• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Novel Grafis Sosok Dibalik Nama D.N Aidit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Novel Grafis Sosok Dibalik Nama D.N Aidit"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU NOVEL GRAFIS

SOSOK DIBALIK NAMA D.N AIDIT

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011/2012

Oleh :

Fahli Osmana 51907150

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU NOVEL GRAFIS

SOSOK DIBALIK NAMA D.N AIDIT

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011/2012

Oleh :

Fahli Osmana 51907150

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

(3)

Abstrak

PERANCANGAN BUKU NOVEL GRAFIS SOSOK DIBALIK NAMA D.N AIDIT

Oleh:

Fahli Osmana 51907150

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Dipa Nusantara Aidit, kita mengenalnya sebagai seorang tokoh komunis yang berhasil membawa PKI ke puncak kejayaan sekaligus kehancuran. Ia dikenang sebagai dalang yang bertanggung jawab dibelakang peristiwa berdarah 30 September 1965. Siapa sangka dibalik citra negatif yang melekat padanya, Aidit merupakan tokoh yang sangat berperan besar dalam perjuangan merebut kemedekaan Republik Indonesia. Perjuangan-perjuangan Aidit di masa penjajahan tak pernah tercatat di buku sejarah manapun di Indonesia. Kisahnya bak siluman yang dating dan pergi tanpa meningglakan bekas apapun.

Lewat perancangan buku novel grafis berjudul Sosok Dibalik nama D.N Aidi diharapkan dapat menghidupkan kembali tokoh bernama Aidit yang telah terlupakan sekian lama. Dalam buku ini penulis mencoba menggali sisi lain dan juga sepak terjangnya dalam merebut kemerdekaan dan juga kiprahnya di dunia politik baik sebelum maupun sesudah masa penjajahan, hingga masa kejatuhannya yang tragis.

(4)

Abstract

A DESIGN OF GRAPHIC NOVEL BOOK D.N AIDIT A MAN BEHIND THE NAME

By:

Fahli Osmana 51907150

Visual Communication of Design

Dipa Nusantara Aidit, we all known him as a communist leader who succeded to bring PKI to its glorious era and its doom at once. He was remain as the mastermind of the 30 September 1965 tragedy. Who knows, behind his negative

images that’s already stuck with him, Aidit takes the important role in the struggle

for Indonesian Liberty. His struggle in colonial era never been written in any book history in Indonesia.. His story was vanished like a ghost, without any traces.

By the design of graphic novel book with title D.N Aidit A Man Behind The Name, it expect can bring back the Aidit figure who hasbeen forgotten for so long.

In this book, the writer try to reveals another side of him. His role in Indonesian freedom, and also his carrier in politics during and after the Independence Day, until his tragic fallen.

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Buku Novel Grafis Sosok Dibalik Nama D.N Aidit. Selama penyelesaian laporan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih.

Akhir kata, saran dan arahan sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bandung, 7 September 2012

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR GAMBAR ...vi

BAB I : PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Identifikasi Masalah ... 5

I.3. Fokus Masalah ... ... 5

I.4. Tujuan Perancangan ... ...5

BAB II :SOSOK BERNAMA DIPA NUSANTARA AIDIT II.1.Pencitraan ... ...6

II.2. Sepenggal Kisah Aidit ... ... 6

II.3. Pencitraan Aidit Pada Masa Orde Baru ... ... 7

II.4. Sisi Lain Dipa Nusantara Aidit ... 12

BAB III :STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1.Strategi Perancangan... ...19

III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... ... 19

III.1.1.1 Pendekatan Visual ... ... 19

III.1.1.2 Pendekatan Verbal ... ... 19

III.1.2. Strategi Kreatif ... ... 19

(7)

BAB IV : TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1. Buku Novel Grafis ... ... 24

IV.2. X - Banner ... 25

IV.3. Poster ... 26

IV.4. Pin ... 26

IV.5. Pembatas buku ... 27

IV.6. Leaflet ... 27

IV.7. Chain Flag... 28

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dipa Nusantara Aidit adalah tokoh yang kontroversial. Tokoh yang dikenal sebagai pemimpin salah satu partai besar di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia yang dikenal dengan PKI. Setelah Perang Dunia II, dunia terpecah menjadi dua blok raksasa. Yakni Blok Barat (Liberalisme) yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur (Komunisme) yang dipunggawai oleh Uni Soviet. Era itu dikenal dengan era Perang Dingin. Dibawah kepemimpinan Soekarno saat itu, Indonesia adalah negara yang tidak memihak kepada blok manapun (Non Blok). Namun imbas perang dingin tetap mempengaruhi tahun untuk melambungkan PKI menjadi empat partai besar di Indonesia.

Namun setelah jatuhnya PKI oleh sebuah tragedi pada tahun 1965, PKI menjelma menjadi sebuah momok yang paling menakutkan dalam benak masyarakat Indonesia. Seperti juga peristiwa G30S, kisah tentang Aidit dipenuhi mitos dan pelbagai takhayul. Banyak versi beredar tentang siapa sebenarnya dirinya dan keterlibatannya dibalik peristiwa tragedi G-30-S. Siapa sebenarnya sosok bernama D.N Aidit, tidak ada yang benar-benar mengetahuinya. Empat puluh enam tahun telah berlalu dan kini sosok pria ini masih dikenang dengan kebencian dan rasa kagum. Peristiwa G30S juga menjadi gerbang peralihan kekuasaan dan pergantian era di Indonesia. Masa Orde Lama jatuh dan digantikan oleh era Orde Baru.

