ABSTRACT
PROTOTIPE DESIGN OF THE AUTOSWITCH COODINATION HYBRID POWER PLANT USING CURRENT SENSOR AND VOLTAGE
SENSOR BASED BY MICROCONTROLLER
BY
EDY SETYO BAYU AJI
Hybrid Power Plant system is composite of some reneweble energys whose assambled parallel to suply of the load network. One reason cause the reneweble energy dependent on natural conditionds, then the reneweble energy must be coordinated in power distributions prosses. Besides of the natural conditions, load conditions whose allways fluctuate become to coordinations of the source corresponding with conditions of the load and sources.
The Prototype autoswitch coordination was made to control coordinations hybrid power plant source based change of the loads and conditions of the source. The change of loads are being detected with current sensor and conditions of the sources are being detected with voltage sensor. Increase of the loads will be detected with increase of the currents, after then will be processed by microcontroller based rattung current on the predetermined. With consider of the voltage on the sources then the microcontroller will take execution what of the sources can supply power or not.
The result coordination by autoswitch coordination can working be right. Coordinations process is done by taking into account the current changes dan the voltage athe the sources. Coordinations can improve the quality of voltage, This can be seen from the phenomenon of the voltage increase at the system when the sources increases.
RANCANG BANGUN PROTOTIPEAUTOSWITCH COORDINATION PEMBANGKIT HYBRID MENGGUNAKAN SENSOR ARUS DAN
SENSOR TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER
Oleh
Edy Setyo Bayu Aji
Sistem pembangkit hibrid merupakan gabungan sumber pembangkit alternatif yang diparalelkan untuk menyuplai satu jaringan beban. Mengingat sumber energi alternatif bergantung dengan kondisi alam, maka sumber tersebut harus dikoordinasikan proses penyaluran bebanya. Selain kondisi alam, kondisi beban yang selalu berubah-ubah menjadi alasan lain untuk mengkoordinasikan sumber sesuai dengan kebutuhan beban dan kondisi sumber.
Prototipe autoswitch coordination dibuat untuk mengatur koordinasi sumber pembangkit hibrid berdasarkan perubahan beban dan kondisi sumber. Perubahan beban dideteksi dengan sebuah sensor arus dan kondisi sumber dideteksi dengan sensor tegangan. Kenaikan beban ditandai dengan kenaikan arus, kemudian akan diproses oleh mikrokontroler berdasarkan ratting arus yang telah ditentukan. Dengan mempertimbangkan tegangan pada sisi sumber, maka mikrokontroler akan melakukan eksekusi apakah sumber dapat menyuplai daya atau tidak.
Hasil koordinasi yang dilakukan oleh autoswitch coordination dapat berjalan dengan baik. Proses koodinasi yang dilakukan berdasarkan perubahan arus dengan mempertimbangkan tegangan pada sumber. Koordinasi yang dilakukan dapat memperbaiki kualitas tegangan, hal ini dapat dilihat dari fenomena tegangan sistem yang terjadi kenaikan saat sumber bertambah.
RANCANG BANGUN PROTOTIPE
AUTOSWITCH
COORDINATION
PEMBANGKIT HIBRID MENGGUNAKAN
SENSOR ARUS DAN SENSOR TEGANGAN BERBASIS
MIKROKONTROLER
Oleh
EDY SETYO BAYU AJI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
PDTIBANGI{IT
IIIBBID
TTDNGGUNAI{ANSENSOB ARUS DAN SDNSOR TEGANGAN BERBASIS U IIMOKONTROLER
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Fakultas
cDqsct?o
($"t",{ii
1015051054
Teknik Elektro
Telmik
l}IEFTYETUJUI
1.
K<rmisi PembimbingIlerri
Gusmedi,
S.T., llI.T.NrP 19710815 199905
1005
fb\{^(:
Dr. Eng. Endah Komalasarl,
S.T., Itf.T.NrP 19750215 199905
2
0052. Ketua Jurusan Teknik Hektro
1. Tim Penguji
Ketua
IIIENGDSAIII{AN
:
Ilerri
Gusmedi,
S.T., M.T.:
Dr.
Eng.Lukmanul
llakim,
S.T., M.SG.Sekretaris
Penguji
Bukan Pembimbing
Prof. Suharno,
M.Sc., Ph.D. NrPre62o7t7
7eB7O3 1 oO2//l
Dengan
ini
saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yangpernah dilakukan oleh orang lain dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
secara tertulis diacu dalam naskah
ini sebagaiamana
yang dsebutkan didalamperustakaan. Selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya
sendiri.
Apabila pemyataan saya tidak benar saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan
hukum yang berlaku.
Bamdar I-ampung, 12 Oktober 2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Sukoharjo IV kecamatan
Sukoharjo kabupaten Pringsewu pada tanggal 26
April 1992 sebagai anak pertama dari Rakisman dan
Kemijem. Pendidikan penulis dimulai di SD Negeri
1 Sukoharjo IV diselesaikan pada tahun 2004,
kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Pringsewu
dan selesai pada tahun 2007, dan kemudian
melanjutkan ke SMA Negeri 2 Pringsewu dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebahai mahasiswa baru Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi
mahasiswa penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro
sebagai Sekretaris Departemen Informasi dan Komunikasi pada tahu 2011-2012
dan menjadi Sekretaris Umum pada tahun 2012-2013. Penulis juga pernah
menjadi asisten Laboratorium Sistem Tenaga Listrik pada tahun 2013-2015. Pada
tahun 2013 Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PLTU Tarahan Unit
Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku
Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,
(
RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)
Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku
Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya
Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku
Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk
Adik-adikku Tercinta
Diyah Widya Sari & Eriska Meilita
Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk
Guru- Guru dan Dosen-dosenku
Dan
Almamater Tercinta
Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku
Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,
(
RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)
Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku
Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya
Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku
Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk
Adik-adikku Tercinta
Diyah Widya Sari & Eriska Meilita
Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk
Guru- Guru dan Dosen-dosenku
Dan
Almamater Tercinta
Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku
Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,
(
RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)
Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku
Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya
Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku
Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk
Adik-adikku Tercinta
Diyah Widya Sari & Eriska Meilita
Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk
Guru- Guru dan Dosen-dosenku
Dan
K
✁✂✄ ✂☎K
☎✂✄ ✂✆
faat untuk orang lain,
Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat
menemani orang tua diusia tuanya,
Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat
beribadah dengan baik kepada Allah swt.
(
Edy Setyo Bayu Aji,S.T.
)
Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang
berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa
dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada
orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)
Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya
(QS. At-Talaq :4)
Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat berbagi
dengan orang lain,
Kegahagian yang sejati adalah ketika hidup dapat
memberi manfaat untuk orang lain,
Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat
menemani orang tua diusia tuanya,
Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat
beribadah dengan baik kepada Allah swt.
(
Edy Setyo Bayu Aji,S.T.
)
Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang
berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa
dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada
orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)
Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya
(QS. At-Talaq :4)
Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat berbagi
dengan orang lain,
Kegahagian yang sejati adalah ketika hidup dapat
memberi manfaat untuk orang lain,
Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat
menemani orang tua diusia tuanya,
Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat
beribadah dengan baik kepada Allah swt.
(
Edy Setyo Bayu Aji,S.T.
)
Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang
berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa
dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada
orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)
Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya
Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya
Puji sykur penulis panjatkan kepada Allah SW yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Rancang
Bangun Prototipe Autoswitch Coordination Pembangkit Hibrid Menggunakan Sensor
Arus dan Sensor Tegangan Berbasis Mikrokontroler” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas bimbingannya selama ini kepada:
1. Bapak Herri Gusmedi, S.T.,M.T. Selaku Pembimbing Utama
2. Ibu Dr. Eng. Endah Komalasari, S.T.,M.T. Selaku Pembimbing Pendamping
3. Bapak Dr.Eng. Lukmanul Hakim, S.T.,M.Sc.Selaku Penguji
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
4. Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Lampung
5. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung
6. Bapak Agustrisanto, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lampung sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah memberikan
motivasi dan ilmu-ilmunya
8. Seluruh staff administrasi Jurusan Teknik Elektro dan staff administrasi Fakultas
vii
9. Teman –teman seperjuangan Penelitian Hibah Bersaing Agung Wicaksono, Afrijal
Fitriandi, dan Seto Prayogo biasa kami sebut HPC, terimakasih untuk bantuan dan
kebersamaanya selama ini.
