ini kata reformasi Tentu saja kita
menjadi perbendaharaan yang
LEARNING
mencermati arah SDMbermakna bagi kehidupan aparatur. Pada dasarnya, arah
berbangsa dan bernegara. Di antara ini tidak lain adalah juga
kita mungkin juga orientasi baru administrasi publik.
apakah sumber daya aparatur juga
LEARNING
Pertama, kita dihadapkanperlu direformasi? Kalau memang pada tuntutan untuk semakin
perlu, strategi apakah yang akan mempopulerkan administrasi yang
ditempuh, supaya
ORGANIZATION
lebih bersifat menggerakkan,benar
dengan sungguh-sungguh? Reformasi SDM aparatur
telah menjadi keharusan, semata-mata karena yang penting SDM aparatur dalam membawa bangsa lndonesia memasuki peradaban baru yang bergolak ini. Di tingkat ASEAN saja, kita dihadapkan pada pelaksanaan AFTA yang semakin dekat. Apakah SDM aparatur di instansi - dan daerah benar-benar telah
dikaitkan dengan implementasi CEPT mon effective preferential misalnya, sebagai acuan pelaksanaan AFTA? Bila memang semua tentulah cukup alasan bagi kita untuk mereformasi SDM aparatur.
Apalagi bila dikaitkan dengan liberalisasi perekonomian yang cepat akhir-akhir ini, seperti yang ditujukkan oleh substansi persetujuan antara pemerintah dengan IMF. Sebagaimana diketahui, saat ini tidak ada lagi, dan tidak boleh ada lagi
perdagangan eceran dan pengumpul (wholesale) bagi inves- tor asing, bahkan sampai dengan daerah tingkat Pembatasan perdagangan propinsipun,
Dr. Sudarsono MA
tidak boleh ada lagi. Ini berarti bahwa liberalisasi, dan bahkan benar-benar sudah menjadi bagian masyarakat Indonesia, sampai pelosok desa- desa. Pertanyaan lebih lanjut adalah: apakah SDM aparatur, terutama yang berada di ujung terdepan (Pemda Tingkat II), sudah benar-benar menyiapkan diri dan mempersiapkan masyarakatnya untuk menghadapi perubahan- perubahan yang turbulen ini? Siap atau tidak siap, pastilah reformasi SDM aparatur, menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan.
Kebutuhan akan reformasi SDM aparatur, juga mendapatkan momentum konkrit, pada kehidupan berbangsa dan bernegara beberapa waktu terakhir ini.
komitmen kabinet reformasi pembangunan, seperti sudah kita ikuti bersama, tampak jelas bahwa tekad bangsa Indonesia memasuki abad baru adalah reformasi menyeluruh perikehidupan bangsa. Tidak terkecuali adalah reformasi SDM aparatur. Persoalannya adalah; ke arah manakah, dan dengan strategi
memfasilitasi dan mendorong masyarakat daripada
sendiri kegiatan produktif dalam penyediaan barang dan jasa-jasa. government: steering ratherthan rowing adalah orientasi baru administrasi publik yang harus menjadi arah reformasi SDM aparatur.
kita dituntut untuk mempopulerkan administrasi yang mendorong perilaku di dalam masyarakat, dan di dalam birokrasi sendiri. Maksudnya memang sudah saatnya kita mend o r o n g govern- ment dalam arti
into service delivery.
cara ini, berbagai
keputusan publik yang mendorong munculnya praktek
dapat diminimalisasi.
Ketiga, kita dituntut untuk mengembangkan adminsitrasi publik yang berorientasi pada pencapaian visi organisasi yang sudah digariskan, bukan
mata mengelola birokrasi yang kaku dan bersifat membelenggu.
orientasi baru administrasi publik rule-driven govern- ment sebabnya kejelasan visi organisasi, dan demikian pula kejelasan visi
yang sering dijumpai untuk apakah reformasi aparatur organisasi menjadi beberapa komoditas tertentu, juga dilaksanakan? peranannya.
SESPANAS
SECARA
DAPAT
BAHWA,
PALING
SASARAN:
MENYIAP-KAN SDM
APARATUR YANG
KEMAMPUAN GANDA.
SATU
SDM APARATUR
SUPAYA MAMPU MENGELOLA
YANG SEMAKIN EFISIEN,
DAN AKUNTABEL.
SEGI, SDM APARATUR
SUPAYA JUGA MAMPU MENDORONG DAN MEMBER-DAYAKAN
MASYARAKAT UNTUK
KOMPONEN UTAMA PEMBANGUNAN
BANGSA.
