• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DENGAN TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PRAJURIT TNI AD BATALYON ZENI TEMPUR 9 DIVISI INFANTRI I KOSTRAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DENGAN TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PRAJURIT TNI AD BATALYON ZENI TEMPUR 9 DIVISI INFANTRI I KOSTRAD"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DENGAN TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PRAJURIT TNI AD BATALYON ZENI TEMPUR 9 DIVISI

INFANTRI I KOSTRAD

Oleh :

ANISAH AZZAHRA 201110330311120

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DENGAN TERJADINYA

TINEA PEDIS PADA PRAJURIT TNI AD BATALYON ZENI

TEMPUR 9 DIVISI INFANTRI I KOSTRAD

KARYA TULIS AKHIR

Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

ANISAH AZZAHRA 201110330311120

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir dengan judul : “HUBUNGAN HIGIENE PERSONAL DENGAN TERJADINYA TINEA PEDIS PADA PRAJURIT TNI BATALYON ZENI TEMPUR 9 DIVISI INFANTRI I KOSTRAD”.

Dalam penyelesaian karya tulis akhir ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi kesempatan serta pertolongan hingga terselesaikanlah karya tulis akhir ini.

2. dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan sabar dan selalu memberi semangat untuk menyelesaikan karya tulis akhir ini.

3. dr. Djaka Handaja, M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dengan kesabaran dan ketelitian serta memberi saran sehingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik.

(6)

5. Ibuku tercinta (Tyas Siswati) tidak ada kata-kata lain selain terima kasih atas semua kasih sayang, dukungan, serta do’a yang tidak bisa penulis balas dengan apapun di dunia ini. Bapakku tersayang (Anas Tain) terimakasih atas semua kasih sayang, didikan, serta dukungan untuk selalu memberikan yang terbaik yang bisa penulis lakukan.

6. Komandan Yonzipur 9/LLB Diviv I Kostrad Kapten Czi Yudo Harianto, S.T yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Batalyon Yonzipur 9, serta Letda Czi Rendra dan Letda Czi Bobby A yang telah meluangkan waktunya untuk membantu jalannya pelaksanaan penelitian. 7. Pak Yono, Mas Didit, Bu Endang, mas Faisal, Mbak Citra selaku petugas

Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Terima kasih atas bantuannya dalam berbagai urusan administrasi penyelesaian tugas akhir ini.

8. Sahabat seperjuanganku ( Evel, Ayu, Arum, Mega, Oci), terima kasih banyak buat dukungan, motivasi, dan kehadiran kalian yang selalu ada disaat saya senang dan sedih. See you on top guys!

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar karya tulis akhir ini dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 22 Januari 2015

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

LEMBAR PENGUJIAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRAK...v

ABSTRACT...vi

DAFTAR ISI ... vii DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

(8)

1.4.2 Bagi Masyarakat ... 3

1.4.3 Bagi Institusi ... 4

1.4.4 Bagi Peneliti ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 TNI AD...5

2.1.1 Tugas Pokok Prajurit...5

2.1.2 Komposisi Satuan...5

2.1.3 Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 9...6

2.2 Personal Hygine...6

2.2.1 Pengertian Hygine ... 6

2.2.2 Pengertian Personal Hygine ... 6

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene ... 7

2.2.4 Macam-macam Personal Hygiene ... 9

2.2.5 Dampak yang sering Timbul pada masalah Personal Hygiene ... 18

2.3 Tinea Pedis ... 19

2.3.1 Tinjauan Tinea Pedis ... 19

2.3.2 Etiologi ... 19

2.3.3 Epidemiologi ... 20

2.3.4 Fakor predisposisi ... 20

(9)

2.3.6 Patogenesis dan Patofisiologi... ...21

2.3.7 Gejala Klinis ... 23

2.3.8 Diagnosis ... 27

2.3.9 Diagnosa Banding ... 29

2.3.10 Pengobatan ... 31

2.3.11 Prognosis ... 33

2.3.12 Pencegahan ... 33

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 35

3.1 Kerangka Konsep ... 35

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep ... 36

3.3 Hipotesis ... 37

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 38

4.1 Jenis Penelitian ... 38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

4.3 Populasi ... 38

4.4 Sampel ... 38

4.4.1 Besar Sampel ... 38

4.4.2 Metode pengambilan Sampel ... 38

4.4.3 Karakteristik Sampel Penelitian ... 39

4.4.3.1 Kriteria Inklusi . ... 39

(10)

