• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hermeneutika Tafsir Qur'ani Al-Misbah Tentang 10 Perintah Terhadap Orang Musyrik Pada Ayat 151 Sampai 153 Surat Al-An'am Dalam Membangun Masyarakat Islami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hermeneutika Tafsir Qur'ani Al-Misbah Tentang 10 Perintah Terhadap Orang Musyrik Pada Ayat 151 Sampai 153 Surat Al-An'am Dalam Membangun Masyarakat Islami"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

INTERPRETATION HERMENEUTICS QUR'ANI AL-MISBAH ABOUT 10 COMMANDS OF PEOPLE IDOLATROUS IN ARTICLE

151 TO 153 IN THE LETTER OF AL-AN'AM ISLAMIC COMMUNITY BUILDING

(Study Interpretation Hermeneutics Qur'ani Al-Misbah About 10 Commands Of People Idolatrous In Article

151 To 153 In The Letter Of Al-An'am Islamic Community Building)

by :

Yudha Djupria Putra NIM : 41811026

This thesis under the guidance of Dr. Ali Syamsuddin, S.Ag., M.Si

This study aims to contribution 10 orders for the idolatrous contained in the letter of Al-An'am paragraphs 151 to 153 according to the interpretation of Shihab Al-Mishbah M.Quraish. Fatherly achieve that goal then raised some questions about how the historical situation, the current situation and the values contained in 10 Qur'anic command to the idolatrous.

This study used a qualitative approach to the design of Hermeneutics Tafsir of the Qur'an. Techniques of file collection performed are literature and internet searches of online file.

Results of the study, researchers looked at many historic violations committed by the idolatrous at the time of ignorance. The situation today is not much different from the situation of the past. Still Qur'anic values its many Qur'anic values that have not materialized especially in the first goal is an Islamic society.

Conclusion although the contribution of this letter is very large, but researchers can not completely see embodied by the community, especially in the present.

Advice, people can be expected to digest the message of the text not only as writing lifeless, because a text is always associated with a call.

Keyword : Qur'anic commentary, historical situation, the present situation, the values of Qur'anic

I. Latar Belakang Masalah

Kitab suci merupakan tuntunan hidup manusia bagi para pemeluknya, kitab suci juga tidak hanya di baca dan diartikan, namun kitab suci juga harus dipahami dengan mendalam, untuk memahami kitab suci tersebut diperlukan suatu kajian yang khusus mengenai bagaimana kitab suci itu dipahami, begitu juga surah Al-An’am, surah tersebut merupakan surah ke 6 dalam Al-Qu’ran terdiri dari 165 ayat dan termasuk surat golongan makiyah karna hampir semua ayat pada surah ini di turunkan di mekah

sebelum Muhammad SAW hijrah. Al-An’am berarti hewan ternak, kata an’am ini di pilih karna ada hubungannya dengan adat istiadat kaum musrik yang menurut mereka binatang-binatang ternak dapat di pergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan.

(2)

sekaligus. Thabrani meriwayatkan surat ini diantar oleh tujuh puluh ribu Malaikat dengan alunan tasbih. Isinya berkisar tentang Kekuasaan Allah menghidupkan, mematikan dan membangkitkan manusia, keniscayaan hari Kiamat, hal-hal yang diharamkan, serta kecaman terhadap kaum yang mengharamkan daging binatang yang halal. Di dalam surat ini terkandung 13 ayat yang dimasuk hukumnya.

Berikut arti dari surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 :

Artinya : katakanlah (Muhammad), “marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, ja-nganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti (141).

dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat (142).

dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (jalan lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa (143).

Surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 mempunyai poin penting untuk kehidupan umat muslim. Point penting itu terdiri dari 10 perintah Dari Allah SWT Kepada Nabi Muhammad SAW diperuntukan bagi orang musrik menurut tafsiran Al-Mishbah M. Quraish Shihab.

10 isi tersebut adalah sebagai berikut : 1) Allah SWT memerintahkan agar tidak

mempersekutukanNya

2) Allah SWT memerintahkan agar selalu berbakti kepada orang tua

3) Allah SWT memerintahkan agar tidak membunuh anak-anak kita sendiri karna takut miskin

4) Allah SWT memerintahkan agar tidak mendekati zina

5) Allah SWT memerintahkan agar tidak membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah SWT kecuali dengan hak

6) Allah SWT memerintahkan agar tidak dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik

7) Allah SWT memerintahkan agar menimbang dan menakar secara adil 8) Allah SWT memerintahkan agar

berbicara yang adil

9) Allah SWT memerintahkan agar menyempurnakan nazar dan janji kepada Allah SWT

10)Allah SWT memerintahkan agar tidak mengikuti jalan yang lain kecuali jalanNya

(3)

lain-lain. Nabi Muhamad SAW di tugaskan untuk memperbaiki umatnya agar tidak melakukan hal-hal tersebut.

Nabi Muhamad SAW adalah Nabi terakhir yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal, tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.

Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).

Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1 -5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi:

Artinya: "1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya

Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;

1. diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,

2. bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya, 3. dihalalkan untukku harta ghanimah dan

itu tidak dihalalkan kepada orang

Oleh karena itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan dua bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan Makro dan pertanyaan Mikro. Pengertian dari pertanyaan makro adalah inti dari permasalahan yang peneliti ingin teliti, sedangkan pengertian dari pertanyaan mikro adalah pertanyaan permasalahan yang berdasarkan teori sebagai landasan penelitian ini.

1. Pertanyaan Makro

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengarahkan rumusan masalah penelitian, yaitu :

(4)

2. Pertanyaan Mikro

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah makro di atas, penulis menyiapkan rumusan mikro penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana 10 perintah untuk orang musrik menurut surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 dalam menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat islami dalam Situasi Historis ?

2. Bagaimana 10 perintah untuk orang musrik menurut surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 dalam menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat islami dalam Situasi Masa Kini ?

3. Bagaimana 10 perintah untuk orang musrik menurut surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat islami dalam dalam refleksi Nilai-Nilai Qur’ani ?

III. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka penelitian mendapatkan maksud dan tujuan penelitian yaitu :

1. Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah 10 Perintah Dari Allah SWT Kepada Nabi Muhammad SAW Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Menurut Tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab Untuk Mencapai Masyarakat Islami.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mengkaji 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami dalam Situasi Historis.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami dalam Situasi Masa Kini.

3. Untuk mengetahui dan mengkaji 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami dalam Nilai-Nilai Qur’ani.

4. Untuk mengetahui dan mengkaji 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami.

IV. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis

(5)

menggunakan pendekatan kualitatif dengan kajian hermeneutik Qur’ani.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitia ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, antara lain :

A. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan yang lebih mendalam tentang kajian hermeneutic mengenai penafsiran sebuah teks

B. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus. Selain itu, sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di bidang kajian yang sama. C. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, agar masyarakat memahami dengan 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat islami dalam. Pemahaman dan penafsiran makna ini diharapkan dapat dijadikan bekal dan pelajaran hidup bagi masyarakat Indonesia mencapai kehidupan yang damai.

