• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF EFFICACY, LOCUS OF CONTROL (LOC), DAN SELF CONCEPT TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Pada Koperasi Wanita Melati di Lampung Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SELF EFFICACY, LOCUS OF CONTROL (LOC), DAN SELF CONCEPT TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Pada Koperasi Wanita Melati di Lampung Utara)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Influence of Self-Efficacy, Locus Of Control (LOC), and Self Concept Of Entrepreneurship Interests

(Studies in Women Cooperative members MELATI North Lampung)

By

ZAKKI MUBAROK

The purpose of this study was to determine the effect of self-efficacy , locus of control , and self concept to the Interests entrepreneurship . entrepreneurial interest is the desire , interest and willingness to work hard or strong-willed with the focusing of attention to trying to make ends meet without fear of the risks to be faced , constantly learning from failures , as well as develop the business he created . Interest in entrepreneurship is not only the desire of the self alone but must look forward to the potential of setting up a business . Analysis using Multiple Linear Regression using SPSS 17.0 analysis tool for Windows . Partial results of the study showed that self-efficacy and self- concept significantly influence interest in entrepreneurship the value of t test 3.024 and 11.528 . While the locus of control of the interest in entrepreneurship there is no significant effect the value of the t test 0.639 . Results of test F ( Simultaneous ) there is a significant result between the variables efficacy , locus of control and self-concept of the Interests entrepreneurship by Ftestvalue 277.983 > 3.115.

(2)

ABSTRAK

PengaruhSelf Efficacy, Locus Of Control(LOC), DanSelf ConceptTerhadap Minat Berwirausaha

(Studi pada anggota Koperasi Wanita MELATI Lampung Utara)

Oleh

ZAKKI MUBAROK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh self efficacy, locus of control, dan self concept terhadap Minat Berwirausaha. minat wirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda dengan menggunakan alat analisis SPSS 17.0for Windows. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa self efficacy

danself conceptberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha dengan nilai thitung3.024 dan 11.528. Sedangkan locus of control terhadap minat berwirausaha

terdapat pengaruh yang tidak signifikan dengan nilai thitung0,693. Hasil dari Uji F

(Simultan) terdapat hasil yang signifikan antara variabel self efficacy, locus of control dan self conceptterhadap Minat Berwirausaha dengan nilai Fhitung > Ftabel

yaitu 277.983 > 3.115.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada 05 Mei 1990 merupakan anak keempat dari empat bersaudara buah cinta pasangan Bapak M.Kalimi dan Ibu Qomariah.

Pada tahun 1995 penulis pertama kalinya duduk di bangku sekolah yaitu TK Tunas Harapan setahun kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di bangku Sekolah Dasar SDN 5 Kelapa Tujuh, Kotabumi. Pada tahun 2002 penulis menyelesaikan masa studi di bangku Sekolah Dasar dan melanjutkan ke SMP Negeri 07 Kotabumi, di tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di MAN 1 Kotabumi hingga lulus tahun 2008 dan pada tahun 2008 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

(8)

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas rahmat dan hidayah yang diberikan Allah Swt.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Ayah dan Ibu ku tersayang

Bpk. M. Kalimi

Ibu Qomariah

Kakak-kakak yang ku sayangi dan

kubanggakan

Sulis Tyaningsih

Ida Mulyaning Jati

Ayu Triastuti

(9)

Anda tidak bisa mengubah orang lain, Anda harus menjadi

perubahan yang Anda harapkan dari orang lain

(Mahatma Gandhi)

Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah putus asa,

Dan betapa banyak kegembiraan yang datang setelah kesusahan.

Siapa yang berbaik sangka pada Pemilik Arasy,

Dia akan memetik manisnya buah yang dipetik di tengah-tengah pohon berduri.

(La Tahzan)

Jangan mengeluh meminta bukti atas do a kita, akan tetapi

buktikan kesungguhan atas do a kita.

(10)

SANWACANA

Alhamduliilahi Rabbil Alamiin Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT

karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya lah Penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa Penulis haturkan pada junjungan Nabi

besar Rasulullah SAW.

Skripsi yang berjudul “PengaruhSelf Efficacy,Locus of Control (LOC), danSelf Concept Terhadap Minat Berwirausaha (Studi pada Koperasi Wanita Melati di Lampung Utara)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Pada kesempatan ini Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu

hingga selesainya skripsi ini, diantara lain:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan FISIP Unila.

2. Bapak DR. Suripto, S.Sos, M.AB. selaku Ketua Jurusan Administrasi Bisnis,

dan sekaligus menjadi Dosen Penguji atas kesediannya untuk meluangkan

waktu memberikan bimbingan, saran, kritik, dan ilmu yang bermanfaat serta

motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini

3. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos.,M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Administrasi

(11)

4. Bapak Drs. A Effendi, M.M.. selaku Pembimbing Utama atas kesediannya untuk meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, kritik, dan ilmu

yang bermanfaat serta motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini

5. Bapak Deddy Aprilani,. S.A.N., M.A. selaku Pembimbing Pembantu atas

kesediannya atas kesediannya untuk meluangkan waktu memberikan

bimbingan, saran, kritik, dan ilmu yang bermanfaat serta motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Sigit Prasetyo, S.A.N selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh dosen Jurusan Administrasi Bisnis yang selama ini telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Kepada seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Unila yang telah

banyak membantu penulis.

9. Kedua orang tuaku tercinta, Terimakasih atas segala pengorbanan yang

kalian berikan untuk membesarkan dan mendidikku dengan penuh kesabaran

dan kasih sayang hingga aku menjadi seperti saat ini walaupun aku sering

mengecewakan. Terus menjadi yang terhebat ya Pa’e dan Bu’e, jangan lelah

membimbingku dan mendo;akanku.

10. Kepada kakak-kakakku Mba.Sulis, Mba.Ida, dan Mba.Ayu, terimakasih

sudah support aku, bantu kasih nasehat, masukan, dan kasih sayang kalian

kepada adikmu yang menyebalkan ini.

11. Kepada Dulur-dulur lanang yang udah ingetin aku dengerin keluh kesah aku.

Lek Didit yang keberatan perut, Paksu Dam cikwo, Rama Lukika Hartono

bapaknya Alif, Dodi dan Dulur Jonika Alumni Universitas Brawijaya yang

(12)

udah bantu kesulitan-kesulitan aku, juga jadi pendengar saat aku butuh teman

share dan ngeluapin keluh kesah. Selalu tetap jadi kalian yang seperti ini.

