• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN PROTOTIPE AUTOSWITCH COORDINATION PEMBANGKIT HYBRID MENGGUNAKAN SENSOR ARUS DAN SENSOR TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER (PROTOTIPE DESIGN OF THE AUTOSWITCH COODINATION HYBRID POWER PLANT USING CURRENT SENSOR AND VOLTAGE SENSOR BASED BY MICR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN PROTOTIPE AUTOSWITCH COORDINATION PEMBANGKIT HYBRID MENGGUNAKAN SENSOR ARUS DAN SENSOR TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER (PROTOTIPE DESIGN OF THE AUTOSWITCH COODINATION HYBRID POWER PLANT USING CURRENT SENSOR AND VOLTAGE SENSOR BASED BY MICR"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PROTOTIPE DESIGN OF THE AUTOSWITCH COODINATION HYBRID POWER PLANT USING CURRENT SENSOR AND VOLTAGE

SENSOR BASED BY MICROCONTROLLER

BY

EDY SETYO BAYU AJI

Hybrid Power Plant system is composite of some reneweble energys whose assambled parallel to suply of the load network. One reason cause the reneweble energy dependent on natural conditionds, then the reneweble energy must be coordinated in power distributions prosses. Besides of the natural conditions, load conditions whose allways fluctuate become to coordinations of the source corresponding with conditions of the load and sources.

The Prototype autoswitch coordination was made to control coordinations hybrid power plant source based change of the loads and conditions of the source. The change of loads are being detected with current sensor and conditions of the sources are being detected with voltage sensor. Increase of the loads will be detected with increase of the currents, after then will be processed by microcontroller based rattung current on the predetermined. With consider of the voltage on the sources then the microcontroller will take execution what of the sources can supply power or not.

The result coordination by autoswitch coordination can working be right. Coordinations process is done by taking into account the current changes dan the voltage athe the sources. Coordinations can improve the quality of voltage, This can be seen from the phenomenon of the voltage increase at the system when the sources increases.

(2)

RANCANG BANGUN PROTOTIPEAUTOSWITCH COORDINATION PEMBANGKIT HYBRID MENGGUNAKAN SENSOR ARUS DAN

SENSOR TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

Oleh

Edy Setyo Bayu Aji

Sistem pembangkit hibrid merupakan gabungan sumber pembangkit alternatif yang diparalelkan untuk menyuplai satu jaringan beban. Mengingat sumber energi alternatif bergantung dengan kondisi alam, maka sumber tersebut harus dikoordinasikan proses penyaluran bebanya. Selain kondisi alam, kondisi beban yang selalu berubah-ubah menjadi alasan lain untuk mengkoordinasikan sumber sesuai dengan kebutuhan beban dan kondisi sumber.

Prototipe autoswitch coordination dibuat untuk mengatur koordinasi sumber pembangkit hibrid berdasarkan perubahan beban dan kondisi sumber. Perubahan beban dideteksi dengan sebuah sensor arus dan kondisi sumber dideteksi dengan sensor tegangan. Kenaikan beban ditandai dengan kenaikan arus, kemudian akan diproses oleh mikrokontroler berdasarkan ratting arus yang telah ditentukan. Dengan mempertimbangkan tegangan pada sisi sumber, maka mikrokontroler akan melakukan eksekusi apakah sumber dapat menyuplai daya atau tidak.

Hasil koordinasi yang dilakukan oleh autoswitch coordination dapat berjalan dengan baik. Proses koodinasi yang dilakukan berdasarkan perubahan arus dengan mempertimbangkan tegangan pada sumber. Koordinasi yang dilakukan dapat memperbaiki kualitas tegangan, hal ini dapat dilihat dari fenomena tegangan sistem yang terjadi kenaikan saat sumber bertambah.

(3)

RANCANG BANGUN PROTOTIPE

AUTOSWITCH

COORDINATION

PEMBANGKIT HIBRID MENGGUNAKAN

SENSOR ARUS DAN SENSOR TEGANGAN BERBASIS

MIKROKONTROLER

Oleh

EDY SETYO BAYU AJI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PDTIBANGI{IT

IIIBBID

TTDNGGUNAI{AN

SENSOB ARUS DAN SDNSOR TEGANGAN BERBASIS U IIMOKONTROLER

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Program Studi

Fakultas

cDqsct?o

($"t",{ii

1015051054

Teknik Elektro

Telmik

l}IEFTYETUJUI

1.

K<rmisi Pembimbing

Ilerri

Gusmedi,

S.T., llI.T.

NrP 19710815 199905

1005

fb\{^(:

Dr. Eng. Endah Komalasarl,

S.T., Itf.T.

NrP 19750215 199905

2

005

2. Ketua Jurusan Teknik Hektro

(5)

1. Tim Penguji

Ketua

IIIENGDSAIII{AN

:

Ilerri

Gusmedi,

S.T., M.T.

:

Dr.

Eng.

Lukmanul

llakim,

S.T., M.SG.

Sekretaris

Penguji

Bukan Pembimbing

Prof. Suharno,

M.Sc., Ph.D. NrP

re62o7t7

7eB7O3 1 oO2

//l

(6)

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah dilakukan oleh orang lain dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

secara tertulis diacu dalam naskah

ini sebagaiamana

yang dsebutkan didalam

perustakaan. Selain itu saya menyatakan pula bahwa skripsi ini dibuat oleh saya

sendiri.

Apabila pemyataan saya tidak benar saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan

hukum yang berlaku.

Bamdar I-ampung, 12 Oktober 2015

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sukoharjo IV kecamatan

Sukoharjo kabupaten Pringsewu pada tanggal 26

April 1992 sebagai anak pertama dari Rakisman dan

Kemijem. Pendidikan penulis dimulai di SD Negeri

1 Sukoharjo IV diselesaikan pada tahun 2004,

kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Pringsewu

dan selesai pada tahun 2007, dan kemudian

melanjutkan ke SMA Negeri 2 Pringsewu dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebahai mahasiswa baru Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi

mahasiswa penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro

sebagai Sekretaris Departemen Informasi dan Komunikasi pada tahu 2011-2012

dan menjadi Sekretaris Umum pada tahun 2012-2013. Penulis juga pernah

menjadi asisten Laboratorium Sistem Tenaga Listrik pada tahun 2013-2015. Pada

tahun 2013 Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PLTU Tarahan Unit

(8)

Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku

Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,

(

RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)

Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku

Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya

Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku

Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk

Adik-adikku Tercinta

Diyah Widya Sari & Eriska Meilita

Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk

Guru- Guru dan Dosen-dosenku

Dan

Almamater Tercinta

Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku

Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,

(

RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)

Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku

Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya

Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku

Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk

Adik-adikku Tercinta

Diyah Widya Sari & Eriska Meilita

Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk

Guru- Guru dan Dosen-dosenku

Dan

Almamater Tercinta

Dengan Rasa Hormat, Cinta, Kasih dan Sayangku

Aku Dedikasikan Sebuah Karya Kecilku untuk Ayah dan Ibu,

(

RAKISMAN, S.Pd & KEMIJEM, S.Pd.SD)

Yang Selalu Mendoakanku, Membimbingku, dan Mengarahkanku

Yang Tidak Henti-hentinya Memberikan Kasih Sayangnya

Terimakasih atas Segala Yang Telah Engkau Berikan Kepadaku

Karya Sederhana ini Aku Persembahkan juga untuk

Adik-adikku Tercinta

Diyah Widya Sari & Eriska Meilita

Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan Untuk

Guru- Guru dan Dosen-dosenku

Dan

(9)

K

✁✂✄ ✂☎

K

☎✂✄ ✂

faat untuk orang lain,

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat

menemani orang tua diusia tuanya,

Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat

beribadah dengan baik kepada Allah swt.

(

Edy Setyo Bayu Aji,S.T.

)

Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang

berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa

dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada

orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)

Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya

Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya

(QS. At-Talaq :4)

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat berbagi

dengan orang lain,

Kegahagian yang sejati adalah ketika hidup dapat

memberi manfaat untuk orang lain,

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat

menemani orang tua diusia tuanya,

Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat

beribadah dengan baik kepada Allah swt.

(

Edy Setyo Bayu Aji,S.T.

)

Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang

berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa

dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada

orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)

Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya

Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya

(QS. At-Talaq :4)

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat berbagi

dengan orang lain,

Kegahagian yang sejati adalah ketika hidup dapat

memberi manfaat untuk orang lain,

Kebahagiaan yang sejati adalah ketika dapat

menemani orang tua diusia tuanya,

Dan Kebahagaian yang sejati adalah ketika dapat

beribadah dengan baik kepada Allah swt.

(

Edy Setyo Bayu Aji,S.T.