V. Metode Penelitian

Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain penelitian hermeneutika Qur’ani. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari subjek itu sendiri (Fuchram, 1988:11)

1. Desain penelitian

Desain penelitian adalah prosedur yang digunakan dalam upaya mendapatkan data atau informasi agar memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Pemilihan desain yang di gunakan haruslah dapat mencerminkan relevansi paradigm, yang kesemuanya itu harus sesuai pula dengan permasalah yang di angkat dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian Hermeneutika Qur’ani. Dimana hermeneutik Qur’ani ini, tidak hanya melihat teks dari segi tekstualitasnya saja, melainkan juga melihat bagaimana situasi historis dari teks itu sendiri, situasi masa kini sebagai kontekstualisasi dari teks itu sendiri, dan juga melihat bagaimana nilai-nilai Qur’ani. Hal tersebut dimaksudkan agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam memahai atau menginterpretasikan suatu teks, yang mana dalam hal ini adalah ayat suci.

(6)

seorang dewa , seorang dewa , seorang dewa Yunani kuno yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa di langit kepada manusia.

Dengan mengemban misi menyampaikan isi dan makna Al-Qur’an, naka dunia sorang mufasir adalah dunia makna. Sementara itu makna Al-Qur’an yang digeluti oleh sang penafsir tersebut, bisa dikategorikan memiliki tiga tingkat keberadaan:

1. Makna yang merupakan abstraksi firman Tuhan. Makna [ada tataran ini akan membawa pada pemahaman tentang cara mengolah dan memperlakukan pesan-pesan Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam teks Al-Qur’an secara benar

2. Makna yang merupakan isi dari bentuk kebahasaan yang berkait dengan kegiatan bernalar secara logis masyarakat pemangku bahasanya (Arab). Makna pada tataran ini akan kebahasaan yang secara tidak langsung memcerminkan struktur budaya, karena antara keduanya terdapat relasi yang kuat, dimana bahasa merupakan kristalisasi presepsi-presepsi dan konsep-konsep pemikiran dan budaya masyarakat pemakai bahasa tersebut

3. Makna yang merupakan isi komunikasi Tuhan dengan manusia sebagai sasaran komunikasinya secara umum.

Dalam bahasa hermeneutik, untuk memperoleh ketiga tataran makna tersebut secara komprehensif, diperlukan adanya pengolahan yang tepat terhadap dua aspek penafsiran, yaitu teks dan konteks ; namun tidak boleh berhenti sampai disitu, sebab seorang penafsir masih

memiliki tanggung jawab penyampaian pemahaman yang diperoleh tersebut terhadap orang lain dalam kerangka lintas budaya, itulah kontekstualisasi.(Faiz, 2002:88)

VI. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan data, hasil dan pembahasan penelitian tentang 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode hermeneutika Qur’ani. Hermeneutika Qur’ani adalah studi pemahaman, khususnya tugas pemahaman terhadap teks. Kajian hermeneutika Qur’ani berkembang sebagai sebuah usaha untuk menggambarkan pemahaman sebuah teks, lebih spesifikasinya adalah pemahaman histori dan humanistik. Hermeneutika jiga merupakan sebuah proses mengubah sesuatu dari situasi ketidaktauan menjadi tahu.

(7)

VII.Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan fokus hermeneutika Qur’ani. Untuk itu peneliti akan memaparkan teks 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami :

Artinya : katakanlah (Muhammad), “marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apapun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, ja-nganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti (151).

Artinya : dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia

mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat (152).

Artinya : dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (jalan lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa (153).

1. Jangan mempersekutukan allah 2. Berbakti kepada orang tua

3. Jangan membunuh anak-anak kita sendiri karna kemiskinan

4. Jangan mendekati zina

5. Jangan membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah SWT kecuali dengan hak

6. Jangan dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik

7. Menimbang dan menakar secara adil 8. Berbicaralah yang adil

9. Sempurnakan nazar dan janji kepada Allah SWT

(8)

VIII. Pembahasan

Telah di bahas, bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini berjudul hermeneutika tafsir qur’ani al-misbah tentang 10 perintah terhadap orang musrik pada ayat 151 sampai 153 surat al-an’am dalam membangun masyarakat islami.

Berdasarkan hermeneutika Qur’ani terdapat tiga sub fokus pertama dalam penelitian. Diantaranya adalah situasi historis, situasi masa kini dan nilai-nilai Qur’ani. Berikut adalah penjelasannya :

1. 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Dalam Situasi Historis Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaitkan 10 perintah untuk orang musrik dengan sub fokus yang pertama yaitu situasi historis. Poin yang paling utama adalah jangan mempersekutukan Allah SWT. Di negri ini penyimpangan akidah bukanlah persoalan dan kasus baru yang kita jumpai. Bahkan ia telah ada sejak negri ini merebut kemerdekaannya dan terbebas dari belenggu penjajahan. Seperti masuknya faham dan ajaran (komunis atheis) yang disisipkan oleh partai yang saat itu legal bahkan sempat memiliki masa yang cukup diperhitungkan (baca: PKI, pen.). Tapi tampaknya penyimpangan terhadap akidah akan terus berlangsung sampai kapan pun dalam negri kita, bahkan ia akan menjadi persoalan atau

kasus yang akhirnya dianggap biasa dan sah-sah saja, hingga tidak peduli jika mereka atau keluarga mereka sendiri telah masuk dan terjerumus ke dalam lembah kesesatan tersebut.

Lalu poin yang kedua adalah berbakti kepada orang tua. Dalam poin ini sangat banyak kasus yang bertolak belakang seperti kekejaman yang dilakukan pada zaman jahiliyah, tetapi kita haru mengikuti contoh yang terjadi pada kisah nabi Sulaiman Alaihisalam ketika menjelajahi samudra dengan jin ifrit. Kemudian sang nabi memerintahkan jin ifrit untuk menyelam masuk kedalam lautan. Di sana jin ifrit menemukan sebuah kubah yang dikelilingi mutiara, kubah itu diangkat ke atas samudra lalu diperlihatkan kepada sang nabi. Sang nabi penasaran lalu membuka kubah tersebut. Sang nabi pun heran ketika melihat isi dari kubah tersebut adalah seorang anak laki-laki. Sang nabi pun bertanya kepadanya “siapa kamu?kamu jin atau manusia?” lalu anak itu pun menjawabnya “saya manusia”. Sang nabi pun kembali bertanya “kenapa kamu bisa berada disini ?” anak itupun langsung menjawabnya dengan menceritakan kisahnya. Dulunya akan itu mempunyai seorang ibu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dia yang memapah dan menggendongnya kemana jua dia pergi lalu sang ibu selalu mendoakan anaknya agar anaknya diberi rizki dan diberikan puas diri. Kisah ini bisa dijadikan contoh oleh umat muslim akan hebatnya doa sang ibu.

(9)

belum terjadi, baru dalam bentuk kekhawatiran. Jangan mendekati zina. Berzina sudah sangat lama ada dimuka bumi ini. Pada masa itu zina bukan sesuatu hal kejahatan yang harus permasalahkan. Masalah ini sudah menjadi hal yang terbiasa dilakukan oleh semua orang pada zaman itu. Seharusnya pada zaman itu, manusia sudah memberikan contoh yang benar agar tidak merabah ke zaman sekarang.

