• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Skripsi Pengaruh Komunikasi Kelom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Skripsi Pengaruh Komunikasi Kelom"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TEMAN SEBAYA (PEER GROUP)

TERHADAP PERILAKU BELAJAR MAHASISWA DI BANDUNG

INFLUENCE OF PEER GROUP COMMUNICATION ON STUDENTS’ LEARNING

BEHAVIOR IN BANDUNG

Wahyu Wijaksana Mulyana Universitas Telkom wahyu.w.mulyana@gmail.com

Rah Utami Nugrahani, S.Sos, MBA Universitas Telkom

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi kelompok teman sebaya dan perilaku belajar mahasiswa di Bandung. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi kelompok teman sebaya terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kausalitas. Penelitian ini dilakukan di Bandung pada bulan Maret sampai dengan Juni 2014, sebanyak 391 sample didapatkan dengan menggunakan metode sampling insidental. Untuk mengetahui pengaruh antara komunikasi kelompok teman sebaya terhadap perilaku belajar mahasiswa digunakan pengujian statistik yaitu analisis regresi sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS 21.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, komunikasi kelompok teman sebaya memiliki pengaruh signifikan positif terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung.

Kata kunci: Komunikasi kelompok teman sebaya, perilaku belajar ABSTRACT

This study aims to analyze peer group communication and students’ learning behavior in Bandung. This study also aims to knowing the peer group communication on students’ learning behavior in Bandung. The Methods that was used in this study is a descriptive and causality analysis. This study conducted in Bandung on March to June 2014, as many as 391 samples were obtained using accidental sampling methods. This study used simple regression analysis using SPSS 21.0 Application, to examine influence of peer group communication on students’ learning behavior in Bandung. The results show that variables such as peer group communication have a significant effect to students’ learning behavior in Bandung.

Keywords: peer group communication, students’ learning behavior

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari Universitas Padjajaran (www.unpad.ac.id), pada tahun 2013 terdapat sekitar 300 orang mahasiswa Unpad tidak dapat melakukan herregistrasi dikarenakan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) kurang dari 2.00. Sementara itu di tahun yang sama, terdapat 221 orang dari 2.044 wisudawan Institut Teknologi Bandung yang dinyatakan cumlaude (www.pikiran-rakyat.com). Perbedaan yang terlihat jelas dari kedua data tersebut bukan untuk membedakan prestasi kedua Universitas, tetapi fenomena tersebut dapat menunjukkan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi dan disebabkan oleh perbedaan perilaku belajar mahasiswa, perilaku belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.

(2)

Dari banyaknya perbedaan prestasi belajar mahasiswa tersebut, salah satu faktor penyebabnya adalah perilaku belajar mahasiswa itu sendiri, karena prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perilaku belajar. Belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran tersebut (Putra, 2012). Salah satu faktor lingkungan yang paling dekat dengan mahasiswa adalah kelompok teman sebaya. “Teman merupakan lingkungan sosial pertama mahasiswa untuk belajar berinteraksi dengan orang lain selain anggota keluarganya, pada masa tersebut hubungan dengan teman sebaya lebih dekat daripada dengan keluarganya sendiri, hal ini dikarenakan mahasiswa jauh dari keluarganya. Kelompok teman sebaya merupakan sekelompok anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang hampir sama” (Mu’tadin dalam Handayani, 2009: 10)

Proses pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. Mahasiswa harus mampu mengarahkan diri sendiri agar dapat memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan pembelajarannya. Perilaku belajar menurut Ade dalam Sari (2013) adalah : peristiwa ikatan antara stimulus respon dan melibatkan proses kognitif. Selanjutnya Ade menjelaskan yang mendasari orang berperilaku menjadi tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:

1. Kognitif, menyangkut pengetahuan yang biasanya digunakan dalam proses berfikir.

2. Afektif, menyangkut kehidupan emosional seseorang yang mewarnai pengetahuan serta gagasan yang terdapat dalam komponen kognitif yang meliputi nilai rasa baik atau tidak baik, suka atau tidak suka. 3. Konatif, merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap suatu keadaan.

