• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

MAHASISWA PENGUSAHA

DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SKRIPSI

FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ii

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

MAHASISWA PENGUSAHA

DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SKRIPSI

FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(3)

ABSTRAK

FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.

Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah generasi muda yaitu mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa pengusaha IPB dan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, memiliki IPK antara 3,00-3,50, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.Berdasarkan hasil uji Range Spearmandan uji Chi-Square menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang nyata dengan unsur-unsur perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ibu dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha usaha dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan keikutsertaan komunitas bisnis dengan sikap wirausaha.

Kata kunci: kewirausahaan, karakteristik, perilaku, mahasiswa pengusaha

ABSTRACT

Entrepreneurship is essential to the welfare of the community. One of the drivers and the main actors of the youth entrepreneurship is the student. The aims of this study was to analyze the characteristics and behaviors of entrepreneurs IPB students and analyze the relationship between individual characteristics of entrepreneurial behavior. Results showed that characteristics of student entrepreneurs who have the highest behavior are women entrepreneurs, have a GPA between 3.00 to 3.50, the father and mother work as private employees, type of business other than farming, sources of capital grants, operating more than two years, have income more than six million per month, and actively participate in the entrepreneurial community. Based on the range Spearman correlation test and Chi-Square showed that most of the characteristics of the respondents had no real relationship with the elements contained in entrepreneurial behavior. There is a real relation between mother work with an entrepreneurial knowledge, a period of entrepreneurial businesses with the knowledge, period of entrepreneurial businesses with action, and participation of the business community with an entrepreneurial attitude.

(4)

iii RINGKASAN

FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN).

Data BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956 orang. Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan munculnya masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui jalur wirausaha. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, memberdayakan karyawan, dan hidup efisien. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi muda yaitu mahasiswa. Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor tentunya memiliki karakteristik khas dan perilaku yang berbeda dengan wirausaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa mempunyai peran ganda yaitu sebagai seorang akademisi sekaligus sebagai pengusaha.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa pengusaha IPB serta menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi penelitian ini adalah di lingkungan sekitar kampus Institut Pertanian Bogor. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Chi-Square (Khi Kuadrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, mempunyai usaha di bidang pertanian, baru memulai usahanya kurang dari satu tahun, dan aktif ikut serta dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik mahasiswa pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.

Berdasarkan hasil uji korelasi range Spearman dan Chi-Square

(5)

iv

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA

MAHASISWA PENGUSAHA

DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FRANDY TAQWA SUBACHTIAR H34080093

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

v Judul Skripsi : Karakteristik dan Perilaku Wirausaha

Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor

Nama : Frandy Taqwa Subachtiar

NIM : H34080093

Disetujui, Pembimbing

Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(7)

vi PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2013

(8)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Frandy Taqwa Subachtiar, dilahirkan di kota Kediri pada tanggal 13 Februari 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Imam Muchsin dan Ibu Dewi Maryam.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kunjang II Kediri pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Kunjang dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 2 Pare dan lulus pada tahun 2008 kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor. Penulis berhasil diterima menjadi mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008.

Selama masa perkuliahan, penulis telah dikenal sebagai sosok pengusaha muda. Perusahaan yang telah didirikan oleh penulis adalah PENDEKAR GRUP yang merupakan perusahaan dalam bidang sandang kreatif. Beberapa prestasi yang telah diraih penulis berhubungan dengan wirausaha antara lain menjadi juara pertama Bisnis Challange SAKERAH IMAJATIM IPB 2009, menjadi narasumber di RRI Bogor dengan tema “Berwirausaha Saat Mahasiswa, Siapa Takut!”, menjadi pembicara dalam kajian kewirausahaan HIPMA IPB dengan tema “Strategi Mengembangkan Ide dalam Berbisnis dan Pengembangan Kreativitas dalam Usaha”, tulisan berjudul “Kebangkitan Entrepreneurship Negeri ini” dimuat di media online okezone.com pada Februari 2011, dan terakhir diliput oleh tabloid INSPIRASI edisi Januari 2013 sebagai sosok Inspiratif.

Penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai Sekjen LDF FORMASI IPB tahun 2010-2011, sebagai Sekjen HIPMI PT IPB tahun 2012, dan sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan IMAJATIM IPB tahun 2009-2010.

(9)

viii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor”.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut pertanian Bogor serta menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Bogor, Mei 2013

(10)

ix UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis senantiasa mendapatkan kemudahan-kemudahan dari awal penyusunan hingga akhir penyelesaian skripsi ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Suprehatin, SP, MAB selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis.

4. Ir. Popong Nurhayati, MMselaku penguji utama danIr. Wahyu Budi Priatna, Msi selaku dosen penguji perwakilan Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran serta masukan untuk perbaikan skripsi penulis.

5. Ibunda tercinta Dewi Maryam atas segala kasih sayang, semangat, serta doa-doa yang tulus untuk keberhasilan anak-anaknya. Ayahanda tercinta Imam Muchsin atas segala pengajaran tentang kesabaran, keberanian, keuletan, dan semangat hidup yang luar biasa. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah terindah untuk Ayah dan Ibu.

6. Kakak-kakakku yang luar biasa, Nugroho Hadi Ichda Saputra dan Iqlima Dwi kurnia, atas dukungan dan dorongan semangatnya yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga besar PENDEKAR GRUP, khususnya kepada Agung Suryo Wibowo, Firman Raditya, Ivan Noor, Riki Prasetyo, Dani Yoga, Baharudin, dan Azis yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(11)

x Yuris Aprilian, dan semua keluarga besar PPSDMS regional 5 Bogor yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

9. Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB atas bantuan yang telah diberikan dalam penelitian ini.

10. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

11. Keluarga besar mentee YOT Pojok BNI IPB khususnya mas Taufan Akbari yang telah mengajarkan ilmu karakter yang sangat penting bagi pengembangan diri penulis.

12. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.

13. Firman Raditya yang telah bersedia menjadi pembahas seminar penulis. 14. Teman-teman satu lingkaran dan ustadz Hidayat.

15. Teman-teman penghuni kosan sarang rayap khususnya Kahfi dan Affan. 16. Teman-teman pengurus FORMASI FEM IPB.

17. Teman-teman Agribisnis yang luar biasa, khususnya angkatan 45 (Jauhar Samudra, Firman Raditya, Tubagus, Vaudhan, Arifah, Rendi, Elisa, Edwin) dan teman-teman satu gladikarya di Desa Gudangkahuripan (Herawati, Risti, Stefi, dan Junita).

18. Saudara-saudaraku seperjuangan di manapun kalian berada, pengusaha muda yang berjuang untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ingatlah bahwa Allah melihat dan malaikat mencatat segala perjuangan dan pengorbanan kita.

19. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Bogor, Mei 2013

(12)

i

3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan... 9

3.1.2. Karakteristik Individu ... 10

4.4.1. Analisis Statistika Deskriptif ... 17

(13)

ii

6.1.5. Pekerjaan Ibu ... 28

6.1.6. Jenis Usaha ... 30

6.1.7. Sumber Modal Usaha ... 30

6.1.8. Lama Usaha ... 32

6.1.9. Penghasilan Usaha Per Bulan ... 33

6.1.10.Keikutsertaan Dalam Komunitas Wirausaha ... 34

6.2. Perilaku Wirausaha ... 35

6.3. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan Perilaku Wirausaha ... 38

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

7.1. Kesimpulan ... 47

7.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSATAKA ... 49

(14)

iii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian ... 18 2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner ... 21 3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 27 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Fakultas ... 27 5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan IPK ... 28 6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 29 7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Pekerjaan Ibu ... 30 8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Jenis Usaha ... 31 9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Sumber Modal Usaha ... 31 10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Lama Usaha ... 32 11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Penghasilan Usaha ... 33 12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku

Berdasarkan Keikutsertaan dalam Komunitas ... 34 13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden ... 35 14. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-Unsur Perilaku

Wirausaha ... 35 15. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha

(15)

iv DAFTAR LAMPIRAN

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Potensi sumberdaya manusia yang besar merupakan aset bernilai bagi bangsa. Tetapi potensi sumberdaya manusia bisa menjadi sebuah bomerang dan menjadi sumber berbagai permasalahan jika sumberdaya manusia yang ada mempunyai kualitas rendah. Data BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956 orang.1Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan munculnya masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. Pengangguran menjadi masalah yang serius sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menciptakan lapangan kerja baru. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan berusaha menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui jalur wirausaha. Menurut Alma (1999) kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Semangat kewirausahaan di Indonesia telah mencuri perhatian pada periode krisis ekonomi 1997. Selama krisis terjadi, ternyata usaha-usaha kecil menunjukkan ketahanannya bahkan menjadi sabuk pengaman bagi perokonomian bangsa secara kesuluruhan. Fungsi penyelamatan ini bisa dilihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui kegiatan produksi dan distribusi. Hal yang sama juga ditunjukkan ketika dunia mengalami krisis pada penghujung tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang efeknya menjalar ke polosok dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan sebuah survei yang dipublikasikan HSBC pada Januari 2009 menunjukkan bahwa 13 persen usaha kecil menengah Indonesia justru merencanakan menambah pegawai padahal kondisi ekonomi pada waktu itu cenderung menurun.

1

(17)

2 Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para generasi muda yaitu pemuda. Zimmerer dan Scarborough (1998), diacu dalam Riyanti (2003), menggambarkan bahwa usia potensial saat seseorang memulai usaha sendiri adalah pada usia 20-24 tahun yang merupakan kisaran usia mahasiswa. Sebagai intelektual muda, peran mahasiswa di sini sangat penting untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru dan menjadi pelaku utama wirausaha muda negeri ini.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyatakan bahwa hanya 17 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik menjadi wirausahawan. Lulusan sarjana lebih memilih hidup aman dan nyaman dengan mencari kerja. Sadar akan pentingnya kewirausahaan, pemerintah melalui Kemenkop UMKM mendukung inisiatif berbagai pihak dalam mengadakan pelatihan atau pengembangan kewirausahaan, khususnya bagi mahasiswa yang akan lulus dari perguruan tinggi.

Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi negeri juga memahami pentingnya kewirausahaan. Hal ini tercermin pada visi Institut Pertanian Bogor, yaitu “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan”. Visi ini diimplementasikan oleh IPB dengan menyelenggarakan berbagai program dengan tujuan utama mendorong minat mahasiswa menjadi wirausaha muda. Berbagai program baik yang berupa kerja sama dengan pihak lain maupun yang murni diadakan sendiri oleh Institut Pertanian Bogor antara lain adalah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), dan program Pojok Wirausaha BNI dan Young On Top.

(18)

3 akan memajukan perekonomian bangsa dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memiliki karakteristik khas dan perilaku yang berbeda dengan pengusaha lain yang bukan mahasiswa. Hal ini karena mahasiswa pengusaha mempunyai peran ganda. Di satu sisi mahasiswa pengusaha harus menjalankan kewajibannya belajar di kampus, di sisi lain mahasiswa pengusaha harus mampu mengelola bisnis yang dimilikinya. Berbagai hambatan dan tantangan pasti dihadapi para mahasiswa yang telah memilih berwirausaha. Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka para mahasiswa pengusaha. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, bukan berarti mahasiswa pengusaha tidak mempunyai prestasi. Karakter dan perilaku khas yang dimiliki mahasiswa pengusaha akan menjadi objek penelitian yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.