Poin ke lima adalah jangan membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah SWT kecuali dengan hak. Suatu bentuk kekejaman pada zaman jahiliyah adalah ketika memperebutkan sesuatu, masyarakat pada zaman itu harus berperang. Kekerasan adalah suatu bentuk kejantanan pada zaman itu sehingga membunuh sudah menjadi kebiasaan bagi kau laki-laki.

Poin yang ke enam adalah Jangan dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik. Kekejaman pada zaman jahiliyah pun bukan hanya pembunuhan saja, menggambil hak anak yatim pun itu salah satu bentuk kekejaman. Anak yatim mempunyai hak yang setara dengan manusia lainnya, jadi apabila anak yatim dipekerjakan sebagai budak atau pesuruh itu sudah termasuk hal yang paling kejam.

Poin ke tujuh adalah menimbang dan menakar secara adil. Masyarkat musrik pada zaman jahiliyah sangat tidak adil dalam berurusan berdagang. Karena demi mendapatkan laba yang besar masyarakat xaman itu pun

melakukan dalam hal penimbangan atau penakaran kepada pembeli.

Selanjutnya poin ke delapan berbicaralah yang adil. Keadilan di zaman jahiliyah sangat lah buruk. Seperti dalam contoh di hasil penelitian, keadilan dalam pembagian warisan itu tidak sesuah apa yang tercantum dalam Al-Qur’an.

Poin ke sembilan adalah sempurnakan nazar dan janji kepada Allah SWT. Dalam poin ini pun sama, masyarakat pada zaman itu melupakan apa yang telah dijanjikan kepada Allah SWT. Padahal sebelum manusia mencapai tujuannya, merek menjanjikan sesuatu agar tujuan itu tercapai. Setelah tercapai, mereka malah melupakan apa kewajibannya setelah berjanji. Janji itu bisa disebut dengan hutang.

Poin terakhir adalah jangan ikuti jalan yang lain kecuali jalanNya. Dalam poin ini Allah SWT menegaskan sembilan poin di atas bawasanya orang musrik yang telah melanggar pada zaman jahiliyah harus benar mengikuti perintahNya dan menjauhi segala larangnya.

2. 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Masa Kini

(10)

menodai ajaran islam serta merusak akidah yang benar. Seperti kasus nabi paslu; Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah, dan baru-baru ini kasus lama yang muncul kembali yakni kasus kelompok dan ajaran sesat Ahmadiyah yang menimbulkan pro-kontra di antara umat Islam bahkan sampai menyebabkan terjadinya insiden Monas yang sangat disayangkan karena faktanya pertikaian yang terjadi adalah antara umat Islam itu sendiri.

Poin yang kedua adalah berbakti kepada orang tua. Banyak sekali kejadian yang tidak berpendidikan dan sangat kejam pada zaman sekarang ini. Pembunuhan orang tua karena tidah terpenuhi keinginan anak dan tingkat emosi yang tidak dapat terbendung lagi menjadi pemicu kekejaman itu. Banyak sekali kasus-kasus yang terjadi belakangan ini contohnya beberapa taun yang lalu kisah anak membunuh orang tua nya karena meminta uang tidak di beri oleh ibunya. Sehingga sang anak emosi dan menghabisi iu kandung nya sendiri.

Poin berikutnya adalah poin ke tiga jangan membunuh anak-anak kita sendiri karna kemiskinan. Kasus ini sama banyaknya dengan kasus-kasus di atas. Pembuangan anak, aborsi dan yang lainnya itu menjadi cara orang tua untuk membunuh anaknya sendiri. Anak adalah titipan dari Allah SWT untuk dijaga dan diberi pendidikansecara layak.

Selanjnya adalah poin ke empat jangan mendekati zina. berbagai jenis cara untuk yang dilakukan manusia dalam melakukan sebuah usaha termasuk prostitusi. Baru-baru ini indonesia dikejutkan dengan adanya prostitusi online. Wanita yang ada dalam kategorinya

tersebut sangat beragam, mulai dari model-model biasa sampai ke arti yang namanya sudah tidak asing lagi di media.

Poin ke lima adalah jangan membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah SWT kecuali dengan hak. Sama seperti poin kedua dan ketiga, kejahatan yang dilakukan manusia dalam membunuh. Contoh seperti banyak kasus begal yang terjadi belakangan ini. Itu menandakan bawa orang musrik masih banyak berkeliaran di dunia ini. Akibat pergaulan dan akal yang pendek manusia berani melakukan kekejaman itu dengan alasan yang berbeda-beda. Mulai dari faktor ekonomi, sampai nafsu yang tak terbendung lagi.

Jangan dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik ini poin ke enam. Kasus terbunuhnya Angeline misalnya. Anak yatim tersebut dibunuh oleh ibu angkatnya sendiri karena ibu angkatnya menginginkan warisan yang diwariskan kepada anak tersebut. Hawa nafsu membuat ibu angkatnya sendiri nekad membunuh anak malang tersebut.

Poin yang ke tujuh adalah Menimbang dan menakar secara adil. Karena faktor ekonomi yang tidak stabil, pedagang terpaksa melakukan hal tersebut karena kebutuhannya yang mulai naik perlahan-lahan. Sama dengan zaman jahiliyah, kecurangan ini banyak dilakukan oleh pedagang.

(11)

bisa dengan mudah membayar dan bebas dari keadilan yang tadinya harus diterimanya.

Poin yang ke sembilan adalah sempurnakan nazar dan janji kepada Allah SWT. Tidak ada bedanya dengan zaman jahiliyah, zaman sekarang pun memang nazar dianggap enteng, padahal apabila tidak dilakukan itu sama dengan berhutang kepada Allah SWT.

Poin ke sepuluh adalah jangan ikuti jalan yang lain kecuali jalanNya. Poin ini menegaskan bahwa poin sembilan di atas harus dilakukan

Peneliti mencoba untuk lebih menjelaskan mengenai 10 perintah untuk orang musrik yang terkait kedapa nilai-nilai Qur’ani. Poin yang pertama pada 10 perintah untuk orang musrik ini adalah jangan menyekutukan Allah SWT. Peneliti mengkaitkan dengan nilai Menghargai Waktu, pandai belajar dari sejarah, konsisten dan istiqomah. Peneliti mengkaitka dengan nilai tersebut karena dalam nilai menghargai waktu, manusia akan memanfaatkan tiap detik yang dikaruniakan Allah dengan hal-hal yang positif dan produktif. Nilai selanjutnya adalah pandai belajar dari sejarah, karena dengan belajar dari sejarah manusia akan mengetahui asal usul manusia, agama islam dan jalan-jalan yang benar. Dan nilai yang terakhir adalah konsisten juga

istiqomah. Konsisten dalam memeluk agamnya dan mendapatkan ke istiqomahan.

