ABSTRACT
Influence of Self-Efficacy, Locus Of Control (LOC), and Self Concept Of Entrepreneurship Interests
(Studies in Women Cooperative members MELATI North Lampung)
By
ZAKKI MUBAROK
The purpose of this study was to determine the effect of self-efficacy , locus of control , and self concept to the Interests entrepreneurship . entrepreneurial interest is the desire , interest and willingness to work hard or strong-willed with the focusing of attention to trying to make ends meet without fear of the risks to be faced , constantly learning from failures , as well as develop the business he created . Interest in entrepreneurship is not only the desire of the self alone but must look forward to the potential of setting up a business . Analysis using Multiple Linear Regression using SPSS 17.0 analysis tool for Windows . Partial results of the study showed that self-efficacy and self- concept significantly influence interest in entrepreneurship the value of t test 3.024 and 11.528 . While the locus of control of the interest in entrepreneurship there is no significant effect the value of the t test 0.639 . Results of test F ( Simultaneous ) there is a significant result between the variables efficacy , locus of control and self-concept of the Interests entrepreneurship by Ftestvalue 277.983 > 3.115.
ABSTRAK
PengaruhSelf Efficacy, Locus Of Control(LOC), DanSelf ConceptTerhadap Minat Berwirausaha
(Studi pada anggota Koperasi Wanita MELATI Lampung Utara)
Oleh
ZAKKI MUBAROK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self efficacy, locus of control, dan self concept terhadap Minat Berwirausaha. minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat analisis SPSS 17.0for Windows. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa self efficacy
danself conceptberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha dengan nilai thitung3.024 dan 11.528. Sedangkan locus of control terhadap minat berwirausaha
terdapat pengaruh yang tidak signifikan dengan nilai thitung0,693. Hasil dari Uji F
(Simultan) terdapat hasil yang signifikan antara variabel self efficacy, locus of control dan self conceptterhadap Minat Berwirausaha dengan nilai Fhitung > Ftabel
yaitu 277.983 > 3.115.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada 05 Mei 1990 merupakan anak keempat dari empat bersaudara buah cinta pasangan Bapak M.Kalimi dan Ibu Qomariah.
Pada tahun 1995 penulis pertama kalinya duduk di bangku sekolah yaitu TK Tunas Harapan setahun kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di bangku Sekolah Dasar SDN 5 Kelapa Tujuh, Kotabumi. Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan masa studi di bangku Sekolah Dasar dan melanjutkan ke SMP Negeri 07 Kotabumi, di tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di MAN 1 Kotabumi hingga lulus tahun 2008 dan pada tahun 2008 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas rahmat dan hidayah yang diberikan Allah Swt.
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Ayah dan Ibu ku tersayang
Bpk. M. Kalimi
Ibu Qomariah
Kakak-kakak yang ku sayangi dan
kubanggakan
Sulis Tyaningsih
Ida Mulyaning Jati
Ayu Triastuti
Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi
perubahan yang Anda harapkan dari orang lain
(Mahatma Gandhi)
Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah putus asa,
Dan betapa banyak kegembiraan yang datang setelah kesusahan.
Siapa yang berbaik sangka pada Pemilik Arasy,
Dia akan memetik manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri.
(La Tahzan)
Jangan mengeluh meminta bukti atas do a kita, akan tetapi
buktikan kesungguhan atas do a kita.
SANWACANA
Alhamduliilahi Rabbil Alamiin Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya lah Penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa Penulis haturkan pada junjungan Nabi
besar Rasulullah SAW.
Skripsi yang berjudul “PengaruhSelf Efficacy,Locus of Control (LOC), danSelf Concept Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Koperasi Wanita Melati di Lampung Utara)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
hingga selesainya skripsi ini, diantara lain:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Unila.
2. Bapak DR. Suripto, S.Sos, M.AB. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis,
dan sekaligus menjadi Dosen Penguji atas kesediannya untuk meluangkan
waktu memberikan bimbingan, saran, kritik, dan ilmu yang bermanfaat serta
motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini
3. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Administrasi
4. Bapak Drs. A Effendi, M.M.. selaku Pembimbing Utama atas kesediannya untuk meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, kritik, dan ilmu
yang bermanfaat serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini
5. Bapak Deddy Aprilani,. S.A.N., M.A. selaku Pembimbing Pembantu atas
kesediannya atas kesediannya untuk meluangkan waktu memberikan
bimbingan, saran, kritik, dan ilmu yang bermanfaat serta motivasi dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Sigit Prasetyo, S.A.N selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen Jurusan Administrasi Bisnis yang selama ini telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Kepada seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Unila yang telah
banyak membantu penulis.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Terimakasih atas segala pengorbanan yang
kalian berikan untuk membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran
dan kasih sayang hingga aku menjadi seperti saat ini walaupun aku sering
mengecewakan. Terus menjadi yang terhebat ya Pa’e dan Bu’e, jangan lelah
membimbingku dan mendo;akanku.
10. Kepada kakak-kakakku Mba.Sulis, Mba.Ida, dan Mba.Ayu, terimakasih
sudah support aku, bantu kasih nasehat, masukan, dan kasih sayang kalian
kepada adikmu yang menyebalkan ini.
11. Kepada Dulur-dulur lanang yang udah ingetin aku dengerin keluh kesah aku.
Lek Didit yang keberatan perut, Paksu Dam cikwo, Rama Lukika Hartono
bapaknya Alif, Dodi dan Dulur Jonika Alumni Universitas Brawijaya yang
udah bantu kesulitan-kesulitan aku, juga jadi pendengar saat aku butuh teman
share dan ngeluapin keluh kesah. Selalu tetap jadi kalian yang seperti ini.
