• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bidang Bagi Hasil Dinas Pendapatan Kota Madya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bidang Bagi Hasil Dinas Pendapatan Kota Madya Medan"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN STRESS TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BIDANG BAGI HASIL DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

OLEH:

ANDREW A SITEPU 080521003

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah ……… 1

1.2.PerumusanMasalah ……….. 5

1.3.TujuanPenelitian ……….. 5

1.4.ManfatPenelitian ……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Prestasi Kerja ... 7

2.1.1 PengertianPrestasiKerja ... 7

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruuhiPrestasiKerja ... 7

2.1.3 Penilaian Prestasi Kerja ... 8

2.1.4TujuandanManfaatPrestasiKerja ... 10

2.1.5Indikator Prestasi Kerja ... 11

2.2 Motivasi ... 13

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 13

2.2.2 Jenis-jenis Motivasi ... 15

2.2.3 Teori Motivasi ... 16

2.3. Stres Kerja ... 19

2.3.1Pengertian Stres Kerja ... . 19

2.3.2 Penyebab Stres Kerja ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2Tempat dan waktu Penelitian ... 29

3.3Batasan Penelitian... 30

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6Populasi dan Sampel ... 33

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 34

(3)

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.10 Metode Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.2 Karakteristik Responden ... 51

4.1.3 Variabel Penelitian ... 53

4.2 Hasil Analisis Data ... 55

4.2.1 Uji Klasik ... 55

4.3 Uji Hipotesis ... 58

4.3.1 Uji-F Secara Simultan ... 59

4.3.2 Uji-t Secara Parsial ... 59

4.3.3 Uji Determinasi R ... 61

4.3.4 Persamaan Regresi ... 61

4.4 Pembahasan ... 62

4.4.1 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja ... 62

4.4.2 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja ... 63

4.4.3 Pengaruh Motivasi Kerja dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(4)

PENGARUH MOTIVASI DAN STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BIDANG BAGI HASIL DINAS PENDAPATAN KOTA

MADYA MEDAN ABSTRAK

NIM : 080521003 ANDREW A. SITEPU

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Motivasi perlu dibangkitkan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaan yang terbaik Sebaliknya, stres kerja menjadi hal penting karena dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan secara negatif, sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Metode penelitian adalah studi deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pegawai Bidang Bagi Hasil Dinas Pendapatan Hasil Pajak Kota Medan yang berjumlah 92 orang sedangkan sampel penelitian sebanyak 48 orang.Pengumpulan data primer denganmenggunakankuesioner yang disebarkankepadapegawaiBidangBagiHasilDinasPendapatanHasilPajak Kota

Medan.Untukmendukung data hasilkuesioner, jugadilakukanwawancarasecaralangsungdengankepalabagianpersonaliamengenai

data-data yang diperlukanuntukmelakukanpenelitian.Jawabankuesionerdiskalakandalambentuksk

ordenganmenggunakanskalaLikert.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi kerja memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Stres kerja secara simultan memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Motivasi kerja dan stres kerja secara simultan memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

(5)

INFLUENCE OF BOTH MOTIVATION AND WORK STRESS ON PERFORMANCE OF THE EMPLOYEES OF MUNICIPAL

REVENUE DEPARTMENT MEDAN ABSTRACT

REG.NO. : 080521003 ANDREW A. SITEPU

Motivation is a skill of directing employees and the organization in order to work successfully by their need may be satisfied along with the organizational goals. The motivation of such a working is significantly important for reaching higher or lower productivity. Motivation needs to be raised that the employees can give their best, Otherwisely, the working stress becomes important due to it has effect negatively on the performance of employees that it needs to control in an effort of reaching the goals of the company. The method of study is a quantitative descriptive using a multiple linear regression analysis aimed to find the effect of work motivation and the working stress on the performance of employees. The population of the study included all the employees of the Municipal Revenue Department Medan as of 92 persons and included 48 samples. The collecting data used the questionnaire. In order to support the data of questionnaire, interview was also directly carried out to the head of personnel department regarding the data of the study. The responses of questionnaire were then scaled by Likert scale. The results showed that work motivation has significant influence on the performance. The working stress simultaneously have influence on the performance.The work motivation and working stress simultaneously have significant influence on the performance.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Stres Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Bidang Bagi Hasil Dinas Pendapatan Kota Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah memberikan kritik dan saran yang positif kepada penulis.

5. Bapak M. Husni, SE, M.Si, selaku Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan. 6. Bapak Zakaria, S.Kom, MM, selaku Kepala Bidang Bagi Hasil Dinas

Pendapatan Kota Medan yang telah memberikan saya dukungan agar skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Hasanal Haris Harahap, SSTP, selaku Kepala UPT III.

(7)

9. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bekal pengertahuan dan membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik. 10. Teristimewa Kedua orang tuaku tercinta, A. Sitepu, SH dan H. Br. Sebayang, SH, M.Hum yang selalu mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini dengan baik.

11. Kepada sahabat-sahabat terdekat (Eka Pangaribuan, Momok Lestari, Firman Logos Tarigan, Sansan Sawi) dan terkhusus buat Elvira Br Sebayang atas dukungan dan motivasi yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam pengulasan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis lainnya, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Medan, April 2015

Penulis,

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Nama Tabel Halaman

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pendapatan Hasil Pajak ... 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 32

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 51

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 53

Tabel 4.5 Kategori Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 53 Tabel 4.6 Kategori Stres Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 54

Tabel 4.7 Kategori Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 55 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 55

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 56

Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas Glesjer ... 57

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi ... 58

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Serempak (Uji-F) ... 59

Tabel 4.13 Hasil Uji-t Secara Parsial ... 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Nama Gambar Halaman

Gambar 2.1 Proses Motivasi Sebagai Pendorong Perilaku Individu 15

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir B.F Skiner ... 18

Gambar 2.3 Hubungan Antara Stres Dengan Prestasi Kerja ... 24

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ... 28

Gambar 2.6 Struktur Organisasi ... 49

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Nama Lampiran Halaman

(11)

