SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR
DIBURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
OLEH
MHD. RAIHAN IHZA AFIEF
110503329
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang di proxy melaluicapital adequacy ratio(CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara empiris terhadap
perubahan harga saham.Penelitian ini
merupakanjenispenelitiankausaldenganpopulasi penelitianadalah perusahaan perbankan yang go-public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.Pemilihan sampeldilakukandengan menggunakan teknikpurposive sampling.
Dari 36perusahaan go-public diperoleh 31 perusahaan sampel.Data
yangdigunakanadalah data sekunder.
Penelitian ini menganalisis hubungan antara capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham. Metode statistik yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda, serta menggunakan metode analisis koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel net interest margin (NIM) dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabelcapital adequacy ratio (CAR) dan price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan hargasaham. Secara simultan baik variabel capital adequacy ratio (CAR),net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham padaperusahaan perbankango-publictahun 2011-2013 yang terdaftar didi Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan,
ABSTRACT
THE INFLUENCE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE CHANGES AT BANKING LISTED IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE IN 2011-2013
The purpose of this reseach is to empirically study to determine the effect of the financial performance by Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), and Price Earning Ratio (PER) to stock price changes. This research is classified as causal research which population of this research are go public banking at listed in indonesian stock exchange (ISX) during period of 2011-2013. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 36 banking , 31 are used as the samples of this study. The data used in this reseach is classified as secondary data.
This research analyzes the relationship between capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), and price earning ratio (PER) to stock price changes. The statistical method used in this research was analyzed by using descriptive statistical analysis, multiple linear regression analysis, and next analysis of the coefficient of determination.
The result indicate that partially net interest margin and non performing loan variable has significantly influenced to the stock price changes, and partially capital adequacy ratio (CAR) and price earning ratio (PER) variable has no significant influenced to stock price changes. Simultaneously both capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan, and price earning ratio variable have significantly influenced to the stock price change at go public banking at listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Skripsiiniberjudul “ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2011-2013”. Penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi dandoa dari berbagai pihak selama penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, padakesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihakyang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak. CA
selakuDekanFakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
2. BapakSyafruddinGinting Sugihen,MAFIS,AkselakuKetua
DepartemenAkuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku
Sekretaris DepartemenAkuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara,
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi
S-IAkuntansi dan Dra. Mutia Ismail, MM selaku sekretaris Program
Studi S-IAkuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara,
danmemberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam
menghadapi masadepan yang kami hadapi nantinya,
5. Ibu Nurzaimah selaku dosen pembaca/penilai yang telah memberikan
masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini,
6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta Ayahanda H. Mashurdin
Situmorang, SE, MSi, Ak, dan Ibunda Dra. Hj. Azneini Lubis, M.Pd dan
Abang penulis Muhammad Izhar Arief, SE, Msi, Ak yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis sejak memulai
perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan. Dan kepada semua pihak
yang telahmembantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal –
hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini
dapatmemberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
sendiripadakhususnya.
Medan, 2014 Penulis,
3.7.4.2 Uji Hipotesis Analisis Simultan (Uji F) ... 56
BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Hasil Penelitian ... 58
4.1.1 Statistik Deskriptif ... 58
4.1.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62
4.1.3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2 ) ... 72
4.1.4 Pengujian Hipotesis ... 73
4.2 Pembahasan ... 77
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 80
5.3 Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013
5
2.1 Penelitian Terdahulu 34
3.1 Populasi Penelitian 44
3.2 Sampel Penelitian 45
3.3
4.1
Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Statistik Deskriptif CAR, NIM, NPL, PER, dan Harga Saham per Desember 2011-2013
51
58
4.2 Uji Normalitas 63
4.3 Uji Normalitas Setelah Data Menyimpang / Outlier Dihapus 65
4.4 Uji Multikolienaritas 68
4.5 Uji Autokorelasi 71
4.6 Koefisien Determinasi 72
4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 74
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1.1 Perkembangan Rata-rata Harga Saham Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013
6
2.1 Kerangka Konsep Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap
Harga Saham, Baik Secara Parsial maupun Secara Simultan
39
3.1 Diagram Durbin – Watson 54
3.2 Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis Uji t 55
3.3 Daerah keputusan menerima atau menolak hipotesis Uji F 57
4.1 Histogram Normalitas Residual 64
4.2 P-Plot Residual 64
4.3 Histogram Normalitas Residual Setelah Data Outlier Dihapus 66 4.4 P-Plot Residual Setelah Data Outlier Dihapus 66
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1 Perusahaan yang Memenuhi Kedua Kriteria Sampel
Penelitian
84
2 Pengumpulan Data Penelitian 85
3 Output SPSS - Uji Asumsi Klasik 87
4 Output SPSS - Hasil Analisis Regresi 88
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2013
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang di proxy melaluicapital adequacy ratio(CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara empiris terhadap
perubahan harga saham.Penelitian ini
merupakanjenispenelitiankausaldenganpopulasi penelitianadalah perusahaan perbankan yang go-public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.Pemilihan sampeldilakukandengan menggunakan teknikpurposive sampling.
