• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP HARAPAN MANDIRI MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP HARAPAN MANDIRI MEDAN."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE

KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS VIII SMP HARAPAN MANDIRI MEDAN

TESIS

OLEH

JUDIKA.A.MANIK NIM. 8126122026

Tesis ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Manik. A. Judika. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mandiri Medan. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hasil belajar geografi siswa SMP Harpan Mandiri Medan yang diajar dengan model pemeblajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan hasil belajar geografi yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe jigsaw, (2) secara keseluruhan, siswa yang memiliki kepribadian tipe esktrovert memiliki hasil belajar geografi yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan Mandiri Medan.

Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Harapan Mandiri Medan kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 terhadap hasil belajar Geogra fisiswa. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan tipe kepribadian siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 42 untuk eksperimen dan 42 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.

Temuan penelitian menunjukan (1) Hasil belajar Geografi Siswa harapan madiri Medan yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw pada taraf signifikan = 0,05 dengan Fh sebesar 4,08 dan Ftabel = 3,96, jadiFhitung> Ftabel = 4,08>3,96. Hipotesis Telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak. (2) hasil perhitungan tentang perbedaan hasil belajar Geografi antara kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 27,45 dan Ftabel = 3,96jadi Fhitung> Ftabel = 27,45>3,96, maka hipotesis telah teruji kebenaranya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) Besarnya rata-rata hasil belajar Geografi setiap pembelajaran A1B1 = 45,42dan A1B2 = 36,96 sedangkan A2B1 = 39,71dan A2B2 = 38,05. Hasil perhitungan Anava Factorial diperoleh hasil perhitungan Fh = 14,01 dan harga tabel adalah Ft(0,05)(1,80) = 3,96, sehingga dapat dinyatakan Fh(14,01) > Ft(3,96), maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima Ho ditolak.

(5)

ii ABSTRACK

MANIK. A. JUDIKA. (2015) Effect of Cooperative Learning Models And Personality Types Of Student on the Learning Outcomes Geography Class VIII SMP Harapan Mandiri Medan. Thesis , Department of Educational Technology , Graduate University of Medan

This study aims to determine: (1) the results of junior high school students to learn geography field of Good Hope Self taught by cooperative models TSTS pemeblajaran higher than the results of learning geography is taught with jigsaw-type learning model, (2) overall, students who have a personality type esktrovert geography education outcomes are higher than students who have introverted personality type, (3) there is an interaction between cooperative learning and personality types of the junior high student learning outcomes Geography of SMP Harapan Mandiri Medan.

This research was conducted at the junior high school students of class VIII Harapan Mandiri Terrain semester academic year 2013/2014 on learning outcomes geography. The sampling technique used by cluster random sampling based on the type of personality of students, so that the study sample in each study group consisted of 42 to 42 people for the experimental and control groups. The method used is a quasi experiment with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two lanes with a significance level α = 0.05 by F test, further testing using Scheffe test.

The research findings show (1) Results of Geography Students learn self-Terrain hope taught by cooperative learning model TSTS higher than the learning model of Jigsaw at significance level = 0.05 to 4.08 and Ftabel Fh = 3.96, jadiFhitung> Ftable = 4.08> 3.96. The hypothesis has been verified Ha Ho accepted and rejected. (2) the results of the calculation of the difference between the results of learning geography students who have personality types extrovert and introvert personality type at significance level α = 0.05 at 27.45 and Ftabel Fh = 3,96jadi F count> F table = 27.45 > 3.96, the hypothesis has been tested kebenaranya Ha Ho accepted and rejected, (3) the average size of each learning outcome study Geography 45,42dan A1B2 A1B1 = = 36.96 while 39,71dan A2B2 A2B1 = = 38.05. Factorial ANOVA calculation results obtained calculation results Fh = 14.01 and the price table is Ft (0.05) (1.80) = 3.96, so that it can be stated Fh (14.01)> Ft (3.96), then hypothesis has been verified accepted Ha Ho is rejected.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mandiri Medan ”. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar master kependidikan di Program

Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan

(UNIMED).

