• Tidak ada hasil yang ditemukan

judul indonesia: PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "judul indonesia: PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Alis Saputra

ii ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT (BERASAL DARI BATUBARA MUDA) MELALUI DAUN DAN PUPUK P TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

Oleh

Alis Saputra

Tomat merupakan komoditas sayur penting yang perlu mendapat perhatian dalam penambahan produksinya, untuk menambah keterbutuhan salah satunya adalah dengan penambahan unsur hara dengan cara penambahan asam humat dan pupuk P. Asam humat merupakan senyawa organik yang mengalami proses humifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

(2)

Alis Saputra

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman tomat dipengaruhi oleh pemberian asam humat dan pupuk P. Pada semua variabel pengamatan pemberian asam humat baik tanpa maupun diberi pupuk P nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman meningkat secara linier, sedangkan pada indeks kehijauan daun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Interaksi antara keduanya nyata

meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman meningkat secara linier, sedangkan pada indeks kehijuan daun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penggunaan asam humat konsentrasi 150-200 mg L-1 akan efektif bila diberikan bersamaan dengan pupuk P.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Sukajadi RT. 02, Desa Sukamaju, Kecamatan Abungsemuli, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, pada tanggal 4 Desember 1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ibu Paniem dan Bapak Muhammad Marsuf.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Semuli Raya Lampung Utara pada tahun 2003. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Abungsemuli Lampung Utara dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Abungsemuli Lampung Utara dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian.

(8)

viii

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Unila yang ditempatkan di Desa Gilang Tunggal Makarta, Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis juga mengikuti Praktik Umum di PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar,

(9)

ix

SANCAWACANA

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada pemilik alam semesta, Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus 2013. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Pertanian dan penulis mengangkat topik

mengenai “Pengaruh Pemberian Asam Humat (Berasal dari Batubara Muda) Melalui Daun dan Pupuk P terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)”

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna sehingga saran dan masukan yang bersifat membangun dibutuhkan oleh penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas keterlibatan dan bantuan yang diberikan dalam penelitian dan penyusunan skripsi kepada :

1. Ir. Sarno, M.S., selaku Pembimbing Pertama penelitian dan penyusunan skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

(10)

x

4. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Bapak Ir. Nuryasin, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan motifasi, bimbingan, masukan, dan saran kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakulltas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluarga di rumah yang selalu memberikan semangat : Bapak, Ibu dan kedua adikku Ike Lisma Nurkhasanah, dan Trio Iskandar atas doanya dalam memberikan semangat.

8. Rekan-rekan penelitian Daud Maulana, Hendi Victolika, dan Mira Restida yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

9. Bapak Ir. Baheramsyah dan bapak Triyadi yang telah banyak memberikan pengetahuan dan saran-saran selama penelitian di rumah kaca.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bandar Lampung, 15 Agustus 2014 Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 5

1.3. Kerangka Pemikiran ... 5

1.4. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Tanaman Tomat ... 9

2.2. Unsur Hara P ... 11

2.3. Peranan P pada Tanaman ... 12

2.4. Asam Humat ... 13

2.5. Pengaruh Asam Humat pada Tanaman ... 16

III. BAHAN DAN METODE ... 21

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2. Bahan dan Alat ... 21

3.3. Metode Penelitian ... 21

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 22

3.4.1. Persiapan Batubara ... 22

3.4.2. Ekstraksi Asam Humat ... 22

(12)

xii

3.4.4. Penyemaian ... 23

3.4.5. Penyiapan Media Tanam dan Penanaman ... 24

3.4.6. Aplikasi Asam Humat ... 24

3.4.7. Pemeliharaan ... 25

3.5. Pemanenan ... 26

3.6. Variabel Pengamatan ... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1. Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Tinggi Tanaman Tomat ... 28

4.1.2 Jumlah Daun Tanaman Tomat ... 29

4.1.3 Indeks Kehijauan Daun ... 30

4.1.4 Jumlah Buah per Tanaman ... 32

4.1.5 Bobot Buah Tomat per Butir ... 33

4.1.6 Bobot Buah per Tanaman ... 34

4.2. Pembahasan ... 35

V. KESIMPULAN ... 44

5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 44

PUSTAKA ACUAN ... 45

LAMPIRAN ... 49

Tabel 1-30 ... 50

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap tinggi tanaman

tomat (cm). ... 49

2. Uji homogenitas ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 49

3. Sidik ragam untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 50

4. Uji polinomial ortogonal untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 50

5. Uji ortogonal kontras untuk tinggi tanaman tomat (cm). ... 51

6. Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap jumlah daun tomat (tangkai). ... 52

7. Uji homogenitas ragam untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 52

8. Sidik ragam untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 53

9. Uji polinomial orthogonal untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 53

10.Uji ortogonal kontras untuk jumlah daun tomat (tangkai). ... 54

11.Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap indeks kehijauan daun tomat. ... 55

12.Uji homogenitas ragam untuk indeks kehijauan daun tomat. ... 55

13.Sidik ragam untuk indeks kehijauan daun tomat. ... 56

14.Uji polinomial orthogonal untuk indeks kehijauan. ... 56

15.Uji ortogonal kontras untuk indeks kehijauan daun. ... 57

(14)

xiv

17.Uji homogenitas ragam untuk jumlah buah per tanaman (butir). ... 58

18.Sidik ragam untuk jumlah buah per tanaman pada tanaman (butir). ... 59

19.Uji polinomial ortogonal untuk jumlah buah per tanaman tanaman (butir). ... 59