1.2. Perumusan Masalah

(19)

4 Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor? 2. Bagaimana perilaku mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor? 3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha mahasiswa pengusaha

Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusahan masalah yang ada, tujuan penelitian adalah : 1. Mendeskripsikan karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian

Bogor.

2. Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Institut Pertanian Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi terhadap metode pembelajaran kewirausahaan serta pembinaan-pembinaan yang diberikan berkaitan dengan kewirausahaan untuk meningkatkan perilaku wirausaha mahasiswa dan jumlah mahasiswa pengusaha.

2. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana latihan bagi penulis dalam menulis dan menganalisis serta mengaplikasikan konsep-konsep ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

(20)

5 1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(21)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Individu

Menurut Kotler (1980) dalam Ilyas dan Sudarnika (2002), karakteristik individu dapat dikategorikan menjadi dua yaitu demografik dan psikografik. Karakteristik demografi mencakup jenis kelamin, umur, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, ras, agama, kebangsaan, ukuran keluarga, dan tingkat sosial. Sedangkan gaya hidup dan kepribadian merupakan karakteristik psikografik.

Lionberger (1960) dalam Pambudy (1999) menjelaskan bahwa karakteristik individu seseorang meliputi umur, pendidikan, dan karakteristik psikologis. Hijriyah (2004) pada penelitiannya memasukkan umur, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berdagang, lama bekerja, pasokan ayam, dan penerimaan usaha sebagai komponen karakteristik individu responden, sedangkan Yuliantin (2009) memasukkan usia, jenis kelamin, IPK, sifat, dan kepribadian sebagai komponen karakteristik individu.

2.2. Perilaku Wirausaha

Perilaku wirausaha adalah segala kegiatan ekonomi dan bisnis yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan, akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan, pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku wirausaha (Yuliadini 2000).

Wijandi dalam Setiawan (2003) mengemukakan bahwa perilaku wirausaha adalah pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan serta sikap kewaspadaan yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa yang akan datang. Menurut Lunandi dalam Ramanti (2006), perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh material yang tersedia. Oleh karena itu, proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, dan dalam hal tertentu disertai dengan penyediaan material baru.

(22)

7 banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan baik formal maupun non formal, meskipun secara langsung tidak ada kaitan antara pengetahuan atau pendidikan dengan semangat berusaha. Dalam menjalankan usahanyas seorang wirausahawan perlu memiliki beberapa pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya berhasil. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan majunya zaman dan teknologi. Sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang terkini harus didapat dan diikuti untuk kemajuan usahanya.

Pambudy (1999) menjelaskan sikap dasar seorang wirausaha adalah kemauan yang kuat, kemampuan dan kesempatan untuk selalu memperhatikan usahanya. Keterampilan adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Unsur ini berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja.

2.3. Penelitian terdahulu

(23)

8 Azzahra (2009) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis karakteristik dan perilaku mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM). Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan menggunakan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Statistika Deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu responden dengan perilaku wirausahanya. Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan. Sedangkan perilaku wirausaha yang diteliti terdiri dari pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen responden memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi. Pada taraf α 0,05 terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha.

(24)

9

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan

Joewono (2010) dalam bukunya berjudul The Five Arrows of Entrepreneurship, meredifinisi kewirausahaan sebagai sebuah gairah untuk mengembangkan sebuah bisnis baru. Bisnis yang dikembangkan seorang wirausaha tidak hanya bisnis independen yang dimiliki oleh satu orang atau lebih akan tetapi juga bisa berupa bisnis yang dikembangkan dalam sebuah perusahaan atau sering disebut sebagai corporate entrepreneurship.

Sutanto (2002) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap mental yang berani menanggung risiko, berani berdiri di atas kaki sendiri, dan berpikiran maju. Sikap mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Wirausaha adalah seseorang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Hal ini berarti wirausaha harus mempunyai mental mandiri dan berani memulai usaha, mempunyai keyakinan dan percaya diri yang tinggi akan peluang yang ada dan yakin berhasil sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena mereka memegang prinsip bahwa kerugian adalah sebuah faktor yang sepaket dengan kesuksesan. Bahkan, semakin besar risiko suatu bisnis, semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh (Kasmir 2006).

Perhatian besar pada kewirausahaan antara lain tergambar pada World Entrepreneurship Forum ketiga di Lyon, Perancis pada November 2010 menghasilkan rekomendasi yang diberi judul “Shaping The World of 2050” : The

Entrepreneurial Impact. Beberapa rekomendasi dari forum tersebut adalah : 1) Percepatan pengembangan perusahaan inovatif dan hight growth.

(25)

10 mereka, dan menciptakan kondisi saling berbagi pengalaman serta mengembangkan jejaring global inkubator growth. Penyelenggaraan temu bisnis perusahaan multinasional dengan para wirausaha baru juga akan efektif untuk mendorong kewirausahaan.

2) Mendorong kewirausahaan “ Base of the Pyramid (BoP)”.

Kewirausaan bisa ditumbuhkembangkan dengan mempercepat perubahan

mindset warga miskin, menyusun kebijakan pemerintah yang kondusif dan menciptakan inkubator melalui BoP.

3) Mempromosikan lingkungan yang mendorong kewirausahaan di daerah. Kewirausahaan bisa ditingkatkan melalui pengembangan kerja sama riset dengan berbagai pihak terkait, mengangkat duta wirausaha dengan kepala daerah sebagai motor utama.

4) Mengedukasi wirausaha dunia.

Edukasi bisa dilakukan secara optimal dengan merancang sistem akreditasi dan metode pengajaran yang dibutuhkan untuk mempercepat terciptanya wawasan kewirausahaan, mendorong kreatifitas dan keberanian mengambil risiko, mendorong berbagai pihak untuk menghargai kewirausahaan baik dari segi sosial maupun ekonomi.