PENGARUH MOTIVASI DAN STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI BIDANG BAGI HASIL DINAS PENDAPATAN KOTA

MADYA MEDAN ABSTRAK

NIM : 080521003 ANDREW A. SITEPU

Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai. Motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Motivasi perlu dibangkitkan agar karyawan dapat melaksanakan pekerjaan yang terbaik Sebaliknya, stres kerja menjadi hal penting karena dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan secara negatif, sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Metode penelitian adalah studi deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pegawai Bidang Bagi Hasil Dinas Pendapatan Hasil Pajak Kota Medan yang berjumlah 92 orang sedangkan sampel penelitian sebanyak 48 orang.Pengumpulan data primer denganmenggunakankuesioner yang disebarkankepadapegawaiBidangBagiHasilDinasPendapatanHasilPajak Kota

Medan.Untukmendukung data hasilkuesioner, jugadilakukanwawancarasecaralangsungdengankepalabagianpersonaliamengenai

data-data yang diperlukanuntukmelakukanpenelitian.Jawabankuesionerdiskalakandalambentuksk

ordenganmenggunakanskalaLikert.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa motivasi kerja memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Stres kerja secara simultan memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Motivasi kerja dan stres kerja secara simultan memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

(12)

INFLUENCE OF BOTH MOTIVATION AND WORK STRESS ON PERFORMANCE OF THE EMPLOYEES OF MUNICIPAL

REVENUE DEPARTMENT MEDAN ABSTRACT

REG.NO. : 080521003 ANDREW A. SITEPU

Motivation is a skill of directing employees and the organization in order to work successfully by their need may be satisfied along with the organizational goals. The motivation of such a working is significantly important for reaching higher or lower productivity. Motivation needs to be raised that the employees can give their best, Otherwisely, the working stress becomes important due to it has effect negatively on the performance of employees that it needs to control in an effort of reaching the goals of the company. The method of study is a quantitative descriptive using a multiple linear regression analysis aimed to find the effect of work motivation and the working stress on the performance of employees. The population of the study included all the employees of the Municipal Revenue Department Medan as of 92 persons and included 48 samples. The collecting data used the questionnaire. In order to support the data of questionnaire, interview was also directly carried out to the head of personnel department regarding the data of the study. The responses of questionnaire were then scaled by Likert scale. The results showed that work motivation has significant influence on the performance. The working stress simultaneously have influence on the performance.The work motivation and working stress simultaneously have significant influence on the performance.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia memiliki peran serta fungsi yang penting bagi

tercapainya tujuan organisasi/perusahaan. Sumber daya manusia mencakup

keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi perusahaan, yaitu mereka yang

secara keseluruhan terlibat dalam operasionalisasi bisnis perusahaan, dari level

yang paling bawah hingga pada posisi yang menempati level puncak dalam

perusahaan ( Chambers, dalam Sule dan Saefullah 2013 : 193). Potensi setiap

sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan

dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal dan menunjukkan prestasi kerja yang cemerlang dalam usaha mencapai tujuan

perusahaan. Prestasi kerja yang baik sangatlah diharapkan oleh perusahaan dari

para karyawannya, oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk

meningkatkan prestasi karyawannya.

Prestasi kerja menurut Mangkunegara (2006 : 9) adalah hasil kerja yang

dicapai secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja

merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai

motivasi, perilaku, tingkat stress dan kemampuan yang berbeda-beda dalam

melakukan pekerjaannya. Disamping itu, prestasi kerja karyawan dapat

(14)

komunikasi, disiplin, lingkungan kerja, insentif, perilaku individu, bahkan stres

yang dialami oleh karyawan.

Karyawan adalah seseorang yang bekerja pada satu perusahaan, dengan

tenaga (fisik dan pikiran) dan memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan dan

perjanjian (Hasibuan 2011: 117). Hubungan antara karyawan dan perusahaan

adalah hubungan timbal balik. Disatu sisi, karyawan yang bekerja mempunyai

kewajiban untuk memberikan segala sesuatu yang ia miliki pada perusahaan,

misalnya pengetahuan dan ide-ide cemerlang yang dapat membuat perusahaan

menjadi lebih maju dan berkembang. Disisi lain, perusahaan juga mempunyai

kewajiban terhadap karyawannya. Salah satu kewajibannya adalah memberikan

balas jasa kepada para karyawan atas apa yang telah diberikan karyawan tersebut

kepada perusahaan. Balas jasa dapat diberikan dengan banyak cara, salah satunya

adalah motivasi. Karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal antara

lain ditentukan oleh motivasi yang mendorong karyawan tersebut bekerja dengan

tekun dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Setiap pegawai

belum tentu bersedia mengerahkan prestasi yang dimilkinya secara optimal,

sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang mau menggunakan

seluruh potensinya untuk bekerja. Daya dorong tersebut disebut motivasi.

Motivasi menurut Rivai (2004 : 455) adalah serangkaian sikap dan

nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan

tujuan individu. Pada dasarnya seseorang bekerja karena keinginan memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dorongan keinginan pada diri seseorang dengan orang lain

(15)

Motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas

perusahaan. Motivasi perlu dibangkitkan agar karyawan dapat melaksanakan

pekerjaan yang terbaik, sebaliknya karyawan yang tidak mempunyai motivasi

yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya akan sulit untuk bekerja dengan

baik dan cenderung tidak bertanggung jawab sekalipun karyawan tersebut

memiliki kemampuan operasional yang baik. Adanya perbedaaan kepribadian

pada diri karyawan juga memungkinkan terjadinya stres kerja.

Stres kerja menurut Mangkunegara ( 2006 :28) adalah perasaan yang

menekan atau merasa tertekan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ditandai

dengan emosi yang tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit

tidur, merokok yang berlebihan, tidak rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah

meningkat dan gangguan pencernaan. Stres kerja menjadi hal yang penting

karena dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan, sehingga perlu penanganan

dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat menangani stres kerja

yang dialami karyawan, pimpinan dituntut memiliki pemahaman yang baik

mengenai stres kerja agar prestasi karyawan seperti yang diharapkan.