12. Terima Kasih kepada teman seperjuangan Afni Syahro yang udah bantu

skripsi ini di awal, makasih banyak ya bra, makasih juga udah sering

dengerin curhat gue, udah sering ingetin gue, udah anggap gue lebih dari

sekedar teman biasa. Buat M.Ridwan Faris teman dekat pertama kali

dikampus yang udah jadi sahabat,saudara dan sekaligus bapak rumah tangga

yang sering masakin gue, loe sedikit banyak udah ngasih pencerahan untuk

jadi manusia yang lebih baik kedepannya. Nanda Fernando yang ngeselin

plus item yang perhatian bingit dan ga bosen nyuport. Makasih buat kalian,

buat kesan indah, haru, suka cita, dan saling berbagi. Semoga kita tidak

saling melupakan. Amin.

13. Buat temen-temen satu kost Belly geseng yang sekaligus jadi teman

seperjuangan saat skripsi, Oki hidung tomat yang doyan maen poker, Yudi

manusia kucing yang setengah homo, terimakasih kalian sudah menjadi

warna tersendiri dalam keseharian gue, ngehibur gue saat galau. Semoga

kedepannya kita bisa menjadi manusi yang lebih baik untuk kehidupan yang

lebih baik. Amin.

14. Kepada teman seangkatan Bisnis 08: Ferdyan mantan ketum yang gak

seberapa “sukses ya bra usahanya”, Fandi Perdamen koplak “penebar

pesona kewanita”, lek Ghoibi, Rama, Syaiful, Dirga, Ayu, Tegar, Dendi,

Udo, Ariandi, Rico, Hermanto (Alm), Kukuh, Arif, dan seluruh angkatan

(13)

kebersamaan yang sempat terjalin meski pada ahirnya kalian lebih dahulu

meninggalkanku.

15. Shendy Nistia Putri Jayanegara, yang telah mengajarkanku banyak hal dalam

hidup ini. Terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan serta motivasi

yang telah diberikan dulu,dan masih berkesan sampai saat ini.“Makasih ya atu udah pernah mengisi hari-hari ku saat itu,do’a terbaikku selalu ada

untukmu. “

16. Untuk beberapa angkatan 09 yang cukup berkesan: May Roni yang ikut andil

dalam penyelesaian skripsi ini,Alfred,Aziz,Belly yang udah gue sering

sibukin sampe kesel, Raja Hot (Semangat ya Ja,tetep Kuat!!!) makasih ya

semua Adik-adik.

17. Kepada para Senior,adik-adik yang sering ngebully saat dikampus dan

seluruh keluarga besar ABI yang tidak dapat disebutkan satu persatu

terimakasih atas kekeluargaan yang kalian ciptakan dalam kebersamaan yang

singkat dan cukup terbatas.

18. Almamaterku tercinta.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 09 September 2014 Penulis,

(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha dan Kewirausahaan ... 9

2.2 Self Efficacy... 12

2.3 Locus of Control(LOC) ... 16

2.4 Self Concept... 19

2.5 Minat Berwirausaha ... 23

2.6 Penelitian Terdahulu ... 26

2.7 Kerangka Pemikiran... 27

2.8 Model Kerangka Pemikiran ... 29

(15)

xv BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.3 Definisi Konseptual Variabel ... 32

3.4 Definisi Operasional Variabel... 35

3.5 Deskripsi Data ... 36

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.7 Skala Pengukuran Data ... 37

3.8 Instrumen Penelitian... 38

3.9 ValiditasdanRealibilitas... 38

3.9.1 UjiValiditas... 39

3.9.2 UjiReliabilitas ...40

3.10 Teknik Analisis Data... 41

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 42

3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 42

3.10.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 43

3.10.4 Pengujian Hipotesis... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.1.1 Sejarah Koperasi Wanita Melati ... 49

4.1.2 Visi dan Misi Koperasi Wanita Melati ... 50

4.2 Pre Test... 52

4.2.1 UjiValiditas... 52

4.2.2 UjiReliabilitas... 54

4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.3.1 Deskripsi Umum Responden... 55

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden ... 58

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 67

4.4.2 Uji Hipotesis ... 71

4.5 Pembahasan... 74

4.5.1 PengaruhSelf Efficacyterhadap Minat Berwirausaha .... 74

4.5.2 PengaruhLocus of Controlterhadap Minat Berwirausaha . ...75

(16)

xvi

4.5.4 PengaruhSelf Efficacy, Locus of Control,danSelf Concept

Terhadap Minat Berwirausaha... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Perkembangan Anggota KOPWAN Melati ... 6

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Definisi Operasional variabel ... 35

3.2 Instrumen Skala Likert ... 38

3.3 Pengujian Validitas ... 40

3.4 Pengujian Reliabiitas ... 41

3.5 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 48

4.1 Susunan Pengurus, Pengawas, dan Pengelola ... 52

4.2 Pengujian Validitas ... 53

4.3 Pengujian Reliabiitas ... 55

4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

4.5 Nilai Tolerance dan VIF ... 70

4.6 Hasil Uji T... ... 71

4.7 Hasil Uji F... ... 72

(18)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

No.

KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat,

Saya Zakki Mubarok,Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi mengenaiPengaruhSelf Efficacy, Locus Of Control(LOC), DanSelf Concept

Terhadap Minat Berwirausaha (studi pada anggota koperasi wanita MELATI di Lampung Utara). Untuk itu, saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.

Informasi yang diterima dari kuesioner ini dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Saya berharap Saudara/i objektif dalam memberikan jawaban sehingga hal ini akan membantu penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama Saudara/i responden saya mengucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisisan:

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai menurut pendapat anda dengan mengunakan tanda (√)pada salah satu pilihan dan kolom yang tersedia.

A. Identitas Responden

Usia : a. 25 - 30 tahun c. 37 - 42 tahun

b. 31 - 36 tahun d.≥43 tahun

Pekerjaan Utama :

Penhasilan perbulan (jika anda PNS) :

Lama menjadi pengelola Koperasi Wanita Melati (jika anda sebagai pengurus Koperasi):

a. 1-3 tahun b. 4-6 tahun c.≥ 7 tahun

Lama menjadi anggota Koperasi Wanita Melati (jika anda sebagai anggota Koperasi):

a. 1-3 tahun b. 4-6 tahun c.≥ 7 tahun

Lama anda menjalankan wirausaha:

(19)

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

N : Netral

B. Minat Berwirausaha

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Menurut saya berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan hidup

2. Dengan berwirausaha saya dapat memenuhi kebutuhan pokok saya/keluarga

3. Berwirausaha merupakan keinginan yang ingin dicapai 4. Dengan berwirausaha saya bisa

menjadi lebih mandiri 8. Saya berwirausaha karena ada

kesempatan membuka usaha 9. Saya sering bercerita kepada orang lain tentang usaha saya

