• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA (JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA (JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJA SAMA (JUSTICE COLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya)

Oleh :

Nama : Briliant Novan Aldriantoro NIM : 08400239

FAKULTAS HUKUM

(2)

2

PENULISAN HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJA SAMA (JUSTICE COLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Surabaya)

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum

Oleh :

Nama : Briliant Novan Aldriantoro NIM : 08400239

FAKULTAS HUKUM

(3)

3

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA(JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

(Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur) Disusun dan diajukan Oleh:

Briliant Novan Aldriantoro Nim: 08400239

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal: Januari 2015

DOSEN PEMBIMBING

MENGETAHUI

(4)

4

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN HUKUM

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA(JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

(Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur) Disusun dan diajukan Oleh:

Briliant Novan Aldriantoro Nim: 08400239

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji Ujian Penulisan Hukum Pada tanggal: 7 Februari 2015

SUSUNAN MAJELIS PENGUJI

Anggota Majelis

Mengetahui

(5)

5

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Briliant Novan Aldriantoro

NIM : 08400239

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tugas Akhir Penulisan Hukum dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA

(JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA DALAM

(6)

6

2. Apabila ternyata didalam Tugas Akhir Penulisan Hukum Ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur Plagiasi, saya bersedia Tugas Akhir Penulisan Hukum ini DIGUGURKAN dan GELAR YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas Akhir Penulisan Hukum ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, Januari 2015 Yang menyatakan,

(7)

7

Ungkapan Pribadi:

Makin tegas dan tanpa ampun kamu menghakimi diri sendiri, makin

adil dan baik hati kamu saat menghakimi orang lain.

Motto:

“orang –

orang yang gagal dibagi

menjadi dua; yaitu mereka yang

berpikir gagal padahal tidak

pernah melakukannya, dan

mereka yang melakukan

kegagalan dan tak pernah

memikirkannya”

(8)

8

UNGKAPAN PRIBADI

Alhamdulillahirrobbil’alamiin, dengan ditulisnya lembar pengesahan ini

maka telah sampailah penulis pada sebuah titik awal puncak keinginan dan harapan yang penulis sekeluarga impikan. Penulis menyadari bahwa semua ini tidak dapat terjadi tanpa Rahmat dan Berkah dari Allah S.W.T yang senantiasa menuntun hamba – Nya menuju arah yang lebih baik, serta para pihak yang selalu mendukung penulis, yaitu :

1. Penulis berterimakasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua, untuk Papa dan Mama yang dari dulu sabar mendidik dan mensupport baik fisik maupun rohani dan materi yang tak sedikit serta memberikan curahan kasih sayangnya yang tulus kepada penulis yang sesungguhnya tidak sama dengan orang normal lainnya. Terima kasih telah selalu mendukung pilihan penulis dan mengoreksi serta memberi masukan, skripsi ini untuk kalian.

2. Selanjutnya terimakasih kepada pembimbing I Bayu Dwiwiddy Jatmiko, SH., M.Hum. yang telah sangat teliti dan tulus membimbing penulis dalam penyusunan skripsi sebagai Tugas Akhir. Terimakasih telah banyak memberikan ilmu kehidupan yang sangat bermanfaat, dan akan penulis selalu ingat.

3. Terimakasih kepada Moh. Najih, SH,. M. Hum. sebagai Pembimbing II telah memberikan bimbingan dengan sabar agar skripsi ini dapat selesai dengan baik.

(9)

9

5. Terimakasih juga kepada Trimustika yang selalu tak kenal lelah memberikan dorongan dan dukungan dengan caranya sendiri saat penulis merasa jengkel, jenuh, bosan, dan pesimis dengan proses penyusunan Skripsi ini dan walaupun terkadang sering berujung pertengkaran tetapi selalu tak kenal lelah ada disampingku, skripsi ini dan khususnya aku bukan apa-apa tanpa hadirmu.