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi

penurunan prestasi kerja yang dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain yaitu

tidak tercapainya target yang telah ditetapkan, penundaan kenaikan pangkat,

penurunan pangkat, dan lain sebagainya. Disamping itu dijumpai bahwa prestasi

kerja seorang karyawan tidak sama atau sebanding dengan kecakapan yang

dimiliki saat ini dan juga tingkat stres pegawai yang bekerja di lapangan berbeda

(16)

diberikan atasan. Dugaan sementara hal ini disebabkan kurangnya motivasi dan

adanya stres kerja. Motivasi yang kurang dan stress kerja ini disebabkan oleh

beberapa hal antara lain, penilaian balas jasa yang tidak seimbang, peralatan kerja

yang tidak memadai, suasana kerja yang tidak memadai dan lain-lain. Adapun

target dan realisasi pendapatan hasil pajak Dinas Pendapatan Kota Medan tahun

2010-2013 disajikan pada Tabel 1.1.

Dinas Pendapatan Kota Medan mampu mencapai target bahkan melebihi

dari target yang ditetapkan yaitu 106,04% dan 143,81% sedangkan pada tahun

2012 dan 2013 pencapaian target sebesar 77,87% dan 61,18% maka dari itu target

tidak tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah

diuraikan, tidak tercapainya target ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya

motivasi pegawai dan pegawai mengalami stres kerja.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh motivasi dan tingkat stres terhadap prestasi kerja pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai bidang bagi

hasil Dinas Pendapatan Kota Medan ?

2. Bagaimana pengaruh stress terhadap prestasi kerja pegawai bidang bagi

(17)

3. Bagaimana pengaruh motivasi dan stres terhadap prestasi kerja pegawai

bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap pegawai

bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres terhadap prestasi kerja

pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan stres terhadap

prestasi kerja pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan.

1.4 Manfat Penelitian

Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan

Sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan prestasi kerja karyawan

sehubungan dengan faktor motivasi dan stress

2. Bagi Pihak Lain

Sebagai masukan atau referensi dalam pengembangan manajemen sumber

daya manusia dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan motiasi, stres

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

2.1 Prestasi Kerja

2.1. 1 Pengertian Prestasi Kerja

Prestasi kerja menurut Mangkunegara (2006 : 9) adalah hasil kerja yang

dicapai secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pada

dasarnya prestasi kerja mencakup kecakapan, ketrampilan, pengalaman maupun

pemanfaatan waktu secara efisien, bertanggung jawab terhadap tugas, hasil kerja

melebihi yang ditentukan. Kinerja sering juga diartikan dengan prestasi kerja,

sehingga prestasi kerja juga dinyatakan sebagai kemampuan seseorang di dalam

menyelesaikan pekerjaan. Oleh karena itu penilaian prestasi kerja menjadi sangat

penting untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan tersebut telah melaksanakan

tugas-tugasnya dengan baik, penilaian prestasi kerja bersifat umpan balik bagi

karyawan itu sendiri. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan,

manajer dan departemen dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk

memperbaiki prestasi.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Kerja

Menurut Mangkunegara (2006 :67-68) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja adalah :

a. Faktor kemampuan

(19)

seorang pegawai atau karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan

pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang

diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang

sesuai dengan kemampuannya (the right man in the right place, the right man in the right job)

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental merupakan

kondisi yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja

secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus siap secara psikopisik (siap

mental, fisik, tujuan dan sitasi). Artinya, seorang pegawai harus mampu secara

mental, mampu secara pisik, memahami tujuan utama, dan target kerja yang akan

dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

2.1.3 Penilaian Prestasi Kerja

Prestasi kerja para karyawan, supervisor, manajer dan sebagainya dalam

organisasi dilakukan penilaian. Penilaian prestasi kerja difokuskan kepada

sejauhmana seorang karyawan, supervisor dan manajer telah melaksanakan

pekerjannya. Menurut Rachmawati (2008 :123) penilaian prestasi kerja adalah

proses dimana organisasi menilai atau mengevaluasi prestasi kerja karyawan.

(20)

adalah suatu pendekatan dalam melakukan pnilaian prestasi kerja para pegawai

dimana terdapat berbagai faktor antara lain :

a. Yang dinilai adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan

tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan

b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur tertentu yang

realistic, berkaitan langsung dengan tugas seorang serta criteria yang

ditetapkan dan diterapkan secara objektif

c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada yang dinilai dengan tiga

maksud, yaitu :

a) Dalam hal penilaian tersebut positif, menjadi dorongan kuat bagi

pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi di masa

yang akan dating sehingga kesempatan meniti karir lebih terbuka

baginya

b) Dalam hal penilaian tersebit negative, pegawai yang bersangkutan

mengetahui kelemahannya dan dengan demikian dapat mengambil

berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan

tersebut.

c) Jika seorang merasa mendapat pemilaian yang tidak objektif,

kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatannya

sehingga pada akhirnya ia dapat memahami dan menerima hasil

penilaian yang diperolehnya

d) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu di

(21)

sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya

menguntungkan maupu merugikan karyawan

e) Hasil penilaian prestasi setiap orang menjadi bahan yang selalu

turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil

mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih

wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian tidak atas

permintaan sendiri.

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Prestasi karyawan berguna untuk perusahaan serta harus bermanfaat bagi

karyawan. Menurut Hasibuan (2011 : 89), tujuan dan manfaat penilaian prestasi

kerja adalah :

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

promosi, demosi, pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa

b. Untuk mengukur prestasi kerja dan sebagai dasar untuk mengevaluasi

efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan

c. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga

dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik

d. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk

mengobservasi perilaku bawahan agar diketahui minat dan kebutuhan

bawahannya.

e. Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan masa lampau dan

(22)

f. Sebagai kriteria dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.

g. Untuk mengidentifikasi kelemahan personal sehingga menjadi bahan

pertimbangan agar biasa diikutsertakan dalama program latihan kerja

tambahan, sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan

kecakapan karyawan.