3.1.2. Karakteristik Individu

Menurut Rakhmat (2001), karakteristik individu adalah ciri yang dimiliki seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, pola tindak, dan pola sikap. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakteristik manusia yaitu faktor personal dan faktor situasional. Robbins (1996) mengemukakan bahwa karakteristik individu terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan kedudukan seseorang.

(26)

11 3.1.3. Perilaku Wirausaha

Hersey dan Blanchard (1992) menyatakan bahwa perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Perilaku adalah semua aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo 2003).

Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap, dan ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Komponen pengetahuan dalam perilaku meliputi awareness dan knowledge terhadap suatu obyek atau fenomena. Komponen sikap mengacu pada liking dan preference, sedangkan komponen keterampilan mengacu pada intention dan actual behaviour terhadap suatu obyek atau fenomena.

Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), maka unsur-unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha.

3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang mengingat-ingat kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ngingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya (Sudjono 1996).

3.1.3.2. Sikap Wirausaha

(27)

12 tingkat tinggi. Sikap merupakan respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus.

Lima pengertian sikap menurut Rakhmat (2001) yaitu: Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari. Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.

3.1.3.3. Tindakan Wirausaha

Tindakan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut. Tindakan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy 1999). Tindakan merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Tindakan wirausaha merupakan perilaku wirausaha yang paling nyata dan mudah diamati. Tindakan dapat menjadi cerminan dari pengetahuan dan sikap seorang wirausaha. Tindakan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam berwirausaha.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

(28)

13 kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan dalam komunitas wirausaha. Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), unsur-unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Gambar 1 di bawah ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor

Masalah Pengangguran di Indonesia, Kewirausahaan merupakan salah satu

solusi mengatasi pengangguran

6. Jenis usaha yang digeluti 7. Sumber modal usaha 8. Penghasilan usaha per bulan 9. Lama usaha

Rekomendasi strategi bagi IPB dalam menerima, mengelola, dan mencetak mahasiswa pengusaha.

(29)

14

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah sekitar kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang mencetak banyak mahasiswa pengusaha. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2012 hingga April 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa keterangan mengenai karakteristik responden dan perilaku wirausahanya yang didapat melalui pengisian kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan yang mengarah kepada pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data sekunder berupa daftar responden yang diperoleh melalui data Direktorat Kemahasiswaan IPB, HIPMI PT IPB, YOT BNI IPB, IPB EC, dan studi literatur baik melalui buku, artikel, maupun internet.

4.3. Populasi dan Sampel

(30)

15 Tabel 1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian

No

Kelompok Populasi Populasi Sampel Sampel diolah 1 Basis data CDA ( WMM dan

PMW )

267 133 103

2 Basis data HIPMI PT IPB 68 56 54

3 Mahasiswa pengusaha di Pojok BNI YOT IPB 2012

50 37 37

4 Mahasiswa pengusaha di IPB

Entrepreneur Community

58 32 32

Jumlah total 443 258 226

Sumber : CDA IPB, HIMPI PT IPB, dan data primer (2012)

Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 258 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling artinya bahwa penetuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Ternyata tidak semua orang dalam kelompok populasi adalah mahasiswa pengusaha. Sehingga peneliti melakukan pengecekan satu persatu terhadap anggota populasi apakah memenuhi kriteria penelitian ataukah tidak. Pengecekan dilakukan secara langsung melalui tatap muka dan telepon. Setelah dilakukan pengecekan, terpilih 258 responden yang akan diberikan kuesioner penelitian. Kuesioner diberikan secara langsung secara tatap muka kepada responden dan melalui email. Sebanyak 32 kuesioner yang dikirim melalui e-mail tidak kembali kepada peneliti karena alasan kesibukan dan alasan sudah lulus dari IPB sehingga tidak masuk dalam kriteria sebagai responden. Akhirnya jumlah keseluruhan kuesioner yang diolah berjumlah 226 kuesioner.

4.4. Data dan Instrumentasi

(31)

16 digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikan 5%. Singarimbun (1989) menyatakan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6.

Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid untuk digunakan dalam penelitian (Lampiran 1). Hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 yaitu sebesar 0,752 untuk pertanyaan pengetahuan wirausaha, 0,784 untuk pertanyaan sikap wirausaha, dan 0,803 untuk pertanyaan tindakan wirausaha. Hal ini berarti semua pertanyaan reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner disebar kepada responden lainnya.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan mulai 6 Mei 2012. Kegiatan ini bertempat di kampus IPB Dramaga dan sekitarnya dengan pengisian kuesioner oleh responden, studi literatu. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu langsung dan pengisian lewat e-mail.

Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis atau yang mengarah kepada tujuan penelitian. Nazir (2005) menjelaskan bahwa setiap pertanyaan merupakan bagian dari hipotesis yang diuji, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa : 1) Pertanyaan tentang fakta

(32)

17 Penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup membatasi jawaban responden. Responden diberi suatu pertanyaan dengan pilihan jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis tanggapannya sendiri. Jenis pertanyaan tertutup lainnya ialah pertanyaan dua pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi responden karena hanya memungkinkan untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak setuju. Pertanyaan tertutup digunakan untuk mengetahui hal-hal yang mempunyai sedikit alternatif jawaban seperti umur, pendapatan, kepunyaan, dan hal lain yang dapat dijawab dengan sedikit alternatif jawaban. Berbeda dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka memberikan pilihan bagi responden untuk memberikan alternatif jawaban yang bermacam-macam. Mereka terbuka dan bebas merespons setiap pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup benar/salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban skala likert lima kategori mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai dan pertanyaan untuk unsur tindakan wirausaha berupa pertanyaan ya/tidak.

