• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

The Influence of Work Environment and Incentives on Job

Satisfaction of Employees

In PT. Pos Indonesia (Persero)

Bandung

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Manajemen

Oleh : Henry Riandana

21207023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

Kepuasan Kerja di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung”, dibawah bimbingan, Isniar Budiarti, SE., M.Si.

Masih kurang kondusifnya lingkungan kerja diantaranya mengenai ruangan kerja dan suhu diruangan kerja karyawan serta adanya masalah mengenai insentif dalam hal kebutuhan yang belum terpenuhi, hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja, insentif dan kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Teknik penentuan data yang digunakan adalah simple random sampling sebanyak 81 responden. Rancangan analisis statistik yaitu menggunakan regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan alat bantu software SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian secara kualitatif menunjukan lingkungan kerja kurang dan insentif sudah baik, sedangkan kepuasan kerja sudah tinggi, dan hasil penelitian secara kuantitatif menunjukan bahwa lingkungan kerja dan insentif secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja yaitu sebesar 59,1%, sisanya dipengaruhi faktor lain diluar variabel bebas seperti, disiplin kerja, motivasi, kompetensi pegawai, komitmen dan lainnya sebesar 40,9%.

Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Insentif, Kepuasan Kerja Karyawan

(5)

Satisfaction of Employees In PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung”, under the guidance of Isniar Budiarti, SE., M.Si.

Still less of conducive the work environment such as the temperatures the room and the work space for employees and the presence of problems of incentives in terms of unmet needs, this may be one factor that can affect job satisfaction of employees in PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. The purpose of this research was to determine the magnitude of the influence of the working environment and the incentives on job satisfaction of employees in PT.Pos Indonesia (Persero) Bandung

The method used in this study is descriptive and the quantitative approaches verifikatif. The unit of analysis in this study is the work environment, incentives and the job satisfaction of employees in PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. The technique of determining the data used is simple random sampling as many as 81 respondents. The design of that is statistical analysis used multiple linear regression, correlation coefficient, determination coefficient and hypothesis testing using the F test and the t test, with SPSS 18.0 software tool for windows

The results indicate qualitatively is less work environments and the incentives are good, while job satisfaction was high, and the the results of quantitative research indicate that the working environment and the incentives jointly influence on job satisfaction that is equal to 59.1%, rest influenced by other factors beyond the independent variables such as, work discipline, motivation, employee competence, commitment and the other at 40.9%.

(6)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakaatuh

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Insentif

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung“.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat menyelesaikan program pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas

Komputer Indonesia Program Studi Manajemen.

Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih

banyak terdapat kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunannya.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran

yang sifatnya membangun penulis di masa yang akan datang.

Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan

ucapan teimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga

(7)

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, serta selaku Dosen penguji I.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan masukan dan

pengarahan kepada penulis.

5. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si selaku Dosen Penguji II.

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.Si selaku Dosen Wali Manajemen 1

2007.

7. Seluruh Staf Dosen dan Sekretariat Program Studi Manajemen Universitas

Komputer Indonesia.

8. Bapak Yuniswar, Selaku pimpinan di PT. Pos Indonesia (Persero)

Bandung

9. Ibu Bestin, pembimbing penulis di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

yang telah meluangkan waktu dan banyak membantu penulis.

10. Seluruh Staf dan Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

11. Terimakasih kepada kedua orang tua, papah yang ada di surge sana terima

kasih untuk perjuangannya selama ini, nasihat, kasih saying dan cinta, I

miss You Pah. Dan Mamah yang selalu memberikan doa, support dan

(8)

dan kebersamaan selama ini, ayo lanjutkan perjuangan kalian dan

dapatkan gelar SI.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara

langsung maupun tidak langsung turut membantu penyelesaian skripsi ini.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum waramatullah wabarakatuh.

Bandung, Juli 2012

(9)

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

(10)

2.1.1.2 Jenis-jenis Lingkungan Kerja ... 13

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan Kerja ... 16

2.1.2 Insetif... 21

2.1.2.1 Pengertian insentif ... 21

2.1.2.2 Tujuan insentif ... 22

2.1.2.3 Bentuk-bentuk insentif ... 22

2.1.3 Kepuasan Kerja Karyawan ... 24

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan kerja Karyawan ... 24

2.1.3.2 Teori-teori kepuasan kerja... 25

2.1.3.3 Penyebab kepuasan kerja ... 27

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Keterkaitan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan...32

2.2.2 Keterkaitan Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan………..33

2.2.3 Keterkaitan Lingkungan Kerja dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan………..34

2.3 Hipotesis ... 36

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37

3.2 Metodologi Penelitian ... 37

3.2.1 Desain Penelitian ... 39

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 41

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 46

(11)

3.2.4.3 Uji MSI (Method of Successive Interval ) ... 59

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 61

3.2.5.1 Rancangan analisis ... 61

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 74

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 74

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 77

4.1.3 Deskripsi Jabatan ... 80

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 83

4.2 Karakteristik Responden ... 90

4.3 Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 94

4.3.1 Analisis Hasil Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja ... 94

4.3.2 Analisis Hasil Deskriptif Variabel Insentif ... 102

4.3.3 Analisis Hasil Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja... 109

4.4 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 118

4.4.1 Pengaruh Lingkungan Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan ... 124

4.4.2 Pengaruh Insentif dengan Kepuasan Kerja Karyawan ... 127

4.4.3 Pengaruh Lingkungan Kerja dan Insentif terhadap Kepuasan Kerja ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 133

(12)
(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dan dominan

didalam suatu perusahaan, oleh karena itu tenaga kerja yang telah dimiliki

perusahaan perlu dipelihara dan dikembangkan kualitasnya. Pada prinsipnya

tujuan orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perusahaan

atau organisasi melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu mensejahterahkan dan memajukan kemampuan

karyawannya karena karyawan merupakan aset penting bagi perusahaan. manajer

harus mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan kinerja karyawannya agar

dapat optimal.

Salah satu cara atau faktor untuk meningkatkan kinerja karyawan di mulai

dari tempat karyawan bekerja, dari ruang kerja, cahaya, udara merupakan faktor

utama dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja memiliki andil yang besar dalam

terciptanya kepuasan kerja karyawan. Lingkungan atau kondisi kerja adalah

semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat

mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja.