)

Orang orang yang berkarakter hebat adalah orang yang

berfikir tidak biasa dari orang kerbiasaan, bersiakap tidak biasa

dari pada orang kebiasaan, dan bertindak tidak biasa dari pada

orang kebiasaan (Herri Gusmedi, S.T.,M.T)

Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya

Dia menjadikan kemudahan baginya dan urusanya

(10)

Puji sykur penulis panjatkan kepada Allah SW yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Rancang

Bangun Prototipe Autoswitch Coordination Pembangkit Hibrid Menggunakan Sensor

Arus dan Sensor Tegangan Berbasis Mikrokontroler” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah

sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya atas bimbingannya selama ini kepada:

1. Bapak Herri Gusmedi, S.T.,M.T. Selaku Pembimbing Utama

2. Ibu Dr. Eng. Endah Komalasari, S.T.,M.T. Selaku Pembimbing Pendamping

3. Bapak Dr.Eng. Lukmanul Hakim, S.T.,M.Sc.Selaku Penguji

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

4. Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Lampung

5. Bapak Prof. Suharno, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung

6. Bapak Agustrisanto, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lampung sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen Teknik Elektro Universitas Lampung yang telah memberikan

motivasi dan ilmu-ilmunya

8. Seluruh staff administrasi Jurusan Teknik Elektro dan staff administrasi Fakultas

(11)

vii

9. Teman –teman seperjuangan Penelitian Hibah Bersaing Agung Wicaksono, Afrijal

Fitriandi, dan Seto Prayogo biasa kami sebut HPC, terimakasih untuk bantuan dan

kebersamaanya selama ini.

10. Teman– teman tim penelitian dalam projek Perbaikan Kualitas Tegangan waktu di

Kabupaten Menggala, terimakasih untuk pengalamnya.

11. Abdurrahman Effendi , S.T., M.Ti. , terimakasih untuk nasehat-nasehatnya dan telah

memberikan izinya untuk menggunakan fasilitas Laboratorium.

12. Terimakasih untuk keluarga om Sudirman, S.sos dan keluarga yan gtelah banyak

membantu dalam proses saya kuliah di Universitas Lampung.

13. Terimakasih untuk sahabat-sahabat Himatro , sahabat-sahabat kepengurusan

Himatro 2011/2012 dan 2012/2013 atas pengalaman dan kebersamaanya.

14. Terimakasih untuk kebersamaan selama ini, kekeluargaan yang tidak ada putusnya,

dan kekompakan yang tidak akan ada hentinya, teman – teman satu kaderisasi

Angkatan 2010 Teknik Elektro Universitas Lampung Ab, Agung, Anwar, afrizal,

bagus, budi, devi, derri, dian, fendi,jerry, jefry, lukman, imam, nuril, maulana,

nanang, melzi, rahmad, reza, seto, haki, dani, andri, viktor, rendi, khoirul, ayu, muth,

mahendra, yusuf, harry cuy, irvika, radi, dan yang tidak tersebut , yang pasti akan

sangat dirindukan kebersamaanya.

15. Seluruh teman-teman di Teknik Elektro yang belum tertulis dan telah membantu

hingga penulisan skripsi ini selesai.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2015

(12)

Halaman

ABSTRAK... i

LEMBAR JUDUL... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

SANWCANA... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Hipotesis ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pemangkit Hibrid ... 7

2.1.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro (PLTMH)... 8

2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)... 11

2.1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB) ... 13

2.2Grid Tie Inverter(GTI)... 16

2.3 Sinkronisasi Pembangkit ... 17

2.4 Koordinasi dan Kombinasi Pembangkit ... 18

(13)

ix

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.2 Alat dan Bahan... 22

3.3 Metode Penelitian ... 24

3.4 Konsep Perancangan Sistem 3.4.1 Blok Diagram Sistem... 27

3.4.2 Perancangan Perangkat ... 27

3.5 Pengujian Sensor ... 47

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 48

4.1.1 RealisasiPrototipe Autoswitch Coordination... 48

4.1.1.1 Rangkaian Catu Daya... 50

4.1.1.2 Mikrokontroller ... 50

4.1.1.3 Sensor Arus ... 51

4.1.1.4 Sensor Tegangan ... 52

4.1.1.5 RangkaianSwitchdanDriver Relay... 59

4.1.1.6 LCD ... 59

4.1.2 Pengujian Alat a. Pengujian Koordinasi dengan Kondisi Sumber Normal... 60

b. Analisa Kesalahan Pembacaan Sensor Arus dan Tegangan Terhadap Hasil Koordinasi dengan Sumber Normal... 63

c. Analisa Hasil Koordinasi dan Suplai Arus dari Masing-masing Sumber. ... 73

d. Pengujian Koordinasi dan Kombinasi dengan Sumber Tidak Normal/Down.... 77

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 86

(14)

Halaman

Tabel 2.1 TipeTipe Turbin ... 15

Tabel 2.1 Kombinasi Pembangkit ... 19

Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrokontroller Arduino ... 30

Tabel 3.2 Spesifikasi Sensor Arus ... 31

Tabel 3.3 Fungsi Pin LCD ... 37

Tabel 3.4 Rencana Pembagian Level untuk Koordinasi ... 43

Tabel 4.1 Keluaran Sensor Tegangan ... 53

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sensor Tegangan ... 56

Tabel 4.3 Rancangan Koordinasi dengna Kondisi Normal... 60

Tabel 4.4 Hasil Kombinasi ... 62

Tabel 4.5 Hasil Sensor Tegangan dan Arus pada Beban ... 63

Tabel 4.6 Sensor Tegangan dan Arus pada Sumber 1 Kapasitas 180 VA ... 66

Tabel 4.7 Sensor Tegangan dan Arus pada Sumber 2 Kapasitas 80 VA ... 68

Tabel 4.8 Sensor Tegangan dan Sensor Arus pada Sumber 3 Kapasitas 40 VA .. 71

Tabel 4.9 Hasil Koordinasi dan Kombinasi Sumber dengan Variasi Beban ... 75

Tabel 4.10 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 1Off/Down... 82

Tabel 4.11 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 2Off/Down... 83

Tabel 4.12 Koordinasi dan Kombinasi saat Sumber 3Off/Down... 84

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem Hibrid antara mikrohydro/pv/fuel cell/wind.. 7

Gambar 2.2 PLTMH ... 8

Gambar 2.3 Rancangan Kontrol Governor Berbasis ANN ... 10

Gambar 2.4 Komponen PLTS... 11

Gambar 2.5 Komponen PLTB skala rumahan ... 14

Gambar 2.6 (a)Zeta-Cuk based Inverter, (b)Full-bridge buck-boost Inverter, (c) Side-by-side Boost Converters, dan (d)Z-source Boost Inverter...17

Gambar 2.7 Tipikal Kurva Beban ... 20

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir... 24

Gambar 3.2 Blok Digram Sistem ... 27

Gambar 3.3 Rangkaian KontrolAutoswitch Coordination... 28

Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroller dan LCD ... 29

Gambar 3.5 Arduino Mega ... 30

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Arus ... 31

Gambar 3.7 Pembacaan Sensor... 32

Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Tegangan ... 33

Gambar 3.9 RelayElectric... 34

Gambar 3.10 RangkaianDarklingtonICdriver relay... 35

Gambar 3.11 Bentuk Fisik IC ULN 2003 ... 35

Gambar 3.12 RangkaianDriver Relay... 36

Gambar 3.13 LCD 2X16 ... 37

Gambar 3.14 Perancangan Sistem Pembangkit Hibrid Mikrohidro-Surya-Sel-PLTB... 38

Gambar 3.15 Rancangan Pembagian Sumber ... 42

(16)

Gambar 4.1a. Realisasi Rangkaian kontrolAutoswitch Coordination... 49

Gambar 4.1b. Realisasi Rangkaian Sumber, sensor arus dan sensor tegangan sumber ... 49

Gambar 4.2 Rangkaian Catu Daya... 50

Gambar 4.3 Mikrokontroller ... 50

Gambar 4.4 Sensor Arus ... 51

Gambar 4.5a. Regresi Linear Sensor Tegangan 1... 56

Gambar 4.5b. Regresi Linear Sensor Tegangan 2... 57

Gambar 4.5c. Regresi Linear Sensor Tegangan 3... 57

Gambar 4.5d. Regresi Linear Sensor Tegangan 4... 57

Gambar 4.6 Rangkaianswitchdandriver relay... 59

Gambar 4.7 LCD 2X16 ... 59

Gambar 4.8 PengaturanRattingArus pada Mikrokontroller ... 61

Gambar 4.9 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Beban ... 64

Gambar 4.10 Grafik Kenaiakan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Beban ... 65

Gambar 4.11 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Sensor Tegangan di Sumber 1 ... 67

Gambar 4.12 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 1. ... 67

Gambar 4.13 Grafik Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Sumber 2. ... 69

Gambar 4.14 Grafik Kenaikan Beban terhadap Keasalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 2 ... 70

Gambar 4.15 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Tegangan di Sumber 3 ... 72

Gambar 4.16 Grafik Kenaikan Beban terhadap Kesalahan Pengukuran Sensor Arus di Sumber 3 ... 72

Gambar 4.17 Grafik Perubahan Tegangan terhadap Kenaikan Beban dan Kombinasi Sumber ... 74

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah terpencil di Indonesia masih banyak yang belum terjangkau listrik oleh

Perusahaan Listrik Negara (PLN). Faktor yang mempengaruhi adalah letak

geografis dimana daerah tersebut berada sangat jauh dari jaringan listrik. Hal ini

membutuhkan investasi yang besar untuk membangun jaringan listrik sampai

daerah terpencil tersebut. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk membangun

sistem pembangkit sendiri dari potensi sumber daya alam alternatif seperti

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga

Bayu/Angin (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Namun ada beberapa kekurangan apabila pembangkit listrik alternatif

dioperasikan secara tunggal. Misalnya, PLTMH sangat bergantung dengan curah

hujan dimana curah hujan yang rendah mengakibatkan berkurangnya debit air,

dan daya yang dihasilkan tidak mampu melayani konsumen saat beban puncak.

