• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS GROBOGAN HASIL PEMUPUKAN NPK MAJEMUK BERBEDA DOSIS PADA UMUR SIMPAN DUA BULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUJIAN VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS GROBOGAN HASIL PEMUPUKAN NPK MAJEMUK BERBEDA DOSIS PADA UMUR SIMPAN DUA BULAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF APPLICATION OF SOME CONCENTRANTION OF INDOLE-3 BUTYRIC ACID (IBA) AND THE NUMBER OF NODES ON

THE ROOTING OF MINI CUTTING OF CASSAVA (Manihot esculenta Crantz)

By

Henni Elfandari

Scarcity of stakes as planting materials causes the reduction of cassava yield. An alternative to solve the problem is to use mini stem cutting. This is to save planting material, so the number of stakes needed is fullfiled. A stake is considered to grow well if there is a regeneration both in shoot and root. Regeneration of shoot and root can occur if phytohormone system in the plant. However, sometimes the ratio of growth regulator in the plant is not enough, so that the external growth regulator is needed. Growth regulator whose function is to regenerate shoot and root is auxin. In this research IBA which includes in auxin was used. Beside growth regulator, another factor responsible in regenerating shoot and root is the number of nodes along a stake. The objectives of this research were to know the effect of application of some concentrantion of indole-3 butyric acid (IBA) and the number of nodes on the rooting of mini cutting of cassava (Manihot esculenta Crantz).

This research used completely randomized design (RAL) arranged in factorial (4x3). The first factor was IBA concentrations consisting of 4 levels; without IBA, IBA 500 ppm, IBA 1,000 ppm, and IBA 2,000 ppm. The second factor was the number of nodes in cutting consisting of 3 kinds; stem cutting with one node, stem cutting with two nodes, and stem cutting with three nodes. This research was conducted in experiment garden of Agriculture Faculty in University of Lampung in Bandar Lampung from March to April 2012. Data analysis included the amount of shoots, the length of shoot, amount of nodes, amount of leaves, amount of roots, and length of root.

(3)

stem cutting produced better root growth than other stem cuttings. The

(4)

PENGUJIAN VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS GROBOGAN HASIL PEMUPUKAN NPK MAJEMUK

BERBEDA DOSIS PADA UMUR SIMPAN DUA BULAN

Oleh Parmitha Shari

ABSTRAK

Benih merupakan salah satu bahan usaha tani yang mempengaruhi hasil. Penggunaan benih bermutu yang memiliki vigor tinggi merupakan salah satu faktor yang dapat menghasilkan panen tanaman yang tinggi. Dosis pupuk NPK majemuk selama periode pembangunan benih diduga mempengaruhi vigor suatu benih. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan vigor benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari dosis pemupukan NPK majemuk berbeda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung dari bulan April hingga Mei 2012. Percobaan dirancang menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang diulang tiga kali. Rancangan perlakuan adalah tunggal terstruktur terdiri dari lima taraf dosis pupuk NPK majemuk (100 kg/ha,150 kg/ha,200 kg/ha,250 kg/ha, dan 300 kg/ha). Homogenitas ragam diuji dengan Uji Barlett dan aditivitas data diuji dengan Uji Tukey. Bila asumsi analisis ragam terpenuhi, maka data dianalisis ragam; rata-rata nilai pengaruh perlakuan diuji dengan Uji Ortogonal Polinomial pada taraf 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari pemupukan NPK majemuk yang ditingkatkan dosisnya sampai dengan 300 kg/ha menghasilkan perbedaan vigor benih secara kuadratik berdasarkan variabel bobot kering kecambah. Pada dosis pupuk 178,95 kg/ha menghasilkan bobot kering kecambah maksimum yaitu 0,08 gram per kecambah sedangkan panjang akar dan panjang plumula meningkat secara linier seiring dengan peningkatan dosis pupuk. Variabel kecepatan perkecambahan, kecambah normal yang tumbuh, nilai daya hantar listrik, dan panjang hipokotil tidak

(5)

PENGUJIAN VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merril) VARIETAS GROBOGAN HASIL PEMUPUKAN NPK MAJEMUK

BERBEDA DOSIS PADA UMUR SIMPAN DUA BULAN

Oleh Parmitha Shari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

Judul : Pengujian Vigor Benih Kedelai (Glycine max [L.] Merril) Varietas Grobogan Hasil Pemupukan NPK Majemuk Berbeda Dosis Pada Umur Simpan Dua Bulan Nama : Parmitha Shari

NPM : 0814013195 Jurusan : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S. Ir. Niar Nurmauli, M.S. NIP 196101111987032005 NIP 196102041986032002

2. Ketua Jurusan Agroteknologi

(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S. __________________

Sekretaris : Ir. Niar Nurmauli, M.S. __________________

Penguji bukan pembimbing : Ir. Eko Pramono, M.S. __________________

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S. NIP. 196108261987021001

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 September 1990, sebagai anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Pardjo dan Ibu

Khomsiah.