20.Uji ortogonal kontras untuk jumlah buah per tanaman (butir). ... 60

21.Data pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah tomat per butir. ... 61

22.Uji homogenitas untuk bobot buah tomat per butir. ... 61

23.Sidik ragam untuk bobot buah tomat per butir. ... 62

24.Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah tomat per butir. ... 62

25.Uji ortogonal kontras untuk bobot buah tomat per butir. ... 63

26.Data pengaruh pemberian asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah per tanaman (g). ... 64

27.Uji homogenitas untuk bobot buah per tanaman (g). ... 64

28.Sidik ragam untuk bobot buah per tanaman (g). ... 65

29.Uji polinomial orthogonal untuk bobot buah per tanaman (g). ... 65

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Proses mineralisasi bahan organik tanah (Goh, 1980). ... 14 2. Struktur Bahan Organik (Tan, 1995). ... 15 3. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap tinggi tanaman

tomat (cm). ... 29 4. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah daun tanaman

tomat (tangkai). ... 30 5. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap indeks kehijauan daun

tanaman tomat ... 31 6. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap jumlah buah

per tanaman (butir). ... 32 7. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot tomat per butir. . ... 34

8. Pengaruh asam humat dan pupuk P terhadap bobot buah per tanaman

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah

Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman semusim yang tergolong komoditi sayuran buah dan sangat potensial untuk dikembangkan. Tomat

memiliki banyak manfaat bagi manusia, karena tomat mengandung vitamin A dan C yang tinggi, dan hampir seluruh bagian buah tomat dapat dimakan (Pitojo, 2005). Selain sumber vitamin, tanaman tomat tersebut bermanfaat sebagai bahan tambahan sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, bahan pewarna makanan, serta bahan kosmetik dan obat-obatan (Cahyono, 2005).

(17)

2

Menurut Pitojo, (2005) tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal apabila ditanam pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Sifat bahan organik ada yang langsung maupun bersifat tidak langsung. Menurut Hakim dkk. (1986) pengaruh bahan organik secara langsung pada

tanaman yaitu dengan memperbaiki proses metabolisme seperti; respirasi akar dan sintesis protein, peningkatan laju fotosintesis melalui daun, dan permeibilitas membrane sel akar. Pengaruh bahan organik secara tidak langsung pada tanaman adalah sebagian besar melalui perubahan status kesuburan tanah yaitu dalam meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), kestabilan agregat tanah, kapasitas menahan air, daya sangga tanah terhadap tanaman, ketersediaan unsur hara bagi tanaman, efisiensi pemupukan, serta menurunkan jerapan P oleh tanah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mempertahankan

kesuburan tanah, maka perlu mengkombinasikan pupuk kimia yang merupakan pupuk

anorganik dengan pupuk organik yaitu pemberian asam humat yang berasal dari

batubara muda.

Batubara muda merupakan batubara dengan tingkat pembatubaraan yang rendah dan lebih lembut karena memiliki materi yang rapuh, berwarna suram seperti tanah, serta memiliki kelembaban yang lebih tinggi dan kadar karbon yang lebih rendah, sehingga kandungan energinya juga rendah. Berdasarkan hal tersebut, batubara muda tidak efektif dimanfaatkan sebagai sumber energi dan sebaiknya dimanfaatkan sebagai sumber bahan humat.

(18)

3

humat dalam 1 g batubara muda. Hal ini menunjukkan bahwa batubara memiliki kandungan asam humat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan organik lainnya. Dalam aplikasi pupuk organik dapat dilakukan dengan secara tidak langsung yaitu melaui tanah dan secara langsung yaitu melalui daun.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aplikasi asam humat, baik diberikan melalui kultur larutan maupun melalui penyemprotan pada daun dapat

meningkatkan pertum-buhan berbagai jenis tanaman. Chen dan Aviad, (1990) mempelajari penggunaan asam humat untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan tinggi, bobot basah, bobot kering, tunas dan akar, jumlah akar lateral, insiasi akar, pertumbuhan bibit, penyerapan hara dan pembungaan. Potensi penggunaan asam humat melalui daun telah mendapatkan banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir ini. Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian asam humat melalui daun mampu meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, serta produksi pada berbagai tanaman, antara lain bayam (Sarno dan Eliza, 2011), bayam (Ayas dan Gulser, 2005), kacang faba (El-Ghamry dkk., 2009), tembakau (Mylonas dan McCants, 1980), dan semangka (Salman dkk., 2005).

Pemenuhan kebutuhan hara bagi tanaman tidak hanya berasal dari bahan organik saja, tetapi juga berasal dari bahan anorganik sebagai pemenuhan unsur hara esensial. Tanaman dalam pertumbuahannya sangat memerlukan unsur-unsur hara esensial untuk mendukung proses metabolisme tanaman sehingga dapat

(19)

4

energi, penyimpanan dan peredarannya ke seluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Fosfor mempengaruhi beberapa proses biokimia dan fisiologi pada tanaman. Proses reaksinya tergantung pada tipe tanah dan kondisi lingkungan sekitar (seperti pH, temperatur, kelembaban). Faktor yang menjadi pembatas respon tanaman terhadap pemupukan fosfor adalah

sumber alami tanah dan agroekosistem (Nagar, 2002).

