85
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., Khan, A., Khan, S., & Noushadi, S. (2014). Early Marriage : A Root of Current Physiological and Psychososial Health Burdens. International Journal of Endorsing Health Science Research, 2(1), 50-53
Ana, L. K. (2016). MengapaPernikahan Usia Remaja Seharusnya Dilarang.
Kompas. Diunduh dari
http://health.kompas.com/read/2016/04/06/180000123/Mengapa.Pernikaha n.Usia.Remaja.Seharusnya.Dilarang
Creswell, J. W. (2012). Research Design : Pendekatan kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga (Terjemahan oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta : Pustaka Belajar
Daradjat, Z. (2002). Remaja sebagai Anak yang Ada pada Masa Peralihan Menuju Usia Dewasa. Jakarta: Pradnya Paramita
Diananda, E. (2016). Makna Kebahagiaan dalam Pernikahan pada Remaja Awal yang Melakukan Pernikahan Siri di Kelurahan Sidodadi Samarinda.PSIKOBORNEO, 4(2), 416-424
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2003). Personality, Culture, and Subjective Well-Being: Emotional and Cognitive Evaluations of Life. Annual Review Psychol, 54, 403-425
Diener, E. (2000). Subjective Well-Being :The Science of Happiness and a Proposal for a National Index. Journal American Psychologist,55(1), 34-43
Diener, E., Lucas, R. E., & Oishii, R. (2005).The Satisfaction with Life Scale.Journal of Personality Assesment, 49, 71-75
Diener, E., Scollon, C. N., Lucas, R. E. (2003). The evolving concept of subjectivewell-being: The multifaceted nature of happiness. Journal (Online), 15, 187–219. Diunduh dari http://www.psych.uiuc.edu
Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999).Subjective well-being: Three Decades of Progress. Psychological Bulletin, 125(2), 276-302
Docherty, G. (2007). The Effects of Romantic Dissolution on Well Being.Psychological Bulletin, 127, 276-312
http://www.solopos.com/2016/08/07/22-86
remaja-sragen-jalani-pernikahan-dini-terbanyak-dipicu-hamil-duluan-743173
Duran, S., & Barlas, G. U. (2016).Effectiveness of psychoeducation intervention on subjective well-being and self compassion of individuals with mental disabilities.International Journal of Research in Medical Sciences, 4(1), 181-188
Eddington, N., & Shuman, R. (2005).Subjective well-being (Happiness).Continuing Psychology Education:6 Continuing Education Hours
Eid, M., & Diener, E. (2004).Global Judgments of Subjective Well-Being: Situational Variability and Long-Term Stability. Social Indicators Research, 65(3), 245-277
Eid, M., & Larsen, R. J. (2008).The Science of Subjective well-being. New York: The Guilford Pres
Eny.(2013). 7 Riset Menarik Pernikahan, Soal Seks Hingga Hubungan
denganMertua.Detik.com. Diunduh dari
http://wolipop.detik.com/read/2013/01/07/074529/2134561/854/7-riset-menarik-pernikahan-soal-seks-hingga-hubungan-dengan-mertua
Fajriyah.,& Laksmiwati, H. (2014). Subjective Well-Being pada Pasangan yang Menikah karena Hamil.Character. 03(2), 1-9
Fatkhuri. (2011). Pernikahan Dini: Permasalahan, Dampak dan Solusinya dalam Perspektif Bimbingan Konseling Keluarga Islami (Studi Kasus di Desa Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang tahun 2008-2011).Skripsi. Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Frey. (2002). What Can Economists Learn from Happiness Research?. Journal of Economic Literature, 40: 402-435
Gunarsa, D. (2012). Psikologi Keluarga. Jakarta : PT BPK. Gunung Mulia
Hadikusuma, H. (2007). Hukum Perkawinan Indonesia ; Menurut Perundangan, Hukum Adat, & Hukum Agama. Bandung: CV. Mandar Maju
Hakim, L. (2004).Buku Pegangan Kuliah : MetodologiPenelitian. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hasan, H. (1988). Mewujudkan Keluarga Bahagia & Sejahtera.Surabaya: CV. Amin Surabaya
87
Herbyanti, D. (2009). Kebahagiaan (Happiness) pada Remaja di Daerah Abrasi.Jurnal Ilmiah Psikologi, 11(2),
Hukumonline. (n.d). Batas Usia Kawin Cegah Pernikahan Dini : Pengaturan batas umur perkawinan memberi kepastian hukum. Diunduh dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt536ced2eafaf5/batas-usia-kawin-cegah-pernikahan-dini
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga
Itares, M. (2015).Fenomena Pernikahan di Usia Muda di Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak.Jurnal S-1 Sosiologi, 3(1), 1-16
Joshi, U. (2010). Subjective well-being by Gender.Journal of Economics and Behavioral Studies, 1(1), 20-26
Julianto, A. P. (2016). Pernikahan Usia Dini Bisa Hambat Laju Ekonomi.
Kompas. Diunduh dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/07/20/153639126/pernikaha n.usia.dini.bisa.hambat.laju.ekonomi
Kasım, B., Cem, U., Mustafa, K., Süleyman, S., İsmail, B., Ubeydullah, D., Yaşar, T., & Süleyman, G.(2015) Evaluation of the Early Age Married Girls Applying to Our Department. Open Journal of Pediatrics, 5, 334-338.
Levenson, R. W., Carstensen, L. L., & Gottman, J. M. (1993). Long-Term Marriage: Age, Gender, and Satisfaction. Psychology and Aging, 8(2), 301-313
Linley, P.A., & Joseph, S. (2004). Positive Psychology in Practice.New Jersey: John Wiley & Sons. Inc
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2013). Human Development (Perkembangan Manusia) Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika
Puspitasari, F. (2006). Perkawinan Usia Muda : Faktor-Faktor Pendorong dan Dampaknya terhadap Pola Asuh Keluarga (Studi Kasus di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Ratnawati, P. (2014). Keharmonisan Keluarga antara Suami Istri Ditinjau dari Kematangan Emosi pada Pernikahan Usia Dini. Jurnal Psikologi Universitas Semarang. 155-165
88
Soerjono, S. (2004).Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta
Subhan, Z. (2004).Menuju Keluarga Sakinah. Yogyakarta : Pustaka Pesantren
Surya, M. (2001).Bina keluarga. Semarang: CV Aneka Ilmu
Tawiyah, K., & Dabone.(2014). Effects of Age on Marital Satisfaction of Married People in Sunyami Municipality.International Journal of Research In Social Science, 3(8), 48-57