Jenjang pendidikan Penulis dimulai dengan menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Taruna Jaya Bandar Lampung pada tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Way Halim pada tahun 2002, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 19 Bandar Lampung pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Bandar Lampung pada tahun 2008. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2008 melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

(9)

Selama kuliah di Universitas Lampung, penulis pernah mengikuti ekstrakurikuler seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) dan UKMBS

(10)

Tanpa mengurangi rasa syukurku pada Allah subhanahu wa ta”la,

Kupersembahkan karyaku untuk

Keluargaku tercinta

Bapak, Ibu, Kakak, Adikku yang selalu mendoakan dan mengharapkan keberhasilanku atas kasih sayang, perhatian, doa, serta dorongan semanagatnya

takkan aku lupa

Teman-temanku

Atas dukungan dan bantuannya sehingga karya ini dapat selesai

Serta

(11)

"Anda Bisa Menunda Untuk Berubah Karena Banyaknya Urusan. Tapi Hidup Tidak Pernah Menunda Urusannya Untuk Menunggu Anda Berubah."

(Mario Teguh)

“They judge me before they even know me. That’s why I’m better off alone”

(Panji Setyo Arizka)

“Jadikanlah masa yang berlalu itu pengalaman dan pengajaran, masa yang sedang berjalan kita isi dengan amalan, dan masa depan jangan terlalu

diangan-angankan”

(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi dengan judul Pengujian Vigor Benih Kedelai (Glycine max [L.] Merril) Varietas Grobogan Hasil Pemupukan NPK Majemuk Berbeda Dosis pada Umur Simpan Dua Bulan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Yayuk Nurmiaty, M.S., selaku Pembimbing Pertama dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan dana, saran, motivasi, dan arahan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan hingga akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Ir. Niar Nurmauli, M.S., selaku Pembimbing Kedua atas dana, kesabaran, ketelitian, dan kebesaran hati membimbing saya dalam mengoreksi skripsi hingga dapat terselesaikan dengan baik.

(13)

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi.

6. Seluruh dosen di Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmunya kepada saya.

7. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan dorongan serta bantuan moril maupun materiil kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

8. Adwar Aprianto, Sevy Virgundari, Henni Elfandari, Rizki Amelia, Mutiara Wijayanti, dan Risky Ramadhana yang telah memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan kebersamaanya selama menjalani penelitian dan skripsi.

9. Teman seperjuangan penelitian, Panji Setyo Arizka dan Asep Suryana yang telah memberikan benih kedelai hasil penelitian.

Semoga semua pihak yang telah membantu mendapat balasan berupa rahmat dan berkah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis,

(14)
(15)
(16)
(17)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi pula. Dalam benih terdapat sifat yang dapat

diwariskan namun untuk tumbuh sesuai dengan potensinya ia harus berinteraksi dengan lingkungan tumbuh yang optimum agar hasilnya maksimum. Benih bermutu memiliki vigor tinggi yang akan memberikan respons yang positif terhadap input agronomi seperti pupuk sehingga mampu mencapai produksi maksimum. Vigor benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian vigor.

(18)

2

Viabilitas benih mencakup vigor dan daya berkecambah benih. Viabilitas adalah daya hidup benih yang ditunjukkan oleh gejala pertumbuhan dan atau gejala metabolisme. Vigor benih berkembang dengan pola menyerupai

perkembangan viabilitas. Bila vigor menurun, maka viabilitas juga ikut menurun (Sadjad,1993). Vigor benih merupakan sifat-sifat benih yang menentukan potensi benih untuk tumbuh cepat, seragam, dan berkembang menjadi kecambah normal pada berbagai kondisi lingkungan (AOSA, 1983).

Benih bervigor tinggi merupakan resultan dari faktor innate (genetik) dan induced (lingkungan). Mugnisjah dan Setiawan (2004) menyatakan bahwa pertanaman untuk memroduksi benih harus tumbuh dalam lingkungan optimum. Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah ketersediaan unsur hara yang tercukupi. Pemupukan yang mendukung pertumbuhan dan hasil benih, tergantung dari cara pemupukan, dosis pupuk yang tepat, dan waktu pemupukan.

