TABUNGAN HAJI BANK SYARIAH (BMI, BSM, DAN
BANK DKI SYARIAH)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SUHAETI
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Adikku Dewi Ratna Dumilah, Yang selalu memberikan doa’a dan kebersamaannya kepada penulis
9. Mas Kindi adam, S.T, terima kasih atas segala bantuan, motivasi, canda tawa, kebaikan dan kebersamaannya, dan juga banyak memberikan pengalaman yang dapat dijadikan inspirasi kepada penulis.
10.Keponakan ku Mutiara dan Carina, yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis.
11.Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2006, terima kasih untuk kebersamaan kita selama ini. Semoga tali silaturahmi dan persahabatan kita selalu terjalin.
12.Teman-teman yang selalu memberikan kebahagiaan, pengalaman yang berharga, terimakasih atas segala kebersamaannya selama ini. khususnya Evi, kiki, tami, febri, ani, reni, debi, sri, lia, inta, rifa, Leni, yang telah banyak memberikan semangat dan pengalaman kepada penulis, semoga kita semua sukses.
13.Khusus Amelia terima kasih Banget ya atas bantuan dan kerjasamanya , semoga sukses untuk kamu, aku, dan teman-teman.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik untuk penulis sendiri dan para pembaca.
Wasalamu’alikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 17 Desember 2010
iii
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR………. viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah...10
C. Pembatasan Masalah ...10
D. Perumusan Masalah ...11
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...11
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENGAJUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. E-Learning...13
1. Pengertian E-Learning...13
2. Sejarah E-learning...16
3. Karakteristik E-Learning...17
4. Teknologi Pendukung E-Learning...17
5. Pembelajaran E-Learning...18
6. Kelebihan dan kekurangan E-Learning...18
B. Pengertian Pembelajaran ...19
1. Ciri-ciri Pembelajaran ...20
2. Tujuan Pembelajaran...21
3. Jenis-jenis Pembelajaran ... 22
4. Teori-teori Pembelajaran ...23
5. Prinsip-prinsip Belajar...27
iv
4. Karakteristik Pelajaran IPS...29
4. Pembelajaran Konvensional ...30
D. Penelitian Tindakan Kelas...31
1. Pengertian Tindakan kelas...31
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ……….. 33
3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ……… 33
4. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas …. 34 5. Penerapan Penelitian Tindakan Kelas ……….. 34
6. Bentuk Penelitian Tindakan Kelas ……… 35
E. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ……….. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...37
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian...37
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian...38
D. Peran dan Posisi Peneliti ...39
E. Tahapan Intervensi Tindakan ...39
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...40
G. Instrumen Pengumpulan Data ...40
H. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...41
I. Tindak Lanjut ...41
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ...42
1. Deskripsi Siswa Kelas IX MTS Yapia Parung-Bogor ...42
2. Sejarah MTs. YAPIA Parung-Bogor ...42
3. Visi MTs. YAPIA ………. .43
4. Misi MTs. YAPIA ……….. 44
v
E. Interpretasi Hasil Analisis ...58 F. Pembahasan Temuan Penelitian ...59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...63 B. Saran ...63 DAFTAR PUSTAKA
vi
vii
Gambar 1 Peneliti pada saat memperkenalkan pembelajaran dengan media
elektronik ...46
Gambar 2 Suasana ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung ...48
Gambar 3 Suasana siswa pada saat merangkum pelajaran ...49
Gambar 4 Diskusi kelompok pada siklus II ...52
Gambar 5 Peneliti menjelaskan materi pada siklus II ...53
Gambar 6 Presentasi siswa dari hasil diskusi kelompok ...53
Gambar 7 Pada saat siswa sedang mengeluarkan pendapat...54
Gambar 8 Pada saat siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan pada media elektronik...54
i
Lembar Pernyataan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplak dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Januari 2011
ii
KATA PENGANTAR
Maha Suci Allah SWT yang telah memberikan jalan hidup setiap insan yang
berbeda-beda. Sungguh Maha Indah karunia-Nya yang telah membekali setiap insan
dengan begitu banyak potensi dan bakat yang beraneka ragam. Dan atas ridho, kasih
sayang dan cinta-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta.
Shalawat serta salam tidak luput penulis panjatkan kepada kekasih Allah,
Muhammad Saw. beserta para keluarga, sahabat, dah bahkan umatnya seluruh dunia
hingga akhir zaman, Insya Allah dan mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu
kedalam umatnya, Amiin.
Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Keunggulan Kompetitif Produk
Tabungan Haji Bank Syariah (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank DKI
Syariah)” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi dan
melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada jurusan Muamalat
prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Jakarta.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa banyak pihak dan orang-orang yang
iii
yang terbaik dan berlipat ganda. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan untaian
terima kasih, khususnya kepada:
1. Ibunda tercinta dan tersayang, Ratinah, atas segala doa, pengorbanan, ribuan
kasih sayang dan cintanya, keringat dan cucuran air mata yang telah banyak
mengalir. Tiada untaian kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah
memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda, serta membangunkan
sebuah rumah yang indah di surga-Nya nanti.
2. Ayahanda yang sangat kusayangi, Omang Abdurrahman, terima kasih atas
pengorbanan, pengertian, dan kasih sayangnya selama ini. Semoga Allah selalu
memberikan balasan yang sempurna, melindungi sepanjang hayatnya. Serta
selalu diberi kesehatan lahir dan bathin Amin.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM., selaku dekan
Fakultas Syariah dan Hukum
4. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag. dan Bapak Mu’min Rouf, S.Ag, MA, selaku ketua
dan sekretaris jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum
5. BapakDr. H. Ahmad Mukri Aji, MA., selaku dosen pembimbing atas kesediaan
dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, bantuan, arahan, dan sarannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa
menaungi dalam keberkahan, kabaikan, dan kebahagiaan dunia akhirat.
6. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak memberikan ilmu
iv
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi dengan berbagai referensi.
8. Mba Dina Rahmawati yang banyak membantu penulis untuk melakukan
penelitian baik permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Kakak-Kakakku tersayang, Anah, Amin, Mumuh, Latif khususnya Nunung dan
Ipah yang selalu tulus dan ikhlas memberikan kasih sayang, bantuan, do’a,
perhatian, pengertian, pengorbanan dan memotivasi agar penulis segera
menyelesaikan skripsi ini.
