• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendugaan sebaran lama perawatan nasabah asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendugaan sebaran lama perawatan nasabah asuransi"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA)

NOVALIA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakaan bahwa tesis Pendugaan Sebaran Lama Perawatan Nasabah Asuransi (Studi Kasus Asuransi Kesehatan P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2011

Novalia

(3)

Customer (Case Study : Health Insurance P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa

Sejahtera). Under Direction of I MADE SUMERTAJAYA and ANIK

DJURAIDAH.

Health insurance is an insurance product that guarantees health care costs for customers. One of the products is designed specifically for elderly (over 55 years). The elderly often get health problems, because of them often reduce human organs function. This will affect to the increasing claims of customers. Knowledge about the distribution of claims is very important for insurance companies. Kind of claims in this research is length of treatment. Furthermore to study the behavior of the claims may also be used as a model to predict the cost of insurance in the following years. The main purpose of this research is to estimate the costumers claims distribution of P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, as an insurance company that held a special health insurance elderly. Another purpose is to analyze the relationship between groups of the elderly disease with the distribution length treatment of healthy insurance. The data used in the research is length treatment data which collected from 2002 until April 2010 by P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. The length treatment was estimated by discrete, continuous and mixture distribution. The methods that used for test goodness of fit distributions such as quantile-quantile plot, Cramer-van Mises, and chi-square test. The result showed that the fit costumers claims distribution with 8 groups is mixture lognormal distribution.

Keywords : Health insurance, Length of treatment, Chi-square, Quantile-quantile

(4)

NOVALIA. Pendugaan Sebaran Lama Perawatan Nasabah Asuransi Kesehatan (Studi Kasus: Asuransi Kesehatan P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera). Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan ANIK DJURAIDAH.

Pertumbuhan klaim yang lebih besar dari kenaikan premi akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi harus memperhitungkan resiko individual atau kelompok yang dialihkan padanya dengan menetapkan nilai premi berdasarkan perhitungan yang matang. Pengetahuan tentang sebaran dari klaim adalah suatu hal yang sangat penting dalam asuransi. Selain dapat digunakan untuk mempelajari perilaku dari klaim, dapat juga digunakan sebagai model dalam meramalkan biaya asuransi untuk tahun-tahun berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menduga sebaran lama perawatan nasabah dan mengkaji hubungan antara kelompok penyakit lansia dengan sebaran lama perawatan nasabah asuransi kesehatan khusus lansia P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data klaim nasabah asuransi kesehatan khusus lansia yang dikumpulkan dari tahun 2002 sampai dengan bulan april 2010. Jenis klaim asuransi ini berupa lama perawatan, jumlah nasabahnya 1585 orang dengan 2807 klaim dan lama perawatan sebanyak 16416 hari.

Sebaran lama perawatan diduga mengikuti sebaran diskret dan sebaran kontinu. Untuk sebaran diskret, lama perawatan diduga menyebar

binomial-negatif, zero-truncated Poisson dan Poisson Lindley. Metode yang digunakan

untuk menguji kesesuaian data dengan sebaran diskret yaitu metode histogram dan uji khi-kuadrat. Berdasarkan histogram lama perawatan yang dihampiri kurva sebaran Poisson dan sebaran zero-truncated Poisson dapat disimpulkan, data lama perawatan tidak mengikuti ketiga sebaran diskret tersebut. Hal serupa juga terjadi pada uji khi-kuadrat, nilai khi-kuadrat hitung keduanya jauh lebih besar dari nilai

khi-kuadrat tabel artinya data tidak menyebar binomial-negatif, zero-truncated

Poisson dan Poisson Lindley.

Sebaran lama perawatan diduga mengikuti sebaran kontinu, yaitu sebaran eksponensial, sebaran gamma, dan sebaran lognormal. Metode yang digunakan dalam menduga sebaran kontinu ada dua, yaitu metode grafik (histogram dan plot kuantil-kuantil) dan uji kesesuaian sebaran kontinu (Cramer-von Mises, Kolmogorov-Smirnov, Anderson-Darling dan uji khi-kuadrat). Hasil dari uji Cramer-von Mises, Kolmogorov-Smirnov, Anderson-Darling dan uji khi-kuadrat data lama perawatan tidak mengikuti sebaran kontinu manapun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis lainnya seperti melihat hal-hal yang dapat mempengaruhi lamanya perawatan. Dari data yang ada, hal yang berpeluang besar mempengaruhi lamanya perawatan adalah kelompok penyakit lansia. Setelah

dilakukan uji Kruskal-Wallis diperoleh kesimpulan bahwa kelompok –kelompok

penyakit lansia mempengaruhi lama perawatan.

(5)

terdapat pada sebaran lognormal, artinya seluruh kelompok penyakit memiliki kecendrungan menyebar lognormal. Hasil dari pendugaan sebaran dengan plot kuantil-kuantil dan histogram, beberapa kelompok penyakit sesuai dengan sebaran eksponensial, gamma dan lognormal.

Oleh karena itu sebaran lama perawatan per kelompok penyakit akan diduga dengan sebaran campuran gamma dan sebaran campuran lognormal. Sebaran yang sesuai dengan lama perawatan 8 kelompok adalah sebaran campuran lognormal dengan penduga parameter (0.05, 0.24, 0.25, 0.09, 0.09, 0.05, 0.07, 0.16), (6.42, 8.52, 5.91, 7.96, 9.55, 9.40, 9.55, 4.46) dan (7.20, 9.56, 6.63, 8.93, 10.71, 10.55, 10.71, 5.00).

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB

(7)

JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA)

NOVALIA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Statistika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Nama : Novalia

NIM : G151080171

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Dr. Ir. Anik Djuraidah, M.S

Ketua Anggota

Diketahui ,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Statistika

Dr. Ir. Erfiani, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S

(10)

dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul karya ilmiah

ini adalah “ Pendugaan Sebaran Lama Perawatan Nasabah Asuransi Kesehatan

(Studi Kasus: Asuransi Kesehatan P.T. Asuransi Jiwa Bringinjiwa Sejahtera)”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Ir. Anik Djuraidah, M.S. selaku pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, saran dan waktunya. Disamping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Anang Kurnia,S.Si,M.Si selaku penguji luar komisi pada ujian tesis dan seluruh staf Program Studi Statistika.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu, Bapak, kakak,

adik-adik, dan seluruh keluarga terima kasih atas do’a, dukungan dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada teman-teman Statistika dan Statistika Terapan angkatan 2008 atas bantuan dan kebersamaannya.

Penulis menyadari segala keterbatasan yang dimiliki sehingga tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya ilmiah penulis selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2011

(11)

1982 sebagai anak kedua dari lima bersaudara, anak dari pasangan Bapak Haspani Amin, S.H. dan Ibu Yulia.

(12)

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi ... 3

Kelompok Penyakit Lansia di Indonesia ... 3

Sebaran Peluang Diskret ... 4

Sebaran Kontinu ... 6

Sebaran Campuran ... 8

Uji Khi-kuadrat ... 8

Plot Kuantil-kuantil ... 9

Uji Kruskal Wallis ... 10

Metode Pendugaan Parameter Sebaran Campuran ... 11

METODOLOGI PENELITIAN Data ... 13

Metode Analisis Data ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lama Perawatan ... 17

Deskripsi Lama Perawatan per Kelompok Penyakit ... 19

Pendugaan Sebaran Lama Perawatan dengan Sebaran Diskret ... 21

Pendugaan Sebaran Lama Perawatan dengan Sebaran Kontinu ... 31

Perbandingan Kesesuaian Sebaran ... 46

Pendugaan Sebaran Lama Perawatan dengan Sebaran Campuran ... 51

Penerapan Sebaran Lama Perawatan ... 53

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 55

Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(13)

Halaman

1 Absis dan ordinat plot kuantil-kuantil sebarang kontinu ... 10

2 Total klaim berdasarkan jenis kelamin ... 17

3 Deskripsi lama perawatan ... 18

4 Deskripsi lama perawatan per kelompok penyakit ... 19

5 Uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui pengaruh kelompok penyakit .... 21

6 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran binomial-negatif ... 23

7 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran zero-truncated Poisson .... 27

8 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran Poisson Lindley ... 30

9 Penduga parameter sebaran Eksponensial ... 32

10 Nilai-p dan statistik uji sebaran eksponensial ... 32

11 Penduga parameter sebaran Eksponensial untuk lama perawatan masing- masing kelompok penyakit ... 32

12 Nilai-p dan statistik uji kesesuaian sebaran eksponensial untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit ... 36