6. Terimakasih kepada teman-teman (M. Riskal Kunio, Angkik Catur Putra, Fikki Ardilla, Prima Surya, Angela Merici, Putri Arimbi, Bayu Risdar Pranata, Rafael Maulana Malik Ibrahim, Abu Bakar, Muhda Rosyadi, Deddy Herwanto, Adi Firmansyah, Aris Bibin) dan seluruh teman-teman selama perkuliahan semester 1 hingga 12 yang mohon maaf apabila tidak dapat disebutkan satu persatu, namun kalian akan selalu menjadi bagian tersendiri di hati penulis dan tak akan pernah bisa terlupakan, life starts here because all of you.

(10)

10

KATA PENGANTAR

AlhamdulillaahiRobbil’alamin Puji syukur Penulis panjatkan kepada

ALLAH S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA (JUSTICE COLLABORATOR) ATAS KESAKSIANNYA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur). Sholawat serta salam selalu tertuju kepada Rasulullah Muhammad SAW, pembawa Rahmat alam semesta

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan Strata-1 (S1) dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

Dalam penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Suharno dan Ibu Tri Puji Lestari selaku orang tua dari penulis atas

do’a, dukungan, motivasi dan kesabaran untuk mendidik dan memberikan

curahan kasih sayangnya yang tulus kepada penulis, terimakasih telah selalu mendukung dan mengarahkan pilihan penulis.

2. Bapak Muhadjir Effendi, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Haris Thofly, SH.,M.Hum. selaku dosen wali penulis.

(11)

11

6. Bapak Moh. Najih, SH.,M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat selesai. 7. Bapak dan Ibu dosen, serta para pegawai Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang yang turut mendukung segala urusan perkuliahan dan administrasi penulis selama mengikuti perkuliahan.

8. Trimustika Sari yang selalu tak bosan memberikan dorongan dan dukungan dengan caranya sendiri kepada penulis demi skripsi ini dan tak kenal lelah menemani.

9. Terimakasih kepada teman-teman (M. Rizkal Kunio, Angkik Catur Putra, Fiki Ardila,Helmi Budiman,Prima Surya Adifa, Rafael Maulana Malik Ibrahim, Putri Arimbi) dan seluruh teman-teman yang mohon maaf apabila tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulisan ini telah dilaksanakan dengan cermat dan telah dibimbing oleh dosen yang berkompeten. Oleh karenanya penulisan ini layak untuk di ajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum.

Malang, Januari 2015

(12)

12

DAFTAR ISI

Sampul Dalam ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pengesahan setelah ujian ... iii

Surat Pernyataan ... iv

A. Tinjauan Umum Tentang Justice Collaborator ... 13

1.Pengertian Justice Collaborator ... 13

2.Justice Collaborator menurut peraturan perundang - undangan ... 14

3. Kedudukan Justice Collaborator dalam proses pembuktian ... 18

B. Tinjauan Umum Tentang Pelaku Dan Saksi ... 19

1.Pengertian Pelaku pelaku tindak pidana ... 19

2.Jenis-jenis Pelaku tindak pidana ... 21

3.Pengertian Saksi dalam tindak pidana ... 23

4.Jenis - Jenis Saksi dalam tindak pidana ... 24

C. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum ... 30

1. Pengertian Perlindungan Hukum ... 30

2. Perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama... 33

3. Faktorperlindungan hukum Bagi Justice Collaborator ... 34

(13)

13

D. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Korupsi ... 39

1. Pengertian Tindak Pidana ... 39

2. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ... 41

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

B. Perlindungan Hukum Terhadap Justice Collaborator ... 46

1. Justice Collaborator Dalam Pandangan Hukum DI Indonesia ... 46

2. Landasan hukum Justice Collaborator ... 48

3. Perlindungan Hukum Bagi Justice Collaborator ... 55

4. Kriteria Dan Syarat Justice Collaborator ... 58

5. Bentuk Perlindungan Hukum ... 59

6. Kendala Perlindungan Hukum Justice Collaborator ... 69

7. Konsep Perlindungan Hukum Justice Collaborator ... 82

BAB IV PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

Daftar Pustaka ... 88

(14)

14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1, Surat Tugas TA

2. Lampiran 2, Kartu Kendali Bimbingan TA

3. Lampiran 3, Berita acara dan daftar hadir peserta seminar proposal TA 4. Lampiran 4, Surat keterangan penyelesaian observasi dan pengambilan

(15)

15

DAFTAR PUSTAKA

LITERATUR

Abdul Wahid & M. Irfan, 2001. Perlindungan Terhadap Korban Kejahatan,Bayu Media, Malang.