Dari 36perusahaan go-public diperoleh 31 perusahaan sampel.Data
yangdigunakanadalah data sekunder.
Penelitian ini menganalisis hubungan antara capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) terhadap perubahan harga saham. Metode statistik yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda, serta menggunakan metode analisis koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel net interest margin (NIM) dan non performing loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabelcapital adequacy ratio (CAR) dan price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan hargasaham. Secara simultan baik variabel capital adequacy ratio (CAR),net interest margin (NIM),non-performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham padaperusahaan perbankango-publictahun 2011-2013 yang terdaftar didi Bursa Efek Indonesia.
Kata Kunci: capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan,
ABSTRACT
THE INFLUENCE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE TO STOCK PRICE CHANGES AT BANKING LISTED IN INDONESIAN
STOCK EXCHANGE IN 2011-2013
The purpose of this reseach is to empirically study to determine the effect of the financial performance by Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), and Price Earning Ratio (PER) to stock price changes. This research is classified as causal research which population of this research are go public banking at listed in indonesian stock exchange (ISX) during period of 2011-2013. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 36 banking , 31 are used as the samples of this study. The data used in this reseach is classified as secondary data.
This research analyzes the relationship between capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non-performing loan (NPL), and price earning ratio (PER) to stock price changes. The statistical method used in this research was analyzed by using descriptive statistical analysis, multiple linear regression analysis, and next analysis of the coefficient of determination.
The result indicate that partially net interest margin and non performing loan variable has significantly influenced to the stock price changes, and partially capital adequacy ratio (CAR) and price earning ratio (PER) variable has no significant influenced to stock price changes. Simultaneously both capital adequacy ratio, net interest margin, non-performing loan, and price earning ratio variable have significantly influenced to the stock price change at go public banking at listed in Indonesian Stock Exchange in 2011-2013.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan sangat
vital dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan bank disebut juga
sebagai jantung jasa keuangan. Disebut sebagai jantung, karena bank sebagai
motor penggerak roda perekonomian suatu negara, sehingga kemajuan perbankan
dapat menjadi indikator kemajuan suatu negara.
Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 berdampak
sangat buruk bagi perekonomian Indonesia, ini tercermin dari tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun drastis pada tahun 1998 mencapai
angka -13,16%. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah
di Asia Tenggara. Puluhan, bahkan ratusan perusahaan, mulai dari skala kecil
hingga konglomerat, bertumbangan. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang
tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut.
Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada
kepercayaan masyarakat (fiduciary financial institution). Kepercayaan masyarakat adalah segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak percaya pada bank,
bank akan menghadapi “rush” dan akhirnya kolaps. krisis moneter juga
mengakibatkan krisis kepercayaan pada saat itu, sehingga banyak bank dilanda
dihantam kredit macet. Pada Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta pada
tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain
1.semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan,
2. dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan
turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan
pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran,
3. semakin turunnya permodalan bank-bank,
4. banyak bank-bank tidak mampu memenuhi kewajibannya karena
menurunnya nilai tukar rupiah,
5.manajemen tidak profesional.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan kepercayaan investor menurun
terhadap kinerja perbankan. Hasilnya harga saham pada industri perbankan
menurun drastis dan investor menarik dana investasinya dari bank tersebut
sehingga kinerja operasi perbankan juga menurun.
Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat krisis moneter dan prospek
perusahaan yang semakin tidak jelas, secara langsung mempengaruhi
perilakupemodal dengan kinerja emiten. Setiap harinya harga saham di pasar
sekunder selalu bergerak, terkecuali saham-saham yang telah dikategorikan tidur
ataupun tidak ada yang menginginkan saham tersebut. Perubahan ini disebabkan
banyaknya perputaran saham atau frekuensi yang match pada pasar sekunder. Melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana baik berupa
sendiri makaperusahaan yang bersangkutan dapat menerbitkan saham
kemudian dijual sehingga memperoleh modal sendiri. Untuk mendapatkan
modal melalui penjualan saham, maka perusahaan tersebut harus mencatatkan
efeknya di pasar modal melalui proses go public.
Pada periode-periode terakhir ini, pasar modal mengalami perkembangan
yang sangat pesat di banyak negara. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik
pasar. Pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain
lembaga perbankan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan mempunyai
kesempatan untuk melakukan ekspansi usahanya dengan mencari alternatif dana
dari pasar modal dan dapat terhindar dari terkenanya dampak apabila
perusahaan mendapatkan dana dari lembaga perbankan dalam bentuk kredit,
yaitu berupa tingginya debt to equity ratio (perbandingan hutang dengan modal sendiri). Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai
berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai
dengan kemampuannya (Husnan : 2001:4) .
Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan
diversifikasi investasi membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi)
sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat
keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal
merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari
pada sistem perbankan.
Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar
investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka
pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang
berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga
saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapatkan
keuntungan jangka panjang (diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh
proporsi kepemilikan di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon
terhadap fluktuasi harga saham.
