• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hak ulayat laut di era otonomi daerah sebagai solusi pengelolaan perikanan berkelanjutan: kasus awig-awig di Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hak ulayat laut di era otonomi daerah sebagai solusi pengelolaan perikanan berkelanjutan: kasus awig-awig di Lombok Barat"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

ISSN : 1978-4333, Vol. 01, No. 01

Hak Ulayat Laut di Era Otonomi Daerah sebagai Solusi

Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan:

K a s u s Awig-awig

di

Lombok Barat

Akhmad Solihin

1

dan Arif Satria

2

Ringkasan

Kebijakan pembangunan perikanan Indonesia di masa lalu banyak mengalami kegagalan, hal ini dikarenakan doktrin common property, sentralistik dan anti pluralisme hukum. Akibatnya, kebijakan seperti ini telah mendapatkan permasalahan yang kompleks di masyarakat pesisir, seperti kerusakan ekologi pesisir dan laut, kemiskinan nelayan, konflik dan lain sebagainya. Sementara itu, kehadiran Undang-Undang (UU) No 22/1999 dan UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang membuka akses dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan lebih luas telah mendapatkan pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan. Rekonstruksi peran hak ulayat laut yang ada di masyarakat Lombok Barat bagian Utara, seperti upacara adat sawen merupakan cikal bakal dan ketetapan bersama secara tertulis dalam mengelola sumberdaya perikanan, yaltu Awig-awig. Terbentuknya aturan ini dipengaruhi oleh faktor utama, yaitu konflik. Adapun konflik tersebut disebabkan oleh kondisi ekologi, demografi, lingkungan politik iegal, proses distribusi pasar, mata pencaharian dan perubahan teknologi. Sedangkan, proses pembentukannya adalah melalui tahapan informal hingga formal. Sementara dalam tahap revitalisasi awig-awig mempunyai beberapa aturan, yaitu : (1) wilayah tangkapan sejauh 3 mil dari daratan hanya diperuntukan nelayan yang menggunakan alat tangkap tradisional (alat tangkap skala kecil); (2) unit sosial pemegang hak bersifat Individual (terbuka); (3) sumber legalitasnya adalah dari upacara adat sawen dan kesadaran masyarakat akan kerusakan sumberdaya perikanan oleh aktivitas pengeboman dan pemotasan; dan (4) pelaksanaan awig-awig ditegakkan secara tegas oleh lembaga Musyawarah Nelayan Lombok Utara (LMNLU) yang mempunyai sanksi, pertama denda meteri maksimal Rp 10.000.000,00; kedua pembakaran alat tangkap dan ketiga pemukulan massa namun tidak sampai mati. Pemberlakuan awig-awig sangat efektif dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di Lombok Barat bagian Utara, hal ini tercermin dari kian menurunnya kegiatan nelayan yang destruktif, seperti penggunaan bom, dinamit, potasium dan alat-alatyang merusak lainnya.

Kata Kunci: sumberdaya ikon, pengelolaan terpusat, anti-pluralisme, hak ulayat laut.

1

Staf Penelili PKSPL-IPB dan asisten dosen pada mata-kuliah Ekologl Manusia, Departemen Komumkasl dan Pengembangan Masyarakat IPB

2

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan kebudayaan antara bangsa Cina dan Melayu semakin berkembang pada zaman Dinasti Shui (581-610 M) dan zaman Dinasti Tang (618-907 M) dengan Empayar Srivijaya. Catatan

Kandungan senyawa rosela seperti flavonoid, saponin dan tanin mampu menghambat pertumbuhan bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli sebagai penyebab

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh guru serta pengamatan peneliti berdasarkan hasil observasi menjelaskan bahwa

Manajer efektif adalah seorang yang memiliki tim atau unit kerja atau keseluruhan organisasi yang secara terus menerus melakukan kegiatannya untuk mencapai tujuan

KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU DAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006-2015 (Implementasi Untuk Bahan Ajar Geografi SMA Kelas XII Semester

Usaha kerajinan sulaman dan bordir di Sumatera Barat umumnya dan Bukittinggi khususnya, bermula dari usaha rumahan (industri rumah tangga), dilakukan pada

Dari skala liekert di atas dapat disimpulkan bahwa responden merngakui bahwa Saya kesal jika pembawa acara MANTAP menggunakan kata- kata yang sulit dimengerti, karena