

mengatur hak akses terhadap data

membangun sistem backup dan recovery data secara periodik

membuat perncanaan pengamanan kegagalan sistem

3 System Administrator melaksanakan pengelolaan hardware dan semua perangkat pendukungnya

bertanggung jawab terhadap kesiapan, keandalan dan keamanan semua hardware yang ada

mengatur penempatan ruangan hardware dan perangkat yang ada

(22)

bertanggung jawab terhadap kesiapan,keandalan dan keamanan semua perangkat komunikasi yang ada

menyiapkan network contigency plan

5 Operator melaksanakan upload/download data updating SOREK dan data transaksi lainnya ke DPP-UPI

pembinaan ke Unit Pelaksana

rekonsiliasi antara DPP-UPI dan fungsi keuangan guna mencocokan antara data dengan dana yang ada di bank

mendistribusikan data pelunasan PPOB ke unit pelaksana

7)Standar Operation Procedure (SOP)

PPOB adalah sebuah sistem dimana operasinya terkait langsung dengan proses bisnis internal PLN dan proses bisnis eksternal yaitu bank dan mitra-mitranya.

Untuk itu maka diperlukan SOP yang telah disepakati masing-masing pihak agar pelakasanaan PPOB berjalan dengan lancar,yaitu:

SOP internal: meliputi SOP di kantor Distribusi dan Unit Pelaksana, terutama yang berhubungan dengan masalah konsolidasi data. Apabila diperlukan maka bisa dituangkan melalui Surat Edaran GM

(23)

b. Perangkat Teknologi Informasi yang Harus Disiapkan Bank/Mitra Kerja PPOB

Dalam sistem PPOB ini seluruh pola bisnis diatur melalui kerjasama antara PLN dengan pihak bank/lembaga keuangan sebagai collecting agent. Selanjutnya semua fasilitas untuk melayani pembayaran tagihan listrik sepenuhnya disediakan pihak bank dan/atau mitra bank.

Untuk efisiensi dan keamanan, pihak bank bisa menggandeng switching company yang menyediakan jalur komunikasi dan gateway agar sistem perbankan bisa mengakses ke DPP-UPI.

Kesimpulannya bank bisa melakukan integrasi horizontal ke sisi hilir, yaitu menggandeng provider agar point of sales bisa online ke jaringan perbankan, dan juga integrasi horizontal ke sisi hulu, yaitu menggandeng switching provider agar jaringan perbankan bisa akses secara online ke DPP-UPI.

Sebagai konsekuensi,kerjasama pengembangan dan operasi dari sisi teknologi informasi lebih banyak dilakukan antara PLN sebagai biller dengan switching company karena pada praktiknya memang kedua pihak tersebut yang melakukan interface secara langsung.

(24)

2. Strategi Payment Point Online Bank

Dalam menjalankan system payment point online bank ini, PT PLN menerapkan dua strategi yaitu strategi implementasi dan strategi komunikasi.

a. Strategi Implementasi PPOB

1) Memberi pemahaman kepada seluruh pegawai, sehingga mendukung program PPOB

2) Memberi pemahaman kepada pengelola paymen point konvensional/KUD, bahwa saat ini pengelolaan payment point harus berpijak pada prinsip profesionalisme. Lembaga yang professional dalam pengelolaan keuangan adalah perbankan atau lembaga keuangan. 3) Sosialisasi kepad bank sebagai collecting agent.

4) Menghilangkan aktifitas penerimaan tagihan listrik yang dikelola PLN 5) Pemutusan hubungan kerjasama dengan pengelola payment point

konvensional/KUD dengan scenario payment point tersebut mengajukan pengunduran diri.