PLTS sangat bergantung pada cuaca. Cuaca yang mendung mengakibatkan

terhalangnya sinar matahari, sehingga menghambat kinerja PLTS untuk

menyuplai beban. Selain itu, PLTS juga hanya dapat menghasilkan daya ketika

(18)

PLTB bergantung dengan kecepatan angin. Kecepatan angin berubah setiap

waktunya sehingga daya yang dihasilkan juga berubah-ubah.

Dari kekurangan tersebut maka perlu dilakukan suatu sistem hibrid untuk

menghasilkan daya yang lebih besar dan menjaga kontinyuitas penyaluran daya.

Sistem hibrid merupakan penggabungan beberapa sumber pembangkit alternatif

pada satu jaringan untuk menyuplai beban. Dengan adanya sistem hibrid ini maka

kekurangan dari pembangkit alternatif yang beroperasi secara tunggal dapat

saling tertutupi.

Selain itu, pembangkit hibrid perlu dilakukan koordinasi kerja untuk menyalurkan

daya ke beban. Hal itu dikarenakan kondisi beban yang tidak selalu pada kondisi

beban puncak. Aktifitas masyarakat di daerah terpencil mengakibatkan kondisi

beban berubah pada waktu tertentu . Masyarakat akan melakukan aktifitas diluar

rumah saat siang hari. Sehingga siang hari beban akan berkurang. Kemudian pada

menjelang malam akan terjadi beban puncak karena masyarakat yang melakukan

aktifitasnya didalam rumah.

Pembangkit hibrid perlu dikoordinasikan agar kontiyuitas penyaluran daya tetap

berjalan, hal ini menjadikan alasan untuk membangun Autoswitch Coordination

yang fungsinya mengatur koordinasi dan kombinasi pembangkit hibrid secara

otomatis. Dengan berkembangnya teknologi saat ini, proses pengkoordinasian

sistem hibrid dapat dilakukan secara otomatis. Pengkoordinasian otomatis ini

(19)

3

sesuai dengan trigger yang diberikan. Trigger ini berasal dari mikrokontroler.

Mikrokontroler mendapatkan input dari sensor arus yang membaca keadaan arus

yang masuk ke beban. Mikrokontroler ini yang akan mengatur relay elektrik

untuk bekerja sesuai dengan kombinasi yang telah ditentukan berdasarkan ratting

arus. Arus yang terbaca oleh sensor sesuai dengan arus yang terbaca oleh

multimeter dan memiliki kesalahan relatif yang kecil, sehingga koordniasi dan

kombinasi yang dilakukan sesuai dengan perubahan beban.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah:

1. Merancang prototipe autoswitch coordination yang berfungsi mengatur

koordinasi dan kombinasi sumber yang tersedia sesuai dengan konsumsi beban.

2. Mengaplikasikan sensor arus sebagai referensi perubahan beban untuk

pertimbangan koordinasi dan kombinasi secara otomatis.

3. Merancang dan mengaplikasikan sensor tegangan sebagai referensi penurunan

daya pada sisi sumber.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penilitian ini adalah

1. Dapat melakukan koordinasi dan kombinasi sesuai dengan kebutuhan beban.

2. Dapat mengetahui perubahan arus terhadap perubahan beban.

(20)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah ini adalah

1. Bagaimana arus dapat terbaca oleh sensor dan mikrokontroler yang menjadi

referensi koordinasi dan kombinasi.

2. Bagaimana mengkoordinasikan switch untuk bekerja berdasarkan referensi

arus yang terbaca sesuai dengan perubahan beban.

3. Bagaimana sensor tegangan dapat membaca perubahan tegangan pada sisi

sumber sebagai indikasi penurunan daya.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut

1. Proses pengkoordinasian pembangkit diatur oleh satu unit mikrokontroler

dan sebagaiswitchnya menggunakanrelayelektrik.

2. Mikrokontroler yang dipakai menggunakan Arduino Mega.

3. Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid diasumsikan dengan sumber

PLN dengan pembagi kapasitas menggunakan transformator.

4. Dalam penelitian ini tidak membahas sinkronisasi antar pembangkit

alternatif.

1.6 Hipotesis

Sensor arus bekerja untuk mengetahui dan mendeteksi perubahan arus pada sisi

sumber. Sensor tegangan berperan untuk mendeteksi terjadinya penurunan daya

dari masing-masing sumber. Arus yang terbaca oleh sensor sesuai dengan arus

(21)

5

referensi arus yang masuk ke mikrokontroller tepat dengan keadaan perubahan

beban sehingga mengurangi kesalahan dalam koordinasi. Mikrokontroller akan

mempertimbangan tegangan pada sisi sumber. Koordinasi dan kombinasi bekerja

sesuai dengan perubahan arus yang masuk ke beban dengan mempertimbangkan

tegangan yang terdapat pada sumber.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam rangka penulisan skripsi ini, disusun suatu sistematika penulisan dengan

membaginya menjadi beberapa bab. Susunan sistematika tersebut antara lain

adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, tujuan dilakukannya penelitian,

manfaat yang dapat di berikan dari penelitian, perumusan masalah, hipotesis, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini akan berisi tentang teoriteori sistem hibrid, koordinasi sistem hibrid

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini akan menjelaskan metode yang digunakan dalam proses

perancangan dan pembuatan diantaranya waktu dan tempat penelitian,

(22)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi tentang hasil pengujian dan pembahasan tentang datadata yang

diperoleh dari pengujian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menyimpulkan semua kegiatan dan hasil hasil yang diperoleh

selama proses perancangan dan pembuatan alat. Diberikan juga saransaran yang

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pembangkit Hibrid

Sistem pembangkit hibrid adalah kombinasi dari satu atau lebih sumber energi

alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

lain seperti baterai dan diesel. Sistem hibrid menawarkan daya bersih dan effisien

yang dalam banyak kasus menjadi lebih hemat biaya dari pada sistem diesel

tunggal.[2] Pilihan pemasangan sistem hibrid ini adalah karena letak geografis suatu tempat terpencil. Tempat terpencil tersebut membuat PLN tidak dapat

membangun jaringan listrik hingga sampai ke daerah tersebut. Gambar 2.1 berikut

menggambarkan blok diagram dari sistem hibrid antara mikrohydro- PV- Fuel

cell-wind.

Gambar 2. 1 Block Diagram Sistem Hibrid antara

(24)

Gambar blok diagram sistem hibrid merupakan salah satu contoh sistem

pembangkit hibrid. Dimana sumber-sumber tersebut antara lain adalah

mikrohidro, photo voltaic, wind, fuell cell. Untuk sumber energi wind, photo

voltaic dan fuell cell dihubungkan ke DC bus, DC bus ini merupakan bus yang

memparalelkan ketiga sistem tersebut sebelum masuk ke inverter. Kemudian

masuk ke inverter yang berfungsi untuk merubah tegangan dengan arus DC

menjadi arus AC. Kemudian barulah masuk ke beban.

Berikut ini merupakan sumber sumber energi alternatif yang menjadi referensi

sumber dalam penilitian ini. Salah satu alasan memilih sumber alternatif ini

adalah sumber-sumber ini paling sering ditemui didaerah-daerah terpencil.

2.1.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Mikrohidro adalah jenis pembangkit listrik tenaga air yang biasanya

menghasilkan hingga 100 kW listrik dengan menggunakan aliran air alami. Ada

banyak instalasi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang karena

mereka dapat memberikan sumber ekonomis energi tanpa pembelian bahan

bakar.[18]Kapasitas PLTMH sangat bergantung pada debit air.

(25)

9

PLTMH mempunyai komponen seprti pada gambar 2.2 diatas. Komponen

komponen dan fungsinya adalah sebagai berikut

1. Saluran irigasi, merupakan saluran aliran sungai yang masuk ke kolam

penampung.

2. Kolam penampung berfungsi sebagai penampungan air.

3. Pintu pengatur berfungsi sebagai pengatur keluarannya air dari kolam

penampung.

4. Pintu Saluran Pembuangan, pintu saluran pembuangan berfungsi

mengalihkan aliran sungai apabila melebihi volume kolam penuh.

5. Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan air dari kolam penampung agar

sampai ke turbin.

6. Turbin berfungsi sebagai penggerak rotor pada generator.

7. Generator bergungsi sebagai konversi energi dari kinetik ke energi listrik.

8. Kemudian rumah pembangkit berfungsi sebagai pelindung generator dan

turbin.

Kemudian untuk mengetahui potensi daya keluaran dapat dihitung dengan

persamaan rumus 2.1[4]:

Pv= Q x g x H x . . . . . . (2.1)

dengan,

Pv= daya (kW)

(26)

H = efektifhead(m)

g = grafitasi (9,8 g/cm3)

= efisiensi turbin

Mikrohidro adalah sumber energi alternatif yang terbatas, tegangan keluaran yang

cenderung tidak stabil, hal ini disebabkan putaran turbin berubah-ubah akibat

aliran air dari pipa pesat tidak bisa mengimbangi adanya penambahan beban,

sehingga energi putar yang dihasilkan oleh turbin tidak bisa bertambah bila tidak

ada control yang mengatur jumlah air yang masuk juga bertambah. Untuk

mengatasi hal ini perlu dilakukan sebuah control yang mampu mengontrol

kebutuhan air yang dimasukkan kedalam turbin berdasarkan frekuensi keluaran

yang dihasilkan dari generator stabil pada kisaran 50 HZ.[13]

Pada penelitian yang dilakukan oleh Jasa Lie pada tahun 2010 menggunakan

metode Neural Network (ANN) untuk mengontrol governor sebagai pengaturan

pintu air yang masuk ke pipa pesat sehaingga akan didapatkan frekuensi dan

tegangan keluaran genertaor setabil. Dimana desain sistem dapat dilihat pada

gambar 2.3 berikut

(27)

11

2.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan pembangkit listrik alternatif yang

menggunakan sinar matahari sebagai sumber energinya. Prinsip kerja PLTS ini

adalah mengubah cahaya matahari melalui panel surya untuk menghasilkan listrik.

Komponenkomponen PLTS diperlihatkan pada gambar 2.4 berikut ini:

Gambar 2.4 Komponen PLTS[5]

Komponen - komponen PLTS dapat dilihat pada gambar 2.4 diatas. Berikut ini

fungsi dari setiap komponennya:

1. Solar Module , modul surya atau yang sering disebut sebagai panel surya

ini berfungsi untuk menangkap radiasi matahari dan mengubahnya ke

energi listrik.

2. Solar Charge Controller, alat ini berfungsi mengatur proses pengisian

daya listrik dari solar module ke baterai. Apabila baterai terisi penuh

maka alat ini akan secara otomatis akan memutus aliran daya ke baterai.

Selain itu alat ini juga sebagai terminal untuk beban jenis arus searah (DC)

(28)

4. Inverter, inverter ini berfungsi mengubah arus DC dari baterai untuk

dirubah ke arus bolak-balik (AC) untuk menyuplai beban dengan jenis

arus AC.

Untuk menghitung Titik Daya Maksimum PLTS dapat dicari dengan persamaan

berikut ini:

Pmax= Voc × Isc× FF ... (2.2)

F = ×

× ... (2.3)

Pin = Ir×A ... (2.4)

Keterangan

Pmax = Daya Maksimum yang dibangkitkan

Isc = Arusshort circuit

FF =Fill Factor

= Tegangan Maksimum

= Arus maksimum

= Tegangan saatopen circuit

Isc = Arus saatshort circuit

Pin = Daya yang diterima akibatirradiancematahari

(29)

13

A= Luas Penampang.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya dalam pembangkitan energi listrik tergantung

dengan kondisi alam. Untuk itu dalam menjaga kontinyuitas pelayanan ke beban

digunakanlah batterai sebagai penyimpan daya yang telah dibangkitkan oleh

PLTS. Dari batterai tersebut akan dibangkitkan tegangan dengan arus DC menjadi

arus AC menggunakan inverter yang kemudian akan menginjeksi daya ke sistem

hibrid.

2.1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB)

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB) merupakan pembangkit listrik

yang menggunakan energi angin dan merubahnya ke energi listrik. Angin akan

memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan

dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Listrik dialirkan melalui kabel

transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.

Pembangkit listrik tenaga angin membutuhkan baterai untuk menunjang

kontinuitas penyaluran daya dari pembangkit ke beban, karena perubahan

kecepatan angin bisa terjadi setiap waktu. Oleh sebab itu diperlukan baterai untuk

menyimpan energi listrik yang pengisiannya dilakukan oleh pembangkit listrik

tenaga angin tersebut. Gambar 2.5 menunjukan rangkaian pembangkit listrik

(30)
[image:30.595.159.468.96.254.2]

Gambar 2.5 Komponen PLTB skala rumahan[6]

Gambar 2.5 menggambarkan komponen PLTB, komponen komponen tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kincir angin dan Generator, kincir angin berfungsi sebagai penggerak

generator yang digerakkan oleh tenaga angin, kemudian generator

berfungsi untuk menghasilkan listrik

2. Controller, controller pada PLTB ini berfungsi untuk mengatur pengisian

daya ke baterai.

3. Baterai , berfungsi untuk menjaga kontiyuitas penyaluran daya.

4. Inverter, inverter berfungsi untuk mengubah arus DC ke arus bolak balik untuk

menyuplai beban.

Berikut ini merupakan beberapa perhitungan dalam menentukan kapasitas PLTB

Energi maksimum yang dapat diambil oleh turbin adalah[7]:

= . . ... ( 2.5)

(31)

15

= 0,5 . . ... (2.6)

Efisiensi maksimum turbin angin:

= = = 0,59 ... (2.7)

Daya Spesifik yang dapat diambil oleh turbin angin

= 0,5 . . . ... (2.8)

Keterangan:

= Effisiensi maksimum

V = Kecepatan Angin (m/s2)

= massa jenis udara (kg/m3)

Potensi daya keluaran dari generator PLB juga bergantung pada jenis turbin yang

[image:31.595.113.519.525.747.2]

dipakai. Berikut ini merupakan referensi jenis turbin dan potensi daya keluaran.

Tabel 2.1 Tipe -tipe Turbin[7]

No Wind Technology

Rotor Diamet er (m) Range of winds (m/s) Cut in wind speed (m/s) Rated wind speed (m/s) Rated Power (kw) Swepr Area

(m2)

1 Energy Ball/Venturi 1,1 2-40 2 17 0,5 0,95

2 Swift Wind Turbine 2,1 3.6-64,8 3,6 11 1,5 3,46

3 WindTamer 1,4 2-25 2 14 1,3 1,54

4 Counter Rotating 4,4 2,5-40 2,5 8 3,6 15,28

(32)

54900) 6

6 Broadstar wind systems

3,05 1,8-35 1,8 13,5 10 46,63

7 O Connor Hush Turbine

1 N/A N/A 15 0,68 0,78

8 Enflo Windtech 0,71 2,5-55 2,5 12,5 0,5 0,39

9 Sky Stream 3,72 3,5-63 3,5 13 2,4 10,86

10 Diffuser Augmented Wind Turbine

1,83 N/A 6,3 1 2,63

2.2Grid Tie Inverter(GTI)

Grid tie inverter (GTI) adalah perangkat konverter tegangan DC ke tegangan AC

yang banyak digunakan dalam aplikasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Pada sistem PLTS GTI akan mensuplai daya yang dihasilkan ke beban, jika

terjadi kelebihan beban maka daya yang dihasilkan akan disalurkan ke jaringan.

Jika daya yang dimiliki kurang untuk mensuplai ke beban maka jaringan akan ikut

mensuplai daya ke beban. Untuk itu GTI akan bekerja jika terhubung dengan

jaringan listrik, jika jaringan listrik yang mati maka GTI akan berhenti bekerja.

Saghaleini, et al.[15], menjelaskan beberapa topologi konverter DC-AC dari GTI

inverter antara lain Zeta-cuk based inverter, Full-bridge buck-boost inverter,

Slide-by-side boost converters dan Z-source boost inverter. Pada topologi

Zeta-cuk based inverter digunakan 4 buah saklar elektronik membentuk konfigurasi

konverter buck boost. Sementara pada topoogi Full-bridge buck-boost inveter 2

buah saklar bekerja pada frekuensi tinggi dan 2 saklar sisanya bekerja pada

(33)

17

buah konverter boost dan keseluruhan saklar elektronik yang digunakan bekerja

pada frekuensi tinggi. Aplikasi konverter Z-source digunakan pada GTI dengan

topologi danZ-source boost inverter.

