S E K
O L A
H
P A
S C
A S A R JA N
A
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SATUAN KERJA MITRA KPPN MEDAN II
TESIS
Oleh
FARIDA ARYANI 107017070/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SATUAN KERJA MITRA KPPN MEDAN II
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
FARIDA ARYANI 107017070/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG
Nama Mahasiswa : Farida Aryani
Nomor Pokok : 107017070/Akt
Program Studi : Ilmu Akuntansi
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
(Prof. Erlina, SE, MSi, Ph.D, Ak
Ketua
) ( Iskandar Muda, SE, MSi, Ak
Anggota
)
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.)
Direktur
(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang,
MSIE)
Tanggal lulus : 15 Februari 2013
Tanggal : 15 Februari 2013
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Erlina, SE., M.Si, Ph.D, Ak
Anggota : 1. Prof Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
3. Dra. Sri Mulyani, MBA., Ak.
“ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SATUAN KERJA MITRA KPPN MEDAN II”
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Akuntansi
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Medan, 15 Februari 2013
Penulis,
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SATUAN KERJA MITRA KPPN MEDAN II
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh faktor penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaat teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II, baik simultan maupun secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat 27 Kementerian Negara/Lembaga yang tersebar di 167 satuan kerja mitra KPPN Medan II. Sampel yang dijadikan sebagai responden diambil dengan menggunakan metode sensus. Masing-masing populasi diwakili 1 responden kuasa pengguna anggaran atau pejabat pembuat komitmen atau pejabat penandatangan SPM atau pejabat lainnya. Kuesioner yang disebarkan kepada 167 responden, hanya berhasil dikumpulkan kembali dengan jawaban yang lengkap diperoleh dari 112 responden. Data yang terkumpul dari 112 responden selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda untuk menghasilkan uji asumsi klasik, model analisis data, koefisien determinasi dan membuktikan hipotesis. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan: Penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan kementerian negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II.
Kata kunci : Kualitas Laporan Keuangan, Penerapan Standar Akuntansi
THE ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING THE MINISTRY /AGENCY’S FINANCIAL STATEMENT QUALITY OF THE SPENDING UNIT IN PARTNERSHIP WITH KPPN MEDAN II
ABSTRACT
The object of this research is to know the effect of the factors: Governmental Accounting Standard apllying, human resopurces quality, internal control system, organizational commitment and information technology using to Ministry/Agency’s Financial Statement quality of The Spending Unit in partnership with KPPN Medan II, in simultaneously and in partially. The population in this research are Functionaries in 27 Ministries/Agencies which gone the round of 167 spending unit in partnership with KPPN Medan II. The sample of responder was taken by census method. Every population deputized by 1 responder from functionary of budget user authority, or functionary of commitment maker, or functionary of SPM signatory, or other functionary. The questionnaire this research propagated to 167 responders, only succeed reassembled with the complete answer obtained from 112 responders. The Data in this research gathered from 112 responders, then analyzed by descriptive statistical analysis and multiple regression analysis to yield the classic assumption test, the model of data analysis, determination coefficient analysis and prove the hypothesis. Based on data analysis, concluded: Applying SAP, human resources quality, internal control system, organizational commitment and information technology using have effect to Ministry/Agency’s financial statement quality of the Spending Unit in partnership with KPPN Medan II, in simultaneously and in partially.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, oleh
karena dorongan rahmat dan ridhoNya yang berkelimpahan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui
kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat
bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis
dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan
ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SP.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak., selaku Ketua Program
Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
sekaligus sebagai Ketua Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis
sejak awal hingga selesainya tesis ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak,, selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus
sebagai Anggota Komsisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan
saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal
hingga selesainya tesis ini.
5. Ibu Prof. Dr. Erlina, M.Si, selaku Ketua Komisi Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam
6. Bapak Iskandar Muda, S.E., M.Si, Ak., selaku Anggota Komisi Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak., selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding
yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam
membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Staf/karyawan Sekretariat Sekolah Pascasarjana Universtias Sumatera Utara
serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebukan satu per satu yang telah
banyak membantu dan memberikan saran, pendapat serta pandangannya,
sehingga penulisan tesis ini terselesaikan.
9. Bapak Zaid Burhan Ibrahim, S.E., M.T., selaku Kepala KPPN Medan II yang
telah memberikan izin dan motivasi, baik saat menjalani perkuliahan, maupun
saat penulisan tesis ini.
10.Seluruh Pejabat Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN
Medan II yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.
11.Ayahanda Alm. Mustahid dan Ibunda Sri Aryanti yang senantiasa mendoakan
penulis sejak memulai perkuliahan hingga penulisan tesis ini.
12.Suami tercinta Ahmad Supiyanto, S.E., dan Anak-anak tersayang : Aida
Fitryani, Marisa Raudiah dan M. Hafid Malik yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis sejak memulai perkuliahan hingga
penulisan tesis ini.
13.Rekan – rekan mahasiswa di Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi
penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa/i.
Medan, 15 Februari 2013
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
N a m a : Farida Aryani
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 19 September 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Villa Setiabudi Makmur 2 No. F5 Medan
Nomor Telp : 0852 1323 0055
Nama Ayah : Mustahid
Nama Ibu : Sri Aryanti
PENDIDIKAN
Tahun 2010 – 2013 : Kuliah di Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Program Studi Ilmu Akuntansi.
