i
Studi Pada Pegawai SMP N 1 Sentani SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Dionisius Pius Aboyaman Takndare NIM: 142214206
PROGRAM STUDI MAJAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2019
iv
“ Lalu Yesus berkata kepada murid-muridnya: “setiap orang yang mau mengikut aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti aku”
(Mat 16:24)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala cinta, rahmat dan pertolongannya Bapak, Ibu, Kakak Dicky, Lio dan Keluarga besar
Teman – Teman seperjuangan
UMVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STIJDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Slaipsi dengan judul:
PENGARTIH LOCUS OF CONTROL, SELF EFFICACY DAN SELF ESTEEM TERHADAP KINERIAKARYAWAN
Studi Kasus pada Pegawai SMP N 1 Sentani
dan diajukan unhrk diuji pada tanggal,lT September 2019 adalah karyahasil saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam slripsi ini tidak terdapat keselunrlran atau sebagian hrlisan orang lain yang saya ambil dengan cara meilyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan, pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagran atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan oraflg lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulisan aslinya.
Bila dikemudian hmi terbukti bahwa saya ternyata melakukan tirdakan tersebut, maka saya bersedia menerima.sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (tlU No.
20 Tahun 2003 pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 3l Oktober 2019 Yang membuat pernyataan,
Dionisius Pius Aboyarnan Takndare NIM:142274206
vi
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Locus of Control, Self Efficacy dan Self Esteem terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus pada Pegawai SMP N 1 Sentani”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, peneliti secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen dan dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan murah hati telah mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Ibu Ima Kristina Yulita, M.Sc selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar dan penuh perhatian telah mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak, Ibu dosen dan segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Firmus Takndare dan Alm Ibu Gemma Batlayeri selaku orangtua yang selalu setia, sabar, penuh kasih dan pengorbanan dalam perjalanan hidup bersama penulis dalam suka dan duka.
6. Kakak Dicky Takndare dan Julio Takndare yang selalu setia, sabar dan penuh perhatian dan dukungan dalam kehidupan penulis.
7. Keluarga besar Takndare – Batlayeri dimanapun berada yang selalu hadir bersama penulis dalam suka dan duka.
8. Keluarga besar SMSJ, PPYK, Tukuo saiki
9. Wendita Lastrina dan Maria Goretti yang menjadi teman terbaik penulis dalam kehidupan yang penuh suka dan duka
10. Adik-adik terbaik penulis: Dolin, Ars, Leo, Fia, Kaisar, Ganesha, Vinsen, Kadek, Ciko, Seto, Hasnah.
11. Teman dekat angkatan 2014: Amanda, Hendra, Bram, Andilo, Wisnu, Didi, Michael, Jesse, Citra, Mahardika
12. Guru-guru tercinta SMP N 1 Sentani yang telah bersedia untuk menjadi responden pada penelitian ini sehingga dapat membantu dalam penyusunan skripsi.
13. Keluarga Besar Prodi Manajemen 2014 Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa penulis sebut satu per satu sebagai teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
iui masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman ymg dimiliki penulis. Oleh karena itr4 penulis mengharapkan kritik dan saran yang membiingun
ei
para pembaca guna menyempurnakan skripsiini.
Semoga slaipsi inibermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menwsun stcripsi.
-
Dionisius Pius Aboyaman Takndare
NII\[: 142214205
Yogy*rta
31 Oktober 2019 PenelitiCW
vii
viii
HALAMAN PENGESAHAN……….iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………..iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………...v
HALAMAN KATA PENGANTAR………vi
HALAMAN DAFTAR ISI……….viii
HALAMAN DAFTAR TABEL...xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN...xiii
HALAMAN ABSTRAK...xiv
HALAMAN ABSTRAK...xv
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...3
C. Batasan Masalah...4
D. Tujuan Penelitian...4
E. Manfaat Penelitian...4
BAB II LANDASAN TEORI...6
A. Manajemen sumber daya manusia...6
1. Pengertian manajemen sumber daya manusia...6
2. Fungsi manajemen sumber daya manusia………...6
B. Locus of control………9
1. Locus of control internal………..10
2. Locus of control eksternal………10
C. Self efficacy………..10
1. Definisi self efficacy………...10
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi self efficacy………...10
3. Indikator Self Efficacy………..15
ix
E. Kinerja………...19
F. Penelitian Terdahulu………22
G. Kerangka Penelitian………..23
H. Hipotesis Penelitian... ...23
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 26
D. Variabel Penelitian ... 27
1. Identifikasi Variabel ... 27
2. Definisi Variabel... 27
3. Pengukuran Variabel ... 28
E. Defisnisi Operasional ... 30
F. Populasi dan Sampel ... 33
G. Teknik Pengambilan Sampel ... 33
H. Sumber Data ... 33
I. Teknik Pengumpulan Data ... 34
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 34
1. Uji instrumen penelitian ... 34
K. Teknik Analisis Data ... 36
1. Analisis Deskriptif ... 36
2. Uji Asumsi Klasik ... 36
3. Uji Regresi Linier Berganda ... 37
4. Pengujian Hipotesis ... 38
5. Koefisien Determinasi (Adj R2) ... 42
BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... 43
A. Profil sekolah………43
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Pengujian Istrumen ... 47
x
B. Analisis Data ... 52
1. Analisis Deskriptif responden ... 52
2. Analisis Deskriptif variabel ... 54
C. Uji Statistik ... 58
1. Uji Asumsi klasik………58
2. Analisis regresi linier berganda……….62
3. Pengujian Hipotesis………63
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITI ... 73
A. KESIMPULAN ... 73
B. SARAN ... 73
C. KETERBATASAN PENELITI ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
LAMPIRAN ……….77
xi
Tabel III.1 Skala likert………28
Tabel III.2 Kategori variabel independen dan dependen………29
Tabel IV.1 Jumlah siswa dalam 3 (tiga) tahun terakhir………...43
Tabel IV.2 Data ruang………....43
Tabel IV.3 Data guru dan karyawan…...44
Tabel IV.4 Prestasi 3 (tiga) tahun terkahir……….44
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Locus of control……….. 48
Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Self efficacy……… 48
Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Variabel Self esteem……….. 48
Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja………. 49
Tabel V.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Locus of control………... 50
Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self efficacy………. 50
Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self esteem……….. 51
Tabel V.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja………. 51
Tabel V.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….. 52
Tabel V.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 53
Tabel V.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja………... 53
Tabel V.12 Hasil analisis variabel locus of control……….. 54
