• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Perlindungan Badak Jawa Melalui Video Infografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Perlindungan Badak Jawa Melalui Video Infografis"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muliawan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Kubang Utara 2 No. 7 RT 2 RW 7 40134 Bandung

No. Telp : 082216667355

Email : muledraws@gmail.com

(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE PERLINDUNGAN BADAK JAWA

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh: Muliawan 51912227

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan ridhaNya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir berjudul “Perancangan Kampanye Perlindungan Badak Jawa”. Laporan pengantar tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah tugas akhir jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia. Berbagai macam hambatan dan kesulitan banyak ditemui selama pengerjaan tugas akhir ini. Namun atas bantuan dan dorongan berbagai pihak, laporan ini dapat berhasil diselesaikan. Maka tak lupa ucapan terima kasih yang teramat tulus dan sedalam-dalamnya kepada orang tua serta teman-teman yang selalu memberi dukungan untuk kelancaran perkuliahan penulis. Bapak Ivan Kurniawan M.Ds selaku dosen pembimbing tugas akhir prodi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Bapak Moh. Haryono selaku ketua Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan karyawan Balai TNUK yang telah membantu selama proses observasi.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan

umumnya bagi para pembaca.

Bandung 30 Juli, 2016

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB II. KAMPANYE PERLINDUNGAN BADAK JAWA ... 5

II.1 Kampanye ... 5

II.1.1 Jenis Dan Contoh Kampanye ... 6

II.2 Tinjauan Tentang Badak Jawa... 8

II.2.1 Morfologi Badak Jawa ... 9

II.2.2 Populasi Badak Jawa ... 10

II.2.3 Perilaku Badak Jawa ... 12

II.2.4 Jenis Pakan Badak Jawa ... 14

II.2.5 Faktor Ancaman Punah Badak ... 14

II.2.6 Tinjauan Tentang Konservasi Badak Jawa... 16

II.3 Tinjauan Umum Masyarakat Saat Ini ... 19

II.3.1 Data Primer ... 19

(8)

vii

II.5 Analisis dan Usulan Desain ... 22

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... 23

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 23

III.1.2 Pendeketan Komunikasi ... 23

III.1.3 Materi Pesan ... 24

III.1.8.2 Media Pendukung... 29

III.1.9 Strategi Distribusi... 30

III.2 Konsep Desain ... 31

IV.1.1 Teknis Produksi Media Utama... 39

IV.1.2 Konten Video Infografis ... 40

IV.2 Teknis Media Media Pendukung ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Binanto, Iwan. (2010). Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta : Andi

Cangara, Hafied. (2003). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Pers Gora, Winastwan S. (2006). Step By Step Motion Graphic & Visual Effect

Menggunakan Adobe After Effect 6.0. Yogyakarta: Andi

Haryono, M., dkk. (2015) Laporan Monitoring Badak Jawa Dengan Video Trap. Pandeglang : Balai TNUK

Inigopatria, Septa. (2014). Indonesia Dalam Infografik. Jakarta: KompasRustan, Kusmiati, Artini R., dkk. (1999). Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta:

Djambatan.

Kuntowijoyo. (1996). Intropeksi Badak Jawa. Kab. Indramayu : Mizania.

Kusrianto, Adi. (2006). Tipografi Komputer Untuk Desain Grafis. Yogyakarta : Andi

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama

Rustan, Surianto. (2014). Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Venus, A. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Yusuf, Syamsu. (2011) Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Sumber Internet

Haryono, Mohammad (2014). Rencana Pembangunan Populasi Kedua Badak Jawa. Tersedia di: http://www.ujungkulon.org [7 Juni 2015]

Daryan (2013). Perilaku Pokok Badak Jawa. Tersedia. di: www.ujungkulon.com [7 Juni 2015]

(10)

50 Rusyanti, Hetty (2015). Pengertian Morfologi Menurut Ahli. Tersedia di:

www.kajianteori.com [1 Agustus 2016]

Yayasan Badak Indonesia (2008). Mengenal Lebih Jauh Tentang BADAK. Tersedia di: http://www.badak.or.id [7 Juni 2015]

WWF (2011). Badak Jawa. Tersedia di: http://www.wwf.or.id [7 Juni 2015]

Sumber Artikel

(11)

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Permasalahan

Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan beberapa jenis ragam hewan dan hanya dapat dijumpai di Indonesia. Hewan adalah makhluk bernyawa yang bergerak, bernafas, dan bereaksi terhadap rangsangan. Hewan juga memerlukan makanan untuk bertahan hidup dan tumbuh mencapai besar tertentu. Hewan juga sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki banyak manfaat yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Hewan diciptakan sebagai sumber makanan, tidak hanya sebagai sumber hayati tetapi memelihara keberadaan harus dilakukan. Dengan hilangnya salah satu spesies berarti berkurangnya juga kekayaan alam yang ada di muka bumi ini dan menjadi suatu peringatan bagi manusia, karena kelesterian alam adalah tugas seluruh umat manusia.

Dengan terus berkembangnya perindustrian untuk memenuhi segala kebutuhan manusia menyebabkan pelestarian lingkungan tempat tinggal hewan-hewan terabaikan. Faktor lain dengan semakin maraknya pembakaran hutan dan pemburuan liar mengakibatkan keanekaragaman flora terancam. Dengan terjadinya hal tersebut banyak hewan-hewan di Indonesia yang terancam punah.

Di Indonesia terdapat jenis-jenis hewan yang terancam punah diantaranya elang Jawa, harimau Sumatera, orang utan, gajah Sumatera, harimau Sumatera, burung elang Jawa, babi rusa, badak Sumatera, dan badak Jawa. Diantara hewan-hewan yang lain, Badak merupakan spesies yang sangat mengkhawatirkan kehidupannya dan terancam punah.

(12)

2 punah karena perburuan liar dan penebangan hutan yang merampas habitat badak jawa. Badak jawa atau dikenal juga Badak bercula satu hanya terdapat di Pulau Jawa tepatnya di Ujung Kulon. Disamping Badak Jawa kini hanya tinggal di Taman Nasional Ujung Kulon dengan kondisi populasi yang tidak seimbang. Badak Jawa juga merupakan spesies Badak yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan akan punah. Badak Jawa merupakan mamalia besar paling langka di Dunia kurang lebih 60 ekor yang bertahan hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di Provinsi Banten. Karena statusnya yang langka, maka Badak Jawa dimasukan ke dalam daftar merah spesies yang terancam dari IUCN (International Union For Conservation of Nature).