Tahun 1998 – 2000 : Diploma 4 STAN, Jakarta
Tahun 1992 – 1995 : Diploma 3 STAN, Jakarta
Tahun 1989 – 1992 : SMA Negeri 2, Kediri
Tahun 1986 – 1989 : SMP Negeri 1, Kediri
Tahun 1980 – 1986 : SD Negeri Dandangan III, Kediri
PENGALAMAN KERJA
Tahun 2010 – sekarang : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2004 - 2010 : Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
1.5. Originalitas Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Landasan Teori ... 10
2.1.1. Laporan Keuangan Pemerintah (LKP) ... 10
2.1.2. Kualitas Informasi LKP ... 12
2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan ... 17
2.1.3.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ... 17
2.1.3.2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ... 20
2.1.3.3. Sistem Pengendalian Intern (SPI) ... 21
2.1.3.4. Komitmen Organisasi... 24
2.1.3.5. Pemanfaatan Teknologi Informasi .. 26
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ... 29
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 38
3.1. Kerangka Konsep ... 38
3.2. Hipotesis ... 44
BAB IV : METODE PENELITIAN ... 45
4.1. Jenis Penelitian ... 45
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 45
4.3. Populasi dan Sampel ... 46
4.4.1. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Penelitian ... 48
4.4.2. Pengukuran Variabel Penelitian ... 51
4.5. Metode Pengumpulan Data ... 53
4.6. Metode Analisis Data ... 54
4.6.1. Uji Kualitas Data ... 54
4.6.1.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian .. 54
4.6.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 54
4.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 55
4.6.2.1. Uji Normalitas Data ... 55
4.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.6.2.3. Uji Multikolinieritas ... 56
4.6.3. Analisis Statistik Deskriptif ... 56
4.6.4. Model Analisis Data ... 57
4.6.5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 57
4.6.6. Pengujian Hipotesis ... 58
4.6.6.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 58
4.6.6.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 59
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
5.1. Hasil Penelitian ... 61
5.1.1. Karakteristik Penelitian ... 61
5.1.2. Karakteristik Responden Penelitian ... 62
5.1.3. Uji Kualitas Data ... 65
5.1.3.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 65
5.1.3.2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian. ... 66
5.1.4. Analisis Deskriptif ... 67
5.1.5. Pengujian Asumsi Klasik ... 69
5.1.5.1. Hasil Uji Normalitas Data ... 69
5.1.4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69
5.1.4.3. Hasil Uji Multikolinieritas ... 70
5.1.6. Model Analisis Data ... 71
5.1.7. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 72
5.1.8. Pengujian Hipotesis ... 74
5.1.8.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 74
5.1.8.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 74
5.2. Pembahasan ... 76
5.2.2. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan di Lingkungan Satuan Kerja Mitra KPPN
Medan II. ... 77
5.2.3. Kualitas Sumber Daya Manusia di Lingkungan Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II. ... 79
5.2.4. Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II. ... 81
5.2.5. Komitmen Organisasi di Lingkungan Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II. ... 82
5.2.6. Pemanfaatan Teknologi Informasi di Lingkungan Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II. ... 83
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
6.1. Kesimpulan ... 86
6.2. Keterbatasan Penelitian ... 87
6.3. Saran ... 87
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Perkembangan Opini LK-K/L Tahun 2006 – 2010 ... 2
2.1. Matriks Penelitian Terdahulu ... 35
4.1. Daftar Populasi dan Responden Penelitian ... 47
4.2. Definisi, Operasionalisasi, dan Pengukuran variabel Penelitian .. 52
5.1. Karakteristik Data Penelitian ... 61
5.2. Karakteristik Responden Penelitian ... 62
5.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 62
5.4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 66
5.5. Hasil Analisis Deskriptif ... 67
5.6. Hasil Uji Kolmogrov Smirnov ... 69
5.7. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 70
5.8. Hasil Uji Multikolinearitas ... 71
5.9. Output SPSS Model Analisis Data ... 71
5.10. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 73
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Financial Reporting Standards-Setting Structure ... 13 2.2. Internal Control Integrated Framework ... 24 3.1. Kerangka Konsep Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Schedule Penelitian ... 93
2. Daftar Kementerian Negara/Lembaga dan Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II ... 95
3. Permohonan Pengisian Kuesioner ... 99
4. Kisaran Teoritis Total Skor Alat Ukur Untuk Masing – Masing Variabel ... 105
5. Tabulasi Data Penelitian ... 106
6. Output SPSS Uji Validitas Indikator Variabel Penelitian ... 114
7. Output SPSS Uji Relibilitas Instrumen Variabel Penelitian ... 128
8. Tabulasi Data Penelitian ... 130
9. Output SPSS Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 133
10 Output SPSS Uji Kolmogrov – Smirnov ... 134
11. Output SPSS Uji Glejser ... 135
12. Output SPSS Uji Multikolinieritas ... 136
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SATUAN KERJA MITRA KPPN MEDAN II
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Untuk mengetahui pengaruh faktor penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaat teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II, baik simultan maupun secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat 27 Kementerian Negara/Lembaga yang tersebar di 167 satuan kerja mitra KPPN Medan II. Sampel yang dijadikan sebagai responden diambil dengan menggunakan metode sensus. Masing-masing populasi diwakili 1 responden kuasa pengguna anggaran atau pejabat pembuat komitmen atau pejabat penandatangan SPM atau pejabat lainnya. Kuesioner yang disebarkan kepada 167 responden, hanya berhasil dikumpulkan kembali dengan jawaban yang lengkap diperoleh dari 112 responden. Data yang terkumpul dari 112 responden selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda untuk menghasilkan uji asumsi klasik, model analisis data, koefisien determinasi dan membuktikan hipotesis. Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan: Penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan kementerian negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II.