Kegunaan dari penilaian prestasi kerja tersebut dapat dirinci sebagai

berikut :

a. Perbaikan prestasi kerja

b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

c. Keputusan-keputusan penempatan

d. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan

e. Perencanaan dan pengembangan karir

f. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing g. Ketidakakuratan informasi

h. Kesalahan desain pekerjaan

i. Kesempatan kerja yang adil

j. Tantangan-tantangan eksternal

2.1.5 Indikator Prestasi Kerja

Beberapaindikator prestasi kerja adalah sebagai berikut :

(23)

Kualitas kerja dilihat dari bagaimana pemahaman karyawan tentang ruang

lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, uraian pekerjaan, tanggung

jawab serta wewenang yang diemban oleh karyawan tersebut.

b. Kuantitas kerja

Kuantitas kerja ditunjukkan melalui hasil dan kecepatan dalam

melaksanakan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana karyawan

melaksanakan pekerjaan dengan baik, cara melaksanakan pekerjaan, serta

pemahaman akan pekerjaan yang dikerjakan oleh karyawan tersebut.

c. Konsistensi pegawai

Konsistensi dilihat dari usaha untuk selalu mengembangkan kemampuan

dan aktualisasi diri, memahami dan mengikuti instruksi yang diberikan,

mempunyai inisiatif, kejujuran, kecerdasan dan kehatihatian dalam

berkerja.

d. Kerjasama

Kemampuan bekerjasama yang ditunjukkan untuk meningkatkan kualitas.

Disamping itu karyawan tersebut mampu bekerjasama secara tim dengan

orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan yang dianggap perlu dikerjakan

dengan lebih dari satu orang.

e. Sikap pegawai

Perilaku terhadap organisasi/lembaga atau atasan dan juga rekan kerja.

Dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, kapan dia harus sopan,

(24)

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut French dan Raven dalam Sule dan Saefullah (2013 : 235) motivasi

adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.

Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh pegawai di perusahaan, tentunya

perilaku yang akan menghasilkan prestasi terbaik bagi perusahaan, bukan

sebaliknya. Prestasi terbaik ditentukan oleh tiga faktor yaitu :

a. Motivasi (motivation)

Yaitu yang terkait dengan keinginan untuk melakukan pekerjaan.

b. Kemampuan (ability)

Yaitu kapabilitas dari dari tenaga kerja atau sumber daya manusia untuk

melakukan pekerjaan.

c. Lingkungan pekerjaan (the work environment)

Yaitu sumber daya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaan tersebut.

Jika perusahaan berhadapan dengan lingkungan kerja, barangkali tidaklah

terlalu sulit untuk melakukan langkah antisipatif dan korektif terhadap persoalan

tersebut, akan tetapi jikan perusahaan berhadapan dengan persoalan motivasi dari

para pegawai, maka solusi atau langkah penyelesaiannya menjadi tidak mudah

karena motivasi terkait dengan sesuatu yang tidak dapat diukur (intangibles) dan

tidak dapat dilihat secara kasat mata (invisible).

Menurut Rivai (2004 : 455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai

(25)

dengan tujuan individu. Pada dasarnya seorang bekerja karena keinginan

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dorongan keinginan pada diri seseorang dengan

orang yang lain berbeda sehingga perilaku manusia cenderung beragam di dalam

bekerja. Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti memiliki suatu faktor

yang mendorong aktivitas tersebut. Sutrisno (2009 :119) mengatakan bahwa

motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan

aktivitas tertentu, loeh karena itu motivasi seringkali diartikan pula sebagai faktor

pendorong perilaku seseorang. Perusahaan tidak hanya mengharapkan karyawan

mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan

berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan

kecakapan karyawan tidak ada artinya jika mereka tidak ada kemauan untuk

bekerja dengan giat sehingga dapat eningkatkan kinerja dan berpengaruh pada

pencapaian tujuan perusahan.

Mangkunegara (2006 :61) mengemukakan motivasi terbentuk dari sikap

karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. Motivasi merupakan

kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan terarah atau tertuju untuk

mencapai tujuan perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif

terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai

kinerja maksimal. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah

kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua

kemampuan dan ketrapilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Dorongan keinginan pada diri seseorang dengan orang lain berbeda

(26)

seseorang bekerja karena keinginan memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan

beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan daya

penggerak atau daya dorong yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku

pada suatu perbuatan atau pekerjaan.

Untuk mengetahui bagaimana motivasi berperan dalam lingkungan

pekerjaan dan lebih jauh berperan dalam menentukan perilaku yang akan

ditunjukkan karyawan atau sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan,

berikut disajikan dalam bagan.

Sumber : Sule dan Saefullah (2013 : 236)

Gambar 2.1

Proses Motivasi Sebagai Pendorong Perilaku Individu

2.2.2 Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

a. Motivasi Positif

Yaitu memotivasi pegawai dengan memberikan hadiah kepada mereka

yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan

akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang

baik-baik saja.

KEBUTUHAN ATAU KESENJANGAN

KEBUTUHAN

PENCARIAN JALAN KELUAR UNTUK MEMENUHI DAN MEMUASKAN KEBUTUHAN

PILHAN PERILAKU UNTUK MEMENUHI DAN MEMUASKAN KEBUTUHAN

EVALUASI ATAS PEMUASAN KEBUTUHAN PENENTUAN KEBUTUHAN DI MASA

(27)

b. Motivasi Negatif

Memotivasi pegawai dengan memberikan hukuman kepada mereka yang

prestasinya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negati ini

semangat kerja bawahan dalam jangka pendek akan meningkat, karena

takut dihukum (Hasibuan 2011 :150).

2.2.3 Teori Motivasi

Menurut Stoner dalam Sule dan Saefullah (2013 : 240-254) terdapat

beberapa teori tentang motivasi yaitu :

1)Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan terkait dengan proses pertama bagaimana motivasi

menjadi perilaku, yaitu mengenai kebutuhan dan kesenjangan akan

kebutuhan. Secara spesifik teori ini terkait dengan pertanyaan ” Faktor

apakah dalam lingkungan organisasi atau perusahan yang memotivasi

orang-orang ?

