SKRIPSI
KEMAMPUAN LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RAISA GRACE M SINAGA 090503314
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Raisa Grace M Sinaga
ABSTRAK
KEMAMPUAN LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 9 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi secara simultan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Secara parsial laba memiliki kemampuan yang lebih unggul daripada arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
ABSTRACT
THE ABILITY OF OPERATING CASH FLOW AND NET INCOME TO PREDICT FUTURE OPERATING CASH FLOW IN
AUTOMOTIVE COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to determine whether the net income and operating cash flows has ability in predicting the future operating cash flows in automotive companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 9 automotive companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2011.
Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 19.0.
The result of this study indicate that operating cash flows and net income variable simultaneously have predictive ability for future operating cash flows. Partially, net income variable has a superior ability in predicting future operating cash flow rather than operating cash flow variable.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kemampuan laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas
operasi di masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.” Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa
dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua oarang
tua saya yang sangat saya kagumi, Ir. Alex Ferdinandus Sinaga dan Johanna
Westenberg Munthe yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa,
nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua
Departemen dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku Penasehat Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama
5. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, yang juga selaku Dosen Pembimbing
saya dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi, Ak selaku Dosen
Pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Yang sangat saya kasihi abang dan adik saya Michael Mario Rapdear
Sinaga, Moses Odillo Rosevelt Sinaga dan Anastasya Beatrice Sinaga
yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus
selama ini. Teman-teman angkatan 2009 teristimewa Vivi, Mona,
Vilintini, Ade, Rizka dan segenap teman-teman Sofyan 18 yang tidak
pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan sepanjang
masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah
diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2013
Penulis,
Raisa Grace M Sinaga
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.1.2 Pemakai Laporan keuangan ... 9
2.1.3 Manfaat Laporan Keuangan ... 9
2.1.4 Komponen Laporan Keuangan ... 10
2.1.5 Karakteristik Laporan Keuangan ... 12
2.2 Laba Bersih ... 14
2.3 Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi ... 15
2.3.1 Metode Pelaporan Arus Kas... 16
2.4 Prediksi Arus Kas Operasi Masa Depan ... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ... 19
2.6 Kerangka Konseptual ... 23
2.7 Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 25
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 25
3.3 Jenis Data ... 27
3.5.1 Variabel Independen ... 28
3.5.2 Variabel Dependen ... 29
3.6 Metode Analisis Data ... 30
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 30
3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 34
3.6.2.1 Uji t-test ... 34
3.6.2.2 Uji F-test ... 35
3.6.2.3 Koefisien Determinasi (�2 ) ... 35
3.7 Jadwal Penelitian ... 36
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 37
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 40
4.3.1 Uji Normalitas ... 40
4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 46
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 47
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 49
4.4 Pengujian Hipotesis ... 50
4.4.1 Uji t-test ... 51
4.4.2 Uji F-test ... 53
4.4.3 Hasil Uji KoefisienDeterminasi (�2) ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57
5.3 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Data Penjualan Mobil Januari-Desember 2012 ... 4
2.1 Peneliti Terdahulu ... 20
3.1 Pemilihan Sampel ... 26
3.2 Sampel Perusahaan ... 27
3.3 Jadwal Penelitian ... 33
4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 38
4.2 Uji Normalitas Sebelum ditransformasi... 42
4.3 Uji Normalitas Setelah ditransformasi... 44
4.4 Uji Multikolinieritas ... 47
4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ... 49
4.6 Hasil Uji run-test ... 50
4.7 Hasil Uji t-test ... 51
4.8 Hasil Uji F-test ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 24
4.1 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 40
4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 43
4.3 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 45
4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 46
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
Lampiran 1 Laba Bersih, Arus kas Operasi, Arus Kas Operasi
Masa Depan sebelum ditransformasi ... 61
Lampiran 2 Laba Bersih, Arus kas Operasi, Arus Kas Operasi Masa Depan setelah ditransformasi ... 64
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 67
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ... 68
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 71
Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 71
Lampiran 7 Hasil Uji Autokorelasi ... 72
Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis ... 72
ABSTRAK
KEMAMPUAN LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA DEPAN PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 9 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi secara simultan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Secara parsial laba memiliki kemampuan yang lebih unggul daripada arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
ABSTRACT
THE ABILITY OF OPERATING CASH FLOW AND NET INCOME TO PREDICT FUTURE OPERATING CASH FLOW IN
AUTOMOTIVE COMPANIES LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to determine whether the net income and operating cash flows has ability in predicting the future operating cash flows in automotive companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 9 automotive companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2011.
Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 19.0.