(9)

dikenal dengan istilah buku putihnya D.N Aidit adalah dalang tunggal dibalik peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965 tersebut. Dan kebanyakan buku yang terbit di era Orde Baru memperkenalkan Aidit sebagai sosok yang pantas dismusnahkan. Sehingga muncul penyeragaman cara berpikir yang menganggap bahwa PKI dan antek-anteknya sebagai pembawa malapetaka dan pengkhianat pada republik, dan karena itu wajib ditumpas.

Hal itu serta merta secara otomatis menyeret nama D.N Aidit yang saat itu menjabat sebagai Ketua CC PKI sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap tewasnya tujuh jendral dalam tragedi tahun 1965 tersebut. D.N Aidit dianggap tidak lebih dari seorang pegkhianat atheis berdarah dingin yang sangat jahat. Dan kisahnya dianggap tidak layak ditulis panjang lebar dalam suatu laporan utama. Sosok Aidit yang diangkat hanyalah dari satu sisi saja tanpa melihat sosoknya secara utuh dan mendetail sebagai seorang manusia. Buku-buku dan tulisan-tulisan tentang Aidit diharamkan, buku-buku yang boleh beredar hanyalah buku-buku yang mengupas tentang keterlibatannya dalam rencana penggulingan pemerintahan pada tahun 1965.

Buku Pergolakan Politik Tentara Sebelum dan Sesudah G-30-S/PKI yang ditulis Todiruan Dydo pada 1989 menyebut Aidit sebagai pemimpin partai licik dan oportunis yang khawatir Angkatan Darat akan berkuasa setelah Soekarno meninggal. Maka Aidit meniupkan isu adanya Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta. Aidit juga yang memerintahkan penangkapan para jenderal.

Hal senada juga ditemukan dalam buku Siapa Menabur Angin akan Menuai Badai karya Soegiarso Soerojo pada tahun 1988, yang mengatakan Aidit adalah dalam G-30-S/PKI dan sebenarnya baru akan merencanakan kudeta pada tahun 1970. Namun dokumen yang berisi instruksi agar seluruh pimpinan PKI bersiap memuluskan rencana itu bocor. Dalam buku itu

(10)

Soetopo Soetanto dalam kumpulan tulisan Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis menyebutkan kelihaian Aidit memanfaatkan

tentara untuk membunuh para jenderalnya sendiri. Buku ini mengutip konstitusi PKI yang merupakan ide Aidit yang berbunyi “bahwa cara kerja

PKI harus konspiratif.” Ia juga memerintahkan infiltrasi PKI ke tubuh

militer.

Dalam Rangkaian Peristiwa Pemberontakan Komunis di Indonesia, keluaran Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Kemasyarakatan, Jakarta, Aidit digambarkan sebagai sosok yang anti Tuhan. Dalam buku ini dikatakan bahwa koran-koran berhaluan komunis memproklamasikan Pancasila tanpa sila pertama. Dikatakan juga dalam pidatonya di depan peserta Pendidikan Kader Revolusi 1964, Aidit berkata bahwa sosialisme, kalau sudah tercapai di Indonesia, maka Pancasila tak lagi dibutuhkan sebagai alat pemersatu.

Cerita negatif tentang Aidit juga dapat ditemukan dalan buku-buku pelajaran sekolah pada masa Orde Baru. Buku Sejarah Nasional Indonesia, yang dikarang oleh Nugroho Notosusanto jelas-jelas menyebut PKI dan Aidit sebagai dalang tunggal peristiwa 1965. Di buku ini sosok Aidit juga digambarkan sebagai sosok yang kejam, bengis dan tidak percaya pada Tuhan.

Selain buku-buku yang menyatakan sosok Aidit sebagai dalang dan pengkhianat bangsa pada tahun 1965, ada juga buku yang menceritakan tentang versi yang berbeda terhadap sosok Aidit dan peristiwa G-30-S. Seperti buku yang ditulis oleh John Roosa, sejarawan University of British Columbia, Kanada, Dalih Pembunuhan Massal. Dalam bukunya ia meragukan Aidit sebagai dalang G-30-S. Ia justru memaparkan fakta bahwa peristiwa 30 Sepetember 1965 itu sebagai upaya Soeharto dan jenderal AD memukul balik PKI. Isu Dewan Jenderal dihembuskan sebagai provokasi agar PKI menyerang lebih dulu.

(11)

Menurut analisa Bung Karno dalam pidatonya yang terkenal pada tahun 1967, Nawaksara, peristiwa G30S merupakan pertemuan tiga sebab: keblingernya pimpinan PKI, subversi Nekolim, dan adanya oknum-oknum yang tidak benar.

Kesan berbeda dan sisi lain dari sosok Aidit dapat ditemui dalam buku Menolak Menyerah; Menyingkap Tabir Keluarga Aidit (2005) karya Budi Kurniawan dan Yani Andriansyah. Dalam buku itu, tidak ada kesan dalang pembunuhan yang kejam dan bengis. Buku tersebut bahkan memuat informasi bahwa Aidit terkucilkan dari peristiwa besar G30S.

Orang-orang yang dekat dengan Aidit secara pribadi juga menulis buku-buku tentang sosok ini. Abang, Sahabat, dan Guru di Masa Pergolakan karya Sobron Aidit, Ibarurri Putri Alam: Anak Sulung D.N Aidit (2006) yang ditulis oleh Ibarurri anak tertua Aidit, yang mengatakan dalam bukunya bahwa Aidit adalah manusia yang paling ia cintai, kagumi dan menjadi teladan dalam cita-cita. Buku Aidit Sang Legenda yang ditulis oleh Murad Aidit, adik D.N Aidit melukiskan Achmad Aidit alias D.N Aidit sebagai aktivis yang habis-habisan membesarkan PKI.