10. Para keponakanku yang manis dan lucu selalu menemani dan menghibur penulis
setiap waktu.
11. Ly, Liya dan Riri yang selalu memberikan kesediaannya mendengarkan keluh
kesah dan berbagi dalam keadaan suka, senang, sedih, dan duka. Semoga Allah
selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dan terindah.
12. Teman-teman seperjuangan jurusan perbankan syariah angkatan 2006, khususnya
kelas PS D. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur oleh waktu dan
tetap abadi hingga akhirat kelak.
13. Dan pihak-pihak yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu.Akhir kata, penulis sadar tentu ada kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena
v
membacanya, karena hanya Allah-lah yang Maha Benar. Penulis pun berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk kita semua.
Amiin Allahumma Amiin.
Jakarta, 06 Januari 2011
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ………. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ………. v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….. 7
C. Tujuan Penelitian ……….. 8
D. Manfaat Penelitian ……… 8
E. Review Studi Terdahulu .. ……….. 9
F. Kerangka Teori dan Skema Alur Penelitian... 11
G. Metode Penelitian ………. 17
H. Sistematika Penulisan ………. 19
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Ibadah Haji………. 21
B. Tabungan 1. Pengertian Tabungan………... ….. ...……… 22
vii
3. Pengertian Tabungan Syariah………. 27
4. Fungsi Tujuan dan Manfaat Tabungan……… 29
5. Manfaat dan Keuntungan Tabungan Haji... 33
C. Keunggulan Kompetitif
1. Pengertian……… 35
2. Nilai Pandang Pelanggan dan Keunikan Produk………… 36
BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH
A. Profil Bank Muamalat Indonesia………... 39
B. Profil Bank Syariah Mandiri………... 43
C. Profil Bank DKI Syariah………... 52
BAB IV KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK TABUNGAN HAJI
BANK SYARIAH
A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji BMI……… 58
B. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji BSM……….. 62
C. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Bank DKI Sya……... 63
D. Aplikasi dan Prosedur Tabungan Haji………. 64
E. Analisis terhadap Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………... 80
B. Saran ………. 82
DAFTAR PUSTAKA……….. 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kelahiran bank syariah di Indonesia di dorong oleh keinginan
masyarakat Indonesia (terutama umat Islam) yang berpandangan bunga
merupakan hal yang haram. Walaupun demikian, sebenarnya prinsip bagi
hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal baik di negara Islam maupun non
Islam. Jadi bank syariah tidak berkaitan dengan kegiatan ritual keagamaan
(Islam) tapi lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara pemilik
modal dengan pihak pengelola modal. Dengan demikian pengelola bank
dengan prinsip syariah dapat diakses dan dikelola oleh seluruh masyarakat
yang bersikap tidak terbatas pada masyarakat Islam, walaupun tidak
dipungkiri sampai saat ini. Bank syariah di Indonesia cukup besar, karena
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim paling besar.
Dari aspek hukum, dikeluarkan UU NO. 10 Tahun 1998 tentang perubahan
UU NO. 7 Tahun 1992 tentang perbankan serta dikeluarkannya fatwa bunga
bank haram dari Majelis Ulama Indonesia. Tahun 2003 menyebabkan banyak
bank yang menjalankan prinsip syariah. Baik dengan melakukan konversi
pembukuan cabang syariah oleh bank-bank konvensional maupun pendiri
Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Hal ini dilakukan karena bank syariah
terbukti memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis
ekonomi beberapa waktu yang lalu, serta mempunyai potensi pasar yang
cukup besar, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan
masih banyak kalangan umat Islam yang enggan berhubungan dengan
perbankan yang menggunakan sistem ribawi.1
Visi perbankan Islam umumnya adalah menjadi wadah terpercaya bagi
masyarakat yang ingin melakukan investasi dengan sistem bagi hasil secara
adil sesuai syariah. Memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak dan
memberikan maslahat bagi masyarakat luas adalah misi utama perbankan
Islam.2
Salah satu produk perbankan yang dikatakan dapat mengakomodir
kebutuhan masyarakat muslim ialah produk tabungan haji. Produk ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim dalam menunaikan
rukun Islam yang ke-5, yaitu ibadah haji, dikarenakan sebelumnya pelayanan
untuk jasa keuangan ibadah haji dilakukan oleh perbankan konvensional
mencemari nilai ibadah haji dikelola bank konvensional, menghasilkan bunga
bank. Sedangkan tujuan dari pengelola dana haji oleh bank syariah agar
ibadah haji dipastikan bersih dari praktek syariah. Kenyataannya pada tahun
1
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta:Gema Insani Press,2004,cet ke 8)h.26
2
2007 sampai 2008 nasabah banyak yang menyimpan tabungan haji di bank
konvensional.
Mantan Menteri agama Maftuh Basyuni menyatakan, penyetiran
Badan Pengelola Ibadah Haji sebaiknya lewat bank syariah. Tapi mantan duta
besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi berencana hanya menunjuk 3
bank syariah. Ia yakin, pemakaian bank syariah membuat niat suci ibadah haji
terlaksana dengan nyaman dan halal. Masih ada alasan lain, yaitu
mengefisiensikan tugas Departemen Agama, yang sebelumnya
mengkoordinasikan 21 Bank Penerima Setoran Badan Pengelola Ibadah Haji.
”jumlah sebanyak ini menyulitkan saat harus melakukan laporan keuangan”.