Saat ini jumlah mahasiswa di Indonesia tergolong meningkat, berdasarkan data terbaru Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi pada tahun 2012 terdapat sekitar 4.273.000 orang mahasiswa di seluruh Indonesia. Angka ini kemudian meningkat pada tahun 2013 sebesar 4.673.000 orang mahasiswa (Jawa Pos National Network - www.jpnn.com).

Penulis memilih kota Bandung sebagai tempat pelaksanaan penelitian sebab kota Bandung memiliki PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) dengan jumlah yang lumayan besar. Pada tahun 2013, terdapat 8 Perguruan Tinggi Negeri dan 123 Perguruan Tinggi Swasta di Bandung (data kopertis Wilayah IV – www.kopertis4.or.id).

Menurut data dikti pada tahun 2010 (dp2m.dikti.go.id) kopertis wilayah IV adalah wilayah dengan jumlah Perguruan Tinggi Swasta terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 470 PTS, lalu kopertis wilayah IV juga memiliki PTS jenis Sekolah Tinggi terbanyak di Indonesia yaitu sejumlah 240 Sekolah Tinggi. Kota Bandung merupakan penyumbang Perguruan Tinggi Swasta terbanyak dari kopertis wilayah IV yaitu sejumlah 123 Perguruan Tinggi Swasta, berdasarkan data dikti pada tahun 2010 (dp2m.dikti.go.id).

Dengan jumlah mahasiswa di kota Bandung yang juga tergolong banyak, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung, pada tahun 2013 jumlah mahasiswa di Bandung mencapai 251.639 orang mahasiswa (www.bandung.bps.co.id). Karena faktor jumlah Perguruan Tinggi dan mahasiswa Bandung, hal inilah yang menyebabkan penulis memilih untuk meneliti tentang perilaku belajar mahasiswa di kota Bandung, melihat potensinya yang menarik.

Fokus Penelitian

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Seberapa baik komunikasi kelompok teman sebaya (peer group) pada mahasiswa di Bandung? 2. Seberapa baik perilaku belajar mahasiswa di Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh komunikasi kelompok teman sebaya (peer group) terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa baik komunikasi kelompok teman sebaya (peer group) pada mahasiswa di Bandung.

2. Untuk mengetahui seberapa baik perilaku belajar mahasiswa di Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi kelompok teman sebaya (peer group) terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung.

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi

Komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Menurut Carl I Hovland (Effendy, 2005: 10) ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Menurut (Effendy, 2005: 10) mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell yaitu bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?. Paradigma tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:

(3)

2. Pesan (Message) adalah apa yang dikomunikasikan sumber kepada penerima, atau apa yang diterima dari kegiatan komunikasi antar pihak yang bersangkutan.

3. Media (Channel) adalah suatu alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. 4. Penerima (Receiver) adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh sumber.

5. Efek (Effect) adalah apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari sumber. Komunikasi Kelompok

Definisi Komunikasi kelompok menurut (Mulyana, 2007: 82) Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda.

Teman Sebaya (peer group)

Menurut (Santrock, 2002: 44) peer group adalah sekumpulan remaja sebaya yang punya hubungan erat dan saling tergantung. Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh dan berkembang yang di alami pada masa remaja. Yang dimaksud di sini bukan sekedar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya atau biasa disebut peer group.

Fungsi Komunikasi Kelompok Teman Sebaya

Pada banyak remaja, bagaimana mereka dipandang oleh teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mereka. Beberapa remaja akan melakukan apapun, agar dapat dimasukkan sebagai anggota. Menurut (Santrock, 2003: 219) salah satu fungsi utama dari kelompok teman sebaya adalah untuk menyediakan berbagai informasi mengenai dunia luar keluarga.