Gambar I.1 Jenis badak di dunia

Sumber : http://rhinoinfo.weebly.com/uploads/2/6/7/3/26739596/8495311_orig.jpg (Diakses pada 15/1/2016)

(13)

jantan dan 23 betina, dengan kompisi umur 50 remaja/dewasa dan 8 anak. kepulauan Sunda di Indonesia. (Bahasa Latin -icus mengindikasikan lokasi); "Sunda" berarti "Jawa" Sedangkan dalam bahasa Inggrisnya badak Jawa disebut Javan.

Sejak Februari 2011, pengelolaan kamera dan video jebak secara penuh dilakukan oleh Balai Taman Nasional dan WWF memfokuskan kegiatanya pada observasi perilaku, pola makan, serta penelitian mengenai resiko dan ancaman wabah penyakit. Binatang ini hampir terancam punah karena populasinya setiap tahun berkurang. kamera jebak di Taman Nasional Ujung Kulon berhasil menangkap tiga individu Badak Jawa dan populasinya kini menjadi 60 individu di alam. Hal ini merupakan harapan baru bagi kelangsungan populasi Badak Jawa. (wwf.or.id/ 7 Oktober 2015)

I.2 Identifikasi Masalah

Setelah latar belakang masalah telah dipaparkan, dapat disimpulkan identifikasi masalah, diantaranya :

 Badak Jawa merupakan salah satu spesies yang terancam punah diantara spesies hewan terancam punah lainnya.

(14)

4 I.3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah dipaparkan, dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu :

Bagaimana cara mengajak masyarakat untuk membantu berdonasi kepada balai TNUK untuk upaya konservasi badak jawa.

1.4 Batasan Masalah

Setelah rumusan masalah dipaparkan, maka batasan masalah yang digunakan yaitu :

Mengajak masyarakat untuk membantu berdonasi kepada balai TNUK untuk upaya konservasi badak jawa ditujukan kepada remaja berusia 17-23 tahun di kab. Pandeglang

1.5 Tujuan Perancangan

 Tujuan perancangan yaitu untuk menciptakan kepedulian masyarakat terhapat kelestarian badak Jawa.

 Membuat suatu media yang mengajak masyarakat umum agar peduli terhadap ancaman punah badak Jawa dan berdonasi.

1.6 Manfaat Perancangan

(15)

BAB II. KAMPANYE PERLINDUNGAN BADAK JAWA

II.1 Kampanye

Menurut WWF (World Wide Fund and Nature) Kampanye adalah alat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan perilaku dari target audien. Kampanye juga dapat dilihat sebagai alat advokasi kebijakan untuk menciptakan tekanan publik pada aktor-aktor kunci, misalnya peneliti/ilmuwan, media massa, dan pembuat kebijakan.

Sedangkan secara pandangan komunikasi, kampanye memiliki definisi yang lain. Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Rogers dan Storey (seperti dikutip Venus 2004) mendefinisikan kampanye sebagai rangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.

Ciri-ciri kampanye menurut Venus (2004) yaitu:

 Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu.

 Jumlah khalayak sasaran benar.

 Biasanya ditentukan dalam kurun waktu tertentu.

(16)

6 II.1.1 Jenis Dan Contoh Kampanye

Beberapa jenis dan contoh kampanye menurut Larson (seperti dikutip Venus 2004), yaitu :

Product Oriented Campaigns

Kampanye ini berorientasikan pada suatu produk, pada umumnya terjadi pada suatu lingkungan bisnis, yang berorientasi pada iklan dan pada produk baru. istilah lain pada kampanye ini adalah commercial campaigns atau corporate campaigns. Tujuan kampanye ini adalah untuk membangun citra positif pada perusahaan dimata audiens.

Gambar II.1 Contoh Kampanye Produk

Sumber : http://www.caradesain.com/wp-content/uploads/2014/07/41.jpg (Diakses pada 7/4/2016)

Candidate Oriented Campaigns

(17)

Gambar II.2 Contoh Kampanye Pemilihan Umum

Sumber : http://news.lukulomedia.com/wp-content/uploads/2015/08/Guyub-rukun-mbangun-kebumen.jpg

(Diakses pada 7/4/2016)

Ideologically or Cause Campaigns

Kampanye ini berorientasikan pada tujuan yang bersifat khusus kepada masyarakat dan berdimensi pada perubahan sosial. Maka dari itu kampanye ini pula disebut social change campaigns. Tujuan kampanye ini ditunjukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terikat.

Gambar II.3 Contoh Kampanye Sosial

Sumber : https://www.brilio.net/photo/news/25-poster-kampanye-peduli-lingkungan-terbaik-sepanjang-masa-keren-160106q.html

(18)

8 II.2 Tinjauan Tentang Badak Jawa

Badak Jawa adalah salah satu binatang yang bisa ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Kabupaten Pandeglang, Banten. Taman Nasional Ujung Kulon berada di provinsi Banten tepatnya terletak di bagian paling ujung Pulau Jawa. Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat satu-satunya memiliki nilai ekologi dan kekayaan alam yang tinggi.

Gambar II.4 Badak Jawa

Sumber : http://www.rhinoresourcecenter.com/pictures/l/1234284217/Javan-Rhino-12.jpg (Diakses pada 7/4/2016)

Badak jawa memiliki panjang tubuh (seperti dikutip Djuri, 2009) yaitu dua sampai empat meter dan tinggi hingga bahu 1.7 meter. memiliki bibir atas lengkung mengait kebawah, bercula satu dengan panjang 25-27 sentimeter sedangkan pada betina tidak bercula. Kulitnya yang sedikit berbulu, memiliki warna abu-abu atau abu-abu coklat membungkus di pundak, punggung. Pembungkus leher badak jawa lebih kecil dan terus membentuk wujud pelana pada pundak. Badak jawa yang masih hidup di Taman Nasional Ujung Kulon bersifat pemalu. Menurut WWF (World Wide Fund for Nature). Bukan itu saja binatang beratnya mencapai satu ton ini dikenal halus tindak tanduknya.

(19)

Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan akan punah. Badak jawa juga diklasifikasikan sebagai jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar.