Kebijakan Menteri Agama yang mulai berlaku tahun 2007 ini selaras dengan
isi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, yang mengharamkan pengelolaan dana
haji oleh bank konvensional yang berbasis riba. Ketua Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia, Ma‟ruf Amin : menegaskan bahwa
rangkaian ibadah haji harus tetap terjaga kesuciannya sejak pembayaran,
penyelenggaraan, sampai pelaksanaannya. Menurut Ma‟ruf saat ini jaringan
perbankan syariah makin luas berkat kebijakan Bank Indonesia melalui PBI
NO. 8/3/2006 tentang Office Chanelling. Kebijakan ini memungkinkan bank
konvensional yang sudah punya Undang-Undang Syariah membuka layanan
syariah di seluruh gerai konvensionalnya. “jadi, setiap calon haji di berbagai
bank terdekat. Perencanaan terhadap revisi Undang-Undang Nomor 17/1999
tentang penyelenggaraan ibadah haji merupakan yang baik prospek industri
perbankan syariah. Selama ini bank yang berperan sebagai bank penerima
setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji lebih di dominasi oleh
Undang-Undang No. 17/1999 tentang penyelenggaraan ibadah haji disebutkan pada
pasal 10 ayat 1 bahwa pembayaran biaya penyelenggaraan ibadah haji
dilakukan kepada rekening Menteri Agama melalui bank pemerintah atau
bank swasta yang ditunjuk oleh Menteri Agama setelah mendapat
pertimbangan Gubernur Bank Indonesia, adapun Bank-Bank penerima setoran
untuk Badan Pengelola Ibadah Haji ialah Bank BRI Syariah, Bank BNI
Syariah, BSM, Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, Bank DKI Syariah,
Bank Jabar.3
Bank konvensional dan bank syariah mempunyai paradigma yang
berbeda secara mendasar dalam melakukan penghimpunan dana. Bank
konvensional menghimpun dana nasabah dan meminjamkan kepada debitur
dengan sistem bunga, sedangkan bank syariah menghimpun dana nasabah dan
menyalurkan kepada debitur dengan skim bagi hasil. Di satu pihak, tujuan
responden menabung haji di Bank Syariah adalah untuk mengamankan
dananya dari kemungkinan yang tidak diharapkan. Di pihak lain, tujuan
responden menanamkan uangnya di bank syariah adalah untuk
menginvestasikan dalam berbagai pembiayaan. Sedang jika mengalami
3
kerugian (yang bukan kesalahan bank sebagai mudharib) maka nasabah
pemilik dana ikut juga menanggung kerugian tersebut.4
Sekarang ini banyak perusahaan yang membuka biro perjalanan haji,
begitu juga dengan perbankan syariah. Industri perbankan syariah dapat
meraup keuntungan dari pengendapan dana haji. Dana haji yang mengendap
akan diinvestasikan kembali oleh industri perbankan pada instrumen yang
diprediksikan memberikan keuntungan. Dana haji yang dikelola oleh industri
perbankan syariah secara tidak langsung akan memberikan simultan positif
terhadap peningkatan market share bank syariah. Masalahnya, market share
bank syariah masih berkisar pada angka 1,7%. Angka yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan market share perbankan konvensional.5
Banyaknya keberadaan biro-biro perjalanan haji, menimbulkan
persaingan antara satu dengan lainnya. Untuk dapat bertahan dan
mendominasi persaingan diperlukan strategi pemasaran yang tepat. Selama
perusahaan dapat melakukan kegiatan tertentu dengan lebih baik dari para
pesaingnya, perusahaan itu akan dapat memperoleh keunggulan kompetitif.
Dengan demikian, maka perusahaan harus mampu memberikan kepuasan
terhadap nasabahnya. Dalam memberikan kepuasan terhadap nasabah dapat
melalui penyampaian produk dan pelayanan.
4
Rubrik Ekonomi Bisnis Syariah, Republika, 18 Januari 2006) h.15
5
Saat ini bank-bank bersaing dalam menawarkan produk tersebut agar
masyarakat berminat menabung di bank tersebut. Oleh karena itu, bank harus
memberikan berbagai macam produk yang mempunyai kelebihan dan
keunggulan tersendiri dibanding dengan produk pesaing guna mencapai
kepuasan pelanggan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan produk yang berkualitas
tinggi dan diiringi dengan pelayanan yang baik yang diberikan oleh bank
maka akan mendorong nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan.
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mencoba
mengadakan penelitian guna mengetahui apa saja keunggulan produk
tabungan haji di bank syariah. Dengan adanya tabungan haji ini, selain merasa
aman juga dapat meringankan calon jemaah haji dalam menyiapkan Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), karena dana tersebut dalam jangka waktu
panjang juga dapat memberikan efek yang menguntungkan dan juga dana
yang terkumpul dapat diinvestasikan dan membeli berbagai aset demi
pelaksanaan haji di lapangan.
Hingga tahun 2010 lalu, terdapat 11 BUS yakni Bank Syariah Mandiri,
Bank Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah,
Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, BCA
Syariah, Bank Jabar Banten Syariah serta Maybank Syariah. Dari sekian
membandingkan produk tabungan haji antara BMI, BSM, dan Bank DKI
Syariah. Karena BMI dan BSM termasuk kategori BUS yang menggunakan
konsep Full Islamic Banking dan Dual Banking System. Selain itu, Bank
Muamalat Indonesia (BMI) meraih prediket bank syariah terbaik di Indonesia
dari Islamic Finance News dan BSM mendominasi sebagai pemimpin pangsa
pasar industri perbankan syariah. Sedangkan Bank DKI Syariah adalah
satu-satunya UUS yang bekerja sama dengan Kantor Urusan Haji Provinsi DKI
Jakarta juga menjadi agen wakaf uang Badan Wakaf Indonesia untuk
penghimpunan wakaf uang.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba mengangkat
masalah tersebut dalam karya ilmiah ini dengan judul “Keunggulan
Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah (Bank Muamalat
Indonesia, BSM, Bank DKI Syariah)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan diatas, maka
penulis perlu membatasi pembahasan. Agar pembahasan mempunyai maksud
dan tujuan terarah dan jelas, supaya tidak terjadi pelebaran masalah dalam
Dengan pembahasan masalah yang khusus membahas tentang
keunggulan produk tabungan haji pada beberapa bank syariah. Serta
perbedaan kompetitif produk tabungan haji pada bank syariah.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa
permasalahan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank Muamalat?
2. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank Syariah
Mandiri?
3. Bagaimana produk tabungan haji yang ditawarkan oleh Bank DKI
Syariah?