13 Penduga parameter sebaran gamma... 37

14 Nilai-p dan statistik uji sebaran gamma ... 37

15 Penduga parameter sebaran gamma untuk lama perawatan masing- masing kelompok penyakit ... 38

16 Nilai-p dan statistik uji kesesuaian sebaran gamma untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit ... 41

17 Penduga parameter sebaran lognormal ... 42

18 Nilai-p dan statistik uji sebaran lognormal ... 42

19 Penduga parameter sebaran lognormal untuk lama perawatan masing- masing kelompok penyakit ... 43

20 Nilai-p dan statistik uji kesesuaian sebaran gamma untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit ... 46

21 Nilai khi-kuadrat sebaran diskret ... 47

22 Nilai uji kesesuaian sebaran kontinu ... 47

(14)

masing kelompok penyakit ... 50

26 Penduga parameter sebaran campuran gamma dengan 8 kelompok ... 51

27 Penduga parameter sebaran campuran lognormal dengan 8 kelompok ... 52

28 Nilai uji kesesuaian sebaran campuran ... 53

29 Perkiraan premi dasar per bulan untuk asuransi kesehatan khusus lansia 54

(15)

Halaman

1 Histogram klaim tahun 2002 s.d. April 2010 ... 17

2 Histogram data lama perawatan ... 18

3 Histogram lama perawatan per kelompok penyakit ... 20

4 Histogram data yang dihampiri sebaran binomial-negatif ... 22

5 Kurva binomial-negatif menghampiri histogram per kelompok ... 24

6 Histogram data yang dihampiri sebaran zero-truncated Poisson ... 25

7 Kurva zero-truncated Poisson menghampiri histogram per kelompok . 27 8 Histogram data yang dihampiri sebaran Poisson Lindley ... 28

9 Kurva Poisson Lindley menghampiri histogram per kelompok ... 30

10 Plot kuantil-kuantil dan histogram lama perawatan yang dihampiri sebaran eksponensial ... 31

11 Plot kuantil-kuantil sebaran eksponensial untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit ... 33

12 Histogram lama perawatan masing-masing kelompok penyakit yang dihampiri sebaran eksponensial ... 34

13 Plot kuantil-kuantil dan histogram lama perawatan yang dihampiri sebaran gamma ... 37

14 Plot kuantil-kuantil sebaran gamma untuk lama perawatan masing masing kelompok penyakit ... 39

15 Histogram lama perawatan masing-masing kelompok penyakit yang dihampiri sebaran gamma ... 40

16 Plot kuantil-kuantil dan histogram lama perawatan yang dihampiri sebaran lognormal ... 42

17 Plot kuantil-kuantil sebaran lognormal untuk lama perawatan masing masing kelompok penyakit ... 44

(16)

Halaman

1 Sintax SAS untuk pendugaan parameter zero-truncated Poisson ... 59

2 Sintax Mathlab pendugaan parameter sebaran binomial-negatif ... 60

3 Sintax Mathlab pendugaan parameter sebaran Poisson Lindley ... 61

4 Sintax SAS untuk uji kesesuaian sebaran kontinu ... 62

5 Sintax R untuk uji kesesuaian sebaran lognormal campuran ... 63

(17)

Asuransi merupakan produk jasa keuangan yang berkembang di Indonesia seiring dengan tumbuhnya perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan

persaingan antar perusahaan asuransi semakin kuat. Perusahaan asuransi secara

terus menerus selalu mengembangkan produknya guna memenuhi kebutuhan

masyarakat.

Salah satu produk asuransi yang baru adalah asuransi kesehatan khusus lanjut

usia (lansia). Asuransi kesehatan adalah produk asuransi yang secara khusus

menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika

mereka jatuh sakit. Lansia yaitu kelompok penduduk yang berusia lebih dari 55

tahun. Para lansia sering mengalami gangguan kesehatan, karena pada usia ini

manusia mengalami kemunduran fungsi organ. Hal ini akan berdampak pada

peningkatan klaim yang diajukan nasabah.

Data Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam-LK) menunjukkan klaim industri asuransi nasional pada

tahun 2009 mencapai Rp 54.39 triliun atau naik sebesar 30.84% dibandingkan

tahun 2008. Asuransi kerugian mencatat pertumbuhan klaim pada tahun 2009

mencapai Rp 10.04 triliun atau naik sebesar 36% dibandingkan tahun 2008.

Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatawata mengatakan bahwa

pertumbuhan klaim menguat seiring dengan peningkatan jumlah premi pada tahun

2008. Pertumbuhan klaim yang lebih besar dari kenaikan premi akan berpengaruh

terhadap laba yang diperoleh perusahaan asuransi.

Bila suatu ketika besar modal dan total penerimaan premi lebih kecil dari

klaim yang harus dibayarkan, maka perusahaan asuransi akan mengalami

kerugian. Oleh karena itu, perusahaan asuransi harus memperhitungkan resiko

individual atau kelompok yang dialihkan padanya dengan menetapkan nilai premi

berdasarkan perhitungan yang matang. Perusahaan asuransi menggunakan ilmu

aktuaria untuk menghitung resiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria

menggunakan matematika, terutama statistika dan probabilitas, yang dapat

digunakan untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang

(18)

Pengetahuan tentang sebaran dari klaim adalah suatu hal yang sangat penting

dalam asuransi. Selain dapat digunakan untuk mempelajari perilaku dari klaim,

dapat juga digunakan sebagai model dalam meramalkan biaya asuransi untuk

tahun-tahun berikutnya (Andriani 2004). Menurut Grandell dalam Himawan

(2008) sebaran Poisson secara luas digunakan dalam masalah asuransi terutama

untuk model klaim asuransi.

Klaim asuransi yang dapat diajukan oleh nasabah asuransi kesehatan ada dua

jenis, yaitu rawat jalan (out-patient treatment) dan rawat inap (out-patient

treatment). Pada klaim asuransi rawat inap besarnya biaya yang ditanggung

perusahaan asuransi tidak hanya tergantung pada banyaknya klaim namun sangat

tergantung dengan seberapa lama nasabah asuransi tersebut dirawat di

rumah sakit.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menduga sebaran lama perawatan nasabah asuransi kesehatan khusus lansia

P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera.

2. Mengkaji hubungan antara kelompok penyakit lansia dengan lama perawatan

nasabah asuransi kesehatan khusus lansia P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Asuransi

Asuransi berasal dari kata assurance atau insurance, yang berarti jaminan atau

pertanggungan. Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha

perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab

hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari

suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Beberapa istilah dalam asuransi yaitu:

1. Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh tertanggung guna

mendapatkan perlindungan atas obyek yang dipertanggungkan.

2. Polis adalah dokumen tertulis yang berisi persetujuan antara perusahaan

asuransi dan pemilik polis (tertanggung).

3. Klaim adalah hak tertanggung meminta jaminan/perlindungan kepada pihak

penanggung.

4. Tertanggung adalah seseorang atau badan hukum yang memiliki atau

berkepentingan atas harta benda yang diasuransikan.

5. Penanggung adalah pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung

dan menanggung resiko atas kerugian/musibah yang menimpa harta benda

yang diasuransikan.

Kelompok Penyakit Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menyimpulkan bahwa berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, gangguan

refraksi, ketulian, osteoarthritis banyak ditemukan pada lansia. Penyakit-penyakit

sistem sirkulasi darah, sistem pernafasan dan tuberkulosis paru merupakan

penyebab kematian paling tinggi pada kelompok umur tua. Menurut Aprilianti

(2009), penyakit lansia di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok

(20)

1. Penyakit persendian dan tulang

2. Penyakit kardiovaskuler

3. Penyakit pencernaan

4. Penyakit urogenital

5. Penyakit metabolik

6. Penyakit pernafasan

7. Penyakit keganasan

8. Penyakit lain-lain.

Sebaran Peluang Diskret

Jika gugus semua nilai yang mungkin dari peubah acak X merupakan gugus

terhitung , maka X disebut dengan peubah acak diskret. Sebaran

peluang diskret atau biasa disebut dengan fungsi massa peluang adalah fungsi

f(x) = P (X=x) untuk x = yang mengalokasikan peluang untuk setiap

kemungkinan nilai x .

a. Sebaran Bernoulli

Sebaran Bernoulli adalah sebaran peluang diskret yang ditemukan oleh ilmuan

Swiss yang bernama Jacob Bernoulli. Sebuah percobaan dikatakan mengikuti

sebaran Bernoulli, jika percobaan tersebut mengikuti sifat-sifat sebagai berikut:

1. Percobaannya terdiri atas dua kejadian, yaitu kejadian yang diperhatikan

(sering disebut kejadian berhasil) dan kejadian yang tidak diperhatikan (sering

disebut kejadian gagal).