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika,

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitiaan ini

merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan

menggunakan strategi pembelajaran. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan

tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik

langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan

memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan

penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Kepada Ayahanda Albert Manik, Ibunda Nurpina Simanullang, Kakak dan

abang ku Elfrida Manik, SE, Reynhart Manik, SE, David Manik, Seprinalia

Manik, S.Pd dan Adikku July Drusilla Manik, SE. ananda ucapkan terima kasih

(7)

yang menyejukkan hati serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd, selaku Dosen pembimbing I dan

Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II. Untuk

membimbing dan mengarahkan penulisan. Sumbangan pikiran yang amat

berharga sejak awal pemunculan ide dan kritik demi kritik serta pertanyaan kritis

guna mempertajam gagasan telah membuka dan memperluas cakrawala berpikir

penulis dalam penyusunan tesis ini. Juga untuk dorongan beliau agar penulis

segera menyelesaikan studi secepatnya.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd , Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul,

M. Pd , Bapak Dr. Restu Hariadi, M. Pd selaku Narasumber yang telah banyak

memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd, selaku

Ketua dan Sekretaris Program Teknologi Pendidikan yang setiap saat

memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

5. Direktur, Asisten Direktur I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana

UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis

menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi

pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis

ini, Bapak Asrul, S. Pdi sebagai staf Prodi Teknologi Pendidikan yang telah

banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed

7. Kepala Sekolah SMP Harapan Mandiri Medan, Rusmayadi S.pd,MM yang telah

(8)

8. Serta rekan-rekan satu angkatan 2012 dari Program Studi Teknologi Pendidikan

yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis

ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua yang telah diberikan oleh

Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis

ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi

Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan

kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Februari 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Hasil Belajar geografi ... 12

2. Hakikat Model Pembelajaran kooperatif ... 23

a. Model Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray 30

b. Model Pembelajaran Kooperatif Jiggsaw ... 42

3. Hakikat Tipe Kepribadian Siswa ... 49

B. Penelitian Yang Relevan ... 60

C. Kerangka Berpikir ... 62

D. Pengajuan Hipotesis ... 68

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 69

C. Metode Penelitian dan Rancangan penelitian ... 70

D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan

G. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 78

2. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 81

(10)

b. Taraf Kesukaran ... 81

c. Uji Reliabilitas ... 82

H. Teknik Analisis Data ... 82

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 85

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 95

1. Uji Normalitas Data ... 95

2. Homogenitas Varian Sampel ... 97

C. Pengujian Hipotesis ... 99

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106

E. Keterbatasan Penelitian ... 124

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.

Simpulan

B.

Implikasi

C.

Saran

D

AFTAR PUSTAKA ………

129

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Rata- rata geografi SMP Harapan Mandiri Tahun ajaran 2012/2013 7

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran TSTS ... 38

9. Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Kooperatif TSTS 85

10.Hasil Belajar geografi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw ... 87

11.Hasil belajar Geografi siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert ... 88

12.Hasil belajar Geografi siswa dengan tipe kepribadian Introvert ... 89

13.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS dengan tipe kepribadian Ekstrovert ... 90

14.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS dengan tipe kepribadian Introvert ... 91

15.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif Jigsaw dengan tipe kepribadian Ekstrovert... 93

16.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif Jigsaw dengan tipe kepribadian Introvert ... 94

17.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS Dan model pembelajaran Jigsaw ... 95

18.Rangkuman uji normalitas hasil belajar geografi siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert ... 96

(12)

20.Perhitungan homogenitas hasil belajar geografi siswa ang dibelajarkan

dengan model pemebelajaran koperatif tipe TSTS dan Model pembelajaran

tipe Jigsaw ... 97

21.Uji homogenitas ... 98

22.Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas kelompok model pembelajaran menurut tipe kepribadian ekstrovert dan introvert ... 98