MASYARAKAT TELAH
SEHINGGA
KEUNGGULAN
YANG
JUGA AKAN
KEUNGGULAN KOMPETITIF BANGSA YANG
Keernpat, kita
untuk mempopulerkan adrninistrasi yang sernakin berorientasi pada kebutuhan masyarakat warga negara, bukan kebutuhan birokrasi sendiri. Customer-driven govern- ment adalah salah satu arah reforrnasi SDM aparatur yang juga penting. Begitu pentingnya orientasi kepada pernenuhan kebutuhan warga masyarakat ini dicerminkan oleh penekanan terhadap pengembangan aparatur yang bersih berwibawa,
peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa, orientasi reforrnasi di paling sedikit mempunyai sasaran: bagaimana rnenyiap-kan SDM aparatur yang merniliki kernarnpuan ganda. Di satu segi SDM aparatur direforrnasi supaya mampu rnengelola adrninistrasi publik yang sernakin efisien, efektif dan akuntabel. Di lain segi, SDM aparatur direforrnasi supaya juga marnpu mendorong dan
dayakan masyarakat untuk benar- benar menjadi komponen utarna pembangunan bangsa. Bila masyarakat telah diberdayakan sehingga rnerniliki keunggulan kompetitif yang riil tidak
juga akan dicapai keunggulan kompetitif bangsa yang
Sejalan dengan berkernbangnya organisasi network adalah berturnbuhnya apa yang disebut organisasi virtual yaitu jejaring kerja temporer dari perusahaan-perusahaan, pernasok-pernasok, pelanggan-pelanggan, bahkan pesaing-pesaing yang sebenarnya satu sarna lain, tetapi disarnbungkan oleh teknologi inforrnasi sehingga mereka dapat saling berbagi ketrampilan, biaya dan akses ke suatu pasar tertentu.
Menghadapi era baru seperti ini, yang dilakukan oleh organisasi bisnis berkelas dunia, adalah dengan apa yang disebut strategi learning
organization. Mengingat bahwa yang dihadapi oleh organisasi bisnis adalah juga apa yang dihadapi oleh organisasi publik, maka tidaklah berlebihan bila strategi learning dan juga perlu dipertirnbangkan oleh organisasi publik, khususnya dalarn rangka SDM aparatur. Dimension
Critical tasks Relationships Levels Structures Boundaries Competitive thrust Management style Culture
People Strategic focus
LEARNlNG D A N LEARNING
Secara generik, learning didefinisikan sebagai suatu proses dirnana individu-individu rnendapatkan pengetahuan baru dan wawasan baru, guna
Beureaucratic Physical Hierarchical Many Functional Fixed
Vertical integration Autocratic
Homogeneous Efficiency
rnerubah perilaku dan tindak tanduknya. Edgar Schein seperti dikutip oleh Marquardt dan Reynold menegaskan bahwa sebuah
Network Mental Peer to peer Few
Multidiscipline teams Permeable
Outsourcing and aliances Participative
Commitment and results Diverse
konsep tunggal; bahwasanya terdapat berbagai macarn rnerniliki
waktu yang berbeda, dan yang mungkin juga diterapkan pada tahap-tahap yang berbeda dari serangkaian proses perubahan organisasi". Definisi sering beberapa learning,
Tipe knowledge a n d yang bermakna bahwa esensi learning
informasi dan pengetahuan kegiatan kognitif;
2. Tipe yakni tipe learning
yang karena mengutamakan praktek, juga membutuhkan adanya individu-inidividu yang untuksementara waktu sepertinya tidak kompeten. Kerana itu supaya tipe ini dapat terjadi kesempatan praktek, kesernpatan membuat dan adanya motivasi yang konsisten bagi individu yang dengan baik;
3. Tipe and learned anxi-
ety, yakni tipe yang keras dan kuat. Maksudnya tipe yang prosesnya akan lama dan bahkan sampai suatu saat di mana penyebab sendiri sudah atau berhenti.
lain dari learning dikemukakan Marquard (1996) sebagai berikut:
.
