• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi analisis gap untuk Sistem Pendukung Keputusan (SPK) kenaikan jabatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi analisis gap untuk Sistem Pendukung Keputusan (SPK) kenaikan jabatan"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM

PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN

JABATAN

Oleh :

Citra Nuraini Mursa

105093003015

PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)

KENAIKAN JABATAN

Oleh :

Citra Nuraini Mursa

105093003015

PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

CITRA NURAINI MURSA

105093003015

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Mei 2010

(5)

ABSTRAK

Citra Nuraini Mursa, Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan. (Di bawah bimbingan Ditdit N. Utama dan

Zaenudin Bey Fananie).

Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi berupa kenaikan jabatan. Penelitian ini mengangkat studi kasus implementasi analisis gap untuk sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. Beyf Bersaudara. Saat ini proses kenaikan jabatan pegawai yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara belum dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan karena masih dilakukan secara manual. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development Life Cycle(SDLC) dan perancangan model yang digunakan adalah model Pencocokan Profil (profile matching) dengan metode perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi serta PHP dan MySQL sebagai alat pengkodean komputer. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat menjadi solusi dalam pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan nilai kenaikan jabatan.

Kata kunci: SPK, SDLC (System Development Life Cycle), GAP, PHP, dan MySQL

V Bab + xvi Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 51 Gambar + Daftar Pustaka + 4 Lampiran

(6)

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang-benderang hingga akhir zaman.

Skripsi berjudul“Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Kenaikan Jabatan”, disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program Studi Sistem Informasi.

(7)

yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi dalam membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. PT Beyf Bersaudara yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat meneliti proses kenaikan jabatan.

5. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, materi, semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta mas apur, mas apat, mba eno, k’ivon, siti, banu, gaza, dan abhie yang selalu membuat tersenyum dan semangat.

6. Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan ilmunya. Terima kasih Pak!

7. Bachtiar (IyayQu) tercinta yang selalu mencurahkan segala perhatian, semangat, motivasi, doa, kasih sayang dan waktunya.Thank’s beibh.

8. Teman-teman angkatan 2005 terutama SIB, annisa, dhita, dillah, lia, mita, muya, nyit2, v-te, anak-anak cowo SIB, serta k’ditra, panki, dan k’aldi yang banyak membantu dalam penyelesaian aplikasi skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.

Jakarta, Mei 2010

(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Sampul... ii

Halaman Pengesahan Ujian... iii

Halaman Persetujuan Pembimbing... iv

Halaman Pernyataan... v

Abstrak... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Gambar... xv

Daftar Tabel... xvii

Daftar Simbol... xix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan... 4

1.5 Manfaat... 4

1.6 Metodologi Penelitian... 5

1.7 Sistematika Penulisan... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi... 2.1.1 Definisi Sistem Informasi...

8 8 2.1.2 Komponen Sistem Informasi... 2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)...

(9)

2.2.1 Sistem... 2.2.1.1 Definisi Sistem... 2.2.1.2 Klarifikasi Sistem...

10 10 11

2.2.2 Pendukung... 13

2.2.3 Keputusan... 13

2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 2.2.4.3 Karakteristik Sistem pendukung keputusan... 14 14 19 24 2.3 Jabatan... 25

2.4 Pengukuran Kinerja... 28

2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja... 28

2.4.2 Kriteria Ukuran Kinerja... 29

2.5 Metode Pengumpulan Data... 30 2.6System Development Life Cycle (SDLC)... 2.6.1 Definis SDLC... 2.6.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle(SDLC)...

32 32 33 2.7 Model Pencocokan Profil (Profile Matching)... 2.7.1 Pemetaan Gap Kompetensi... 2.7.2 Tes IST... 2.7.3 Tes Pauli... 2.7.4 Aspek-aspek Penilaian... 2.7.5 Perhitungan dan PengelompokanCoredanSecondary Factor... 2.8Graphic Tools(Data Flow Diagram)... 2.8.1 Diagram Alir Data/Data Flow Diagram... 2.8.1.1 DefinisiData Flow Diagram... 2.8.2 Diagram Konteks... 2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks... 2.8.3 Diagram Nol/Zero(Overview Diagram)... 2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero(Overview Diagram)...

(10)

2.8.4 Diagram Rinci (Level Diagram)... 2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram)... 2.8.5 SimbolData Flow Diagram(DFD)... 2.9 Kamus Data... 2.10 Flowchart... 2.10.1 DefinisiFlowchart... 2.10.2 Simbol-simbolFlowchart... 2.10.2.1Flow Direction Symbols... 2.10.2.2Processing Symbols...