4. Apa keunggulan kompetitif dari produk tabungan haji yang ditawarkan
oleh masing-masing bank syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diadakan adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui apa keunggulan dari produk tabungan haji Bank Muamalat,
Bank Syariah Mandiri, Bank DKI Syariah
2. Untuk mengetahui perbedaan keunggulan produk tabungan haji bank syariah
3. Untuk mengetahui manfaat tabungan haji masing-masing bank syariah bagi
Sedangkan manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ekonomi
Islam
2. Sebagai kontribusi sederhana bagi keilmuan ekonomi Islam, khususnya
perkembangan bank syariah
3. Dapat dijadikan referensi dan informasi
4. Bagi fakultas syariah dan hukum, hasil penelitian diharapkan dapat
menambah khazanah perpustakaan tentang ekonomi islam dan sebagai
sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup
karya-karya penelitian
5. Bagi masyarakat, diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi untuk
melaksanakan roda perekonomian yang dapat meningkatkan taraf hidup yang
sejahtera
D. Review Studi Terdahulu
1. Pendekatan Analisis Swot terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi
Kasus pada Bank Muamalat), Cipto Kurnia Aji-Perbankan Syariah, 2008
Analisis Swot tabungan haji arafah membandingkan antara faktor eksternal
peluang (opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama Islam, membaiknya
image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki Undang-undang perbankan
kurangnya antusias masyarakat, banyaknya pesaing, keadaan ekonomi yang buruk
dengan faktor internal. Kekuatan (strength) seperti dikelola dengan system
syariah, memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh
kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, bebas biaya administrasi bulanan dan
kelemahan (weakness) seperti kurangnya promosi, terlalu tinggi setoran perbulan.
2. Kepuasan Nasabah terhadap Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah
Mandiri Cabang Pamulang, Siti Hajar Yanti-Perbankan Syariah, 2009
Suatu kepuasan produk tabungan haji di BSM mempunyai suatu kepuasan pada
keamanan uang nasabah pada tabungan haji, penggunaan dana tabungan haji
untuk usaha yang halal, bagi hasil pada tabungan haji yang sesuai dengan syariah,
pelayanan yang ramah terhadap nasabah tabungan haji, cepat tanggap terhadap
pengaduan nasabah , fasilitas ATM , prosedur tabungan haji yang tidak
terbelit-belit, transfer uang tabungan haji cepat, program sosialisasi tabungan haji yang
menarik, penguasaan pegawai bank terhadap tabungan haji.
Mayoritas kepuasan positif nasabah mencerminkan kognitif, afektif, dan konoatif,
yang terbentuk dengan melibatkan sejumlah factor antara lain prosedur maka,
kepuasan positif nasabah itu harus ditindak lanjuti dengan upaya prosedur yang
optimal, sehingga kepuasan positif mengalami penguatan, yang pada gilirannya
3. Strategi Pemasaran Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah Mandiri,
Sidoarjo, Siti Nurul Kamalia IAIN Sunan Ampel Surabaya
Bahwasannya, strategi pemasaran yang telah diterapkan pada BSM adalah
strategi pemasaran secara umum, yang mengemukakan tentang strategi
persaingan serta mempertahankan konsumen yang ada.
Sedangkan yang membedakan dengan penelitian saat ini adalah keunggulan
kompetitif produk tabungan haji antara bank syariah yang diteliti.
E. Kerangka Teori dan Skema Alur Penelitian
1. Produk Penghimpunan Dana
Bagi bank konvensional, selain modal, sumber dana lainnya cenderung
bertujuan untuk menahan uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang
dialkukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang
untuk tiga kegunaan : transaksi, cadangan (jaga-jaga), dan investasi. Oleh
karena itu, produk penghimpunan dana pun disesuaikan dengan tiga fungsi
tersebut, yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito.6
a. Giro
Pada umumnya, bank syariah mengggunakan akad al-wadi‟ah pada
rekening giro. Nasabah yang membuka rekening giro berarti
menggunakan akad wadi‟ah (titipan). Dalam fiqh muamalah, wadi‟ah
6
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek (Jakarta:Gema Insani
dibagi menjadi dua macam : wadi‟ah yad al-amanah dan wadi‟ah yad
adh-dhamanah.7 Akad wadi‟ah yad al-amanah adalah akad titipan yang
dilakukan dengan kondisi penerima titipan (bank) tidak wajib mengganti
jika terjadi kerusakan. Biasanya, akad ini diterapkan bank pada titipan
murni, seperti safe deposit box. Dalam hal ini bank hanya bertanggung
jawab atas nilai bukan fisik yang dititipkan. Adapun wadi‟ah yad adh
-dhamanah adalah titipan yang dilakukan dengan kondisi penerima titipan
bertanggung jawab atas nilai bukan fisik dari uang yang dititipkan. Bank
syariah menggunakan akad wadi‟ah yad adh-dhamanah untuk rekening
giro.
b. Tabungan
Bank syariah menerapkan dua akad dalam tabungan, yaitu wadi‟ah
dan mudharabah.8 Tabungan yang menerapkan akad wadi‟ah mengikuti
prinsip-prinsip wadi‟ah yad adh-dhamanah, srtinys tabungan ini tidak
mendapatkan keuntungan karena ia titipan dan dapat diambil
sewaktu-waktu dengan menggunakan buku tabungan atau media lain seperti kartu
ATM. Tabungan yang berdasarkan akad wadi‟ah ini tidak mendapatkan
7
Mustafa Abdullah al Hamsyari,al- a,mal al- mashrafiyyah wal-islam.(Kairo:Majma Buhuth al-islamiyah,1985).Jihad Abdullah Husain Abu Uwaimir,Attarsyid Asysyarie lil-Bunuk Al-Qaimah
(Kairo al-ittihadad-dauli lil-bunuk al-islamiah,1986)
8
Hasan Abdullah al-amin,al-mudharabah asy-syar’iyyah wa tatbiqatuha al-haditsah
dari bank karena bersifat titipan. Akan tetapi bank tidak dilarang jika
ingin memberikan bonus/hadiah.
Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti
prinsip-prinsip akad mudharabah. Di antaranya sebagai berikut. Pertama,
keuntungan dana yang digunakan harus dibagi antara shahibul maal
(nasabah) dan mudharib (bank). Kedua, adanya tenggang waktu antara
dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan
investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.
c. Deposito
Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito.9 Seperti
dalam tabungan, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai
shohibul maal dan bank selaku mudharib. Penerapan mudharabah
terhadap deposito dikarenakan kesesuaian yang terdapat di antara
keduanya. Misalnya, akad mudharabah mensyaratkan adanya tenggang
waktu antara penyetoran dan penarikan agar dana itu bisa diputarkan.
Tenggang waktu ini merupakan salah satu sifat deposito, bahkan dalam
deposito terdapat pengaturan waktu, seperti 30 hari, 90 hari dan
seterusnya.
9
2. Keunggulan Kompetitif
Keunggulan Kompetitif (Competitive Intelligence) adalah hasil
(output) dari proses yang sistematik dan sah (legal) untuk mendapatkan
dan menganalisa informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada dan
potensial. Outputnya mungkin terdiri atas rencana / pemikiran yang saat
ini dilakukan pesaing, fokus mereka, kegiatan atau program yang sedang
dijalankan.
Strategi adalah tindakan yang terintegrasi dalam mengejar keunggulan
kompetitif. Strategi yang sukses membutuhkan pemahaman atas nilai ynag
unik yang menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan
akhirnya sukses karena kemampuan mereka melaksanakan aktivitas
spesifik atau sekelompok aktivitas lebih baik daripada pesaing mereka.
Aktivitas-aktivitas ini memampukan perusahaan untuk menciptakan nilai
yang unik bagi para pelanggan mereka. Ini adalah nilai yang merupakan
pusat untuk mencapai dan mendukung keunggulan kompetitif. Nilai yang
unik ini harus merupakan sesuatu yang tidak mudah ditandingi oleh
pesaing. Keunikan dan besarnya nilai pelanggan itu diciptakan oleh
strategi perusahaan yang akhirnya ditentukan oleh persepsi pelanggan.
Mutu strategi perusahaan pada akhirnya diukur dari hasil penjualan, laba,
atau beberapa ukuran lain. Hasilnya, pada gilirannya, tergantung pada
diterima oleh pelanggan, semakin baik strategi itu. Sebuah perusahaan
mungkin memasarkan perangkap tikus yang lebih baik, tetapi sukses akhir
dari produk itu tergantung pada keputusan pelanggan apakah akan
membelinya atau tidak menurut nilai yang diyakininya ada pada produk
tadi. Ringkasnya, keunggulan bersaing dicapai dengan menciptakan nilai
yang lebih tinggi daripada pesaing dan nilai ditentukan oleh pelanggan.10
10
Skema Alur Penelitian
Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank DKI
Syariah)
Produk Tabungan Haji pada Bank Syariah
Keunikan Produk
BMI BSM Bank DKI
Syariah
Analisis Perbandingan
Hasil Penelitian
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif yaitu kegiatan
yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang
menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu
penelitian. Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan
sekarang.11Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
kejadian tertentu. Dalam penelitian deskriptif tingkat keyakinan harus
maksimal.12
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis akan lakukan yakni studi kasus 3
bank syariah. Dimana suatu pendekatan yang mencoba menyajikan objek
yang sedang diteliti serta menganalisisnya.Metode ini akan melibatkan kita
dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara
menyeluruh terhadap objek penelitian.
3. Jenis data dan sumber data
a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama kali baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara.
11
Alimuddin Tuwu,Pengantar Metode Penelitian(Jakarta:UI Press,1993),hal 71
12
b. Data sekunder merupakan data yang telah ada, yang diperoleh dari buku,
majalah, koran, jurnal, internet dan sumber tertulis lainnya yang
mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.
4. Teknik pengumpulan data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini diperoleh melalui :
a. Studi Dokumentasi, yaitu dengan jalan mengumpulkan data dari
buku-buku, majalah,internet dan artikel yang berhubungan dengan materi skripsi.
b. Wawancara, yakni wawancara bebas yang dilakukan dalam bentuk tanya
jawab dengan pihak yang bersangkutan yang dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan dalam penulisan ini.
5. Teknik Analisa Data
Setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap, tahapan
selanjutnya adalah analisis data. Pada tahap ini, data dikerjakan serta
dimanfaatkan sampai dapat berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran
yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam
penelitian. Dalam informasi tersebut akan disajikan dalam bentuk deskriptif
kualitatif yang fungsinya untuk menggambarkan keadaan atau fenomena.
Dalam hal ini, penulis hanya menganalisis pada hal-hal yang berhubungan
6. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan skripsi ini, mengacu kepada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Adapun keseluruhan isi dari skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, metodologi
penelitian, objek penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tinjauan pustaka atau studi literatur
dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
BAB III. GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH
Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum profil masing-masing bank
BAB IV. KEUNGGULAN KOMPETITIF PRODUK TABUNGAN HAJI BANK
SYARIAH
Bab ini berisi mengenai deskripsi produk tabungan haji Bank Muamalat, BSM,
dan Bank DKI Syariah serta analisis terhadap keunggulan kompetitif produk
tabungan haji masing-masing bank syariah.
BAB V. PENUTUP
Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya
BAB II
LANDASAN TEORI
A. IBADAH HAJI
Ibadah haji diwajibkan kepada kaum muslimin, yang memiliki
kemampuan dan kesanggupan, agar mereka dapat menyaksikan berbagai
manfaat kerohanian yang sangat berguna. Padasaat melakukan ibadah haji,
umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Makkah, Masjidil Haram, di
bawah naungan satu agama, untuk mencapai satu tujuan, Ukhuwah Islamiyah.
Pertemuan internasional yang besar itu sudah tentu akan mempermudah
tergalangnya persatuan dan kesatuan. Semuanya merasakan hangatnya
persaudaraan Islam.13
Setiap orang Islam tentu mendambakan untuk pada suatu ketika dapat
pergi menunaikan haji ke tanah suci Makkah, di mana pelaksanaannya adalah
tiap tahun, untuk memenuhi rukun Islam yang kelima. Bagi umat Islam yang
bermukim di sekitar tanah Arab, pergi menunaikan ibadah haji mungkin tidak
menjadi masalah, karena dekatnya. Tetapi bagi umat Islam yang berada di
Asia Tenggara dan lainnya, perjalanan ke Makkah merupakan pengembaraan
yang mengagumkan. Berbagai cara ditempuh, dengan kapal laut yang
13
memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan. Sekarang, dengan
bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih serta makin
lancarnya transportasi misalnya dengan menggunakan pesawat terbang
sehingga melaksanakan ibadah haji lebih mudah.