10. Teman– teman tim penelitian dalam projek Perbaikan Kualitas Tegangan waktu di
Kabupaten Menggala, terimakasih untuk pengalamnya.
11. Abdurrahman Effendi , S.T., M.Ti. , terimakasih untuk nasehat-nasehatnya dan telah
memberikan izinya untuk menggunakan fasilitas Laboratorium.
12. Terimakasih untuk keluarga om Sudirman, S.sos dan keluarga yan gtelah banyak
membantu dalam proses saya kuliah di Universitas Lampung.
13. Terimakasih untuk sahabat-sahabat Himatro , sahabat-sahabat kepengurusan
Himatro 2011/2012 dan 2012/2013 atas pengalaman dan kebersamaanya.
14. Terimakasih untuk kebersamaan selama ini, kekeluargaan yang tidak ada putusnya,
dan kekompakan yang tidak akan ada hentinya, teman – teman satu kaderisasi
Angkatan 2010 Teknik Elektro Universitas Lampung Ab, Agung, Anwar, afrizal,
bagus, budi, devi, derri, dian, fendi,jerry, jefry, lukman, imam, nuril, maulana,
nanang, melzi, rahmad, reza, seto, haki, dani, andri, viktor, rendi, khoirul, ayu, muth,
mahendra, yusuf, harry cuy, irvika, radi, dan yang tidak tersebut , yang pasti akan
sangat dirindukan kebersamaanya.
15. Seluruh teman-teman di Teknik Elektro yang belum tertulis dan telah membantu
hingga penulisan skripsi ini selesai.
Bandar Lampung, 12 Oktober 2015
Halaman
ABSTRAK... i
LEMBAR JUDUL... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
SANWCANA... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Batasan Masalah ... 4
1.6 Hipotesis ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pemangkit Hibrid ... 7
2.1.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH)... 8
2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)... 11
2.1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB) ... 13
2.2Grid Tie Inverter(GTI)... 16
2.3 Sinkronisasi Pembangkit ... 17
2.4 Koordinasi dan Kombinasi Pembangkit ... 18
ix
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
3.2 Alat dan Bahan... 22
3.3 Metode Penelitian ... 24
3.4 Konsep Perancangan Sistem 3.4.1 Blok Diagram Sistem... 27
3.4.2 Perancangan Perangkat ... 27
3.5 Pengujian Sensor ... 47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 48
4.1.1 RealisasiPrototipe Autoswitch Coordination... 48
4.1.1.1 Rangkaian Catu Daya... 50
4.1.1.2 Mikrokontroller ... 50
4.1.1.3 Sensor Arus ... 51
4.1.1.4 Sensor Tegangan ... 52
4.1.1.5 RangkaianSwitchdanDriver Relay... 59
4.1.1.6 LCD ... 59
4.1.2 Pengujian Alat a. Pengujian Koordinasi dengan Kondisi Sumber Normal... 60
b. Analisa Kesalahan Pembacaan Sensor Arus dan Tegangan Terhadap Hasil Koordinasi dengan Sumber Normal... 63
c. Analisa Hasil Koordinasi dan Suplai Arus dari Masing-masing Sumber. ... 73
d. Pengujian Koordinasi dan Kombinasi dengan Sumber Tidak Normal/Down.... 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 86
Halaman
Tabel 2.1 Tipe–Tipe Turbin ... 15
Tabel 2.1 Kombinasi Pembangkit ... 19
Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrokontroller Arduino ... 30
Tabel 3.2 Spesifikasi Sensor Arus ... 31
Tabel 3.3 Fungsi Pin LCD ... 37
Tabel 3.4 Rencana Pembagian Level untuk Koordinasi ... 43
Tabel 4.1 Keluaran Sensor Tegangan ... 53
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sensor Tegangan ... 56
Tabel 4.3 Rancangan Koordinasi dengna Kondisi Normal... 60
Tabel 4.4 Hasil Kombinasi ... 62
Tabel 4.5 Hasil Sensor Tegangan dan Arus pada Beban ... 63
Tabel 4.6 Sensor Tegangan dan Arus pada Sumber 1 Kapasitas 180 VA ... 66
Tabel 4.7 Sensor Tegangan dan Arus pada Sumber 2 Kapasitas 80 VA ... 68
Tabel 4.8 Sensor Tegangan dan Sensor Arus pada Sumber 3 Kapasitas 40 VA .. 71
Tabel 4.9 Hasil Koordinasi dan Kombinasi Sumber dengan Variasi Beban ... 75
Tabel 4.10 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 1Off/Down... 82
Tabel 4.11 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 2Off/Down... 83
Tabel 4.12 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 3Off/Down... 84
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem Hibrid antara mikrohydro/pv/fuel cell/wind.. 7
Gambar 2.2 PLTMH ... 8
Gambar 2.3 Rancangan Kontrol Governor Berbasis ANN ... 10
Gambar 2.4 Komponen PLTS... 11
Gambar 2.5 Komponen PLTB skala rumahan ... 14
Gambar 2.6 (a)Zeta-Cuk based Inverter, (b)Full-bridge buck-boost Inverter, (c) Side-by-side Boost Converters, dan (d)Z-source Boost Inverter...17
Gambar 2.7 Tipikal Kurva Beban ... 20
Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir... 24
Gambar 3.2 Blok Digram Sistem ... 27
Gambar 3.3 Rangkaian KontrolAutoswitch Coordination... 28
Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroller dan LCD ... 29
Gambar 3.5 Arduino Mega ... 30
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Arus ... 31
Gambar 3.7 Pembacaan Sensor... 32
Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Tegangan ... 33
Gambar 3.9 RelayElectric... 34
Gambar 3.10 RangkaianDarklingtonICdriver relay... 35
Gambar 3.11 Bentuk Fisik IC ULN 2003 ... 35
Gambar 3.12 RangkaianDriver Relay... 36
Gambar 3.13 LCD 2X16 ... 37
Gambar 3.14 Perancangan Sistem Pembangkit Hibrid Mikrohidro-Surya-Sel-PLTB... 38
Gambar 3.15 Rancangan Pembagian Sumber ... 42
Gambar 4.1a. Realisasi Rangkaian kontrolAutoswitch Coordination... 49
Gambar 4.1b. Realisasi Rangkaian Sumber, sensor arus dan sensor tegangan sumber ... 49
Gambar 4.2 Rangkaian Catu Daya... 50
Gambar 4.3 Mikrokontroller ... 50
Gambar 4.4 Sensor Arus ... 51
Gambar 4.5a. Regresi Linear Sensor Tegangan 1... 56
Gambar 4.5b. Regresi Linear Sensor Tegangan 2... 57
Gambar 4.5c. Regresi Linear Sensor Tegangan 3... 57
Gambar 4.5d. Regresi Linear Sensor Tegangan 4... 57
Gambar 4.6 Rangkaianswitchdandriver relay... 59
Gambar 4.7 LCD 2X16 ... 59
Gambar 4.8 PengaturanRattingArus pada Mikrokontroller ... 61
Gambar 4.9 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Beban ... 64
Gambar 4.10 Grafik Kenaiakan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Beban ... 65
Gambar 4.11 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Sensor Tegangan di Sumber 1 ... 67
Gambar 4.12 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 1. ... 67
Gambar 4.13 Grafik Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Sumber 2. ... 69
Gambar 4.14 Grafik Kenaikan Beban terhadap Keasalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 2 ... 70
Gambar 4.15 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Sumber 3 ... 72
Gambar 4.16 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 3 ... 72
Gambar 4.17 Grafik Perubahan Tegangan terhadap Kenaikan Beban dan Kombinasi Sumber ... 74
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah terpencil di Indonesia masih banyak yang belum terjangkau listrik oleh
Perusahaan Listrik Negara (PLN). Faktor yang mempengaruhi adalah letak
geografis dimana daerah tersebut berada sangat jauh dari jaringan listrik. Hal ini
membutuhkan investasi yang besar untuk membangun jaringan listrik sampai
daerah terpencil tersebut. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk membangun
sistem pembangkit sendiri dari potensi sumber daya alam alternatif seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu/Angin (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Namun ada beberapa kekurangan apabila pembangkit listrik alternatif
dioperasikan secara tunggal. Misalnya, PLTMH sangat bergantung dengan curah
hujan dimana curah hujan yang rendah mengakibatkan berkurangnya debit air,
dan daya yang dihasilkan tidak mampu melayani konsumen saat beban puncak.