6) Addendum Perjanjian Kerjasama(PKS) Bank

(25)

Tabel 3.2

Proses Implementasi PPOB

APJ BULAN PENGALIHAN MITRA BARU

Bandung Maret 2007 Bank Bukopin

Bogor, Tasik Malaya Mei 2007 Bank Bukopin

Karawang Juni 2007 Bank Bukopin

Bekasi, Purwakarta Juli 2007 Bank Bukopin

Cirebon, Cimahi, Banten, Sukabumi

Agustus 2007 Bank Bukopin

Cianjur, Garut September 2007 Bank Bukopin

Sumedang,Majalaya Oktober 2007 Bank Bukopin/BPR KS

Depok Januari 2007 PT Pos

b. Strategi Komunikasi PPOB

1) Menghindari penggunaan branding PRAQTIS karena kesa yang muncul PRAQTIS adalah produk PLN sehingga resiko resistensinya sangat besar. 2) Tagline pesan “BAYAR LISTRIK MUDAH DIMANA SAJA” akan lebih

relevan dan mengena untuk digunakan di unit manapun dalam sosialisasi payment point bank.

3) Sosialisasi dilakukan bersama-sama dengan pihak bank dan posisi bank didepan (leading) dalam pelaksanaannya.

4) PT PLN (Persero) DJBB hanya menyampaikan bahwa “PLN mengalihkan

pengelolaan pembayaran rekening listrik ke bank”, dengan alasan

pengalihan demi keuntungan bagi pelanggan dan masyarakat

(26)

6) Perlu upaya untuk menggandeng media massa local yang cukup berpengaruh dan lembaga konsumen dalam proses sosialisasi

Strategi komunikasi system Payment Point Online Bank terbagi kedalam dua strategi khusus dala sosialisasi PPOB, yaitu:

1. Komunikasi Normatif

 Iklan Media, konferensi pers  Penyebaran brosur, spanduk, leaflet

 Audiensi ke otoritas, launching (peluncuran), surat dan hearing dengan wakil rakyat di DPRD

2. Manajemen Konflik

 Testimonial di media maupun saat launching  Pengalihan isu

 Koalisi dengan berbagai pihak

3.3.2 Kerjasama PLN Dengan Mitra Kerja Dalam PPOB Pada PT PLN (Persero) DJBB

Dalam menjalankan sistem Payment Point Online Bank (PPOB), PT PLN DJBB bekerjasama dengan beberapa mitra kerja,yaitu:

(27)

Transfer dan lainnya. Untuk melihat lebih jelas mitra kerja mana saja yang bekerjasama dengan PLN dapat dilihat pada lampiran 6.

2. PLN bekerjasama dengan jasa provider komunikasi data sebagai fasilitator komunikasi dari transaksi yang terjadi. Provider hilir merupakan institusi yang digandeng oleh perbankan untuk menyediakan infrastruktur agar mitra bisa terhubung ke switching company.

3. PLN juga bekerjasama dengan Switching company. Switching Company adalah institusi yang berfungsi sebagai gateway (perantara) yang menghubungkan antara jaringan perbankan dengan database PT PLN DJBB. Dalam PPOB peranan switching company berfungsi sebagai gateway (perantara) membuat hubungan komunikasi anatara jaringan perbankan dengan database PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten berjalan sesuai dengan standar database masing-masing. Ada 4 (empat) switching company yang berperan sebagai perantara komunikasi anatara jaringan perbankan dengan database PLN, yaitu:

a.Sarana Yukti Bandana (SYB) b.Artajasa (AJ)

c.Flash Mobile (FM)

d.Valuestream International (VSI).

(28)

mengoptimalkan network-nya bekerjasama jasa provider komunikasi dan (DPP-UPI) PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, menyediakan sarana untuk proses transaksi pembayaran rekening listrik dan tagihan lainnya dari pelanggan dalam sistem Payment Point Online Bank (PPOB) . Biaya administrasi yang terjadi dari pola kerjasama ini merupakan hak/wewenang bank, pos atau jasa keuangan lainnya sebagai mitra kerja PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten,menjadi beban pelanggan.

Dengan kerjasama yang dilakukan oleh PLN dengan mitra bank ini maka dana atau pendapatan yang diterima oleh PLN secara otomatis akan masuk ke rekening PLN sehingga kasus penggelapan,kehilangan ataupun penyalahgunaan dana pendapatan tagihan listrik tidak akan terjadi lagi. Akan tetapi dari pihak PLN belum ada pengawasan secara khusus pada collecting agent ataupun mitra kerja sehingga masih ada bank yang tidak mentransfer uang tagihan secara langsung pada account PLN dan dampaknya ada beberapa mitra yang telah di cut oleh PLN.

