• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dan Fungsi Perawat Di Puskesmas Sukaramai Sibande Dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Dan Fungsi Perawat Di Puskesmas Sukaramai Sibande Dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI PUSKESMAS

SUKARAMAI SIBANDE DAN TINADA

KABUPATEN PAKPAK BHARAT

SKRIPSI

Oleh

Desy Kurnia Lestari Habeahan 121121032

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Desy Kurnia Lestari Habeahan

Nim : 121121032

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak

Bharat adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan kepada institusi

manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya

tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, Februari 2014 Yang menyatakan,

(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran dan Fungsi Perawatdi Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak

Bharat”.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian

Skripsi ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing penulis

yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulisdalam penulisan skripsi ini.

4. Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS dan Lufthiani, S.Kep. Ns., M.Kes selaku

(5)

6. Ismayadi S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

7. Kepala Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Yang teristimewa kedua orang tua penulis yang sudah terlebih dahulu dipanggil Yang Maha Kuasa, terimakasih atas teladan dan semangat yang diberikan, dan kepada saudara-saudara penulis(Abang Anto, Mangatan,

Sanata, Andre, Cardi, Kakak Ukun dan Marlyn) yang telah memberikan perhatian, dorongan dan motivasi baik dalam bentuk moril maupun materil

sehingga saya dapat menyelesaikan proposal ini, tanpa mereka penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman mahasiswa Ekstensi Keperawatan Fakultas Angkatan 2012

yang telah meluangkan waktunya dan kerja sama untuk bertukar pikiran selama proses penulisan skripsi ini ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan profesi keperawatan.

(6)

DAFTAR ISI

1.1 Defenisi Puskesmas Puskesmas ... ... 5

1.2 Visi dan Misi Puskesmas ... . ... 6

1.3 Tujuan dan Fungsi Puskesmas ... ... 7

2. Perawat Kesehatan Masyarakat ... . ... 8

2.1 Peran Perawat Kesehatan Masyarakat ... ... 8

2.2 Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat ... ... 15

2.3 Fungsi dan Kompetensi Perawat ... .... 17

(7)

8. Analisa Data ... ... 30

Bab 5. Hasil penelitian dan pembahasan ... . ... 32

1. Hasil Penelitian ... .... 32

2. Pembahasan... .... 36

2.1 Karakteristik Demografi Responden ... .... 36

2.2 Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat .... .... 39

2.3 Peran dan Fungsi Pemberi Asuhan Keperawatan ... .... 41

2.4 Peran dan Fungsi sebagai Penemu Kasus ... .... 42

2.5 Peran dan Fungsi Pendidik/penyuluh Kesehatan ... .... 43

2.6 Peran dan Fungsi Kordinator dan Kolaborator ... .... 44

2.7 Peran dan Fungsi sebagai Konselor ... .... 45

2.8 Peran dan Fungsi sebagai Role Model/Panutan ... .... 46

Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... .... 47

1. Kesimpulan ... .... 47

2. Saran ... .... 47

2.1 Bagi Puskesmas ... .... 48

2.2 Bagi Profesi Keperawatan ... .... 48

2.3 Bagi Pendidikan Keperawatan ... .... 48

2.4 Bagi Penelitian Keperawatan ... . ... 48

Daftar Pustaka ... . ... 49

Lampiran

1. Lembar Persetujuan Pesponden

2. Instrumen penelitian

3. Tabel Uji Reliabilitas

4. Surat Uji Reliabilitas

5. Surat Izin Pengambilan data

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

7. Daftar Riwayat Hidup

8. Surat Persetujuan Komisi Etik

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Defenisi Operasional ... ………23

Tabel 2 Distribusi Frekuensidan Persentase Data Demografi Responden Di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada………..33

Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada ... ………...34

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Peran dan Fungsi Perawat berdasarkan Masing-masing Peran dan Fungsi ... ….. ... ..35

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

Judul : Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Nama Mahasiswa : Desy Kurnia Lestari Habeahan

Nim : 121121032

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di puskesmas menjalankan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan ada dua belas aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya merupakan peran wajib namun pada faktanya belum optimalnya pelaksanaan peran dan fungsi perawat di Puskesmas, perawat masih menjalankan peran dan fungsi lebih dominan sebagai pemberi asuhan keperawatan dan melaksanakan tugas yang di luar kewenangannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada.Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada dari tiga Puskesmas di Kabupaten Pakpak Bharat, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan teknik total sampling dan dengan menggunakan kuesioner Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil penelitian Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada terlaksana sepenuhnya yaitu peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (92,5%), pendidik/penyuluh kesehatan (77,5%), kordinator dan kolaborator (90%), konselor (80%),dan sebagai role model/panutan (95%). Peran dan Fungsi perawat yang terlaksana sebagian adalah peran dan fungsi perawat sebagai penemu kasus (100%).Perawat Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan enam peran dan fungsi wajib di area kerjanya dan disarankan agar perawat Puskesmas meningkatkan dan mengoptimalkan peran dan fungsinya secara keseluruhan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan/keperawatan yang diberikan kepada masyarakat.

(11)

Title : The Roles and the Functions of Public Health Nurses in Public : Health Centers of Sukaramai, Sibande and Tinada

Pakpak Bharat Regency Name of Student : Desy Kurnia Lestari Habeahan Student Number : 121121032

Department : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstrak

Nurses as one of health workers in public health center run a duty in accordance with their roles and functions. Health Ministry of Indonesia stated that there are twelve aspects of nurse role, six of them are compulsory roles but in fact they have not done optimally yet. The nurses still run their roles and functions more as nursing care giver and conduct the works out of their authorities. This research aims at identifying the roles and functions of nurses in public health centers of Sukaramai, Sibande and Tinada, in Pakpak Bharat Regency. The research used descriptive design. The populations in the research are all nurses who work in public health centers of Sukaramai, Sibande, and Tinada, from three of public health centers in Pakpak Bharat Regency with 40 samples of research. The sample chosen by using total sampling technique and questionnaire of the roles and functions of nurses in public health centers in Sukaramai, Sibande and Tinada in Pakpak Bharat Regency. The research was successfully done and the results are the role and function of nurse as nursing care giver (92.5%), as health educator/counselor (77.5%), as coordinator and collaborator (90%), as counselor (80%), and as role model (95%). The most part of nurse role and function is as case inventors (100%) The nurses in public health centers are expected to improve and optimize their roles and functions totally in order to increase health/nursing quality service given to the people.

