• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEGENDA PUTERI PUKES DI TINJAU DARI PERSPEKTIF SEJARAH LISAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LEGENDA PUTERI PUKES DI TINJAU DARI PERSPEKTIF SEJARAH LISAN."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LEGENDA PUTERI PUKES DITINJAU

DARI PERSFEKTIF SEJARAH LISAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ADITYA DARMA

NIM. 3113321001

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Aditya Darma. NIM. 3113321001. Legenda Puteri Pukes Di Tinjau Dari Persfektif Sejarah Lisan. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cerita legenda puteri pukes, bagaimana masyarakat memelihara cerita puteri pukes secara bertutur, tanggapan masyarakat mengenai cerita legenda puteri pukes, potensi legenda puteri pukes menjadi tempat objek wisata.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Sejarah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi foto. Untuk menganalisis data dilakukan beberapa tahapan yaitu pengumpulkan sumber, melakukan verifikasi data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan.

Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh Cerita legenda puteri pukes berasal dari terjadi pernikahan antara puteri yang berasa dari kampong Nosar dan pria yang berasal dari kampung Delong, yang dimana sang puteri berubah menjadi batu akibat mengabaikan perkataan orang tuanya yang tidak boleh melihat ke belakang apabila telah berjalan menuju kampung halaman si pria terseebut.

Masyarakat memelihara cerita puteri pukes ini secara tutur yaitu cerita ini akan diturunkan kepada keturunan nya sehingga terpelihara cerita ini sampai turunan mereka selanjutnya

Tanggapan masyarakat mengenai cerita puteri pukes tersebut kembali ke keyakinan mereka bagaiman mereka mengartikan cerita puteri pukes ini sendiri, karena bisa saja terjadi pada zaman dahulu sesuai kehendak oleh ALLAH SWT.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Cerita Legenda Puteri Pukes Di Tinjau Persfektif Sejarah Lisan”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan, terutama kurangnya pengalaman penulis dalam penyusunan karya ilmiah serta keterbatasan pengetahuan, namun demikian berkat bantuan dan bimbingan Ibu Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan nasehat sehingga skripsi ini dapat terwujud sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staf – stafnya yang telah membantu kelancaran urusan akademik maupun administrasi selama menjalani perkuliahan.

2. Bapak Dr. H. Restu MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya. 3. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A, selaku ketua Jurusan Pendidikan Sejarah. 4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, selaku sekretaris jurusan pendidikan

sejarah.

5. Ibu Dra. Lukiraningsih, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji skripsi.

(6)

8. Seluruh dosen-dosen dan staf administrasi di Jurusan Pendidikan Sejarah, terima kasih yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada penulis, selaku mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah.

9. Teristimewa kepada Orang Tua Penulis, Ayah Dr. Arwansyah, M.Si dan Ibu Asnawati Torong yang penulis cintai, kasihi dan sayangi. Terima kasih karena selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi, moril, dan selalu mendoakan penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dan akhirnya mendapat gelar sarjana. Semoga senantiasa Ayah dan Ibu dalam lindungan dan limpahan berkah Allah SWT.

10. Terima kasih kepada adik-adik penulis yang telah memberikan dukungan, motivasi dan semangat kepada penulis.

11. Terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis, Surya Aymanda Nababan, Bayu Astawa Putra Fikih Arul Lansyah, Beny Junior Kaban, Ridho Gilang Saragih, dan Putra Pratama yang selama ini telah banyak membantu dan memberi dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Terima kasih buat teman-teman seperjuangan A/B Ekstensi 2011.

13. Teman-teman PPLT SMP N 1 Achwali Putra, Nata Putra, Vany Hutapea, Ester, Marlina Silaen, Vita, Rizky Rantoni, Risky Azhara, Susan Boangmanalu, dan Suci Handayani.