2. Percobaan hanya dilakukan sekali saja.

Peubah acak X dikatakan menyebar Bernoulli, jika dan hanya jika fungsi massa

peluangnya berbentuk

Nilai harapan dari sebaran Bernoulli adalah E(X) = p dan ragamnya adalah

var(X)= p (1-p) (Herrhyanto & Gantini 2009).

b. Sebaran binomial

Bila percobaan terdiri dari n kejadian yang saling bebas, yang masing-masing

berpeluang p untuk berhasil dan 1 – p untuk gagal. Jika X menyatakan berapa

(21)

acak binom dengan parameter (n,p). Peubah acak Bernoulli adalah peubah acak

binom dengan parameter (1,p). Peubah acak X dikatakan menyebar binomial, jika

dan hanya jika fungsi massa peluangnya berbentuk

P(X=x) =

Nilai harapan dari sebaran binomial adalah E(X) = np dan ragamnya adalah

var(X)= np (1-p) (Nugroho 2008).

c. Sebaran Poisson

Sebaran Poisson diperkenalkan pada tahun 1837 oleh S.D. Poisson. Sebaran

Poisson diperoleh dari sebaran binomial, apabila dalam sebaran binomial berlaku

syarat-syarat sebagai berikut:

1. Banyaknya pengulangan percobaan sangat besar ( n )

2. Peluang terjadinya peristiwa yang diperhatikan mendekati nol (p

3. Perkalian n.p = , sehingga p = (Herrhyanto & Gantini 2009).

Peubah acak X dikatakan menyebar Poisson, jika dan hanya jika fungsi massa

peluangnya berbentuk:

P(X=x) =

Nilai harapan dari sebaran Poisson adalah E(X) = dan ragamnya adalah

var(X)= . Baik nilai harapan maupun ragam keduanya sama dengan , sehingga

ragamnya selalu tergantung pada nilai harapan (nilai tengah). Salah satu ciri dari

pola sebaran Poisson adalah miring ke kanan atau memiliki ekor yang memanjang

ke arah nilai yang besar, dengan bertambah nilai akan terlihat semakin simetris

(Aunuddin 2005).

d. Sebaran zero-truncated Poisson

Sebaran zero-truncated Poisson adalah salah satu bentuk modifikasi dari

sebaran Poisson. Pada sebaran ini diasumsikan tidak mungkin ada pengamatan

yang bernilai nol. Fungsi massa peluang dari sebaran zero-truncated Poisson

yaitu:

(22)

Nilai harapan dan ragam sebaran zero-truncated Poisson adalah

E( dan (1- , (Moye 1991).

e. Sebaran binomial negatif (

Sebaran gamma memiliki fungsi kepekatan peluang

g( dengan α,β > 0. Jika sebaran

Poisson( dimana merupakan nilai dari peubah acak yang menyebar gamma,

maka dihasilkan sebaran Poisson campuran dengan fungsi massa peluang

bersyarat:

(Karlis 2005).

f. Sebaran Poisson-Lindley (p)

Sebaran Lindley memiliki fungsi kepekatan peluang

g( dengan . Jika sebaran Poisson( dimana

merupakan nilai dari peubah acak yang menyebar Lindley maka dihasilkan

sebaran Poisson campuran dengan fungsi kepekatan peluang bersyarat:

=

(Karlis 2005).

Sebaran Kontinu

Peubah acak kontinu adalah suatu peubah acak dengan ruang contoh S yang terdiri dari suatu selang (interval) atau gabungan dari beberapa selang. Sebaran

peluang kontinu atau biasa disebut dengan fungsi kepekatan peluang dari peubah

acak kontinu X adalah F(x) untuk yang bersifat

F(x) = F(X=x) = dt, untuk

a. Sebaran eksponensial

Sebaran eksponensial diperoleh dari sebaran gamma dengan dan

β = Suatu peubah acak kontinu X memiliki sebaran eksponensial dengan

(23)

p(x) = P(X=x) =

Nilai harapan dari sebaran eksponensial adalah E(X) = dan ragamnya adalah

var(X) = (Herrhyanto & Gantini 2009).

b. Sebaran gamma

Peubah acak X dikatakan menyebar gamma, jika dan hanya jika fungsi

memiliki fungsi kepekatan peluang sebagai berikut:

f(x) =

Nilai harapan dari sebaran gamma adalah E(X) = αβ dan ragamnya adalah

var(X)= α (Herrhyanto & Gantini 2009).

c. Sebaran lognormal

Peubah acak X dikatakan menyebar lognormal jika ln (X) menyebar normal.

Fungsi massa peluang sebaran lognormal sebagai berikut:

f(x) =

Nilai harapan dari sebaran lognormal adalah E(X) = exp[ ] dan

ragamnyanya adalah var(X) =

(Krishnamoorthy 2006).

d. Sebaran normal

Pada tahun 1733 Abraham de Moivre mempublikasikan sebaran normal

sebagai pendekatan dari peubah acak binomial. Sebaran normal adalah sebaran

yang paling penting dalam teori peluang dan statistika. Suatu peubah acak X

dikatakan mengikuti sebaran normal dengan rata-rata µ dan simpangan baku

jika memiliki fungsi kepekatan peluang sebagai berikut

f(x) = , ,

Nilai harapan dari sebaran normal adalah E(X) = µ dan ragamnya adalah

var(X)= . Jika sebuah peubah acak Y adalah jumlah dari n peubah acak yang

bebas yang memenuhi pada kondisi-kondisi umum tertentu, maka untuk n yang

(24)

Sebaran Campuran

Sebaran campuran adalah campuran dari beberapa sebaran statistik, dimana contoh berasal dari populasi yang tidak sama (populasi campuran). Misalkan X

adalah peubah acak yang berasal dari ruang contoh Sdan fungsi massa peluang

atau fungsi kepekatan peluangnya adalah sebagai berikut

g(x) = (x ),

dimana 0 i = 1, . . . ,k;

dengan

g(.) adalah fungsi massa atau kepekatan peluang campuran

adalah proporsi subpopulasi ke-i

adalah fungsi massa atau kepekatan peluang subpopulasi

Fungsi massa atau kepekatan peluang subpopulasi tidak harus memiliki

parameter dan sebaran yang sama, namun dalam penelitian ini fungsi massa atau

kepekatan peluang subpopulasi memiliki sebaran yang sama dengan penduga

parameter yang berbeda sehingga fungsi massa atau kepekatan peluang campuran

terbatas menjadi sebagai berikut

g(x| (x ),

dimana = , (Du 2002).

Sebaran campuran dapat digunakan dalam keadaan yang berbeda yaitu:

1. Pada populasi yang diketahui terdapat struktur campuran

2. Pada populasi yang belum diketahui struktur campurannya.

Pada keadaan pertama, struktur campuran diketahui sehingga tujuannya adalah

menduga sebaran masing-masing subpopulasi dan proporsinya. Pada keadaan

kedua, tujuannya adalah mengklasifikasikan data ke dalam

subpopulasi-subpopulasi berdasarkan peluang akhir (McLachlan dan Basford 1988).

Uji Khi-Kuadrat

Uji khi-kuadrat digunakan untuk menguji kesesuaian sebaran data dengan

sebaran diskret. Jika data yang digunakan besar, maka uji khi-kuadrat dapat

digunakan untuk menguji kesesuaian sebaran kontinu. Hipotesis pada uji

(25)

Ho: data mengikuti sebaran yang diinginkan

: data mengikuti sebaran lainnya

Uji kesesuaian (Goodness of Fit-Test) antara frekuensi teramati dengan frekuensi

harapannya didasarkan pada statistik uji sebagai berikut:

dengan

: frekuensi data yang diamati

: frekuensi harapan dari data yang diamati

n : banyaknya kelas data yang diamati

d : banyaknya parameter sebaran

Dengan tingkat signifikansi , hipotesis nol akan ditolak jika

(Krishnamoorthy 2006).