23.Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif... 99

24.Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 ... 100

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS 86

2. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Jigsaw… 87

3. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe kepribadian

ekstrovert ... 88

4. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe kepribadian

introvert ... 89

5. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan

tipe kepribadian ekstrovert ... 91

6. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan

tipe kepribadian Introvert ... 92

7. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Jigsaw

dengan tipe kepribadian ekstrovert ... 93

8. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan

tipe kepribadian Introvert ... 95

9. Interaksi model pemebelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe TSTS ... 130

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ... 166

3. Instrumen Tes Hasil Belajar geografi ... 191

4. Instrumen Tes Tipe kepribadian ... 198

5. Skenario Model Pembelajaran ... 200

9. Analisis Butir Soal Hasil Belajar Geografi ... 201

10. Data Induk Penelitian ... 202

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.

Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional

tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan

pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendas

ar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan

kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan

kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di

tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas

membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang

adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal

maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan

negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan

sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita

seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah

bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam

peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di

berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal itulah

yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan

sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenu

hi pembangunan bangsa di berbagai bidang.

(16)

Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan

sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years

Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan

sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years

Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang

mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah

efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi

masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus

dalam dunia pendidikan yaitu: (1). Rendahnya sarana fisik,(2).Rendahnya kualitas

guru, (3). Rendahnya kesejahteraan guru, (4).Rendahnya prestasi siswa,(5).Renda

hnya kesempatan pemerataan pendidikan, (6) .Rendahnya relevansi pendidikan de

ngan kebutuhan,(7). Mahalnya biaya pendidikan.

Model pemebelajaran Kooperatif khususnya Mata pelajaran Geografi perlu

diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali

mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif

serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan geografi kepada siswa,

apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti

komunikasi dalam pembelajaran geografi cenderung berlangsung satu arah

umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka

pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa)

merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan geografi kepada

siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi,

(17)

direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu

pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya,

kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik

(siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan

sumber-sumber belajar yang ada.

Menurut Muchit (2007) menyatakan bahwa tidak semua guru memiliki

kemampuan dalam penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Guru juga

tidak semuanya memiliki kemampuan dalam melakukan model pemebelajaran,

apalagi dalamkonteks pemelajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

akibatnya pembelajaran dilakukan asal jalan, asal materi disampaikan, dan asal

materi habis, soal peserta didik memahami materi atau kurang mendapat perhatian

dari guru. Pada kenyataan yang terjadi dilapangan guru yang menggunakan model

pembelajaran ekspositori terlalu banyak memberikan arahan dan mengabaikan

salah satu langkah penting yaitu menarik perhatian siswa dengan cara

memaparkan manfaat informasi yang terdapat dalam materi yang dipelajari

sehingga infomasi tersebut lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya kecenderungan sekolah-sekolah membentuk kelas-kelas unggulan

atas dasar prestasi akademik dewasa ini patut dikaji ulang. Apakah kecenderungan

itu didasari atas pertimbangan yang sejalan dengan tujuan pendidikan kita ataukah

karena pertimbangan lain sesuai dengan permintaan pasar yang bersifat sesaat?

Terlepas dari mana yang benar, fenomena yang muncul dalam sistem

persekolahan yang ada sekarang ini cenderung memperlakukan siswa secara

kurang adil dan kurang humanistis. Siswa pandai diberi label unggul dengan

(18)

memperoleh label kurang dan predikat negatif yang lain. Siswa pada kelompok

unggul berkompetisi secara keras dan cenderung individualistik. Sementara siswa

di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, frustasi dan selanjutnya menerima

keadaan itu.

Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif dan individualistik

dalam pendidikan kita adalah model pembelajaran langsung (model pembelajaran

Jigsaw). Pada pembelajaran Jigsaw, guru menjadi pusat pembelajaran, berperan

mentransfer dan meneruskan (transmit) informasi sehingga siswa tidak perlu

mengkonstruksi ide-idenya. Tingkat partisipasi siswa sangat terbatas karena arus

interaksi didominasi oleh guru. Bentuk penugasan dalam pembelajaran ini bersifat

individual. Sebagai konsekuensinya, evaluasi yang diterapkan dikelaspun juga

individual.

Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini

sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya

bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan

awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang

berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi,

keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar

diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.

Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan

belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi

(19)

yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran

yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran

di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Wagitan (2006:88) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan

bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan

efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama

antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran

kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke

pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran

kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang

lebih penting lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.

Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat

besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan

kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif,

siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam

kelompok.

Selain model pembelajaran sebagai faktor luar yang mendukung hasil

belajar siswa, juga terdapat faktor- faktor dari dalam diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar salah satu diantaranya tipe kepribadian . Tiap orang

(20)

kepribadian yang ada pada diri seseorang sedikit banyaknya mempengaruhi hasil

belajarnya.

Banyak ahli mendefinisikan kepribadian dan masing – masing memiliki

perbedaan pandangan . Jung seperti dikutip oleh Hall & Lindzey,(2005 : 181)

melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur, Jung

menekankan asal usul kepribadian pada ras. Manusia membawa banyak

kecenderungan yang diwariskan oleh leluhurnya, kecenderungan ini membimbing

tingkah lakunya dan sebagian menentukan apa yang akan disadari dandirespon

dalam dunia pengalaman. Kepribadian menimbulkan hal –hal positif yang ada

pada diri siswa. Hal ini sangat penting dalam mengembangkan potensi yang ada

pada diri siswa.

Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang

menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini

terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang

kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain.

Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk

badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan,

banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.

Dalam setiap pertemuan belajar geografi sebagian peserta didik tidak

terlalu bergairah dan cenderung pasif,sikap kurang antusias ketika pelajaran

berlangsung disebabkan salah satunya adalah problem yang bersifat metodologis,

yaitu problem yang berkaitan dengan upaya atau proses pemebelajaran yang

menyangkut masalah kualitas penyampaian materi, kualitas interaksi antara guru

(21)

Materi akan mudah diterima dan dipahami peserta didik jika guru tidakmemilki

problem metodologis dalam pembelajaran.

Pemahaman materi geografi pada setiap pertemuan dikelas masih sangat

kurang maksimal, urutan pembelajaran yang dilakuakan di SMP Harapan Mandiri

Medan sesuai dengan rencana pembelaran yang sudah disediakan guru. Proses

pemebelajaran yang dilakukan selama beberapa tahun cenederung melakukan

pemebajaran ekspositori dan pembelajaran langsung. Hal ini dilihat dari rata- rata

nilai geogrfi peserta didik SMP Harapan Mandiri Medan kelas VII pada tahun

2012/2013

Tabel 1. Nilai rata-rata geografi kelas VII SMP Harapan Mandiri Medan

No Kelas Nilai rata-rata Geografi KKM

1 VIII A 68 70

2 VIII B 66 70

3 VIII C 66 70

Data empirik hasil belajar geografi di SMP Harapan Mandiri Medan masih

tergolong cukup, namun hakekat belajar bukan hanya berorientasi pada hasil

tetapi juga diperhatikan bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung,

apakah proses pembelajaran tersebut benar-benar menggali dan menghargai

peserta didik, atau apakah semata-mata mengejar target angka untuk kelulusan

peserta didik.

Penekanan yang lebih kuat pada pengajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir, mengemukakan

pendapat, menghargai pendapat teman dan menggali potensi yang ada pada

(22)

maupun sebagai subjek dalam kegiatan belajar yang tentunya akan berdampak

pada meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami dan mendalami

materi.

Dalam meningkatkan hasil belajar geografi peserta didik dibutuhkan

sebuah model pembelajaran yang mampu untuk lebih memberdayakan peserta

didik dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang

diduga dapat memakssimalkan pemahamana peserta didik adalah model

pembelajaran kooperatif yang merupakan model pembelajaran yang berorientasi

kepada saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi

personal keahlian kerjasama, dan proses kelompok antara peserta didik

(Djamarah, 2010). Model pembelajaran kooperatif menekan pada pola kerjasama

peserta didik dalam membantu kelompok kecil dan lebih menginginkan

penghargaan kelompok daripada penghargaan individual. Kerjasama yang

dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar dapat memberi berbagai

pengalaman belajar yang baik serta menarik perhatiannya, karena peserta didik

lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, menentukan pilhan, dan

mengembangkan kebiasaan yang baik.