Poin yang kedua berbakti kepada orang tua. Dalam poin ini peneliti mengkaitkan dengan nilai memiliki budaya kerja keras, tidak tertutup terbuka kedalam kemajuan. disini peneliti mengkaitkan dengan poin tersebut karena, memiliki budaya kerja keras itu sangat penting dalam poin ini agar dapat membahagiakan orang tua dengan hasil dan jeri payah sendiri. Nilai selanjutnya adalah tidak tertutup, terbuka kedalam kemajuan karena dalam suatu keluarga kemajuan ini sangat penting seperti yang di bicarakan tadi hanya untuk menyengkan orang tua dan membuat bangga mereka.

(12)

mengalami depresi dan sampai membunuh anak kandungnya sendiri, lalu masuk penjara, harga diri orang tua tersebut akan turun dan akan selalu dianggap tidak baik oleh lingkungan dan keluarganya.

Poin selanjutnya adalah yaitu jangan mendekati zina. Peneliti mengkaitkan dengan nilai menghargai waktu dan memiliki harga diri tinggi. Dalam kehidupan ini harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bekal nanti di akhirat, apabila menyalahgunakan waktu dengan hal yang melanggar dalam perintahNya, hidup didunia ini percuma saja apabila tidak mempunyai bekal unutk nanti. Memiliki harga diri tinggi juga harus dilakukan dalam poin ini karena menyangkut masa depan dan kesucian yang kita punya.

Berikutnya adalah poin ke lima yang berbunyi jangan membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah SWT kecuali dengan hak. Peneliti mengkaitkan nilai yang terkait kedalam poin kelima ini yaitu pandai belajar dari sejarah. Manusia harus pandai belajar dari sejarah karena sejarah sangat mempengaruhi kehidupan apabila kita belajar sejarah yang benar. Kembali lagi ke zaman jahiliyah, dengan kekejamannya masyarkatnya itu bukan sebuah contoh tetapi pabila memandang Nabi kita Muhammad SAW, Insyaalloh akan menuju jalan yang benar.

Poin selanjutnya adalah poin ke enam jangan dekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik. Peneliti melihat ada keterkaitan dengan nilai-nilai Qur’ani yang berbunyi memiliki ilmu pengetahuan. Apabila seseorang menghargai ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dengan baik, pasti orang

tersebut akan tahu bagaimana cara memperlakukan anak yatim seperti apa.

Berikutnya dalah poin ketujuh yaitu menimbang dan menakar secara adil. Keadilan sangat diperlukan dalam kehidupan, nilai-nilai Qur’ani yang terkait dalam poin ini adalah pandai belajar dari sejarah. Apabila seseorang pedagang belajar dari sejarah, menimbang dan menakar secara adil sangat diperlukan dalam ajaran islam. Karena banyak orang yang akan dirugikan apabila seseorang pedagang belaku curang ketika menimbang sesuatu yang didagangkannya.

Poin ke delapan yaitu berprilaku adil. Dalam poin ini peneliti mengkaitkan dengan nilai qur’ani beberapa diantaranya adalah tidak tertutup, terbuka pada kemajuan dan Konsisten juga Istiqomah. Untuk menggapai tujuan, seseorang harus berperilaku adil agar tujuannya tercapai. Seperti pada zaman quraisy sorang anak kecil hendak membawakan tepung untuk keluarganya yang pada saat itu berada disebuah benteng yang dijaga oleh kaum quraisy. Namun anak tersebut dihentikan oleh kaun tersebut dan ditumpahkannya tempung tersebut. Dari contoh kasus berikut dapat dilihat ketidak adilan terjadi pada zaman itu. Dalam berperilaku adil pun kita harus terbuka pada kemajuan, tidak tertutup (transparansi) dalam segala sesuatu hal. Kemudian dibutuhkan konsistensi dalam melakukan hal-hal tadi yang disebutkan.

(13)

karena apabila tidak konsisten, janji yang kepada Allah SWT akan melakukan sesuatu akan ingkar. Poin keterakhir yaitu jangan ikuti jalan yang lain kecuali jalanNya. Poin ini menegaskan bahwa poin sembilan di atas harus dilakukan bagi semua umat manusia khusunya orang musrik. Peneliti mengkaitkan dengan nilai Qur’ani sebagai berikut pandai belajar dari sejaran dan konsisten juga istiqomah. Melalui sejarah, manusia belajar mengenai jalan yang benar dalam kaum muslim. Konsisten juga sangat berlaku pada poin ini karena ke konsistenan akan menganut agama harus benar jangan sampai berbelok ke jalan yang tidak

Seperti apa yang telah peneliti uraikan di atas, keterkaitan antara situasi historis, situasi masa kini dan nilai-nilai Qur’ani membantu memudahkan peneliti dalam mengkaji bagaimana kontribusi 10 perintah untuk orang musrik dalam surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab.

Sejauh ini peneliti memandang surat ini memiliki peranan penting dalam mewujudkan masyarakat islami. Peneliti melakukan analisis dan akhirnya menemukan keterkaitan antara masa lalu dan masa kini terkait kontribusi 10 perintah tersebut.

Dalam masa historis peneliti melihat ada banyak kesamaan dengan masa kini. Yang

membedakan manusia pada zaman jahiliyah dan zaman sekarang hanya pemikiran yang lebih luas. Seharunya manusia di zaman modern ini harus lebih baik dari zaman jahiliyah karena diberikan fasilitas dan pemikiran luas untuk mewujudkan masyarakat islami.

Wujud dari masyarakat islami tersebut dalam situasi masa kini sudah terlihat. Wujud tersebut terlihat seperti pada musisi yang banyak ber hijrah manuju masyarakat islami, semakin banyaknya bank-bank yang berbasis syari’ah, sekolah-sekolah islam banyak didirikan.

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

Bungin, M Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Efendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan

Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

F. Budi Hardiman, 1990, Kritik Ideologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan.Yogyakarta, Yogyakarta: Kanisius.

Faiz, Fakhruddin.2002. Hermeneutika al-Qu’ran. Yogyakarta: Qolam.

Moeleong, Lexy J. 1980. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nur Ichwan, Moch. 2003. Meretas Kesarjanaan Kritis Al-Qur’an. Jakarta : Teraju

Rahardjo, Mudjia. 2008. Dasar-dasar Hermeneutika: Antara Intensionalisme & Gadamerian.

Sleman : Ar-Ruzmedia.

(14)

B. INTERNET

http://philpmaarif.blogspot.com/2013/06/filsafat-komunikasi-habermas.html

http://quran.com/6/151-153

http://bloggerbondowoso24.blogspot.com/2013/ 05/sejarah-kelahiran-nabi-muhammad-saw.html

http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian- sejarah-dan-pokok-isi-kandungan-al- quran-alquran-pengetahuan-agama-islam.html

http://ardiansholahuddin.blogspot.com/2009/03/ pengertian-musyrik-syirik-munafik-kafir.html

http://bukansarjanabodoh.blogspot.com/2013/07/

hubungan-pria-dan-wanita-pada-zaman.html

https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/09/ 29/potret-kehidupan-zaman-jahiliyah/ http://www.kompasiana.com/mhu2012/kebudaya

an-jahiliyah-dan-perkembanga-islam-

tugas-essay-bahasa-indonesia_551f6b048133111b6e9de1fb https://nurimzaidin.wordpress.com/2013/07/19/1

140/

http://berbaktikepadaorangtua.com/beberapa-hal-yang-tidak-termasuk-perbuatan-durhaka/

C. SUMBER LAIN

Bahan Ajar Metode Penelitian Kualitatif Oleh Adiyana Slamet, M.Si.

