• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Techno Multi Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Techno Multi Utama"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Data Pribadi

Tempat,Tanggal Lahir : Bandung, 13 Mei 1992

Alamat : Komp.puri cipageran indah 2 Blok. A 15 No.8 Kel.tanimulya Kec.Ngamprah Kab.bandung barat

Handphone :

Jenis Kelamin : Laki-Laki Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Kristen Protestan

Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan

1. SDN KARYA MULYA LULUS TAHUN 2005 2. SMPN 2 NGAMPRAH LULUS TAHUN 2008 3. SMAN 9 BANDUNG LULUS TAHUN 2011

4. UNIVERSITAS KOMPUTER (UNIKOM) LULUS TAHUN 2016

Pengalaman Bekerja

Pernah menjadi tour guide selama 2 tahun.

Kemampuan lain yang dimiliki

(5)

Influence Quality Of Work Life And Spirit Of Work On Employee Productivity In PT. Techno Multi Utama

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

FERNANDO

21212260

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

vi

Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi / Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh

Kualitas Kehidupan Kerja dan Semangat Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Karyawan pada PT. Techno Multi Utama”.

Penyusunan Skripsi / Tugas Akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah

satu syarat sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti menyadari dalam penyusunan Skripsi / Tugas Akhir ini masih jauh

dari sempurna, karena didalamnya tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Hal

ini dikarenakan keterbatasan peneliti baik dalam hal kemampuan, pengetahuan

dan pengalaman peneliti. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih

baik lagi.

Selama penyusunan Skripsi / Tugas Akhir ini peneliti banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil.

Terutama kepada Lita Wulantika, SE., M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang

penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan

penulis sehingga laporan ini dapat selesai.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati

(7)

vii Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeny Dwi Santy., SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia.

4. Para Penguji Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,Dra.,SE.,MSi dan Ibu Isniar

Budiarti,SE.,MSi yang telah berkenan memberikan kritikan sekaligus

masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Windy Novianti SE., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Universitas Komputer Indonesia.

6. Staf Dosen Pengajar yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman

serta dukungan kepada peneliti selama kegiatan perkuliahan.

7. Staf Kesekretariatan Program Studi Manajemen yang telah memberikan

pelayanan dan informasi.

8. Orang tua tercinta ayahanda Abdel Sidabutar, dan kasih sayangmu selalu

menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyusun Usulan

Penelitian ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan keluarga.

9. Adik dan Kakak Tercinta Fillemon, Pratiwi Eka Juliana, dan Mazmur

Hendro yang selalu membantu moril dan materil.

10.Penyemangatku tercinta Lidya Srinita Ginting yang selalu mambantu

(8)

viii

Riandi, Rahmat Mulyana, Muhammad Romy L, Raiza F, M. Miftah,

Ramadhan Abdul G, dll.

13.Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan

Skripsi / Tugas Akhirini.

Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam Skripsi ini memberikan

manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca.

Akhir kata peneliti panjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga

berkat berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan kepada peneliti

akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. “Amin”

Bandung, Agustus 2016

Peneliti,

(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 11

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1. Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis (guna laksana) ... 12

(10)

x

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Kualitas Kehidupan Kerja ... 15

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja ... 15

2.1.1.2 Dimensi Kualitas Kehidupan Kerja ... 17

2.1.1.3 Indikator dalam penerapan Kualitas Kehidupan Kerja ... 18

2.1.2 Semangat Kerja ... 20

2.1.2.1 Pengertian Semangat Kerja ... 20

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja ... 21

2.1.2.3 Cara Meningkatkan Semangat Kerja ... 22

2.1.2.4 Indikator dalam penerapan Semangat Kerja ... 23

2.1.3 Produktivitas Karyawan ... 24

2.1.3.1 Pengertian Produktivitas Karyawan ... 24

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 25

2.1.3.3 Indikator dalam penerapan Produktivitas Karyawan ... 27

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

(11)

xi

karyawan ... 30

2.2.3 Hubungan pengaruh kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja terhadap produktivitas kerja karyawan ... 30

2.3 Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42

3.2.3.1 Sumber Data ... 42

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.4.1 Uji Validitas ... 46

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 50

3.2.4.3. Uji MSI (Data Ordinal ke Interval) ... 53

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 55

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 55

3.2.5.1.1. Analisis Data Deskriptif ... 55

(12)

xii

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 67

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 67

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 68

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 69

4.1.4 Deskripsi Jabatan Yang Berjalan ... 70

4.2 Karakteristik Responden ... 71

4.3 Analisis Deskriptif ... 73

4.3.1 Analisis Deskriptif Kualitas kehidupan kerja sebagai Variabel X1 ... 73

4.3.2 Analisis Deskriptif Semangat kerja sebagai Variabel X2 ... 80

4.3.3 Analisis Deskriptif Produktivitas kerja karyawan sebagai Variabel Y ... 88

4.4 Analisis Verifikatif... 92

4.4.1 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 92

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 93

4.4.3 Analisis Korelasi ... 98

4.4.4 Analisis Koefesien Determinasi ... 100

4.4.5 Uji Hipotesis ... 101

4.4.5.1 Pengujian Secara Parsial (Uji-t)... 101

(13)

xiii

5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN

(14)

xiv

No. Judul Halaman

1.1 Survey Awal Tanggapan Tentang Kualitas Kehidupan Kerja PT. Techno

Multi Utama ... 8

1.2 Survey Awal Tanggapan Tentang Semangat Kerja di PT. Techno Multi Utama ... 9

1.3 Survey Awal Tanggapan Tentang Produktivitas Kerja PT. Techno Multi Utama ... 10

1.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 14

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Desain Penelitian ... 39

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.3 Jumlah Karyawan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi ... 44

3.4 Skala Likert ... 46

3.5 Standar Penilaian untuk Validitas ... 47

3.6 Hasil Uji Validitas... 49

3.7 Standar Penilaian Untuk Reliabilitas ... 52

3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 53

3.9 Kriteria Pengklasifikasian Presentase Skor Tanggapan Karyawan ... 57

(15)

xv

kehidupan kerja ... 73

4.4 Tanggapan Responden Mengenai Social integration ... 75

4.5 Tanggapan Responden Mengenai Social integration ... 76

4.6 Tanggapan Responden Mengenai Social integration ... 76

4.7 Tanggapan Responden Mengenai Safe and healthy environment ... 77

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Constitutionalism ... 78

4.9 Tanggapan Responden Mengenai The total life space ... 78

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Social relevance ... 79

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Adequate and fair compensation ... 80

4.12 Tabel Rekapitulasi Hasil Tanggapan Variabel Semangat kerja ... 81

4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketelitian ... 82

4.14 Tanggapan Responden Mengenai Hasrat Untuk Maju ... 82

4.15 Tanggapan Responden Mengenai Kebanggaan Karyawan... 83

4.16 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Karyawan ... 84

4.17 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung Jawab ... 84

4.18 Tanggapan Responden MengenaiAbsensi ... 85

4.19 Tanggapan Responden MengenaiKonsentrasi Kerja ... 86

4.20 Tanggapan Responden Mengenai Labour turn over ... 86

(16)

xvi

4.24 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah dan Waktu ... 90

4.25 Tanggapan Responden Mengenai Efisien dan Efektivitas... 91

4.26 Koefisien Regresi Linier Berganda ... 92

4.27 Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ... 94

4.28 Uji Multikolinieritas... 96

4.29 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Spearman ... 97

4.30 Koefisien Korelasi Kualitas kehidupan kerja dengan Produktivitas kerja karyawan ... 98

4.31 Koefisien Korelasi Semangat kerja dengan Produktivitas kerja karyawan ... 99

4.32 Koefisien Determinasi antara Kualitas kehidupan kerja dan Semangat kerja Terhadap Produktivitas kerja karyawan... 100