Terdapat beberapa teori terkenal yang menjelaskan motivasi tentang

kebutuhan, yaitu :

a. Teori hirarkhi kebutuhan (hierarchy of needs) Abrahan Maslow

b. Teori ERG Clayton Aldelfer

c. Teori tiga kebutuhan Atkinson dan McClelland

d. Teori dua faktor dari Frederich Herzberg

2) Teori keseimbangan dan keadilan

Teori ini berangkat dari asumsi dasar bahwa termotivasi tidaknya

(28)

kepada anggapan apakah dirinya mendapatkan perlakuan yang adil

ataukah tidak dalam hal penghargaan yang diterimanya. Pada dasarnya

keseimbangan dan keadilan ini dapat diukur sebagai perbandingan antara

kontribusi pekerjaaan dari individu atau job input (seperti keahlian, pengetahuan, kerja keras dan lain-lain) dengan penghargaan yang diterima

oleh individu atau job rewards (seperti upah, insentif dan sebagainya). 3) Teori Pengharapan

Teori ini merupakan kelanjutan dari teori keseimbangan dan keadilan

mengenai motivasi. Teori ini memandang bahwa motivasi seseorang

dalam berperilaku dan bekerja sangat tergantung pada pilihan penghargaan

yang akan diperolehnya berdasarkan tingkatan perilaku dan pekerjaan

yang akan dilakukannya. Ada beberapa asumsi yang terkait dengan

perilaku seseorang dalam organisasi yang dikaitkan dengan harapan

seseorang dalam organisasi tersebut. Asumsi tersebut adalah :

a. Perilaku sangat ditentukan oleh kombinasi dari berbagai faktor

individu dan berbagai faktor lingkungan

b. Perilaku individu dalam organisasi senantiasa ditentukan oleh

kesadaran dari keputusan setiap individu

c. Individu memiliki keragaman kebutuhan, pengharapan dan

tujuan

d. Masing-masing individu cenderung akan berperilaku

berdasarkan pilihan alternatif perilaku yang terkait dengan

(29)

Menurut teori ini terdapat tiga komponen utama dari model pengharapan

ini yaitu :

a) Pengharapan terhadap hasil yang diperoleh ( outcome-performance expectancy)

b) Dorongan terhadap motivasi (valence)

c) Pengharapan akan usaha yang perlu dilakukan ( effort-performance expectancy)

4) Teori Penguatan

Prinsip dasar teori penguatan mengenai motivasi adalah kerangka berfikir

B.F Skinner, seorang psikolog yang menerangkan bahwa tindakan akan

sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang diterima akibat perilaku yang

dilakukan di masa lalu. Secara sederhana kerangka pikir ini dapat diliha

pada gambar berikut.

Sumber : Sule dan Saefullah (2013 : 251)

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir B.F Skinner

Dari kerangka berfikir tersebut dapat dipelajari, bahwa jika manajer

berharap bahwa pegawai akan berperilaku dan bertindak sesuai dengan

harapan manajer, maka para manajer perlu mempertimbangkan mengenai

apa yang telah diperlakukan atau diberikan para manajer terhadap perilaku

dan tindakan para pegawai di masa lalu. Jika manajer berharap perilaku

positif dan kinerja baik bisa ditunjukkan oleh para pegawai secara

STIMULAN RESPONS PERLAKUAN

YANG DITERIMA

(30)

konbsisten, maka manjer perlu memberikan perlakuan dan mungkin juga

imbalan yang positif terhadap perilaku positif dari para pegawai secara

konsisten pula.

5)Teori Penyusunan tujuan

Teori ini pada dasranya beranggapan bahwa perilku individu yang

didorong oleh motivasi individu sesungguhnya dapat dijelaskan melalui

keterlibatan individu dalam penyusunan tujuan dari setiap apa yang akan

dikerjakan atau dibebankan kepadanya. Pada dasarnya setiap individu

memiliki tujuan dalam bekerja dan perlu mengetahui tujuan dari setiap

pekerjaan yang akan dikerjakannya. Seandainya individu tidak mengenali

tujuan tersebut, maka perilaku yang akan ditunjukkannyapun akan

didominasi oleh ketidaktahuannya. Jika pegawai bekerja bukan didasari

atas pengetahuan, maka dapat dipastikan organisasi atau perusahaan sulit

untuk meraih tujuan yang ingin dicapai karena para pegawai sendiri tidak

mengerti tujuan dari apa yang akan dilakukannya dalam organisasi.

2.3 Stres Kerja

2.3.1 Pengertian Stres Kerja

Robbins (2008:368) mengatakan stres ”adalah suatu kondisi dinamis

dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan atau sumber daya

terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan hasilnya dipandang

tidak pasti dan penting”. Stres itu tidak mesti buruk, meskipun biasanya dibahas

dalam konteks negatif, stres juga memilki nilai positif. Stres merupakan suatu

(31)

Menurut Ivancevich (2005 :295), stres adalah suatu respon adapatif,

dimoderasi oleh perbedaan individu, yang merupakan kosekwensi dari setiap

tindakan, situasi, atau peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap

seseorang. Sedangkan Daft (2006:290) mengatakan bahwa stres adalah sebagai

respon fisiologis dan emosional satu individu pada rangsangan yang memberikan

tuntutan-tuntutan fisik atau psikologis terhadap individu tersebut dan menciptakan

ketidakpastian serta kurangnya kontrol diri ketika terdapat hasil-hasil penting

yang dipertaruhkan.

Mangkunegara (2006:28) mengatakan bahwa stres kerja adalah perasaan

yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi

pekerjaan. Stres kerja ini kelihatan dari sympton antara lain emosi tidak stabil,

perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak

dbisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami

gangguan pencernaan.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa stres kerja adalah

kondisi yang muncul dari interaksi karyawan dalam menghadapi kendala,

perasaan tertekan terhadap pekerjaannya sehingga menimbulkan sympton antara

lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang dan suka menyendiri.

