• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Achmad Yani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Achmad Yani"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar belakang masalah

Kredit Pensiun adalah kredit yang diberikan oleh Bank BTPN untuk para

pensiunan BUMN maupun swasta dengan tujuan untuk memenuhi segala

kebutuhan yang diperlukan oleh para debitur.

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, maka Bank BTPN

memberikan produk dan jasa Bank guna memenangkan persaingan untuk

menghimpun dana dari masyarakat. Produk Perbankan ini diharapkan nanti bisa

membuat para nasabah semakin tertarik untuk menghimpun dananya dalam

bentuk tabungan, giro, dan deposito yang kemudian oleh pihak bank dana yang

terkumpul dari ketiga itu disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada para

nasabah yang sedang memerlukan dana.

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) sepanjang perjalanannya

dalam mengukir sejarah dengan segala prestasi yang dimilikinya telah

membuktikan peranya dalam menghubungkan kegemaran masyarakat Indonesia

untuk menabung. Dengan semua usahanya maka BTPN telah mengambil peran

dalam usaha pembangunan disegala bidang diseluruh tanah air Indonesia.

Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 Bank adalah

(2)

menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainya

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kredit Pensiun yang disediakan oleh Bank Tabungan Pensiunan nasional

terutama diberikan untuk pembiayaan baiki untuk konsumtif maupun untuk usaha

di hari tua.Dala pelaksanaanya, sejak tahun 1976 PT Bank Tabungan Pensiunan

Nasional menyediakan kredit untuk para pensiunan yang berlangsung hingga saat

ini.

Kredit pensiun diperuntukan bagi pemohon atau calon debitur perorangan

yang membutuhkan dan memenuhi persyaratan yang diberikan oleh Bank teknis

dengan tujuan penggunaan untuk memenuhi keperluannya dan tidak bertentangan

dengan hukum yang berlaku.

Dari uraian di atas maka penulis mencoba membahas tentang “

PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT PENSIUN PADA PT BANK

(3)

1.2. Tujuan kerja praktek

Tujuan Kerja Praktek yang ingin dicapai penulis dalam kerja praktek adalah :

1. Untuk mengetahui ketentuan ketentuan umum dalam pengajuan kredit

pensiun pada PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP

Achmad Yani.

2. Untuk mengetahui langkah langkah dalam pengajuan kredit pensiun

pada PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Achmad

Yani.

3. Untuk mengetahui hambatan dan penaggulangan dalam prosedur

pengajuan kredit pensiun pada PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) KCP Achmad Yani.

1.3. Kegunaan kerja praktek

1. Bagi mahasiswa

a. Mengenal tata cara kerja perusahaan secara umum,khususnya

sistem kredit terutama kredit pensiun.

b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang praktek kerja

di lapangan.

c. Menambah pengetahuan dan pemahaman teknik secara praktis

yang diterapkan pada perusahaan.

d. Memberikan bekal tentang sistem produksi pada dunia industri,

(4)

e. Menjadikan kepribadian yang disiplin, mandiri dan bertanggung

jawab terhadap kewajibannya dalam menyeleseikan tugas.

2. Bagi Universitas

a. Terjadinya hubungan kerjasama dengan perusahaan yang

ditempati Praktek Kerja Lapangan.

b. Dapat mengetahui kolerasi antara ilmu yang diberikan di

bangku kuliah dengan kondisi industri nyata.

c. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik untuk perbaikan

kurikulum.

3. Bagi perusahaan

a. Terjalinya kerjasama dengan dunia pendidikan.

b. Dapat membantu menyiapkan sumber daya manusia yang

potensial untuk perusahaan.

c. Tidak tertutup kemungkinan adanya saran dari mahasiswa

pelaksana kerja praktek yang bersifat membangun dan

menyempurnakan sistem yang ada.

1.4. Lokasi dan waktu pelaksanaan kerja praktek

Penulis melaksanakan Kerja Praktek di perusahaan Bank PT BTPN Kcp

Achmad Yani yang beralamat di jln.Jendral Achmad Yani No.610,Bandung

.Adapun waktu yang dipegunakan dalam praktek kerja terhitung mulai tanggal 1

(5)
(6)

5

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) terlahir dari pemikiran 7

orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 yang

dinamai dengan Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status

usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman

kepada para anggotanya dimana ke 7 orang tersebut terdiri dari 6 orang

purnawirawan dan 1 orang sipil yaitu:

1. Rd.Ramilie Tjokroadirejo,Purnawirwan ABRI

2. M.R.L. Siahaan, Purnawirwan ABRI

3. Abdul Hamid, Purnawirwan ABRI

4. Abdurrachman, Purnawirwan ABRI

5. Mochammad Abdul Fattah, Purnawirwan ABRI

6. Ibrahim Byek, Purnawirwan ABRI

7. Ny.Rd. Ayu Pandarukmini Tjokroadirejo,sipil

Sebagai kelanjutan dari perkumpulan tersebut dan berkat kepercayaan dari

masyarakat maupun mitra usaha,pada tanggal 2 Desember 1986 para anggota

yang mengelola perkumpulan BAPEMIL akhirnya membentuk PT Bank

Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin usaha sebagai bank tabungan dalam

rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang nomor 14 tahun 1967 tentang

(7)