Kata kunci : Kualitas Laporan Keuangan, Penerapan Standar Akuntansi
THE ANALYSIS OF THE FACTORS AFFECTING THE MINISTRY /AGENCY’S FINANCIAL STATEMENT QUALITY OF THE SPENDING UNIT IN PARTNERSHIP WITH KPPN MEDAN II
ABSTRACT
The object of this research is to know the effect of the factors: Governmental Accounting Standard apllying, human resopurces quality, internal control system, organizational commitment and information technology using to Ministry/Agency’s Financial Statement quality of The Spending Unit in partnership with KPPN Medan II, in simultaneously and in partially. The population in this research are Functionaries in 27 Ministries/Agencies which gone the round of 167 spending unit in partnership with KPPN Medan II. The sample of responder was taken by census method. Every population deputized by 1 responder from functionary of budget user authority, or functionary of commitment maker, or functionary of SPM signatory, or other functionary. The questionnaire this research propagated to 167 responders, only succeed reassembled with the complete answer obtained from 112 responders. The Data in this research gathered from 112 responders, then analyzed by descriptive statistical analysis and multiple regression analysis to yield the classic assumption test, the model of data analysis, determination coefficient analysis and prove the hypothesis. Based on data analysis, concluded: Applying SAP, human resources quality, internal control system, organizational commitment and information technology using have effect to Ministry/Agency’s financial statement quality of the Spending Unit in partnership with KPPN Medan II, in simultaneously and in partially.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia
dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga
publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk
kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara
periodik (Mardiasmo, 2006).
Akuntabilitas meliputi berbagai dimensi antara lain akuntabilitas hukum,
akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan, dan
akuntabilitas finansial (keuangan). Terkait dengan tugas untuk menegakkan
akuntabilitas finansial, pemerintah bertanggung jawab untuk mempublikasikan
laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya (stakeholder). Governmental
Accounting Standards Board (1999) dalam Concepts Statement No. 1 tentang
Objectives of Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan
dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh adanya hak
masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan
sumber daya dan penggunaannya. Telah diketahui bahwa ada banyak pihak yang
akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
pemerintah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
10 Kebermanfaatan (usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya
dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan,
pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini
secara umum disebut karakteristik kualitatif (qualitative characteristics) atau
kualitas (qualities) informasi. Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk
kualitas informasi yang menjadikan informasi dalam laporan keuangan
pemerintah mempunyai nilai atau manfaat sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan terdiri dari : (1) relevan; (2) andal;
(3) dapat dibandingkan; dan (4) dapat dipahami .
Fenomena kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
(LK-K/L) di Indonesia dari tahun 2006 – 2010, ditunjukkan pada Tabel berikut:
Tabel 1.1. Perkembangan Opini LK-K/L Tahun 2006 - 2010
Sumber : BPK – RI (2011)
Secara persentase proporsi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang
diberikan BPK – RI terhadap LK-K/L mengalami peningkatan dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 dan sebaliknya proporsi opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberikan Pendapat
(TMP) mengalami penurunan dari 2006 sampai dengan tahun 2010. Kondisi ini
11 keuangannya. Sekalipun terlihat ada perbaikan secara opini, namun BPK juga
mengungkap temuan 519 kasus kelemahan SPI dan 731 ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan senilai Rp1.150 triliun.
Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada bagian Standar
Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Keuangan mengenai Pengendalian Intern
disebutkan bahwa sistem informasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan,
salah satunya adalah sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang
digunakan untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi
entitas (baik peristiwa maupun kondisi) untuk memelihara akuntabilitas bagi
aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan (BPK RI, 2006). Untuk dapat
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka kapasitas sumber daya
manusia yang melaksanakan sistem akuntansi sangatlah penting, karena sistem
akuntansi sebagai suatu sistem informasi membutuhkan kemampuan manusia
untuk menjalankan sistem yang ada.
Rumbogo (2009) mengatakan dalam rangka membangun Sistem
Akuntansi Instansi (SAI), sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 59 Tahun 2005, yang perlu diupayakan dan dikondisikan oleh
semua instansi pusat dan daerah adalah (1) komitmen pimpinan (management
commitment) yang kuat dari setiap pimpinan unit akuntansi pada setiap tingkatan,
(2) perangkat komputer dan printer (hardware) yang diperlukan untuk dapat
berfungsinya perangkat tersebut pada setiap tingkatan unit akuntansi, (3) sumber
daya manusia (brainware) yang akan menyelenggarakan SAI pada setiap
tingkatan unit akuntansi keuangan/barang dituntut untuk memiliki kemampuan
12
(budget) yang cukup untuk menyelenggarakan SAI pada setiap tingkatan unit
akuntansi, dan (5) review yang memadai dan berkualitas oleh aparat pengawasan
internal (BPKP, Itjen/Irtama, Itprop/Kab/Kota) yang didukung staf internal
auditor dengan memiliki kompetensi di bidang akuntansi.
Nugraheni dan Subaweh (2008) dalam penelitiannya menemukan terdapat
pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengetahuan
pengelola Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon I (UAPPA-EI)
dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang (UAPPB) dan ketersediaan
sarana dan prasarana terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan Inspektorat
Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. Mustafa, dkk (2010) dalam
penelitiannya menemukan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) tidak
berpengaruh terhadap keterandalan, namun pengendalian intern akuntansi dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan
keuangan. Keterandalan pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan, sementara kapasitas SDM dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan.
Kapasitas SDM berpengaruh terhadap keterandalan bisa disebabkan memang
karateristik SDM di Kota Kendari masih memiliki kapasitas yang rendah dan taraf
pendidikan yang masih relatif rendah khususnya dalam bidang akuntansi.
Keterandalan pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
bisa disebabkan oleh upaya untuk memenuhi sebuah kriteria penyajian pelaporan
keuangan yang andal, diperlukan berbagai upaya baik yang bersifat material
13 mempersiapkan sebuah sistem pelaporan keuangan yang andal akan semakin
lama.