Adaptive yak n i da rpengalaman dan
2. yaitu proses
pengetahuan dari perumusan gambaran masa depan. Ti pe learning seperti ini sering sebagai
tion-reflection approach;
3. y ai u learning y a n g
ditumbuhkan dari dan kreativitas;
4. double-loop, dan learn-
yaitu merujuk pada berbagai tingkat learning yang dibedakan berdasarkan tingkat dari kegiatan yang
di organisasi;
5. Action learning atau action reflection learning
yakni learning yang problem
organisasi dengan menggunakan formula L =
P (existing or programmed knowledge) t Q
Action learning orang
yang yang atau mengatasi
di organisasi, dan berupaya tata mengatasi yang tersebut, kemudian rnernbawa
untuk kemudian digunakan sebagai bahan dan
Keinginan dan kebiasan setiap individu di organisasi akan menjadi basis tumbuhnya organisasi yang terus
disebut dengan organisasi
definisi dikemukakan berbagai apakah learning
Marquardt (1996) mengemukakan bahwa organisasi organisasi yang terus secara sungguh-sungguh dan secara bersama-sama, serta terus mentransformasikan dirinya supaya dapat dan menggunakan pengetahuan- nya baik bagi organisasi tersebut. Sementara itu et all, sebagaimana dikutip Dale (1 994) mengatakan bahwa organisasi
organisasi yang:
di mana setiap individu anggotanya didorong untuk terus dan mengembangkan
potensinya;
2. budaya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi tersebut;
3. Menjadikan strategi pengembangan sumber daya manusia sebagai strategi utama bisnisnya,
4. Terus transformasi organisasi.
Organisasi ini berbagai
dimensi, sebagaimana dikemukakan Marquardt (1996) sebagai berikut:
1. organisasi sebagai
suatu bahkan hampir dikatakan organisasi sebagai satuan otak yang
2. Anggota organisasi
pentingnya proses organisasi yang sedang bagi kejayaan organisasi saat ini dan di rnasa mendatang;
3. Learning merupakan proses dengan strategi, serta terintegrasi dan dengan proses kerja organisasi;
4. Terdapat fokus penting dari learning, yakni kreativitas;
5. Berfikir sistemik ('system merupakan dimensi fundamental;
6. Anggota organisasi akses yang terus rnenerus terhadap sumber-sumber data dan informasi yang penting bagi organisasi;
7. Terdapat di organisasi yang mendorong, mernberi motivasi, dan mempercepat
individu dan
8. Anggota organisasi berjejaring kerja secara inovatif dan suatu baik di rnaupun di organisasi;
9. Perubahan dihargai, dan yang tidak terduga atau bahkan dipandang sebagai kesempatan untuk
Organisasi bersifat cerdas dan 11. Setiap orang anggota organisasi didorong keinginan untuk peningkatan dan perbaikan
15
secara berkelanjutan;
12. Kesibukan organisasi dicirikan oleh aspirasi, refleksi dan konseptualisasi;
13. Terdapat pengembangan kompetensi inti (core acuan pengembangan produkdan jasa baru; dan
14. Organisasi pembelajar memiliki kemampuan beradaptasi, memperbarui diri, dan merevitalisasi dirinya guna perubahan lingkungan.
Marquardt (1996) juga menekankan bahwa terdapat lima subsistem utama organisasi pembelajar, yakni learning, (2) orang-orang, (3) teknologi, (4)
pengetahuan, dan (5) organisasi. Ditegaskan juga bahwa subsistem utama organisasi pembelajar adalah learn- ing. Seperti kita ketahui learning ini secara ontologi dapat berlangsung pada level individu, level kelompok, level organisasi maupun inter organisasi. Kiranya dengan ilustrasi beberapa definisi, serta dimensi-dimensi organisasi pembelajar tersebut, kita semakin dapat membayangkan apakah sesungguhnya
prinsip, dan ciri-ciri organisasi yang terus sebagai suatu Dengan demikian kitapun tentu semakin dapat membayangkan apakah organisasi yang kita geluti selama ini menuju ke arah organisasi pembelajar seperti ini? Bila belum ada tanda- tanda bahwa instansi-instansi kita belum menuju pada tumbuhnya organisasi pembelajar seperti ini, maka saatnyalah kita berfikir strategi reformasi SDM aparatur.
Hal ini penting, mengingat salah satu dimensi penting organisasi pembelajar (learning
selain yang sudah diurai di depan adalah pembelajaran
organisasi Yang terakhir
dan proses yang terjadi dalam organisasi pembalajar dalam peningkatan dan
pengetahuan.