Plot Kuantil-Kuantil

Tujuan dari pembuatan plot kuantil-kuantil adalah memeriksa kesesuaian pola

sebaran data terhadap pola sebaran teoritik dengan cara membandingkan antara

kuantil yang didasarkan pada data (kuantil empirik) dan kuantil dari sebaran

tertentu (kuantil teoritik). Penetapan nilai kuantil dapat dilakukan jika data

diurutkan dari nilai terkecil ke nilai terbesar. Kuantil didefenisikan sebagai

berikut:

Q( = y(i), untuk i = 1,2, . . ., n

= , dimana a = 0,

Plot kuantil empirik yaitu plot antara nilai y(i) dengan fraksi . Plot kuantil

teoritik yaitu plot antara Q( ) dan . Plot kuantil-kuantil adalah plot antara y(i)

dan Q( ). Absis dan ordinat pada plot kuantil berbeda-beda tergantung sebaran

yang akan didekati. Absis dan ordinat pada plot kuantil-kuantil sesuai dengan

masing-masing sebaran yang akan didekati, seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Pola pencaran dalam plot yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk bahwa

sebaran data dapat didekati oleh sebaran teoritik (Aunudin 1989; Chambers et.al

(26)

Tabel 1. Absis dan ordinat plot kuantil-kuantil sebaran kontinu

Sebaran absis ordinat

Eksponensial y(i) -log

Gamma y(i) (

Lognormal y(i) exp(

Normal y(i)

Weibull y(i) log(-log

Uji Kruskal-Wallis

Uji Kruskal-Wallis diperkenalkan pada tahun 1952 oleh W.H. Kruskal dan

W.A. Wallis. Uji Kruskal-Wallis sama dengan uji F dalam rancangan acak

lengkap. Perbedaanya, rancangan acak lengkap memerlukan asumsi bahwa data

menyebar normal, sedangkan uji Kruskal-Wallis tidak memerlukannya. Berikut

ini hipotesis pada uji Kruskal-Wallis:

Ho: nilai tengah kelompok penyakit lansia sama

: minimal ada satu nilai tengah kelompok penyakit lansia yang berbeda

dengan yang lainnya.

Statistik ujinya sebagai berikut:

H = - 3(N+1)

dengan

: banyaknya lama perawatan dalam kelompok penyakit lansia ke-i

: jumlah lama perawatan dari rangking i

N : jumlah total lama perawatan =

k : banyaknya kelompok penyakit lansia

Dengan tingkat signifikansi , hipotesis nol akan ditolak jika H > .

Jika nilai-nilai pengamatan pada data banyak yang sama, maka statistik uji

harus disesuaikan. Statistik uji yang telah disesuaikan adalah

(27)

dengan

t adalah banyaknya nilai pengamatan yang sama dalam sekelompok penyakit

N adalah jumlah total lama perawatan = (Daniel 1989).

Metode Pendugaan Parameter Sebaran Campuran

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menduga parameter, antara lain

metode momen, metode bayes dan kemungkinan maksimum. Pendugaan

parameter yang digunakan untuk menduga parameter sebaran campuran adalah

metode kemungkinan maksimum dan metode EM (Expectation Maximation).

Metode kemungkinan maksimum adalah suatu metode yang paling baik untuk

memperoleh sebuah parameter tunggal. Menurut Hogg dan Craig (2005), dengan

memisalkan masing-masing peubah acak yang saling bebas dengan

sebaran yang memiliki fungsi kepekatan peluang f(x; ) dimana 0≤ 1, dan

adalah ruang contoh. Fungsi kepekatan peluang bersama dari

adalah L( yang disebut juga

sebagai fungsi kemungkinan.

Andaikan dicari fungsi sederhana dari yaitu (

sehingga = u ( membuat fungsi kemungkinan L maksimum untuk

semua . Statistik u( disebut penduga kemungkinan maksimum

dari yang dinotasikan dengan = u( .

Menurut Dimitri Karlis (2005) seringkali untuk pendugaan parameter

dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum tidak bisa secara

langsung karena datanya tidak lengkap, untuk itu dapat digunakan algoritma EM

(Expectation Maximation). Algoritma EM adalah suatu algoritma yang sangat

handal untuk pendugaan parameter dari fungsi kemungkinan pada data yang tidak

teramati seperti yang terdapat pada sebaran campuran (Dempster 1997). Ada dua

tahap dalam menggunakan algoritma EM yaitu tahap E(Expectation) dan tahap M

(Maximation). Dalam tahap E mencari nilai harapan penduga parameter dan pada

(28)

Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari P.T. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. Data ini merupakan data klaim

nasabah asuransi kesehatan khusus lansia dengan jenis klaim rawat inap yang

dikumpulkan dari tahun 2002 sampai dengan bulan april 2010. Jumlah nasabah

sebanyak 1585 nasabah dengan 2807 klaim dan lama perawatan 16416 hari, usia

nasabah lebih dari 55 tahun.

Metode Analisis Data

Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif

Pada tahap pertama ini akan dideskripsikan data lama perawatan secara

keseluruhan dan data lama perawatan per kelompok penyakit. Data

dikelompokkan berdasarkan kelompok penyakit lansia di Indonesia, kemudian

mengkaji hubungan antara kelompok penyakit lansia dengan sebaran lama

perawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis ragam dengan 8 kelompok penyakit lansia dianggap

sebagai perlakuan.

b. Menguji asumsi-asumsi yang harus dipenuhi analisis ragam yaitu uji

kenormalan, keaditifan dan kehomogenan.

c. Melakukan transformasi dan menguji kembali asumsi-asumsi analisis

ragam.

d. Melakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Kruskal-Wallis. Jika pada

tahap analisis deskriptif diperoleh kesimpulan bahwa kelompok penyakit

mempengaruhi lama perawatan maka akan diduga sebaran lama perawatan

secara keseluruhan dan sebaran lama perawatan per kelompok penyakit.

2. Pendugaan sebaran

Pendugaan sebaran dibagi menjadi dua yaitu pendugaan sebaran dengan

(29)

Langkah-langkah pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran diskret

sebagai berikut:

a. Menduga parameter sebaran diskret.

b. Menghitung nilai peluang sebaran diskret.

c. Menghitung nilai frekuensi harapan sebaran diskret.

d. Membuat dan menghampiri histogram dengan pendekatan kurva

sebaran diskret.

e. Melakukan uji kesesuaian sebaran dengan uji khi-kuadrat.

f. Menentukan sebaran yang sesuai dengan sebaran lama perawatan

berdasarkan histogram dan nilai khi-kuadrat.

Langkah-langkah pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran kontinu

sebagai berikut:

a. Membuat dan menghampiri histogram data dengan pendekatan kurva

sebaran kontinu.

b. Membuat plot kuantil-kuantil untuk masing-masing sebaran kontinu.

Membuat plot kuantil-kuantil untuk sebaran normal dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

(1). Mengurutkan data dari yang terkecil sampai data yang terbesar

y(1), . . . ,y(i), . . ., y(n).

(2). Menghitung nilai untuk setiap y(i) yaitu = .

(3). Menghitung nilai untuk setiap p(i) yaitu = .

(4). Membuat plot antara y(i) dengan yang merupakan plot

kuantil-kuantil.

c. Menghitung nilai statistik dari uji kesesuaian sebaran kontinu.

d. Menentukan sebaran yang sesuai dengan sebaran lama perawatan

berdasarkan histogram, plot kuantil-kuantil dan nilai statistik uji.

3. Perbandingan kesesuaian sebaran

Membandingkan sebaran yang sesuai dengan lama perawatan secara

keseluruhan dan lama perawatan per kelompok penyakit.

4. Pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran campuran.

Langkah-langkah pendugaan lama perawatan dengan sebaran campuran sebagai

(30)

a. Membuat plot sebaran campuran.

b. Menentukan nilai parameter awal suatu sebaran ( .

c. Menduga nilai parameter dari sebaran campuran.

d. Melakukan uji kesesuaian sebaran yaitu uji khi-kuadrat.

5. Penerapan sebaran lama perawatan untuk memperkirakan nilai premi yang

(31)

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kla

im

Jumlah nasabah yang mengikuti asuransi kesehatan khusus lansia sebanyak

1585 nasabah, terdiri dari 899 nasabah laki-laki dan 686 nasabah perempuan.

Asuransi ini banyak diikuti oleh nasabah laki-laki daripada nasabah perempuan.

Hal ini sebanding dengan banyaknya klaim yang diajukan, klaim nasabah laki-laki

sebanyak 1626 klaim dengan lama perawatan 9761 hari dan klaim nasabah

perempuan sebanyak 1181 klaim dengan lama perawatan 6655 hari, untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Total klaim berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Nasabah Klaim Lama Perawatan(hari)

Laki-Laki 899 1626 9761

Perempuan 686 1181 6655

Total 1585 2807 16416

Asuransi kesehatan lansia ini merupakan asuransi kelompok yang dimulai

sejak tahun 2002 sampai dengan saat ini, namun data yang digunakan dalam

penelitian ini sampai dengan april 2010. Klaim yang diajukan nasabah dari tahun

ke tahun selalu menunjukkan peningkatan seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Histogram klaim tahun 2002 sampai dengan april 2010

Jumlah klaim yang diajukan nasabah asuransi dari tahun 2002 sampai dengan

tahun 2010 selalu menunjukkan suatu peningkatan. Pada tahun 2002, klaim yang

diajukan nasabah sebanyak 26 klaim, tahun 2003 sebanyak 64 klaim, tahun 2004

sebanyak 136 klaim, tahun 2005 sebanyak 229 klaim, tahun 2006 sebanyak 284,

2003

(32)

tahun 2007 sebanyak 414 klaim, tahun 2008 sebanyak 609 klaim, tahun 2009

sebanyak 850 klaim dan tahun 2010 sebanyak 195 klaim. Peningkatan jumlah

klaim dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya usia nasabah asuransi

kesehatan lasia tersebut.