12. Terima Kasih kepada teman seperjuangan Afni Syahro yang udah bantu
skripsi ini di awal, makasih banyak ya bra, makasih juga udah sering
dengerin curhat gue, udah sering ingetin gue, udah anggap gue lebih dari
sekedar teman biasa. Buat M.Ridwan Faris teman dekat pertama kali
dikampus yang udah jadi sahabat,saudara dan sekaligus bapak rumah tangga
yang sering masakin gue, loe sedikit banyak udah ngasih pencerahan untuk
jadi manusia yang lebih baik kedepannya. Nanda Fernando yang ngeselin
plus item yang perhatian bingit dan ga bosen nyuport. Makasih buat kalian,
buat kesan indah, haru, suka cita, dan saling berbagi. Semoga kita tidak
saling melupakan. Amin.
13. Buat temen-temen satu kost Belly geseng yang sekaligus jadi teman
seperjuangan saat skripsi, Oki hidung tomat yang doyan maen poker, Yudi
manusia kucing yang setengah homo, terimakasih kalian sudah menjadi
warna tersendiri dalam keseharian gue, ngehibur gue saat galau. Semoga
kedepannya kita bisa menjadi manusi yang lebih baik untuk kehidupan yang
lebih baik. Amin.
14. Kepada teman seangkatan Bisnis 08: Ferdyan mantan ketum yang gak
seberapa “sukses ya bra usahanya”, Fandi Perdamen koplak “penebar
pesona kewanita”, lek Ghoibi, Rama, Syaiful, Dirga, Ayu, Tegar, Dendi,
Udo, Ariandi, Rico, Hermanto (Alm), Kukuh, Arif, dan seluruh angkatan
kebersamaan yang sempat terjalin meski pada ahirnya kalian lebih dahulu
meninggalkanku.
15. Shendy Nistia Putri Jayanegara, yang telah mengajarkanku banyak hal dalam
hidup ini. Terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan serta motivasi
yang telah diberikan dulu,dan masih berkesan sampai saat ini.“Makasih ya atu udah pernah mengisi hari-hari ku saat itu,do’a terbaikku selalu ada
untukmu. “
16. Untuk beberapa angkatan 09 yang cukup berkesan: May Roni yang ikut andil
dalam penyelesaian skripsi ini,Alfred,Aziz,Belly yang udah gue sering
sibukin sampe kesel, Raja Hot (Semangat ya Ja,tetep Kuat!!!) makasih ya
semua Adik-adik.
17. Kepada para Senior,adik-adik yang sering ngebully saat dikampus dan
seluruh keluarga besar ABI yang tidak dapat disebutkan satu persatu
terimakasih atas kekeluargaan yang kalian ciptakan dalam kebersamaan yang
singkat dan cukup terbatas.
18. Almamaterku tercinta.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, 09 September 2014 Penulis,
xiv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha dan Kewirausahaan ... 9
2.2 Self Efficacy... 12
2.3 Locus of Control(LOC) ... 16
2.4 Self Concept... 19
2.5 Minat Berwirausaha ... 23
2.6 Penelitian Terdahulu ... 26
2.7 Kerangka Pemikiran... 27
2.8 Model Kerangka Pemikiran ... 29
xv BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian... 31
3.2 Populasi dan Sampel ... 31
3.3 Definisi Konseptual Variabel ... 32
3.4 Definisi Operasional Variabel... 35
3.5 Deskripsi Data ... 36
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.7 Skala Pengukuran Data ... 37
3.8 Instrumen Penelitian... 38
3.9 ValiditasdanRealibilitas... 38
3.9.1 UjiValiditas... 39
3.9.2 UjiReliabilitas ...40
3.10 Teknik Analisis Data... 41
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 42
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 42
3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 43
3.10.4 Pengujian Hipotesis... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49
4.1.1 Sejarah Koperasi Wanita Melati ... 49
4.1.2 Visi dan Misi Koperasi Wanita Melati ... 50
4.2 Pre Test... 52
4.2.1 UjiValiditas... 52
4.2.2 UjiReliabilitas... 54
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 55
4.3.1 Deskripsi Umum Responden... 55
4.3.2 Distribusi Jawaban Responden ... 58
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 63
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 67
4.4.2 Uji Hipotesis ... 71
4.5 Pembahasan... 74
4.5.1 PengaruhSelf Efficacyterhadap Minat Berwirausaha .... 74
4.5.2 PengaruhLocus of Controlterhadap Minat Berwirausaha . ...75
xvi
4.5.4 PengaruhSelf Efficacy, Locus of Control,danSelf Concept
Terhadap Minat Berwirausaha... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Perkembangan Anggota KOPWAN Melati ... 6
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Definisi Operasional variabel ... 35
3.2 Instrumen Skala Likert ... 38
3.3 Pengujian Validitas ... 40
3.4 Pengujian Reliabiitas ... 41
3.5 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 48
4.1 Susunan Pengurus, Pengawas, dan Pengelola ... 52
4.2 Pengujian Validitas ... 53
4.3 Pengujian Reliabiitas ... 55
4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 63
4.5 Nilai Tolerance dan VIF ... 70
4.6 Hasil Uji T... ... 71
4.7 Hasil Uji F... ... 72
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
No.
KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat,
Saya Zakki Mubarok,Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi mengenai”PengaruhSelf Efficacy, Locus Of Control(LOC), DanSelf Concept
Terhadap Minat Berwirausaha (studi pada anggota koperasi wanita MELATI di Lampung Utara)”. Untuk itu, saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.
Informasi yang diterima dari kuesioner ini dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Saya berharap Saudara/i objektif dalam memberikan jawaban sehingga hal ini akan membantu penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama Saudara/i responden saya mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisisan:
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai menurut pendapat anda dengan mengunakan tanda (√)pada salah satu pilihan dan kolom yang tersedia.