3.3.3 Sistem Payment Point Online Bank Pada PT PLN (Persero) DJBB

Payment Point Online Bank (PPOB) merupakan layanan pembayaran tagihan

(29)

ada lagi loket pembayaran yang langsung dikelola oleh pegawai PLN atau tidak kerjasama secara langsung dengan KUD-KUD pengelola loket pembayaran.

Dengan berjalannya Sistem Payment Point Online Bank (PPOB), beberapa proses bisnis yang selama ini berjalan dapat disederhanakan. Dalam proses pembayaran tagihan listrik PT PLN (Persero) Disribusi Jawa Barat dan Banten tidak lagi berkerjasama secara langsung dengan payment point konvensional, tetapi hanya bekerjasama dengan pihak bank, pos atau lembaga keuangan lainnya.

Disamping meningkatkan efisiensi, sistem PPOB juga berdampak pada peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Pelanggan bisa membayar dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja melalui delivery channel (antara lain ATM, Teller Autodebet, Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking, SST, EDC,

Transfer, RTGS) atau mitra bank, baik perorangan maupun badan usaha. Pola mitra bisa dikembangkan tidak hanya untuk pembayaran Telkom, PAM, cicilan kendaraan bermotor dan lain-lain

Peranan switching company sebagai institusi yang berfungsi sebagai gateway (perantara) membuat hubungan komunikasi antara jaringan perbankan dengan database PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten berjalan sesuai dengan standar database masing-masing.

(30)

Gambar 3.2 Konfigurasi Sistem PPOB Distribusi Jawa Barat Dan Banten

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada empat switching company yang berperan sebagai perantara komunikasi antara jaringan perbankan dengan database PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten yaitu Sarana Yukti Bandana (SYB), Artajasa (AJ), Flash Mobile (FM) dan Valuestream International (VSI).

(31)

provider hilir untuk menyediakan infrastruktur agar mitra bisa terhubung ke switcing

company. Provider menyediakan fasilitas kepada bank agar setiap saat bisa melihat log transaksi dan membantu komunikasi dengan mitra di lokasi yang tidak tersentuh

oleh infrastruktur perbankan.

Dengan memanfaatkan jaringan kerja (network) dari mitra kerja, maka implementasi dari program PPOB ini dapat menjangkau seluruh wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan pemanfaatan jaringan kerja (network) mitra kerja, memudahkan implementasi program PPOB ke seluruh unit pelaksana (UPJ/APJ)

Sebagian besar bank,baik yang menjadi leader maupun tidak, ikut berperan dalam implementasi program PPOB ini, ditambah dengan PT POS Indonesia yang mempunyai jaringan sampai ke pelosok daerah membuat proses transaksi dengan pelanggan melalui system PPOB relative lebih mudah dan luas jangkauannya. Tercatat beberapa bank, baik swasta maupun pemerintah seperti Bank Bukopin, Bank Danamon, BPRKS, Bank Jabar, Bank BNI dan lain-lain, menjadi mitra kerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa barat dan Banten.

Secara garis besar mekanisme dari sistem Payment Point Online Bank (PPOB) adalah sebagai berikut:

Pelanggan melakukan pembayaran melalui Payment Point Online Bank

(32)

Mitra Payment Point atau pelanggan pengguna delivery channel bank mempunyai rekening deposit di Bank

Pembayaran atau pelunasan rekening listrik akan mengurangi jumlah dana mitra payment point atau pelanggan pengguna delivery channel bank di rekening deposit bank.

Setelah transaksi pembayaran atau pelunasan, menjadi kewajiban pihak bank untuk mentransfer ke rekening receipt PT PLN (Persero) DJBB

Kantor distribusi melakukan rekonsiliasi penerimaan dana receipt dengan bank secara berkala

Kantor distribusi mendistribusikan laporan penerimaan dana receipt kepada unit-unit pelaksana untuk dilakukan pembukuan

3.3.4 Manfaat Sistem Payment Point Online Bank Pada PT PLN (Persero) DJBB

System Payment Point Online Bank diciptakan sebagai penyempurnaan dari

(33)

bank. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7 mengenai jumlah payment point.