Mengingat perusahaan yang telah go public adalah milik masyarakat umum yang telah menanamkan modalnya, maka perusahaan wajib
menginformasikan hasil-hasil yang telah dicapai yang disajikan dalam bentuk
laporan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon
investorkarena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan.Kinerja adalah ukuran keberhasilan dari setiap bisnis. Berbagai
teknik pengukurankinerja telah dikembangkan untuk memberikan gambaran
yang tepat dari setiapbisnis. Kinerja manajemen dan kegiatan operasional
yang baik dapat meningkatkanlaba bersih sehingga membuat harga per saham
menjadi tinggi. Dalam menanamkanmodalnya, investor akan
mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ke perusahaanmana modal akan
ditanamkan. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan
menghasilkan kinerja yang baik. Informasi mengenai perkembangan harga saham
Tabel 1.1
Perkembangan Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan rata – rata
harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 yaitu
sebesar Rp. 1.943 dari sebelumnya Rp. 1.654 pada tahun 2011, Namun pada tahun
2013 terjadi penurunan rata – rata harga saham menjadi Rp. 1.763. Grafik
perkembangan rata - rata harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI pada tahun 2011 – 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1.1.
Perkembangan Rata-rata Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 – 2013
Sumber : IDX Fact Book 2011 - 2013
Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang
penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam
mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya
Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah
persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan
seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal
dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya
mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang
tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam
melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan
merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon
investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang
bersangkutan semakin efisien.
Umar (2012:4) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “faktor-faktor
yang digunakan untuk menilai kinerja operasi perbankan umumnya meliputi lima
aspek, yaitu: 1) capital; 2) assets; 3) management; 4) earnings; 5) liqiudity yang biasa disebut CAMEL”. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti berfokus
pada penilaian kinerja operasi perusahaan perbankan dari aspek permodalan
(capital), kualitas aset (assets), efesiensi (effeciency/ earnings) dengan menggunakan rasio CAR, NIM, NPL, dan PER.
Dengan adanya hasil penelitian terdahulu yang telah dikaji, terdapat
beberapa perbedaan/kesenjangan hasil penelitian, seperti yang dikemukakan oleh
Rouli (2012), dan Umar (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Namun peneliti
harga saham perusahaan perbankan. Aspek permodalan dalam dunia perbankan
dapat dihitung dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu
membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi profitabilitas, sehingga dapat mempengaruhi investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut.
Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan
menggunakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari
pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Jadi semakin tinggi NIM maka
semakin besar pendapatan bunga bersih yang dihasilkan oleh suatu perusahaan,
ini tentu saja mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang
mempunyai nilai NIM yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyawan
(2012), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Domiyanti (2012) yang
menyatakan bahwa rasio NIM tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur dengan
secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak
negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh
bank. Hal ini tentu saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham
perusahaan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Roswita (2008), dan Haryatti (2012) yang menyatakan bahwa rasio NPL
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Price earning ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat
apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga di pasar
sekunder. PER yang semakin tinggi artinyasemakin bagus yang berarti harga
saham tersebut diapresiasi pasar sehingga harganya semakin tinggi. Hal ini tentu
saja mempengaruhi para investor untuk membeli saham perusahaan yang
memiliki PER yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Wijayanti (2010), akan tetapi tidak sesuai dengan hasil penelitian Faddila
(2010) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Rasio keuangan sebagai instrumen analisis prestasi perusahaan
yangmenjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang
ditujukan untukmenunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi
operasi di masa laludan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan resiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan.Hal ini menunjukkan bahwa analisis rasio
keuangan, meskipun didasarkan pada datadan kondisi masa lalu tetapi
Berdasarkan fenomena serta perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya,
maka peneliti tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankango public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013”. Penelitian ini didukung dengan data – data kinerja keuangan pada tahun 2011-2013. Dengan data kinerja keuangan terbaru diharapkan data
yang digunakan dalam penelitian sebagai objek yang diteliti dapat mewakili
kondisi faktual perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti
merumuskan masalah, yaitu :
1. Apakah capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?
2. Apakah net interest margin (NIM) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?
3. Apakah non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?
4. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap perubahan harga saham ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruhcapital adequacy ratio (CAR) terhadap
perubahan harga saham.
2. Untuk mengetahui pengaruh net interest margin (NIM) terhadap
perubahan harga saham.
3. Untuk mengetahui pengaruh non performing loan (NPL) terhadap
perubahan harga saham.
4. Untuk Mengetahui pengaruh price earning ratio (PER) terhadap
perubahan harga saham.
5. Untuk mengetahui pengaruh apakah capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM), non performing loan (NPL), dan price earning ratio (PER) secara simultan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, bagi
investor, bagi manajemen bank , dan bagi penelitian selanjutnya.
1) Untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan penulis
khususnya mengenai pengaruh capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.
2) Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang
khususnya hubungan capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham.
3) Bagi manajemen bank, sebagai saran dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham khususnya mengenai capital adequacy ratio
(CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER).