C. Self Efficacy

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya telah memiliki pengalaman berwirausaha sebelumnya 2. Saya mengetahui keuntungan

dan resiko berwirausaha

3. Saya takut berwirausaha karena sudah melihat orang lain gagal 4. Saya ingin berwirausaha karena

melihat orang yang telah sukses 5. Berwirausaha saya lakukan

karena nasehat dari orang yang telah sukses

(20)

gagal seperti yang lainnya 7. Dapat mengendalikan emosi

merupakan tantangan dari berwirausaha

D. Locus Of Control

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Usia saya saat ini merupakan usia yang mengharuskan saya berwirausaha

2. Usaha saya mampu diterima dengan baik oleh lingkungan 3. Dalam berwirausaha saya yakin

dengan lingkungan yang saya hadapi

4. Saya yakin sukses berwirausaha karena telah mengikuti pelatihan kewirusahaan

E. Self Concept

No Pernyataan STS TS N S SS

1. Orang tua saya selalu mengajarkan tentang berwirausaha

2. Keluarga saya mendukung saya untuk berwirausaha

3. Interaksi sosial mendorong saya untuk berwirausaha

4. Saya menjalani usaha secara turun menurun

5. Berwirausaha merupakan pelajaran yang diperoleh dari pengalaman

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasSelf Efficacy

SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7

SELF

EFFICACY

SE1 1.000 .453 -.076 .026 .017 -.346 .068 .379

SE2 .453 1.000 .100 .056 -.005 -.054 .009 .529

SE3 -.076 .100 1.000 .308 .106 .194 .064 .587

SE4 .026 .056 .308 1.000 -.028 .066 .011 .431

SE5 .017 -.005 .106 -.028 1.000 .027 -.102 .408

SE6 -.346 -.054 .194 .066 .027 1.000 -.157 .238

SE7 .068 .009 .064 .011 -.102 -.157 1.000 .326

SELF

EFFICACY .379 .529 .587 .431 .408 .238 .326 1.000

Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasLocus of Control (LOC)

(27)

Inter-Item Correlation Matrix

LOC1 LOC2 LOC3 LOC4

LOCUS OF

CONTROL

LOC1 1.000 -.059 -.035 -.125 .218

LOC2 -.059 1.000 .718 .749 .863

LOC3 -.035 .718 1.000 .858 .899

LOC4 -.125 .749 .858 1.000 .881

LOCUS OF CONTROL .218 .863 .899 .881 1.000

Hasil Uji Reliabilitas dan ValiditasSelf Concept

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.642 .586 6

Inter-Item Correlation Matrix

SC1 SC2 SC3 SC4 SC5

SELF

CONCEPT

SC1 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .406

SC2 .069 1.000 -.168 .139 .220 .632

SC3 .132 -.168 1.000 .238 -.134 .365

SC4 -.116 .139 .238 1.000 .257 .538

SC5 -.176 .220 -.134 .257 1.000 .462

(28)

Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Minat Berwirausaha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized

Items N of Items

.675 .668 10

Inter-Item Correlation Matrix

MB1 MB2 MB3 MB4 MB5 MB6 MB7 MB8 MB9

MINAT

BERWIRA

USAHA

MB1 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .011 .126 1.000 .126 .580

MB2 .069 1.000 -.168 .139 .220 .330 -.173 .069 -.173 .391

MB3 .132 -.168 1.000 .238 -.134 -.016 .065 .132 .065 .290

MB4 -.116 .139 .238 1.000 .257 .425 -.012 -.116 -.012 .386

MB5 -.176 .220 -.134 .257 1.000 .315 -.171 -.176 -.171 .220

MB6 .011 .330 -.016 .425 .315 1.000 .093 .011 .093 .531

MB7 .126 -.173 .065 -.012 -.171 .093 1.000 .126 1.000 .506

MB8 1.000 .069 .132 -.116 -.176 .011 .126 1.000 .126 .580

MB9 .126 -.173 .065 -.012 -.171 .093 1.000 .126 1.000 .506

MINAT

(29)

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

1 (Constant) .388 3.621 .107 .915

SELF

EFFICACY .329 .109 .207 3.024 .003 .196 .328 .206 .995 1.005

LOCUS OF

CONTROL .066 .096 .048 .693 .490 .141 .079 .047 .985 1.015

SELF

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 885.826 3 295.275 46.188 .000a

Residual 485.861 76 6.393

Total 1371.688 79

a. Predictors: (Constant), SELF CONCEPT, SELF EFFICACY, LOCUS OF CONTROL

b. Dependent Variable: MINAT BERWIRAUSAHA

Model Summaryb

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .804a .646 .632 2.528 .646 46.188 3 76 .000 1.990

(30)
(31)
(32)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Grafik Perkembangan Anggota KOPWAN Melati ... 6

4.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Usia... 56

4.2 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

4.3 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangSelf Efficacy... 59 4.4 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangLocus of Control... 60 4.5 Grafik Distribusi Jawaban Responden TentangSelf Concept... 61 4.6 Grafik Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat Berwirausaha... 62

4.7 Grafik Normal Probability plot ... 68

(33)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, yang saat ini

sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, maka akan bertambah pula kebutuhan

pangan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Memasuki

persaingan global saat ini masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan

masalah klasik yang menghinggapi negara-negara berkembang termasuk

Indonesia.

Sejak pergantian periode kepemimpinan ke periode kepemimpinan selanjutnya

hingga saat ini, masalah pengangguran dan kemiskinan selalu menjadi topik

utama yang selalu muncul. Beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang mencari

pekerjaan untuk memenuhi kebutan mereka. Mereka mencoba bekerja menjadi

karyawan suatu instansi yang mereka anggap sesuai dan cocok untuk mereka

kerjakan, namun hanya sebagian kecil yang berfikir untuk menciptakan lapangan

pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan lapangan pekerjaan

menyebabkan banyak orang yang mencoba menjadi karyawan, buruh, atau

menjual tenaganya begitu saja hanya sekedar mengharapkan imbalan jasa. Ini

(34)

2

berusaha mencari pekerjaan dengan segala cara untuk memenuhi kebutuhan yang

meningkat.

Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan bahan pemikiran, bagaimana agar

dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat menampung karyawan, tidak

lagi berpikir untuk mempersiapkan diri menjadi calon karyawan yang mencari

pekerjaan. Dalam hal diatas kaum laki-laki mungkin akan lebih menjadi pilihan

untuk mendapatkan suatu persepsi lebih baik untuk dapat mengembangkan diri

menjadi wirausahawan, mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekerjaan

sendiri yaitu dengan bekerja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki,

tidak perlu mengandalkan untuk mendapatkan pekerjaan dari orang lain atau

bekerja pada instansi pemerintah. Kaum laki-laki dianggap sebagian besar

masyarakat sebagai seorang yang menentukan maju mundurnya perekonomian

suatu rumah tangga atau organisasi.