II.2.1 Morfologi Badak Jawa

Menurut Mulyana (seperti dikutip Rusyanti, 2015), menyatakan bahwa “istilah

‘morfologi’ diturunkan dari bahasa Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal. Dulu, ilmu ini lebih dikenal dengan sebutan morphemics, yaitu studi tentang morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan dinamika bahasa,

istilah yang kemudian lebih popular adalah morfologi.” (h. 5)

Berdasarkan penampilan bentuk tubuh dan rupa morfologinya (seperti dikutip Djuri, 2009), badak jawa adalah sebagai berikut:

 Tinggi dari telapak kaki hingga bahu berkisar antara 168-175 cm.

 Panjang tubuh dari ujung moncong hingga ekor 392 cm dan panjang bagian kepala 70 cm.

 Berat tubuhnya dapat mencapai 1.280 kg.

 Tubuhnya tidak berambut kecuali dibagian telinga dan ekornya.  Tubuhnya dibungkus kulit yang tebalnya antara 25-30 mm.  Kulit luarnya mempunyai corak yang mozaik.

 Lipatan kulit di bawah leher hingga bagian atas berbatasan dengan bahu.  Di atas punggungnya juga terdapat lipatan kulit yang berbentuk sadel (pelana)

dan ada lipatan lain di dekat ekor serta bagian atas kaki belakang.

 Badak betina tidak mempunyai cula, Ukuran cula dapat mencapai 27 cm.  Warna cula abu-abu gelap atau hitam, warnanya semakin tua semakin gelap,

pada pangkalnya lebih gelap dari pada ujungnya.

(20)

10 memiliki kelenturan yang dipergunakan untuk mengait dan menarik dedaunan dari ujung ranting kedalam mulutnya sewaktu makan. Ciri yang sangat menonjol lainnya adalah memiliki lipatan kulit tubuh seperti baju besi (Armor platted). Baju besi kulit rhino ini membuat penampilannya menjadi sangat gagah.

II.2.2 Populasi Badak Jawa

Menurut data Balai TNUK populasi badak di Ujung Kulon pada tahun 1937 hoogerwerf menaksir ada 25 ekor (10 jantan dan 15 betina), dan pada tahun 1955 ada sekitar 30-35 ekor. Pada tahun 1967 di Ujung Kulon pertama kalinya diadakan sensus badak Jawa yang menyebutkan populasinya ada 21-28 ekor. Turun naiknya populasi badak selain adanya kelahiran anak, juga dipengaruhi oleh adanya perburuan.

Populasi badak jawa di kawasan hutan TNUK pada saat ini tidak diketahui dengan pasti jumlahnya. Badak jawa tidak ada yang hidup di Penangkaran seperti Kebun-kebun Binatang atau Tempat-tempat Pelestarian Satwa. Kondisi ini mencerminkan kerentanan kehidupan dan keberadaan badak jawa. Mengingat badak jawa jumlahnya kurang dari 100 ekor, penyebarannya terbatas di kawasan hutan TNUK dan hanya ada di habitat alaminya, maka rhino ini dikatagorikan kedalam kelompok satwa langka yang menuju kepunahan.

(21)

Setelah pengawasan yang ketat terhadap tempat hidup badak, populasi badak jawa terus meningkat hingga kira-kira 45 ekor pada tahun 1975 Populasi badak jawa menurut hasil sensus sampai tahun 1989 diperkirakan tinggal 52-62 ekor. Sensus pada Nopember 1999 yang dilaksanakan oleh TNUK dan WWF diperkirakan 47 - 53 ekor. Sensus populasi badak jawa yang dilaksanakan oleh Balai TNUK, WWF - IP dan YMR pada tahun 2001 memperkirakan jumlah populasi badak berkisar antara 50 - 60 ekor. Sensus terakhir yang dilaksanakan Balai TNUK tahun 2006 diperkirakan kisaran jumlah populasi badak Jawa adalah 20 - 27 ekor.

Berdasarkan identifikasi morfologi badak jawa yang terdapat pada 570 klip video. Disimpulkan bahwa jumlah minimum badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sebanyak 57 individu. Yang terdiri dari 31 jantan dan 26 betina. Dari populasi tersebut terdapat 4 individu anak dan 53 individu remaja-dewasa.

Tabel II.1 Tabel Jumlah Minimum Individu Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon Hasil monitoring Tahun 2014

(Sumber : dokumen Balai TNUK)

Berdasarkan data terbaru pada bulan Juli 2015 lalu, WWF mendapatkan tiga individu Badak Jawa yang tertangkap oleh kamera di Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan hasil temuan ini total jumlah Badak Jawa yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon berjumlah total 60.

(22)

12 Gambar II.6 Jumlah Badak Jawa Juli 2015

sumber: wwf.or.id/natureguardian (Diakses pada 7/4/2016)

II.2.3 Perilaku Badak Jawa

Ethorhino (seperti ditulis Daryan, 2013) adalah pengamatan perilaku dari badak, dimana perilaku merupakan suatu reaksi dan aksi yang dilakukan oleh setiap makhluk hidup, baik dalam waktu tertentu atau dilakukan secara berulang setiap waktu sebagai suatu proses penyesuaian terhadap kebutuhan individu maupun penyesuaian terhadap lingkungan. Pengamatan perilaku badak Jawa dilakukan dengan pengamatan secara temuan langsung ataupun melalui hasil rekaman video serta data yang didapat secara tidak langsung yaitu melalui pengamatan bekas dan tanda-tanda yang ditinggalkan oleh badak.

(23)

Menurut Daryan (2013) berdasarkan hal tersebut diatas, ada beberapa perilaku badak yang sempat tercatat dan teramati diantaranya adalah:

- Wallowing

Wallowing adalah aktifitas badak saat berada di kubangan, hal ini bisa diamati dari mulai badak masuk kedalam kubangan sampai dengan badak tersebut keluar dari kubangan. Perilaku berkubang badak bertujuan untuk menyesuaikan suhu tubuh yaitu menghangatkan tubuh saat tubuh merasa kedinginan dan mendinginkan tubuh saat tubuh merasa kepanasan juga perilaku berkubang badak ini bertujuan untuk menghilangkan serangga-serangga yang ada di tubuh badak.