UU tersebut maka badan hukum BAPEMIL ditingkatkan yang semula

‘perkumpulan’ menjadi “Persoroan Terbatas”.BTPN merupakan kelanjutan dari

perkumpulan BAPEMIL yang didirikan di Bandung pada tanggal 16 Februari

1985 dengan akta notaris pengganti Ny.Dedeh Ramdah Sukarna pada tanggal 13

Juli 1985 No.460 serta diumumkan dalam berita negara No.1148/198.Sebagai

tindak lanjut dari pengesahan diatas maka telah diselenggarakan rapat luar biasa

pemilik saham BTPN di Bandung pada tanggal 25 dan 26 Februari dengan

keputusan sebagai berikut:

1. Secara Yuridis perkumpulan BAPEMIL dibubarkan terhitung mulai

tanggal 31 Maret 1986 dan kegiatannya dilanjutkan oleh BTPN.

2. Terhitung mulai 1 April 1986 segala hak dan kewajiban perkumpulan

BAPEMIL beralih menjadi hak dan kewajiban BTPN.

Pada tahun 1986 Dirjen Moneter dalam Negeri,Departemen Keuangan RI

memberikan izin kepada PT BTPN sebagai kelanjutan usaha dari BAPEMIL.

Melalui SK Menteri Keuangan RI tanggal 2 Desember 1986 NO.KEP.135

KM.11/1986 tentang izin mendirikan atau membuka kantor cabang PT BTPN

menembah 11 kantor cabang yang diantaranya di pulau Kalimantan dan Sulawesi

sehungga bank ini seluruhnya memiliki 26 kantor cabang beserta 1 kantor pusat

operasional(KPO),63KCP,106 kk serta 26 unit Kas mobil Indonesia.

Terhitung mulai tanggal 1 Januari 1987 BTPN telah menjadi anggota

Perhimpunan Bank Swasta Nasional (PERBANAS) dan menjadi menjadi nggota

ke-66 dari PERBANAS berdasarkan surat keputusan PERBANAS tanggal 1 Juli

(8)

anggota PERBANAS. Selanjutnya untuk lebih mendorong peran lembaga

perbankan nasional dalam pembangunan maka diberlakukan UU No 7 thn 1992

tentang perbankan,bentuk usaha BTPN mengalami perubahan dari Bank

Tabungan menjadi Bank Umum. Perubahan tersebut berdasarkan surat Kep

menteri keuangan RI No Kep.005/KM.17/1993 sehingga pada tanggal 22 Maret

1993 tentang prubhan status operasional bank BTPN ini berlaku efektif mulai

tanggal 2 Agustus 1993.

BTPN telah melakukan pemberdayaan SDM melalui pengkaderan guna

untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dimulai dari penempatan karyawan

sesuai dengan kompetensinya dan penyempurnaan sistem manajemen SDM untuk

membangun human resource information system(HRIS).

Selain itu BTPN telah melakukan perluasan wilayah ke luar Jawa Sumatera Utara

sert melakukan verifikasi kredit dengan menciptakan paket-paket kredit untuk

pengusaha kecil.

Bank BTPN juga mempunyai Visi, Misi dan Tujuan untuk dijadikan

sebagai acuan dan pedoman dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan. Visi,

Misi dan Tujuan Bank BTPN itu sendiri :

Visi :

Menjadi Bank Mass Market* terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat

Indonesia.

*) Segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan segmen usaha mikro dan

(9)

Misi :

Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti.

Bank BTPN melakukan hubungan dengan PT Taspen,PT Pos dan Giro dan

lain-lain dengan tujuan utamanya adalah untuk memelihara kelancaran serta

ketertiban pelayanan pinjaman yang diberikan kepada para pensiun.Bank BTPN

juga telah melakukan diversifikasi kredit yaitu dengan menciptakan paket-paket

pinjaman yang dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil sabagai kredit usaha kecil

(KUK).

2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang didalamnya

menggambarkan tugas dan wewenang yang harus dijalankan sesuai dengan

posisinya dalam suatu organisasi tersebut. Dengan kata lain, dalam struktur

organisasi yang baik tidak akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan

pelemparan tanggung jawab oleh dan kepada orang atau bagian lain.

Struktur organisasi diperlukan untuk membantu mengarahkan usaha dalam

organisasi sehingga usaha tersebut dapat dikoordinasikan dan sejalan dengan

tujuan yang ingin dicapai. Dari struktur organisasi yang ada dapat diketahui

kewajiban dan tanggung jawab tiap orang sehingga akan jelas bagi mereka dalam

menjalankan kewajibannya tersebut. Struktur organisasi yang baik akan

mempermudah pula kontrol intern bagi perusahaan Tanggung jawab dari setiap

karyawan dalam menjalankan tugas masing-masing sangat menentukan dalam

terwujudnya suatu kebersamaan yang serasi dan dapat mencapai hasil yang

(10)

Struktur organisasi Bank BTPN KCP Achmad Yani digambarkan seperti yang

terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

Struktur Organisasi Bank BTPN KCP Achmad Yani

Sumber: Bank BTPN KCP Achmad Yani

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Bank BTPN Kcp Achmad Yani OPERATION

(11)