(20)

5

Penelitian mengenai pemberian asam humat melalui penyemprotan daun yang dikombinasikan dengan pupuk P masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Sehingga dalam penelitian ini pemberian asam humat melalui daun dengan berbagai konsentrasi yang di kombinasikan dengan unsur hara esensial P diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman, khususnya untuk budidaya tanaman hortikultura. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian asam humat dengan pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, sehingga permasalahan yang muncul akan dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah pemberian asam humat melalui daun atau pemberian pupuk P dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat?

2. Apakah terjadi interaksi atara pemberian asam humat dan pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat?

1.2Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam humat melalui daun dan pemberian pupuk P, serta interaksi antara asam humat dan pemupukan P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

1.3Kerangka Pemikiran

(21)

6

tanaman bila diberikan ke dalam tanah yaitu dengan memperbaiki status kesuburan tanah baik secara fisika, kimia dan biologi tanah, sedangkan asam humat dapat berpengaruh langsung terhadap tanaman bila diberikan melalui penyemprotan daun yaitu memperbaiki proses metabolisme yang terdapat di dalam tanaman (Tan, 1992). El-Ghamry dkk. (2009) melaporkan bahwa

pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun per tanaman, jumlah polong per tanaman, serta berat 100 biji kacang faba.

Penggunaan bahan humat dapat mencegah dan mengatasi defisiensi hara terutama fosfor (P) dan keracunan aluminium (Al) dan besi (Fe). Unsur Al dan Fe yang banyak larut pada tanah masam akan mudah mengikat P, sehingga penambahan pupuk fosfor kurang bermanfaat bagi tanaman dan efisiensi pemupukan fosfor menjadi rendah (Hervianti dkk., 2010). Fosfor juga penting dalam pembentukan gula pati, pembentukan inti pada bagian sel, pembentukan lemak, dan

pembentukan albumin yang membawa sifat menurun tanaman (Hakim dkk., 1986).

(22)

7

Leiwakabessy dan Sutandi (2004) menyatakan fosfor berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada di dalam intisel, selanjutnya berperan dalam menurunkan sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan DNA.

Interaksi antara pemberian asam humat dan pupuk P dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian beberapa peneliti yang menunjukkan bahwa pemberian asam humat melalui daun mampu meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, serta produksi pada berbagai tanaman, antara lain bayam (Sarno dan Eliza, 2012), kacang faba (El-Ghamry dkk., 2009), dan tembakau (Mylonas dan McCants, 1980). Sarno dan Eliza (2012) mendapatkan bahwa pemberian asam humat dengan penyemprotan melalui daun dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan serapan N pada tanaman bayam dengan konsentrasi 128-165 mg L-1.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka sangat memungkinkan kombinasi antara pemberian asam humat dengan pemberian pupuk P diharapkan akan berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan serta produksi suatu tanaman, khususnya

(23)

8

1.4 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Penyemprotan asam humat yang diaplikasikan melalui daun atau pemberian pupuk P akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. 2. Terdapat pengaruh interaksi antara pemberian asam humat melalui daun dan

(24)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tomat

Menurut Bernardinus (2002) tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub devisi : Angiosperma Kelas : Dicotylodenae Ordo : Tubiflorae Family : Solanaceae Genus : Lycopersium

Spesies : Lycopersium esculentum

Berdasarkan klasifikasi itu, tanaman tomat masih satu famili dengan kentang, terong, dan cabai.

(25)

10

tanaman tomat memiliki ciri berakar tunggang dan berwarna keputihan, daunnya berwarna hijau dengan panjang daun sekitar 25-30 cm dengan lebar 15-20 cm. Perakaran tomat tidak terlalu dalam, yaitu sekitar 40 cm, dan akar tanaman berfungsi sebagai penyerap unsur esensial dari dalam tanah.

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari, namun tanaman tomat tidak tahan terhadap sinar matahari yang terik. Kekurangan sinar matahari

dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tomat menjadi terganggu (Tim Bina

Karya Tani, 2009). Menurut Tugiyono, (2001) suhu yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tomat yaitu 25-30o C. Wiryanta, (2004), tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada suhu lingkungan antara 24–28o C. Jika suhu terlalu rendah maka pertumbuhan tanaman akan terhambat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah yang dihasilkan kurang sempurna. Jika suhu terlalu tinggi dengan kelembaban yang tinggi maka akan menyebabkan

berkembangnya penyakit pada daun, sedangkan kelembaban yang rendah akan menghambat pembentukan buah. Tanaman tomat memerlukan penyinaran penuh sepanjang hari agar tomat dapat berproduksi secara optimal, namun tidak cocok pada sinar matahari yang terlalu terik. Oleh karena itu tanaman tomat

dibudidayakan pada daerah yang beriklim sejuk, karena udara yang panas dapat menyebabkan kerontokan bunga. Agar tanaman tomat memperoleh hasil produksi yang baik maka perlu dilakukan pemberian pemupukan yang dapat diperoleh dari bahan anorganik maupun bahan organik.

(26)

11

tanaman tomat yaitu 300 kg ha-1, dosis anjuran pupuk K dalam bentuk KCl untuk tanaman tomat yaitu 225 kg ha-1.

2.2 Unsur Hara P (Fospor)

Menurut Hakim dkk. (1986) unsur hara P (Fosfor) merupakan unsur hara makro dan esensial bagi pertumbuhan tanaman selain N dan K, serta sukar tersedia dalam tanah. Bentuk-bentuk fosfor dalam tanah dibedakan menjadi anorganik dan fospor organik. Kedua bentuk forfor ini merupakan sumber P yang penting bagi tanaman.