- Loccomotor

Loccomotor merupakan pergerakan tubuh atau anggota/bagian tubuh yang menyertai perilaku lain dari badak.

- Rubbing

Rubbing adalah perilaku badak menggesekan bagian tubuhnya terhadap benda yang ada didekatnya hal ini bertujuan untuk menghilangkan rasa gatal.

- Social

Seperti banyak orang ketahui bahwa badak merupakan makhluk yang menyendiri (soliter) akan tetapi dalam waktu dan kondisi tertentu badak bisa hidup dan melakukan aktifitas secara bersama-sama dalam kelompok yang kecil misalnya saat mengasuh anak saat musim kawin. Saat memenuhi kebutuhan yang sama (berkubang) dalam waktu yang sama, badak juga bisa menggunakan ruang secara bersama dengan yang lainnya dan tidak menguasai daerah tertentu. Akan tetapi hal itu baru ditemukan diantara sesame individu badak, dan belum pernah ditemukan dengan individu lain selain badak. Dalam kelompok kecil tersebut jantan dewasa tetap menjadi pemimpin kelompok dan bersifat melindungi terhadap yang lainnya.

- Konsumsion

(24)

14 II.2.4 Jenis Pakan Badak Jawa

Kuntowijaya (1996) menjelaskan badak jawa “Makanannya ranting dan pucuk-pucuk daun muda. Untuk mendapatkan makanannya itu, ia tidak main tabrak. Binatang bercula satu (yang laki-laki) dengan pelan mendorong pohon hingga jatuh pucuk daun dapat diraihnya .“( h. 33).

Menurut Hoogerwerf (1970, hlm.8) dan Schenkel & Schenkel (1969, hlm.8) menyatakan bahwa terdapat 150 jenis tumbuhan yang dimakan oleh badak jawa, sedangkan Amman (1985, hlm.8) menyatakan terdapat 190 jenis. Muntasib (2002, hlm.8) berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan verifikasi di lapangan menemukan 252 jenis pakan badak jawa dari 73 famili.

Rahmat (2007, hlm.8) menemukan jenis pakan badak jawa yang belum pernah di kemukakan oleh peneliti sebelumnya yaitu jenis sirih hutan (Piper cadicibrateum C.DC). Dari penelitian tersebut juga disebutkan bahwa badak jawa lebih menyukai vegetasi pakan dari golongan tumbuhan bawah sehingga dapat diindikasikan bahwa badak jawa lebih mendatangi daerah-daerah yang cenderung terbuka atau ada rumpang.

II.2.5 Faktor Ancaman Punah Badak Jawa

Adapun beberapa jenis faktor ancaman punah badak jawa menurut data Balai TNUK, yaitu

 Penularan penyakit

Salah satu ancaman terhadap populasi badak Jawa adalah penularan penyakit dari hewan ternak masyarakat. Dari data balai Taman Nasional Ujung Kulon menunjukan bahwa banyak masyarakat di sekitar TNUK yang menggembalakan ternaknya ke dalam kawasan. Keberadaaan hewan ternak tersebut adanya penyakit (vector) dari hewan ternak terhadap badak Jawa.

 Invasi Tumbuhan Langkap

(25)

Langkap, tumbuhan jenis lain termasuk jenis pakan badak Jawa tidak bisa tumbuh. Berdasarkan hasil monitoring, penyebaran tumbuhan langkap di semenanjung Ujung Kulon, yang merupakan habitat badak Jawa, semakin lama semakin meluas, sehingga menjadi ancaman bagi ketersediaan tumbuhan pakan badak Jawa.

 Kompetisi dan predasi dengan Satwa Liar Lain

Selain sebagai habitat badak Jawa, semenanjung Ujung Kulon juga menjadi habitat mamalia besar lain yakni Banteng (Bos sondaicus). Berdasarkan hasil monitoring, populasi banteng di Semenanjung Ujung Kulon cenderung meningkat. Disamping berada di padang-padang penggembalan, banten juga menyebar di hutan yang merupakan habitat badak jawa.

Banteng merupakan satwa yang berkompetisi dengan badak Jawa dalam hal penggunaan ruang dan pakan dimana banteng yang berada di dalam hutan (diluar padang penggambalaan) menggunakan jalur yang sama dengan jalur yang digunakan oleh badak Jawa. Selain itu babi hutan (sus scropa) merupakan satwa competitor bagi badak Jawa dalam hal penggunaan ruang seperti jalur dan kubangan, sedangkan satwa lain merupakan competitor dalam hal penggunaan ruang dan mendapatkan makan yaitu kijang.

 Tsunami Akibat Gempa Bumi dan Letusan Gunung Krakatau

(26)

16 II.2.6 Tinjauan Tentang Konservasi Badak Jawa

Menurut data Balai TNUK upaya konservasi Badak Jawa dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon dengan cara pengamanan kawasan yang menjadi habitat Badak Jawa, pembinaan habitat seperti penanaman tumbuhan pakan, penelitian pertumbuhan langkap dan juga monitoring Badak Jawa. Upaya peningkatan populasi badak jawa juga dilakukan dengan pembangunan populasi yang baru diluar kawasan taman nasional.

Data dan informasi mengenai populasi badak jawa menjadi sangat penting sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan konservasi satwa tersebut dan pengelolaan kawasan TNUK. Namun badak jawa termasuk satwa yang mempunyai sifat menghindar dari kehadiran manusia (elusive), hidup menyendiri (soliter) pada kawasan hutan yang lebat dan luas sehingga sulit untuk dijumpai secara langsung. Hal tersebut menjadi kendala dalam melakukan monitoring satwa tersebut.

Sejak tahun 1967, inventarasi populasi badak jawa di TNUK dilakukan dengan perhitungan jejak dalam transek yang menghasilkan jumlah populasi berupa perkiraan. Diperkirakan jumlah populasi pada tahun 2010 berjumlah 50-60 ekor, jumlah populasi tersebut stagnan sejak tahun 1994.

Metode inventarisasi dengan penghitungan jejak tersebut mempunyai banyak kelemahan karena proses pencarian dan identifikasi jejak dipengaruhi oleh kondisi iklim dan tanah, diperlukan pengamat yang berpengalaman untuk mengidentifikasi jenis jejak (Silveira et al. 2003), serta kondisi fisik dan motivasi pengamat (Ringvall 2000). Selain itu, penggunaan metode penghitungan jejak akan menghasilkan jumlah populasi over estimate karena satwa yang sama bisa dihitung lebih dari satu kali (Silveira et al. 2003).