4) Sebagai bahan referensi penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang
berkaitan dengan masalah capital adequacy ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non-Performing Loan (NPL), dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham sehingga nantinya hasil yang diperoleh lebih baik dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang
diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat
pernyataan hutang perusahaan. Menurut Darmadji, Fakhrudin (2006:1)
bahwa “Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang, ekuitas (saham), instrument derivatif, maupun instrument
lainnya”.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52
Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal
adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa
adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat
kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang
dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya
yang lazim dikenal sebagai efek.
Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek”.
Keberadaan pasar modal memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
manfaat-manfaat tersebut antara lain Darmadji, Fakhrudin (2006:3) Manfaat
pasar modal, yaitu:
1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.
3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.
4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan
masyarakat menengah.
5. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan
prospek baik.
7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.
8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses
control sosial.
9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen professional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
Pada beberapa literatur terdapat bermacam-macam definisi pasar
modal. maka dapat disimpulkan bahwa Pasar modaladalah pasar yang
dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga,
2.1.1.1 Jenis Pasar Modal
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga
macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.
1) Pasar perdanaadalah penjualan perdana efek atau penjualan efek
oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut
dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan
harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya
memperoleh dana dari penjualan tersebut.
2) Pasar sekunderadalah penjualan efek setelah penjualan pada
pasar perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek
ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu
efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan
penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi
syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.
3) Bursa paralelmerupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi
perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya
melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel
diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek
2.1.1.2Pelaku Dalam Pasar Modal a. Emiten
Emitenadalah perusahaan yang menjual pemilikannya
kepada masyarakat (gopublic).
Ada beberapa tujuan suatu perusahaan yang go public, yaitu :
1) Memperoleh tambahan dana yang digunakan dalam
perluasan usaha
2) Mengubah/memperbaiki komposisi modal
3) Melakukan pengalihan pemegang saham.
b. Investor
pemodal adalah badan atau perorangan yang membeli
pemilikan suatu perusahaan go public. Dalam suatu perusahaan yang go public, investor pertama adalah pemegang saham pendiri. Sedangkan pemegang saham yang kedua adalah
pemegang saham melalui pembelian saham pada penawaran
umum di pasar modal.
a. Pemodal perorangan adalah orang atau individu yang atas
namanya sendirimelakukan penanaman modal (investasi).
b. Pemodal badan (lembaga) adalah investasi yang dilakukan
atas nama lembaga, seperti perusahaan, koperasi, yayasan,
dana pensiun, dan lain-lain. Segala keuntungan dan risiko
beban lembaga tersebut.
c. Lembaga Penunjang
Lembaga penunjangberfungsi sebagai penunjang atau
pendukung bekerjanya pasar modal. Lembaga penunjang dalam
kegiatan pasar modal terdiri dari :
1) Penjamin Emisi (underwriter), 2) Penanggung (Guarantor), 3) Wali Amanat (Trustee),
4) Perantara Perdagangan Efek (Broker, Pialang), 5) Pedagang Efek (Dealer),
6) Perusahaan Surat Berharga (Securities Company), 7) Perusahaan Pengelola Dana (investment Company), dan 8) Biro Administrasi Efek.
2.1.2 Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6) bahwa “saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas”.
Dengan memiliki saham suatu perusahaan maka investor mempunyai hak
Sedangkan menurut PSAK No. 42“saham/efek adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, obligasi, tanda bukti
utang, dan unit penyertaan kontrak investasi kolektif”.
2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
a. Kondisi Fundamental emiten
Menurut Arifin (2001:116) dalam Azis (2005:30) “faktor
fundamental merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
pergerakan harga saham”. Faktor fundamental merupakan
faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten yang tercermin
dalam kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan. Semakin baik kinerja emiten
maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga
saham. Demikian sebaliknya, semakin menurun kinerja
emiten maka semakin besar kemungkinan merosotnya harga
saham yang diterbitkan dan diperdagangkan.
b. Hukum Permintaan dan Penawaran
Faktor hukum permintaan dan penawaran berada di urutan
kedua setelah faktor fundamental. Permintaan dan penawaran
merupakan perwujudan kondisi psikologis pemodal, Karena
begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan
Transaksi – transaksi inilah yang akan mempengaruhi
fluktuasi harga saham. Perlu diwaspadai juga bahwa
kenaikan harga saham karena permintaan yang banyak atau
penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus sebab
pada suatu titik harga akan terlalu mahal.
c. Tingkat Suku Bunga
Faktor suku bunga ini penting diperhatikan karena setiap
investor akan selalu mengharpkan bunga yang tinggi, faktor
bunga ini akan berdampak pada alokasi dana investasi para
investor. Bila tingkat bunga cukup tinggi investor akan
menjual sahamnya, kemudian dana tersebut ditempatkan di
bank, penjualan saham dengan kapitalisasi besar secara
serentak tentunya berdampak turunnya harga saham secara
signifikan.
d. Valuta Asing
Dolar Amerika merupakan mata uang kuat yang dapat
mempengaruhi nilai dari mata uang negara – negara lain.
