PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE
KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI
SISWA KELAS VIII SMP HARAPAN MANDIRI MEDAN
TESIS
OLEH
JUDIKA.A.MANIK NIM. 8126122026
Tesis ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Manik. A. Judika. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mandiri Medan. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hasil belajar geografi siswa SMP Harpan Mandiri Medan yang diajar dengan model pemeblajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan hasil belajar geografi yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe jigsaw, (2) secara keseluruhan, siswa yang memiliki kepribadian tipe esktrovert memiliki hasil belajar geografi yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan Mandiri Medan.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Harapan Mandiri Medan kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 terhadap hasil belajar Geogra fisiswa. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan tipe kepribadian siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 42 untuk eksperimen dan 42 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.
Temuan penelitian menunjukan (1) Hasil belajar Geografi Siswa harapan madiri Medan yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw pada taraf signifikan = 0,05 dengan Fh sebesar 4,08 dan Ftabel = 3,96, jadiFhitung> Ftabel = 4,08>3,96. Hipotesis Telah teruji kebenarannya Ha diterima dan Ho ditolak. (2) hasil perhitungan tentang perbedaan hasil belajar Geografi antara kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 27,45 dan Ftabel = 3,96jadi Fhitung> Ftabel = 27,45>3,96, maka hipotesis telah teruji kebenaranya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) Besarnya rata-rata hasil belajar Geografi setiap pembelajaran A1B1 = 45,42dan A1B2 = 36,96 sedangkan A2B1 = 39,71dan A2B2 = 38,05. Hasil perhitungan Anava Factorial diperoleh hasil perhitungan Fh = 14,01 dan harga tabel adalah Ft(0,05)(1,80) = 3,96, sehingga dapat dinyatakan Fh(14,01) > Ft(3,96), maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima Ho ditolak.
ii ABSTRACK
MANIK. A. JUDIKA. (2015) Effect of Cooperative Learning Models And Personality Types Of Student on the Learning Outcomes Geography Class VIII SMP Harapan Mandiri Medan. Thesis , Department of Educational Technology , Graduate University of Medan
This study aims to determine: (1) the results of junior high school students to learn geography field of Good Hope Self taught by cooperative models TSTS pemeblajaran higher than the results of learning geography is taught with jigsaw-type learning model, (2) overall, students who have a personality type esktrovert geography education outcomes are higher than students who have introverted personality type, (3) there is an interaction between cooperative learning and personality types of the junior high student learning outcomes Geography of SMP Harapan Mandiri Medan.
This research was conducted at the junior high school students of class VIII Harapan Mandiri Terrain semester academic year 2013/2014 on learning outcomes geography. The sampling technique used by cluster random sampling based on the type of personality of students, so that the study sample in each study group consisted of 42 to 42 people for the experimental and control groups. The method used is a quasi experiment with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two lanes with a significance level α = 0.05 by F test, further testing using Scheffe test.
The research findings show (1) Results of Geography Students learn self-Terrain hope taught by cooperative learning model TSTS higher than the learning model of Jigsaw at significance level = 0.05 to 4.08 and Ftabel Fh = 3.96, jadiFhitung> Ftable = 4.08> 3.96. The hypothesis has been verified Ha Ho accepted and rejected. (2) the results of the calculation of the difference between the results of learning geography students who have personality types extrovert and introvert personality type at significance level α = 0.05 at 27.45 and Ftabel Fh = 3,96jadi F count> F table = 27.45 > 3.96, the hypothesis has been tested kebenaranya Ha Ho accepted and rejected, (3) the average size of each learning outcome study Geography 45,42dan A1B2 A1B1 = = 36.96 while 39,71dan A2B2 A2B1 = = 38.05. Factorial ANOVA calculation results obtained calculation results Fh = 14.01 and the price table is Ft (0.05) (1.80) = 3.96, so that it can be stated Fh (14.01)> Ft (3.96), then hypothesis has been verified accepted Ha Ho is rejected.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mandiri Medan ”. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar master kependidikan di Program
Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED).
Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan Matematika,
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitiaan ini
merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan strategi pembelajaran. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan
tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik
langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan
memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan
penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Kepada Ayahanda Albert Manik, Ibunda Nurpina Simanullang, Kakak dan
abang ku Elfrida Manik, SE, Reynhart Manik, SE, David Manik, Seprinalia
Manik, S.Pd dan Adikku July Drusilla Manik, SE. ananda ucapkan terima kasih
yang menyejukkan hati serta cinta kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M. Pd, selaku Dosen pembimbing I dan
Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II. Untuk
membimbing dan mengarahkan penulisan. Sumbangan pikiran yang amat
berharga sejak awal pemunculan ide dan kritik demi kritik serta pertanyaan kritis
guna mempertajam gagasan telah membuka dan memperluas cakrawala berpikir
penulis dalam penyusunan tesis ini. Juga untuk dorongan beliau agar penulis
segera menyelesaikan studi secepatnya.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd , Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul,
M. Pd , Bapak Dr. Restu Hariadi, M. Pd selaku Narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd, selaku
Ketua dan Sekretaris Program Teknologi Pendidikan yang setiap saat
memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.
5. Direktur, Asisten Direktur I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana
UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis
menyelesaikan tesis ini.
6. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi
pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis
ini, Bapak Asrul, S. Pdi sebagai staf Prodi Teknologi Pendidikan yang telah
banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed
7. Kepala Sekolah SMP Harapan Mandiri Medan, Rusmayadi S.pd,MM yang telah
8. Serta rekan-rekan satu angkatan 2012 dari Program Studi Teknologi Pendidikan
yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas semua yang telah diberikan oleh
Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi
Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Hasil Belajar geografi ... 12
2. Hakikat Model Pembelajaran kooperatif ... 23
a. Model Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray 30
b. Model Pembelajaran Kooperatif Jiggsaw ... 42
3. Hakikat Tipe Kepribadian Siswa ... 49
B. Penelitian Yang Relevan ... 60
C. Kerangka Berpikir ... 62
D. Pengajuan Hipotesis ... 68
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
C. Metode Penelitian dan Rancangan penelitian ... 70
D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan
G. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 78
2. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 81
b. Taraf Kesukaran ... 81
c. Uji Reliabilitas ... 82
H. Teknik Analisis Data ... 82
BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 85
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 95
1. Uji Normalitas Data ... 95
2. Homogenitas Varian Sampel ... 97
C. Pengujian Hipotesis ... 99
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106
E. Keterbatasan Penelitian ... 124
BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Simpulan
B.
Implikasi
C.
Saran
D
AFTAR PUSTAKA ………
129
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Rata- rata geografi SMP Harapan Mandiri Tahun ajaran 2012/2013 7
2. Pelaksanaan Model Pembelajaran TSTS ... 38
9. Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Kooperatif TSTS 85
10.Hasil Belajar geografi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw ... 87
11.Hasil belajar Geografi siswa dengan tipe kepribadian Ekstrovert ... 88
12.Hasil belajar Geografi siswa dengan tipe kepribadian Introvert ... 89
13.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS dengan tipe kepribadian Ekstrovert ... 90
14.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS dengan tipe kepribadian Introvert ... 91
15.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif Jigsaw dengan tipe kepribadian Ekstrovert... 93
16.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif Jigsaw dengan tipe kepribadian Introvert ... 94
17.Hasil belajar geografi siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TSTS Dan model pembelajaran Jigsaw ... 95
18.Rangkuman uji normalitas hasil belajar geografi siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert ... 96
20.Perhitungan homogenitas hasil belajar geografi siswa ang dibelajarkan
dengan model pemebelajaran koperatif tipe TSTS dan Model pembelajaran
tipe Jigsaw ... 97
21.Uji homogenitas ... 98
22.Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas kelompok model pembelajaran menurut tipe kepribadian ekstrovert dan introvert ... 98
23.Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif... 99
24.Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 ... 100
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS 86
2. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Jigsaw… 87
3. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe kepribadian
ekstrovert ... 88
4. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe kepribadian
introvert ... 89
5. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan
tipe kepribadian ekstrovert ... 91
6. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan
tipe kepribadian Introvert ... 92
7. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe Jigsaw
dengan tipe kepribadian ekstrovert ... 93
8. Histogram Hasil belajar geografi yang dibelajarkan dengan tipe TSTS dengan
tipe kepribadian Introvert ... 95
9. Interaksi model pemebelajaran dan tipe kepribadian terhadap hasil belajar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe TSTS ... 130
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ... 166
3. Instrumen Tes Hasil Belajar geografi ... 191
4. Instrumen Tes Tipe kepribadian ... 198
5. Skenario Model Pembelajaran ... 200
9. Analisis Butir Soal Hasil Belajar Geografi ... 201
10. Data Induk Penelitian ... 202
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan
pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendas
ar. Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan
kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan
kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di
tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang
adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal
maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan
negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan
sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita
seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah
bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah diamati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Hal itulah
yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan
sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenu
hi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan
sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years
Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan
sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years
Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang
mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi
masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus
dalam dunia pendidikan yaitu: (1). Rendahnya sarana fisik,(2).Rendahnya kualitas
guru, (3). Rendahnya kesejahteraan guru, (4).Rendahnya prestasi siswa,(5).Renda
hnya kesempatan pemerataan pendidikan, (6) .Rendahnya relevansi pendidikan de
ngan kebutuhan,(7). Mahalnya biaya pendidikan.
Model pemebelajaran Kooperatif khususnya Mata pelajaran Geografi perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali
mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif
serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan geografi kepada siswa,
apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti
komunikasi dalam pembelajaran geografi cenderung berlangsung satu arah
umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka
pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa)
merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan geografi kepada
siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi,
direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya,
kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik
(siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
sumber-sumber belajar yang ada.
Menurut Muchit (2007) menyatakan bahwa tidak semua guru memiliki
kemampuan dalam penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik. Guru juga
tidak semuanya memiliki kemampuan dalam melakukan model pemebelajaran,
apalagi dalamkonteks pemelajaran kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
akibatnya pembelajaran dilakukan asal jalan, asal materi disampaikan, dan asal
materi habis, soal peserta didik memahami materi atau kurang mendapat perhatian
dari guru. Pada kenyataan yang terjadi dilapangan guru yang menggunakan model
pembelajaran ekspositori terlalu banyak memberikan arahan dan mengabaikan
salah satu langkah penting yaitu menarik perhatian siswa dengan cara
memaparkan manfaat informasi yang terdapat dalam materi yang dipelajari
sehingga infomasi tersebut lebih bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Adanya kecenderungan sekolah-sekolah membentuk kelas-kelas unggulan
atas dasar prestasi akademik dewasa ini patut dikaji ulang. Apakah kecenderungan
itu didasari atas pertimbangan yang sejalan dengan tujuan pendidikan kita ataukah
karena pertimbangan lain sesuai dengan permintaan pasar yang bersifat sesaat?
Terlepas dari mana yang benar, fenomena yang muncul dalam sistem
persekolahan yang ada sekarang ini cenderung memperlakukan siswa secara
kurang adil dan kurang humanistis. Siswa pandai diberi label unggul dengan
memperoleh label kurang dan predikat negatif yang lain. Siswa pada kelompok
unggul berkompetisi secara keras dan cenderung individualistik. Sementara siswa
di kelas tidak unggul merasa tidak mampu, frustasi dan selanjutnya menerima
keadaan itu.
Persoalan lain yang menunjukan aspek kompetitif dan individualistik
dalam pendidikan kita adalah model pembelajaran langsung (model pembelajaran
Jigsaw). Pada pembelajaran Jigsaw, guru menjadi pusat pembelajaran, berperan
mentransfer dan meneruskan (transmit) informasi sehingga siswa tidak perlu
mengkonstruksi ide-idenya. Tingkat partisipasi siswa sangat terbatas karena arus
interaksi didominasi oleh guru. Bentuk penugasan dalam pembelajaran ini bersifat
individual. Sebagai konsekuensinya, evaluasi yang diterapkan dikelaspun juga
individual.
Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini
sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya
bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan
awal siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi,
keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar
diri siswa, diantaranya adalah model pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat dipengaruhi
yang ditetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model pembelajaran
yang dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran
di kelas berlangsung efektif dan optimal. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Wagitan (2006:88) menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
dapat menjadi salah satu alternatif karena banyak pendapat yang menyatakan
bahwa pembelajaran aktif termasuk kooperatif mampu meningkatkan
efektivitas pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama
antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan pembelajaran
kooperatif dapat mengubah peran guru, dari yang berpusat pada gurunya ke
pengelolaan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran
kooperatif dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang kompleks, dan yang
lebih penting lagi, dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang berdimensi sosial dan hubungan antar manusia.
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat
besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan
kemampuannya. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif,
siswa dituntut untuk aktif dalam belajar melalui kegiatan kerjasama dalam
kelompok.
Selain model pembelajaran sebagai faktor luar yang mendukung hasil
belajar siswa, juga terdapat faktor- faktor dari dalam diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar salah satu diantaranya tipe kepribadian . Tiap orang
kepribadian yang ada pada diri seseorang sedikit banyaknya mempengaruhi hasil
belajarnya.
Banyak ahli mendefinisikan kepribadian dan masing – masing memiliki
perbedaan pandangan . Jung seperti dikutip oleh Hall & Lindzey,(2005 : 181)
melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur, Jung
menekankan asal usul kepribadian pada ras. Manusia membawa banyak
kecenderungan yang diwariskan oleh leluhurnya, kecenderungan ini membimbing
tingkah lakunya dan sebagian menentukan apa yang akan disadari dandirespon
dalam dunia pengalaman. Kepribadian menimbulkan hal –hal positif yang ada
pada diri siswa. Hal ini sangat penting dalam mengembangkan potensi yang ada
pada diri siswa.
Setiap individu terjadi variasi individual dalam perkembangan yang
menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik maupun psikologis. Hal ini
terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang
kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain.
Perbedaan yang paling mudah dikenali adalah perbedaan fisik, seperti bentuk
badan, warna kulit, bentuk muka, tinggi badan, sikap perilaku seperti kelincahan,
banyak bergerak, suka bicara, pendiam, tidak aktif, dan nada suaranya rendah.
Dalam setiap pertemuan belajar geografi sebagian peserta didik tidak
terlalu bergairah dan cenderung pasif,sikap kurang antusias ketika pelajaran
berlangsung disebabkan salah satunya adalah problem yang bersifat metodologis,
yaitu problem yang berkaitan dengan upaya atau proses pemebelajaran yang
menyangkut masalah kualitas penyampaian materi, kualitas interaksi antara guru
Materi akan mudah diterima dan dipahami peserta didik jika guru tidakmemilki
problem metodologis dalam pembelajaran.
Pemahaman materi geografi pada setiap pertemuan dikelas masih sangat
kurang maksimal, urutan pembelajaran yang dilakuakan di SMP Harapan Mandiri
Medan sesuai dengan rencana pembelaran yang sudah disediakan guru. Proses
pemebelajaran yang dilakukan selama beberapa tahun cenederung melakukan
pemebajaran ekspositori dan pembelajaran langsung. Hal ini dilihat dari rata- rata
nilai geogrfi peserta didik SMP Harapan Mandiri Medan kelas VII pada tahun
2012/2013
Tabel 1. Nilai rata-rata geografi kelas VII SMP Harapan Mandiri Medan
No Kelas Nilai rata-rata Geografi KKM
1 VIII A 68 70
2 VIII B 66 70
3 VIII C 66 70
Data empirik hasil belajar geografi di SMP Harapan Mandiri Medan masih
tergolong cukup, namun hakekat belajar bukan hanya berorientasi pada hasil
tetapi juga diperhatikan bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung,
apakah proses pembelajaran tersebut benar-benar menggali dan menghargai
peserta didik, atau apakah semata-mata mengejar target angka untuk kelulusan
peserta didik.