Tabel V.13 Hasil analisis variabel self efficacy……… 55
Tabel V.14 Hasil analisis variabel self esteem………. 56
Tabel V.15 Hasil analisis variabel kinerja……… 57
Tabel V.16 Uji normalitas………. 59
Tabel V.17 Uji multikolinieritas... 60
Tabel V. 18 Analisis regresi linier berganda...62
Tabel V. 19 Uji F...63
Tabel V.20 Uji t...65
Tabel V.21 Koefisien determinasi...69
xii
Gambar V.1 Uji hterokedastisitas….. ...61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 77
xiii
xiv
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, SELF EFFICACT DAN SELF ESTEEM TERHADAP KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada Pegawai SMP N 1 Sentani)
Dionisius Pius Aboyaman Takndare Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, self efficacy dan self esteem terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei 2019 di SMP N 1 Sentani. Penelitian ini menganalisis pengaruh locus of control, self efficacy dan self esteem terhadap kinerja karyawan SMP N 1 Sentani baik secara simultan dan parsial. Populasi dari penelitian ini adalah Pegawai SMP N 1 Sentani. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 32 responden yang diambil dengan metode accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Uji instrumen yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) locus of control, self efficacy dan self esteem secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (2) secara parsial, self efficacy dan self esteem berpengaruh terhadap kinerja karyawan namun locus of control tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Kata kunci: locus of control, self efficacy, self esteem, kinerja
xv
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL SELF EFFICACY AND SELF ESTEEM ON EMPLOYEE’S PERFORMANCE
(A Case Study on employees of First state middle school of Sentani)
Dionisius Pius Aboyaman Takndare Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2019
This study aims to determine the influence of locus of control, self efficacy ad self esteem on employee’s performance. This research is conducted during May 2019 in First state middle school of Sentani. This study determines the influence of locus of control, self efficacy and self esteem on employee’s performance. The population on this study are teachers of first state middle school of Sentani. The sample size is 32 respondents who are choosen by accidental sampling method. The research instrument is questionnary. The validity test and reliability test are applied to analyze the data. Data analysis technique used in this research is multiple linear regression.
The results of this study are indicates: (1) locus of control, self efficacy and self esteem simultaneously affect the employees’s performance (2) partially, self efficacy and self esteem affect the employees’s performance but locus of control does not affect the employees’s performance.
Keywords: locus of control, self efficacy, self esteem, performance
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia di bumi terlahir dengan memiliki berbagai macam kepribadian yang sama, berbeda, unik dan terkadang aneh. Setiap orang tentunya memiliki kepribadian masing masing yang terbentuk dari berbagai faktor baik itu internal yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun eksternal yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor tersebut baik itu internal maupun eksternal turut mendukung perkembangan fisik, emosional, akademik serta spiritualitas seseorang mulai dari tahap pertumbuhan pada masa bayi, kanak- kanak, remaja, muda hingga masa lanjut usia.
Kepribadian yang dimiliki seseorang dapat mencerminkan karakteristik- karakteristik unik yang dimiliki oleh pribadi masing-masing mulai dari sifat, sikap, keadaaan temperamental dan emosional. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai masyarakat sosial akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan berbagai macam pribadi yang membawa karakteristik kepribadian tertentu. Sebagai contoh, kita dapat melihat dalam lingkungan sekitar, terdapat sekumpulan orang yang percaya diri, optimis, pengambil risiko dan penyabar, namun terdapat sekumpulan orang pula yang memiliki kepribadian yang berbanding terbalik seperti sebelumnya, sebagai pribadi yang pemalu, pesimis, tidak sabaran serta emosional.
Kepribadian yang dimiliki oleh seseorang, baik itu membawa dampak positif maupun dampak negatif secara langsung dan tidak langsung, dapat dibawa oleh dirinya sendiri menuju dunia kerja dimana setiap orang bersaing untuk memperoleh apa yang ia inginkan, ketika sebagai seorang yang siap ataupun tak siap secara fisik, psikis dan akademik masuk dalam dunia kerja, setiap pribadi membawa karakteristik kepribadian mereka sendiri dalam melaksanakan pekerjaan mereka sendiri dalam berbagai bidang. Kepribadian yang dimiliki seseorang dapat berupa locus of control, self efficacy dan self esteem. locus of control mengacu pada keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk mengendalikan peristiwa kehidupan (Strauser, 2002 dalam Mali 2013: 149). Self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang dapat mengatur dan melaksanakan tindakan yang diberikan yang diperlukan untuk menghadapi situasi prospektif.
Keyakinan efikasi adalah fondasi agensi manusia (1997: 10) dan self esteem adalah penilaian pribadi atas kelayakan yang diungkapkan dalam sikap yang dipegang individu terhadap dirinya sendiri, itu adalah pengalaman subjektif yang disampaikan individu kepada orang lain melalui laporan lisan dan perilaku ekspresif terbuka lainnya (Stanley Coopersmith 1967). ketiga unsur kepribadian ini dapat menjadi faktor pendukung kinerja seseorang dalam bekerja. Vishar Mali (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa locus of control memiliki dampak yang positif terhadap kinerja karyawan. Basim dan Sesen (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seseorang yang memiliki internal locus of control cenderung untuk membantu dan menunjukkan sifat yang positif dibanding seseorang dengan external locus of control. Chen dan Silverthorne (2008) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kualitas dan dampak positif kinerja karyawan dari seseorang yang memiliki kendali diri internal.
Dalam penelitian terkait self efficacy, Jolly Jacob (2013) menyatakan bahwa kinerja karyawan secara positif dipengaruhi oleh self efficacy dan membuktikan bahwa kompleksitas pekerjaan seperti kendali kinerja memoderasi hubungan antara self efficacy dan kinerja di tempat kerja. Terkait dengan self esteem Mohsen Alyami dkk (2017) dalam penelitiannya terkait dampak self esteem dan self efficacy dan tingkat stress terhadap kinerja akademik pada 214 mahasiswa Psikologi Universitas Taif dan Universitas Kingabdulaziz menunjukkan bahwa terdapat hasil korelasi yang signifikan antara self efficacy-self esteem dan kinerja Karyawan
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “pengaruh locus of control, self efficacy dan self esteem terhadap kinerja karyawan”.
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah locus of control berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani ?