4.6. Metode Pengolahan Data

Ada tiga jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Analisis Statistika Deskriptif, Analisis tabel silang, Analisis Korelasi Range Spearman, dan Analisis Korelasi Chi-Square.

4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif dan Tabel Silang

Dalam penelitian ini, Analisis Statistika Deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden dan tabulasi silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.

(33)

rata-18 rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum dari suatu seri pengamatan. Rata-rata hitung dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Nazir (2005), pembagian klasifikasi penilaian untuk pengetahuan, sikap, tindakan, dan perilakau, dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :

�= R

Keterangan:

�= besar interval kelas R = range

k = jumlah interval kelas

Tabel 2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner No Range skor

(34)

19 Analisis tabel silang dilakukan untuk menghubungkan variabel karakteristik dengan variabel perilaku. Dengan melakukan analisis ini, dapat diketahui perbedaan tinggi rendahnya perilaku wirausaha pada masing-masing karakteristik. Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan total skor rata-rata perilaku yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner penelitian.

4.6.2 . Analisis Chi-Square dan Range Spearman

Nazir (2005) menyatakan bahwa uji Chi-square digunakan untuk menguji apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai distribisi yang sama. Secara umum, uji Chi-Square digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi. Sedangkan Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal .

Analisis Korelasi Chi-Square dan Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya. Variabel karakteristik yang berupa data kategori seperti jenis kelamin, fakultas, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha, dan sumber modal dapat dianalisis menggunakan uji Chi-Square.

(35)

20

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor

Cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB) diawali dengan adanya lembaga pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare Landbouw School, Middlebare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische Veeartsen School.

Landbouw Hogenschool dibuka kembali dengan nama Faculteit voor Landbouw-wetwnschappen sebagai kelanjutan Landbouw Hogenschool yang mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan pada tahun 1947. Kemudian

Faculteit voor Landbouw-wetenschappen berubah nama menjadi Fakultas Pertanian UI dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam, dan Kehutanan pada tahun 1950 serta dibentuk jurusan Perikanan Darat pada tahun 1957. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan UI melepaskan diri menjadi Institut Pertanian Bogor pada tanggal 1 September 1963.2

Awalnya IPB hanya terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Perikanan. IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian pada tahun 1964 yang saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Sekolah pascasarjana pertama di Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas Pascasarjana IPB. Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program Pendidikan Pascasarjana dengan terbitnya PP 30/1990.3

Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Sains dan Matematika pada tahun 1981 dan berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 1983. IPB mulai menyelenggarakan Program

2

Tahap Embrional http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step [ diakses pada 16 September 2012]

(36)

21 Diploma Pada tahun 1979 dan menjadi Fakultas Politeknik Pertanian pada tahun 1980. IPB membuka program pendidikan pascasarjana professional setingkat S2 dalam bidang Manajemen Agribisnis pada tahun 1992.

Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2000. IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 154. IPB mulai menerapkan Kurikulum sistem mayor minor karena sesuai dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan kurikulum program pendidikan. Kurikulum ini mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Akhirnya IPB membentuk fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2006.4

5.2. Lokasi Kampus IPB

Institut Pertanian Bogor memiliki lima Kampus yang tersebar di beberapa lokasi yaitu:

1. Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha digunakan sebagai kantor rektorat dan pusat kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3.

2. Kampus IPB Baranangsiang Bogor seluas 11,5 Ha digunakan sebagai pusat kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan pascasarjana eksekutif.

3. Kampus IPB Taman Kencana Bogor seluas 3.4 Ha yang direncanakan untuk pendirian rumah sakit internasional.

4. Kampus IPB Gunung Gede Bogor seluas 14.5 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan manajemen dan bisnis yang dilengkapi dengan techno-park.

5. Kampus IPB Cilibende Bogor seluas 3.2 Ha sebagai pusat kegiatan pendidikan vokasional diploma.

Institut Pertanian Bogor memiliki 385 laboratorium fisik dan 12 Lahan Percobaan untuk membekali keterampilan mahasiswa dalam bentuk "hands on practical training" yang tersebar di daerah Darmaga (33 Ha), Sukamantri (39.13 Ha), Sindangbarang (937 Ha), Pasir Kuda (1.86 Ha), Tajur (20.42 Ha), Babakan (10.51 Ha), Jonggol-Kabupaten Bogor (268.74 Ha), Pasir Sarongge-Cianjur (7.13

4

(37)

22 Ha), Gunung Walat (350 Ha) danPelabuhan Ratu-Sukabumi (5.23 Ha), Ancol-Jakarta (0.2 Ha), Pulau Tinjil-Pandeglang (600 Ha). Terdapat UPT Bahasa dan UPT Lab Terpadu yang digunakan untuk praktikum mahasiswa dan wahana penelitian untuk mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen IPB. Institut Pertanian Bogor memiliki perpustakaan yang terkatagori 5 besar di Indonesia dan dilengkapi dengan IPB electronic library semuanya untuk melayani informasi yang lengkap dan mutakhir kepada mahasiswa. 5

Institut Pertanian Bogor menyediakan asrama mahasiswa bagi mahasiswa tingkat persiapan bersama dengan kapasitas 3000 orang. Di sekeliling kampus terdapat Bank dan ATM, Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track sepeda kampus semuanya untuk mempermudah aktivitas warga IPB. Kampus juga menyediakan Gymnasium, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan Gedung Olah Raga untuk menunjang pengembangan bakat dan minat.

5.3. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor

Visi Institut Pertanian Bogor adalah Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta

berkarakter kewirausahaan”.

Misi Institut Pertanian Bogor adalah :6

1) Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

2) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang.

3) Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

4) Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak asasi manusia.