Berdasarkan momentum ini pemerintah mulai melakukan regulasi bagi

pemberdayaan perempuan ditandai dengan diundangkannya Inpres No.9/2000

tentang kesetaraan gender. Inpres ini mengisyaratkan bahwa dalam pembangunan

harus dimasukkan analisa gender pada program-program kerja dan seluruh

kegiatan instansi pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, mulai dari

tahap perencanaan program, pelaksanaan program sampai monitoring dan

evaluasi program tersebut. Pengarusutamaan gender adalah salah satu strategi

pembangunan yang dilakukan dengan cara pengintegrasian pengalaman, aspirasi,

kebutuhan dan kepentingan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan,

(35)

3

dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Hal ini tentu

menjadi peristiwa penting bagi kaum perempuan untuk memperoleh kesetaraan

dan kesamaan akses dalam berbagai bidang. Inpres ini sangat penting karena

peran perempuan dalam pembangunan sering diabaikan, terutama di

negara-negara berkembang.

Posisi wanita dalam pembangunan selalu dibawah laki-laki. Padahal dengan

pemberdayaan perempuan, perempuan akan meningkatkan kemandiriannya.

Kemandirian yang dimiliki oleh seorang perempuan, misalnya dalam sektor

ekonomi, bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga. Regulasi ini digunakan

salah satu koperasi wanita di Lampung Utara menjadi dasar pijar bagi pengambil

kebijakan, khususnya ekonomi, bahwa kemudahan akses bagi kaum perempuan

untuk mandiri melalui kesetaraan dengan laki-laki dalam hal fasilitas wirausaha.

Ini dimaksudkan agar wanita lebih mandiri dan dapat membantu perekonomian

rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, para kaum

perempuan diharapkan tidak hanya berdiam diri dirumah tanpa ada kegiatan yang

tentunya dapat lebih menguntungkan. Para wanita diharapkan dapat menjalankan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah realitas kehidupan ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinilai bahwa masalah yang dihadapi adalah

kurangnya motivasi yang lebih mendasar dan spesifik sebagai indikator motivasi

dapat diterima. Faktor psikologis menjadi hal yang sangat penting untuk

menentukan seseorang berani mengambil pilihan untuk menjadi seorang

wirausahawan. Mereka harus dapat mengenali dahulu diri mereka sendiri berikut

(36)

4

semua kegiatan yang direncanakan akan sukses sesuai tujuan, dengan alasan

tersebut dilakukan penelitian lain yang lebih diarahkan pada faktor personal

(personality characteristic) peneliti, yaitu self-efficacy, locus of control dan self concept.

Penelitian yang dilakukan oleh Wilson et al (2007) yang Hasilnya menunjukkan

bahwa kaum perempuan memilikiself-efficacyyang lebih rendah dari kaum laki-laki di bidang matematika, keuangan, pembuatan keputusan, dan problem solving.

Padahal hal ini adalah faktor utama yang berhubungan dengan ketrampilan dan

keahlian lakilaki dan bahkan menjadi determinan dalam mendorong kesuksesan

sebagai seorang wirausaha. Hasil ini konsisten dengan Kickkul et al (2004) yang

menyatakan bahwa self-efficacy kaum laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Padahal, self-efficacy ini menjadi faktor penting bagi wirausaha dalam mengembangkan dan menguasai skill yang dibutuhkan dan pada akhirnya akan berdampak terhadap kesuksesan karir. Maka dapat diduga bahwa seseorang yang

memilikiself-efficacytinggi akan memiliki dorongan kinerja yang lebih baik pada semua bidang pekerjaan, termasuk di dalamnya pilihan karir (intensi) sebagai

wirausaha. Self-efficacy akan meningkatkan optimisme seseorang untuk selalu berubah lebih baik dan terus berusaha mencapai tujuan tertentu.

Locus of control mengandung arti seberapa jauh individu yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri (Robbin, 2006). Cenderung menganggap bahwa

keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Inti dari konsep ini adalah

(37)

5

menimbulkan reinforcement (penguatan) dalam membangun suatu usaha. Self concept adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan

orang lain. Menurut Brian Tracy, self-concept memiliki tiga bagian utama yaitu

self ideal, self-Image, dan self esteemyang esmuanya berperan khusus dalam self concept. Ketiga elemen tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk kepribadian kita, menentukan apa yang biasa kita pikir, rasakan, dan lakukan,

serta akan menentukan segala sesuatu yang terjadi kepada diri kita.

Masih kecilnya motivasi berwirausaha pada kaum wanita khususnya di kabupaten

Lampung Utara menjadi suatu tantangan publik yang harus dipecahkan, semakin

besar motivasi masyarakat untuk berwirausaha tentu akan mengangkat derajat

ekonomi masyarakat itu sendiri. Koperasi wanita di Lampung Utara yang pada

dasarnya bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya juga berfungsi

sebagai sarana peminjaman modal bagi para anggota koperasi dalam menunjang

usaha mereka, beranjak dari hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan adanya

koperasi wanita dapat menjadikan sebuah motivasi bagi kaum wanita untuk

berlomba-lomba menciptakan usaha baru atau mengembangkan usaha mereka,

dengan kata lain dengan adanya koperasi wanita di Lampung Utara dapat

menumbuhkan motivasi berwirausaha pada wanita khususnya para anggota

koperasi wanita. Beranjak dari hal tersebut terdapat suatu hal yang menarik untuk

diteliti, terdapat sebuah Koperasi Wanita di Lampung Utara, namun peran

koperasi yang ada masih belum efektif berjalan sesuai dengan tujuannya, yaitu

sebagai pembentuk wirausaha wanita yang mandiri. Hal ini dapat dilihat dari

(38)

6

Tabel 1.1 Data Perkembangan Anggota KOPWAN Melati

No Tahun pembukuan Jumlah Anggota Aktif

1 2008 401

2 2009 431

3 2010 486

4 2011 562

5 2012 787

Sumber: Data Tahunan KOPWAN Melati

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan anggota KOPWAN Melati

Lampung Utara dari lima tahun terakhir yang mengalami peningkatan setiap

tahunnya, akan tetapi peningkatan tersebut masih kurang tinggi jika dibandingkan

dengan jumlah kaum wanita di Lampung Utara. Berikut disajikan grafik

perkembangan anggota KOPWAN Melati Lampung Utara:

Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Anggota KOPWAN Melati

Sumber: Data Sekunder diolah

Melihat perkembangan grafik diatas anggota koperasi setiap tahunnya mengalami

peningkatan namun peningkatan tersebut masih kurang tinggi dalam kategori

kesadaran berwirausaha, hal ini mengidentifikasikan masih kecil minat

0 200 400 600 800 1000

2008 2009 2010 2011 2012

Perkembangan Anggota KOPWAN Melati

(39)

7

berwirausaha kaum wanita di Lampung Utara, harapan dari pihak koperasi bahwa

dengan adanya penyuluhan dan memberi motivasi yang positif bagi para kaum

perempuan melalui koperasi diharapkan akan menimbulkan kesadaran yang

positif akan pentingnya berwirausaha untuk dapat membantu perekonimian

keluarga menuju taraf yang lebih baik, Beranjak dari uraian diatas, maka

dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Self Efficacy, Locus Of Control (LOC), DanSelf ConceptTerhadap Minat Berwirausaha (studi pada anggota koperasi wanita MELATI di Lampung Utara)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. ApakahSelf Efficacyberpengaruh signifikan terhadap Minat Berwirausaha? 2. Apakah Locus Of Control berpengaruh signifikan terhadap Minat

Berwirausaha?