4.4.4 Identivikasi Variabel Penelitian ... 39

4.4.5 Definisi Operasional ... 40

4.4.5.1 Personal Hygiene...40

4.4.5.2 Tinea Pedis...40

4.4.5.3 Prajurit Tentara Nasional Indonesia...41

4.5 Alur Penelitian ... 41

4.6 Instrumen Penelitian ... 42

4.7 Rencana Pengolahan Data dan Analisis ... 42

4.7.1 Pengolahan Data ... 42

4.7.2 Analisis Data ... 43

BAB 5 HASIL PENEITIAN ... 46

5.1 Data Umum Demografi Responden ... 46

5.2 Hasil Pengujian ... 47

5.2.1 Higiene Personal ... 47

5.2.2 Tinea Pedis ... 50

5.2.3 Hubungan antara Higiene Personal dengan Tinea Pedi pada Prajurit TNI Yonzipur 9 ...50

5.3 Pravalensi Rasio ...52

5.4 Hasil Analisis Dengan Menggunakan Uji Chi-Square (χ2)...53

BAB 6 PEMBAHASAN ... 55

BAB 7 PENUTUP ... 61

7.1 Kesimpulan ...61

(11)

DAFTAR PUSTAKA...63

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Patofisiologi terjadinya Tinea pedis...23

2.2 Tinea pedis tipe interdigitalis... 24

2.3 Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki... 25

2.4 Tinea pedis tipe moccasin... 26

2.5 Tinea pedis dengan bentuk vesikabulosa...26

2.6 Tinea pedis dengan bentuk vesikabulosa...27

2.7 Tinea pedis tipe ulseratif... 27

2.8 Hasil mikroskopis...28

2.9 Trichophyton rubrum; koloni Downy... 29

5.1 Distribusi frekuensi usia responden... 47

5.2 Distribusi frekuensi higiene personal...49

5.3 Distribusi frekuensi kejadian tinea pedis...50

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Distribusi frekuensi usia responden... 46

5.2 Kategoridari indikator higiene personal... 48

5.3 Distribusi frekuensi higiene personal... 49

5.4 Distribusi frekuensi tinea pedis... 50

5.5 Tabulasi silang antara higiene personal dengan Tinea pedis pada prajurit TNI Yonzipur 9 Divisi Infanteri I Kostrad... 51

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kuisioner Penelitian... 68

2 Output Hasil Analisis... 74

3 Surat Ijin Penelitian... 84

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Bolognia JL, et all. 2008. Dermatology. Tinea Pedis 2nd ed. British Library. Hal 19-21.

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Budimulya, U. 2011. Mikosis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 89-99.

Carlo, Claire J. (2005). Tinea pedis (Athlete’s foot). The health care of homeless

person part I. www.emedicine.com. Hal : 151-154. Tanggal akses: 20

Januari 2014

Chamlin L Sarah, Lawley P Leslie. 2008. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Tinea Pedis 7th edition 2. New York: McGraw-Hill Medicine. Hal: 709-712.

Chandra, Budiman. 2010. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Cohen AD, et all. 2005. Prevalence and risk factors for tinea pedis in Israel soldiers. www.emedicine.com. Tanggal akses: 12 Februari 2015.

(16)

Djajadilaga, Hartadi. 2004. Alergodermi dan Mikosis. Semarang: Badan Penerbit Undip. Hal 8-16.

Eka, Prananda. 2012. Hubungan Antara Faktor Pengetahuan dan Perilaku dengan Kejadian Tinea Pedis pada siswa Secaba PK TNI AD Tahap I

Tahun Anggaran 2011 Resimen Induk Daerah Militer Jakarta. (Tesis). Fakultas Kedokteran UPN. Jakarta.