Banyak rahasia dan hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan
ibadah haji. Di sana terdapat bukti-bukti sejarah dan keagamaan yang
menunjukkan betapa eratnya hubungan ajaran Islam dengan ajaran Nabi
Ibrahim as. Ia pun mengandung rahasia kejiwaan yang dialami oleh
masing-masing orang yang melakukan ibadah haji. Tiap orang mempunyai makna
tersendiri terhadap pengalaman di tanah suci.
B. TABUNGAN
1. Pengertian Tabungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian tabungan
adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di bank
yang pengembaliannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu.14
Dalam fiqh Islam, tabungan disebut al-wadi‟ah. Al-wadi‟ah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu
14
maupun badan hukum,yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip kehendaki.15
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam,karena dengan
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan dating sekaligus untuk menghadapi hal-hal
yang tidak diinginkan.16 Dalam al Qur‟an terdapat ayat-ayat yang secara
tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk
mempersiapkan hari esok secara lebih baik,seperti dalam al Qur‟an :
( ءاسنلا ̸ ۴ : )Artinya:” Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” ( QS. An Nisa/ 4 : 9)
Ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi
masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan takwa) maupun secara
ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya
dengan menabung.
15
Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: DarulKitab Al Arabi, 1987) Cet ke-8 h. 3
16
M.Syafi‟I Antonio, Bank Syariah:Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta:Tazkia Institute,1999)
( رشحلا ̸ ٥ : ١ )Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”( QS. Al Hasyr / 59: 18)
Dahulu orang menyebut tabungan sebagai hasil mengumpulkan uang
yang disimpan dalam tabung yang dibuat dari tanah liat, peti dan tabungan
llainnya. Hasil tabungannya ini adalah kelebihan penghasilan seseorang
setelah dikonsumsi dan digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari.
Setelah terkumpul dan jumlahnya cukup, maka tabungan tersebut
dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah direncanakan terlebih
dahulu seperti pergi haji, beli sawah, modal usaha dan sebagainya.17
Kebiasaan seperti itu berlangsung terus sampai saat ini. Bedanya ialah
apabila waktu lampau pengumpulan uang secara fisik (kertas maupun logam)
masih sering dilakukan, maka saat ini masih jarang terjadi, kecuali pada
anak-anak yang oleh orang tua atau gurunya dilatih untuk membiasakan hidup
hemat untuk menabung. Dewasa ini orang lebih memilih bank atau koperasi
simpan pinjam sebagai cara menabung.
17
Menabung seperti yang diutarakan terdahulu mengandung kelemahan
antara lain, harus menyiapkan tabung atau tempat yang aman dari kehilangan
atau pencurian dan jumlahnya tidak akan bertambah bila tabungan tersebut
tidak diisi. Selama uang tersebut, berada ditempatnya, uang tersebut tidak
memberi faedah apa-apa bagi pemiliknya maupun orang lain.
Kalau diamati, dunia perbankan selalu melihat setiap adanya peluang
sumber dana termasuk kebiasaan masyarakat dalam praktek menabung. Untuk
mendayagunakan dana tersebut maka bank kemudian menawarkan jasanya
berupa produk tabungan yang kita kenal semua. Tabungan di bank
memberikan faedah yang lebih besar baik bagi pemilik diberikan oleh bank.
Sementara itu bank dapat memberikan alat produksi, perluasan usaha,
menambah modal kerja dan sebagainya sehingga dapat melipat gandakan
kemakmuran.18
2. Pengertian Tabungan di Bank
Pengertian tabungan menurut undang-undang Perbankan Nomor 10
tahun 1998 adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
18
dengan cek, bilyet giro, dan atauu lainnya yang dipersamakan dengan
itu.19
Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang
disimpan di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya
berbeda, tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula
dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan penabung.20
Menurut sejarahnya, antara tahun 1974 sampai dengan 1988 tabungan
di Indonesia hanya tabanas (tabungan pembangunan nasional) dan taska
(tabungan asuransi berjangka) saja, yang penyelenggaraannya dibawah
koordinasi bank Indonesia. Tabungan yang semula diselenggarakannya
oleh masing-masing bank diganti tabanas dan taska tersebut.21
Kebijakan tersebut merupakan gerakan menabung yang tujuannya
ialah untuk menggairahkan menabung atau mobilisasi dana dan
membiasakan masyarakat berbank, supaya masyarakat tertarik, maka
setiap semester kepada masing-masing penabung tabanas dan taska
tersebut diberikan hadiah yang diundi dengan membagikan kupon sesuai
dengan banyaknya saldo tabungan masing-masing. Untuk pengadaan
19
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003) Cet ke-7 h. 74
20
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Cet ke-3 h. 84
21
hadiah tabanas atau hadiah taska Bank pelaksana tabanas atau taska
dikenakan secara proporsional.
Jenis tabungan seperti ini kurang dinikmati oleh masyarakat karena
bunganya rendah. Setelah masa diregulisasi perbankan yang terkenal
dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988, maka bank-bank dibebaskan
kembali untuk mengeluarkan tabungan masing-masing diluar proyek
tabanas dan taska yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak itulah
berbagai bentuk tabungan yang diperkenalkan melalui promosi dan hadiah
lebih gencar dan menarik, sehingga menghimpun dana besar yang
sebelumnya tidak tersentuh oleh perbankan karena bank tidak bebas
membuka kantor cabang.22
3. Pengertian Tabungan Syariah
Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah
Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa
tabungan yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip
Wadiah dan Mudharabah.