3. ApakahSelf Conceptberpengaruh signifikan terhadap Minat Berwirausaha? 4. Apakah Self Efficacy, Locus Of Control, dan Self Concept berpengaruh

signifikan terhadap Minat Berwirausaha?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh:

(40)

8

4. Self Efficacy, Locus Of Control, dan Self Concept terhadap Minat Berwirausaha.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Aspek teoritis

a. Bagi dunia akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada penambahan atau masukan baru bagi bidang SDM

khususnya dalam bidang motivasienterpreneurship.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi ilmu

pengetahuan, dan bisa dijadikan pedoman untuk penelitian-penelitian

selanjutnya dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi.

2. Aspek kompleks

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

(41)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Wirausaha dan Kewirausahaan

Pengertian dan definisi wirausaha menurut para ahli. Sebelumnya ada baiknya

penulis bahas pengertian dari wirausaha itu sendiri. Wirausaha atau kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir

dan bathin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar

peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dituntut untuk

mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu

kreatifitas.

Dan berikut pengertian dan definisi kewirausahaan menurut beberapa para ahli ;

1. Peter F Drucker kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda (ability to create the new and different) .

2. Arif F. Hadipranata wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang

diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan

financial ataupun non uang.

3. Thomas W Zimmerer kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan

keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan

(42)

10

4. Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur,

menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang

dilakukannya dalam dunia usaha.

5. Andrew J Dubrin wirausaha yaitu seseorang yang mendirikan dan

menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who

founds and operates an innovative business).

6. Robbin&Coulter “Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk

mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi

keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa

sumber daya yang saat ini dikendalikan.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil

Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan

kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang

dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik

(43)

11

Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri

dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan

menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam

melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang

yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada

suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya

dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan

baru.

Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan

sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai

melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana

pendukung, fisik, dan resiko social, dan akan menerima reward yang berupa

keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang

wirausahawan yakni :

1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan

menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh

wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil

kreasi tersebut.

2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan.

Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan

(44)

12

3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang

mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.

4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah

independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.

Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk

derajat kesuksesan usahanya.

2.2. Self Efficacy

Teori self-efficacy merupakan cabang dari Social Cognitive Theory yang dikemukakan oleh Bandura (1995) (juga biasa dikenal dengan Social Learning Theory). Teori kognitif sosial menurut Bandura (1995) menyoroti pertemuan yang kebetulan (chance encounters) dan kejadian tak terduga (fortuitous events) meskipun pertemuan dan peristiwa tersebut tidak serta merta mengubah jalan

hidup manusia. Cara manusia bereaksi terhadap pertemuan atau kejadian itulah

yang biasanya berperan lebih kuat dibanding peristiwa itu sendiri (Feist & Feist,

2008).

Beberapa asumsi awal dan mendasar dari teori kognitif sosial Bandura adalah

Learning Theory (teori pembelajaran) yang berasumsi bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun

berperilaku, dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari itu semua adalah adanya

pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences). Teori kognitif social Bandura juga mengambil sudut pandang manusia sebagai agen terhadap dirinya

sendiri, artinya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas

(45)

13

Bandura (1995) yakin bahwa manusia (human agency) adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif dan mengorganisasikan dirinya.

Selain itu, mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka

sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Oleh sebab itu, Bandura

(1995) memperkenalkan konsep self-efficacy. Bandura (1995) mendefinisikan

self-efficacy sebagai keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian

di lingkungannya. Sedangkan apabila self-efficacy diaplikasikan ke dalam dunia kerja, maka menurut Stajkovic & Luthans (1998),self-efficacydapat didefinisikan sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan

motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan untuk berhasil

melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu.

Keyakinan efficacy dikatakan mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dan menginterpretasi suatu kejadian. Mereka yang memiliki self-efficacy yang rendah dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan dalam menghadapi

tantangan yang sulit akan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami

gejala negatif dari stres. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung untuk melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi

yang diberikan oleh kompetensi dan upaya yang cukup (Bandura, 1995).

Pandangan Hughes, Ginnett & Curphy (2009) melihatself-efficacyterdiri dari dua jenis, yaitu Positive self-efficacy dan Negative self-efficacy. Self-efficacy

dikatakan positif ketika keyakinan yang dimiliki bahwa seseorang percaya

(46)

14

Sedangkan, self-efficacy yang negatif ketika keyakinan yang dimiliki seseorang membuat dirinya lemah atau melemahkan dirinya sendiri. Penelitian

mengungkapkan bahwa orang yang secara sederhana percaya bahwa ia dapat

menyelesaikan suatu tugas tertentu dengan baik, seringkali mengerahkan usaha

yang cukup untuk menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya, orang yang memiliki

self-efficacyyang negatif seringkali menyerah dalam menghadapi kesulitan.

Menurut Feist & Feist (2008), manusia dapat memiliki self-efficacyyang tinggi di satu situasi namun rendah di situasi lain. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor

yang membentuk self-efficacy pada satu pribadi. Self-efficacy pribadi itu didapatkan, dikembangkan atau diturunkan melalui satu atau lebih dari kombinasi

empat sumber berikut (Bandura, 1997):

1. Pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences)

Sumber yang paling kuat atau berpengaruh bagi self-efficacy adalah pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experiences), yaitu kinerja yang sudah dilakukan di masa lalu (Bandura dalam Feist & Feist,

2008). Biasanya, kesuksesan suatu kinerja akan membangkitkan harapan

terhadap kemampuan diri untuk mempengaruhi hasil yang diharapkan,

sedangkan kegagalan cenderung merendahkannya (Feist & Feist, 2008).