The result of this study indicate that operating cash flows and net income variable simultaneously have predictive ability for future operating cash flows. Partially, net income variable has a superior ability in predicting future operating cash flow rather than operating cash flow variable.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan antar perusahaan membuat perusahaan
berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuannya baik di bidang pemasaran,
operasional, sumber daya manusia, bahkan dalam laporan keuangannya. Laporan
keuangan dinilai merupakan suatu pengukuran yang dianggap sangat penting
dalam melihat prestasi perusahaan. Prestasi sebuah perusahaan dapat dilihat dari
laporan keuangannya. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan suatu
perusahaan merupakan informasi yang penting bagi para penggunanya dalam
membuat suatu keputusan ekonomi yang berguna untuk berbagai tujuan
pembuatan keputusan sesuai dengan tujuan tiap-tiap pengguna informasi.
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang mampu
memberikan gambaran tentang kinerja suatu perusahaan serta merupakan sarana
komunikasi dalam menyampaikan informasi mengenai aktivitas perusahaan guna
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun tujuan dari
laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK
2007:3) No. 1 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan dinilai sebagai
alat yang mampu bagi para pemakainya dalam mengurangi ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu cara dalam mengurangi
ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan
keuangan tersebut. Analisis yang dapat dilakukan terhadap laporan keuangan
tersebut salah satunya adalah dalam memberikan prediksi terhadap prediksi
keuangan di masa depan.
Beberapa jenis laporan yang dapat berperan dalam memberikan prediksi
terhadap arus kas operasi masa depan adalah laporan laba rugi dan laporan arus
kas. Informasi laba dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan.
Laba yang tinggi mengindikasikan prestasi perusahaan yang baik. Informasi laba
ini juga berguna bagi pihak eksternal yang hendak melakukan kegiatan investasi
dalam perusahaan untuk melihat apakah investasi yang dilakukan pada
perusahaan tersebut aman dan tepat. Laporan ini menjadi bahan pertimbanagan
akan bagaimana kondisi perusahaan di masa depan. Karena investor tentunya akan
mengharapkan laba yang lebih baik dari sebelumnya. .
Adapun Informasi arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan. Laporan arus kas ini
menggambarkan bagaimana perusahaan mampu memenuhi kebutuhan internal
perusahaannya. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai
informasi keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK 2007:1) No. 2
menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan
laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Sektor industri otomotif di Indonesia semakin maju dan berkembang.
Dengan ekonomi domestik yang stabil, sentimen positif konsumen dan peluncuran
model-model terbaru, pasar otomotif nasional bisa mencapai angka penjualan
yang cukup tinggi. Saat ini industri otomotif Indonesia menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan. Dalam lima tahun terakhir industri
otomotif mengalami peningkatan yang signifikan dan permintaan pasar dari tahun
ke tahun terus menunjukkan kenaikan (Darmawan 2012). Kinerja penjualan yang
baik dalam sektor industri otomotif ini haruslah dipertahankan serta ditingkatkan
lagi. Untuk tetap dapat mempertahankan kinerja penjualan yang baik, dapat
dilakukan prediksi arus kas masa depan, sehingga perusahaan dapat
memperkirakan bagaimana kinerja perusahaan di masa depan.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil selama periode Januari
hingga September tahun ini mencapai 816.317 unit, atau selangkah lagi menebus
capaian tahun lalu 894.164 unit. Untuk bulan September saja, penjualan tercatat
102.100 unit, naik dari bulan sebelumnya 76.445 unit yang dapat ditunjukkan
Tabel 1.1
Data Penjualan Mobil Januari-Desember 2012
Sumber : Gaikindo, 2012
Penelitian mengenai kemampuan laba dan arus kas untuk memprediksi
arus kas di masa depan sudah banyak dilakukan. Diantaranya adalah Dahler dan
Febrianto (2006) meneliti tentang kemampuan earnings dan arus kas dalam
memprediksi arus kas masa depan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan arus kas operasi lebih baik dibandingkan dengan laba dalam
CATEGORY
MONTH
SALES
2012 JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
SEDAN 1.297 2.216 2.246 2.408 2.885 4.107 3.867 3.318 3.561 2.683 2.819 2.844 34.221
4X2 49.430 56.662 58.482 57.679 63.358 67.777 67.966 50.588 67.928 71.273 68.422 59.603 739.168
4X4 369 541 603 662 666 750 735 682 890 575 648 275 7.396
BUS 275 377 288 473 681 392 307 240 291 333 344 471 4.472
PICK UP/TRUCK 24.183 25.974 24.806 24.494 26.626 26.397 27.155 19.913 27.027 30.313 30.099 24.622 311.609
DOUBLE CABIN 873 716 1.492 1.428 1.355 2.323 2.481 1.704 2.403 1.577 1.371 1.641 19.364
MARKET TOTAL 76.427 86.486 87.917 87.144 95.541 101.746 102.511 76.445 102.100 106.754 103.703 89.456 1.116.230
memprediksi arus kas operasi masa depan. Bandi dan Rahmawati (2005) yang
meneliti tentang kandungan informasi komponen arus kas dan laba dalam
memprediksi arus kas masa depan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa laba tidak
secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik dibanding
komponen arus kas. Pada tahun-tahun tertentu, arus kas merupakan prediktor yang
lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan. As’ad (2010) meneliti
tentang kemampuan informasi komponen arus kas (aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan. Dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa komponen arus kas dan laba memiliki
pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana arus kas operasi
merupakan prediktoryang paling akurat untuk menganalisis arus kas.
