• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II " URF & PENERAPANNYA DALAM HUKUM EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II " URF & PENERAPANNYA DALAM HUKUM EKONOMI ISLAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

“URF & PENERAPANNYA DALAM HUKUM

EKONOMI ISLAM

A. Al-‘Urf

Pengertian al-‘Urf Secara etimologi kata Urf berarti “sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat”. Sedangkan secara terminologi seperti yang dikemukkan oleh Abdul-Karim Zaidan, istilah al-urf berarti:

“Sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan baik berupa perbuatan maupun perkataan” Istilah Urf dalam pengertian tersebut sama dengan pengertian istilah al-„adah (adat istiadat). Para ulama ushul fiqih membedakan antara adat dengan urf dalam membahas kedudukannya sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum syara . ‟

Adat didefenisikan dengan: “sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang tampa adanya hubungan rasional” Defenisi ini menunjukkan bahwa apabila suatu perbuatan dilakukan secara berulangulang menurut hukun akal, tidak dinamakan adat.

Defenisi ini juga menujukkan bahwa adat itu mencakup persoalan yang amat luas, yang menyangkut permasalahan pribadi, seperti kebiasaan seseorang dalam tidur, makan dan mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau permasalahan yang menyangkut banyak orang yaitu sesuatu yang berkaitan dengan hasil pemikiran yang baik dan yang buruk.

ههققلقططإإ اوفهرقاعقتق ظظفطلق وطأق مطههنقيطبق عقاشق لظعطفإ للإكه نطمإ هإيطلقعق اورهاسقوق سهانلقلا ههدقاتقعطا امق وقهه

هإعإامقسق دقنطعإ ههرهيطغق رهدقابقتقيق لقوق ةهغقللهلا ههفقللقأقتق لق صظاخق ىىنعطمق ىلقعق

Segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan manusia dan mereka mempraktekkannya baik berupa setiap perbuatan yang telah menyebar di kalangan mereka, atau berupa lafaz yang penggunaannya dipahami dengan makna tertentu, bukan makna bahasa yang dipahami oleh orang lain ketika mendengarnya. (Dr.Wahbah Az-Zuhayliy)

(2)

„Uruf dan 'Adat, sebagaimana definisi yang diberikan oleh Wahbah Zuhaily berikut ini:

,

ل,, تغللا ففلأت ل صبخ ىععه ىلع قفلطا اففربعت ظفل أ, نيعيب عبش لعف لك يه يفلع ار,بس ,سبلعا ددبتعا به ::ف فزعلا

, ,

يلقفلا فزعلا ,يلوعلا فزعلا فيزعتلا اذ :لوش دق , :,فعوب عيعبوجلا ةدبعلا ى ت, عفبوس دعع زديغ ردببتي .

Uruf adalah kebiasaan manusia yang dilakukan secara terus menerus sehingga perbuatan tersebut menjadi populer di kalangan mereka, atau mengartikan suatu lafaz dengan pengertian khusus meskipun makna asli dari lafaz yang dimaksud berlainan.

Menurut musthafa ahmad al-zarqa (Guru Besar Fiqh Islam di Uuniversitas „Amman,‟

Yordania), mengatakan bahwa „urf merupakan bagian dari adat, karena adat lebih umum dari „urf.

Contoh : Di satu masyarakat dalam melakukan jual beli kebutuhan ringan sehari-hari seperti garam, tomat, dan gula, dengan hanya menerima barang dan menyerahkan harga tanpa mengucapkan ijab dan qabul.

‘Urf menurut Imam Ghazali

لإوبهققلابإ ةهمقيطلإسلقلا عهابقطلإلا ههتطقلقلقتقوق لإوقهعهلا ةإهقجإ نمإ سإوفهنلهلا يفإ رلقققتقسطا امق

Keadaan yang sudah tetap pada diri manusia, dibenarkan oleh akal dan diterima pula oleh tabiat yang sehat.