Dalam pekerjaan, menurut Gist & Mitchell (dalam Avey, Luthans & Jensen,

2009) keberhasilan dalam melakukan suatu tugas (performa/kinerja)

(47)

15

ekspetasinya menjadi lebih rendah. Dengan kata lain, kinerja seseorang dalam

melakukan suatu tugas akan sangat mempengaruhiself-efficacy. 2. Pemodelan sosial (social modeling)

Social modelingatau pemodelan sosial, yaitu berbicara mengenai pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences) yang disediakan atau dilakukan oleh orang lain. Self-efficacy akan meningkat ketika seseorang mengamati pencapaian orang lain yang setara kompetensinya, tetapi akan

menurun ketika melihat kegagalan seorang rekan kerja (Feist & Feist, 2008).

Menurut Bandura (1977); Gist & Mitchell (1992), social modeling adalah pemodelan perilaku orang lain yang telah berhasil menyelesaikan suatu tugas.

Dengan mengamati atau mengobservasi orang lain yang berhasil

menyelesaikan tugasnya, observer dapat meningkatkan atau memperbaiki

performancemereka (dalam Avey, Luthans & Jensen, 2009). 3. Persuasi sosial (social persuasion)

Menurut Bandura (1997), self-efficacy dapat juga diraih atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Efek persuasi sosial agak terbatas, namun apabila

dalam kondisi yang tepat akan sangat berdampak dalam meningkatkan atau

menurunkan self-efficacy. Kondisi yang dimaksud ialah seseorang harus

percaya kepada sang ‘pembicara’ (persuader). Bandura (1986) berhipotesis bahwa efek sebuah nasihat bagi self-efficacy berkaitan erat dengan status dan otoritas dari pemberi nasihat (dalam Feist & Feist, 2008). Social persuasion

terjadi ketika seseorang memberitahu kepada seorang individu bahwa mereka

(48)

16

persuasion yaitu; dorongan verbal, coaching dan menyediakan performance feedback(Bandura dalam Avey, Luthans & Jensen, 2009).

4. Kondisi fisik dan emosi (physical and emotional states) (dalam Feist & Feist, 2008)

Sumber terakhir dari self-efficacy adalah kondisi fisik dan emosi (Bandura, 1997). Emosi yang kuat biasanya menurunkan tingkat performa/kinerja

seseorang. Ketika mengalami rasa takut yang besar, kecemasan yang kuat dan

tingkat stress yang tinggi, seseorang akan memiliki self-efficacyyang rendah. Bagi beberapa psikoterapis sudah lama menyadari bahwa

pereduksian/pengurangan rasa cemas atau peningkatan relaksasi fisik dapat

meningkatkan kinerja (dalam Feist & Feist, 2008).

Keempat sumber self-efficacy tersebut digunakan untuk menentukan apakah seseorang dikatakan kompeten atau mampu melakukan perilaku tertentu

(Friedman & Schustack, 2008). Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa melalui

keempat sumber self-efficacytersebut seorang wirausaha dikatakan dapat berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan atau dengan kata lain keempat informasi

tersebut menjadi indikator dalam menggambarkan self-efficacy seorang wirausaha.

2.3. Locus of control(LOC)

Konsep Locus of control didasarkan pada teori belajar sosial. Menurut Kustini (2005) mengungkapkan bahwa Locus of control adalah salah satu aspek kepribadian yang dimiliki oleh setiap individu, yang pada dasarnya menunjukkan

(49)

17

yang terjadi pada dirinya. Menurut Robbins (2007) Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka

sendiri. Teori ini menyatakan bahwa pilihan-pilihan yang dijatuhkan individu

berasal dari berbagai potensi perilaku yang mungkin atau tersedia baginya.

Locus of control merupakan suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control mengarah pada suatu ukuran yang menunjukkan bagaimana seseorang memandang kemungkinan adanya hubungan antara perbuatan yang dilakukan

dengan akibat atau hasil yang diperoleh. Jadi, Locus of control adalah persepsi seseorang terhadap keberhasilan ataupun kegagalannya dalam melakukan

berbagai kegiatan dalam hidupnya. Menurut Rotter (1996) dalam kajiannya Locus of controldibedakan menjadi dua orientasi, yaitu:

a. Locus of controlInternal

Locus of control internal adalah Individu yang percaya bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada diri mereka,

dikatakan memiliki Locus of control internal. Individu dengan Locus of control internal mempunyai persepsi bahwa lingkungan dapat dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan

keinginannya, termasuk dalam menerapkan hasil pelatihan yang diperoleh ke

dalam pekerjaannya. Karena individu merasa dapat mengontrol dirinya sendiri

maka ada kecenderungan mempunyai keyakinan yang tinggi bahwa mereka

mampu dalam menyerap isi program pelatihan sehingga selanjutnya dapat

menerapkan hasil pelatihan tersebut ke dalam pekerjaan. Faktor internal

(50)

18

tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan bekerja, kepercayaan

diri dan kegagalan kerja individu bukan disebabkan karena hubungan dengan

mitra kerja.

b. Locus of controlEksternal

Individu yang berkeyakinan bahwa apa pun yang terjadi pada diri mereka

dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan atau kesempatan,

dikatakan sebagai individu yang memilikiLocus of controleksternal. Individu dengan Locus of control eksternal tinggi cenderung akan pasrah terhadap apa yang menimpa dirinya tanpa usaha untuk melakukan perubahan, sehingga

cenderung untuk menyukai perilaku penyesuaian diri terhadap lingkungan

agar tetap bertahan dalam situasi yang ada. Faktor eksternal individu yang di

dalamnya mencakup nasib, takdir, keberuntungan, orang lain yang berkuasa,

mereka sering menyalahkan (atau bersyukur) atas keberuntungan, petaka,

nasib, keadaan dirinya, atau kekuatan-kekuatan lain diluar kekuasaannya.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahaan pada Locus of control

individu yaitu:

1. Usia

Anak yang masih kecil dan belum mandiri akan cenderung memilikiLocus of control eksternal karena rasa ketergantungan pada orang dewasa masih tinggi. Namun, sering bertambahnya usia dan rasa ketergantungan yang

(51)

19

2. Lingkungan yang dihadapi

Kecenderungan Locus of control pada pengusaha yang baru masuk kedalam pasar adalah ekternal. Sedangkan bagi wirausaha yang telah

menjalani usahanya cukup lama,Locus of controlcenderung internal. 3. Pelatihan

Dari hasil penelitian terhadap pengusaha ditemukan bahwa mereka yang

sering mengikuti pelatihan kewirausahaan dan sejenisnya dapat

mempengaruhi Locus of control pengusaha yang lebih internal dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah mengikuti pelatihan.

2.4. Konsep Diri (Self Concept)

Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) menyatakan bahwa konsep

diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Brook dalam

Ritandiyono & Retnaningsih (2005) mengatakan bahwa konsep diri merupakan

persepsi mengenai diri sendiri, baik bersifat fisik, sosial maupun psikologis, yang

diperoleh melalui pengalaman individu dalam interaksinya dengan orang lain.