_______,, 2010. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Rajawali Pers, Jakarta.

Adami Chazawi, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Alumni, Bandung, 2008

Andi Hamzah,2010,Hukum Acara Pidana Indonesia,Sinar Grafika, Jakarta.

Anwar Usman & Am. Mujahidin,2011, Justice Collaborator Dalam Perdebatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Varia Peradilan, Edisi Maret, Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI), Jakarta.

Firman Wijaya, 2012, Whistle Blower Dan Justice Collaborator Dalam Perspektif Hukum,Penaku,Jakarta.

Lexy J Moleong, 2005, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Penerbit, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Soeharto,2007,Perlindungan Hak Tersangka, Terdakwa Dan Korban Tindak Pidana Terorisme Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Refika Aditama, Bandung.

Muhadar (et.al.,) 2009, Perlindungan Saksi dan Korban Dalam Sistem Peradilan Pidana, Cv. Putra Media Nusantara, Surabaya.

Muslan Abdurrahman, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Penerbit UMM Press, Malang

Peter Mahmud & Marzuki,2005,Penelitian Hukum, Prenada Media,Jakarta.

Soerjono Soekanto, Efektifitas Hukum Dan Peranan Sanksi, Penerbit Remadja Karya Cv, Bandung, 1985.

(16)

16

Perundang–Undangan

Undang–Undang Dasar Republik Indonesia Amandemen Ke- 4 1945 Undang – Undang No 8 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana

Undang–Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi Dan Korban. Surat Edaran Mahkamah Agung No 04 Tahun 2011 Tentang Perlakuan Bagi

Pelapor Tindak Pidana (Wisthle Blower) Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Justice Collaborator) Dalam Tindak Pidana Tertentu

Peraturan Bersama Tentang Perlindungan Bagi Pelapor, Saksi Pelapor Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama, No.1 Tahun 2011, No.4 Tahun 2011

Makalah/ Jurnal

Tesis. 2009. Bambang Haryono SH. Kebijakan Formulasi Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Narkoba Di Indonesia. Fakultas Hukum. Universitas Diponegoro. Semarang.

Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban, Kesaksian, Penguatan, Kewenangan Lpsk Mendesak, Edisi No. 2, Humas Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban, 2012.Peraturan Bersama Ketua Lpsk, Kpk, Kapolri, Menkumham Dan Kejagung Tentang Perlindungan Saksi Bagi Pelapor, Saksi Pelapor, Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama Pada Tahun 2011.

Sunaryati F.G Hartono ”paradigma pembangunan hukum nasional Indonesia respons terhadap globalisasi tanpa mengorbankan kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakat”makalah dalam seminar dan temu hukum

nasional tanggal 20-21 November 2008.

Septian Pradipta Nugraha. 2012. perlindungan hukum bagi Justice Collaborator atas kesaksianya yang diberikan dalam pemeriksaan tindak pidana korupsi. Malang. Penulisan Hukum. Universitas Brawijaya Malang.

Koran

Jawa Pos, 8 Februari 2012, Pentingnya Penggunaan Justice Collaborator Website

Kompas, Lahirnya Whistleblower Dan Justice Collaborator Bukti Lemahnya Kemenkumham,Www.Hukum.Kompasiana.Com

Prija Djatmika, Soal Pelaksanaan Perlindungan Saksi, Www.Elsa.Or.Id,Sapto

Budoyo, Perlindungan Saksi Dalam Proses Peradilan Pidana, Magister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.