PLTS sangat bergantung pada cuaca. Cuaca yang mendung mengakibatkan
terhalangnya sinar matahari, sehingga menghambat kinerja PLTS untuk
menyuplai beban. Selain itu, PLTS juga hanya dapat menghasilkan daya ketika
PLTB bergantung dengan kecepatan angin. Kecepatan angin berubah setiap
waktunya sehingga daya yang dihasilkan juga berubah-ubah.
Dari kekurangan tersebut maka perlu dilakukan suatu sistem hibrid untuk
menghasilkan daya yang lebih besar dan menjaga kontinyuitas penyaluran daya.
Sistem hibrid merupakan penggabungan beberapa sumber pembangkit alternatif
pada satu jaringan untuk menyuplai beban. Dengan adanya sistem hibrid ini maka
kekurangan dari pembangkit alternatif yang beroperasi secara tunggal dapat
saling tertutupi.
Selain itu, pembangkit hibrid perlu dilakukan koordinasi kerja untuk menyalurkan
daya ke beban. Hal itu dikarenakan kondisi beban yang tidak selalu pada kondisi
beban puncak. Aktifitas masyarakat di daerah terpencil mengakibatkan kondisi
beban berubah pada waktu tertentu . Masyarakat akan melakukan aktifitas diluar
rumah saat siang hari. Sehingga siang hari beban akan berkurang. Kemudian pada
menjelang malam akan terjadi beban puncak karena masyarakat yang melakukan
aktifitasnya didalam rumah.
Pembangkit hibrid perlu dikoordinasikan agar kontiyuitas penyaluran daya tetap
berjalan, hal ini menjadikan alasan untuk membangun Autoswitch Coordination
yang fungsinya mengatur koordinasi dan kombinasi pembangkit hibrid secara
otomatis. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, proses pengkoordinasian
sistem hibrid dapat dilakukan secara otomatis. Pengkoordinasian otomatis ini
3
sesuai dengan trigger yang diberikan. Trigger ini berasal dari mikrokontroler.
Mikrokontroler mendapatkan input dari sensor arus yang membaca keadaan arus
yang masuk ke beban. Mikrokontroler ini yang akan mengatur relay elektrik
untuk bekerja sesuai dengan kombinasi yang telah ditentukan berdasarkan ratting
arus. Arus yang terbaca oleh sensor sesuai dengan arus yang terbaca oleh
multimeter dan memiliki kesalahan relatif yang kecil, sehingga koordniasi dan
kombinasi yang dilakukan sesuai dengan perubahan beban.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Merancang prototipe autoswitch coordination yang berfungsi mengatur
koordinasi dan kombinasi sumber yang tersedia sesuai dengan konsumsi beban.
2. Mengaplikasikan sensor arus sebagai referensi perubahan beban untuk
pertimbangan koordinasi dan kombinasi secara otomatis.
3. Merancang dan mengaplikasikan sensor tegangan sebagai referensi penurunan
daya pada sisi sumber.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penilitian ini adalah
1. Dapat melakukan koordinasi dan kombinasi sesuai dengan kebutuhan beban.
2. Dapat mengetahui perubahan arus terhadap perubahan beban.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini adalah
1. Bagaimana arus dapat terbaca oleh sensor dan mikrokontroler yang menjadi
referensi koordinasi dan kombinasi.
2. Bagaimana mengkoordinasikan switch untuk bekerja berdasarkan referensi
arus yang terbaca sesuai dengan perubahan beban.
3. Bagaimana sensor tegangan dapat membaca perubahan tegangan pada sisi
sumber sebagai indikasi penurunan daya.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut
1. Proses pengkoordinasian pembangkit diatur oleh satu unit mikrokontroler
dan sebagaiswitchnya menggunakanrelayelektrik.
2. Mikrokontroler yang dipakai menggunakan Arduino Mega.
3. Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid diasumsikan dengan sumber
PLN dengan pembagi kapasitas menggunakan transformator.
4. Dalam penelitian ini tidak membahas sinkronisasi antar pembangkit
alternatif.
1.6 Hipotesis
Sensor arus bekerja untuk mengetahui dan mendeteksi perubahan arus pada sisi
sumber. Sensor tegangan berperan untuk mendeteksi terjadinya penurunan daya
dari masing-masing sumber. Arus yang terbaca oleh sensor sesuai dengan arus
5
referensi arus yang masuk ke mikrokontroller tepat dengan keadaan perubahan
beban sehingga mengurangi kesalahan dalam koordinasi. Mikrokontroller akan
mempertimbangan tegangan pada sisi sumber. Koordinasi dan kombinasi bekerja
sesuai dengan perubahan arus yang masuk ke beban dengan mempertimbangkan
tegangan yang terdapat pada sumber.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam rangka penulisan skripsi ini, disusun suatu sistematika penulisan dengan
membaginya menjadi beberapa bab. Susunan sistematika tersebut antara lain
adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, tujuan dilakukannya penelitian,
manfaat yang dapat di berikan dari penelitian, perumusan masalah, hipotesis, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bagian ini akan berisi tentang teori–teori sistem hibrid, koordinasi sistem hibrid
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini akan menjelaskan metode yang digunakan dalam proses
perancangan dan pembuatan diantaranya waktu dan tempat penelitian,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi tentang hasil pengujian dan pembahasan tentang data–data yang
diperoleh dari pengujian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyimpulkan semua kegiatan dan hasil – hasil yang diperoleh
selama proses perancangan dan pembuatan alat. Diberikan juga saran–saran yang
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pembangkit Hibrid
Sistem pembangkit hibrid adalah kombinasi dari satu atau lebih sumber energi
alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi
lain seperti baterai dan diesel. Sistem hibrid menawarkan daya bersih dan effisien
yang dalam banyak kasus menjadi lebih hemat biaya dari pada sistem diesel
tunggal.[2] Pilihan pemasangan sistem hibrid ini adalah karena letak geografis suatu tempat terpencil. Tempat terpencil tersebut membuat PLN tidak dapat
membangun jaringan listrik hingga sampai ke daerah tersebut. Gambar 2.1 berikut
menggambarkan blok diagram dari sistem hibrid antara mikrohydro- PV- Fuel
cell-wind.
Gambar 2. 1 Block Diagram Sistem Hibrid antara
Gambar blok diagram sistem hibrid merupakan salah satu contoh sistem
pembangkit hibrid. Dimana sumber-sumber tersebut antara lain adalah
mikrohidro, photo voltaic, wind, fuell cell. Untuk sumber energi wind, photo
voltaic dan fuell cell dihubungkan ke DC bus, DC bus ini merupakan bus yang
memparalelkan ketiga sistem tersebut sebelum masuk ke inverter. Kemudian
masuk ke inverter yang berfungsi untuk merubah tegangan dengan arus DC
menjadi arus AC. Kemudian barulah masuk ke beban.
Berikut ini merupakan sumber – sumber energi alternatif yang menjadi referensi
sumber dalam penilitian ini. Salah satu alasan memilih sumber alternatif ini
adalah sumber-sumber ini paling sering ditemui didaerah-daerah terpencil.
2.1.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Mikrohidro adalah jenis pembangkit listrik tenaga air yang biasanya
menghasilkan hingga 100 kW listrik dengan menggunakan aliran air alami. Ada
banyak instalasi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang karena
mereka dapat memberikan sumber ekonomis energi tanpa pembelian bahan
bakar.[18]Kapasitas PLTMH sangat bergantung pada debit air.
9
PLTMH mempunyai komponen seprti pada gambar 2.2 diatas. Komponen –
komponen dan fungsinya adalah sebagai berikut
1. Saluran irigasi, merupakan saluran aliran sungai yang masuk ke kolam
penampung.