Manning (2007) menjelaskan konsep diri adalah pandangan seseorang tentang

kompetensi atau kemampuan dirinya dalam bidang akademik atau non akademik

(seperti olahraga, sosial, dll). Mead dalam Epstein (2003) menyatakan bahwa

konsep diri adalah perasaan, pandangan, dan penilaian individu mengenai dirinya

yang didapat dari hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas konsep diri merupakan pandangan menyeluruh tentang

diri sendiri baik mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip

(52)

20

interaksinya dengan orang lain yang dapat membantu seseorang atau individu

dalam mengaktualisasikan diri secara bebas dan bertanggungjawab dalam

mencapai suatu tujuan seperti apa yang diharapkan. Pengenalan diri dalam

berwirausaha melalui konsep diri ini berguna untuk mengenali lingkungan,

melihat peluang serta menggunakan sumber daya guna memanfaatkan peluang

tersebut dalam batas resiko yang tertanggungkan untuk mencapai nilai tambah.

Mead dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) menyebutkan bahwa konsep diri

merupakan produk sosial, yang dibentuk melalui proses internalisasi dan

organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman

psikologis ini merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisik dan

refleksi dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya. Banyak

faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang, yaitu:

1. Peran orang tua

Ketika masih kecil, orang yang penting bagi seorang anak adalah orang tua

dan saudara-saudaranya yang tinggal serumah. Merekalah yang

pertama-tama menanggapi perilaku anak, sehingga secara perlahan-lahan

terbentuklah konsep diri anak konsep diri yang tinggi pada anak dapat

tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integritas dan

tenggang rasa tinggi antar anggota keluarga.

2. Peran faktor sosial

Konsep diri terbentuk karena adanya interaksi seseorang dengan

orang-orang di sekitarnya, apa yang dipersepsikan seseorang-orang tentang dirinya,

tidak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang disandang orang

(53)

21

3. Belajar

Konsep diri merupakan produk belajar, proses belajar ini terjadi setiap hari

dan umumnya tidak disadari oleh individu. Belajar disini bisa diartikan

sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi sebagai

konsekuensi dari pengalaman (Calhoun dalam Ritandiyono &

Retnaningsih, 2005).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses untuk

membentuk konsep diri seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari

orang-orang terdekat (faktor pelaku), sosial dan faktor belajar. Adapun komponen

dari konsep diri menurut Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005)

mengatakan konsep diri memiliki tiga komponen utama, yaitu:

1. Komponenperceptual

Komponen perceptual, yaitu image seseorang mengenai penampilan fisiknya dan kesan yang ditampilkan pada orang lain.

2. Komponen konseptual

Komponen konseptual, yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik

khusus yang dimiliki, baik kemampuan dan ketidak mampuannya, latar

belakang serta masa depannya.

3. Komponen sikap

Komponen sikap, yaitu perasaan seseorang tentang diri sendiri, sikap

terhadap statusnya sekarang dan prospeknya di masa dapan, sikap terhadap

(54)

22

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam konsep diri yang

terbentuk pada seseorang terdapat di dalamnya komponen dimana individu

tersebut memandang dirinya secaraperceptual, konseptual, dan sikap.

Hurlock dalam Ritandiyono & Retnaningsih (2005) membagi konsep diri menjadi

dua macam yaitu: Pertama,konsep diri yang sebenarnya, ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dirinya. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, yang

ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungannya dengan orang lain, dan

apa yang menjadi reaksi orang lain. Kedua, konsep diri ideal, ialah gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya. Macam

konsep diri mencakup citra fisik maupun citra psikologis. Citra fisik diri biasanya

terbentuk pertama dan berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tariknya dan

kesesuaian dengan jenis kelaminnya dan pentingnya berbagi bagian tubuh untuk

perilaku dan harga diri anak dimata orang lain. Citra psikologis ini terdiri atas

kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan,

kepercayaan diri serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat dua

aspek konsep diri, yaitu fisik dan psikologis. Aspek fisik tersebut berhubungan

dengan keadaan tubuh dan penampilan individu, sedangkan aspek psikologis

berhubungan dengan harga diri, rasa percaya diri, dan kemampuan

(55)

23

2.5. Minat Berwirausaha

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa

tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu. (Winkel,1989). Menurut Loekmono (1994) mengungkapkan bahwa

minat dapat diartikan kecenderungan untuk merasa tertarik atau terdorong untuk

memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang

tertentu. Minat merupakan salah satu hal ikut menentukan keberhasilan seseorang

dalam segala bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatanlain. Minat pada suatu

bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu. Minat

merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dariperasaan,

harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan-kecenderungan lain

yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu (Mappiare, 1982).

Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan minat wirausaha adalah

keinginan, ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras

dengan adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan

hidupnya tanpa merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar

dari kegagalan yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya.

Minat wirausaha tersebut tidak hanya keinginan dari dalam diri saja tetapi harus

melihat ke depan dalam potensi mendirikan usaha.

Minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat

sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat

bagi dirinya. Santoso (1939) menegaskan minat berwirausaha adalah keinginan,

(56)

24

berdikari atau berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan

resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar dari kegagalan yang dialami.

Menurut uraian tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha adalah

kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha

yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan

mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.

Darpujiyanto (2010) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi minat secara

garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari

dalam diri individu itu sendiri. Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi individu karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor

intrinsik sebagai pendorong minat berwirausaha adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan akan pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang

maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat

digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh

pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk

berwirausaha.

2. Harga diri

Harga diri menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati

orang lain. Berwirausaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri

seseorang karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh

(57)

25

orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan

menimbulkan seseorang berminat untuk berwirausaha.

3. Perasaan senang

Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tangggapan

perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara

orang yang satu dengan yang lain. Rasa senang berwirausaha akan

diwujudkan dengan perhatian, kemauan, dan kepuasan dalam bidang

wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang wirausaha akan

menimbulkan minat berwirausaha.

Faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah sebagai

berikut:

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak, disinilah yang memberikan pengaruh awal terhadap terbentuknya

kepribadian. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga

memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan

aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsung.

2. Lingkungan masyarakat

Lingkungan Masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan

keluarga baik di kawasan tempat tinggalnya maupun di kawasan lain.

3. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan

(58)

26

memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk

memanfaatkan peluang tersebut.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan minat wirausaha adalah keinginan,

ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras dengan

adanya pemusatan perhatian untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa

merasa takut akan resiko yang akan dihadapi, senantiasa belajar dari kegagalan

yang dialami, serta mengembangkan usaha yang diciptakannya. Selain itu, minat

wirausaha meliputi sikap umum terhadap wirausaha, kesadaran spesifik untuk

menyukai wirausaha, merasa senang dengan wirausaha, wirausaha mempunyai

arti atau penting bagi individu, adanya minat intrinsik dalam wirausaha.