Gambar 2.6 (a)Zeta-Cuk based Inverter, (b)Full-bridge buck-boost Inverter, (c)Side-by-side Boost Converters, dan (d)Z-source Boost

Inverter.[15]

2.3 Sinkronisasi Pembangkit

Proses sinkronisasi pembangkit listrik bertujuan untuk meningkatkan keandalan

sistem dan menambah suplai daya dalam satu jaringan listrik. Namun dalam

proses sinkronisasi ada syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk melakukan

operasi sinkron, yaitu:

1. Tegangan sama

Tegangan generator yang akan diparalelkan atau sumber yang akan diparalelkan

[image:33.595.128.505.171.362.2]
(34)

2. Frekuensi sama.

Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match). Untuk

menyamakan, maka putaran generator harus diatur.

3. Perbedaan fasa ( sudut fasa harus sama)

Sudut fasa antara generator dan sistem harus sama. Untuk menyamakan fasa

putaran generator juga harus diatur.

Sistem tenaga listrik Indonesia mempunyai standar operasi dari setiap operasi

paralel. Utuk frekuensi menggunakan standard 50 hz dengan toleransi tidak

melebihi dan kurang dari 1%, yaitu : 49,5-50,5 hz. Kemudian untuk tengangan

nominal sistem pada sistem tegangan rendah yaitu 220 v. Variasi tegangan yang

disarankan tidah melebihi dan kurang dari 6% dari tegangan nominalnya. Jadi

untuk tegangan 220 V rentangnya adalah 206,8-233,2 V.

2.4 Koordinasi dan Kombinasi Pembangkit

Mengoperasikan suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat

pembangkit diperlukan suatu koordinasi dalam penjadwalan pembebanan daya

listrik yang dibangkitkan masingmasing pusat pembangkit listrik. Untuk

menghasilkan energi yang optimal maka kombinasi pembangkit harus sesuai

(35)

19

Dalam sistem pembangkit hibrid dimana sumber energi yang ada di alam sekitar

berubahubah terhadap waktu dan cuaca. Salah satu contoh adalah dimana energi

matahari yang tersedia hanya pada siang hari, serta keadaan angin yang tidak

menentu. Sedangkan keadaan beban didaerah terpencil dapat diprediksi bahwa

pada siang hari pemakaian energi listrik rendah dan terjadi beban puncak

menjelang malam hari. Hal tersebut menyebabkan kombinasi pembangkit yang

tepat terhadap perubahan beban perlu dilakukan untuk menghasilkan penyaluran

daya ke beban yang optimal.

Suatu kombinasi pembangkit dapat dirumuskan sebagai berikut:

2n... (2.9)

Dimana : 2 merupakan kondisi ON dan OFF dan n merupakan banyaknya

pembangkit. Dari persamaan tersebut dapat diketahui berapa kemungkinan

kombinasi pembangkit yang bekerja berdasarkan jumlah pembangkit. Pembangkit

hibrid yang mempunyai 2 kondisi, yaitu kondisi ON dan OFF. Kemudian

terdapat 3 sumber energi yaitu PLTMH, PLTB, dan sel surya yang apabila di

[image:35.595.164.462.574.708.2]

masukkan ke persamaan maka menjadi 8 kombinasi sebagai berikut.:

Tabel 2.2 Kombinasi Pembangkit

Kondisi PLTMH PLTB Sel Surya

1 0 0 0

2 0 0 1

3 0 1 0

4 0 1 1

5 1 0 0

6 1 0 1

7 1 1 0

(36)

Tabel 2.2 merupakan tabel kombinasi yang terjadi pada 3 pembangkit hibrid.

Kombinasi tersebut akan menghasilkan daya yang berbeda pada masing-masing

kombinasi. Kombinasi pembangkit harus memperhitungkan keadaan beban,

sehingga kombinasi yang bekerja sesuai dengan daya yang diperlukan oleh beban.

Untuk itu perkiraan beban pada kondisi waktu tertentu harus dilakukan mengingat

ketersediaan sumber energi pembangkit hibrid yang terpengaruh terhadap waktu.

[image:36.595.147.478.327.503.2]

Perkiraan beban dapat dilihat dari kurva harian beban yang dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 2.7 Grafik Tipikal Kurva Beban[8]

Gambar 2.7 merupakan gambar tipikal kurva beban pada jaringan di Jawa. Dari

gambar diatas dapat diketahui bahwa perubahan konsumsi beban berdasarkan

waktu-waktu tertentu. Sehingga dalam mengkombinasikan pembangkit hibrid

juga harus diprediksi tipikal kurva beban pada daerah tersebut sehingga kombinasi

pembangkit akan lebih optimal.

0 5000 10000 15000

Beban ( MW)

(37)

21

2.3. Regresi Linear Dan Korelasi Linear Sederhana

Regresi adalah suatu metode yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua

atau lebih variabel. Pengaru tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan

linear, yaitu[9].

= + ... (2.10)

= ... (2.11)

= .

( ) ... (2.12)

Diamana Y = variabel terikat

X = variabel bebas

a = koefisien intercetp, bila X = 0 maka Y = a

b = koefisien regresi, bila X bertambah atau berkurang sebesar 1 unit

maka Y akan meningkat atau berkurang sebesar b

Untuk menghitung koefisien korelasi dirumuskan sebagai berikut

= . .

( . ( ) ) ( . ( ) )

... (2.13)

Metode regresi linear sederhana dalam penelitian ini akan digunakan untuk

(38)

3.1 Tempat dan Waktu Penilitian

Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu

Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya laboratorium Sistem Tenaga

Elektrik) dan mulai dilaksanan pada bulan Desember 2014 dan selesai pada bulan

September 2015.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penilitian dan pembuatan tugas

akhir ini terdiri dari berbagai instrumen, komponen elektronika, peralatan dan

bahan kerja, serta perangkat lunak, diantaranya yaitu

A. Instrumen

1. Multimeter Digital, berfungsi sebagai alat ukur arus yang menjadi

pembanding dari hasil pengukuran oleh sensor

B. Komponen

1. Mikrokontroler, mikrokontroler berfungsi sebagai pengolah data dari

sensor dan sebagai kontrolerswitch.

2. LCD 16x2, berfungsi untuk menampilkan data arus yang terbaca

(39)

23

3. Driver Relay,berfungsi untuk memberikan tegangan input ke coil

relay.

4. Resistor, sebagai pelengkap rangkaian driver.

5. Relay, berfungsi sebagaiswitch

6. Led, berfungsi sebagai indikator

7. Transformator, berfungsi sebagai pembagi daya PLN

C. Peralatan Kerja

1. Leptop, berfungsi sebagai merancang program dan membuat simulasi.

2. Papan Projek (Project Board), berfungsi sebagai tempat simulasi

rangkaian.

3. Bor PCB, berfungsi sebagai alat pengebor PCB untuk meletakkan

komponen

4. Solder, sebagai alat pendukung dalam penyusunan komponen ke PCB

D. Bahanbahan

1. Papan plastik mika (Acrilyc), sebagai papan untuk meletakkan semua

desain alat.

2. PCB, adalah singkatan dari printed circuit board yang berfungsi

sebagai papan untuk meletakkan komponen dan semua rangkaian.

3. Larutan Feriklorit, berfungsi sebagai pelarut PCB

4. Timah, berfungsi sebagai alat untuk merekatkan komponen ke PCB

5. Busbar, berfungsi sebagai alat untuk memparalelkan sumber.

6. Kabel berfungsi sebagai penghantar.

E. Perangkat Lunak

(40)

1. Arduino IDE, digunakan untuk pembuatan kode program yang akan

dimasukkan kedalam mikrokontroler.

