• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN MUSYRIF DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH DARUL Peran Musyrif Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Al Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar Tahun 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN MUSYRIF DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH DARUL Peran Musyrif Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Al Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar Tahun 20"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN MUSYRIF DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH DARUL

ARQOM AL HIJRAH LIL ‘ULUMIL ISLAMIYAH PUTRA

KARANGANYAR TAHUN 2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Disusun Oleh:

MUHAMMAD RASYID RIDHO G000130142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PERAN MUSYRIF DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN IBADAH SANTRI DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH DARUL

ARQOM AL HIJRAH LIL ‘ULUMIL ISLAMIYAH PUTRA

KARANGANYAR TAHUN 2017 ABSTRAK

Musyrif merupakan seorang pendamping di lingkungan pondok pesantren yang perannya sangatlah dibutuhkan dalam mendampingi dan mengontrol segala bentuk aktivitas santri setiap harinya. Musyrif ditunjuk oleh seorang pimpinan/

kiai pondok pesantren yang dilibatkan dan diberikan amanah serta dipercaya untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas santri.

Peran musyrif salah satunya adalah mengontrol dan membina santri dalam hal disiplin ibadah. Peningkatan disiplin ibadah santri merupakan suatu upaya menanamkan ketaatan terhadap ketentuan syariat Allah Swt sehingga membekas dan menjadi sebuah nilai perilaku yang dilakukan dan menjadi kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari.

Dalam penelitian ini, musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar memiliki peran yang sangat penting dalam hal peningkatan disiplin ibadah santri, dan dalam pelaksanaan tersebut terdapat kendala-kendala yang dihadapi musyrif, sehingga rumusan masalah yang diangkat adalah: Bagaimana peran musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri dan apa kendala-kendala yang dihadapi

musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran

musyrif dan kendala-kendala yang dihapadi dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu, 1) secara teoritis menambah khazanah keilmuan khususnya peran musyrif dalam hal meningkatkan disiplin ibadah santri, 2) secara praktis, dapat memberikan manfaat, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan bagi pondok pesantren, khususnya

musyrif, dalam meningkatkan disiplin ibadah santri.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kemudian metode pengumpulan data yang digunakan yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi serta analisis data menggunakan metode induktif.

(6)

2

Kata Kunci: Peran Musyrif, Disiplin Ibadah, Santri

ABSTRACT

Musyrif is a close person in Muslim boarding school whose role is very important to close and control every parts of everyday activities. Musyrif is selected by the chief of Muslim boarding school/ kiai who gives mandate and wrapped around and also believed to observe and control student’s activities.

One of the character of musyrif is to control and develop of student in discipline in religious service. Development of discipline in religious service is an effort to implant the loyality for certain Islamic Law of Allah Swt until being receptable and becaming a behavior value and became habitual in daily activities.

In this research, musyrif of Darul Arqom Muhammadiyah Boarding School al-Hijrah lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar has character that is very important in develop of discipline in religious service of student, and in that implementation there are some problems which faced by the musyrif so the research question which study is about: How to develop function of musyrif in discipline of religious service and what the problems which faced by the musyrif

to develop discipline of religious service of students in Darul Arqom Muhammadiyah Boarding School al-Hijrah lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar.

The purpose of this research is to know and describe the character and function of musyrif and the problems which are faced in developing discipline of religious service of students in Darul Arqom Muhammadiyah Boarding School al-Hijrah lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar. There are some benefit of this research, they are: (1) Theoritically, to increase treasure of knowledge especially on function of musyrif in developing discipline of religious service of students; (2) Practically, could give benefit, contribution of idea, and as material review for boarding school especially on musyrif to develop discipline of religious service of students.

This research is a field one which use descriptive qualitative method. Then method of collecting data used are, observation, interview dan documentation and the analysis of data used is inductive method.

Based on the result of the research of data analysis, it can be concluded that the musyrif in development of discipline religious service of students in Darul Arqom Muhammadiyah Boarding School al-Hijrah lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar with apply some elements and forms/ discipline method, they are: making rules, giving punishment and achievement, also motivation, give habitual, became example, and give attention. There are some problems which are faced by

musyrif, they are there is no mosque private facility yet, there is enough consciousness from students, and musyrif activities out of boarding school.