Satu-satunya sumber pencitraan visual tentang sosok Aidit adalah film kolosal Pengkhianatan G-30-S/PKI karya Arifin C. Noer. Dalam film yang beredar pada tahun 1982 dan diputar setiap tahun pada malam tanggal 30 September di masa Orde Baru itu, sosok Aidit adalah tokoh antagonis. Sosok pria menakutkan berwajah dingin dengan bibir bergetar yang berlumur asap rokok memerintahkan pembunuhan massal. Bertahun – tahun pikiran masyarakat Indonesia dibuat ngeri membayangkan sosok Aidit dilayar kaca. Film yang menawarkan aksi kekerasan penuh darah yang merupakan tontonan wajib bagi anak usia sekolah di Indonesia. Sehingga menimbulkan trauma, kengerian dan kebencian yang cukup dalam bagi sebagian besar masyarakat Indonesia jika membayangkan sosok Aidit.

(12)

bertuhan dibalik pengkhianatan dan pembunuhan para jenderal di tahun 1965. Sosoknya belum bisa dilihat secara utuh. Tidak banyak buku maupun sumber informasi lain yang membahas tentang pemikiran-pemikiran dan cita-cita seorang anak manusia bernama D.N Aidit. Dan bagaimana ia memperjuangkan serta mewujudkan cita-cita tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka diidentifikasi terdapat beberapa permasalahan:

 Terbentuknya pola berpikir anti komunis akibat dari masa pemerintahan orde baru, dan berimbas pada para tokohnya termasuk D.N Aidit.

 Satu – satunya pencitraan D.N Aidit selama ini hanya dari film Pengkhianatan G-30-S/PKI yang disutradai oleh Arifin C. Noer .

 D.N Aidit sudah terlanjur dianggap sebagai atheis, penjahat penuh muslihat dan pengkhianat bangsa yang telah membunuh para jendral secara kejam.

I.3 Fokus Masalah

Dari identifikasi yang telah dipaparkan, maka permasalahan lebih difokuskan pada ;

 Citra negatif dan pola berpikir masyakat Indonesia yang sudah terbentuk sejak masa orde baru terhadap tokoh D.N Aidit.

I.4 Tujuan Perancangan

Dari identifikasi yang telah dipaparkan, maka terdapat rumusan masalah:

(13)

BAB II

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, kata komik dijabarkan sebagai cerita yang dilukiskan dengan gambar-gambar dan dibawah gambar-gambar itu dituliskan ceritanya sesuai dengan yang tampak dalam gambar (Badudu h.156)

Sedangkan didalam kamus umum berbahasa Indonesia dimana kata komik secara umum diartikan sebagai bacaan bergambar atau cerita bergambar (dalam majalah , surat kabar, atau berbentuk buku) (Poerwadarminta h.517)

Sequential Art” (seni yang berurutan), demikian pakar komik Will Eisner menyebut komik. Gambar-gambar jika berdiri sendiri dan dilihat satu persatu tetaplah hanya sebuah gambar, akan tetapi ketika gambar tersebut disusun secara berurutan, meskipun hanya terdiri dari dua gambar, seni dalam gambar tersebut berubah nilainya menjadi seni komik (Scott McCloud, Understanding Comics, 1993, h.5).

(14)

berfungsi sama dengan waktu pada film (Scott McCloud, Understanding Comics, 1993, h.7).

Selanjutnya McCloud (1993) mendefinisikan komik sebagai berikut, “komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (saling berdampingan) dalam urutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari

pembaca.”

Gambar 2.1. Sequential Art

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

Gambar 2.2. Manual Guide

(15)

II..2. Sejarah dan Perkembangan Komik Dunia

Bila mengacu pada pengertian yang dikemukakan oleh Mcloud, komik sudah ada sejak ratusan ratusan tahun yang lalu, bahkan ribuan tahun lalu. Namun “komik” yang ada dimasa itu belum seperti komik yang dijumpai dewasa ini.

Manusia mengenal gambar jauh sebelum manusia mengenal bahasa maupun tulisan. Hal itu diyakini melalui banyaknya temuan gambar-gambar prasejarah. Baik dari coretan-coretan manusia primitif di dinding gua yang ditemukan sekitar 10.000 tahun SM di Eropa Barat, hieroglif dan lukisan bangsa mesir kuno hingga relief-relief pada dinding candi. Semua gambar tersebut merupakan gambar berurutan (sequential art) yang menceritakan suatu kisah tertentu, yang notabene memiliki fungsi tidak jauh berbeda dari komik di masa kini.

Gambar 2.3. Lukisan Gua

Sumber : Irmansyah Lubis, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

(16)

Gambar pada manuskrip yang panjangnya sekitar 36 kaki tersebut tersusun secara berurutan sehingga dapat dibaca menjadi sebuah kisah cerita, persis sama seperti yang terdapat pada komik modern dewasa ini.

Gambar 2.4. Oselot’s Claw

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

(17)

Gambar 2.5. Bayeux Tapestry

Sumber : Irmansyah Lubis, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Jika lebih jauh mundur kebelakang dan mengacu pada pengertian menurut McCloud, lukisan yang dibuat oleh bangsa Mesir kuno dapat juga dikategorikan sebagai komik. Sebuah lukisan yang dibuat sekitar 32 abad

yang lalu dalam kuburan “Menna”, seorang penulis dijaman Mesir kuno.

