DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. 2011. Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana
Bryson, M. Jhon, 1999, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Penerjemah: M. Miftahuddin, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Chalil, Diana dan Rianti Barus. 2014. Analisis Data Kualitatif. Medan; Usu Press.
Creswell, W Jhon. 2011. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran. Pustaka Pelajar.
David, R Fred. 2011. Manajemen Strategis Konsep Edisi 12. Jakarta; Salemba Empat.
Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik Konsep, Kasus & Implementasi. Jakarta. Grasindo.
Handoko T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta; Fakultas Ekonomi UGM.
Hunger, David dan Wheelen Thomas L. 2003. Manajamen Strategi. Yogyakarta; Andi Yogyakarta.
Jatmiko, RD. 2004. Manajemen Stratejik. Malang; UMM Press.
Jauch, Lawrence R and William F.Glueck. 1997. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan (Terjemahan) Edisi Ketiga. Jakarta; Erlangga
Kurniawan, Panca dan Agus Purwanto. 2004. Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Di Indonesia.Malang; Bayumedia Publishing.
Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi Hadari. 2003. Manajemen strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta; Gadja Mada University Press.
Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Stratejik dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta; C Media.
Rangkuty, Freddy. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jkarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siahaan, P Marihot. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta; Rajawali Pers.
Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES
Soesilo, Nining. 2002. Manajemen Strategik di Sektor Publik. Jakarta; Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung; Alfabert.
Stoner, James dkk. 1996. Manajemen. Jakarta; PT. Prenhalindo.
Tangkilisan, S. Nogi, Hessel, 2003, Manajemen Modern Untuk Sektor Public. Yogyakarta; Balairung & Co., Yogyakarta.
Triton P.B. 2007. Manajemen Strategis: Terapan Peruahaan dan Bisnis. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Umar,Husein, Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran, Jakarta: Gramedia, 1999.
Usman, Husaini. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta; Bumi Aksara.
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakata; Rajawali Pers.
Sumber Perundang Undangan:
Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Daerah
Perda Kabupaten Labuhanbatu No. 35 Tahun 2011 Tentang Retribusi Terminal.
Sumber Diktat:
Sumber jurnal :
Joko Siswanto, 2013. “Strategi Pengembangan Terminal Tipe A Siwagilemba Kecamatan Posos Kota Selatan Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Poso.”, Volume 1 Nomor 1, hal 167-177.
Sumber Internet:
09.34 WIB.
pukul 15.03 WIB.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1. Letak Geografis Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu adalah salah sat
Rantau Prapat dilintasi ole
kabupaten ini adalah 9.223,18 km², sedangkan jumlah penduduknya sebanyak
1.431.605 jiwa pada tahun 2007. Dengan dibentuknya Kabupaten Labuhanbatu
Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, maka luas kabupaten ini menjadi
2.562,01 km² dan penduduknya sebanyak 857.692 jiwa pada tahun 2008.
Batas wilayah :
Utara
Selatan : Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Barat : Kabupaten Padang Lawas Utara
Timur : Provinsi Riau
3.2. Gambaran Umum Terminal Terpadu Padang Bulan di Rantauprapat
Terminal Terpadu Padang Bulan adalah Terminal yang dimiliki Kabupaten
Labuhanbatu, yang terletak di Jalan H. Adam Malik Rantauprapat. Terminal
selesai dibangun pada tahun 1997 dan mulai dioperasikan pada tahun 1999.
Terminal ini digagas oleh Bupati Labuhanbatu Abdul Manan,SH (1984-1989) dan
dilanjutkan oleh Bapak H. Banua Ispensyah Rambe (1994-1999), dengan total
anggaran 3,3 Milyar yang berasal dari APBD Kabupaten Labuhanbatu. Terminal
Terpadu Padang Bulan terletak dikawasan jalan lintas sumatera yang dapat
mempermudah fungsinya dalam penarikan retribusi terminal serta pengawasan
terhadap angkutan umum dalam bentuk pengamanan transprtasi umum.
3.3. Deskripsi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
3.3.1. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Perhubungan Sebagai urusan pemerintah yang diotonomkan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah, maka sebagai tindak lanjut Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu pada tahun 2001 membentuk Dinas Perhubungan Kabupaten
Labuhanbatu yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Nomor 04 Tahun 2001 Tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas-dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu. Seiring dengan perkembangan,
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten
Labuhanbatu dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008 tersebut Dinas Perhubungan
Labuhanbatu, dengan demikian urusan perhubungan, komunikasi dan informatika
menjadi satu lembaga.
3.3.2. Visi dan Misi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab.Labuhanbatu
a. Visi
Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan
dapat eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif . Visi merupakan suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan
citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Penetapan visi
sebagai bagian dari perencanaan strategi merupakan suatu langkah penting
dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu
mulai berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi selanjutnya.
Kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan
internal dan eksternal. Oleh karena itu visi organisasi juga harus
menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Adapun Visi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Labuhanbatu adalah :
“Mewujudkan penyelenggaraan transportasi, komunikasi dan informatika
yang efektif dan efisien yang didukung SDM transportasi, komunikasi dan
Labuhanbatu Mandiri 2015 Menuju Labuhanbatu sejahtera 2020 di bidang
transportasi, komunikasi dan informatika.”
b. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintah, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Adapun Misi dari Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhan Batu
adalah :
1) Meningkatkan Supremasi Hukum
2) Meningkatkan Sarana dan Prasarana
3) Meningkatkan Peran dan Pengawasan Terhadap Transportasi
3.3.2.1.. Tujuan dan Sasaran
Misi 1 (pertama): " Meningkatkan Supremasi Hukum"
Bahwa seringnya terjadi konflik-konflik yang menjurus kepada perbuatan
anarkis baik horizontal maupun vertikal disebabkan disamping sangat
minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penerapan nilai-nilai budaya dan
kesadaran hukum yang berdampak semakin rendahnya kepatuhan masyarakat
terhadap hukum khususnya yang menyangkut peraturan lalu lintas dan
angkutan jalan raya, laut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah
Perhubungan.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi peraturan dan perundang-undangan
dengan jalan melakukan tindakan penertiban terhadap pelanggaran peraturan
tersebut.
Tujuan : Meningkatkan Supremasi Hukum
Sasaran : Terwujudnya Supremasi Hukum
Misi 2 (kedua): " Meningkatkan Sarana dan Prasarana"
Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan, komunikasi dan
informatika merupakan tuntutan yang tidak bisa dihindari terutama setelah
adanya otonomi daerah yang dikaitkan dengan program Pemerintah
Kabupaten Labuhanbatu untuk meningkatkan Pembangunan dan Pemeliharaan
infrastruktur di wilayah pantai seperti : Jaringan jalan, jembatan dan
pelabuhan beserta prasarana pendukung lainnya, dalam usaha menerobos
keterisoliran beberapa daerah tertentu serta merangsang pertumbuhan investasi
dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan perekonomian daerah
yang pada akhirnya semua daerah Labuhanbatu sudah bisa dilalui
transportasi..