Faridawati, Yeni. 2013. Hubungan Antara Personal Higiene dan Karakteristik Individu Dengan Keuhan Gangguan Kulit Pada Pemulung (Laskar

Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun

2013. (Tesis). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Habif TP. 2004. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy 4th ed. London: Mosby. Hal 409-416.

Hafeez, ZH. 2010. The pattern of Tinea pedis in 90 patients in the Fransisco Bay Area. Departement of dermatology research. University of California, CA, USA.

Hainer, BL. (2003). Dermatophyte Infection. South Carolina, Charleston :

American Family Physician. www.aafp.org.afp. Tanggal akses : 21 Januari 2014

Hapcioglu, Bilge S. (2006). The Prevalences of Superficial Mycosis (Tinea pedis

and Onychomycosis) in Elementary School Children in Istanbul.

(17)

Harrington, J.M & Gill, F.S., 2003. Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

Havlickova, B., Czaika, V.A., & M Friedrich. 2008, Epidemiological Trends in

Skin Mycoses Worlwide. Correspondence: Blanka Havlickova, Intendis

GmbH, Max-Dohrn 10, Berlin, Germany. Accepted for publication 8 July 2008

Irianto, Koes. 2007. Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: CV. Yrama Widya.

Isro’in & Andarmoyo. 2012. Personal Hygiene, Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kandun, IN. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta:

Infomedika

Kurniawan, Rikky. 2010. Tinea Pedis. Artikel Ilmiah Dermatologi. www.scribd.com. Hal: 1-22. Tanggal akses: 21 Januari 2014

Listautin, 2012. Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Higiene, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap Keluhan

Kesehatan Pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan

Marelan Tahun 2012. (Tesis). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Moeljosoedarmo, S. 2008. Hygiene Industri. Jakarta: FKUI.

(18)

Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul, Santoso, Bambang Adi. 2009, Ilmu

Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi Buku 2. Jakarta: Salemba

Medika.

Nasution, M.A. 2005. Mikrologi dan Mikologi Kedokteran Beberapa Pandangan Dermatologis. USU Repositori. Hal: 1-3.

Nazir, Mohammad. 2005. Metode Peneitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notosoedirdjo, Moeljono dan Latipun. 2005, Kesehatan Mental: Konsep dan

Penerapan. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Perdoksi. 2001. Dermatofitosis Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal : 3-5, 40-45.

Potter, Patricia A. Dan Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Price SA. Lorraine MW. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi ke-6. Jakarta: EGC. Hal: 1449-1459.

Sajida, Agsa. dkk. 2012. Hubungan Personal Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Keluhan Penyakit Kulit Di Kelurahan Denai Kecamatan Medan

Denai Kota Medan Tahun 2012. (Jurnal). Medan: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Siregar, R.S. 2005. Tinea Pedis. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi ke-2. Jakarta: EGC. Hal: 23-25.

(19)

Soekidjo, Notoatmoo. 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Suharyadi. 2004. Statistika. Jakarta: Salemba Empat

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Verma, S., Heffernan, M.P. 2008. Superfisial Fungal Infection: Dermatophytosis, Onchomycosis, Tinea Nigra, Piedra. Dalam: Wolff, K. (eds). Fitzpatrick’s

Dermatology in General Medicine. Vol.II. Ed.7. United States:

(20)
(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi geografis Indonesia merupakan daerah tropis dengan suhu dan kelembaban tinggi menyebabkan infeksi jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005). Data 10 besar penyakit di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS. DR. Sardjito tahun 2008 menunjukkan bahwa dermatofitosis menduduki peringkat kedua, sedangkan dari bagian jamur sendiri menduduki peringkat pertama atau kasus yang paling sering dijumpai (Qomariah, 2008).

Dermatofitosis adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh dematofit, yang merupakan kelompok jamur dengan kemampuan dapat melekat pada keratin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi yang memungkinkan jamur tersebut untuk berkoloni pada jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum epidermis, rambut, dan kuku. Di Indonesia dermatofitosis merupakan 52% dari dermatomikosis dengan tinea kruris, tinea korporis dan tinea pedis merupakan dermatofitosis terbanyak (Verma, 2008).