PRAKTIK ‘URF Menurut 4 Mazhab

1. Fiqh Hanafi

a. Dalam jual beli, seperti standar harga, jual beli rumah yang meliputi bangunanya dan pohon yang berada di tanahnya, meskipun tidak disebutkan.

b. Bolehnya jual beli buah yang masih dipohon karena ’urf.

c. Bolehnya mengolah lahan pertanian orang lain tanpa izin jika di daerah tersebut ada kebiasaan bahwa lehan pertanian digarap oleh orang lain, maka pemiliknya bisa meminta bagian.

d. Bolehnya mudharib mengelola harta shahibul maal dalam segala hal menjadi kebiasaan para pedagang.

e. Menyewa rumah meskipun tidak dijelaskan tujuan penggunaaannya 2. Fiqh Maliki

(3)

menunjukkan sample

b. Pembagian nisbah antara mudharib dan

sahibul maal berdasarkan ’urf jika

terjadi perselisihan

3. Fiqh Syafi’iy a. Akad istishna

b. Penyewa membiayai kerusakan kecil pada obyek sewa c. Akad sewa atas alat transportasi

d. Akad sewa atas ternak. 4. Fiqh Hanbali

a. Jual beli mu’athah b. Jual Beli ‘Urbun

B. Dasar Hukum Syariah Penggunaan Urf

Para ulama sepakat bahwa 'urf shahih dapat dijadikan dasar hujjah selama tidak bertentangan dengan syara'. Ulama Malikiyah terkenal dengan pernyataan mereka bahwa amal ulama Madinah dapat dijadikan hujjah, demikian pula ulama Hanafiyah menyatakan bahwa pendapat ulama Kufah dapat dijadikan dasar hujjah.

Imam Syafi'i terkenal dengan qaul qadim dan qaul jadidnya. Ada suatu kejadian tetapi beliau menetapkan hukum yang berbeda pada waktu beliau masih berada di Mekkah (qaul qadim) dengan setelah beliau berada di Mesir (qaul jadid). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga madzhab itu berhujjah dengan 'urf. Tentu saja 'urf fasid tidak mereka jadikan sebagai dasar hujjah.

C. Pandangan para ulama terhadap Kehujjahan Urf.

• Para ulama telah sepakat bahwa seorang mujtahid dan seorang hakim harus memelihara urf shahih yang ada di masyarakat dan menetapkannya sebagai hukum • Para ulama juga menyepakati bahwa urf fasid harus dijauhkan dari pengambilan dan

penetapan hukum.

• Imam Malik mendasarkan sebagian besar hukumnya pada amal ahli Madinah yang merupakan kebiasaan.

(4)

Kehujjahan Urf

• Urf ditujukan untuk memelihara kemaslahatan

• ‘Urf bukan merupakan dalil yang berdiri sendiri, tetapi senantiasa terkait dengan dalil-dalil yang lain, seperti maslahah dan istihsan

• Urf menunjang pembentukan/perumuan hukum Islam Kehujjahan‘Urf (Kedudukan ‘Urf sebagai Dalil Syariah

Dalam Alqur’an, ‘urf banyak disebut dengan kata Al-ma’ruf, seperti terdapat pada Al-A’raf 199...”

نفيليهياجفلفا نيعف ضفريعفأفوف فيرفع:لفابي رفم:أفوف وفففعفلفا ذيخ:

Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”

Para ulama menjadikan kalimat “

فيرفع:لفابي رفم:أفوف

” sebagai dalil yang syar’i, artinya perkara

yang biasa dikerjakan dan dikenal dikalangan masyarakat dan dianggap baik

Surat Albaqarah ayat 233 tentang al ma’ruf (‘urf) dalam memberi sedekah kepada istri

فيور:عفمفلفابي مت:يفتفاءفآم,ف مت:مفل,فسف اذفإي مفك:يفلفعف حفانفج: لففف

Surat An-Nisa ayat 25 tentang pemberian mahar kepada seorang istri dengan cara yang ma’ruf (sesuai dengan ‘urf)

فيور:عفمفلفابي ن,فه:رفوج:أ: ن,فه:وت:اءفوف

D. Macam – Macam Urf dan Contohnya Dalam Ekonomi Keuanga

Dari Segi Obyeknya (Materi)

1. ‘Urf Qawli. Adalah kebiasaan pada lapaz/ucapan

(5)

“Saya beli daging 1 kg”,

sedangkan penjual daging memiliki jualan daging-daging lain dan ikan, ayam, bebek. Maka yang dimaksud adalah daging sapi

Contoh lain : kereta

Misalnya seorang bernazar, jika saya lulus S2, saya akan mewaqafkan kereta untuk Yayasan Anak Yatim X.Akibat hukum nazar seseorang tergantung adatnya (daerahnya), Di Malaysia hal itu diwujudkan dengan membeli mobil.Di Sumatera diwujudkan dengan membeli motorDi Jawa diwujudkan dengan membeli kereta Api.