(15)

v ABSTRACT

INTERPRETATION HERMENEUTICS QUR'ANI AL-MISBAH ABOUT 10 COMMANDS OF PEOPLE IDOLATROUS IN ARTICLE

151 TO 153 IN THE LETTER OF AL-AN'AM ISLAMIC COMMUNITY BUILDING

(StudyInterpretation Hermeneutics Qur'ani Al-Misbah About 10 Commands Of People Idolatrous In Article

151 To 153 In The Letter Of Al-An'am Islamic Community Building)

by :

Yudha Djupria Putra NIM : 41811026

This thesis under the guidance of Dr. Ali Syamsuddin, S.Ag., M.Si

This study aims to contribution 10 orders for the idolatrous contained in the letter of Al-An'am paragraphs 151 to 153 according to the interpretation of Shihab Al-Mishbah M.Quraish. Fatherly achieve that goal then raised some questions about how the historical situation, the current situation and the values contained in 10 Qur'anic command to the idolatrous.

This study used a qualitative approach to the design of Hermeneutics Tafsir of the Qur'an. Techniques of file collection performed are literature and internet searches of online file.

Results of the study, researchers looked at many historic violations committed by the idolatrous at the time of ignorance. The situation today is not much different from the situation of the past. Still Qur'anic values its many Qur'anic values that have not materialized especially in the first goal is an Islamic society.

Conclusion although the contribution of this letter is very large, but researchers can not completely see embodied by the community, especially in the present.

Advice, people can be expected to digest the message of the text not only as writing lifeless, because a text is always associated with a call.

(16)

iv ABSTRAK

HERMENEUTIKA TAFSIR QUR’ANI AL-MISBAH TENTANG 10 PERINTAH TERHADAP ORANG MUSRIK PADA AYAT

151 SAMPAI 153 SURAT AL-AN’AM DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAMI

(Studi Hermeneutika Tafsir Qur’ani Al-Misbah Tentang 10 Perintah Terhadap Orang Musrik Pada Ayat 151 Sampai 153 Surat Al-An’am Dalam

Membangun Masyarakat Islami)

Oleh :

Yudha Djupria Putra NIM : 41811026

Skripsi ini di bawah bimbingan Dr. Ali Syamsuddin, S.Ag., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengkotribusikan 10 perintah untuk orang musrik yang terkandung pada surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al-Mishbah M.Quraish Shihab. Unutk mencapai tujuan tersebut maka dimunculkan beberapa pertanyaan tentang bagaimana situasi historis, situasi masa kini dan nilai-nilai Qur’ani terdapat pada 10 perinta untuk orang musrik.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Hermeneutika Tafsir Qur’an. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi pustaka dan internet penelusuran data online.

Hasil penelitian, historis peneliti melihat banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang musrik di zaman jahiliyah. Situasi masa kini tidak berbeda jauh dengan situasi masa lalu. Nilai-nilai Qur’ani Masih banyak nya nilai-nilai Qur’ani yang belum terwujudkan khusunya pada tujuan pertama yaitu masyarakat islami.

Kesimpulan walaupun kontribusi dari surat ini sangat besar, tapi peneliti melihat belum seutuhnya dapat di wujudkan oleh masyarakat khususnya di masa sekarang.

Saran, diharapkan masyarakat dapat mencerna pesan dari teks tidak hanya sebagai tulisan yang tidak bernyawa, karena sebuah teks selalu berhubungan dengan ajakan.

(17)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu

Dalam tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding dalam menyusun skripsi ini sehingga lebih memadai.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis tekstual dengan pendekatan studi hermeneutika. Untuk pengembangan pengetahuan, peneliti akan terlebih dahulu menelaah penelitian mengenai hermeneutika. Hal ini perlu dilakukan karena suatu teori atau model pengetahuan biasanya akan diilhami oleh teori dan model yang sebelumnya. Selain itu, telaah pada penelitian terdahulu berguna untuk memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait dengan masalah dalam penelitian ini.

(18)

13

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Nama Peneliti

Metode yang

Digunakan Hasil Penelitian

Perbedaan tulis dengan tingkat kesadaran dan rasa cinta pada tanah air meskipun telah

(19)

14

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan dan segala macam fenomena yang terjadi didalamnya. Komunikasi adalah jembatan untuk dapat melakukan interaksi dalam kehidupan dan menunjang segala bentuk aktivitas, terutama aktivitas sosial.

Istilah komunikasi berasal dari kata Communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Everett M.Rogers menegaskan bahwa komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Sedangkan Menurut Harold D. Lasswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To who? With what effect?). Unsur unsur dalam komunikasi adalah

sumber (komunikator), pesan yang disampaikan, alat (media) yang digunakan, penerima pesan (komunikan), efek yang ditimbulkan dan hambatan dari suatu proses komunikasi.

(20)

15

Dari penuturan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya komunikasi adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia, baik secara individu maupun kolektif. Dengan berkomunikasi maka seseorang dapat meningkatkan kualitas kehidupan dan derajatnya dalam bermasyarakat, karena secara tidak langsung citra seseorang akan terbangun dari cara dia berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Berdasarkan definisi-definisi di atas pula dapat dijabarkan bahwa komunikasi adalah proses di mana komunikator menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan) bukan hanya sekedar memberitahu, tetapi juga mempengaruhi seseorang atau sejumlah orang tersebut untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain).

2.1.2.1 Tujuan Ilmu Komunikasi

Dalam melakukan proses komunikasi setiap individu tentu memiliki motif yang berbeda-beda. Secara umum komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud kepada lawan bicara dengan harapan pesan yang dilontarkan mampu ditangkap dan dipahami dengan baik, selebihnya dapat mendorong terjadinya perubahan opini, sikap dan perilaku.

Menurut Joseph Devito dalam tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: a. Menemukan

(21)

16

kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

b. Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi dalam diri manusia yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain. Manusia berkeinginan untuk dicintai dan disukai juga sebaliknya untuk mencintai dan menyukai, untuk mewujudkan itu komunikasi akan dilakukan untuk membina dan memelihara hubungan sosial.

c. Untuk Meyakinkan

Dengan melakukan tindakkan komunikasi dalam waktu yang bersamaan juga terjadi upaya untuk mempersuasi antarpribadi, baik sebagai sumber maupun sebagai penerima.

d. Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri kita dengan mendengarkan pelawak (Devito, 1997:31). Sementara Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi menyatakan, tujuan dari komunikasi adalah:

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini/ pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

(22)

17

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Massa

Mengapa peneliti memasukan tinjauan tentang komunikasi massa ? karena menurut peneliti, Al-Qu’an ini termasuk kedalam kajian komunikasi massa, dimana pada dasarnya Al-Qur’an ini bertugas untuk menyampaikan semua isinya kepada orang banyak yang berbentuk teks atau tulisan. Begitupun komunikasi massa bertujuan menyampaikan pesan kepada orang banyak tidak secara langsung melainkan melalui media. Allah SWT memberikan perintah kepada umatnya dalam bentuk teks, tidak berbentuk lisan karena Allah SWT tidak mungkin langsung berbicara kepada umatnya.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass meddiated.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang (Rakhmat ,2003:188). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

(23)

18

terdapat media massa tradisional yaitu teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lainnya.