(27)

jawa, adanya gangguan aktivitas manusia selama pembuatan ranggon, dan aktivitas manusia selama pengamatan seperti memasak dan bersuara.

Pada tahun 2011 Balai TNUK mulai menggunakan perangkap kamera video (Camera Video Trap) untuk memonitor populasi Badak Jawa. Kamera video yang digunanakan sebanyak 40 unit dengan menggunakan sensor gerak untuk mendeteksi keberadaan Badak Jawa yang melintas dalam jangkauan sensor. Pada 2013, Balai Taman Nasional Ujung Kulon menambahkan pemasangan kamera video trap menjadi 120 unit. Penggunaan kamera video trap dalam monitoring Badak Jawa bertujuan untuk menghasilkan data perihal kondisi badak jawa yang lebih objektif dan lengkap. serta mempermudah petugas Taman Nasional Ujung Kulon dalam mengenali masing-masing individu Badak Jawa melalui ciri-ciri pada morfologi dan perilakunya.

Gambar II.7 Kamera Video Trap (Sumber : dokumen Balai TNUK)

(28)

18 dengan menggunakan gerakan sensor dan merekam secara otomatis saat objek yang bergerak pada area sensor kamera tersebut.

Pada monitoring tahun 2014, sebanyak kurang lebih 100 unit kamera video trap dioperasikan pada 106 lokasi pemasangan/grid mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014. Dari total 12.016 klip video independen, 570 klip video (5%) diantaranya klip video dengan spesies Badak Jawa.

Tujuan monitoring badak jawa dengan video trap di Taman Nasional Ujung Kulon adalah:

 Mengetahui parameter demografi populasi badak jawa (ukuran populasi, sex ratio, struktur umur, natalitas, mortalitas) di Taman Nasional Ujung Kulon.  Mengetahui perilaku badak jawa, minimal saat badak jawa tersebut terekam

dan termonitor oleh kamera video trap.

 Mengetahui pola sebaran badak jawa berdasarkan ruang dan waktu.

 Mengetahui korelasi penggunaan ruang dan waktu antara badak jawa dengan kompetitor.

Untuk menjaga dan menyelamatkan badak Jawa dari kepunahan, Pemerintah Indonesia berdasarkan Peemenhut Nomor 43 Tahun 2007 telah menetapkan strategi dan rencana konservasi badak Indonesia Tahun 2007-2017. Dalam jangka pendek (2007-2012) yang perlu dilakukan adalah membangun suaka khusus (sanctuary) badak Jawa. Selanjutnya berdasarkan hasil pertemuan ARSG (Asian Rhino Specialis Group) tanggal 2-3 Maret 2009, disepakati untuk membangun JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area) di Taman Nasional Ujung Kulon. Pada tanggal 21 Juni 2010, Gubernur Banten bersama dengan Menteri Kehutanan telah melakukan pembangunan JRSCA di Pulau Peucang TNUK. Pada saat yang bersamaan pemerintah melalu Menteri Kehutanan menetapkan dan

(29)

Tujuan pembangunan JRSCA adalah :

 Mengembang biakkan badak Jawa secara alami untuk mencapai tingkat populasi yang viable (dapat hidup berkelanjutan)

 Sebagai area khusus untuk melakukan studi ekologi, perilaku dan teknik pembinaan habitat badak Jawa.

 Sebagai area khusus untuk melakukan konservasi badak Jawa secara lebih intensif

 Meningkatkan pemahaman dan kepedulian para pihak terhadap upaya konservasi badak Jawa.

II.3 Tinjauan Umum Masyarakat Saat ini

Badak Jawa adalah salah satu jenis spesies yang terancam punah yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Berbagai faktor-faktor ancaman punahnya badak Jawa merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup badak Jawa.

Berdasarkan hasil penelitian dari kuisioner yang dilakukan kepada masyarakat. Maka hasil yang didapatkan adalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang morfologi, populasi, perilaku, ancaman punah dan konservasi badak Jawa. Namun kepedulian masyarakat terhadap badak Jawa sangat tinggi.

II.3.1 Data Primer

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengisian kuisioner yang diberikan

kepada masyarakat umum dengan jumlah responden 71 orang dan kuisioner ini

(30)

20 Gambar II.8 Bagaimana perilaku badak Jawa di TNUK

sumber: pribadi

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Bagaimana perilaku badak Jawa di TNUK

 17% responden menjawab sangat mengetahui  27% responden menjawab sekedar mengetahui  56% responden menjawab Tidak mengetahui

Gambar II.9 faktor-faktor ancaman punah badak Jawa sumber: pribadi

17%

27% 56%

Bagaimana perilaku badak Jawa di TNUK

Sangat mengetahui Sekedar mengetahui Tidak mengetahui

19%

27% 54%

faktor-faktor ancaman punah badak Jawa

(31)

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

faktor-faktor ancaman punah badak Jawa

 19% responden menjawab sangat mengetahui  27% responden menjawab sekedar mengetahui  54% responden menjawab Tidak mengetahui

Gambar II.10 Jumlah Populasi Badak Jawa sumber: pribadi

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Jumlah populasi badak Jawa saat ini

 12% responden menjawab < 20 populasi  15% responden menjawab < 40 populasi  7% responden menjawab < 60 populasi  66% responden menjawab tidak tahu

12%

15%

7% 66%

Jumlah populasi badak Jawa saat ini

(32)

22 Gambar II.11 Kepedulian masyarakat terhadap badak Jawa

sumber: pribadi

Berdasarkan hasil kuisioner tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Kepedulian masyarakat terhadap badak Jawa

 59% responden menjawab sangat peduli  29% responden menjawab peduli  12% responden menjawab biasa saja

II.4 Target Khalayak Saat Ini Demografi

 Usia : 17-23 tahun

 Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan  Warga Negara : Indonesia

 Status ekonomi : Menengah keatas  Pekerjaan : Pelajar

Psikografis

 Memiliki rasa tanggung jawab dan peduli pada lingkungan sekitar  Dapat menentukan keputusan sendiri

Geografis

(33)

II.5 Analisis dan Usulan Desain

(34)

23 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan dibuat untuk menyampaikan pesan dan gagasan kepada khalayak sasaran agar khalayak sasaran dapat menerima isi pesan dari perancangan ini. Kampanye perancangan ini menggunakan strategi komunikasi persuasi yang dilakukan di dalam acara Hari Badak Sedunia tanggal 22 September 2016

Dalam melakukan kampanye, perlunya membuat strategi perancangan yang digunakan sebagai cara untuk melakukan pendekatan secara komunikatif dengan menggunakan ide maupun gagasan. Bertujuan untuk mencari rasa simpati dan kepedulian dari masyarakat. Sekaligus mengajak masyarakat untuk ikut membantu Balai TNUK untuk upaya konservasi dengan cara berdonasi.