Pemupukan berimbang berhubungan dengan viabilitas. Pupuk NPK majemuk mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang berperan dalam

membentukan protein yang menghasilkan vigor (Lowe et al. 1972), cadangan energi untuk perkecambahan (Bewley dan Black, 1986), bobot benih, dan menurunkan asam lemak bebas dalam benih sehingga daya simpan benih akan lebih lama (Syafruddin et al. 1996 dalam Akil, 2009).

(19)

3

tersebut. Hasil penelitian Avintari (2008) menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh pada vigor buncis secara linier yaitu setiap peningkatan 1 kg/ha pupuk NPK majemuk akan meningkatkan bobot kering kecambah sebesar 0,0017 gram.

Pemupukan NPK majemuk dengan dosis yang berbeda akan memberikan tanggapan yang berbeda dalam vigor benih yang dihasilkan.

Perumusan Masalah

Apakah benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari pemupukan NPK majemuk berbeda menghasilkan vigor benih yang berbeda setelah benih disimpan dua bulan?

1.2 Tujuan

(20)

4

1.3 Landasan Teori

Benih merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan produksi tanaman (Sadjad,1993). Menurut Mugnisjah dan Setiawan (1995), kegiatan produksi benih di lapang memiliki tiga komponen yaitu benih atau tanaman, lingkungan tumbuh, dan teknik budidaya. Ketiga komponen ini perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan produksi benih yang maksimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Menurut Sadjad (1994), periode masa hidup benih dapat digambarkan dalam Konsepsi Steinbauer-Sadjad. Pada konsepsi viabilitas benih tersebut dijelaskan terdapat 3 periode yakni periode I (periode pembentukan benih), periode II (periode simpan), dan periode III (periode kritikal). Selama periode

pembangunan benih (periode I) yang dimulai sejak antesis sampai dengan masak fisiologis, viabilitas dan hasil benih terus meningkat hingga dicapai titik

maksimum. Menurut Austin (1972), produksi benih bervigor tinggi dapat dilakukan dengan cara memodifikasi faktor-faktor lingkungan misalnya pengaturan jarak tanam, air, cahaya, dan pengelolaan kesuburan tanah melalui pemupukan. Pemupukan yang baik harus memperhatikan jenis pupuk yang digunakan, waktu pemupukan, dan dosis pupuk.

(21)

5

Menurut Sadjad (1989), banyaknya cadangan makanan yang dimanfaatkan oleh benih untuk berkecambah pada lingkungan yang sesuai dapat dilakukan dengan mengukur bobot kering kecambah normal.

Pupuk NPK mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang berfungsi dalam pembentukan vigor benih. Menurut Salisbury dan Ross (1995), nitrogen akan disimpan pada sel-sel biji/benih pada struktur ikatan membran yang disebut badan protein (protein body). Menurut Copeland dan McDonald (2001), pemberian nitrogen melalui daun dalam periode perkembangan biji dapat menaikan kadar nitrogen, protein, ukuran benih, dan vigor kecambah.

Menurut Syafruddin et al. (1996) dalam Akil (2009), unsur P penting untuk meningkatkan mutu benih yang meliputi potensi perkecambahan dan vigor benih. Unsur P merupakan salah satu unsur penyusun cadangan energi dalam tanaman yaitu penyusunan ATP dalam tanaman. Selanjutnya ATP ini merupakan sumber utama dalam penyusunan protein maupun pembentukan biji pada tanaman. Pemberian P menurunkan kadar asam lemak bebas dalam biji, menurunnya kadar asam lemak bebas menyebabkan daya simpan benih meningkat.

(22)

6

Hasil penelitian Wardhana (2009) menyimpulkan bahwa benih yang diberi pupuk NPK majemuk secara bertingkat tidak berbeda pada hasil daya berkecambah, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah, dan uji daya hantar listrik. Hasil perkecambahan berbeda pada kecepatan berkecambah benih dengan pemupukan NPK majemuk bertingkat yaitu sebesar 20,14 % per etmal pada dosis lebih tinggi dibandingkan dengan dosis rendah yang kecepatannya sebesar 19,04 % per etmal.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan teoritis terhadap perumusan masalah.

Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya peningkatan produksi tanaman. Produksi benih dituntut menghasilkan benih bermutu tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas. Benih bermutu tinggi mencakup mutu fisiologis, fisik, dan genetik yang tinggi. Secara fisiologis benih bermutu ditandai dengan daya berkecambah yang tinggi, tumbuh cepat, serempak, dan seragam, serta

mempunyai akar primer yang panjang dan akar sekunder paling sedikit 3 akar. Benih bermutu ditandai dengan vigor benih yang tinggi.

(23)

7

kecambah. Uji bobot kering kecambah adalah uji vigor melalui laju

pertumbuhan kecambah yang mencerminkan kondisi fisiologis benih. Benih dengan mutu fisiologis tinggi artinya memiliki vigor yang tinggi dan akan menghasilkan kecambah dengan bobot kering yang tinggi pula. Hal ini menunjukkan bahwa kecambah dengan bobot kering yang tinggi merupakan indikasi benih tersebut bervigor tinggi. Bobot kering kecambah yang tinggi dapat menggambarkan pemanfaatan cadangan makanan dalam benih yang efisien.

Produksi benih bermutu tinggi merupakan hasil dari faktor genetik dan

lingkungan. Faktor lingkungan yang optimum diperlukan dalam produksi benih. Salah satu faktor lingkungan tersebut adalah ketersediaan unsur hara yang

tercukupi. Periode satu pada konsep viabilitas benih Steinbauer-Sadjad

merupakan periode pembangunan benih atau pembentukan benih. Perlakuan pada periode satu dapat mempengaruhi mutu benih. Pada periode satu diharapkan dapat menghasilkan vigor awal yang tinggi. Benih bervigor awal tinggi akan memiliki daya simpan yang relatif lama. Pembentukan vigor benih yang tinggi dapat dicapai melalui teknik pemupukan yang optimal dan berimbang sebagai salah satu faktor agronomis dalam produksi benih bermutu.

(24)

8

akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sedangkan bila tanaman kekurangan unsur hara, maka pertumbuhan dan produksinya akan terhambat.

Pemupukan NPK berperan dalam pembentukan benih . Unsur nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO₃¯ ) dan berperan untuk meningkatkan

pertumbuhan vegetatif tanaman yang nantinya berperan dalam proses fotosintesis dan menghasilkan fotosintat dalam pengisian benih. Fosfor berperan dalam menghasilkan energi ATP dan protein dalam proses pembentukan biji. Unsur kalium diserap dalam bentuk ion yang berperan dalam membuka dan menutupnya stomata sehingga dapat berperan dalam proses metabolisme tanaman.

Pemupukan dengan dosis NPK majemuk yang berbeda akan menghasilkan tanggapan yang berbeda pada vigor benih yang dihasilkan. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka ketersediaannya dalam tanah akan semakin besar dan serapan tanaman akan semakin meningkat pada batas tertentu. Tanggapan

(25)

9

Vigor benih yang diukur yaitu berdasarkan variabel kecepatan perkecambahan, kecambah normal yang tumbuh, nilai daya hantar listrik, panjang akar kecambah normal, panjang hipokotil kecambah normal, panjang plumula kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal.

1.2Hipotesis

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih

Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh tingginya vigor awal yang merupakan hasil dari faktor innate (genetik) dan induced (lingkungan). Salah satu faktor lingkungan dalam produksi benih yaitu

melalui teknik pemupukan. Menurut Dahlan (1992), pemupukan tanaman perlu diberikan perhatian yang tinggi. Takaran pupuk harus cukup untuk memperoleh hasil yang maksimum.

Pupuk NPK majemuk mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang berperan dalam pembentukan kualitas benih (mutu benih). Dalam tubuh tumbuhan, nitrogen berperan sebagai bagian dari asam amino, protein, asam nukleat, dan koenzim. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion NO3- dan NH4+. Di dalam sitosol, ion NO3- dikonversi ke dalam bentuk NH4+ yang selanjutnya digunakan dalam sintesis asam amino (Lakitan, 1995).

(27)

11

berkorelasi sangat nyata dengan vigor tanaman dan hasil yang diperoleh (Lowe et al. 1972). Kadar N yang cukup dalam benih menyebabkan benih lebih tahan

disimpan (Mugnisjah dan Nakamura, 1984). Menurut Syafruddin et al. (1996) dalam akil (2009), makin berat bobot benih makin tinggi cadangan energi dalam biji sehingga makin tahan disimpan .