A. Identitas Responden
Usia : a. 25 - 30 tahun c. 37 - 42 tahun
b. 31 - 36 tahun d.≥43 tahun
Pekerjaan Utama :
Penhasilan perbulan (jika anda PNS) :
Lama menjadi pengelola Koperasi Wanita Melati (jika anda sebagai pengurus Koperasi):
a. 1-3 tahun b. 4-6 tahun c.≥ 7 tahun
Lama menjadi anggota Koperasi Wanita Melati (jika anda sebagai anggota Koperasi):
a. 1-3 tahun b. 4-6 tahun c.≥ 7 tahun
Lama anda menjalankan wirausaha:
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
N : Netral
B. Minat Berwirausaha
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Menurut saya berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
2. Dengan berwirausaha saya dapat memenuhi kebutuhan pokok saya/keluarga
3. Berwirausaha merupakan keinginan yang ingin dicapai 4. Dengan berwirausaha saya bisa
menjadi lebih mandiri 8. Saya berwirausaha karena ada
kesempatan membuka usaha 9. Saya sering bercerita kepada orang lain tentang usaha saya
C. Self Efficacy
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya telah memiliki pengalaman berwirausaha sebelumnya 2. Saya mengetahui keuntungan
dan resiko berwirausaha
3. Saya takut berwirausaha karena sudah melihat orang lain gagal 4. Saya ingin berwirausaha karena
melihat orang yang telah sukses 5. Berwirausaha saya lakukan
karena nasehat dari orang yang telah sukses
gagal seperti yang lainnya 7. Dapat mengendalikan emosi
merupakan tantangan dari berwirausaha
D. Locus Of Control
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Usia saya saat ini merupakan usia yang mengharuskan saya berwirausaha
2. Usaha saya mampu diterima dengan baik oleh lingkungan 3. Dalam berwirausaha saya yakin
dengan lingkungan yang saya hadapi
4. Saya yakin sukses berwirausaha karena telah mengikuti pelatihan kewirusahaan
E. Self Concept
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Orang tua saya selalu mengajarkan tentang berwirausaha
2. Keluarga saya mendukung saya untuk berwirausaha
3. Interaksi sosial mendorong saya untuk berwirausaha
4. Saya menjalani usaha secara turun menurun
5. Berwirausaha merupakan pelajaran yang diperoleh dari pengalaman
Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasSelf Efficacy
SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
SELF
EFFICACY
SE1 1.000 .453 -.076 .026 .017 -.346 .068 .379
SE2 .453 1.000 .100 .056 -.005 -.054 .009 .529
SE3 -.076 .100 1.000 .308 .106 .194 .064 .587
SE4 .026 .056 .308 1.000 -.028 .066 .011 .431
SE5 .017 -.005 .106 -.028 1.000 .027 -.102 .408
SE6 -.346 -.054 .194 .066 .027 1.000 -.157 .238
SE7 .068 .009 .064 .011 -.102 -.157 1.000 .326
SELF
EFFICACY .379 .529 .587 .431 .408 .238 .326 1.000
Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasLocus of Control (LOC)
Inter-Item Correlation Matrix
LOC1 LOC2 LOC3 LOC4
LOCUS OF
CONTROL
LOC1 1.000 -.059 -.035 -.125 .218
LOC2 -.059 1.000 .718 .749 .863
LOC3 -.035 .718 1.000 .858 .899
LOC4 -.125 .749 .858 1.000 .881
LOCUS OF CONTROL .218 .863 .899 .881 1.000
Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasSelf Concept
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.642 .586 6
Inter-Item Correlation Matrix
SC1 SC2 SC3 SC4 SC5
SELF
CONCEPT
SC1 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .406
SC2 .069 1.000 -.168 .139 .220 .632
SC3 .132 -.168 1.000 .238 -.134 .365
SC4 -.116 .139 .238 1.000 .257 .538
SC5 -.176 .220 -.134 .257 1.000 .462
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Minat Berwirausaha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.675 .668 10
Inter-Item Correlation Matrix
MB1 MB2 MB3 MB4 MB5 MB6 MB7 MB8 MB9
MINAT
BERWIRA
USAHA
MB1 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .011 .126 1.000 .126 .580
MB2 .069 1.000 -.168 .139 .220 .330 -.173 .069 -.173 .391
MB3 .132 -.168 1.000 .238 -.134 -.016 .065 .132 .065 .290
MB4 -.116 .139 .238 1.000 .257 .425 -.012 -.116 -.012 .386
MB5 -.176 .220 -.134 .257 1.000 .315 -.171 -.176 -.171 .220
MB6 .011 .330 -.016 .425 .315 1.000 .093 .011 .093 .531
MB7 .126 -.173 .065 -.012 -.171 .093 1.000 .126 1.000 .506
MB8 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .011 .126 1.000 .126 .580
MB9 .126 -.173 .065 -.012 -.171 .093 1.000 .126 1.000 .506
MINAT
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
1 (Constant) .388 3.621 .107 .915
SELF
EFFICACY .329 .109 .207 3.024 .003 .196 .328 .206 .995 1.005
LOCUS OF
CONTROL .066 .096 .048 .693 .490 .141 .079 .047 .985 1.015
SELF
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 885.826 3 295.275 46.188 .000a
Residual 485.861 76 6.393
Total 1371.688 79
a. Predictors: (Constant), SELF CONCEPT, SELF EFFICACY, LOCUS OF CONTROL
b. Dependent Variable: MINAT BERWIRAUSAHA
Model Summaryb
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .804a .646 .632 2.528 .646 46.188 3 76 .000 1.990
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Grafik Perkembangan Anggota KOPWAN Melati ... 6
4.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Usia... 56
4.2 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57
4.3 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangSelf Efficacy... 59 4.4 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangLocus of Control... 60 4.5 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangSelf Concept... 61 4.6 Grafik Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat Berwirausaha... 62
4.7 Grafik Normal Probability plot ... 68
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, yang saat ini
sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, maka akan bertambah pula kebutuhan
pangan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Memasuki
persaingan global saat ini masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan
masalah klasik yang menghinggapi negara-negara berkembang termasuk
Indonesia.
Sejak pergantian periode kepemimpinan ke periode kepemimpinan selanjutnya
hingga saat ini, masalah pengangguran dan kemiskinan selalu menjadi topik
utama yang selalu muncul. Beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang mencari
pekerjaan untuk memenuhi kebutan mereka. Mereka mencoba bekerja menjadi
karyawan suatu instansi yang mereka anggap sesuai dan cocok untuk mereka
kerjakan, namun hanya sebagian kecil yang berfikir untuk menciptakan lapangan
pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan lapangan pekerjaan
menyebabkan banyak orang yang mencoba menjadi karyawan, buruh, atau
menjual tenaganya begitu saja hanya sekedar mengharapkan imbalan jasa. Ini
2
berusaha mencari pekerjaan dengan segala cara untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat.
Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar
dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak
lagi berpikir untuk mempersiapkan diri menjadi calon karyawan yang mencari
pekerjaan. Dalam hal diatas kaum laki-laki mungkin akan lebih menjadi pilihan
untuk mendapatkan suatu persepsi lebih baik untuk dapat mengembangkan diri
menjadi wirausahawan, mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki,
tidak perlu mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau
bekerja pada instansi pemerintah. Kaum laki-laki dianggap sebagian besar
masyarakat sebagai seorang yang menentukan maju mundurnya perekonomian
suatu rumah tangga atau organisasi.
Berdasarkan momentum ini pemerintah mulai melakukan regulasi bagi
pemberdayaan perempuan ditandai dengan diundangkannya Inpres No.9/2000
tentang kesetaraan gender. Inpres ini mengisyaratkan bahwa dalam pembangunan
harus dimasukkan analisa gender pada program-program kerja dan seluruh
kegiatan instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, mulai dari
tahap perencanaan program, pelaksanaan program sampai monitoring dan
evaluasi program tersebut. Pengarusutamaan gender adalah salah satu strategi
pembangunan yang dilakukan dengan cara pengintegrasian pengalaman, aspirasi,
kebutuhan dan kepentingan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan,
3
dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Hal ini tentu
menjadi peristiwa penting bagi kaum perempuan untuk memperoleh kesetaraan
dan kesamaan akses dalam berbagai bidang. Inpres ini sangat penting karena
peran perempuan dalam pembangunan sering diabaikan, terutama di
negara-negara berkembang.
Posisi wanita dalam pembangunan selalu dibawah laki-laki. Padahal dengan
pemberdayaan perempuan, perempuan akan meningkatkan kemandiriannya.
Kemandirian yang dimiliki oleh seorang perempuan, misalnya dalam sektor
ekonomi, bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga. Regulasi ini digunakan
salah satu koperasi wanita di Lampung Utara menjadi dasar pijar bagi pengambil
kebijakan, khususnya ekonomi, bahwa kemudahan akses bagi kaum perempuan
untuk mandiri melalui kesetaraan dengan laki-laki dalam hal fasilitas wirausaha.
Ini dimaksudkan agar wanita lebih mandiri dan dapat membantu perekonomian
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, para kaum
perempuan diharapkan tidak hanya berdiam diri dirumah tanpa ada kegiatan yang
tentunya dapat lebih menguntungkan. Para wanita diharapkan dapat menjalankan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah realitas kehidupan ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas dapat dinilai bahwa masalah yang dihadapi adalah
kurangnya motivasi yang lebih mendasar dan spesifik sebagai indikator motivasi
dapat diterima. Faktor psikologis menjadi hal yang sangat penting untuk
menentukan seseorang berani mengambil pilihan untuk menjadi seorang
wirausahawan. Mereka harus dapat mengenali dahulu diri mereka sendiri berikut
4
semua kegiatan yang direncanakan akan sukses sesuai tujuan, dengan alasan
tersebut dilakukan penelitian lain yang lebih diarahkan pada faktor personal
(personality characteristic) peneliti, yaitu self-efficacy, locus of control dan self concept.
Penelitian yang dilakukan oleh Wilson et al (2007) yang Hasilnya menunjukkan
bahwa kaum perempuan memilikiself-efficacyyang lebih rendah dari kaum laki-laki di bidang matematika, keuangan, pembuatan keputusan, dan problem solving.
Padahal hal ini adalah faktor utama yang berhubungan dengan ketrampilan dan
keahlian lakilaki dan bahkan menjadi determinan dalam mendorong kesuksesan
sebagai seorang wirausaha. Hasil ini konsisten dengan Kickkul et al (2004) yang
menyatakan bahwa self-efficacy kaum laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Padahal, self-efficacy ini menjadi faktor penting bagi wirausaha dalam mengembangkan dan menguasai skill yang dibutuhkan dan pada akhirnya akan berdampak terhadap kesuksesan karir. Maka dapat diduga bahwa seseorang yang
memilikiself-efficacytinggi akan memiliki dorongan kinerja yang lebih baik pada semua bidang pekerjaan, termasuk di dalamnya pilihan karir (intensi) sebagai
wirausaha. Self-efficacy akan meningkatkan optimisme seseorang untuk selalu berubah lebih baik dan terus berusaha mencapai tujuan tertentu.
Locus of control mengandung arti seberapa jauh individu yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri (Robbin, 2006). Cenderung menganggap bahwa
keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Inti dari konsep ini adalah
5
menimbulkan reinforcement (penguatan) dalam membangun suatu usaha. Self concept adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Menurut Brian Tracy, self-concept memiliki tiga bagian utama yaitu
self ideal, self-Image, dan self esteemyang esmuanya berperan khusus dalam self concept. Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk kepribadian kita, menentukan apa yang biasa kita pikir, rasakan, dan lakukan,
serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada diri kita.