III.I.I Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi perancangan kampanye sosial perlindungan badak jawa ini yaitu :

 Mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dalam kegiatan acara Hari Badak Sedunia 2016.

 Mengajak masyarakat untuk membantu berdonasi kepada balai TNUK untuk upaya konservasi badak jawa.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Dalam menyampaikan informasi dan tujuan yang terkandung di dalam perancangan ini, pendeketan komunikasi yang dilakukan yaitu melalui pendekatan visual dan pendekatan verbal.

a. Pendekatan Visual

(35)

Visual yang ditampilkan pada kampanye ini adalah menggunakan mediavideo infografis menggunakan karakter gambar badak Jawa. Karakter yang diambil adalah Dipati salah satu jenis badak jantan remaja untuk dijadikan karakter pada video infografis.

b. Pendekatan verbal

Pendekatan verbal yang disajikan pada video infografis ini menggunakan Bahasa Indonesia, karena target khalayak adalah orang Indonesia. Pendekatan ini bertujuan untuk menyampaikan tentang informasi tentang morfologi, populasi, ancaman punah dan bentuk konservasi badak jawa. Komunikasi secara verbal yang akan disampaikan diharapkan dapat memudahkan khalayak untuk menerima pesan yang ada pada video infografis ini.

III.I.3 Materi Pesan

Materi pesan pada perancangan video infografis sosial ini terdiri dari 4 bahasan. Pada tahapan awal video ini memberikan informasi populasi badak jawa. Tahapan selanjutnya memberikan informasi tentang ancaman punah badak jawa. Tahapan selanjutnya yaitu bentuk konservasi. Setelah itu diakhiri dengan ajakan untuk berdonasi.

III.I.4 Gaya Bahasa

Dalam perancangan kampanye sosial ini gaya bahasa disesuaikan dengan target khalayak dengan dengan gaya bahasa persuasif pada akhir video. Yang bertujuan untuk mengajak target khalayak untuk melakukan apa yang disampaikan dalam kampanye perancangan ini.

III.1.5 Khalayak Sasaran a. Demografis

 Usia : Remaja umur 17-23 tahun

 Status Ekonomi : Semua kalangan

 Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

(36)

25 b. Psikografis

Menurut Yusuf (2011) perkembangan psikologi remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Perkembangan kognitif (kemampuan berpikir )

 Secara intelektual, remaja mulai dapat berpikir logis tentang gagasan abstrak.

 Sudah mampu membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.

Perkembangan emosi

 Menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih dan murung).

 Menyukai tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam dirinya.

c. Consumer journey

Tabel III.1 Consumer journey

Waktu Aktifitas Tempat Point of contact

Pagi Belajar Sekolah Alat tulis. Handphone, laptop, kelas, Poster, infografis, Siang Belajar Sekolah Alat tulis. Handphone, laptop,

lapangan, kelas, infografis

Sore Belajar

tambahan

Tempat les Alat tulis, laptop, poster, brosur, banner, spanduk

Malam Istirahat Rumah Handphone, Kasur, alat makan

Dari data consumer journey yang telah dipaparkan diperoleh informasi point of contact seperti benda dan tempat seperti handphone, laptop, alat tulis, poster, lapangan, sekolah, spanduk, dan lainnya. Benda dan tempat yang menjadi point of contact dijadikan sarana media yang akan dibuat.

(37)

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif sangat penting digunakan untuk menyampaikan informasi kepada target khalayak strategi yang digunakan kampanye social ini adalah alur interaksi AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share) dengan membuat media video infografis yang dijadikan media utama untuk ditayangkan. Video infografis tersebut nanti akan ditayangkan pada acara Hari Badak Sedunia pada tanggal 22 september 2016.

Tujuan dari pembuatan video infografis untuk kampanye perlindungan badak jawa adalah :

 Sebagai daya tarik untuk melihat informasi yang ingin disampaikan untuk target khalayak.

 Sebagai media kampanye yang nantinya bisa juga tersebar di situs media sosial seperti youtube, facebook, dan sebagainya.

III.1.7 Tahapan Kampanye

Dalam tahapan pencangan kampanye ini dibuat suatu tahapan, tahapan tersebut merupakan bagian dari proses kampanye, tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

 Tahapan Pra-event

Pada tahap awal yang dilakukan adalah menyebarkan poster tentang informasi acara Hari Badak Nasional 2016. Teknis pelaksanaan yaitu menyebarkan media poster berukuran A3 di tempat yang ditargetkan kepada khalayak sasaran.

 Tahapan Acara

(38)

27 Rundown Acara Kampanye Perlindungan Badak Jawa

Tabel III.2 Rundown Acara Kampanye

Waktu Kegiatan Keterangan

09.00-09.30 Pembukaan Panitia

9.30 – 11.00 Talkshow WWF & Balai TNUK

11.00 – 12.00 Istirahat -

01.00 – 2.00 Lomba desain poster Badak Jawa

MC

02.00 – 02.30 Doorprize MC

02.30 – 03.00 Penutup MC dan Panitia

Adapun map venue acara yang dibagikan kepada khalayak sasaran untuk mengetahui tempat acara berlangsung yang dilakukan di Balai Kota Pandeglang. Dan juga memberikan informasi tentang lokasi stages utama, foodcourt dan booth yang terdapat di lokasi acara Hari Badak Sedunia 2016

Gambar III.1 Map Venue acara sumber : dokumen pribadi III.1.8 Strategi Media

(39)

III.1.8.1 Media Utama

Media utama pada proses perancangan kampanye ini yaitu video infografis, karena media massa menurut cangara (2003) bersifat terbuka: pesan dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. (hlm. 134)

Menurut Binanto (2010) Video merupakan jenis multimedia linear, dimana pengguna hanya menjadi penonton dan menikmati produk multimedia yang disajikan dari awal hingga akhir. Pengertian dari video merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Video juga merupakan metode yang cerdas untuk mengirimkan multimedia kepada audiens yang melihat di televisi ataupun internet. (hlm.2)

Menurut Inigopatria (2014) Infografis berasal dari kata informasi digabung dengan grafis. Maknanya pun tidak lain adalah representasi grafis dari informasi. (hlm. 22)

(40)

29 III.1.8.2 Media Pendukung

 Stiker line

Digunakan sebagai salah satu strategi pasca event Hari Badak Sedunia 2016. Tujuannya adalah memberikan memorable kepada target khalayak di lain waktu setelah event selesai.