Fosfor dapat tersedia dalam tanaman sebagai ion H2PO4-. Ion fosfat berperan penting dalam metabolisme energi yang tergabung dalam ATP yang merupakan bagian dari sekumpulan potensial energi kehidupan sel mahluk hidup. Fosfat terdapat dalam membran, gula fosfat, nukleotida, dan koenzim sebagai fosfolipid. Fosfor merupakan penyusun sel hidup, selain itu penyusun fosfolipid,

nukleoprotein, dan fitin yang selanjutnya akan menjadi banyak tersimpan dalam biji (benih). Benih tersebut mampu meningkatkan ukurannya yang berkaitan dengan penimbunan cadangan makanan dalam benih (Timotiwu dan Nurmauli, 1996). Menurut Bewley dan Black (1986), senyawa fitin merupakan

persenyawaan garam kalsium, magnesium dan kalium dari mioinositol

heksafosfat. Mioinositol heksafosfat (asam fitat) adalah cadangan fosfat utama dan sumber hara makro di dalam benih. Senyawa fitin berfungsi sebagai sumber energi yang dipergunakan selama perkecambahan.

(28)

12

berperan dalam pemeliharaan energi. Unsur P apabila bergabung dengan ADP akan menjadi ATP yang berenergi tinggi (Copeland dan McDonald, 1976). Kandungan ATP dalam benih berkaitan dengan vigor benih, apabila kandungan ATP menurun, maka vigor juga semakin menurun. Pemberian P menurunkan kadar asam lemak bebas dalam biji, menurunnya kadar asam lemak bebas menyebabkan daya simpan benih meningkat (Syafruddin et al. 1996). Unsur kalium pada tanaman terdapat di dalam cairan sel berbentuk ion K+. Kalium mempunyai peran sebagai aktivator enzim (Epstein, 1972).

Unsur K sangat penting dalam proses pembentukan dan pengisian polong/biji, selain itu berperan pula dalam proses metabolisme bersama unsur P seperti fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan transportasi asimilat dari daun ke seluruh jaringan tanaman (Supadma, 2007). Menurut Silahooy (2008), unsur K berfungsi sebagai media transportasi yang membawa hara-hara dari akar termasuk hara P ke daun. Kurangnya hara K dalam tanaman dapat menghambat proses transportasi dalam tanaman. Oleh karena itu, agar proses transportasi unsur hara maupun asimilat dalam tanaman dapat berlangsung optimal maka unsur hara K dalam tanaman harus optimal. Serapan hara K termasuk hara P dari tanah oleh tanaman dapat berlangsung optimal bila tersedia energi ATP yang cukup karena hara K dan P diserap tanaman melalui proses difusi yang memerlukan banyak energi dari ATP (Fitter dan Hay, 1991)

(29)

13

listrik. Hasil perkecambahan berbeda pada kecepatan berkecambah benih dengan pemupukan bertingkat yaitu sebesar 20,14 % per etmal pada dosis tinggi

dibandingkan dengan dosis rendah yang kecepatannya sebesar 19,04 % per etmal.

Hasil penelitian Rusdi (2008) menyimpulkan bahwa benih yang diberi pupuk NPK susulan sampai dosis 100 kg/ha menghasilkan nilai daya hantar listrik yang semakin menurun. Artinya, diduga benih tersebut memiliki daya simpan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan dosis NPK susulan yang diberikan. Hasil penelitian Setiawan (2003) dalam Wardhana (2009)

menunjukkan bahwa dosis pupuk urea, SP-36 dan KCl dengan dosis 300 kg/ha menunjukkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis di bawah 300 kg/ha.

2.2 Viabilitas dan Vigor Benih

Kualitas benih dapat dilihat dari viabilitas dan vigornya. Menurut Copeland dan McDonald (1995), sebagian besar ahli teknologi benih dari kalangan perdagangan mengartikan viabilitas sebagai kemampuan benih untuk berkecambah dan

menghasilkan kecambah secara normal. Menurut Sadjad (1993), vigor adalah suatu kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan yang sub optimum.

(30)

14

Benih mencapai kematangan fisiologis sewaktu terikat dengan tanaman

induknya. Pada saat kematangan fisiologis itu benih memiliki viabilitas dan vigor benih yang maksimal, demikian pula dengan berat keringnya. Pertumbuhan tanaman induk yang baik merupakan syarat yang mantap sewaktu kematangan benihnya. Hal inilah yang menjamin tingginya viabilitas dan vigor benih tersebut. (Kartasapoetra, 2003).

Uji vigor benih bertujuan untuk menilai kemampuan benih untuk tumbuh di lingkungan beragamv(optimum-suboptimum). Pengujian ini amat penting karena pada pengujian viabilitas di laboratorium kondisi lingkungannya telah dibuat seoptimal mungkin sehingga peluang benih untuk berkecambah menjadi lebih besar.