22
a. Tabungan Wadiah
Tabungan Wadiah merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah, yakni simpanan atau titipan pihak ketiga
pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan
syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara bank dan nasabah.23
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan
akad wadiah, titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat sesuai dengan kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk
tabungan wadiah, bank syariah menggunakan wadiah yad
adh-dhamanah. Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang
memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang titipan, sedangkan bank syariah
bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yangg disertai
hak untuk menggunakan atau manfaatkan dana atau barang tersebut.
b. Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah yang
dijalankan berdasarkan akad mudharabah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan akad mudharabah.24 Mudharabah mempunyai
23
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta:Zikrul Hakim, 2004) Cet ke-2 h 101
24
dua bentuk, yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah
muqayyadah, yang perbedaan utama diantara keduanya terletak pada
ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada
bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini, bank syariah
bertindaksebagai mudharib (pengelola dana). Bank syariah dalam
kepastiannya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertindak dengan prinsip syariah
serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah
dengan pihak lain.25
4. Fungsi Tujuan dan Manfaat Tabungan
Islam sebagai agama yang universal mengatur umatnya tidak hanya
dalam aspek ibadah tetapi mengatur juga aspek social, politik bahkan
ekonomi. Semua norma dan nilai ekonomi diatur dalam sumber hokum
Islam, yaitu al Qur‟an dan as-Sunnah. Hal inimeletakkan ekonomi Islam
jauh lebih unggul dan terbukti dibandingkan ekonomi kapitalis dan
sosialis. Islam adalah agama sederhana yang umatnya senantiasa
diarahkan untuk hidup hemat dan tidak berbelanja secara berlebihan,
penghematan ini perlu dilakukan dengan mengurangi kecenderungan
untuk menggunakan barang keperluan. Jumlah keuntungan pendapatan
25
Adiwarman Karim, Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004) h.272
yang tinggal dari penggunaan itu, pada gilirannya. Akan memungkinkan
seseorang muslim untuk cenderung menabung lebih banyak. Larangan
berbelanja secara berlebihan dan tuntutan agama untuk menggunakan
barang berdasarkan konnsep halal dan haram,mendorong umat Islam
supaya menabung. Ini adalah tanda bahwa seorang muslim yang baikyang
senantiasa mematuhi panduan syarriah akan cenderung menabung lebih
banyak dibandingkan bukan Islam. Tidak sedikit ayat al Qur‟an ada secara
langsung atau tidak langsung. Yang mendorong umat Islamsupaya
menabung. Konsep kesederhanaan dalam berbelanja sangat tegas
disebutkan oleh Allah SWT terhadap pemubaziran atau pemborosan ini
adalah cukup beralasan karena ia akan menyebabkan kehidupan masa
depan seseorang menjadi tidak pasti karena tidak mempunyai perencanaan
ekonomi. Mereka yang tidak menabung akan menghadapi kesulitan
ekonomi yang tidak diduga pada masa depan. Oleh karena itu, al Qur‟an
meminta umatnya untuk tidak berbelanja secara berlebih-lebihan dan tidak
terlalu kikir, seperti disebutkan dalam beberapa ayat berikut ini :
(ا إ ارس ̸ ٧ : ٩ )Artinya:” Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya Karena itu kamu
ا (ا إ ارس ̸ ٧ : ٧ )Artinya :”Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”( QS. Al
Isra / 17 : 27)
( ناقرفلا ̸ : ٧ )Artinya :” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”( QS. Al Furqan/ 25 : 67)
( أا فارع ̸ ٧ : )Artinya :”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”( QS. Al A‟raf / 7 :31)
Sementara itu Rasulullah saw telah memberi peringatan kepada umatnya
supaya menabung sebagai cara terbaik untuk berjaga-jaga dari
kemungkinan buruk yang dapat terjadi di masa yang akan datang, karena
Adapun ayat al Qur‟an yang lebih tegas membicarakan masalah simpanan
(tabungan) tertera pada surat Yusuf (12) ayat ke-47, yang berbunyi :
( فسوي ̸ : ٧ )Artinya :” Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)
sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.”( QS. Yusuf / 12 : 47)
Berdasarkan ayat al Qur‟an diatas, jelas bahwa menabung sangat
digalakkan dalam Islam. Namun hal ini tidak berarti bahwa Islam
membenarkan umatnya untuk berlaku kikir dan kemudian membiarkan
harta itu tidak produktif. Mengapa umat Islam lebih berpotensi untuk
menabung dalam sistem ekonomi Islam? tidak seperti dalam ekonomi
konvensional. Islam melarang umatnya untuk menggunakan barang yang
haram hukumnya. Ini karena ia akan dapat memudharatkan sama ada
kesehatan system ekonomi manapun kesehatan mereka. Contohnya, Islam
tidak membenarkan umatnya mengamalkan hokum riba, memakan
makanan haram, seperti babi dan meminum arak. Ini karena terbatasnya
jumlah barang yang boleh digunakan, maka akan semakin besar
kecenderungan umat Islam untuk menabung. Hal inilah yang
berpandukan kepada konsep halal dan haram dalam menggunakan barang
dan jasa sebagai pendorong untuk meminumkan jumlah harta yang
dibelanjakan sehingga memisahkan jumlah maksimuum harta yang boleh
ditabung.26
5. Manfaat dan Keuntungan Tabungan Haji
Sebagian besar rakyat Indonesia beragama Islam, salah satu rukun
Islam tersebut adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu. Karena
panggilan agama itulah maka umat Islam mengharapkan dapat menjalani
ibadah haji ke tanah suci Mekkah meskipun biayanya sangat relatif kecil
tabungan haji mudharabah adalah simpanan pihak ketiga yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan
ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan.
Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil al
mudharabah. Adapun tabungan haji al mudharabah dalam pelaksanaannya
menggunkan prinsip mudharabah adalah bentuk tabungan yang
dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi
berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung. Konfirmasi
sesuai surat keterangan Ditjen Bimas Islam dan urusan haji No. D/146
Tahun 1998 Tanggal 13 Agustus 1998. Tabungan haji yang dikeluarkan
26
Adiwarman Karim, Bank Islam:Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2004) h.126
oleh bank-bank, baik konvensional maupun bank syariah mempunyai
beberapa keuntungan bagi pihak penabung, bank maupun perekonomian.27
Adapun keuntungan yang diperoleh penabung adalah :
a. Dari sisi finansial kita dapat memperoleh keuntungan bagi hasil dari
dana haji yang diinvestasikan oleh bank syariah, bagi hasil tersebut
menjadi tambahan dari total dana yang kita miliki di bank syariah.