Berbeda halnya dengan Muchlis (2011) yang meneliti tentang
kemampuan gross profit, laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa
depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya laba bersihlah yang memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap prediksi arus kas di masa depan.
Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda, maka dilakukanlah
penelitian terhadap laba dan arus kas untuk menguji kembali manakah yang
merupakan prediktor terbaik dalam memprediksi arus kas masa depan. Penelitian
yang dilakukan untuk memprediksi arus kas masa depan ini berjudul
terhadap perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dengan tahun penelitian 2009-2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah “Apakah laba bersih dan arus kas operasi memiliki
kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan pada perusahaan
otomotif yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus
kas operasi berpengaruh pada nilai prediksi arus kas operasi masa depan
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2009-2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi dalam
menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis. Sehingga hasilnya
dapat lebih baik dari penelitian yang terdahulu.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
keputusan dan kemajuan perusahaan. Terutama dalam melakukan analisis
laporan keuangan.
3. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dan alat analisis bagi investor
ketika akan melakukan keputusan investasi. Sehingga keputusan investasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pada umumnya laporan keuangan menyediakan informasi dalam bentuk
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari tansaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004).
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2007:7) No.1
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan yang disajikan harus memiliki informasi yang
bermanfaat bagi para penggunanya dalam mengambil keputusan mengenai
orang-orang yang memiliki pengetahuan mengenai aktivitas usaha dan ekonomi
serta memiliki keinginan untuk mempelajari informasi tersebut.
2.1.2. Pemakai laporan keuangan
Adapun laporan keuangan tersebut digunakan oleh 2 kelompok
yang berkepentingan dalam satu perusahaan menurut Stice dan Skousen
(2004) :
1. Pemakai internal
Yaitu pengambil keputusan yang secara langsung berpengaruh terhadap
kegiatan internal perusahaan. Pemakai internal membutuhkan informasi
untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi
perusahaan dan pengelolaan berbagai sumber daya perusahaan. Yang
termasuk dalam pemakai internal adalah pemilik perusahaan, pimpinan
perusahaan, serta karyawan perusahaan.
2. Pemakai eksternal
Yaitu pengambil keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka
dengan perusahaan. Adapun yang termasuk dalam kelompok ini adalah
pemerintah, kreditur, bank dan lain-lain.
2.1.3. Manfaat Laporan Keuangan
Berdasarkan Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8
dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus
1. Dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam
membuat keputusan tentang perusahaan berdasarkan informasi dalam
laporan keuangan.
2. Berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Serta efek dari transaksi
dan peristiwa lain dan kondisi tentang perubahan sumber daya perubahan.
3. Berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor
sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu memprediksi
prospek perusahaan ke depan.
2.1.4. Komponen Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2007) No. 1
laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan :
1. Neraca
Sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau laporan posisi
keuangan. Neraca disiapkan per tanggal tertentu. Neraca melaporkan
aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal tersebut serta klaim dari
kreditor dan pemilik atas aktiva tersebut.
2. Laporan laba rugi
Sering disebut sebagai laporan operasional. Laporan laba rugi
melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept).
beban-beban yang terjadi. Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu
periode, misalnya satu tahun, satu kuartal, atau satu bulan.
3. Laporan ekuitas pemilik
Sering disebut sebagai laporan ekuitas pemegang saham. Laporan ekuitas
pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu
tertentu laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena
laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam
laporan ini. Demikian juga, laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum
mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode
harus dilaporkan di neraca.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan
oleh perusahaan melalui tiga jenis aktivitas : operasi, investasi dan
pendanaan. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang paling
objektif karena tidak menggunakan berbagai estimasi dan penilaian
akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi.
5. Catatan atas laporan keuangan
Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan
GAAP adalah agar pemakai eksternal dapat membuat keputusan
ekonomis yang lebih baik mengenai perusahaan, berbagai pengungkapan
diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan
utama. Pengungkapan ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam
untuk transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian. Catatan atas laporan
keuangan perlu dibaca dengan teliti untuk memahami ke empat laporan
keuangan tersebut.
2.1.5 Karakteristik Laporan Keuangan
Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Stice dan
Skousen (2004) adalah sebagai berikut :
a. Manfaat lebih besar daripada biaya
Kesulitan untuk mengetahui efektivitas biaya dari pelaporan keuangan
adalah bahwa manfaat dan biaya, terutama manfaat, tidak selalu dapat
diukur dengan mudah. Selain biaya yang ditimbulkan oleh pihak-pihak
yang dapat diidentifikasikan dan jelas, perusahaan wajib untuk
menyiapkan laporan keuangan, sedangkan manfaatnya tersebar ke
seluruh perekonomian.
b. Relevansi
Aspek dari informasi yang relevan adalah :
- Nilai umpan balik
- Nilai prediksi
- Tepat waktu
Informasi yang relevan secara normal harus menyediakan baik nilai
umpan balik (feedback value) maupun nilai prediksi (predictive value)
pada saat yang sama. Umpan balik dari kejadian masa lalu membantu
Informasi seperti ini dapat digunakan untuk memperkirakan hasil di
masa yang akan datang. Sementara tepat waktu (timeliness) adalah
aspek yang penting agar informasi dapat “membuat suatu perbedaan”
karena apabila informasi baru bisa didapat setelah keputusan diambil,
tidak akan banyak berguna.
c. Keandalan
Informasi dikatakan dapat diandalkan apabila secara relatif bebas dari
kesalahan dan menyajikan hal yang seharusnya. Keandalan (reliability)
tidak berarti ketepatan yang absolut. Informasi yang berdasarkan
penilaian dan yang menggunakan estimasi dan perkiraan tidak mungkin
akurat secara total, tetapi harus dapat diandalkan. Tujuannya adalah
memberikan jenis informasi yang dapat memberikan kepercayaan bagi
para pemakainya.
d. Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan (comparability) adalah bahwa informasi menjadi
lebih berguna ketika dapat dikaitkan dengan suatu tolak ukur atau
standar. Perbandingan dapat dilakukan dengan data dari perusahaan lain
atau informasi yang sejenis dengan perusahaan yang sama, tetapi pada
periode yang berbeda.
e. Materialitas
Materialitas (materiality) berkaitan dengan sesuatu yang spesifik seperti
cukup besarnya atau tidak suatu unsur yang memengaruhi keputusan
dengan materialitas sangatlah kurang, sehingga akuntan harus
melakukan penilaiannya dalam menentukan apakah suatu unsur
dinyatakan material atau tidak.
2.2 Laba Bersih
Laba merupakan salah satu komponen dalam laporan laba rugi. Laba
merupakan selisih antara pendapatan atas biaya-biaya dalam jangka waktu
tertentu. Laba bersih dapat dilihat sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan apakah
perusahaan memiliki kinerja yang baik atau tidak. Pengukuran laba ini penting
sebagai dasar pertimbangan akan keputusan bisnis. Dalam menentukan keputusan
investasi, calon investor dinilai penting untuk mengukur perusahaan dari segi
kemampuannya untuk menghasilkan laba bersih sehingga investor dapat lebih
memiliki keyakinan dalam melakukan kegiatan investasi. Untuk itu perusahaan
harus mampu untuk memaksimalkan laba sebagai informasi penting yang
menunjukkan prestasi perusahaan serta sebagai informasi yang berguna sebagai
dasar dalam melakukan kebijakan investasi.
Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima
karakteristik sebagai berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dlakukan oleh sebuah
perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa
dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai penjualan itu).
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan berhubungan dengan
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi,
pengukuran, dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya historis
bagi perusahaan, yang melahirkan kepatuhan yang ketat pada prinsip biaya.
5. Laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasikan pada periode
itu dikaitkan pada biaya relevan yang tepat atau sepadan.
2.3 Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu. Laporan arus
kas ini terdiri dari arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan dan arus
kas aktivitas investasi. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK 2007:2.1) no.2 menyatakan bahwa ''Informasi tentang arus kas suatu
perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kepastian perolehannya.”
Kas adalah aktiva lancar yang paling likuid (cair) dan terdiri dari pos-pos
yang berlaku sebagai alat tukar dan memberikan dasar bagi pengukuran
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 (PSAK
2007:2.3) No.2 jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Jumlah arus kas ini dapat menggambarkan bagaimana perusahaan
menggunakan serta menghasilkan kas dalam setiap kegiatan perusahaannya.
Apabila kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tinggi, maka ini
menggambarkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi
kebutuhan perusahaan dari operasi untuk membayar kewajibannya. Sebaliknya,
apabila jumlah kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi rendah, maka hal
ini menggambarkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan kas yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan operasi perusahaannya. Informasi mengenai
arus kas historis dan informasi lainnya dapat berguna dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan.
2.3.1 Metode Pelaporan Arus Kas
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan
melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi menurut Stice
a. Metode Langsung
Metode langsung adalah pemeriksaan kembali setiap pos laporan laba
rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau
dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut. Contohnya pada akun
penjualan di laporan laba rugi , terdapat pos yang berhubungan dengan
laporan arus kas, yang disebut dengan kas yang diterima dari pelanggan.
Untuk harga pokok penjualan, pos yang berhubungan adalah kas yang
dibayar untuk persediaan. Untuk menyiapkan bagian aktivitas bagian
operasi dengan metode langsung, setiap pos dalam laporan laba rugi
harus disesuaikan untuk pengaruh-pengaruh akrual. Banyak perusahaan
menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara
langsung sumber dari arus kas masuk dan keluar tanpa harus
dibingungkan dengan penyesuaian-penyesuain dengan laba bersih.
b. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di
laporan laba rugi, dan menyesuaikan dengan nilai akrual ini untuk
setiap hal yang tidak memengaruhi arus kas. Adapun penyesuaiannya
adalah dalam tiga hal yang mendasar :
• Pendapatan dan beban yang tidak melibatkan arus kas masuk dan
arus kas keluar.