Menurut Mugnisjah dan Setiawan (1994), pengujian viabilitas benih berdasarkan pada kondisi lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi

(31)

15

Pengujian vigor dapat dilakukan dengan menggunakan uji kecepatan

perkecambahan, keserempakan perkecambahan, dan uji daya berkecambah, serta uji Daya Hantar Listrik (DHL).

Menurut sadjad (1993), variabel kecepatan perkecambahan mengindikasikan vigor suatu benih. Benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum. Semakin tinggi nilai kecepatan perkecambahan maka semakin tinggi pula vigor lot benih tersebut.

Uji daya hantar listrik pada benih merupakan salah satu pengujian secara fisik untuk melihat tingkat kebocoran sel yang tinggi dan erat hubungannya dengan benih yang rendah vigornya. Semakin banyak elektrolit seperti asam amino, asam organik, dan ion lainnya yang dikeluarkan oleh benih ke air rendaman maka akan semakin tinggi pengukuran daya hantar listriknya. Prinsip pengujian

(32)

16

Menurut Miguel dan Filho (2002) dalam Arief (2009) menyatakan bahwa

(33)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih Universitas Lampung pada bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah kertas koran, air, karet gelang, benih kedelai Varietas Grobogan yang berasal dari pemupukan NPK majemuk 100 kg/ha; 150 kg/ha; 200 kg/ha; 250 kg/ha dan 300 kg/ha yang telah disimpan 2 bulan, kertas label, air bebas ion, dan larutan KCl 0,01M.

Alat yang digunakan adalah ember, alat tulis, germinator, gelas ukur,

konduktometer WTW Tetracon 325, glassjar, tissue, oven, alat pembagi tepat, timbangan, dan nampan.

3.3 Metode Percobaan

(34)

18

ragam terpenuhi, maka rata-rata nilai pengaruh perlakuan diuji dengan uji Ortogonal Polinomial pada taraf 0,05.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan benih yang akan diuji

Benih kedelai diambil dari petak panen penelitian Panji Setyo Arizka yang

berukuran 1 m x 2 m dari masing-masing perlakuan peningkatan taraf dosis pupuk NPK majemuk dengan waktu pemupukan 2 kali pemberian. Benih kedelai

dipanen pada sekitar bulan Februari 2012 (14 MST).

Benih kedelai dimasukkan ke lima kantong plastik sesuai dengan perlakuan taraf dosis pupuk yaitu 100 kg/ha, 150 kg/ha, 200 kg/ha, 250 kg/ha, dan 300 kg/ha. Selanjutnya benih kedelai dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari. Kantong-kantong berisi benih kedelai yang telah dikeringkan kemudian disimpan pada alat penyimpanan benih. Contoh kerja benih diambil sekitar 70-80 gram menggunakan alat pembagi tepat.

3.4.2 Persiapan media perkecambahan

(35)

19

3.4.3 Prosedur penelitian

(1) Kecepatan Perkecambahan

1. Benih yang diuji ditanam di atas kertas koran berlapis tiga sebanyak 25 butir benih dengan susunan yang teratur dan rapih.

2. Dua lembar kertas koran lembab lagi digunakan untuk menutup benih yang telah tersusun rapi.

3. Kertas koran yang telah disusun benih digulung. Setiap perlakuan diulang tiga kali, setiap ulangan terdapat 4 gulungan benih berisi 25 butir per gulungan. 4. Label tanda uji disiapkan dan ditulis jenis benih dan tanggal pengujian. 5. Gulungan kertas koran yang telah disusun benih diletakkan dalam posisi

berdiri pada rak APB 73-2B.

6. Pengamatan dilakukan pada hari ke-2 sampai ke-5 yaitu menghitung kecambah normal yang tumbuh.

(2) Keserempakan perkecambahan

1. Benih yang diuji ditanam di atas kertas koran berlapis tiga sebanyak 25 butir benih dengan susunan yang teratur dan rapih.

2. Dua lembar kertas koran lembab lagi digunakan untuk menutup benih yang telah tersusun rapi.

(36)

20

5. Gulungan kertas koran yang telah disusun benih diletakkan posisi berdiri pada rak APB 73-2B.

6. Pengamatan dilakukan pada hari ke-4 yaitu menghitung kecambah normal, panjang akar kecambah normal, panjang hipokotil kecambah normal, dan panjang plumula kecambah normal.