(7)

3 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Musyrif merupakan seorang pendamping di lingkungan pondok pesantren yang perannya sangatlah dibutuhkan dalam mendampingi dan mengontrol segala bentuk aktivitas santri setiap harinya. Musyrif ditunjuk oleh seorang pimpinan/ kiai pondok pesantren yang dilibatkan dan diberikan amanah serta dipercaya untuk mengawasi dan mengendalikan aktivitas santri.

Dalam pelibatan musyrif pada setiap kegiatan di pondok pesantren merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan saat ini, agar pelayanan kepada santri menjadi optimal dan berdampak besar kedepannya terkhusus dalam kedisiplinan beribadah. Pelibatan ini perlu adanya pengorganisasian untuk menyusun dan membentuk hubungan kerja sama sehingga terwujud satu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1

Peran musyrif salah satunya adalah mengontrol dan membina santri dalam hal disiplin ibadah. Peningkatan disiplin ibadah santri merupakan suatu upaya menanamkan ketaatan terhadap ketentuan syariat

Allah Swt sehingga membekas dan menjadi sebuah nilai perilaku yang dilakukan dan menjadi kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari.

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar adalah salah satu amal usaha yang dimiliki Pimpinan Daerah Muhammmadiyah Kabupaten Karanganyar. Dalam segala aktivitas ibadah santri setiap harinya, musyrif senantiasa bertugas mengontrol, mengawasi dan mempresensi santri pada waktu-waktu tertentu, bertanggung jawab atas ketertiban santri dalam pelaksanaan ibadah baik mahdlah maupun ghairu mahdlah.2

Mengetahui latar belakang tersebut di atas, musyrif perlu memiliki peran khusus untuk dapat memberikan kontribusi dalam hal pendisiplinan

1Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 158. 2Hasil observasi pendahuluan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil

(8)

4

ibadah santri. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut, dan memilih judul “Peran Musyrif Dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Santri Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah

Putra Karanganyar Tahun 2017”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah: 1) Bagaimana peran musyrif

dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar? 2) Apa kendala-kendala yang dihadapi musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan peran musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar. 2) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan

kendala-kendala yang dihadapi musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun dari penelitian ini, manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1.4.1. Secara Teoritis

(9)

5 1.4.2. Secara Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan bagi pondok pesantren, khususnya musyrif, dalam meningkatkan disiplin ibadah santri.

1.5. Kajian Pustaka

1.5.1. Nasrul Aziz (Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014) dengan judul skripsi “Peranan Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Shalat Dhuha Siswa Kelas VIII-A2 Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Tahun Ajaran 2014/2015” menyimpulkan bahwa usaha yang dilakukan guru dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah salat dhuha dengan beberapa langkah yaitu, pembiasaan, contoh dan tauladan disetiap harinya, penyadaran melalui penyampaian materi pembelajaran, dan pengawasan. Dalam pelaksanaan pendisiplinan tersebut guru masih mengalami berbagai kendala yaitu masalah waktu pelaksanaan, kesadaran baik dari siswa dan keluarga.

1.5.2. Khamim Edy Cahyono (IAIN Purwokerto 2016) dengan judul skripsi “Penanaman Nilai-Nilai Disiplin Ibadah Shalat Lima Waktu Siswa Di SMP Negeri 2 Somagede Kecamataan Somagede Kabupaten Banyumas”, menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai disiplin ibadah dengan pendekatan sistematis, pendekatan pengajaran, continuum (rangkaian kesatuan perilaku positif dan akademis, pendekatan kepemimpinan berbasis tim, komitmen yang kuat, proses pembuatan keputusan berdasar data, pelestarian sistem, pengembangan profesional yang sistematis dan berkelanjutan. 1.5.3. Diana Pujiana (IAIN Purwokerto 2016) dengan judul skripsi

(10)

6

pihak pengasuh, pendidikan dan latihan yang diterapkan hampir dalam seluruh kegiatan, kepemimpinan yang baik sebagai contoh dalam penanaman kedisplinan, penerapannya dengan reward and punishment walaupun hanya punishment yang dijalankan serta penegakan.

Dari beberapa penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belum adanya pembahasan teoritik secara spesifik tentang peran musyrif

dalam meningkatkan disiplin ibadah santri. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut di atas adalah dari segi subyek penelitian dan tempat penelitian. Sehingga penelitian yang disusun penulis membahas sesuatu yang berbeda.