2.3.2 Penyebab Stres Kerja

Menurut Robbins (2006:128), ada beberapa faktor yang merupakan

penyebab stres, diantaranya adalah :

(32)

Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang.

Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu (otonomi, keragaman

tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja dan tata letak fisik.

b. Tuntutan peran

Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang

barangkali sulit dipuaskan. Kelebihan peran terjadi jika karyawan

diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh

waktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami

dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus

dikerjakan.

c. Tuntutan antar pribadi

Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain.

Kurangnya dukungan sosial dari reklan-rekan dan hubungan antara pribadi

yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya

diantara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.

d. Struktur organisasi

Struktur organisasi menetukan tingkat differensiasi dalam organisasi,

tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan diambil. Aturan yang

berlebihan dan kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan yang

berdampak pada karyawan merupakan contoh variabel struktural yang

(33)

e. Kepemimpinan organisasi

Kepemimpinan organisasi menggambarkan gaya manajerial eksekutif

senior organisasi. Beberapa manajer menciptakan budaya yang dicirikan

oleh ketegangan, rasa takut dan kecemasan mereka memberikan tekanan

yang tidak realistis untuk berkinerja dalam jangka pendek, memaksakan

pengawasan yang sangat ketat, dan secara rutin memecat karyawan yang

tidak patuh.

f. Siklus hidup organisasi

Organisasi berjalan melewati siklus ; didirikan, tumbuh, menjadi dewas

dan akhirnya merosot. Tahap kehidupan organisasi, yaitu pada siklus

empat tahap ini menciptakan masalah dan tekanan yang berbeda bagi para

karyawan.Tahap pendirian dan kemerosotan sangat menimbulkan stres.

Yang pertama dicirikan oleh besarnya kegairahan dan ketidakpastian,

sedangkan yang kedua lazimnya menuntut pengurangan, pemberhentian

dan serangkaian ketidakpastian yang berbeda. Stres cenderung paling kecil

dalam tahaap dewasa di mana ketidakpastian berada pada titik terendah.

2.3.3 Indikator Stres Kerja

Menurut Robbins (2008 : 375), stres menampakkan diri dengan berbagai

cara. Misalnya, seorang yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan

darah yang tinggi, sariawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang

bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan dan

(34)

a. Gejala fisiologis

Awal stres biasanya berupa gejala-gejala fisiologis. Stres dapat

menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung

dan tarikan nafas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala

dan memicu serangan jantung.

b. Gejala psikologis

Stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan

pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpastian terkait dengan pekerjaan.

Misalnya ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan dan sikap yang

suka menunda-nunda pekerjaan.

c. Gejala perilaku

Stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat

produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan, selain juga

perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol,

bicara yang gugup, serta kegelisahan dan ketidakteraturan tidur.

2.3.4 Hubungan Antara Stres Dengan Prestasi Kerja

Hubungan antara stres dengan prestasi kerja dapat digambarkan sebagai

hubungan U-terbalik. Logika yang mendasari U-terbalik adalah bahwa tingkat

stres rendah sampai menegah yang merangsang tubuh dan meningkatkan

kemampuannya untuk bereaksi. Individu-individu yang demikian sering

melakukan tugas secara lebih baik, tekun atau cepat. Namun terlalu banyak stres

(35)

menghasilkan kinerja lebih rendah. Pola U-terbalik ini juga menggambarkan

reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas

stres. Artinya, bahkan tingkat stres menengah dalam jangka panjang dapat

memilki pengaruh negatif terhadap prestasi karena intensitas stres yang terus

berlanjut melemahkan individu tersebut dan menggerogoti sumber-sumber daya

energinya (Robbins, 2008 :337).

Sumber : Robbins (2008 :385)

Gambar 2.3

Hubungan Antara Stres Dengan Prestasi Kerja

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dgunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Teknik

Analisis

Hasil Penelitian Sihombing

(2012)

Pengaruh stres kerja terhadap Prestasi karyawan

Analisis regresi linier sederhana

(36)

PT. Indah Mandiri prestasi kerja, studi kasus pada

Motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem konpensasi dan desain pekerjaan

berpengaruhsignifikan terhadap prestasi kerja karyawan, baik secara parsial maupu sevara simultan

Akhiruddin (2011)

Pengaruh konflik dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Bina Cipta Nusa Perkasa Bandar Lampung

Analisis regresi linier berganda

Konflik dan stres kerja berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Permata Hijau Group (PHG) Cabang Sosa

Motivasi dan komitmen karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Permata Hijau Group (PHG) Cabang Sosa Propinsi Sumatera Utara

2.5 Kerangka Kopseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang

secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah

yang telah di identifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur

(37)

Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja

karyawannya agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai. Prestasi kerja

menurut Mangkunegara (2006 : 9) adalah hasil kerja yang dicapai secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Beberapa hal yang harus diperhatikan

sehubungan dengan prestasi kerja karyawan adalah motivasi dan stres. Pentingnya

motivasi adalah karena motivasi adalah faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering diartikan sebagai

faktor pendorong perilaku seseorang. (Sutrisno : 2009 :119). Perusahaan tidak

hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting

mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang

maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya jika mereka

tidak ada kemauan untuk bekerja dengan giat sehingga dapat meningkatkan

prestasi dan berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahan.

Mangkunegara (2006 :61) mengemukakan bahwa motivasi terbentuk dari

sikap karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan. Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan terarah atau

tertuju untuk mencapai tujuan perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan

positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk

mencapai kinerja maksimal. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong

gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua

(38)

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan motivasi yang tinggi maka

diharapkan prestasi karyawan juga akan menjadi lebih baik.

Daft (2006:290) menyatakan bahwa stres adalah sebagai respon fisiologis

dan emosional satu individu pada rangsangan yang memberikan tuntutan-tuntutan

fisik atau psikologis terhadap individu tersebut dan menciptakan ketidakpastian

serta kurangnya kontrol diri ketika terdapat hasil-hasil penting yang

dipertaruhkan. Mangkunegara (2005:28) mengatakan bahwa stres kerja adalah

perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam

menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini kelihatan dari sympton antara lain emosi

tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok

berlebihan, tidak dbisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan

mengalami gangguan pencernaan.