2. Apakah self-efficacy berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani ?
3. Apakah self-esteem berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani ?
4. Apakah locus of control, self efficacy, dan self esteem berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini berfokus tentang ruang lingkup terkait:
Batasan pengaruh locus of control, self efficacy, self esteem yang dimiliki oleh masing-masing karyawan yang bekerja pada SMP N 1 Sentani , batasan masalah ini mengukur sejauh mana kepribadian karyawan terkait locus of control, self- efficacy, dan self-esteem yang dimiliki Pegawai SMP N 1 Sentani untuk mengerjakan pekerjaan yang diemban dalam pemenuhan kinerja yang optimal.
D. Tujuan Penelitian
Melalui penelitian terkait pengaruh locus of control, self efficacy, dan self esteem terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani, Tujuan penelitian terdiri atas:
1. Mengetahui pengaruh locus of control terhadap pegawai SMP N 1 Sentani.
2. Mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani 3. Mengetahui pengaruh self esteem terhadap kinerja pegawai SMP N 1 Sentani 4. Mengetahui pengaruh locus of control, self efficacy, dan self esteem terhadap
kinerja pegawai SMP N 1 Sentani E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi SMP N 1 Sentani dalam membangun kepribadian karyawan terkait locus of control, self-efficacy, dan self-esteem yang baik sesuai dengan budaya organisasi perusahaan agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien demi tercapainya kinerja yang diinginkan sesuai dengan Visi dan Misi Perusahaan.
2. Bagi Universitas
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Universitas Sanata Dharma dalam membentuk kepribadian civitas akademika Sanata Dharma terkait locus of control, self-efficacy, dan self-esteem yang baik untuk bekerja dengan efektif dan efisien demi tercapainya kinerja yang diinginkan selaras dengan Visi dan Misi Universitas.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat membantu peneliti dalam mengembangkan dan mengatur diri sendiri terkait locus of control, self-efficacy, dan self-esteem dalam komunikasi dan sosialisasi sehari-hari bersama keluarga, teman, dan pengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian keputusan yang mempengaruhi hubungan antara karyawan dan majikan, berpengaruh terhadap berbagai pihak yang berkepentingan serta dimaksudkan pula untuk mempengaruhi efektifitas karyawan dan majikan (Henry Simamora 1997:7 dalam widodo, 2009:8).
Manajemen sumber daya manusia merupakan seni dan ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna sekaligus adanya kegairahan bekerja dari para pekerja (Manulang 2000:14 dalam widodo, 2009:8). Sehingga peneliti berpendapat bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang bertujuan untuk menghasilkan karyawan yang efektif dan efisien bagi tercapainya visi dan misi perusahaan.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia memiliki dua buah fungsi utama yang terdiri atas 1) Fungsi Manajerial dan 2) Fungsi Operasional.
a. Fungsi Manajerial
Fungsi manajerial merupakan fungsi utama dan pokok dalam setiap bidang manajemen baik itu manajemen pemasaran, sumber daya
manusia, operasi, keuangan, sistem informasi dll. Fungsi manajerial terdiri atas:
1) Perencanaan (Planning)
Merupakan kegiatan pemilihan, perumusan dan penetapan strategi, taktik, anggaran serta program pelaksanaan dalam memenuhi visi dan misi organisasi/perusahaan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan kegiatan pendelegasian sumber daya manusia yang efektif dan efisien untuk bekerja dalam unit/level tertentu demi tercapainya visi dan misi organisasi/perusahaan.
3) Pengarahan (Leading)
Merupakan kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang telah didelegasikan pada karyawan dalam masing-masing unit/level tertentu.
4) Pengawasan (Controlling)
Merupakan kegiatan untuk memastikan dan menjamin bahwa kegiatan yang dilaksanakan karyawan sesuai dengan prosedur dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Fungsi Operasional
Fungsi operasional merupakan fungsi yang hanya dimiliki dalam manajemen sumber daya manusia dan terdiri atas:
1) Perencanaan
Merupakan kegiatan perumusan dan penetapan tujuan sumber daya manusia.
2) Analisis pekerjaan dan jabatan
Merupakan kegiatan penetapan jenis pekerjaan, prosedur kerja, waktu kerja, dan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan 3) Perekrutan
Merupakan kegiatan menjaring sebanyak-banyaknya pelamar untuk bekerja dalam organisasi/perusahaan.
4) Seleksi
Merupakan kegiatan memilih pelamar yang cocok dan sesuai untuk bekerja dalam organisasi/perusahaan.
5) Orientasi
Merupakan kegiatan orientasi awal bagi karyawan baru untuk mengetahui lebih mendalam profil perusahaan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
6) Kompensasi
Merupakan kegiatan pemberian timbal balik jasa baik itu fisik maupun non fisik kepada karyawan yang bersangkutan.
7) Pelatihan dan Pengembangan
Merupakan kegiatan jangka pendek dan panjang dalam mempertahankan dan mengembangkan kemampuan, keterampilan dan motivasi karyawan.
8) Penilaian Prestasi
Merupakan kegiatan mengukur, menilai dan mengevalusasi hasil kerja karyawan.
9) Separasi
Merupakan kegiatan pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan tersebut.
B. Locus Of Control
Locus Of control/ kendali diri merupakan salah satu bentuk kepribadian manusia. Konsep ini secara umum mendeskripsikan persepsi seseorang terhadap kejadian, baik itu kejadian positif maupun kejadian negatif yang dialami oleh dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Julian Rotter sekitar pertengahan tahun 1950. berdasarkan definisinya, terdapat beberapa ahli psikologi kepribadian yang mendefinisikan konsep mengenai locus of control/kendali diri.
Zimbardo menyatakan bahwa a locus of control orientation is a belief about wether the outcomes of our actions are contingent on what we do (Internal Locus Of Control) or on events outside our personal control (external Locus of Control), (Zimbardo, 1985: 275). Strauser (2002) menyatakan bahwa locus of control refers to one’s belief in his or her abilities to control life events (Strauser, 2002 dalam Mali 2013:149). Sardogan (2006) menyatakan bahwa locus of control is defined as one’s thoughts of his/her belief that his/her own power or forces out of his/her control are influential in any positive or negative situation occurring during his/her life (Sardogan, 2006, dalam Mali, 2013). Locus of control/kendali diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Locus of control internal
Kendali diri internal merupakan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang menunjukkan sebuah kepercayaan bahwa suatu kejadian (keberhasilan, kegagalan) ditentukan atau disebabkan atas dasar keputusan dan usaha pribadinya sendiri.