Tipe kepribadian ini memiliki ciri-ciri yang saling bertolak belakang satu

dengan lainnya. Eysenck (dalam McFatter, 1994) menyatakan bahwa salah

satu sifat individu yang bertipe extrovert adalah bersifat sosial, individu

yang bersifat sosial suka berkenalan dengan teman-teman baru dan lebih sering

terlibat dalam kegiatan- kegiatan organisasi sosial. Dilihat dari ciri aktivitas

(23)

dalam aktivitas sosial yang berdampak pada banyaknya waktu dan

perhatian yang tercurah dalam aktivitas sosial tersebut.

Aktivitas sosial yang dimaksud termasuk kesukaan bergaul dengan

banyak orang. Siswa extrovert dengan mudah membangun suatu hubungan .Hal

ini mengakibatkan kurangnya perhatian dan waktu yang cukup untuk belajar,

dalam hal ini belajar mata pelajaran geografi. Eysenck (Eysenck & Wilson,

1976) juga menegaskan bahwa individu yang bertipe kepribadian

extrovert lebih menyukai orang daripada buku. Hal ini mempertegas bahwa siswa

yang extrovert lebih cenderung menggunakan waktunya untuk bersosialisasi

dengan siswa lain dari pada menggunakan waktunya untuk belajar mata pelajaran

Geografi, Sementara individu yang bertipe introvert memiliki ciri menarik diri

dari lingkungan pergaulan kecuali dengan teman yang cukup dikenalnya/akrab

karena mengandung sifat pemalu juga. Hal ini membuka peluang yang lebih

besar bagi siswa yang introvert untuk menggunakan waktu untuk belajar,

Hal ini sesuai dengan ciri individu yang memiliki kecenderungan tipe introvert

lebih menyukai buku daripada orang,

Pemecahan masalah geografi diyakini merupakan salah satu materi

penting dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari akan hal tersebut, maka sebagai

pendidik harus senantiasa mengusahakan agar pemecahan masalah geografi dapat

dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan

adalah dengan meningkatkan pendekatan kepada peserta didik lebih secara

pribadi, melalui kesadaran bahwa setiap manusia berbeda, baik perbedaan tingkah

laku maupun terlebih pada perbedaan proses berpikir. Pendidik seharusnya

(24)

yang bersesuaian sehingga suasana belajar lebih terasa mudah dan menyenangkan

bagi peserta didik. Perbedaan yang muncul pada setiap manusia, diyakini oleh

para ahli psikologi akibat perbedaan kepribadian. Kepribadian yang berbeda pada

setiap manusia, ternyata dapat digolongkan berdasar kesamaan

kecenderungannya, hingga membuahkan penggolongan tipe kepribadian. Pada

penelitian kali ini, penggolongan tipe kepribadian dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipr

ekstrovert dan introvert, setiap tipe kepribadian mempunyai perbedaan profil

proses berpikir dalam menyelesaikan masalah. Berdasar profil proses berpikir

yang didapat, akan dibuat model pembelajaran berbasis tipe kepribadian. Dengan

merancang Model Pembelajaran kooperatif. Tipe Kepribadian, maka model

pembelajaran yang dibuat diharapkan membantu peserta didik dalam proses

pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal, karena model pembelajaran

yang sesuai untuk masing-masing peserta didik menyebabkan peserta didik

merasa segala sesuatunya berjalan dengan lancar, hingga diharapkan dapat

menaikkan keaktifan, dan pemahaman peserta didik pada bidang studi geografi.