Hubungan antara stres dengan prestasi kerja dapat digambarkan sebagai

hubungan U-terbalik. Logika yang mendasari U-terbalik adalah bahwa tingkat

stres rendah sampai menegah yang merangsang tubuh dan meningkatkan

kemampuannya untuk bereaksi. Individu-individu yang demikian sering

melakukan tugas secara lebih baik, tekun atau cepat. Namun terlalu banyak stres

membebani seseorang dengan tuntutan yang tidak dapat dipenuhinya, sehingga

menghasilkan prestasi kerja lebih rendah. Pola U-terbalik ini juga

menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap

perubahan dalam intensitas stres. Artinya, bahkan tingkat stres menengah dalam

jangka panjang dapat memilki pengaruh negatif terhadap prestasi karena intensitas

(39)

sumber-sumber daya energinya (Robbins, 2008 :337). Berdasarkan uraian tersebut

kerangka konseptual dapat digambarakan sebagai berikut.

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, teori-teori yang mendukung dan

penelitian terdahulu, maka hipotesis yang dirumuskan peneliti adalah :

1. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Stres kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap prestasi kerja pegawai

bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan.

3. Motivasi dan Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja

pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan. Motivasi (X1)

Prestasi Kerja (Y)

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 3. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi

adalah penelitian yang dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada

tujuan dan objeknya yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsikan dan

mengungkapkan serta menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel

independen dengan variabel dependen (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

Berdasarkan tingkat eksplanasi, maka penelitian ini adalah penelitian asosiatif

yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih serta melihat

bagaimana pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

adalah pendekatan yang didalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke

lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya

menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik

(Ginting & Situmorang, 2008 : 77).

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan bulan Maret sampai dengan April 2015 di

Kantor Dinas Pendapatan Kota Jalan Jendral Besar H. Abdul Haris Nasution No.

32, Medan. Hal ini dilakukan karena pada Dinas Pendapatan Kota khususnya

bidang bagi hasil memperoleh target baru untuk pencapaian tahun 2015 sehingga

setiap pegawai lapangan dan pegawai kantor akan sibukkan dengan target

(41)

3.3 Batasan Penelitian

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis

permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang dianggap

mempengaruhi prestasi kerja pegawai. Adapun variabel dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel Bebas (Independent Variable) (X) yaitu : motivasi (X1) dan stres kerja (X2)

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) (Y) yaitu prestasi kerja pegawai

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian

ini, defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel yang lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya

adalah:

a. Motivasi (X1) adalah daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

agar pegawai melakukan suatu perbuatan atau pekerjaannya.

b. Stres kerja (X2) adalah kondisi dinamis pegawai yang muncul akibat

kendala yang dihadapi dan perasaan tertekan yang dialami terhadap

pekerjaannya sehingga menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak

(42)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat penelitian ini adalah

prestasi kerja (Y).

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Operasionalisasi variabel disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Variabel

Dimensi Indikator Variabel Skala

1 Motivasi

(X1)

Pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja agar para pegawai mau melakukan suatu perbuatan atau pekerjaan.

a. Kebutuhan

Fisiologis

b. Kebutuhan Rasa

Aman

c. Kebutuhan Sosial

a. Pemberian gaji tepat

waktu

b. Pemberian fasilitas dalam

bekerja

a. Jaminan pekerjaan

b. Asuransi

a. Hubungan kerja sama

dengan atasan

b. Hubungan kerja sama

dengan pegawai lainnya

Likert

2 Stres (X2) Stres kerja adalah

kondisi dinamis pegawai yang muncul akibat kendala yang dihadapi dan perasaan tertekan yang dialami terhadap pekerjaannya sehingga

menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang dan lain-lain.

a. Gejala Fisiologis

b. Gejala psikologis

c. Gejala perilaku

a. Mual

b. Keringat berlebih

a. Ketidakpuasan dalam

pekerjaan

b. Menunda-nunda pekerjaan

a. Perubahan dalam tingkat

prestasi

b. Kemangkiran dalam

bekerja

c. Perubahan kebiasaan

d. Perasaan tidak tenang

(43)

3 Prestasi Kerja (Y)

Prestasi kerja

merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh setiap pegawai dalam melaksanakan

a. Kuantitas kerja

b. Kualitas Kerja

c. Ketepatan Waktu

a. Mampu bekerja sesuai

target

b. Hasil kerja

c. Kecepatan dalam

melakukan pekerjaan

a. Menjalankan tugas

dengan penuh tanggung jawab

b. Kemampuan

menyelesaikan pekerjan dengan baik

c. Pengetahuan tentang

pekerjaan

a. Menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

b. Tidak menunda-nunda

waktu

Likert

3. 5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur respon subyek kedalam lima

poin skala dengan interval yang sama. Dengan demikian tipe data yang digunakan

adalah tipe interval, yaitu:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

(44)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh pegawai bidang bagi hasil Dinas

Pendapatan Hasil Pajak Kota Medan yang berjumlah 92 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil digunakan rumus

Slovin dengan tingkat kesalahan 10% (Umar, 2008:78).

Rumus Slovin yaitu:

N n =

1+ Ne2 Keterangan :

n = jumlah saampel

N = ukuran populasi

E = standar error 0,1 (10%)

92 n =

1 + 92 (0,10)2

n = 47, 91 dibulatkan menjadi 48.

Jadi jumlah sampelnya sebanyak 48 orang.

Dalam penelitian ini, digunakan probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang berpeluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Kemudian untuk menarik sampel dari

(45)

dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118).

3. 7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

mempergunakan beberapa teknik yaitu :

a. Daftar Pertanyaan (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk diisi oleh para responden.

b. Studi Dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan

mempelajari data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah,

situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu

kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan

seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai

sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata

atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.

Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama

diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto, 2004). Uji Validitas dan reliabilitas

akan dilakukan pada 30 orang pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Hasil

(46)

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung≥ rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan

reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

2) Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak

reliabel.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar

didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi

klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel

(47)

b. Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi

berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna.