2.1.3.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Berdasarkan dari komponen-komponen komunikasi dapat dijelaskan ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy, yaitu sebagai berikut:

a. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi, maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya.

b. Pesan Komunikasi massa bersifat umum.

Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum, karena mengenai kepentingan umum pula. Maka komunikasi yang ditujukan perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam komunikasi massa. Komunikasi massa mencapai komunikan dari berbagai golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda.

c. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Komunikasi melalui media massa dapat dinikmati oleh komunikan yang jumlahnya tidak terbatas dan terpisah secara geografis pada saat yang sama.

d. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen

(24)

19

komunikannya tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda.

e. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Berbeda dengan komunikasi tatap muka, dimana komunikan dapat memberikan respon secara langsung, maka dalam komunikasi massa tidak terdapat arus balik dari komunikasi. (Effendy, 2000: 37)

2.1.4 Tinjauan tentang Al-Qur’an

Allah SWT telah menurunkan Al-Quran sebagai satu mukjizat yang membuktikan kerasulan Nabi Muhammad S.A.W, dan kewujudan Allah SWT dengan segala sifat-sifat kesempurnaanNya. Membaca Al-Quran serta menghayati dan mengamalkannya adalah satu ibadah. Ia merupakan satu kitab panduan hidup manusia dan rujukan utama umat Islam di samping sunnah Rasulullah. Al-Quran dinukilkan secara mutawatir (berperingkat atas sebab penurunannya), dan mashaf yang lazim ditemui hari ini dikenali sebagai mashaf Uthmani. Rencana ini mengemukakan satu kajian tentang asal-usul dan sejarah Al-Quran, dari segi cara wahyu diturunkan, peringkatnya, tempat turunnya, masanya, awalnya dan akhirnya. Disertakan juga maklumat tentang pengumpulan dan pembukuan Al-Quran.

Aishah isteri Rasulullah SAW, meriwayatkan sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, beliau bermimpi perkara yang benar ketika beliau menyendiri di Gua Hira’ beribadah kepada Allah SWT untuk selama kira-kira tiga

(25)

20

Harith bin Hisham, seorang sahabat Rasulullah s.a.w. pernah bertanya kepada Baginda bagaimana wahyu diturunkan kepadanya. Rasulullah menjawab : ”Kadang-kadang wahyu datang kepada-ku dengan gema (desingan) loceng dan ini

amat berat bagi-ku, dan sementara bunyi itu hilang aku mengingati apa yang disampaikan kepada-ku. Kadang ia datang dalam bentuk jelmaan malaikat kepada-ku merupai lelaki, bercakap dengan-ku dan aku menerima apa saja yang disampaikannya kepada-ku.”

Rasulullah juga pernah mendapat wahyu langsung daripada Allah, seperti ketika menerima perintah solat.

2.1.5. Tinjauan Tentang Bahasa

Dalam bukunya, Alwasilah (1985: 15) menyatakan bahwa Linguistik adalah ilmu yang memberikan dan menggolongkan bahasa-bahasa dan mengidentifikasikan serta mendeskripsikan unit dan pola-pola sistem bunyi, kata, dan morfem, frase, dan kalimat yang disebut struktur bahasa.

Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepekati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Menurut Santoso (1990:1), “bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar”.

(26)

21

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi (Chaer dan Agustina, 2010: 11).

Di atas telah diuraikan bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Inilah yang menjadi karakteristik dari bahasa, berikut penjelasannya:

1. Bahasa Bersifat Arbiter, artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan „sejenis binatang berkaki empat yang bisa

dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

2. Bahasa Bersifat Produktif, artinya dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

(27)

22

itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

4. Bahasa Bersifat Beragam. Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama tapi bahasa menjadi beragam baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Hal ini disebabkan bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

5. Bahasa Bersifat Manusiawi. Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Hewan hanya memiliki alat komunikasi berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

(28)

23

dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu

fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan (Chaer dan Agustina, 2010: 15). Berikut ini adalah fungsi-fungsi bahasa:

1. Fungsi Pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.

2. Fungsi Direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.

(29)

24

4. Fungsi Referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.

5. Fungsi Metalinguistik, artinya bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.

6. Fungsi Imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.

2.1.6. Sejarah dan Perkembangan Hermeneutika 2.1.6.1 Sejarah Hermeneutika

Secara etimologis, kata hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, hermeneuein, yang berarti menafsirkan. Kata bendanya adalah hermeneia yang berarti penafsiran atau interpretasi. Sementara kata hermeneutes memiliki arti interpreter (penafsir). Istilah yang berasal dari bangsa Yunani ini (hermeneutik)

(30)

25

menyampaikan pesan-pesan Jupiter kepada umat manusia. Tugas Dewa Hermes adalah menerjemahkan pesan-pesan dari dewa di Gunung Olympus itu ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh manusia. Dalam pekerjaannya, dewa Hermes tidak hanya sekedar menyampaikan pesan dewa, melainkan sebelumnya harus memahami, menerjemahkan kemudian menerangkan pesan-pesan tersebut kepada manusia.

“Kata hermeneutika yang diambil dari peran Hermes adalah sebuah ilmu

atau seni menginterpretasikan (the art of interpretation) sebuah teks” (Atho’ dan Fahrudin, 2003: 15). Pada akhirnya, hermeneutika diartikan sebagai “proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti” (Palmer dalam

Suma

ryono, 1999-24). Sebagai sebuah ilmu, hermeneutika harus menggunakan cara-cara ilmiah dalam proses pencarian makna, rasional dan dapat diuji. Begitu pula hermeneutika sebagai seni, harus menampilkan sesuatu yang baik dan indah mengenai penafsiran.

Pengertian lain tentang hermeneutika juga diungkapkan oleh Zygmunt Bauman, yaitu “sebagai upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian

dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, reman-remang, dan kontradiktif, yang menimbulkan kebingungan bagi pendengar atau pembaca”

(Faiz, 2003: 22).

(31)

26

tiga bentuk dasar dari herme>neuein dan herme>neia. Tiga bentuk ini menggunakan verba dari herme-neuein, sebagai berikut:

1. Hermeneuein sebagai to express (menngungkapkan), to assert (menegaskan) atau to say (menyatakan). Hal ini terkait dengan fungsi pemberitahuan dari Hermes.

2. Hermeneuein sebagai to explain (menjelaskan), interpretasi sebagai penjelasan menekankan aspek pemahaman diskursif. Seseorang dapat mengekspresikan sesuatu tanpa harus menjelaskannya. Dengan mengekspresikan kemudian menjelaskannya, juga termasuk bentuk interpretasi.