2. Locus of control eksternal
Kendali diri eksternal merupakan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang menunjukkan sebuah kepercayaan bahwa suatu kejadian (keberhasilan, kegagalan) ditentukan atau disebabkan atas dasar nasib, keberuntungan atau kesempatan
C. Self Efficacy
1. Definisi Self efficacy
Menurut Albert Bandura, Self efficacy is believing that one can organize and execute given courses of action required to deal with prospective situations. Efficacy beliefs are the foundation of human agency (1997:10).
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi self efficacy
Menurut Albert Bandura (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy terdiri atas:
a. Pengalaman performansi
Pengalaman performansi merupakan salah satu faktor utama yang membentuk efikasi diri seseorang, pengalaman performansi memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan efikasi diri seseorang dibanding faktor-faktor lainnya. Pengalaman performansi yang
dialami dapat membantu pertumbuhan efikasi diri seseorang dalam mengatur kemampuan kognitif dan self-regulative demi mencapai kinerja yang efektif. Kinerja yang kompleks bukan merupakan tindakan atas kehendak pribadi atau imbalan eksternal serta hukuman.
Kesuksesan yang dialami seseorang akan menimbulkan efikasi diri yang tinggi sebagai reaksi atas kesuksesan tersebut, kesuksesan yang tergolong mudah akan menyebabkan mudah dihalangi oleh kegagalan.
Sebuah kinerja yang kecil yang disebabkan oleh kesuksesan akan membantu seseorang dalam mencapai pencapaian-pencapaian yang lebih tinggi dengan aktivitas dan setting pekerjaan yang tentunya baru dan berbeda. Namun, kegagalan yang dialami seseorang akan menimbulkan efikasi diri yang rendah. Efikasi diri yang rendah pula akan semakin kuat dirasakan bilamana kegagalan tersebut terjadi sebelum rasa efikasi diri tersebut. Kesulitan yang dihadapi seseorang dapat memberikan kesempatan bagi perubahan kegagalan menjadi kesuksesan dengan mengasah kapabilitas seseorang untuk melatih control diri yang baik terhadap kejadian yang dialami. Kutipan tersebut diperkuat dengan sebuah penelitian oleh Elder & Liker pada tahun 1982 yang meneliti wanita-wanita yang memiliki adaptive resource maupun tidak dalam menghadapi depresi besar dalam kehidupan mereka (Albert bandura 1997:80). Studi oleh Elder & Liker secara garis besar membuktikan bahwa wanita yang memiliki adoptive resource dalam menghadapi kesulitan ekonomi menjadi seseorang
yang percaya diri dan banyak akalnya pada dampak saat ini hingga dampak kedepannya. Wanita yang tidak memiliki adoptive resource dalam menghadapi kesulitan ekonomi akan menjadi seseorang yang tidak luwes secara intellektual, pasrah dan memiliki rasa ketidakefektifan pada saat ini serta untuk dampak kedepannya. Orang- orang pun dilain hal membutuhkan peraturan dan strategi yang efektif dan persuasi dalam memperoleh pencapaian yang diinginkan.
Peraturan dan strategi yang efektif membutuhkan kordinasi keterampilan dan pengetahuan serta persuasi yang didorong oleh jaminan diri seseorang dalam memperoleh pencapaian. Kutipan ini dapat dibuktikan melalui Penelitian Schunk (1987) yang meneliti anak-anak dengan masalah belajar tertentu. Dalam studi ini anak-anak sebagai subjek penelitian diajar untuk mendiagnosis permintaan tugas kognitif, mengkonstruksikan solusi serta melakukan perubahan korektif. Hasil dari penelitian ini cukup mencengangkan dengan mengetahui bahwa strategi pelatihan yang dilakukan tidak membantu pencapaian akademik dan efikasi diri anak-anak tersebut melainkan memiliki kontrol diri yang baik terhadap tugas akademik (Albert Bandura 1997:80)
b. Pengalaman Vikarius
Pengalaman vikarius merupakan salah satu alat yang efektif dalam mempengaruhi efikasi diri seseorang. Faktor ini tentunya memiliki pengaruh yang lemah dibandingkan pengalaman langsung,
namun terkadang dalam beberapa situasi tertentu, pengalaman vikarius dapat lebih berpengaruh dibanding pengalaman langsung.
Pada dasarnya, melalui perbandingan social, self modelling yang dimiliki seseorang dengan melihat dan memvisualisasikan apa yang orang lain lakukan dapat meningkatkan efikasi diri dan kinerja orang tersebut. Dengan memvisualisasikan diri mereka sendiri, mereka mendorong diri mereka bahwa “jika orang lain dapat melakukan hal tersebut, mereka juga memiliki kapabilitas-kapabilitas untuk meningkatkan kinerja mereka sendiri”.
Jika seseorang melihat model (dalam hal ini adalah seseorang yang ditiru) adalah berbeda dari diri mereka sendiri maka efikasi diri mereka tidak akan banyak dipengaruhi oleh perilaku orang yang ditiru. Dalam hal ini pun, seseorang yang telah memiliki kepercayaan diri yang tinggi pun dapat meningkatkan efikasi diri mereka melalui model yang ditiru tersebut. Orang-Orang tidak hanya ingin merasakan hasil yang diperoleh melalui usaha namun juga melihat bagaimana orang-orang lainnya menikmati pencapaian yang sama dan menerima evaluasi sosial terhadap kinerja mereka, ini merupakan dua hal yang saling mempengaruhi satu sama lain (Albert Bandura 1997:87).
c. Persuasi verbal
Persuasi sosial dapat meningkatkan efikasi diri dan melalui efikasi diri yang tinggi, seseorang akan dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Orang-orang yang dipersuasikan secara verbal dengan
menyatakan bahwa mereka memiliki kapabilitas dalam melakukan tugas tertentu cenderung akan memobilisasi usaha-usaha yang hebat serta akan mempertahankannya. Namun jika mereka memiliki keraguan akan kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan tugas tertentu. Kekuatan persuasi verbal dengan sendirinya akan dibatasi untuk memperoleh efikasi diri yang tinggi (Albert Bandura 1997:101).