 Poster

Digunakan sebagai media untuk memberi informasi tentang acara Hari Badak Sedunia 2016 yang diberikan kepada khalayak sasaran.

Ambient Media

Ambient media berupa celengan badak jawa digunakan untuk khalayak sasaran untuk melakukan donasi.

 Brosur

Media ini digunakan sebagai media informasi untuk memberikan informasi tentang badak jawa.

X- banner

Media ini digunakan untuk memberikan informasi yang ditempatkan langsung pada acara Hari Badak Sedunia 2016.

 Spanduk

Media ini digunakan sebagai informasi sebuah acara yang ditempatkan langsung pada lokasi acara Hari Badak Sedunia 2016.

 Stiker

(41)

 Kalender

Kalender merupakan media yang dapat disimpan dimana saja sehingga dapat dilihat oleh khalayak sasaran. Kalender digunakan khalayak untuk melihat tanggal dan hari.

Merchandise

Merchandise diberikan kepada khalayak sasaran untuk perlombaan, doorprize dan untuk cendramata pada saat acara Hari Badak Sedunia 2016, media tersebut diantaranya Tshirt,Mug dan Pin

III.1.9 Strategi Distribusi

Strategi distribusi dilakukan melalui kerja sama dengan balai Taman Nasional Ujung Kulon dan WWF. Media utama akan disimpan dan dimainkan pada papan layar besar yang nantinya akan dilihatkan kepada khalayak. Setelah acara Hari Badak Sedunia media utama akan ditayangkan dijejaring sosial seperti youtube dan facebook untuk mengingatkan kepada masyarakat yang tidak sempat hadir di acara Hari Badak Sedunia 2016.

(42)

31 III.2 Konsep Desain

Konsep desain pada perancangan ini sangat dibutuhkan, maka dibuatlah konsep desain yang mengacu pada tujuan perancangan kampanye ini.

III.2.1 Format Desain

Format desain dalam perancangan ini menggunakan tampilan landscape berupa media video infografis, dengan spesifikasi format video sebagai berikut :

Preset : HDV/HDTV 720 25 Pixel Aspect Ratio : 16:9 Frame size : 1280 x 720 Frame Rate : 25

Channel : RGB Format video : mp4 Duration : 02.12 detik Format audio : mp3

III.2.2 Tata Letak

Penyusunan dalam layout ini memekai pola simetris dengan keseimbangan layout.

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan

cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar

maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang

yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Tschichold (1902-1974)

(43)

Gambar III.3 Referensi layout Untuk Video Infografis

Sumber : http://www.shutterstock.com/pic-226242775/stock-vector-deer-in-the-birchwood-forest-flat-design-cartoon-vector-wild-animals-flat-zoo-nature-children.html

(Diakses pada 7/4/2016)

Berikut merupakan contoh screenshoot tata letak karya yang digunakan pada

perancangan media video infografis, berdasarkan konsep tata letak dan referensi

yang telah ditentukan.

(44)

33 III.2.3 Huruf / Tipografi

Menurut Kusrianto (2006) tipografi atau huruf dimulai sejak manusia berusaha menuangkan pesan-pesan yang ingin disampaikannya melalui tulisan. Mengenal latar belakang itu diperlukan agar pembaca dapat memahami perkembangan dari tahap ke tahap budaya manusia dalam hal tulis menulis.(hlm. 2)

Huruf merupakan suatu unsur yang mempunyai peranan penting dalam penyampain suatu pesan. Huruf pada perancangan kampanye ini memiliki kriteria persuasi dan mudah dibaca, yaitu dengan memperlihatkan kenyamanan dan ketebacaan dalam membaca.

Jenis huruf yang digunakan adalah :  BEBAS NEUE

Huruf ini digunakan untuk penggunaan huruf pada video infografis mempunyai kesan kuat dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Huruf ini juga digunakan untuk judul pada konten media pendukung.

 Myriad Arabic

(45)

III.2.4 Gaya Visual (Ilustrasi)

Kusrianto (2006) menjelaskan “Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar

yang di manfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan

secara visual”.(h. 140). Ilustrasi menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang bertujuan menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan atau informasi tertulis lainnya sehingga tulisan tersebut lebih mudah dipahami. Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan ini. Ilustrasi yang digunakan yaitu flat design dengan gaya minimalis. Dengan menggunakan flat design diharapkan informasi dan tujuan video ini dapat disampaikan dengan mudah oleh target khalayak dan cepat dipahami.

Gambar III.5 Gambar Video Infografis

(46)

35 Karakter Badak Jawa

Tokoh utama pada karakter badak jawa adalah Dipati. Dipati adalah salah satu

individu badak jantan dewasa berumur 18 tahun.

Gambar III.6 Gambar Badak Jawa Dipati

Sumber : Dokumen Balai TNUK

Gambar III.7 Karakter Badak Jawa

Sumber : Dokumen pribadi

III.2.5 Warna

(47)

Gambar III.8 Referensi Warna

Sumber : http://www.freepik.com/free-vector/cute-animals-in-flat-design_803766.html (Diakses pada 7/4/2016)

Warna merupakan elemen yang sangat penting pada desain. Warna memilki daya tarik yang kuat untuk menciptakan makna dan pesan tersendiri. Warna yang digunakan untuk perancangan kampanye ini adalah mode warna RGB karena hasil perancangan kampanye ini ditayangkan pada media massa.