4.33 Koefisien Determinasi Parsial... 101

4.34 Tabel Uji t (Parsial) ... 102

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Skema Paradigma Penelitian... 32

3.1 Desain Penelitian ... 40

3.2 Daerah penerimaan dan penolakan hipotesis secara parsial ... 64

3.3 Daerah penerimaan dan penolakan Ho Secara Simultan ... 66

4.1 Struktur Organisasi Pt. Techno Multi Utama ... 69

4.2 Garis Kontinum mengenai Variabel Kualitas kehidupan kerja ... 74

4.3 Garis Kontinum mengenai Variabel Semangat kerja ... 81

4.4 Garis Kontinum mengenai Variabel Produktivitas kerja karyawan ... 88

4.5 Grafik Normal Probability Plot ... 95

4.6 Pengujian Hipotesis (Kurva Uji-t) Pada Uji Kualitas kehidupan kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan ... 103

4.7 Pengujian Hipotesis (Kurva Uji-t) Pada Uji Semangat kerja terhadap Produktivitas kerja karyawan ... 104

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

1 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian

2 Surat Balasan

3 Surat Persetujuan Publikasi

4 Kuesioner

5 Berita Acara Bimbingan Skripsi

6 Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian

7 Lembar Revisi Sidang

(19)

112 Delapan. Jakarta.

Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro

Agus Nugroho Jatmiko, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang. Unisversitas Diponegoro: Tesis Megister akuntamsi.

Ahmad, Tohardi (2002) Pemahaman Praktis manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Tanjung Pura. Bandung: Mandar Maju.

Bruce, Anne. 2003. Rahasia Tempat Kerja: Penuh Semangat dan Menyenangkan.

Jakarta: Serambil Ilmu Semesta.

Cascio, Wayne F, Managing Human Resources, Colorado: MC Gray-Hill, 2006

Danim, Sudarman 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas

Kelompok.Penerbit Rineka Cipta.

Dyne V.L and Graham, J. W. 2008 “Organizational Citizenship Behavior”

Construct Redention Measurement and Validation” Academy Management Journal.

Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP

Gujarati. 2005. SPSS Versi 16 Mengolah Data Statistik Secara Profesional.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Husnawati, A. (2006). Analisis pengaruh kualitaskehidupan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen dan kepuasan kerja sebagai

intervening variaebl. (Studi pada PERUMPegadaianKanwil

VISemarang). Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen ProgramPasca Sarjana Universitas Diponegoro.

(20)

Hasibuan, Malayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi

Lau, R.S.M. & May, B.E. (1998). A Win-Win Paradigm for Quality of Work Life on Comitment and Turnover Intention. Sosial Behavior and Personality: Proquest Psychology Journals.

Lumban Gaol, Jimmy 2014. A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Grasindo Anggota Ikapi, Jakarta.

Nawawi, H (2001) Manajemen Sumber Daya manusia untuk Bisnis dan Kompetitif. Catatan ke-4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Ronen, S (1981). Flexible working hours : An innovation in the qualtiy of work life, USA : Mc. Graw-Hill Book Company.

Sudarmo. 2010. Gaya Kepemimpinan Perempuan Bagi Efektivitas Organisasi. http:sudarmo. staff.fisip.uns.ac.id/files/2010/05.(Accessed August 2010)

Sumarsono, HM. Sony, 2004. Metode Riset Sumber daya Manusia. Edisi Pertama. Graha Ilmu.

Sugiyono. 2005. StatistikUntukPenelitian. Bandung : CV Alphabeta

________.2009. MetodePenelitianKuantitatif dan Kualitatif R&D.Bandung : CV.Alphabeta

________. 2011. StatistikuntukPenelitian. Bandung: CV. Alphabeta

________. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV Alpha beta

Simamora, Henry (2004)Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta. STIE YKPN.

Simanjuntak (dalam Notoadmodjo, 2003, pengaruh quality of worl life, Jurnal Setia Tjahyanti.

(21)

Sinungan, M. (2008). Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara

Sonny Sumarsono, 2004, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Graha Ilmu

Umar, Husein.(2005:9). Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori

dan Aplikasinya. Bandung : Fakultas Ekonomi UNIKOM.

Wahtini. 2002. Peran Manajer dalam Mewujudkan Kualitas kehidupan Kerja

Karyawan di Pusat Meubel Margo Murgo Murah Baru

Kartosura.Skripsi. FKIP-UNS. Surakarta.

Triana. Oktaviani (2009). Analisis Hubungan Faktor-Faktor Kualitas Kehidupan Kerja dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT.TASPEN (Persero) cabang Bogor.

Sihombing. Eritauli (2012). Pengaruh semangat kerja terhadap produktivitas

karyawan pada direktorat sumber daya manusia (SDM). PT. POS

Indonesia (PERSERO) Bandung.

Nuryati (2006). Analisa quality of work life yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada Bank perkreditan Rakyat (BPR) di Eks Karisidenan.

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi dunia ditandai oleh per- kembangan yang semakin cepat

di segala bidang kegiatan bisnis. Hal ini menuntut adanya efektivitas dan efisien

organisasi yang tinggi untuk dapat bertahan hidup ditengah-tengah tingkat

persaingan yang sangat ketat antar organisasi.

(Nugroho 2006). Perubahan iklim usaha yang sangat cepat menjadikan

dunia bisnis saat ini dan dimasa yang akan datang menghadapi tantangan yang

akan mempengaruhi kelangsungan suatu usaha.

Menurut Nawawi (2001), tantangan perusahaan yang semakin berat

ditandai oleh (1) persaingan bisnis menjadi tajam dan kompleks, mengarah pada

bisnis global karena issue-issue bisnis internasional semakin besar pengaruhnya

terhadap bisnis nasional; (2) Entitas bisnis semakin kuat keterikatannya pada

peraturan dan ketentuan perundang-undangan untuk membentuk identitas baru

yang bermanfaat tidak saja kepada perusahaan tetapi juga bagi masyarakat sekitar,

bangsa dan negara; (3) semakin berkembang issue-issue survive, politik, sosial

yang berpengaruh pada kegiatan bisnis secara operasional. Tantangan dan

persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat tersebut, memacu perusahaan

untuk selalu meningkatkan kualitas sehingga memiliki daya saing yang tinggi.

Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan SDM yang potensial, dan memiliki

(23)

lain diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber Daya

Manusia (SDM) merupakan elemen utama dalam suatu organisasi dibandingkan

dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang. Hal tersebut disebabkan

karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor yang lain. Manusia yang

memilih teknologi apa yang digunakan, manusia yang mencari modal, serta

manusia yang mengunakan dan memeliharanya, disamping itu manusia juga dapat

menjadi keunggulan bersaing yang terus menerus. Oleh karena itu, pengelolaan

SDM dalam suatu organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting (Soekidjo

Notoadmodjo, 2003).

Pada dasarnya masalah SDM berkaitan erat dengan masalah produktivitas

tenaga kerja itu sendiri. Jika diukur dari produktivitas, keadaan SDM Indonesia

kualitasnya tergolong rendah.Rendahnya mutu pekerja ditunjukkan oleh tingkat

pendidikan yang ditamatkan, berimplikasi kepada tingkat produktivitas pekerja

tersebut. Simanjuntak (dalam Mularsono, 2009) menyatakan bahwa kualitas SDM

yang rendah akan mencerminkan beberapa hal, salah satunya sebagai pekerja akan

mempunyai produktivitas rendah, padahal produktivitas kerja telah menjadi salah

satu faktor dan strategis dalam dunia industri.

Sinungan (2008) berpendapat bahwa peningkatan produktivitas akan

menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup yang berada dibawah

kondisi distribusi yang sama dari perolehan prduktivitas yang sesuai dengan

masukan tenaga kerja. khususnya berkaitan dengan tujuan organisasi. Suatu

organisasi akan mencapai produktivitas tertentu jika organisasi tersebut dapat

(24)

organisasi, menumbuhkan suasana kerja sama antar individu dengan kelompok,

serta menumbuhkan kreativitas dan inisiatif. Suasana kerja sebagaimana

dijelaskan di atas, akan menciptakan kualitas kehidupan kerja yang kondusif bagi

tercapainya tujuan organisasi. Kualitas kehidupan kerja sangat berkaitan dengan

kepentingan kelompok manusia dalam organisasi.Kualitas kehidupan kerja adalah

suatu konsep yang mencakup kualitas yang dirasa (dalam hati pegawai) dari

semua aspek keanggotaannya dari organisasi itu. Hal-hal yang dirasa oleh

individu dalam organisasi tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomis, tetapi

juga kepentingan yang berkaitan dengan nilai-nilai pribadi dan sosial dari

individu, sehingga mencakup kepuasan pribadi dan kepuasan psikologis.

Sementara itu Sumarsono (2004) menyatakan bahwa Kualitas Kehidupan Kerja

adalah cara untuk meningkatkan produktivitas, semangat kerja, dan meningkatkan

kualitas output melalui partisipasi serta keterlibatan karyawan dalam proses

pengambilan keputusan, semua faktor faktor kepuasan ini akan membentuk

konsep kualitas kehidupan.

Kualitas kehidupan kerja telah mendapatkan tanggapan antusias dari

berbagai pihak. Banyak manajer telah mempraktekkannya, terutama untuk hal-hal

yang berhubungan dengan produktivitas yang stagnant, khususnya di Amerika

Serikat dan Eropa. Para pekerja dan serikat pekerja juga telah merasakan arti

pentingnya, terutama untuk meningkatkan kondisi pekerjaan dan produktivitas

sebagai upaya untuk mendapatkan upah yang lebih baik. Organisasi pemerintah

juga tertarik untuk menerapkannya, khususnya untuk meningkatkan produktivitas,

(25)

untuk meminimalkan perselisihan perburuhan. Menurut Kossen (1987)

mengatakan bahwa Kualitas kehidupan kerja merupakan masalah utama yang

patut mendapat perhatian dari suatu perusahaan. Hal ini merujuk pada pemikiran

bahwa kualitas kehidupan kerja dipandang mampu untuk meningkatkan peran

serta dan sumbangan para anggota atau karyawan terhadap perusahaan

(Husnawati, 2006) adalah suatu pendekatan sistem untuk mendesain

pekerjaan (job design) dan pengembangan dalam ruang lingkup yang luas,

terutama dalam melakukan job enrichment.Pendekatan ini dikombinasikan

pendekatan sistem sosio-etnik dalam manajemen.

Dengan demikian Kualitas kehidupan kerja bukan saja pendekatan yang

luas terhadap job enrichment, tetapi juga merupakan bidang multi disiplin dan

merupakan perpaduan antara disiplin ilmu industri dan psikologi, tehnik industri,

teori organisasi, motivasi, leadership, dan industrial relation.Menurut Lee dan

Yudith (1992:27), bahwa Kualitas kehidupan kerja telah memberikan harapan

terhadap kepuasan pekerja mengenai kebutuhan-kebutuhan personel melalui

pengkayaan pengalaman dalam organisasi. Filosofi dasar dari konsep tersebut

adalah peningkatan kualitas kehidupan kerja berasal dari semua effort pada setiap

level/tingkatan organisasi untuk mendapatkan human dignity (sesuatu yang sangat

bernilai) dan growth (pertumbuhan). Menurut Lau & May (1998), Kualitas

kehidupan kerja didefinisikan sebagai strategi tempat kerja yang mendukung dan

memelihara kepuasan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi kerja

karyawan dan organisasi serta keuntungan untuk pemberi kerja. Menurut

(26)

merupakan perasaan suka atau tidak suka dari individu-individu terhadap

lingkungan kerjanya”.

Semangat kerja yaitu sikap mental yang mampu memberikan dorongan

bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih giat, cepat, dan baik. Semangat kerja

karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas

kerja. Kata ”semangat kerja” sama dengan istilah militer ”semangat juang” istilah

tersebut sering digunakan dan dimanfaatkan untuk menjelaskan perasaan dan

sikap sekelompok karyawan terhadap organisasi dan pekerjaannya. Semangat

kerja kadangkala diartikan sebagai ”semangat kelompok” yaitu perasaan yang

dimiliki bersama oleh anggota kelompok mengenai situasi yang dihadapinya.

Perasaan bersama apa yang harus dilakukan dan hal-hal lain yang

umumnya diyakini sebagai sesuatu yang layak dan sebaliknya yang didukung oleh

usaha bersama. Apabila semangat kerja tinggi, maka komitmen, antusiasme dan

kerjasama tim akan menjadi tinggi pula. Apabila semangat kerja rendah,

karyawan menjadi tidak kooperatif, cenderung berargumen secara negatif dan

mudah berkonflik, baik diantara mereka sendiri maupun dengan manajemen

(Sunarto,2005:28).

Menurut Khasanah (2005:1) sukses atau tidaknya seseorang dalam

menjalankan kerja sangat tergantung dari etos yang dimilikinya. Semangat untuk

mau berkembang, kegigihan, pantang menyerah, serta tidak mudah putus asa

adalah bagian dari etos seseorang yang harus senantiasa dimiliki agar anda dapat

keluar menjadi orang yang sukses dalam hidup ini. Menurut Westra (2006:39)

(27)

lingkungan kerjanya dan terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat

mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan utama

organisasi. Indikator semangat kerja antara lain loyalitas, team work dan

komitmen dalam bekerja.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semangat kerja itu adalah

sikap individu atau kelompok sebagai anggota organisasi untuk mengabdi kepada

tugas/pekerjaannya dan berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan dan sasaran

organisasi dengan mencurahkan seluruh kemampuannya, sehingga pekerjaan

tersebut dapat diselesaikan secara lebih cepat dan dengan hasil yang lebih

memuaskan.

Dengan demikian semangat kerja merupakan iklim atau suasana kerja

yang terdapat didalam suatu organisasi. Suasana tersebut adalah sikap individu

atau kelompok didalamnya, yang terdapat dalam satu organisasi yang

menunjukkan rasa kegairahan didalam melaksanakan tugas secara lebih baik dan

lebih produktif. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan kegairahan kerja para

pegawai dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya.

Menurut Henry Simamora (2004), produktivitas kerja adalah kemampuan

memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia

dengan menghasilkan output yang optimal. Oleh karena itu produktivitas dapat

tercapai apabila seorang individu dapat melakukan suatu pekerjaan dengan

maksimal dan memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan fasilitas

yang diberikan untuk memperoleh suatu hasil yang optimal. Sementara itu,

(28)

tambah (value added) dengan sumber terpakai (resources used). Dengan demikian,

jelaslah bahwa produktivitas bukan hanya merupakan ukuran dari produksi atau

output yang dihasilkan, tetapi ukuran tingkat penggunaan sumber-sumber untuk

mencapai sesuatu yang berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai sesuatu

yang berhu-bungan dengan efektivitas dalam mencapai suatu misi atau prestasi

yang diharapkan.

Menurut Monday (1999), bahwa dalam manajemen sumber daya manusia,

fokus utamanya adalah menemukan cara untuk meningkatkan produktivitas.

Produktivitas yang dimaksud adalah ukuran tentang hubungan antara input

(tenaga kerja, kapital dan motivasi dari kar yawan, tetapi dipengaruhi pula oleh

teknologi, capital investment, kapasitas produksi, skala produksi serta

faktor-faktor lain. Serta menurut Soemarsono (2004) produktivitas kerja adalah keluaran

tiap jam kerja dengan memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.

Produktivitas bukan hanya sebagai hasil usaha manusia saja tetapi merupakan

hasil kerja sama semua faktor yang digunakan dalam proses produksi yaitu modal,

manusia, teknologi, dan juga produktivitas sering diartikan sebagai kemampuan

perangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau

perbandingan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Semakin

kecil pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai penghasilan dikatakan kurang

produktif. Secara lebih spesifik masalah yang menarik dari PT. Techno Multi

Utama adalah masih banyaknya menggunakan karyawan lulusan SMK (Sekolah

(29)

dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 responden karyawan PT. Techno Multi

Utama tentang kualitas kehidupan kerja sebagai berikut:

Tabel 1.1

Survey Awal Tanggapan Tentang Kualitas Kehidupan Kerja PT. Techno Multi Utama

No. PERNYATAAN YA PRESENTASE TIDAK PRESENTASE 1 Apakah lingkungan kerja di

perusahaan aman dan sehat.

14 70% 6 30%

2 Apakah perusahaan

memberikan kesempatan untuk menggunakan skill dan

mengembangkan kemampuan karyawan.

13 65% 7 35%

3 Apakah perusahaan memberikan pelatihan dan seminar serta rasa aman bahwa karyawan dapat terus bekerja.

8 40% 12 60%

4 Karyawan memiliki hubungan yang baik sesama rekan kerja maupun dengan

pimpinan/atasan.

7 35% 13 65%

5 Karyawan mendapatkan hak-hak kejelasan kebebasan dan kesamaan dalam segala hal.

14 70% 6 30%

6 Apakah peran pribadi

karyawan, keluarga, kehidupan pribadi dapat seimbang.

17 85% 3 15%

7 Apakah perusahaan telah memberikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan internal.

14 70% 6 30%

Sumber : PT.Techno Multi Utama

Berdasarkan tabel survey awal tentang Kualitas Kehidupan Kerja PT.

Techno Multi Utama diatas, terdapat masalah pada faktor-faktor yang terjadi

adalah perusahaan memberikan pelatihan dan seminar serta rasa aman bahwa

karyawan dapat terus bekerja dan Karyawan memiliki hubungan yang baik

sesama rekan kerja maupun dengan pimpinan/atasan, karena perusahaan kurang

(30)

perusahaan tidak adanya tunjangan untuk masa depan yang di berikan terhadap

karyawan yang mengakibatkan kurangnya semangat kerja.

Berikut hasil survey awal peneliti pada karyawan mengenai Semangat

Kerja yang di PT. Techno Multi Utama

Tabel 1.2

Survey Awal Tanggapan Tentang Semangat Kerja di PT. Techno Multi Utama

No. PERNYATAAN YA PRESENTASE TIDAK PRESENTASE 1 Saya selalu konsentrasi dalam

bekerja.

20 100% 0 0%

2 Saya selalu teliti dalam melakukan pekerjaan apapun.

20 100% 0 0%

3 Saya mempunyai hasrat untuk maju.

20 100% 0 0%

4 Saya merasa bangga apabila pekerjaan terselesaikan tepat waktu.

20 100% 0 0%

5 Saya merasa puas dengan hasil kerja saya selama ini.

19 95% 1 5%

6 Dalam perusahaan kurangnya aktivitas labour turn over / keluar masuknya pegawai baru.

8 40% 12 60%

7 Saya selalu hadir bekerja setiap hari.

18 90% 2 10%

8 Saya mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan saya.

14 70% 6 30%

9 Saya bertanggung jawab atas pekerjaan yang saya lakukan.

20 100% 0 0%

10 Saya selalu semangat sehingga aktivitas dalam bekerja selalu lancar.

20 100% 0 0%

Sumber : PT.Techno Multi Utama

Berdasarkan tabel survey awal tentang Semangat Kerja PT. Techno Multi

Utama diatas, terdapat masalah pada faktor-faktor yang terjadi adalah Dalam

perusahaan kurangnya aktivitas labour turn over / keluar masuknya pegawai baru

karena perusahaan kurang memberikan rasa aman dalam bekerja sehingga terjadi

(31)

Berikut hasil survey awal peneliti pada karyawan mengenai Produktivitas

Kerja di PT. Techno Multi Utama

Tabel 1.3

Survey Awal Tanggapan Tentang Produktivitas Kerja PT. Techno Multi Utama

No. PERNYATAAN YA PRESENTASE TIDAK PRESENTASE 1 Saya bekerja selalu selesai

tepat waktu dan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang ditargetkan.

19 95% 1 5%

2 Pekerjan yang saya lakukan menghasilkan mutu dan kualitas yang baik.

20 100% 0 0%

3 Saya diberikan waktu dalam bekerja oleh perusahaan selalu efisien dan efektivitas.

7 35% 13 65%

Sumber : PT.Techno Multi Utama

Berdasarkan tabel survey awal tentang Produktivitas Kerja PT. Techno

Multi Utama diatas, terdapat masalah pada faktor-faktor yang terjadi adalah

kurangnya diberikan waktu dalam bekerja oleh perusahaan selalu efisien dan

efektivitas karena kurangnya pengetahuan karyawan dalam pengerjaan suatu

bidang dan kurangnya pelatihan yang di berikan sehingga hasil pekerjaan kurang

maksimal.

Menurut hasil wawancara dengan Bapak suryadin selaku HRD di PT.

Techno Multi Utama adalah kurangnya komunikasi antar karyawan dan atasan

karena karyawan dan atasan kurang memiliki keharmonisasian dalam bekerja dan

sebaiknya pemimpin perusahaan harus sering melakukan gathering / piknik agar

satu sama lain saling mengenal lebih jauh, maka penelitian ini bermaksud

(32)

“PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN SEMANGAT

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT.

TECHNO MULTI UTAMA”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengidentifikasi

masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1. Karyawan belum mendapatkan pelatihan

2. Pengembangan karier

3. Belum adanya rasa aman bahwa karyawan akan dapat terus bekerja

4. Kurangnya terjalin komunikasi yang baik antar karyawan dan atasan

5. Terjadinya aktivitas labour turn over / keluar masuknya karyawan baru

6. Para karyawan diberikan waktu dalam mengerjakan pekerjaannya kurang

efisien dan efektivitas sehingga hasil pekerjaan kurang memuaskan

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis

merumuskan rumusan masalah menjadi sebaga berikut:

1. Bagaimana kualitas kehidupan kerja pada PT. Techno Multi Utama

2. Bagaimana semangat kerja pada PT. Techno Multi Utama

3. Bagaimana produktivitas kerja karyawan pada PT. Techno Multi Utama

4. Apakah terdapat pengaruh kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Techno Multi utama

(33)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data menganalisa dan

menginterprestasikannya guna penyusunan suatu karya ilmiah dan mendapatkan

informasi-informasi penting yang berguna bagi penulis.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dilakukan oleh penulis ini dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengetahui kualitas kehiudpan kerja pada PT. Techno Multi

Utama

2. Untuk mengetahui semangat pada PT. Techno Multi Utama

3. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan pada PT. Techno Multi

Utama

4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Techno Multi utama

secara simultan maupun secara parsial

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai dua manfaat yaitu

manfaat akademis dan manfaat praktis :

1.4.1 Kegunaan Praktis (guna laksana)

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

(34)

produktivitas yang dihasilkan lebih meningkat. Dengan meningkatnya

produktivitas, maka :

1. Di harapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang tinggi.

2. Meningkatkan laba perusahaan, sehingga bergairah melakukan

pengembangan industri .

3. Dan meningkatkan kualitas para pegawai serta memberikan pelatihan dan

pengembangan untuk para pegawai.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen

sumber daya manusia kaitannya dengan perubahan produktivitas kerja karyawan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti maka peneliti mengadakan penelitan pada PT.Techno Multi Utama,

Jl. Pesantren No.76, Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. Telp.

(022)87774954, Email : tmu@tehnomulti.co.id

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Februari

2016 sampai dengan Agustus 2016. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai

ketahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian. Secara lebih rinci waktu penelitian

(35)

Tabel 1.4

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Feb Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 Pengumpulan Proposal Penelitian

2 ACC Tim

DosenSpesialisasi

3 Bimbingan UP

4 Pendaftaran Seminar UP

5 Seminar UP

6 Revisi UP

7 BimbinganSidangAkhir 8 PendaftaranSidangAkhir

9 SidangAkhir

(36)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kualitas Kehidupan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja

Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja menurut Soemarsono (2004)

menjelaskan bahwa kualitas kehidupan kerja sebagai salah satu pendekatan sistem

manajemen untuk mengkoordinasikan dan menghubungkan potensi SDM dalam

organisasi, sebagai salah satu upaya pimpinan untuk memenuhi kebutuhan

anggota maupun organisasi secara simultan dan terus menerus.

Adapun menurut Ivancevich (2001) Pengertian (Quality of Work Life) atau

kualitas kehidupan kerja adalah konsep yang agak umum yang berhubungan

dengan beberapa aspek dari pengalaman kerja yang meliputi beberapa faktor

antara lain: manajemen, gaya pengawasan, kebebasan dan otonomi untuk

membuat keputusan terhadap pekerjaan, pemuasan kebutuhan psikis terhadap

lingkungan sekitar, keamanan kerja, kepuasan jam kerja dan tugas penting.

Kemudian menurut Newstroom dan Davis (dalam Rafikah, 2002) kualitas

kehidupan kerja merupakan perasaan suka atau tidak suka dari individu-individu

terhadap lingkungan kerjanya. Kualitas kehidupan kerja menurut Alberc (dalam

Wahtini, 2002) adalah kualitas yang dirasa (dalam hati para pegawai) dari semua

(37)

kualitas kehidupan kerja mengacu pada keadaan lingkungan kerja yang dapat

memenuhi kebutuhan pribadi anggota organisasi. Lingkungan kerja merupakan

tempat para inidividu ketika terlibat dengan pekerjaannya seharihari. Dengan

demikian kualitas kehidupan kerja bermula dari persepsi individu terhadap

lingkungan kerjanya, apakah dengan lingkungan kerjanya tersebut dia dapat

memenuhi kebutuhan pribadinya atau tidak. Apabila individu mengatakan bahwa

dia merasa tidak dapat memenuhi kebutuhannya melalui lingkungan kerjanya

tersebut maka hal itu bisa berarti bahwa kualitas kehidupan kerjanya tersebut

tidak baik dan individu tersebut tidak suka dengan keadaan tersebut dan demikian

pula sebaliknya.

Menurut Lee dan Yudith (dalam Sumarsono, 2004) mengatakan bahwa

kualitas kehidupan kerja telah memberikan harapan terhadap kepuasan pekerja

mengenai kebutuhan-kebutuhan personil melalui pengkayaan pengalaman dalam

organisasi. Filosofi dasar dari konsep tersebut adalah peningkatan kualitas

kehidupan kerja berasal dari semua usaha pada setiap tingkatan organisasi untuk

mendapatkan sesuatu yang sangat bernilai dan pertumbuhan.

Serta menurut Gitosudarmo (2000), sasaran utama kualitas kehidupan

kerja terdiri dari empat unsur yaitu:

1. Menciptakan organisasi yang lebih demokratis dimana setiap orang

memiliki suara terhadap sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya.

2. Mencoba memberikan andil imbalan finansial dari organisasi sehingga

setiap orang mendapatkan manfaat dari kerjasama yang lebih besar,

(38)

3. Mencoba mencari cara untuk menciptakan keamanan kerja yang lebih

besar dengan meningkatkan daya hidup organisasi dan lebih meningkatkan

hak pekerja.

4. Mencoba meningkatkan pengembangan individu dengan menciptakan

5. kondisi yang mendukung terhadap pertumbuhan pribadi. Program kualitas

kehidupan kerja juga mempunyai potensi meningkatkan komunikasi

individual atau kelompok, koordinasi, motivasi dan kapabilitas

(Sumarsono, 2004).

2.1.1.2 Dimensi Kualitas Kehidupan Kerja

Ada dua pandangan mengenai kualitas kehidupan kerja / Quality Of Work

Life (QWL). Pertama, kualitas kehidupan kerja adalah sejumlah keadaan dan

praktek dari tujuan organisasi (contohnya, budaya kerja, penyeliaan yang

demokratis, keterlibatan pekerja, dan kondisi yang aman). Kedua, menyamakan

kualitas kehidupan kerja dengan persepsi karyawan bahwa mereka aman, ada

perbaikan lingkungan kerja, secara relative imbalan terpuaskan, dan mampu untuk

bertumbuh dan berkembang sebagai layaknya manusia. Menurut Lawler dan

Leadford (2001:143), lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar

pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang

dibebankan. Semangat dan kegairahan kerja para karyawan dalam melaksanakan

tugas dipengaruhi oleh banyak factor. Faktor-faktor tersebut, antara lain jumlah

dan komposisi dari kompensasi yang diberikan, penempatan yang tepat, latihan,

rasa aman dimasa depan, mutasi, promosi, dan salah satu faktor yang dapat

(39)

Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan. Maka,

setiap lembaga atau organisasi haruslah mengusahakan agar faktor-faktor yang

termasuk lingkungan kerja diusahakan sedemikian rupa sehingga mempunyai

pengaruh yang positif. Peran penting dari kualitas kehidupan kerja adalah

mengubah iklim kerja agar organisasi secara teknis dan manusiawi membawa

kepada kualitas kehidupan kerja yang lebihbaik.

2.1.1.3 Indikator dalam penerapan Kualitas Kehidupan Kerja

Menurut Walton (1975, dalam Duyan 2013) mengungkapkan bahwa

kualitas kehidupan kerja merupakan suka atau tidak suka dari individu ke individu

terhadap lingkungan kerjanya, adapun terdapat 8 kriteria kualitas kehidupan kerja,

yaitu :

1. Adequate and fair compensation (Kompensasi yang tepat dan adil)

Mencakup unsur-unsur seperti, upah, kompensasi, tunjangan, dan fasilitas

yang dibrikan oleh organisasi sebagai hasil balas jasa atas kinerja yang

dihasilkan pegawai, dimana hal tersebut sesuai dan adil, ini berarti

perusahaan harus memberikan gaji dan kompensasi sesuai dan adil, serta

kompetitif apabila dibandingkan dengan perusahaan lain.

2. Safe and healthy environment (Lingkungan kerja yang aman dan sehat)

Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi fisik dari tempat

bekerja, seperti kebersihan, keamanan serta memiliki risiko kecelakaan

yang rendah.

3. Development of human capacities (Kesempatan untuk menggunakan dan

(40)

Menyangkut bagaimana organisasi memberikan kesempatan untuk

menggunakan dan mengembangkan dan menggunakan skill yang dimiliki.

4. Growth and security (Kesempatan untuk terus berkembang dan keamanan

kerja)

Kejelasan dalam berkarir di perusahaan, serta rasa aman bahwa mereka

dapat terus bekerja pada perusahaan.

5. Social integration (Interaksi sosial di tempat kerja)

Berkaitan dengan hubungna yang terjalin antara karyawan dengan rekan

kerja serta memiliki rasa keterkaitan dengan perusahaan.

6. Consitutionalism (Hak-hak karyawan dalam perusahaan)

Berkaitan dengan hak-hak karyawan sebagai pekerja di dalam organisasi.

7. The total life space (Pengaruh pekerjaan terhadap keseluruhan hidup )

Mencakup hal-hal mengenai pengaruh pekerjaan terhadap peran-peran

pribadi karyawan meliputi, keluarga dan kehidupan pribadi dapat tetap

seimbang.

8. Social relevance (Tanggung jawab social perusahaan)

Mencakup hal-hal mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

lingkungan dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat penilaian

karyawan terhadap (penyediaan produk dengan kualitas tunggi, hubungan

dengan masyarakat sekitar, dll)

(41)

2.1.2 Semangat Kerja

2.1.2.1 Pengertian Semangat Kerja

Menurut Alex S. Nitisemito (2002:160) yang menyatakan bahwa semangat

kerja adalah “Melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian

pekerjaan dapat selesai lebih cepat den lebih baik”. Lebih lanjut,dapat diartikan

semangat kerja sebagai sesuatu yang positif dan sesuatu yang baik, sehingga

mampu memberikan sumbangan terhadap pekerjaan dalam arti lebih cepat dan

lebih baik.

Menurut Siswanto (2001), semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu

kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok

yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk

bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

perusahaan.

Sedangkan pengertian yang dikemukakan oleh Nawawi (2003)

mengatakan bahwa semangat kerja merupakan suasana batin seorang karyawan

yang berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan suatu tujuan melalui

pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan kata lain,

semangat kerja merupakan usaha untuk melakukan pekerjaan didasarkan atas rasa

percaya diri, motivasi diri yang kuat, disertai rasa senang sehingga pekerjaan

dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih baik.

Serta menurut Ahmad Tohardi (2002) menyatakan bahwa Semangat kerja

adalah istilah yang menyangkut keperluan di luar pekerjaan seperti pendapatan,

(42)

terhadap pekerjaan, misalnya: minat kerja, peluang untuk maju dan prestise di

dalam perusahaan, kepuasan pribadi dan rasa bangga atas profesinya. Semangat

kerja yang baik dapat terlihat apabila para karyawan nampaknya merasa senang,

optimis terhadap semua kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas serta ramah-tamah satu

sama lainnya. Sebaliknya semangat kerja yang rendah dapat dilihat apa bila

karyawan nampak tidak puas,lekas marah tidak suka membantu, gelisah dan

pesimis terhadap tugas dan pekejaannya

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Pimpinan perusahaan haruslah mengetahui faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi semangat kerja.

Tinggi rendahnya semangat kerja atau kegairahan kerja seseorang tidak

terjadi dengan sendirinya, melainkan banyak faktor yang mempengaruhinya,

seperti yang dikemukakan oleh Sudarwan Danim (2004:52):

1) Kesadaraan akan tujuan organisasi.

2) Hubungan antar-manusia dalam organisasi berjalan harmonis.

3) Kepemimpinan yang menyenangkan.

4) Tingkatan organisasi.

5) Upah dan gaji.

6) Kesempatan untuk meningkat atau promosi.

7) Pembagian tugas dan tanggung jawab.

8) Kemampuan individu.

9) Perasaan diterima dalam kelompok.

(43)

11)Kepribadian.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kalau peningkatan semangat kerja dapat ditingkatkan dengan

faktor intern organisasi, misalnya pemimpin yang berlaku objektif, adil,

memperhatikan nasib bawahan, ada kesempatan yang sama untuk berkembang,

gaji yang menunjang, dan lain-lain. Ada pula faktor ekstern dari

organisasi,misalnya jika dinamika lingkungan luar organisasi.

Faktor-faktor di atas sangat mempengaruhi tinggi rendahnya semangat

kerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu memperhatikan

faktor-faktor tersebut karena apabila semangat kerja karyawan menurun dan berada pada

tingkat yang rendah maka akan sangat merugikan pihak perusahaan.

2.1.2.3 Cara Meningkatkan Semangat Kerja

Pembinaan semangat kerja para karyawan perlu dilakukan terus-menerus

agar mereka menjadi terbiasa memiliki semangat kerja yang tinggi dan penuh

gairah. Dengan kondisi demikian, para karyawan diharapkan dapat melakukan

pekerjaannya dengan baik dan kreatif. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan

hidup karyawan dan perusahaan. Oleh sebab itu setiap perusahaan, dalam hal ini

pimpinan selalu berupaya untuk memelihara semangat kerja karyawan dengan

melakukan berbagai cara. Tidak ada sesuatu yang dapat lebih memuaskan seorang

karyawan dari pada pengetahuan, bahwa saran-sarannya diterima dengan baik

oleh pimpinan. Sebaliknya tidak ada sesuatu yang lebih mengecewakan karyawan

dari pada kalau saran-sarannya ditolak atau tidak diperhatikan. Pimpinan atau

(44)

karyawannya. Hendaknya pimpinan dapat menempatkan dirinya bersama-sama

dengan para bawahan, sehingga pimpinan dapat mengetahui ada atau tidaknya

semangat kerja yang tinggi dari para karyawan.

2.1.2.4 Indikator dalam penerapan Semangat Kerja

Menurut Saifudin Anwar (2002:180) yaitu :

a. Sedikitnya perilaku yang agresif yang menimbulkan frustasi :

1. Konsentrasi kerja

2. Ketelitian

3. Hasrat untuk maju

b. Individu bekerja dengan suatu perasaan bagaimana dari perasaan lain yang

menyenangkan :

1. Kebanggaan karyawan

2. Kepuasan karyawan

3. Labour turn over

4. Tingkat absensi

c. Menyesuaikan diri dengan teman-teman sekerja :

1. Perlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja

d. Keterlibatan ego dalam bekerja :

1. Tanggung jawab

(45)

2.1.3 Produktivitas Karyawan

2.1.3.1 Pengertian Produktivitas Karyawan

Produktivitas kerja adalah perbandingan terbaik antara hasil yang

diperoleh dengan jumlah sumber kerja yang dipergunakan. Produktivitas kerja

dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari pada sumber kerja yang

dipergunakan. Begitu pula sebaliknya, produktivitas akan menurun jika hasil yang

diperoleh lebih kecil dari pada sumber yang dikerjakan (Nawawi, 2001).

Menurut Henry Simamora (2004), produktivitas kerja adalah kemampuan

memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia

dengan menghasilkan output yang optimal. Oleh karena itu produktivitas dapat

tercapai apabila seorang individu dapat melakukan suatu pekerjaan dengan

maksimal dan memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan fasilitas

yang diberikan untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.

Serta menurut Soemarsono (2004) produktivitas kerja adalah keluaran tiap

jam kerja dengan memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Produktivitas

bukan hanya sebagai hasil usaha manusia saja tetapi merupakan hasil kerja sama

semua faktor yang digunakan dalam proses produksi yaitu modal, manusia,

teknologi, dan juga produktivitas sering diartikan sebagai kemampuan perangkat

sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau perbandingan antara

pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Semakin kecil pengorbanan

(46)

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Soemarsono (2004) bahwa terdapat enam elemen kunci dalam

upaya meningkatkan produktivitas, yaitu :

1. Dukungan top management

Dukungan top manajemen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,

misalnya memberikan ceramah-ceramah, pertemuan-pertemuan, dan

booklet tentang philosophy produktivitas yang menggambarkan dukungan

terhadap program.

2. Dukungan struktur organisasi

Dukungan struktur organisasi dibuat untuk mendukung peningkatan

produktivitas (tujuan). Tidak jarang seseorang yang berada dalam bagian

tertentu, dibebani tugas-tugas tambahan dalam sebuah komite. Misalnya,

corporate productivity comite (terdiri dari top official) berbagai tanggung

jawab untuk mengembangkan program, termasuk di dalamnya mendidik

dan membantu divisi-divisi dan kelompok-kelompok fungsional dalam

pengukuran dan peningkatan produktivitas.

3. Menciptakan iklim perusahaan yang kondusif.

Iklim yang kondusif sangat penting terhadap peningkatan produktivitas.

Shetty mengemukakan empat hal pokok untuk menciptakan iklim yang

kondusif yang meliputi menciptakan perhatian terhadap para karyawan

bahwa manajemen sedang mendorong peningkatan produktivitas,

manajemen harus melakukan komunikasi untuk meyakinkan karyawan,

(47)

manajemen meminta para kayawan untuk meningkatkan involvement

(keterlibatan) terhadap perusahaan dan perusahaan harus menghargai

kontribusi-kontribusi yang telah diberikan melalui reward system yang

sesuai.

4. Metode pengukuran produktivitas

Perusahaan harus membuat metode pengukuran produktivitas dan

menetapkan tujuan-tujuan yang realistis. Ukuran yang umum bagi

peningkatan produktivitas adalah unit per orang per jam, penjualan payroll

dollar, penjualan karyawan, penjualan per aset dollar, atau biaya per unit.

Dengan menetapkan tujuan-tujuan yang realistis, perusahaan dapat melihat

pencapaian terhadap tujuan. Perusahaan dapat mengetahui bagaimana

kemajuannya dengan mendasarkan pada informasi ini.

5. Teknik-teknik produktivitas

Teknik-teknik produktivitas baru harus terus dicari. Perusahaan harus

secara terus menerus mencari teknik-teknik baru untuk meningkatkan

produktivitas. Pendekatan yang paling umum adalah work simplification

value enginereering, automatisasi, sistem-sistem yang dianjurkan, time and

motion study, model-model simulasi dan job enrichment.

6. Implementasi program produktivitas

Implementasi program produktivitas harus dijadwalkan. Hal ini penting

karena menyangkut penggunaan resources. Oleh karena itu, peningkatan

(48)

2.1.3.3 Indikator dalam penerapan Produktivitas Karyawan

Produktivitas kerja adalah keluaran tiap jam kerja dengan memperhatikan

kualitas produk dan mutu yang dihasilkan. Untuk mengukur peningkatan

produktivitas kerja karyawan, maka alat analisis produktivitas kerja karyawan

yang peneliti gunakan seperti yang di kemukakan oleh Husein Umar (2005:9)

produktivitas dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Jumlah dan waktu

b. Mutu/Kualitas

c. Evisien dan evektivitas

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini, dapat di sajikan daftar

penelitian terdahulu dan teori yang sudah dijabarkan atau dikemukakan sehingga

dapat membedakan keorisinalitasan penelitian ini.

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

(49)

direktorat sumber

(50)

2.2 Kerangka pemikiran

Studi perilaku organisasi (PO), mengemukakan ada tiga faktor penentu

perilaku dalam organisasi yaitu individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga hal

tersebut dipelajari pengaruhnya pada organisasi dengan tujuan untuk menerapkan

ilmu pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Penelitian ini

akan mendeteksi berbagai kendala dan hambatan serta tantangan yang dihadapi,

penelitian ini juga akan mangkaji bagaimana pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja

dan semangat kerja dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Kualitas Kehidupan Kerja sebagai variabel independen, semangat kerja sebagai

variabel independen dan produktivitas kerja karyawan sebagai variabel dependen.

2.2.1 Hubungan pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan

Kualitas kehidupan kerja telah menjadi sangat populer selama tahun

1980-an, dan mendapat respon yang sangat positif dari anggota-anggota organisasi

terutama untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Rhonen (1981)

mengatakan bahwa pengukuran kualitas kehidupan kerja akan berdampak pada:

(a) meningkatkan sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan terhadap

perusahaan; (b) meningkatkan produktivitas dan motivasi intrinsik karyawan; (c)

meningkatkan efektivitas perusahaan dan kompetitif perusahaan dalam

menghadapi bisnis global. Disamping itu, program kualitas kehidupan kerja juga

telah dipandang sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas serta

(51)

output melalui partisipasi serta keterlibatan (involvement) karyawan dalam proses

pengambilan keputusan. kualitas kehidupan kerja mencakup aktivitas-aktivitas

yang ada di dalam organisasi, yang dinyatakan dengan tujuan untuk meningkatkan

suatu kondisi tertentu, sehingga berpengaruh terhadap pengalaman karyawan

(employee’s experience) dalam organisasi serta meningkatkan produktivitas kerja

karyawan.

2.2.2 Hubungan pengaruh semangat kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan

(Siswanto, 2000). Semangat kerja dapat diartikan juga sebagai suatu iklim

atau suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi yang menunjukkan

rasa kegairahan di dalam melaksanakan pekerjaan dan mendorong mereka untuk

bekerja secara lebih baik dan lebih produktif (Bruce, 2003). Semangat kerja

merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya

kepercayaan diri, motivasi diri yang kuat untuk meneruskan pekerjaan,

kegembiraan, dan organisasi yang baik. Dengan karyawan bersemangat dalam

melakukan pekerjaannya maka produktivitas yang di hasilkan menjadi lebih baik.

2.2.3 Hubungan pengaruh kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan

Kualitas kehidupan kerja sebagai suatu cara untuk meningkatkan semangat

kerja para pekerja. Dalam proses pengambilan kebijakan organisasi selau

diperhitungkan berbagai aspek kualitas kehidupan kerja agar tidak terjadi kontra

produktif akibat menurunnya semangat kerja. Menurunnya semangat kerja dapat

(52)

berkurang atau berkurangnya kesempatan untuk berkembang, berprestasi,

berpartisipasi, aspek imbalan dan kenyamanan lingkungan kerja.

Sebaliknya kualitas kehidupan kerja dimaksudkan agar dilakukan

perbaikan terus-menerus untuk membangkitkan semangat kerja, misalnya dengan

memberi kesempatan yang lebih baik dalam berpartisipasi, tantangan, harapan,

kesejahteraan, dan lingkungan kerja yang lebih menjanjikan, Pendapat seorang

ahli yang bernama Malayu SP. Hasibuan (2008) yang menyatakan bahwa

semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan

pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai produktivitas yang

maksimal, semakin kuat menyimpulkan bahwa semangat kerja diperlukan untuk

meningkatkan kerja karyawan. Kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja

dipandang sebagai suatu cara untuk meningkatkan produktivitas serta

meningkatkan kualitas output melalui partisipasi serta keterlibatan (involvement)

(53)

Berikut ini adalah paradigma dari penelitian ini:

Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.

kualitas kehidupan kerja (X1) Indikator:

1.Lingkungan Kerja 2.Kemampuan Kerja

3. Perkembangan dan Keamanan 4. Interaksi sosial

5.Hak-hak Karyawan

6.Pengaruh pekerjaan terhadap keseluruhan hidup 7. Tanggung Jawab Sosial

Walton (1975, dalam Duyan 2013)

Semangat Kerja (X2) Indikator :

1.Konsentrasi kerja 2. Ketelitian 3. Hasrat untuk maju 4. Kebanggaan karyawan 5. Kepuasan karyawan 6. Labour turn over 7. Tingkat absensi

8. Perlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja 9. Tanggung Jawab

10. Lancarnya Aktivitas

Saifudin Anwar (2002:180)

Produktivitas Kerja (Y) Indikator :

a. Jumlah dan waktu b. Mutu/Kualitas c. Evisien dan evektivitas

(54)

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat

sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul dan harus diuji secara empiris. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran

di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

H1: Kualitas kehidupan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada

PT. Techno Multi Utama

H2: Semangat kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada PT. Techno

Multi Utama

H3: Kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja berpengaruh secara simultan

terhadap produktivitas kerja pada PT. Techno Multi Utama

Hipotesisi Utama :

Terdapat pengaruh kualitas kehidupan kerja dan semangat kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan pada PT. Techno Multi Utama, baik secara simultan

(55)

34 3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sugiyono (2010:39)

mendifinisikan variabel sebagai berikut :

Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (variabel terikat). Variabel terikat (variabel dependen) merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Kualitas Kehidupan Kerja

(X1), Semangat kerja (X2), sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah

Produktivitas kerja karyawan (Y).

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah karyawan

PT. Techno Multi Utama. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui

wawancara kepada Kepala Bagian Sumber Daya Manusia serta karyawan pada

(56)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitan menurut Sugiyono (2009:4) adalah sebagai berikut :

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui

pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga

menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek

yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2011:147) adalah sebagai

berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah

satu sampai lima. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan

masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat

dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah

dipelajari, untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Mashuri (2008) dalam

(57)

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa

dengan kehidupan”

Metode verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan alat uji statistik yaitu Regresi Berganda.

3.2.1. Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu

perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat

berjalan dengan lancar dan sistematis.

Desain penelitian menurut Narimawati Umi (2008) adalah sebagai berikut:

“Desain Penelitian adalah Suatu Rencana Struktur, dan Strategi untuk

menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”.

Desain penelitian menurut Indrianto Nur dan Supomo Bambang

(2002:249) adalah sebagai berikut :

“Desain Penelitian adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan

metode - metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti

dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Dari uraian di atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan

prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan,

(58)

Menurut Sugiyono (2009:13) penjelaskan proses penelitian disampaikan

seperti teori sebagai berikut :

Proses penelitian meliputi :

1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian

7. Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan proses penelitian diatas maka proses penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Sumber Masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi

untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan Masalah

Penelitian ini merumuskan masalahnya sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran penting faktor Kualitas Kehidupan Kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Techno Multi Utama

b. Faktor apa saja yang mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan

PT. Techno Multi Utama

c. Apakah faktor Semangat kerja mempengaruhi Produktivitas Kerja

Gambar

Tabel 1.2 Survey Awal Tanggapan Tentang Semangat Kerja di PT. Techno
Tabel 1.4 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Tabel Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

persentase tertinggi terdapat pada dimensi external responde sebesar 74,87% sedangkan termasuk dalam kategori baik sedangkan persentase terkecil terdapat pada kategori loyalty

Persentase skor tanggapan responden sebesar 88,70 termasuk dalam kategori sangat baik menunjukkan bahwa auditor pada Kantor Akuntan Publik yang berada di kota Bandung

a) Persepesi pengguna terhadap Kualitas Website MatahariMall.com berada pada kategori baik, pengguna sangat memahami dimesi usability karena memiliki persentase

1) Motivasi kerja yang diterapkan PT PLN (Persero) APJ Bandung dimata responden secara keseluruhan sudah cukup baik. Dimensi yang memiliki skor tertinggi, yaitu

tersebut berada pada Range nilai 4,22 ± 3,43 yang menunjukkan bahwa kemampuan kerja berada pada kategori baik. Hasil skor rata-rata jawaban mengenai kinerja karyawan

2. Motivasi pegawai di Divisi Keuangan PT XYZ berada dalam kategori cukup baik dengan skor total 3,372. Stres pegawai di Divisi Keuangan PT XYZ berada dalam kategori

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 72,5%, tingkat kepuasan kerja berada pada

Pada indikator bunuh diri, angkatan 2013 memiliki persentase tertinggi dibandingkan angkatan 2014 dan 2015 yaitu sebesar 2,30% dengan skor 43 dan termasuk dalam kategori