Keunikan dari lukisan yang berkisah tentang kehidupan bercocok tanam bangsa Mesir kuno ini adalah lukisan tersebut tidak dibaca dari kiri ke kanan seperti kebanyakan komik dewasa ini, namun dibaca secara zig zag dari bawah ke atas.

Gambar 2.6. Lukisan Mesir Kuno

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

(18)

oleh semua kalangan. Demikian halnya dengan komik yang mulai bisa dinikmati khalayak.

Lima abad setelah karya tentang penyiksaan Santo Erasmus (1460) , perkembangan komik di eropa mencapai puncak tertinggi melalui tangan dingin William Hogarth. Karya Hogarth merupakan 6 lembar karya yang berjudul “A Harlot Progress” yang diterbitkan tahun 1731. Karya Hogarth adalah karya yang kaya akan detail serta kisah yang terilhami dari kepedulian sosial. Karya Hogarth awalnya dipamerkan sebagai rangkaian seri lukisan dan kemudian dijual dalam bentuk karya ukir. Dan dipajang secara berurutan sehingga dapat dibaca sebagai suatu kisah cerita. Setelah “A Harlot Progress” munculah kisah lanjutan yang berjudul “ A Rake’s Progress”. Karena kepopuleran karya tersebut, maka untuk melindungi keseluruhan karya disahkanlah undang-undang hak cipta untuk pertama kalinya (Understanding Comics, Harper Perennial, 1993, h.16-17).

Gambar 2.7. The Tortures of Saint Erasmus

(19)

Gambar 2.8. A Harlot’s Progress

Sumber : Irmansyah Lubis, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Bapak dari seni komik modern menurut McCloud adalah Rudolphe Topffer, yang terkenal dengan cerita satir bergambarnya sejak pertengahan tahun 1800. Topffer adalah yang membuat gambar kartun pada sekat-sekat panel dan juga yang pertama kali memperkenalkan kombinasi antara gambar dan tulisan sehingga saling mendukung satu sama lain. Sayangnya Topffer sendiri gagal menyadari seluruh potensi temuannya dan hanya menganggapnya sebagai hiburan, sebagai hobi yang sepele (Understanding Comics, Harper Perennial, 1993, h.17).

Gambar 2.9. Komik Karya Topffer

(20)

Majalah karikatur asal Inggris terus menjaga tradisi komik ini terus bertahan hingga pada awal awad 20, hingga komik yang kita kenal sekarang mulai bermunculan. Di Amerika Serikat perkembangan komik tumbuh dengan pesat. The Kanzenjammer Kids karya Rudolf Dirks tahun 1897 dalam American Humorist, suplemen surat kabar New York Journal merupakan komik pertama yang menggunakan balon kata.

Gambar 2.10. The Kanzenjammer Kids

Sumber : Irmansyah Lubis, Sejarah Komik : Menuju Masa Depan

Pada tahun 1929 munculah The Adventure of Tin Tin oleh Herge pada sebuah surat kabar Belgia dalam bentuk komik strip. Setelah Tin Tin, di Eropa komik untuk anak-anak semakin banyak bermunculan, seperti Smurf, Johan & Pirlouit, Siprou, Asterix dan banyak lagi. Sementara di Amerika sekitar tahun 1930-an Walt Disney membawa tokoh Mickey Mouse dan kawan-kawan kehadapan publik dunia melalui Mickey Mouse Magazine dan mendapat sambutan hangat.

(21)

nasionalisme mereka sedang membara saat itu sangat mengidolakan sosok pahlawan super yang mampu menghapus tirani dan penderitaan dari muka bumi. Komik-komik superhero tersebut turut membentuk ciri khas komik Amerika, yakni banyak menyajikan cerita dan adegan yang mengandung kekerasan.

Pada era tahun 1940-an masyarakat Amerika dan Eropa mulai khawatir akan dampak komik terhadap generasi muda dikarenakan makin banyaknya muata kekerasan dan kriminal di dalam komik. Kekhawatiran mereka mendorong munculnya gerakan penentangan terhadap komik baik di Amerika dan Inggris, yang akhirnya mengakibatkan munculnya sensor terhadap komik pada tahun 1950-an. Ditengah sentimen tersebut munculah Peanuts, komik dengan tokoh utama seekor anjing bernama Snoopy. Kehadiran komik ini merubah wajah komik dunia menjadi lebih intelektual.

Pada awal tahun 1960 komik bertemakan pahlawan super kembali bangkit dengan terbitnya Fantastic Four dan Spiderman. Di tahun ini pula muncul genre baru dalam dunia komik yaitu graphic novel(novel grafis). Tokoh yang terkenal dan banyak mengeluarkan karya-karya novel grafis pada masa itu adalah Will Eisner, yang sering disebut sebagai bapak novel grafis dunia.

Setelah Perang Dunia II, komik Jepang yang dikenal dengan istilah manga mulai beranjak menuju era modernisasi. Salah satu karya muncul saat itu dan menjadi karya yang sangat terkenal dan diakui oleh dunia adalah Astro Boy oleh Osamu Tezuka.

II.3. Sejarah dan Perkembangan Komik Indonesia

(22)

Scott McCloud, maka gambar pada dinding-dinding candi dapat dikategorikan sebagai komik, karena merupakan gambar yang berurutan dan merupakan rangkaian suatu cerita tertentu.