2.3 Deskripsi Jabatan

Dari struktur organisasi diatas dapat diketahui deskripsi jabatan dari setiap

jabatan-jabatan pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Kcp

Achmad Yani. Semua tugas, wewenang dan tanggung jawab berfungsi untuk

mendukung kelancaran dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Kcp

Achmad Yani. Pendelegasian dan tanggung jawab masing-masing divisi yang

tercantum dalam struktur organisasi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kcp

Achmad Yani adalah sebagai berikut:

1. Regional operation head

Tugas dan tanggung jawab dari Regional operation head adalah :

a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mensupport seluruh kegiatan

operasional di tingkat cabang yang meliputi kegiatan Back office

dan Credit Admin untuk menjamin dan memastikan operasional

perbankan BTPN dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan

prosedur dengan baik.

b. Mengkoordinir, memonitor serta mengevaluasi perkembangan

kinerja operasional ditingkat regional cabang untuk

mengembangkan kinerja dan memastikan percapaian kinerja kantor

(12)

2. Operation Supervisor

Tugas dan Tanggung Jawab Operation Supervisor adalah :

a. Bertanggungjawab atas seluruh aktivitas operasional Front Office

sesuai dengan standar layanan front office.

b. Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan administrasi harian.

c. Melaksanakan fungsi dan aktivitas Operation.

3. Credit acceptance supervisor

Tugas dan Tanggung Jawab Credit Acceptance Supervisor adalah :

a. Memastikan setiap Credit Acceptance Officer dan Credit Customer

Service membuat rencana aktifitas maintaining nasabah kredit

pensiun.

b. Memonitor kualitas kredit pensiun termasuk diantaranya

perencanaan penanganan kolektibilitas dengan mengevaluasi

profile maturity kredit pensiun per jangka waktu.

c. Melakukan koordinasi dengan sales & marketing supervisor dalam

meningkatkan portofolio nasabah,sehingga portofolio cabang dapat

meningkat.

d. Menganalisa perkembangan portofolio kredit pensiun, dan

melakukan follow up yang diperlukan terhadap laporan kredit

pensiun yang dibuat oleh credit customer service.

e. Melakukan monitoring terhadap pelayanan yang diberikan oleh

Credit Acceptance Officer dan Credit Customer Service sehingga

(13)

f. Memastikan seluruh keluhan atau complaint nasabah terselesaikan

dengan baik, serta memastikan penyelesaiannya dilakukan tepat

waktu dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan tetap

memperhatikan ketentuan yang berlaku di bank BTPN.

g. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya operation loss,potensial

fraud dicabang serta memastikan tercapainya hasil penilaian audit

yang memuaskan.

h. Memastikan seluruh proses transaksi yang dilakukan oleh Credit

Acceptance Officer dan Credit Customer Service sesuai dengan

sistem prosedur,internal memorandum,peraturan BI sehingga

proses operasional berjalan sesuai ketentuan.

i. Memastikan Credit Acceptance Officer dan Credit Customer

Service mematuhi prinsip-prinsip mengenai nasabah sesuai dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh unit compliance.

j. Memberikan pengarahan atau coaching dan counseling kepada

Credit Acceptance Officer dan Credit Customer Service sesuai

kebutuhan guna meningkatkan produktifitas.

k. Melakukan planning terhadap pengembangan Credit Acceptance

Officer dan Credit Customer Service meliputi career planning,

training, dan pengembangan lainnya sehingga mendapatkan

(14)

4. Sales and Marketing Supervisor

Tugas dan Tanggung Jawab Sales and Marketing Supervisor adalah :

a. Memastikan setiap Sales & Marketing officer membuat rencana

aktifitas maintaining nasabah kredit pensiun.

b. Memastikan Sales & Marketing officer mematuhi prinsip-prinsip

mengenai nasabah sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh

unit compliance.

c. Memberikan pengarahan atau coaching dan counseling kepada

Sales & Marketing officer sesuai kebutuhan guna meningkatkan

produktifitas.

d. Melakukan planning terhadap pengembangan Sales & Marketing

officer meliputi career planning, training, dan pengembangan

lainnya sehingga mendapatkan kesempatan untuk “development”.

5. Teller pension

Tugas dan Tanggung Jawab Teller pension adalah :

a. Memberikan pelayanan nasabah dalam proses transaksi tabungan,

giro, deposito melalui loket.

b. Memastikan pelayanan di Loket telah berjalan sesuai dengan

standar pelayanan front Linear.

c. Memastikan proses transaksi seluruh aplikasi loket telah dilakukan

dengan benar.

d. Memastikan proses transaksi pelunasan telah dilakukan dengan

(15)

e. Melakukan override sesuai dengan kewenangan.

f. Memastikan proses transaksi remittance telah dientry dan

divalidasi dengan benar.

g. Memastikan proses aktivitas pendukung pelayanan telah bersedia.

h. Memastikan kebenaran proses pertanggungan akhir hari.

6. Credit acceptance

Tugas dan Tanggung Jawab Credit Acceptance adalah :

a. Memeriksa dokumen nasabah yang akan meminjam.

b. Menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh

debitur.

7. Sales and Marketing Officer

Tugas dan Tanggung Jawab Sales and Marketing Officer adalah :

a. Menginformasikan kepada masyarakat tentang produk-produk

yang dikeluarkan oleh bank BTPN.