Ketersediaan P dalam tanah pada umumnya bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Tanaman akan menyerap P dalam bentuk orthofospat (H2PO4-, HPO42-, dan PO42-). Jumlah masing-masing bentuk sangat tergantung pada pH tanah, tetapi umumnya bentuk H2PO4- terbanyak dijumpai pada pH berkisar antara 5,0-7,2 (Hakim dkk.,1986). Ketersediaan P anorganik sangat ditentukan oleh faktor-faktor yaitu: (1) pH tanah; (2) ion Fe, Al, dan Mn larut, adanya mineral yang mengandung Fe, Al, dan Mn; (3) tersedianya Ca; (4) jumlah dan dekomposisi bahan organik; (5) dan kegiatan jasad renik dalam tanah.

Ketersediaan P organik, fitin dan asam nukleat merupakan sumber utama P organik tanah (Hakim dkk., 1986). Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) kemampuan fosfor menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman akibat

(27)

12

2.3. Peranan P pada Tanaman

Fosfor merupakan unsur makro yang sebagian besar diserap oleh tanaman dalam bentuk ion hidrogen fosfat H

2PO4 -

. Fosfor yang diserap oleh tanaman berasal dari litosfer (0.12 %) dan mineral liat dalam tanah (Nagar, 2002). Kemudian Gardner dkk. (1985) menambahkan bahwa fosfor merupakan komponen struktural dari sejumlah senyawa molekul pentransfer energi ADP, ATP, NADH, serta senyawa system informasi genetik DNA dan RNA.

Fosfor banyak digunakan oleh sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda tanaman. Sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah, dan daun. Fosfor juga penting dalam

pembentukan gula pati, pembentukan inti pada bagian sel, pembentukan lemak, dan pembentukan albumin yang membawa sifat menurun tanaman (Hakim dkk.,1986). Hakim dkk. (1986) menambahkan bahwa peranan fosfor pada

tanaman yaitu banyak digunakan oleh sel-sel muda yang sedang berkembang dan bergerak dari jaringan tua ke jaringan muda tanaman, sebagian fosfor juga ditranslokasikan pada biji, buah dan daun.

(28)

13

Hasil ini sejalan dengan pernyataan Russel, (1961) bahwa fosfor berperan dalam proses pembelahan sel. Leiwakabessy dan Sutandi, (2004) menyatakan bahwa fosfor berperan dalam pembelahan sel melalui peranan nukleoprotein yang ada di dalam intisel, selanjutnya berperan dalam menurunkan sifat-sifat kebakaan dari generasi ke generasi melalui peranan DNA.

2.3 Asam Humat

Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah dan bersumber dari serasah tanaman berupa akar, batang, ranting, dan daun yang akan mengalami proses dekomposisi sehingga menghasilkan senyawa kompleks yang resisten pelapukan, berwarna coklat, bersifat koloid dan dikenal sebagai humus. Bahan organik juga merupakan sumber hara bagi tanaman, sumber energi bagi sebagian besar organism tanah (Hakim dkk., 1986).

Bahan organik dibedakan menjadi bahan terhumifikasi dan tak terhumifikasi. Bahan terhumifikasi dikenal sebagai humus atau disebut senyawa humat, sedangkan bahan-bahan tak terhumifikasi atau komponen non humus adalah senyawa-senyawa seperti karbohidrat, asam amino, protein, lipid, asam nukleat, dan lignin (Tan, 1995; Goh, 1980). Menurut Goh, (1980) bahan organik

merupakan sumber utama dari aktifitas fotosintesis tanaman. Jaringan tanaman akan diubah menjadi bahan humus yang stabil atau dimineralisasi untuk

(29)

14

Gambar 1. Proses mineralisasi bahan organik tanah (Goh, 1980)

Senyawa humat merupakan fraksi terhumifikasi dan dianggap sebagai hasil akhir dekomposisi bahan tanaman di dalam tanah. Humifikasi merupakan kombinasi proses-proses transformasi bahan organik yang menghasilkan asam humat dan asam fulvat. Fraksi humat digolongkan ke dalam (1) asam humat, yakni fraksi yang larut dalam basa, tidak larut dalam asam dan alkohol; (2) asam fulvat, merupakan fraksi yang larut dalam asam dan basa; dan (3) humin, yakni bagian yang tidak dapat larut pada Gambar 2. Senyawa humat ini bersifat amorf, berwarna kuning sampai coklat hitam dan memiliki bobot molekul tinggi (Tan, 1995). Menurut Ardianto (2009) asam humat mengandung C sebesar 56,2 %, O 35,5 % , H 47 %, N 3,2 % dan S 0,8 %.