Lingkungan kerja pada umumnya tidak berpengaruh secara langsung

dalam berjalannya suatu perusahaan namun lingkungan kerja bersentuhan

langsung dengan karyawan yang bekerja menjalankan perusahaan. lingkungan

(14)

terjaga dengan baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

mengerjakan tugas, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak mendukung dapat

menurunkan semangat kerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.

Selain lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah

insentif. Insentif adalah alat bantu yang diberikan kepada seorang karyawan yang

telah memberikan kontribusi bagi perusahaan karena kinerjanya, oleh karena itu

perusahaan sudah seharusnya memberikan perhatian khusus terhadap karyawan

yang telah berjasa bagi kemajuan perusahaan. dengan insentif karyawan

diharapkan akan mendapatkan suntikan semangat kerja dan motivasi dalam

menjalankan tugas-tugas yang diberikannya.

Berikut ini prosedur penghitungan gaji di PT. Pos Indonesia (Persero)

(15)

Tabel 1.1 Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp. 190.000 Tunjangan Operasional Rp. 415.000

Rp. 1555.000 + Penghasilan Kotor (PK) Rp. 2.062.496

Tunjangan PPh Rp. 65.830

+ Jumlah Penghasilan Kotor Rp. 2.128.326 B. Potongan

Penghasilan Bersih Rp. 1.983.851

Sumber : Bagian SDM PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan

kinerja dan gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat

peningkatan produktivitas. Sistem ini merupakan bentuk lain dari kompensasi di

(16)

kompensasi berdasarkan kinerja. Jika insentif sudah diperoleh oleh

karyawan,maka karyawan akan merasa dianggap dan diperlukan di perushaan

sehingga terciptanya kepuasan kerja.

kepuasan kerja merupakan salah satu bagian yang penting bagi karyawan,

hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku karyawan seperti

malas, rajin dan produktif. Karyawan yang merasa puas dengan apa yang

diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan

dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebailiknya karyawan yang

kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang

menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan

asal-asalan.

Kepuasan kerja memiliki arti beragam, kepuasan kerja juga bukan hal

yang sederhana bagi perusahaan karena kepuasan kerja seorang karyawan

memiliki ukuran yang berbeda-beda yang disebabkan oleh kebutuhan dan

keinginan yang berbeda pula, sehingga perusahaan harus mampu

mengindentifikasi dan melihat secara teliti berbagai kebutuhan yang bisa

mendatangkan kepuasan kerja karyawan karena dengan terciptanya kepuasan

kerja, karyawan mampu bekerja lebih produktif dan memberikan hasil positif bagi

perusahaan. dengan standar kepuasan kerja yang berbeda-beda tersebut akhirnya

tidak ada tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak. Untuk melihat kepuasan kerja

umumnya di perusahaan melihat dan menghubungkan dengan tingkat absensi

(17)

PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dibidang jasa pelayanan dan pengiriman terbesar di Indonesia. PT.

Pos Indonesia (Persero) Bandung mengalami persaingan yang ketat di dunia jasa

pelayanan, hal tersebut disebabkan semakin menjamurnya berbagai jasa pelayanan

yang berkembang di kota bandung saat ini, seperti tumbuhnya berbagai

perusahaan jasa pelayanan dan pengiriman yang menawarkan berbagai variasi

untuk bisa memberikan pelayanan yang maksimal terhadap konsumen atau

masyarakat. Oleh karena itu PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung harus

mempunyai strategi untuk tetap tumbuh diantara persaingan yang keras ini.

Peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen bisa dijadikan salah satu

strategi, namun sebelum itu PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung harus

memperhatikan faktor kepuasan kerja para karyawannya agar berdampak pada

kemajuan perusahaan. Salah satu faktor kepuasan kerja yang harus diperhatikan

adalah lingkungan kerja dan insentif. Untuk mengetahui fenomena yang terjadi di

PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung maka penulis mencoba mengadakan survey

pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

Survey awal yang penulis lakukan kepada 15 orang karyawan PT. Pos

Indonesia (Persero) Bandung mengenai lingkungan kerja, insentif dan kepuasan

(18)

Tabel 1.2

(19)

Berdasarkan tabel di atas hasil survey awal kepada 15 karyawan PT. Pos

Indonesia (Persero) Bandung hasilnya adalah 33,33% menyatakan sangat tidak

setuju bila suhu diruangan kerja sudah baik hal ini dikarenakan masih banyaknya

karyawan laki-laki yang suka merokok saat melakukan pekerjaannya. Bila tidak

diberikan peringatan dapat menggangu karyawan yang tidak tahan dengan bau

asap rokok dan mengganggu kesehatan. Begitu juga dalam pernyataaan insentif

diperusahaan sesuai dengan kinerja mendapatkan respon kurang baik hasilnya

26,67% menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bila insentif diberikan

berdasarkan kinerja, hal ini dikarenakan pemberian insentif yang dirasakan

karayawan saat ini adalah lebih mementingkan karyawan yang sudah senior,

karena pengabdiannya kepada perusahaan adalah nilai tambah bagi perusahaan.

menurut Gary Dessler (2001:411) “ganjaran finansial yang diberikan kepada

karyawan yang tingkat produksinya melampaui standar yang sudah di tetapkan

sebelumnya”. Begitu pun jangka waktu promosi yang diberikan oleh perusahaan

dirasa terlalu lama, ini dikarenakan waktu untuk promosi yang diberikan kurang

lebih 2 tahun sekali, sehingga pengembangan karir karyawan pun bisa terancam

dan akhirnya dapat menurunkan tingkat semangat dalam melakukan pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung dengan judul “PENGARUH

(20)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan penulis

mencoba mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut :

masih banyaknya karyawan laki-laki yang suka merokok saat melakukan

pekerjaannya.

pemberian insentif yang dirasakan karayawan saat ini adalah lebih

mementingkan karyawan yang sudah senior bukan karena kinerja yang

diberikannya.

jangka waktu promosi yang diberikan oleh perusahaan dirasa terlalu lama,

ini dikarenakan jangka waktu promosi kurang lebih 2 tahun sekali.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka

penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan kerja di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

2. Bagaimana insentif di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

3. Bagaimana kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero)

Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh lingkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan

kerja karyawan baik secara parsial maupun simultan di PT. Pos Indonesia

(21)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan berbagai

informasi data, mengolah informasi dan menganalisis berbagai data yang

diperlukan sehingga dengan adanya penelitian ini dapat mengambil kesimpulan

dan keputusan terhadap masalah yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mengenai

pengaruh lingkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT.