3. Hermeneuein sebagai to translate. Pada hal ini, to interpret (menafsirkan) bermakna to translate (menerjemahkan) ayng merupakan bentuk khusus dari proses interpretatif dasar “membawa sesuatu untuk dipahami”.

Pemilihan kata hermeneutika merupakan bentuk singular dari bahasa Inggris, hermeneutics dengan huruf “s”, dalam transliterasi Indonesia disertakan huruf “a” sehingga menjadi hermeneutika (B.S. Wachid, 2006: 2010). Kata

hermeneutika (hermeneutics) merupakan kata benda (noun). Kata ini mengandung tiga arti, yaitu ilmu penafsiran, ilmu untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam kata-kata dan ungkapan penulis, dan penafsiran yang secara khusus menunjuk kepada penafsiran kitab suci (Faiz, 2003: 21).

(32)

27

Pada abad ke-18 Johann Solomo Semler (1725-1791) memainkan peranan penting dalam melakukan reapresiasi terhadap “akal manusia”. Semler melakukan pendekatan radikal terhadap Bibel dan sejarah dogma dengan mengajukan program hermeneutika dari perspektif “studi kritis sejarah”.

Menurut Semler yang dikutip Husaini dan Al-Baghdadi (2007: 16), hermeneutika mencakup banyak hal, seperti “bahasa, retorika, logika, sejarah tradisi teks, penerjemahan, dan kritik terhadap teks”. Tugas utama hermeneutika

adalah untuk memahami teks sebagaimana dimaksudkan oleh para penulis teks tersebut.

Hermeneutika adalah cara baru untuk bergaul dengan bahasa. Setiap manusia berpikir melalui bahasa, berbicara dan menulis dengan bahasa. Untuk mengerti dan menginterpretasi sesuatu dengan bahasa. Bahkan “sebuah karya seni

yang tidak menggunakan bahasa, berkomunikasi dengan seni-seni lainnya yang menggunakan bahasa” (Sumaryono, 1999: 26).

(33)

28

2.1.6.2 Perkembangan Hermeneutika

Hermeneutika mengalami suatu proses hingga menjadi satu disiplin ilmu dalam khazanah filsafat. Namun pada awalnya hanya sebatas subdisiplin teologi yang sudah muncul sejak awal dalam sejarah peradaban manusia yang mencakup kajian metodologis tentang autentitas dan penafsiran teks.

Josef Bleicher (Atho’ dan Fahrudin: 2003: 113) membagi hermeneutika

menjadi tiga bagian, yaitu teori hermeneutika, filsafat hermeneutika dan hermeneutika kritis. Teori hermeneutika fokus pada pembahasan metodologi bagi ilmu-ilmu kemanusiaan, filsafat hermeneutika menelusuri status ontologis dari “memahami” itu sendiri, dan hermeneutika kritis menekankan pada penyelidikan

dengan membuka selubung-selubung penyebab adanya distorsi dalam pemahaman dan komunikasi yang berlangsung dari interaksi kehidupan sehari-hari.

(34)

29

(melepaskan diri dari konteks historis kita sendiri dan masuk ke dalam konteks kehidupan orang lain).

Hermeneutika mengalami perkembangan dari konsep awal menjadi berbagai varian prinsip dan metodologis (Rahardjo, 2008: 53-70), yaitu:

1. Hermeneutika Romantis 2. Hermeneutika Metodis

3. Hermeneutika Fenomenologis 4. Hermeneutika Dialektis 5. Hermeneutika Dialogis 6. Hermeneutika Kritis

7. Hermeneutika Dekonstruksionis

Di samping itu, penggunaan hermeneutika sebagai metode penafsiran semakin meluas dan berkembang, baik dalam cara analisanya maupun objek kajiannya. Ahmala (Atho’ dan Fahrudin: 2003: 17-21) membagi enam batasan

pada hermeneutika, yaitu sebagai berikut:

1. Hermeneutika Sebagai Teori Penafsiran Kitab Suci 2. Hermeneutika Sebagai Metodologi Filologi

3. Hermeneutika Sebagai Ilmu Pemahaman Linguistik

4. Hermeneutika Sebagai Dasar Metodologis Ilmu-Ilmu Sejarah

(35)

30

2.1.6.3 Hermeneutika Qur’ani

Hermeneutika Qur’ani adalah prosedur intepretasi untuk mengkaji tentang

kitab suci Al-Qur’an. Prosedur intepretasinya adalah sebagai berikut :

1. Prosedur intepretasi tematik dipergunakan, meskipun meskipun tidak sepenuhnya. Ayat-ayat lain yang setema dipertimbangkan, tetapi tetap dengan menghargai kekhasan masing ayat. Kekhasan masing-masing ayat itu disebabkan karena perbedaan-perbedaan konteks historis dan linguistiknya. Tidak semua ayat dipertimbangkan, hanya ayat-ayat yang dianggap “mewakili” saja. Untuk mendapatkan ayat-ayat yang “mewakili” ini, tentu harus dilakukan pembacaan terhadap semua ayat

terkait, kemudian dilakukan kategorisasi. Nanti akan dilihat prosedur ini dalam bab selanjutnya, dimana tidak semua ayat dikutip Abu Zayd. Prosedur ini banyak menggunakan analisis linguistik dan sastrawi.

2. Menganalisis ayat-ayat itu untuk melihat “level maknanya”, apakah hanya menunjuk kepada “bukti/fakta historis” (syawahid tarikhiyyah), yang

tidak dapat diintepretasikan secara metaforis; atau makna itu menunjuk kepada “bukti/fakta historis” dan dapat diintepretasikan secara metaforis;

ataukah makna itu dapat diperluas berdasarkan atas “signifikansi” yang

(36)

31

3. Memperhatikan “arak teks-teks” yang dibaca. Untuk melihat arah teks ini, diperlukan pengetahuan mengenai konteks penurunan ayat, mana yang diturunkan belakangan. Di sini ilmu-ilmu seperti Makkiyah dan Madaniyah, Ashab Al-Nuzul (baik dalam pengertian sempit maupun luas)

dapat dimanfaatkan secara kritis. Meskipun kritik historis tampak dominan, tetapi sebenarnya analisis linguistik dan sastrawi diterapkan pula, yakni untuk mengenali

4. Mencari aspek-aspek “yang tak terkatakan” di dalam teks-teks itu. Itu dapat diperoleh dari keseluruhan proses pembacaan teks, yang sering harus dilakukan berkali-kali, dengan mempertimbangkan “arah teks”. Disini pun kritik historis dan analisis linguistik dan sastrawi bermain secara serentak dalam proses pembacaan.

(37)

32

Gambar 2.1

Alur pemikiran Fazlurrahman r

Situasi Historis Respon Al-Qur’an

Generasi Hal-hal Khusus

Menentukan Tujuan Moral-sosial Al-Qur’an

Nilai-nilai Qur’ani

Situasi Masa Kini

(38)

33

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Sebagai bagian dari metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, hermeneutika Qur’ani akan memudahkan peneliti dalam memahami surat Al -Anam ayat 151-153. Dengan hermeneutika Qur’ani, peneliti dituntut untuk melihat teks bukan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga harus disertai dengan konteks-konteks disekitarnya. Peneliti dituntut untuk menelusuri situasi historis dari ayat tersebut, kemudian menelusuri kembali kepada masa kini. Sehingga nantinya, dalam proses pemahaman ayat tersebut, tidak akan terjadi kesalahan pemahaman atau penafsiran.