• Keuntungan dan kerugian karena aktivitas investasi dan aktivitas
• Penyesuaian untuk perubahan-perubahan dalam aset dan kewajiban
lancar yang mengindikasikan sumber-sumber pendapatan dan
beban-beban non-kas.
Metode tidak langsung merupakan metode yang paling banyak disukai
dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah
digunakan.
2.4 Prediksi Arus Kas Operasi Masa Depan
Prediksi dilakukan untuk meminimalisir ketidakpastian. Prediksi dapat
digunakan untuk mengetahui berbagai informasi yang dianggap berguna dalam
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa depan. Prediksi yang
menggunakan data historis ini digunakan sebagai alat untuk mengukur risiko yang
mungkin terjadi di masa depan serta sebagai alat untuk melakukan evaluasi.
Prediksi yang dilakukan diharapkan dapat memberi perencanaan yang lebih baik,
sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih baik dari sebelumnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 2007:2.2) No. 2 menyatakan
bahwa: “Arus kas historis adalah indikator arus kas yang paling baik dalam
menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang yang dibuat melalui
prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.”
Bagi para pengguna internal perusahaan, prediksi arus kas operasi ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang,
melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya.
Dengan prestasi perusahaan yang baik, tentunya pihak eksternal seperti investor
akan lebih nyaman dan memiliki keyakinan dalam melakukan kegiatan
investasinya. Bagi para pengguna laporan keuangan, prediksi arus kas masa depan
ini dapat menjadi informasi penting yang membantu dalam pengambilan
keputusan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan prediksi arus kas di masa
depan antara lain Dahler dan Febrianto (2006) meneliti tentang kemampuan
earnings dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan arus kas operasi lebih baik
dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Setiawan (2010) meneliti tentang informasi keuangan dalam memprediksi
perubahan laba dan arus kas di masa mendatang dengan menggunakan 8 variabel
yaitu perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya
administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, laba masa depan dan
arus kas masa depan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya
pengaruh signifikan perubahan laba dan arus kas terhadap perubahan laba 1 tahun
ke depan.
As’ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus kas
(aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas
laba memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana arus kas
operasi merupakan prediktoryang paling akurat untuk menganalisis arus kas.
Muchlis (2011) yang meneliti tentang kemampuan gross profit, laba dan
arus kas dalam memprediksi arus kas di masa depan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa hanya laba bersihlah yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
prediksi arus kas di masa depan.
Harahap (2011) melakukan penelitian tentang kemampuan laba dan arus
kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dengan
menggunakan variabel laba bersih, arus kas operasi dan arus kas operasi masa
depan. Dengan hasil penelitian arus kas operasi memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel yang
digunakan
Setiawan perubahan arus kas
Variabel Dependen: laba masa depan dan arus kas masa depan perubahan arus kas 1 tahun kedepan.
Dependen: arus kas masa depan
Muchlis (2011)
Kemampuan informasi arus kas, gross profit margin, dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan pada perusahaan property, gross profit margin, laba bersih
Variabel
dependen : arus kas masa depan
- Arus kas aktivitas operasi, gross profit margin tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap arus kas masa depan, namun arus kas arus kas masa depan. Harahap
(2011)
Kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi
2.6 Kerangka konseptual
Hubungan antara kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba
dan arus kas masa mendatang dapat dilihat pada gambar 2.1. Dari kerangka
konseptual tersebut, digunakan laba bersih dan arus kas operasi sebagai variabel
independen, sedangkan arus kas operasi masa depan sebagai variabel dependen.
Laba bersih merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang
sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Informasi tentang arus kas
suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar
untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan setara kas.
Laba bersih dan arus kas operasi dinilai mampu untuk memprediksi arus
kas masa depan. Prediksi atas laba bersih dan arus kas operasi terhadap arus kas
operasi masa depan ini berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam
mengetahui kondisi kinerja dan keuangan perusahaan serta membantu dalam
pengambilan keputusan. Prediksi ini juga dinilai mampu memberikan keyakinan
kepada para investor yang akan melakukan investasi, sehingga investor memiliki
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji
secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat
dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk
yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan
penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah
terjadi atau akan terjadi (Erlina 2008). Berdasarkan perumusan masalah dalam
kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H1 : Laba bersih berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan H2 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan H3 : Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara bersama-sama
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat.