AkiraYuki, Permasalahan penyalahgunaan narkoba/ html/ http://flash-share.blogspot.com

(17)

17

(18)

18

Presumption of Innocence, 2 preventif, 34, 59

unustestis nullus tertis, 32 W

(19)
(20)
(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permasalahan yang di hadapi oleh Negara Indonesia sangatlah kompleks di antaranya adalah permasalahan ekonomi, korupsi{xe "korupsi"}. Di Indonesia sendiri tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi sudah ada sejak Indonesia belum merdeka, salah satu bukti bahwa korupsi sudah ada sejak dulu adalah dengan memberi upeti oleh beberapa golongan masyarakat kepada penguasa setempat.1

Di Indonesia praktik korupsi{xe "korupsi"} sudah sangat parah dan terjadi secara turun menurun bagai penyakit kanker, perkembangan modus salah satu kejahatan, yakni tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi akhir – akhir ini menunjukan skala meluas dan semakin canggih.2 Dampak yang ditimbulkan oleh perilaku korupsi demikian mengguncang moralitas norma dan praktek peradilan{xe "peradilan"}.3

Langkah-langkah pembentukan hukum positif guna menghadapi masalah korupsi{xe "korupsi"} telah dilakukan selama beberapa masa perjalanan sejarah dan melalui beberapa masa perubahan peraturan perundang- undangan.4 Dari segi represif{xe "represif"}, kesukaran memberantas korupsi terletak pada kesulitan dalam hal pembuktikan kejahatan korupsi disidang pengadilan.5

1

Joko saputro, tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"} ,html.

http://blogspot.com. Di akses pada tanggal 5-2-2014

2

Firman Wijaya, 2012, Whistleblower{xe "Whistleblower"} dan Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"} Dalam Perspektif Hukum, Penaku, Jakarta. Hal 10

3

Ibid.

4

Evi Hartanti, 2008, Tindak Pidana Korupsi Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm.22.

5

(22)

2

Hukum pembuktian konvensional{xe "konvensional"} dalam KUHAP yang berpijak pada landasan Asas Presumption of Innocence{xe "Presumption of Innocence"} (praduga tak bersalah) memang tidak menunjang mempermudah pembuktian perkara korupsi{xe "korupsi"} disidang pengadilan.6 Karena itu, upaya yang luar biasa dibidang pembuktian perlu dilakukan, penyimpangan dari hukum pembuktian umum dengan cara memasukkan ketentuan- ketentuan baru sebagai pengecualian ke dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya dirubah Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).7

Menurut Satjipo Raharjo, Dalam hal pemberantasan tindak pidana{xe

"tindak pidana"} yang tergolong dalam kejahatan luar biasa seperti tindak pidana

korupsi{xe "korupsi"} maka diperlukan pula penanganan luar biasa,8 tentunya ada beberapa macam di antaranya dengan menjerat para pelaku ke dalam ruang lingkup hukum, yakni memidanakan bagi para pelaku tindak pidana korupsi.9 Salah satu langkah revolusioner{xe "revolusioner"} adalah dengan melibatkan justice collaborator{xe "justice collaborator"}. Istilah justice. collaborator sendiri sebetulnya adalah istilah baru di Indonesia namun sebelumnya di Indonesia mengenal adanya istilah saksi mahkota yakni pelaku yang turut di jadikan saksi untuk mengungkap pelaku – pelaku yang lain dengan iming – iming pengurangan ancaman hukuman.10

6

Firman Wijaya, Op.Cit, hal 11

7

Ibid

8

Dalam O.C. kaligis, 2007, Antologi Tulisan Ilmu Hukum Jilid 1, P.T Alumni, bandung, hal 89.

9

Adami Chazawi, Op.Cit, hal 10

10

(23)

3

Istilah justice collaborator{xe "justice collaborator"} telah di jelaskan di dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower{xe "Whistleblower"}) Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Justice Collaborators) Di Dalam Tindak Pidana Tertentu.11Menurut Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2011 201 tentang Perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Justice Collaborators) Di Dalam Tindak Pidana Tertentu,

Justice collaborator adalah pelaku tindak pidana{xe "tindak pidana"} tertentu dan mengakui kejahatan yang telah dilakukannya, namun dia bukan pelaku utama dalam kejahatan tersebut serta bersedia memberikan keterangan sebagai saksi di dalam proses peradilan{xe "peradilan"}.