2. Diptrace ,digunakan untuk pembuatan rangkaian yang digunakan dalam penelitian.

3.3 Metode Penelitian

Rancang bangun prototipeautoswitch coordintaionini dalam pelaksanaanya dapat

dilihat dalam diagram alir pada gambar 3.1 berikut ini

TIDAK

YA

PENGUJIANAUTOSWITCH

MULAI

PEMILIHAN ALAT DAN PERANCANGAN PERANGKAT

REALISASI RANCANGAN

PERANGKATAUTOSWITCH

PEMBUATAN PROGRAM UNTUK MIKROKONTROLER

AUTOSWICTH

BEKERJA

SELESAI

[image:40.595.176.419.316.702.2]

STUDI LITERATUR DAN KONSEP PERANCANGAN

(41)

25

Dari diagram alir tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan mendukung

penulisan tugas akhir ini, literatur diambil dari jurnal, buku, dan

penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, studi literatur ini antara lain:

a. Sistem Pembangkit Hibrid

b. Komponen Sistem Pembangkit hibrid PTLS, PLTMH, dan PLTB

c. Koordniasi Sistem Pembangkit Hibrid

2. Konsep Perancangan Sistem

Konsep perancangan sistem ini terdiri dari

a. Blok Diagram Sistem

b. Perancangan Perangkat

c. Pembagian Kapasitas Sumber

3. Implementasi perancangan prototipe autoswitch coordination. Tahap-tahap

implementasi alat ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan ranngkaian dari masing-masing blok diagram yang ada

b. Memilih sensor yang tepat untuk pembacaan sensor arus

c. Membuat program menggunakan bahasa pemrograman untuk dimasukkan

ke Mikrokontroler.

d. Melakukan percobaan pengukuran arus dan kalibrasi berulang sampai

(42)

e. Menggabungkan rangkaian perblok yang telah diuji di papan percobaan,

kemudian melakukan percobaan ulang.

f. Merangkai semua rangkai yang telah dibuat ke dalam sebuah PCB.

4. Uji coba koordinasi

Pada uji coba ini dilakukan untuk melakukan koordinasi relay untuk

menyalurkan daya ke beban. Uji coba ini menggunakan sumber dari PLN yang

dibagi menjadi 3 sumber. Tiga sumber tersebut merepresentasikan sumber

pembangkit hibrid. Adapun hal-hal yang diuji cobakan sebagai berikut:

a. Pembacaan Sensor Arus yang diproses oleh mikrokontroler dan tampilkan ke

LCD 2X16

b. Uji koordinasi sistem pembangkit hibrid

5. Analisa dan Kesimpulan

Analisa dilakukan dengan cara membandingkan perubahan arus ke beban dengan

arus yang disuplay oleh tiga sumber.

6. Pembuatan Laporan

Akhir dari tahap ini adalah pembuatan laporan dari semua kegiatan penilitian

(43)

27

3.4 Konsep Perancangan Sistem 3.4.1 Blok Diagram Sistem

Untuk mempermudah dalam perancangan, maka rangkaian dipisahkan

berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah blok diagram rangkaian:

Blok diagram diatas merupakan alur dari sistem pembacaan sensor dan koordinasi

relayserta penampilan data di LCD 2X16.

3.4.2 Perancangan Perangkat

Prototipe autoswitch coordinationini dirancang untuk mengkoordinasikan sistem

pembangkit hibrid dalam penyaluran daya ke beban. Sistem ini bekerja

[image:43.595.170.473.219.497.2]

bedasarkan arus yang masuk ke beban. Bisa dilihat pada diagram blok pada Gambar 3.2 Block Diagram SIstem

Sensor Arus dan Tegangan Sensor

Tegangan LCD 2X16 B U S B A R Sensor Arus BEBAN MIKROKONTROLER SUMBER 2 SUMBER 3 Electric Relay Electric Relay

SUMBER 1 Electric

Relay

(44)

gambar 3.2 perancangan sistem secara keseluruhan. Prototipe ini

mengkoordinasikan 3 sumber pembangkit hibrid yang direpresentasikan oleh

sumber PLN dengan kapasitas yang akan ditentukan. Ketiga sumber tersebut di

pasang relay electric sebagai saklar untuk memutus dan menyalurkan daya ke

[image:44.595.114.507.270.531.2]

beban.

Gambar dari sistem kontrol dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini

(45)
[image:45.595.159.463.82.318.2]

29

Gambar 3.4. Rangkaian Mikrokontroller dan LCD.

Gambar 3.3 dan 3.4 merupakan rangkaian perangkat autoswitch coordinationdan

mikrokotroller. Dimana terdapa 4 sensor arus dan 4 sensor tegangan yang akan

dihubungkan ke mikrokontoller untuk mendeteksi tegangan dan arus pada sistem.

Spesifikasi alat pada perancangan prototipe ini adalah sebagai berikut yaitu:

1. Mikrokontroler

Mikrokontroler yang digunakan dalam penilitian ini adalah Arduino Mega

2560. Salah satu kelebihan dari mikrokontroler ini adalah jumlah pin yang

banyak kemudiansource codeyangopen sourcemempermudah pengguna

untuk bisa mencari referensi. Berikut ini merupakan gambar dari

(46)

Ringkasan spesifikasi dari mikrokontroler ditunjukan dalam tabel 3.1

[image:46.595.207.437.108.322.2]

Berikut.

Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrokontroler Arduino

Mikrokontroler ATMega 2560

Tegangan Pengoperasian 5V

Teganganinputyang disarankan 7-12V

Batas tenganganinput 6-20V

Jumlah pin I/O digital 54(15 untuk keluaran PWM)

Jumlah pininputanalog 16

Arus DC tiap pin I/O 40 mA

Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA

[image:46.595.142.504.439.698.2]

Clock Speed 6 MHz

(47)

31

2. Sensor Arus

Dalam penelitian ini sensor arus yang digunakan adalah ACS712. Sensor

arus ini merupakan sensor yang cukup presisi untuk membaca arus DC

maupun AC. Rangkaian sensor ini bekerja dengan suplai tegangan 5V DC.

Arus yang dideteksi melewati kaki IC nomor 1-2 dan 3-4. Cbyp berfungsi

untuk menstabilkan tegangan yang masuk ke Vcc agar bila terjadi drop

tegangan maka akan tidak mempengaruhi sensivitas sensor. Cf berfungsi

sebagai filter untuk Vout agar tidak terjadi riak yang akan mempengaruhi

[image:47.595.206.447.370.519.2]

sensitifitas. Gambar 3.6 berikut adalah gambar sensor arus.

Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Arus

Spesifikasi dari sensor arus ini terlihat pada tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Spesifikasi Sensor Arus

Karakteristik Simbol Rating Maksimal

Tegangan Suplai Vcc 8 V

Ouput Tegangan Vout 8 V

Toleransi Arus Lebih Ip 100 A

Sensivitas Tipe 5 T = 185 mV/A

[image:47.595.148.477.638.752.2]
(48)

Pembacaan sensor arus menggunakan mikrokontroler yang dapat

disimulasikan seperti gambar 3.7 berikut. Pada rangkaian sensor arus,

data dari sensor arus masuk ke kaki pin analog mikrokontroler. Sensor

arus ini harus dikalibrasi agar arus yang terbaca mendekati / sama dengan

pengukuran menggunakan multimeter.

Kalibrasi sensor ini yang membedakan dari setiap tipenya adalah

sensivitasnya. Sensor arus dengan tipe T20 A memiliki sensivitas 0,1 V/A.

Perubahan 1 ampere memberikan perubahan tegangan pada output sensor

sebesar 0,1 V. Kalibrasi sensor arus ini adalah sebagai berikut:

= ( )

[image:48.595.217.452.253.409.2]

( )

... . ( 3.1)

Dapat dilihat pada rumus diatas,analog readmerupakan data analog yang

berasal dari sensor, 1024 merupakan angka 10 bit. Analog yang terbaca

dicacah ke bentuk digital dengan jumlah bit sebesar 10 bit . Sensivity

(49)

33

merupakan sensivitas sensor arus, dan current merupakan arus yang

terbaca oleh sensor yang akan dibandingkan dengan pengukuran

multimeter.

3. Sensor Tegangan

Sensor Tegangan yang dipakai dibuat dari rangkaian penyearah.

Rangkaian penyearah mengeluarkan tegangan DC yang akan memberikan

masukan ke mikrokontroller. Rangkaian penyearah ini adalah sebagai

[image:49.595.162.505.316.412.2]

berikut.

Gambar 3. 8 Rangkaian Sensor Tegangan.

Sensor tegangan ini terdiri dari 1 unit transformator dengan kapastias

350mA dengan keluaran tegangan 6V. Dari keluaran transformator

kemudian masuk ke rangkaian penyearah yaitu rangkaian dengan dioda

brdige dan kapasitor. Keluaran tegangan penyearah sebesar 6 VDC

kemudian masuk ke rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian pembagi

tegangan ini akan memperkecil tegangan DC dari 6 V sampai sekitar 3 V.

Hal ini dikarenakan agar masukan ke mikrokontroller tidak lebih dari 5V.

Tegangan input transformator ditempatkan ke sistem yang akan diukur

tegangannya. Perubahan pada masukan tegangan dengan sumber AC

(50)

dijadikan sensor untuk mendeteksi tegangan pada sistem tegangan arus

AC.

4. Relay Electric

Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat

mengimplementasikan logika switching. Secara sederhana relay

elektromagnetis dapat didefinisikan sebagai alat yang menggunakan gaya

elektromagnetik untuk menutup dan membuka kontak saklar. Relayterdiri

[image:50.595.183.436.322.466.2]

daricoildancontact. .

