i
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA PADA KEJADIAN INFEKSI RESPIRASI AKUT ATAS
DI POLI ANAK RSU HAJI SURABAYA PERIODE 28 JUNI-28 JULI 2013
KARYA TULIS AKHIR
Oleh : DEWI SUSANTI
NIM. 06020023
]
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
KARYA TULIS AKHIR
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA PADA KEJADIAN INFEKSI RESPIRASI AKUT ATAS
DI POLI ANAK RSU HAJI SURABAYA PERIODE 28 JUNI-28 JULI 2013
KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh : DEWI SUSANTI
NIM. 06020023
FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir Untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal: 20 Agustus 2013
Pembimbing I
dr. Pertiwi Febriana, Sp. A
Pembimbing II
dr. Desi Andari
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
iv
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Dewi Susanti (06020023) ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 20 Agustus 2013
Tim Penguji
dr. Bambang, Sp. A Ketua
dr. Pertiwi Febriana, Sp. A Anggota
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ―Gambaran Status Gizi Balita Pada Kejadian Respirasi Akut Atas di
Poli Anak RSU.Haji Surabaya Periode 28 Juni -28 Juli 2013‖.
Diharapkan tugas akhir ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang Infeksi Respiratori Akut dan Status Gizi pada balita.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-anugrahNya
dan kepada junjungan Nabi muhammad SAW tercinta.
2. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. dr.meddy setyawan Sp.PD, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadyah Malang.
4. dr. Pertiwi Febriana Sp.A, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan dan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. dr. Desi Andari, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan
dan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. dr. Bambang Sp.A, selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan bimbingan dan
waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. dr. Isbandiyah, Sp.PD, selaku Dosen Wali, yang telah memberikan inspirasi,
bimbingan, dan waktunya dalam menjalani pendidikan selama ini.
8. Seluruh Dosen FK UMM, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
9. Seluruh staf TU FK UMM, yang telah memberikan dukungan, semangat, do’a dan
bantuannya.
10. Ayahanda (H.Masli) & bundo tercinta (Hj,Darwati).terimakasih bernafaskan do’a
kepada Allah swt telah menjadikan engkau sebagai wujud nyata anugrah dan cinta Allah dalam hidupku, yang mengajarkanku cara mencintai Allah dengan benar, megabdi di jalan-Nya tuk menjadi rahmatan lil alamin dalam hidup fiddunya wal akhirah.Jazakallah wa Jannah.
11. alm.kakakku Wiwid beserta adik-adikku tersayang: Dori saputra,Evi
Wella,Aldo,Geby,Wikky,Willy,Farid,Farel,Nur herdiyanti beserta keluarga besarku yang selalu memberikan doa, semangat, kepercayaan, dan cinta yang tak terhingga.