Salah satu cara yang digunakan dalam menduga sebaran lama perawatan

adalah dengan melihat kesesuaian histogram data dengan histogram sebaran

tertentu. Histogram dan deskripsi lama perawatan nasabah asuransi yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 3.

Gambar 2 Histogram data lama perawatan

Tabel 3 Deskripsi lama perawatan

Deskripsi Nilai

Jumlah nasabah 1585

Jumlah lama perawatan 16416

Rata-rata lama perawatan 10.3571

Ragam 122.94

Standar deviasi 11.0879

Kemiringan 2.8826

Keruncingan 11.3023

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata lama perawatan nasabah asuransi

lansia adalah 10 hari, sedangkan rata-rata lama perawatan pasien di rumah sakit

adalah 6 hari (Jamal dan Hestining 2000). Hal ini menunjukkan bahwa nasabah

asuransi kesehatan khusus lansia sebagian besar menderita penyakit-penyakit

berat sehingga memerlukan waktu perawatan yang lebih lama dari biasanya.

0 50 100 150 200

1 4 7 10131619222528313437414448555968737790

fre

ku

e

n

(33)

Deskripsi Lama Perawatan per Kelompok Penyakit

Penyakit pada lansia dikelompokkan menjadi delapan kelompok penyakit yaitu (1) kelompok penyakit persendian dan tulang, (2) kelompok penyakit

kardiovaskuler, (3) kelompok penyakit pencernaan, (4) kelompok penyakit

urogenital, (5) kelompok penyakit metabolik, (6) kelompok penyakit pernafasan,

(7) kelompok penyakit keganasan dan (8) kelompok penyakit lain-lain. Jumlah

nasabah, jumlah lama perawatan, rata-rata lama perawatan, ragam, standar

deviasi, kemiringan dan keruncingan lama perawatan untuk masing-masing

kelompok penyakit dapat dilihat pada Tabel 4. Histogram lama perawatan untuk

masing-masing kelompok penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 4 Deskripsi lama perawatan untuk masing-masing kelompok penyakit

Deskripsi Kelompok Penyakit

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah nasabah 101 524 446 189 229 114 165 279

Jumlah lama

perawatan 684 4875 2782 1572 2302 1144 1594 1463

Rata-rata

lama perawatan 6.77 9.30 6.24 8.32 10.05 10.04 9.66 5.24

Ragam 27.18 73.05 34.23 36.82 77.01 115.61 119 22.79

Standar deviasi 5.21 8.55 5.85 6.07 8.78 10.75 10.93 4.77

Kemiringan 1.69 2.61 3.89 1.54 2.15 2.97 2.92 2.69

Keruncingan 3.33 9.67 20.26 2.43 5.83 12.26 11.95 9.79

Rata-rata lama perawatan tertinggi disebabkan penyakit metabolik yaitu

sebesar 10.05 dan rata-rata lama perawatan terendah disebabkan penyakit

persendian dan tulang yaitu sebesar 5.24. Jumlah klaim tertinggi disebabkan oleh

penyakit kardiovaskuler dan jumlah klaim terendah disebabkan oleh penyakit

persendian dan tulang. Klaim tertinggi disebabkan kelompok penyakit

kardiovaskuler, namun rata-rata lama perawatan tertinggi disebabkan kelompok

penyakit pernafasan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah klaim dan lama

perawatan tidak selalu berbanding lurus.

Untuk mengetahui pengaruh kelompok penyakit terhadap lama perawatan

dilakukan uji nonparametrik Kruskal-Wallis. Uji ini digunakan karena

asumsi-asumsi analisis ragam tidak terpenuhi walaupun berbagai upaya transformasi telah

(34)

0

1 3 5 7 9 1113151719232630

0

1 3 5 7 9 11131520222830

(35)

Tabel 5 Uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui pengaruh kelompok penyakit terhadap lama perawatan

Kelompok N Median Rata-Rata

Ranking Z

1 101 6 964.7 -1.03

2 524 7 1145.9 5.47

3 446 5 885.7 -5.59

4 189 6 1129.7 1.62

5 229 7 1207.6 4.99

6 114 6 1136.3 2.09

7 165 6 1055.0 0.70

8 279 4 751.0 -8.30

Overall 2047 1024.0

H = 133.92 DF = 7 P = 0.000

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai H sebesar 133.92, sedangkan

= 12.0170. Nilai H > , artinya hipotesis ditolak atau minimal

ada satu nilai tengah kelompok penyakit lansia berbeda dengan yang lainnya.

Kelompok penyakit lansia mempengaruhi lama perawatan nasabah

asuransi kesehatan.

Pendugaan Sebaran Lama Perawatan dengan Beberapa Sebaran Diskret Sebaran lama perawatan secara keseluruhan maupun per kelompok penyakit akan diduga dengan beberapa sebaran diskret, antara lain:

Sebaran Binomial Negatif

Peluang nasabah asuransi mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi

sangat kecil, oleh karena itu sebaran Poisson secara luas sering digunakan dalam

masalah asuransi terutama untuk model klaim asuransi (Grandell dalam Himawan

2008). Sebaran Poisson merupakan suatu bentuk sebaran yang peluang

kejadiannya sangat kecil dan bergantung pada interval waktu. Ciri lain dari

sebaran Poisson adalah nilai ragamnya sama dengan nilai rata-rata. Berdasarkan

deskripsi data lama perawatan secara keseluruhan maupun lama perawatan per

kelompok penyakit, nilai ragam lebih besar dari rata-rata lama perawatan sehingga

lama perawatan diduga dengan sebaran binomial-negatif.

Tahap awal dari pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran

(36)

binomial-negatif diperoleh dengan cara memaksimumkan nilai harapan ke fungsi

kemungkinan dari data lama perawatan yang dilakukan secara iteratif (berulang).

Nilai penduga parameter untuk sebaran binomial negatif adalah = 13.94 dan

= 1.34. Langkah selanjutnya menghampiri histogram lama perawatan dengan

kurva sebaran binomial negatif, seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4 menunjukkan bahwa puncak histogram lama perawatan lebih tinggi

daripada puncak kurva sebaran binomial-negatif. Frekuensi lama perawatan

dengan frekuensi sebaran binomial negatif terlihat berbeda. Pada lama perawatan

1 – 6 hari frekuensi lama perawatan jauh lebih besar dari frekuensi sebaran

binomial-negatif, sedangkan pada lama perawatan 7 – 20 hari frekuensi lama

perawatan lebih kecil dari frekuensi sebaran binomial-negatif. Berdasarkan

histogram, lama perawatan tidak mengikuti sebaran binomial-negatif.

Pendugaan sebaran secara grafik di atas perlu didukung oleh uji kesesuaian

sebaran. Uji kesesuaian sebaran binomial-negatif yang digunakan adalah uji

khi-kuadrat. Nilai khi-kuadrat sebaran binomial-negatif untuk data lama perawatan

ini adalah = 3.64E+17, sedangkan nilai khi-kuadrat tabelnya adalah

= 80.23. Nilai > , artinya hipotesis ditolak, sebaran

lama perawatan tidak mengikuti sebaran binomial-negatif.

Gambar 4 Histogram lama perawatan yang dihampiri kurva sebaran binomial-negatif

Histogram lama perawatan per kelompok penyakit yang dihampiri dengan

sebaran binomial-negatif dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5,

kelompok penyakit 1,3,4 dan kelompok penyakit 8 diduga mengikuti sebaran

binomial negatif. Jarak antara frekuensi lama perawatan dan frekuensi sebaran

0 50 100 150 200

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 41 44 48 55 59 68 73 77 90

fr

eku

en

si

(37)

binomial-negatif pada keempat kelompok penyakit ini lebih berdekatan daripada

jarak antara frekuensi lama perawatan dan frekuensi sebaran binomial-negatif

pada kelompok penyakit 2,5,6 dan kelompok penyakit 7.