2. Kolam penampung berfungsi sebagai penampungan air.
3. Pintu pengatur berfungsi sebagai pengatur keluarannya air dari kolam
penampung.
4. Pintu Saluran Pembuangan, pintu saluran pembuangan berfungsi
mengalihkan aliran sungai apabila melebihi volume kolam penuh.
5. Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan air dari kolam penampung agar
sampai ke turbin.
6. Turbin berfungsi sebagai penggerak rotor pada generator.
7. Generator bergungsi sebagai konversi energi dari kinetik ke energi listrik.
8. Kemudian rumah pembangkit berfungsi sebagai pelindung generator dan
turbin.
Kemudian untuk mengetahui potensi daya keluaran dapat dihitung dengan
persamaan rumus 2.1[4]:
Pv= Q x g x H x . . . . . . (2.1)
dengan,
Pv= daya (kW)
H = efektifhead(m)
g = grafitasi (9,8 g/cm3)
= efisiensi turbin
Mikrohidro adalah sumber energi alternatif yang terbatas, tegangan keluaran yang
cenderung tidak stabil, hal ini disebabkan putaran turbin berubah-ubah akibat
aliran air dari pipa pesat tidak bisa mengimbangi adanya penambahan beban,
sehingga energi putar yang dihasilkan oleh turbin tidak bisa bertambah bila tidak
ada control yang mengatur jumlah air yang masuk juga bertambah. Untuk
mengatasi hal ini perlu dilakukan sebuah control yang mampu mengontrol
kebutuhan air yang dimasukkan kedalam turbin berdasarkan frekuensi keluaran
yang dihasilkan dari generator stabil pada kisaran 50 HZ.[13]
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jasa Lie pada tahun 2010 menggunakan
metode Neural Network (ANN) untuk mengontrol governor sebagai pengaturan
pintu air yang masuk ke pipa pesat sehaingga akan didapatkan frekuensi dan
tegangan keluaran genertaor setabil. Dimana desain sistem dapat dilihat pada
gambar 2.3 berikut
11
2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan pembangkit listrik alternatif yang
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energinya. Prinsip kerja PLTS ini
adalah mengubah cahaya matahari melalui panel surya untuk menghasilkan listrik.
Komponen–komponen PLTS diperlihatkan pada gambar 2.4 berikut ini:
Gambar 2.4 Komponen PLTS[5]
Komponen - komponen PLTS dapat dilihat pada gambar 2.4 diatas. Berikut ini
fungsi dari setiap komponennya:
1. Solar Module , modul surya atau yang sering disebut sebagai panel surya
ini berfungsi untuk menangkap radiasi matahari dan mengubahnya ke
energi listrik.
2. Solar Charge Controller, alat ini berfungsi mengatur proses pengisian
daya listrik dari solar module ke baterai. Apabila baterai terisi penuh
maka alat ini akan secara otomatis akan memutus aliran daya ke baterai.
Selain itu alat ini juga sebagai terminal untuk beban jenis arus searah (DC)
4. Inverter, inverter ini berfungsi mengubah arus DC dari baterai untuk
dirubah ke arus bolak-balik (AC) untuk menyuplai beban dengan jenis
arus AC.
Untuk menghitung Titik Daya Maksimum PLTS dapat dicari dengan persamaan
berikut ini:
Pmax= Voc × Isc× FF ... (2.2)
F = ×
× ... (2.3)
Pin = Ir×A ... (2.4)
Keterangan
Pmax = Daya Maksimum yang dibangkitkan
Isc = Arusshort circuit
FF =Fill Factor
= Tegangan Maksimum
= Arus maksimum
= Tegangan saatopen circuit
Isc = Arus saatshort circuit
Pin = Daya yang diterima akibatirradiancematahari
13
A= Luas Penampang.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dalam pembangkitan energi listrik tergantung
dengan kondisi alam. Untuk itu dalam menjaga kontinyuitas pelayanan ke beban
digunakanlah batterai sebagai penyimpan daya yang telah dibangkitkan oleh
PLTS. Dari batterai tersebut akan dibangkitkan tegangan dengan arus DC menjadi
arus AC menggunakan inverter yang kemudian akan menginjeksi daya ke sistem
hibrid.
2.1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB)
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB) merupakan pembangkit listrik
yang menggunakan energi angin dan merubahnya ke energi listrik. Angin akan
memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan
dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Listrik dialirkan melalui kabel
transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Pembangkit listrik tenaga angin membutuhkan baterai untuk menunjang
kontinuitas penyaluran daya dari pembangkit ke beban, karena perubahan
kecepatan angin bisa terjadi setiap waktu. Oleh sebab itu diperlukan baterai untuk
menyimpan energi listrik yang pengisiannya dilakukan oleh pembangkit listrik
tenaga angin tersebut. Gambar 2.5 menunjukan rangkaian pembangkit listrik
Gambar 2.5 Komponen PLTB skala rumahan[6]
Gambar 2.5 menggambarkan komponen PLTB, komponen – komponen tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kincir angin dan Generator, kincir angin berfungsi sebagai penggerak
generator yang digerakkan oleh tenaga angin, kemudian generator
berfungsi untuk menghasilkan listrik
2. Controller, controller pada PLTB ini berfungsi untuk mengatur pengisian
daya ke baterai.
3. Baterai , berfungsi untuk menjaga kontiyuitas penyaluran daya.
4. Inverter, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC ke arus bolak balik untuk
menyuplai beban.
Berikut ini merupakan beberapa perhitungan dalam menentukan kapasitas PLTB
Energi maksimum yang dapat diambil oleh turbin adalah[7]:
= . . ... ( 2.5)
15
= 0,5 . . ... (2.6)
Efisiensi maksimum turbin angin:
= = = 0,59 ... (2.7)
Daya Spesifik yang dapat diambil oleh turbin angin
= 0,5 . . . ... (2.8)
Keterangan:
= Effisiensi maksimum
V = Kecepatan Angin (m/s2)
= massa jenis udara (kg/m3)
Potensi daya keluaran dari generator PLB juga bergantung pada jenis turbin yang
[image:31.595.113.519.525.747.2]dipakai. Berikut ini merupakan referensi jenis turbin dan potensi daya keluaran.
Tabel 2.1 Tipe -tipe Turbin[7]
No Wind Technology
Rotor Diamet er (m) Range of winds (m/s) Cut in wind speed (m/s) Rated wind speed (m/s) Rated Power (kw) Swepr Area
(m2)
1 Energy Ball/Venturi 1,1 2-40 2 17 0,5 0,95
2 Swift Wind Turbine 2,1 3.6-64,8 3,6 11 1,5 3,46
3 WindTamer 1,4 2-25 2 14 1,3 1,54
4 Counter Rotating 4,4 2,5-40 2,5 8 3,6 15,28
54900) 6
6 Broadstar wind systems
3,05 1,8-35 1,8 13,5 10 46,63
7 O Connor Hush Turbine
1 N/A N/A 15 0,68 0,78
8 Enflo Windtech 0,71 2,5-55 2,5 12,5 0,5 0,39
9 Sky Stream 3,72 3,5-63 3,5 13 2,4 10,86
10 Diffuser Augmented Wind Turbine
1,83 N/A 6,3 1 2,63
2.2Grid Tie Inverter(GTI)
Grid tie inverter (GTI) adalah perangkat konverter tegangan DC ke tegangan AC
yang banyak digunakan dalam aplikasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Pada sistem PLTS GTI akan mensuplai daya yang dihasilkan ke beban, jika
terjadi kelebihan beban maka daya yang dihasilkan akan disalurkan ke jaringan.
Jika daya yang dimiliki kurang untuk mensuplai ke beban maka jaringan akan ikut
mensuplai daya ke beban. Untuk itu GTI akan bekerja jika terhubung dengan
jaringan listrik, jika jaringan listrik yang mati maka GTI akan berhenti bekerja.
Saghaleini, et al.[15], menjelaskan beberapa topologi konverter DC-AC dari GTI
inverter antara lain Zeta-cuk based inverter, Full-bridge buck-boost inverter,
Slide-by-side boost converters dan Z-source boost inverter. Pada topologi
Zeta-cuk based inverter digunakan 4 buah saklar elektronik membentuk konfigurasi
konverter buck boost. Sementara pada topoogi Full-bridge buck-boost inveter 2
buah saklar bekerja pada frekuensi tinggi dan 2 saklar sisanya bekerja pada
17
buah konverter boost dan keseluruhan saklar elektronik yang digunakan bekerja
pada frekuensi tinggi. Aplikasi konverter Z-source digunakan pada GTI dengan
topologi danZ-source boost inverter.