5

Lokasi Kampus http://ipb.ac.id/about/campus-location [ Diakses pada 16 September 2012]

6

(38)

23 5.4. Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor

Motto Institut Pertanian Bogor adalah “Mencari dan Memberi yang Terbaik.”

Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah:

1) Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.

2) Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat.

3) Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuan/subsidi bagi pendidikan mahasiswa.

4) Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan institut.

(39)

24

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Karakteristik Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor

Karakteristik responden yang akan diteliti pada penelitian ini adalah jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik responden yang diteliti dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Institut Pertanian Bogor yang mempunyai kegiatan bisnis atau yang sedang menjalankan usahanya. Jumlah responden yang diberikan kuesioner berjumlah 258 mahasiswa. Akan tetapi kuesioner yang terkumpul dan diolah sebagai data sebanyak 226 kuesioner. Hal ini disebabkan kendala yang dihadapi saat mengumpulkan kembali kuesioner dari para responden. Sebanyak 12 responden sudah lulus dan sisanya sebanyak 20 responden tidak mengembalikan kuesioner penelitian dengan alasan yang berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.

6.1.1. Jenis Kelamin

(40)

25 Tabel 3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis

Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 Laki-laki 155 83,05 81,30 81,08 245,43

2 Perempuan 71 81,64 82,70 83,07 247,41

Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)

Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Walaupun perbedaan kecil, hal ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mampu mempunyai perilaku wirausaha yang baik. Hal ini karena kemajuan teknologi dan informasi yang sangat canggih, akses informasi yang bisa diakses siapapun tanpa batasan jenis kelamin. Bahkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan mempunyai perilaku yang lebih tinggi dalam sikap dan tindakan. Hasil ini tidak mengherankan, terbukti banyak bermunculan saat ini pengusaha wanita yang sukses. Maraknya bisnis online sangat berpengaruh terhadap gaya dan cara dalam berbisnis. Banyak sekali pelaku bisnis online wanita yang menjual produknya seperti aneka baju muslim, aksesoris wanita, kosmetik, hingga obat-obatan herbal secara online.

6.1.2. Fakultas

Tabel 4 menunjukkan bahwa fakultas teknologi pertanian mempunyai mahasiswa yang berwirausaha paling banyak sebesar 52 orang atau sekitar 23 persen dari total responden. Disusul oleh fakultas ekonomi dan manajemen sebesar 41 orang atau sebesar 18 persen. Fakultas pertanian di urutan ketiga dengan jumlah mahasiswa yang berwirausaha berjumlah 33 orang atau sebesar 15 persen. Fakultas peternakan berjumlah 27 mahasiswa wirausaha atau sebesar 13 persen.

(41)

26 fakultas. Hal ini bisa terjadi karena pada masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh mata kuliah wajib kewirausahaan. Selain itu, iklim kewirausahaan yang tumbuh subur di Institut Pertanian Bogor dengan adanya program-program kewirausahaan seperti seminar, workshop, dan pelatihan kewirausahaan juga mendukung mahasiswa untuk berwirausaha tanpa adanya batasan fakultas.

Tabel 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas No Fakultas Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 Pertanian 34 83,38 81,24 80,15 244,77

Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)

(42)

27 6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Hasil data yang terkumpul menunjukkan bahwa mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang berwirausaha mempunyai prestasi akademik cukup baik. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persentase terbesar sebesar 37,2 persen mahasiswa wirausaha mempunyai IPK antara 2,50 sampai 3,00. Sementara sebanyak 29,2 persen wirausaha mahasiswa mempunyai IPK antara 3,00 sampai 3,50. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan IPK

No IPK Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 < 2,00 1 80,00 76,00 80,00 236,00

2 2,00 – 2,50 33 83,10 80,10 81,00 244,20 3 2,50 – 3,00 84 82,00 81,70 81,50 245,20 4 3,00 – 3,50 66 82,80 82,60 82,60 248,00

5 >3,50 42 83,10 82,30 81,70 247,10

Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai kewirausahaan sudah mulai berubah. Dulu, kewirausahaan atau profesi sebagai wirausaha identik dengan orang yang gagal akademik atau kurang pintar di kelas. Akan tetapi saat ini, wirausaha banyak menjadi pilihan bagi mahasiswa yang juga berprestasi secara akademik di kelas. Hal ini juga merupakan dampak dari gencarnya program-program kewirausahaan yang dilakukan pemerintah dan juga IPB untuk meningkatkan jumlah wirausaha melalui seminar-seminar dan pelatihan bisnis.

(43)

28 6.1.4. Pekerjaan Ayah

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ayah mahasiswa pengusaha IPB adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebesar 35,8 persen, diikuti oleh profesi sebagai pegawai swasta sebesar 27,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa profesi ayah tidak berpengaruh terhadap keputusan mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor untuk mengikuti jejak profesi sang ayah.

Tabel 6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan Ayah

No Pekerjaan Ayah Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 PNS 81 83,60 81,10 81,00 245,70

2 Pegawai Swasta 63 82,40 81,80 82,70 246,90

3 Wirausaha 39 81,50 81,00 81,60 244,10

4 Petani 12 80,00 83,30 75,80 239,10

5 Tidak bekerja 11 82,90 80,40 82,90 246,20

6 Lainnya 20 80,70 82,10 82,70 245,50

Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

Hasil ini menunjukkan bahwa responden ingin melakukan hal yang berbeda dengan memilih profesi yang berbeda dengan profesi sang Ayah. Selain itu, dengan berwirausaha responden ingin merubah kehidupan ke arah yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih besar serta kebebasan dalam mengelola waktu.

(44)

29 6.1.5. Pekerjaan Ibu

Tabel 7 menunjukkan bahwa pekerjaan Ibu responden yang paling besar adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 74 orang atau sebesar 32,7 persen. Disusul kemudian yang tidak bekerja sebanyak 56 orang atau sebesar 24,8 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi keputusan responden untuk mengikuti jejak profesi sang ibu.