8. Back Office

Tugas dan Tanggung Jawab Back Office adalah :

a. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan (jurnal entry sampai

dengan arsip dokumen) untuk menjamin kelancaran, keakuratan

dan ketertiban administrasi keuangan perusahaan

b. Mengarsip seluruh dokumen transaksi untuk menjaga ketertiban

(16)

c. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan

pengarsipan, untukmemastikan dukungan administrasi bagi

kelancaran kegiatan seluruhkaryawan.

d. Mencetak Neraca/Laba Rugi, dan Laporan per transaksi.

e. Melakukan control dan koreksi atas rekening.

f. Membuat SPM dan Memo.

g. Menyediakan Deposito, Buku Tabungan, dan semua yang

berkaitan dengan operasional.

9. Credit Costumer Service

Tugas dan Tanggung Credit Costumer Service adalah :

a. Melakukan aktifitas maintaining terhadap exiting nasabah dan

calon nasabah dengan menginterview prospek nasabah pensiun

untuk memastikan kebenaran data nasabah.

b. Mengatasi keluhan nasabah pensiun dan membina hubungan yang

sehat antara bank dengan nasabah dan mendorong nasabah untuk

lebih memanfaatkan penggunaan bermacam-macam produk dan

jasa perbankan yang telah dikeluarkan oleh Bank BTPN.

c. Memberikan pelayanan yang baik dan standard sehingga service

yang diberikan sesuai dengan standard layanan BTPN.

d. Membuat laporan kredit pensiun dan memproses tagihan kepihak

lain yang terkait dengan pembayaran uang pensiun.

e. Memastikan seluruh keluhan atau complaint nasabah terselesaikan

(17)

waktu dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan tetap

memperhatikan ketentuan yang berlaku diBTPN.

f. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya operation loss,potensial

fraud dicabang serta memastikan tercapainya hasil penilaian audit

yang memuaskan.

g. Menjalankan seluruh proses transaksi sesuai dengan sistem

prosedur, internal memorandum, peraturan BI sehingga proses

operasional berjalan sesuai ketentuan.

h. Mematuhi prinsip-prinsip mengenai nasabah sesuai dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh unit compliance.

10.Sub branch head

Tugas dan Tanggung Jawab Sub Branch head adalah :

a. Memimpin kantor kas selaku pembantu dari pemimpin kantor

cabang pembantu dalam usaha mencapai suatu tujuan Bank BTPN

baik tujuan panjang maupun tujuan pendek.

b. Mengadakan pembagian tugas dan koordinasi dalam pelaksanaan

kerja serta melakukan evaluasi agar pelaksanaannya sejalan dengan

program kerja.

c. Meneliti dan menganalisa kegiatan operasi yang memungkinkan

perluasan dan pengembangan operasi diwilayah tersebut.

d. Menyetujui penerimaan dan pengeluaran uang sesuai batas limit

yang telah ditentukan.

(18)

f. Memutuskan pemberian kredit sesuai dengan batas kewenangan

yang telah ditetapkan oleh kantor cabang pembantu.

g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang

menyangkut operasional bank baik ketentuan intern dan ekstern.

h. Melaksanakan aktivitas Loan Recovery yang ditempatkan.

i. Melaksanakan aktivitas selling Officer yang ditempatkan

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Sebagai suatu bank umum yang memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan,

maka kegiatan utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) adalah

menghimpun dana dari berbagai sumber dalam bentuk simpanan baik itu dalam

bentuk tabungan, giro, deposito dan lain-lain yang merupakan jasa simpanan yang

ditawarkan oleh bank kemudian menyalurkan dana tersebut kepada pihak yang

kekurangan dana dalam dalam bentuk pinjaman. Dari kedua kegiatan diatas

diperoleh keuntungan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan sehari – hari.

Aspek Kegiatan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional KCP Achmad Yani

antara lain:

1. Kegiatan usaha penyerahaan dana (simpanan) adalah menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Simpanan tersebut berbentuk

antara lain giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan. Produk-produk

pendanaan yang disediakan oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(19)

a. BTPN Tabungan Citra

Tabungan dengan bunga harian untuk perorangan dengan

keleluasaan transaksi serta bunga yang kompetitif, sehingga dana

lebih cepat berkembang.

b. BTPN Tabungan Citra Plus

Tabungan yang dilengkapi fasilitas perlindungan asuransi berupa

penutupan sisa setoran dan santunan kematian apabila mengalami

risiko meninggal dunia akibat sakit atau kecelakaan serta biaya

penggantian perawatan karena kecelakaan. Keuntungan yang dapat

dinikmati nasabah adalah bunga tabungan dan gratis biaya premi

asuransi.

c. BTPN Tabungan Citra Pensiun

Tabungan ini dipersembahkan bagi para pensiunan dengan

pengelolaan dana pensiunan bulanan. Para pensiunan dapat

menikmati keuntungan berupa penerimaan uang pensiunan lebih

awal dan tepat waktu, serta dapat melakukan penarikan

sewaktu-waktu.

d. BTPN Giro

Rekening giro ini dapat dimiliki oleh nasabah pererongan atau badan

usaha, dengan jasa giro yang menarik. BTPN Giro adalah mitra

bisnis yang dapat diandalkan untuk mendukung kelancaran transaksi

(20)

e. BTPN Deposito Berjangka

Sarana investasi yang aman dan menguntungkan. Produk ini

merupakan pilihan fleksibel bagi nasabah, yaitu jangka waktu yang

bervariasi serta dapat dicairkan pada saat jatuh tempo atau

diperpanjang secara otomatis (automatic roll over). Selain itu,

Deposito Berjangka dapat digunakan sebagai jaminan kredit.

f. BTPN Sertifikat Deposito

Simpanan pihak ketiga dari Bank yang mempunyai jangka waktu

tertentu dengan bunga yang dapat diperhitungkan dimuka, serta

dapat diperdagangkan sampai dengan tanggal jatuh tempo.