Gambar 2.6 (a)Zeta-Cuk based Inverter, (b)Full-bridge buck-boost Inverter, (c)Side-by-side Boost Converters, dan (d)Z-source Boost
Inverter.[15]
2.3 Sinkronisasi Pembangkit
Proses sinkronisasi pembangkit listrik bertujuan untuk meningkatkan keandalan
sistem dan menambah suplai daya dalam satu jaringan listrik. Namun dalam
proses sinkronisasi ada syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk melakukan
operasi sinkron, yaitu:
1. Tegangan sama
Tegangan generator yang akan diparalelkan atau sumber yang akan diparalelkan
[image:33.595.128.505.171.362.2]2. Frekuensi sama.
Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match). Untuk
menyamakan, maka putaran generator harus diatur.
3. Perbedaan fasa ( sudut fasa harus sama)
Sudut fasa antara generator dan sistem harus sama. Untuk menyamakan fasa
putaran generator juga harus diatur.
Sistem tenaga listrik Indonesia mempunyai standar operasi dari setiap operasi
paralel. Utuk frekuensi menggunakan standard 50 hz dengan toleransi tidak
melebihi dan kurang dari 1%, yaitu : 49,5-50,5 hz. Kemudian untuk tengangan
nominal sistem pada sistem tegangan rendah yaitu 220 v. Variasi tegangan yang
disarankan tidah melebihi dan kurang dari 6% dari tegangan nominalnya. Jadi
untuk tegangan 220 V rentangnya adalah 206,8-233,2 V.
2.4 Koordinasi dan Kombinasi Pembangkit
Mengoperasikan suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat
pembangkit diperlukan suatu koordinasi dalam penjadwalan pembebanan daya
listrik yang dibangkitkan masing–masing pusat pembangkit listrik. Untuk
menghasilkan energi yang optimal maka kombinasi pembangkit harus sesuai
19
Dalam sistem pembangkit hibrid dimana sumber energi yang ada di alam sekitar
berubah–ubah terhadap waktu dan cuaca. Salah satu contoh adalah dimana energi
matahari yang tersedia hanya pada siang hari, serta keadaan angin yang tidak
menentu. Sedangkan keadaan beban didaerah terpencil dapat diprediksi bahwa
pada siang hari pemakaian energi listrik rendah dan terjadi beban puncak
menjelang malam hari. Hal tersebut menyebabkan kombinasi pembangkit yang
tepat terhadap perubahan beban perlu dilakukan untuk menghasilkan penyaluran
daya ke beban yang optimal.
Suatu kombinasi pembangkit dapat dirumuskan sebagai berikut:
2n... (2.9)
Dimana : 2 merupakan kondisi ON dan OFF dan n merupakan banyaknya
pembangkit. Dari persamaan tersebut dapat diketahui berapa kemungkinan
kombinasi pembangkit yang bekerja berdasarkan jumlah pembangkit. Pembangkit
hibrid yang mempunyai 2 kondisi, yaitu kondisi ON dan OFF. Kemudian
terdapat 3 sumber energi yaitu PLTMH, PLTB, dan sel surya yang apabila di
[image:35.595.164.462.574.708.2]masukkan ke persamaan maka menjadi 8 kombinasi sebagai berikut.:
Tabel 2.2 Kombinasi Pembangkit
Kondisi PLTMH PLTB Sel Surya
1 0 0 0
2 0 0 1
3 0 1 0
4 0 1 1
5 1 0 0
6 1 0 1
7 1 1 0
Tabel 2.2 merupakan tabel kombinasi yang terjadi pada 3 pembangkit hibrid.
Kombinasi tersebut akan menghasilkan daya yang berbeda pada masing-masing
kombinasi. Kombinasi pembangkit harus memperhitungkan keadaan beban,
sehingga kombinasi yang bekerja sesuai dengan daya yang diperlukan oleh beban.
Untuk itu perkiraan beban pada kondisi waktu tertentu harus dilakukan mengingat
ketersediaan sumber energi pembangkit hibrid yang terpengaruh terhadap waktu.
[image:36.595.147.478.327.503.2]Perkiraan beban dapat dilihat dari kurva harian beban yang dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2.7 Grafik Tipikal Kurva Beban[8]
Gambar 2.7 merupakan gambar tipikal kurva beban pada jaringan di Jawa. Dari
gambar diatas dapat diketahui bahwa perubahan konsumsi beban berdasarkan
waktu-waktu tertentu. Sehingga dalam mengkombinasikan pembangkit hibrid
juga harus diprediksi tipikal kurva beban pada daerah tersebut sehingga kombinasi
pembangkit akan lebih optimal.
0 5000 10000 15000
Beban ( MW)
21
2.3. Regresi Linear Dan Korelasi Linear Sederhana
Regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua
atau lebih variabel. Pengaru tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
linear, yaitu[9].
= + ... (2.10)
= ... (2.11)
= .
( ) ... (2.12)
Diamana Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a = koefisien intercetp, bila X = 0 maka Y = a
b = koefisien regresi, bila X bertambah atau berkurang sebesar 1 unit
maka Y akan meningkat atau berkurang sebesar b
Untuk menghitung koefisien korelasi dirumuskan sebagai berikut
= . .
( . ( ) ) ( . ( ) )
... (2.13)
Metode regresi linear sederhana dalam penelitian ini akan digunakan untuk
3.1 Tempat dan Waktu Penilitian
Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu
Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya laboratorium Sistem Tenaga
Elektrik) dan mulai dilaksanan pada bulan Desember 2014 dan selesai pada bulan
September 2015.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penilitian dan pembuatan tugas
akhir ini terdiri dari berbagai instrumen, komponen elektronika, peralatan dan
bahan kerja, serta perangkat lunak, diantaranya yaitu
A. Instrumen
1. Multimeter Digital, berfungsi sebagai alat ukur arus yang menjadi
pembanding dari hasil pengukuran oleh sensor
B. Komponen
1. Mikrokontroler, mikrokontroler berfungsi sebagai pengolah data dari
sensor dan sebagai kontrolerswitch.
2. LCD 16x2, berfungsi untuk menampilkan data arus yang terbaca
23
3. Driver Relay,berfungsi untuk memberikan tegangan input ke coil
relay.
4. Resistor, sebagai pelengkap rangkaian driver.
5. Relay, berfungsi sebagaiswitch
6. Led, berfungsi sebagai indikator
7. Transformator, berfungsi sebagai pembagi daya PLN
C. Peralatan Kerja
1. Leptop, berfungsi sebagai merancang program dan membuat simulasi.
2. Papan Projek (Project Board), berfungsi sebagai tempat simulasi
rangkaian.
3. Bor PCB, berfungsi sebagai alat pengebor PCB untuk meletakkan
komponen
4. Solder, sebagai alat pendukung dalam penyusunan komponen ke PCB
D. Bahan–bahan
1. Papan plastik mika (Acrilyc), sebagai papan untuk meletakkan semua
desain alat.
2. PCB, adalah singkatan dari printed circuit board yang berfungsi
sebagai papan untuk meletakkan komponen dan semua rangkaian.
3. Larutan Feriklorit, berfungsi sebagai pelarut PCB
4. Timah, berfungsi sebagai alat untuk merekatkan komponen ke PCB
5. Busbar, berfungsi sebagai alat untuk memparalelkan sumber.
6. Kabel berfungsi sebagai penghantar.
E. Perangkat Lunak
1. Arduino IDE, digunakan untuk pembuatan kode program yang akan
dimasukkan kedalam mikrokontroler.