45 2.10.2.Input-output... 2.11 Pseudocode... 2.12 State Trasition Diagram... 2.13 Entity Relationship Diagram(ERD)... 2.13.1 Definisi ERD... 2.13.1 Elemen Dasar ERD... 2.13.2 Simbol ERD... 2.14 Normalisasi... 2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi... 2.14.2 Langkah-langkah Pembuatan Normalisasi... 2.15 Black Box Testing... 2.16 Pengertian PHP... 2.16.1 Definisi PHP... 2.16.2 Kelebihan PHP... 2.16.3 Kelemahan PHP... 2.17 MySQL... 2.18 XAMPP... 2.19 Literatur Sejenis...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

48

(11)

3.1.1 Studi Pustaka... 64

3.1.2 Studi Lapanagan... 65

3.1.2.1Observasi... 65

3.1.2.2Wawancara... 65

3.1.2 Studi Literatur... 66

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem... 66

3.2.1 Perancangan Sistem... 66

3.2.2 Perancangan Model………... 3.2.3 Kerangka Penelitian... BAB 4 PEMBAHASAN 70 71 4.1 Profil Perusahaan... 73

4.2 Analisis... 75

4.2.1 Deteksi Massalah... 75

4.2.2 Investigasi Awal... 76

4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem... 78

4.2.3.1 FlowchartSistem Berjalan………... 4.2.3.2FlowchartUsulan... 80

4.2.3.2.1FlowchartSistem... 78

4.2.3.2.2FlowchartPencocokan Profil... 82

4.2.3.2.3FlowchartProgram... 83

4.2.3.3Pseudocode... 84

4.2.4 Mensortir Kebutuhan Sistem ... 86

4.2.4.1Input...... 87

4.2.4.2Processing...... 87

4.2.4.3Output... 88

4.2.5 Memilih Sistem Yang Baik... 88

4.2.5.1 Sistem Yang Berjalan... 88

4.2.5.2 Sistem Yang Siusulkan... 89

4.2.6 Perancangan... 90

(12)

4.2.6.1.1 PemetaanGapKompetensi... 91

4.2.6.1.2 Pembobotan... 95

4.2.6.1.3 Perhitungan dan PengelompokanCoredan Secondary Factor... 99

4.2.6.1.4 Perhitungan Nilai Total... 104

4.2.6.1.5 Perhitungan Penentuan Ranking... 107

4.2.6.2 Rancangan Spesifikasi Sistem Penunjang Keputusan... 109

4.2.6.2.1Context Diagram... 109

4.2.6.2.2 Diagram Nol/Zero...... 110

4.2.6.2.3DFD Level 1proses 4.0... 112

4.2.6.2.4 Kamus Data... 113

4.2.6.3 PerancanganFiles... 114

4.2.6.3.1 ERD...……….. 114

4.2.6.3.2 TransformasiERD keLogical Record Structure(LRS)... 116

4.2.6.3.3 Analisis Data... 117

4.2.6.3.3.1 Normalisasi... 117

4.2.6.3.3.2 SpesifikasiDatabase... 121

4.2.6.4.1 Rancangan Modul Menu Utama... 127

4.2.6.5Perancangan Antar Muka... 130

4.2.6.6 Tahap Penerapan...………... 141

4.2.6.6.1 PenulisanSource CodeProgram... 142

4.2.6.6.2 TestingProgram... 142

4.2.6.6.2.1 PengujianUser... 142

4.2.6.6.3 Fitur Sistem... 144

(13)

5.2 Saran... 146

Daftar Pustaka... 147

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK...16

Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap...40

Tabel 2.3 Perbedaan Simbol DFD...45

Tabel 2.4Flow Direction Symbols...48

Tabel 2.5Processing Symbols...49

Tabel 2.6Input-output Symbols...50

Tabel 2.7 Simbol ERD...54

Tabel 4.1 Perbandingan Sistem...77

Tabel 4.2 Nilai Pegawai...91

Tabel 4.3 Bobot Nilai Jabatan...91

Tabel 4.4 HasilGapKapasitas Intelektual...92

Tabel 4.5 Nilai Pegawai...93

Tabel 4.6 Bobot Nilai Jabatan...93

Tabel 4.7 HasilGapSikap kerja...93

Tabel 4.8 Nilai Pegawai...94

Tabel 4.9 Bobot Nilai Jabatan...94

Tabel 4.10 HasilGapPerilaku...95

Tabel 4.11 Bobot Nilai Gap...95

Tabel 4.12 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 1...96

Tabel 4.13 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 2...96

Tabel 4.14 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 3...96

(15)

