• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA INDONESIA dan IDENTITAS NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA INDONESIA dan IDENTITAS NASIONAL"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

Kelompok 8

Wening Aulia Zulkarnain 2315100110

Nicolas Adventus 2315100146

Kannida Puspa Shubhi 2515100024

Arindra Mutiara Rulianti 2515100060

Iskandar Agung 3115100035

Frelya Eka Anjelita 3115100062

Ernest Moritz Arndt mengatakan: "Tak ada elemen terluhur

yang dimiliki suatu bangsa selain bahasa." Bahasa merupakan identitas sebuah bangsa. Kata 'identitas' berasal dari bahasa Latin 'idem' artinya 'yang sama'. Identitas tak lain dari ungkapan kesamaan yang menyatakan dan menentukan hidup seseorang di suatu kelompok tertentu yang bersifat sebagai “pembeda antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya, pembeda antar bangsa dan suku”. Unsur-unsur identitas nasional antara lain pola perilaku, simbol simbol, alat-alat perlengkapan, dan tujuan yang akan dicapai secara nasional, sedangkan unsur pembentuk identitas nasional meliputi sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa (Ubaedillah dan Rozak, 2008: 19-21). Tak hanya itu, bahasa juga berfungsi untuk menguak perbedaan tataran pemahaman identitas.

(2)

berbeda-beda bahasa dan budaya, serta (4) sebagai bahasa perhubungan antardaerah dan antarbudaya. Dalam kedudukan sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di lembaga pendidikan, (3) bahasa perhubungan dalam pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan tingkat nasional, dan (4) bahasa pengantar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku, terbuka, dinamis seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat sebagai dampak pembangunan nasional. Untuk itu, kita sebagai penutur bahasa Indonesia dituntut selalu terbuka dan dinamis mengikuti perkembangan bahasa Indonesia agar bahasa Indonesia yang digunakan selalu baik dan benar. Di samping itu, masyarakat agar selalu bersikap positif terhadap bahasa Indonesia dan dalam berbahasa Indonesia sebagai upaya membina bahasa Indonesia. Membina bahasa Indonesia berarti juga membina nasionalisme bangsa karena bahasa Indonesia merupakan identitas nasional bangsa Indonesia (Akhmad Yazidi, 2012).

Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana dalam kegiatan setiap masyarakat Indonesia,seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Seni, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan itu juga berdampak pada perkembangan bahasa. Perkembangan seni, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak lepas dari kemajuan tehnologi yang semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

Selama ini cukup getol digunjingkan bahaya invasi bahasa Inggris sebagai pisau pergaulan internasional yang tak terelakkan. Tak hanya itu, sebagai contoh, masyarakat yang menetap di pelosok negeri, seperti di pedalaman Papua, kita sadar bahwa mereka belum tersentuh akan perkembangan informasi yang semakin pesat lewat bahasa. Bagaimana mereka akan berkembang jika mereka pun tidak tahu bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mereka hanya dapat menggunakansatu-satunya alat komunikasi yaitu bahasa daerah yang telah turun-temurun diajarkan dan digunakan dari nenek moyang mereka. Lewat hal ini, dibutuhkan pergerakan oleh generasi-generasi penerus bangsa untuk menyelamatkan keberadaan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. Seperti misalnya yang sedang tren saat ini di kalangan masyarakat adalah “Gerakan Indonesia Mengajar”.

(3)

politik dan afirmasi kolektif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional; semacam 'sumpah pemuda baru'. Inilah jawaban yang tepat atas warisan luhur generasi 1928.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Pertama, menjaga identitas bahasa melalui media massa. Negara Indonesia yang wilayahnya sangat luas membutuhkan alat komunikasi yang mampu menjangkau semua pulau yang ada di dalamnya. Alat yang dirasa paling tepat untuk menyalurkan informasi tersebut adalah media massa, baik itu media massa cetak maupun elektronik, seperti koran dan majalah. Setiap hari, setiap waktu dilihat, didengar dan dibaca oleh masyarakat Indonesia. Umumnya setiap media massa mengunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh karena itu, media massa memiliki fungsi strategis dalam upaya pembinaan bahasa Indonesia. Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk menempatkan media massa sebagai alat untuk membina dan menjaga bahasa Indonesia adalah suatu hal yang tepat. Jika bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang benar, ini berarti secara tidak langsung masyarakat telah diarahkan untuk menggunakan bahasa yang benar pula. Bahasa yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi kebiasaan berbahasa para pembaca media massa tersebut. Jika bahasa Indonesia yang digunakan dalam media massa itu tidak sesuai dengan kaidah bahasa, maka hal ini akan merusak penggunaan bahasa Indonesia.