PPOB memunculkan peluang bisnis baru dimana pelanggan tidak hanya bisa memanfaatkan payment point untuk membayar tagihan listrik, tetapi berkat kerjasama dengan mitra kerja yang pembayarannya dapat dilakukan melalui delivery channel maka PPOB bisa juga digunakan untuk pembayaran telepon, PAM, cicilan kendaraan bermotor dan lain-lain. Selanjutnya pemanfaatan infrastruktur komunikasinya bisa sampai ke pelosok. Selain itu PPOB juga dapat memberikan manfaat penghematan biaya bagi masyarakat dan negara, ini dapat dilihat pada lampiran 8 mengenai analisis penghematan biaya.

(34)

Secara sistem, PPOB dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:

Gambar 3.1

Pembayaran Tagihan Listrik dan Tagihan Lainnya Sistem PPOB

Dalam gambar dapat terlihat loket pembayaram (payment point) secara sistem terlepas dari hubungan secara langsung dengan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, selanjutnya diasuh oleh bank atau jasa keuangan lainnya sebagai pembina mitra.

Bank dan jasa keuangan lainnya menyediakan sendiri seluruh infrastruktur komunikasi, aplikasi dan perangkat frontliner interface (PC atau EDC), menggandeng switching company dan provider hilir untuk menyediakan seluruh infrastruktur yang dibutuhkan mitra. Delivery channel bank yang fasilitas perbankan seperti ATM, Teller, Autodebet, Internet banking, SMS banking, Mobile Banking,

(35)
(36)

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten mengenai Tinjauan Atas Payment Point Online Bank dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perangkat teknologi informasi yang harus disiapkan PLN yaitu DPP-UPI (Database Piutang Pelanggan Unit Pelaksana Induk), Server Database, Hardware dan Peripheral Lainnya, Jaringan dan Fasilitas Komunikasi, Software dan SDM dan Organisasi Pengelola DPP-UPI, sedangkan perangkat teknologi informasi yang harus disiapkan Bank/Mitra Kerja PPOB yaitu Menggandeng switching company sebagai perantara antara perbankan dengan DPP-UPI, Collecting agent yang menghubungkan mitra dengan dengan switching company, Loket Pembayaran (Payment Point), Infrastruktur komunikasi, aplikasi dan perangkat frontliner interface (PC atau EDC), dan Delivery Channel bank fasilitas perbankan. Untuk kesuksesan system Payment Point Online Bank ini, PT PLN melakukan 2 strategi yaitu strategi implementasi PPOB dan strategi komunikasi.

(37)

yang berperan sebagai perantara komunikasi anatara jaringan perbankan dengan database PLN, yaitu Sarana Yukti Bandana (SYB), Artajasa (AJ), Flash Mobile (FM) dan Valuestream International (VSI).

3. Payment Point Online Bank (PPOB) merupakan layanan pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya secara online real-time, diselenggarakan PLN, bekerjasama dengan dunia perbankan dan memanfaatkan fasilitas perbankan. Payment Point Online Bank (PPOB) dapat membatu pengamanan penerimaan pendapatan PLN serta percepatan aliran dana tunai karena uang tagihan listrik dari pelanggan langsung masuk ke account PLN di bank sehingga resiko pengelolaan kas PLN menjadi minimum. Dalam sistem PPOB ini peranan KUD menjadi berkurang.

4. PPOB memunculkan peluang bisnis baru dimana pelanggan tidak hanya bisa memanfaatkan payment point membayar tagihan listrik, tetapi berkat kerjasama dengan mitra kerja yang pembayarannya dapat dilakukan melalui delivery channel maka PPOB bisa juga digunakan untuk pembayaran telepon, PAM, cicilan kendaraan bermotor dan lain-lain. . Selanjutnya pemanfaatan infrastruktur komunikasinya bisa sampai ke pelosok.

4.2 Saran

(38)

menyusun strategi yang tepat untuk kesuksesan perusahaan.