1.6. Kajian Teori

Musyrif atau pendamping termasuk dalam tenaga pendidik, seperti halnya menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 6 tentang sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan tingkat kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan

Dapat disimpulkan bahwa musyrif adalah pendamping/ pembimbing. Pendamping dalam ruang lingkup asrama atau pondok pesantren yang memiliki peran yang bertugas membimbing, mendampingi, mengontrol dan mengawasi para santri.

Musyrif dalam pelaksanaan tugasnya, diberikan amanah dan di tunjuk langsung dari pimpinan/ kiai pondok pesantren. Dalam pemberian amanah tersebut, pimpinan/ kiai memberikan standar khusus dalam memilih seorang pendamping/ musyrif diantaranya 1) Senioritas dari para santri, 2) Penguasaan bidang ilmu tertentu dan, 3) Mengedepankan keikhlasan dalam pengabidan.3

(11)

7

Dalam setiap aktivitas sehari-harinya, antara musyrif santri memerlukan suatu hubungan yang baik, Prof. Dr Syamsul Nizar memberikan beberapa pendapat diantaranya, 1) Antara musyrif, dan santri memiliki hubungan akrab, di mana musyrif sangat memperhatikan segala aktivitas santri, 2) Musyrif dituntut untuk dapat memberikan contoh/ teladan yang baik terhadap santri baik dari perilaku ibadah maupun budi pekerti, 3) Memiliki tingkat kolektivitas yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari segi ibadah dan pekerjaan lainnya, 4) Memiliki pola disiplin yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari pola pembiasaan santri bangun tepat waktu, shalat berjama’ah, tadarus bersama dan kegiatan belajar, 5) Memiliki kesabaran dalam mengatasi segala kesulitan dan permasalahan santri.4

Kata disiplin juga berasal dari Bahasa Latin disclipina yang mengarah pada kegiatan belajar dan mengajar. Disebut pula dengan kata

disciple yang berarti mengikuti kegiatan belajar dalam pengawasan pemimpin5. Dalam kamus psikologi disiplin dalam Bahasa Inggris

discipline berarti mengontrol hubungan, dalam bentuk otoritas dan bawahan maupun hubungan setara antar-individu. 6

Menurut Conny Semiawan disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi situasi lingkungan, yang tumbuh dari setiap individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu dengan aturan-aturan yang diperlukan.7

1.6.1. Unsur-unsur disiplin

Kedisiplinan dapat terbentuk sesuai dengan harapan apabila memiliki unsur-unsurnya pembangunnya. Menurut Santrock disiplin memiliki beberapa unsur, diantaranya, Peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) Hukuman sebagai bentuk tindakan bagi yang melanggar peraturan, 3) Penghargaan sebagai imbalan untuk

4Syamsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2013), hlm. 119.

5Tulus Tu’u, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 30. 6Kamus Psikologi terj. Yodi Santoso (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016).

(12)

8

kelakuan baik yang sesuai dengan harapan dan, 4) Konsistensi sebagai sarana motivasi dalam pembinaan disiplin.8

Unsur tersebut di atas, sangatlah memiliki peran penting dalam pembinaan dan pendisiplinan individu. Apabila salah satu unsur tersebut tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan terjadi ketimpangan antara sikap dan perilaku serta semakin jauh dari harapan yang sudah ditentukan sebelumnya.

1.6.2. Fungsi Disiplin

Disiplin memiliki beberapa fungsi dalam setiap prosesnya. Dengan sikap disiplin dapat memberikan suatu manfaat bagi kehidupan yang dijalani seseorang dan mendapatkan kesuskesan karirnya, beberapa fungsi disiplin diantaranya, 1) Menata kehidupan, 2) Membangun kepribadian, 3) Melatih kepribadian dan 4) Menciptakan lingkungan yang kondusif.

Dalam hal penanaman sikap disiplin, perlu adanya pembinaan sejak dini usia. Tindakan ini penting dilakukan agar nantinya sikap disiplin tumbuh dalam hati setiap individu.