Sebagai contoh ketika suku bunga dolar Amerika naik,
investor asing mengharapkan hal yang sama. Mereka akan
berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan
di bank dalam bentuk dolar. otomatis harga saham akan
e. Dana Asing di Bursa
Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang
penting, karena dengan semakin besarnya dana yang
ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di
Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi
tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang
kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya, jika
investasi asing berkurang, ada perkiraan bahwa mereka
sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik
maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana
asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau
penurunan harga saham.
f. Indeks Harga Saham Gabungan
Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu
tertentu, tentunya menandakan kondisi investasi dan
perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika
turun berarti iklim investasi sedang buruk. Dengan demikian,
kondisi investasi akan mempengaruhi naik atau turunnya
harga saham di pasar bursa.
g. News and Rumours
hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita
tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif
keadaan negeri ini sehingga kegiatan investasi bisa
dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga
saham di bursa. Begitu banyaknya faktor – faktor yang
mempengaruhi harga saham, dalam penelitian ini akan
difokuskan pada faktor fundamental emiten sebagai
pertimbangan utama dalam menanamkan saham.
2.1.2.2 Penilaian Harga Saham
Menurut Anoraga (2001:58) di dalam penelitiannya
berpendapat bahwa penilaian suatusaham dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu :
1) Par Value (Nilai Nominal)
Merupakan nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi.
Jumlah saham yang dikeluarkan perseoran dikalikan dengan nilai
nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu perseroan
dan dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal dicatat sebagai modal
ekuitas perseroan dalam neraca.
2) Base Price (Harga Dasar)
Harga dasar dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham.
baru harga dasar merupakan harga perdananya. Untuk menghitung
nilai dasar yaitu harga dasar dikalikan dengan total saham yang
beredar.
3) Market Price (Nilai Pasar)
Merupakan harga suatu saham pada dasar yang sedang berlangsung
atau jika pasar sudah ditutup maka harga pasar adalah harga
penutupannya (closing price). Harga pasar inilah yang menyatakan
naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat
kabar/media elektronik. Untuk menghitung nilai pasar (kapitalisasi
pasar) yaitu harga pasar dikalikan dengan total saham yang beredar.
2.1.2.3 Jenis Saham
Adabeberapa sudut pandang yang dikemukakanoleh
Fakhrudin dan Darmadji (2006:7)untuk membedakan jenis - jenis
saham, yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka
saham terbagi atas:
a) Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen
dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi.
bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
2. Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan atas:
a) Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan
dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang
memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai
pemiliknya dan berhak dalam ikut hadir dalam RUPS.
b) Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya
harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat
dikategorikan atas:
a) Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.
b) Saham Pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata-rata diveden yang dibayarkan pada tahun
pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan
dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak
mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (P/E ratio). c) Saham pertumbuhan (growth stock─well-known), yaitu
saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi. Selain itu, terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang popular dikalangan emiten.
d) Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
e) Saham Siknikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap
tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam
2.1.2.4 Keuntungan dan Resiko Saham
Menurut Fakhruddin dan Darmadji (2006:11) bahwa dengan
memiliki saham suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh
investor diantaranya:
1) Dividen, adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai
(cash dividen) atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen)
2) Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
3) Saham bonus, adalah saham yang dibagikan kepada para
pemegang saham yang diambil dari agio saham.
Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga
nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum
di pasar perdana.
Selain berbagai kemungkinan di atas, investasi pada saham
1) Capital Loss, dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang
dijualnya ada kalanya investor mengalami kerugian dimana
investor tersebut menjual sahamnya dengan harga jual yang lebih
rendah di bandingkan dengan harga belinya, dengan demikian
investor tersebut mengalami capital loss
2) Opportunity loss, yaitu berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total keutungan yang diperoleh dari investasi saham. Ini
adalah kerugian karena investor memilih untuk menanamkan
modalnya di bursa saham daripada mengambil keuntungan dari
bunga deposito dengan mengharapkan keuntungan yang lebih
besar, sedangkan yang terjadi kemudian adalah perolehan
keuntungan saham lebih kecil dibandingkan bunga deposito.
3) Delisting, jika suatu saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek. Suatu saham dapat delisting dari bursa
umumnya karena kineja yang buruk misalnya dalam kurun waktu
tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan deviden.
4) Perusahaan mengalami pailit atau kebangkrutan, jika suatu
perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak langsung
kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan
pencatatan saham di Bursa Efek, jika suatu perusahaan bangkrut
dikeluarkan dari bursa atau delisting. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi yang
lebih rendah di banding kreditur atau pemegang obligasi, artinya
setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu
dibagikan kepada kreditur atau kepada para pemagang
obligasi,dan jika masih tersisa baru dibagikan kepada para
pemegang saham.
2.1.3 Kinerja Keuangan
Istilah kinerja atau performancesering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Sukhemi (2007:23) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa “kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut”.Sedangkan menurut IAI (2007) “Kinerja
Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya”. Kinerja menjadi hal penting
yang harus dicapai setiap perusahaan karena mencerminkan
kemampuanperusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Untuk itu perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja itu
sendiri.