Pos Indonesia (Persero) Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui lingkungan kerja di PT. Pos Indonesia (Persero)

Bandung.

2. Untuk mengetahui insentif di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

3. Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia

(Persero) Bandung.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh lingkungan kerja dan insentif

(22)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang terkait :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan informasi serta pertimbangan pengambilan keputusan mengenai

pengaruh lingkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan kerja karyawan

PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

2. Bagi Karyawan

Baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat

mengembangkan dan menambah wawasan serta masukan informasi

mengenai pengaruh lingkungan kerja dan insentif terhadap kepuasan kerja

karyawan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Dengan adanya hasil penelitan ini diharapkan dapat menjadi ilmu

pengetahuan yang memperluas wawasan dibidang studi manajemen

sumber daya manusia, teori dan perilaku organisasi terutama pengetahuan

mengenai lingkungan kerja dan insentif dalam mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan.

2. Dapat menjadi perbandingan antara ilmu-ilmu pengetahuan beserta teori

sumber daya manusia yang telah dipelajari dengan kenyataan empiris yang

(23)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam memenuhi mata kuliah skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian

pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung yang beralamat di Jl. Cilaki No.73

Bandung. Dan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih lima bulan yaitu

dimulai dari bulan april 2012 sampai dengan agustus 2012.

Tabel 1.3

Rencana dan Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

Penelitian

2. Pelaksanaan

Penelitian

3. Pengumpulan

Data

4.

Penyusunan Laporan Skripsi

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulis menguraikan konsep tentang apa yang penulis

teliti agar dapat memudahkan dan memaparkan secara lebih rinci tentang apa saja

variabel yang telah penulis teliti.

2.1.1. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang dihadapi oleh para karyawan sangatlah beragam,

hal ini bergantung pada kemampuan perusahaan dalam menyediakan dan

mencipakan lingkungan kerja yang baik yang di dalam pelakusanaanya berkaitan

erat dengan kondisi para karyawan yang terlibat langsung atau tidak langsung

dalam lingkungan tersebut. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang tidak

sedikit terhadap jalannya perusahaan, oleh karena itu harus selalu diperhatikan.

2.1.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Scultz dan Schultz dalam buku Manajemenen Sumber Daya

Manusia Untuk Perusahaan yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:105)

mengemukakan bahwa:

“Lingkungan ataua kondisi kerja dalah semua aspek fisik kerja psikologis

kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan

(25)

Sedangkan menurut Nitisemito (2000:183) mengatakan bahwa:

“Lingkungan kerja dalah segala sesuatu yang ada disekitar para karyawan

dan dapat mempengaruhi diri karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan”.

Menurut Sedarmayanti (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai

berikut:

“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat pekakas dan bahan yang

dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya. Serta

pengaturan kerja baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan kerja

merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para karyawan yang terdiri dari

kondisi sosial, psikologis, dan fisik yang dapat mempengaruhi diri karyawan

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan dalam pencapaian kepuasan dan

produktivitas kerja.

2.1.1.2. Jenis-jenis Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar,

jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni:

1. Lingkungan tempat kerja/Lingkungan kerja fisik (physical working

environment)

2. Suasana kerja/Lingkungan kerja non fisik (non – physical working

(26)

A. Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:21), “Lingkungan kerja fisik adalah semua

keadanaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung”.

Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:

1. Lingkungan yang langsung berhungan dengan karyawan (seperti: pusat

kerja, kursi, meja dan sebagainya)

2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya

temperature, kelembaban, sirkulasi udara, kebersihan, pencahayaan,

kebisingan, musik getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

B. Lingkungan Kerja non Fisik

Menurut Sedarmayanti (2001:31), “lingkungan kerja non fisik adalah

semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan sesame rekan kerja, ataupun

hubungan dengan bawahan”.

Menurut Alex Nitisemito (2000:171) perusahaan hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antaea tingkat atasan,

bahawan maupun yang dimiliki status jabatan yang sama diperusahaan.

Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi

(27)

Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19) bahwa pihak manajemen perusahaan

hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa

membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak

manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan

kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme

untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan. lingkungan

kerja yang berhubungan dengan karyawan dengan karyawan dan karyawan

dengan atasan.

Menurut Gouzali Saydam (2000:422), faktor-faktor lingkungan kerja non

fisik merupakan keadaaan lingkungan tempat kerja karyawan yang berupa

suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan atau komunikasi antara

bawahan dengan atasan (hubungan vertikal) serta hubungan antar sesame

karyawan (hubungan horizontal). Dengan adanya suasana kerja dan

komunikasi yang harmonis, maka karyawan akan merasa betah di tempat kerja

sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik, efisien dan

efektif. Terciptanya suasana kerja dan komunikasi yang baik tergantung pada

penyusunan organisasi perusahaan secara benar seperti yang di kemukakan

oleh Sarwoto (2001:131) bahwa suasana kerja yang baik dihasilkan terutama

dalam organisasi yang tersusun secara baik. Organisasi yang ridak tersusun

secara baik banyak menimbulkan suasana kerja yang kurang baik juga.

Penerapan hubungan kerja yang baik antar karyawan akan terlihat pada

(28)

1. Tidak terdapat konflik antar karyawan

2. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan

pekerjaan yang menjadi tugasnya.

3. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.

4. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan

suasana yang mencekam penuh ancaman.

5. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.

Hubungan kerja yang berhasil dibina antara bawahan dengan atasan

memperlihatkan suasana antara lain:

1. Para karyawan betul-betul menghormati, menghargai kepemimpinan

atasannya.

2. Atasan dianggap sebagai rekan sekerja yang seluruh kebijaksanaanya perlu

di dukung, bukan seorang majikan yang menakutkan.

3. Adanya perhatian yang besar dari atasan terhadapa masalah bawahan

untuk mencari jalan pemecahannya.

4. Adanya usaha atasan untuk memperlihatkan ketauladanan kerja bagi para

bawahan.

5. Para bawahan selalu merasa termotivasi untuk bekerja karena adanya

penghargaan atas prestasi yang mereka dapatkan.

Oleh karena itu hubungan kerja antar bawahan dengan atasan tercermin

dalam lingkungan kerja fisik dan non fisik yang diberikan kepada karyawan

(29)

2.1.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan Kerja

Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik, sehingga

dicapai suatu hasil yang optima, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi

lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai

apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, ama, dan

nyaman. Ketidaksesuaian lungkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka

wwaktu yang lama keadaan lungkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga

dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan

sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu

kondisi lingkungan kerja.

Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang

dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan

dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:

1. Penerangana/Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna

mendapatkan keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh karena itu perlu

diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak

menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat,

banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien

dalam melaksanakan pekerjaan sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.

2. Temperatu di Tempat Kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai terperatur

(30)

normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dpat

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tetapi

kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa

tubuh manusiaa masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar

jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas

dan 35% untuk kondisi dingin dari keadaan tubuh normal.

3. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya

dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini hubungan atau dipengaruhi oleh

temperatur udara dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban,

kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan

mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan

panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan

kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara

besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya

denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi

kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai

keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya.

4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk

menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di

sekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah

(31)

bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya

tanaman disekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang

dibutuhkan oleh manusia, dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja di

tambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman disekitar

tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada

jasmani. Rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat

pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.

5. Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menybukkan para pakar untuk mengatasinya

adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga, karena

terutama dalam jangka panjang bunyi terseebut dapat mengganggu

ketenangan, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,

bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan

kematian, karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bisisng

hendaknya dihindarkan agar pelaksnaan pkerjaan dapat dilakukan dengan

efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.

6. Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja, dan

bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.

Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggangggu di sekitar

(32)

7. Tata Warna di Tempat Kerja

Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan

sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan

penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai

pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang

menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat

merangsang perasaan manusia.

8. Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu

dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan

juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, pelengkapan, dan lainnya

untuk bekerja.

9. Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,

waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk

dikumandangkan ditempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan

ditempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.

10. Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan

aman maka perlu diperhatikan keberadaan dari keamanan itu sendiri. Salah

satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan

(33)

2.1.2. Insentif

Insentif menghubungkan penghargaan dan kinerja dengan memberikan

imbalan kinerja tidak berdasarkan tidak berdasarkan senioritas atau jam kerja.

Meskipun insentif diberikan kepada kelompok, mereka sering menghargai

perilaku individu. Program insentif dirancang untuk meningkatkan motivasi kerja

pekerja. Program insentif dapat berupa insentif perorangan, insentif untuk seluruh

perusahaan, dan program tunjangan.

2.1.2.1. Pengertian Insentif

Menurut Veithzal Rivai (2004:384) menyatakan bahwa:

“Insentif adalah sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan kinerja

dan gainsharing sebagai penbagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan

produktivitas atau penghematan biaya”.

Menurut Hadarinawawi (2000:317) menyatakan bahwa:

“Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk

memotivasi para pekerjaan agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap

atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan,

terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau berprestasi,

misalnya dalam bentuk pemberian bonus dan dapat pula diberikan dalam bentuk

barang”.

Menurut Hasibuan (2002:113) menyatakan bahwa:

“Insentif balas jasa yang dibayarkan kepada tenaga kerja tertentu yang

(34)

Dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan suatu perangsang atau

pendorong yang dapat menimbulkan semangat dan gairah kinerja seseorang guna

meningkatkan prestasi kerja.

2.1.2.2. Tujuan Insentif

Menurut Veithzal Rivai (2004:384) tujuan insentif terbagi menjadi tujuan

utama dan tujuan bagi perusahaan.

1) Tujuan Utama

Untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan dalam

rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kinerja.

2) Tujuan Perusahaan

Insentif merupakan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan

efisiensi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat,

dimana produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting.

2.1.2.3. Bentu-bentuk Insentif

Menurut Werther dan Davis dalam buku Manajemenen Kinerja yang di

kutip oleh Wibowo (2011:355) menunjukan adanya beberapa benruk dalam

pemberian insentif, yaitu sebagai berikut:

a. Piecework merupakan pembayaran diukur menurut banyaknya unit atau

satuan barang atau jasa yang dihasilkan.

b. Production bonuses merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi

yang melebihi target yang ditetapkan.

c. Commissions merupakan persentase harga jual atau jumlah tetap atas

(35)

d. Maturity curves merupakan pembayaran berdasarkan kinerja yang

dirangking menjadi: marginal, below average, average, good, outstanding.

e. Merit Raise merupakan pembayaran kenaikan upah diberikan setelah

evaluasi kinerja.

f. Pay-for-knowledge/pay-for-skill merupakan konpensasi karena

kemampuan menumbuhkan inovasi.

g. Non-monetary incentives merupakan penghargaan diberikan dalam bentuk

plakat, sertifikat, liburan dan lain-lain.

h. Executive incentives merupakan insentif yang diberikan kepada eksekutif

yang perlu dipertimbangkan keimbangan hasil jangka pendek dengan

kinerja jangka panjang.

i. Internasional incentives diberikan karena penempatan seseorang untuk

(36)

2.1.3. Kepuasan Kerja

Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari

tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat

diharapkan manajer. Untuk itu, manajer perlu memahami apa yang harus

dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja karyawannya.

2.1.3.1.Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Robbins dalam buku Manajemen Kinerja yang dikutip oleh

Wibowo (2011:501) kepuasan kerja adalah:

“sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan

antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini

seharusnya mereka terima”.

Menurut Greenberg dan Baron dalam buku Manajemen Kinerja yang

dikutip oleh Wibowo (2011:501) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai:

“Sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan

mereka”.

Sementara itu menurut Vecchio dalam buku Manajemen Kinerja yang

dikutip oleh Wibowo (2011:501) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah:

“sebagai pemikiran, perasaaan, dan kecenderungan tindakan seseorang,

yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan”.

Jadi dapat disimpulkan kepuasan kerja adalah sikap positif yang

menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan

situasi kerja, serta aspek yang terlibat dalam pekerjaan. Dimana hal tersebut

(37)

2.1.3.2.Teori-teori Kepuasan Kerja

Menurut Wibowo (2011:502) Teori kepuasan kerja mencoba

mengungkapkan apa yang membuat sebagai orang lebih puas terhadap

pekerjaannya daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang

proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Di antara teori kepuasan kerja

adalah Two-factor theory dan Value Theory.

1. Two-Factor Theory

Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang menganjurkan

bahwa saticfation (kepuasan) dan dissaticfaction (ketidakpuasan) merupakan

bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan hygiene

factors.