Teori ini dapat dibuktikan melalui Penelitian Schunk bersama asistennya (1986) terhadap anak-anak dengan kemampuan matematika dan membaca yang defisit. Dengan menggunakan strategi dimana subjek penelitian didorong dari waktu ke waktu bahwa pekerjaan mereka menunjukkan mereka adalah seseorang yang mampu, atau mereka telah bekerja cukup keras dan mereka perlu untuk bekerja lebih keras lagi. Strategi yang digunakan Schunk bersama asistennya ini menimbulkan hasil bahwa umpan balik evaluatif dapat meningkatkan kapabilitas pribadi dan dari kapabilitas pribadi ini dapat meningkatkan kepercayaan efikasi diri seseorang. Kemampuan umpan balik pada tahap awal juga dapat berkontribusi dalam perkembangan efikasi diri seseorang (Schunk, 1982; Schunk & Cox, 1986 dalam Albert Bandura 1997:101).
d. Keadaan psikologi & afektif seseorang
Dalam menilai kemampuan mereka, sebagian orang bergantung pada informasi somatik yang disampaikan melalui keadaan psikologi dan emosional mereka masing-masing, indikator-indikator somatik
dalam efikasi diri seseorang begitu relevan yang mencakup pencapaian fisik, fungsi kesehatan, dan cara mengatasi stress. Orang akan begitu mudah untuk mencapai sukses bilamana mereka tidak berada dalam rangsangan keengganan dibanding bilamana mereka tegang dan gelisah.
3. Indikator Self Efficacy
Menurut Albert Bandura (1997), terdapat tiga indicator dalam self efficacy yaitu:
a. Level
Merupakan indikator dari self efficacy yaitu sejauh mana seseorang dapat menentukan tingkat kesulitan suatu pekerjaan yang dapat dilaksanakan, dibutuhkan kemampuan untuk memahami kemampuan atau bakat yang dimiliki dan melihat target kedepan yang ingin dicapai sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan baik itu sulit ataupun mudah, sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat seseorang.
b. Strengh
Merupakan indikator dari self efficacy yaitu sejauh mana seseorang merasakan kekuatan dan keyakinan akan level pekerjaan tersebut. Seseorang dikatakan memiliki self efficacy yang tinggi apabila terdapat komitmen dan usaha yang besar dalam mengerjakan pekerjaan sulit ataupun mudah.
c. Generality
Merupakan indikator dari self efficacy yaitu sejauh mana seseorang mampu untuk menggeneralisasikan pengalaman- pengalaman untuk mengerjakan pekerjaan sebelumnya, dalam artian, apakah seseorang menjadikan suatu pengalaman dalam menjalankan pekerjaan terdahulu sebagai motivasi, keberhasilan atau kegagalan.
D. Self Esteem
1. Definisi Self esteem
Menurut Stanley Coopersmith (1967), Self esteem is a personal judment of worthiness that is expressed in the attitudes the individual holds toward himself, it is a subjective experience which the individual conveys to others by verbal reports and other overt expressive behavior.
Self esteem merujuk kepada evaluasi dimana seseorang membuat dan mempertahankannya. Self esteem dapat melewati pengalaman yang berbeda menurut jenis kelamin, umur, dan kondisi yang lainnya (Coopersmith, 1967:5).
Secara umum, teori dasar dari self esteem menunjukkan bahwa bilamana seseorang memiliki tingkat self esteem yang tinggi maka seseorang akan cenderung bahagia dan menjadi lebih efektif dalam memenuhi permintaan lingkungannya dibanding seseorang dengan self esteem yang rendah (Coopersmith, 1967:19).
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Self-Esteem
Coopersmith (1967) menyatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi self esteem yaitu:
a. Penghargaan dan penerimaan dari orang-orang yang signifikan
Self esteem dapat dipengaruhi dari berbagai orang yang dianggap bermakna dan penting bagi orang itu sendiri, seperti keluarga dan teman baik yang dapat membawa positif atau negatif self esteem yang dimiliki orang tersebut.
b. Kelas sosial dan kesuksesan
Kelas sosial dan kesuksesan dapat mempengaruhi self-esteem seseorang seperti pendapatan, pekerjaan, kekayaan, tempat tinggal dll.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pendapatan yang tinggi, status pekerjaan puncak dalam organisasi, kekayaan meteriil yang banyak dan tempat tinggal yang mewah cenderung memiliki self- esteem yang tinggi karena menganggap diri mereka lebih berharga, penting dan dibutuhkan oleh banyak orang.
c. Nilai dan inspirasi individu dalam mengintepretasikan pengalaman Setiap orang memiliki nilai instrumental tersendiri dalam hidupnya, bilamana pengalaman yang dialami seseorang sesuai dengan nilai yang diyakini orang tersebut, maka akan menyebabkan self-esteem yang tinggi.
d. Cara Individu dalam Menghadapi evaluasi
Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam menghadapi evaluasi positif maupun negatif yang diperoleh, baik itu merespon evaluasi dengan tindakan yang buruk ataupun merespon evaluasi dengan tindakan yang bijaksana.
3. Aspek Self esteem
Coopersmith (1967) menyatakan bahwa aspek self esteem meliputi : a. Perasaan berharga
Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan bagaimana ia melihat dirinya berharga dan bernilai untuk orang lain.
b. Perasaan mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang dirasa mudah atau sulit dicapai.
c. Perasaan diterima
Perasaan diterima merupakan perasaan yang dimiliki seseorang untuk dapat menerima dirinya sendiri atau orang lain baik itu kekurangan atau kelebihan dalam setiap pengalaman hidupnya.
4. Tingkatan Self Esteem
Menurut Coopersmith (1967, dalam Pricillia 2016), terdapat tiga bentuk tingkatan self-esteem yang terdiri atas:
a. Self Esteem tinggi
Individu dengan self-esteem yang tinggi memiliki kepercayaan akan bakat dan kemampuannya dengan baik. Individu seperti ini cenderung lebih optimis, aktif, mandiri ekspresif dan berhasil mewujudkan apa yang diinginkannya.
b. Self Esteem sedang
Individu dengan self esteem yang sedang memiliki kepercayaan akan bakat dan kemampuannya yang cukup baik namun tidak lebih dari individu dengan self esteem yang tinggi. Individu seperti ini cenderung lebih optimis dan mampu dalam menghadapi kritik, mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar dan mampu bersikap terbuka terhadap banyak orang.
c. Self Esteem Rendah
Individu dengan self-esteem yang rendah cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah akan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Individu ini memiliki sifat yang berkebalikan dengan individu dengan self eteem yang tinggi atau sedang, seperti memiliki sifat pesimistis, tidak aktif dalam kegiatan sosial, ketergantungan akan orang lain dan sulit untuk bersosialisasi dalam kehidupan di sekitarnya. Individu seperti ini cenderung untuk gagal dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
e. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Armstrong dan Baron (1998:15) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Sedangkan menurut Indra Bastian (dalam Irfan 2010:2), kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (Strategic Planning) suatu organisasi.