Tabel 4.17 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 1...97

Tabel 4.18 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 2...97

Tabel 4.19 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 3...97

Tabel 4.20 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai4...97

Tabel 4.21 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 5...97

Tabel 4.22 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 1...97

Tabel 4.23 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 2...97

Tabel 4.24 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 3...97

Tabel 4.25 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai4...99

Tabel 4.26 Hasil PemetaanGapKompetensi Pegawai 5...99

Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Ranking...108

Tabel 4.28 Tabel Pegawai ...121

Tabel 4.29 Tabel Jabatan ...122

Tabel 4.30 Tabel unit_kerja...123

Tabel 4.31 Tabel user...123

Tabel 4.32 Tabel profil_karyawan...124

Tabel 4.33 Tabel profil_jabatan ...126

Tabel 4.34 Tabel bobot ...127

Tabel 4.35 Uji Coba Account User...142

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi...10

Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan...19

Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog...23

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian...72

Gambar 4.1FlowchartSistem Berjalan...79

Gambar 4.2FlowchartSistem Usulan...80

Gambar 4.3Flowchart Profile Matching...82

Gambar 4.4FlowchartProgram...83

Gambar 4.5Context DiagramSPK Untuk Kenaikan Jabatan...109

Gambar 4.6 Diagram nol/zero...110

Gambar 4.7 Diagram Rinci proses 4.0...112

Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)...115

Gambar 4.9 Tranformasi ERD ke LRS...116

Gambar 4.10 STD RancangMenuUtama...128

Gambar 4.11 STD Rancang ModulLogin...129

Gambar 4.12 STD Rancang Modul Data Unit Kerja...129

Gambar 4.13 STD Rancang Modul Data Pegawai...130

Gambar 4.14 STD Rancang Modul Rekruitmen...130

Gambar 4.15 STD Rancang Modul Bantuan...131

Gambar 4.16Login User...131

Gambar 4.17 Home...132

Gambar 4.18 Data Unit Kerja...133

Gambar 4.19 EditJabatan...133

Gambar 4.20 Lihat data pegawai...134

Gambar 4.21 DetailPegawai...135

Gambar 4.22 Cari Data Pegawai...136

Gambar 4.23 Pemilihan ... 136

Gambar 4.24 Pemilihan Proses 2...137

Gambar 4.25 Pemilihan Proses 3...138

(17)
(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Seorang pegawai wajib melakukan pekerjaan yang menuju pada kemajuan perusahaan dan tidak boleh melakukan

aktivitas yang bertujuan merugikan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan adalah

usaha yang terencana dari sebuah perusahaan baik itu perusahaan pemerintah maupun non-pemerintah, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai (Sofa, 2008). Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi. Penghargaan tersebut bisa berupa kenaikan jabatan, golongan atau perencanaan karir. Cara tersebut dapat memberikan semangat kepada pegawai untuk bekerja lebih baik lagi.

(19)

melandasi pengambilan keputusan dalam hal sistem pemberian imbalan (kompensasi), kenaikan jabatan, pelatihan dan perencanaan karir.

Dari hasil penelitian yang ada kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara pada dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya proses penilaian kinerja yang dilakukan, tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit, seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya, tidak adanya standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai, dan tidak adanya sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan.

Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan General Manager dalam mengambil keputusan kenaikan jabatan. Jika proses pengambilan keputusan ini dibantu oleh sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi, diharapkan subyektifitas dalam pengambilan keputusan dapat dikurangi dan dapat diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria-kriteria untuk seluruh pegawai. Sehingga, diharapkan pegawai dengan kemampuan (pertimbangan lain) terbaiklah yang terpilih.

(20)

tersebut, namun tidak untuk menggantikan penilaian (Turban, Aranson, dan Liang, 1997).

Dari penjabaran latar belakang di atas, maka dibuatlah skripsi dengan judul “Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan”.

1.2 Perumusan Masalah

Pada penelitian ini, ada 4 jenis masalah yang dapat dirumuskan, di antaranya ialah:

1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan untuk kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara?

2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan untuk kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara?

3. Bagaimana membuat standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai?

4. Bagaimana membuat sistem yang dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan?

1.3 Batasan Masalah

(21)

1. Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan dalam proses kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara.

2. Meng-cover proses pemberian standar baku atau bobot penilaian kinerja pegawai PT. Beyf Bersaudara.

3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap perancangan dan pengujian sistem yang telah dibuat, tidak sampai membahas penerapan sistem.

4. Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan yang dibuat tidak membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM).

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:

1. Merancang Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan.

2. Membuat perancangan model pencocokan profil untuk proses penilaian kualitas kinerja pegawai.

3. Membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan mengenai kenaikan jabatan yang berdasarkan pada penilaian kualitas pegawai.

1.5 Manfaat Penelitian

(22)

1. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), khususnya di bidang kenaikan jabatan pegawai.

2. Dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai Sistem Pendukung Keputusan terutama untuk kenaikan jabatan pada suatu perusahaan.

3. Dapat memberikan pemahaman mengenai cara perhitungan dengan menggunakan model perhitungan pencocokan profil.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi pengumpulan data, pengembangan sistem, dan perancangan model Sistem Pendukung Keputusan.

1. Metodologi Pengumpulan Data A. Studi pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan pembahasan dalam masalah ini.

B. Studi Lapangan a. Observasi

(23)

b. Wawancara

Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada kepala bagian yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan.

C. Studi Literatur

Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat apa kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang lebih baik.

2. Metodologi Pengembangan Sistem A. Perancangan Sistem

Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di dalam skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model

System Development Live Cycle(SDLC) (Ladjamudin, 2005). B. Perancangan Model

Pada perancangan model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan model Pencocokan Profil (profile matching) (Kusrini, 2007).

1.7 Sistematika Penulisan

(24)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menguraikan teori Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), SDLC, Pencocokan Profil dan materi-materi yang terkait dengan penelitian skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan menguraikan tentang motode yang digunakan dalam membuat rancang bangun SPK untuk kenaikan jabatan yaitu metodologi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem dan metodologi perancangan sistem.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Untuk Kenaikan Jabatan dan output yang dihasilkan dari pembahasan.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik (Kadir, 2003).

Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut

(26)

dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai. MenurutTurban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).

2.1.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Kadir, 2003):

A. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer danprinter.

B. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

C. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

D. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

(27)

F. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Gambar 2.1Komponen Sistem Informasi (Abdul Kadir, 2003)

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

2.2.1 Sistem

2.2.1.1 Definisi Sistem

(28)

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem.

Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).

Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.1.2 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003): 1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

(29)

Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas.

3. Sistem Tertutup dan Terbuka

Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup, antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu, terkendali, dan gejolak diluar sistem (lingkungan) tidak mempengaruhinya. Misalnya, sistem penerimaan mahasiswa baru dilingkungan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak, maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang merupakan contoh sistem terbuka.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem mobil.

(30)

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).

2.2.2 Pendukung

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang (Depertemen Pendidikan Nasional, 2002).

2.2.3 Keputusan

(31)

Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).

2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma (Turban, Aronson dan Liang , 2005).

Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat muncullah definisi lainnya yang menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu.

(32)

Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan). Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.

Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan.

(33)

Tabel 2.1Konsep yang Mendasari Definisi SPK

Sumber SPK yang didefinisikan

Little (1970) Tipe masalah, fungsi sistem (dukungan) Alter (1980) Fungsi sistem, karakteristik antar muka

Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem

Keen (1980) Proses pengembangan

Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005

Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual / kelompok. Sentralisasi / desentralisasi, partisipasi / tidak berpartisipasi, maupun demokratis / konsensus (Suryadi ,1998).

Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang terlibat.

(34)

perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik.

Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan (Suryadi , 1998). Model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu:

(35)

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

b. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mngerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

c. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif indakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

(36)

Gambar 2.2Fase Proses Pengambilan Keputusan (Suryadi, 1998)

2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Menurut O’Brien (2005), secara garis besar SPK dibangun oleh tiga komponen utama, yaitudatabase, model base, software sistem. Sistem database

berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Isi database

digunakan olehsoftware sistem. Basis model (model base) merupakan komponen

software yang terdiri dari model-model yang digunakan dalam rutinitas komputasional dan analitis yang secara matematis menyatakan hubungan antarvariabel.

INTELLIGENCE (PENELUSURAN LINGKUP

MASALAH)

DESIGN

(PERANCANGAN PENYELESAIAN MASALAH)

CHOICE (PEMILIHAN TINDAKAN)

IMPLEMENTATION (PELAKSANAAN

TINDAKAN)

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN/PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK

ILMU MANAJEMEN/OPERATION RESEARCH

(37)

Komponen ketiga yaitu software sistem yang merupakan gabungan dari

database dan model base untuk membuat model terpadu yang mendukung jenis keputusan tertentu.Softwaresistem yang dihasilkan dapat berupa perangkat lunak penulisan laporan, model matematika, dan GDSS (Group Decision Support System). Perangkat lunak penulisan laporan dapat digunakan untuk membuat laporan secara periodik maupun laporan khusus.

Laporan yang dihasilkan dapat berupa laporan terinci, laporan ringkas, ataupun laporan pengecualian. Model matematika menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai hasil simulasi yang melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan. GDSS memungkinkan para pemecah masalah dapat bekerja sama sebagai satu group atau kelompok untuk mencapai solusi yang memiliki relasi yang kuat dalam kelompok tersebut (Mulyanto, 2009).

Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis Sistem Pendukung Keputusan tersebut, yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangka lunak penyelenggara dialog (Suryadi, 1998). 1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)

Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemendatabase, yaitu:

a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstrasi data.

(38)

c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil. e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) Salah satu keunggulan Sistem Pendukung Keputusan ialah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen.

(39)

dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual. Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:

a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.

b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

c. Kemampuan untuk mengelola bais model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).

3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software)

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi subsistem menjadi tiga bagian, yaitu:

(40)

pemilihan-pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh,

joystick, perintah suara dan sebagainya.

2) Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti

printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3) Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengethuan bisa berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)

(41)

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai / sistem meliputi:

a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.

b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.

c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.

d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.

2.2.4.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

SPK memiliki karakteristik sebagai berikut (Laudon dan Laudon, 1998): 1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang

cepat.

2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.

3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.

4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan.

(42)

2.3 Jabatan

Terdapat beberapa definisi tentang job (jabatan) sebagai berikut (Moekijat, 2008):

1. Edwin. B. flippo. Principles of Personnel Management. McGraw-Hill Book Company. Inc., New York. Toronto, London. 1961.

A job can be now defined as a group of positions that are similar as to

kind and level of work.

Sekarang suatu jabatan dapat dirumuskan sebagai sekelompok posisi yang mirip, baik mengenai jenis maupun mengenai tingkat pekerjaannya.

2. Dale Yoder. Personnel Principles and policies Modern Manpower Management.second Edition, Maruzen Company, Ltd., Tokyo, tanpa tahun.

A job is a collections of tasks, duties, and responsibilities which, as a

whole, is regarded as the usual assignment to a single employee. A job

may include many position is a job or series of tasks performed by a

single, individual employee. Thus, an employee has his position, but many

positions may be indentical or so much alike as to constitute a single job.

(43)

pegawai mempunyai posisi, tetapi banyak posisi mungkin sama atau banyak sekali persamaannya sehingga membentuk suatu jabatan tersendiri. 3. Dale Yoder, Ph. D. et al., Handbook of Personnel Management and labor relations, McGraw-Hill Book company, Inc., New York, Toronto, London, 1958.

A job is a group of similar positions in a single plant, business,

establishment, udecational institution, or other organtation. One or many

persons may be employed in the same job. Each job may be regarded as

being composed of a series of tasks or elements.

Suatu jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dlam suatu pabrik, perusahaan, lembaga pendidikan, atau organisasi lainnya. Satu atau banyak orang dapat dipekerjakan dalam jabatan yang sama. Tiap jabatan dapat dipandang sebagai terdiri atas serangkaian tugas atau unsur.

(44)

2.4 Pengukuran Kinerja

2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja yang telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat ini. Apabila kinerja deviasi dapat diukur, dapat diperbaiki.

Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan relevan. Untuk itu, perlu tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum menentukan ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung pada apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran mengatur keterkaitan antara strategi berorientasi pelanggan dan tujuan dengan tindakan (Wibowo, 2007).

Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara:

1. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi;

(45)

4. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu prioritas perhatian;

5. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas; 6. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;

7. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.

2.4.2 Kriteria Ukuran Kinerja

Ukuran kinerja merupakan alat ukur yang harus bersifat objektif sehingga diperlukan adanya kriteria yang sama. Dengan kriteria yang sama diharapkan memberikan hasil yang dapat diperbandingkan secara objektif dan adil. Kriteri ukuran kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998) seharusnya adalah:

a. Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara organisasional penting dan mendorong kinerja bisnis;

b. Relevan dengan sasaran dan akuntabilitas dan individu yang berkepentingan;

c. Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan bagaimana orang bertindak dan bagaimana tingkah laku mereka;

d. Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran;

e. Dapat didiverifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan mengonfirmasi tingkat seberapa jauh harapan dapat terpenuhi;

f. Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran dan ketersediaan data;

(46)

h. Bersifat komprehensif, mencakup semua aspek kinerja sehingga keluarga ukuran tersedia.

2.5 Metode Pengumpulan Data

Berikut ini beberapa metode pengumpulan data pada suatu penelitian: 1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevila, 1993). Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan.

b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian-penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu diselidiki.

(47)

d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dansample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.

e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan penyelidikan terdahuluyang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Pengamatan (Observasi)

Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta (fact finding technique) yang cukup efektip untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogianto, 2005).

b. Wawancara (Interview)

(48)

yang diwawancarai (interview). Seperti halnya teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi (Jogianto, 2005).

2. Studi Literatur Sejenis

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut diperoleh melalui peninjauan literatur yang relevan (Gulo, 2002).

2.6 System Development Life Cycle (SDLC) 2.6.1 Definisi SDLC

SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secaratop-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod, 2004).

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005):

1. Analysis

(49)

3. Implementation

2.6.2 Tahapan-tahapanSystem Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle(SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

A. Analysis

Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan professional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

1. Deteksi masalah (Problem Detection)

Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan seberapa baiknya sistem tersebut didesain. Beberapa hal yang menyebabkan sistem informasi mempunyai masalah, antara lain sebagai berikut:

a. Waktu (overtime)

(50)

2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation)

Investigasi perlu dilakukan dengan taktik tertentu agar seorang desainer dapat menemukan seluruh masalah yang terjadi dan mengetahui penyebab munculnya masalah, juga mampu menentukan solusi yang tepat untuk setiap masalah agar seluruh elemen di dalam sistem dapat menerima penawaran solusi yang akan diajukan tanpa mengganggu aktivitas.

Tujuan dari investigasi adalah untuk memantapkan atau menunjukkan masalah yang sebenarnya yang terjadi disamping menjadi salah satu cara seorang analis untuk mengerti sistemnya secara mendalam (Ladjamudin, 2005).

3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)

Dalam melakukan tahap ini akan dicapai empat tujuan, yaitu menjelaskan sistem saat ini secara lengkap menggambarkan sistem informasi yang ideal, membawa sistem informasi yang ideal ke kondisi saat ini dengan memperhatikan kendala sumber daya, memeberi dorongan terhadap keyakinan pemakai kedalam team

pengembangan sistem (Ladjamudin, 2005).

4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives) a. Pilihan strategi

(51)

1. Distributed Versus Centralized Processing

2. Integrated Versus Dispersed Databases (Sistem Basis Data Tersebar)

3. Surround Strategy of System Development

b. Pilihan Taktik

Manajemen memutuskan sekarang atau nanti, mengganti lawan modifikasi, dan konfigurasi SDLC. Pemilihan ini dilakukan sebelum pilihan operasional.

c. Pilihan Perancangan Operasional

Pilihan perancangan dikelompokkan ke dalam input, processing, dan output.

5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System)

Dalam tahap ini (SDLC), sejumlah alternatif yang telah dibuat perlu untuk dibandingkan sehingga dapat menemukan hanya satu sistem yang terbaik. Masing-masing alternatif sistem yang sudah tetap dibandingkan dengan kondisi saat ini.

B. Perancangan(Design)

(52)

1. Perancangan Keluaran

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.

2. Perancangan Masukan

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.

3. PerancanganFile

Perancanganfile masukan dalam bahagian perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas (bisa dengan menggunakan ERD). Setelah itu melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai ke 5-NF, minimal sampai ke bentuk normalisasi ke-3 (3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya.

C. Penerapan(Implementation)

(53)

dari sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.

2.7 Model Pencocokan Profil (Profile Matching)

(54)

2.7.1 Pemetaan Gap Kompetensi

Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen suatu lembaga. Secara harfiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.

Gap yang dimaksud adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus Gap = Profil Karyawan-Profil Jabatan. Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda (Kusrini, 2007).

2.7.2 Tes IST

Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian atau kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna dan sebagai suatu

gestalt. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu (Kusrini, 2007).

2.7.3 Tes Pauli

(55)

hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting (Kusrini, 2007).

2.7.4 Aspek-aspek Penilaian

penilaian meliputi tiga aspek, yaitu (Kusrini, 2007):

1. Aspek Kecerdasan atau Intelektual (Menggunakan Tes IST)

Hal-hal yang diukur dalam aspek kecerdasan kerja adalah kecerdasan, kepandaian, dan kemampuan problem solving.

2. Aspek sikap Kerja (Menggunakan Tes Pauli)

Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap kerja adalah kecenderungan berperilaku dalam bekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dan kemampuan.

3. Aspek Perilaku (Menggunakan Tes Pauli)

(56)

Tabel 2.2Bobot Nilai Gap

Sumber : Kusrini, 2007

No Selisih Bobot Nilai Keterangan

1 0 5 Tidak ada selisih (kompetensi

sesuai yang dibutuhkan)

2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan

1 tingkat/level

3 -1 4 Kompetensi individu

kekurangan 1 tingkat/level

4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan

2 tingkat/level

5 -2 3 Kompetensi individu

kekurangan 2 tingkat/level

6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan

3 tingkat/level

7 -3 2 Kompetensi individu

kekurangan 3 tingkat/level

8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan

3 tingkat/level

9 -4 1 Kompetensi individu

(57)

2.7.5 Perhitungan dan PengelompokanCoredan Secondary Factor

Setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok core factor dan secondary factor. Perhitungan core factor ditunjukkan dengan menggunakan rumus dibawah ini (Kusrini, 2007):

∑ NC (i,s,p)

∑ IC

Keterangan:

NCF : Nilai rata-ratacore factor

NC (i,s,p) : Jumlah total nilaicore factor(intelektual, sikap kerja, perilaku) IC : Jumlahitem core factor

Perhitungansecondary factordapat ditunjukkan dengan rumus berikut:

∑ NS (i,s,p)

∑ IS

NsF : Nilai rata-ratasecondary factor

NS (i,s,p) : Jumlah total nilaisecondary factor(intelektual, sikap kerja, perilaku)

IS : Jumlahitem secondary factor

2.7.6 Perhitungan Nilai Total

Dari hasil perhitungan setiap aspek di atas, berikutnya dihitung nilai total berdasarkan presentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh

NCF =

(58)

terhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungan nilai total dapat dilihat pada rumus dibawah ini (Kusrini, 2007):

Keterangan:

NCF(i,s,p) : Nilai rata-ratacore factor(Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku) NSF(i,s,p) : Nilai rata-ratasecondary factor(Intelektual, Sikap Kerja,

Perilaku)

N(i,s,p) : Nilai total dari aspek (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku) (x)% : Nilai persen yang dimasukkan

2.7.7 Perhitungan Penentuan Ranking

Hasil akhir dari proses pencocokan profil adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di bawah ini (Kusrini, 2007):

Keterangan:

Ni : Nilai Kapasitas Intelektual Ns : Nilai Sikap Kerja

Np : Nilai Perilaku

(x)% : Nilai persen yang dimasukkan

(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)

(59)

2.8 Graphic Tools(Data Flow Diagram) 2.8.1 Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram

2.8.1.1 DefinisiData Flow Diagram(DFD)

Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke model yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

2.8.2 Diagram Konteks

2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks

Diagram konteks ialah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh inputke sistem atauoutputdari sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks (Ladjamudin, 2005).

2.8.3 Diagram Nol/Zero(Overview Diagram)

2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero(Overview Diagram)

(60)

data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, symbol '*' atau 'P (functional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output

(balancing) antara diagram 0 dengan diagram konteks harus terpelihara (Ladjamudin, 2005).

2.8.4 Diagram Rinci (Level Diagram)

2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam digramzeroatau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).

2.8.5 SimbolData Flow Diagram(DFD)

(61)

Tabel 2.3Perbedaan Simbol DFD

Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan,

De Marco, dan lainnya

Simbol DFD veri Gane dan Sarson

Lokasi fisik (opsional) Penyimpanan Data

Identifikasi Entitas Luar

Arus Material

Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram

Identifikasi

N baris untuk N pengulangan (tidak termasuk yang pertama)

Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.9 Kamus Data

(62)

maupun tahap desain sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap desain sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan basis data. Kamus data dibuat berdasarkan DFD.

Isi dari kamus data terdiri dari nama arus data, alias (nama lain dari data) dapat dituliskan bila nama lain ini ada, bantuk data (bentuk dari data yang mengalir, misalnya dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan komputer laporan tercetak, tampilan di layar komputer, variabel, parameter, dan

(63)

2.10 Flowchart

2.10.1 DefinisiFlowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart

merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).

Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer (Ladjamudin, 2005) yaitu:

1. SistemFlowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

2. ProgramFlowchart

Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.

2.10.2 Simbol-simbolFlowchart

Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat Bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005). 1. Flow Direction Symbols(Simbol penghubung/alur)

2. Processing symbols(Simbol proses)

(64)

2.10.2.1Flow Direction Symbols

Simbol yang digunakan menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connect line. Simbol-simbol tersebut adalah subagai berikut (Ladjamudin, 2005).

Tabel 2.4Flow Direction Symbols

No Gambar Keterangan

1. Simbol arus /flow

Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.

2. SimbolCommunication link

Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data / informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

3. SimbolConnector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.

4. SimbolOffline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.10.2.2Processing Symbols

(65)

Tabel 2.5Processing Symbols

No Gambar Keterangan

1. SimbolOffline Connector

Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.

2. Simbol Manual

Untuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer (manual).

3. SimbolDecision/ logika

Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.

4. SimbolPredefinedProses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal.

5. Simbol Terminal

Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program.

6. SimbolKeying Operation

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyaikeyboard.

7. SimbolOff-line Storage

Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.

8. Simbol ManualInput

Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakanonline keyboard.

Sumber: Ladjamudin, 2005

2.10.2.3Input-output Symbols

(66)

Tabel 2.6Input-output Symbols

No Gambar Keterangan

1. SimbolInput-output

Untuk menyatakan proses input dan output

tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

2. SimbolPunched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau

outputditulis ke kartu.

3. SimbolMagnetic-tape Unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita

magneticatauoutputdisimpan ke pita magnetic.

4. SimbolDisk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau

outputdisimpan kedisk.

5. SimbolDocument

Untuk mencetak laporan ke printer.

6. SimbolDisplay

Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer (video, komputer).

2.11 Pseudocode

Pseudocodemerupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih

(67)

rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang digunakan.

2.11.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur

Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma menggunakan bahasa manusia.

Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping.

2.12 State Trasition Diagram

Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram

(68)

diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut.

State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event

-event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan

transition(Munawar, 2005).

Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu.State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005).

State Transition Diagram (STD) juga menunjukkan bagaimana sistem bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal. STD juga menunjukkan berbagai model tingkah laku (state) sistem dan cara di mana transisi dibuat dari

(69)

2.13 Entity Relationship Diagram (ERD)

2.13.1 Definisi ERD

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh

professionalsistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar datastore

pada DFD.

2.13.2 Elemen Dasar ERD

Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain (Ladjamudin, 2005).

1. Entity

adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya). 3. Relationship

(70)

4. Relationship Degree

Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship.

5. Atribut

Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap

relationship.

6. Cardinality

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

2.13.3 Simbol ERD

Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD terdapat pada tabel 2.7 berikut ini (Ladjamudin, 2005):

Tabel 2.7Simbol ERD

No Gambar Keterangan

1

Himpunan Entitas(Entity)

2

Himpunan Relasi (Relationship)

3

Atribut

(71)

2.14 Normalisasi

Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E>F> Codd pada tahun 1972. Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal (sudah dapat dilakukaninsert, update, delete, dan modifypada satu atau beberapa atribut tanpa memepengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.

Proses normalisasi merupakan metode yang formal/ standar dalam mengidentifikasikan dasar ralasinya padaprimary key, dan dependensi fungsional antara atribut-atribut dari relasi-relasi tersebut. Normalisasi akan membantu perancang basisdata dengan menyediakan suatu uji coba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat dinormalisasikan ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk mengihndari terjadinya eror atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengananomaly(Ladjamudin, 2005).

2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi

Menurut Ladjamudin (2005), terdapat beberapa definisi mengenai normalisasi, yaitu:

(72)

2. Normalisasi adalah proses pengelompokkan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk databaseyang mudah untuk dimodifikasi. 3. Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu :

“apa yang dimaksud dengan desain database logical ?” dan “Apa yang dimaksud dengan databasefisikal yang baik?

4. Normalisasi adalah bentuk suatu proses untuk menidentifikasikan “tabel” kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara satu atribut dengan atribut yang lainnya.

2.14.2 Langkah-langkah Pembentukan Normalisasi

Dalam melakukan normasisasi harus melalui langkah-lagkah sbb (Ladjamudin, 2005):

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormilized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat meng-input. 2. Bentuk Normal ke Satu (First Normal Form/1NF)

Gambar

Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK
Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan (Suryadi, 1998)
Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)
Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang urgensi kartu nikah dalam peraturan menteri agama nomor 20 tahun 2019 tentang pencatatan pernikahan pandangan kepala

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut di atas, kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai masukan pada pemerintah kota Palangka Raya

Cara kerja kultur in-vitro pada incubator adalah: kultur in-vitro pada inkubator dengan menggunakan air laut yang disaring dengan kertas filter, bibit rumput laut

Penghimpunan dana masyarakat mengalami pertumbuhan yang meningkat menjadi sebesar 17,0% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,0%, meskipun juga lebih

merupakan buku yang komplit untuk mengantar seseorang dari tidak tahu apa-apa tentang VB.NET menjadi seorang programmer. Memang, saat ini, banyak sekali buku-buku tentang

Dari hasil pengamatan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian NPK Tawon terhadap tinggi tanaman sawi menunjukkan pengaruh sangat berbeda nyata pada umur 2 MST, 3

Meningkatkan harga diri ( self-esteem ).. Dari penelitian Teguh Tahun 2009 tentang ³+XEXQJDQ $QWDUD ,QWHUDNVL Teman Sebaya Dan Konsep Diri Dengan Intensi Perilaku Seks

• Bukti dari India menunjukkan bahwa anak yg mengalami gizi kurang lebih cenderung menjadi dewasa pendek, yg cenderung melahirkan bayi kecil dan yg pada akhirnya mempunyai risiko