Desain penelitian kausal ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan
penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab
akibat antara berbagai variabel (Erlina 2008:21).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Penelitian populasi dapat dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil dan elemen dari populasi tersebut agak berbeda satu dengan yang
lainnya (Erlina 2008:75). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2009 sampai
dengan 2011.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina 2008:75). Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Menurut Sopiah dan Etta
(2010:189) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu dengan tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi
1. Perusahaan sektor otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun
2009,2010, dan 2011 dan perusahaan tersebut tidak didelisting.
2. Perusahaan menyampaikan laporan laba rugi dan arus kas yang
lengkap dan telah diaudit pada tahun 2009,2010, dan 2011.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian pada tahun 2009,2010, dan 2011.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diseleksi perusahaan yang sesuai dengan
kriteria seperti yang tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Pemilihan Sampel
No Kode Nama perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 ASII Astra International Tbk S1
2 AUTO Astra Otoparts Tbk S2
3 BRAM Indo Kordsa Tbk S3
4 GDYR Goodyear Indonesia Tbk S4
5 GJTL Gajah Tunggal Tbk × -
6 IMAS Indomobil Sukses International Tbk × -
7 INDS Indospring Tbk S5
8 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk S6
9 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk S7
10 NIPS Nipress Tbk S8
11 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk × -
Dari seleksi yang telah dilakukan berdasarkan kriteria diatas, maka didapat 9
perusahaan yang memenuhi kriteria seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Sampel Perusahaan
No Kode Nama perusahaan
1 ASII Astra International Tbk
2 AUTO Astra Auto Part Tbk
3 BRAM Indo Kordsa Tbk
4 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
5 INDS Indospring Tbk
6 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
7 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
8 NIPS Nipress Tbk
9 SMSM Selamat Sempurna Tbk
3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak,
dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina 2008:36).
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari situs www.idx.co.id pada
bulan September 2012. Data yang diambil adalah data laporan keuangan pada
tahun 2009 sampai 2011. Data yang diambil meliputi data dari laporan laba rugi
3.4Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi
dokumentasi. Dimana studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dilakukan
dalam mengumpulkan jurnal serta buku yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti. Setelah itu dilakukanlah studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan
data yang dibutuhkan dengan cara mencari data langsung dari catatan-catatan atau
laporan keuangan yang ada pada Bursa Efek Indonesia. Data sekunder yang
diambil ini terdiri dari laporan laba rugi dan laporan arus kas dari perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.
3.5 Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat).
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik dalam cara yang positif atau negatif. Variabel independen
dan variabel dependen bersama-sama digunakan, dan setiap kenaikan
yang terjadi pada variabel independen, mempengaruhi peningkatan atau
penurunan variabel dependen juga (Sekaran 2000).
Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu laba
a. Laba Bersih (X1)
Laba bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh
pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi
perusahaan. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tahun 2009-2011.
b. Arus Kas Operasi (X2)
Di dalam laporan arus kas, perusahaan melaporkan arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan ke
dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas operasi
merupakan selisish antara penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
dan pembayaran kas pada pemasok dan karyawan untuk memperoleh
persediaan dan membayar beban. Arus kas aktivitas operasi ini merupakan
penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel utama untuk diteliti. Tujuan
atau untuk menjelaskan variabilitas, atau memprediksi hal itu. Dengan
kata lain, variabel dependen merupakan faktor utama yang akan diteliti
(Sekaran 2000).
Variabel dependen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
arus kas operasi masa depan. Variabel dependen ini dilambangkan dengan
(Y). Arus kas operasi masa depan dilihat melalui total jumlah penerimaan
arus kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama satu periode di
masa yang akan datang.
3.6 Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan, maka dilakukanlah analisis dari data tersebut.
Data tersebut diolah dan diinterpretasikan untuk memperoleh hasil yang yang
lebih rinci dalam menjawab permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.
Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
distribusi normal Erlina (2008: 102). Uji ini biasanya digunakan
untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari uji ini dapat dilihat :
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka distribusi
data tidak normal
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka distribusi
data normal
b. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1. Uji autokorelasi ini menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 ataupun sebelumya. Autokorelasi ini muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan dilakukannya
uji statistik Run Test. Suatu persamaan regresi dinyatakan terbebas
autokorelasi jika hasil uji statistik run test-nya tidak signifikan atau
Pengambilan keputusan pada uji run test didasarkan pada
acak tidaknya data. Apabila data bersifat acak, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi.
Acak tidaknya data mempunyai batasan sebagai berikut:
1. Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi
secara acak.
2. Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi
secara tidak acak.
Selain itu, pengujian juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelsi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan
autokorelasi
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif
c. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Pengujian
tolerance di antara variabel independen, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka menunjukkan tidak
adanya multikolinieritas di antara variabel independen.
2. Nilai tolerance lebih besar dari 0,10 menunjukkan tidak adanya
multikolinearitas di antara variabel independen.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina 2008).
Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.