Gambar 2.11. Relief Candi Prambanan Sumber : gonjangganjing.com (8 Agustus 2012)

(23)

Cerita bergambar Put On merupakan cerita bergambar dengan gaya kartun yang menggunakan pendekatan humor. Sedangkan komik atau cerita bergambar memiliki gaya realistik pertama kali muncul pada tahun 1939, yaitu Mencari Putri Hijau karya Nasroen AS yang dimuat dalam harian Ratoe Timoer.

Pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1940-an pers dan media dikebiri fungsinya dan hanya digunakan sebagai alat propaganda Jepang. Namun komik-komik di Indonesia tetap bermunculan dan tidak memiliki kaitan sama sekali dengan propaganda Jepang. Salah satunya adalah cerita legenda Roro Mendut karya B. Margono pada tahun 1942, diharian Sinar Matahari Yogyakarta.

Setelah kemerdekaan Indonesia Harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir serta kisah tentang pendudukan tentara Jepang oleh Abdul Salam pada tahun 1948. Cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan yang diangkat dari cerita rakyat banyak muncul pada tahun 1952, sehubungan dengan situasi politik kala itu. Sri Asih (1952) karya R.A Kosasih, Kapten Jani dan Panglima Najan karya Tino Sidin, dan Mala Pahlawan Rimba

(1957) adalah beberapa contoh komik yang muncul pada masa itu.

(24)

Gambar 2.13. Komik Sie Djie Koei

Sumber : Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998

Gambar 2.14. Komik Garuda Putih

Sumber : Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998

(25)

seperti komik Lahirnya Gatutkaca dan Mahabarata. Tidak hanya budaya dari kisah pewayangan saja, unsur-unsur budaya daerah juga diangkat sebagai kisah dan tema utama dalam cerita komik Indonesia yang diterbitkan kala itu. Beberapa komik yang bertemakan cerita daerah antara lain Lutung Kasarung, Berdirinya Majapahit, Damar Wulan dan sebagainya (Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998).

Gambar 2.15. Contoh Komik Budaya Sumber : Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998

(26)

Gambar 2.16. Komik Indonesia Periode Medan Sumber : Marcel Boneff, Komik Indonesia, KPG 1998

(27)

Gambar 2.18. Si Buta dari Gua Hantu

Sumber : jualkomiklama.blogspot.com ( 14 Agustus 2012)

Memasuki era tahun 1980-an aktivitas komik di Indonesia seakan menghilang. Pasar komik tanah air mulai dibanjiri oleh komik-komik dari Jepang yang dikenal dengan istilah manga yang menghapus habis sejarah panjang perkembangan komik Indonesia. Kini industri komik di Indonesia perlahan mulai bangkit meskipun masih kalah bersaing dari komik-komik asing.

II.4. Unsur-Unsur Dan Jenis Komik

Dalam komik terdapat unsur-unsur atau elemen-elemen yang membentuk komik, diantaranya adalah sebagai berikut;

1. Panel

Panel merupakan bidang membatasi bagian-bagian pada komik. Ada dua macam panel yaitu :

 Panel tertutup

Panel tertutup adalah panel yang dibatasi dengan garis-garis batas. Garis-garis ini disebut frame. Yang paling banyak menggunakan panel ini adalah komik Eropa.

 Panel terbuka

(28)

Komik Amerika dan Jepang pada saat ini banyak menggunakannya.

McCloud meyebutkan satu unsur yang berkaitan dengan rangkaian panel yaitu closure. Closure adalah fenomena mengamati bagian-bagian tetapi memandangnya secara keseluruhan. Closure menghubungkan tiap panel yang dipisahkan oleh suatu ruang di antara panel, yang disebut

disebut “parit”(gutter). Panel komik memisahkan waktu dan ruang menjadi suatu peristiwa yang tidak halus atau jomplang, terputus-putus, serta tidak berhubungan. Closure memungkinkan kita menggabungkan peristiwa-peristiwa tersebut dan menyusunnya menjadi suatu peristiwa yang utuh dalam pikiran. Closure hanya dapat terjadi jika ada partisipasi dari pembaca yang merupakan kekuatan terbesar sebagai sarana utama dalam komik untuk mensimulasikan waktu dan adegan.

Selanjutnya, McCloud menjelaskan jenis-jenis closure, peralihan panel-ke-panel dalam komik, yang dibaginya dalam enam golongan, antara lain:

1. Waktu-ke-waktu(moment-to-moment).

Aksi tunggal yang digambarkan dalam sebuah rangkaian momen.

Gambar 2.19. moment-to-moment

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

(29)

Gambar 2.20. action-to-action

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

3. Subjek-ke-subjek(subject-to-subject).

Serangkaian perubahan subyek yang masih dalam satu adegan, lokasi atau gagasan. Tingkat keikutsertaan pembaca diperlukan agar transisi tersebut bermakna.

Gambar 2.21. subject-to-subject

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

4. Adegan-ke-adegan(scene-to-scene).

Transisi yang membawa pembaca melintasi jarak, ruang dan waktu yang berbeda. Transisi ini memerlukan pemikiran deduktif.

Gambar 2.22. scene-to-scene

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

(30)

Transisi dari satu aspek sebuah tempat, gagasan atau suasana hati ke aspek lain. Pembaca dibawa mengembara melintasi aspek tempat, gagasan dan suasana hati yang berbeda.

Gambar 2.23. aspect-to-aspect

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

6. Non-sequitur.

Transisi yang tidak menunjukkan hubungan yang logis antara panelnya.