CO2, N2, H2O

Fotosintesis

Jaringan Tanaman Bahan Humus

Hewan

Mineralisasi

CO2, NO3-, NH4+,

(30)
[image:30.595.115.509.104.437.2]

15

Gambar 2. Struktur bahan organik (Tan, 1995)

Asam humat adalah humus yang terbentuk sebagai hasil perombakan bahan organik secara biologis dan tersimpan selama jutaan tahun yang lalu. Asam humat merupakan bagian utama dari humus yang dapat diekstrak dari tanah. Penyusun utama asam humat adalah C dan O. Kandungan C asam humat berkisar antara 41 hingga 57 %, sedangkan kandungan O pada asam humat berkisar antara 33-46%. Persentase kandungan N, S dan H berkisar antara 2-5 %, 0,2-0,4 %, dan 4-5 %. Asam humat juga memiliki berbagai macam gugus fungsional seperti gugus karboksil, hidroksil fenolik, hidroksil alkoholik, dan karbonil. Kandungan gugus karboksil berkisar antara 1,5-9,2 mEk g-1 (Tan, 1992). Ardianto, ( 2009)

Dengan Asam Fulfat Humin + Bahan bukan humat

Asam Fulfat (Larut) Asam Humat (tidak larut)

Dengan Alkohol

Asam Humat (tidak larut) Asam Himatomelanik (Larut) Bahan Organik Tanah

(31)

16

menambahkan dalam penelitiannya bahwa kandungan asam humat yaitu 56,2% C, 35,5% O, 47% H, 3,2% N dan 0,8% S. Orlov, (1985) juga mengatakan asam humat mengandung 0,6 – 1,1% S dan 0,2 -3,7% P.

Menurut Herviyanti, (2007) asam humat dapat diperoleh dari bahan organik seperti pupuk kandang, kompos sampah kota, kompos jerami padi dan tanah gambut. Akan tetapi kandungan asam humat dari bahan-bahan tersebut sangat rendah. Kandungan humat dari pupuk kandang hanya 1,5%, kompos sampah kota hanya 1,4%, kompos jerami padi sekitar 5%, dan asam humat dari tanah gambut hanya 9% (Herviyanti, 2007). Rezky, (2007) menambahkan bahwa dengan mengekstrak batubara muda yang menggunakan 0,5 N NaOH mendapatkan hasil 31,5% bahan humat dalam 1 g batubara muda. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan asam humat dalam batubara muda lebih tinggi daripada kandungan dari bahan organik dari sumber lainnya.

2.5 Peranan Asam Humat pada Tanaman

(32)

17

Fungsi bahan organik tanah lainnya adalah sebagai sumber energi

mikroorganisme dan aktivitas biologi tanah. Fungsi kimianya antara lain adalah sebagai sumber hara N, P, S dan unsur hara mikro, memperbaiki KTK tanah, memperbaiki kapasitas sangga tanah, dan mempengaruhi fiksasi P. Fungsi

fisikanya antara lain untuk kemantapan agregat tanah, kapasitas menahan air, dan porositas tanah (Hakim dkk., 1986).

Asam humat yang merupakan bagian dari humus dapat berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman bila diberikan ke dalam tanah yaitu dapat memperbaiki status kesuburan tanah baik secara fisika, kimia dan biologi tanah (Tan, 1992) dan terhadap status kesuburan tanah, bahan humat dapat

meningkatkan kestabilan agregat, kapasitas menahan air, KTK, daya sangga tanah (Sanchez, 1976) sedangkan asam humat dapat berpengaruh langsung terhadap tanaman bila diberikan melalui penyemprotan daun yaitu memperbaiki proses-proses metabolisme yang terdapat di dalam tanaman (Tan, 1992) dan pengaruh secara langsung juga terjadi melalui perbaikan dalam proses metabolisme seperti respirasi akar dan sintesis protein (Picollo dkk., 1992) serta meningkatkan laju fotosintesis (Heil, 2004).

(33)

18

Asam humat berperan sebagai bahan pembenah tanah, sehingga keberadaannya dapat mempengaruhi kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, dan biologi yang bereaksi di dalam tanah. Tan, (1992) salah satu peranan asam humat dalam peningkatan kesuburan tanah yaitu asam humat mampu meningkatkan kapasitas tukar kation (Tan, 1992). Senyawa humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh hujan. Unsur hara N, P, dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap tanaman, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia (Tan, 1992).

Chen dan Aviad, (1990) menyatakan bahwa pemberian asam humat pada tanaman gandum melalui daun dapat meningkatkan tinggi, berat basah, berat kering tunas akar, jumlah akar lateral, dan pertumbuhan tunas, serta serapan hara. Mylonas dan McCants (1980) melaporkan bahwa pemberian asam humat melalui

penyemprotan daun dengan konsentrasi rendah dapat meningkatkan pertumbuhan tajuk, serta bobot kering tanaman tembakau.

(34)

19

Salman dkk. (2005) melaporkan bahwa pemberian asam humat 6 L/ha dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman semangka. Pemberian asam humat juga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Shaaban dkk, (2010)

mendapatkan bahwa pemberian asam humat dengan dosis 7,5 mg L-1 melalui daun dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK melalui tanah sebesar 25%, dan juga dapat meningkatkan panjang tangkai, bobot tangkai, dan biji pada tanaman padi. Hasil jerami tertinggi dicapai pada pengurangan pupuk NPK sebanyak 50% dengan disertai dengan penyemprotan asam humat dosis 5 mg L-1.