(3) Bobot Kering Kecambah

1. Kecambah normal hasil keserempakan perkecambahan di hari ke-4 dibuang kotiledonnya dan dimasukkan ke dalam kertas.

2. Kecambah dimasukkan ke dalam oven bersuhu 70⁰C selama 3 x 24 jam.

3. Kecambah lalu didinginkan dalam desikator.

4. Kecambah yang telah dingin ditimbang menggunakan timbangan elektrik untuk diketahui bobot keringnya.

(4) Uji Daya Hantar Listrik

1. Menimbang benih kedelai sebanyak 10 butir.

2. Benih kedelai dimasukkan ke dalam glassjar dan ditambahkan 50 ml air bebas ion.

3. Blanko dibuat dengan hanya diisi air pada glassjar.

4. Glassjar ditutup untuk mencegah kontaminasi dan diletakkan pada suhu konstan 20±2⁰C selama 24 jam.

(37)

21

6. Kalibrasi alat selalu dilakukan menggunakan larutan KCl 0,01 M (pembacaan larutan ini harus menunjukkan nilai antara 1273-1278 μS/cm).

7. Glassjar berisi benih yang telah direndam selama 24 jam, diguncang selama 10-15 detik untuk memastikan pencampuran yang merata dengan larutan rendaman.

8. Air rendaman benih dipindahkan ke dalam glassjar lain yang bersih dengan menuangkan benih dan air menggunakan saringan.

9. Dip cell dimasukkan ke dalam air rendaman lalu nilai konduktivitasnya akan terbaca. Setiap kali pengukuran dip cell harus selalu dibilas dan dikeringkan.

3.5 Pengamatan

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) Bobot kering kecambah.

Bobot kering kecambah diambil dari hasil keserempakan perkecambahan di hari ke-4. Pengukuran bobot kering kecambah dilakukan setelah kotiledon dibuang dan kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 70⁰

C selama 3 hari atau hingga bobotnya konstan. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 1 jam lalu ditimbang menggunakan timbangan analitik dalam satuan gram.

(2) Kecepatan perkecambahan.

(38)

22

Kecepatan berkecambah =

Keterangan :

(3) Kecambah normal.

Kecambah normal dilakukan dengan menghitung persentase kecambah normal kuat dan normal lemah pada hari ke-4. Kecambah normal didapat dari uji keserempakan dengan menggunakan rumus:

Kecambah normal kuat =

(4) Panjang hipokotil.

Panjang hipokotil kecambah diukur dari pangkal hipokotil sampai titik tumbuh. Pengukuran dilakukan pada hipokotil kecambah normal dari uji keserempakan pada hari ke-4 dalam satuan sentimeter.

(5) Panjang Akar.

Panjang akar kecambah diukur dari pangkal akar sampai ujung akar terpanjang. Pengukuran dilakukan pada akar primer kecambah normal dari uji keserempakan pada hari ke-4 dalam satuan sentimeter.

(6) Panjang Plumula.

(39)

23

(7) Uji Daya Hantar Listrik (DHL).

Uji daya hantar listrik dilakukan terhadap 10 butir benih kedelai yang direndam dalam 50 ml air bebas ion selama 24 jam. Daya hantar listrik diukur

menggunakan alat pengukur daya hantar listrik dengan satuan µmhos/cm.

Penghitungan konduktivitas per gram benih untuk masing-masing ulangan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai DHL (μS/cm/g) =

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Akil, M. 2009. Peningkatan kualitas benih melalui pengelolaan hara yang optimal. Paper presented on Prosiding seminar nasional serealia. Hal. 206-217 Arief, Ramlah. 2009. Bocoran kalium sebagai indikator vigor benih jagung. Paper

presented on Prosiding seminar nasional serealia. Hal. 313-319

AOSA. 1983. Seed Vigor Testing Handbook. Prepared by The Seed Vigor Test Committee of The Association of Official Seed Analys Contribution. No.32.88p

Austin, R.B. 1972. Effects of environment before harvesting on viability. In E.H. Roberts. Ed.Viability of Seeds. Chamoman and Hall Ltd. P.115-143 Avintari. 2008. Pengaruh Peningkatan Dosis Pupuk NPK Tambahan Pada

Viabilitas Tiga Umur Simpan Benih Buncis (Phasedus vulgaris L.) Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 87 hlm.

Bewley, D.J and Black, M. 1986. Seeds Physiology of Development and

Germination. Second Printing. Plenum Press. New York. Pages 136-139.

Copeland , L.O. and M.B. McDonald. 1995. Principles of Seed Science and Technology. Chapman and Hall Press. New York. 409 p.