2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Mahesa (2012) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor

motivasi yang mempengaruhi minat berwirausaha, menyimpulkan bahwa

variabel toleransi akan resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha, dan

keinginan untuk bebas bekerja memiliki pengaruh positif terhadap minat

mahasiswa untuk berwirausaha.

2. Firda (2011) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Motivasi , Self Efficacy Dan Locus OfControl (LOC) Terhadap Minat Berwirausaha.

Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi dan self efficacy berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

3. Sumarno (2012) melakukan penelitian pada siswa kelas XII SMKN 1

(59)

27

Kerja, Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan, dan Konsep Diri Terhadap

Minat Berwirausaha, menyatakan bahwa ketiga variabel dependen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha.

Berikut ini merupakan ringkasan penelitian terdahulu yang menjadi referensi

penelitian yang akan dilakukan antara lain:

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) Judul penelitian Hasil

1 Mahesa (2012) analisis faktor-faktor

motivasi yang

2 Firda (2011) Pengaruh Motivasi ,Self

EfficacyDanLocus

3 Sumarno(2012) Pengaruh Prestasi Praktik

(60)

28

2.7. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini kerangka pemikiran teoritisnya menggambarkan tentang

pengaruh dari self efficacy, locus of control, dan self concept terhadap minat berwirausaha. Self-efficacy adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan

untuk berhasil melaksanakan tugas dan dalam konteks tertentu. Keyakinan

efficacy dikatakan mempengaruhi bagaimana seseorang melihat dan menginterpretasi suatu kejadian. Mereka yang memiliki self-efficacy yang rendah dengan mudah yakin bahwa usaha yang mereka lakukan dalam menghadapi

tantangan yang sulit akan sia-sia, sehingga mereka cenderung untuk mengalami

gejala negatif dari stres. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan cenderung untuk melihat tantangan sebagai sesuatu yang dapat diatasi

yang diberikan oleh kompetensi dan upaya yang cukup, Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka

sendiri. Teori ini menyatakan bahwa pilihan-pilihan yang dijatuhkan individu

berasal dari berbagai potensi perilaku yang mungkin atau tersedia baginya

(Robbins 2006), sementara self conceptadalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri.

Berdasarkan pengertian dari ketiga variabel diatas maka dalam penelitian ini

hubungan self efficacy, locus of control dan, self concept terhadap minat berwirausaha lebih ditekan dari bagaimana seseorang menjadikan berwirausaha

sebagai sebuah tantangan berdasar pada diri mereka sendiri. Dalam hal ini juga

(61)

29

memulai berwirausaha, serta bagaimana kecocokan seorang individu

menggambarkan diri mereka sendiri.

2.8. Model Kerangka Pemikiran

2.9. Perumusan Hipotesis

Merujuk pada uraian di atas yang selanjutnya digambarkan dalam model kerangka

pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Ha1 :Self efficacyberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

H01 :Self efficacytidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

Ha2 :Locus of controlberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

H02 :Locus of control tidak berpengaruh signifikan terhadap minat

berwirausaha. Self Efficacy

Self Concept Locus Of Control(LOC)

(62)

30

Ha3 :Self conceptberpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha.

H03 :Self concepttidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

Ha4 :Self efficacy, locus of control, dan self concept berpengaruh signifikan

terhadap minat berwirausaha.

H04 : Self efficacy, locus of control, dan self concept tidak berpengaruh

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Efendi (1995) explanatory research adalah penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara

variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikatnya, serta mengetahui bagaimana hubungan itu terjadi.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (1996) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,

sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Wanita Melati Lampung Utara.

Menurut Roscoe (1975) memberikan pedoman penentuan besarnya sampel

penelitian, yaitu jumlah sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah

tepat untuk kebanyakan penelitian. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai

10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Berdasarkan

pendapat di atas, jumlah sampel yang dianalisis dalam penelitian ini minimal

(64)

32

20). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah anggota Koperasi Wanita Melati

yang berwirausaha.

Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian adalah purposive sampling. Pada prinsipnya purposive sampling memilih sampel dari kelompok sasaran tertentu yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan

dan termasuk dalam kriteria tertentu. Mengingat sampel yang dibutuhkan harus

memenuhi satu kriteria, yaitu sampel merupakan anggota Koperasi Wanita Melati

yang berwirausaha, berdasarkan kriteria tersebut maka teknik purposive sampling

dianggap sesuai.

3.3 Definisi Konseptual Variabel

Menurut Indrianto dan Supomo (1999) pengertian konseptual adalah penjelasan

mengenai arti suatu konsep. Definisi ini menunjukkan bahwa teori merupakan

kumpulan construct atau konsep (concept), definisi (definition), dan proporsi (proposition) yang menggambarkan suatu fenomena yang terjadi secara sistematis melalui penentuan hubungan antara variabel.

1. Self-efficacy

Self-efficacy adalah keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan

kejadian-kejadian di lingkungannya (Bandura, 2001), sedangkan apabila self-efficacy diaplikasikan ke dalam dunia kerja, maka menurut Stajkovic & Luthans (1998) adalah keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk

mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan yang diperlukan

Gambar

Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 49
Tabel 1.1 Data Perkembangan Anggota KOPWAN Melati
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1Definisi Operasional Variabel
+5

Referensi

Dokumen terkait

Peran self efficacy, self esteem, internal locus of control, problem solving, dan forgiveness terhadap kecenderungan neurosis pada perawat .... Pertanyaan

Batasan pengaruh locus of control, self efficacy, self esteem yang dimiliki oleh masing-masing karyawan yang bekerja pada SMP N 1 Sentani , batasan masalah ini mengukur

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh positif dan signifikan self efficacy, pendidikan kewirausahaan, dan lingkungan teman sebaya terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK

Tabel 5 : Hasil Nilai Indirect Effect T Statistics |O/STDEV| P Values Locus of Control -> Self- efficacy -> Work Engagement 3,544 0,000 Perilaku Inovatif -> Self- efficacy -> Work

Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis yaitu : H2: Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha Self Efficacy Memoderasi Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

Den- gan demikian, pengaruh pengetahuan kewi- rausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha dengan mengakomodir variabel intervening self-efficacy sangat menarik untuk

Studi ini meneliti pengaruh locus of control, self efficacy, dan self esteem terhadap kinerja perawat di RSUD Hasanuddin Damrah

Penelitian ini menganalisis pengaruh Pemahaman Kewirausahaan dan Praktik Kewirausahaan terhadap minat berwirausaha dengan self Efficacy sebagai variabel