Tujuan : Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Sasaran : Tersedianya Sarana dan Prasarana Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Beberapa tantangan terhadap penyelenggaraan peran dan pengawasan
terhadap transportasi baik darat laut dan udara pada saat ini dan pada
masa-masa yang akan datang adalah pengaruh globalisasi dan harmonisasi yang
pada saat ini adanya desakan liberalisme perdagangan internasional semakin
meningkat. Dengan demikian dalam rangka peningkatan peran dan
pengawasan tersebut diperlukan langkah-langkah antisipasi dan terkoordinasi
seperti penyiapan peraturan-peraturan, penyiapan SDM yang berkualitas,
kesiapan sarana dan prasarana dan fasilitas pendukungnya.
Tujuan : Meningkatkan peran dan pengawasan terhadap Transportasi dan Komunikasi
Sasaran : Terwujudnya peran dan pengawasan terhadap Transportasi dan Komunikasi
3.3.3. Organisasi
Menurut Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2008 tentang Perubahan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah Kabupaten Labuhanbatu,
dijelaskan bahwa Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika merupakan
salah satu unsur pelaksana pemerintah Kabupaten, dimana dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah melalui Sekretaris Daerah yang tugas pokoknya melaksanakan
kewenangan otonomi daerah di bidang Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika serta urusan pemerintahan lain yang diberikan oleh Pemerintah
Dalam menjalankan tugas pokoknya, Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan tehnis dibidang perhubungan darat, laut dan sungai,
udara, informatika dan komunikasi lingkup Kabupaten;
2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum dibidang
perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
3) Pengawasan dan Pembinaan secara administrasi dan teknis operasional
pelaksanaan tugas Bidang-Bidang di lingkungan Dinas;
4) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika;
5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan dinas;
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
3.3.3.1. Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu akan berjalan dengan yang
diharapkan apabila didukung aparatur atau sumber daya yang cukup memadai,
baik dilihat dari kualitas dan kuantitasnya. SDM sangat dibutuhkan Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk menggerakkan organisasi dalam
mencapai tujuan.
SDM memiliki peran penting dalam pelaksanaan operasional terminal,
yaitu sebagai Tim Pelaksana pemungutan retribusi serta pengamanan terminal.
Tabel 4.1 :Kondisi SDM berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan Jenis kelamin Persentase (%)
Perempuan 12 16 %
Laki-laki 63 84 %
JUMLAH 75 100 %
Sumber: Bidang Sarana dan Prasarana DPKI Kab.Labuhanbatu 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai laki – laki
lebih banyak yaitu 84 % dari pada perempuan 16 %, hal ini dikarenakan
banyaknya pegawai yang ditempatkan dilapangan yang sesuai dengan fungsinya,
yaitu pemungutan Retribusi, Pengamanan Angkutan umum, dan lain sebagainya.
sehingga pegawai laki-laki lebih diutamakan sebagai tim pelaksana lapangan.
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat jumlah pegawai DPKI 75 orang, yang
masing-masing pegawai memiliki golongan/pangkat yang berbeda-beda. Mulai
dari golongan IIa sampai dengan IVb. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut
mengenai kondisi golongan/pangkat Sumber Daya Manusia di DPKI, dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.2 : Kondisi SDM berdasarkan Golongan / pangkat
No Golongan
Jika ditinjau dari segi tingkat pendidikan, kualitas sumber daya yang ada
di DPKI masih tergolong kurang. Dimana dapat dilihat lulusan pendidikan mulai
dari SD sebanyak 4 orang sampai Sarjana sebanyak 23 orang. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.3. dibawah ini:
Tabel 4.3 : Kondisi SDM berdasarkan tingkat Pendidikan dan Jabatan
No Pendidikan
Sumber: Bidang Sarana dan Prasarana DPKI Kab.Labuhanbatu 2013
Berdasarkan Diagram diatas dapat disimpulkan, bahwa masih kurangnya
kualitas pegawai DPKI dari segi pendidikan. Dimana separuh dari data pegawai
berdasarkan tingkat pendidikan adalah lulusan SMA yaitu 54,67% (41 orang) dan
masih ada yang lulusan dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, yaitu
5,33% (4 orang) dan 6,67% (5 orang). Sedangkan yang lainnya adalah lulusan S1
dan D3.
Realita menunjukkan bahwa secara kualitas sumber daya yang ada masih
kurang dalam menunjang pekerjaan secara optimal karena separuh dari pegawai
besar untuk mengelola terminal, dimana berkaitan dengan target retribusi terminal
untuk memberikan kontribusinya pada Pendapatan Daerah di Kab.Labuhanbatu.
Namun, secara kuantitas para pegawai yang ada sudah cukup memadai untuk
mengelola terminal. Dapat ditegaskan bahwa, adanya sumber daya manusia
merupakan penegak suatu organisasi dan merupakan kekuatan organisasi untuk
mencapai tujuan, sehingga sumber daya manusia harus dipenuhi baik secara
3.3.3.2. Sarana dan Prasarana Terminal Tabel 4.4 : Sarana dan prasarana terminal
No Fasilitas Terminal Keterangan
1.
Pintu masuk kendaraan besar
Pintu masuk kendaraan kecil
Pos Jaga
Pertokoan
Taman
Loket Masuk Kendaraan Besar
Loker Masuk Kendaraan Kecil
Ruang Genset
Bangunan Utama
Parkir Kendaraan Roda 4 dan Roda 2
Loket Keluar Kendaraan Besar dan Kecil
Keadaan Baik
Keadaan Baik
Keadaan Baik
3.3.4. Struktur Organisasi
Sumber : Dishubkominfo Kab.Labuhanbatu
GAMBAR 3.1. Struktur Organisasi Dishubkominfo Kabupaten Labuhanbatu KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG KOMUNIKASI INFORMATIKA DAN
PERHUBUNGAN UDARA BIDANG PERHUBUNGAN DARAT
BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DAN SUNGAI
BIDANG TEKNIK SARANA DAN PRASARANA
SEKSI BANDAR UDARA SEKSI MANAJEMEN LALU
LINTAS SEKSI PELABUHAN
SEKSI PERBENGKELAN
SUNGAI SEKSI TEKNIK PENGUJIAN
Adapun tugas pokok dan fungsi tiap – tiap jabatan adalah:
1. Kepala Dinas Tugas Pokok :
Melaksanakan wewenang otonomi daerah dibidang perhubungan,
komunikasi dan informatika.
Fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perhubungan darat, laut,
sungai, udara, informatika dan komunikasi lingkup Kabupaten;
2) Pemberian perizinan danpelaksanaan pelayanan umum dibidang
perhubungan, informatika dan komunikasi;
3) Pengawasanan dan pembinaan secara administrasi dan teknis
operasional pelaksanaan tugas bidang –bidang dilingkungan Dinas;
4) Pembinaan terhadap unit pelaksanaan teknis Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika;
5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan Dinas;
6) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.
2. Sekretariat Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam urusan umum,
kepegawaian, keuangan serta mengoordinasikan administrasi kegiatan,
pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh satuan organisasi
Fungsi :
1) Menyelenggarakan dan melakukan pelayanan tata usaha dan
rumah tangga Dinas;
2) Melaksanakan rencana anggaran belanja Dinas;
3) Menyelenggarakan urusan keuangan Dinas;
4) Mempersiapkan naskah rancangan Peraturan dan Kebijakan
dalam pelaksanaan yang berhubungan dengan tugas pokok Dinas;
5) Mengelola pelaksanaan administrasi kepegawaian, umum, surat
menyurat, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, dan
pengelolaan data statistik;
6) Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan di Sekretariat Dinas;
7) Mengoordinasikan administrasi kegiatan Bidang pada Dinas;
8) Menghimpun dan mengoordinasikan penyusunan program;
9) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang ketatausahaan,
kepegawaian, perlengkapan, dan rumah tangga dilingkungan Dinas.