Sedangkan Jumingan (2006:239) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa “kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan
maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan
modal dan likuiditas.
2.1.3.1Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut dapat
mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut
pandang yang diambil dan tujuan analisis. Oleh sebab itu,
manajemen perusahaan perlu menyesuaikan kondisi perusahaan
dengan alat ukur penilaian kinerja serta tujuan dari pengukuran
kinerja keuangan perusahaan itu sendiri.
Menurut Munawir (2002:31) tujuan dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah:
1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan
pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
4. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, hal
tersebut diukur dari kemampuan perusahaan membayar pokok
hutang dan beban bunga tepat pada waktunya.
Salah satu tujuan terpenting dalan pengukuran kinerja selain
yang disebutkan di atas adalah untuk menilai apakah tujuan yang
ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga kepentingan investor,
kreditor dan pemegang saham dapat terpenuhi. Untuk itu, analisis
laporan keuangan umumnya dilakukan sebagai pengukur kinerja
keuangan perusahaan.
2.1.3.2Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan
gambaran atau laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara
periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Berikut ini pengertian laporan
keuangan dari beberapa ahli dan pakar akuntansi:
Menurut Harahap (2008:201) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa “laporan Keuangan merupakan output dan
hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
Sementara itu, Kieso, Weygandt dan Warfield (2007:2)
memberikan definisi sebagai berikut: “Financial statements are theprincipal means through which a company communicates its financial information to those outside it. These statements provide a company’s history quantified in money terms ”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang
menggambarkan posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada
periode tertentu yang berguna bagi para pemakainya dalam hal
pengambilan keputusan.
2.1.3.3Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kieso, Weygandt dan
Warfield (2007:5), antara lain:
1) Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan
pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan
keputusan yang rasional atas investasi, kredit, dan keputusan lain
yang sejenis.
2) Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pengguna potensial lainnya yang membantu menilai jumlah,
waktu, dan ketidakpastian proses penerimaan kas dari dividen
tempo sekuritas, dan pinjaman. Menaksir aliran kas masuk
(future cash flow) pada perusahaan.
3) Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas
sumber daya tersebut dan perubahannya.
2.1.3.4Pengguna Laporan Keuangan
Kieso, Weygandt dan Kimmel (2005:4) mengklasifikasikan
pengguna laporan keuangan sebagai berikut:
1. Pihak Internal, yaitu pihak-pihak di dalam perusahaan yang
merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan bisnis,
antara lain:
a) Manajemen, yang menggunakan informasi dalam laporan
keuangan untuk mengetahui perkembangan bisnis perusahaan
dan merencanakan bisnis untuk masa yang akan datang.
b) Karyawan, yang menggunakan informasi dalam laporan
keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, dana pensiun dan kesempatan kerja.
2. Pihak Eksternal, yaitu pihak-pihak di luar perusahaan, antara lain:
a) Investor, menggunakan informasi dalam laporan keuangan
untuk membuat keputusan investasi dalam hal membeli,
menahan, atau menjual saham suatu perusahaan dengan
b) Kreditor, pemasok dan bank, menggunakan laporan keuangan
untuk melihat resiko dari pengembalian kredit yang diberikan
pada perusahaan.
c) Lembaga perpajakan, menggunakan laporan keuangan untuk
menentukan besar pajak yang harus dibayar perusahaan dan
kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dilihat dari laba yang
diperoleh perusahaan.
d) Pemerintah, dalam hal ini laporan keuangan membantu
pemerintah mengetahui ketaatan perusahaan terhadap peraturan
yang berlaku selama menjalankan proses bisnis perusahaan.
e) Konsumen, memiliki kepentingan berkenaan dengan informasi
yang menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka
waktu yang lama.
f) Serikat pekerja, berkepentingan untuk melihat pemberian upah
atau gaji serta cadangan dana pensiun oleh perusahaan dalam
menjamin kesejahteraan karyawan.
g) Economic Planner, menggunakan informasi laporan keuangan untuk memprediksi aktivitas ekonomi di masa mendatang.
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Roos, Westerfield dan Jordan (2004:78) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa “Rasio Keuangan adalah Hubungan yang dihitung dan
perbandingan”. SedangkanMenurut Arifin (2006:95) “analisis rasio keuangan
merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam arti relatif maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen
yang lain dalam suatu laporan keuangan (financial statement)”. Analisis rasio keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio
mempunyai pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data.
Dengan menggunakan teknik analisis rasio, analis dapat memberikan
penilaian kinerja keuangan sebuah perusahaan. Hefert (2003) menjelaskan
bahwa “rasio keuangan dapat bermanfaat menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau kinerja perusahaan, dan dapat membantu
menggambarkan kecenderungan serta pola perusahaan tersebut, sehingga
dapat menunjukkan peluang ataupun resiko perusahaan yang sedang ditelaah
analis”.
Menurut (Brealey, Myers & Marcus, 2007:72) ada empat jenis rasio keuangan antara lain:
1) Rasio Leverage (leverage ratio) memperlihatkan seberapa berat utang perusahaan.