Kaedah Fiqh tentang u’rf Qawli

Setiap orang yang berakad, didasarkan pada adat kebiasaan dalam ucapandan bahasa yang ia ucapkan

2. ‘Urf fi’li.Adalah kebiasaan pada perbuatan Contoh.

 1.Kebiasaan pemilik toko mengantarkan barang belian yang berat/besar, ke rumah pembeli seperti lemari, kursi, dan peralatan rumah tangga yang berat lainnyaTanpa dibebani biaya tambahan

 Kebiasaan menerapkan proteksi asuransi pada pembiayaan  Kebiasaan meminta agunan pada pembiayaandi bank syariah Dari Segi Cakupan

1. ‘Urf ‘am. Adalah kebiasaan yang berlaku secara luas di seluruh masyarakat dan daerah Contoh:

 Kebiasaan menerapkan proteksi asuransi pada pembiayaan bank syariah. Ini berlaku di seluruh Indonesia, bahkan dunia

 Kebiasaan garansi pada pembelian barang elektronik. Ini juga berlaku di mana2.  Kebiasaan meminta agunan pada pembiayaandi bank syariah

 Naik Bus Way, jauh dekat, ongkosnya sama

(6)

 Kebiasaan pembeli dapat mengembalikanbarang yang cacat kepada penjual tertentu, (tetapi tidak berlaku di supermarket).

 Bagi masyarakat tertentuPenggunaan kata “budak” untuk anak-anak dinggap merendahkan,tetapi bagi masyarakat(Malaya/Asahan),kata budak biasa digunakanUntuk anak-anak

Contoh lain adat Khas:

 Adat menarik garis keturunan melaluigaris ibu/matrilineal), di Minang Kabau dan melalui Bapak (patrilineal) di suku Batak

Dari Segi baik-buruk (Keabsahan)

1. ‘Urf Shahih. Adalah Adat yang berulang-ulang dilakukan, diterima oleh orang banyak, tidak bertentangan dengan syariah, sopan santun dan budaya yang luhur

Contoh ‘Urf Shahih:

• Acara halal bi halal (silaturrahmi) saat hari raya.

• Adanya garansi dalam pembelian barang elektronik, dll. • Memproteksi setiap pembiayaan dengan asuransi syariáh • Kegiatan MTQ

• Jual beli Urbun • Jual Beli Mu’atah. • Waralaba, MLM Syariah,

• Penerapan Mata Uang Dinar dirham dalam sejarah • Proses qabath hissi transaksi valas 2 x 24 jam

• Boleh tunda 2 x 24 jam dalam transaksi valas ; Masa itu masih dianggap spot. • Proses qabath hissi adminsitrasi pembelian saham 3 hari

• Mata uang fulus

(7)

• Bay’ wafa dan istighlal (Sale and lease back)

• Sewa beli (lease and purchase) di multifinance

• Mengasuransikan pendidikan anak, kenderaan, rumah, secara syariáh

• Menerapkan perencanaan keuangan (Financial Planning) dalam keuangan keluarga. Di sini juga ada maslahah

• Kebiasaan Menabung di Bank Syariáh.

2. ‘Urf Fasid. Adalah Adat yang berulang-ulang dilakukan tetapi bertentangan dengan syariah Islam.