Masih kecilnya motivasi berwirausaha pada kaum wanita khususnya di kabupaten
Lampung Utara menjadi suatu tantangan publik yang harus dipecahkan, semakin
besar motivasi masyarakat untuk berwirausaha tentu akan mengangkat derajat
ekonomi masyarakat itu sendiri. Koperasi wanita di Lampung Utara yang pada
dasarnya bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya juga berfungsi
sebagai sarana peminjaman modal bagi para anggota koperasi dalam menunjang
usaha mereka, beranjak dari hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan adanya
koperasi wanita dapat menjadikan sebuah motivasi bagi kaum wanita untuk
berlomba-lomba menciptakan usaha baru atau mengembangkan usaha mereka,
dengan kata lain dengan adanya koperasi wanita di Lampung Utara dapat
menumbuhkan motivasi berwirausaha pada wanita khususnya para anggota
koperasi wanita. Beranjak dari hal tersebut terdapat suatu hal yang menarik untuk
diteliti, terdapat sebuah Koperasi Wanita di Lampung Utara, namun peran
koperasi yang ada masih belum efektif berjalan sesuai dengan tujuannya, yaitu
sebagai pembentuk wirausaha wanita yang mandiri. Hal ini dapat dilihat dari
6
Tabel 1.1 Data Perkembangan Anggota KOPWAN Melati
No Tahun pembukuan Jumlah Anggota Aktif
1 2008 401
2 2009 431
3 2010 486
4 2011 562
5 2012 787
Sumber: Data Tahunan KOPWAN Melati
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan anggota KOPWAN Melati
Lampung Utara dari lima tahun terakhir yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya, akan tetapi peningkatan tersebut masih kurang tinggi jika dibandingkan
dengan jumlah kaum wanita di Lampung Utara. Berikut disajikan grafik
perkembangan anggota KOPWAN Melati Lampung Utara:
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Anggota KOPWAN Melati
Sumber: Data Sekunder diolah
Melihat perkembangan grafik diatas anggota koperasi setiap tahunnya mengalami
peningkatan namun peningkatan tersebut masih kurang tinggi dalam kategori
kesadaran berwirausaha, hal ini mengidentifikasikan masih kecil minat
0 200 400 600 800 1000
2008 2009 2010 2011 2012
Perkembangan Anggota KOPWAN Melati
7
berwirausaha kaum wanita di Lampung Utara, harapan dari pihak koperasi bahwa
dengan adanya penyuluhan dan memberi motivasi yang positif bagi para kaum
perempuan melalui koperasi diharapkan akan menimbulkan kesadaran yang
positif akan pentingnya berwirausaha untuk dapat membantu perekonimian
keluarga menuju taraf yang lebih baik, Beranjak dari uraian diatas, maka
dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Self Efficacy, Locus Of Control (LOC), DanSelf ConceptTerhadap Minat Berwirausaha (studi pada anggota koperasi wanita MELATI di Lampung Utara)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. ApakahSelf Efficacyberpengaruh signifikan terhadap Minat Berwirausaha? 2. Apakah Locus Of Control berpengaruh signifikan terhadap Minat
Berwirausaha?
3. ApakahSelf Conceptberpengaruh signifikan terhadap Minat Berwirausaha? 4. Apakah Self Efficacy, Locus Of Control, dan Self Concept berpengaruh
signifikan terhadap Minat Berwirausaha?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh:
8
4. Self Efficacy, Locus Of Control, dan Self Concept terhadap Minat Berwirausaha.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
a. Bagi dunia akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada penambahan atau masukan baru bagi bidang SDM
khususnya dalam bidang motivasienterpreneurship.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi ilmu
pengetahuan, dan bisa dijadikan pedoman untuk penelitian-penelitian
selanjutnya dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi.
2. Aspek kompleks
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Wirausaha dan Kewirausahaan
Pengertian dan definisi wirausaha menurut para ahli. Sebelumnya ada baiknya
penulis bahas pengertian dari wirausaha itu sendiri. Wirausaha atau kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir
dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar
peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk
mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu
kreatifitas.
Dan berikut pengertian dan definisi kewirausahaan menurut beberapa para ahli ;
1. Peter F Drucker kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different) .
2. Arif F. Hadipranata wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang
diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan
financial ataupun non uang.
3. Thomas W Zimmerer kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan
keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan
10
4. Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur,
menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukannya dalam dunia usaha.
5. Andrew J Dubrin wirausaha yaitu seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who
founds and operates an innovative business).
6. Robbin&Coulter “Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled”. Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk
mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi
keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa
sumber daya yang saat ini dikendalikan.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
11
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan
menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam
melaksanakan usaha/kegiatan.
Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang
yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada
suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya
dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan
baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan
sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai
melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana
pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa
keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yakni :
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan.
Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan
12
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang
mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk
derajat kesuksesan usahanya.
2.2. Self Efficacy
Teori self-efficacy merupakan cabang dari Social Cognitive Theory yang dikemukakan oleh Bandura (1995) (juga biasa dikenal dengan Social Learning Theory). Teori kognitif sosial menurut Bandura (1995) menyoroti pertemuan yang kebetulan (chance encounters) dan kejadian tak terduga (fortuitous events) meskipun pertemuan dan peristiwa tersebut tidak serta merta mengubah jalan
hidup manusia. Cara manusia bereaksi terhadap pertemuan atau kejadian itulah
yang biasanya berperan lebih kuat dibanding peristiwa itu sendiri (Feist & Feist,
2008).
Beberapa asumsi awal dan mendasar dari teori kognitif sosial Bandura adalah
Learning Theory (teori pembelajaran) yang berasumsi bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun
berperilaku, dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari itu semua adalah adanya
pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences). Teori kognitif social Bandura juga mengambil sudut pandang manusia sebagai agen terhadap dirinya
sendiri, artinya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas
13
Bandura (1995) yakin bahwa manusia (human agency) adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif dan mengorganisasikan dirinya.
Selain itu, mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka
sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Oleh sebab itu, Bandura
(1995) memperkenalkan konsep self-efficacy. Bandura (1995) mendefinisikan
self-efficacy sebagai keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian
di lingkungannya. Sedangkan apabila self-efficacy diaplikasikan ke dalam dunia kerja, maka menurut Stajkovic & Luthans (1998),self-efficacydapat didefinisikan sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan
motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk berhasil
melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu.
Keyakinan efficacy dikatakan mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dan menginterpretasi suatu kejadian. Mereka yang memiliki self-efficacy yang rendah dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan dalam menghadapi
tantangan yang sulit akan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami
gejala negatif dari stres. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung untuk melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi
yang diberikan oleh kompetensi dan upaya yang cukup (Bandura, 1995).