Pada umumnya orang yang mengharapkan bahwa faktor tertentu

memberikan kepuasan apabila tersedia dan menimbulkan ketidakpuasan

apabila tidak ada. Pada teori ini, ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi

disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas

pengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya dengan

pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi negatif, dinamakan

sebagai hygiene atau maintenance factors.

Sebaliknya, kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu

sendiri atau hasil langsung daripadanya, seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam

bekerja, peluang promosi dan kesempatan untuk mengembangkan diri dan

pengakuan. Karena faktor ini berkairan dengan kerja tinggi, dinamakan

(38)

2. Value Theory

Menurut konsep teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana

hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang

yang menerima hasil, akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima

hasil, akan kurang. Value Theory memfokuskan pada hasil mana pun yang

menilai orang tanpa memperhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan

kepuasan dalam pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang

dimiliki dan diinginkan seseorang. Semakin besar perbedaan, semakin rendah

kepuasan orang.

Implikasi teori ini mengundang perhatian pada aspek pekerjaan yang perlu

diubah untuk mendapatkan kepuasan kerja. Secar khusus teori ini

menganjurkan bahwa aspek tersebut tidak harus sama berlaku untuk semua

orang, tetapi mungkin aspek nilai dari pekerjaan tentang orang-orang yang

merasakan adanya pertentangan serius.

Dengan menekankan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan bahwa

kepuasan kerja dapat memperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu, cara

yang efektif untuk memuaskan pekerjaan adalah dengan menemukan apa yang

(39)

2.1.3.3. Penyebab Kepuasan Kerja

Menurut Kreitner dan Kinicki dalam buku Manajemen Kinerja yang

dikutip oleh Wibowo (2011:504) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

timbulnya kepuasan kerja, yaitu sebagai beriku:

a. Need Fulfilment (penemuhan kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan

karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk

memenuhi kebutuhannya.

b. Discrepancies (perbedaan)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu hasil

memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa

yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan

lebih besar daripada apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya

perkirakan individu akan puas apabila mereka menerima manfaat di atas

harapan.

c. Value Attainment (pencapaian nilai)

Gagasan value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari

persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang

penting.

d. Equity (keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari

seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan memberikan

(40)

relative lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan antara

keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.

e. Dispositional/genetic components (komponen genetic)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan

kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada

keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan

faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

(41)

2.1.4. Peneliti Terdahulu

Didalam penelitian ini penulis menampilkan peneliti terdahuluan yang

berguna sebagai acuan untuk melakukan penulisan dan juga sebagai pembeda dari

peneliti terdahulu. Dibawah ini terdapat tabel 2.1 tentang peneliti terdahulu.

Tabel 2.1

2004 Pengaruh Variabel Demografi,

(42)

bemiputera 1912

(43)

2.2 Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara profesional agar

terwuju keseimbangan antara kebutuhan pegawan dengan tuntutan dan

kemampuan organisasi perusahaan. keseimbangan tersebut merupakan kunci

utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.

Lingkungan kerja yang sehat adalah lingkungan kerja yang mampu

mempengaruhi, mendorong dan memberikan motivasi bagi karyawan untuk

bekerja secara optimal sesuai dengan profesinya sehingga tercapainya kepuasan

dalam bekerja dan berkarya. Lingkungan kerja yang baik akan mendatangkan

suasana yang menyenangkan, penataan lingkungan kerja dapat dilakukan oleh

perusahaan sebagai upaya untuk memberikan kepuasan kerja pada karyawan.

Kesuksesan suatu perusahaan memerlukan strategi efektif yang harus

dicapai untuk menuju keberhasilan. Para manajer dan departemen SDM dapat

menggunakan insentif sebagai alat untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan

guna mencapai tujuan organisasi. Sebab, ini merupakan bentuk kompensasi yang

berorientasi pada hasil kerja, sistem insentif menghubungkan kompensasi dan

kinerja dengan nilai kerja yang telah dicapai.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.

Setiap karyawan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Semakin tinggi

penilaian terhadap suatu pekerjaan sesuai dengan keinginannya, maka makin

tinggi kepuasan karyawan terhadap pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja karyawan

merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena kepuasan mampu

(44)

karyawan bisa bekerja dengan rajin dan produktif sehingga pencapaian tujuan

perusahaan bisa dapat terwujud.

2.2.1 Keterkaitan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja

Sebelum perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya, makan yang

harus ditentukan lebih terdahu adalah misi dan tujuan perusahaan tersebut. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan

cakap serta mampu bekerj sama dengan rekan-rekannya dalam mengerjakan tugas

yang diberikan oleh perusahaan secara efektif dan efisien.

Oleh karena begitu pentingnya faktor sumber daya manusia maka

perusahaan harus mampu memperhatikan secar cermat kepuasan dari karyawan

karena kepuasan kerja karyawan berpengaruh terhadap perilaku karyawan dalam

memandang pekerjaan seperti malas, rajin, dan produktif. Pada umumnya,

semakin tinggi kepuasan semakin tinggi semangat kerjanya sehingga

menghasilkan produktifitas kerja yang baik yang pada akhirnya tuhuan

perusahaan semakin mudah tercapai.

Seperti yang dikemukakan Hasibuan (2003:202), “kepuasan kerja

karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja, dedikasi dan

kecintaan juga disiplin kerja meningkat”.

Menurut Marihot (2005:290), kepuasan dapat didefinisikan hingga sejauh

mana seseorang karyawan merasakan positif atau negatif berbagai macam faktor

atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya. Faktor-faktor tersebut sangat

(45)

Salah satu faktor yaitu lingkungan kerja berperan penting terhadap

kepuasan kerja karyawan, hal tersebut dikemukakan oleh Hani Handoko

(2000:194), “iklim organisasional memberikan suatu lingkungan kerja yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi orang-orang dalam organisasi,

dimana hal ini selanjutnya akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan”.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas jelas kiranya bahwa lingkungan

kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan lingkungan

kerja yang baik maka kepuasan akan tinggi, sebaliknya bila lingkungan kerja tidak

terjaga dan buruk maka kepuasan karyawan tidak akan tercipta dengan baik.

2.2.2 Keterkaitan Insentif terhadap Kepuasan Kerja

Pemberian insentif merupakan salah satu cara perusahaan dalam membuat

karyawannya merasa puasa bekerja di suatu perusahaan. berikut merupakan teori

yang menyatakan hubungan insentif dengan kepuasan kerja karyawan.