Sejalan dengan ulasan di bahwa
dapat terjadi pada level individu, level kelompok maupun level organisasi, maka yang diperlukan di dalam pembelajaran organisasi adalah pembelajaran individual Hanya individu yang dapat berfikir dan berbuat. Seperti dikatakan oleh Senge (1992) bahwa "organisasi yang hanyalah rnelalui individu-individu yang Memang pembelajaran individu tidak
terjadinya pembelajaran organisasi, tetapi pembelajaran individu tidak akan terjadi pembelajaran organisasi". Hal ini juga disepakati oleh Argyris dan Schon seperti dikutip oleh Marquardt dan Reynolds (1994) yang mengatakan bahwa "pembelajaran individu merupakan syarat yang diperlukan kendatipun belum bagi terwujudnya pembelajaran organisasi".
Ray Stata, seperti dikutip oleh Marquartd dan Reynolds (1994) menegaskan bahwa pembelajaran organisasi terjadi penyamaan wawasan, pengetahuan dan model mental di antara individu-individu anggota organisasi. Pembelajaran organisasi dibangun di pengalaman dan pengetahuan yang telah mengendap dari keseluruhan bagian organisasi. menekankan organisasi untuk dibangun secara terus menerus pernbelajaran seumur
Secara lebih konkrit Marquardt dan Reynolds (1 994) menekankan bahwa kendatipun pembelajaran in- dividual dan pembelajaran organisasi saling terkait, tetapi pembelajaran organisasi dipandang lebih besar dari penjumlahan total pembelajaran individual. lndividu merupakan agen di mana pembelajaran organisasi dapat berlangsung, tetapi proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh gugusan variabel sosial, dan struktural yang lebih Proses melibatkan penyamaan dan penukaran pengetahuan, kepercayaan, asumsi-asumsi di antara individu-individu. Oleh sebab itulah untuk proses pembelajaran organisasi dapat diandaikan suatu konser musik ataupun tim bola basket. Keberhasilan tim bola basket pastilah tidak dapat hanya oleh seorang anggota individu saja, bahkan juga bukan karena penjumlahan dari pengetahuan dan ketrampilan masing-masing individu. Keberhasilan merupakan cerminan kinerja keseluruhan tata kerja di dalam organisasi.
Untuk terwujudnya pembelajaran organisasi, Peter Senge (1990; 1994) mensyaratkan adanya lima disiplin (1) berfikir systemik, (2) model mental, (3) keunggulan personal, (4) pembelajaran dalam dan (5) penyamaan visi. Marquardt (1996) menambahkan disiplin ke yang sebenarnya jugadiambil dari pemikiran Peter Senge, yakni
(6) dialog. Sementara Espejo, et all (1996) menambahkan disiplin ketujuh yakni (7) struktur organisasi yang efektif. Secara ringkas ketujuh disiplin ini dapat diurai sebagai berikut:
Berfikir sistem (system thinking) adalah disiplin pembelajaran yang menunjukkan kerangka konseptual yang digunakan seseorang untuk menjadikan pola-pola kerja lebih dan untuk membantu seseorang
manakala akan secara efektif;
2. Model mental (mental adalah disiplin pembelajaran yang menunjukkan asumsi-asumsi yang generalisasi-generalisasi, dan bahkan gambaran-gambaran yang mempengaruhi
kita dunia sekitar ini dan kemudian baaaimana kits langkah-langkah.
disiplin pembelajaran yang menunjukkan keunggulan
karena orang penyebabnya. Bahkan tidak
tercapainya tugas-tugas kita
ditirnpakan kepada orang lain.
orang lain penting
learning. masih ada budayaseperti ini dapat
dibayangkan menjadikan
di organisasi kita;
5. Ketakutan bagi yang tidak Sering
pertanyaan, mengapa harus menerapkan baru,
dengan saja kita sudah Saya cukup
puas dan nyaman dengan kerja yang sudah
Hal seperti ini juga menjadi
turnbuhnya proses learning;
6. yang tidak mendukung dan senang
menekan. Sering masih dijumpai bahwa
seseorang rencana learning arena
atasannya tidak mendukung. Hal ini memang terasa
tetapi diingat bahwa yang harus learning
semua orang anggota organisasi, terrnasuk para
pimpinan, pimpinannya juga sudah menyadari dan
proses learning seperti ini
sendirinya akan berkurang, kalau tidak
7. Visi organisasi yang tidak Memang
benar bahwa visi organisasi yang tidak akan
anggotanya untuk dapat
dengan baik. Karena itu penyusunan dan penetapan visi organisasi menjadi syarat penting tumbuhnya learning.