Ayas dan Gulser, (2005) mendapatkan bahwa pemberian asam humat melalui daun dapat meningkatkan total produksi bayam. Pemberian asam humat juga berpengaruh positif terhadap serapan hara. Sarno dan Eliza, (2011) menunjukkan bahwa pemberian asam humat dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot tajuk basah dan kering secara kuadratik, serta pemberian asam humat melalui

penyemprotan daun mampu meningkatkan serapan hara N pada tanaman bayam dengan konsentrasi antara 128 mg L-1 hingga 165 mg L-1. Victolica, (2013)

menyatakan bahwa interaksi pemberian asam humat dengan konsentrasi 50 mg L-1 melaui daun yang disertai dengan pemberian pupuk K dapat meningkatkan

(35)

20

50-200 mg L-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat pada tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan bobot per buah. Hal ini menunjukkan bahwa

(36)

21

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih tomat varietas Karina, batubara muda, pupuk P (SP-36) yaitu 32% P2O5, pupuk kalium (KCl) yaitu 60 % K2O, pupuk N (Urea) yaitu 45% NH2 CONH2 , Furadan 3D, larutan HCl 6 N, aquades, serta larutan NaOH 0,1. Alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu : hand sprayer, oven, timbangan, cangkul, sekop, meteran, polybag, sentrifius,

saringan 2 mm, hoplate (alat pengaduk panas), skop, label, plastik, tisu,

timbangan elektrik, gelas beaker, erlenmeyer, gelas ukur, rotamixer, pipet tetes.

3.3 Metode Penelitian

(37)

22

Susila, (2006) dosis anjuran pupuk P dalam bentuk SP-36 untuk tanaman tomat yaitu 300 kg ha-1, sehingga dosis pupuk tiap polybag P (SP-36) sebesar 12 g polybag -1. Faktor kedua yaitu konsentrasi asam humat (H) yaitu h0=0 mg L-1, h1=50 mg L-1, h2=100 mg L-1, h3=150 mg L-1, dan h4=200 mg L-1. Untuk menguji homogenitas ragam digunakan Uji Bartlett dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam (uji F). Apabila uji F hasilnya signifikan maka uji kontras orthogonal polynomial digunakan untuk mengetahui perbedaan antara aplikasi pemupukan P (SP-36) dan kurva respon pemberian asam humat. Selang pengujian adalah pada taraf nyata 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Batubara

Batubara ditumbuk secara halus lalu disaring dengan ayakan 0,5 mm, kemudian batubara yang sudah dihaluskan lalu dicuci dengan 0,5 N HCl (1:5) dan dikocok selama 1 jam. Kemudian larutan HCl dituangkan dan di cuci dengan aquades sebanyak 5 kali hingga ion Cl- habis. Lalu batubara dipanaskan dalam oven pada suhu 2000 C selama 24 jam. Kemudian batubara tersebut telah siap untuk di ekstraksi asam humatnya.

3.4.2 Ekstraksi Asam Humat

(38)

23

1-2, Kemudian dibiarkan selama 24 jam agar berkoagulasi. Kemudian dipisahkan antara batubara padat dengan larutan yang ada dan kemudian larutan hasil

penyaringan disentrifus pada putaran 6000 rpm selama 30 menit. Kemudian larutan beningnya (asam fulfat) dituangkan, dan endapan asam humat dicuci dengan menambahkan aquades sebanyak 200 ml lalu dikocok selama 5 menit sebanyak 5 kali. Selanjutnya asam humat dikeringoven pada suhu 60O C dan disimpan ke dalam desikator. Lalu mengukur kadar air asam humat denga cara menimbang 0,1 g ke dalam alumunium foil, lalu dipanaskan pada oven bersuhu 105O C selama 24 jam kemudian ditimbang kembali.

3.4.3 Pembuataan Asam Humat yang Akan Digunakan Untuk Penyemprotan Tanaman

Menimbang asam humat sebanyak 50, 100, 150, 200 mg lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2 L, dan menambahkan 250 ml NaOH. Kemudian setelah ditimbang lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan diletakan diatas hotplate lalu diaduk dengan batang stirrer. Suhu diatur 700 C hingga larut sempurna. Hasil adukkan tersebut dipindahkan ke dalam beacker 2 L lalu diukur pH nya, kemudian pHnya dinetralkan dengan H2SO4 hingga pH 7.

3.4.4 Penyemaian

(39)

24

Bibit tomat dipelihara sampai dengan 4 minggu, selanjutnya bibit yang tumbuh dipilih yang tumbuh dengan baik untuk dipindah tanam di polybag.

3.4.5 Penyiapan Bahan Media Tanam dan Penanaman

Tanah untuk percobaan rumah kaca diambil dari kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung yaitu tanah lapisan olah (top soil) pada ke dalaman 0-20 cm. Tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul digemburkan lalu

dikeringanginkan, setelah itu diayak dengan ayakan 2 mm. Tanah yang sudah diayak seberat 10 kg dimasukkan dalam polybag. Selanjutnya polybag yang telah berisi tanah tersebut diberi label sesuai dengan perlakuan dan disusun di rumah kaca sesuai dengan denah penelitian yang telah disiapkan. Masing-masing perlakuan dibuat cadangan polybag yaitu satu polybag per perlakukan. Pupuk N dengan dosis 20 g tanaman-1 diberikan 4 kali dan K dengan dosis 10 g tanaman-1 diberikan 4 kali, di berikan ke dalam polybag sebagai pupuk dasar. Selanjutnya tanah dalam polybag masing-masing disiram hingga kapasitas lapang. Setelah media tanam siap digunakan, dipilih bibit tomat yang tumbuh dengan baik, berumur 4 minggu HST, memiliki minimal 3 helai daun dan batang yang kokoh, kemudian ditanam ke dalam polybag satu bibit tomat per polybag hingga

keselururan jumlah bibit tomat yang ditanam adalah 60 tanaman.