Gambar 3.9 Relay Electric[10]

Gambar 3.9 menggambarkan sistem relay dimana ada beberapa kompnen .

Coil merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan

contact adalah sejenis saklar yang penggeraknya tergantung dari ada dan

tidaknya arus listrik dicoil. Contactada dua jenis, yaitu Normally Open(

kondisi awal sebelum diaktifkan open) dan Normally Closed ( kondisi

awal sebelum diaktifkanclose).

5. ICDriver Relay

IC driver relay yang digunakan adalah IC ULN 2003 adalah sebuah IC

(51)

35

500mA Di dalam IC ini terdapat transistor darklington. Transistor darklington

merupakan 2 buah transistor yang dirangkai dengan konfigurasi khusus untuk

mendapatkan penguatan ganda sehingga dapat menghasilkan penguatan arus

[image:51.595.226.454.198.303.2]

yang besar.

Gambar 3.10 RangkaianDarklingtonICdriver relay[10]

IC ULN 2003 merupakan IC yang mempunyai 16 buah pin, pin ini

berfungsi sebagai masukan, output dan pin untuk catu daya. Catu daya ini

terdiri dari catu daya (+) dan ground. Bentuk fisik dari IC ULN 2003

adalah sebagai berikut;

[image:51.595.230.422.480.659.2]
(52)

Pada penelitian ini IC ULN 2003 berfungsi sebagai driver relay . IC ini

diberikan input dari keluaran mikrokontroler dengan tegangan 5V.

Kemudian keluaran dari IC ini akan berupa tegangan 12V agar bisa

menggerakanrelay.Berikut ini merupakan rangkaiandriver relay.

6. LCD 2X16

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan salah satu perangkat display

yang umum dipakai dalam sebuah system instrumentasi. Dengan LCD ini

dapat menampilkan sebuah informasi dari sebuah pengukuran data sensor,

menu pengaturan instrument, ataupun yang lainnya dengan konsumsi daya

rendah.

INPUT 1

INPUT 2

INPUT 3

SWITCH 1

SWITCH 2

SWITCH 3

[image:52.595.137.497.204.468.2]

IC ULN 2003

(53)
[image:53.595.220.439.86.190.2]

37

Gambar 3.13 LCD 2X16[11]

Berikut ini merupakan tabel dari fungsi setiap pin LCD

Tabel 3.3 Fungsi Pin LCD

Pin Symbol and Functions 1 GND

2 Vcc (+5v) 3 Contrast adjust

4 (RS) ==>> 0= instruction input/ 1 = Data Input

5 (R/W) ==>> 0= write LCD Module / 1 = Read from LCD module 6 (E) ==>> Enable Signal

7 (DBO) ==>> Data Pin 0 8 (DB1) ==>> Data Pin 1 9 (DB2) ==>> Data Pin 2 10 (DB3) ==>> Data Pin 3 11 (DB4) ==>> Data Pin 4 12 (DB5) ==>> Data Pin 5 13 (DB6) ==>> Data Pin 6 14 (DB7) ==>> Data Pin 7 15 (VB+) ==>> back light (+5V) 16 (VB-) ==>> back light (GND)

7. Perancangan Komponen dan Skema Jaringan Sistem Pembangkit Hibrid

Mikrohidro-Sel Surya-PLTB(Angin).

Perancangan jaringan hibrid pada sistem pembangkit energi alternatif

[image:53.595.172.495.306.551.2]
(54)

telah dirancang dapat sesuai dengan konsep perancangan perangkat yang

akan dibuat yaituautoswitch coordination.

Dalam perancangan jaringan hibrid ini terdiri dari sistem pembangkitan,

sistem sinkronisasi, dan sistem autoswicth coordination.Dan untuk skema

[image:54.595.122.495.232.679.2]

rancangan jaringan hibrid dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut ini.

Gambar 3.14 Perancangan Sistem Pembangkit Hibrid Mikrohidro-Surya Sel- PLTB

Syncronizer

PLTS PLTB PLTMH

Baterai Baterai

Grid Tie Inverter

Autoswitch Coordinations

(55)

39

Gambar 3.14 merupakan perancangan sistem pembangkit hibrid dengan

sumber mikrohidro-surya sell-PLTB. Dari sistem tersebut terdapat sistem

pembangkitan, sistem autoswitch coordination, dan syncronizer. Sistem

pembangkitan terdiri dari sumber PLTMH dengan tegangan keluaran

berupa arus AC yang langsung masuk ke autoswitch coordination.

Kemudian untuk sel surya dan PLTB masuk ke perangkat penyimpanan

daya atau baterai. Tegangan dengan arus DC dirubah ke arus AC dengan

grid tie inverter yang tegangan dan frekuensi keluaran bergantung pada

jaringan referensinya, dan tegangan referensi dari inverter tersebut adalah

jaringan PLTMH. Kemudian dari grid tie inverter masuk ke autoswitch

coordination. Autoswitch coordination merupakan perangkat yang akan

dirancang pada penelitian ini yang berfungsi untuk mengkoordinasikan

sumber sumber hibrid dalam menyuplai beban berdasarkan perubahan

beban dengan mempertimbangkan ketersedian daya dari masing-masing

sumber. Dariautoswitch coordinationtersebut belum menentukan sumber

dapat masuk atau belum, hal ini ditentukan oleh perangkat syncronizer

yang akan mendeteksi tegangan, frekuensi, dan sudut fasa apakah sudah

dapat disinkronkan.

8. Pembagian Kapasitas Sumber

Pada tugas akhir ini terdapat 3 sumber yang masing-masing sumber

direpresentasikan dengan kapasitas yang berbeda. Pembagian ketiga

sumber ini berdasarkan sumber alternatif yang paling sering ditemui di

daerah terpencil. Sumber pembangkit Hibrid pada penelitan ini

(56)

transformator tegangan dengan kapasitas yang telah ditentukan. Masing

masing transformator mewakili dari sumber pembangkit hibrid dengan

perbandingan 1:5, dimana 1 watt di prototipe ini mengasumsikan 5 watt di

sistem pembangkit hibrid.

a. Sumber 1 (PLTMH)

Pada sumber PLTMH ini diasumsikan bahwa dengan debit sungai

0,0979 m3/s dengan ketinggian 10 m. Potensi energinya adalah sebagai berikut:

= × ×

= 0,0979 × 9,68 × 10= 9,6 kW

Namun dalam penelitian ini diasumsikan energi yang gunakan

adalah 2,7 kw/3 phasa dengan daya 1 phasa adalah 900 W.[16] Dalam menentukan kapasitas sumber yang dimodelkan dengan

transformator digunakan perbandingan 1: 5, yang artinya 1 W di

alat mewakili 5 watt di sistem sebenarnya. maka pada sumber 1

menggunakan transformator dengan kapasitas 180 VA.

b. Sumber 2 (PLTB)

Pada sumber 2 ini diasumsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga

Bayu/Angin (PLTB). Potensi Angin berdasarkan BMKG (Badan

Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) yang didapatkan dari

situs (www.weatherbase.com) bahwa kecepatan angin rata-rata

(57)

41

Berdasarkan potensi tersebut, dengan menggunakan tipe turbin

Energy Ball dengan diameter 1,1 meter, rating kecepatan angin

2-40 m/s memiliki potensi daya 500 W.[7] Dengan asumsi daya efektif yang terpakai adalah 400 W, maka dengan perbandingan 1 :

5 pemodelan sumber ini menggunakan transformator 80 VA.

c. Sumber 3 ( PLTS)

Sumber 3 ini merepresentasikan dari sumber pembangkit listrik

tenaga surya. Diasumsikan bahwa irradiance dalam kondisi

maksimum panel surya yaitu 1000 W/m2 yang akan menghasilkan Voc = 22,1V , Isc = 2,95A, Vmmp = 18,2V , dan Immp =2,75A .