2. Diptrace ,digunakan untuk pembuatan rangkaian yang digunakan dalam penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Rancang bangun prototipeautoswitch coordintaionini dalam pelaksanaanya dapat
dilihat dalam diagram alir pada gambar 3.1 berikut ini
TIDAK
YA
PENGUJIANAUTOSWITCH
MULAI
PEMILIHAN ALAT DAN PERANCANGAN PERANGKAT
REALISASI RANCANGAN
PERANGKATAUTOSWITCH
PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MIKROKONTROLER
AUTOSWICTH
BEKERJA
SELESAI
[image:40.595.176.419.316.702.2]STUDI LITERATUR DAN KONSEP PERANCANGAN
25
Dari diagram alir tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan mendukung
penulisan tugas akhir ini, literatur diambil dari jurnal, buku, dan
penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, studi literatur ini antara lain:
a. Sistem Pembangkit Hibrid
b. Komponen Sistem Pembangkit hibrid PTLS, PLTMH, dan PLTB
c. Koordniasi Sistem Pembangkit Hibrid
2. Konsep Perancangan Sistem
Konsep perancangan sistem ini terdiri dari
a. Blok Diagram Sistem
b. Perancangan Perangkat
c. Pembagian Kapasitas Sumber
3. Implementasi perancangan prototipe autoswitch coordination. Tahap-tahap
implementasi alat ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan ranngkaian dari masing-masing blok diagram yang ada
b. Memilih sensor yang tepat untuk pembacaan sensor arus
c. Membuat program menggunakan bahasa pemrograman untuk dimasukkan
ke Mikrokontroler.
d. Melakukan percobaan pengukuran arus dan kalibrasi berulang sampai
e. Menggabungkan rangkaian perblok yang telah diuji di papan percobaan,
kemudian melakukan percobaan ulang.
f. Merangkai semua rangkai yang telah dibuat ke dalam sebuah PCB.
4. Uji coba koordinasi
Pada uji coba ini dilakukan untuk melakukan koordinasi relay untuk
menyalurkan daya ke beban. Uji coba ini menggunakan sumber dari PLN yang
dibagi menjadi 3 sumber. Tiga sumber tersebut merepresentasikan sumber
pembangkit hibrid. Adapun hal-hal yang diuji cobakan sebagai berikut:
a. Pembacaan Sensor Arus yang diproses oleh mikrokontroler dan tampilkan ke
LCD 2X16
b. Uji koordinasi sistem pembangkit hibrid
5. Analisa dan Kesimpulan
Analisa dilakukan dengan cara membandingkan perubahan arus ke beban dengan
arus yang disuplay oleh tiga sumber.
6. Pembuatan Laporan
Akhir dari tahap ini adalah pembuatan laporan dari semua kegiatan penilitian
27
3.4 Konsep Perancangan Sistem 3.4.1 Blok Diagram Sistem
Untuk mempermudah dalam perancangan, maka rangkaian dipisahkan
berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah blok diagram rangkaian:
Blok diagram diatas merupakan alur dari sistem pembacaan sensor dan koordinasi
relayserta penampilan data di LCD 2X16.
3.4.2 Perancangan Perangkat
Prototipe autoswitch coordinationini dirancang untuk mengkoordinasikan sistem
pembangkit hibrid dalam penyaluran daya ke beban. Sistem ini bekerja
[image:43.595.170.473.219.497.2]bedasarkan arus yang masuk ke beban. Bisa dilihat pada diagram blok pada Gambar 3.2 Block Diagram SIstem
Sensor Arus dan Tegangan Sensor
Tegangan LCD 2X16 B U S B A R Sensor Arus BEBAN MIKROKONTROLER SUMBER 2 SUMBER 3 Electric Relay Electric Relay
SUMBER 1 Electric
Relay
gambar 3.2 perancangan sistem secara keseluruhan. Prototipe ini
mengkoordinasikan 3 sumber pembangkit hibrid yang direpresentasikan oleh
sumber PLN dengan kapasitas yang akan ditentukan. Ketiga sumber tersebut di
pasang relay electric sebagai saklar untuk memutus dan menyalurkan daya ke
[image:44.595.114.507.270.531.2]beban.
Gambar dari sistem kontrol dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini
29
Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller dan LCD.
Gambar 3.3 dan 3.4 merupakan rangkaian perangkat autoswitch coordinationdan
mikrokotroller. Dimana terdapa 4 sensor arus dan 4 sensor tegangan yang akan
dihubungkan ke mikrokontoller untuk mendeteksi tegangan dan arus pada sistem.
Spesifikasi alat pada perancangan prototipe ini adalah sebagai berikut yaitu:
1. Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan dalam penilitian ini adalah Arduino Mega
2560. Salah satu kelebihan dari mikrokontroler ini adalah jumlah pin yang
banyak kemudiansource codeyangopen sourcemempermudah pengguna
untuk bisa mencari referensi. Berikut ini merupakan gambar dari
Ringkasan spesifikasi dari mikrokontroler ditunjukan dalam tabel 3.1
[image:46.595.207.437.108.322.2]Berikut.
Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrokontroler Arduino
Mikrokontroler ATMega 2560
Tegangan Pengoperasian 5V
Teganganinputyang disarankan 7-12V
Batas tenganganinput 6-20V
Jumlah pin I/O digital 54(15 untuk keluaran PWM)
Jumlah pininputanalog 16
Arus DC tiap pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
[image:46.595.142.504.439.698.2]Clock Speed 6 MHz
31
2. Sensor Arus
Dalam penelitian ini sensor arus yang digunakan adalah ACS712. Sensor
arus ini merupakan sensor yang cukup presisi untuk membaca arus DC
maupun AC. Rangkaian sensor ini bekerja dengan suplai tegangan 5V DC.
Arus yang dideteksi melewati kaki IC nomor 1-2 dan 3-4. Cbyp berfungsi
untuk menstabilkan tegangan yang masuk ke Vcc agar bila terjadi drop
tegangan maka akan tidak mempengaruhi sensivitas sensor. Cf berfungsi
sebagai filter untuk Vout agar tidak terjadi riak yang akan mempengaruhi
[image:47.595.206.447.370.519.2]sensitifitas. Gambar 3.6 berikut adalah gambar sensor arus.
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Arus
Spesifikasi dari sensor arus ini terlihat pada tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Spesifikasi Sensor Arus
Karakteristik Simbol Rating Maksimal
Tegangan Suplai Vcc 8 V
Ouput Tegangan Vout 8 V
Toleransi Arus Lebih Ip 100 A
Sensivitas Tipe 5 T = 185 mV/A
[image:47.595.148.477.638.752.2]Pembacaan sensor arus menggunakan mikrokontroler yang dapat
disimulasikan seperti gambar 3.7 berikut. Pada rangkaian sensor arus,
data dari sensor arus masuk ke kaki pin analog mikrokontroler. Sensor
arus ini harus dikalibrasi agar arus yang terbaca mendekati / sama dengan
pengukuran menggunakan multimeter.
Kalibrasi sensor ini yang membedakan dari setiap tipenya adalah
sensivitasnya. Sensor arus dengan tipe T20 A memiliki sensivitas 0,1 V/A.
Perubahan 1 ampere memberikan perubahan tegangan pada output sensor
sebesar 0,1 V. Kalibrasi sensor arus ini adalah sebagai berikut:
= ( )
[image:48.595.217.452.253.409.2]( )
... . ( 3.1)
Dapat dilihat pada rumus diatas,analog readmerupakan data analog yang
berasal dari sensor, 1024 merupakan angka 10 bit. Analog yang terbaca
dicacah ke bentuk digital dengan jumlah bit sebesar 10 bit . Sensivity
33
merupakan sensivitas sensor arus, dan current merupakan arus yang
terbaca oleh sensor yang akan dibandingkan dengan pengukuran
multimeter.
3. Sensor Tegangan
Sensor Tegangan yang dipakai dibuat dari rangkaian penyearah.
Rangkaian penyearah mengeluarkan tegangan DC yang akan memberikan
masukan ke mikrokontroller. Rangkaian penyearah ini adalah sebagai
[image:49.595.162.505.316.412.2]berikut.
Gambar 3. 8 Rangkaian Sensor Tegangan.
Sensor tegangan ini terdiri dari 1 unit transformator dengan kapastias
350mA dengan keluaran tegangan 6V. Dari keluaran transformator
kemudian masuk ke rangkaian penyearah yaitu rangkaian dengan dioda
brdige dan kapasitor. Keluaran tegangan penyearah sebesar 6 VDC
kemudian masuk ke rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi
tegangan ini akan memperkecil tegangan DC dari 6 V sampai sekitar 3 V.