Penduga parameter dan nilai khi-kuadrat sebaran binomial-negatif per

kelompok penyakit dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 terlihat bahwa

dengan nilai α = 5% nilai khi-kuadrat hitung untuk seluruh kelompok penyakit

lebih dari nilai khi-kuadrat tabel, artinya hipotesis ditolak lama perawatan

untuk setiap kelompok penyakit tidak menyebar binomial-negatif.

Pendugaan sebaran binomial-negatif dengan histogram dan uji khi-kuadrat

menghasilkan keputusan yang berbeda. Berdasarkan histogram lama perawatan

kelompok penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 mengikuti sebaran

binomial-negatif, namun berdasarkan uji khi-kuadrat tidak satupun dari ke delapan lama

perawatan yang mengikuti sebaran binomial-negatif. Nilai khi-kuadrat pada

kelompok penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 lebih kecil dibandingkan nilai

khi-kuadrat kelompok penyakit lainnya, tetapi nilai khi-kuadrat untuk kelompok

penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 lebih besar dari nilai khi-kuadrat tabel.

Jadi lama perawatan ke delapan kelompok penyakit tidak mengikuti sebaran

binomial-negatif.

Tabel 6 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran binomial-negatif untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok penyakit

Penduga

Parameter Derajat

bebas Khi-kuadrat

1 9.4 1.39 21 1480.233205

2 12.71 1.37 41 8.77E+11

3 8.63 1.38 27 593798429.2

4 11.54 1.39 23 3136.8599

5 13.76 1.37 32 36105812.35

6 13.52 1.35 25 2.20601E+14

7 12.91 1.34 31 1.09E+15

(38)

0

1 3 5 7 9 1113151719232630

0

1 3 5 7 9 11131520222830

(39)

Sebaran zero-truncated Poisson

Menurut Grandell dalam Himawan (2008) sebaran Poisson secara luas

digunakan dalam masalah asuransi terutama untuk model klaim asuransi. Klaim

pada asuransi kesehatan khusus lansia ini berupa lama perawatan di rumah sakit,

sehingga untuk klaim sebanyak 0 hari tidak teramati. Oleh karena itu lama

perawatan diduga dengan sebaran sebaran zero-truncated Poisson.

Tahap awal dari pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran

zero-truncated Poisson adalah menduga parameter. Dengan menggunakan metode

maksimum likelihood diperoleh penduga parameter sebaran zero-truncated

Poisson yaitu = 10.34. Langkah selanjutnya menghampiri histogram lama

perawatan dengan kurva sebaran zero-truncated Poisson, seperti yang terlihat

pada Gambar 6.

Gambar 6 menunjukkan bahwa, puncak kurva sebaran zero-truncated Poisson

jauh lebih tinggi daripada puncak histogram lama perawatan. Pada lama

perawatan 1 – 6 hari frekuensi lama perawatan jauh lebih besar dari frekuensi

sebaran binomial-negatif, sedangkan pada lama perawatan 7 – 18 hari frekuensi

lama perawatan lebih kecil dari frekuensi sebaran zero-truncated Poisson. Jarak

antara frekuensi lama perawatan dengan frekuensi sebaran zero-truncated Poisson

besar. Berdasarkan histogram, lama perawatan tidak mengikuti sebaran

zero-truncated Poisson.

Gambar 6 Histogram lama perawatan yang dihampiri kurva

sebaran zero-truncated Poisson

0 50 100 150 200 250

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 41 44 48 55 59 68 73 77 90

fr

e

ku

e

n

si

Lama Perawatan

f

(40)

Pendugaan sebaran secara grafik di atas perlu didukung oleh uji kesesuaian

sebaran. Uji kesesuaian sebaran zero-truncated Poisson yang digunakan adalah

uji khi-kuadrat. Nilai khi-kuadrat sebaran zero-truncated Poisson untuk data lama

perawatan ini adalah = 1.23E+48, sedangkan nilai khi-kuadrat tabelnya

adalah = 81.38. Nilai > , artinya hipotesis ditolak,

sebaran lama perawatan tidak mengikuti sebaran zero-truncated Poisson.

Histogram lama perawatan per kelompok penyakit yang dihampiri dengan

sebaran zero-truncated Poisson dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7

menunjukkan bahwa kelompok penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 diduga

mengikuti sebaran zero-truncated Poisson. Jarak antara frekuensi lama perawatan

dan frekuensi sebaran zero-truncated Poisson pada keempat kelompok penyakit

ini lebih berdekatan daripada jarak antara frekuensi lama perawatan dan frekuensi

sebaran zero-truncated Poisson pada kelompok penyakit 2,5,6 dan kelompok

penyakit 7.

Penduga parameter dan nilai khi-kuadrat sebaran zero-truncated Poisson per

kelompok penyakit dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 terlihat bahwa

dengan α = 5% nilai khi-kuadrat hitung untuk seluruh kelompok penyakit lebih

dari nilai khi-kuadrat tabel, artinya hipotesis ditolak lama perawatan untuk

masing-masing kelompok penyakit tidak menyebar zero-truncated Poisson.

Tabel 7 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran zero-truncated Poisson

untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok penyakit Penduga

parameter derajat bebas

Khi-kuadrat hitung

1 6.76 22 15091607

2 9.3 42 9.84E+30

3 6.23 28 7516.531

4 8.32 24 1674.801

5 10.05 33 2878.756

6 10.03 26 3.95E+36

7 9.66 32 1.98E+39

8 5.22 22 3.69E+11

Pendugaan sebaran zero-truncated Poisson dengan histogram dan uji

(41)

perawatan kelompok penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 mengikuti sebaran

zero-truncated Poisson, namun berdasarkan uji khi-kuadrat tidak satupun dari ke

delapan lama perawatan yang menyebar zero-truncated Poisson. Nilai

khi-kuadrat pada kelompok penyakit 1, 3, 4 dan kelompok penyakit 8 lebih kecil dari

nilai kuadrat kelompok penyakit lainnya, namun lebih besar dari nilai

khi-kuadrat tabel. Jadi lama perawatan ke delapan kelompok penyakit tidak

mengikuti sebaran zero-truncated Poisson.

(a) (b)

Kurva sebaran zero-truncated Poisson yang menghampiri

(42)

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

x 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 40 43 46 50 57 67 70 75 87

fr

e

ku

e

n

si

lama perawatan Sebaran Poisson-Lindley

Tahap awal dari pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran Poisson- Lindley adalah menduga parameter. Pendugaan parameter pada sebaran Poisson-

Lindley diperoleh dengan cara memaksimumkan nilai harapan ke fungsi

kemungkinan dari data lama perawatan yang dilakukan secara iteratif (berulang).

Nilai penduga parameter untuk sebaran Poisson-Lindley adalah .

Langkah selanjutnya menghampiri histogram lama perawatan dengan kurva

sebaran Poisson-Lindley, seperti yang terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8 menunjukkan bahwa, puncak histogram lama perawatan lebih tinggi

daripada puncak sebaran binomial negatif. Pada lama perawatan 2 – 8 hari

frekuensi lama perawatan jauh lebih besar dari frekuensi sebaran Poisson-Lindley,

sedangkan pada lama perawatan lainnya frekuensi lama perawatan lebih kecil dari

frekuensi sebaran Poisson-Lindley. Jarak antara frekuensi lama perawatan dan

frekuensi sebaran Poisson-Lindley terlihat besar. Berdasarkan histogram, lama

perawatan tidak mengikuti sebaran Poisson-Lindley.

Gambar 8 Histogram lama perawatan yang dihampiri kurva sebaran Poisson-Lindley

Pendugaan sebaran secara grafik di atas perlu didukung oleh uji kesesuaian

sebaran. Uji kesesuaian sebaran Poisson-Lindley yang digunakan adalah uji

khi-kuadrat. Nilai khi-kuadrat sebaran Poisson-Lindley untuk data lama perawatan ini

adalah = 3211.54, sedangkan nilai khi-kuadrat tabelnya adalah

= 81.34. Nilai > , artinya hipotesis ditolak, sebaran lama

(43)

Histogram lama perawatan per kelompok penyakit yang dihampiri dengan

sebaran Poisson-Lindley dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan Gambar 9,

sebaran lama perawatan pada kelompok penyakit 1, 4, dan kelompok penyakit 8

diduga mengikuti sebaran Poisson-Lindley karena pola histogram lama perawatan

ketiga kelompok penyakit tersebut menyerupai kurva sebaran Poisson-Lindley.