3.4.6 Aplikasi Asam Humat

(40)

25

mengetahui berapa dosis yang disemprotkan pada setiap sampel tanaman tomat. Aplikasi asam humat kedua diberikan pada umur 40 hari setelah tanam dengan sebelumnya dilakukan kalibrasi seperti aplikasi pertama dan setelah kalibrasi semprot diketahui dilakukan aplikasi pada masing-masing sampel. Aplikasi ketiga disemprotkan saat tanaman tomat berumur 60 hari setelah tanam dengan metode yang sama seperti aplikasi pertama dan kedua.

3.4.7 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi: 1. Penyiraman

Kualitas dan sifat fisik buah tomat akan maksimal jika pemberian air selama masa pertumbuhan tercukupi. Penyiraman tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor atau selang dengan volume yang sama setiap penyiraman.

2. Pemasangan ajir

Pengajiran dilakukan untuk menjaga agar tanaman tomat dapat tumbuh tegak dan tidak mudah rebah. Pemasangan ajir menggunakan sistem tugal, yaitu satu ajir untuk satu tanaman.

3. Penyiangan gulma

(41)

26

4. Pembuangan tunas air (wiwilan)

Pembuangan tunas air atau wiwilan dilakukan pada tunas pertama di bawah percabangan. Kemudian pembuangan tunas air berikutnya adalah setelah 4-6 minggu setelah tanam, ini dilakukan agar buah yang dihasilkan tidak kerdil dan dan masaknya tidak terhambat.

3.4.8 Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman tomat berumur 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan secara manual dengan memetik buah tomat yang sudah masak dengan ciri warna buah adalah kuning semburat hingga orange dan buah terlepas dari tangkainya atau rontok.

3.4.9 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati meliputi variabel pertumbuhan dan produksi. Variabel pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, dan bobot brangkasan, sedangkan variabel produksi yang diamati adalah jumlah buah tomat pertanaman, bobot buah tomat pertanaman dan besar produksi yang dihasilkan.

1. Tinggi tanaman

(42)

27

2. Jumlah daun

Pengamatan jumlah daun dihitung berdasarkan banyaknya helai daun per tanaman. Pengamatan jumlah daun tanaman dicatat 7 hari sekali sampai tanaman berhenti fase vegetatifnya.

3. Indeks kehijauan daun

Indeks kehijauan daun diukur dengan menggunakan alat klorofilmeter dilakukan satu minggu sekali setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Cara mengukur indeks kehijauan daun adalah dengan memilih 3 daun secara acak pada bagian atas, tengah, dan bawah dengan asumsi dapat

mewakili semua daun kemudian data yang diukur dirata-rata.

4. Jumlah buah per tanaman

Jumlah buah dihitung dengan menjumlahkan seluruh buah yang dihasilkan per tanaman.

5. Bobot buah per butir

Bobot tomat per butir dihitung dengan menimbang bobot buah tomat per buah dan dirata-ratakan.

6. Bobot buah per tanaman

(43)

44

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian asam humat dan interaksi antara asam humat dan pupuk P nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, indeks kehijauan daun, jumlah buah per tanaman, bobot tomat per butir, dan bobot buah per tanaman tomat. 2. Pengaruh asam humat mulai tampak nyata pada dosis 100 mg L-1 hingga 200

mg L-1 , tetapi pada konsentrasi 150 mg L-1 yang diberi pupuk P hasilnya lebih tinggi daripada tanpa P.

3. Pemberian P secara nyata dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, bobot buah per butir, dan bobot buah per tanaman, tetapi tidak berpengaruh terhadap indeks kehijauan daun.

5.2 Saran

Penulis menyarankan perlunya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemupukan dengan asam humat yang berasal dari batubara muda untuk

(44)

45

PUSTAKA ACUAN

Ahmad , F. 1989. Retensi Fosfat Tanah–Tanah Debu Vulkanis Gunung Sago. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Pertanian.. Pusat Penelitian Universitas Andalas. Padang. Hlm 9-22.

Ashari, S. 1995. Hortikultura: Aspek Budidaya. UI-PRESS, Jakarta. 485 hlm. Ardianto, A.E. 2009. Pengaruh pemberian bahan amelioran senyawa humat,

bahan organik dan kapur terhadap pertumbuhan koro benguk (Mucuna prurirens) pada lahan bekas tambang batubara tambang Batulicin Kalimantan Selatan. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Hlm 23-33. Ayas, H. and F. Gulser. 2005. The effect of sulfur and humic acid on yield

components and macronutrient contens of spinach. J. Biological Sciensis. 5 (6): 801-804.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura.2012. Data Produksi Tomat Provinsi Lampung (http://www.bps.go.id). Diakses pada tanggal 26 Januari 2013 pkl 09.00 WIB.

Cahyono, B. 2005. Tomat, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kinisius, Yogyakarta. 136 hlm.

Chen Y, and T. Aviad, 1990. Effect of humic substances on plant growth. in humic substances in soil and crop sciences : Selected Readings. Eds. P Mac Carthy, CE Clapp, RL Malcolm and P.R. Bloom American Society of Agronomy, Madison. P. 161-186.

El-Ghamry, A.M. K.A. El-Hai and K. M. Ghoneem, 2009. Amino and humic acids promote growth, yield and disease resistance of faba bean cultivated in clayey soil. Aust. J. Basic & Appl. Sci., 3(2): 731-739.

Ferrara. G and G. Brunetti. 2010. Effect of the times of aplication of a soil humic acid on berry quality of table grape (Vitis vinifera L.) cv Italia. Spanish J. Agric. Res. 8 (3) : 817-822.