Rincian Tugas :
1) Menyelenggarakan administrasi surat menyurat termasuk
penanganan arsip di lingkungan Dinas;
2) Melakukan pengendalian pelaksanaan tata naskah dinas di
3) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
4) Menyelenggarakan urusan ketertiban, keamanan, kebersihan, dan
keindahan di lingkungan Dinas;
5) Menyelenggarakan dan mengoordinasikan penerimaan tamu,
keprotokolan, penyediaan fasilitas rapat – rapat Dinas dan upacara
kantor;
6) Melaksanakan rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
penggunaan, perawatan, inventarisasi dan usul penghapusan
barang/asset Dinas;
7) Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan.
4. Sub Bagian Program Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang penyusunan
rencana kerja dan rencana anggaran dilingkungan Dinas.
Rincian Tugas :
1) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana
strategis Dinas;
2) Menyusun jadwal rencana kegiatan tahunan Dinas;
3) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja
tahunan Dinas;
4) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan rencana kerja
5) Mengoordinasikan dan mempersiapkan penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja Dinas;
6) Mengoordinasikan dan melaksanakan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan kegiatan di lingkungan Dinas;
7) Mengumpulkan, mengolah, dan mempersiapkan data sebagai
bahan informasi;
8) Mengoordinasikan dengan setiap Bidang untuk persiapan
pelaksanaan kegiatan;
9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan atasan.
5. Sub Bagian Keuangan Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas sekretariat dibidang pengelolaan
keuangan meliputi pembukuan, perhitungan anggaran dan verifikasi serta
pembendaharaan di lingkungan Dinas.
Rincian Tugas :
1) Menghimpun dan mengolah data serta informasi dalam rangka
penatausahaan keuangan;
2) Meneliti dan menelaah Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
dan anggaran kas dalam rangka penatausahaan keuangan Anggaran
Dinas;
3) Melakukan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
4) Melakukan, mengoordinasikan dan menyusun kebijakan laporan
keuangan meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan
atas laporan keuangan;
5) Meneliti dan menguji kelengkapan surat permintaan pembayaran
dan surat pertanggung jawaban dalam rangka penerbitan Surat
Pertintah Membayar (SPM);
6) Menyiapkan dan mengaministrasikan Surat Pertintah Membayar
(SPM);
7) Melakukan verifikasi, meneliti dan menguji setiap dokumen/bukti
serta surat pertanggung jawaban bendahara pengeluaran;
8) Melaksanakan akuntasi pengelolaan keuangan anggaran Dinas;
9) Melaksanakan penyusunan daftar gaji dan tambahan penghasilan
Pegawai Negeri Sipil;
10)Melaksanakan tugas – tugas lain yang diperintahkan atasan;
6. Bidang Komunikasi Informatika dan Perhubungan Udara Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas dinas dalam penyelenggaraan
pelayanan urusan komunikasi, informatika dan perhubungan udara.
Fungsi :
1) Menyusun rencana kerja/kegiatan Bidang;
2) Mengkoordinasikan penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan
3) Mempersiapkan pemantauan dan penerbitan atas pelanggaran
ketentuan sertifikasi perangkat telekomunikasi;
4) Mempersiapkan rekomendasi sesuai kebijakan nasional terhadap
penggunaan frekuensi untuk televise, radio lokal dan jasa
telekomunikasi lainnya yang bersifat lokal;
5) Menyelenggarakan hubungan kemasyarakatan dan pelajar dibidang
pos dan telekomunikasi khusus;
6) Pemberian izin dan atau rekomendasi lokasi pembangunan studio
dan stasiun pemancar radio serta televisi;
7) Perumusan kebijakan teknik pemberdayaan kelompok komunikasi
sosial;
8) Menginventarisasi, memberdayakan dan menumbuh kembangkan
kelompok komunikasi sosial yang ada dimasyarakat;
9) Menyelenggarakan pemberian arahan dan bimbingan serta
pelayanan informasi melalui media mobil;
10)Koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media lingkup
Kabupaten;
11)Penyelenggaraan pelayanan informasi dan komunikasi melalui
promosi dan pameran;
12)Perumusan petunjuk teknis yang berkaitan dengan media baru
meliputi computer, internet, telematika, dan multi media lainnya;
13)Menyelenggarakan pelayanan informasi melalui kegiatan ceramah,
14)Pemberian rekomendasi penetapan lokasi Bandar udara umum;
15)Pemantauan pelaksanaan keputusan penetapan lokasi Bandar udara
umum;
16)Penetapan rekomendasi pembangunan Bandar udara umum dengan
spesifikasi pesawat udara lebih kecil dari 30 tempat duduk;
17)Melakukan koordinasi tentang pelaksanaan pengoperasian Bandar
udara;
18)Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diperintahkan atasan.
7. Bidang Perhubungan Darat Tugas Pokok :
Mengkoordinasikan pembinaan dan pengelolaan manajemen pelayanan
lalu lintas, pelaksanaan trayek dan angkutan serta keselamatan dan
ketertiban lalu lintas.
Fungsi :
1) Menyusun bahan penyusunan, kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis di bidang perhubungan darat;
2) Mengkoordinasikan, menetapkan pembinaan manajemen
pelayanan, dan rekayasa lalu lintas dengan Dinas/instansi terkait
lainnya;
3) Penyelenggaraan, bimbingan, pengawasan, dan evaluasi
pelaksanaan trayek dan angkutan serta keselamatan dan ketertiban
4) Penyelenggaraan standar pelayanan minimal bidang perhubungan
darat yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten;
5) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sub Dinas bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
8. Bidang Perhubungan Laut dan Sungai Tugas Pokok :
Membantu Kepala Dinas Perhubungan dalam menyusun
kebijaksanaan dan penyelenggaraan perhubungan laut dan sungai dalam
wilayah Kabupaten.
Fungsi :
1) Pengelolaan pemberian izin usaha perhubungan laut dan penunjang
angkutan laut (ekpedisi) muatan kapal laut, pergudangan dan
bongkar laut;
2) Penyelenggaraan pengawasan jaringan lalu lintas laut dan sungai di
wilayah Kabupaten;
3) Penyelenggaraan dan pengawasan terhadap pembangunan serta
pengelolaan pelabuhan lokal;
4) Penyelenggaraan, pengawasan pengangkutan bahan atau barang
berbahaya lintas laut di wilayah Kabupaten;
5) Penetapan kebijaksanaan tatanan dan perizinan pelabuhan di
wilayah Kabupaten;
6) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan
9. Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam bidang penataan
perbengkelan dan karoseri, pengujian dan pengelolaan terminal dan
perparkiran.