Pandangan Hughes, Ginnett & Curphy (2009) melihatself-efficacyterdiri dari dua jenis, yaitu Positive self-efficacy dan Negative self-efficacy. Self-efficacy
dikatakan positif ketika keyakinan yang dimiliki bahwa seseorang percaya
14
Sedangkan, self-efficacy yang negatif ketika keyakinan yang dimiliki seseorang membuat dirinya lemah atau melemahkan dirinya sendiri. Penelitian
mengungkapkan bahwa orang yang secara sederhana percaya bahwa ia dapat
menyelesaikan suatu tugas tertentu dengan baik, seringkali mengerahkan usaha
yang cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya, orang yang memiliki
self-efficacyyang negatif seringkali menyerah dalam menghadapi kesulitan.
Menurut Feist & Feist (2008), manusia dapat memiliki self-efficacyyang tinggi di satu situasi namun rendah di situasi lain. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor
yang membentuk self-efficacy pada satu pribadi. Self-efficacy pribadi itu didapatkan, dikembangkan atau diturunkan melalui satu atau lebih dari kombinasi
empat sumber berikut (Bandura, 1997):
1. Pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences)
Sumber yang paling kuat atau berpengaruh bagi self-efficacy adalah pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences), yaitu kinerja yang sudah dilakukan di masa lalu (Bandura dalam Feist & Feist,
2008). Biasanya, kesuksesan suatu kinerja akan membangkitkan harapan
terhadap kemampuan diri untuk mempengaruhi hasil yang diharapkan,
sedangkan kegagalan cenderung merendahkannya (Feist & Feist, 2008).
Dalam pekerjaan, menurut Gist & Mitchell (dalam Avey, Luthans & Jensen,
2009) keberhasilan dalam melakukan suatu tugas (performa/kinerja)
15
ekspetasinya menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, kinerja seseorang dalam
melakukan suatu tugas akan sangat mempengaruhiself-efficacy. 2. Pemodelan sosial (social modeling)
Social modelingatau pemodelan sosial, yaitu berbicara mengenai pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences) yang disediakan atau dilakukan oleh orang lain. Self-efficacy akan meningkat ketika seseorang mengamati pencapaian orang lain yang setara kompetensinya, tetapi akan
menurun ketika melihat kegagalan seorang rekan kerja (Feist & Feist, 2008).
Menurut Bandura (1977); Gist & Mitchell (1992), social modeling adalah pemodelan perilaku orang lain yang telah berhasil menyelesaikan suatu tugas.
Dengan mengamati atau mengobservasi orang lain yang berhasil
menyelesaikan tugasnya, observer dapat meningkatkan atau memperbaiki
performancemereka (dalam Avey, Luthans & Jensen, 2009). 3. Persuasi sosial (social persuasion)
Menurut Bandura (1997), self-efficacy dapat juga diraih atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Efek persuasi sosial agak terbatas, namun apabila
dalam kondisi yang tepat akan sangat berdampak dalam meningkatkan atau
menurunkan self-efficacy. Kondisi yang dimaksud ialah seseorang harus
percaya kepada sang ‘pembicara’ (persuader). Bandura (1986) berhipotesis bahwa efek sebuah nasihat bagi self-efficacy berkaitan erat dengan status dan otoritas dari pemberi nasihat (dalam Feist & Feist, 2008). Social persuasion
terjadi ketika seseorang memberitahu kepada seorang individu bahwa mereka
16
persuasion yaitu; dorongan verbal, coaching dan menyediakan performance feedback(Bandura dalam Avey, Luthans & Jensen, 2009).
4. Kondisi fisik dan emosi (physical and emotional states) (dalam Feist & Feist, 2008)
Sumber terakhir dari self-efficacy adalah kondisi fisik dan emosi (Bandura, 1997). Emosi yang kuat biasanya menurunkan tingkat performa/kinerja
seseorang. Ketika mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan
tingkat stress yang tinggi, seseorang akan memiliki self-efficacyyang rendah. Bagi beberapa psikoterapis sudah lama menyadari bahwa
pereduksian/pengurangan rasa cemas atau peningkatan relaksasi fisik dapat
meningkatkan kinerja (dalam Feist & Feist, 2008).
Keempat sumber self-efficacy tersebut digunakan untuk menentukan apakah seseorang dikatakan kompeten atau mampu melakukan perilaku tertentu
(Friedman & Schustack, 2008). Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa melalui
keempat sumber self-efficacytersebut seorang wirausaha dikatakan dapat berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan atau dengan kata lain keempat informasi
tersebut menjadi indikator dalam menggambarkan self-efficacy seorang wirausaha.
2.3. Locus of control(LOC)
Konsep Locus of control didasarkan pada teori belajar sosial. Menurut Kustini (2005) mengungkapkan bahwa Locus of control adalah salah satu aspek kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu, yang pada dasarnya menunjukkan
17
yang terjadi pada dirinya. Menurut Robbins (2007) Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka
sendiri. Teori ini menyatakan bahwa pilihan-pilihan yang dijatuhkan individu
berasal dari berbagai potensi perilaku yang mungkin atau tersedia baginya.
Locus of control merupakan suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control mengarah pada suatu ukuran yang menunjukkan bagaimana seseorang memandang kemungkinan adanya hubungan antara perbuatan yang dilakukan
dengan akibat atau hasil yang diperoleh. Jadi, Locus of control adalah persepsi seseorang terhadap keberhasilan ataupun kegagalannya dalam melakukan
berbagai kegiatan dalam hidupnya. Menurut Rotter (1996) dalam kajiannya Locus of controldibedakan menjadi dua orientasi, yaitu:
a. Locus of controlInternal
Locus of control internal adalah Individu yang percaya bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada diri mereka,
dikatakan memiliki Locus of control internal. Individu dengan Locus of control internal mempunyai persepsi bahwa lingkungan dapat dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan
keinginannya, termasuk dalam menerapkan hasil pelatihan yang diperoleh ke
dalam pekerjaannya. Karena individu merasa dapat mengontrol dirinya sendiri
maka ada kecenderungan mempunyai keyakinan yang tinggi bahwa mereka
mampu dalam menyerap isi program pelatihan sehingga selanjutnya dapat
menerapkan hasil pelatihan tersebut ke dalam pekerjaan. Faktor internal
18
tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan bekerja, kepercayaan
diri dan kegagalan kerja individu bukan disebabkan karena hubungan dengan
mitra kerja.