Secara umum, rekan-rekan, seperti teman-teman dan teman sekelas, merupakan sumber motivasi, aspirasi dan interaksi langsung dalam belajar serta berperilaku. Selain itu, hal tersebut mempengaruhi kebiasaan belajar dan kinerja di kelas baik itu di tingkat sekolahan maupun di tingkat universitas. Merangsang belajar melalui pertanyaan dan jawaban, memberikan kontribusi bagi laju pelajaran, dan lain-lain. (Scorcu, 2012). Menurut (Rakhmat, 2011: 149) terdapat tiga macam pengaruh komunikasi kelompok terhadap perilaku, yaitu konformitas, fasilitasi sosial, dan polarisasi.

Perilaku Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2010: 27). Belajar menurut pandangan Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati, 2006: 9). Perilaku belajar adalah kebiasaan belajar yang dilakukan yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Menurut Suwardjono dalam Putra (2012) perilaku belajar yang baik terdiri dari: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian.

KERANGKA PEMIKIRAN

Dasar pemikiran yang melandasi penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kelompok teman sebaya yang diduga memiliki hubungan dengan perilaku belajar mahasiswa. Asumsi dasarnya bahwa semakin positif pengaruh faktor kelompok teman sebaya maka semakin baik pula perilaku belajarnya. Berdasarkan teori-teori di atas, dapat dikatakan bahwa mahasiswa termasuk individu yang berusia 18-21 tahun, dimana dalam tahap ini mahasiswa termasuk dalam fase remaja akhir. Masa remaja merupakan fase penuh ketidakseimbangan emosi yang membuat remaja mudah terkena pengaruh lingkungan.

Salah satu faktor lingkungan yang paling dekat dengan mahasiswa adalah faktor teman sebaya. Teman merupakan lingkungan sosial pertama mahasiswa untuk belajar berinteraksi dengan orang lain selain anggota keluarganya, pada masa tersebut hubungan teman sebaya lebih dekat daripada dengan keluarganya sendiri, hal ini dikarenakan mahasiswa jauh dari keluarganya. Proses pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. Mahasiswa harus mampu mengarahkan diri sendiri agar dapat memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan pembelajarannya.

(4)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Hipotesis Penelitian

Dari uraian kerangka pemikiran, maka pengembang hipotesis yang ada antara lain :

1. Komunikasi kelompok teman sebaya tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung.

2. Komunikasi kelompok teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap perilaku belajar mahasiswa di Bandung.

POPULASI DAN SAMPEL

Menurut Sugiyono (2013: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa di Bandung yang berasal dari luar kota Bandung.

Sedangkan Sampel menurut Sugiyono (2013: 81) adalah bagian dari jumlah dan katakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011: 85).

VARIABEL OPERASIONAL Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2013: 39) variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok teman sebaya (X), dengan sub variabel: konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi.

Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2013: 39), variabel dependen atau variabel terikat variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku belajar (Y) dengan sub variabel: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian.

TEKNIS ANALISIS DATA

(5)

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi linier sederhana. Menurut Sugiyono (2013: 147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Menurut Ghozali (2011;160) sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias karena mengingat bahwa tidak semua data dapat diterapkan dengan menggunakan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel bebas yaitu Komunikasi Kelompok Teman Sebaya (X) terhadap variabel terikat yaitu Perilaku Belajar (Y). Setelah melakukan uji asumsi klasik, dilakukan uji hipotesis, yaitu uji statistik T (pengujian parsial).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden pada Mahasiswa di Bandung

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 391 sampel, yang seluruhnya berprofesi sebagai mahasiswa di Bandung. Berdasarkan identitas responden dapat dilihat paling banyak berjenis kelamin wanita sebesar 52%, atau sebanyak 205 orang. Kebanyakan responden berusia 20 – 21 tahun sebanyak 177 orang. Dan paling banyak jenjang pendidikan yang sedang ditempuh S1 sebanyak 319 orang.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Hasil uji validitas menunjukan terdapat 22 pernyataan dari 22 pernyataan dinyatakan valid, dengan Corrected Item-Total Correlation diatas 0,306 (r-tabel). Sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukan nilai Cronbach’s Alpha hitung lebih dari 0,60, sehingga instrumen dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian, karena telah memenuhi syarat reliabilitas.

Statistik Desktiptif

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 391 sampel, yang seluruhnya berprofesi sebagai mahasiswa di Bandung.

1. Deskripsi Komunikasi Kelompok Teman Sebaya pada Mahasiswa di Bandung.

Hasil perhitungan keseluruhan jawaban responden menunjukan bahwa komunikasi kelompok teman sebaya pada mahasiswa di Bandung telah baik. Terbukti pada perhitungan jawaban kuesioner menyatakan bahwa secara keseluruhan komunikasi kelompok teman sebaya memang telah mempengaruhi kehidupan mahasiswa di Kota Bandung, pengaruh yang terjadi dapat dikatakan merupakan pengaruh yang baik, seperti teman-temannya mempengaruhi mahasiswa kepada hal yang positif, teman-temannya memberi pengaruh positif terhadap aktifitas belajar mahasiswa, kelompok teman sebayanya banyak memotivasi proses belajar mahasiswa, mahasiswa lebih merasa percaya diri jika mengerjakan tugas dengan temannya, dan juga jika setelah berdiskusi dengan teman-temannya, mahasiswa akan memiliki pendapat yang lebih kuat akan suatu hal.

2. Deskripsi Perilaku Belajar pada Mahasiswa di Bandung.

Dari hasil data penelitian ini dapat dikatakan bahwa perilaku belajar mahasiswa di Kota Bandung telah cukup baik. Hal ini dapat disebabkan dimensi kunjungan ke perpustakaan memiliki rata-rata skor paling rendah, ini dapat terjadi karena keberadaan teknologi yang semakin meningkat. Pada saat ini internet telah menyuguhkan berbagai macam kebutuhan referensi yang dibutuhkan mahasiswa, sehingga dapat menimbulkan berkurangnya minat mahasiswa untuk mengunjungi perpustakaan. Namun, pada kenyataannya masih banyak pula mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan untuk mencari referensi berupa buku pelajaran dan penelitian-penelitian ilmiah. mahasiswa masih menganggap memperhatikan dosen di kelas, dan tidak melakukan aktifitas yang mengganggu aktivitas belajar untuk mendukung proses pembelajaran mereka. Saat menjelang ujian pun mereka cenderung akan bersungguh-sungguh belajar dalam mempersiapkan ujian dan bahkan belajar bersama dengan temannya untuk mendukung proses belajarnya. Dari hal-hal di atas maka perilaku belajar mahasiswa di Kota Bandung dapat dikatakan telah cukup baik.

UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas

(6)

2. Uji Heterokedastisitas

Hasil garis scatterplot pada penelitian ini memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi linier sederhana yang digunakan, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui perilaku belajar mahasiswa di Bandung berdasarkan variabel independen yaitu komunikasi kelompok teman sebaya.

3. Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel Durbin-Watson pada taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah responden 391 orang dan jumlah variable independen 1 (k=1), maka tabel Durbin-Watson akan memberikan nilai du = 1,7785, nilai dw sebesar 2,045. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai dw sebesar 2,045 lebih besar dari pada nilai du 1,7785 dan kurang dari 4-du sehingga 1,779 < 2,045 < 2,222 (du < d < 4 – du) maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi pada model regresi pada penelitian ini.

UJI HIPOTESIS PENELITIAN Pengujian Secara Parsial

Pengujian hipotesis menggunakan model regresi linear sederhana dengan tingkat signifikan (∝) 5% dan T hitung > T tabel.

Tabel 1 Uji Statistik T Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.442 .148 9.773 .000

Komunikasi

Kelompok .557 .043 .546 12.870 .000

a. Dependent Variable: Perilaku Belajar

Dari tabel tersebut maka dapat dilihat persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut : Perilaku Belajar = 1,442 + 0,557 Komunikasi Kelompok Teman Sebaya

Pengaruh Komunikasi Kelompok Teman Sebaya terhadap Perilaku Belajar Mahasiswa di Bandung Berdasarkan tabel 1 terlihat thitung = 12,870 dibandingkan dengan t tabel = 1,649. Terlihat bahwa thitung > ttabel,

yaitu 12,870 > 1,649, dan terlihat pula signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima, artinya komunikasi kelompok teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap perilaku belajar. Dapat diketahui pula variabel komunikasi kelompok teman sebaya memiliki koefisien regresi sebesar 0,557 yang berarti bahwa setiap penambahan satu komunikasi kelompok teman sebaya, maka akan menambah perilaku belajar 0,557. Penelitian ini juga menunjukan arah hubungan yang positif, yaitu komunikasi kelompok teman sebaya berpengaruh positif terhadap perilaku belajar mahasiswa di Kota Bandung. Artinya semakin tinggi atau baiknya komunikasi kelompok teman sebaya pada mahasiswa, maka semakin tinggi atau baik pula perilaku belajar mahasiswa di Kota Bandung.

(7)

KESIMPULAN

Secara parsial perilaku belajar dipengaruhi oleh komunikasi kelompok teman sebaya yang berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku belajar mahasiswa, artinya komunikasi kelompok teman sebaya yang tinggi dan positif akan menghasilkan perilaku belajar mahasiswa yang baik.

SARAN

Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari komunikasi kelompok teman sebaya terhadap perilaku belajar mahasiswa. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Karena telah diketahui bahwa perilaku belajar dapat dipengaruhi oleh komunikasi kelompok teman sebaya, maka sebaiknya mahasiswa dapat memilih lingkungan sosial yang kondusif untuk belajar, dengan mencari teman yang memiliki minat untuk mengembangkan pengetahuan dan pencapaian dalam proses menuntut ilmu di masa kuliah.

b. Diharapkan mahasiswa mampu menggunakan lingkungan sosialnya sebagai acuan untuk meningkatkan prestasi belajarnya melalui perilaku belajar yang baik.

c. Karena pembelajaran di perguruan tinggi berbeda dengan pembelajaran pada masa sekolah, diharapkan mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan mengatur waktu yang dimiliki dengan teman-teman sebayanya. Karena sebaiknya mahasiswa tetap mengingat tujuan awal pergi ke perguruan tinggi, yaitu belajar.

d. Objek penelitian selanjutnya diharapkan melihat dari objek penelitian yang berbeda agar dapat memperlihatkan hasil yang bervariasi dari penelitian ini.

e. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang dianggap berpengaruh misalnya komunikasi interpersonal, Game Online, banyaknya tempat wisata, Interaksi dengan keluarga dan pengendalian diri.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung. CV. Alfabeta

Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Jakarta. Rineka Cipta Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Djojodibroto, R.D., 2004. Tradisi Kehidupan Akademik. Yogyakarta. Galang press

Effendy,Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung. Mandar Maju. Effendy,Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Effendy,Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gie, The Liang. 1998. Cara Belajar Yang Baik. Yogyakarta. Pusat Belajar Ilmu Berguna. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Cetakan Kesebelas. Jakarta. Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan anak. Edisi keenam. Alih bahasa : Meitasari Tjandrasa. Jakarta. Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono S.R. 2004. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer.

Parke, Ross D & Gauvain, M. 2009. Child Psychology: A Contemporary Viewpoint (Seventh Edition). New York. Mc Graw Hill Companies.

(8)

Santrock. J. W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi kelima). Jakarta. Erlangga. Santrock. J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta. Erlangga.

Sekaran, Uma. 2006. Research Method For Business 4th Edition. New York. Jhon Willey & Sons Inc.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan Kelima. Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta.

Sugiyono.2009. Statistik dan Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta. Media Pressindo.

Surakhmad, Winarno. 2003. Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung. Tarsito.

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Rajawali. SKRIPSI

Halimah. 2013. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kenakalan Remaja (Studi Korelasional pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu). Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Wulan, Dewi Sri Nawang. 2007. Hubungan Antara Peranan Kelompok Teman Sebaya (peer group) dan

Interaksi Siswa dalam Keluarga Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI MAN 1 Sragen Tahun Ajaran 2006/2007. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Wulandari, Maulina. 2007. Pengaruh Faktor Kelompok Teman Sebaya (peer group) Terhadap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Handphone pada Remaja Usia 15-24 Tahun di Kota Bandung. Bandung. Universitas Telkom.

JURNAL

Bester, Garfield. 2007. Personality Development of The Adolescent: Peer Group versus Parents. Gauteng. University of South Africa.

Handayani, Aprilia. 2009. Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Perilaku Sosial Anak di TK Lab. Percontohan UPI Tahun Ajaran 2008/2009. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Huda, Ainil. 2013. Pengaruh Peranan Teman Sebaya, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lembah Melintang Kabupaten Pasaman Barat. Padang. Universitas Negeri Padang.

Lisdi, P, Siregar, M. Iqbal. 2013. Groupthink dalam komunikasi kelompok. Medan. Universitas Sumatera Utara. Paola, Maria De. & Scoppa Vincenzo. 2009. Peer Group Effects on the Academic Performance of Italian

Students.Arcavacata. University of Calabria.

Poldin, Oleg., Valeeva, D., Yudkevich, M. 2013. How Social Ties Affect Peer-Group Effects: A Case of University Students. Moscow. National Research University Higher School of Economics.

Putra, Handyka Galuh Iriana. 2012. Perilaku Belajar Mahasiswa Akuntansi: Aktivis, Hedonis, dan Study Oriented. Malang. Universitas Brawijaya.

Sari, Yora Komala. 2013. Pengaruh Pengendalian Diri dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Pengantar Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang). Padang. Universitas Negeri Padang.

Scorcu, Antonello E. & Laura V. 2012. Cultural Habits and Peer Group Effects in Students’ Behavior. Bologna. University of Bologna.

Sihotang, Artledia. 2009. Hubungan Antara Konformitas Terhadap Kelompok Teman Sebaya Dengan Pembelian Impulsif Pada Remaja. Semarang. Universitas Diponegoro.

Sukmawati, Siswati & Achmad, M. 2009. Konsep Diri Dengan Konformitas Terhadap Kelompok Teman Sebaya Pada Aktivitas Clubbing (Sebuah Studi Korelasi pada siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto yang melakukan Clubbing). Semarang. Universitas Diponegoro.

(9)

INTERNET

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 1 Uji Statistik T

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan surat penetapan penyediaan barang dan jasa Nomor 15/PPBJ.04.02/III/2015 tanggal 27 Maret 2015, dengan ini pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas pertanian

Jika titik pusat lingkaran yang kena tali di hubungkan dengan sebuah garis (garis merah), maka banyaknya jari-jari yang kena garis ada 12 (n = 12).. p = nr

Kloning untuk per banyakan kontrol positif malaria dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: PCR spesiasi untuk menentukan Plasmodium spp., visualisasi produk PCR, ekstraksi

Ekstraksi DNA menggunakan metode boiling sangat mudah dilakukan dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit, tapi kualitas DNA yang dihasilkan relatif lebih rendah

1. Tingkat kehadiran pemilih pada pemilihan umum, baik pileg ataupun pilpres pada tahun 2009 dan tahun 2014 menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada pileg tahun

Pada tugas akhir ini, pengukuran filter digital ini menggunakan UniTrain-1 dan MCLS modular serta software penunjang Digital Signal Processing dimana dalam nilai-nilainya

seberapa besar pengaruh etnis seseorang terhadap perilaku pengelolaan keuangan Dalam proses pengumpulan data, penelitian terdahulu menggunakan metode observasi, wawancara, dan

Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Asih yuli Astuti dan Syahyunan (2013, Yoga (2009) yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak memiliki