2. Kegiatan usaha perkreditan adalah menyalurkan dana atau memberikan

pinjaman dengan jenis-jenis kredit yang diberikan. Kredit yang diberikan

antara lain :

a. Kredit Pensiun

b. Kredit Pegawai Aktif

3. Kegiatan usaha jasa bank lainnya diantaranya :

a. Transfer

b. penarikan tabungan secara tunai

c. Payroll service

Layanan ini merupakan salah satu wujud dari visi dan misi PT. Bank

(21)

penuh kepedulian. Bentuk layanannya berupa kemudahan dalam

pembayaran uang pensiun maupun gaji para pegawai yang masih aktif di

lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI, Polri dan

(22)

21

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan di Bank BTPN KCP

Achmad Yani selama satu bulan yaitu penulis ditempatkan dibagian kredit yang

dalam pelaksanaannya mengenai tentang bagaimana pemberian kredit pensiun

dibank BTPN diberikan. Kredit pensiun merupakan salah satu jasa kredit yang

diberikan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional yang dimana nasabahnya

diberikan kemudahan untuk meminjam uang yang khusus disediakan untuk para

pensiunan baik pensiunan pegawai negeri sipil (PNS), pensiunan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), pensiunan TNI, pensiunan Polri maupun pensiunan

perusahaan swasta.

Dari kerja praktek yang dilaksanakan penulis selama satu bulan, penulis

dapat mengetahui pelaksanaan pemberian kredit pensiun di PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional. Sebelum menelaah lebih jauh mengenai prosedur pemberian

kredit pensiun di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, penulis terlebih dahulu

akan menguraikan tentang kredit.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Hasil dari kerja praktek yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang

dimulai pada tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan 30 Juli 2010 pada PT Bank

(23)

baik pada penulis selaku mahasiswa, sehingga dapat menambah ilmu dan

pengetahuan tentang ilmu kerja yang sebenarnya serta memberikan pengalaman

kerja.

Kegiatan atau aktivitas penulis selama kerja praktek di PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional adalah sebagai berikut :

1. Membantu nasabah yang datang untuk mengajukan permohonan kredit.

2. Menjelaskan kepada nasabah tentang pengajuan kredit.

3. Membantu nasabah debitur untuk melengkapi persyaratan pengajuan

kredit.

4. Membantu karyawan meregistrasi berkas-berkas yang telah direalisasi

sehingga kwitansi bisa diaktifkan dan nasabah bisa melakukan pencairan

pinjaman.

5. Membantu pengisian kupon undian untuk nasabah yang meminjam

kredit.

6. Membantu pengisian data-data nasabah yang dibutuhkan bank kedalam

berkas prosedur kredit.

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Ketentuan ketentuan umum dalam pengajuan kredit pensiun

Beberapa ketentuan pengajuan pemberian kredit pensiun pada PT. Bank

Tabungan Pensiun Nasional Kcp Achmad Yani, antara lain :

1. Bank memberikan kepada peminjam fasilitas kredit berupa uang

(24)

menerima pinjaman Uang dari Bank dan tidak keberatan fasilitas

kredit dialihkan kepihak ke tiga

2. Jumlah kredit tersebut akan dibayar kembali oleh peminjam dengan

cara angsuran (pokok dan bunga anuitas) setiap bulan selama jangka

waktu yang telah disepakati oleh bank dan nasabah atau sampai

dengan pinjaman dinyatakan lunas oleh pihak bank. Peminjam dengan

ini mengikat diri dan akan membayar bunga dan flat perbulan namaun

perhitungan secara anuitas, sesuai dengan ketentuan bank yang

berlaku.

3. Untuk ketertiban dan kelancaran pembayaran pinjaman, peminjam

memberikan kuasa kepada bank untuk melakukan pemotongan gaji

pensiun peminjam setiap bulan terhitung mulai bulan pertama sampai

lunas, baik dengan uang pensiun yang dibayar via rekening atau

kantor bayar pensiun lainya, dengan surat kuasa khusus yang mana

surat kuasa tersebut tidak dapat dicabut/ditarik kembali dan

menyerahkan jaminan kepada bank, skep pensiun atas nama peminjam

dan bank memberikan surat tanda penerimaan jaminan kredit.

4. Apabila terjadi keterlambatan dalam membayar angsuran atau

pelunasan, peminjam sanggup membayar denda sebesar Rp 5000, dan

dari jumlah yang tertunggak.

5. Peminjam setuju kredit ini diasuransikan dengan Banker’s clause bank

(25)

dipotong langsung dari nominal kredit peminjam kepada pihak

asuransi

6. Peminjam setuju apabila pihak bank sewaktu-waktu merubahsuku

bunga pinjaman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

7. Untuk pelaksanaan perjanjian ini dan segala akibatnya, para pihak

memilih domisili yang tetap dan umum di kantor Kepaniteraan

Pengadilan Negeri di Bandung.

3.3.2 Langkah langkah dalam pengajuan kredit pensiun

3.3.2.1 Prosedur Pengajuan Kredit Pensiun Kepada Nasabah Baru

Prosedur pengajuan kredit pensiun untuk nasabah baru melalui

beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahapan Permohonan Kredit

Tahapan ini meliputi :

a. Calon Nasabah

Bagi setiap pensiun yang membutuhkan pinjaman dapat

menghubungi seksi kredit guna memperoleh keterangan tentang

syarat-syarat meminjam dibank.

b. Credit Customer service

Memberikan pelayan yang baik kepada nasabah. Adapun

tahapan proses yang dilakukan antara Credit Customer service

dengan nasabah adalah:

1) Credit Customer service menjelaskan syarat-syarat yang

(26)

1. Skep pensiun asli.

2. Karip asli atau buku gaji asli.

3. KTP yang masih berlaku.

4. Carik pensiun terakhir.

5. Kartu keluarga

6. Pas photo 4x6 (2 lembar).

7. Kwitansi gaji terakhir.

8. Kwitansi pembayaran listrik bulan terakhir.

9. Ketentuan :

a) Semua persyaratan difotocopy rangkap 3.

b) Kredit diasuransikan, apabila peminjam

meninggal maka pinjamannya dinyatakan

lunas.

c) Ahli waris mendapatkan dana duka

Rp.300.000,-

(setelah melengkapi persyaratan pengajuan

klaim)

d) Umur maksimal sewaktu akad kredit 70 tahun

untuk peminjam baru.

2) Credit Customer service menjelaskan batas maksimum

plafon kredit yang boleh diambil sesuai dengan besar gaji.

Penentuan besarnya plafond maksimum kredit pensiun

(27)

Tabel 3.1

3) Setelah nasabah menentukan besar pinjaman yang akan

diambil, jangka waktu, dan besarnya angsran per bulan,

baru Credit Customer service mencetak akad perjanjian

yang kemudian dipelajari oleh nasabah.

Jangka Waktu Pinjaman Besar Pinjaman

12 Bulan 9,70 x Uang pensiun

108 Bulan 38,65 x Uang pensiun

(28)

2 Tahapan Analisis Kredit

Tahapan yang harus dilakukan, antara lain :

a. Seksi Kredit

- Memeriksa dan meneliti semua berkas yang diajukan

pensiun untuk memperoleh pinjaman.

- Melengkapi berkas pengajuan kredit dengan surat

permohonan kredit pensiun.

- Membuat tanda terima SK pensiun sebagai agunan.

- Menyampaikan berkas tersebut kepada kepala seksi atau

administrasi kredit untuk di proses lebih lanjut.

b. Kepala Seksi Kredit

Menerima berkas tersebut dari seksi teknis dan meneliti

ulang kembali kemudian dikonsultasikan kepada manager

untuk mendapatkan persetujuan pinjaman yang akan diberikan

setelah manager menyetujui maka kepala seksi kredit atau

administrasi kredit membuat nota pemberian pinjaman.

c. Manager

Setelah di tanda tangni oleh kepala seksi kredit atau

administrasi kredit maka manager meneliti kembali dan

memberikan tanda tanfan serta pengesahen atas berkas–berkas

(29)

d. Teller

- Menerima berkas pinjaman.

- Memeriksa data pinjaman yang di konfirmasikan dengan

semua kuitansi-kuitansi pendukungnya.

- Membubuhkan tanda tangan pada formulir serta

memberiakan verifikasi telah diterima pada lembaran

kwintansi penerimaan dan dicap telah di bayar pada

lembaran kuitansi pembayaran.

- Mencatat dalam buku pembantu kas atas nasabah

masing-masing.

- Memberikan penjelasan kepada nasabah berapa jumlah

uang yang diterima.

- Membayar kepada nasabah secara tunai, serta

menyerahkan :

1. Lembaran kedua surat perjanjian kredit.

2. Lembaran kedua perincian penerimaan uang

3. Lembaran kedua kwitansi-kwitansi kredit.

4. Lembaran asli premi asuransi.

5. Lembaran asli tanda terima jaminan.

6. Asli identitas pensiun (KTP/SIM)

7. Asli kartu identitas pensiun.

- Menyerahkan kepada seksi kredit atau administrasi

(30)

1. Lembaran asli surat perjanjian kredit

2. Lembaran ketiga perincian penerimaan uang

3. Lembaran premi asuransi

- Administrasi Kredit

1. Mencatat kedalam buku nominatif pinjaman.

2. Membuat dan mencatat rekening koran masing-

masing nasabah.

e. Nasabah

Nasabah pensiun yang membutuhkan pembaharuan pinjaman dalam

menghubungi seksi kredit untuk memperoleh penjelasan tentang

persyaratan yang dibutuhkan oleh bank, bersamaan dengan itu

nasabah harus menunjukan kuintansi penerimaan angsuran potongan

yang terakhir serta kartu penerimaan pensiun dan tanda pengenal diri

serta surat tanda terima SK.

f. Seksi Kredit

- Memberikan penjelasan sebaik-baiknya kepada nasabah

tentang persyaratan pembaharuan serta memeriksa

keabsahan dokumen.

- Meneliti daftar nominatif kredit yang bersangkutan dan

rekening koran atas nama nasabah tersebut.

- Mengajukan kepada kepala seksi kredit pensiun atau

administrasi kredit yang dilengkapi dengan daftar nominatif

(31)

palfon pinjaman yang selanjutnya akan di tuangkan di

dalam nota pemberian kredit.

- Berdasarkan nota pemberian kredit, seksi kredit memproses

pemberian kredit di maksud sesuai dengan ketentuan yang

selanjutnya di teruskan kepada manager.

Dari pembahasan penelitain tentang prosedur pengajuan kredit

pensiun dapat disimpulkan bahwa prosedur pengajuan kredit pensiun

kepada nasabah baru dan nasabah lama berbeda. Perbedaan itu terletak

pada cara peminjamannya. Bagi nasabah baru prosedur pengajuan kredit

pensiun harus melalui tahap persiapan dan tahap analisis kredit. Tahapan

persiapan ini dengan mengajukan permohonan kredit dan melengkapi

persyaratan, selanjutnya tahap analisis kredit.

Tahap analisis kredit ini dengan cara :

1. Memeriksa dan meneliti semua berkas yang diajukan

nasabah

2. Melengkapi berkas pengajuan kredit dengan surat

permohonan kredit pensiun.

3. Membuat tanda terima SK pensiun sebagai agunan.

4. Menyamapaikan berkas tersebut kepada kepala seksi

atau administrasi kredit untuk di proses lebih lanjut.

Sedangkan bagi nasabah yang lama prosedur pengajuan kredit pensiunnya

(32)

butuhkan oleh bank bersamaan dengan itu nasabah menunjukan kuitansi

penerimaan angsuran potongan yang terakhir, kartu penerimaan pensiun,

tanda pengenal diri serta surat tanda terima SK. Akan tetapi pada saat bank

melakukan prosedur pemberian kredit maka bank harus berhati-hati dalam

memeriksa dan meneliti semua berkas-berkas yang diajukan oleh nasabah.

3.3.2.2 Prosedur pengajuan kredit kepada nasabah lama

Kepada nasabah lama, pengajuan kredit lebih mudah dibandingkan

dengan nasabah baru.

Berikut adalah tahapan tahapan pengajuan kredit pension bagi nasabah

lama :

1. Menyerahkan surat keputusan asli(SK pensiun)

2. Menyerahkan kartu tanda penduduk

3. Struk gaji terakhir

4. Kartu keluarga

5. Pas photo 3x4

3.3.3 Hambatan hambatan dan penanggulangan dalam pengajuan kredit pensiun pada Bank BTPN KCP Achmad Yani

Dalam setiap melakukan pelaksanaan pemberian kredit pensiun pada para

nasabah, tidak semua nasabah dapat mengajukan permohonan kredit

(33)

Berikut beberapa hambatan yang dapat menghambat persetujuan

pengajuan/pemberian kredit :

1. Persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank tidak lengkap

2. KTP kadaluarsa/tidak berlaku

Dan berikut beberapa cara untuk menanggulangi masalah-masalah diatas :

1. Saat mengajukan kredit pensiun, pihak nasabah wajib melengkapi

semua persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank tersebut.

2. KTP yang sudah tidak berlaku, diharapkan agar diperbaharui

kembali karena KTP adalah suatu komponen penting yang

diperlukan oleh pihak bank dalam pelaksaan pengajuan kredit

(34)

33

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan Kerja Praktek, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam proses pengajuan kredit pensiun, setiap nasabah harus

mengetahui ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh pihak

Bank BTPN. Diantaranya adalah Bank memberikan kepada peminjam

fasilitas kredit berupa uang sebesar yang diajukan oleh nasabah,

Jumlah kredit tersebut akan dibayar kembali oleh peminjam dengan

cara angsuran (pokok dan bunga anuitas) setiap bulan selama jangka

waktu yang telah disepakati oleh bank dan nasabah,selanjutnya untuk

ketertiban dan kelancaran pembayaran pinjaman, peminjam

memberikan kuasa kepada bank untuk melakukan pemotongan gaji

pensiun peminjam setiap bulan terhitung mulai bulan pertama sampai

lunas, dan ketentuan ketentuan lainya.

2. Saat melakukan pengajuan kredit pensiun, terdapat langkah-langkah

yang harus dilakukan oleh para nasabah, langkah-langkah tersebut

terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya tahapan permohonan

kredit dan tahapan analisis kredit. Tahapan permohonan kredit

(35)

tahapan analisis kredit dilakukan oleh Seksi Kredit, Kepala Seksi

Kredit, Manager, Teller, Nasabah, Seksi Kredit.

3. Terdapat beberapa hambatan saat melakukan proses kredit pensiun

yaitu Persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak bank tidak lengkap

dan KTP kadaluarsa/tidak berlaku.

Dan cara menanggulangi hambatan-hambatan tersebut adalah Saat

mengajukan kredit pensiun, pihak nasabah wajib melengkapi semua

persyaratan dan KTP yang sudah tidak berlaku, diharapkan agar

diperbaharui

4.2 Saran

Setelah penulis melaksanakan kerja praktek di PT Bank Tabungan

Pensiunan Nasional KCP Achmad Yani, penulis dapat merasakan dan melihat

secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh karyawan walaupun tidak secara

keseluruhan namun dengan demikian penulis dapat merasakan sambutan suasana

yang cukup menyenangkan dari faktor lingkungan maupun dari sambutan ataupun

sikap karyawan di PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional KCP Achmad Yani.

Pada kesempatan penulis menyampaikan saran-saran yang sekiranya dapat

bermanfaat dan berguna.

1. Agar setiap pihak Bank BTPN menjelaskan dengan jelas kepada para

nasabahnya apa saja ketentuan-ketentuan umum yang telah ditetapkan oleh

pihak Bank agar apabila suatu saat ada masalah pada perkreditan ini tidak

(36)

nasabah maupun pihak Bank telah menandatangani surat perjanjian yang

berisi ketentuan-ketentuan umum dalam mengajukan kredit pensiun.

2. Agar pihak Bank BTPN menjelaskan apa saja langkah-langkah dan syarat yang harus dipenuhi oleh para nasabah saat mereka melakukan pengajuan

kredit pensiun, agar saat terjadi pelaksanaan pengajuan kredit pensiun

para pihak Bank atau pihak nasabah tidak menemukan masalah yang

dapat menghambat proses pelaksaanaan kredit pensiun

3. Agar setiap pihak Bank BTPN menjelaskan terlebih dahulu apa saja hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan pengajuan kredit pensiun dan

cara menanggulanginya kepada setiap nasabahnya yang ingin melakukan

pengajuan kredit agar mereka tidak dapat menemukan kendala yang dapat

menghambat proses pengjuan kreditnya karena mereka telah mengetahui

apa saja yang dapat menghambat proses pengajuan kredit pensiun pada

(37)

Laporan kerja praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Dalam menempuh jenjang D3

Program studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

NAMA : Randy Diantama

NIM : 21508722

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

(38)

ii

Kerja praktek dengan judul “ PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT PADA PT

BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) Tbk KCP

ACHMAD YANI” ini dapat diseleseikan dengan baik.

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menenpuh jenjang Diploma III

(D3) Program Studi Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Dalam menyusun Laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dan

masukan dari berbagai pihak ,maka dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa

Terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof. Dr.Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Linna Ismawati ,SE.,M.Si., selaku ketua program studi Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Elvira Azis.,SE.,MT .Selaku koordinator Kerja praktek Program studi

(39)

iii

6. Kepada Bapak Darmazakti Natajaya Tirtamaya SE.,MT selaku dosen wali

keuangan dan perbankan 2008.

7. Kepada Ibu Iis Srimiati selaku pembimbing kerja praktek di Bank BTPN

Kcp Achmad Yani.

8. Kepada keluarga yang selalu mendukung dalam penyeleseian laporan

kerja praktek ini.

9. Kepada semua teman-teman yang mendukung dalam penyeleseian laporan

kerja praktek ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini jauh

dari kesempurnaan maka dari itu saran dan kritik yang membangun dari

pembaca sangat penulis harapkan ,hanya doa yang dapat penulis berikan

semoga amal ibadah mereka yang telah membimbing dan membantu dalam

menyeleseikan laporan kerja praktek ini mendapat balasan yang sebesar

besarnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bandung , Desember 2010

Penulis

(40)
(41)

I. Data Pribadi

Nama : Randy Diantama

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 31 Januari 1991

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Mahasiswa

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Komplek Bumi Panyileukan blok I 4 no 9 ,Bandung.

No. Telepon : 085721166648

II. Pendidikan Formal

1. Tamatan SDN Panyileukan 3 1996 – 2002 2. Tamatan SMPN 30 Bandung 2002 – 2005 3. Tamatan SMAN Kartika Siliwangi 1 Bandung 2005 – 2008

Bandung ,

Saya Yang Bersangkutan

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bank BTPN Kcp Achmad Yani
Tabel Plafon Maksimum Pinjaman

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui mekanisme penerusan dana pensiun kepada ahli waris pada BTPN Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar,

Saran yang diberikan penulis adalah meningkatkan kinerja dalam pemberian kredit pensiun kepada debitur sehingga debitur akan terus melakukan kredit pensiun dan

Pembahasan dalam penelitian ini menjelaskan tentang prosedur take over kredit pensiun pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Purna Bakti KCP Karanganyar, (3) mengetahui penyelesaian permasalahan dalam pengajuan klaim asuransi nasabah oleh ahli

Pembahasan dalam penelitian ini menjelaskan tentang prosedur take over kredit pensiun pada Bank Tabungan Pensiunan Nasional Purna Bakti Kantor Cabang Pembantu Karanganyar

Dalam penelitian ini, penulis menyarankan agar PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Karanganyar meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko dengan

Saran yang diberikan untuk BTPN Kantor Cabang Surakarta antara lain meningkatkan pelayanan dalam kepengurusan pembayaran pensiun, mengupayakan untuk tetap

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cabang Indrapura Surabaya, diperoleh hasil bahwa struktur pengendalian intern atas pemberian kredit pensiun telah memenuhi