Gambar III.9 Warna

(48)

37

III.2.6 Voice Over

Voice over pada video infografis ini menggunakan intonasi penekanan tempo,

dengan voice over pria untuk lebih mempertegas apa yang dimaksud dari isi dan

tujuan video infografis ini. Sehingga target khalayak bisa mencerna isi pesan yang

dimaksud dari perancangan kampanye. Berikut konten voice over pada video

infografis ini :

Diseluruh dunia terdapat 5 jenis badak, badak india, badak hitam afrika, badak putih afrika, badak sumatra dan badak jawa.

Diantara lima jenis tersebut, badak jawa menjadi jenis yang paling terancam populasinya.

Menurut data Balai Taman Nasional Ujung Kulon, jumlah populasi badak jawa tiap tahunya tidak stabil, tercatat, saat ini hanya ada enam puluh badak jawa yang tersisa di taman nasional ujung kulon.

dari observasi yang telah dilakukan, dapat ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan kepunahan badak jawa, yaitu

 Tumbuhan langkap yang tumbuh secara pesat menyebabkan berkurangnya pangan badak.

 Virus yang berasal dari hewan ternak

 Hingga, kompetisi dengan hewan liar lainnya

Dalam upaya penaggulangan masalah tersebut, balai taman nasional ujung kulon yang bekerja sama dengan WWF telah melakukan beberapa upaya untuk melindungi badak jawa dari kepunahan.

(49)

Lalu pada tahun 2011, balai taman nasional ujung kulon mulai menggunakan kamera video trap, yang bertujuan untuk mengetahui populasi sekaligus mengamati perilaku badak jawa.

Upaya selanjutnya yang dilakukan adalah pembangunan JRSCA (javan rhino study and conservation area) bertujuan untuk mengembang biakkan badak jawa secara alami dan sebagai area khusus untuk melakukan konservasi secara intensif.

Ayo bergabung dengan balai taman nasional ujung kulon untuk melestarikan badak jawa, dengan berdonasi, anda dapat ikut serta dalam melindungi dan menyelamatkan badak jawa.

(50)

39 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama

Untuk mencapai tujuan perancangan kampanye ini harus memperhatikan segala aspek, mulai dari strategi konsep, pemilihan media dan juga teknis produksi. Proses perancangan kampanye ini dilakukan secara bertahap. Berikut adalah proses perancangan video infografis ini :

IV.1.1 Teknis Produksi Media Utama

Di dalam pembuatan media utama perancangan kampanye perlindungan badak jawa ini dibutuhkan beberapa tahapan dalam pengerjaannya, dimulai dari tahap sketsa, study karakter visual, tracing, dan finishing.

Gambar IV.1 Sketsa karakter dan study visual Sumber : pribadi

(51)

Setelah melakukan proses sktesa dan study karakter, sketsa tersebut di trace dengan software adobe illustrator CC

Gambar IV.3 Gambar Perancangan Visual Digital Sumber : pribadi

Setelah proses ini, video editing menggunakan software adobe after effect CC

Gambar IV.4 Gambar perancangan visual digital Sumber : pribadi

IV.1.2 Konten Video Infografis

(52)

41 upaya Balai TNUK untuk konservasi. Dan video infografis ini berdurasi 02.12 detik.

Gambar IV.5 Screenshoot video infografis Sumber : pribadi

IV.2 Teknis Media Media Pendukung

A. Poster Stiker line

(53)

Gambar IV.6 Poster stiker line Sumber : Pribadi Teknis Media

Format : A4

Bahan : Art papper 260 gram Ukuran : 21 cm x 29.7 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak digital

B. Brosur

Media ini berfungsi sebagai media informasi dari kampanye sosial perlindungan badak jawa.

(54)

43 Teknis Media

Format : A4

Bahan : Art papper 260 gram Ukuran : 21 cm x 29.7 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak digital

C. Ambient Media

Media ambient ini berbentuk celengan yang ditempatkan pada acara Hari Badak Sedunia untuk khalayak sasaran yang akan melakukan donasi disaat acara dimulai hingga selesai.

Gamber IV.8 Ambient Media Sumber : pribadi Teknis Media

Bahan : batok kelapa dan kayu Ukuran : custom

Teknis produksi : ukir kayu

D. Kalender

(55)

Gambar IV.9 Kalender Sumber: Pribadi

Teknis Media Format : A3

Bahan : Art papper 260 gram Ukuran : 42 cm x 29.7 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak digital

E. Poster

(56)

45 Gambar IV.10 Poster

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Teknis Media Format : A3

Bahan : Artpapper 260 gram Ukuran : 42 cm x 29.7 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak digital

F. STIKER

Media ini berfungsi sebagai informasi untuk mengingat Hari Badak Sedunia 2016.

(57)

Teknis Media Format : Square Bahan : Stiker vinyl Ukuran : 5 cm x 5 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak offset separasi

G. X-Banner

Media ini digunakan untuk sarana informasi tentang acara Hari Badak Sedunia 2016. X-Banner ini ditempatkan di acara Hari Badak Nasional.

Gambar IV.12 X-banner Sumber : Pribadi

Teknis Media Format : Potrait Bahan : Flexy Jerman

Ukuran : 1600 pixel x 600 pixel Resolusi : 300 dpi

(58)

47 H. Merchandise

Merchandise digunakan untuk hadiah perlombaan desain poster yang dilakukan pada acara Hari Badak Sedunia 2016.

Gambar IV.13 Baju Sumber : dokumentasi pribadi Teknis Media Baju

Format : Size M

Bahan : 30s cotton combed

Ukuran Sablon : 42 cm x 29.7 cm Resolusi : 300 dpi

(59)

Gambar IV.14 Gelas Sumber : dokumentasi pribadi

Teknis Media Bahan : Gelas

Ukuran : 20 cm x 8,5 cm Resolusi : 300 dpi

Teknis produksi : cetak digital

Gambar IV.15 Pin Sumber : dokumentasi pribadi

Teknis Media Format : Circle Bahan : plastik pin Ukuran : 5,8 cm x 5,8 cm Resolusi : 300 dpi

Gambar

Gambar I.1 Jenis badak di dunia
Gambar II.1 Contoh Kampanye Produk
Gambar II.2 Contoh Kampanye Pemilihan Umum
Gambar II.4 Badak Jawa
+7

Referensi

Dokumen terkait