Sedangkan, histogram lama perawatan pada kelompok penyakit 2, 3, 5, 6 dan

kelompok penyakit 7 tidak mengikuti sebaran Poisson-Lindley.

Penduga parameter dan nilai khi-kuadrat sebaran Poisson-Lindley per

kelompok penyakit dapat dilihat pada Tabel 8. Dari Tabel 8 terlihat bahwa

dengan α = 5% nilai khi-kuadrat hitung untuk seluruh kelompok penyakit lebih

dari nilai khi-kuadrat tabel, artinya hipotesis ditolak lama perawatan untuk

setiap kelompok penyakit tidak mengikuti sebaran Poisson-Lindley.

Pendugaan sebaran dengan histogram dan uji khi-kuadrat menghasilkan

keputusan yang berbeda. Berdasarkan histogram lama perawatan kelompok

penyakit 1, 4, dan kelompok penyakit 8 mengikuti sebaran Poisson-Lindley,

namun berdasarkan uji khi-kuadrat tidak satupun dari ke delapan lama perawatan

yang mengikuti Poisson-Lindley. Nilai khi-kuadrat pada kelompok penyakit 1, 4,

dan kelompok penyakit 8 lebih kecil dibandingkan nilai khi-kuadrat kelompok

penyakit lainnya, tetapi nilai khi-kuadrat untuk kelompok penyakit 1, 4 dan

kelompok penyakit 8 lebih besar dari nilai khi-kuadrat tabel. Jadi lama perawatan

ke delapan kelompok penyakit tidak mengikuti sebaran Poisson-Lindley

Tabel 8 Penduga parameter dan khi-kuadrat sebaran Poisson-Lindley untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok

penyakit Penduga parameter derajat bebas Khi-kuadrat

1 0.26 22 31.37

2 0.2 42 450.37

3 0.29 28 730.58

4 0.22 24 47.60

5 0.18 33 102.24

6 0.18 26 1486.95

7 0.19 32 2608.31

(44)

(a) (b)

(45)

Pendugaan Sebaran Lama Perawatan dengan Beberapa Sebaran Kontinu Berdasarkan deskripsi data pada pembahasan sebelumnya diketahui nilai kemiringan data lama perawatan secara keseluruhan maupun lama perawatan per

kelompok penyakit selalu lebih dari nol, hal ini menunjukkan lama perawatan

tidak mengikuti sebaran normal karena nilai kemiringan pada sebaran normal

adalah nol. Oleh karena itu, sebaran lama perawatan akan diduga dengan sebaran

kontinu, antara lain:

Sebaran Eksponensial

Pendugaan sebaran lama perawatan dengan sebaran kontinu dilakukan dengan

metode grafik, yaitu plot kuantil-kuantil dan histogram. Peduga parameter

sebaran eksponensial = 8.02. Plot kuantil-kuantil dan histogram lama

perawatan yang telah dihampiri sebaran eksponensial dapat dilihat pada Gambar

10. Berdasarkan Gambar 10 (a), pola pencaran titik-titik pada plot kuantil-kuantil

sebaran eksponensial membentuk garis lurus, namun lebih banyak titik-titik yang

berada di atas garis lurus. Sehingga sebaran lama perawatan tidak mengikuti

sebaran eksponensial. Berdasarkan Gambar 10 (b), pada lama perawatan 1 – 3

hari kurva sebaran eksponensial jauh di atas histogram lama perawatan,

sedangkan pada lama perawatan 4 – 7 hari histogram lama perawatan jauh di atas

kurva sebaran eksponensial. Hal ini menandakan ada perbedaan yang jauh antara

frekuensi lama perawatan dan frekuensi sebaran eksponensialnya. Jadi

berdasarkan histogram, sebaran lama perawatan tidak mengikuti sebaran

eksponensial.

(a) (b)

(46)

Selanjutnya akan dilihat salah satu bentuk pemeriksaan kesesuaian sebaran

yang lebih formil yaitu berupa uji hipotesis. Dalam literatur ada beberapa bentuk

uji kesesuaian sebaran seperti uji Kolmogorov-smirnov, uji Cromer-von mises, uji

Anderson-Darling dan uji khi-kuadrat. Penduga parameter sebaran eksponensial

dapat dilihat pada Tabel 9. Pendugaan sebaran eksponensial dilakukan dengan

melihat nilai-p dan statistik ujinya. Nilai-p dan statistik uji sebaran eksponensial

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 9 Penduga parameter sebaran eksponensial

Penduga parameter Nilai

8.02

mean 8.02

standar deviasi 8.02

Tabel 10 Nilai-p dan nilai statistik uji sebaran eksponensial

Uji Derajat bebas Statistik uji Nilai-p

Kolmogorov-Smirnov 0.1342 <0.001

Cromer-von Mises 4.6575 <0.001

Anderson Darling 32.9096 <0.001

Khi-kuadrat 17 241.9576 <0.001

Tabel 10 menunjukkan bahwa seluruh nilai-p lebih kecil dari α.= 0.05 yang

artinya hipotesis ditolak. Lama perawatan tidak mengikuti sebaran

eksponensial. Tahap selanjutnya, pendugaan sebaran lama perawatan per

kelompok penyakit dengan sebaran eksponensial. Penduga parameter sebaran

eksponensial untuk masing-masing kelompok penyakit dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11 Nilai penduga parameter sebaran eksponensial untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok Penyakit

Penduga parameter 1 2 3 4 5 6 7 8

6.77 9.30 6.24 8.20 10.05 10.03 9.66 5.24

mean 6.77 9.30 6.24 8.20 10.05 10.03 9.66 5.24

(47)

Plot kuantil-kuantil sebaran eksponensial untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit (a) kelompok penyakit 1, (b) kelompok penyakit 2, ( c ) kelompok penyakit (3), (d) kelompok penyakit 4, (e) kelompok penyakit 5, (f) kelompok penyakit 6 (g)kelompok penyakit 7, (h) kelompok penyakit 8

(48)

Curve: Exponential(Theta=0 Scale=6.77)

(49)

Gambar 11 menunjukkan bahwa pola pencaran titik-titik pada plot

kuantil-kuantil sebaran eksponensial kelompok penyakit 1, 2, 5, 6 dan kelompok penyakit

7 membentuk garis lurus. Pada plot kuantil sebaran eksponensial kelompok

penyakit lainnya titik-titik terlihat menjauhi garis lurus. Pola pencaran titik-titik

dalam plot kuantil-kuantil yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk bahwa

sebaran lama perawatan kelompok penyakit 1, 2, 5, 6 dan kelompok penyakit 7

mengikuti sebaran eksponensial.

Berdasarkan histogram lama perawatan yang terdapat pada Gambar 12, kurva

sebaran eksponensial menghampiri histogram lama perawatan kelompok penyakit

5, 6 dan kelompok penyakit 7 dengan baik. Jarak antara frekuensi lama perawatan

kelompok penyakit 5, 6 dan kelompok penyakit 7 dengan frekuensi sebaran

eksponensial terlihat kecil. Hal ini menunjukkan sebaran lama perawatan

kelompok penyakit 5, 6 dan kelompok penyakit 7 menyebar eksponensial.

Pemeriksaan kesesuaian sebaran lama perawatan per kelompok penyakit

selanjutnya yaitu berupa uji hipotesis (Tabel 12). Pada kelompok penyakit 7

nilai-p yang diperoleh yaitu 0.035, hampir mendekati α.= 5% . Nilai-p ketujuh

kelompok penyakit lainnya jauh lebih kecil dari alpha. Hal ini menandakan

hipotesis ditolak, artinya lama perawatan per kelompok penyakit tidak

mengikuti sebaran eksponensial.