Fungsi :
1) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan
perbengkelan dan karoseri;
2) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengujian kendaraan;
3) Penyusunan pedoman ketentraman, ketertiban, kebersihan
dikawasan terminal, parker dan halte;
4) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengendalian dan
peraturan serta pengawasan kendaraan yang masuk dan keluar
terminal;
5) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini Penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama
penelitian di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (DPKI)
Kabupaten Labuhanbatu yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan
memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer dan data sekunder yang
telah peneliti peroleh dari lapangan yang kemudian dianalisa. Setelah melakukan
penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui observasi dan wawancara
yang diperoleh dari informan yang berkaitan dengan retribusi terminal, serta
dokumen-dokumen dari lapangan, yang kemudian akan menyajikan hasilnya.
Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan secara mendalam, data - data tersebut berupa data primer dan
sekunder. Data primer didapatkan dari jawaban para informan mengenai
permasalahan penelitian skripsi ini (hasil wawancara), sedangkan datadata
sekunder didapatkan dari studi kepustakaan dan karya - karya ilmiah serta
dokumen yang didapat dari lokasi penelitian.
4.1. Analisis Lingkungan
Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari
komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu
menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya
akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan
1. Analisis Lingkungan Internal
2. Analisis Lingkungan Eksternal
4.1.1. Lingkungan Internal
Lingkungan Internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi
baik itu dari segi sumber Daya Manusia (SDM), kinerja dan fasilitas yang dimiliki
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam menjalankan
pemungutan Retribusi terminal.
4.1.1.1. Sumber Daya Manusia
Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan kondisi sumber daya manusia di
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Pada hakikatnya keberhasilan
suatu organisasi dipengaruhi jumlah sumber daya manusia yang memadai. Pada
Tabel 4.1. telah memberikan gambaran jumlah pegawai di Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika. Dengan jumlah pegawai 63 orang laki-laki dan 12
orang perempuan. Adapun jumlah pegawai yang bertugas di Terminal dianggap
sudah cukup memadai, hal ini berdasarkan keterangan Kepala Terminal Bapak
Rustam Efendi yang menyatakan bahwa:
“ Jumlah pegawai yang bertugas menjalankan operasional terminal sudah cukup memadai, Dimana para pegawai tersebut dibentuk dalam grup, yang berjumlah 4 grup. Yang masing – masing memiliki tugas selama 12 jam, mulai dari jam 08.00-20.00 selanjutnya akan digantikan grup lain dari jam 20.00- 08.00. begitulah seterusnya” (Wawancara dengan Bapak Rustam Efendi, Selasa 27 Januari 2015).
4.1.1.2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu ukuran tentang tingkat pelayanan
mustahil rencana-rencana kegiatan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Semakin
lengkap ketersediaan sarana dan prasarana maka akan semakin optimal suatu
instansi dalam memberikan pelayanan. Sarana dan prasarana merupakan faktor
penting keberhasilan suatu terminal, karena terminal memberikan pelayanan
kepada angkutan umum dan penumpang dalam bentuk fasilitas-fasilitas yang
dapat dilihat dalam tabel 4.4.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sarana dan prasarana diterminal
sudah cukup memadai, hal ini didukung juga berdasarkan hasil wawancara
dengan Komandan Regu (Danru) dan Kepala Terminal.
“ saya rasa fasilitas yang ada diterminal ini dapat dikatakan cukup, ya sekitar masih 80% lah” (Wawancara dengan Bapak Ade Hendra, Danru A. Selasa, 27 Januari 2015).
“ Saya rasa sudah memadai” (Wawancara dengan Bapak, Danru C. Rabu, 28 Januari 2015).
“ yaa sudah memadai” (Wawancara dengan Bapak Rustam Efendi, Kepala Terminal. Selasa, 27 Januari 2015).
Berdasarkan hasil data dan wawancara kepada instansi terminal, dapat
disimpulkan bahwa fasilitas yang ada diterminal sudah cukup memadai untuk
memberikan pelayanan kepada para angkutan umum dan penumpang. Namun
berbeda dengan hasil wawancara dengan wajib retribusi sebagai pengguna
fasilitas yang mengeluhkan kerusakan fasilitas yang ada.
4.1.1.3. Sumber Pendapatan Daerah Melalui Retribusi Terminal
Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang
pada intinya menempati posisi yang paling strategis jika dibandingkan dengan
sumber keuangan lainnya didalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan
tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam
memperoleh pendapatan sesuai kewenangan yang dimilikinya dengan
mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal.
Hal ini tidak terlepas dengan adanya penyelenggaraan Otonomi Daerah
yang terdapat didalam Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Salah satu
Pendapatan Asli Daerah yang terkandung didalam Undang – Undang tersebut
adalah Retribusi Daerah, yaitu pembayaran wajib dari penduduk kepada negara
karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara
perorangan.
Retribusi Terminal adalah salah satu Retribusi Daerah dalam bidang
pelayanan prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan
menaikkan penumpang dan mengatur kedatangan serta keberangkatan kendaraan
penumpang umum. Retribusi Terminal di Rantauprapat diatur dalam Perda Kab.
Labuhanbatu No 38 Tahun 2011, dimana sudah ditetapkan besarnya tarif yang
Tabel 4.5 : Jenis Pelayanan dan Besarnya Tarif
NO OBJEK TARIF RETRIBUSI KETERANGAN
1.
Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)
Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
Angkutan Kota/Pedesaan: a. Mobil Bus Umum (MBU) b. Mobil Penumpang Umum (MPU)
Angkutan Sewa / Pariwisata Taxi
Kendaraan Pengantar Pada Terminal Tipe A:
a. Mobil Penumpang b. Sepeda Motor c. Pejalan Kaki
d. WC/Sarana Kebersihan Umum :
Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu No 38 Tahun 2011
Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa tarif retribusi terminal masih
tergolong murah jika diterapkan dimasa sekarang ini. Mengingat saat ini sudah
naiknya ongkos semua angkutan umum yang disebabkan harga berbagai
kebutuhan yang sudah menjulang tinggi, sehingga penggunaan tarif retribusi
sekarang diharapkan dapat dinaikkan sesuai dengan perkembangan ekonomi yang
ada. Sebagaimana menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika, Tarif Retribusi Terminal yang saat ini diatur didalam Perda No 38
Terminal, hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikas dan Informatika Kab. Labuhanbatu, Bapak Saiful,
yaitu:
“ Untuk sekarang Tarif yang diatur dalam Perda No 38 Tahun 2011 tidak sesuai lagi, sehingga kedepan harus direvisi ulang perdanya untuk meningkatkan jaringan nilai retribusi yang dibebankan kepada wajib retribusi” (Wawancara dengan Bapak Saiful,SP, Rabu, 28 Januari 2015).
Keputusan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi untuk
merevisi Perda tentang Retribusi Terminal terkait dengan penaikan tarif
diharapkan mampu memberikan pemasukan kekas daerah dan dapat mencapai
target penerimaan retribusi terminal. Pada tabel 4.6. dapat terlihat realisasi
penerimaan retribusi terminal 4 tahun terakhir 2011 s/d 2014.
Tabel 4.6 : Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2011 s/d 2014
No Tahun
Gambar 4.1 : Realisasi penerimaan Retribusi Terminal Tahun 2011 s/d 2014
Dapat dilihat pada tabel dan grafik diatas, Realisasi akhir Retribusi
terminal sebesar Rp.238.565.000 tersebut belum memenuhi target sebagaimna
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Realisasi tersebut
hanya 79,52% dari target penerimaan sebesar Rp.300.000.000 dan hal ini dapat
dikatakan belum berhasil secara optimal.