2. Elemen-Elemen Kinerja
Harmani Pasolong (dalam Irfan: 2010) menyatakan bahwa kinerja mempunyai elemen yang terdiri atas:
a. Hasil kinerja dicapai secara Individual atau secara institusi (kelompok).
b. Dalam pelaksanaan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab dimana orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga pekerjaan dilakukan dengan baik.
c. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, orang atau lembaga diharuskan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.
d. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.
3. Kriteria Mengukur Kinerja
Terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur seberapa Jauh kinerja tersebut memberi dampak positif dan negatif bagi diri sendiri atau perusahaan.
a. Kuantitatif
Seseorang atau sekelompok orang dikatakan mencapai kinerja yang baik apabila dapat menyelesaikan tugas berdasarkan standar pencapaian kuantitas unit yang dihasilkan.
b. Kualitatif
Seseorang atau sekelompok orang dikatakan mencapai kinerja yang baik apabila dapat menyelesaikan tugas dengan memenuhi standar kualitas perusahaan/organisasi dimana ia bekerja.
c. Ketepatan Waktu Pelaksanaan tugas atau proyek
Kinerja dinilai baik apabila seseorang atau sekelompok orang dapat mengerjakan tugas yang diemban tepat pada waktu yang ditetapkan dalam jobdesk atau tidak melebihi deadline yang ditentukan bersama.
d. Efektivitas Penggunaan Sumber organisasi
Kinerja dinilai baik apabila seseorang atau sekelompok orang dalam perusahaan/organisasi dapat meminimalisasikan penggunaan sumber organisasi seperti melakukan penghematan listrik, air, kertas dll.
e. Cara melakukan pekerjaan
Kinerja dinilai baik apabila seseorang atau sekelompok orang dalam perusahaan/organisasi menyelesaikan tugas sesuai standar
kerja, kode etik dan peraturan yang berlaku di perusahaan/organisasi tersebut dengan baik.
f. Penelitian Terdahulu
1. Vishal Mali (2013) dalam penelitiannya dengan Judul “A Study on Locus of Control and its Impact on Employees’ Performance” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang positif antara internal locus of control dan kinerja karyawan.
2. Alvionita Patricia (2017) dalam penelitiannya dengan judul “Analisis Pengaruh Time deadline pressure dan locus of control terhadap kinerja auditor”, melakukan penelitian pada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan sangat signifikan secara parsial antara deadline pressure terhadap kinerja auditor dan terdapat pengaruh positif dan sangat signifikan secara parsial antara locus of control terhadap kinerja auditor.
3. Pricillia Risca Pah (2016) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Self esteem terhadap Resiliensi pada remaja”, melakukan penelitian pada remaja berusia 12-23 tahun yang sedang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self- esteem terhadap resiliensi pada remaja berusia 12-13 tahun yang sedang menempuh pendidikan di kota Yogyakarta.
• Locus of Control g. Kerangka Penelitian
Gambar II.1 Kerangka Penelitian h. Hipotesis Penelitian
1. Locus of control
Locus of Control berpengaruh terhadap kinerja karyawan bilamana seseorang memiliki kendali diri internal yang kuat dalam mengerjakan tugas tertentu. Hipotesis ini pun didukung dengan penelitian seperti:
Vishal Mali (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan korelasi yang positif antara internal locus of control dan kinerja karyawan.
Sehingga berdasarkan teori dan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara locus of control terhadap kinerja karyawan.
2. Self efficacy
Teori Albert Bandura (1997) menyatakan bahwa faktor pengalaman performansi dalam self efficacy membantu pertumbuhan efikasi diri seseorang
Locus of control
Self efficacy
Self esteem
Kinerja Parsial
Simultan
dalam mengatur kemampuan kognitif dan self regulative demi tercapai kinerja yang efektif serta didukung pula oleh beberapa penelitian seperti
Robbins et al (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa mahasiswa dengan self efficacy yang tinggi menunjukkan kinerja akademik yang bagus.
Liu et al (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa self-efficacy memediasi hubungan antara kepemimpinan dan kinerja serta kepuasan karyawan.
Kellet et al (2009) dalam penelitiannya membuktikan bahwa efikasi kolektif dibandingkan self-efficacy memiliki dampak langsung kinerja pekerjaan dan pengembangan kariernya.
Sehingga berdasarkan teori dan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara self efficacy terhadap kinerja karyawan.
3. Self-esteem
Hipotesis ini dapat dibuktikan dengan menilik teori (Coopersmith 1967:19) yang menyatakan bahwa self-esteem yang tinggi akan lebih efektif dalam memenuhi permintaan lingkungannya dibanding dengan self-esteem yang rendah. Hipotesis ini dapat dibuktikan pula dengan penelitian seperti:
Pricillia Pah (2016) yang menyatakan bahwa self esteem berpengaruh terhadap resiliensi remaja berusia 12-13 tahun. Sehingga berdasarkan teori dan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara self esteem
terhadap kinerja karyawan
4. Locus of control, self efficacy, dan self esteem
Locus of Control, self efficacy, dan self esteem berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan. Hipotesis ini pun didukung dengan penelitian dari Mahardika (2016) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara locus of control, self efficacy, dan self esteem terhadap kinerja karyawan. Sehingga berdasarkan teori dan penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H 4: Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antar locus of control, self efficacy, dan self esteem terhadap kinerja karyawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berupa penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel ( Noor 2011:38). Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, jenis penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih ( Pradipta 2018:32).
B. Subjek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjekdalam penelitian ini adalah para Pegawai SMP N 1 Sentani yang memiliki berbagai latar belakang sosial, biologis dan budaya seperti jenis kelamin, umur, etnis, suku, status perkawinan dan agama tertentu.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti adalah locus of control, self efficacy dan self esteem yang berperan sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan yang berperan sebagai variabel terikat.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah bulan April 2019 – Mei 2019
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah sekolah SMP N 1 Sentani beralamat di Jl Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi variabel
Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 1) variabel bebas dan 2) variabel terikat.
a. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Alvionita, 2017:20). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas locus of control, self efficacy, dan self esteem.
b. Variabel terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel independen (bebas) (Alvionita 2017:25). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.