Gambar 2.24. non-sequitur

Sumber : Scott McCloud. Understanding Comics (1993)

Pengelompokan di atas bukanlah ilmu pasti, tetapi dapat dijadikan alat untuk mengurai seni becerita dalam komik. Sejauh ini menurut McCloud, jenis peralihan yang paling banyak dipakai dalam komik adalah jenis kedua, yaitu aksi-ke-aksi.

2. Gutter atau Parit

(31)

3. Balon Kata

Balon kata memuat memuat kata-kata yang berkaitan langsung dengan tokoh komik. Ada dua jenis umum balon kata yaitu :

 Balon kata normal

Balon kata yang menunjukkan percakapan dengan nadadan emosi yang normal

 Balon kata ekspresi

Balon kata yang menunjuk ekspresi atau emosi sang tokoh saat berbicara seperti sedang marah, berteriak, takut, berbisik, bicara dalam hati dan sebagainya.

4. Narasi

Narasi adalah keterangan yang disampaikan oleh komikus untuk membantu pembaca memahami adegan atau alur cerita, dan disampaikandalam bentuk kata-kata. Komik Jepang biasanya menggunakan lebih sedikit narasi dari komik Amerika.

5. Efek

Dalam pembuatan komik biasanya dikenal dua macam efek yakni :

 Efek Suara

Ditampilkan dalam bentuk tulisan untuk menyatakan bunyi tertentu. Bentuk tulisan atau font menyesuaikan suara atau bunyi yang diwakili.

 Efek Gerak

(32)

Adapun jenis-jenis komik yang banyak beredar dewasa adalah sebagai berikut;

1. Komik Strip

Komik strip adalah komik pendek yang terdiri dari beberapa panel dan biasanya muncul di surat kabar. Komik strip biasanya bertema humor dan bergaya atau kartun karikatur.

2. Buku Komik

Buku komik adalah kumpulan halaman komik yang dijilid rapid an diterbitkan secara berkala. Di Indonesia buku komik umumnya hanya memuat satu judul saja, sedangkan di Jepang beredar dalam format satu buku yang terdiri dari bebera[a judul komik. Komik jenis ini juga dikenal dengan sebutan comic magazine.

3. Graphic Novel

Graphic Novel atau novel grafis adalah komik yang memiliki gaya cerita yang naratif. Cerita pada novel grafis biasanya lebih kompleks dan cenderung ditujukan untuk pembaca dewasa.

Menurut Mario Saraceni dalam buku The Language of Comics (2003), istilah novel grafis semata digunakan untuk memberikan

istilah yang lebih „baik‟ (baca : dewasa) bagi komik.

4. Webcomic

Adalah komik yang diterbitkan melalui media internet.

Kelebihan dari webcomic adalah semua orang dapat menerbitkan komiknya sendiri dengan biaya relatif murah dan dapat diakses oleh semua orang diberbagai belahan dunia.

5. Komik Instruksional

(33)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan dari pembuatan media informasi tentang sosok seorang tokoh bernama D.N Aidit ini meliputi berbagai pendekatan dan strategi agar pesan yang ingin disampaikan melalui media informasi ini dapat ditangkap dengan benar oleh audiens.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

III.1.1.1 Pendekatan Visual

Pendekatan secara visual adalah pendekatan paling dominan dalam penyampaian informasi dari masalah yang diangkat. Pendekatan komunikasi secara visual ini dipilih karena penyampaian informasi secara visual lebih mudah dipahami oleh audiens. Mengingat informasi yang disampaikan adalah informasi sejarah, hal yang dianggap berat dan membosankan oleh sebagian orang.

Media utama yang dipilih untuk menyampaikan informasi tentang sosok Aidit adalah buku novel grafis. Media ini dianggap paling tepat karena novel grafis adalah komik yang memiliki segmentasinya kalangan dewasa. Komik Sosok Dibalik Nama D.N Aidit adalah komik yang memiliki konten dan cerita yang memang ditujukan untuk kalangan usia diatas 18 tahun.

III.1.1.2 Pendekatan Verbal

(34)

lebih dapat memahami maksud dan isi dari ilustrasi yang ada pada buku novel grafis tentang D.N Aidit.Tulisan pada media informasi ini bergaya narasi yang menceritakan kisah hidup D.N Aidit sesuai pada ilustrasi (visual) yang ada. Gaya ini mendukung ilustrasi yang kebanyakan adalah rekonstruksi ulang adegan-adegan dari masa ke masa dalam hidup seorang Aidit yang benar-benar pernah terjadi, sehingga audiens merasa dibawa kembali ke masa dimana peristiwa tersebut terjadi. Narasi menggunakan bahasa yang baku untuk memberi kesan bertutur yang serius, sedangkan teks pada dialog menggunakan bahasa dan istilah-istilah sehari-hari yang biasa digunakan pada masa terjadinya peristiwa tersebut.

III.1.2 Strategi Kreatif

Diperlukan strategi yang kreatif untuk menarik minat orang terhadap kisah tokoh D.N Aidit yang hampir terlupakan oleh masyarakat. Salah satunya adalah dengan merancang sebuah buku novel grafis. Buku yang berisi ilustrasi rentetan peristiwa yang mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang Aidit, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan menarik minat orang untuk membaca.

III.1.3 Strategi Media

(35)

Fidel Castro, untuk memunculkan kesan semagant perjuangan dan revolusioner.