(45)

46

Goh, K.M. 1980. Dynamics and Stability of Organic Matter. In Soil with Variable Charge. Editor B.K.G. Theng. Soil Bereau, Depart. Of Sci and Industrial Res., Lower Hutt, pp. 373-393.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, B. H. Go, H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit : Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm.

Heil, C.A., 2004. Influence of humic, fulvic and hydrophilic acids on the growth, photosynthesis and respiration of the dinoflagellate Prorocentrum

minimum (Pavillard) Schiller. (Abstract). Copyright © 2004 Elsevier B.V. All rights reserved.

Herviyanti. 2007. Upaya Pengendalian Keracunan Besi (Fe) dengan Asam Humat dan Pengelolaan Air untuk Meningkatkan Produktifitas Ultisol yang Baru Disawahkan. (Disertasi). Universitas Andalas. Padang. Hlm 30-35

Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat Kuliah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 208 hlm.

Mylonas, V.A. and C.B. McCants. 1980. Effects of humic and fulvic acids on growth of tobacco. 2. Tobacco Growth and Ion Uptake. J. Plant Nutr. 2 (3) : 377-393. Abstract.

Muda, P., D. E. Angeles, P. Raveendranathan and M. Kosittrakun. 1994. Fruit growth and development. p. 35-47. In: R. Md. Yon (Ed.). Papaya Fruit Development, Postharvest Physiology, Handling and Markets in ASEAN. Mulyati, R.S., Tejowulan, dan V.A. Oktarina. 2007. Respon tanaman tomat

terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan urea terhadap pertumbuhan dan serapan N. J. Agroteksos. 17 (1) : 51-56.

Muscolo A, Bovalo F, Gionfriddo F, Nardi S (1999). Earthworm humic matter produces auxin-like effects on Daucus carota cell growth and nitrate metabolism. Soil Biol. Biochem. 31:1303-1311.

Nagar, J. P. 2002. Soil Phosphorus, its Transformation and Their Relevance to Crop Productivity. p.109-135. In: K. R. Krishna (Ed.). Soil Fertility and Crop Production. Science Publishers, Inc. USA.

Nardi S, Pizzeghello D, Muscolo A, Vianello A (2002). Physiological Effects of Humic Substances in Plant Growth. Soil Biol. Biochem. Exeter 34: 1527-1537.

(46)

47

Pitojo. 2005. Benih Tomat. Yogyakarta, Kanisius. 91 hlm.

Restida, M. 2014. Pengaruh Pemberian Asam Humat dan N terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 20-34 Rezki, D. 2007. Ekstraksi bahan humat dari batubara (subbituminus) dengan

menggunakan 10 jenis pelarut. J. Solum. 4(2):72-79.

Russell, W. E. 1961. Soil conditions and plant growth. John Wiley and Sons Inc., New York. 688 Hlm.

Salman, S.R., S.D. Abou-Hussein, A.M.R. Abdel-Mawgoud and M.A. El-Nemr. 2005. Fruit yield and quality of watermelon as affected by hybrids and humic acid application. J. App. Sci. Res. 1(1): 51-58.

Sanchez P.A. 1976. Properties and management of soils in the tropics. John Willey and Sons. 477 Hlm.

Sarno dan Eliza, F. 2012. Pengaruh Pemberian asam Humat dan Pupuk N

Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N pada tanaman bayam (Amaranthus spp). Prosiding Seminar Nasional Sains Matematika Informatika dan Aplikasinya III (SN-SMAIP III). FMIPA, Universitas Lampung. Bandar Lampung 28-29 Juni 2012. Hlm 288-293.

Shaaban, S.H.A., F.M Manal, and M.H.M. Afifi. 2009. Humic acid foliar

aplication to minimaize soil applied fertilization of surface-irigated wheat. World J. Agric. Sci. 5(2) : 207-2010.

Susila, D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. IPB. Bogor. 128 hlm. Tan, K.H. 1992. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta. 295 Hlm.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. Yrama Widya. Bandung. 134 Hlm.

Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta. 51 hlm. Victolika, H. 2013. Pengaruh Pemberian Asam Humat dan K terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 18-30

(47)

48

Gambar

Tabel 1-30   .......................................................................................
Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar 1. Proses mineralisasi bahan organik tanah (Goh, 1980)
Gambar 2. Struktur bahan organik (Tan, 1995)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena pemberian silikat pada taraf yang lebih tinggi akan meningkatkan P tersedia dalam tanah dan taraf mikoriza 15 g/ 4 kg tanah adalah taraf

Oleh karena itu, perbedaan ketinggian tempat tumbuh sengon perlu dikaji terutama pengaruhnya terhadap volume kayu yang dihasilkan dan kesehatan pohon karena kedua

Berdasarkan hal tersebut unsur-unsur hara yang dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman telah diproduksi oleh mikroba-mikroba yang terdapat dalam

Perusahaan telah melakukan pengendalian kualitas, tetapi dalam bagian proses pengecekan produk akhir selalu terdapat hasil produksi rusak yang ditemukan pada produk

Nilai koefisien determinasi (R²) yang menunjukkan variabel bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati

Sedangkan tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yai - tu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional

Salah satu elemen NU kultural di Yogyakarta yang cukup pro-aktif merespon Wahabisme kontemporer adalah KMNU (Keluarga Mahasiswa NU) UGM. Sebagai respon atas maraknya dakwah Wahabi

Indonesia mempunyai beraneka ragam kekayaan sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber senyawa antosianin, salah satunya adalah buah duwet. Buah