Dasar pengambilan keputusan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi terhadap
suatu variabel numerik berdasarkan pada nilai dari satu atau lebih
variabel yang lain. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
model regresi berganda. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model
yang digunakan sebagi berikut :
Y = α +
ß
₁
X
₁
+ ß
₂
X
₂
+ e
Y = Arus kas masa depan
α = Konstanta
ß₁,ß₂ = Koefisien regresi variabel independen
X₁ = Arus kas operasi
X₂ = Laba bersih
e = Error
Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji menggunakan t-test dan
F-test
3.6.2.1 Uji t-test
Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Uji t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
dependen. Jika nilai signifikan (α) diatas 5% berarti masing-masing
variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen.
3.6.2.2 Uji F-test
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen dapat secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak. Jika nilai signifikan (α)
diatas 5% berarti secara bersama-sama variabel independen tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai
signifikan kurang dari 5% berarti secara bersama-sama variabel
dependen mempunyai pengaruh terhadap variabel independen.
3.6.2.3 Koefisien Determinasi (��)
Koefisien determinasi (�2) pada dasarnya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
terletak di antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
3.7 Jadwal Penelitian
Penelitian yang dilakukan dimulai dari minggu ketiga bulan September
dan berakhir pada minggu pertama bulan Desember 2012. Adapun jadwal
penelitian pada penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian
Sep 2012
Okt 2012
Nov 2012
Des 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra observasi penelitian √ √
Penetapan judul √
Pengumpulan Data √ √
Penyelesaian Proposal √ √ √ √
Pengelolaan dan
Analisis data √ √ √ √
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan variabel bebas dan variabel terikat, dimana
variabel bebas terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi dan variabel terikat
terdiri dari arus kas operasi masa depan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 9 perusahan pada perusahaan otomotif yang sesuai dengan
kriteria yang penulis tetapkan. Periode penelitian yang digunakan adalah dari
tahun 2009-2011. Data yang digunakan sebelumnya kemudian ditransformasikan
menggunakan logaritma natural untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih
baik.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, ada dua kelompok variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas
(independent variable). Variabel bebas yang digunakan adalah laba bersih dan
arus kas operasi. Sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah arus kas
operasi masa depan. Laba bersih dan arus kas aktivitas operasi yang digunakan
adalah periode 2009-2010. Sedangkan arus kas aktivitas operasi masa depan yang
digunakan adalah periode 2010-2011. Deskripsi dari masing-masing variabel
Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation arus kas operasi masa
depan
18 57464276 229766210762 4,31E10 67684263352,871 laba bersih 18 72105574 150420111988 2,78E10 45945744203,499 arus kas aktivitas
operasi
18 57464276 268070416818 4,82E10 81005418435,026 Valid N (listwise) 18
Dari hasil pengujian statistik deskriptif diatas, maka dapat diketahui :
1.Arus kas operasi masa depan
a. Arus kas operasi masa depan memiliki jumlah sampel (N) sebanyak
18.
b. Arus kas operasi masa depan memiliki nilai minimum 57464276
yaitu Rp. 57.464.276 yang diperoleh dari PT. Indo Kordsa Tbk pada
tahun 2010.
c. Arus kas operasi masa depan memiliki nilai maksimum
229766210762 yaitu Rp. 229.766.210.762 yang diperoleh dari PT.
Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2011.
d. Arus kas operasi masa depan memiliki nilai rata-rata sebesar 4,31 x
1010 yaitu Rp. 43.100.000.000.
e. Arus kas operasi masa depan memiliki nilai standar deviasi sebesar
2. Laba bersih
a. Laba bersih memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 18.
b. Laba bersih memiliki nilai minimum 57464276, yaitu Rp. 72.105.574
yang diperoleh dari PT. Indo Kordsa Tbk pada tahun 2009.
c. Laba bersih memiliki nilai maksimum 150420111988, yaitu Rp.
150.420.111.988 yang diperoleh dari PT. Selamat Sempurna Tbk pada
tahun 2010.
d. Laba bersih memiliki nilai rata-rata sebesar 2,78 x 1010 yaitu sebesar
Rp. 27.800.000.000.
e. Laba bersih memiliki nilai standar deviasi sebesar 45945744203,499
yaitu sebesar Rp. 45.945.744.203,499
3. Arus kas operasi
a. Arus kas operasi memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 18.
b. Arus kas operasi memiliki nilai minimum 57.464.276 yaitu Rp.
57.464.276 yang diperoleh dari PT. Indo Kordsa Tbk pada tahun
2010.
c. Arus kas operasi memiliki nilai maksimum 268070416818, yaitu Rp.
268.070.416.818 yang diperoleh dari PT. Selamat Sempurna Tbk pada
tahun 2009.
d. Arus kas operasi memiliki nilai rata-rata sebesar 4,82 x 1010 yaitu
sebesar Rp. 48.200.000.000.
e. Arus kas operasi memiliki nilai standar deviasi sebesar
4.3 Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan dalam penelitian sudah normal dan bebas dari gejala
multikolinearitas, heteroskedastisitas serta autokorelasi. Uji asumsi klasik ini terdiri
dari:
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Uji normalitas ini menjadi hal yang penting karena salah satu
syarat dalam pengujian parametic-test (uji parametik) adalah data harus
memiliki distribusi normal. Pengujian ini menggunakan analisis statistik dan
analisis grafik.