12. Sahabat terbaikku,Yuni,Dike D,Kak’farah,Siti Qomaryah,Muthy F,Zainal
A,Dorin,thoni,toupik,frisce,Alfa,Adhe,pipit,pinkers,dan seluruh pihak yang turut membantu dan support dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Malang, 20 Agustus 2013
vi DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR GRAFIK ... v
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 4
1.3 Tujuan penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Umum ... 5
1.3.2 Tujuan khusus ... 5
1.4 Manfaat ... 5
1.4.1 Manfaat klinis... 5
1.4.2 Manfaat Akademis ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Status gizi ... 7
2.1.1 Pengertian status gizi ... 7
2.1.2. Tingkatan status gizi ... 7
2.1.3. Peniaian status gizi ... 8
2.1.4. Klasifikasi status gizi ... 8
2.1.3 Hubungan status gizi dengan sistem imun ... 15
2.1.4 Hubungan status gizi dengan infeksi dan pertahanan host .... 17
2.1.5 Diagnosis status gizi ... 17
2.1.6 Parameter Rujukan standar antropometri : ( kategori status gizi ) ... 21
2.1.7. Nutrisi ... 35
2.2 Infeksi Respiratori Akut ... 37
2.2.1 Pengertian dan klasifikasi Infeksi Respiratori Akut ... 37
2.2.2 Insidens dan prevalens IRA. ... 40
vii
2.2.3 Usia ... 47
2.2.4 Jenis kelamin ... 47
2.2.5 Status gizi ... 47
2.2.6 Pemberian air susu ibu (ASI) ... 48
2.2.7 Berat badan lahir rendah (BBLR) ... 49
2.2.8. Imunisasi ... 49
2.2.9 Pendidikan orang tua ... 50
2.2.10 Lingkungan ... 50
2.1.11 Etiologi IRA ... 52
2.1.13. Patofisiologi ... 53
2.1.14. Klasifikasi dan Diagnosis dalam penanggulangan IRA ... 54
BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 56
BAB 4 METODE PENELITIAN... 58
4.1 Desain Penelitian ... 58
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 58
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 58
4.3.1 Populasi ... 58
4.3.2 Sampel ... 58
4.3.3. Besar Sampel ... 59
4.3.4 Karakteristik sampel penelitian ... 59
4.3.5 Variabel Penelitian ... 60
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB ... 21
2.2 Interpretasi Status Gizi ... 22
2.3 Status Gizi berdasar Indeks Antropometri ... 23
2.4 Infeksi respiratori akut pada anak usia 0—5 tahun, hasil dari ... 17
penelitian pada masyarakat di negara berpendapatan rendah ... 43
2.5 Angka kematian IRA/pneumonia pada bayi dan balita di Indonesia yang dicatat pada SKRT 1992 ... 45
2.6 Prevalens, insidens, dan kelompok usia yang mempunyai prevalens tertinggi berdasarkan SDKI. ... 45
2.7 Insidens IRA/pneumonia pada anak di bawah 5 tahun di beberapa negara. ... 46
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alur pemeriksaan ... 20
2.2 Kurva (Z Skore) Sebaran Normal Rujukan... 24
2.3 Kurva CDC anak laki-laki ... 28
2.4 Kurva CDC anak perempuan ... 29
2.5 Sindrom Klinis Infeksi Respiratori Akut (IRA) ... 37
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
xi
DAFTAR SINGKATAN
Anthropometry : Human body measurements.
ASEAN : Association of South East Asia Nations
Balita : adalah anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-59 bulan) Development
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah BMI : Body−mass index (kg/m2).
BOSTID : The Board on Science and Technology for International
CDC : (US) Centers for Disease Control and Prevention, Atlanta,
United States of America
DinKes Surabaya : Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
ERPH : Environmental Research and Public Health HIV : Human Immunodeficiensi Virus
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
IRA : Infeksi Respiratori Akut
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ARD–Acute Respiratory Disease)
KEP : Kekurangan Energi dan Protein
LRI : Lower Respiratory Infection
NCHS : National Center for Health Statistic
SD : Standard deviation
SKN : Survei Kesehatan Nasional
Stunting : Height-for-age below -2 SD from the National Centre for
Health Statistics/WHO reference median Value.
Underweight : Weight-for-age below -2 SD from the National Centre for
HealthStatistics/WHO reference median value.
Kelainan gizi berdasarkan BB/U (indikator WHO-NCHS) yang diakibatkan kurang seimbangnya keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. (WHO, 2005).
Wasting : Weight-for-height below -2 SD from the National Centre for Health Statistics/WHO reference median value
WHO : World Health Organization
xii
Achmad Gozali, 2010. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Klasifikasi Pneumonia Pada Balita Di PuskesmasGilingan Kecamatan Banjarsari Surakarta.
Adelina, Novita, 2009. Status Gizi Bayi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, FKUI, Jakarta.