4.1.1.4. Pelayanan Aparatur Terminal dalam Pengelolaan Retribusi Terminal
1. Etika Pegawai LLAJ
Etika adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan yang berlaku. Sikap
seorang pegawai dalam menjalankan tugas diterminal akan berpengaruh pada
keberhasilan dalam meningkatkan retribusi terminal. Sikap kepatuhan pegawai
terminal terlihat pada saat peneliti melakukan wawancara kepada beberapa
pegawai yang bertugas diterminal, banyak pegawai yang menolak dengan alasan
mereka adalah bawahan dan tidak berani memberikaninformasi jika belum ada
perintah dari Komandan Regu (Danru). Bahkan ada yang menyuruh peneliti
kembali lagi keesokan harinya agar melakukan wawancara kepada Danru mereka
saja.
Hal ini membuat peneliti mengambil kesimpulan bahwa kepatuhan
pegawai yang bertugas diterminal terhadap pimpinan mereka cukup tinggi.
Mereka tidak akan mengambil tindakan sebelum adanya instruksi dari Danru
mereka. Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terkait dengan etika pegawai dari
tingkat kejujuran dan tanggung jawab pegawai yang bertugas, beliau menyatakan
bahwa:
“ sejauh ini tanggung jawab pegawai yang ada diterminal sudah cukup baik, kalau dari tingkat kejujuran mudah-mudahan masih belum ada masalah terkait ketidakjujuran pegawai tentang pendapatan retribusi terminal, hal ini dapat terlihat karena kita kan selalu tahu berapa banyak angkutan yang masuk setiap harinya.” (Wawancara dengan Bapak Saiful,SP, Rabu, 28 Januari 2015).
2. Dasar Hukum tentang Retribusi Terminal
Adapun yang menjadi daasar hukum dalam pengelolaan retribusi terminal
adalah sebagai berikut :
a) Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
b) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
c) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 Tentang Penyerahan
Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kepada Daerha Tingkat I dan Tingkat II
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3410);
d) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3527);
e) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan
Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3528);
f) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana
dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3529);
g) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan
1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3530);
h) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
i) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5161);
j) Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 35 Tahun 2011
Tentang Retribusi Terminal.
3. Ketentuan Pemungutan, Pembayaran dan Penagihan Retribusi Terminal
a) Tata Cara Pembayaran
1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;
2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
dokumen lain dipersamakan seperti karcis, kupon, atau
kartu langganan;
3) Wajib Retribusi membayar lunas retribusi terutang pada
saat SKRD (Surat Ketetapan Retribusi Daerah) atau
4) Wajib retribusi melakukan pembayaran atau penyetoran
retribusi yang terutang ke Kas Negara atau tempat
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati dengan
menggunakan SSRD ( Surat Setoran Retribusi Daerah );
5) SSRD diberikan kepada Wajib Retribusi sebagai tanda
bukti pembayaran atau penyetoran retribusi.
4.1.2. Lingkungan Eksternal
Eksternal diidentifikasikan sebagai faktor yang menyangkut peluang dan
ancaman yang berasal dari luar terminal dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika yang dilihat berdasarkan beberapa faktor, yaitu, faktor sosial, politik,
ekonomi, dan teknologi. Apabila faktor eksternal mendukung faktor internal
dalam mencapai tujuan, maka hal tersebut merupakan suatu peluang. Sebaliknya,
apabila faktor eksternal menghambat faktor internal, merupakan sebagai suatu
ancaman bagi organisasi.
4.1.2.1. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksudkan disini diartikan sebagai analisis terhadap
keadaan sosial berupa fenomena-fenomena sosial yang terjadi didalam masyarakat
yang dapat mempengaruhi terlaksananya aktivitas sebuah organisasi. Sosialisasi
terkait pengadaan terminal yang dilakukan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informasi masih belum efektif, hal ini terlihat rendahnya minat perusahaan bus
untuk menggunakan loket-loket di terminal yang berdampak pada tidak adanya
aktivitas menaik dan menurunkan penumpang di terminal. Hasil wawancara
“ Kami sudah berupaya untuk menghimbau kepada pengusaha-pengusaha bus tersebut tetapi mungkin faktor lingkungannya terminal belum memadai.” (Wawancara dengan Bapak Saiful, SP. Rabu, 28 Januari 2015).
Dengan penjelasan tersebut dalam aspek sosial menjadi tantangan bagi
DPKI dalam menjalankan fungsinya guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerha
melalui Retribusi Terminal.
4.1.2.2. Faktor Politik
Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap
kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberi pengaruh terhadap
organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan
strategi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Faktor politik yang
berpengaruh terhadap DPKI yakni Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagai
awal adanya otonomi daerah dan Undang –Undang No 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Yang mana APBD
bersumber dari Pajak dan Retribusi Daerah.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu menetapkan Retribusi Terminal
menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang dikelola oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan Peraturan Daerah No 35
Tahun 2011 tentang Retribusi Terminal. Namun saat ini menurut Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Perda tersebut masih perlu direvisi
ulang dengan menaikkan tarif baru yang nantinya bisa meningkatkan Pendapatan
Daerah.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa revisi kebijakan baru
yang nantinya akan dikeluarkan dapat dijadikan sebagai peluang bagi Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk mengembangkan potensinya
guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
4.1.2.3. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi dapat terlihat dari kesanggupan wajib retribusi dalam
membayar retribusi terminal. Tingkat ekonomi para wajib retribusi tidak dapat
diperkirakan setiap harinya, penumpang merupakan ukuran pendapatan mereka.
Namun dalam hal pembayaran retribusi, para wajib retribusi tidak
mempermasalahkannya. Mereka menganggap itu tidak mempengaruhi pendapatan
mereka, tarif retribusi terminal sudah sesuai (hasil wawancara dengan Bapak
Rudi dan Bapak Saripuddin Pohan, Wajib Retribusi).
Dengan diterimanya tarif retribusi yang dikenakan sekarang, harapannya
revisi Perda nantinya terkait dengan kenaikan tarif baru dapat diterima juga oleh
wajib retribusi agar dapat meningkatkan penerimaan retribusi terminal.
4.1.2.4. Faktor Teknologi
Kemajuan teknologi saat ini sangat berpengaruh pada pelayanan terminal
di Rantauprapat, yang mana saat ini sudah banyak pengguna layanan internet bagi
pengguna telepon genggam (Handphone) dimasyarakat, hal ini membuat DPKI
melakukan pembuatan Wifi dikawasan terminal, meskipun saat ini belum
Jadi pemanfaatan kemajuan ilmu dan teknologi bisa menjadi peluang
untuk meningkatkan pengadaan terminal, agar minal penumpang dan angkutan
umum menjadi tinggi untuk masuk terminal.
4.1.2.5. Kerja Sama Dengan Instansi Lain
Dalam pengelolaan Terminal dalam bidang pelayanan pengamanan
terhadap transportasi, dilakukan kerja sama dengan Instansi lain terkait.sehingga
dapat membantu memberikan pelayanan yang baik demi keselamatan dan
keamanan penumpang diluar Terminal.