Nilai ini berdasarkan data panel surya tipe SolarWolrd dalam

kondisi maksimum. Maka daya yang dihasilkan 1 panel adalah:

FF = ×

× =

, × ,

, × , = 0,76

Pmax = Voc × Isc × FF = 22,14 × 2,95 × 0,76 = 50 W

Kemudian jumlah panel yang dipakai adalah 4 panel. Sehingga

daya yaang terpasang adalah = 200 W . Dengan didapatnya sumber

daya PLTS ini, kemudian direpresentasikan dengan transformator

40 VA.

(58)
[image:58.595.167.443.86.391.2]

Beban

Gambar 3.15 Skema Pembagian Sumber

Tegangan dari sumber PLN diturunkan menjadi 110 V oleh transformator

utama, kemudian dari transformator utama itu di bagi menjadi 3 keluaran

yang dipasangkan dengan transformator step up. 3 keluaran tersebut

adalah T1 (transformator 1)dengan kapasitas 180 VA, T2 ( transformator

2), dan T3 ( transformator 3), 3 transformatorstep upinilah yang mewakili

sumber pembangkit hibrid.

d. Koordinasi dan Kombinasi

Pada rancangan pembagian sumber telah dijelaskan kapasitas dari

masing-masing sumber. Pada kombinasi ini disesuaikan antara

keadaan beban dan kapasitas di sumber. Kombinasi ini dibagi

(59)
[image:59.595.159.465.132.564.2]

43

Tabel 3.4 Rencana Pembagian Level untuk Koordinasi

KONDISI KETERANGAN

LEVEL 1 Beban

0 - 180 VA

LEVEL 2 Beban

181220 VA

LEVEL 3 Beban

221-260 VA

LEVEL 4 Beban

261300 VA

Normal

Tegangan Sumber 1,2,dan 3

>150 V Unnormal 1 Tegangan Sumber 1 <150 V Unnormal 2 Tegangan Sumber 1 dan 3

< 150 V

Unnormal 3

Tegangan Sumber 1 dan 2

< 150 V

Unnromal 4

Tegangan Sumber 2 < 150 V

Unnormal 5

Tegangan Sumber 3 < 150 V

Unnormal 6

Tegangan Sumber 2 dan 3

< 150 V

Tabel 3.4 merupakan beberapa kondisi yang akan menjadi

parameter-parameter mikrokontroler untuk melakukan koordinasi.

Dari tabel tersebut dalam baris kondisi merupakan beberapa

kondisi yang akan disimulasikan yaitu ada level 1 sampai dengan

(60)

Normal sampai Unnormal 6 merupakan kondisi ketidaknormalan

sumber.

e. Perangkat Lunak Arduino IDE 1.0.5

Pembuatan aliran program untuk mikrokontroler menggunakan

perangkat lunak Arduino IDE 1.0.5. Dengan perangkat ini

pengguna bisa memprogram mikrokontroler sesuai dengan

kebutuhan. Fungsi dari mikrokontroler pada penilitian ini adalah:

1. Sebagai prosesor pembacaan arus yang dilakukan oleh sensor

arus.

2. Memberikan inputan ke rangkaian driver realy untuk

memberikan perintah koordinasi.

3. Mengolah data inputan sensor untuk ditampilkan ke LCD 2X16.

Pada pemrograman inilah instruksi untuk kombinasi dan koordinasi

dirancang. Perubahan arus dari sisi beban akan menunjukan

perubahan daya. Pada sisi beban diberikan sensor arus yang akan

memberikan informasi ke mikrokontroler. Kemudian

mikrokontroler akan memberikan isntruksi ke driver relay untuk

menghidupkan switch. Dalam mengkombinasikan mikrokontroler

berdasarkan level-level yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah

(61)
(62)
[image:62.595.175.496.74.675.2]
(63)

47

3.5 Pengujian Sensor

Dalam pengujian dan kalibrasi yaitu mengacu pada ampere meter digital. Tujuan

dilakukan pengujian dan kalibrasi adalah menyesuaikan hasil yang terbaca pada

sensor dan mikrokontroler dalam melakukan aksi.

3.5.1 Kesalahan (Error)

Kesalahan didefinisikan sebagai selisih antara nilai sebenarnya dan nilai

perkiraan atau nilai pendekatan dan disebut sebagai kesalahan absolut.

Dapat dinyatakan sebagai berikut:

ex= X - ...(3-2)

Dimana :

ex=kesalahan absolut

X =Nilai Sebenarnya =Nilai Pendekatan

Sedangkan kesalahan reltif yaitu kesalahan absolut dibagi dengan nilai

sebenarnya. Karena nilai yang sebenarnya tidak diketahui maka digunakan

dilai pendekatan.[9]Dalam peniltian nilai pendekatan berasal dari nilai yang terukur oleh multimeter. Sehinga dapat dirumuskan

= ... (3.3) Dimana

Error = Kesalahan relatif

ex=kesalahan absolut

(64)

5.1 KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

1. Dengan adanyaautoswitch coordinationini dapat mengoptimalkan kinerja

sistem berdasarkan pertimbangan kebutuhan beban sesuai kapasitas

sumber. Dapat dilihat dengan penambahan sistem otomatis ketika kondisi

beban 175 watt ke 200 watt terjadi kenaikan dari 184,1 V ke 184,9 V.

2. Pemasangan sensor arus pada sisi beban dapat dapat mendeteksi

penambahan beban sehingga koordinasi dan kombinasi ketiga sumber

dapat berjalan berdasarkan perubahan beban.

3. Pemasangan sensor tegangan dapat mendeteksi penurunan tegangan pada

sumber sehingga dapat menambah jumlah kombinasi dengan

pertimbangan sumber apabila terjadi penurunan daya atau sumberOFF.

5.2 SARAN

Adapun saran dari penelitian ini adalah agar perangkat ini dapat di aplikasikan ke

(65)

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Sapuan, R. (2012). RECLOSER MINI BERBASIS ATMEGA16.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1,, hlmn 55-62.

[2]. Shayegh, H. (2012). Feasibility and Optimal Reliable Design of Renewable Hybrid Energy System for Rural Electrification in Iran. pp. Vol.2 No.4.

[3]. Fadli, A. PLTA Skala Pikohidro. http:// dcbmedia.blogspot. com/ 2014/ 10/ plta-skala-pikohydro. html. Diakses pada tanggal 24 Juli 2015

[4]. Putri, N.U, Gusmedi, H., Komalasari, E., Hakim, L,“Analisis Sistem

Pembangkit Hybrid Microhydro-Photovaltic di Dusun Margosari Desa

Pesawaran Indah, Kabupaten Pesawaran”,JITET,2013.

[5]. Naz, A.Solar Charge Controller connection with solar panel.http: // blog. paktron .net /2012/08/solar-charge-controller-connection-with.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.

[6]. http://sanfordlegenda.blogspot.com/2013/09/Pembangkit-listrik-memanfaatkan-tenaga-angin.html

[7]. Rachman, A. (2012). Analisis dan Pemetaan Angin di Indonesia. hal 32. [8]. Marsudi, D. (2006).Operasi SIstem Tenaga Listrik.Jakarta: Graha Ilmu. [9]. Harianti, A., Veronica, M. S., Nur, & Iskandar, D. (2012).Statiska II.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

[10]. http://www.sparkfun.com/products/11061

[11]. Prayogo, H.Raharjo. Y. Gusmedi H“PROTYPE PROTEKSI ARUS LEBIH MENGGUNAKAN”.JITET,2013.

(66)

[14]. Setyabudy, R., Setiawan, E. A., BS, H., & Budiyanto. (2012). Peningkatan Kinerja Grid Tie Inverter pada JAringan Listrik Mikrohidro Saat Kondisi ISlanding dengan Penambahan Perangkat Uninterrupted Power Supply .Jurnal Ilmiah Elite Elektro. VOl3, No 2, 127. [16]. M. Saghaleini, A.K. Kaviani. B. Hadley. B. Environment and Electrical

Enginering (EEEIC), Roma, 2011.p.l.

[17]. Gusmedi. H, Komalasari. E,”Feasibility and Optimal Design of Micro -hydro and Photovaltaic Hybrid System in Support to Energy

Independent Village”.IEEE Conference on Power Engineering and

Renewable Energy.2013

Gambar

Gambar 2. 1 Block Diagram Sistem Hibrid antaramicrohydro/pv/fuel cell/wind[2]
Gambar 2.2 Komponen-komponen PLTMH[3]
gambar 2.3 berikut
Gambar 2.4 Komponen PLTS[5]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis tindakan ini adalah kinerja guru SMK Negeri 3 Manado pada tahun pelajaran 2016–2017 dapat ditingkatkan melalui Musyawarah Guru dan Supervisi Akademik. Tujuan

Batasan pada tugas akhir ini yaitu inputan berupa nama yang ingin dicari kemiripannya atau variansinya, dataset yang digunakan adalah terjemahan Indonesia dari hadits shahih

apakah pengaruh pertumbuhan ekonomi makro dan faktor supply demand terhadap pembentukan harga properti residensial di Indonesia dibandingkan dengan beberapa

Berdasarkan data pada tabel juga terlihat bahwa semakin tinggi penggunaan TLU olahan sebagai pengganti protein tepung ikan dalam ransum menyebabkan makin menurun pertambahan bobot

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui penelitian lapangan mengenai tata cara pemungutan dan pembayaran pajak penerangan jalan di Dinas

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pemberian Gaji/ Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas Dalam Tahun Anggaran

Melihat hasil tracking bisa dilakukan dengan klik tracker pada menu bar yang ada pada aplikasi, tentunya baru akan ada informasi dari produk apabila sudah ada

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi,