• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Uswatun Huriyah

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Uswatun Huriyah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat tahun pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match di kelas IVA SDN 1 Metro Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur dilaksanakan melalui tiga siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari; (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kinerja guru dan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match pada mata pelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (52,40%), pada siklus II (60,33%) terjadi peningkatan sebesar 7,92%, pada siklus III (77,40%) dan terjadi peningkatan sebesar 17,77%. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I (60,19), pada siklus II (73,08) meningkat sebesar 12,89, pada siklus III (80,19) dan terjadi peningkatan sebesar 7,11.

(3)
(4)

Nama mahasiswa

Nomor Poko.k Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

(5)

v DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 8

1. Pengertian PKn ... 8

2. Ruang Lingkup ... 9

3. Tujuan PKn ... 10

B. Belajar ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 12

3. Pengertian Hasil Belajar ... 14

C. Strategi Pembelajaran Aktif ... 15

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 15

2. Pengertian Pembelajaran Aktif... 16

3. Macam-macam Pembelajaran Aktif ... 17

D. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 18

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 18

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 20

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 21

(6)

vi

B. Setting Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

D. Alat Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 26

F. Indikator Keberhasilan ... 28

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Profil SDN 1 Metro Barat ... 32

B. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 33

a. Tahap Perencanaan Siklus I ... 33

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 34

c. Hasil Observasi Siklus I ... 38

1. Kinerja Guru ... 38

2. Aktivitas Siswa ... 44

3. Hasil Belajar Siswa ... 48

d. Refleksi Siklus I... 49

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II ... 52

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 54

a. Tahap Perencanaan Siklus II ... 54

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 55

c. Hasil Observasi Siklus II Hasil Observasi Siklus II ... 59

1. Kinerja Guru ... 59

2. Aktivitas Siswa ... 66

3. Hasil Belajar Siswa ... 69

d. Refleksi Siklus II ... 71

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus III ... 74

3. Hasil Penelitian Siklus III ... 75

a. Tahap Perencanaan Siklus III ... 75

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 76

c. Hasil Observasi Siklus II Hasil Observasi Siklus III ... 80

1. Kinerja Guru ... 80

2. Aktivitas Siswa ... 87

3. Hasil Belajar Siswa ... 90

d. Refleksi Siklus III ... 92

C. Pembahasan ... 93

1. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran PKn... 93

2. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 95

(7)
(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM (Mulyasa, 2002: 15). UU No. 20 tahun 2003 pasal 3, menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(9)

Menurut KTSP (2006: 2) PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Fajar (2009: 143) tujuan mata pelajaran PKn adalah supaya siswa memiliki kemampuan yaitu, (1) berpikir secara kritis, rasional, dan

kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan informasi.

Upaya untuk menunjang tercapainya tujuan PKn tersebut maka harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih strategi dan media yang sesuai dengan pembelajaran sehingga dapat mengkondisikan siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih kondusif dan tercapai tujuan pembelajaran.

(10)

menggunakan metode ceramah, guru hanya menyuruh siswa membuka buku paket PKn Kelas IVA SD, kemudian siswa disuruh mendengarkan penjelasan guru sehingga guru lebih aktif dan siswa cenderung pasif serta guru belum menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton sehingga siswa merasa jenuh dan bosan serta pembelajaran kurang menyenangkan. Dengan demikian, siswa mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Hal tersebut terlihat juga dari hasil belajar PKn yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari jumlah keseluruhan 26 siswa, hanya 6 atau 23,07% siswa yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IVA SDN 1 Metro Barat belum berhasil karena hanya 23,07% yang mencapai KKM, dan nilai rata-rata siswa yaitu 62 dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 80. Sedangkan KKM yang ditentukan adalah 70 (data nilai ulangan harian tahun pelajaran 2012/2013).

Guru harus dapat mengadakan perubahan, dari pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan. Guru dapat mengembalikan gairah belajar siswa dengan mengubah metode dan pendekatan dalam mengajar agar siswa semangat mengikuti pelajaran. Dengan pemilihan metode atau strategi yang tepat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (Rakhmat, 2006: 213).

(11)

lebih aktif dari pada guru. Salah satu strategi yang dikategorikan dapat memenuhi tuntutan di atas adalah strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match. Strategi Index Card Match merupakan strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan, saling bekerja sama dan membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melempar pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi (kresnanto, http://nongkrongplus. wordpress.com).

Menurut Silberman (2007: 240) Index Card Match merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Sedangkan menurut Hamruni (2011: 162) Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Strategi ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian tentang penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat, sehingga diharapkan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 1 Metro Barat dapat meningkat.

(12)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Guru belum menggunakan metode yang tepat seperti guru lebih banyak menggunakan metode ceramah.

2. Siswa terlihat jenuh dan bosan terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pembelajaran kurang menyenangkan dan siswa kurang aktif

3. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat.

4. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat.

5. Pembelajaran PKn di kelas IVA belum menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2012/2013?

(13)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SDN 1 Metro Barat

Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dalam pembelajaran PKn.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dalam pembelajaran PKn.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match pada siswa kelas IVA SDN 1 Metro Barat.

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran PKn di SDN 1 Metro Barat mengenai strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

(14)

4. Bagi Peneliti

(15)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian PKn

Pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKN (N) adalah Pendidikan Kewargaan Negara. Sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Soemantri (dalam Ruminiati, 2007: 1.25) menyatakan Pendidikan Kewargaan Negara (N) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warganegara yang tahu, mau dan mampu berbuat baik. Warga negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan menyadari serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Sedangkan PKn (n) menurut Winataputra (dalam Ruminiati, 2007: 1.25) adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya diatur Undang-Undang No. 2 th. 1958. Undang-undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia.

(16)

membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan Negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa PKn adalah mata pelajaran yang berfungi sebagai pendidikan nilai dan norma, menanamkan nilai-nilai pancasila sehingga membentuk moral anak yang sesuai dengan UUD 1945.

2. Ruang Lingkup PKn

Menurut permendiknas No. 22 Tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran PKn untuk sekolah dasar meliputi aspek-aspek yaitu:

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan

konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

(17)

masyarakat demokrasi

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

Berdasarkan paparan di atas mata pelajaran PKn mempunyai ruang lingkup yang dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran. Ruang lingkup dalam pembelajaran PKn diantaranya yaitu (a) persatuan dan kesatuan bangsa; (b) norma, hukum dan peraturan; (c) hak asasi manusia; (d) kebutuhan warga negara; (e) konstitusi negara; (f) kekuasan dan Politik; (g) Pancasila; dan (h) Globalisasi.

3. Tujuan PKn

(18)

Menurut permendiknas No. 22 tahun 2006 bahwa PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa PKn adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai kemampuan diantaranya seperti kemampuan berpastisipasi secara aktif, bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas. Dengan kemampuan tersebut siswa dapat memiliki kemampuan berinteraksi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

(19)

kecakapan serta kemampuan. Sedangkan Djamarah (2006: 38) mengemukakan belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas.

Menurut Ruminiati (2007: 1.3) seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Hamalik (2008: 27) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Asril, 2010: 19-20).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku siswa, baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh dari pengalaman siswa itu sendiri.

2. Aktivitas Belajar

(20)

Peserta didik yang memiliki aktivitas pasif (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan supaya daya ingat tetap aktif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Ia mendengar, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. Kegiatan/keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan dengan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya (Rohani, 2006: 6).

Kunandar (2010: 277) menjelaskan bahwa aktivitas siswa dalam belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Sardiman (2010: 100) aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas ini harus selalu berkait sehingga akan membuahkan hasil belajar yang optimal

(21)

3. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila guru dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien dan kondusif. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Hamalik (2008: 30) mengemukakan hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan adanya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Perubahan yang timbul pada individu harus mengarah pada perubahan positif yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan dan pengertian.

Menurut Yasa (dalam Honas, http:// penerapan-strategi-belajar-aktif-tipe ICM.html) hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan Djamarah (2006: 119) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.

(22)

C. Strategi Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran membutuhkan strategi agar tujuan tercapai secara optimal. Untuk itu guru harus mampu menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang cocok dalam proses pembelajaran. Djamarah (2006: 5) mengemukakan bahwa strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan Al Rasjid (2006: 197) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

Menurut Kemp (dalam Sanjaya 2008: 126) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ruminiati (2007: 2.3) menyatakan bahwa strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(23)

kegiatan guru dalam membina peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Sedangkan menurut Hamruni (2011: 3) strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran yang telah dikemukakan di atas penulis dapat menyimpulkan strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan guru untuk memilih kegiatan belajar termasuk penggunaan metode, media dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang telah digariskan.

2. Pengertian Pembelajaran Aktif

Guru dituntut untuk menerapkan pembelajaran aktif agar siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Zaini, 2008: 14).

(24)

Silberman (2006: 23) memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak konfius itu menjadi apa yang disebut Paham Belajar aktif.

a. Yang saya dengar, saya lupa.

b. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.

c. Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai paham.

d. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.

e. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

Menurut Mulyasa (2004: 241) dalam model active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar siswa dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat, sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif, sehingga pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan dan siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif

(25)

questions getting answers, active knowledge sharing dan questions student have.

Silberman (2006: 43-289) mengemukakan bahwa banyak jenis strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan tipe-tipe strateginya antara lain:

a. Strategi pembentukan tim yaitu group resume dan team gateway. b. Strategi penilaian sederhana yaitu instant assessment,

representative sample, dan class concerns.

c. Strategi keterlibatan belajar langsung yaitu active knowledge sharing dan exchange viewpoint.

d. Strategi stimulus diskusi kelas yaitu active debate reading aloud. e. Strategi belajar bersama yaitu the study group, information

research dan the power of two.

f. Strategi pengembangan keterampilan yaitu triple role playing, active observation and feedback dan the firing line.

g. Strategi peninjauan kembali yaitu index card match dan slide review.

h. Strategi penilaian sendiri yaitu phisycal self assessment dan reconsidering.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa strategi pembelajaran aktif memiliki banyak sekali tipe strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran PKn. Dari berbagai macam tipe strategi di atas, peneliti memilih satu tipe strategi yaitu strategi Index Card Match. Strategi Index Card Match ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

D. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

(26)

pembelajaran. Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan (Silberman, 2006: 250).

Kurniawati (dalam Margana, http://penerapan-strategi-belajar-aktif-tipe%20ICM.html) juga mengatakan bahwa strategi pembelajaran Index card Match merupakan strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Hamruni (2011: 162) menyatakan Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Strategi ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas. Sejalan dengan pendapat di atas, Suprijono (2009: 120) menjelaskan Index Card Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu metode yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

(27)

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

Strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match ditujukan untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak. Sama halnya dengan strategi pembelajaran lain, dalam strategi Index Card Match terdapat langkah-langkah pelaksanaannya dalam proses belajar. Adapun langkah-langkah-langkah-langkah yang harus ditempuh dalam strategi Index Card Match menurut Hamruni (2011: 162) adalah sebagai berikut:

a. Pada kartu index terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang sesuai dengan jumlah siswa.

b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

c. Gabungkan dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar acak.

d. Berikan satu kartu pada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban.

e. Perintahkan peserta didik menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama.

Silberman (2006: 250) menyatakan langkah-langkah strategi index card mtch yaitu sebagai berikut:

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa.

b. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.

c. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk.

(28)

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama. (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka.

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut maka strategi Index Card Match merupakan salah satu strategi aktif karena melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus merencanakan secara maksimal agar tercapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa langkah-langkah di atas, peneliti memilih langkah-lngkah menurut pendapat Silberman karena lebih rinci dan mudah dipahami sehingga lebih mudah untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Index Card Match

Strategi Index Card Match sama dengan strategi-strategi lainnya, yang memiliki kelebihan dan kelemahan ketika diimplementasikan pada proses pembelajaran. Marwan (dalam Sanjaya, 2008: 163) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan Index Card Match adalah sebagai berikut.

Kelebihan Index Card Match adalah:

a. menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar. b. materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. c. mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenagkan.

d. mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

(29)

Sedangkan kelemahan Index Card Match adalah:

a. membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

b. guru harus meluangkan waktu yang lebih. c. lama untuk membuat persiapan.

d. menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

Menurut Widya Gustina (http://widya.wordpress.com) strategi pembelajaran Index Card Match memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Index Card Match yaitu:

a. siswa menerima satu kartu soal atau jawaban, namun melalui presentasi antar pasangan.

b. terjadi proses diskusi dan presentasi sehingga menguatkan materi yang hendak dipelajari.

c. siswa dapat mempelajari topik atau konsep lainnya. Sedangkan kekurangan Index Card Match yaitu:

a. hanya terjadi satu babak saja sehingga sedikit monoton. b. tidak ada poin untuk pasangan yang lebih cepat bertemu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa strategi Index Card Match memiliki kelebihan dan kelemahan. Walaupun strategi Index Card Match memiliki kelemahan tetapi semua siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

E. HIPOTESIS TINDAKAN

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Sedangkan menurut Wardhani (2004: 4) penelitian tindakan kelas adalah pendidikan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

(31)
[image:31.612.196.451.135.457.2]

Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Adaptasi dari Arikunto, 2006: 105)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan guru PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa dan seorang guru PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat dengan jumlah 26 orang siswa, terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Refleksi

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Perencanaan

Dst.

Pelaksanaan Refleksi SIKLUS III

Pengamatan Perencanaan

(32)

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVA SDN 1 Metro Barat Jl. Sriwijaya 16A Kecamatan Metro Barat Kota Metro. 3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 selama kurang lebih tiga bulan, dimulai dari bulan Februari sampai bulan April tahun 2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik non tes dan tes 1. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap

pembelajaran PKn dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match berupa lembar pengamatan siswa (observasi).

2. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data siswa yang berupa nilai-nilai hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn. Teknik ini berupa tes hasil belajar yang diberikan pada akhir pembelajaran.

D. Alat Pengumpulan Data

(33)

pembelajaran PKn dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match.

2. Soal-soal tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match.

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang kinerja guru dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dan untuk menilai aktivitas siswa menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Nilai aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dengan rumus:

N = x 100

Keterangan:

N : nilai yang dicari

R : skor mentah yang diperoleh siswa SM : skor maksimum ideal

100 : bilangan tetap

Diadaptasi dari Purwanto (2008:102)

(34)
[image:34.612.168.507.106.209.2]

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%) No Tingkat

Penguasaan

Keterangan

Aktivitas Siswa Kinerja Guru 1 >80% Sangat Aktif Sangat Baik

2 60-79% Aktif Baik

3 40-59% Cukup Aktif Cukup Baik

4 20-39% Kurang aktif Kurang Baik

5 <20% Pasif Sangat Kurang

Diadaptasi dari Aqib (2009: 41)

2. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis tes hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian tes pada akhir siklus. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = ∑

Keterangan

X = Nilai rata-rata yang dicari ∑x = Jumlah nilai

N = Banyak siswa

Diadaptasi dari arikunto (2004: 264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:

P = ∑

∑ 100%

(35)

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Siswa dianggap tuntas belajar jika telah mendapat nilai ≥70 dan secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 70.

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tiap siklus direncanakan akan dilakukan dua kali pertemuan, pada siklus pertama ini kegiatan pembelajaran diawali dengan: 1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus pertama, peneliti merencanakan proses pembelajaran PKn melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan langkah-langkah:

a. Menentukan materi pokok yang akan diajarkan yaitu “Bukti adanya Globalisasi”.

b. Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan Standar Kompetensi (SK)-Kompetensi Dasar (KD), silabus, RPP dan media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

(36)

d. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

e. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

f. Menyiapkan tes formatif PKn untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan

Pada langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran PKn melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1. Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

3. Guru menginformasikan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match

4. Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari

b. Kegiatan Inti

(37)

2. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dijelaskan.

3. Guru mengeluarkan potongan-potongan kartu berisi pertanyaan dan jawaban.

4. Guru menyampurkan dua kumpulan kartu itu dan dikocok beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk.

5. Guru memberikan satu kartu untuk satu siswa kemudian menjelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat kartu pertanyaan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya.

6. Siswa diperintahkan untuk mencari kartu pasangan. Bila sudah terbentuk pasangan kemudian siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama dan diperintahkan untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu. 7. Setelah semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, tiap

pasangan diperintahkan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

8. Selama kegiatan berlangsung, guru memberikan bimbingan atau arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan dan mengoreksi hasil pencocokan kartu.

(38)

10. Guru memberikan tes yang telah disiapkan dalam bentuk tes

formatif kepada siswa untuk mendapatkan skor akhir dan melihat

tingkat penguasaan materi pelajaran PKn yang sudah diajarkan.

c. Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir:

1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

2. Guru memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa untuk lebih mendalami materi yang telah diajarkan.

3. Observasi

Peneliti mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan cara membubuhkan tanda checklist pada lembar observasi.

4. Refeleksi

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya. Pada siklus I diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 52,40%, sedangkan pada siklus II persentase rata-rata aktivitas siswa sebesar 60,33%. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,92%. Kemudian pada siklus III rata-rata aktivitas siswa sebesar 77,40%. Terjadi peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 17,77%.

(40)

siklus III nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,19, sehingga terjadi peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,11.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa hal yang perlu disarankan kepada pihak-pihak terkait, antara lain.

1. Kepada siswa, hendaknya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pelajaran, membudayakan belajar guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang baik.

2. Kepada guru, hendaknya dalam pembelajaran PKn dapat menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dan menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran serta memperoleh hasil yang baik. 3. Kepada sekolah, hendaknya perlu dilakukan pengembangan proses

pembelajaran tentang penggunaan media pembelajaran dan strategi lainnya selain strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran PKn. Kemudian dapat memfasilitasi sarana pendukung untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran demi meningkatnya mutu pendidikan di sekolah. 4. Kepada peneliti, hendaknya dapat melakukan perbaikan pembelajaran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasjid, Djedjen, dkk., 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Upi press. Bandung.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, dkk., 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV Yrama Widya. Bandung.

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka. Jakarta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahari dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta. Jakarta.

Fajar, Arnie. 2009. Potofolio Dalam Pembelajaran IPS. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta.

Honas. 2010. Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Di Kelas X Akuntansi 2 SMK Swasta Teladan Medan Tahun Pelajaran 2009/2010”. http:// penerapan-strategi-belajar-aktif-tipe ICM.html. diakses taggal 9-10-2012. @20.30 WIB.

(42)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo. Jakarta.

Kurikulum Satuan Pendidikan. 2006. Jakarta.

Margana, Juntak. 2010. Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe ICM. http:// penerapan-strategi-belajar-aktif-tipe ICM.html. Diakses tanggal 9-10-2012. @ 20.15 WIB.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Rosdakarya. Bandung.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rakhmat, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Upi press. Bandung. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo. Jakarta. Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any

Subject. Terjemahan Sarjuli. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani.Yogyakarta.

---. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia. Bandung.

Sowiyah. 2010. Pengembangan Kompetensi Guru SD. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumarsono, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar. Bandung.

Syaefudin Sa’ud, Udin, dkk., 2006. Pembelajaran Terpadu. UPI PRESS. Bandung.

(43)

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Rineka Cipta. Jakarta.

Wardhani, IGAK dkk., 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud. Jakarta.

Widya Gustina, Erma.2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi

Melalui Strategi Pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan) Pada Siswa

Kelas Viii B Smp Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010/2011. http://Skripsi-ptk-indeks-card-match.com. Diakses tanggal 11-10-2012. @20.05 WIB.

Gambar

Gambar 1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Siswa dan Guru dalam (%)

Referensi

Dokumen terkait

The Company engaged Brueckner to manufacture its new state-of-the-art Biaxially Oriented Polyester (BOPET) production line with annual capacity of approximately 20,000 tonnes..

Hasil penelitian analisis pengembangan SIMPUS berdasarkan metode FAST untuk studi pendahuluan pada SIMPUS indikator masukan terdiri dari data, SDM, SOP dan sarana

Analisis Molekuler Candida Albicans pada Pasien HIV Rumah Sakit DR Moewardi Surakarta Sebagai Bahan Pembuatan Kit Diagnosis Berbasis Isolat Lokal.. Kata kunci: Candida

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Hal tersebut berarti bahwa lingkungan kerja di suatu perusahaan dapat memengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga untuk meningkatkannya, maka perusahaan harus

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan efektivitas kompres hangat basah dan kering terhadap nyeri punggung bawah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Telen.. Saran: Untuk peneliti

Penelitian yang dilakukan oleh Patang (2012) di Kabupaten Sinjai mengahasilkan beberapa strategi pengelolaan mangrove yaitu masyarakat melakukan penanaman berdasarkan potensi yang

Pertemuan keenam direncanakan untuk mengajar mata pelajaran Komunikasi Data dengan materi Pembuatan Kabel LAN untuk Komunikasi Data dengan satu kompetensi