Adapun pihak – pihak yang terkait dalam kerja sama pengamanan
transportasi adalah dengan Instansi Kepolisian Kab.labuhanBatu dan Satpol PP.
Bentuk kerja samanya yaitu dengan memberikan sebagian atau seluruhnya tugas
pengadaan razia angkutan umum tentang Surat Kendaraan Bermotor diwilayah
Kab.Labuhanbatu.
Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam keamanan berkendara
bagi supir angkutan umum dan juga sangat bermanfaat bagi penumpang dalam
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini, peneliti akan membahas, mengolah serta menganalisis data
yang telah dikumpulkan selama melakukan penelitian, baik dengan melakukan
studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan, serta juga melakukan
pengamatan/observasi dilapangan. Teknik analisis data yang akan digunakan yaitu
Analisis SWOT sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
5.1. Analisis SWOT
Sebagaimana yang telah penulis uraikan diatas, teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis data SWOT. Analisis SWOT adalah instrumen yang
digunakan untuk melakukan analisis strategis, yang mana SWOT adalah Strenghs
(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Oppurtunity (Peluang), dan Threats
(Ancaman). Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT
merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah,
terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut
sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis ini akan dapat
membandingkan dan melakukan perbandingan secara sistematis antara peluang
dan ancaman eksternal disatu pihak dengan kekuatan dan kelemahan internal
dilain pihak.(Tangkilisan, 2003:55)
Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan analisis SWOT akan
dapat mengidentifikasikan atau mempetakan dan dapat mengenali satu dari empat
dihadapi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan informatika dalam pengelolaan
retribusi terminal.
5.1.1. Lingkungan Internal 5.1.1.1. Kekuatan
Kekuatan adalah merupakan salah satu bagian dari faktor internal yang
berhubungan dengan fokus penelitian. Berikut ini akan dibahas faktor-faktor yang
merupakan bagian dari kekuatan yang dimiliki Dinas Perhubungan, Komunikasi,
dan Informatika dalam menemukan strategi yang tepat dalam rangka
meningkatkan retribusi terminal, yaitu:
1. Jumlah Pegawai Terminal Cukup Memadai, Jumlah pegawai yang
bertugas di Terminal dianggap sudah cukup memadai untuk menjalankan
operasional diterminal, dengan jumlah pegawai 63 orang laki-laki dan 12
orang perempuan.
2. Sikap Kepatuhan, Tanggung jawab dan Kejujuran pegawai yang cukup
baik, Etika adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan yang
berlaku. Sikap seorang pegawai dalam menjalankan tugas diterminal akan
berpengaruh pada keberhasilan dalam meningkatkan retribusi terminal.
3. Ketersediaan fasilitas utama dan penunjang diterminal, Sarana dan
prasarana merupakan suatu ukuran tentang tingkat pelayanan yang
diberikan oleh suatu instansi karena tanpa adanya sarana yang memadai
Fasilitas utama dan penunjang yang ada diterminal dapat dilihat pada tabel
4.4. sarana dan prasarana terminal.
4. Posisi terminal terletak di jalan lintas sumatera, Terminal Terpadu Padang
Bulan terletak dikawasan jalan lintas sumatera, yang mana jalan lintas
sumatera merupakan sebuah jalan raya yang membentang dari utara
sampai selatan pulau sumatera. Sehingga terminal ini memiliki letak yang
strategis karena banyak dilalui oleh angkutan umum lintas Provinsi,
maupun dalam Provinsi. Hal ini dapat mempermudah fungsinya dalam
penarikan retribusi terminal serta pengawasan terhadap angkutan umum
dalam bentuk pengamanan transprtasi umum.
5.1.1.2. Kelemahan
Adapun beberapa faktor kelemahan internal yang dimiliki Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi
Terminal, yaitu:
1. Lambatnya penanganan fasilitas terminal yang rusak, ketersediaan fasilitas
utama dan penunjang diterminal tidak didukung dengan perawatan dan
penanganan yang baik.
2. Rendahnya kesejahteraan pegawai LLAJ, pegawai hanya mendapatkan
gaji pokok tanpa adanya insentif yang menanmbahi, sedangkan tugas
pegawai sebagai pengutip retribusi terminal merupakan rawan akan
3. Sosialisasi yang kurang efektif, kurang adanya sosialisasi terhadap para
perusahaan bus maupun angkutan umum untuk dapat menarik mereka
kedalam kegiatan terminal.
4. Rendahnya kemampuan sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan
operasional terminal, secara kualitas pegawai LLAJ masih ada yang
memiliki pendidikan yang rendah, hal ini dapat terlihat pada tabel 4.3.
kondisi SDM berdasarkan tingkat pendidikan.
5.1.2. Lingkungan Eksternal 5.1.2.1. Peluang
Adapun beberapa faktor Peluang eksternal yang dimiliki Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi
Terminal, yaitu:
1. Potensi jumlah angkutan umum yang wajib masuk terminal, melihat lokasi
terminal yang terletak dijalan lintas sumatera memungkinkan banyaknya
kendaraan umum yang melewati terminal tersebut.
2. Kemudahan dalam melakukan koordinasi dengan polri dan satpol pp
dalam penanganan kasus pelanggaran lalu lintas diterminal.
3. Membuat kebijakan baru dengan merevisi perda sebelumnya, adanya
peluang untuk membuat kebijakan baru terkait dengan penaikan tarif
retribusi terminal, yang nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah. Serta adanya peluang untuk kemajuan terminal berjalan lebih baik
4. Adanya Program pendidikan dan pelatihan Formal, program ini masuk
kedalam Program Anggaran Belanja Dinas, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2014.
5.1.2.2. Ancaman
Adapun beberapa faktor Ancaman eksternal yang dimiliki Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka meningkatkan Retribusi
Terminal, yaitu:
1. Rendahnya minat perusahaan angkutan untuk menggunakan loket – loket
di terminal, hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan penelitian di
Terminal Padang Bulan, Rantauprapat. Lokasi loket-loket yang seharusnya
menjadi tempat perusahaan bus, masih terlihat kosong.
2. Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk terminal, belum nampaknya
kemauan pribadi dari angkutan umum untuk masuk terminal, sehingga saat
ini masih harus diarahkan sama petugas LLAJ agar masuk terminal.
3. Para angkutan umum banyak yang menaik turunkan penumpang diluar
teminal, seperti rumah makan dan pom bensin.
4. Perda tentang retribusi terminal yang berlaku saat ini dianggap tidak sesuai
lagi, sudah dijelaskan pada Bab IV sebelumnya hal 63 bahwa perlu adanya
5.2. Penyusunan Formulasi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor, faktor internal dan
faktor eksternal, secara sistematis untuk merumuskan strategi. Strategi tersebut
meliputi :
1. Strategi SO
Strategi ini lebih memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal.
2. Strategi WO
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
3. Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
Tabel 5.1 : Matrik SWOT Peningkatan PAD Melalui Reribusi Terminal
INTERNAL
EKSTERNAL
Kekuatan (S)
1. Jumlah pegawai LLAJ memadai; 2. Sikap kepatuhan, tanggung jawab dan kejujuran pegawai cukup tinggi;
3. Ketersediaan fasilitas utama dan fasilitas penunjang diterminal;
4. Posisi terminal terletak dijalan Lintas Sumatera.
Kelemahan (W)
1. Lambatnya penanganan fasilitas yang Rusak;
2. Rendahnya kesejahteraan Pegawai; 3. Sosialisasi yang kurang efektif; 4. Rendahnya kemampuan SDM dalam melakukan kegiatan operasional terminal.
Peluang (O)
1. Potensi angkutan umum yang wajib masuk Terminal;
2. Kemudahan berkoordinasi dengan Instansi Lain;
3. Membuat Kebijakan baru, dengan merevisi Perda sebelumnya;
4. Adanya Program pendidikan dan pelatihan Formal.
Strategi SO (Kuadran I)
1. Memanfaatkan posisi terminal untuk menambah potensi masuknya angkutan umum ke dalam terminal.
2. Memanfatkan ketersediaan fasilitas diterminal untukmemberikan pelayanan dan menarik para angkutan umum. serta berkoordinasi dengan instansi lain terkait dengan pelayanan pengamanan dijalan. 3. Mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan dalam
peningkatan SDM, serta meningkatkan sikap pelayanan yang tinggi kepada pegawai untuk melayani wajib retribusi diterminal.
Strategi WO (Kuadran II)
1. Sosialisasi yang lebih efektif akan semakin meningkatkan potensi angkutan umum masuk terminal.
2. Memanfaatkan koordinasi dengan instansi lain dalam penanganan fasilitas yang rusak, serta didukung dengan kebijakan baru yang mendukung pengadaan fasilitas. 3. Dengan adanya pembuatan kebijakan baru, dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan adanya pemberian insentif.
Ancaman (T)
1. Rendahnya minat perusahaan
menggunakan loket – loket di terminal; 2. Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk Terminal;
3. Perda tentang retribusi terminal yang berlaku tidak sesuai lagi;
4. Angkutan umum banyak menaik turunkan penumpang diluar terminal.
Strategi ST (Kuadran III)
1. Meningkatkan pelayanan terhadap para angkutan umum, sikap yang dimiliki para pegawai yang baik akan menarik
keinginan angkutan umum untuk masuk terminal.
2. Memanfaatkan posisi terminal untuk menarik minat perusahaan untuk menggunakan loket – loket didalam terminal, didukung dengan revisi Perda tentang terminal.
3. Meningkatkan fasilitas utama dan penunjang untuk menarik para angkutan umum melakukan aktivitas diterminal. 4. Mengoptimalkan jumlah pegawai LLAJ yang memadai untuk menangani
permasalahan ketidakdisiplinan angkutan umum.
Strategi WT (Kuadran IV)
1. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas yang rusak, agar para angkutan umum dapat melakukan aktivitas diterminal.
2. Meningkatkan sosialisasi terhadap
perusahaan bus untuk menggunakan loket- loket didalam terminal.
3. Meningkatkan kemampuan SDM untuk menangani ketidakdisiplinan angkutan umum.
4. Dengan adanya revisi Perda sebelumnya untuk dapat membuat kebijakan baru, diharapkan dapat mendukung
Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis matriks SWOT
maka diperoleh isu-isu strategis yang berasal dari kombinasi antara faktor internal
dan eksternal dari organisasi. Adapun isu-isu strategis yang harus diperhatikan
guna meningkatkan Retribusi Terminal yang ditemukan dari hasil analisis dengan
matriks SWOT adalah sebagai berikut:
1. Belum intensifnya pelaksanaan sosialisasi terkait dengan retribusi terminal
baik secara formal maupun informal.
2. Kurangnya penanganan sarana dan prasarana yang rusak diterminal.
3. Belum adanya perubahan terhadap Peraturan Daerah mengenai Retribusi
Terminal yang tidak sesuai lagi, Perda tentang Retribusi Daerah yang
tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini, sehingga harus segara
dilakukan perubahan. Dalam hal ini sangat memungkinkan dimana sudah
adanya keinginan Kepala Dinas, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika untuk memberikan usulan, saran dan masukan kepada DPRD
untuk melakukan pembahasan revisi Perda sebelumnya dalam rangka
meningkatkan pendapatan Retribusi Terminal.
4. Belum optimalnya penanganan program pelatihan dan pendidikan formal
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis peneliti tentang peningkatan
retribusi terminal, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut:
1. Realisasi akhir penerimaan retribusi Terminal Terpadu Padanag Bulan di
Rantauprapat adalah sebesar Rp 238.565.000,00. Realisasi tersebut belum
memenuhi target sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu. Realisasi tersebut
hanya 79,52% dari target penerimaan Rp 300.000.000,00. Hal ini dapat
terlihat bahwa penerimaan retribusi terminal di Rantauprapat belum berhasil
secara optimal.
2. Berdasarkan analisis dari berbagai faktor, yaitu faktor internal (Kekuatan dan
Kelemahan) dan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dari Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam rangka pengelolaan
Terminal. Faktor – faktor tersebut, yaitu:
A. Kekuatan (Strength), yaitu:
a. Jumlah pegawai LLAJ yang cukup memadai;
b. Sikap kepatuha, tanggungjawab, dan kejujuran pegawai yang
cukup tinggi;
c. Ketersediaan fasilitas utama dan fasilitas penunjang diterminal;
B. Kelemahan (Weakness), yaitu:
a. Lambatnya penanganan fasilitas yang rusak;
b. Rendahnya kesejahteraan pegawai;
c. Sosialisasi yang kurang efektif;
d. Rendahnya kemampuan SDM dalam melakukan kegiatan
operasional terminal.
C. Peluang (Opportunity), yaitu:
a. Potensi angkutan umum yang wajib masuk terminal;
b. Kemudahan berkoordinasi dengan Instransi lain;
c. Membuat Kebijakan baru, dengan merevisi Perda sebelumnya;
d. Adanya program pendidikan dan pelatihan formal.
D. Ancaman (Threats), yaitu:
a. Rendahnya minat perusahaan loket – loket yang ada didalam
terminal;
b.Ketidakdisiplinan angkutan umum masuk terminal;
c. Perda tentang retribusi terminal yang dipakai saat ini dianggap tidak
sesuai lagi;
d.Angkutan umum banyak yang menaik turunkan penumpang diluar
terminal.
3. Strategi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dalam
meningkatkan Retribusi Terminal di Kabupaten Labuhanbatu
a. Kuadran I, yaitu:
angkutan umum ke dalam terminal.
2. Memanfatkan ketersediaan fasilitas diterminal untuk memberikan
pelayanan dan menarik para angkutan umum. serta berkoordinasi
dengan instansi lain terkait dengan pelayanan pengamanan dijalan.
3. Mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan dalam
peningkatan SDM, serta meningkatkan sikap pelayanan yang tinggi
kepada pegawai untuk melayani wajib retribusi diterminal.
b. Kuadran II, yaitu:
1. Sosialisasi yang lebih efektif akan semakin meningkatkan potensi
angkutan umum masuk terminal.
2. Memanfaatkan koordinasi dengan instansi lain dalam penanganan
fasilitas yang rusak, serta didukung dengan Kebijakan baru yang
mendukung pengadaan fasilitas.
3. Dengan adanya pembuatan Kebijakan baru, dapat meningkatkan
kesejahteraan pegawai dengan adanya pemberian insentif.
4. Memanfaatkan program pendidikan dan pelatihan formal untuk dapat
meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan terminal.
c. Kuadran III, yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan terhadap para angkutan umum, sikap yang
dimiliki para pegawai yang baik akan menarik keinginan angkutan
umum untuk masuk terminal.
menggunakan loket – loket didalam terminal, didukung dengan revisi
Perda tentang terminal.
3. Meningkatkan fasilitas utama dan penunjang untuk menarik para
angkutan umum melakukan aktivitas diterminal.
4. Mengoptimalkan jumlah pegawai LLAJ yang memadai untuk
menangani permasalahan ketidakdisiplinan angkutan umum.
d. Kuadran IV, yaitu:
1. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas yang rusak, agar para
angkutan umum dapat melakukan aktivitas diterminal.
2. Meningkatkan sosialisasi terhadap perusahaan bus untuk menggunakan
loket-loket didalam terminal.
3. Meningkatkan kemampuan SDM untuk menangani ketidakdisiplinan
angkutan umum.
4. Dengan adanya revisi Perda sebelumnya untuk dapat membuat
kebijakan baru, diharapkan dapat mendukung kesejahteraan pegawai
LLAJ.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat mengajukan saran
untuk meningkatkan retribusi terminal di Rantauprapat, sebagai berikut:
1. Mempercepat perubahan Peraturan Daerah No 35 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Terminal, agar pengelolaan terminal dapat berjalan dengan
2. Mempercepat tindakan penanganan fasilitas utama dan penunjang
yang rusak, serta melakukan perawatan terhadap fasilitas tersebut agar
dapat terjaga dengan baik.
3. Melakukan sosialisasi terkait dengan penggunaan terminal dan
retribusi terminal kepada perusahaan bus dan angkutan umum, guna
meningkatkan jaringan retribusi.
4. Lebih mengoptimalkan penggunaan program pelatihan dan pendidikan
formal dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia.
5. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai dengan memberikan
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha
untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data – data
secara sistematis dan faktual mengenai fakta – fakta dan sifat – sifat populasi.
Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta – fakta tentang
masalah yang diteliti dengan rasional dan akurat.
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Perhubungan Kota Rantauprapat yang
terletak di Jalan H. Adam Malik, Kabupaten Labuhan Batu.
2.3. Informan Penelitian
Menurut Jhon W. Creswell (2011 : 4), Penelitian kualitatif merupakan
metode – metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial
atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya – upaya
penting, seperti mengajukan pertanyaan – pertanyaan dan prosedur – prosedur,
mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara
induktif mulai dari tema – tema yang khusus ke tema – tema umum, dan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan yang terdiri dari :
1. Informan kunci
Merupakan mereka yang mengetahui dan memliki berbagai informasi
pokok yang diperlukan dalam penelitian. yang menjadi informan kunci
dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Labuhan Batu.
2. Informan Utama
Merupakan mereka yang berlibat langsung dalam interaksi sosial yang di
teliti. adapun informan utama dalam penelitian ini adalah Kepala Terminal
dan Pegawai Terminal.
3. Informan Tambahan
Merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam persoalan penelitian. adapun yang menjadi
informan tambahan adalah Wajib Retribusi Terminal di Rantauprapat.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik ini dilakukan melalui :
a. Metode Interview (wawancara), yaitu proses tanya – jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang
– informasi atau keterangan – keterangan. Tanpa wawancara
penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh
dengan bertanya langsung kepada responden. Metode ini
merupakan teknik yang baik untuk menggali informasi disamping
sekaligus berfungsi memberi penerangan kepada masyarakat.
b. Metode Observasi, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala –
gejala yang diselidiki dilapangan untuk melengkapi data – data
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang
dilakukan melalui studi bahan – bahan kepustakaan yang diperlukan untuk
mendukung data – data primer, yang dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
a. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan data
dengan menggunakan catatan atau foto – foto rekaman video yang ada
dilokasi penelitian serta sumber – sumber lain yang relevan dengan objek
penelitian.
b. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah dan lainnya yang berkenaan
dengan penelitian ini.
2.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam peneliyian ini adalah analisa data kualitatif.
dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan
yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan
dan serta menafsirkannya ke dalam analisis dengan kemampuan daya nalar
peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.
Analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis SWOT (strenghts, weakness, opportunities, threats). Menurut Bryson
(1999) ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
Pertama, menilai lingkungan internal guna mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi, tiga kategori utama yang dapat membantu adalah sumber
daya (input), strategi sekarang (process), dan kinerja (output) dan menilai
lingkungan eksternal dengan tiga kategori penting yang mungkin dipantau
kekuatan dan kecenderungan klien, pelanggan atau pembayar serta pesaing dan
kolaborator yang aktual dan potensial.
Kedua, melakukan analisis yang cermat dengan menggabungkan
faktor-faktor di atas untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang perlu dikembangkan.
Selanjutnya akan ditemukan strategi efektif yang dapat dikembangkan oleh
organisasi dengan membangun kekuatan dan mengambil keuntungan dari peluang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Otonomi Daerah merupakan hak, kewenangan, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan tanggung jawab,
terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber potensi yang ada
di daerahnya, sehingga dapat menyediakan sumber - sumber pembiayaan untuk
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.
Melalui otonomi diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan
seluruh kegiatannya dan Pemerintah Pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur
Daerah. Pemerintah Daerah diharapkan mampu memainkan peranannya dalam
membuka peluang memajukan Daerah dengan melakukan identifikasi potensi
sumber – sumber pendapatannya dan mampu menetapkan belanja Daerah secara
ekonomi yang wajar, efisien, efektif termasuk kemampuan perangkat Daerah
meningkatkan kinerja, mempertanggung jawabkan kepada pemerintah atasannya
maupun kepada publik/masyarakat.
Dengan adanya penyelenggaraan Otonomi Daerah, daerah yang dibentuk
rangka pembangunan daerah dan kemakmuran masyarakatnya, hal ini diatur
Didalam Undang – Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang – Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah yang menetapkan bahwa penerimaan daerah dalam
pelaksanakan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan.
Pendapatan daerah selain dari pajak daerah dan bagi hasil pajak pusat yang
diperuntukkan ke Pemerintah daerah, juga berasal dari Retribusi daerah. Pajak
bersifat umum, artinya berlaku untuk setiap orang yang memenuhi syarat untuk
dikenakan pajak. Sementara itu, Retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu,
yaitu yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk.
Berdasarkan Perda Kabupaten Labuhan Batu No 35 Tahun 2011,
Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang
memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan kemampuan
keuangan daerah dan akan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu Retribusi Daerah yang dipungut oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota adalah Retribusi Terminal. Retribusi
Terminal termasuk golongan Retribusi Jasa Usaha yang merupakan salah satu
sumber pendapatan asli daerah yang pada umumnya dapat digali oleh Pemerintah
Daerah. Dengan berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah
mengharapkan sumber pendapatan dari Retribusi Daerah ini dapat terus
meningkat setiap tahunnya sehingga pembangunan daerah akan berjalan lancar