Penekanan yang lebih kuat pada pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melatih kemampuan berpikir, mengemukakan
pendapat, menghargai pendapat teman dan menggali potensi yang ada pada
maupun sebagai subjek dalam kegiatan belajar yang tentunya akan berdampak
pada meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami dan mendalami
materi.
Dalam meningkatkan hasil belajar geografi peserta didik dibutuhkan
sebuah model pembelajaran yang mampu untuk lebih memberdayakan peserta
didik dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
diduga dapat memakssimalkan pemahamana peserta didik adalah model
pembelajaran kooperatif yang merupakan model pembelajaran yang berorientasi
kepada saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi
personal keahlian kerjasama, dan proses kelompok antara peserta didik
(Djamarah, 2010). Model pembelajaran kooperatif menekan pada pola kerjasama
peserta didik dalam membantu kelompok kecil dan lebih menginginkan
penghargaan kelompok daripada penghargaan individual. Kerjasama yang
dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar dapat memberi berbagai
pengalaman belajar yang baik serta menarik perhatiannya, karena peserta didik
lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, menentukan pilhan, dan
mengembangkan kebiasaan yang baik.
Tipe kepribadian ini memiliki ciri-ciri yang saling bertolak belakang satu
dengan lainnya. Eysenck (dalam McFatter, 1994) menyatakan bahwa salah
satu sifat individu yang bertipe extrovert adalah bersifat sosial, individu
yang bersifat sosial suka berkenalan dengan teman-teman baru dan lebih sering
terlibat dalam kegiatan- kegiatan organisasi sosial. Dilihat dari ciri aktivitas
dalam aktivitas sosial yang berdampak pada banyaknya waktu dan
perhatian yang tercurah dalam aktivitas sosial tersebut.
Aktivitas sosial yang dimaksud termasuk kesukaan bergaul dengan
banyak orang. Siswa extrovert dengan mudah membangun suatu hubungan .Hal
ini mengakibatkan kurangnya perhatian dan waktu yang cukup untuk belajar,
dalam hal ini belajar mata pelajaran geografi. Eysenck (Eysenck & Wilson,
1976) juga menegaskan bahwa individu yang bertipe kepribadian
extrovert lebih menyukai orang daripada buku. Hal ini mempertegas bahwa siswa
yang extrovert lebih cenderung menggunakan waktunya untuk bersosialisasi
dengan siswa lain dari pada menggunakan waktunya untuk belajar mata pelajaran
Geografi, Sementara individu yang bertipe introvert memiliki ciri menarik diri
dari lingkungan pergaulan kecuali dengan teman yang cukup dikenalnya/akrab
karena mengandung sifat pemalu juga. Hal ini membuka peluang yang lebih
besar bagi siswa yang introvert untuk menggunakan waktu untuk belajar,
Hal ini sesuai dengan ciri individu yang memiliki kecenderungan tipe introvert
lebih menyukai buku daripada orang,
Pemecahan masalah geografi diyakini merupakan salah satu materi
penting dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari akan hal tersebut, maka sebagai
pendidik harus senantiasa mengusahakan agar pemecahan masalah geografi dapat
dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
adalah dengan meningkatkan pendekatan kepada peserta didik lebih secara
pribadi, melalui kesadaran bahwa setiap manusia berbeda, baik perbedaan tingkah
laku maupun terlebih pada perbedaan proses berpikir. Pendidik seharusnya
yang bersesuaian sehingga suasana belajar lebih terasa mudah dan menyenangkan
bagi peserta didik. Perbedaan yang muncul pada setiap manusia, diyakini oleh
para ahli psikologi akibat perbedaan kepribadian. Kepribadian yang berbeda pada
setiap manusia, ternyata dapat digolongkan berdasar kesamaan
kecenderungannya, hingga membuahkan penggolongan tipe kepribadian. Pada
penelitian kali ini, penggolongan tipe kepribadian dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipr
ekstrovert dan introvert, setiap tipe kepribadian mempunyai perbedaan profil
proses berpikir dalam menyelesaikan masalah. Berdasar profil proses berpikir
yang didapat, akan dibuat model pembelajaran berbasis tipe kepribadian. Dengan
merancang Model Pembelajaran kooperatif. Tipe Kepribadian, maka model
pembelajaran yang dibuat diharapkan membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal, karena model pembelajaran
yang sesuai untuk masing-masing peserta didik menyebabkan peserta didik
merasa segala sesuatunya berjalan dengan lancar, hingga diharapkan dapat
menaikkan keaktifan, dan pemahaman peserta didik pada bidang studi geografi.