Plot kuantil-kuantil, histogram dan uji hipotesis menhasilkan keputusan yang

berbeda-beda. Pendugaan sebaran dengan histogram memiliki kelemahan karena

hanya mengandalkan kejelian penglihatan sehingga membutuhkan dukungan uji

hipotesis. Uji hipotesis tidak peka terhadap adanya pencilan, sedangkan kelebihan

dari plot kuantil-kuantil adalah mampu mendeteksi adanya pencilan (Aunuddin

1989). Berdasarkan hal di atas, sebaran lama perawatan kelompok penyakit 1, 2,

3, 4, 5, 6, dan kelompok penyakit 8 tidak menyebar eksponensial karena nilai-p

pada ketujuh kelompok penyakit tersebut jauh lebih kecil dari α = 0.05. Nilai-p

pada pada kelompok 7 hampir mendekati α = 0.05 dan plot kuantil-kuantilnya membentuk garis lurus, sehingga kelompok penyakit 7 diduga mengikuti sebaran

eksponensial. Nilai-p pada kelompok penyakit 7 yang tidak melebihi alpha

(50)

Tabel 12 Nilai-p dan statistik uji kesesuaian sebaran eksponensial untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok

penyakit Uji

Derajat

bebas Statistik uji Nilai-p

1 Kolmogorov-Smirnov 0.2161 <0.001

Cromer-vonMises 0.7353 <0.001

Anderson Darling 4.5489 <0.001

Khi-kuadrat 6 33.4971 <0.001

2 Kolmogorov-Smirnov 0.1859 <0.001

Cromer-vonMises 2.7776 <0.001

Anderson Darling 17.9814 <0.001

Khi-kuadrat 10 136.8172 <0.001

3 Kolmogorov-Smirnov O.2562 <0.001

Cromer-vonMises 5.7868 <0.001

Anderson Darling 32.9713 <0.001

Khi-kuadrat 11 236.7628 <0.001

4 Kolmogorov-Smirnov 0.2430 <0.001

Cromer-vonMises 1.7633 <0.001

Anderson Darling 10.6116 <0.001

Khi-kuadrat 9 66.2848 <0.001

5 Kolmogorov-Smirnov 0.1750 <0.001

Cromer-vonMises 1.2129 <0.001

Anderson Darling 7.9457 0.010

Khi-kuadrat 7 18.4254 <0.001

6 Kolmogorov-Smirnov 0.1707 <0.001

Cromer-vonMises 0.5220 <0.001

Anderson Darling 3.4214 <0.001

Khi-kuadrat 6 18.0879 0.006

7 Kolmogorov-Smirnov 0.0983 0.013

Cromer-vonMises 0.2505 0.035

Anderson Darling 1.8477 0.014

Khi-kuadrat 6 19.3891 0.004

8 Kolmogorov-Smirnov 0.1845 <0.001

Cromer-vonMises 1.5235 <0.001

Anderson Darling 10.0777 <0.001

Khi-kuadrat 9 53.0702 <0.001

Sebaran Gamma

Penduga parameter sebaran gamma dapat dilihat pada Tabel 13. Plot

kuantil-kuantil dan histogram lama perawatan yang telah dihampiri sebaran gamma dapat

(51)

pada plot kuantil-kuantil sebaran gamma membentuk garis lurus, sehingga

sebaran lama perawatan mengikuti sebaran gamma. Gambar 13 (b) menunjukkan

bahwa puncak dari histogram lama perawatan berada jauh di atas kurva sebaran

gamma. Jarak antara frekuensi lama perawatan dengan frekuensi dari sebaran

gamma jauh. Berdasarkan metode histogram lama perawatan tidak mengikuti

sebaran gamma.

(a)

Gambar 13 Plot kuantil-kuantil (a) dan histogram lama perawatan yang dihampiri kurva sebaran gamma (b)

Tabel 13 Penduga parameter sebaran gamma

Penduga parameter Nilai

1.63 4.91

mean 8.02

standar deviasi 6.27

Tabel 14 Nilai-p dan statistik uji sebaran gamma

uji Derajat bebas Statistik uji Nilai-p

Kolmogorov-Smirnov 0.11 <0.001

Cromer-von Mises 4.2693 <0.001

Anderson Darling 24.0122 <0.001

Khi-kuadrat 16 407.3785 <0.001

Tabel 14 menunjukkan bahwa seluruh nilai-p lebih kecil dari α = 0.05 yang

artinya hipotesis ditolak. Lama perawatan tidak mengikuti sebaran gamma.

Tahap selanjutnya, pendugaan sebaran lama perawatan per kelompok penyakit

(52)

dengan sebaran gamma. Penduga parameter sebaran gamma untuk

masing-masing kelompok penyakit dapat dilihat pada Tabel 15. Plot kuantil-kuantil dan

histogram lama perawatan per kelompok penyakit dapat dilihat pada Gambar 14

dan Gambar 15.

Tabel 15 Penduga parameter sebaran gamma untuk lama perawatan masing-masing kelompok penyakit

Kelompok Penyakit

Penduga parameter 1 2 3 4 5 6 7 8

2.01 1.71 2.17 2.26 1.77 1.43 1.16 1.74

3.36 5.43 2.87 3.67 5.68 7.02 8.34 3.02

mean 6.77 9.30 6.24 8.32 10.05 10.04 9.66 5.24

standar deviasi 4.77 7.11 4.23 5.53 7.56 8.95 8.98 3.97

Gambar 14 menunjukkan bahwa pola pencaran titik-titik pada plot

kuantil-kuantil sebaran gamma kelompok penyakit 1, 2, 4, 5 dan kelompok penyakit 6

membentuk garis lurus. Pada plot kuantil-kuantil sebaran gamma kelompok

penyakit lainnya titik-titik terlihat menjauhi garis lurus. Pola pencaran titik-titik

dalam plot kuantil-kuantil yang membentuk garis lurus menjadi petunjuk bahwa

sebaran lama perawatan kelompok penyakit 1, 2, 4, 5 dan kelompok penyakit 6

mengikuti sebaran gamma.

Berdasarkan histogram lama perawatan yang terdapat pada Gambar 15, kurva

sebaran gamma menghampiri histogram lama perawatan kelompok penyakit 1, 5,

6 dan kelompok penyakit 7 dengan baik. Jarak antara frekuensi lama perawatan

kelompok penyakit 1, 5, 6 dan kelompok penyakit 7 dengan frekuensi sebaran

gamma kecil. Hal ini menunjukkan sebaran lama perawatan kelompok penyakit

1, 5, 6 dan kelompok penyakit 7 menyebar gamma.

Pemeriksaan kesesuaian sebaran lama perawatan per kelompok penyakit

selanjutnya yaitu berupa uji hipotesis (Tabel 15). Kedelapan kelompok penyakit

memunyai nilai-p yang lebih kecil daripada α = 5%, tetapi nilai-p pada kelompok

penyakit 1 hampir mendekati alpha. Hasil dari pendugaan sebaran dengan

histogram dan plot kuantil-kuantil menyatakan lama perawatan kelompok

(53)

penyakit 1 memiliki kecendrungan menyebar gamma, sedangkan lama perawatan

kelompok penyakit lainnya tidak mengikuti sebaran gamma.

(54)

Curve: Gamma(Theta=0 Shape=1.71 Scale=5.43)

Gambar

Gambar 1  Histogram klaim tahun 2002 sampai dengan april 2010
Gambar 3    Histogram lama perawatan masing-masing kelompok penyakit, (a) kelompok penyakit 1, (b) kelompok penyakit 2, ( c ) kelompok  penyakit 3, kelompok penyakit 4, kelompok penyakit 5, kelompok penyakit 6, kelompok penyakit 7, dan kelompok penyakit 8
Gambar 5        Kurva sebaran Binomial-negatif yang menghampiri histogram lama  perawatan  (a) kelompok penyakit 1, (b) kelompok penyakit 2, ( c )   kelompok penyakit (3), (d) kelompok penyakit 4,  (e) kelompok  penyakit 5, (f) kelompok penyakit 6 (g) kelompok penyakit 7, (h) kelompok penyakit 8
Gambar 7   Kurva sebaran  zero-truncated Poisson yang menghampiri histogram lama perawatan  (a) kelompok penyakit 1, (b) kelompok penyakit 2,( c ) kelompok penyakit (3), (d) kelompok penyakit 4,  (e) kelompok penyakit 5, (f) kelompok penyakit 6 (g) kelompok penyakit 7, (h) kelompok penyakit 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar kakak dapat membuat jam dengan baik, maka dia harus membuat sudut yang membentuk jam 10.00, besar sudut tersebut adalah ....

Pengguna Anggaran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buol dengan ini mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa dilingkungan Pemerintah Kabupaten Buol

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji beberapa parameter populasi yakni hubungan panjang berat, parameter pertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi ikan lohan di Waduk

5 Halaman Beranda Melihat informasi halaman utama dari sistem Halaman Beranda belum terlihat Menuliskan alamat localhost untuk mengakses sistem di bar web browser

[r]

Indosat, Tbk di Indonesia melalui analisis peramalan sebagai landasan perencanaan pemasaran, (2) Mengetahui apakah program dan paket Matrix BlackBerry yang ditawarkan mampu

Seberapa besar pengaruh repressive kontrol (pengendalian setelah terjadi penyimpangan) dalam pengendalian bangunan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya terhadap efektivitas

Saran untuk pembaca, mengingat Kompas.com sebagai media online yang independen, hendaknya pema- haman teks–teks yang terdapat dalam pemberitaan tentang media lokal dan