Ainurhayati, 2008. Reka Cipta Menu Balita dan Implementasinya Dengan Pendekatan Holistik Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Makan Dan Gizi Kurang Pada Balita. Fakultas Teknologi dan Kejuruan,UPI.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Amy L Rice, 2011, Malnutrition As Undrlying Cause Of Childhood Deaths Assosiated Whit Infectious Diseases In Developing Countries, Bulletin Of
The World Health Organization 78:1207-1221.pdf.
Aziz,2009,Malawi Medical Journal Respiratory diseasa.Capter I_2.Universitas Sumatra Utara.
Behrman Robert M.dkk, 2010 Nelson Esensi Pediatri . Penerbit Buku Kedokteran. Blossner Monika, Mercedes De Onis, 2005, Malnutrition, WHO. CDC,2000
Grafik cdc (www.CDC.com).
CDC,2000 Kesehatan-Anak-Cara Penggunaan CDC 2000, Pdf
Dahlan Z, 2000. Pandangan Baru Pneumonia Atipik Dan Terapinya, http://www.kalbefarma .com/cdk.
De Onis M, Onyango AW, Borghi E, Siyam A, Nishida C, Siekmann J. 2007; 85:660-7. Development Of A WHO Growth Reference For School-Aged Children And Adolescents. Bulletin Of The World Health Organization; Departemen Kesehatan RI 2008, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Respon Cepat Penanggulanngan Gizi Buruk.
prod-xiii
permenkes/PMK no.155> tentang pemggunaan Kartu Menuju Sehat(KMS) bagi balita.pdf
Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi Dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta DepKes,2008,Jtptunimus-Gdl-Agungsulis-5612-2-BabI.pdf
Depkes RI, 2002 Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi, Untuk Puskesmas. Jakarta
Desni J Sitohang, 2009. Hubungan Antara Tingkat Keparahan ISPA Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan,FKM UNSU:Medan.
Diah krisnansari, 2010, Nutrisi Dan Gizi Buruk, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Dinkes DKI, 2009, Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA), http//www.dinkes-dki.go.id/penyakit.html.diakses 16 Maret 2009,Hal;1-2.
Dr, Budihardja,2011,Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk ,Menkes RI:Jakarta. Emily Bloss, 2004, Prevalence And Predictor Of Underwheight, Stuntung, and
wasting, Among Children Aged 5 and Under in western Kenya,School of
Public Health end tropical Medicine, Tulane University,New
Orleans,LA,USA.
Epidemiology ,Los Angeles 2008 , Departement Of Epidemiology , UCLA School
Of Public Health. NHS, Respiratory Tract Infections_Antibiotic Prescribing : page 220.
Erna kusumawati, 2005, Hubungan Episode Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Pertumbuhan Bayi Umur 3 Bulan Sampai 6 Bulan. Semarang.
Fitri kurnia,2011,Underwheight Pada Balita Umur 7-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Leuwimunding Kabupaten. Jakarta
Gordon stephen, Stephen Graham, 2006, Epidemiologi Of Respiratory Disease In Malawi. Malawi Medical Journal : 18 (3) : 134-146).
I Dewa Nyoman Supriasa, Bachyar Bakrri, Ibnu Fajar, 2002. Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
xiv
Ine Hernawati 2007,Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat.
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2011. Rencana Aksi Nasional
Pangan Dan Gizi 2011-2015. Jakarta.
Khoiri, Idah Fitri. 2009. Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Loraine harinda,2012 Proporsi Dan Status Gizi Pada Anak Prasekolah Dengan Kesulitan Makan Di Semarang (Studi Kasus Di Kelurahan Tandang Dan Sendangguwo).
Mas’udatul Isnaini,2012. Pengaruh Kebiasaan Merokok Keluarga Di Dalam
Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pada BALITA.PSIK Universitas Riau. Nurrobbi Kunsantri,2009. Profil Kejadian Infeksi Respiratori Akut Pada Anak
Usia 3-5 Tahun Antara Status Imunisasi Lengkap Dan Tidak Lengkap Di instalasi Rawat Inap RSUD Kabupaten Jombang Periode 1 Januari – 31 Desember.