1. Analisis Statistik
Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka akan
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini digunakan untuk
menghasilkan angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi
yang akan dipakai lolos normalitas. Suatu persamaan regresi
dikatakan lolos normalitas apabila nilai signifikansi uji Kolmogorov
Smirnov lebih besar dari 0,05 (Imam Ghozali, 2006). Uji normalitas
Tabel 4.2
Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean -,0000004
Std. Deviation 1,81596835E10
Most Extreme Differences Absolute ,183
Positive ,183
Negative -,178
Kolmogorov-Smirnov Z ,777
Asymp. Sig. (2-tailed) ,582
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel tersebut, besarnya nilai signifikansi adalah 0,582.
Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
2. Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan grafik histogram dan grafik P-P
of regression standarlized residual yang digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.1
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik histogram
menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang menceng ke
kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak
Gambar 4.2
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
Demikian pula pada pengujian normalitas dengan menggunakan
grafik P-P of regression standarlized residual, terlihat titik-titik yang
menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya agak menjauh
dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
terdistribusi secara normal.
Untuk mengubah data agar berdistribusi secara normal, maka
dilakukanlah transformasi dengan menggunakan Logaritma Natural
(Ln). Dimana variabel yang ditransformasikan adalah arus kas operasi
Tabel 4.3
Uji Normalitas Setelah Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,91170496
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,437
Asymp. Sig. (2-tailed) ,991
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,437 dan signifikansi pada 0,991. Nilai ini lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
Gambar 4.3
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
Dari grafik histogram setelah transformasi pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena grafik tidak
Gambar 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
Dari grafik P-P of regression standarlized residual pada tabel
diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat penyebaran data yang
merata dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah adanya
korelasi diantara variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Uji ini perlu dilakukan apabila
nilai tolerance > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinieritas diantara variabel.
Tabel 4.4
Coefficients Collinearity Statistics
B
Berdasarkan tabel diatas, nilai VIF yang ditunjukkan oleh
kedua variabel adalah lebih kecil dari 10 yaitu 8,331 untuk laba bersih
dan 8,331 untuk arus kas operasi. Demikian pula dengan nilai
tolerance lebih besar dari 0,1 yaitu 0,120 untuk laba bersih dan 0,120
untuk arus kas operasi. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
gejala multikolinieritas di antara variabel.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik
scatterplot.
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak
membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yang menyebar
menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa adanya data
observasi yang sangat berbeda dengan data observasi lainnya. Maka dapat di
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan Uji
Durbin-Watson. Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan
autokorelasi
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), arus kas operasi, laba bersih b. Dependent Variable: arus kas operasi masa depan
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar 1,230.
Karena angka ersebut terletak diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan
Adanya autokorelasi juga dapat diuji menggunakan Uji run-test
dengan kriteria :
1. Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secara acak
2. Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak
acak.
Tabel 4.6 Hasil Uji Run-test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea ,12743
Cases < Test Value 9
Cases >= Test Value 9
Total Cases 18
Number of Runs 7
Z -1,215
Asymp. Sig. (2-tailed) ,224
Dari tabel tersebut menunjukkan besarnya nilai signifikansi adalah
0,224. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi secara acak dan tidak terjadi autokorelasi.
4.4 Pengujian Hipotesis
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji
4.4.1 Uji t-test
Uji t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Tabel 4.7
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis
secara parsial dari masing-masing variabel independen yaitu laba bersih
dan arus kas terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :
H1 : Laba bersih berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan
Pada variabel laba bersih diperoleh nilai t = 3,597 dengan nilai
signifikan sebesar 0,003 yaitu lebih kecil daripada 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap arus kas
operasi masa depan. Maka H1 diterima karena didukung oleh data dan
H2 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan
Pada arus kas operasi diperoleh nilai t = 0,240 dengan nilai
signifikan sebesar 0,814 yaitu lebih besar daripada 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
arus kas operasi masa depan. Maka H2 dtolak karena tidak didukung oleh
data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian.
Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Y = -1,444 + 1,010�� + 0,060��
Dari model persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar -1,444 berarti bahwa jika tidak dipengaruhi oleh kedua variabel bebas, maka perubahan arus kas operasi 1 tahun ke
depan akan cenderung bernilai negatif sebesar -1,444.
2. Nilai koefisien regresi 1,010 pada variabel laba bersih mengindikasikan
adanya hubungan positif dengan arus kas operasi masa depan. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen dari laba bersih akan
menyebabkan kenaikan arus kas operasi yang diterima sebesar nilai
koefisiennya 1 tahun ke depan.
3. Nilai koefisien regresi 0,060 pada variabel arus kas operasi
mengindikasikan adanya hubungan positif dengan arus kas operasi