Seperti pada karakter pekerjaan ayah, responden memilih berwirausaha karena ingin melakukan hal berbeda yang lebih bermanfaat dengan menciptakan lapangan pekerjaan serta keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan penghasilan yang lebih besar dan kebebasan pengelolaan waktu.

Tabel 7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan .Ibu

No Pekerjaan Ibu Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 PNS 74 82,00 80,80 80,60 243,40

2 Pegawai Swasta

32 83,60 84,30 83,60 251,50

3 Wirausaha 45 80,80 81,50 82,00 244,30

4 Petani 11 85,00 82,30 80,40 247,70

5 Tidak bekerja 56 84,40 81,70 82,30 248,40

6 Lainnya 8 78,80 80,50 80,60 239,90

Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

(45)

30 6.1.6. Jenis Usaha

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari semua fakultas yang ada mempunyai kompetensi dasar dalam ilmu pertanian. Kompetensi dasar ini diberikan sejak awal di waktu Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan ditambah di fakultas masing-masing. Hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi terhadap jenis usaha yang dilakukan oleh mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Selain itu, bidang pertanian memang mencakup bidang yang luas mulai dari pertanian pangan hingga pertanian non pangan, bidang usaha hulu hingga bidang usaha hilir. Tabel 8 menunjukkan bahwa jenis usaha yang dilakukan oleh responden sebagian besar berada di bidang pertanian. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Bidang usaha pertanian adalah bidang usaha luas yang mencakup segala jenis kegiatan bisnis mulai dari hulu sampai kegiatan bisnis hilir. Institut Pertanian Bogor mendirikan fakultas dari A sampai I dalam rangka memberikan kompetensi yang lengkap mulai dari hulu sampai hilir. Masing-masing kompetensi khusus yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peluang bisnis yang dapat dikembangkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.

Tabel 8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Usaha No Jenis Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 Pertanian 134 82,60 81,50 81,30 245,40

2 Non Pertanian

92 82,70 82,10 82,30 247,10

Total/Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

(46)

31 6.1.7. Sumber Modal Usaha

Modal usaha merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan sebuah usaha. Meskipun modal bukanlah syarat utama untuk memulai dan menjalankan usaha, tetapi keterbatasan modal akan menjadi masalah serius bagi pengusaha jika pelaku usaha tidak mengetahui sumber mendapatkan modal tersebut. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Tabel 9 menunjukkan sumber modal yang didapatkan oleh responden.

Sebagian besar responden memperoleh sumber modal dari investor terdekat seperti temen dekat dan keluarga dengan sistem bagi hasil. Jumlah responden dengan pembiayaan investor berjumlah 97 orang atau sebesar 42,9 persen. Responden memilih mendapatkan modal dari investor karena cara ini adalah cara paling mudah untuk mendapatkan modal yang lumayan besar dengan syarat-syarat yang tidak sulit.

Tabel 9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Sumber Modal Usaha

No Sumber Modal Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

(47)

32 Sumber modal kedua dan ketiga berasal dari diri sendiri dan patungan dengan teman atau kolaborasi yaitu sebesar 23 persen dan 21,2 persen. Sebanyak 12,4 persen responden memperoleh modal dari dana hibah. Responden ini adalah mahasiswa yang mengawali usahanya dari keikutsertaan dalam program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW CDA IPB) yang sampai saat ini bertahan dan terus berjalan. Responden dalam kategori ini mempunyai skor rata-rata perilaku tertinggi karena mahasiswa pengusaha yang mengikuti program ini mendapatkan pelatihan secara intensif dari pihak bank mandiri serta adanya mekanisme controling terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Pendanaan usaha melalui lembaga keuangan berada pada urutan yang terakhir, karena mahasiswa mengalami kendala syarat-syarat pendanaan dan administrasi sehingga kucuran dana yang diperoleh mahasiswa dari lembaga keuangan masih sangat sulit.

6.1.8. Lama Usaha

Pengalaman tidak akan bisa dibeli dengan uang. Kata-kata tersebut berarti bahwa pengalaman dalam berusaha sangatlah penting dalam keberhasilan sebuah usaha. Pengalaman dalam berwirausaha dapat diukur dengan lamanya usaha. Semakin lama pelaku usaha menjalankan usahanya, maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang diperoleh tentang bidang usaha yang digeluti. Tabel berikut ini memperlihatkan secara lengkap sebaran responden berdasarakan lama usaha yang dilakukan.

Tabel 10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Lama Usaha

No Lama Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku 1 < 1 tahun 135 80,80 81,50 80,10 242,40 2 1 – 2 tahun 67 84,60 82,20 83,30 250,10 3 >2 tahun 24 86,90 82,40 85,80 255,10

Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

(48)

33 Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebesar 59,7 persen baru memulai usahanya dan masih berjalan kurang dari satu tahun. Sebesar 29,6 persen mahasiswa telah menjalankan usahanya selama rentan waktu satu sampai dua tahun. Sedangkan mahasiswa yang telah menjalankan usahanya selama lebih dari dua tahun sebesar 10,6 persen atau sebanyak 24 orang mahasiswa. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah sebagai pemula dalam bisnis. Masa awal memulai bisnis adalah masa yang paling sulit dalam mendirikan suatu bisnis.

Berdasarkan Tabel 10 terlihat jelas bahwa skor rata-rata perilaku responden mengalami kenaikan sesuai dengan lama usahanya. Semakin lama responden dalam berwirausaha, maka semakin tinggi perilaku wirausahanya. Perbedaan yang sangat jelas terdapat pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku wirausaha responden.