Tinea pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tiga genus utama yang menjadi penyebabnya adalah

Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum, sedangkan spesies yang paling sering menyebabkan tinea pedis adalah Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes (Budimulja, 2010). Dermatofit pada tinea pedis berkembang pada suhu 25-280 C dan timbulnya infeksi tersebut pada kulit manusia di dukung oleh kondisi yang panas, lembab, keadaan sosial ekonomi yang rendah, menurunnya

(22)

2

daya tahan tubuh yang dapat dipengaruhi oleh status gizi, serta tingkat kebersihan diri (Courtney, 2009). Tingkat kebersihan diri berperan dalam penularan jamur karena dapat melalui kontak langsung dengan kulit penderita ataupun melalui perantara secara tidak langsung seperti peralatan mandi, dan pakaian (Carlo, 2005).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aryanti (2005) ditemukan 24,35% kejadian tinea pedis pada anggota Brimob Semarang. Hal ini disebabkan karena pemakaian sepatu tertutup dalam waktu yang lama yang dapat menjadi faktor resiko tumbuhnya jamur tinea pedis dan menyebabkan infeksi yang sering diderita oleh tentara (Carlo, 2005). Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk waktu yang lama, bertambahnya kelembaban karena keringat, pecahnya kulit karena mekanis, dan paparan terhadap jamur merupakan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya tinea pedis (Budimulja, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan higiene personal dengan terjadinya tinea pedis pada prajurit TNI Yonzipur 9. Peneliti memilih Batalyon Zeni Tempur 9 Divisi Infantri I Kostrad Ujung Berung Bandung Timur karena selain populasinya yang banyak Yozipur 9 merupakan Batalyon Zeni Tempur nomor satu di Indonesia yang aktif dalam kegiatan detasemen lapangan atau latihan luar sehingga berisiko tinggi terpapar jamur yang menyebabkan tinea pedis.

1.2 Rumusan Masalah

(23)

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan higiene personal dengan tinea pedis pada prajurit TNI di Yonzipur 9.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran higiene personal pada prajurit TNI di Yonzipur 9.

2. Untuk mengetahui angka kejadan tinea pedis pada prajurit TNI di Yonzipur 9.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber informasi bagi individu atau institusi lain dalam pengembangan penelitian yang akan datang yang serupa dan berkelanjutan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

(24)

4

1.4.3 Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak batalyon untuk memberikan edukasi kepada para prajurit tentang tinea pedis.

1.4.4 Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

*DPEDUDQ XPXP SURVHV LGHQWLILNDVL WHODSDN WDQJDQ GLJDPEDUNDQ VHSHUWL SDGD *DPEDU 3URVHV GLPXODL GHQJDQ PHPDVXNNDQ FLWUD SHODWLKDQ 3DGD FLWUD SHODWLKDQ DNDQ GLODNXNDQ SURVHV

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemberian teknik spa kaki lebih efektif menurunkan nyeri kaki dibandingkan senam kaki pada penyandang diabetes

Pada buku bagian batang bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang.. membalut ruas sampai buku bagian atas

lactis sebanyak 50 µl yang diinokulasikan ke dalam 10 ml medium kultur pembenihan dan diinkubasi statis pada suhu 30°C selama 6 jam; prakultur ( pre-culture ) menggunakan 100µl

Ratakan air ke celah telinga, hidung, mata, ketiak, pusat, celah paha, qubul dan dubur dalam keadaan mencangkung.. Mendahulukan anggota kanan

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, perlakuan interaksi sistem tanam legowo dan varietas padi sawah tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah anakan

Nilai Income Over Feed and Chick Cost berpengaruh nyata antar perlakuan karena meskipun bobot potong yang diperoleh selama penelitian tidak berbeda nyata tetapi

Pemain boleh menggunakan semua kemahiran asas sepak takraw seperti sepak sila, sepak kuda, tandukan, rejaman dan hadangan dalam permainan ini namun hanya sepakan