Gambar 3.1. Sampul Muka Novel Grafis Che Guevara Sumber : amazon.com (14 Agustus 2012)

Gambar 3.2. Sampul Muka Novel Grafis Castro

Sumber : esquizofia.wordpress.com (14 Agustus 2012)

Untuk mendukung media utama, diperlukan media-media lain yang berguna sebagai media promosi dan gimmick, yang dapat memberikan nilai lebih pada media utama.

Media-media yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:

(36)

Poster merupakan salah satu media promosi yang ditempelkan pada tempat-tempat strategis untuk menginformasikan produk yang akan dijual.

Sementara flyer dapat dibagikan kepada masyarakat ditempat tempat tertentu.

Tampilan visual pada poster dan flyer disesuaikan dengan sampul muka novel grafis yang dibuat untuk menangkap atmosfir yang sama, dan juga pemberian identitas dan penguatan tokoh Aidit sebagai tokoh utama pada novel grafis ini agar mudah dikenali.

o X-Banner

Juga merupakan media promosi, namun penempatannya hanya di toko-toko buku dimana buku tersebut dijual. X-banner ini diletakkan dipintu masuk yang berfungsi sebagai penanda bahwa toko buku tersebut menjual buku novel grafis Sosok Dibalik Nama D.N Aidit. Visual yang terdapat pada X-Banner juga sama dengan sampul muka dan poster agar makin menanamkam sosok Aidit dibenak khalayak.

o Chain Flag

Fungsi chain flag relatif sama seperti x-banner, namun chain flag memiliki nilai estetis yang lebih baik.

Wajah Aidit sengaja ditampilkan pada chain flag juga untuk memperkuat penokohan Aidit.

o Pin dan Pembatas Buku

Pin dan pembatas buku merupakan cinderamata yang diberikan kepada setiap pembeli buku novel grafis Sosok Dibalik Nama D.N Aidit.

III.2 Konsep Visual

(37)

dari sebuah gagasan yang didapat melalui sebuah proses pendekatan dan pendalaman materi dari semua permasalahan.

Konsep visual meliputi :

III.2.1 Format Desain

Buku ini merupakan buku novel grafis berukuran A5 ( 14.8 x 21 cm). Format desain yang digunakan cenderung sama dengan novel grafis atau komik yang sudah ada, yaitu sebuah buku cerita dengan ilustrasi hitam putih. Sampul muka menampilkan sosok Aidit dalam posisi berdiri membelakangi dan menoleh kebelakang dengan bayangan gelap terang yang kontras. Pose ini bertujuan untuk memberikan kesan Aidit yang misterius. Warna merah pada latar belakang mengisyarakat ideologi komunis yang dianut Aidt, sedangkan bingkai hitam disekelilingnya dapat dianalogikan bahwa banyak hal dan fakta-fakta disekitar Aidit yang masih belum terungkap hingga kini.

Gambar 3.3. Sampul Muka Sumber : pribadi

III.2.2 Tata Letak (Lay Out)

(38)

panel-panel yang berisikan gambar yang menceritakan rentetan suatu kejadian tertentu pada suatu waktu, yang dilengkapi dengan balon kata.

Untuk menghindari kebosanan, panel dibuat bervariasi. Mulai dari panel tertutup hingga panel terbuka yang biasanya dibuat untuk memberi kesan megah saaat menampilkan satu kejadian kolosal. Modifikasi pada garis panel yang dibuat tidak rapi untuk memunculkan kesan dramatis pada suatu adegan tertentu.

Gambar 3.4. Contoh Panel Terbuka Sumber : pribadi

(39)

III.2.3 Tipografi

Penggunaan huruf pada media informasi ilustrasi komik harus diperhatikan karena antara konsep dan tipografi yang akan dibuat untuk media informasi harus memiliki kekuatan yang seimbang dalam menyampaikan pesan visual. Jenis huruf yang digunakan adalah sebagai berikut :

Anime Ace

ABCDEFGAHIJKLMNOPQRSTUVXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

,.:”?><{}@#$%^

Gambar 3.6. Aplikasi font pada narasi

Sumber : pribadi

Huruf ini memberi kesan santai, bermain dan tidak serius. Sangat cocok dipakai untuk balon kata pada sebuah komik atau novel grafis dan memperkuat kesan “bercerita” pada komik ini. Huruf ini adalah tipikal huruf yang sering dipakai pada sebuah komik.

Compacta Black BT

ABCDEFGHAIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

(40)

1234567890./;’{};1!@#

Gambar 3.7. Aplikasi font pada poster Sumber : pribadi

Huruf ini dipakai pada judul disampul muka, dan media-media pendukung seperti poster. Huruf ini memberikan kesan kuat, kokoh dan tegas. Sifat yang muncul dari huruf tersebut dapat menciptakan kesan yang sama pada tokoh Aidit yang menjadi tokoh utama.

III.2.4 Ilustrasi

(41)

Gambar 3.8. Bagian dalam novel grafis Castro Sumber : culturacomic.com (14 Agustus 2012)

Gambar 3.9. Cuplikan Sosok Dibalik Nama D.N Aidit Sumber : pribadi

III.2.5 Warna

Warna yang dominan digunakan untuk media ini adalah warna hitam dan putih. warna-warna ini dipilih karena dapat memberi karakter yang kuat dan juga sederhana. Mengingat gaya iustrasi yang sudah cukup detail.