Penyesuaian Diri pada peserta didik amatlah dibutuhkan dalam

meningkatkan kualitas hubungan antara individu dengan individu lainnya dan

hubungan individu dengan lingkungannya. Adjustment itu sendiri adalah

mencakup aspek kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan

social dan tanggung jawab. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian

diri yang baik (Well Adjustment) adalah kepribadian ekstrovert, yaitu mempunyai

orientasi diri keluar atau ekstrovert, siswa yang mempunyai kepribadian

(25)

terhadap situasi, atau masalah-masalahnya dan bersifat fleksibel dalam

berpikirnya

Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diduga

dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dan

saling membantu dalam memahami materi pembelajaran dan dapat juga menarik

minat dan perhatian peserta didik melaluiperanan guru sebagai motivator yang

kreatif dalam upayanya meningkatkan motivasi peserta didik.

Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam peneliyian ini diduga

dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dan

saling membantu dalam memahami materi pembelajaran dan dapat juga menarik

minat dan perhatian peserta didik melaluiperanan guru sebagai motivator yang

kreatif dalam upayanya meningkatkan motivasi pesrta didik.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat didentifikasikan masalah

sebagai berikut: (1) bagaimanakah urutan penyampaian materi geografi yang

baik? (2) Bagaimana strategi/nodel mempertimbangkan karakteristik/ hakikat dari

mata pelajaran yang diasuhnya menyamapaikan pembelajaran kepada siswa ? (4)

Adakah guru mengetahui berbagai model pembelajaran dalam pemebelajaran

geografi ? (4) Apakah guru telah memanfaatkan bahan-bahan bacaan atau pustaka

yang tersedia untuk memperkaya bahan ajar siswa? (5) Apakah terdapat

perbedaan hasil belajar jika diajarkan dengan model pembelajaran yang berbeda?

(6) Apakah model pembelajaran two stay two stray (TSTS) dapat meningkatkan

(26)

TSTS lebih tinggi dari pada yang diterapkan dengan model JIGSAW ? Adakah

pengaruh tipe kepribadian terhadap hasil belajar siswa?

C.Pembatasan Masalah

Bertitik tolak dari identifikasi masalah, maka masalah yang akan dikaji

pada penelitian ini dibatasi masalah yang berkaitan dengan (1) Hasil belajar

geografi siswa Kelas VIII SMP Harapan mandiri Medan. (2) Model Pembelajaran

dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

pendekatan TSTS (two stay two Stray) dan model pembelajaran Jigsaw dan

pengaruhnya terhadap hasilbelajar siswa. (3) Karakteristik siswa terdiri atas tipe

keprbadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert (4) Hasil belajar siswa

dibatasi pada mata pelajaran Geografi siswa SMP Harapan Mandiri kelas VII

semester genap.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah

yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah hasil belajar Geografi siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dari siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ?

2. Apakah hasil belajar Geografi siswa yang memiliki tipe kepribadian

ekstrovert lebih tinggi dari siswa yang memiliki tipe kepribadian

introvert?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan

(27)

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

tentang pengaruh model pembelajaran tipe TSTS dan model pembelajaran Jigsaw

serta motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar geografi siswa SMP Kelas VIII.

Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi yang dibelajarkan

dengan model TSTS dan yang dibelajarkan dengan model Jigsaw.

2. Untuk menngetahui hasil belajar geografi siswa yang memiliki tipe

kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan tipe

kepribadia siswa terhadap hasil belajar geografi siswa.

F.Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

secara teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini memperkaya dan

menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas

pemebelajaran khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pemeblajaran

kooperatif tipe TSTS dan Jigsaw. Selain itu manfaat seagai sumbangan pemikiran

dan bahan acuan bagi mahasiswa dan dosen,pengelola, pengembang, lembaga

pendidkan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam

tentang hasil penerapan model pemebelajaran kooperatif dan tipe kepribadian

siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar geografi siswa, memebrikan

gambaran bagi guru dan para peneliti lainya tentang efektifitas dan efisiensi model

pemebelajaran kooperatif TSTS dan model Jigsaw terhadap hasil belajar geografi

(28)