Kedua, menjaga identitas bahasa melalui pendidikan dan kegiatan kenegaraan. Sebagian masyarakat menuntut pengutamaan penggunaan bahasa daerah untuk menjaga eksistensi bahasa daerah masing-masing. Walaupun begitu tuntutan agar bahasa daerah digunakan untuk komunikasi baik dalam situasi formal dan nonformal mengalami banyak kendala. Kendala tersebut bisa kita jumpai seperti ketika kita bergabung atau berkumpul dengan orang-orang yang bukan satu daerah dengan kita. Sangat sulit jika kita tidak menggunakan bahasa yang sama-sama dimengerti, bahasa yang mampu mempersatukan kita dalam lingkup nasional, yaitu bahasa Indonesia.

(4)

bahasa Indonesia akan punah, generasi penerus tidak akan pernah tahu bagaimana bahasa nasional mereka semenjak sumpah pemuda tahun 1928.

Usaha pembinaan melalui pengajaran bahasa Indonesia melalui sistem persekolahan dilakukan dengan mempertimbangkan bahasa sebagai satu keseluruhan berdasarkan konteks pemakaian yang ditujukan untuk peningkatan mutu penguasaan dan pemakaian bahasa yang baik dengan tidak mengabaikan adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang hidup dalam masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan bahasa dapat dilakukan dengan melalui kegiatan sebagai berikut: 1) pengembangan kurikulum bahasa Indonesia, 2) pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan metodologi pengajaran bahasa, 3) pengembangan tenaga kependidikan kebahasaan yang professional dan 4) pengembangan sarana pendidikan bahasa yang memedahi, terutama sarana uji kemahiran bahasa.

Usaha pembinaan dapat pula dilakukan melalui pemasyarakatan bahasa Indonesia . pemasyarakatan bahasa Indonesia ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan meningkatkan mutu penggunaanya. Pemasyarakatan bahasa Indonesia ini juga harus menjangkau kelompok yang belum bisa berbahasa Indonesia agar berperan aktif dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa secara berkesinambungan.

Referensi

Yazidi, Akhmad. 2012. Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia.

http://download.portalgaruda.org/article.php%3Farticle%3D67943%26val%3D4806

Arifin, zaenal dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, DPRD menilai bahwasanya Dinas Pendapatan

Adapun pendekatan analisis yang digunakan adalah descriptif analisis (analisis deskriptif). Sementara pendekatan penelitiannya adalah teologis normatif, yaitu suatu

Bank sampah adalah sebuah istilah yang diperuntukan bagi suatu paguyuban atau perkumpulan warga sadar sampah yang memiliki tujuan untuk mengurangi volume sampah, memanfaatkan

Menurut Ananto (1992), terdapat tiga sistem pemanenan padi yang berkembang di masyarakat yaitu sistem ceblokan, sistem individu atau keroyokan dan sistem kelompok

Salah satu bentuk refleksi dan realisasi dari hal tersebut, UKM desain yang merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di UNNES merencanakan kegiatan dalam bentuk pengetahuan

Objek Titik Api, Sistem Mendeteksi Titik Api ( True Positive ) terdapat 23 objek yang sesuai dengan deteksi yaitu sistem mendeteksi titik api dengan skenario ketika

103 UK/UTN SM3T PGSD DWI WIDI ASTUTIK Universitas Negeri Malang PPG SM3T UTAMA TIDAK MENGULANG 104 UK/UTN SM3T PGSD ERY RIZKI PRATAMA Universitas Negeri Malang PPG SM3T UTAMA

Pada tempe buncis dan kecipir, aktivitas antioksidan yang maksimum diperoleh dari hasil fermentasi 0-hari, dimungkinkan karena perendaman pada biji buncis dan