8. Keinginannya tinggi tetapi tidak
Sering dijumpai bahwa keinginan para individu
maupun suatu oraganisasi untuk
proses learning cukup tinggi, tetapi
dan karena
berbagai faktor, baik internal maupun faktor
R E F O R M A S I S D M A P A R A T U R S A A T
Bagaimanakah situasi reformasi SDM aparatur kita
saat ini? diurai di berfikir sistem
(system dengan bahayanya
kita berfikir dan bertindak hanya berdasarkan
perspektif diri sendiri mempertimbangkan
tingan pihak disadari bahwa
keputusan apapun yang dibuat aparatur pada
instansi tertentu atau tidak akan
mempengaruhi kinerja instansi masih ada
kesan ego dan koordinasi di antara
aparatur sendiri, tidak juga karena
berfikir sistern ini. Karena itu ada baiknya kita
bersama-sama merenungkan apakah kita secara
sistematik berfikir sistem ini.
Terkait dengan berfikir sistem ini
tim. Aparatur yang pandai
sendirian saja mencukupi untuk
rnembentuk semua instansi menjadi
tim terus
dikembangkan satuan-satuan
kerja kita masing-masing. Kendatipun sederhana, tetapi sebenarnya
mengembangkan tim ini.
ini karena pada dasarnya setiap individu
kepentingan, aspirasi dan kapasitas komunikasi yang berbeda-beda. Dengan komitmen yang kuat dari kita
semua untuk dan bertindak di tim, kiranya
instansi akan dapat diwujudkan.
Penyamaan visi di antara di
suatu organisasi maupun di konteks
kiranya akan menjadi penyangga bekerjanya Kitapun harus merenungkan apakah diri kita masing-masing, atau
unit aparatur di kerja kita sendiri, sudah
benar-benar menampakkan suatu organisasi yang
visi yang sama. penyamaan visi
ini, berbagai akan
rnencapai yang memuaskan.
dengan ini, tidak kita
renungkan nasehat untuktumbuhnya proses
yakni berusaha menjadi pemimpin
yang mempunyai visi tidak bersikap tiranik, tidak
menekan dan senantiasi memberikan ruang gerak dan
bagi supaya masing-masing
komitmen untuk Apakah kita sudah
berusaha menjadi aparatur yang seperti
ini? Tentu saja kita meminta aparatur
untuk seperti ini, yang secara
bertahap ini
demikian bahwa upaya untuk
government, mission-driven gov- ernment dan customer-dri
ven government dapat segera Aparatur saat ini dan di masa mendatang
aparatur yang memberdayakan masyarakat; yang
mendorong kompetisi di rnasyarakat dan di
dirinya sendiri; yang mementingkan pemenuhan
tuntutan dan aspirasi masyarakat daripada kehendak kepentingannya sendiri.
sebabnya, tepat kita terus
harus merenungkan peringatan Peter Senge
dialog yangdapat
segenap aparatur di berbagai tingkatan apakah
kita sudah mampu mendengarkan dengan sabar
pendapat orang lain, mampu diri, bersedia
19
saling berkomunikasi dan bahkan bersedia mendengark yang sebenarnya tidak ki dengarkan. Potongan baris-baris sajak WS Rendra, yar dibacakan dalam pertemuannya dengan Komisi I DP beberapa hari yang garnbaran denga jelas, kita sesungguhnya masih harus teru meningkatkan disiplin pembelajaran dialog
"karena kami dibungkam
dan nyerocos terus
maka kami
Kiranya sudah saatnyalah kita mulai terus rnerenungkan irnplikasi stratejikdari kurangnya rninat kita untuk learning membangun learning
sebabnya sering kita dengarkan peringatan:
don you die. lfyou you die. hannya
hanya dua: Learning or Die. Bila kita tidak secepatnya dan mengirnplernentasi sernua disiplin
learning, kitapun terkecuali, akan dikoreksi oleh sang waktu. Dengan kata lain, kitapun akan direformasi.
John P Change, An Action Plan From The World's Foremost Expert on Business Business Press, 1996.
and Paul Managing Learning, University 1994 Michael J., Ihe Learning Organization. New 1996 Marquardt, Michael and Angus Reynolds, The Global Learning Organization, Richard D. Irwin, 1994
The Knowledge How Companies Create Ihe Dynamicsol innovation, Oxford University Press,
Senge Peter M. The Discipline The Art and The Learning New York, 1990
Wick Caihoun W. and Lu Leon. How Smart Managers and Smart Companies