Contoh ‘Úrf Fasid:

• Menyuap untuk lulus PNS/TNI/Polri/ meraih jabatan/ dan segala pekerjaan • Memberi hadiah kepada pejabat

• Spekulasi valas,

• Kredit dengan sistem bunga di bank riba

• Perjanjian-perjanjian ribawi di LKK (konvensional) • Future Trading di Bursa berjangka Commodity • Indeks Trading (at-ta’amul bimuksyar)

• Margin traiding (bay’ ‘alal juz’iy) • Short selling (bay’ ‘alal maksyuf) • Judi di pusat-pusat hiburan

• MLM Konvensional & kebiasaan-kebiasaan negatifnya. • Berasuransi secara konvensional (non syariah)

• Money game berkedok MLM dalam produk haji dan umrah (menggunkan sistem piramida, binari atau trinari)

(8)

• Diskosto dalam factoring

• Repo saham dengan rate yang fix • Arisan uang berantai (sistem piramida) • Bursa berjangka Indeks (derivatif) • Bursa komoditi derivatif (spekulasi) • Indeks trading di forex valas

• Indeks trading pada Saham • Menarik pajak perjudian • Kebiasaan pungli

• Kebiasaan pejabat urusan kepangkatan meminta uang tip/adm padahal dia sudah digaji negara untuk tugas itu.

E. Syarat – Syarat ‘Urf Bisa Di Terima Sebagai Dalil Syariah

Para ulama Ushul menyatakan bahwa sutau ‘urf baru dapat dijadikan sebagai salah satu dalil dalam menetapkan hukum Syara’ apabila memenuhi sayarat-syarat sebagai berikut:

1. ‘Urf itu harus berlaku secara umum dalam mayoritas kalangan masyarakat dan keberlakuannya dianut oleh mayoritas masyarakat tersebut, baik itu ‘urf dalam bentuk praktek, perkataan, umum dan khusus.

2. ‘Urf itu memang telah memasyarakat sebelumnya.

3. ‘Urf tidak bertentangan dengan apa yang diungkapkan secara jelas dalam suatu transaksi. Seperti apabila dalam suatu transaksi dikatakan secara jelas bahwa si pembeli akan membayar uang kirim barang, sementara ‘urf yang berlaku adalah si penjuallah yang menanggung ongkos kirim, maka dalam kasus seperti ‘urf tidak berlaku.

4. ‘Urf tidak bertentang dengan nash, sehingga menyebabkan hukum yang dikandung nash tersebut tidak bisa diterapkan. ‘Urf seperti ini tidak dapat dijadikan dalil syara’ karena kehujjahan ‘urf baru bisa diterima apabila tidak ada nash yang mengandung hukum permasalahan yang dihadapi.

(9)

Dalil Sunnah tentang ‘Urf

Para Ulama memperkuat kehujjahan ‘urf dengan hadist Nabi Saw

َق

(

مكاحلاو دمحأ هاور ننسقحق ل

)

إ ا دقنطعإ وقههفق انىسقحق نقوطمهلإسطمهلا ههآرق

امف

Sesuatu yang dipandang oleh orang-orang muslim sebagai sesuatu yang baik, maka di sisi Allah adalah baik. (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

Dari hadist ini disimpulkan bahwa jika segala sesuatu yang dianggap oleh orang-orang muslim sebagai sesuatu yang baik dan dihukumi sebagai sesuatu yang baik pula di sisi Allah. Maka hal tersebut adalah sesuatu yang benar yang bisa diterima.

F. Integrasi Dan Kombinasi ‘Urf Dengan Dalil – Dalil Syariah Lain

’Urf lebih kuat dari qiyas karena ’urf adalah dalil yang berlaku umum dan bukti bahwa sesuatu memang dibutuhkan (Ibn Abidin).

Contoh: sucinya kotoran merpati sesuai ’urf yang terjadi pada mesjid2 bahkan masjid al-haram. Ini tidak bisa diqiyaskan pada korotan ayam.