Menurut Trianto Safaria (2004:175), “incentive is an important actuating

tool. Human being tend to strive more itensely when the reward for accomplishing

satisfies their personal demand” menyatakan bahwa insentif kerja adalah suatu

alat penggerak yang penting. Manusia cenderung untuk berusaha lebih giat

(46)

2.2.3 Keterkaitan Lingkungan Kerja dan Insentif terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan

Menurut Hasibuan (2003:203), menyatakan kepuasan kerja karyawan

dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

1. Balas jasa yang adil dan layak

Kompensasi yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh pada

tingkat kepuasan kerja. Perusahaan yang menentukan tingkat upah dengan

mempertimbangkan standar kehidupan normal, akan memungkinkan

karyawan bekerja dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Hal ini karena

kepuasan kerja yang tinggi banyak dipengaruhi oleh terpenuhi tidaknya

kebutuhan minimal kehidupan karyawan dan keluargannya.

2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

3. Berat ringannya pekerjaan

4. Suasana dan lingkungan pekerjaan

Suasana dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan. Semakin menyenangkan kondisi lingkungan kerja biasanya

semakin tinggi tingkat kepuasan seorang karyawan, begitu juga

sebaliknya.

5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

6. Sikapa pimpinan dalam kepemimpinannya

(47)

Berdasarkan teori-teori diatas, maka penulis menghubungkan ketiga

variabel tersebut menjadi kerangka pemikiran yang dijadikan pedoman dalam

penelitian. Berikut ini bagan kerangka pemikiran:

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

(48)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan semenrara terhadap permasalahan yang

diteliti. Hipotesis yang diuji dengan penelitian ini berkaitan dengan ada atau

tidaknya pengaruh X1 (lingkungan kerja dan variabel X2 (insentif) dengan

variabel Y (kepuasan kerja). Menurut Sugiyono (2009:64) dalam bukunya yang

berjudul “Metode Penelitian Bisnis”. Hipotesis adalah:

“jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat dan

pertanyaan”.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Kerja di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung kurang

kondisif.

2. Insentif di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung sudah baik.

3. Kepuasan kerja di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung sudah tinggi.

4. Lingkungan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan di PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung.

5. Insentif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan Kerja di

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Salah satu kebutuhan hidup yang cukup penting di era globalisasi ini

adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduj yang saling

mengirim barang dari tempat yang jauh membuat jasa ini menjadi sangat penting.

Berdasarkan kenyataan tersebut banyak kemudian bermunculan jasa pengiriman

barang swasta, sedangkan jasa pengiriman pemerintah dari dulu sampai sekarang

hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero).

Pada dasarnya keberadaan PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan bagian

integral dari pembangunan nasional, yaitu mempercepat pembangunan melalui

pembangunan jaringan komunikasi antar daerah. Oleh karena itu penyelenggaraan

Pos dijalankan oleh Negara demi kepentingan umum dan bertujuan menunjang

pembangunan nasional (pertimbangan pembentukan UU No.6 Tahun 1984 tentang

Pos). dalam melaksanakan pelayanan jasa melalui Pos, pihak PT. Pos Indonesia

(Persero) berkewajiban meneriman, menyelenggarakan pengiriman dan

pengantaran surat pos dan paket pos dari suatu tempat ke tempat lain atau dari

tempat asal ke tempat tujuan tertentu dengan selamat.

PT. Pos Indonesia melayani komunikasi bagi semua penduduk diseluruh

wilayah nusantara dengan luas wilayah 5.000.000 km yang terdiri dari 17.508

(50)

lebih 35.000 titik antar. Selain itu pelayanan yang diberikan PT. Pos Indonesia

mampu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta mempercepat hubungan

antar bangsa.

Misi dan Tujuan PT. Pos Indonesia (Persero)

Dalam GBHN TAP MPR No. II/MPR’93/BabIV/Ekonomi 10b, ditetapkan

bahwa pembangunan Pos dan Telekomunikasi diarahkan untuk mendukung

peningkatan pembangunan nasional dengan makin mempelancar arus surat,

barang, dan informasi serta makin luas jangkauan jasa ke seluruh pelosok tananh

air dan keluar negeri, serta ditunjukan untuk meningkatkan kemampuan, efisiensi,

dan keandalannya dalam pemberian jasa komunikasi, informasi, pos dan giro

kepada masyarakat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Pembangunan pos terus ditingkatkan agar jangkauan jasa pos dan giro

makin luas dan makin memasyarakat serta dapat menjangkau desa dan daerah

terpencil, termasuk daerah pemukiman transmigrasi, sehingga masyarakat luas

memperoleh pelayanan yang mampu menjamin terselenggarannya arus surat,

barang, dan jasa giro yang lancer, cepat dan aman.

Arahan tersebut dimaksudkan untuk memberikan penegasan adanya misi

ganda yang diemban PT. Pos Indonesia, yaitu :

1. Misi Agen Pembangunan, dengan sasaran tersedianya pelayanan kepada

masyarakat samapo ke daerah-daerah terpencil dengan biaya yang

terjangkau.

2. Misi Usaha, dengan sasaran memupuk keuntukngan yang wajar guna

(51)

Dalam pencapaian misi tersebut yang sejalan dengan pokok-pokok

program kebijaksaan Depparpostel, yang dijabarkan dalam kebijakan PT. Pos

Indonesia (Persero), yaitu :

1. SISPOSNAS dikembangkan dengan berwawasan lingkungan.

2. Pemanfaatan kemajuan teknologi ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia.

4. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral.

5. Meningkatkan pengawasan.

6. Meningkatkan peran koperasi dan swasta.

7. Memperluas mutu pelayanan.

8. Memperluas jangkauan pelayanan.

9. Pemasaran yang intensif.

10. Partisipasi dalam kerjasama regional dan internasional.

Memperhatikan misi dan kecenderungan perubahan lingkungan, maka

tujuan perusahaan dalam pengembangan usaha adalah :

1. Selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi “Share Holder”

2. Efisiensi manajemen sebagai akibat penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) adalah faktor kunci yang menjadi penentu dalam

keberhasilan upaya peningkatan keunggulan bersaing.

Guna pelaksanaan tugas pokok dengan mengacu kepadan tujuan.