Nuryanto, 2012.Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada Balita. Jurnal Pembangunan Manusia Vol.6 No.2 Tahun 2012.
Prof,Dr.mardjanis said 2012 , Action Agains Pneumonia In Childrend Of Global Action Plan (GAPP): Jakarta, ISSN 2087-1546.
Proverawati A, 2009, Jtptunimus-Gdl-Agungsulis-5612-2-babI.Pdf 1
Pudjiadi S, 2001 Ilmu Gizi Klinis Pada Anak,Jakarta : Balai penerbit FKUI,2001). Putra, 2012, Status Gizi Kurang Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta. Rahajoe, Nastini N., Bambang S, Darmawan BS, 2008.Buku Ajar Respirologi
Anak, Edisi Pertama, Jakarta Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
xv
Ramanan Laxminarayan, and T. Jacob jhon, 2009, Acut Respiratory Infection In
Children, The World Bank group, http://files.dcp2.org/pdf/DCP25.pdf,
Page: 483-494, Dowload Tanggal 16 Maret 2009.
Rasmaliah, 2005 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan Penanggulanganya. Http//www.fkusu.org/fkm-Infeksi Saluran Nafas Diakses 24 Maret 2009.
Rijal P,2011,Prifile Of Acuta Lower Of Respiratory Tract Infection In Children Under Fuorteen Years Of Age At Nephal Medical College Teaching Hospital (NMCTH), Nephal.
Rodrignes, 2011, Malnutrition And Gastrointestinal And Respiratorik Infection In Children : A Public Health Problem, Mexico . Ijerph .2011.
Rony Antonius, 2009.Risk Faktor Of Acut Lower Respiratory Infectionin Childrens In Dr Kariadi Hospital.Semarang.
Sastroasmoro – Sofyan Ismael. 1995, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara: Jakarta
Sediaoetama AD,2001. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid I, Jakarta:EGC.
Simoes, Eric A. F, Thomas Cherian, Jeffrey Choi, Sonbol A. Sahhid-Salles, Solihin Ramanan Laxminarayan, and T. Jacob jhon, 2009, Acut
respiratory infection in children, The world Bank group,
http://files.dcp2.org/pdf/DCP25.pdf, page: 483-494, Dowload tanggal 16 maret 2009.
Sukmawati,2010. Hubungan Status Gizi, Berat Badan lahir (BBL),Imunisasi Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).Pada Baita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tunikamaseang Kabupaten Maros. Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi 2, Juli – Desember 2010, Fakutas Gizi Poltekes Makassar.
Supariasa, Kusharisupeni 2007,Http//www.fkusu.org/fkm.pdf.
Susilowati, S.KM. 2008. Pengukuran Status Gizi Dengan Antropometri Gizi, Cimahi.
Suyatno, 2010. Antrhopometri Sebagai Indikator Status Gizi Buruk, Universitas Di Ponegoro, Semarang
xvi
WHO, 2007. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Acut (ISPA), Yang Cendrung Menjadi Epidemi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.Jenewa.
WHO, Fleicser Kim, 2008.Koletzko B (ed) : Pediatric Nutrition M Practice Basel Karger PP 1-5.
Wibisono Soesanto,2008. Biostatistik Penelitian Kesehatan Biostatistik. Biostatistik Dengan Komputer SPSS 16 For Windows Hal 29 : Edisi Pertama,Surabaya.