Perbedaan ’Urf dengan ’Ijma

’Ijma ’Urf

Dasarnya adalah kesepakatan para mujtahid atas suatu hukum syar’i setelah Nabi SAW wafat

Tindakan mayoritas individu baik ’awam maupun ulama dan tidak harus dalam bentuk kesepakatan

Harus berdasarkan dalil Syara Tidak harus berdasarkan dalil Syara

’Ijma ada yang sampai kepada kita dan ada yang tidak

Relatif sama dengan sejarah

Merupakan hujjah yang mesti dilakukan Tidak menjadi hujjah yang harus dilakukan karena ’urf ada yang shahih dan ada yang

bathil

(10)

Ada beberapa kaidah Fikhiyyah yang menurut kami berhubungan dengan ‘urf. di antaranya adalah:

1. Adat itu adalah hukum

2. Apa yang ditetapkan oleh syara’ secara umum tidak ada ketentuan yang rinci di dalamnya dan juga tidak ada dalam bahasa maka ia dikembalikan kepada ‘urfAbdul Hamid Hakim mendasarkan dua kaidah atas ayat:

Suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang bodoh.

3. Tidak dingkari bahwa perubahan hukum disebabkan oleh perubahan zaman dan tempat

4. Yang baik itu jadi ‘urf seperti yang disyaratkan jadi syarat

5. Yang ditetapkan melalui ‘urf seperti yang ditetapkan melalui nash

Tapi perlu diperhatikan bahwa hukum disini bukanlah seperti hukum yang dietapkan melalui Alquran dan Sunnah akan tetapi hukum yang ditetapkan melalui ‘urf itu sendiri.

(11)

H. Kasus – Kasus ‘Urf Kontemporer

1. Kasus Sewa dan ‘urf

Menurut qaidah ini, orang yang menyewa sebuah rumah kontrakan, tidak bertanggung jawab mengeluarkan biaya perbaikan rumah. Karena hal itu menjadi tanggung jawab pemilik rumah.Penyewa (musta’jir) tidak berhimpun padanya 2 hal, 1. Membayar sewa dan 2. Dhaman (membiayai kerusakan rumah)

Namun, dalam kerusakan yang kecil, menjadi kewajiban penyewa, seperti WC tumpat, atap yang bocor kecil, engsel jendela yang tercopot, sesuai dengan adat kebiasaan.

2. Kasus Lainnya

Pembeli dan Penjual lemari es sepakat bahwa barang yang dibeli tersebut tidak menjadi tanggung jawab penjual untruk mengantarnya ke rumah pembeli,Itu kesepakatan mereka, walaupun adat yang berlaku berbeda.

Maka di sini ’urf tidak berlaku, karena berlawanan dengan syarat yang mereka sepakati

1. Adat itu bisa menjadi hukum syara’

اﻟﺜﺎﺑﺖﺑﻟﻌﺮفآﻟﺜﺎﺑﺖﺑﻟﺸﺮعSesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan,

sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan Al-Qur’an)

Syariat)

2. Sesuatu yang ditetapkan oleh kebiasaan (adat), sama seperti sesuatu yang ditetapkan

oleh hukum (lihat pasal 1499 Al-Majallah al-Ahkam).

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun telah di perjanjikan bahwa si penjual tidak akan menanggung suatu apapun, namun ia tetap bertanggung jawab tentang yang berupa akibat dari sesuatu perbuatan yang

Sekalipun demikian, para ahli hukum Islam tetap memberikan definisi yang berbeda, dimana ‘urf dijadikan sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang (kelompok) dan muncul

1) Menangani pelanggaran hukum yang dilakukan para pejabat terhadap rakyatnya, dan segala penimpangan mereka ketika berkuasa. Tugasnya tersebut tidak terbatas hanya menangani

Yang dimaksud perbuatan biasa adalah perbuatan masyarakat dalam masalah kehidupan mereka yang terkait dengan kepentingan orang lain, seperti

Seperti halnya dalam tindak pidana perkosaan Allah juga telah memberikan bekas-bekas yang mereka tinggalkan atas perbuatan mereka sehingga dengan adanya

segala sesuatu produk yang berstatus syubhat, karena telah diterangkan juga dalam Al-Quran bahwasannya Allah telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi produk

2) Sunatur Rasul, mereka telah bermufakat mengikuti sunnah yang mereka Abu bakar bila mengalami peristiwa yang baru, beliau mencarinya dalam memperhatikan Al quran. Jika

1) ‘Urf ‘a>m (adat kebiasaan umum) adalah kebiasaan tertentu yang berlaku secara luas di seluruh masyarakat, di seluruh daerah dan pada waktu tertentu. 69 Misalnya