Hal ini dikarenakan agar masukan ke mikrokontroller tidak lebih dari 5V.
Tegangan input transformator ditempatkan ke sistem yang akan diukur
tegangannya. Perubahan pada masukan tegangan dengan sumber AC
dijadikan sensor untuk mendeteksi tegangan pada sistem tegangan arus
AC.
4. Relay Electric
Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat
mengimplementasikan logika switching. Secara sederhana relay
elektromagnetis dapat didefinisikan sebagai alat yang menggunakan gaya
elektromagnetik untuk menutup dan membuka kontak saklar. Relayterdiri
[image:50.595.183.436.322.466.2]daricoildancontact. .
Gambar 3.9 Relay Electric[10]
Gambar 3.9 menggambarkan sistem relay dimana ada beberapa kompnen .
Coil merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan
contact adalah sejenis saklar yang penggeraknya tergantung dari ada dan
tidaknya arus listrik dicoil. Contactada dua jenis, yaitu Normally Open(
kondisi awal sebelum diaktifkan open) dan Normally Closed ( kondisi
awal sebelum diaktifkanclose).
5. ICDriver Relay
IC driver relay yang digunakan adalah IC ULN 2003 adalah sebuah IC
35
500mA Di dalam IC ini terdapat transistor darklington. Transistor darklington
merupakan 2 buah transistor yang dirangkai dengan konfigurasi khusus untuk
mendapatkan penguatan ganda sehingga dapat menghasilkan penguatan arus
[image:51.595.226.454.198.303.2]yang besar.
Gambar 3.10 RangkaianDarklingtonICdriver relay[10]
IC ULN 2003 merupakan IC yang mempunyai 16 buah pin, pin ini
berfungsi sebagai masukan, output dan pin untuk catu daya. Catu daya ini
terdiri dari catu daya (+) dan ground. Bentuk fisik dari IC ULN 2003
adalah sebagai berikut;
[image:51.595.230.422.480.659.2]Pada penelitian ini IC ULN 2003 berfungsi sebagai driver relay . IC ini
diberikan input dari keluaran mikrokontroler dengan tegangan 5V.
Kemudian keluaran dari IC ini akan berupa tegangan 12V agar bisa
menggerakanrelay.Berikut ini merupakan rangkaiandriver relay.
6. LCD 2X16
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan salah satu perangkat display
yang umum dipakai dalam sebuah system instrumentasi. Dengan LCD ini
dapat menampilkan sebuah informasi dari sebuah pengukuran data sensor,
menu pengaturan instrument, ataupun yang lainnya dengan konsumsi daya
rendah.
INPUT 1
INPUT 2
INPUT 3
SWITCH 1
SWITCH 2
SWITCH 3
[image:52.595.137.497.204.468.2]IC ULN 2003
37
Gambar 3.13 LCD 2X16[11]
Berikut ini merupakan tabel dari fungsi setiap pin LCD
Tabel 3.3 Fungsi Pin LCD
Pin Symbol and Functions 1 GND
2 Vcc (+5v) 3 Contrast adjust
4 (RS) ==>> 0= instruction input/ 1 = Data Input
5 (R/W) ==>> 0= write LCD Module / 1 = Read from LCD module 6 (E) ==>> Enable Signal
7 (DBO) ==>> Data Pin 0 8 (DB1) ==>> Data Pin 1 9 (DB2) ==>> Data Pin 2 10 (DB3) ==>> Data Pin 3 11 (DB4) ==>> Data Pin 4 12 (DB5) ==>> Data Pin 5 13 (DB6) ==>> Data Pin 6 14 (DB7) ==>> Data Pin 7 15 (VB+) ==>> back light (+5V) 16 (VB-) ==>> back light (GND)
7. Perancangan Komponen dan Skema Jaringan Sistem Pembangkit Hibrid
Mikrohidro-Sel Surya-PLTB(Angin).
Perancangan jaringan hibrid pada sistem pembangkit energi alternatif
[image:53.595.172.495.306.551.2]telah dirancang dapat sesuai dengan konsep perancangan perangkat yang
akan dibuat yaituautoswitch coordination.
Dalam perancangan jaringan hibrid ini terdiri dari sistem pembangkitan,
sistem sinkronisasi, dan sistem autoswicth coordination.Dan untuk skema
[image:54.595.122.495.232.679.2]rancangan jaringan hibrid dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut ini.
Gambar 3.14 Perancangan Sistem Pembangkit Hibrid Mikrohidro-Surya Sel- PLTB
Syncronizer
PLTS PLTB PLTMH
Baterai Baterai
Grid Tie Inverter
Autoswitch Coordinations
39
Gambar 3.14 merupakan perancangan sistem pembangkit hibrid dengan
sumber mikrohidro-surya sell-PLTB. Dari sistem tersebut terdapat sistem
pembangkitan, sistem autoswitch coordination, dan syncronizer. Sistem
pembangkitan terdiri dari sumber PLTMH dengan tegangan keluaran
berupa arus AC yang langsung masuk ke autoswitch coordination.
Kemudian untuk sel surya dan PLTB masuk ke perangkat penyimpanan
daya atau baterai. Tegangan dengan arus DC dirubah ke arus AC dengan
grid tie inverter yang tegangan dan frekuensi keluaran bergantung pada
jaringan referensinya, dan tegangan referensi dari inverter tersebut adalah
jaringan PLTMH. Kemudian dari grid tie inverter masuk ke autoswitch
coordination. Autoswitch coordination merupakan perangkat yang akan
dirancang pada penelitian ini yang berfungsi untuk mengkoordinasikan
sumber – sumber hibrid dalam menyuplai beban berdasarkan perubahan
beban dengan mempertimbangkan ketersedian daya dari masing-masing
sumber. Dariautoswitch coordinationtersebut belum menentukan sumber
dapat masuk atau belum, hal ini ditentukan oleh perangkat syncronizer
yang akan mendeteksi tegangan, frekuensi, dan sudut fasa apakah sudah
dapat disinkronkan.
8. Pembagian Kapasitas Sumber
Pada tugas akhir ini terdapat 3 sumber yang masing-masing sumber
direpresentasikan dengan kapasitas yang berbeda. Pembagian ketiga
sumber ini berdasarkan sumber alternatif yang paling sering ditemui di
daerah terpencil. Sumber pembangkit Hibrid pada penelitan ini
transformator tegangan dengan kapasitas yang telah ditentukan. Masing –
masing transformator mewakili dari sumber pembangkit hibrid dengan
perbandingan 1:5, dimana 1 watt di prototipe ini mengasumsikan 5 watt di
sistem pembangkit hibrid.
a. Sumber 1 (PLTMH)
Pada sumber PLTMH ini diasumsikan bahwa dengan debit sungai
0,0979 m3/s dengan ketinggian 10 m. Potensi energinya adalah sebagai berikut:
= × ×
= 0,0979 × 9,68 × 10= 9,6 kW
Namun dalam penelitian ini diasumsikan energi yang gunakan
adalah 2,7 kw/3 phasa dengan daya 1 phasa adalah 900 W.[16] Dalam menentukan kapasitas sumber yang dimodelkan dengan
transformator digunakan perbandingan 1: 5, yang artinya 1 W di
alat mewakili 5 watt di sistem sebenarnya. maka pada sumber 1
menggunakan transformator dengan kapasitas 180 VA.
b. Sumber 2 (PLTB)
Pada sumber 2 ini diasumsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu/Angin (PLTB). Potensi Angin berdasarkan BMKG (Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang didapatkan dari
situs (www.weatherbase.com) bahwa kecepatan angin rata-rata
41
Berdasarkan potensi tersebut, dengan menggunakan tipe turbin
Energy Ball dengan diameter 1,1 meter, rating kecepatan angin
2-40 m/s memiliki potensi daya 500 W.[7] Dengan asumsi daya efektif yang terpakai adalah 400 W, maka dengan perbandingan 1 :
5 pemodelan sumber ini menggunakan transformator 80 VA.
c. Sumber 3 ( PLTS)
Sumber 3 ini merepresentasikan dari sumber pembangkit listrik
tenaga surya. Diasumsikan bahwa irradiance dalam kondisi
maksimum panel surya yaitu 1000 W/m2 yang akan menghasilkan Voc = 22,1V , Isc = 2,95A, Vmmp = 18,2V , dan Immp =2,75A .
