• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Konflik Kerja, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( KASUS PO Rosalia Indah Palur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Konflik Kerja, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( KASUS PO Rosalia Indah Palur)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat khususnya di Indonesia, sehingga banyak manusia yang memilih usaha dengan berharap akan memperoleh manfaat dan keuntungan yang diinginkan oleh manusia itu sendiri terhadap kebutuhan yang semakin meningkat. Organisasi memiliki beberapa unsur penting diantaranya adalah sumber daya manusia atau tenaga penggerak jalannya organisasi menuju tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Wirawan (2010) menyatakan konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan diantara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik”.

(2)

akibat pekerjaan dikantor merupakan timbulnya konflik pekerjaan-keluarga. Sebab karakter ini menjadi pemicu konflik karena saat bekerja membutuhkan tenaga yang cukup tinggi sehingga setelah 7-8 jam bekerja badan menjadi letih.

Kerjasama antar karyawan sudah terjalin baik tetapi terkadang masih terjadi perselisihan karena kualitas, kuantitas, dan gaya bahasa setiap karyawan yang berbeda sehingga mengakibatkan kinerja karyawan menjadi kurang optimal sehingga menimbulkan masalah dan akan berdampak buruk dengan kinerja karyawan yang bersangkutan. Hasil ini dikuatkan dengan penelitian dilakukan Ahiruddin (2011) dan Rendra Kristi Yogi Dan Dwiarko Nugrohoseno (2014) menyatakan bahwa hasil konflik mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Konflik yang terjadi antar karyawan dalam perusahaan, jika tidak ditangani dengan baik, akan mengakibatkan adanya hambatan bagi karyawan untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diberikan sehingga kinerja karyawan tersebut menjadi menurun. Dari pengaruh tersebut dapat dibuktikan penelitian O M Hotepo. all (2010) yang mengemukakan bahwa konflik memiliki peran penting dalam kinerja pribadi. Konflik organisasi disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia. Manajemen organisasi untuk memastikan bahwa sumber daya yang tersedia terbatas dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan organisasi.

(3)

(Rendra Kristi Yogi, 2014). Hubungan baik antara karyawan dan pimpinan ataupun antar sesama karyawan sangat dipengaruhi oleh perlakuan perusahaan terhadap karyawan juga integritas dan sikap karyawan. Bila kebutuhan akan hubungan kerja terpenuhi dengan baik maka karyawan akan bekerja dengan baik, kerja sama yang dilakukan dalam suasana kerja tersebut akan mendorong karyawan untuk lebih meningkatkan produktivitasnya. Komunikasi mempunyai peran terhadap peningkatan kinerja karyawan. Ini dibuktikan penelitian Caroline Wanjiku Kibe (2014) dan Asamu Festus Femi (2014) menyatakan bahwa strategi komunikasi digunakan sebagai bagian dari rencana bisnis, merinci bagaimana berkomunikasi yang berkaitan dengan klien, investor, pesaing, atau karyawan. Dan dikuatkan penelitian yang dilakukan diperoleh terdapat pengaruh komuniksi terhadap kinerja karyawan

(4)

meningkatkan Kinerja mengurangi kelelahan dan ketegangan mata (jaminan kesehatan yang baik bagi pekerja), sehingga meningkatkan produktivitas organisasi. Sebuah pencahayaan yang lebih baik di tempat kerja akan membantu mencegah kecelakaan, bantuan pekerja meningkatkan koordinasi mata-tangan dan dengan demikian meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian diatas menjadi dasar untuk replika dengan penambahan variabel konflik dan komukasi sebagai variabel independen. Penelitian ini juga didukung oleh, yang diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan kerja dan prestasi kerja dan motivasi kerja memediasi hubungan antara kondisi kerja dan prestasi kerja. Hasil menunjukkan pentingnya bekerja kondisi dan motivasi kerja dalam menjelaskan kinerja kerja dari pekerja hotel di kerangka kerja kondisi lingkungan dan prestasi kerja.

.Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian mengenai: PENGARUH KONFLIK KERJA, KOMUNIKASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Kasus P.O. Rosalia Indah Palur).

B. Perumusan Masalah

Faktor konflik kerja, motivasi dan konflik kerja sangat berperan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Permasalahan terkait dengan obyek penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

(5)

2. Apakah ada pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan? 3. Apakah ada pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu pernyataan tentang apa yang akan dicapai atau apa yang diharapkan dari suatu penelitian. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh konflik kerja terhadap kinerja karyawan. 2. Mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan. 3. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah: 1. Bagi Peneliti

Bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah dan mencoba menghubungkan antara teori dengan kenyataan yang ada pada perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

(6)

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan

Hasil kajian ini hampir menyamai dengan dapatan yang diperoleh melalui kajian Arulchelvan dan Viswanathan (2006), di mana majoriti remaja wanita luar bandar

Potensi lebih dari Protein MJ tersebut adalah terbukanya peluang Protein MJ untuk dikembangkan menjadi anti kanker, baik untuk sel kanker yang tidak terdapat mutasi pada gen

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor hasil belajar matematika siswa di kelas VIII.5 berada pada kategori tinggi dengan mean 80,15 dan deviasi standar 9,79,

Dari hasil pengujian skenario 1 telah didapatkan bahwa urutan ranking Topsis AHP dan Topsis F- AHP adalah sama, pada skenario ke-2 ini dilakukan pengujian tingkat

Kheong et al., (2010b) juga melaporkan bahwa penambahan bahan organik berupa TKS secara nyata meningkatkan total biomassa akar kelapa sawit terutama pada kedalaman 30 -