Penyesuaian Diri pada peserta didik amatlah dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas hubungan antara individu dengan individu lainnya dan
hubungan individu dengan lingkungannya. Adjustment itu sendiri adalah
mencakup aspek kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan
social dan tanggung jawab. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri yang baik (Well Adjustment) adalah kepribadian ekstrovert, yaitu mempunyai
orientasi diri keluar atau ekstrovert, siswa yang mempunyai kepribadian
terhadap situasi, atau masalah-masalahnya dan bersifat fleksibel dalam
berpikirnya
Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diduga
dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dan
saling membantu dalam memahami materi pembelajaran dan dapat juga menarik
minat dan perhatian peserta didik melaluiperanan guru sebagai motivator yang
kreatif dalam upayanya meningkatkan motivasi peserta didik.
Model kooperatif yang akan dikembangkan dalam peneliyian ini diduga
dapat lebih mengoptimalkan kemampuan peserta didik untuk bekerjasama dan
saling membantu dalam memahami materi pembelajaran dan dapat juga menarik
minat dan perhatian peserta didik melaluiperanan guru sebagai motivator yang
kreatif dalam upayanya meningkatkan motivasi pesrta didik.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat didentifikasikan masalah
sebagai berikut: (1) bagaimanakah urutan penyampaian materi geografi yang
baik? (2) Bagaimana strategi/nodel mempertimbangkan karakteristik/ hakikat dari
mata pelajaran yang diasuhnya menyamapaikan pembelajaran kepada siswa ? (4)
Adakah guru mengetahui berbagai model pembelajaran dalam pemebelajaran
geografi ? (4) Apakah guru telah memanfaatkan bahan-bahan bacaan atau pustaka
yang tersedia untuk memperkaya bahan ajar siswa? (5) Apakah terdapat
perbedaan hasil belajar jika diajarkan dengan model pembelajaran yang berbeda?
(6) Apakah model pembelajaran two stay two stray (TSTS) dapat meningkatkan
TSTS lebih tinggi dari pada yang diterapkan dengan model JIGSAW ? Adakah
pengaruh tipe kepribadian terhadap hasil belajar siswa?
C.Pembatasan Masalah
Bertitik tolak dari identifikasi masalah, maka masalah yang akan dikaji
pada penelitian ini dibatasi masalah yang berkaitan dengan (1) Hasil belajar
geografi siswa Kelas VIII SMP Harapan mandiri Medan. (2) Model Pembelajaran
dalam penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
pendekatan TSTS (two stay two Stray) dan model pembelajaran Jigsaw dan
pengaruhnya terhadap hasilbelajar siswa. (3) Karakteristik siswa terdiri atas tipe
keprbadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert (4) Hasil belajar siswa
dibatasi pada mata pelajaran Geografi siswa SMP Harapan Mandiri kelas VII
semester genap.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah hasil belajar Geografi siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dari siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ?
2. Apakah hasil belajar Geografi siswa yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert lebih tinggi dari siswa yang memiliki tipe kepribadian
introvert?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh model pembelajaran tipe TSTS dan model pembelajaran Jigsaw
serta motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar geografi siswa SMP Kelas VIII.
Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi yang dibelajarkan
dengan model TSTS dan yang dibelajarkan dengan model Jigsaw.
2. Untuk menngetahui hasil belajar geografi siswa yang memiliki tipe
kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan tipe
kepribadia siswa terhadap hasil belajar geografi siswa.