1.6.3. Langkah-langkah/ Metode disiplin

Dalam pelaksanan pembentukan sikap disiplin, tentunya ada beberapa bentuk-bentuk/ metode disiplin yang di upayakan oleh seseroang, adapun diantaranya,1) Metode pembiasaan, Apabila setiap individu melakukan kebiasaan dengan baik, tertib dan disiplin, otomatis di dalam diri setiap individu akan tertanam sikap disiplin dan tertib dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. 2) Metode teladan, Sebagai seorang pendidik sudah sepatutnya memberikan tauladan yang baik terhadap murid-muridnya. Apabila diberikan tauladan yang baik, maka murid pun akan mengikutinya. Begitupun sebaliknya, apabila pendidik memberikan contoh yang buruk, maka murid pun juga akan mengikuti apa yang dicontohkan pendidik tersebut. 3) Metode penyadaran, sudah menjadi tugas

(13)

9

seorang pendidik untuk memberikan penjelasan yang rasional atau dapat diterima dengan akal oleh murid. Sehingga dapat memunculkan kesadaran tentang menjalankan perintah maupun larangan yang harus ditinggalkan. 4) Metode pengawasan,

controlling/ pengawasan ini dilakukan guna untuk memberikan antisipasi atau tindakan preventif bagi murid agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan. Semisal murid melanggar suatu aturan yang sudah ditetapkan. Untuk itu sangatlah perlu metode

controlling/ pengawasan ini untuk membina kedisiplinan murid.9 2. METODE PENELITIAN

2.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif tepatnya yaitu penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilaksanakan dengan peneliti berangkat dan terjun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang fenomena tertentu dalam suatu keadaan alamiah.10

2.2. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar dan

subyek dari penelitian ini adalah Pimpinan dan pendamping/ musyrif

pondok pesantren.

2.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang diperlukan diantaranya:

2.3.1. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran11.

9Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 2007),

hlm.143.

10Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.

26.

11Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: PT Rineka

(14)

10

2.3.2. Wawancara, adalah metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancara12. Metode wawancara dalam penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi secara personal baik kepada pembina maupun musyrif tentang upaya dan metode yang dilakukan dalam meningkatkan disiplin ibadah santri.

2.3.3. Dokumentasi, Metode dokumentasi dalam penelitian ini berguna untuk mendapatkan data yang berupa arsip, dokumen-dokumen pondok pesantren dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini.

Kemudian metode analisis data yang digunakan penulis yaitu berupa analisis deskriptif-kualitatif dengan langkah-langkah analisis yang digunakan adalah, reduksi data, klasifikasi dan display data, pemahaman, interpretasi dan penafsiran kemudian mengambil kesimpulan dan verifikasi.13

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Karanganyar,

musyrif memiliki peran sentral. Hal ini dapat terlihat dari peran musyrif yang menerapkan beberapa unsur-unsur dan metode disiplin diantaranya:

3.1. Membuat peraturan,

Dengan adanya peraturan yang dibuat musyrif di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar, para santri dapat menanamkan sikap disiplin dalam setiap kegiatan ibadahnya.

3.2. Pemberian punishment/ hukuman,

12Ibid. hlm. 105.

(15)

11

Dalam hal pemberian punishment/ hukuman, musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar bertindak secara tegas terhadap santri yang tidak taat dan melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Punishment/ hukuman yang diberikan berupa hukuman fisik maupun non fisik.

3.3. Pemberian reward/ penghargaan,

Reward/ penghargaan di berikan oleh musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil’Ulumil Islamiyah pada santri yang mentaati/ melaksanakan aturan. Penghargaan diberikan agar para santri senantiasa bersemangat dan istiqomah dalam menjalankan segala aktivitas ibadahnya.

3.4. Pemberian motivasi,

Dengan sifatnya yang continue/ konsisten, motivasi yang berupa dorongan, keinginan dan kebutuhan yang diberikan musyrif pada santri, dapat merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku.

3.5. Mengadakan kegiatan pembiasaan,

Dalam penanaman sikap disiplin ibadah, dalam hal ini musyrif

Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra mengadakan kegiatan pembiasaan bagi para santri. Kegiatan ini diadakan secara rutin dan continue. Adapun kegiatan pembiasaan yang dimaksud yaitu, menjalankan sholat qiyamul lail setiap harinya, sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah, sholat berjamaah dan puasa sunnah Senin-Kamis.

3.6. Menjadi contoh/ teladan,

Sebagai seseorang yang dianggap senior, musyrif senantiasa memberikan contoh/ teladan yang baik bagi santri. Apabila musyrif

(16)

12

3.7. Mengadakan controlling/ pengawasan,

Musyrif mengadakan controlling/ pengawasan secara rutin dan intensif pada segala kegiatan ibadah santri setiap harinya. Pengawasan yang dilakukan secara langsung terhadap santri berguna untuk dapat mengetahui segala kegiatan ibadah santri. Bentuk pengawasan tersebut berupa presensi dan teguran apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan pengarahan musyrif/ sebagai tindakan antisipasi atas hal-hal yang tidak diharapkan.14

Dalam proses meningkatkan disiplin ibadah santri, musyrif mendapati kendala-kendala yang dihadapi, adapun kendala-kendala itu di antaranya, 1) Pondok Pesantren al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah belum memiliki fasilitas masjid milik sendiri. 2) Kesadaran para santri terhadap perilaku disiplin ibadah. 3) Beberapa musyrif memiliki kesibukan diluar pondok pesantren sehingga pelaksanaan perannya kurang maksimal.

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang sudah dipaparkan penulis di atas tentang peran musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah

santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar mendapatkan kesimpulan diantaranya: 1) Peran Musyrif dalam meningkatkan disiplin ibadah santri di Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar, dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah santri, musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar memiliki peran yang sangat sentral dalam hal tersebut. Peningkatan disiplin ibadah meliputi unsur-unsur dan metode penanaman sikap disiplin santri.

Unsur-unsur yang dilaksanakan diantaranya berupa: 1) Pembuatan peraturan, 2) Pemberian punishment/ hukuman, 3) Pemberian reward/

14Wawancara dengan musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom Al-Hijrah Lil

(17)

13

penghargaan dan, 4) Pemberian motivasi. Kemudian metode penanaman sikap disiplin santri yaitu: 1) Mengadakan kegiatan pembiasaan, 2) Menjadi contoh/ teladan dan, 3) Mengadakan controlling/ pengawasan.

Kendala-Kendala yang Dihadapi Musyrif dalam Meningkatkan Disiplin Ibadah Santri diantaranya yaitu: 1) Belum adanya fasilitas masjid di Pondok pesantren al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah, 3) Kurangnya kesadaran para santri terhadap perilaku disiplin ibadah dan, 3) Beberapa

musyrif memiliki kesibukan diluar pondok pesantren sehingga pelaksanaan perannya kurang maksimal.

4.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang sudah penulis paparkan di atas, terdapat beberapa saran yang bertujuan untuk memberikan masukan yang bersifat konstruktif kedepannya agar menjadi lebih baik. Adapun saran-saran tersebut diantaranya untuk: 1) Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar, dengan meningkatkan manajemen pondok pesantren, karena apabila suatu sistem yang diatur dengan baik akan mengahasilkan hasil yang baik pula. Pembinaan terhadap musyrif secara intensif agar dalam pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik dan terstruktur.

2) Musyrif Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar, agar lebih professional dalam hal pendampingan santri setiap harinya, kolektif dalam melaksanakan tugas yang sudah diamanahkan, 3) Santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqom al-Hijrah Lil ‘Ulumil Islamiyah Putra Karanganyar, agar lebih meningkatkan kesadaran dalam hal disiplin ibadah, senantiasa mentaati perturan yang sudah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren. DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(18)

14

Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nizar, Syamsul. 2013. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidika n Islam di Nusantara. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santoso, Yodi. 2016. Kamus Psikologi terj. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Semiawan, Conny. 2009. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT Indeks.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) masih dalam proses persiapan untuk menjalankan COSO ERM secara penuh dalam perusahaan dan masih

kepemilikan tersebut, pemegang saham pengendali akan memiliki hak arus kas yang semakin

(2) Terdapat perbedaan yang nyata antara harga jeruk, harga kubis, harga kentang, harga tomat, harga wortel, harga buncis, harga petsai, harga labu siam, harga kol bunga, harga cabe

Cahaya Jati Pasuruan membuat lemari 2 pintu yaitu dari proses awal hingga barang jadi sehingga, dalam menentukan harga pokok produksi tidak sesuai dengan biaya-biaya

[r]

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 9.10/POKJA II-ULP/2015 Tanggal 17 Juni 2015 Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Penyusunan Rencana Pembangunan dan

kedua prosedur logika (deduksi & induksi) bukanlah dua hal yang berdiri secara. diametral, tetapi digunakan secara interaktif dan

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, berdasarkan