Arfianti (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa sistem
pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap keandalan pelaporan
keuangan pemerintah daerah, sedangkan kualitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, dan pengawasan keuangan daerah tidak
berpengaruh. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan keuangan daerah
tidak berpengaruh. Pada tahun yang sama, Rosalin (2011) memberikan
kesimpulan yang inkonsisten dengan Arfianti (2011) dan Mustafa, dkk (2010),
dimana Rosalin (2011) menemukan pemanfaatan teknologi, pengendalian intern
akuntansi, dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap keandalan
pelaporan keuangan. Sedangkan kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh
signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan. Pada pengujian kedua
didapatkan hasil bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komitmen
organisasi berpengaruh signifikan terhadap timeliness pelaporan keuangan.
Sedangkan kualitas sumber daya manusia dan pengendalian intern akuntansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap timeliness pelaporan keuangan.
Sukmaningrum (2012) dalam penelitiannya menemukan sistem
pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi
laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya
manusia tidak berpengaruh. Kompetensi sumber daya manusia tidak signifikan
14 kuantitas. Faktor eksternal tidak dapat digunakan sebagai pemoderasi hubungan
antara kompetensi sumber daya manusia dan sistem pengendalian intern terhadap
kualitas informasi laporan keuangan. Faktor eksternal berperan sebagai variabel
bebas dan tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan, hal ini
dikarenakan dinamika perubahan sektor pemerintahan tidak diakomodasi oleh
kesiapan sumber daya manusia dan tidak proaktif terhadap tekanan-tekanan
publik.
Fenomena kualitas LK-K/L dan inkonsistensi temuan penelitian beberapa
penelitian di atas, merupakan ide yang mendasari ditelitinya kembali : ”Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II.”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan narasi uraian latar belakang masalah dimuka, dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini: “Apakah penerapan SAP, kualitas SDM,
sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi
informasi berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas
laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra KPPN
Medan II?”
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini: Untuk
mengetahui pengaruh faktor penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian
15 kualitas laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga Satuan Kerja Mitra
KPPN Medan II, baik simultan maupun secara parsial.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman dan
kemampuan intelektual tentang pengaruh faktor penerapan SAP, kualitas
SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi, dan pemanfaatan
teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan.
2. Bagi Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II, sebagai bahan masukan didalam
menyikapi fenomena sehubungan dengan masih ditemukannya opini WDP
pada beberapa LK-K/L.
3. Menambah literatur dan acuan bagi penelitian di bidang akuntansi
pemerintahan, terutama yang ingin melakukan penelitian lanjutan
mengenai kualitas laporan keuangan.
1.5. Originalitas Penelitian
Dilihat dari kerangka konsep yang dikembangkan, penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian Sukmaningrum (2012) yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang).
Beberapa perbedaan antara penelitian Sukmaningrum (2012) dengan penelitian ini
16 1. Tempat, Populasi, dan Sampel
Sukmaningrum (2012) meneliti pada Kabupaten dan Kota di Semarang,
Populasi Sukmaningrum (2012) adalah pegawai Pemerintah Daerah
Provisi Jawa Tengah. Sampelnya adalah pegawai Pemerintah Daerah
SKPD Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD)
dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten
dan Kota Semarang yang berjumlah 150 pegawai (Hair et al. (1998).
Penelitian ini meneliti pada Kementerian/Lembaga Negara. Populasi
dalam penelitian ini Kementerian/Lembaga Negara Mitra KPPN Medan II
yang berjumlah 27 Kementerian/Lembaga. Sampel dalam penelitian ini
adalah satuan kerja mitra KPPN Medan II yang tersebar 27
Kementerian/Lembaga, yaitu sebanyak 167 satuan kerja. Responden dalam
penelitian ini adalah pejabat penyusun laporan keuangan pada
masing satuan kerja yang diwakili 1(satu) orang pejabat untuk
masing-masing satuan kerja. Responden dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan pendekatan sensus, sehingga jumlah sampel sama dengan
jumlah responden yaitu sebanyak 167 pejabat.
2. Variabel Penelitian
Sukmaningrum (2012) meneliti 3 (tiga) variabel bebas yaitu kompetensi
SDM, sistem pengendalian intern, dan faktor eksternal, serta 1 (satu)
variabel terikat kualitas laporan keuangan. Penelitian ini meneliti 5 (lima)
variabel bebas: penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern,
komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi informasi, serta 1 (satu)
17 variabel bebas yang sama dengan Sukmaningrum yaitu kompetensi SDM
dan sistem pengendalian intern, ditambah variabel bebas dari peneliti lain
yaitu penerapan SAP, komitmen organisasi, dan pemanfaatan teknologi
informasi. Sedangkan variabel bebas faktor eksternal tidak peneliti ambil
dengan pertimbangan bahwa kualitas laporan keuangan lebih banyak
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Laporan Keuangan Pemerintah (LKP)
American Accounting Association Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah memberikan informasi yang
diperlukan agar dapat mengelola suatu operasi dan alokasi sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta
memberikan informasi untuk melaporkan pertanggungjawaban pelaksanaan
pengelolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana publik.
Dengan demikian, akuntansi sektor publik terkait dengan penyediaan informasi
untuk pengendalian manajemen dan akuntabilitas.
Konsep transparansi dan akuntabilitas publik dibangun paling tidak atas
lima komponen, yaitu sistem perencanaan strategik, sistem pengukuran kinerja,
sistem pelaporan keuangan, saluran akuntabilitas publik (channel of public
accountability), dan auditing sektor publik yang dapat diintegrasikan ke dalam
tiga bagian akuntansi sektor publik, yaitu: Akuntansi Manajemen Sektor Publik,
Akuntansi Keuangan Sektor Publik, dan Auditing Sektor Publik.
Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan tujuan dihasilkannya
19 manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan
38 digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer,
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan
membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Adapun laporan keuangan pokok berbasis kas menuju akrual yang harus disusun
oleh pemerintah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Lampiran II, meliputi: (1)
Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan
atas Laporan Keuangan.
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik sebagaimana bunyi
penjelasan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu:
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber
daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
39 5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan
pajak dan pinjaman.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
2.1.2. Kualitas Informasi LKP
Orang pertama yang menggunakan paradigma kegunaan keputusan
(decision usefulness) adalah Chambers. Ia mengatakan sebagai berikut:
Oleh karenanya, akibat yang wajar dari asumsi manajemen rasional adalah
bahwa seharusnya ada sistem yang menyajikan suatu informasi; seperti
sistem yang diperlukan baik untuk dasar pembuatan keputusan atau dasar
untuk memperoleh kembali konsekuensi keputusan… Sistem yang
menyajikan informasi secara formal akan menyesuaikan dengan dua dalil
umum. Pertama adalah kondisi dari setiap wacana ilmiah, sistem
seharusnya secara logika konsisten; tidak ada aturan atau proses yang
dapat bertentangan dengan setiap aturan atau proses lainnya. Kedua
muncul dari pemakai laporan akuntansi sebagai dasar pembuatan
keputusan dari konsekuensi praktik, informasi yang dihasilkan oleh setiap
sistem seharusnya relevan dengan berbagai bentuk pembuatan keputusan
40 Teori kegunaan keputusan (decision-usefulness theory), informasi
akuntansi menjadi referensi dari penyusunan kerangka konseptual Financial
Accounting Standard Boards (FASB), yaitu Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) yang berlaku di Amerika Serikat. Teori ini dikenal dengan nama
lain yaitu a theory of accounting to investors. Selain FASB, ada sebuah badan
yang setara dengan FASB yaitu GASB. FAF membuat GASB pada tahun 1984
dalam hubungan “kakak-adik” dengan FASB. GASB bertanggungjawab untuk
menetapkan standar akuntansi untuk aktivitas dan transaksi dari pemerintah pusat
dan daerah, sedangkan FASB menyusun standar akuntansi untuk semua organisasi
lainnya termasuk non pemerintahan dan organisasi non profit (Freeman, 2008).
Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Sumber : Freeman (2008)
Gambar 2.1. Financial Reporting Standards-Setting Structure
Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung
komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar
cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang
[image:35.595.133.494.398.559.2]41
Accounting Information menggambarkan hirarki dari kualitas informasi akuntansi
dalam bentuk kualitas primer, kandungannya dan kualitas sekunder. Kualitas
primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas (reliability). FASB menyatakan
bahwa nilai relevan dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat
informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan. Nilai relevan
diklasifikasikan sebagai kapasitas informasi untuk membuat suatu perbedaan
dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Reliabilitas didefinisikan sebagai
kualitas pemberian jaminan bahwa informasi itu secara rasional bebas dari
kesalahan dan bias, dan mewakili apa yang akan digambarkan. Agar relevan,
informasi harus bersifat logis jika dihubungkan dengan suatu keputusan. FASB
menyatakan bahwa agar menjadi relevan bagi investor, kreditur, dan yang lain
dalam rangka investasi, kredit dan keputusan sejenis maka informasi akuntansi
harus memiliki kapabilitas untuk membuat suatu perbedaan pada suatu keputusan.
Hal tersebut ditempuh dengan cara membantu pemakai dalam membentuk
prediksi tentang hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau
untuk mengkonfirmasi atau membenarkan harapannya. Kandungan kualitas
primer kegunaan-keputusan informasi akuntansi meliputi komponen-komponen
kandungan dari nilai relevan, yaitu ketepatwaktuan (timeliness), nilai umpan balik
(feed-back value), dan nilai prediktif (predictivevalue), dan komponen-komponen
kandungan reliabilitas, yaitu penggambaran yang senyatanya (representational
faithfullness), netralitas (neutrality), dan dapat diperiksa (verifiability). Selain itu
juga terdapat kualitas sekunder, sebagai penghubung antara kualitas primer, yaitu
42 Di Indonesia sampai dengan saat ini, telah ada komite yang bekerja
menyusun standar akuntansi pemerintahan di Indonesia yang dibentuk
berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan nomor 308/KMK/2002 yaitu
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), akan tetapi yang menetapkan
Standar Akuntansi Pemerintahan adalah pemerintah dengan Peraturan Pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang terkandung dalam Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 mengadopsi karakteristik kualitatif primer
sebagaimana tercantum dalam SFAC No. 2. Hanya saja SAP menekankan pada
empat prasyarat normatif yakni:
1. Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi
keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang relevan memiliki
unsur-unsur berikut :
a. Manfaat umpan balik (feedback value). Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan alat mengoreksi ekspektasi mereka di
masa lalu.
b. Manfaat prediktif (predictive value). Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan
hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu (timeliness). Informasi yang disajikan secara tepat waktu
dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang dapat
43 melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam
laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal, yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik
berikut:
b. Penyajian jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau secara wajar
dapat diharapkan untuk disajikan.
c. Dapat diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih
dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
d. Netralitas, yaitu informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan, yaitu informasi yang termuat dalam laporan
keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan
lain pada umumnya.
4. Dapat dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
44
2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan
Salah satu bentuk konkrit untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah dengan diundangkannya
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tersebut, pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan
hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di
Indonesia. Disamping SAP, kualitas SDM, pengendalian intern, komitmen
organisasi dan pemanfaatan teknologi juga mempengaruhi proses akuntansi
pemerintahan didalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
(Warisno, 2008; COSO, 1992; Septiani, 2005; Hamzah dalam Winidyaningrum,
2010).
2.1.3.1. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010
45 adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.” Menurut Bastian (2006):
“Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian SAP
merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. ”
Dari kedua pemaparan diatas dapat penulis simpulkan bahwa SAP
merupakan prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah maupun pusat. Dengan demikian
SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
SAP di Indonesia diatur pertama sekali melalui Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 2005 dengan basis kas menuju basis akrual, selanjutnya diperbaharui
melalui Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Terdapat 2 (dua) lampiran
dalam PP No. 17 Tahun 2010, yaitu lampiran I menggunakan basis akrual dan
lampiran II menggunakan basis kas menuju akrual dengan mengakomodir kembali
PP No. 24 Tahun 2005 yang diperuntukan bagi entitas yang belum mampu
menggunakan basis akrual.
Laporan keuangan sesuai SAP dalam rangka penyusunan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Peraturan Pemerintah ini juga merupakan pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3)
46 menyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 secara sistematis
dan terstruktur mengisyaratkan laporan keuangan yang dihasilkan pemerintah
harus mengandung unsur:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas pelaporan dalam periode pelaporan, sehingga memudahkan fungsi
perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas
pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.
47 Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan
pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran
yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan
akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
2.1.3.2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) telah membawa perubahan besar dan memberikan
pendekatan baru dalam pengelolaan keuangan pemerintah. Perubahan tersebut
merupakan suatu perubahan yang bersifat paradigmatik, sementara perubahan
yang lebih bersifat pragmatik, yaitu terkait dengan penatausahaan keuangan
daerah. Perubahan itu sudah sampai pada teknik akuntansinya yang meliputi
perubahan dalam pendekatan sistem akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen
dan formulir yang digunakan, fungsi-fungsi otorisasi untuk tujuan sistem
pengendalian intern, laporan, serta pengawasan (Forum Dosen Akuntansi Sektor
Publik, 2006). Perubahan tersebut membutuhkan dukungan teknologi dan sumber
daya manusia yang berkualitas, yaitu mampu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman yang cukup memadai. (Widodo dalam Kharis, 2010).
Wiley dalam Azhar (2007) mendefinisikan “Sumber daya manusia
merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam
usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber
48 karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dilakukan
sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi.
Dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang baik, satuan kerja harus
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar
belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan
mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem
akuntansi, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tersebut akan mampu
memahami logika akuntansi dengan baik. Kegagalan sumber daya manusia
Pemerintah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak
pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan
dengan standar yang ditetapkan pemerintah (Warisno, 2008).
2.1.3.3. Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Secara sederhana, pengendalian intern didefinisikan sebagai suatu proses
yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam
pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri
atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan
menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin
ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku.
49
“Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors,
management and other personel, designed to provide reasonable
assurance regarding the achievement of objectives in the following
categories:
1.Effectiveness and efficiency of operations
2. Reliability of financial reporting
3. Compliance with applicable laws and regulations.”
Sedangkan sistem pengendalian intern :
Internal control is broadly defined as the process put in place by
management to provide reasonable assurance regarding the achievement
of effective and efficient operations, reliable financial reporting, and
compliance with laws and regulations (Petrovits et al., 2011)
PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. SPI merupakan kegiatan pengendalian
terutama atas pengelolaan sistem informasi yang bertujuan untuk memastikan
akurasi dan kelengkapan informasi.
SAS mendefinisikan lima komponen pengendalian intern yang saling
50 1. Lingkungan pengendalian,
2. Penilaian risiko,
3. Aktivitas pengendalian,
4. Informasi dan komunikasi
5. Pengawasan.
Control environment (lingkungan pengendalian), menunjukkan atmosfir atau
suasana (sets the tone) dalam suatu organisasi/ perusahaan yang mempengaruhi
kesadaran pengendalian (control consciousness) dari orang-orang dalam
organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian ini merupakan fondasi bagi
komponen lainnya dan sangat dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan dari atas
atau tone at the top. Risk assessment (penilaian risiko), merupakan mekanisme
untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai risiko dalam
organisasi dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Control activities (aktivitas
pengendalian), mencakup kebijakan dan prosedur untuk membantu meyakinkan
bahwa semua tindakan dilaksanakan sesuai dengan arahan manajamen secara
efektif. Information and communication (informasi dan komunikasi), sistem
informasi dan komunikasi memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk
memperoleh dan berbagi informasi yang diperlukan untuk mengelola,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan operasional. Monitoring
(pemantauan), merupakan proses penilaian terhadap kualitas dan efektivitas dari
sistem pengendalian intern, termasuk modifikasi dan penyempurnaannya apabila
diperlukan. Terdapat hubungan langsung antara ketiga kategori tujuan yang harus
51 diperlukan untuk mencapai tujuan). Bila dirangkum dalam satu kesatuan dengan
definisi pengendalian intern dalam COSO (1992) digambarkan dalam bentuk
Internal Control – Integrated Framework, sebagai berikut:
Sumber: COSO, 1992, diolah
[image:46.595.168.439.340.556.2]52 Gambar menunjukkan lima komponen pengendalian intern merupakan
satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam rangka
pencapaian tujuan, effectiveness and efficiency of operations, reliability of
financial dan compliance with laws and regulations. Menurut Wilkinson et al.
dalam Indriasari (2008) terdapat 6 (enam) komponen didalam menjelaskan sistem
pengendalian intern, yaitu 1) Standard Operating Procedure (SOP); 2) Pemisahan
wewenang; 3) Dokumen dan catatan yang memadai; 4) Tindakan disiplin atas
pelanggaran; dan 5) Pembatasan akses.
2.1.3.4. Komitmen Organisasi
Teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh perilaku
kepatuhan di dalam proses sosialisasi. Individu cenderung mematuhi hukum yang
mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka, yaitu
Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through
morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai
keharusan dan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment
through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum
tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Septiani, 2005). Dengan demikian
adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan dalam penyajian
laporan keuangan pemerintah yang reliable sesuai dengan SAP.
Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi (Mowday et al.
dalam Darma, 2004). Menurut Ikhsan dan Ishak (2008) bahwa komitmen
organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak
53 keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen yang tinggi menjadikan individu
lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan pribadi dan berusaha
menjadikan organisasi menjadi lebih baik. Komitmen organisasi yang rendah akan
membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya.
Pada konteks pemerintahan, aparat yang memiliki komitmen organisasi
yang tinggi, akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk menyusun laporan
keuangan menjadi relatif lebih tepat. Selain itu, komitmen organisasi dapat
merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk
pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; Chong dan Chong,
2002; Wentzel, 2002). Dengan adanya komitmen organisasi akan
mempertahankan kepatuhan dalam penyajian laporan keuangan pemerintah yang
reliable sesuai dengan SAP.
Mowday, et. al. dalam Ikhsan dan Ishak (2008) mengemukakan bahwa:
Komitmen organisasi terbangun apabila masing-masing individu mengembangkan
tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau profesi, antara
lain :
1. Identifikasi (identification), yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap
tujuan organisasi.
2. Keterlibatan (involvement), yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan
atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.
3. Loyalitas (loyality), yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya
bekerja dan tinggal.
54 Teknologi informasi meliputi komputer (mainframe, mini, micro),
perangkat lunak (software), database, jaringan (internet, intranet), electronic
commerce, dan jenis lainnya yang berhubungan dengan teknologi (Wilkinson et
al., 2000). Teknologi informasi selain sebagai teknologi komputer (hardware dan
software) untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga berfungsi sebagai
teknologi komunikasi untuk penyebaran informasi. Komputer sebagai salah satu
komponen dari teknologi informasi merupakan alat yang bisa melipatgandakan
kemampuan yang dimiliki manusia dan komputer juga bisa mengerjakan sesuatu
yang manusia mungkin tidak mampu melakukannya.
Tingginya biaya tenaga kerja manusia yang diperlukan dalam pemrosesan
data membuat pemrosesan secara manual kurang efektif jika ditinjau dari sisi
volume dan biaya pemrosesan. Pemrosesan secara manual memiliki biaya yang
stabil pada angka yang cukup tinggi. Sementara dengan menggunakan mesin,
meski investasi awal lebih besar biayanya, namun pada perkembangannya akan
dapat mengurangi biaya pemrosesan dengan tetap menjaga volume. Sedangkan
pengolahan data dengan menggunakan komputer, akan dapat terus mengurangi
biaya-biaya pada posisi yang paling rendah dibandingkan dengan metoda
pengolahan yang lain.
Dalam hubungannya dengan sistem informasi akuntansi, komputer akan
meningkatkan kapabilitas sistem. Ketika komputer dan komponen-komponen
yang berhubungan dengan teknologi informasi diintegrasikan ke dalam suatu
sistem informasi akuntansi, tidak ada aktivitas umum yang ditambah atau
dikurangi. Sistem informasi akuntansi masih mengumpulkan, memproses, dan
55 Sistem juga menghasilkan laporan-laporan dan informasi lainnya. Hanya saja
pengkomputerisasian sistem informasi akuntansi seringkali mengubah karakter
aktivitas. Data mungkin dikumpulkan dengan peralatan khusus. Catatan akuntansi
menggunakan lebih sedikit kertas. Kebanyakan, jika tidak semuanya,
tahapan-tahapan pemrosesan dilakukan secara otomatis. Output lebih rapi, dalam bentuk
yang lebih bervariasi, dan lebih banyak. Terlebih lagi, output dapat didistribusikan
kepada orang lain yang terhubung lewat LAN, yang lebih penting dari semua
perubahan ini adalah peningkatan dalam hal (Wilkinson et al., 2000):
1. Pemrosesan transaksi dan data lainnya lebih cepat,
2. Keakurasian dalam perhitungan dan pembandingan lebih besar,
3. Kos pemrosesan masing-masing transaksi lebih rendah,
4. Penyiapan laporan dan output lainnya lebih tepat waktu,
5. Tempat penyimpanan data lebih ringkas dengan aksesibilitas lebih tinggi
ketika dibutuhkan,
6. Pilihan pemasukan data dan penyediaan output lebih luas/banyak.
7. Produktivitas lebih tinggi bagi karyawan dan manager yang belajar untuk
menggunakan komputer secara efektif dalam tanggung jawab rutin dan
pembuatan keputusan.
Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dimanfaatkan pada
organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi sektor publik, termasuk
pemerintahan. Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan disebutkan bahwa untuk menindaklanjuti
terselenggaranya proses pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata kelola
56 Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan, dan
menyalurkan Informasi Keuangan kepada pelayanan publik. Pemerintah perlu
mengoptimalisasi pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk membangun
jaringan sistem informasi manajemen dan proses kerja yang memungkinkan
pemerintahan bekerja secara terpadu dengan menyederhanakan akses antar unit
kerja. Wilkinson et al., (2000) mengatakan pemanfaatan teknologi informasi
mencakup adanya (a) pengolahan data, pengolahan informasi, sistem manajemen
dan proses kerja secara elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh
masyarakat.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya
mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah secara keseluruhan, maupun keandalan dan timeliness pelaporan
keuangan pemerintah dengan menggunakan beberapa variabel, seperti Xu, et al.
(2003) meneliti faktor kunci dari kualitas informasi akuntansi studi kasus di
Australia. Hasil penelitiannya menyatakan Sumber daya manusia, sistem,
organisasi, dan faktor eksternal merupakan faktor kritis menentukan kualitas
informasi akuntansi.
Choirunisah (2008) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
57 KPPN Malang. Populasi yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian
Choirunisah (2008) berjumlah 96 aparat pegawai negeri sipil di lingkungan KPPN
Malang. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa kemampuan sumber daya
manusia dan organisasi tim berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi
keuangan satuan kerja. Nugraheni dan Subaweh (2008) melakukan penelitian
tentang pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan. Dalam
penelitiannya, Nugraheni dan Subaweh (2008) menggunakan data kualitas laporan
keuangan, penerapan SAP, pengetahuan pengelola UAPPA EI dan UAPPB,
ketersediaan sarana dan prasarana, dan persepsi pemangku kepentingan terhadap
laporan keuangan. Data yang digunakan merupakan data primer, yang
dikumpulkan dengan mendistribusikan kuesioner yang berisi 46 pertanyaan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan SAP di Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional terhadap
peningkatan kualitas laporan keuangan Inspektorat Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional. Terdapat pengaruh pengetahuan pengelola UAPPA EI dan
UAPPB dan ketersediaan sarana dan prasarana terhadap peningkatan kualitas
laporan keuangan Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
Indriasari dan Nahartyo (2008) meneliti pengaruh kapasitas sumber daya
manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi
terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (Studi pada
pemerintah kota Palembang dan kabupaten Ogan Ilir).
Populasi dalam penelitian Indriasari dan Nahartyo (2008) adalah bagian
akuntansi/penatausahaan keuangan pada SKPD di Pemerintah kota Palembang
58 sampling, dan didapat sebanyak 211 sampel untuk dijadikan responden penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia tidak mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan
pemerintah daerah secara signifikan, sedangkan pemanfaatan teknologi informasi
dan pengendalian intern akuntansi mempengaruhi nilai informasi pelaporan
keuangan pemerintah daerah secara signifikan. Indriasari dan Nahartyo (2008)
juga menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan
keuangan pemerintah daerah.
Peneliti Aritonang dan Syarif (2009) melakukan pengujian keberhasilan
penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. Untuk penelitiannya,
Aritonang dan Syarif (2009) menyebarkan kuesioner sebanyak 145 eksemplar
kuesioner kepada responden penelitian. Hasil analisis yang dilakukan menemukan
bukti empiris bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005, sedangkan
sumber daya manusia dan perangkat pendukung tidak signifikan mempengaruhi
keberhasilan penerapan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. Pada Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 menjelaskan tentang keandalan dan timeliness
pelaporan keuangan pemerintah.
Mustafa, dkk (2010) melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan
pada SKPD Pemerintah Daerah Kota Kendari. Mustafa, dkk (2010) dalam
penelitiannya mengkonfirmasi keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan
59 Intern Akuntansi dan Pemanfaatan IT. Populasi dalam penelitian Mustafa, dkk
(2010) adalah bagian akuntansi/penatausahaan keuangan pada SKPD di Kota
Kendari. Penyampelan atas responden dilakukan secara purposive sampling, dan
didapat sebanyak 144 sampel untuk dijadikan responden penelitian. Berdasarkan
hasil analisis, Mustafa, dkk (2010) menemukan kapasitas SDM tidak berpengaruh
terhadap keterandalan, namun pengendalian intern akuntansi dan pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh terhadap keterandalan pelaporan keuangan.
Keterandalan pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
pelaporan keuangan, sementara kapasitas SDM dan pemanfaatan teknologi
informasi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Kapasitas
SDM berpengaruh terhadap keterandalan bisa disebabkan memang karateristik
SDM di Kota Kendari masih memiliki kapasitas yang rendah dan taraf pendidikan
yang masih relatif rendah khususnya dalam bidang akuntansi. Keterandalan
pelaporan keuangan tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan bisa disebabkan
oleh upaya untuk memenuhi sebuah kriteria penyajian pelaporan keuangan yang
andal, diperlukan berbagai upaya baik yang bersifat material maupun non
material, yang mengakibatkan waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan
sebuah sistem pelaporan keuangan yang andal akan semakin lama.
Arfianti (2011) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Batang). Arfianti (2011) dalam
penelitiannya mengkonfirmasi nilai informasi pelaporan keuangan dengan
menggunakan 3 (tiga) variabel : informasi, kualitas sumber daya manusia, sistem
60 cara menyebarkan kuesioner kepada sebanyak 110 eksemplar, yang dibagikan
kepada responden yang merupakan kepala dan staf bagian keuangan pada Satuan
Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Batang. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan PLS (partial least square). Hasil pengujian menunjukkan
bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap
keandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kualitas sumber
daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengawasan keuangan
daerah tidak berpengaruh. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan
keuangan daerah tidak berpengaruh.
Rosalin (2011) melakukan penelitian dengan mengangkat topik penelitian:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keandalan Dan Timeliness Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum (Studi pada BLU di Kota Semarang). Dalam
penelitiannya, Rosalin (2011) mengkonfirmasi Keandalan dan Timeliness
Pelaporan Keuangan dengan menggunakan tiga variabel: pemanfaatan teknologi
informasi, pengendalian intern akuntansi, dan komitmen organisasi. Data yang
digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan
langsung kepada responden. Data yang berhasil dikumpulkan berasal dari 102
responden yang merupakan staf pelaporan keuangan BLU di Kota Semarang.
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda.
Berdasrkan hasil analisis yang dilakukan, Rosalin (2011) menemukan
61 berpengaruh signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan. Sedangkan
kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap keandalan
pelaporan keuangan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komitmen organisasi
berpengaruh signifikan terhadap timeliness pelaporan keuangan. Sedangkan
kualitas sumber daya manusia dan pengendalian intern akun