2. PLN harus segara mengadakan pengawasan khusus pada collecting agent ataupun mitra kerja agar system payment point online bank ini dapat berjalan dengan baik sehingga tidak adalagi penggelapan dana pendapatan tagihan listrik yang seharusnya masuk ke account PLN.

3. PLN harus terus mengembangkan terus system PPOB ini karena system ini sangat membantu terhadap pengamanan pendapatan perusahaan.

(39)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh:

Nama : Ade Melyawati

NIM : 21207075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(40)

i

Esa, karena berkat karunia dan rahmatnya, penulis dapat mnyelesaikan Laporan Kerja Praktek. Tujuan penulisan kerja praktek ini adalah untuk mengaplikasikan apa yang telah penulis pelajari di kampus ke dalam dunia kerja dengan melakukan penelitian berjudul TINJAUAN ATAS PAYMENT POINT ONLINE BANK (PPOB) PADA PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran darisemua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan Kerja praktek ini.

Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati. Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

(41)

ii Kerja Praktek.

6. Pembimbing PKL Bapak Prabowo Budi C yang telah membimbing saya selama kerja praktek di PT PLN DJBB dan membantu menentukan judul laporan kerja praktek.

7. Kepada kedua orangtua dan keluarga besar yang saya sayangi dan cintai khususnya kakak saya tercinta Sinta Trisnawati, terimakasih kalian selalu mendoakan yang terbaik untuk saya serta memberikan dorongan dan motivasi baik secara moril maupun materil.

8. Sahabat-sahabat yang tergabung dalam Govergi Family, Ell terong, Vie sampeu dan Dest cau, terimakasih atas semua waktu kalian untuk membantu saya menyelesaikan laporan ini.

9. Untuk rekan-rekan ditempat kerja terutama Bapak Zeni selaku staf akuntansi yang telah membantu saya memberikan informasi tentang penelitian

“terimakasih banyak Bapak”, selanjutnya untuk Bapak Bilal, Bapak Hanafi

dan untuk Teh Sesil yang telah mau memberi masukan berguna kepada saya. 10.Terakhir saya ucapkan terimakasih pada Iip Sutrisno (aa bandrosku sayang)

atas semangat dan kasih sayang yang telah diberikan kepada saya. Love you. Penulis,

(42)

1. Data Pribadi:

Nama : Ade Melyawati NIM : 21207075

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 24 Mei 1989 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam Umur : 21 Tahun Status : Lajang Domisili : Bandung Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Kp Jati No.59 Cimahi

2. Data Pendidikan:

2000/2001 : SD Negeri Bojong 1 2003/2004 : SMP Pasundan 2 Cimahi 2006-2007 : SMA Negeri 6 Cimahi

(43)

3) Himpunan Mahasiswa Manajemen Periode 2008-2009 4) Protokoler Universitas Komputer Indonesia 2010-sekarang

Demikian data riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Saya yang bersangkutan,

(Ade Melyawati)

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi
Job DescriptionTabel 3.1  SDM
Tabel 3.2 Proses Implementasi PPOB
Gambar 3.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

[r]

Berdasarkan hal di atas, penulis akan menitik beratkan pada permasalahan majas metonimia yang digunakan pada tuturan bahasa Jepang yang terdapat dalam dorama.. Jepang yang

Eko Prasetyo menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia yang selalu berganti-ganti arah (diwujudkan dengan pergantian kurikulum) hanya menguntungkan segelintir pihak

Ketiga, skripsi yang disusun oleh Riduansyah Putra, dengan judul “Implementasi Qanun No. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Qanun No. 6 Tahun 2014 Tentang

Pada studi pendahuluan metoda ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perlapisan tanah dan batuan serta struktur geologi yang akan dibangun secara makro, sehingga dalam

Understanding the indigenous low temperature-adapted bacteria (psychro- philic) and high pressure-adapted bacteria (barophilic) diversity has important implications for

Pendek kata, hukum progresif bersifat membebaskan diri dari dominasi tipe hukum liberal yang tidak selalu cocok diterapkan pada negara-negara yang telah