b. Locus of controlEksternal
Individu yang berkeyakinan bahwa apa pun yang terjadi pada diri mereka
dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan atau kesempatan,
dikatakan sebagai individu yang memilikiLocus of controleksternal. Individu dengan Locus of control eksternal tinggi cenderung akan pasrah terhadap apa yang menimpa dirinya tanpa usaha untuk melakukan perubahan, sehingga
cenderung untuk menyukai perilaku penyesuaian diri terhadap lingkungan
agar tetap bertahan dalam situasi yang ada. Faktor eksternal individu yang di
dalamnya mencakup nasib, takdir, keberuntungan, orang lain yang berkuasa,
mereka sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka,
nasib, keadaan dirinya, atau kekuatan-kekuatan lain diluar kekuasaannya.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahaan pada Locus of control
individu yaitu:
1. Usia
Anak yang masih kecil dan belum mandiri akan cenderung memilikiLocus of control eksternal karena rasa ketergantungan pada orang dewasa masih tinggi. Namun, sering bertambahnya usia dan rasa ketergantungan yang
19
2. Lingkungan yang dihadapi
Kecenderungan Locus of control pada pengusaha yang baru masuk kedalam pasar adalah ekternal. Sedangkan bagi wirausaha yang telah
menjalani usahanya cukup lama,Locus of controlcenderung internal. 3. Pelatihan
Dari hasil penelitian terhadap pengusaha ditemukan bahwa mereka yang
sering mengikuti pelatihan kewirausahaan dan sejenisnya dapat
mempengaruhi Locus of control pengusaha yang lebih internal dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengikuti pelatihan.
2.4. Konsep Diri (Self Concept)
Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) menyatakan bahwa konsep
diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Brook dalam
Ritandiyono & Retnaningsih (2005) mengatakan bahwa konsep diri merupakan
persepsi mengenai diri sendiri, baik bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang
diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain.
Manning (2007) menjelaskan konsep diri adalah pandangan seseorang tentang
kompetensi atau kemampuan dirinya dalam bidang akademik atau non akademik
(seperti olahraga, sosial, dll). Mead dalam Epstein (2003) menyatakan bahwa
konsep diri adalah perasaan, pandangan, dan penilaian individu mengenai dirinya
yang didapat dari hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas konsep diri merupakan pandangan menyeluruh tentang
diri sendiri baik mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip
20
interaksinya dengan orang lain yang dapat membantu seseorang atau individu
dalam mengaktualisasikan diri secara bebas dan bertanggungjawab dalam
mencapai suatu tujuan seperti apa yang diharapkan. Pengenalan diri dalam
berwirausaha melalui konsep diri ini berguna untuk mengenali lingkungan,
melihat peluang serta menggunakan sumber daya guna memanfaatkan peluang
tersebut dalam batas resiko yang tertanggungkan untuk mencapai nilai tambah.
Mead dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) menyebutkan bahwa konsep diri
merupakan produk sosial, yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman
psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisik dan
refleksi dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya. Banyak
faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, yaitu:
1. Peran orang tua
Ketika masih kecil, orang yang penting bagi seorang anak adalah orang tua
dan saudara-saudaranya yang tinggal serumah. Merekalah yang
pertama-tama menanggapi perilaku anak, sehingga secara perlahan-lahan
terbentuklah konsep diri anak konsep diri yang tinggi pada anak dapat
tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan
tenggang rasa tinggi antar anggota keluarga.
2. Peran faktor sosial
Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan
orang-orang di sekitarnya, apa yang dipersepsikan seseorang-orang tentang dirinya,
tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang disandang orang
21
3. Belajar
Konsep diri merupakan produk belajar, proses belajar ini terjadi setiap hari
dan umumnya tidak disadari oleh individu. Belajar disini bisa diartikan
sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi sebagai
konsekuensi dari pengalaman (Calhoun dalam Ritandiyono &
Retnaningsih, 2005).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses untuk
membentuk konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
orang-orang terdekat (faktor pelaku), sosial dan faktor belajar. Adapun komponen
dari konsep diri menurut Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005)
mengatakan konsep diri memiliki tiga komponen utama, yaitu:
1. Komponenperceptual
Komponen perceptual, yaitu image seseorang mengenai penampilan fisiknya dan kesan yang ditampilkan pada orang lain.
2. Komponen konseptual
Komponen konseptual, yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik
khusus yang dimiliki, baik kemampuan dan ketidak mampuannya, latar
belakang serta masa depannya.
3. Komponen sikap
Komponen sikap, yaitu perasaan seseorang tentang diri sendiri, sikap
terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa dapan, sikap terhadap
22
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam konsep diri yang
terbentuk pada seseorang terdapat di dalamnya komponen dimana individu
tersebut memandang dirinya secaraperceptual, konseptual, dan sikap.
Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) membagi konsep diri menjadi
dua macam yaitu: Pertama,konsep diri yang sebenarnya, ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dirinya. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, yang
ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungannya dengan orang lain, dan
apa yang menjadi reaksi orang lain. Kedua, konsep diri ideal, ialah gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya. Macam
konsep diri mencakup citra fisik maupun citra psikologis. Citra fisik diri biasanya
terbentuk pertama dan berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tariknya dan
kesesuaian dengan jenis kelaminnya dan pentingnya berbagi bagian tubuh untuk
perilaku dan harga diri anak dimata orang lain. Citra psikologis ini terdiri atas
kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan,
kepercayaan diri serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat dua
aspek konsep diri, yaitu fisik dan psikologis. Aspek fisik tersebut berhubungan
dengan keadaan tubuh dan penampilan individu, sedangkan aspek psikologis
berhubungan dengan harga diri, rasa percaya diri, dan kemampuan
23
2.5. Minat Berwirausaha
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. (Winkel,1989). Menurut Loekmono (1994) mengungkapkan bahwa
minat dapat diartikan kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk
memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang
tertentu. Minat merupakan salah satu hal ikut menentukan keberhasilan seseorang
dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatanlain. Minat pada suatu
bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu. Minat
merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dariperasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan-kecenderungan lain
yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu (Mappiare, 1982).
Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan minat wirausaha adalah
keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras
dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar
dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya.
Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus
melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha.
Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat
sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat
bagi dirinya. Santoso (1939) menegaskan minat berwirausaha adalah keinginan,
24
berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan
resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami.
Menurut uraian tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah
kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha
yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan
mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.
Darpujiyanto (2010) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari
dalam diri individu itu sendiri. Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor
intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang
maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat
digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh
pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk
berwirausaha.
2. Harga diri
Harga diri menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati
orang lain. Berwirausaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri
seseorang karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh
25
orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan
menimbulkan seseorang berminat untuk berwirausaha.
3. Perasaan senang
Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tangggapan
perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara
orang yang satu dengan yang lain. Rasa senang berwirausaha akan
diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang
wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang wirausaha akan
menimbulkan minat berwirausaha.
Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah sebagai
berikut:
1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya
kepribadian. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga
memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan
aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan Masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan
keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun di kawasan lain.
3. Peluang
Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
26
memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan minat wirausaha adalah keinginan,
ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan
adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan
yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Selain itu, minat
wirausaha meliputi sikap umum terhadap wirausaha, kesadaran spesifik untuk
menyukai wirausaha, merasa senang dengan wirausaha, wirausaha mempunyai
arti atau penting bagi individu, adanya minat intrinsik dalam wirausaha.
2.6. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1. Mahesa (2012) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor
motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha, menyimpulkan bahwa
variabel toleransi akan resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha, dan
keinginan untuk bebas bekerja memiliki pengaruh positif terhadap minat
mahasiswa untuk berwirausaha.
2. Firda (2011) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Motivasi , Self Efficacy Dan Locus OfControl (LOC) Terhadap Minat Berwirausaha.
Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi dan self efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
3. Sumarno (2012) melakukan penelitian pada siswa kelas XII SMKN 1
27
Kerja, Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan, dan Konsep Diri Terhadap
Minat Berwirausaha, menyatakan bahwa ketiga variabel dependen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha.
Berikut ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi referensi
penelitian yang akan dilakukan antara lain:
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) Judul penelitian Hasil
1 Mahesa (2012) analisis faktor-faktor
motivasi yang
2 Firda (2011) Pengaruh Motivasi ,Self
EfficacyDanLocus
3 Sumarno(2012) Pengaruh Prestasi Praktik
28
2.7. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini kerangka pemikiran teoritisnya menggambarkan tentang
pengaruh dari self efficacy, locus of control, dan self concept terhadap minat berwirausaha. Self-efficacy adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan
untuk berhasil melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu. Keyakinan
efficacy dikatakan mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dan menginterpretasi suatu kejadian. Mereka yang memiliki self-efficacy yang rendah dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan dalam menghadapi
tantangan yang sulit akan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami
gejala negatif dari stres. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung untuk melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi
yang diberikan oleh kompetensi dan upaya yang cukup, Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka
sendiri. Teori ini menyatakan bahwa pilihan-pilihan yang dijatuhkan individu
berasal dari berbagai potensi perilaku yang mungkin atau tersedia baginya
(Robbins 2006), sementara self conceptadalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.
Berdasarkan pengertian dari ketiga variabel diatas maka dalam penelitian ini
hubungan self efficacy, locus of control dan, self concept terhadap minat berwirausaha lebih ditekan dari bagaimana seseorang menjadikan berwirausaha
sebagai sebuah tantangan berdasar pada diri mereka sendiri. Dalam hal ini juga
29
memulai berwirausaha, serta bagaimana kecocokan seorang individu
menggambarkan diri mereka sendiri.
2.8. Model Kerangka Pemikiran
2.9. Perumusan Hipotesis
Merujuk pada uraian di atas yang selanjutnya digambarkan dalam model kerangka
pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha1 :Self efficacyberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
H01 :Self efficacytidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
Ha2 :Locus of controlberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
H02 :Locus of control tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha. Self Efficacy
Self Concept Locus Of Control(LOC)
30
Ha3 :Self conceptberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.
H03 :Self concepttidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha
Ha4 :Self efficacy, locus of control, dan self concept berpengaruh signifikan
terhadap minat berwirausaha.
H04 : Self efficacy, locus of control, dan self concept tidak berpengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikatnya, serta mengetahui bagaimana hubungan itu terjadi.
3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (1996) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,
sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Wanita Melati Lampung Utara.
Menurut Roscoe (1975) memberikan pedoman penentuan besarnya sampel
penelitian, yaitu jumlah sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah
tepat untuk kebanyakan penelitian. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai
10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Berdasarkan
pendapat di atas, jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini minimal
32
20). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Wanita Melati
yang berwirausaha.
Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah purposive sampling. Pada prinsipnya purposive sampling memilih sampel dari kelompok sasaran tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan
dan termasuk dalam kriteria tertentu. Mengingat sampel yang dibutuhkan harus
memenuhi satu kriteria, yaitu sampel merupakan anggota Koperasi Wanita Melati
yang berwirausaha, berdasarkan kriteria tersebut maka teknik purposive sampling
dianggap sesuai.
3.3 Definisi Konseptual Variabel
Menurut Indrianto dan Supomo (1999) pengertian konseptual adalah penjelasan
mengenai arti suatu konsep. Definisi ini menunjukkan bahwa teori merupakan
kumpulan construct atau konsep (concept), definisi (definition), dan proporsi (proposition) yang menggambarkan suatu fenomena yang terjadi secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel.
1. Self-efficacy
Self-efficacy adalah keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan
kejadian-kejadian di lingkungannya (Bandura, 2001), sedangkan apabila self-efficacy diaplikasikan ke dalam dunia kerja, maka menurut Stajkovic & Luthans (1998) adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk
mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan