• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan pembelajaran al-qur' an di TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan pembelajaran al-qur' an di TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oieh : MUN GAD I

NIM:805011001510

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

SDN 02 PINANGRANTI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Tarbiyah

Oleh Mungadi

NIM: 805011001510

D ul Ma"id Khon MA ; 131682 377

Jurusan Pendidikan Agama Islam

(3)

TPA SDN 02 PINANGARTI JAKARTA TIMUR telah diujikan dalam sidang

Munaqosah Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 4 Oktobcr 2007. Skripsi ini telah ditcrima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (Sl) pada

jurusan Pendidilrnn Agama Islam.

Jakarta, 4 Oktober 2007

Sidang Munaqosah

K e t u / n PTTM .

D

ra.

lLセ@ ュゥ[[ZZセGGGB@

M.A g.

NIP. 150 077 513

Penguji I

Akhmad Sodik, M.Ag. NIP. 150 289 231

Mengetahui:

Dekan Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan

'\

';

I
(4)

keangkuhan diri. Tiada kebijakan Iebih baik daripada hidup sederhana dan terencana.

Tiada kemuliaan lebih tinggi daripada ketakwaan. Tiada kawan karib lebih baik

daripada keluhuran budi. Tiada harta warisan Iebih besar daripada pendidikan. Tiada

perdagangan Iebih menguntungkan daripada amal saleh. Tiada laba melebihi pahala

Allah. Tiada iman lebih baik daripada rasa malu dan sabar. Tiada kehormatan lebih

baik daripada kemurahan hati. Dan tiada dukungan Iebih baik daripada nasihat yang

tulus.

Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Ayah, Bunda, guru-guruku, belahan

jiwaku, Teristimewa untuk istriku,

saudaraku seagama, sebangsa dan

(5)

penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang mengkaji pelaksanaan pembelajaran al-Qur'an

di TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur.

Kegiatan pembelajaran al-Qur' an berpe!'an pen ting dalam menunjang materi

Pendidikan Agama Islam danjuga sebagai altematifuntuk menambah waktu belajar ilmu

agama di SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur. Penulis skripsi ini disamping untuk

memenuhi syarat dalam menyelesaikan jenjang Strata Satu (Sl) pada Fakultas Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, juga dimaksudkan

sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran al-Qur' an di TP A SDN 02 Pinangranti Jakarta

Timur. Sehingga diharapkan pelaksanaannya akan lebih baik pada masa yang akan

datang.

Banyak sekali bantuan yang telah penulis terima, oleh karena itu terima kasih

kepada:

I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KegUl'Uan Universitas Islam

Negeri Jakarta.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta.

4. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

5. Seluruh Dosen di lingkungan Fakultas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

(6)

Meskipun masih banyak kekurangan, penulis berharap semoga para pembaca dapat

mengambil manfaatnya. Amin

Jakarta, Juli 2007

(7)

Lernbar Pengesahan ... , ii

Motto ... iii

Kata Penganmr ... , .. _.._ ... , .... _. ... , ... _... Jv Daftar Isi . . . . .. . ... .. . . .. ... . . .. . .. ... ... . .. . . ... ... ... . .. . .. . ... .. ... .... ... ... ... . . .. . . .. . .. .. .. .. . .... .. v1

Paftar Tabel ...

viii

BABI PEDAHULUAN ... . 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah, Pernbatasan diln Perurnusan Masalah 6 1. Identifikasi Masalah ... ... ... ... .... .. .... .. . ... ... 6

2. Penibatasan Masalah ... 6

3. Perurnusan Masalah ... 7

c.

Tujuan diln Kegunaan Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ... 8

A. Tarnan Pendidikan Al-Qur'an ... 8

1. Pengertian Titnian Pendidikiui Al-Qur'an ... 8

2. Pengertian Al-Qur' an ... 12

3. Tujuan Tarnan Pendidikan Al-Qur'an ... 15

(8)

I. Pengertian Evaluasi dan Ruang Lingkup Evaluasi ... 27

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ... 28

3. Macam-macam Evaluasi ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Teknik Pengurnpulan Data ... 33

D. Teknik Pengolahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

PEMBELAJARAN AL-QUR'AN DI TPA SDN 02 PINANGRANTI JAKARTA TIMUR A. Giullbitrim Umum TPA SDN 02 Pinimgrimti Jakarta Timur 37 B. Deskripsi Data ... 49

C. Analisis dan Interpretasi Data ... 49

D. Kitlender Pendidikim TP A SDN 02 Pmiuigrimti ... 74

BAB V PENUTUP ... ... .... ... .... ... ... ... .. ... ... ... .. 77

A. Kesimpulim . . .... ... .... ... .... ... ... .... .... .... ... . ... ... . .. ... ... ... 77

B. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

(9)
[image:9.521.30.423.111.628.2]

Tabel I Keadaan Guru TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur ... 38

Tabel 2 Keadaan Siswa TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur ... 38

Tabel 3 Sarana dan Prasarana ... 39

Tabel 4 Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan TPA ... 48

Tabel 5 Tanggapan siswa dengan diadakannya TPA di sekolah ... 50

Tabel 6 Minat siswa dalam mengikuti kegiatan TPA ... 51

Tabel 7 Tempat belajar membaca al-Qur'an selain di TPA ... 52

Tabel 8 Keaktifan dalam membaca al-Qur'an ... 52

Tabel 9 Kelancaran dalam membaca al-Qur'an ... 53

Tabel 10 Kesulitan dalam membaca al-Qur'an ... 54

Tabel 11 Menulis huruf al-Qur'an dengan benar ... 55

Tabel 12 Pemahaman bacaan Idzhar ... 56

Tabel 13 Pemahaman bacaan Ikhfa ... 57

Tabel 14 Pemahaman bacaan ldgham Bilagunah ... 58

Tabel 15 Hafalan do' a Iftitah ... 59

Tabel 16 Hafalan do'a Tasyahud ... 59

Tabel 17 Hafalan surat pendek (al-Qariah) ... 60

Tabel 18 Hafalan surat pendek (al-Qadar) ... 60

Tabel 19 Hafalan surat pendek (al-Fil) ... 61

(10)

Tabel 23 Minat siswa terhadap pelajaran PAI setelab mengikuti kegiatan TP A

64

Tabel 24 Peran TPA dalam membantu memabami pelajaran P Al ... 65

tentang hari kiamat Tabel 25 Pemabaman terhadap sejarab Nabi Muhammad S.A.W. 66 Tabel 26 Pemabaman peristiwa Nuzulul Qur'an ... 66

Tabel 27 Membantu hafalan bacaan shalat ... 67

Tabel 28 Pemabaman syarat dan rukun shalat ... 68

Tabel 29 Peran TP A dalam membantu rajin shalat wajib siswa ... 68

Tabel 30 Hasil pelajaran P Al setelab mengikuti TP A

69

Tabel 31 Pemabaman bacaan ldzhar yang ada di PAI

···

70

Tabel 32 Pemabaman bacaan Ikhfa yang ada di P Al ... 71

Tabel 33 Pemahaman bacaan Idgham Bilagunab yang ada di P Al ... 72

[image:10.525.29.423.53.513.2]
(11)

A. Latar Belakang Masalah

Diakui bahwa pendidikan agama menduduki peranan yang sangat penting dalam pembinaan kelompok maupun individu. Pendidikan agama menjadi semacam alat motivator sekaligus kontrol dalam kehidupan setiap keluarga sampai negara. Pendidikan agama mempunyai peran langsung dalam pembentukan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa. Manusia dengan kualitas tersebut diyakini mampu bertindak bijaksana baik dalam kapasitas sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Menyadari ha! tersebut, pemerintah Indonesia merasa perlu merumuskan pendidikan agama ke dalam konstitusi sehingga pelaksanaannya menjadi suatu kewajiban hukum yang harus ditunaikan. Mansyur, Sokama dan Yusuf Muhtar mengidentifikasikan pentingnya pendidikan agama dalam kehidupan bemegara dari adanya kata-kata beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa baik dalam Garis-garis Besar Haluan Negara maupun dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.1

Dalam beberapa ketetapan MPR yang menyebutkan bahwa pembangunan nasional di bidang pendidikan, aspek pertama yang disentuh adalah pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan

1 H. Mansyur dkk,

(12)

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecuali Tap MPR No. XXVIIIMPRS/1966 dan No. IV /MPR/1973 yang menghendaki pembentukan manusia Pancasila di mana terasa abstrak dan utopis. 2

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang pokok di sekolah, dan salah satu materi atau bahan yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Islam adalah baca tulis al-Qur' an. Materi baca tulis al-Qur' an ini sangatlah penting untuk diberikan kepada siswa, karena al-Qur' an adalah kitab suci umat Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional atau yang sudah diperbaharui, pendidikan agama menjadi salah satu materi wajib dalam kurikulum pendidikan nasional. Semua sekolah umum wajib menyelenggarakannya, tentu ha! ini mempunyai riwayat yang panjang secara historis, berkaitan dengan adanya dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama. Namun dalam pelaksanaannya Pendidikan Agama Islam mengalami berbagai hambatan, salah satu kepincangan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum sekarang ini ialah kurangnya keterpaduan antara tiga Iingkungan yaitu: lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga Sebagai akibatnya dapat terjadi kekeliruan dan evaluasi. Suatu kemajuan siswa dalam Pendidikan Agama Islam diduga sebagai proses belajar mengajar di sekolah, temyata ha! tersebut

2

H. Noehi Nasution, Evolusi Proses Be/ajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Dirjen Binbaga

(13)

merupakan hasil kegiatan pendidikan agama di rumah dan di masyarakat. Demikian pula pelajaran agama Islam yang seharusnya mempunyai tindak lanjut di rumah ternyata ha! itu tidak terjadi.3

Untuk itulah perlu diadakan sistem pendidikan terpadu. セdn@ 02 pagi Pinangranti Jakarta Timur, sebagai salah satu Iembaga pendidikan milik negara, ternyata peserta didiknya nampak kurang memperhatikan Pendidikan Agama Islam. Hal tersebut dapat diukur dari hasil semester serta perilaku sehari-harinya. Bahkan lebih memprihatinkan lagi ditemukan sejurnlah peserta didik yang tidak mengenal huruf-huruf al-Qur'an apalagi membaca dengan baik dan benar. Oleh karena itu mulai tahun Pelajaran 2002/2003 Guru Pendidikan Agama Islam menempuh suatu kebijakan dengan mengadakan kegiatan pembelajaran al-Qur'an di TP A yang bertempat di Mushalla yang lokasinya di belakang sekolah SDN 02 pagi Pinangranti Jakarta Timur, yang diiknti oleh sebagian besar peserta didik.

Materi tersebut berupa kegiatan baca tulis al-Qur'an, hafalan surah-surah pendek, hafalan do'a sehari-hari dan sholat. Kegiatan ini dibimbing oleh seorang guru yang bernama Muhtar S.Ag. Sehubungan dengan ha! itu perlu diadakan suatu penelitian terhadap kebijakan tersebut sebagai sebuah evaluasi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas penambahan materi al-Qur'an di masa yang akan datang maupun untuk dipertirnbangkan bagi SDN yang lain.

3

(14)

Hal tersebut merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam, yang muncul di tengah-tengah meningkatnya angka kebodohan umat Islam dalam ha! baca tulis al-Qur'an, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1. Lemalmya perhatian orang tua dalam hal memberikan Pendidikan Agama Islam terhadap anak-anaknya secara langsung di rumah, khususnya dalam hal baca tulis al-Qur' an.

2. Lemalmya pelajaran Pendidikan Agama Islam pada jalur pendidikan formal, seperti alokasi waktu yang diberikan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang sangat singkat, yaitu dua jam dalam seminggu. Sehingga tidak dapat memberikan semua materi yang harus disampaikan, termasuk baca tulis al-Qur'an.

3. Lemalmya pertahanan dan ketahanan umat Islam dalam menghadapi serangan budaya barat yang sekuler.

(15)

Keberadaan TP A pada dasamya adalab memb:intu para orang tua selaku

pendidik di rumab, dan para guru selaku pendidik dan pengajar di sekolab dalam

memberikan Pendidikan Agama Islam, khususnya pendidikan al-Qur'an. Dan

keberadaan TP A dimaksudkan untuk mendukung usaba pemerintah dalam rangka

mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, khususnya pada sisi pengembangan Iman

dan Taqwa (IMTAQ) dan budi pekerti yang luhur, serta dalam rangka

mengantisipasi buta huruf al-Qur' an yang sedang melanda umat Islam.

Berdasarkan latar belakang masalab di atas, penulis tertarik untuk meneliti

dan membabasnya, yang kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi, dengan

judul "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR'AN DI TPA SDN 02

PINANGRANTI JAKARTA TIMUR".

Adapun alasan penulis memilih judul ini adalab sebagai berikut:

1. Sangat penting bagi umat Islam untuk dapat membaca al-Qur'an dengan baik dan benar, sehingga dapat memabarni kandungan ayat-ayatnya untuk

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Masalab tersebut menarik perhatian penulis, karena latar belakang penulis

sebagai guru Pendidikan Agama Islam, yang mana sudah seharusnya ikut

memperhatikan masalab-masalab yang terjadi dalam dunia pendidikan,

khususnya Pendidikan Agama Islam.

3. Masih jarang sekolab umum, yang mengadakan TPA sebagai salab satu

program ekstra kurikulemya. Dan SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur adalab

(16)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. ldentifikasi Masalah

Oengan melihat latar belakang, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

a. Eksistensi pembelajaran al-Qur'an pada TPA SON 02 Pinangranti.

b. Minat para siswa untuk mengikuti pembelajaran al-Qur'an.

c. Kurikulum TP A.

d. Metode pembelajaran al-Qur'an di TPA SON 02 Pinangranti.

e. Sarana prasarana yang ada di TP A SON 02 Pinangranti.

f. Pembinaan TPA SON 02 Pinangranti.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan yang berhubungan dengan masalah pendidikan,

maka perlu diadakan pembatasan masalah. Agar pembahasan dalam skripsi ini

dapat terarah, sehlngga mempermudah dalam menjelaskan permasalahan yang

akan dibahas, maka penulis akan membatasi masalah pada:

a. Kegiatan pembelajaran al-Qur'an di TPA SON 02 Pinangranti.

b. Materi pembel(\jaran di TPA SON 02 Pinangranti.

c. Metode pembelajaran al-Qur'an di TPA SON 02 Pinangranti.

3. Perumusan Masalah

Oengan melihat pembatasan masalah di atas, maka dapat dibuat perumusan

(17)

Apakah pembelajaran al-Qur'an di TPA berpengaruh positif terhadap

prestasi Pendidikan Agama Islam siswa?

C. Tujuau dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pelaksanaan TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur.

b. Mengetahui pengaruhpembelajaran al-Qur'an di TPA dalam menunjang

pendidikan al-Qur'an di SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian adalah:

a. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan dorongan kepada

kepala sekolah, guru dan orang tua untuk lebih memberikan perhatian

kepada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait, khususnya untuk para pengajar di TP A SDN 02 Pinangranti

(18)

A. Taman Pendidikan Al-Qur'an

1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur'an

Berbicara tentang TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) tidak akan lepas dari TKA (Taman Kanak-kanak Al-Qur'an). Oleh karena itu, selain mengemukakan pengertian TPA, pengertian TKA pun perlu diungkapkan. Taman Kanak-kanak Al-Qur'an adalah lembaga pendidikan Islam luar sekolah untuk anak-anak yang mendiclik santri agar mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar, sesuai ilmu tajwid sebagai target pokoknya Sedangkan Taman Pendidikan Al-Qur'an adalah lembaga pendiclikan dan pengajaran luar sekolah untuk anak-anak yang mendidik santri agar mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar, sesuai ilmu tajwid sebagai target pokoknya.4

Secara etimologi taman adalah tempat yang menyenangkan, sedangkan pendidikan al-Qur'an adalah upaya pembinaan kepribadian sesuai dengan petunjuk-petunjuk al-Qur'an. Maka dapat disimpulkan secara garis besarnya, pengertian Taman Pendidikan Al-Qur'an adalah suatu lembaga pendidikan luar sekolah (nonformal) yang menitikberatkan kepada pengenalan Islam melalui

4

Chairani Idris dan Tasyrifin Karim, Pedoman Pembinaan dan Pengembangan TKAITPA,

(19)

sumoer utamanya yaitu al-Qur'an, dengan cara membaca dan memahami

kandungan al-Qur'an, serta pokok-pokok ibadah lainnya.

Lembaga TPA merupakan lembaga pendidikan luar sekolah (nonformal)

jenis keagamaan. Oleh karena itu, muatan pengajarannya lebih menekankan pada

aspek keagamaan dengan mengacu pada sumber utamanya, yaitu al-Qur'an dan As-Sunnah. Dengan demikian, porsi pengajaran tertentu yang kurang

memungkinkan untuk diberikan secara tuntas melalui pendidikan formal dapat

diperoleh melalui lembaga ini, misalnya baca tulis al-Qur' an, pengajaran sholat,

hafalan ayat-ayat al-Qur'an, do'a harian penanaman aqidah akhlak, dan

sejenisnya.

Lembaga pendidikan umum yang bemaung di bawah Departemen

Pendidikan Nasional menempatkan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu

mata pelajaran pokok di sekolah, dan salah satu materi atau bahan yang dipelajari

dalam Pendidikan Agarna Islam adalah baca tulis al-Qur'an. Materi tersebut

sangat penting untuk diberikan kepada siswa, karena al-Qur' an adalah kitab suci

umat Islam dan merupakan pedoman hidup bagi setiap muslim dalam kehidupan

sehari-hari. Dan untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang pendidikan

al-Qur' an, maka penulis menjelaskan tentang pengertiannya terlebih dahulu.

Pendidikan bukan semata-mata pelajaran umum, namun pendidikan

merupakan proses kemandirian kesadaran pengembangan bangsa dan proses

(20)

kepada generasi baru dalam bidang kesenian dan keterampilan hidup, dan

membuat mereka sadar akan tanggungjawab dan kewajiban dalam hidup.

Secara etimologi (bahasa) pendidikan berasal dari kata didik yang artinya

proses pengembangan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan atau latihan-latihan.

Pengertian ini senada dengan pengertian yang berasal dari bahasa Arab, yaitu

tarbiyah, dengan kata kerjanya rabba, yang artinya adalah pemimpin,

pemeliharaan, dan sebagainya. 5

Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan dengan kata-kata education

yang berarti pengembangan atau hubungan. Menurut Dr. Khursyid Ahmad kata

education sendiri berasal dari bahasa latin eex (out) yang berarti keluar dan

deceredue, yang berarti mengatur, memimpin, dan mengarahkan (to load),

sedangkan secara terpisah berarti menyimpulkan dan menyalurkan informasi,dan

menyalurkan kemampuan (bakat).6

Kemudian menurut Dr. Ramayulis, istilah pendidikan berasal dari kata didik

dengan pemberian awalan pe dan akhiran an, yang mengandung arti perbuatan

(ha!, cara, dan sebagainya). 7

Dengan demikian pengertian pendidikan menurut bahasa adalah proses

perbuatan atau pekerjaan, memelihara baik rohani maupun jasmani, yang

5

Zakiyah Darajat, I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. ke-2, h. 25.

6

Kh!lTsyid Ahmad, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 1992), Cet. 2, b. 2$.

(21)

berkaitan dengan pengalaman a:gama, kecerdasan berfikir, dim lain-lain untuk mencapai tujuan.

Adapun secara terminologi, Zuhairin dkk di dalam bukunya menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses timbal balik dari pribadi tiap manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam dan teman merupakan perkembangan yang terorganisir dari semua potensi manusia, baik itu moral, jasmani intelektual, dan

untuk kepribadian individualnya, dari kegunaan masyarakat yang diharapkan dapat menghimpun semua aktifitas tersebut, bagi tujuan hidupnya (tujuan akhir).8

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.9

Kemudian menurut Dr. Azyumardi Azra M.A, pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.10

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pendidikan adalah usaha pendidik secara sadar berupa bimbingan dan pembinaan terhadap anak didik dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi yang telah dirniliki oleh

8

Zuhairin dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. ke-2, h. 150.

9

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), edisi ke-3, h. 263.

'0 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos

(22)

3. Tujuan Taman Pendidikan Al-Qur'an

Munculnya gagasan untuk mendirikan TKAffP A, berawal dari keprihatinan

Team Tadarus AAM (Angkatan Muda Masjid dan Mushalla) Yogyakarta setelah

mengamati perkembangan generasi muda Islam yang tidak dapat membaca

al-Qur' an mengalami peningkatan, hal ini sangat memprihatinkan. Dan tujuan utama

didirikannya TP AITKA adalah salah satu cara atau usaha untuk mengantisipasi

bertambahnya jumlah buta huruf al-Qur'an di kalangan umat Islam. Dan setelah

menjadi sebuah lembaga, TP A mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur'an

TP A sebagai pendidikan nonformal mempunyai tujuan kelembagaan

sebagai berikut:

I) Membantu mengembangkan potensi anak kearah pembentukan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang

disesuaikan dengan lingkungan dan taraf perkembangan anak, berdasarkan tuntunan al-Qur'an dan Sunnah Rasul.

2) Mempersiapkan agar anak mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,

keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui program

pendidikan lanjutan.

b. Tujuan Pengajaran Taman Pendidikan Al-Qur'an

Tujuan pengajaran pada TP A mempunyai persamaan dan perbedaan

tertentu, disesuaikan dengan taraf perkembangan daya serap dan pengalaman

(23)

Tujuan pengajaran pada TP A adalah sebagai berikut:

1) Santri dapat mengagumi dan mencintai al-Qur'an sebagai bacaan istimewa

dan pedoman utamanya.

2) Santri dapat terbiasa dalam membaca al-Qur'an dengan lancar dan fasih

serta memaharni hukum-hukum bacaannya berdasarkan kaidah ilmu

tajwid.

3) Santri dapat mengerjakan sholat 5 waktu dengan cara yang benar dan

menyadarinya sebagai kewajiban sehari-hari.

4) Santri dapat menguasai hafalan sejurnlah surat-surat pendek, ayat-ayat

pilihan dan doa-doa harian.

5) Santri dapat mengembangkan perilaku sosial yang baik sesuai dengan

tuntunan Islam dan pengalaman pendidikannya.

6) Santri dapat menulis huruf Arab dengan baik dan benar.16 c. Tujuan Pendidikan Al-Qur'an

Sedan$kan secara garis besarnya tujuan TP A adalah menyiapkan anak

didik agar menjadi generasi Qur'ani, yaitu generasi yang mencintai al-Qur'an,

komitmen dengan al-Qur'an dan menjadikan al-Qur'an sebagai bacaan dan

pandangan hidup sehari-hari.17

16

U Syamsudin M.Z., Pedoman Kurikulum dan Pengajaran TKAITPA, (Jakarta: LPPTKA

BKPRMI Pusat, 1998), h. 29.

17

As'ad Humam, Pedoman dan Pengembangan TKAITPA Nasional, (Yogyakarta: Balai

(24)

Keberhasilan manusia dalam menjalani hidupnya tidak lepas dari usaha yang dilak:ukan manusia itu sendiri, yang mana ha! ini terdorong pula dengan adanya tujuan yang hendak dicapai manusia. Tujuan ialah suatu yang diharapk:an tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan dalam proses pendidikan merupakan suatu yang mutlak adanya karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan suatu ketidakmenentuan dalam prosesnya.

Dengan menyadari akan pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta untuk mewujudk:an Pendidikan Islam yang paripurna, maka al-Qur'an sebagai pedoman hidup dalam ajaran Islam menjadi salah satu materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam juga mengemban misi membawa kepribadian siswa ke arah pribadi utama sesuai norma-norma agama. Dan tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan al-Qur' an adalah: 1) Kemampuan membaca al-Qur'an secara fasih, tartil, lancar, dan benar

menurut tajwid.

2) Pengetahuan tentang ayat-ayat al-Qur'an tertentu dan kemampuan untuk memahami pokok-pokok isinya.

(25)

4) Kesadaran dan kernampuan untuk meyakini serta mengamalkan ajaran agama yang telah mereka pelajari.18

4. Keterkaitan TP A dengan Tujuan Pendidikan Nasional

Dengan melihat tujuan Taman Pendidikan Al-Qur'an di atas, dapat disimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara tujuan Taman Pendidikan Al-Qur'an dengan Tujuan Pendidikan Nasional.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN No. 2 1989 pasal 4, telah menjelaskan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.19

Jika dilihat dari taksonomi tujuan pendidikan, Tujuan Pendidikan Nasional di atas menempati hirarki tertinggi. Dan antara Tujuan Pendidikan Nasional dengan tujuan pendidikan institusional serta tujuan kurikuler mempunyai unsur-unsur persenyawaan yang berhubungan antara satu sama lainnya. Dalam hubungan ini, salah satu yang dikedepankan dalam rurnusan Tujuan Pendidikan

18

Depag RI, Kegiatan Ekstra Kurikuier, Op. Cit., h. 33.

19

UU R1 No. 2 1989, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika,

(26)

Nasional tentang cita-cita terbentuknya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

Hal ini menunjukkan pentingnya Pendidikan Agama Islam pada tiap lembaga pendidikan di Indonesia, baik dalam lembaga pendidikan formal, maupun nonformal (pendidikan luar sekolah).

Dengan mengacu pada rumusan Tujuan Pendidikan Nasional tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan TP A dapat dikatakan sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional yang mengandung nilai strategis tersendiri dalam upaya mengkondisikan kepribadian anak dalam mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. Pada waktu yang bersamaan lembaga TP A dapat memperkuat proses belajar mengajar pada pendidikan formal dalam sisi pendidikan keagamaan yang pada umumnya kurang intensif diterima oleh anak didik.

5. Visi dan Misi Taman Pendidikan Al-Qur'an

a. Visi TPA

(27)

anak-Ayat di atas menjelaskan generasi Qur'ani yaitu generasi yang mampu

menerjemahkan kesan-kesan al-Qur'an dalam pentas kehidupan masa

kini, dalam rangka mengemban misi Rahmatan Lil Alamin, di

tengah-tengah gemuruhnya kemajuan teknologi modem. Anak-anak yang

dibina melalui TP A diharapkan dalam usia dewasa mereka kelak

mempunyai kemantapan IMTAQ yang akrab dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan IPTEK yang tepat arah dan

tepat guna karena dipadu dengan kesadaran IMTAQ. Mereka tidak

hanya menyatu dalam tatanan lingkungan dan jaringan teknologi

sistem modem, namun pada waktu yang bersamaan, diharapkan

menjadi harnba Allah yang istiqomah dalam tatanan sosial yang

Islarni.

3) Kehadiran gerakan TPA di penghujung abad ke-20 sekaligus

mengantar anak-anak TPA dalam memasuki abad ke-21.

Komputerisasi al-Qur' an dan al-Qur' an digital diharapkan menjadi

bagian dari keseharian mereka dalam mengembangkan misi

Qur'an ini.

b. Misi Taman Pendidikan Al-Qur'an

I) TP A membawa misi dwi tunggal, yaitu misi pendidikan dan misi

dakwah islarniyah. Selakn pembawa misi pendidikan TP A tampil

berdampingan dengan pendidikan formal yang segala sesuatunya

(28)

Kedua, pembawaan keguruan seperti itu merupakan wahana ukhuwah

islamiyah yang dapat memancarkan energi tersendiri, karena antar

guru-guru yang berlatar belakang pendidikan kampus dan pesantren

tersebut menyatu dalam panji-panji kemasjidan.

Ketiga, keberadaan TPA di masjid-masjid, mushalla, atau

tempat-tempat yang berdekatan dengan masjid atau mushalla dapat

menggugah kesadaran masyarakat sekitarnya untuk memakmurkan

dan mengembangkan fungsi masjid sebagaimana mestinya.

Keempat, keberhasilan pencapaian kurikulum TP A membawa

pengaruh positif bagi lingkungan keluarga peserta didik. Kepandaian

anak-anak dalam mengaji al-Qur'an, mengerjakan sholat, berdoa, dan

adab keseharian mereka diharapkan dapat menggugah kesadaran orang

tua dan kakak-kakaknya untuk mengembangkan usaha dan suasana

keagamaan di kalangan mereka selakn orang dewasa. Dengan

demikian, gerakan TP A dapat digulirkan lebih lanjut dalam rangka

pemasyarakatan al-Qur'an di kalangan remaja, pemuda, dan orang tua.

3) Dengan misi dan strategis di atas, misi TKA/TP A sekaligus menopang misi pembangunan bangsa, yaitu dalam rangka menyiapkan generasi

bangsa yang siap melanjutkan estafet pembangunan bangsa. Melalui

TKAITPA, anak-anak dipersiapkan menjadi warga dan calon

(29)

taqwa, sedangkan iman dan taqwa adalah asas pertama dan utama

dalam gerak pembangunan bangsa tersebut. 21

6. Macam-macam Metode Pengajaran Al-Qur'an

Beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran al-Qur'an

diantaranya adalah:

a. Metode lqra

Metode lqra ini menggunakan buku pegangan yaitu buku lqra, yang

disusun oleh ustadz As'ad Humam, yaitu pengasuh Team Tadarus AAM

(Angkatan Muda Masjid dan Mushalla). Menurut As'ad Humam dalam buku

Pedoman Pengelolaan, Pembinaan, dan Pengembangan TKA/TP A Nasional.

Bahan bimbingan belajar membaca dengan menggunakan metode Iqra

diselesaikan oleh santri selambat-lambatnya dalam tempo 12 bulan (l tahun) pada paket A.

Cara pembelajarannya didasarkan atas petunjuk yang telah dipolakan

oleh penyusun buku tersebut melalui pendekatan individual (privat).

Prinsip-prinsip pembelajarannya ialah bacaan langsung (tanpa dieja atau diurai), tatap

muka langsung (musyafahah), CBSA, dapat melalui asisten, dan

menggunakan sistem modul.

Dalam proses pembelajarannya guru yang bertugas harus mampu

menyesuaikan dengan perkembangan psikologis dan karakteristik anak, yaitu

(30)

dengan mengacu pada prinsip "bennain sambil belajar" atau "belajar sambil bennain". 22

b. Metode Baghdadiyab

Metode Baghdadiyah adalab metode dengan mengajarkan siswa huruf-huruf Hijaiyyab yang bentuknya serupa menurut tertib kaidab Baghdadiyab. Siswa diharuskan untuk menghafal huru-huruf Hijaiyyab satu persatu, setelab siswa hafal, kemudian dikenalkan harokat dan rnateri-materi lain sampai kepada membaca kata-kata dan kalimat-kalimat yang ada dalam al-Qur'an.23 Kemudian setelab siswa hafal huruf-huruf Hijaiyyab dan dapat melafalkannya, maka dapat dilanjutkan dengan membaca al-Qur'an, yang dimulai dengan surat al-Fatihab, kemudian dengan surat-surat juz 'arnma dan diteruskan dengan surat al-Baqarab.24

c. Metode Al-Barqy

Metode al-Bargy adalab metode yang disusun oleh Drs. Muhadjir Sulthon, yaitu pembelajaran al-Qur'an dengan menggunakan pendekatan analisis dan sintesis. Metode ini menggunakan kata lembaga yang terlebih dabulu harus dihafal oleh siswa. Oleh karena itu, metode ini dikenal dengan metode kata lembaga. Kata lembaga yang digunakan ada empat macam, yaitu:

22 U. Syamsudin M.Z., Op Cit, h: 22.

23

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1985),

h. 36-37.

24

(31)

1) A-DA-RA-JA = c;:-.J-.l-1

2) MA-HA-KA-YA = \L_MセMᄋMゥM

3) KA-TA-WA-NA = エNjMSMキMセ@

4) SA-MA-LA-BA = y-J-("-0"

Adapun sistematika pengajaran dalam menggunakan metode al-Barqy

adalah dengan menggunakan pengamatan sebuah struktur kata, kalimat

pemisah, pemilihan, dan pemanduan. 25

d. Metode SAS (Struktur Analitik dan Sintetik)

Cara mengajar dengan menggunakan metode ini adalah dilakukan

dengan pengenalan kalimat dan kata yang untuk selanjutnya dapat mengenal

kata, huruf, dan tanda baca, dengan menggunakan alat peraga.26 Di samping itu pendidik juga harus benar-benar memberikan bahan pelajaran secara

intensif dengan jalan banyak memberikan latihan.

e. Metode Qiraati

Metode Qiraati adalah metode yang disusun oleh H. Dachlan Salim

Zarkasyi, yaitu pembelajaran al-Qur'an dengan menggunakan pendekatan

analisis. Metode ini cocok untuk majlis ta'lim, dan orang dewasa sebaiknya

25

Muhajir Sulthon, Al-Barqy Be/ajar Baca Tulis Al-Qur 'an, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1993), Cet.

ke-1, h. iv.

26

Depag Rl, Al-Barqy Be/ajar Baca Tulis Al-Qur'an, (Surabaya: Ditjen Bimbaga Islam, 1993),

(32)

secara individu. Untuk mengajar di TKA!fPA sebaiknya diajarkan secara

klasikal sekedar satu halaman sekali mengajar. Menurut tertib kaidah Qiraati

seluruh murid membaca bersama-sama satu halaman termasuk membaca

tulisan dalam kotak. Sekali waktu salah seorang murid bergantian membaca

pelajaran yang telah lewat. Urut-urutan mengajar pertama membaca al-Qur'an

secara tartil, belajar bacaan Gharib/Musykilat dan terakhir belajar ilmu

ta. .d セwi@ . 21

B. Evaluasi (Penilaian)

1. Pengertian Evaluasi dan Ruang Lingkup Evaluasi

a. Evaluasi atau penilaian ialah suatu upaya yang dilakukan dalam rangka

memperoleh data tentang perkembangan, perubahan-perubahan dan

kemajuan-kemajuan anak didik melalui proses pembelajaran yang mereka

alami. Evaluasi ini dilakukan oleh pihak guru dan pengelola unit secara

berkesinambungan, dengan menggunakan cara-cara yang efektif dan

efisien.

b. Ruang lingkup evaluasi bersifat menyeluruh yaitu meliputi semua aspek

pendidikan. Aspek pendidikan dimaksud ialah aspek pengetahuan

(kognitif), aspek sikap dan prilaku anak ( afektif), dan aspek keterampilan

(psikomotor). Ketiga aspek pendidikan itu berkaitan dan tidak bisa

dipisahkan satu sama lain karena menyatu dalam diri anak. Dan evaluasi

27

(33)

tersebut hendaklah diukur dengan alat ukur yang sesuai dengan tujuan

pengajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi

Tujuan dan manfaat evaluasi menyangkut semua pihak, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi guru.

1) Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai rapor dan

mengetahui perkembangan anak dalarn pengalarnan belajarnya.

2) Memberikan umpan balik (feed back) untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan guru dalarn proses pembejalaran dengan memilih metode

dan kiat-kiat yang lebih efektif.

3) Mengembangkan pengalarnan dan cara-cara yang positif dan efektif

dalarn proses kegiatan belajar mengajar.

4) Sebagai bahan masukan dalarn rangka memberikan bimbingan khusus

kepada anak tertentu yang mengalami harnbatan dan kesulitan belajar

serta kesulitan penyesuaian diri.

b. Bagi pengelola/kepala unit.

1) Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan upaya pembinaan

kualitas guru dan petugas lainnya.

2) Memberikan masukan dalarn rangka mengupayakan tersedianya

sarana yang diperlukan dan pengembangan administrasi pendidikan

(34)

c. Bagi anak/para santri.

1) Memberikan motivasi kearah peningkatan aktifitas dan kreatifitas belaj arnya.

2) Menumbuhkan sikap percaya diri dalam meraih prestasi belajar yang lebih baik.

d. Bagi orang tua.

1) Memberikan informasi atau gan1baran umum mengenai perkembangan dan prestasi belajar anaknya agar memperoleh perhatian dan pembinaan khusus di rumahnya masing-masing.

2) Memberikan umpan balik agar orang tua yang bersangkutan semakin terdorong untuk menunjukkan peran sertanya dalam upaya memajukan dan memperbaiki keadaan unit pendidikan tempat anaknya belajar. Istilah evaluasi berasal dari bahasa lnggris evaluation yang berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan. Dalam bahasa Arab evaluasi dikenal dengan istilah imtihan yang berarti ujian. Dan dikenal pula dengan istilah khataman sebagai cara menilai hasil

akhir dari proses pendidikan. 28

Dari segi istilah evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria karena evaluasi adalah proses mendapatkan

28 H. Abudin Nata, Dasar-dasar Pendidikan, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

(35)

informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka

membuat keputusan.

Jika kata evaluasi tersebut dihubungkan dengan kata pendidikan, maka

dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan !criteria

tertentu terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Untuk itu

evaluasi pendidikan sebenarnya tidak hanya menilai tentang hasil belajar para

siswa dalam suatu jenjang pendidikan tertentu, melainkan juga berkenaan dengan

penilaian terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi proses belajar siswa

tersebut, seperti evaluasi terhadap guru, kurikulum, metode, sarana prasarana,

lingkungan dan lain sebagainya. Namun demikian pada umumnya evaluasi

pendidikan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengetahui dengan jelas dan

obyektif terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.

3. Macam-macam Evaluasi

a. Penilaian Formatif; yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang

dicapai oleh anak didik setelah menyelesaikan program dalam satuan

bahan pelajaran pada suatu bidang studi.

b. Penilaian Sumatif; yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar

murid yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan,

(36)

c. Penilaian "Penempatan (Placement); yaitu penilaian tentang pribadi anak untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.

d. Penilaian Diagnostik; yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar anak didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.29

29

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. ke-3,

(37)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TP A SDN 02 Pinangranti, Jl. Raya Pondok Gede,

Kelurahan Pinangranti, Kecarnatan Makasar, Kota Jakarta Timur. Dan waktu

penelitian ini dilangsungkan pada bulan Mei - Juni 2007.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan objek-objek

penelitian.30 Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI SDN 02 Pinangranti yang berjurnlah 126 siswa.

Sarnpel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalarn peristiwa ini tidak seluruh siswa dijadikan sarnpel, tetapi hanya 20% dari seluruh siswa kelas IV,

V dan VI tersebut. Suharsimi Arikunto menyatakan dalam bukunya Prosedur

Penelitian bahwa jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sarnpel yang

diarnbil antara 10-15% atau 20- 25 % atau lebih.31

Sesuai dengan data di atas jumlah siswa kelas IV, V dan VI SDN 02 Pinangranti

sebanyak 120 siswa, dan dari populasi tersebut penulis mengarnbil sarnpel sebanyak

20 %, maka yang menjadi objek penelitian adalah 24 siswa.

30

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-12, h. 115.

31

(38)

C. Telmik Pengnmpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung secara sistematis terhadap objek yang sedang diteliti. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan keadaan lokasi objek penelitian, yaitu pelaksanaan kegiatan program TP A SDN 02 Pinangranti.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dan informasi dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan secara terstruktur dan sistematis yang dilakukan kepada koordinator TP A, untuk memperoleh penguatan data yang valid. Adapun koordinator TP A adalah Muhtar, S.Ag guru Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pinangranti.

3. Angket

Angket yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden dengan memberikan angket pertanyaan sebanyak jumlah yang telah ditentukan. Adapun responden adalah siswa-siswi kelas IV, V dan VI SDN 02 Pinangranti.

(39)

Tabet I

Kisi-kisi Item Pertanyaan Angket Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Jumlah Nomor

Variabel Item Item

I Pembelajaran Manfaat - Keberadaan TPA. I I

al-Qur' an di TP A Pembelajaran - Mina! mengikuti TPA. I 2

al-Qur'an - Tempat belajar I 3

al-Qur' an selain. TP A.

- Aktivitas membaca 3 4, 5, 6

al-Qur'an.

- Dapat menulis huruf I 7

al-Qur'an.

- Memahami ilmu 3 8, 9, I 0

tajwid pada hukum tanwin dan nun mati.

- Hafal bacaan sholat. 2 11, 12

- Hafal surat pendek. 3 13,14, IS

- Kemajuan dalam 3 16,17,18

membaca al-Qur'an yang ada pada pelajaran PAI.

-Membantu pelajaran 5 19, 20

PAT. 21,22,23

- Pembinaan agama 3 23,24,25

- Mempengaruhi nilai I 26

rapor pada pelajaran PAI.

- Pemahaman ilmu 3 27,28,29

tajwid

- Tanggapan orang tua I 30

terhadap koutribusi TPA dalam menunjang pelajaran PAI.

(40)

Jawaban atas angket di atas, pada· setiap butir soalnya sudah disediakan altematif

jawaban yang memiliki skor.

A=skomya4

B=skomya3

C=skomya2

D=skomya 1

D. Teknik Pengolahan Data

Untuk menganalisis data agar dapat lebih mudah dalam mengambil kesimpulan,

maka penulis akan memproses data-data tersebut dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu dengan mempelajari kembali berkas-berkas yang telah terkumpul,

sehingga berkas data tersebut diketahui semuanya dan dapat dinyatakan baik,

kemudian dapat disiapkan untuk proses selanjutnya.

2. Tabulating, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab kemudian dinyatakan

dalam bentuk tabel, yang mana sebelumnya telah diberikan kode dan hitung

prosentasenya, sehingga dapat diketahui kecenderungan tiap-tiap altematif

jawabannya.

3. Analisa dan Interpretasi Data. Setelah data diolah sesuai dengan ketentuannya

seperti sebelumnya, maka penulis akan menganalisa dan menginterpretasikannya

(41)

Adapun pedoman yang digunakan penulis untllk mencari prosentase setiap data

adalah sebagai berikut:32

Keterangan:

P : Prosentase

f

P= - x 100%

N

f

:

Frekuensijawaban

N : Jumlah responden

32

Anas Sudijono, Pen8antar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),

(42)

A. Gambaran Umum TP A SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur

1. Sejarah Singkat Diadakannya TP A SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur

TPA di SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur adalah salah satu program

ekstrakurikuler yang diadakan oleh SDN 02 Pinangranti Jakarta Timu, yang

berlangsung sejak lima tahun, yakni tepatnya tahun 2002, kegiatan TP A ini diikuti oleh sebagian besar siswa-siswi SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur yang

beragama Islam.

Yang melatarbelakangi diadakannya TP A ini adalah untuk dapat

memberikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu baca tulis al-Qur'an

yang tidak dapat disampaikan pada jam pelajaran PAI dan untuk membekali

siswa-siswi SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur keimanan dan ketaqwaan dalam

menghadapi perkembangan zaman.

Dengan diadakannya TP A ini, diharapkan siswa dapat membaca dan

menulis al-Qur'an serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

(43)

4. Sarana dan Prasarana

Dalam suatu lembaga pendidikan formal dan nonformal, sarana dan prasarana sangat berperan membantu jalannya proses belajar mengajar, karenanya sarana dan prasarana merupakan kebutuhan pokok bagi suatu lembaga pendidikan.

[image:43.528.43.445.132.655.2]

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN 02 Pinangranti kurang memadai, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel3

No. Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Kantor 1

2.

Mushalla 1

3.

Kamar mandi/WC

3

5. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi TP A SDN 02 Pinangranti, adalah sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Koordinator TP A

Guru

(44)

6. Materi dan Pelaksanaan Kegiatan TP A SDN 02 Pinangranti

a. Materi (bahan pengajaran TPA)

Materi yang diberikan dalam proses pembelajaran di TP A SDN 02

Pinangranti adalah:

1) Kelas I dan II

a) Materi Pokok

1. Bacaan Iqro

2. Hafalan Bacaan Shalat

3. Hafalan Surah Pendek

4. Latihan Praktik Shalat

b) Materi Penunjang

1. Do' a dan Adah Harian

2. Tahsinul Kitabah

2) Kelas III dan IV

a) Materi Pokok

1. Tadarus al-Qur'an

2. Hafalan Bacaan Shalat

3. Hafalan Surah Pendek

4. Amalan Ibadah Shalat

b) Materi Penunjang

1. Do' a dan Adab Harian

(45)

3) Kelas V dan VI

a) Materi Pokok

1. Tadarus al-Qur'an

2.

Ilmu Tajwid

3. Hafalan Ayat Pilihan

4.

Amalan Ibadah Shala!

b) Materi Penunjang

1. Dienul Islam

2.

Tahsinul Kitabah

Paket Maten Pokok

1. Bacaan Iqro

1.1. Bacaan Iqro ialah bimbingan belajar membaca al-Qur'an dengan

mengacu pada buku Iqro susunan K.H. As'ad Humam (almarhum), yaitu

yang terdiri dari 6 ( enam) jilid.

1.2. Bahan bimbingan belajar membaca tersebut diselesaikan oleh santri

TP A selambat-lambatnya dalam tempo 12 bulan (1 tahun) pada Paket A.

1.3. Cara pembelajarannya (metodologi pengajaran) didasarkan atas petunjuk

yang telah dipolakan oleh penyusun buku tersebut melalui pendekatan

individual (privat). Prinsip-prinsip pembelajarannya ialah: bacaan

langsung (tanpa dieja/diurai), tatap muka langsung (musyafahah),

(46)

1.4. Dalam proses pembelajarannya, guru yang bertugas hams mampu menyesuaikan dengan perkembangan psikologi dan karakteristik anak, yaitu dengan mengacu pada prinsip "bermain sambil belajar" atau "belajar sambil bermain". Untuk itu suasana belajar di TKA maupun TPA harus diselenggarakan dengan menciptakan suasana TAMAN, yaitu: Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan Menyenangkan.

2. Hafalan bacaan shalat

2.1. Bacaan shalat yang diprioritaskan untuk TP A adalah bacaan shalat fardhu (shalat Iima waktu). Termasuk juga bacaan/do'a sesudah shalat dan bacaan/do'a sebelum shalat.

2.2. Berhubung adanya beberapa versi dalam bacaan shalat tersebut (disamping juga banyak persamaannya) maka guru mengambil langkah kebijaksanaan dengan menentukan pilihan (salah satu versi) yang diyakininya, berdasarkan dalil yang dapat dipertanggungjawabkan (cukup argumentatif).

2.3. Proses pembelajaran hafalan bacaan shalat dilakukan melalui pendekatan klasikal, dan sewaktu-waktu divariasi dengan pendekatan individual (privat) dan atau kelompok privat.

3. Hafalan surah pendek

(47)

untuk santri TP A kelas I, II dan III SD dan 22 surah untuk santri TP A

kelas IV, V dan VI SD.

3.2. Sejumlah surah pendek yang ditargetkan untuk dihafal tersebut adalah

sebagai berikut:

3.2.1. Tiga belas surah, yaitu surah At-Takatsur (surah ke-102) sampai

dengan surah An-Nas (surah ke-114). Tiga belas surah tersebut

dihafal dalam tempo ± 24 bulan.

3.2.2. Dua puluh dua surah, yaitu sebanyak target hafalan 13 surah

ditambah 9 surah lainnya, yaitu:

- Surah Adh-Dhuha (surah ke-93)

- Surah Al-Insyirah (surah ke-94)

- Surah At-Tin (surah ke-95)

- Surah Al-Alaq (surah ke-96)

- Surah Al-Qodar (surah ke-97)

- Surah Al-Bayyinah (surah ke-98)

- Surah Al-Zilzalah (surah ke-99)

- Surah Al-'Adiyat (surah ke-100)

- Surah Al-Qori'ah ( surah ke-10 I)

Dua puluh dua surah tersebut di atas diharapkan dapat dihafal

(48)

4. Latihan praktik shalat clan am al an ibadah shalat

4.1. Yang dimaksud latihau praktik shalat ialah latihan pembiasaan mengerjakan kaifiyat shalat (shalat fardhu) secara benar, baik gerakannya maupun bacaan-bacaannya bagi santri yang masih pemula, terutama santri kelas I dan IL

4.2. Yang dimaksud amalan ibadah shalat ialah praktik shalat secara utuh, dan dilakukan pada jam-jam shalat.

5. Ilmu tajwid

5.1. Materi ilmu tajwid diberikan kepada para santri kelompok TPA, yakni TPA kelas IV, V dan VI SD.

6. Hafalan ayat pilihan

6.1. Yang dimaksud ayat pilihan ialah ayat al-Qur' an yang dipilih dari surah tertentu (selain surah yang terhimpun dalam juz 'Amma/juz ke-30) sebagai bahan hafalan bagi santri. Dalam ha! ini santri TP A kelas V danVISD.

Ayat pilihan dimaksud adalah sejurnlah ayat tertentu yang berisi tuntunan tentang aqidah, syari'ah, akhlaq, dan ayat yang berisi informasi tentang rahasia a1am (ayat Kauniyah).

Paket materi hafalan ayat pilihan tersebut adalah sebagai berikut: Surah Al-Baqarah (Q.S. 2) ayat 284 - 286.

(49)

Surah Al-Jumuah (Q.S. 62) ayat 9 - 11. Surah Luqman (Q.S. 31) ayat 12- 19. Surah Ali lmran (Q.S. 3) ayat 133 - 136. Surah Ar-Rahman (Q.S. 55) ayat 1 - 12. Surah An-Nahlu (Q.S. 16) ayat 65- 69.

6.2. Proses pembelajaran hafalan ayat pilihan, dalam banyak hal tidak berbeda dengan proses pembelajaran hafalan surah pendek, yaitu: disajikan melalui pendekatan klasikal dengan variasi pendekatan individual, dihafal bersama secara bertahap dan berulang-ulang, dan bukti kelulusannya didata dalam data prestasi hafalan. Bedanya, hafalan ayat pilihan ini tidak disatupaketkan dengan materi hafalan bacaan shalat dan praktik shalat.

Paket materi penunjang

1. Do' a dan adab harian

(50)

- Do'a dan adab mohon ampunan untuk kedua orang tua,

- Do' a dan ad ab ketika sakit,

- Do' a dan adab ketika melawat orang sakit,

- Do'a dan adab memperoleh kebaikan dunia dan akhirat,

- Do'a dan adab menjauhi kesusahan dunia dan akhirat.

2. Dienul-Islam

2.1. Materi Dienul Islam adalah berupa pengetahuan dasar tentang ajaran

Islam yang terdiri dari ajaran aqidah, syari'ah, dan akhlaq.

Melalui sajian materi ini diharapkan agar anak dapat mengetahui pokok-pokok ajaran Islam secara utuh dan menyeluruh kearah tumbuhnya

keyakinan dan kesadaran serta kebiasaan hidup yang Islami, berdasarkan

tuntunan al-Qur'an dan as-Sunnah.

2.2. Materi ini erat kaitannya dengan materi Jain yang Jebih aplikatif, seperti materi amalan ibadah shalat, do'a dan adab harian, dan tadarus

al-Qur'an. Materi tersebut menjadi dasar dan contoh kongkrit dalam

kaitannya dengan penumbuhan kesadaran dan kebiasaan hidup yang

Islami itu.

2.3. Proses pembelajaran materi Dienul Islam ini dilakukan secara klasikal dan diikuti oleh kelompok santri TP A kelas V dan VI. Metodologi

pengajarannya dapat memilih ragam metode yang praktis, komunikatif,

dan bervariasi, seperti metode ceramah, tanya-jawab, penugasan dan

(51)

3. Tahsinul kitabah

3.1. Materi tahsinul kitabah ialah bahan pengajaran tentang cara belajar

menulis huruf al-Qur' an (huruf dan angka Arab).

Bimbingan belajar menulis huruf al-Qur' an ini pada dasarnya diikuti oleh semua santri.

3.2. Materi dan tekhnis pembelajaran tahsinul kitabah ini disesuaikan dengan

tarap kemampuan anak.

b. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan TP A

Waktu kegiatan TPA ini dilaksanakan seminggu 3 kali. Untuk siswa kelas I

dilakukan pada pagi hari setelah jam pelajaran sekolah dan untuk kelas II

dilaksanakan pada pagi hari sebelum jam pelajaran sekolah dimulai bertempat di

mushalla, sedangkan kelas III, IV, V dan VI dilaksanakan setelah pulang sekolah.

Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Harl

[image:51.541.49.448.144.608.2]

Senin s/d Rabu

Tabel4

Jadual Kegiatan TPA

Waktu Ke las

9-10

I

8-9

II

1-2 III, IV, V, VI

Tempat

mushalla

mus hall a

(52)

c. Metode TP A

Metode yang digunak:an dalam pembelajaran al-Qur'an di SDN 02 Pinangranti adalah metode Iqra. Metode Iqra adalah pembelajaran al-Qur'an dengan menggunakan buku pedoman, yaitu buku Iqra.

B. Deskripsi Data

Data penelitian tentang peran TP A dalam menunjang Pendidikan Agama Islam, diperoleh penulis melalui observasi, wawancara, dan angket. Penulis melakukan wawancara dengan koordinator TP A, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan TP A SDN 02 Pinangranti. Sedangkan angket diberikan kepada siswa kelas IV, V, VI yang mengikuti kegiatan TPA. Angket tersebut berisi 30 pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan disediakan empat altematifjawaban.

Sebelum dianalisa data yang terkumpul diperiksa dan dicek terlebih dahulu jawaban-jawabannya dengan tujuan untuk memperoleh data yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya

C. Analisa dan lnterpretasi Data I. Analisa Data

(53)

Pendidikan Agama Islam di SDN 02 Pinangranti. Dan uniuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel5

Tanggapan Siswa dengan Diadakannya TP A di Sekolah

No. Alternatif Jawaban F p

a. Sangat setuju 17 70,8%

b. Setuju 7 29,2 %

c. Kurang setuju

-

-d. Tidak setuju

-

-Jumlah

24

100%

Tabel di atas menyatakan bahwa sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 70,8 % siswa menjawab sangat setuju dengan diadakannya TP A di SDN 02 Pinangranti dan sebanyak 29,2 % siswa menjawab setuju dengan diadakannya TP A di sekolah. Dan tidak ada siswa yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju dengan diadakannya TP A di sekolah (0 % ).

[image:53.527.44.442.162.494.2]
(54)
[image:54.525.44.440.102.487.2]

Tabel6

Minat Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan TP A

No. Alternatif Jawaban F p

a. Sangat berminat 17 70,8%

b. Berminat 7 29,2%

c. Kurang berminat

-

-d. Tidak berminat

-

-Jurnlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 70,8 % siswa menjawab sangat berminat dalam mengikuti kegiatan TPA di sekolah, dan sebanyak 29,2 %

menjawab berminat mengikuti kegiatan TP A di sekolah, sedangkan siswa yang

menyatakan kurang berminat dan tidak berminat dalam mengikuti kegiatan TP A

di sekolah tidak ada (0 %).

Siswa yang sangat berminat dan berminat dalam mengikuti kegiatan TPA

di

sekolah adalah karena kegiatan tersebut sangat baik untuk mengisi waktu Juang

mereka. Sedangkan siswa yang kurang berminat mengikuti kegiatan TP A di

(55)

Tabel 7

Tempat belajar membaca al-Qur'an selain di TPA

No. Alternatif Jawaban F p

a. Di rurnah dengan private 2 8,3 %

b. Pengajian di masjid 9 37,5 %

c. Belajar sendiri 10 41,6%

d. Tidak belajar 3 12,5 %

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 8,3 % siswa menjawab selain di TPA mereka juga belajar membaca al-Qur'an di rurnah dengan

bimbingan orang tua atau memanggil guru (private), dan sebanyak 37,5 %

siswa menjawab bahwa mereka belajar membaca al-Qur'an di pengajian, dan

sebanyak 41,6 % siswa menjawab mereka belajar membaca al-Qur'an sendiri, dan yang menjawab selain di TPA mereka tidak belajar membaca al-Qur'an sebanyak 12,5 %.

Tabel8

Keaktifan dalam membaca al-Qur'an

No. Alternatif Jawaban F p

a. Selalu membaca 10 41,6%

b. Sering membaca 9 37,5%

c. Kadang-kadang membaca 5 20,8%

d. Tidak pernah

-

[image:55.524.39.439.80.654.2]
(56)

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebanyak 41,6 % siswa menjawab kadang-kadang mereka membaca al-Qur'an, dan sebanyak 37,5 % siswa menjawab selalu membaca al-Qur'an, sebanyak 20,8 % siswa menjawab sering membaca Qur'an, sedangkan tidak ada siswa yang menjawab tidak pemah membaca

al-Qur'an.

Siswa yang selalu dan sering membaca al-Qur'an adalah karena ha! tersebut

telah menjadi rutinitas mereka. Sedangkan siswa yang kadang-kadang membaca

al-Qur'an adalah karena tidak adanya bimbingan orang tua di rumah, sehingga

[image:56.525.45.444.164.509.2]

mereka malas untuk membaca al-Qur'an.

Tabel9

Kelancaran dalam membaca al-Qur'an

No. Altematif Jawaban F p

a.

Sangat lancar

-

-b. Lan car 20 83,3 %

c. Kurang lancar 4 16,7%

d. Tidak lancar

-

-Jumlah 24 100%

Tabel di atas menyatakan bahwa sebanyak 83,3 % siswa menjawab lancar dalam membaca al-Qur'an, dan sebanyak 0 % siswa yang menjawab sangat lancar dalam membaca al-Qur'an, dan sebanyak 16,7 % siswa yang menjawab kurang

lancar dalam membaca al-Qur'an, sedangkan siswa yang menjawab tidak lancar

(57)

Siswa yang sangat 'Iancar dan lancar membaca al-Qur'an adalah karena

mereka selalu membaca al-Qur'an di rumah. Dan siswa yang kurang lancar

membaca al-Qur'an adalah karena mereka jarang membaca al-Qur'an dan tidak

[image:57.527.44.441.163.493.2]

adanya bimbingan dari orang tua.

Tabel 10

Kesulitan dalam membaca al-Qur'an

No. Altematif Jawaban F p

a. Tidak

12

50%

b. Kadang-kadang 5 20,8%

c. Ya 2 8,3 %

d. Biasa saja 5 20,8%

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 50 % menjawab tidak mengalarni kesulitan dalam membaca al-Qur'an, dan sebanyak 20,8 % siswa

menjawab kadang-kadang mereka mengalarni kesulitan dalam membaca

al-Qur' an, siswa menjawab mengalami kesulitan dalam membaca al-al-Qur'an,

sebanyak 8,3 % dan siswa yang menjawab biasa-biasa saja dalam membaca al-Qur' an 20,8 %.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak

mengalami kesulitan dalam membaca al-Qur'an karena mereka sudah lancar.

(58)

kesulitan dalam membaca al-Qur'an karena mereka belum lancar dan mungkin

proses belajar-mengajar yang kurang efektif, atau kemalasan mereka unruk

[image:58.528.46.442.168.490.2]

membaca di rumah dan tidak ada bantuan dari orang tua.

Tabel 11

Menulis huruf al-Qur' an dengan benar

No. Altematif Jawaban F p

a. Ya 15 62,5 %

b. Bisa, tetapi terkadang mendapat kesulitan 8 33,4%

c. Kurangbisa 1 4,1 %

d. Tidak bisa

-Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 62,5 % siswa menjawab

dapat menulis huruf al-Qur'an dengan benar, dan sebanyak 33,4 % siswa menjawab bisa menulis huruf al-Qur'an dengan benar tetapi terkadang mendapat

kesulitan, sebanyak 4,1 % yang menjawab kurang bisa menulis huruf al-Qur'an

dengan benar dan tidak ada yang menjawab tidak bisa (0 %).

Sebagian besar siswa dapat menulis huruf al-Qur'an dengan benar karena

mereka selalu memperhatikan guru ketika belajar dan mengulang pelajaran di rurnah, sedangkan siswa yang mendapat kesulitan dalam menulis huruf al-Qur'an

(59)
[image:59.525.44.443.105.494.2]

Tabel 12

Pemahaman bacaan Idzhar

No. Altematif Jawaban F p

a. Sangat memahami 15 62,5 %

b. Memahami 6 25%

c.

Kurang memahami 2 8,3 %

d. Tidak memahami 1 4,1 %

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 8,3 % siswa menjawab mereka kurang memahami idzhar, dan sebanyak 25 % menjawab bahwa mereka

memahami idzhar, dan yang menjawab sangat memahami idzhar hanya sebanyak 62,5 % siswa, dan siswa yang menjawab tidak memahami idzhar 4,1 %.

Siswa yang sangat memahami dan memahami idzhar adalah karena ketika

guru menerangkan mereka memperhatikan dan mendengarkan pelajaran sehingga

mereka memahaminya dan dapat membaca al-Qur'an dengan baik dan benar.

Sedangkan siswa yang kurang memahami idzhar adalah karena mereka tidak

memperhatikan ketika guru mengajar dan karena sulitnya pelajaran

ini

dan
(60)
[image:60.530.44.444.107.500.2]

Tabel 13

Pemahaman bacaan lkhfa

No. Altematif Jawaban F p

a. Sangat memahami 8 33,4%

b. Memahami 12 50%

c. Kurang memahami 2 8,3 %

d. Tidak memahami 2 8,3 %

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 8,3 % siswa menjawab

mereka kurang memahami ikhfa, dan sebanyak 50 % menjawab bahwa mereka memahami ikhfa, dan yang menjawab sangat memahami ikhfa hanya sebanyak

33,4 % siswa, dan siswa yang menjawab tidak memahami ikhfa 8,3 %.

Siswa yang sangat memahami dan memahami ikhfa adalah karena ketika

guru menerangkan mereka memperhatikan dan mendengarkan pelajaran sehingga

mereka memahaminya dan dapat membaca al-Qur'an dengan baik dan benar.

Sedangkan siswa yang kurang memahami ikhfa adalah karena mereka tidak

memperhatikan ketika guru mengajar dan karena sulitnya pelajaran ini dan

(61)
[image:61.530.42.442.98.492.2]

Tabel 14

Pemahaman bacaan Idgham Bilagunah

No. Altematif Jawaban F p

a. Sangat memahami 8 33,4%

b. Memahami 11 45,8%

c. Kurang memahami 4 16,7%

d. Tidak memahami 1 4,1 %

Jumlah 24 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 16,7 % siswa menjawab mereka kurang memahami idgham bilagunah, dan sebanyak 45,8 % menjawab bahwa mereka memahami idgham bilagunah, dan yang menjawab sangat memahami idgham bilagunah hanya sebanyak 33,4 % siswa, dan siswa yang menjawab tidak memahami idgham bilagunah 4,1 %.

(62)

Tabel 15

Hafalan do' a Iftitah

No. Alternatif Jawaban F p

a. Sangat hafal 11 45,8%

b. Hafal 11 45,8 %

c. Kurang hafal 2 8,3%

d. Tidakhafal

-

-Jumlah 24 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa hafal do'a iftitah

yaitu sebanyak 45,8 % sebanyak 45,8 % siswa menjawab sangat hafal do' a iftitah

dan siswa yang menjawab kurang hafal do'a iftitah 8,3 % dan tidak ada siswa yang menjawab tidak hafal (0 %).

Tabel 16

Hafalan do'a Tasyahud

No. Altematif Jawaban F p

a. Sangat hafal 10 41,6%

b. Hafal 9 37,5%

c. Kurang hafal 5 20,8%

d. Tidakhafal

-

[image:62.527.43.443.110.573.2]

-Jumlah 24 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa hafal do'a tasyahud

(63)

tasyahud dan siswa yang menjawab kurang hafal do' a tasyiihud 20,8 % dan yang

menjawab tidak hafal do'a tasyahud tidak ada (0 %).

Tabel 17

Hafalan surat pendek (al-Qariah)

No. Altematif Jawaban F p

a.

Sangat hafal

5

20,8%

b. Hafal 14 58,3 %

c.

Kurang hafal 2 8,3 %

d. Tidakhafal 3 12,5 %

Jurnlah 24 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar siswa hafal surat al-Qariah

yaitu sebanyak 58,3 % sebanyak 20,8 % siswa menjawab sangat hafal surat al-Qariah, siswa yang menjawab kurang hafal surat al-Qariah 8,3 % dan siswa yang menjawab tidak hafal 12,5 %.

Tabel 18

Hafalan surat pendek (al-Qadar)

No. Altematif Jawaban F p

a. Sangat hafal 4 16,7%

b. Hafal 14 58,3 %

c.

Kurang hafal 5 20,8%

d.

Tidakhafal 1 4,1 % [image:63.528.44.441.158.635.2]
(64)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 66,7 % siswa menjawab mengalami kemajuan dalam pelajaran PAI setelah mengikuti kegiatan PAI, dan

sebanyak 29,1 % siswa menjawab mengalami kemajuan sedikit demi sedikit, dan tidak ada siswa (0 %) yang menjawab biasa saja dan siswa yang menjawab

tidak mengalami kemajuan dalam pelajaran PAI setelah mengikuti TP A

sebanyak 4,1 %.

Siswa yang mengalami kemajuan dalam membaca al-Qur'an sebelumnya

tidak dapat membaca, tetapi setelah mengikuti TP A di sekolah mereka dapat

membaca al-Qur'an walaupun belum lancar. Dan siswa yang mengalami

kemajuan sehingga dapat membaca dengan lancar dan benar menurut hukum ilmu

[image:64.524.41.439.169.610.2]

tajwid adalah karena mereka selalu mengulang pelajaran di rurnah dan selalu membaca al-Qur' an di rumah dan adanya bimbingan dari orang tua.

Tabel 21

Peran TP A dalam membantu siswa lancar membaca

ayat-ayat al-Qur'an yang ada di pelajaran PAI

No. Alternatif Jawaban F p

a.

Sangatmembantu 6 25%

b. Membantu 13 54,l %

c. Kurang membantu 5 20,8%

d. Tidak membantu

-

(65)

Dari tabel di atas dapat diketabui bahwa sebagian besar, yaitu sebanyak

25 % menjawab dengan mengikuti kegiatan TP A dapat sangat membantu dalam membaca ayat-ayat al-Qur'an yang

Gambar

Tabel I Keadaan Guru TPA SDN 02 Pinangranti Jakarta Timur ...........
Tabel 21 Peran TPA dalam membantu siswa Jancar membaca ayat-ayat
No. Tabel3 Sarana dan Prasarana
Tabel4 Jadual Kegiatan TPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

cocok digunakan. Hal tersebut telah terbukti dari berbagai macam sumber data yang telah peneliti kumpulkan. Adapun rumusannya sebagai berikut: 1) Relevansi dalam

massage effleurage dan VCO untuk pencegahan kejadian luka tekan pasien yang dirawat di ICU, ada perbedaan kejadian luka tekan antara kelompok intervensi dan

Hal positif ini juga serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iqbal, dkk (2013) dengan judul penelitian yaitu Impact of performance appraisal

Beberapa manfaat bersepeda disampaikan oleh Oja et al., (2011), diantaranya adalah : 1) Kegiatan mengayuh pada bersepeda menyebabkan tidak tertekannya lutut oleh karena

Negara Exportir utama komoditas krustasea adalah Negara Ekuador dengan total transaksi yang mencapai 255.928.000 juta USD pada tahun 2014 yang meningkat 10,9%

Kematian pada pakan perlakuan A dan C diduga tidak disebabkan oleh keracunan pakan karena pakan tersebut merupakan pakan dibuat dari bahan baku yang umum

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode ekstraksi spin kolom diperoleh RNA virus yang lebih banyak dibandingkan dengan metode