Copeland, L. O. and M. B. McDonald. 2001. Principles of Seed Science and Technology. 4th edition. London Kluwer Academic Publishers. 425p.

Dahlan, M. 1992. Pembentukan dan penyediaan benih jagung hibrida. Dalam Risalah Lokakarya Produksi Benih Jagung Hibrida. Balai Penelitian tanaman Pangan Malang, Malang, p.1-13.

Epstein, E. 1972. Mineral Nutrition of Plant:Principles and Perspectives. USA. 412 rp.

(41)

34 Ilyas, S. 2010. Ilmu dan Teknologi Benih. Teori dan Hasil-hasil Penelitian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 95 hlm.

Kartasapoetra A.G., 2003. Teknologi Benih : Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta. Hal : 108-112.

Lakitan, B. 1995. Hortikultura:Teknik Budidaya dan Pasca Panen. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 204 hlm.

Lowe, L.B., G.S. Ayers and S.K. Ries. 1972. Relationships of seed protein and amino acid composition to seedling vigor and yield of wheat. Agro. J. 64:638-642

Mugnisjah, W.Q and S. Nakamura. 1984. Vigour of soybean seed production produced from different nitrogen and phosphorus fertilizer application. Seed Sci. Technol. 12:475-482.

Mugnisjah, W.Q dan A. Setiawan. 1994. Pengantar Produksi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 680 hlm.

Mugnisjah, W.Q, A. Setiawan 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. 130 hlm.

Mugnisjah, W. Q. dan A. Setiawan. 2004. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta. 129 hlm.

Ristek. 2010. Komposisi kimia benih. http://www.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 26 Desember 2012. 20:26. 2 hlm.

Rusdi. 2008. Pengaruh Pupuk NPK (16:16:16) Susulan Saat Berbunga Pada Produksi Benih Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) Varietas Anjasmoro. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 69 hlm.

Sadjad, S. 1993. Dari Benih kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 144 hlm.

________.1994. Kuantifikasi metabolisme benih. PT Widia Sarana Indonesia. Jakarta. 145 hlm.

Sadjad, S. 1989. Konsepsi Steinbauer-Sadjad Sebagai Landasan Pengembangan Matematika Benih di Indonesia. Pidato Ilmiah Pengukuhan Guru Besar. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 42 hlm.

(42)

35 Silahooy, CH. 2008. Efek Pupuk KCl dan SP-36 Terhadap Kalium Tersedia,

Serapan Kalium, dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogeal l) Pada Tanah Brunize. Buletin Agro. Universitas Pattimura (36) (2) 126-132.

Supadma. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N,P,K) dan Jenis Pupuk Alternatif Terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa) dan Kadar N,P,K Inceptisol Selemadea, Tabana. Agritrop. 26(4):168-176.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 247 hlm. Timotiwu, P.B dan Nurmauli, N. 1996. Kombinasi Pupuk TSP dan ZnSO₄ Untuk

Meningkatkan Produksi Kedelai. Lampung. Jurnal Agrotropika. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. I (1):11-15.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dalam penelitian ini: (1) Objek Wisata Danau Teluk Gelam memiliki iklim Tipe B, dengan keadaan cuaca yang sejuk, (2) Dilihat dari keberadaannya lokasi Objek

Bentuk dari ketidakjujuran teman sebagai acuan mencari jawaban selaras dengan hasil penelitian Purnamasari (2013) bahwa kecurangan yang terjadi pada mahasiswa

PEKERJAAN : PENGADAAN KONSTRUKSI BANGUNAN AULA DAN ASRAMA DIKLAT RSUD TUGUREJO LOKASI : JL.TUGUREJO SEMARANG. SUMBER DANA : APBD TAHUN ANGGARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di SMK Unggulan NU Mojoagung Jombang. Jenis penelitian ini

The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts or payments (including all fees and points paid or received that form

Catatan : Form Ini Digunakan Pada Setiap Penyerahan Jilid Proposal Dan Jilid Laporan Kerja Praktik Dan Tugas Akhir Dan Segera Dikembalikan Ke Bapendik Sebagai Syarat

Dengan demikian alat dan prosedur percobaan ini bisa dipakai un tuk mengltkur resul tan gaya tiga dimensi melalui 'percobaan menggunakan neraca pegas atau bobot

Apakah pemberian secara rutin ekstrak daun pepaya saat menstruasi selama 3 bulan dapat menghilangkan sakit menstruasi (dismenore) setelah pemberian secara rutin selama 3