6.1.9. Penghasilan Usaha per Bulan

Besarnya jumlah penghasilan pelaku usaha merupakan salah satu indikator keberhasilan sebuah usaha. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah penghasilan bersih yang diterima oleh pengusaha selama satu bulan. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor juga mempunyai penghasilan yang berbeda-beda jumlahnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan .Penghasilan Usaha per Bulan

No Penghasilan Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku 1 < 1 juta 119 82,50 81,50 81,80 245,80 2 1 juta – 3 juta 61 82,70 82,00 80,70 245,40 3 3 juta – 6 juta 32 82,30 82,20 82,70 247,20

4 >6 juta 14 85,00 82,20 84,20 251,40

Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

(49)

34 adalah pemula dalam bisnis dan baru merintis usahanya kurang dari satu tahun. Merintis usaha bukanlah pekerjaan mudah bahkan pada fase ini diperlukan kesabaran dan keuletan yang lebih. Kadangkala pada fase merintis usaha ini, bukanlah keuntungan yang didapat akan tetapi lebih sering ruginya, beruntung kalau bisa balik modal.

Menjadi seorang wirausaha memiliki daya tarik tersendiri bagi mahasiswa karena potensi menghasilkan keuntungan yang besar. Berdasarkan data pada Tabel 11 sebanyak 14 mahasiswa pengusaha telah mempunya penghasilan cukup besar mencapai angka diatas enam juta. Penghasilan ini dicapai oleh mahasiswa yang mempunyai usaha dengan produk yang telah dikenal dan rata-rata sudah berjalan selama dua tahun.

Skor rata-rata perilaku wirausaha responden cenderung tinggi terhadap responden yang mempunyai penghasilan cukup besar. Kelompok responden yang mempunyai penghasilan usaha lebih dari enam juta per bulan mempunyai perilaku wirausaha tertinggi daripada kelompok penghasilan yang lainnya. Responden yang mempunyai perilaku wirausaha tinggi, mempunyai peluang lebih besar untuk sukses dalam menjalankan bisnis dengan indikator penghasilan usaha per bulan yang besar.

6.1.10. Keikutsertaan dalam Komunitas Wirausaha

(50)

35 Tabel 12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan

.Keikutsertaan dalam Komunitas Wirausaha No Keikutsertaan dalam

komunitas wirausaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku

1 Ikut 139 82,63 82,46 81,94 247,03

2 Tidak ikut 87 82,61 80,67 81,36 244,64

Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05

Sumber : Data Primer (2012)

Dari Tabel 12 terlihat bahwa mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor yang ikut serta dalam komunitas bisnis berjumlah 139 orang mahasiswa atau sebesar 61,5 persen. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang ikut serta dalam komunitas bisnis lebih banyak daripada responden yang tidak ikut serta dalam komunitas bisnis manapun. Seharusnya, semua mahasiswa pengusaha ikut serta aktif dalam komunitas bisnis karena begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan bergabung dalam komunitas bisnis. Mahasiswa pengusaha yang tidak mengikuti komunitas bisnis adalah sebagian dari mahasiswa wirausaha yang mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).

Responden yang ikut serta dalam komunitas bisnis, mempunyai perilaku wirausaha yang lebih tinggi daripada responden yang tidak bergabung dalam komunitas bisnis manapun. Hal ini jelas karena manfaat komunitas yang sangat besar untuk pengembangan diri pengusaha dan kemajuan bisnis pengusaha.

6.2. Perilaku Wirausaha

(51)

36 Tabel 13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden

No Keterangan Rataan Hitung Kategori

1 Pengetahuan Wirausaha 82,62 Sangat tinggi

2 Sikap Wirausaha 81,73 Tinggi

3 Tindakan Wirausaha 81,70 Sangat tinggi 4 Perilaku Wirausaha 246,05 Sangat tinggi

Sumber: Kuesioner Penelitian diolah (2012)

Responden yang merupakan mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor mempunyai perilaku wirausaha yang baik karena mereka sudah benar-benar melakukan kegiatan usaha, mempunyai produk atau jasa komersil yang ditawarkan kepada konsumen, bukan hanya sekedar proposal bisnis atau perencanaan bisnis. Kondisi ini berarti bahwa keberlangsungan usaha mereka sangat bergantung terhadap baik buruknya perilaku mereka dalam menjalankan usahanya.

Tabel 14. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-unsur Perilaku Wirausaha

Kategori

Unsur- unsur Perilaku Wirausaha Perilaku

wirausaha Pengetahuan Sikap Tindakan

N % N % N % N %

Sumber : Kuesioner Penelitian diolah (2012)

Gambar

tabel silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Karakteristik  dan Perilaku
Tabel 1.  Kelompok  Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas
+3

Referensi

Dokumen terkait

(5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) tidak dipenuhi, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Jadi

yang dihasilkan oleh perusahaan dari tiap penjualan tidak dapat menutupi biaya0biaya operasional perusahaan dan tingginya tarif pajak yang dikenakan. Alasan tidak

Dalam proses pembelajaran tak terkecuali pembelajaran Biologi, kehadiran media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, meningkatkan motivasi,

Analisis Fundamental adalah analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksikan nilai dari suatu saham dengan menggunakan data-data keuangan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa tuna grahita ringan dalam pembelajaran matematika pada materi operasi perkalian melalui penggunaan

Pemberian kurkuminoid pada dosis 4 mg kurkuminoid/kg bobot badan memberikan hasil terbaik terhadap kecernaan protein dan pemberian kurkuminoid sampai 12 mg/kg

kadar lipid darah Mus musculus jantan yang diinduksi dengan pakan diet

sejumlah mobil tangki air / hari minggu kamarin memberikan suplai air kepada 4 pedukuhan diwilayah gunungkidul // bantuan yang menjadi program social bank Indonesia ini /