2) Rasio Likuiditas (liquidity ratio) mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memegang kas.
3) Rasio Efisiensi (efficiency ratio) atau rasio tingkat perputaran (turnover ratio) mengukur seberapa produktif perusahaan menggunakan aset-asetnya.
4) Rasio profitabilitas (profitability ratio) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi perusahaan.
Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis
laporan keuangan suatu perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh
kinerjakeuangan kaitannya dengan perubahan harga saham.
Tabel 2.1 yang diwakili oleh CAR, ROA, NIM, NPL, LDR, EPS, PER dan faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial terdapat pengaruh ROA, NIM, EPS, PER dan Harga saham masa lalu satu tahun sebelumnya (P1) terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di BEJ tahun 2005. Tetapi variabel ROA dan NIM memiliki pengaruh yang negatif. Sedangkan CAR, NPL, LDR dan P2 menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan
Secara simultan atau bersama-sama kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham serta secara parsial hanya rasio CAR dan ROA yangberpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Peneliti
(2012) CAR, RORA, NIM, ROA, dan LDR Dependen : Harga Saham
CapitalAdequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikanterhadap harga saham.
Secara simultan baik variabel capital
adequacy ratio (CAR), loan to deposite ratio (LDR),non-performing loan (NPL), return on equity (ROE), dandividen per
share(DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta Secara parsial variabel dividend pershare(DPS)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan capital adequacy ratio (CAR), loan to deposite (LDR), non-performing loan(NPL), dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham padaperusahaan go-public di Bursa Efek Indonesia.
Wijayanti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel
PER dan faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu menunjukkan bahwa
secara simultan (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan pada tahun 2005 dan secara parsial
terdapat pengaruh signifikan secara parsial ROA, NIM, EPS, PER dan Harga
saham masa lalu satu tahun sebelumnya (P1) terhadap harga saham
perbankan yang listing di BEJ. Tetapi variabel ROA dan NIM memiliki
pengaruh yang negatif. Sedangkan CAR, NPL, LDR dan P2 menunjukkan
pengaruh yang tidak signifikan.
Purnomo (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwaSecara
simultan atau bersama-samakinerja keuangan yang diproksikan dengan
rasio CAR, RORA, ROA dan LDRberpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham perusahaan perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) periode 2003-2005.
Rasio CAR dan ROA secaraparsial berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaanperbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2003-2005,sedangkan untuk rasio
RORA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikanterhadap perubahan
harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BursaEfek Jakarta
(BEJ) periode 2003-2005.
Domiyati (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel
Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial
variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig
sebesar 0, 058 >0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara
signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM,
ROA dan LDR dengan nilai thitung < t tabel disimpulkan tidak
mempunyai pengaruhsecara signifikan terhadap harga saham.
Umar (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwasecara simultan
baik variabel capital adequacy ratio (CAR), loan todeposite ratio (LDR), non-performing loan (NPL), return on equity (ROE), dandividen per share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta secara parsial
variabel dividend pershare (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan sedangkancapital adequacy ratio (CAR), loan to deposite (LDR), non-performing loan(NPL), dan return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikanterhadap hargasaham padaperusahaan go-public di Bursa Efek Indonesia.
Dari keempat penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil analisis,
yang diteliti Wijayanti (2010), Purnomo (2007), Domiyanti (2012), Umar
(2012). Baik Wijayanti, Purnomo, Domiyanti, dan Umar menyatakan bahwa
harga saham. Oleh karena itu Peneliti ingin menganalisis lebih lanjut serta
memperjelas terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya dengan data-data kinerja keuangan serta data harga saham
teraktual yang berhubungan dengan penelitian.
2.3Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah konsep yang mendasari
penelitian yang akan dilakukan, kerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah hubungan antara konsep – konsep yang ingin diamati
atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka konseptual diharapkan akan memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada peneliti di dalam
merumuskan masalah penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah,
tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan
Kerangka Konsep Hubungan Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham, Baik Secara Parsial maupun Secara Simultan
Aspek Permodalan dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio
kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin
baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank
tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.Bank yang memiliki
kecukupan modal yang baik juga akan meningkatkan kepercayaan
investor untuk menanamkan modalnya sehingga harga sahampun
meningkat demikian sebaliknya.
Aspek Efesiensi dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan
menggunakan Net Interest Margin (NIM). NIM adalah ukuran
perbedaan antara pendapatan bunga yang dihasilkan oleh bank atau
lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang dibayarkan kepada
pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif terhadapjumlah
mereka (bunga produktif ) aset.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari
pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin tinggi NIM artinya
semakin baik perolehan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.Informasi NIM setiap bank merupakan data
analisis bagi investor untuk mempengaruhi mereka membeli saham
perusahaan, karena naik atau turunnya return / hasil yang mereka harapkan dapat dianalisis melalui data NIM.