136 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan

1. Hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedanyang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan

hasil belajar kewirausahaan yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipejigsaw

2. Secara keseluruhan, siswa yang memilki tipe kepribadain ekstrovet lebih

tinggi hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedan,

dibandingkan dengan siswa yang memilki tipe kepribadain introvet

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadainsiswa

terhadap hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedan

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa

implikasi dari hasil penelitian ini yaitu

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTSlebih baik dari model kooperatif

tipe jigsawdalam meningkatkanhasil belajar Geografi. Hal ini dikarenakan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipeTSTSsiswa SMP memberi

pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar Geografi. model pembelajaran

kooperatif tipeTSTSmampu memotivasi siswa agar mampu membangun dan

(29)

123

dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang

berorientasi terhadap mata pelajaran geografi. Pembelajaran didasarkan pada

karakteristik siswa, guru perlu mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki

siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar,

dengan demikian guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat

untuk pembelajaran matapelajaran Geografi.

3. Siswa yang memiliki tipe kepribadaian ekstrovet akan memperoleh hasil

belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTSdibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw.Penggunaan model pemebelajaran kooperatif TSTS akan

mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya jawab, mencari

jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran TSTS ini karena

terdapat pemebagian kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa

dapat bekerjasama dengan temanya, dapat megangatasi kondisi siswa yang

ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Model pemebelajaran

Kooperatif khususnya Mata pelajaran Geografi perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama.. Pembelajaran geografi adalah memberikan

fasilitas dan bantuan kepada manusia (peserta didik) untuk bisa

(30)

124

Proses penyesuaiannya itu, diarahkan untuk menciptakan keseimbangan baru,

dan atau keharmonisan interaksi antara manusia dengan lingkungannya,

sehingga manusia dan lingkungan dapat berdaya secara

maksimalPembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengupayakan semua siswa

memiliki tanggung jawab, sebab setiap siswa dari kelompok asal akan

menjadi anggota kelompok ahli. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw siswa yang lebih dominan menentukan proses

pembelajaran.

4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan Jigsawbukan

difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap

Student-Centered karena dengan model penyampaian dan pengelola

pengajaran dalam model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTSdiharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya

sebagaimana filosofi model pembelajaran Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsawdimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini

siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya

kebersamaan antara siswa untuk maju bersama diharapkan tidak ada siswa

yang tidak termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.

5. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang

kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai

fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilittaor dan mediator

pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk

mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari

(31)

125

6. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan

model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan Jigsaw dan

mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan

model pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya

untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat

yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusanan skenario dan

pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan

membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.

7. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam

upaya pengenalan model pembelajaran Penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Jigsawdapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah

Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop

ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi

pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik

siswa.

C. Saran

Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,

maka disarankan beberapa hal berikut ini :

1. Para guru Geografi disarankan untuk menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS.Sebagai model belajar alternatif dalam pembelajaran

(32)

126

2. Guru SMP Harapan Mandiri Medan perlu memperhatikan tipe kepribadian

siswa yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar

terhadap hasil belajar siswa

3. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka

guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang

berkaitan dengan pembelajaran.

4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain

seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah

populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Aritonang, Mandarisan.2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Gaya belajar Terhadap Hasil Belajar Pengantar Bisnis Mahasiswa universitas Methodist Indonesia.Tesis: Universitas Negeri Medan

Arif. 2009. “Penerapan Pemebelajaran koperatif Model Two Stray Two Stay untuk Meningkatkan Aspekkognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas VII SMP N 1 Singosari”. Model_pemebelajaran_kooperatif pdf (diakses 22 Agustus 2014)

Anggi, Nuraini. 2012. “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap PemahamanKonsep pada Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi EksperimenPada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung”. Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 10 No.2 halaman 78. Bandung: Repository UPI. Http:// jurnalunnes.ac.id /index.php/JPFI. Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 10 No.2Halaman 78. Universitas Negeri Bandung (Diakses 25 Oktober 2014)

Artzt, A. dan Newman, C. (1990), How to Use Cooperative Learning in the Mathematics Class, Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics

Carl. G. Jung. Psychology and Alchemy. Terj. R.F.C. Hull. London: Routledge, 1968(1953).