2. Definisi variabel
a. Locus of Control
Locus of control orientation is a belief about wether the outcomes of our actions are contingent on what we do (internal locus
Of control) or on events outside our personal control (external locus of control), (Zimbardo 1985:275).
b. Self efficacy
Self-efficacy is believing that one can organize and execute given courses of action required to deal with prospective situations.
Efficacy beliefs are the foundation of human agency (Albert Bandura 1997:10).
c. Self esteem
Self-esteem is a personal judment of worthiness that is expressed in the attitudes the individual holds toward himself, it is a subjective experience which the individual conveys to others by verbal reports and other overt expressive behavior (Coopersmith 1997:5).
3. Pengukuran Variabel
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala likert. Dalam metode skala likert, terdapat 5 buah alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak pasti/ tidak memutuskan, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Metode skala likert yang digunakan oleh peneliti menggunakan Skor 1-5 pada bagian positif, yaitu Sangat Sesuai (SS) skor 5, Sesuai (S) skor 4, Netral (N) skor 3, Tidak Sesuai (TS) skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) skor 1, sedangkan pada bagian negatif, dimana Sangat Sesuai (SS) skor 1, Sesuai (S) skor 2, Netral (N) skor 3, Tidak Sesuai (TS) skor 4 dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Table III.1 Skala Likert
Kode Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
a. Langkah menentukan jumlah kategori locus of control, self efficacy, self esteem dan kinerja dibagi menjadi lima bagian yaitu: sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
b. Menentukan interval setiap kategori
Kelas interval = (nilai maksimum-nilai minimum)/kelas interval = (5- 1)/5 = 0,8
c. Menyusun kategori
Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai berikut:
Tabel III.2
Kategori variabel independen dan dependen Skala
data
Kelas Locus of control
Self efficacy
Self esteem
Kinerja 1 1,00-1,79 sangat
kurang yakin
sangat rendah
sangat rendah
sangat rendah 2 1,80-2,59 kurang
yakin
rendah rendah rendah
3 2,60-3,39 Cukup cukup cukup cukup
4 3,40-4,19 Yakin tinggi tinggi tinggi 5 4,20-5,00 sangat
yakin
sangat tinggi
sangat tinggi
sangat tinggi
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang menerangkan secara jelas variabel- variabel yang diteliti dalam suatu penelitian, baik itu variabel bebas (independent variable) ataupun variabel terikat (dependent variable).
1. Locus of Control
Locus of Control dalam penelitian ini menggunakan dua buah indikator (Alvionita 2017:22) yang terdiri atas:
a. Locus of Control Internal
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya dengan baik dalam menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan yang dialami.
b. Locus of Control eksternal
Kemampuan seseorang untuk dikendalikan faktor luar dirinya dalam menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan yang dialami.
2. Self-efficacy
Self-efficacy dalam penelitian ini menggunakan tiga buah indikator yang terdiri atas generality, strengh, dan level (Albert Bandura, 1997)
a. Generality
Generality mencakup sejauh mana seseorang mampu untuk menggeneralisasikan pengalaman-pengalaman mengerjakan pekerjaan sebelumnya, dalam artian, apakah seseorang menjadikan suatu pengalaman dalam menjalankan pekerjaan terdahulu sebagai motivasi, keberhasilan atau kegagalan.
b. Strengh
Strengh mencakup sejauh mana seseorang merasakan kekuatan dan keyakinan akan level pekerjaan tersebut. Seseorang dikatakan memiliki self efficacy yang tinggi apabila terdapat komitmen dan usaha yang besar dalam mengerjakan pekerjaan sulit ataupun mudah.
c. Level
Level mencakup sejauh mana seseorang dapat menentukan tingkat kesulitan suatu pekerjaan yang dapat dilaksanakan, dibutuhkan kemampuan untuk memahami kemampuan atau bakat yang dimiliki dan melihat target kedepan yang ingin dicapai sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan baik itu sulit ataupun mudah, sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat seseorang.
3. Self esteem
Self-esteem dalam penelitian ini menggunakan tiga buah indikator yang terdiri atas perasaan berharga, perasaan mampu, dan perasaan diterima (Coopersmith, 1967).
a. Perasaan Berharga
Kemampuan seseorang untuk melihat apakah dia begitu berharga bagi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya
b. Perasaan Mampu
Kemampuan seseorang untuk melihat apakah ia mampu dalam menghadapai kesulitan, tantangan, pekerjaan dll dalam level penyelesaian masalah tersebut.
c. Perasaan Diterima
Kemampuan seseorang untuk menerima kelebihan dan kekurangan dirinya serta orang lain.
4. Kinerja
Kinerja dalam penelitian ini menggunakan lima buah indikator yaitu:
a. Kuantitatif
Kinerja diukur dengan menganalisis kemampuan karyawan dalam menghasilkan jumlah unit output tertentu dalam waktu yang ditentukan.
b. Kualitatif
Kinerja diukur dengan menganalisis seberapa baik, bagus dan bernilai output yang dihasilkan oleh karyawan.
c. Ketepatan waktu pelaksanaan tugas atau proyek
Kinerja diukur dengan menghitung seberapa cepat atau lambat penyelesaian kerja oleh karyawan berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
d. Efektivitas Penggunaan Sumber organisasi
Kinerja diukur dengan menganalisis seberapa efektif penghematan sumber daya organisasi.
e. Cara melakukan pekerjaan
Kinerja diukur dengan menganalisis apakah dan bagaimana cara kerja karyawan telah memenuhi jobdesk, kode etik, standar kerja dll.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada SMP N 1 Sentani.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah guru dan karyawan yang bekerja pada SMP N 1 Sentani sebanyak 32 orang
G. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode nonprobability
sampling dengan teknik accidental sampling dimana Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteistik maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). Sampel yang diambil peneliti yaitu para subjek penelitian yang bekerja pada SMP N 1 Sentani, dengan alasan bahwa para subjek penelitian cukup mudah untuk memberikan waktu mereka dalam mengisi kuesioner dan dapat memahami variabel-variabel dalam kuesioner yang diisi.
H. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana data diperoleh langsung dari lapangan oleh peneliti. Adapun data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui kuesioner.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Keusioner merupakan teknik analisis data dengan memberikan daftar pernyataan tertulis kepada subjek penelitian atau menurut Sugiyono (2013:199) kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
J. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur ketepatan instrumen penelitian dalam mencapai sasarannya dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas secara manual dapat dilakukan dengan cara menghitung rhitung menggunakan rumus yang dikutip dari Sinegar (2013:75) berikut ini:
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑛 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√[𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2][𝑛(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2]
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi n = jumlah responden X = skor variabel
Y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
nilai signifikan (α) = 5%, setiap butir pernyataan dinyatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel.
Uji validitas ini dibantu dengan menggunakan program aplikasi SPSS yaitu Coefficient Correlation Pearson (Sunyoto, 2007:80) b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji kestabilan dan konsistensi dari suatu instrumen penelitian sehingga dapat dikatakan reliable (dapat diandalkan). Siregar (2013:87) menyatakan bahwa reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s coefficient alpha yang dikutip dari Siregar (2013:90).
𝑟11= [ 𝑘
𝑘 − 1] [1 −∑ 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 ] Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas instrumen k = jumlah butir pertanyaan
∑𝜎𝑏2 = jumlah varian butir σ2t = varian total
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas juga dilakukan dengan bantuan program SPSS.
K. Teknik Analisis Data 1. Analisis deskriptif
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2006: 254), statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Populasi dari penelitian ini adalah pegawai SMP N 1 Sentani. Hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin b. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia
c. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama kerja
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi dalam analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh mendekati sebaran normal atau tidak. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan one Sample Kolmogorov-Smirnov test. Berdasarkan metode ini, data dalam penelitian dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Sig. ≥ 0,05 dan tidak berdistribusi normal apabila nilai Sig. < 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengukur tingkat keeratan pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien korelasi. Bilamana koefisien korelasi antar variabel bebas > 10 maka multikolinieritas terjadi dan bilamana koefisien korelasi antar variabel bebas ≤ 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah sebuah data mempunyai varians yang tidak sama di antara anggota tersebut.
Jika varians sama maka dikatakan ada homokedastisitas, jika varians tidak sama maka dikatakan ada heterokedastisitas (Santoso, 2002:39).
Uji ini dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Bilamana grafik scatterplot menunjukkan pola yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heterokedastisitas.
Sedangkan apabila grafik membentuk pola menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Regresi Linier Berganda
Berikut langkah-langkah dalam melakukan Uji regresi linier berganda:
1) Persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas dalam penelitian ini adalah.
Y = a + b1X1+b2X2+ b3X3 Keterangan:
Y : variabel kinerja karyawan X1: variabel locus of control X2: variabel self-efficacy X3: variabel Self-esteem a : konstanta
b1, b2 , b3 : Koefisien regresi 4. Pengujian hipotesis
a. Uji F
Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya, yaitu locus of control, self efficacy, dan self esteem secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu kinerja.
Atau untuk menguji apakah model regresi yang dibuat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Tahapan yang dilakukan dalam uji F yaitu :
1) Menentukan H0 = hipotesis nol, Ha = hipotesis alternative H0 : b1 : b2 = 0, artinya locus of control, self efficacy, dan self esteem secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja dengan tingkat signifikan 5%.
H0 : b1 : b2 minimal salah satu ≠ 0, artinya locus of control, self efficacy dan self esteem secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja dengan tingkat signifikan 5%.
2) Menentukan tingkat signifikan (ɑ) dan Ftabel
Tingkat signifikansi (α) dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Ftabel dapat dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan (degree of freedom) pembilang dan derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut. Derajat kebebasan (degree of freedom) pembilang menggunakan k, sedangkan derajat kebebasan (degree of freedom) penyebut menggunakan n-k.
3) Menghitung F statistic (F hitung)
Fhitung berdasarkan tabel dari output SPSS adalah 19,596 dan t tabel berdasarkan pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan n – k -1 = 28, didapat nilai t tabel sebesar 2,049
4) Menentukan Kriteria Uji F
H0 diterima dan Ha ditolak, jika Fhitung ≤ Ftabel. H0 ditolak dan Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel.
5) Membuat Kesimpulan
membandingkan nilai Fhitung yang diperoleh dengan Ftabel
sehingga jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak dan jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Uji signifikan secara parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial (Zulaela, 2014: 28). Uji ini dapat dilakukan dengan menginterpretasi hasil pada kolom Sig atau dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Untuk dapat menghitung thitung dapat digunakan rumus:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = x − μ 0 𝑠/√𝑛 Keterangan :
x : rata-rata pengambilan data μ0 : nilai rata-rata ideal
s : standar deviasi sampel n : jumlah sampel
a) Menentukan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (H0)
H0: Locus of control, self efficacy dan self esteem tidak berpengaruh pada kinerja
Ha: Locus of control, self efficacy, dan self esteem berpengaruh pada kinerja
b) Menentukan Taraf Signifikansi (Level of Significance) Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan di dalam penelitian adalah 5% (0,05).
c) Menghitung t statistik (t hitung)
t hitung diperoleh dari output SPSS dan t tabel dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 dengan n – k – 1 sehingga didapat nilai t tabel tersebut.
d) Menentukan Kriteria Uji t
H0 ditolak dan Ha diterima jika -t tabel > t hitung > t tabel atau sig. < 0,05
H0 diterima dan Ha ditolak jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau sig. ≥ 0,05
e) Kesimpulan
Sehingga jika -t tabel > t hitung > t tabel atau sig. <
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel atau sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
dengan menggunakan hasil kolom Sig dapat digunakan dasar keputusan apakah Ho diterima atau ditolak. Menurut Sarjono dan Julianita (2011: 112), yaitu:
1) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai α (Pvalue ≤ α), maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya locus of control, self efficacy dan self esteem berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini α ditentukan sebesar 5%.
2) Jika nilai probabilitas lebih besar dari α (Pvalue > α), maka Ha
ditolak dan Ho diterima artinya locus of control, self efficacy
dan self esteem tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.
5. Koefisien determinasi
Penelitian ini menerapkan koefisien determinasi guna menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
Menurut Zulaela (2014:43), koefisien determinasi menunjukkan proporsi variasi dalam variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel-variabel independen. Suatu model dikatakan baik jika memiliki R2 yang besar
(mendekati 1)