Penilaian kualitas aset dalam dunia perbankan dapat diukur
dengan menggunakan rasioNon performing loan (NPL). NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai
dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Kredit yang diberikan
kepada masyarakat mengandung risiko gagal atau macet. Bank
Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa
rasio kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%. Semakin tinggi
tingkat kredit bermasalah maka relatif semakin besar kredit yang
diberikan tidak menghasilkan pendapatan bunga, yang berarti kinerja
perusahaan dalam pengelolaan kredit kurang baik. Informasi capaian
NPL suatu bank merupakan data analisis yang mempengaruhi
keputusan investor untuk membeli saham perusahaan.
Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) danearning per share(EPS) saham tersebut.Price Earning Ratio (PER) juga merupakan data yang digunakan investor untuk mengetahui apakah saham tersebut dalam
keadaan overvalued atau undervalued. Dalam keadaan overvalued berarti harga pasar saham lebih besar daripada earning per share, sedangkan apabila saham dalam keadaan undervalued berarti harga saham lebih kecil daripada earning per share.
PER merupakan data bagi investor untuk melihat apresiasi pasar
terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan dari harga saham suatu
perusahaan di pasar sekunder. Apresiasi pasar yang baik terhadap
kinerja perusahaan tentunya dapat mempengaruhi para investor untuk
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Data dan Sumber Data
Penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah. Dalam menjawab permasalahan penelitian yang ada, maka data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai input untuk dianalisis adalah data
kuantitatif, karena hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Disamping
data kuantitatif, jenis data yang relevan untuk dikumpulkan dapat diklasifikasi
pula menurut cara memperolehnya dan waktu pengumpulan. Penelitian ini
menggunakan data sekunder sebagai sumber data, data tersebut cukup realibel
untuk dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Data sekunder diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan perbankan go public dari berbagai sumber, yaitu dari data IDX Fact Book 2012 – 2013 Indonesian Stock Exchange, data Statistik IDX tahun2013 dan Majalah InfoBank terbitan juni 2012 - 2014.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan akses
internet serta mengakses situs
september 2014.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa perusahaan perbankan merupakan
salah satu jenis perusahaan yang teraktif di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.1
1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 19 Bank Bumi Arta Tbk.
2 Bank of India Indonesia Tbk. 20 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 21 Bank Internasional Indonesia Tbk.
4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 22 Bank Mega Tbk. 5 Bank Central Asia Tbk. 23 Bank Sinarmas Tbk.
6 Bank CIMB Niaga Tbk. 24 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. 7 Bank Pan Indonesia Tbk. 25 Bank Victoria Internasional Tbk.
8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 26 Bank Mutiara Tbk.
9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 27 Bank Ekonomi Raharja Tbk.
10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 28 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 28 Bank QNB Kesawan Tbk.
12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 30 Bank Artha Graha Internasional Tbk. 13 Bank Permata Tbk. 31 Bank Capital Indonesia Tbk.
14 Bank Bukopin Tbk. 32 Bank Pundi Indonesia Tbk. 15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 33 Bank ICB Bumiputra Tbk.
16 Bank OCBC NISP Tbk. 34 Bank Mitra Niaga Tbk.
17 Bank Maspion Indonesia Tbk. 35 Bank Nationalnobu Tbk. 18 Bank Mestika Dharma Tbk. 36 BPD Jawa Timur Tbk.
Sumber : Data IDX Statistic tahun 2013
3.4 Sampel Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian
ini sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling. Metode pemilihan sampel dengan metode criteria purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal,
lebih subyektif dan tidak bias (Indriantoro dan Supomo, 1999; Arikunto 2002).
dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, yaitu:
1. Perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimulai dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yang sahamnya aktif
diperdagangkan.
2. Menerbitkan laporan keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian untuk
periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011, 2012, dan 2013.
Berdasarkan hasil eksplorasi dokumentasi IDX Fact Book 2011 – 2013 didapat
sebanyak 31 perusahaan perbankan yang memenuhi kedua kriteria sampel :
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan No
.
Nama Perusahaan
1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 17 Bank Bumi Arta Tbk.
2 Bank of India Indonesia Tbk. 18 BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. 3 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 19 Bank Internasional Indonesia Tbk. 4 Bank Mandiri (persero) Tbk. 20 Bank Mega Tbk.
5 Bank Central Asia Tbk. 21 Bank Sinarmas Tbk.
6 Bank CIMB Niaga Tbk. 22 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.
7 Bank Pan Indonesia Tbk. 23 Bank Victoria Internasional Tbk. 8 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 24 Bank Mutiara Tbk.
9 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 Bank Ekonomi Raharja Tbk.
10 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 26 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 11 Bank Danamon Indonesia Tbk. 27 Bank QNB Kesawan Tbk.
12 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 28 Bank Artha Graha Internasional Tbk. 13 Bank Permata Tbk. 29 Bank Capital Indonesia Tbk.
14 Bank Bukopin Tbk. 30 Bank Pundi Indonesia Tbk. 15 Bank Mayapada Internasional Tbk. 31 Bank ICB Bumiputra Tbk.
16 Bank OCBC NISP Tbk.
Sumber : IDX Statistic