Cohen, Louis, Lawrence Manion and Keith Morrison (1994). Research Methodsin Education,Routledge Falmer: London, UK

Davidson, N. (ed.) (1990), Cooperative Learning in Mathematics: A Handbook for Teachers, Menlo Park: Addison Wesley

Djali. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Dick and Carey 2005. Thes Systematic Design of Distruction. New York : Happer Collins Publisher

Gagne,Robert M. Leslie J.Briggs,And Walter W. Wager. 1992. Principles of instructional Design.New York: Holt, Rinerhart and Winston Inc

Hambali. 2013. Psikologi Kepribadian (lanjutan). Bandung: Pustaka Setia.

Hasan, S. Hamid. 2007. Pendidikan Ilmu social. Jakarta: Dikjjen Dikti Depdikbud

Joice Bruce and Weil Marsha.2009.Models of Teaching. Yokyakarta : Pustaka Pelajar

Karto, Kartini. 2006. Teori Kepribadian. Jakarta: Mandar Maju

(34)

Khadafi. 2005. Perbedaan penerimaan Diri Pada Mahasiswa Dengan Tipe Kepribadian Esktrovert dan Introvert.Skripsi .Online. http://gunadarma.ac.id. Diakses 5 Agustus 2014

Lie ,Anita. 2008. Cooperatve Learning.Jakarta: Grasindo

Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Panjaitan, B. 2007. Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya terhadap Hasil Belajar.Medan : Poda

Slavin, E Robert.2009. cooperative Learning. Bandung : Nusamedia

Samosir, Pancer.2012. Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Paranginan Kabupaten HumbangHasundutan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Suparman, Atwi.2004 . Design Isntructional. Jakarta: PAU- PPAIUT

Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian.Jakarta: RajaGrafindo persada

Syaiful, Aswan. 2006. Pengertian Hasil Belajar Menurut Ahli. (http://www.inforppsilab

us.com/2014/10/12).

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Walgito, Bimo.2001. Psikologi social suatu pengantar. Jokjakarta: Andi

______Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.http://ww.Scibd.com/d oc/28143712/ Bab-2-cevi-Baru. ( online ). Diakses Oktober 2014

_____Prinsip prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif http.//ww. Scribd.Com /doc000/d /641198881/33 prinsip prinsip dasar pembelajarankooperatif.(online).Diakses 18

oktober 2014.

Kelemahan dan kelebihan TGT http://gurupkn.wordprees.com/2012/03/10/meto

de-team gamestournament-tgt

Gambar

Gambar
Tabel 1. Nilai rata-rata  geografi kelas VII SMP Harapan Mandiri Medan
gambaran bagi guru dan para peneliti lainya tentang efektifitas dan efisiensi model

Referensi

Dokumen terkait

Terbukti pada perhitungan jawaban kuesioner menyatakan bahwa secara keseluruhan komunikasi kelompok teman sebaya memang telah mempengaruhi kehidupan mahasiswa di

Bengawan Solo Hulu 3 , Tugas Akhir, Program Studi Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedudukan hukum etnis Rohingya dan perlindungannya menurut Hukum Pengungsi Internasional serta untuk mengetahui pemenuhan

Hal ini mengindikasikan bahwa ada sumber pencemar dari kegiatan lain yang belum mampu dikendalikan, serta belum diketahui kemampuan Sungai Cidurian dalam melakukan pembersihan

Bidadari Tertua: Cepat Nawang Wulan, coba kita mencari sampai ketemu.. Bidadari Tertua: Maaf Nawang,

[r]

Sesuai dengan pendapat Lakitan (1996) tanaman menyatakan bahwa kadar senyawa nitrogen yang memadai akan berpengaruh terhadap kontribusi hara yang berasal dari pupuk