Perusahaan menetapkan “Tri Strategi Pengembangan” sebagai berikut :

1. Peningkatan mutu pelayanan

(52)

3. Perluasan jangkauan pelayanan.

Seiring dengan keberhasilan Pembangunan Nasional selama PJP I yang

memberikan penekanan kepada pemerataan pembangunan dan hasi-hasilnya telah

mengakibatkan peningkatan diberbagai bidang sehingga meningkatkan mobilitas

orang dan komoditi dari satu tempat ke tempat lain, baik dalam maupun luar

negeri. Dampak yang dirasakan perusahaan adalah peningkatan kualitas dan

kuantitas pasar bagi industry perposan. Kondisi ini mengakibatkan usaha dakam

bidang pelayanan pos menjadi semakin menarik sektor swasta, sehingga telah

tercipta suasana kompetitif dalam bisnis layanan pos.

Memperhatikan kecenderungan pemerintah untuk mengikutsertakan peran

swasta dalam segala sektor pembangunan menyebabkan persaingan yang semakin

ketat. Dengan kondisi yang demikian, kunci keberhasilan perusahaan bertumpu

pada pelaksanaan strategi yang didasarkan atas kemampuan mempertinggi

efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia, khusunya sumber daya manusia

yang professional, beretos kerja tinggi, dan berjiwa wiraswasta.

4.1.2. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)

PT. Pos Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

di lingkungan Departemen Perhubungan, dipimpin oleh suatu direksi yang

bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bentuk

struktur yang digunakan PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung adalah bentuk Line

and Staf Organization (Garis dan Staf), bentuk ini biasanya digunakan pada

perusahaan-perusahaan besar yang memiliki kesatuan perintah. Struktur

(53)

Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung Nomor 28A/RIRUT/1999 tentang

organisasi, disusun dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat pusat, tingkat daerah, dan

tingkat unit pelaksaaan teknis.

Organisasi tingkat pusat terdiri atas :

1. Direksi

2. Direktorat Operasi

3. Direktorat Perencanaan, Teknis dan Sarana

4. Direktorat Sumber Daya Manusia

5. Satuan Pengawasan Intern

6. Sekretaris Perusahaan

7. Pusat Penelitian dan Pengembangan.

Adapun struktur organisasi pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero)

(54)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung

PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung menggunakan sistem disentralisasi

dalam hal struktur dan pendelegasian wewenang dalam perusahaan. hal ini terlihat

adanya direktorat-direktorat yang memegang kekuasanaan dan bertanggung jawab

langsung kepada direksi utama, sehingga para karyawan yang berada dibawah

(55)

kepada direktur utama, tetapi bertanggung jawab dan melaksanakan perintah dari

direktur masing-masing.

4.1.3. Deskripsi Jabatan

Uraian jabatan, wewenang dan tanggung jawab dari struktur organisasi

tingkat pusat :

1. Direksi

a. Memimpin, mengurus dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan

perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perusahaan.

b. Menyiapkan rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran

tahunan perusahaan.

c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai perseroan sesuai dengan

peraturan kepegawaian.

d. Menetapkan gaji, pesiunan/jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi

para pegawai perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi

perusahaan.

e. Memberikan segala keterangan tentang keadaan dan jalannya

perusahaan, baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporang

berkala menurut cara dan waktu yang telah ditentukan dalam anggaran

(56)

2. Direktorat Operasi

a. Membina dan mengendalikan kegiatan pelayanan jasa komunikasi,

logistic serta jasa keuangan/keagenan dan filateli, baik untuk hubungan

dalam negeri maupun luar negeri.

b. Mengendalikan dan mengembangkan operasi pelayanan serta jaringan

unit dan titik layanan.

c. Mengendalikan dan mengelola kegiatan usaha bisnis pelayanan jasa.

d. Menetapkan jaringan lalu lintas pos dan jaringan layanan serta

kebijakan penetapan modal tranportasi serta pengembangan fasikitas

fisik pelayanan.

3. Direktorat Perencaan, Teknik dan Sarana

a. Melakukan pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan perencanaan

strategis serta pengelolaan dan pengolahan data.

b. Menetapkan kebijakan dan analisis kebutuhan teknologi dan sarana

kebutuhan teknologi.

c. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan Direktorat Perencanaanm

Tenik dan Sarana.

4. Direktora Keuangan

a. Melakukan pengendalian keuangan perusahaan meliputi penetapan dan

pengembangan kebijaksaan sistem prosedur akuntansi keungan

(57)

b. Melakukan pengelolaan keuangan meliputi penetapan pengembangan

kebijaksanaan pengelolaan keuangan, pengelolaan kas dan

pengendalian penyertaan modal karyawan.

5. Direktorat Sumber Daya Manusia

a. Melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pelatihan sumber daya

manusia.

b. Melakukan perencaan dan pengembangan pengorganisasian dan sistem

manajemen.

c. Melakukan pengelolaan kesejahteraan.

6. Saruan Pengawasan Intern (SPI)

a. Melakukan pemeriksaan, pengujian dan penilaian terhadap

pengendalian manajemen, peningkatan pengekonomisan, keefisienan

dan keefektifan.

b. Melakukan pemerikasaan, pengijinan dan penilainan terhadap

pengolahan dan pertanggung jawaban keuangan serta kinerja usaha.

c. Melakukan pengkoordinasian pengelolaan tugas pemeriksaan serta

melaksanakan tata usaha dan rumah tangga pengawasan intern.

7. Sekretaris Perusahaan

a. Melakukan penyelenggaraan kesekretarisan Direktur Utama,

pengkoordinasian dan penyajian informasi perusahaan.

b. Melakukan penyelenggaraan hubungan masyarakat dan keprotokolan.

c. Melakukan penelahaan perundang-undangan, penanganan masalah

(58)

d. Melakukan penyelenggaraan hubungan kerjasama luar

negeri/internasional.

e. Melakukan penyelenggaraan dan pengelolaan rumah tangga kantor

pusat.

8. Pusat Perencaan dan Penelitian Terapan

a. Melakukan penyelenggaraan atau pengelolaan kegiatan penelitian

terapan, baik dalam bidang operasi maupun non operasi yang tidak

dapat memberikan manfaat yang layak bagi perusahaan guna

menunjang keberhasilan perusahaan.

b. Melakukan penyelenggaraan kerja sama teknik dan proyek.