(12)

Judul : Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Nama Mahasiswa : Desy Kurnia Lestari Habeahan

Nim : 121121032

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di puskesmas menjalankan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan ada dua belas aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya merupakan peran wajib namun pada faktanya belum optimalnya pelaksanaan peran dan fungsi perawat di Puskesmas, perawat masih menjalankan peran dan fungsi lebih dominan sebagai pemberi asuhan keperawatan dan melaksanakan tugas yang di luar kewenangannya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran dan fungsi perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada.Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada dari tiga Puskesmas di Kabupaten Pakpak Bharat, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang. Penetapan jumlah sampel dilakukan dengan teknik total sampling dan dengan menggunakan kuesioner Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil penelitian Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada terlaksana sepenuhnya yaitu peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (92,5%), pendidik/penyuluh kesehatan (77,5%), kordinator dan kolaborator (90%), konselor (80%),dan sebagai role model/panutan (95%). Peran dan Fungsi perawat yang terlaksana sebagian adalah peran dan fungsi perawat sebagai penemu kasus (100%).Perawat Puskesmas diharapkan dapat melaksanakan enam peran dan fungsi wajib di area kerjanya dan disarankan agar perawat Puskesmas meningkatkan dan mengoptimalkan peran dan fungsinya secara keseluruhan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan/keperawatan yang diberikan kepada masyarakat.

(13)

Title : The Roles and the Functions of Public Health Nurses in Public : Health Centers of Sukaramai, Sibande and Tinada

Pakpak Bharat Regency Name of Student : Desy Kurnia Lestari Habeahan Student Number : 121121032

Department : Bachelor of Nursing

Year : 2014

Abstrak

Nurses as one of health workers in public health center run a duty in accordance with their roles and functions. Health Ministry of Indonesia stated that there are twelve aspects of nurse role, six of them are compulsory roles but in fact they have not done optimally yet. The nurses still run their roles and functions more as nursing care giver and conduct the works out of their authorities. This research aims at identifying the roles and functions of nurses in public health centers of Sukaramai, Sibande and Tinada, in Pakpak Bharat Regency. The research used descriptive design. The populations in the research are all nurses who work in public health centers of Sukaramai, Sibande, and Tinada, from three of public health centers in Pakpak Bharat Regency with 40 samples of research. The sample chosen by using total sampling technique and questionnaire of the roles and functions of nurses in public health centers in Sukaramai, Sibande and Tinada in Pakpak Bharat Regency. The research was successfully done and the results are the role and function of nurse as nursing care giver (92.5%), as health educator/counselor (77.5%), as coordinator and collaborator (90%), as counselor (80%), and as role model (95%). The most part of nurse role and function is as case inventors (100%) The nurses in public health centers are expected to improve and optimize their roles and functions totally in order to increase health/nursing quality service given to the people.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat dan pembangunan bidang

kesehatan. Di Indonesia. Kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah pelayanan keperawatan yang diberikan oleh

perawat yang profesional dan berkompeten (Priharjo, 2008).Pelayanan keperawatan profesional dapat terealisasi melalui praktik keperawatan profesional diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan

lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di tatanan pelayanan rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di puskesmas menjalankan tugas sesuai dengan peran dan fungsinya. Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan ada 12 aspek peran perawat puskesmas dan enam diantaranya

merupakan peran wajib yang dijalankan perawat puskesmas termasuk pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan

kolaborator, konselor dan sebagai panutan (Depkes, 2004).Namun demikian, pada faktanya peran dan fungsi perawat belum terlaksana secara optimal.

(15)

Undang- Undang No 09 tahun 2003. Dalam waktu relatif singkat pembangunan kesehatan di Kabupaten Pakpak Bharat telah cukup berhasil.Hal ini terbukti dari

kemampuannya meningkatkan aksessibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Namun demikian beberapa masalah kesehatan masih dihadapi,

khususnya angka kesakitan diantara penduduk, kematian ibu melahirkan dan bayi, serta masalah gizi yang masih belum terselesaikan di berbagai wilayah kecamatan.

Puskesmas di Kabupaten Pakpak Bharat memegang peranan penting

dalam peningkatan status kesehatan masyarakat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, melihat bahwa mata pencaharian di kabupaten tersebut lebih banyak dari aspek pertanian dan masyarakat lebih berfokus pada sistem mata

pencaharian hidup saja dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang dihadapi. Melihat fenomena ini perlu keterlibatan perawat

kesehatan masyarakat yang bertugas di Puskesmas dalam pelaksanaan peran dan fungsi perawat sebagai petugas kesehatan di puskesmas yang dapat mengoptimalkan peran dan fungsi dalam pemberian layanan asuhan keperawatan

sebagai penemu kasus, pendidik kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor dan sebagai panutan.

Studi pendahuluan di salah satu puskesmas di Kabupaten Pakpak Bharat melalui hasil wawancara dengan 5 orang perawat menyatakan umumnya pelaksanaan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan,dan peran

(16)

bukan dalam konteks peran dan fungsinya hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya tenaga kesehatan atau tenaga kesehatan lain yang ada berhalangan

sehingga menuntut perawat agar tetap memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarat, pada akhirnya peran dan fungsi perawat yang utama tidak dapat

dijalankan dengan baik, sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas

kaitannya dengan Puskesmas Sukaramai, Puskesmas Sibande, Puskesmas Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang tersebut diatas, menunjukkan

belum optimal pelaksanaan Peran dan Fungsi perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Peran dan Fungsi Perawat di

Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.

4. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Peran dan Fungsi Perawat secara umum di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada

(17)

5. Manfaat Penelitian

5.1 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian merupakan gambaran perawat tentang sejauh mana mereka menjalankan peran dan fungsinya yang sesuai dengan profesinya di

Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi puskesmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan yang

diberikan kepada masyarakat.

5.2 Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini merupakan fakta yang memberikan masukan bagi para perawat khususnya yang bertugas di Puskesmas sehingga mereka mengetahui dan

menyadari serta dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan peran dan fungsinya dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

5.3 Bagi Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

1.1 Defenisi Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota atau

Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi (Depkes, 2004).Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat

pembinaan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, serta pusat pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu,

dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Mubarak, 2008), dan juga sebagai pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan (Muninjaya, 2004).