Hermeneutika memperhatikan tiga hal yang menjadi komponen pokok dalam kegiatan penafsiran, yaitu teks, konteks, dan kontekstualisasi. Makna suatu teks berada pada interpretasi pembacanya yang tentu memiliki cakrawala historinya masing-masing. Situasi Historis, situasi masa kini, juga nilai-nilai Qur’ani juga mempengaruhi dalam proses pemahaman. Ketiganya saling

berkaitan untuk memperoleh suatu pemahaman terhadap suatu ayat.

“Peran Hermeneutika adalah bagaimana menafsirkan sebuah teks klasik

atau teks yang asing sama sekali agar menjadi milik kita yang hidup di zaman dan tempat serta suasana kultur yang berbeda” (Hidayat, 2003: 20). Dalam ruang

(39)

34

Namun, setiap orang akan melakukan interpretasi dengan berbeda-beda. Perbedaan ituakan menghasilkan suatu kesimpulan yang sama atau mengaburkan makna sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu kerangka acuan yang dapat dijadikan alat dalam sebuah intrepretasi yang benar.

Dari paparan di atas dapat digambarkan suatu bagan guna mempermudah pemahaman kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Pada penelitian ini, peneliti akan menyajikan bagaimana 10 perintah untuk orang musrik menurut surah al an’am ayat 151 sampai 153 menurut tafsir Al

-Mishbah M.Quraish Shihab untuk mencapai masyarakat Islami. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode hermeneutika, peneliti akan merepresentasikan 10 perintah Dari Allah SWT Kepada Nabi Muhammad SAW untuk orang musrik menurut tafsiran quraish shihab surah Al-An’am ayat 151 sampai 153 dalam Al-Qur’an. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode hermeneutika Qur’ani.

(40)

35

2.2.2 Alur Kerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Alur Pemikiran

10 perintah Dari Allah SWT Kepada Nabi Muhammad

SAW surah Al AN’am Ayat 151 sampai 153

Hermeneutika Qur’ani

Situasi Masa Kini Nilai-Nilai Qur’ani

Situasi Historis

(41)

82

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Pada situasi historis, terdapat banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang musrik di zaman jahiliyah yang tidak sesuai dengan perintah-perintah yang diturunkan oleh Allah SWT lewat wakil-Nya di dunia ini yaitu Nabi Muhammad SAW, sehingga kurang mencerminkan masyarakat Islami.

2. Kemudian setelah turunnya surat tersebut Situasi masa kini tidak berbeda jauh dengan situasi masa lalu. Dimana pada situasi masa kini pun masih terdapat banyak pelanggaran-pelanggaran meskipun sebenarnya pada situasi masa kini segala sesuatunya lebih mudah dengan maju dan berkembangnya teknologi di dunia ini.

3. Masih banyak nya nilai-nilai Qur’ani yang belum terwujudkan dalam kehidupan ini khusunya oleh masyarakat Islam.

(42)

83

5.2 Saran

(43)

HERMENEUTIKA TAFSIR QUR’ANI AL-MISBAH TENTANG 10 PERINTAH TERHADAP ORANG MUSRIK PADA AYAT

151 SAMPAI 153 SURAT AL-AN’AM DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAMI

(Sutdi Hermeneutika Tafsir Qur’ani Al-Misbah Tentang 10 Perintah Terhadap Orang Musrik Pada Ayat 151 Sampai 153 Surat Al-An’am Dalam

Membangun Masyarakat Islami)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Jurnalistik

Oleh:

Yudha Djupria Putra NIM : 41811026

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(44)

ix DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUA 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 8

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan teoritis ... 10

(45)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu ... 12

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi ... 14

2.1.2.1 Tujuan Ilmu Komunikasi ... 15

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ... 17

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 17

2.1.3.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ... 18

2.1.4 Tinjauan tentang Al-Qur’an... 19

2.1.5. Tinjauan Tentang Bahasa ... 20

2.1.6. Sejarah dan Perkembangan Hermeneutika ... 24

2.1.6.1 Sejarah Hermeneutika... 24

2.1.6.2 Perkembangan Hermeneutika ... 28

2.1.6.3 Hermeneutika Qur’ani ... 30

2.2 Kerangka Pemikiran ... 33

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 33

2.2.2 Alur Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 36

3.1.1 Desain penelitian ... 36

3.1.1.1 Hermeneutika Qur’ani ... 38

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 47

(46)

xi

3.1.2.2 Internet Searching ... 48

3.1.3 Teknik Analisi Data ... 48

3.1.4 Uji Keabsahan Data ... 49

3.1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 51

3.1.5.1 Lokasi ... 51

3.1.5.2 Waktu Penelitian... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Objek Penelitian ... 84

4.1.2 Hasil Penelitian ... 85

4.1.2.110 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Menurut Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab Untuk Mencapai Masyarakat Islami Dalam Situasi Historis ... 58

4.1.2.210 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Menurut Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab Untuk Mencapai Masyarakat Islami Dalam Situasi Masa Kini ... 64

(47)

xii

4.2 Pembahasan ... 70

4.2.1 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Dalam Situasi Historis ... 71

4.2.2 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Masa Kini ... 74

4.2.3 10 Perintah Dari Allah Swt Kepada Nabi Muhammad Saw Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am Ayat 151 Sampai 153 Dalam Nilai-Nilai Qur’ani ... 76

4.2.4 Kontribusi 10 Perintah Untuk Orang Musrik Dalam Surat Al-An’am ayat 151 sampai 153 Menurut Tafsir Al-Mishbah M. Quraish Shihab Untuk Mencapai Masyarakat Islami ... 80

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 86

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Gambar 2.2 Alur Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui kombinasi antibiotik gentamisin pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan ekstrak kulit biji

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA 4 KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA MENGACU KURIKULUM SD 2013

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara trust kelompok dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada pemain futsal

annulicornis, lama hidup imago yang diamati mulai dari proses ganti kulit nimfa instar ke–5 menjadi imago hingga kematiannya sangat singkat, yaitu hanya 48 ± 6 hari untuk

Aplikasi ini merupakan aplikasi dari analisa yang terjadi di lapangan bagaimana prosedur penyewaan fasilitas yang ada digambarkan ke dalam rancangan sistem

Napomena 1.4.2. Primijetimo da se graf na slici 1.3 sastoji od ulaznog sloja te potpuno povezanih slojeva, odnosno, na njemu nisu prikazani aktivacijski slojevi. Aktivacijski

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong utamanya oleh komponen Konsumsi yang pada triwulan III-2008 ini mampu tumbuh lebih tinggi.. Di sisi lain,

Dari pemaparan di atas, menjadikan prilaku adil dalam jual beli untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah unsur tasawuf yang terdapat dalam konsep adil yang ditawarkan