(42)

R = 0 C = 100 G =0 M =100 B =0 Y = 100

K =100

R = 100 C = 0 G =100 M = 0 B =100 Y = 0 K =0

R = 255 C = 0 G =0 M = 100 B =0 Y = 100

K = 0

R = 255 C = 0 G =255 M = 0 B =0 Y = 100

(43)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Buku dibuat untuk menceritakan ulang kisah kehidupan seorang tokoh yang semasa hidupnya menjadi tokoh yang dianggap kontroversial dan tak layak untuk dibicarakan, seorang tokoh yang dikenal sebagai pemimpin yang memajukan Partai Komunis Indonesia dan dalang utama Pemberontakan 30 September 1965, D.N. Aidit. Kisah D.N. Aidit akan dikupas ulang dalam sudut pandang sehingga pembaca dapat melihat sejarah secara lebih adil.

Untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan dari segala aspek, mulai dari konsep visual, strategi pemilihan media dan juga teknis produksi. Dalam produksi, semua media dipertimbangkan agar dapat menciptakan efektifitas untuk menyampaikan pesan. Setiap media memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, serta penempatan media yang berbeda juga. Berikut adalah media-media beserta teknis produksinya:

IV.1 Buku Novel Grafis

Media : Sampul Buku

(44)

Material : Kertas Mohawk LooP Unxwell

Vellom Eco White 298 gr

Teknis Produksi : Digital Printing

Media : Isi Buku

(45)

IV.2 X - Banner

Ukuran : 160 x 60 cm

Material : Syntetic Paper 170 GSM

Laminasi Doff

Teknis Produksi : Digital Printing

IV.3 Poster

(46)

IV.4 Pin

Ukuran : 2.5 x 2.5 cm Material : Plastik

Teknis Produksi : Digital Printing

IV.5 Pembatas Buku

(47)

IV.6 Leaflet

Ukuran : 20 x 10 cm Material : Art Paper 150 gr Teknis Produksi : Digital Printing

IV.7 Chain Flag

Ukuran : 20 x 20 cm Material : Art Paper 210 gr

Double Side

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

TEMPO. (2010). Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara. Jakarta: KPG

Roosa, John. (2008). Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto. Jakarta: Hasta Mitra.

Oltman, Willem. (2001). Dibalik Ketrlibatan CIA. Jakarta: Aksara Karunia. McCloud, Scott. (1993). Understanding Comics : The Invisible Arts. Harper Perennial.

Poerwadarminta. (1991). Kamus Lengkap Inggris – Indonesia. Jakarta Bonnef, Marcel. (1998). Komik Indonesia.Jakarta: KPG

Gumira Ajidarma, Seno. (2011). Panji Tengkorak, Kebudayaan dalam Perbincangan. Jakarta: KPG

Sumber Situs:

Irmansyah Lubis, S.Sos., M.Sn. 2011(18 Oktober). Sejarah Komik : Menuju Masa Depan.

Tersedia di :http://www.slideshare.net/bapakranger/02-sejarah-komik-menuju-masa-depan

(8 Agustus 2012)

2011 (23 Maret) Relief Candi Prambanan.

Tersedia di: http://www.gonjangganjing.com/wp-content/uploads/2011/03/Relief-Candi-Prambanan.jpg

(14 Agustus 2012)

2008 (2 Agustus). Gundala: 1000 Pendekar

Tersedia di :http://oldcomics.files.wordpress.com/2008/02/gundala-1000-pendekar.jpg

(49)

Teguh. 2010 (28 Desember) Si Buta Dari Gua Hantu Tersedia di :

http://3.bp.blogspot.com/_6xLb70caNWI/TRk3jBOrpSI/AAAAAAAAIBQ/dO2J m8KueS0/s1600/Sibuta%2BDari%2BGua%2BHantu%2BLama%2B2.jpg (14 Agustus 2012)

amazon.com. 2009 (30 Oktober). Libertad! Che Guevara / Freedom! Che Guevara

Tersedia di:

http://ecx.images-amazon.com/images/I/51Az90uvDCL._SL500_AA300_.jpg (14 Agustus 2012)

Reinhard Kleist. 2011 (5 Maret). Castro.

Tersedia di: http://esquizofia.files.wordpress.com/2011/03/fidel-castro-comic-book.jpg

(14 Agustus 2012)

Alvamarquina. 2008 (30 Desember). Fidel Castro Comic

(50)

Riwayat Hidup Penulis

DATA PRIBADI

Nama : Fahli Osmana

Fakultas : Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

NIM : 51907150

Kelas : DKV-4

Tempat/Tanggal lahir : Pekanbaru / 25 Desember 1979 Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat di Bandung : Jln. Pasirlayung Selatan II No.54A

No. Telp : 085624027856

Email : nujum_hitam@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1986 - 1988 SD GLAGAH 1 YOGYAKARTA 1988 - 1992 SD NEGERI 008 PEKANBARU 1992 - 1994 SMPN 4 PEKANBARU

1994 - 1995 SMPN 3 TANJUNGPINANG, 1995 - 1997 SMAN 1 TANJUNGPINANG 1997 - 1998 SMAN 1 BANDUNG

1998 – 2000 FAK. HUKUM UNIVERSITAS PARAHYANGAN 2000 – 2002 FAK. HUKUM UNIVERSITAS PADJAJARAN

2007- 2012 FAK. DESAIN UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

PENDIDIKAN NON FORMAL

Kerja Praktek di CV. TRYINC ENTERPRISE (2010)

Gambar

Gambar 2.1. Sequential Art
gambar-gambar prasejarah. Baik dari coretan-coretan manusia primitif di
Gambar pada manuskrip yang panjangnya sekitar 36 kaki tersebut
gambar dan tulisan sehingga saling mendukung satu sama lain. Sayangnya
+3

Referensi

Dokumen terkait