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.Pelayanan kesehatan masyarakat

yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai

(19)

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan, faktor kepadatan, luas daerah geografis merupakan pertimbangan

dalam menetukan wilayah kerja puskesmas.Tersebarnya puskesmas di berbagai wilayah kecamatan bahkan sampai keluharan membuat puskesmas mudah

dikunjungi oleh masyarakat dan didukung dengan biaya pengobatan yang terjangkau.Oleh karena itu puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan kesehatan memerlukan acuan pelaksana

jaminan mutu.Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).

1.2 Visi dan Misi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan pusat kesehatan masyarakat adalah masyarakat

hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, dan

memiliki derajat kesehatan yang setingi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang

(20)

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yaitu mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut

adalah menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

1.3 Tujuan dan Fungsi Puskesmas

Tujan puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI (2004) adalah tujuan

pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Hal ini dicapai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, dan

meningkatkan kemampuan hidup sehat demi terwujudnya Indonesia sehat. Tujuan ini akan tercapai apabila puskesmas menjalankan fungsinya dengan optimal.

Pencapaian tujuan ini masih memerlukan kerjasama dari berbagai pihak pemerintah, puskesmas dan masyarakat demi mencapai Indonesia sehat.

Fungsi menurut Departemen Kesehatan RI (2004) antara lain sebagai pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatanpuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan, pusat

pemberdayaan masyarakatpuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, keinginan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk

(21)

dan pusat pelayanan kesehatan pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)

puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.Dalam melaksanakan fungsi

puskesmas didukung dengan peran tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas termasuk perawat puskesmas yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

2. Perawat Kesehatan Masyarakat

Menurut The American Public Health Association, perawat kesehatan masyarakat adalah praktek dari promosi dan perlindungan populasi dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, ilmu sosial dan kesehatan masyarakat

(Stanhope dan Lancaster dalam Wardhani, 2008). Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas adalah semua perawat dan bekerja di Puskesmas yang menjabat

sebagai pejabat fungsional perawat dan bekerja di Puskesmas yang disebut dengan perawat Puskesmas (Depkes, 2004).

2.1 Peran Perawat Kesehatan Masyarakat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh suatu keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi

(22)

Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefenisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang

okupan (role occupan ) dalam situasi sosial tertentu. Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus

lakukan dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain yang menyangkut peran-peran tersebut.

Perawat professional baik dalam lingkungan perawatan kesehatan

institusional maupun komunitas mengembang tiga peran yaitu peran pelaksana, peran kepemimpinan dan peran peneliti. Walaupun tiap peran memiliki tanggung

jawab khusus, peran-peran ini saling berhubungan satu dengan yang lain dan dapat ditemui pada semua posisi keperawatan. Peran ini dirancang untuk memenuhi perawatan kesehatan saat ini dan kebutuhan keperawatan dari

pengunjung yang merupakan penerima pelayanan keperawatan (Fauziah, 2012). Peran perawat adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesianal sesuai dengan kode etik profesi, dimana setiap

peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. (Mubarak, Chayatin, Santoso, 2009).

Peran perawat terintegrasi dan melekat pada tanggung jawabnya dalam memberikan layanan asuhan keperawatan baik di tatanan pelayanan rumah sakit maupun di puskesmas. Secara prinsip peran perawat sama dalam memberikan

(23)

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk di puskesmas. Peran perawat puskesmas disusun secara spesifik untuk memberikan asuhan keperawatan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah, sekolah,

panti dan sebagainya sesuai kebutuhannya (Depkes, 2004).Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa perawat puskesmas profesional yang ideal adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan serta kompetensi di

bidang keperawatan komunitas sehingga dapat menerapkan 12 peran dan fungsinya (Depkes, 2004).

Peran dan fungsi perawat melekat secara bersamaan dalam tugas perawat antara lain peran sebagai pemberi pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan, penemu kasus, peran sebagai pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator pelayanan

kesehatan, konselor keperawatan, panutan (role model), pemodifikasi lingkungan, konsultan, advokat, peneliti, dan pembaharu (inovator). Namun karena masih

rendahnya tingkat pendidikan yaitu mayoritas pendidikan SPK dan Diploma, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat, hanya 6 saja yang menjadi prioritas (Depkes, 2004). Ke enam peran tersebut adalah:

a) Pemberi Asuhan Keperawatan

Perawat berperan untuk memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien di semua

(24)

pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hal ini merupakan peran utama bagi perawat diman perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan yang profesional menerapkan ilmu, teori, prinsip, konsep dan mengiji kebenarannya dalam situasi nyata, apakah kriteria profesi dapat

ditampilkan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana

dengan seimbang antara lain, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan berusaha mengembalikan kesehatan klien.

Peran perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan yang utuh (holistik) serta berkesinambungan (komprehensif).Asuhan keperawatan yang

diberikan kepada klien/keluarga bisadiberikan secara langsung (direct care) maupun secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatan

yaitu meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, sekolah, panti, posyandu, keluarga (rumah pasien/klien) (Depkes, 2004).

b) Penemu Kasus

Perawat puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.Penemuan kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung ke masyarakat (aktif case finding) dan

(25)

puskesmas (pasif case finding).Perawat kesehatan masyarakat harus peka dan sadar pada area yang memiliki kelompok resiko tinggi dalam masyarakat.Sangat

penting bagi perawat kesehatan masyarakat untuk mengikuti kontak individu atau keluarga dengan pelayanan kesehatan untuk menemukan dan mengklarifikasi

jawaban dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh klien atau masyarakat.

c) Pendidik Kesehatan

Peran sebagai pendidik kesehatan (edukator) menuntut perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik setting di rumah, di puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam

fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien dan kesiapan untuk belajar. Selama proses perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Saat pelaksanaan perawat menerapkan strategi

pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang didapat.

Perawat bertindak sebagai pendidik kesehatan harus mampu mengkaji

kebutuhan klien yaitu kepada individu, keluarga, kelompok, masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu penyakit, menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan baik sehat maupun sakit, seperti nutrisi, latihan

(26)

informasi yang tepat untuk kesehatan dan gaya hidup antara lain informasi yangtepat tentang penyakit, pengobatan, serta menolong klien menyeleksi

informasi kesehatan yang bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman (Depkes, 2004). Banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kebutuhan

pembelajaran tentang kesehatan oleh perawat.Ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan daripada pelayanan, akibatnya, masyarakat ingin dan bisa memperoleh banyak pengetahuan di bidang kesehatan (Mubarak,

Chayatin, 2009).

d) Kordinator dan Kolaborator

Peran kordinator perawat dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli

gizi, perawat dengan ahli radiologi dan lain-lain dalam kaitannya mempercepat proses penyembuhan klien.

Peran kolaborator, perawat dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesi (Mubarak,

Chayatin, Santoso, 2009). Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga di berbagai program, dan

bekerja sama (kolaborasi) dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan keperwatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait lainnya (Depkes, 2004). Peran ini salah

(27)

e) Konselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi

tekanan psikologis dan masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan meningkatkan perkembangan seseorang, didalamnya diberikan

dukungan emosional dan intelektual (Mubarak, Chayatin, Santoso, 2009). Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif.Pemberian konseling dapat dilakukan pada klinik,

puskesmas, puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu dan tatanan pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat puskesmas antara lain adalah menyediakan informasi, mendengar secara objektif, memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong klien mengidentifikasi masalah dan

faktor-faktor terkait, memandu klien menggali permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dikerjakan (Depkes, 2004).Perawat diharapkan mampu

untuk mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Perubahan interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi klien, memberikan konseling atau

bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. Selanjutnya pemecahan

(28)

f) Panutan (Role Model)

Perawat puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik dalam

bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana cara tata hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat

(Fetaria 2005 dalam Fauziah, 2012). Perawat puskesmas sebagai role model diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan yang pertama, kedua maupun yang ketiga yang dalam kehidupan sehari-hari dapat

menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang sehat baik fisik maupun mental seperti

makanan bergizi, olahraga secara teratur, menjaga berat badan, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat setiap hari, komunikasi efektif dan lain - lain (Depkes, 2004).

2.2 Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat

Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain ( Mubarak, 2005). Dalam menjalankan perannya perawat dibagi menjadi 3 fungsi yaitu:

a) Fungsi Independent

Fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lain. Perawat harus dapat

(29)

pada tingkat masyarakat, yang juga mencerminkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekular. Kegiatan

ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana keputusan dan tindakannya.

b) Fungsi Dependent

Individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak hanya mendapatkan

pelayanan kesehatan dari perawat saja, juga melibatkan tim kesehatan lain. Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari

tim kesehatan lainnya (dokter, ahli gizi, radiologi dan lainnya). Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat efektif.

c) Fungsi Interdependent

Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik

dalam keperawatan maupun kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan mebutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan kepada penderita yang mempunyai penyakit

(30)

2.3 Fungsi dan Kompetensi Perawat

Perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya diharapkan sebagai

perawat yang mampu mandiri dan professional dalam tatanan praktek keperawatan secara langsung di rumah sakit ataupun puskesmas, untuk itu

perawat dalam menjalankan tugasnya perawat harus memahami fungsi dan kompetensinya sebagaimana hasil Lokakarya Nasional Keperawatan , 1983 yaitu:

a) Fungsi I

Perawat mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat

akan pelayanan keperawatan, serta sumber-sumber yang tersedia. Dalam menjalankan fungsinya, kompetensi yang harus dipahami dan mampu dilaksanakan adalah mengumpulkan data.Setelah data terkumpul dilanjutkan

dengan menganalisis dan menginterpretasikan data dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perawatan pasien termasuk sumber-sumber tersedia dan potensial

(diagnosa keperawatan). Perawat harus mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh yang berguna untuk rencana perawatan selanjutnya.

b) Fungsi II

Perawat kesehatan masyarakat dapat merencanakan tindakan dan tujuan

asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien.Untuk itu perawat harus mampu mengembangkan rencana tindakan keperawatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan

(31)

c) Fungsi III

Perawat melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan, pemeliharaan kesehatan, dan termasuk pelayanan pasien dalam keadaan terminal. Dalam menjalankan

fungsi yang ketiga perawat perlu menggunakan dan menerapkan konsep serta prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, dan ilmu biomedik dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat serta menerapkan keterampilan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan manusiawi pasien secara holistik, baik kebutuhan bilogis, psikologis,

sosial dan spiritual.

d) Fungsi IV

Perawat mengevaluasi hasil asuhan keperawan dan harus mampu menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan,

menilai tingkat pencapaian tujuan implementasi yang diberikan berdasarkan kriteriahasil dan dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu diadakan dalam rencana keperawatan selanjutnya sesuai dengan masalah dan

kebutuhan individu, keluarga, kelompok, masyarakat. Evaluasi yang dilakukan perawat dapat meningkatkan kualitas dari rencana perawatan yang akan dilakukan

(32)

e) Fungsi V

Perawat perlu mendokumentasikan setiap proses keperawatan yang telah

dilaksanakannya, dan harus berkompeten mengevaluasi data tentang masalah pasien kemudian mencatat proses data keperawatan secara sistematis dan

menggunakan catatan pasien atau dokumentasi tersebut dalam memantau kualitas asuhan keperawatan yang diberikan atau yang akan diberikan perawat kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

f) Fungsi VI

Perawat dalam menjalankan fungsinya, tidak sebatas melakukan proses keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi. Penting bagi perawat untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dalam merncanakan

studi khusus untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan. Dalam menjalankan fungsi ini perawat

harus mampu mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan, membuat usulan rencana penelitian keperawatan, menerapkan hasil penelitian dengan tepat dalam praktik keperawatan.

g) Fungsi VII

Perawat berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat.Sebelum melakukan penyuluhan perawat harus dapat mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi

(33)

penyuluhan kesehatan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik selanjutnya melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan metode tepat guna serta

mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan berdasarkan hasil yang diharapkan.

h) Fungsi VIII

Perawat bekerjasama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Kolaborasi perawat dengan profesi lain mengharuskan perawat mampu berperan serta dalam pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sebagai

bagian dari tim kesehatan dan menciptakan komunikasi yang efektif, baik dalam tim perawatan sendiri maupun dengan anggota tim kesehatan lain serta dalam kondisi tertentu perawat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan konflikperan

dan kesulitan lingkungan agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat efektif.

i) Fungsi IX

Perawat bersama dengan perawat lainnya bekerja sama mengelola perawatan pasien dan berperan serta sebagai tim dalam melaksanakan kegiatan

perawatan. Untuk mewujudkan kerja sama yang baik, perawat mampu menciptakan komunikasi yang efektif dengan rekan sekerja dan petugas lainnya

(34)

j) Fungsi X

Perawat turut serta berperan dalam mengelola Institusi pendidikan

keperawatan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat pengelola institusi adalah perawat yang mampu menjalankan 8 aspek yaitu:

mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum, menyusun rencana fasilitas pendidikan, menyusun kebijaksanaan institusi pendidikan, menyusun uraian kerja karyawan, menetapkan fasilitas proses belajar mengajar, menyusun rencana dan

jadwal rotasi, memprakarsai program pengembangan staf dan kepemimpinan.

k) Fungsi XI

Berperan serta dalam mewujudkan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan perawatan kesehatan primer. Dalam mewujudkan fungsi ini perawat

harus berkompeten dalam 9 aspek yaitu : mengkaji status individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, mengidentifikasi kelompok resiko fungsi,

menghubungkan keperawatan dengan kegiatan pelayanan kesehatan, menyusun rencana keperawatan secara menyeluruh, meningkatkan jangkauan pelayanan keperawatan, mengatur penggunaan sumber-sumber, melaksanakan asuhan

keperawatan, membina kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat serta mengidentifikasi pelayanan kantor, bekerjasama dalam melatih dan mengelola

(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini disusun berdasarkan tinjauan

teoritis yang telah diuraikan pada tinjauan kepustakaaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande,

dan Tinada, Kabupaten Pakpak Bharat dalam hal peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus, pendidik/penyuluh kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor, panutan atau role model. Peran perawat tersebut

diidentifikasi dalam dua kategori yaitu terlaksana sepenuhnya dan terlaksana sebagian. Dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1 Peran dan Fungsi perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.

Peran dan Fungsi Perawat :

- Pemberi Asuhan Keperawatan - Penemu Kasus - Pendidik/penyuluh

Kesehatan - Koordinator dan

Kolaborator - Konselor

- Panutan (role model)

(36)

2. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Peran dan masyarakat, baik di rumah, di puskesmas dan di masyarakat.

4. Koordinator dan Kolaborator:

Peran koordinator perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain yang bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan klien

Peran kolaborator : perawat mengarahkan,

merencanakan, dan mengorganisasikan pelayanan dari semua

anggota tim kesehatan yang-

Kuisioner

ordinal Terlaksana

(37)

Tabel 1(Lanjutan)

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur

Peran dan Fungsi Perawat

diterima klien. 5.Konselor: Perawat melakukan konseling keperawatan untuk memecahkan masalah klien.

6. Panutan/ role model:Perawat dalam kehidupan sehari-hari memberikan contoh yang baik dalam berprilaku hidup sehat kepada individu, keluarga,

(38)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yangbertujuan untuk mengidentifikasi Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai,

Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Puskesmas Kabupaten Pakpak Bharat, ada 8 Puskesmas di Kabupaten tersebut. Namun

sehubungan dengan keterbatasan penelitian dengan waktu studi maka penelitian dilaksanakan di 3 Puskesmas sesuai dengan kepentingan penelitian yaitu

Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada.

Sampel penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumusan tertentu. Penetapan jumlah sampel didasarkan pada rumusan Arikunto (2006) yaitu seluruh sampel

dijadikan sebagai subjek penelitianapabila total sampel kurang dari 100. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang, yaitu seluruh perawat yang bekerja

di beberapa Puskesmas Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada.Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini, belum pernah menjadi subjek penelitian dan sudah bekerja lebih dari 1 tahun di

(39)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai, Puskesmas

Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus sampai dengan 25 September 2013. Adapun pertimbangan pemilihan di Puskesmas tersebut adalah puskesmas yang mudah dijangkau di Kabupaten

Pakpak Bharat dan wilayah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat.Selanjutnya diketahui bahwa wilayah

Kabupaten Pakpak Bharat ini adalah daerah yang relatif berada di wilayah pedesaan yang juga menarik untuk diketahui bagaimana Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas disana.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yaitu Informed Consent, Anonimity dan Confidentiality. Secara administrasi diawali dari izin atau persetujuan dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan

USU, dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah mendapat persetujuan dari

Dinas kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat, diteruskan kepada Kepala Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada. Penelitian selanjutnya merekrut calon responden yang memenuhi kriteria penelitian. Responden yang telah terpilih akan diberi

penjelasan tentang maksud, tujuan,prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden yang telah dipilih. Kemudian peneliti menanyakan kepada responden

(40)

Jika responden bersedia untuk berpartipasi dalam penelitian ini maka peneliti akan memberikan surat persetujuan (Informed Consent) untuk

ditandatangani. Bila responden tidak bersedia menandatangani Informed Consent dia dapat menyampaikan persetujuannya secara lisan. Tetapi apabila responden

menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti ini tidak memaksa dan tetap menghormati hak responden. Peneliti memberi kuesioner kepada responden. Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak

mencantumkan nama (Anonimity), tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Peneliti menjamin kerahasiaan (Confidentiality) responden

dan data-data responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data-data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan untuk mencari

informasi menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan berpedoman dari tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner ini terbagi 2 bagian yaitu kuisioner bagian pertama yaitu kuesioner Data Demografi (KDD) yang meliputi:

jenis kelamin, usia, pendidikan, pengalaman kerja dan kegiatan mengikuti pelatihan perawat kesehatan masyarakat. Kuesioner bagian kedua adalah

(41)

Kuesioner Peran dan Fungsi Perawat (KPP) terdiri dari 24 pernyataan yaitu 4 pernyataan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan (1-4), penemu

kasus (5-8), pendidik/penyuluh kesehatan (9-12), koordinator dan kolaborator (13-16), konselor (17-20), dan panutan atau role model (21-24).

Penilaian menggunakan skala Likert dan pilihan jawaban dengan rentang skala 1-4 yaitu tidak pernah (skore 1), kadang-kadang (skore 2), sering (skore 3), dan selalu (skore 4) dengan total skore berada pada rentang nilai terendah 24 dan

nilai tertinggi 96. Semakin tinggi skore maka semakin baik peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh perawat.Selanjutnya disusun

klasifikasi rentang pelaksanaan dengan 2 kategori yaitu kategori terlaksana sepenuhnya dan kategori terlaksana sebagian dengan rumusan berikut ini:

P =Rentang Nilai Tertinggi−Rentang Kelas Terendah

�����������

Maka nilai

P =

96−24

2

= 36

Berdasarkan rumusan diatas maka pelaksanaan Peran dan fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat di beberapa Puskemas Kabupaten Dairi Pakpak Bharat dimasukkan dalam 2 kelas yaitu:

1. Terlaksana sepenuhnya = 60-96

(42)

6. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoadmodjo, 2010). Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas memadai sesuai dengan ketentuan dimana instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Instrumen dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjaun pustaka sehinggainstrumen ini perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar

derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Uji validitas instrumen dilakukan oleh dosen yang ahli dan berkompeten

di bagian Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010). Dalam penelitian ini uji reliabilitas atau uji konsistensi suatu item pertanyaan dengan menggunakan rumus

cronbarch’s alphayang dilakukan pada 10 responden yang bukan merupakan

subjek penelitian di Puskesmas Sumbul Kabupaten Dairi. Suatu instrument

(43)

7. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Surat izin dari lokasi penelitian yaitu Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada yaitu melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah mendapat izin peneliti melakukan pendekatan kepada responden

sertamenjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani lembar persetujuan responden/informed consent.Setelah itu

responden yang bersedia diminta mengisi kuesionerdan diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami.Setelah responden mengisi

kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapan data responden dan jika ada yang kurang, dapat langsung dilengkapi saat itu juga.Selanjutnya data yang telah

terkumpul dianalisa.

8.Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka analisa dilakukan melalui empat tahapan yaitu dimulai dengan editing untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh dan dikumpulkan. Data diedit untuk mengevaluasi kelengkapan

pengisian kuesioner, kemudian coding(memberi kode data) untuk memberikan kode numerik terhadap data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode

(44)

pada pemasukan data.Kemudian memasukkan data (data entry), data yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam komputer atau distribusi frekuensi

untuk diolah dan dianalisis.Proses terakhir adalah cleaning, yaitu merupakan proses pembersihan data, langkah ini merupakan pengecekan kembali data yang

telah dimasukkan ke dalam komputer. Kemudian untuk mengolah data yang terkumpul digunakan analisis deskriptif dengan program komputerisasi, selanjutnya data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase

(45)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian secara umum mengenai Peran dan

Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat yang telah dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus sampai dengan 25 September 2013.

Hasil penelitian dibagi atas dua bagian, yaitu data demografi dan peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat. Peran dan fungsi perawat kesehatan

masyarakat terdiri dari enam bagian yaitu peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, penemu kasus, kordinator/kolaborator, konselor, dan panutan/role model.

1.1 Karakteristik Data Demografi

Hasil data demografi para perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada, meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan tentang perawat kesehatan masyarakat. Pada tabel 2 dapat dilihat data hasil

karakteristik demografi responden terhadap 40 orang yang menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berusia antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 30 orang

(75%), berjenis kelamin perempuan 37 orang (92,5%), berpendidikan diploma 28 orang (70%), lama bekerja 3-6 tahun 19 orang (47,5%) dan yang pernah mengikuti pelatihan tentang perawat kesehatan masyarakat sebanyak 24 orang

(46)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan persentase data demografi responden Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat (n=40)

Data Demografi Frekuensi Persentase (%)

(47)

1.2 Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dam Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan kategori peran dan fungsi perawat menyatakan bahwa pelaksanaan peran dan fungsi

perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada (72,5%) terlaksana sepenuhnya dan terlaksana sebagian (27,5%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande dan Tinada (n=40)

Peran dan Fungsi Perawat Frekuensi Persentase

Terlaksana sepenuhnya 29 72,5

Terlaksana sebagian 11 27,5

Total 40 100

1.2.1 Peran dan Fungsi Perawat berdasarkan Peran dan Fungsi di Puskesmas

Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat dapat dilihat di tabel 4 berikut ini yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan,penemu kasus,

pendidik/penyuluhkesehatan, kordinator dan kolaborator,konselor, role model/panutan. Berdasarkan hasil penelitian ini yang terlaksana sepenuhnya

adalah peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (92,5%),

pendidik/penyuluh kesehatan (77,5%), kordinator dan kolaborator (90%), konselor (80%), role model/panutan (95%), dan yang terlaksana sebagian adalah

(48)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat berdasarkan masing-masing Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande dan Tinada (n=40)

Peran dan Fungsi Perawat Frekuensi Persentase

Pemberi Asuhan Keperawatan

Terlaksana sepenuhnya

Role Model/ Panutan

(49)

Tabel 5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas berdasarkan masing-masing pernyataan (n=40)

Peran dan Fungsi Perawat SL n (%)

Membuat diagnosa, rencana tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan

Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan yang

diharapkan

Bekerjasama dan melibatkan masyarakat dalam

mengidentifikasi masalah kesehatan

Menemukan kasus-kasus yang terjadi di masyarakat

Melakukanpenelusuran terjadinyapenyakit: ISPA, Diare, dll

Menjelaskan kepada masyarakat tentang masalah yang terjadi

(50)

Tabel 5 (Lanjutan )

Peran dan Fungsi Perawat SL n (%) penyakit : DBD, PHBS, dll Memberikanberbagai penyuluhan:rumah sehat, makanan bergizi, TBC, dan lain-lain baikdi dalam maupun di luarpuskesmas Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan ibu, anak, dan lanjut usia Bekerja sama dengan keluarga dalam rencana perawatan dengan tenaga kesehatan lain dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat

Pada keadaan tertentu merujuk klien/masyarakat yang sakit ke pelayanan lain yang lebih tinggi

(51)

Tabel 5 (Lanjutan )

Peran dan Fungsi Perawat SL n (%) tentang penyakit yang sedang diderita oleh masyarakat Membantu masyarakat melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan status kesehatan mereka

Bekerja sama dan membantu masyarakat untuk mencari

Role Model/ Panutan

(52)

2. Pembahasan Penelitian

2.1 Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Berdasarkan hasil penelitian peran dan fungsi perawat kesehatan

masyarakat dapat dikategorikan terlaksana sepenuhnya (72,5%) dan terlaksana sebagian (27,5%). Dari hasil penelitian peran dan fungsi perawat kesehatan

masyarakat yang terlaksana sepenuhnya adalah peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (92,5%), pendidik/penyuluh kesehatan (77,5%), kordinator dan kolaborator (90%), konselor (80%), role model/panutan (95%), dan yang

terlaksana sebagian adalah peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat sebagai penemu kasus (100%).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat

telah memahami dan melaksanakan sepenuhnya peran dan fungsinya pada 5 peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat yaitu sebagai Pemberi asuhan keperawatan, pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator dan kolaborator, konselor

dan role model/panutan hal ini dimungkinkan karena keterlibatan dan

keikutsertaan perawat dalam menentukan peran dan fungsinya di Puskesmas,

dimana semakin besar tingkat keterlibatan perawat dalam peran dan fungsinya semakin besar pula tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas (Siagian dalam Aisyah, 2006).

Siagian juga berpendapat bahwa adanya standart tertentu dalam pola penyusunan program yang sistematis untuk pengembangan pengetahuan perawat

(53)

meningkatkan kemampuan perawat seperti pemberian petunjuk kerja, menunjukkan cara kerja yang benar serta perbaikan kesalahan yang dibuat,

sedangkan yang dimaksud jalur formal yaitu jalur program pendidikan dan pelatihan. Terkait dengan jalur formal, hasil penelitian dari data demografi di

Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada, 70% perawat sudah berpendidikan minimal Diploma dan 60 % perawat sudah pernah mengikuti pelatihan tentang perawat kesehatan masyarakat.

Hasil penelitian ini juga terkait dengan usia perawat yang bekerja di Puskesmas mayoritas berusia menunjukkan bahwa perawat di wilayah kerja

puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada mayoritas berada pada rentang usia 30-39 tahun yaitu sebanyak (75%). Data ini memberi gambaran bahwa mayoritas perawat yang ada di puskesmas berada pada tahap usia produktif. usia

mempengaruhi daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin baik (Notoadmodjo, 2007). Dimana usia dari 20 – 40

tahun memasuki tahap usia dewasa musa. Pada usia ini individu dituntut untuk mempelajari peran baru di tempat kerja, rumah, dan masyarakat serta mengembangkan minat, nilai – nilai, dan sikap yang terkait dengan peran tersebut.

Pada tahap ini seseorang memliki tingkat kematangan dan kemampuan yang lebih dalam berpikir dan bekerja (Kozier, 2010), Sehingga berdasarkan asumsi peneliti

(54)

2.2 Peran dan Fungsi Perawat sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian ini menunjukkan peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan kategori terlaksana

sepenuhnya sebanyak 92,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah memahami peran dan fungsinya serta mampu berperan dan menjalankan fungsi sebagai pemberi asuhan keperawatan. Upaya keperawatan kesehatan masyarakat

adalah pelayanan profesional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan

peraturan dari Kepmenpan No. 94 tahun 2001 bahwa perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dan asuhan

keperawatan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan

utama ( Primary Health Care) untuk memungkinkan seseorang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif dan kegiatan ini dilakukan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Ekasari, dkk 2008).

Hasil penelitian ini cukup tinggi dengan terlaksana sepenuhnya 92,5%.

(55)

peran dan fungsi sebagai pemberi asuhan keperawatan karena sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat diberikan secara langsung kepada masyarakat yang

berkunjung ke Puskesmas sesuai dan merupakan tugas pokok perawat Puskesmas.

2.3 Peran dan Fungsi Perawat sebagai Penemu Kasus di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan fungsi perawat sebagai

penemu kasus dengan kategori terlaksana sebagian sebanyak 100% responden. Hal ini menunjukkan bahwa peran perawat sebagai penemu kasus belum

terlaksana sepenenuhnya dengan baik dan perlu dioptimalkan, sebagaimana menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan (2011) belum idealnya jumlah tenaga kesehatan di Indonesia khususnya tenaga perawat, dan dalam

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2003, disebutkan rasio perawat dengan jumlah penduduk masih rendah yaitu 1:2850 dan sejalan dengan pendapat Anwar (2006)

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam peraturan tentang beban kerja, maka hal ini dapat terjadi karena minimnya tenaga perawat, belum optimalnya kemamuan dari perawat, dan keterbatasan dana operasional puskesmas sehingga peran dan

fungsi perawat sebagai penemu kasus belum terlaksana optimal. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh Depkes RI (2006),perawat

kesehatan masyarakat di Puskesmas minimal melaksanakan enam peran dan fungsi, salah satunya sebagai penemu kasus. Terkait dengan itu, Kabupaten Pakpak Bharat sendiri dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan mencakup

(56)

adalah penemuan dan perawatan balita gizi buruk, penderita TBC BTA dan penderita DBD, maka diperlukan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan

dalam pelaksanaan program ini dan itu semua juga terkait dengan peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat sebagai penemu kasus di masyarakat

(Berutu, 2012).

2.4 Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan sebagai Pendidik/Penyuluh Kesehatan di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat sebagai

pendidik/penyuluh kesehatan dengan kategori terlaksana sepenuhnya sebanyak 77,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah memahami peran dan fungsinya serta mampu berperan dan menjalankan fungsi sebagai pendidik/penyuluh

kesehatan di puskesmas yang merupakan wilayah kerjanya. Perawat menjalankan peran dan fungsi ini sejalan dengan pendapatEffendy (2005) bahwa pendidikan

kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana saja perawat bertugas,

apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dengan demikian seorang perawat harus mampu menjalankan peran dan fungsinya dalam

memberikan pendidikan kesehatan baik di institusi seperti puskesmas, klinik, rumah sakit, maupun terhadap keluarga dan kelompok khusus, dan masyarakat dalam merubah perilaku mereka ke arah yang lebih sehat. Hasil penelitian ini juga

(57)

masyarakat di puskesmas, Depkes RI (2006) bahwa disebutkan salah satu peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai pendidik kesehatan

dimana perawat diharapkan mampu mengajarkan kepada individu, keluarga, kelompok tentang cara hidup sehat.

2.5 Peran dan Fungsi Perawat sebagai Kordinator dan Kolaborator di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian menunjukkan peran dan fungsi perawat sebagai kordinator dan kolaborator dengan kategori terlaksana sepenuhnya sebanyak 95%. Hasil

penelitian ini sesuai dengan kebijakan Depkes RI (2006) menyatakan bahwa perawat sebagai kordinator dan kolaborator melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dan bekerja sama dengan tenaga

kesehatan lain dan atau keluarga dan dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayan kesehatan serta sektor terkait

lainnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mubarak dan Chayatin(2009) mengungkapkan bahwa peran dan fungsi perawat sebagai koordinator dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien, kordinator

(58)

2.6 Peran dan Fungsi Perawat sebagai Konselor di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Hasil penelitian menunjukkan peran dan fungsi perawat sebagai konselor dengan kategori terlaksana sepenuhnya sebanyak 80%. Hal ini menunjukkan

bahwa perawat kesehatan masyarakat telah memahami dan melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Konselor. Hasil penelitian ini sejalan dengan peran dan fungsi perawat sebagai konselor yaitu membantu klien mengetahui dan

mengklarifikasi masalah kesehatan, serta memilih pelatihan yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perawat tidak harus membuat keputusan, tetapi

cenderung membantu klien untuk membuat keputusan yang terbaik untuk mereka. Faktor penting untuk menjadi konselor yang baik adalah mengetahui komunitas mana yang dapat membantu klien (Potter dan Perry, 2006). Pendapat yang sama

juga dikemukakan oleh Depkes RI (2006) bahwa dalam peran dan fungsi sebagai konselor perawat kesehatan masyarakat membantu klien untuk mencari dan

memilih pemecahan masalah kesehatan. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menyediakan informasi, memberi dukungan, menolong klien, mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor yang terkait, memandu klien menggali

permasalahan dan memilih pemecahan masalah yang dapat dikerjakan, oleh karena itu menurut Bondan Palestin (2007), bahwa peran dan fungsi perawat

spesialis komunitas perlu ditingkatkan dan dapat dilakukan dengan upaya pelatihan tentang perawat komunitas. Terkait dengan penelitian ini 40% perawat belum pernah mengikuti pelatihan tentang perawat kesehatan masyarakat,

(59)

meningkatkan kualitas pelayanan dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan peran dan fungsi sebagai konselor dalam membantu masyarakat dalm membuat

keputusan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi

2.7 Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Masyarakat sebagai role

model/panutan Kesehatan di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan

Tinada Kabupaten Pakpak Bharat

Dari hasil penelitian ini diketahui laporan responden menunjukkan dimana

mayoritas responden (90%) menyatakan perawat Puskesmas dapat dijadikan contoh oleh masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih daan Sehat di Puskesmas.

Hal ini sesuai dengan penelitian Fauziah (2012) bahwa masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap peran perawat puskesmas dimana dan persepsi masyarakat positif terhadap peran perawat sebagai panutan yaitu sebanyak

(66,1%) masyarakat menjawab perilaku perawat dijadikan inspirasi untuk memiliki gaya hidup sehat dan masyarakat selalu dimotivasi oleh perawat untuk

tetap menjaga kesehatan. Hal yang sama juga ini sejalan dikemukakan Stanhope & Lancaster (2000), bahwa perawat kesehatan masyarakat berperan sebagai role model/panutan dimana perawat menjadi contoh, bagi anak-anak, keluarga dan

masyarakat, dan sejalan dengan pendapat Hidayat (2007) bahwa perawat sebagai panutan menunjukkan perilakunya sehari-hari dapat dicontoh oleh orang lain,

(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan Peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat di Puskesmas Sukaramai, Sibande dan Tinada, Kabupaten Pakpak Bharat terlaksana sepenuhnya (72,5%)dan terlaksana

sebagian (27,5%). Peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat yang terlaksana sepenuhnya yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan

(92,5%),pendidik/penyuluhkesehatan(77,5%), kordinator dan kolaborator (90%), konselor (80 %),dan sebagai role model/panutan (95%), sedangkan peran dan fungsi perawat kesehatan masyarakat sebagai penemu kasus hanya terlaksana

sebagian (100%), sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan peran dan fungsi perawat kesahatan masyarakat di Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada

Kabupaten Pakpak Bharat dapat dikategorikan terlaksana sepenuhnya (72,5%).

2. Saran

2.1Bagi Puskesmas Sukaramai, Sibande, dan Tinada

Hasil penelitian yang dilakukan perawat di puskesmas perawat hanya

melaksanakan peran dan fungsinya sepenuhnya sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik/penyuluh kesehatan, kordinator/kolaborator, konselor dan role model/panutan sedangkan peran dan fungsi sebagai penemu kasus hanya

Gambar

Tabel  1(Lanjutan)
Tabel 2  Distribusi Frekuensi dan persentase data demografi responden Puskesmas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande dan Tinada (n=40)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran dan Fungsi Perawat    berdasarkan masing-masing Peran dan Fungsi Perawat di Puskesmas Sukaramai, Sibande dan Tinada (n=40)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pada percobaan uji kelarutan lemak pada pelarut organik (alkohol campuran alkohol, dan asam asetat) dan pelarut basa (NaOH, SDS, Detergent dan sabun colek), pelarut yang paling

Purification and Characterization of an Extracellular Lipase from a Thermophilic Rhizopus oryzae Strain Isolated from Palm Fruit.. Biosynthetic Mechanism of Low

Akhir cerita : Akhirnya dia berhasil merebut harta dari pihak kanan dan dia senang karena harta yang diambil sangat banyak.

Setelah program dijalankan maka akan tampil Input Box pada Work Sheet seperti gambar dibawah ini.. Masukkan nilai 5 pada

Secara umum Arsitektur gedung DJB Solo memiliki karakter le style empire (langgam imperial) yaitu sebuah langgam dari Neo-Klasikisme yang merupakan sebuah

Studi Kore/asi Pumping Talent Terhadap Prestasi Be/ajar Siswa Pada Mata Pe/ajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Dlanggu, Mojokerto, Surabaya Fakultas Tarbiyah JAIN

196.. From the data, then, we can say that there is no significant difference both in the types and the rank of the cohesive devices used. However, the students used more various