F.Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoretis dan praktis. Secara teoretis penelitian ini memperkaya dan
menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
pemebelajaran khususnya yang berkaitan dengan penerapan model pemeblajaran
kooperatif tipe TSTS dan Jigsaw. Selain itu manfaat seagai sumbangan pemikiran
dan bahan acuan bagi mahasiswa dan dosen,pengelola, pengembang, lembaga
pendidkan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam
tentang hasil penerapan model pemebelajaran kooperatif dan tipe kepribadian
siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar geografi siswa, memebrikan
gambaran bagi guru dan para peneliti lainya tentang efektifitas dan efisiensi model
pemebelajaran kooperatif TSTS dan model Jigsaw terhadap hasil belajar geografi
136 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
1. Hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedanyang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan
hasil belajar kewirausahaan yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipejigsaw
2. Secara keseluruhan, siswa yang memilki tipe kepribadain ekstrovet lebih
tinggi hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedan,
dibandingkan dengan siswa yang memilki tipe kepribadain introvet
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadainsiswa
terhadap hasil belajar Geografi siswa SMP Harapan MandiriMedan
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa
implikasi dari hasil penelitian ini yaitu
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTSlebih baik dari model kooperatif
tipe jigsawdalam meningkatkanhasil belajar Geografi. Hal ini dikarenakan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipeTSTSsiswa SMP memberi
pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar Geografi. model pembelajaran
kooperatif tipeTSTSmampu memotivasi siswa agar mampu membangun dan
123
dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar
yang lebih baik.
2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang
berorientasi terhadap mata pelajaran geografi. Pembelajaran didasarkan pada
karakteristik siswa, guru perlu mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki
siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar,
dengan demikian guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat
untuk pembelajaran matapelajaran Geografi.
3. Siswa yang memiliki tipe kepribadaian ekstrovet akan memperoleh hasil
belajar yang lebih tinggi jika diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTSdibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.Penggunaan model pemebelajaran kooperatif TSTS akan
mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya jawab, mencari
jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran TSTS ini karena
terdapat pemebagian kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa
dapat bekerjasama dengan temanya, dapat megangatasi kondisi siswa yang
ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Model pemebelajaran
Kooperatif khususnya Mata pelajaran Geografi perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta
kemampuan bekerja sama.. Pembelajaran geografi adalah memberikan
fasilitas dan bantuan kepada manusia (peserta didik) untuk bisa
124
Proses penyesuaiannya itu, diarahkan untuk menciptakan keseimbangan baru,
dan atau keharmonisan interaksi antara manusia dengan lingkungannya,
sehingga manusia dan lingkungan dapat berdaya secara
maksimalPembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengupayakan semua siswa
memiliki tanggung jawab, sebab setiap siswa dari kelompok asal akan
menjadi anggota kelompok ahli. Hal ini yang menyebabkan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw siswa yang lebih dominan menentukan proses
pembelajaran.
4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan Jigsawbukan
difokuskan terhadap Teacher-Centered tetapi lebih difokuskan terhadap
Student-Centered karena dengan model penyampaian dan pengelola
pengajaran dalam model pembelajaran. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTSdiharapkan adanya perpaduan antara siswa dan gurunya
sebagaimana filosofi model pembelajaran Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsawdimodelkan dengan sebuah simfoni. Dalam hal ini
siswa bukan saja terdidik belajar mandiri secara individu, sebaliknya adanya
kebersamaan antara siswa untuk maju bersama diharapkan tidak ada siswa
yang tidak termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.
5. Dalam upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang
kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai
fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilittaor dan mediator
pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk
mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari
125
6. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan
model pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan Jigsaw dan
mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan
model pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya
untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat
yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusanan skenario dan
pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran akan
membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna.
7. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam
upaya pengenalan model pembelajaran Penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsawdapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran) ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop
ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi
pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik
siswa.
C. Saran
Beradasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,
maka disarankan beberapa hal berikut ini :
1. Para guru Geografi disarankan untuk menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS.Sebagai model belajar alternatif dalam pembelajaran
126
2. Guru SMP Harapan Mandiri Medan perlu memperhatikan tipe kepribadian
siswa yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar
terhadap hasil belajar siswa
3. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka
guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang
berkaitan dengan pembelajaran.