Yayah K. Husaini. Agustus 1997. Antopometri Sebagai Indikator Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat. Medica, no 8 Tahun XXIII 2009),
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Balita adalah anak yang berusia dari 0-59 bulan (Depkes, 2005), sedangkan menurut UU No.20 tahun 2003 balita adalah insan manusia yang berusia 0-5 tahun. Usia balita lebih sering terkena penyakit dibandingkan orang dewasa, yang pertumbuhan dan perkembangannya sudah lengkap. Hal ini disebabkan sistem pertahanan tubuh pada balita terhadap penyakit infeksi masih dalam tahap perkembangan (Sastroasmoro, 2007). Salah satu penyakit infeksi yang paling sering diderita oleh balita adalah Infeksi Respiratori Akut (IRA). Infeksi ini mengenai saluran pernafasan yang merupakan organ yang sangat peka sehingga kuman penyakit mudah berkembang biak. Apalagi daya tahan tubuh balita belum kuat (Mas’udatul, 2012).
Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak balita banyak dipengaruhi oleh status gizi (Supariasa, 2001). Dan status gizi balita perlu di pertahankan dalam status gizi baik, dengan cara memberikan makanan bergizi seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan(Paath, 2004).
2
lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan yang terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi (Sukmawati, 2010).
Di Indonesia, kasus IRA menempati urutan pertama dalam jumlah pasien rawat jalan terbanyak. Hal ini menunjukan angka kesakitan akibat IRA masih tinggi. Pemerintah telah merencanakan untuk menurunkannya hingga 3 per 1000 balita pada tahun 2010. Akan tetapi, keberhasilanya tergantung pada banyaknya faktor resiko terutama yang berhubungan dengan strategi baku penatalaksanaan kasus, imunisasi, dan modifikasi faktor (IDAI 2010).
Di Propinsi Jawa timur, kasus IRA bagian atas menduduki rangking pertama yang mendominasi 10 besar penyakit rawat jalan di seluruh rumah sakit (433.354) kali/tahun, meliputi (291.356) kasus baru yang sering terjadi pada bayi balita dan anak. Sedangkan prevalensi status gizi menurut (BB/TB) pada balita propinsi jawa timur : Gizi buruk (7,3%), Gizi kurang(6,8%), Gizi baik (68,8%), dan Gizi lebih (17,7%) ( KemenKes 2012).
3
Universitas Muhammadyah Malang selama menjalankan kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
Atas dasar latar belakang diatas, peneliti bermaksud meneliti tentang gambaran status gizi pada balita dengan kejadian infeksi respiratori akut atas di Instalansi Rawat Jalan di Poli Saluran pernapasan Anak yang akan diteliti di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya pada periode 28 Juni 2013- 28 Juli 2013.
1.2 Rumusan masalah
“Bagaimana deskriptif status gizi pada balita dengan kejadian infeksi
respiratori akut atas di RSU Haji Surabaya periode 28 Juni 2013 -28 juli 2013 ?”
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui deskriptif status gizi pada balita dengan kejadian infeksi respiratori akut atas di RSU Haji Surabaya.
1.3.2 Tujuan khusus
- Mendapatkan gambaran kejadian Infeksi Respiratori Akut atas pada balita berdasarkan usia, jenis kelamin dan diagnosis dokter.
- Mendapatkan gambaran status gizi pada anak balita berdasarkan usia dan jenis kelamin.
[image:19.595.113.511.255.559.2]
4
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat klinis
1. Mengetahui angka kejadian morbiditas Infeksi Respiratori Akut atas pada balita terutama pada anak balita dengan status gizi: gizi kurang, gizi buruk, gizi lebih, dan gizi baik di Indonesia.
2. Meningkatkan penatalaksanaan efektif pada pasien balita dengan status gizi : gizi kurang, gizi buruk, gizi lebih.
3. Meningkatkan preventif dalam pencegahan Infeksi respiratori akut atas dengan memperbaiki status gizi.
4. Meningkatkan preventif dalam pencegahan Infeksi Respiratori Akut atas pada balita.
1.4.2 Manfaat Akademis
1. Manfaat untuk peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh status gizi pada balita yang rentan terhadap kejadian infeksi respiratori akut atas, sehingga mampu memberikan pendidikan kesehatan sesuai perannya di masyarakat.