Justice collaborator sendiri di gunakan pada proses pembuktian dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} tertentu yang berkasnya sudah dilakukan pemisahan (splitshing{xe "splitshing"}), justice collaborator{xe "justice collaborator"} di ajukan oleh jaksa penuntut umum, hal itu dilakukan karena kurangnya alat bukti{xe "alat bukti"} yang di ajukan di dalam proses pembuktian tersebut. Justice collaborator hanya dapat di gunakan dalam tindak pidana yang terorganisir, seperti tindak pidana korupsi{xe "korupsi"} yang biasanya kejahatan ini dilakukan secara bersama - sama dan pelakunya lebih dari satu orang.12

Di Indonesia memang masih belum di atur secara spesifik{xe "spesifik"} mengenai bentuk – bentuk perlindungan terhadap saksi pelaku yang bekerja sama dalam mengungkap suatu tindak pidana{xe "tindak pidana"}. Padahal peran justice collaborator{xe "justice collaborator"} dalam mengungkap tindak pidana sangat

11

Ibid, hal 13.

12

(24)

4

signifikan{xe "signifikan"} guna mengungkap otak pelaku yang lebih besar sehingga tindak pidana dapat tuntas dan tidak berhenti pada di pelaku yang berperan minim seperti pada tindak pidana korupsi{xe "korupsi"}.13

Oleh karena itu perlindungan hukum terhadap justice collaborator{xe

"justice collaborator"} sangat di perlukan agar seorang yang bertindak sebagai

justice collaborator mampu memberikan keterangan yang signifikan{xe

"signifikan"} sehingga suatu tindak pidana{xe "tindak pidana"} dapat di ungkap

sebagaimana mestinya karena telah di dukung dengan adanya perlindungan yang telah di berikan.14

Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"} berhak mendapatkan keringanan hukum ataupun remisi{xe "remisi"} hukuman sesuai dengan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 04 Tahun 2011 tentang perlakuan Bagi Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower{xe "Whistleblower"}), Saksi Pelapor, Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama (Justice Collaborators) Di Dalam Tindak Pidana Tertentu.

Dengan adanya perlindungan hukum seperti ini diharapkan saksi pelaku yang bekerjasama dapat memberikan keterangan yang benar, sehingga proses penyidikan{xe "penyidikan"}, penuntutan{xe "penuntutan"}, dan peradilan{xe

"peradilan"} tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"} dpat

terlaksaana dengan baik.15 Namun yang terjadi pada kenyataannya masih terdapat bagaimana seorang yang bertindak sebagai Justice Collaborator{xe "Justice

13

Tilandylan, 2013, Jurnal hukum tugas akhir mahasiswa, perlindungan saksi yang bekerjasama ditinjau dari UU No. 13 Th 2006. FH. Universitas Brawijaya, Malang, hlm 6.

14

Ibid

15

(25)

5

Collaborator"} masih belum mendapatkan keringanan hukuman, seperti pada kasus yang terjadi terhadap Susno Duadji dan Syahril Mubarok dimana dia telah mengungkap kasus tindak pidana korupsi yang turut dilakukanya, namun mereka tetap dihukum sama beranya dengan pelaku lainya.

Berdasarkan hal yang terpapar di atas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tentang perlindungan hukum terhadap terdakwa{xe "terdakwa"} yang bertindak sebagai saksi pelaku yang bekerja sama (justice collaborator{xe

"justice collaborator"}). Hal tersebut penulis sajikan dalam bentuk penelitian

penulisan hukum yang berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Pelaku yang BekerjaSama (Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"}) Atas Kesaksiannya Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator{xe "justice collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} Korupsi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator{xe "justice collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}.

(26)

6

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian dapat di klasifikasikan{xe "klasifikasikan"} sebagai berikut16:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini akan menambah manfaat keilmuan dan pengetahuan mengenai perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}.

b. Di harapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan hukum pidana pada khususnya.

c. Di harapkan penelitian dapat menjadi bahan referensi di bidang karya ilmiah serta bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

a. Manfaat Bagi Masyarakat.

Agar masyarakat mempunyai pengetahuan terhadap perlindungan hukum seorang terdakwa{xe "terdakwa"} yang bertindak sebagai saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator{xe "justice collaborator"}) dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}.

b. Manfaat Bagi Penulis.

16

(27)

7

1) Untuk meningkatkan kemampuan analisa dan pola pikir yang ilmiah atas ilmu yang di peroleh penulis selama studi di Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Malang.

2) Untuk menempuh gelar Sarjana Strata- 1 Fakultas Hukum/ Ilmu Hukum di Universitas Muhamadiyah Malang.

c. Manfaat Bagi Penegak Hukum

Penelitian ini di harapkan dapat mermberi masukan dan wawasan bagi aparat penegak hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Provinsi Jawa Timur dalam hal perlindungan hukum terhadap terdakwa{xe "terdakwa"} yang bertindak sebagai saksi.

E. Metode Penulisan.

Metode penulisan adalah alat atau cara untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga dalam penelitian tersebut peneliti selalu mengarahkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah.17

1. Metode Pendekatan

Metode Pendekatan yang akan di gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris. Pendekatan empiris (hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein{xe "das sein"}), karena dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari

lapangan. Jadi, pendekatan yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya adalah bahwa dalam menganalisis permasalahan tentang perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (Justice

17

(28)

8

Collaborator{xe "Justice Collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"} diperoleh melalui data primer yang diperoleh di lapangan.18

2. Lokasi Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang diangkat yaitu tentang perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (Justice Collaborator{xe

"Justice Collaborator"}) dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"}

korupsi{xe "korupsi"} maka lokasi penelitian yang saya ambil dalam penelitian ini adalah Pengadilan TIPIKOR Provinsi Jawa Timur yang beralamat di Jl. Raya Juanda 82 - 84, Sedati, Sidoarjo, karena penelitian yang saya lakukan adalah tentang perlindungan hukum saksi pelaku yang bekerjasama dalam tindak pidana korupsi.

3. Sumber Data adalah Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari masyarakat ataupun sumbernya19. Diperoleh dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis mengenai data–data, fakta-fakta, dan bahan keterangan yang diteliti guna mengetahui perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama

18

Ibid.

19

(29)

9

(Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}. Data yang diperoleh berupa wawancara dengan Dr.

Gazalba,. SH,. M. Hum selaku hakim Ad.Hoc dan Humas di pengadilan tindak pidana korupsi Provinsi jawa Timur.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang mendukung, serta melengkapi data primer diatas.20 Dalam hal ini bahan yang digunakan penulis adalah buku-buku, jurnal, internet dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Dan data pendukung tersebut diperoleh melalui data kepustakaan yaitu, dengan menggunakan peraturan perundang–undangan yang dalam hal ini adalah Undang-undang No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}, dan Peraturan Bersama tentang perlindungan bagi

pelapor, saksi pelapor, dan saksi pelaku yang bekerjasama. 4. Teknik Pengumpulan Data

Data ini diperoleh untuk mendukung kelengkapan bahan hukum yang akan dianalisis yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, data tersebut diperoleh dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi wawancara

Wawancara adalah metode bertatap muka dengan responden untuk menanyakan perihal pribadi responden, fakta-fakta yang ada,

20

(30)

10

pendapat maupun persepsi dari responden, dan saran - saran responden.21 Wawancara yang digunakan penulis adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.22 Bentuk pertanyaan yang digunakan oleh penulis dalam hal ini adalah bentuk pertanyaan terbuka, yang mana memberikan peluang bagi responden untuk memberikan jawaban seluas-luasnya dalam konteks pertanyaan. Dalam penelitian ini, responden yang digunakan peneliti adalah Dr. Gazalba. SH. M.Hum selaku hakim Ad.Hoc dan selaku Humas di pengadilan tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"} Provinsi jawa Timur.

b. Penelusuran pustakaan

Yaitu berupa metode pengumpulan data dengan cara membaca berbagai literatur, media masa, serta mempelajari peraturan perundang – undangan yang terkait yakni dan juga sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.

5. Metode Analisa

Setelah dilakukan pengumpulan bahan hukum, baik yang berasal dari studi lapangan maupun penelusuran pustaka dipandang cukup, maka bahan hukum akan diolah dengan mempergunakan metode deskriptif kualitatif yaitu suatu analisa dengan menggunakan cara mengumpulkan bahan hukum dan data yang diperoleh dari dokumen dan wawancara dengan

21

Muslan Abdurrahman, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Penerbit UMM Press, Malang, Hal. 103

22

(31)

11

pihak terkait antara lain Hakim, kemudian data dijelaskan secara terang dan jelas, sehingga nantinya akan dapat ditarik suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada.

6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 4 (empat) Bab yang tersusun secara berurutan, dengan tujuan agar menghasilkan suatu pembahasan yang sistematis. Mulai BAB I sampai dengan BAB IV. Secara garis besar di uraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB ini akan di uraikan tentang latar belakang yakni memuat alasan yang menjadi pentingnya di lakukan suatu penelitian berdasarkan permasalahan yang ada. Rumusan masalah yakni meliputi pertanyaan yang spesifik{xe "spesifik"} terhadap permasalahan yang akan di teliti serta merupakan dasar pemilihan judul penulisan tugas akhir. Tujuan penulisan memuat pernyataanm singkat tentang apa yang akan di capai oleh peneliti. Manfaat penulisan, merupakan uraian mengenai kegunaan secara praktis dan teoritis.Metode penulisan yang menguraikan tentang metode pendekatan yang di gunakan dalam penulisan jenis bahan hukum yang di gunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik menganalisis hasil penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(32)

12

maupun literature yang akan dipakai untuk mendukung analisis yang akan diberlakukan pada penelitian ini. Teori-teori yang digunakan antara lain berkaitan dengan permasalahan perlindungan hukum atas kesaksian justice collaborator{xe "justice collaborator"} dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"} yakni di antaranya tinjauan umum tentang

Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"}, tinjauan umum tentang pelaku dan saksi dalam tindak pidana, tinjauan hukum tentang perlindungan hukum, serta tinjauan umum tentang tindak pidana korupsi.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi mengenai uraian pembahasan permasalahan yang akan di angkat peneliti serta dianalisis dengan menggunakan Metode Analisa Isi yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Adapun gambaran analisis penulisan lebih difokuskan pada hakim dan lembaga perlindungan saksi dan korban dalam menyelesaikan permasalahan perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (justice collaborator{xe "justice collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana{xe "tindak pidana"} korupsi{xe "korupsi"}. Pembahasan tersebut mengenai gambaran umum lokasi penelitian, perlindungan hukum terhadap saksi pelaku yang bekerjasama (Justice Collaborator{xe "Justice Collaborator"}) atas kesaksiannya dalam tindak pidana korupsi.

BAB IV PENUTUP

(33)

13

Referensi

Dokumen terkait

16 amanatkan kepada pendidik di madrasah (sekolah), masjid, muṣhollā, dan lembaga pendidikan lainnya. 12 Di lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas membimbing,

Anda memperoleh nilai mati jika pada salah satu dari dua bagian soal jawaban benar yang Anda peroleh kurang dari 1/3 jumlah soal pada bagian tersebut.. BAGIAN PERTAMA TES

Arikunto (1996:126) ”Berdasarkan masalah-masalah yang akan dibahas, maka dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik sampel wilayah (Area Probability

Fasmi, Lasnofa dan Fauzan Misra, 2012, “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Agar dicantumkan kemungkinan memenjarakan atau menentukan membayar denda yang cukup tinggi untuk menakutkan mereka (deterent). Satu dan lain hal sejalan dengan hukuman yang

Karena apabila metode tersebut di gunakan perusahaan dapat melihat histori karyawan kemana mereka telepon dan berapa lama mereka melakukan telepon.Sehingga perusahaan

Jenis layanan ini merupakan suatu layanan jalur komunikasi data dan suara yang disediakan bagi pelanggan korporat untuk memenuhi membutuhkan kapasitas bandwidth yang besar, yang

Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO 2 dan hasil metabolisme seperti