4. Untuk kesempurnaan penelitiaan ini, disarankan kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain
seperti IQ, gaya belajar, motivasi, dan lain-lain. Perlu juga menambah
populasi dan sampel yang lebih besar lagi, untuk mengecilkan tingkat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Aritonang, Mandarisan.2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Gaya belajar Terhadap Hasil Belajar Pengantar Bisnis Mahasiswa universitas Methodist Indonesia.Tesis: Universitas Negeri Medan
Arif. 2009. “Penerapan Pemebelajaran koperatif Model Two Stray Two Stay untuk Meningkatkan Aspekkognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas VII SMP N 1 Singosari”. Model_pemebelajaran_kooperatif pdf (diakses 22 Agustus 2014)
Anggi, Nuraini. 2012. “Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap PemahamanKonsep pada Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi: Studi EksperimenPada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandung”. Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 10 No.2 halaman 78. Bandung: Repository UPI. Http:// jurnalunnes.ac.id /index.php/JPFI. Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 10 No.2Halaman 78. Universitas Negeri Bandung (Diakses 25 Oktober 2014)
Artzt, A. dan Newman, C. (1990), How to Use Cooperative Learning in the Mathematics Class, Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics
Carl. G. Jung. Psychology and Alchemy. Terj. R.F.C. Hull. London: Routledge, 1968(1953).
Cohen, Louis, Lawrence Manion and Keith Morrison (1994). Research Methodsin Education,Routledge Falmer: London, UK
Davidson, N. (ed.) (1990), Cooperative Learning in Mathematics: A Handbook for Teachers, Menlo Park: Addison Wesley
Djali. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Dick and Carey 2005. Thes Systematic Design of Distruction. New York : Happer Collins Publisher
Gagne,Robert M. Leslie J.Briggs,And Walter W. Wager. 1992. Principles of instructional Design.New York: Holt, Rinerhart and Winston Inc
Hambali. 2013. Psikologi Kepribadian (lanjutan). Bandung: Pustaka Setia.
Hasan, S. Hamid. 2007. Pendidikan Ilmu social. Jakarta: Dikjjen Dikti Depdikbud
Joice Bruce and Weil Marsha.2009.Models of Teaching. Yokyakarta : Pustaka Pelajar
Karto, Kartini. 2006. Teori Kepribadian. Jakarta: Mandar Maju
Khadafi. 2005. Perbedaan penerimaan Diri Pada Mahasiswa Dengan Tipe Kepribadian Esktrovert dan Introvert.Skripsi .Online. http://gunadarma.ac.id. Diakses 5 Agustus 2014
Lie ,Anita. 2008. Cooperatve Learning.Jakarta: Grasindo
Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Panjaitan, B. 2007. Karakteristik Pebelajar dan Kontribusinya terhadap Hasil Belajar.Medan : Poda
Slavin, E Robert.2009. cooperative Learning. Bandung : Nusamedia
Samosir, Pancer.2012. Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif Dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa SMP Negeri 1 Paranginan Kabupaten HumbangHasundutan. Tesis: Universitas Negeri Medan
Suparman, Atwi.2004 . Design Isntructional. Jakarta: PAU- PPAIUT
Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian.Jakarta: RajaGrafindo persada
Syaiful, Aswan. 2006. Pengertian Hasil Belajar Menurut Ahli. (http://www.inforppsilab
us.com/2014/10/12).
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Walgito, Bimo.2001. Psikologi social suatu pengantar. Jokjakarta: Andi
______Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.http://ww.Scibd.com/d oc/28143712/ Bab-2-cevi-Baru. ( online ). Diakses Oktober 2014
_____Prinsip prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif http.//ww. Scribd.Com /doc000/d /641198881/33 prinsip prinsip dasar pembelajarankooperatif.(online).Diakses 18
oktober 2014.
Kelemahan dan kelebihan TGT http://gurupkn.wordprees.com/2012/03/10/meto
de-team gamestournament-tgt