4.1.4. Aspek Kegiatan Perusahaan

Pada dasarnya usaha-usaha yang dilaksanakan oleh kantor POS

INDONESIA meliputi usaha pokok dan usaha menunjang serta aneka layanan dan

pelayanan usaha pos. usaha pokok Pos terdiri dari :

1) Layanan Fisik

a. Layanan Surat Pos

b. Layanan Paket Pos

c. Layanan Keuangan

d. layanan Filateli

2) layanan elektronik dengan wasantara-net (W-NET) sebagai tulang

(59)

a. Internet

Surat Elektronik (E-MAIL)

Warung Pos Elektronik (Warposnet)

Internet untuk jaringan korporasi (Coorporation Net Working)

3) Elektronik Data Interchange (EDI) untuk membantu jaringan komunikasi

berbagai data, antara lain :

a) Surat Bisnis Elektronik (SBE)

Direct Mail

Weselpos Eletronik

Advertansi Elektronik

Internet Hibrida

b) Usaha penunjang terdiri dari :

Penyewaan ruang dan tempat

Usaha tranportasi

Freight dan Forwading

Belanja lewat pos

4) Berbagai layanan keagenan (pelayanan jasa keagenan yang dilakukan oleh

PT. Pos Indonesia untuk kepentingan pihak ketiga), yang meliputi :

1. Penabungan dan pembayaran untuk Bank Tabungan Negara (BTN)

2. Takesra dan Kukesra

3. Pembayaran telepon

4. Pembayaran pajak-pajak

(60)

6. Pembayran pension TASPEN dan ASABRI

7. Penjualan benda untuk direktorat pajak

Layanan Pos terdiri dari :

1. Surat Pos

Merupakan layanan standar pengiriman berita yang tersedia semua

kantor pos dengan tariff seragam, baik untuk perhubungan di dalam

maupun di luar negeri. Jenis surat pos antara lain : Surat, Kartu Pos,

Warkat Pos, Barang Cetakan, Majalah Sekogram (Braille) dan Bungkusan.

2. Surat Kilat

Merupakan layanan kiriman Pos dalam negeri yang menjangkau

seluruh Indonesia dengan skala prioritas kecepatan dalam penyaluran dan

pengantarnya.

3. Surat Kilat Khusus (SKH)

Merupakan layanan yang terdokumentasi sebagai solusi tepat kiriman

pos dalam negeri sehingga dapat dilakukan jejak guna mengetahui status

kiriman. Jaringan SKH tersebar di 22 kota di Indonesia dengan waktu

tempuh 24 jam sampai 48 jam.

4. Ratron

Merupakan layanan surat elektronik yang merupakan hibrida atau surat

secara fisik dengan kombinasi transmisi data melalui jaringan

telekomunikasi. Hasil transfer data berupa copy naskah asli yang akan

(61)

5. Ekspress Mail Servise (EMS)

Merupakan layanan pengiriman berita atau barang sebagai solusi tepat

kiriman pos internasional dengan fasilitas jejak lacak guna mengetahui

status kiriman. Jaringan EMS tersebar di 46 negara terkemuka dengan

waktu tempuh antara satu sampai dengan tiga hari.

6. Ratron Simpati

Merupakan layanan surat elektronik untuk berbagai ucapan simpati.

Hasil transfer data berupa pesan pribadi dalam bentuk surat ataupun kartu

ucapan yang akan diantarkan ke alamat yang dituju.

7. Surat Bisnis Elektronik

Merupakan layanan hibrida antara transmisi data elektronik dengan

fisik surat pos. jenis layanan ini sangat cepat untuk pengiriman surat atau

berbagai jenis tagihan dalam jumlah besar sehingga merupakan solusi

korespodensi misal :layanan SBE sementara terdapat disentral pengelohan

pos Jakarta.

8. Wesel Pos

Merupakan layanan transfer uang sebagai solusi kiriman uang

keseluruhan Indonesia. Terdapat beberapa jenis layanan tambahan untuk

wesel pos terdiri dari :

Wesel Kilat

Wesel Kilat Khusus

Wesel Pos Elektronik (Westron)

(62)

Wesel Pos luar Negeri dari beberapa Negara

9. Giro Pos

Merupakan layanan keuangan untuk penampungan, penyimpanan dan

pembayaran berbagai transaksi, baik untuk pemegang rekening perorangan

maupun perusahaan atau keperluan bisnis di seluruh Indonesia.

10. Cek Pos Wisata (CPW)

Merupakan layanan keuangan sebagai dana perjalanan karena dapat di

uangkan disemua kantor pos, tersedia beberapa harga nominal CPW mula

dari Rp. 10.000 sampai dengan Rp. 25.000 beberapa hotel, travel biro dan

tempat-tempat lainnya yang menerima CPW sebagai alat pembayaran.

11. Paket Pos

Merupakan layanan untuk pengiriman barang yang dapat dilakukan di

semua kantor pos baik untuk perhubungan domestik maupun internasional,

terdiri dari :

Paket pos darat atau laut untuk penghubungan darat atau laut

Paket pos udara untuk penghubungan udara

12. Filateli

Merupakan upaya meningkatkan kualitas dan memperkaya kazanah

hobi mengumpulkan perangko atau filateli, telah dikembangkan pula

produk-produk filateli yang lebi atraktif dengan tema penerbita bervariasi.

Filateli adalah benda koleksi yang banyak diminati para penggemarnya,

maka usaha bisnis filateli telah ditangani oleh satu divisi agar lebih

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuaii dengan beban

Dengan demikian, kinerja yang akan dihasilkan oleh guru yang mempunyai komunikasi yang baik seperti komunikasi dari lisan maupun tulisan akan menunjang kinerjanya di dalam

[r]

1 Seperti yang telah diketahui bahwa / persaingan Perguruan Tinggi / khususnya di kota jogjakarta ini / semakin ketat // oleh karenanya / dalam perkembangan berikutnya / PT

To obtain conclusive result of some data or properties of the A2 austenite sample ′ s, several measurements were carried out such as microstructure investigation,

Pengujian asumsi linieritas menghasilkan nilai signifikansi 0, 213 lebih besar dari 0,1, maka disimpulkan bahwa antara variabel bebas (X ) dan variabel tak bebas (Y ) tidak

Dekan Fakultas Farmasi Ibu Martha Ervina, S.Si, M.Si., Apt yang telah membantu dalam memberikan sarana dan fasilitas sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.. selaku

Read Only Memory (ROM) adalah suatu himpunan dari chip yang berisi bagian dari sistem operasi yang mana dibutuhkan pada saat komputer dinyalakan.. ROM juga