Nilai ini berdasarkan data panel surya tipe SolarWolrd dalam
kondisi maksimum. Maka daya yang dihasilkan 1 panel adalah:
FF = ×
× =
, × ,
, × , = 0,76
Pmax = Voc × Isc × FF = 22,14 × 2,95 × 0,76 = 50 W
Kemudian jumlah panel yang dipakai adalah 4 panel. Sehingga
daya yaang terpasang adalah = 200 W . Dengan didapatnya sumber
daya PLTS ini, kemudian direpresentasikan dengan transformator
40 VA.
Beban
Gambar 3.15 Skema Pembagian Sumber
Tegangan dari sumber PLN diturunkan menjadi 110 V oleh transformator
utama, kemudian dari transformator utama itu di bagi menjadi 3 keluaran
yang dipasangkan dengan transformator step up. 3 keluaran tersebut
adalah T1 (transformator 1)dengan kapasitas 180 VA, T2 ( transformator
2), dan T3 ( transformator 3), 3 transformatorstep upinilah yang mewakili
sumber pembangkit hibrid.
d. Koordinasi dan Kombinasi
Pada rancangan pembagian sumber telah dijelaskan kapasitas dari
masing-masing sumber. Pada kombinasi ini disesuaikan antara
keadaan beban dan kapasitas di sumber. Kombinasi ini dibagi
43
Tabel 3.4 Rencana Pembagian Level untuk Koordinasi
KONDISI KETERANGAN
LEVEL 1 Beban
0 - 180 VA
LEVEL 2 Beban
181–220 VA
LEVEL 3 Beban
221-260 VA
LEVEL 4 Beban
261–300 VA
Normal
Tegangan Sumber 1,2,dan 3
>150 V Unnormal 1 Tegangan Sumber 1 <150 V Unnormal 2 Tegangan Sumber 1 dan 3
< 150 V
Unnormal 3
Tegangan Sumber 1 dan 2
< 150 V
Unnromal 4
Tegangan Sumber 2 < 150 V
Unnormal 5
Tegangan Sumber 3 < 150 V
Unnormal 6
Tegangan Sumber 2 dan 3
< 150 V
Tabel 3.4 merupakan beberapa kondisi yang akan menjadi
parameter-parameter mikrokontroler untuk melakukan koordinasi.
Dari tabel tersebut dalam baris kondisi merupakan beberapa
kondisi yang akan disimulasikan yaitu ada level 1 sampai dengan
Normal sampai Unnormal 6 merupakan kondisi ketidaknormalan
sumber.
e. Perangkat Lunak Arduino IDE 1.0.5
Pembuatan aliran program untuk mikrokontroler menggunakan
perangkat lunak Arduino IDE 1.0.5. Dengan perangkat ini
pengguna bisa memprogram mikrokontroler sesuai dengan
kebutuhan. Fungsi dari mikrokontroler pada penilitian ini adalah:
1. Sebagai prosesor pembacaan arus yang dilakukan oleh sensor
arus.
2. Memberikan inputan ke rangkaian driver realy untuk
memberikan perintah koordinasi.
3. Mengolah data inputan sensor untuk ditampilkan ke LCD 2X16.
Pada pemrograman inilah instruksi untuk kombinasi dan koordinasi
dirancang. Perubahan arus dari sisi beban akan menunjukan
perubahan daya. Pada sisi beban diberikan sensor arus yang akan
memberikan informasi ke mikrokontroler. Kemudian
mikrokontroler akan memberikan isntruksi ke driver relay untuk
menghidupkan switch. Dalam mengkombinasikan mikrokontroler
berdasarkan level-level yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah
47
3.5 Pengujian Sensor
Dalam pengujian dan kalibrasi yaitu mengacu pada ampere meter digital. Tujuan
dilakukan pengujian dan kalibrasi adalah menyesuaikan hasil yang terbaca pada
sensor dan mikrokontroler dalam melakukan aksi.
3.5.1 Kesalahan (Error)
Kesalahan didefinisikan sebagai selisih antara nilai sebenarnya dan nilai
perkiraan atau nilai pendekatan dan disebut sebagai kesalahan absolut.
Dapat dinyatakan sebagai berikut:
ex= X - ...(3-2)
Dimana :
ex=kesalahan absolut
X =Nilai Sebenarnya =Nilai Pendekatan
Sedangkan kesalahan reltif yaitu kesalahan absolut dibagi dengan nilai
sebenarnya. Karena nilai yang sebenarnya tidak diketahui maka digunakan
dilai pendekatan.[9]Dalam peniltian nilai pendekatan berasal dari nilai yang terukur oleh multimeter. Sehinga dapat dirumuskan
= ... (3.3) Dimana
Error = Kesalahan relatif
ex=kesalahan absolut
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
1. Dengan adanyaautoswitch coordinationini dapat mengoptimalkan kinerja
sistem berdasarkan pertimbangan kebutuhan beban sesuai kapasitas
sumber. Dapat dilihat dengan penambahan sistem otomatis ketika kondisi
beban 175 watt ke 200 watt terjadi kenaikan dari 184,1 V ke 184,9 V.
2. Pemasangan sensor arus pada sisi beban dapat dapat mendeteksi
penambahan beban sehingga koordinasi dan kombinasi ketiga sumber
dapat berjalan berdasarkan perubahan beban.
3. Pemasangan sensor tegangan dapat mendeteksi penurunan tegangan pada
sumber sehingga dapat menambah jumlah kombinasi dengan
pertimbangan sumber apabila terjadi penurunan daya atau sumberOFF.
5.2 SARAN
Adapun saran dari penelitian ini adalah agar perangkat ini dapat di aplikasikan ke
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Sapuan, R. (2012). RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1,, hlmn 55-62.
[2]. Shayegh, H. (2012). Feasibility and Optimal Reliable Design of Renewable Hybrid Energy System for Rural Electrification in Iran. pp. Vol.2 No.4.
[3]. Fadli, A. PLTA Skala Pikohidro. http:// dcbmedia.blogspot. com/ 2014/ 10/ plta-skala-pikohydro. html. Diakses pada tanggal 24 Juli 2015
[4]. Putri, N.U, Gusmedi, H., Komalasari, E., Hakim, L,“Analisis Sistem
Pembangkit Hybrid Microhydro-Photovaltic di Dusun Margosari Desa
Pesawaran Indah, Kabupaten Pesawaran”,JITET,2013.
[5]. Naz, A.Solar Charge Controller connection with solar panel.http: // blog. paktron .net /2012/08/solar-charge-controller-connection-with.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
[6]. http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Pembangkit-listrik-memanfaatkan-tenaga-angin.html
[7]. Rachman, A. (2012). Analisis dan Pemetaan Angin di Indonesia. hal 32. [8]. Marsudi, D. (2006).Operasi SIstem Tenaga Listrik.Jakarta: Graha Ilmu. [9]. Harianti, A., Veronica, M. S., Nur, & Iskandar, D. (2012).Statiska II.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
[10]. http://www.sparkfun.com/products/11061
[11]. Prayogo, H.Raharjo. Y. Gusmedi H“PROTYPE PROTEKSI ARUS LEBIH MENGGUNAKAN”.JITET,2013.
[14]. Setyabudy, R., Setiawan, E. A., BS, H., & Budiyanto. (2012). Peningkatan Kinerja Grid Tie Inverter pada JAringan Listrik Mikrohidro Saat Kondisi ISlanding dengan Penambahan Perangkat Uninterrupted Power Supply .Jurnal Ilmiah Elite Elektro. VOl3, No 2, 127. [16]. M. Saghaleini, A.K. Kaviani. B. Hadley. B. Environment and Electrical
Enginering (EEEIC), Roma, 2011.p.l.
[17]. Gusmedi. H, Komalasari. E,”Feasibility and Optimal Design of Micro -hydro and Photovaltaic Hybrid System in Support to Energy
Independent Village”.IEEE Conference on Power Engineering and
Renewable Energy.2013