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Faktor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolrance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ginting & Situmorang, dkk, 2008:104).

3. 10 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara

merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran

yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga

dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang sedang diteliti.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi

linear berganda, dengan formulasi sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan :

Y = Prestasi Kerja

a = Konstanta

(48)

X1 = Motivasi

X2 = Stres Kerja

e = Standar error c. Pengujian Hipotesis

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai

uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya,

disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho

diterima. Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu :

1. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Nilai - nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan hasil

perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh karena itu, disamping uji-F,

dilakukan uji-t untuk masing- masing nilai koefisien regresi dalam persamaan

regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat

dari probabilitas variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α).

Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka

variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih

kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel bebas tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat.

(49)

Ho : bi = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : Motivasi dan stress kerja, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu prestasi

kerja.

Ho : bi ≠ 0, artinya variabel bebas terdiri dari : Motivasi dan Stress kerja, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja.

Selanjutnya, nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Maka kriteria

pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t-hitung < t-tabel pada α = 5%

Ho ditolak jika t-hitung ≥ t-tabelpada α = 5%

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari

Motivasi dan Stres Kerja, yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat yakni prestasi kerja

Kriteria pengujiannya adalah :

Ho : b1,b2, = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari : Motivasi dan stress kerja, secara serentak tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat prestasi

kerja.

Ho : b1,b2, ≠ 0, artinya variabel bebas terdiri dari : Motivasi dan stress kerja secara

serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja.

Selanjutnya, nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Maka

kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F-hitung < F-tabelpada α = 5%

(50)

d. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan

model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar antara

0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2 ≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3)

adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan

semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap

variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka

dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3,) terhadap variabel

terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu

Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola bidang

penerimaan/pendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak maupun retribusi

daerah di kota medan belum begitu banyak, maka dalam sub-bagian penerimaan tidak

terdapat seksi atau urusan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk serta Potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan

Daerah Kota Medan, Sub-Bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi bagian dengan

nama bagian IX yang tugas pokoknya mengelola penerimaan dan pendapatan daerah.

Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa Seksi Dengan Pola Pendekatan Secara Sektoral

Pungutan Daerah.

Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : KUPD-7,

tahun 1978, tentang penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah

Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia, maka Pemerintah Kota Medan

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas

Pendapatan Daerah Kotamadya Medan sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi

Mendagri dimaksud. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini

(52)

dengan 3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) seksi dengan masing-masing seksi terdiri dari 3

(tiga) subseksi.

Misi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah Mewujudkan Masyarakat Kota Medan

Taat Pajak dan Retribusi.

Visi Dinas Pendapatan Kota Medan dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan.

2) Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar Dinas aktif meningkatkan

kebersihan Kota Medan.

3) Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak Daerah dan Wajib

Retribusi Daerah.

4) Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola PAD lainnya.

6) Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru di luar PAD

yang sudah ada.

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang jelas dan baik sangat penting bagi suatu perusahaan.

Struktur organisasi sebagai gambaran dalam aliran wewenang dan tanggungjawab yang

sangat membantu pelaksanaan kegiatan perusahaan. Struktur Organisasi Dinas

Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis

pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional dimana Organisasi Dinas

Pendapatan Kota Medan terdiri dari :

a. Dinas

b. Sekretariat, membawahkan :

(53)

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Penyusunan Program

c. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan :

1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

2. Seksi Pemeriksaan

3. Seksi Penetapan

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

d. Bidang Penagihan, membawaahkan :

1. Seksi Pembukaan dan Vertifikasi

2. Seksi Pegihan dan Perhitungan

3. Seksi Pertimbangan dan Retribusi

e. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, membawahkan :

1. Seksi Bagi Hasil Pajak

2. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

3. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

4. Seksi Peraturan Perundang – Undangan dan Pengkajian Pendapatan

f. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, membawahkan :

1. Seksi Pengembangan Pajak

2. Seksi Pengembangan Retribusi

3. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain – Lain. g. Unit Pelaksana Teknis

(UPK)

Pembagian tugas organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan dapat

(54)

1) Dinas Pendapatan Kota Medan

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 , Dinas

menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan; dan

Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugasDinas lingkup

Kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan

penyusunan program.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat

menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan dan penyelenggarakan apelayanan administrasi kesekretariatan

Dinas yang meliputi administrasi umum,kepegawaian, keuangan, ke

rumahtanggaan dinas.

b. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi dan ketataleksanaan.

c. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas.

d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan

Gambar

Gambar 2.1 Proses Motivasi Sebagai Pendorong Perilaku Individu
Gambar 2.2
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari metode kontrasepsi tersebute peserta KB jangka panjang masih tergolong rendah.Penelitian ini dilakukan di BPRB Amalia Bantul dikarenakan pelaksanaan penggunaan MKET masih

dibandingkan isolat Tegineneng, Gadingrejo, dan UGM. Sebaliknya kerapatan spora terendah.. anisopliae pada beberapa isolat yang diuji.. Sejalan dengan hasil penelitian ini,

1. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya. Bapak Yudi Wijanarko S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya. Herman

(1) Otonomi dalam bidang keuangan mencakup kewenangan STIT untuk menerima, menyimpan, dan menggunakan dana yang berasal dari masyarakat sesuai dengan

Tujuan penelitian ialah untuk menentukan keeflsienan penggunaan N pup uk oleh 3 varietas padi yang ditanam di lahan tadah hujan yang diberi pupuk N dengan takaran sama seperti

Bila Anda baru akan mengenal MICROSOFT EXCEL 2010, maka berikut ini sebaiknya disimak dengan seksama, pada bagian ini Anda akan dikenalkan dengan hal-hal

Kondisi optimum proses pembuatan hand lotion yang ditemukan adalah dengan level rendah kecepatan putar mixer (200 rpm), level tinggi suhu pencampuran (80.. Kata kunci:

PMRI mencerminkan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika dengan menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan ( imagineable) oleh siswa