Disisi lain, uang kita juga akan aman dikelola, kita tidak merasa
khawatir hilangnya uang yang kita tabung. Lain halnya, kita
menyimpan uang untuk persiapan naik haji. Jika di rumah akan timbul
adanya risiko kehilangan, baik karena pencurian atau karena faktor
alam semacam banjir atau gempa bumi.
b. Keuntungan spiritual. Keuntungan ini tidak didapatkan jika kita
menabung tabungan haji di bank konvensional. Secara spiritual kita
merasakan adanya kenikmatan melakukan transaksi sesuai dengan
syariat Islam, karena sistem yang digunakan oleh bank syariah
mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang ada dalam ajaran Islam.
C. Keunggulan Kompetitif
27
Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk
memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi
penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua
prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan
kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.28
- Sudut Pandang Nilai Pelanggan.
Keunggulan kompetitif akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan
bahwa mereka memperoleh nilai tertentu dari transaksi ekonomi dengan
perusahaan tersebut. Untuk itu syaratnya adalah semua karyawan
perusahaan harus fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal
demikian baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang
proses memproduksi barang dan atau jasa serta didorong membantu
perusahaan merancang sistem Manajemen SDM yang akan mempercepat
pengiriman barang dan jasa yang diinginkan pelanggan.
- Sudut Keunikan.
28
Keunikan dicirikan oleh barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak
dapat mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya Anda membuka rumah makan
dengan menyajikan sop dan sate kambing serta sayur asem. Tidak
berlangsung lama ada pesaing membuka rumah makan di sebelah rumah
makan Anda. Jenis sajiannya semua sama termasuk rasa dan harga dengan
yang Anda sajikan. Dapat terjadi Anda akan kehilangan keuntungan
karena sebagian pelanggan pindah ke rumah makan baru itu kecuali kalau
Anda mampu menciptakan sesuatu yang unik yang sulit ditiru pesaing
Anda. Apa saja keunikan itu? 29
Ciri-ciri Keunikan
(1) Kemampuan finansial dan ekonomis. Ciri keunikan ini ditunjukan
oleh adanya kemudahan perusahaan untuk memperoleh sumber finansial
dengan relatif cepat dengan bunga yang relatif lebih rendah dari pada
bunga pasar. Selain itu dapat berupa kemampuan perusahaan menekan
harga produk yang lebih murah ketimbangan harga produk yang sama dari
perusahaan lain.
(2) Kemampuan menciptakan produk strategik.Bentuk jenis keunikan
ini berupa kelebihan ciri-ciri produk Anda dibanding produk yang sama
29
dari perusahaan lain. Antara lain dapat dilihat dari aspek rasa, ukuran,
penampilan dan keamanan produk serta suasana lingkungan bisnis Anda.
Kembali ke contoh terdahulu, misalnya Anda menyajikan sate dengan
ukuran daging yang lebih besar, bumbu yang lebih bervariasi, minuman
tradisional, kematangan yang merata, ada musik khas, ada tempat bermain
untuk anak-anak, oleh-oleh buat anak-anak tanpa harus mengurangi
keuntungan bisnis Anda dsb.
(3) Kemampuan teknologi dan proses.Perusahaan harus memiliki ciri
berbeda dalam membuat dan menyajikan produk ke para pelanggan
dibanding perusahaan lain.Hal ini dicirikan oleh alat yang digunakan
apakah alat tua ataukah yang modern dan sudah sangat dikenal
kehandalannya di kalangan luas pelanggan. Biasanya pelanggan sudah
mempunyai pilihan favorit tentang alat-alat dan proses tertentu yang
digemarinya. Contoh lain adalah penggunaan alat-alat canggih seperti
sistem komputer dan fasilitas pabrik pengolahan produksi modern .
(4) Kemampuan keorganisasian. Keunikan disini dicirikan oleh
kelebihan perusahaan dalam pengelolaan sistem keorganisasian yang
sepadan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan termasuk
karyawannya perlu memiliki daya tanggap, sensitif dan adapatasi yang
teknologi, keadaan pasokan, peraturan, dan kondisi ekonomi. Dengan
demikian para pelanggan akan senang hati untuk selalu loyal kepada
perusahaan.30
[image:56.612.148.538.56.460.2]BAB III
GAMBARAN UMUM PROFIL BANK SYARIAH
30
A. Profil Bank Muamalat Indonesia
1. Sejarah Bank Muamalat Indonesia31
Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan melalui kegiatan
operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim,
pendirian Bank Muamalat Indonesia juga menerima dukungan masyarakat,
terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan seniali 84 miliar pada saat
penandatanganan akata pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara
silahturrahim peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan
komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanamkan modal senilai Rp.
106 miliar.
Pada awal pendirian Bank Muamalat Indonesia, keberadaan bank syariah
ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan industri perbankan
nasional. Landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah ini
hanya dikategorikan sebagai „bank dengan sistem bagi hasil‟, tidak terdapat
landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.
2. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia32
31
www.muamalatbank.com
32
Visi
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional.
Misi
Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi
stakeholder.
3. Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia memiliki tujuan yaitu:
1. Memperbaiki kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam rangka
mempersempit jurang pemisah sosial ekonomi melalui:
a. Memperbaiki kualitas kegiatan bisnis
b. Promosi kesempatan kerja
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
2. Mempromosikan partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan
terutama dalam bidang keuangan dengan alasan bahwa:
a. Masih banyak masyarakat yang enggan berurusan dengan bank
b. Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa bunga bank bertentangan
4. Strategi Usaha Bank Muamalat Indonesia33
Untuk mencapai tujuannya, Bank Muamalat Indonesia di dalam
operasionalnya akan mendasarkan strategi usaha sebagai berikut:
a. Sasaran Pembinaan
Adalah sasaran pembinaan Bank Muamalat Indonesia meliputi
pengkrajin industr