Medan Juni 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kerangka Konsep... 6

1. Konsep Legenda... 6

2. Konsep Mitos ... 7

3. Konsep Fakta ... 7

4. Konsep Sejarah Lisan ... 8

B. Kerangka Berfikir ... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 10

A. Metode Penelitian ... 10

B. Sumber Data... 11

C. Lokasi Penelitian... 12

(8)

E. Teknik Analisa Data ... 13

BAB IV PEMBAHASAN ... 16

A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Aceh Tengah... 16

1. Sejarah Kabupaten Aceh Tengah... 16

2. Letak Geografis... 22

B. Cerita Legenda Puteri Pukes ... 24

1. Cerita Legenda Puteri Pukes Berdasarkan Literatur ... 24

2. Cerita Legenda Puteri Pukes Berdasarkan Hasil Wawancara Dengan Masyarakat Gayo... 36

C. Masyarakat Memelihara Cerita Puteri Pukes Secara Bertutur... 52

D. Tanggapan Masyarakat Mengenai Cerita Puteri Pukes ... 54

E. Faktor – Faktor Yang Mendukung Puteri Pukes Menjadi Tempat Objek Wisata... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

Lokasi Peta dan Photo Lampiran

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Gottschalk, Louis.Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-PRES).

Moleong, J Lexy. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sjamsuddin, Helius. 2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak.

Syukri. 2006. Sarakopat, Sistem Pemerintahan Tanah Gayo dan Relevansi Terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah. Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Thompson, Paul. 2012.Teori dan Metode Sejarah Lisan.Yogyakarta: Ombak.

Hurgronje, Snouck. 1996. Gayo Masyarakat dan Kebudayaan Awal Abad ke – 20. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasan, Affan. 1980.Kesenian Gayo dan Perkembangannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Melalatoa, M.J. 1982.Kebudayaan Gayo.Jakarta: Balai Pustaka.

Ibrahim, Mahmud. 2013.Nilai – Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Gayo.Banda Aceh: Al-Mumtaz Institute.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Daerah yang merupakan wilayah tempat tinggal orang Gayo pada umumnya, terletak di tengah – tengah wilayah adminstratif yang kini di sebut Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah tempat tinggal suku bangsa Gayo ini dikenal juga dengan nama Dataran Tinggi Gayo.

Dataran tinggi ini merupakan bagian dari rangkaian Bukit Barisan yang melintasi Pulau Sumatera. Lingkungan alam yang berbukit – bukit ini, rupanya telah menyebabkan orang – orang Gayo terbagi kedalam kelompok – kelompok. Antara kelompok – kelompok itu sejak waktu yang relatif lama hampir tidak ada kontak satu dengan yang lain, karena tiadanya prasarana perhubungan yang baik (Melalatoa, 1982 : 23).

Suku bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam empat daerah, yaitu Gayo Laut atau disebut juga Gayo Laut Tawar, yang mendiami daerah sekitar danau Laut Tawar, Gayo Deret atau Gayo Linge yang mendiami daerah sekitar Linge – Isaq, Gayo Lues yang mendiami daerah sekitar daerah Gayo Lues, dan Gayo Serba jadi yang mendiami daerah sekitar Serba jadi – Sembuang Lukup, termasuk kedalam daerah Aceh Timur (BuntulKubu, 1980 : 21)

(12)

yaitu bahasa Gayo, dengan dialek yang sedikit bervariasi antar wilayah tersebut. Masyarakat Gayo menempuh kehidupan secara tertib dan tentram, karena diikat oleh nilai – nilai agama islam dan nilai – nilai adat secara padu. Prinsip tersebut di tetapkan dalam 45 pasal ada tmasyarakat Gayo dalam wilayah kerajaan lingga (linge) yang di tetapkan dalam musyawarah merah (reje) Lingga, CikSerule(Ulama), pemimpin adat (petuwe) dan cerdik pandai (uluniakal) kerajaan Lingga (Ibrahim, 2013 : 16). Masyarakatnya hingga kini banyak bergerak di bidang pertanian, peternakan, dan juga perikanan. Masyarakat Gayo menganut paham patrinial dimana didalam satu rumah biasanya didiami oleh satu keluarga batih, walaupun ada keluarga baru mereka akan membuat rumah disekitar rumah induk, begitu seterusnya, hingga terbentuk satu kampung yang merupakan satu belah.

Kerajaan Lingga atau linge tidak asing bagi seluruh penduduk di tanah Aceh dan Gayo. Negeri linge adalah suatu negeri yang asli dari seluruh kepulauan Sumatera. Suatu kerajaan yang tidak diketahui kapan dan siapa yang mendirikannya, bahkan seakan – akan seperti suatu kerajaan yang berdiri (terbentuk) dengan sendirinya namun diyakini sebagai cikal baka lsebuah pemerintahan yang berasal dari Linge. (Asharyadi, 2008 : 2)

(13)

masyarakat. Agama islam tidak menutup ruang atas berlanjutnya tradisi lokal seperti legenda sebagai cerita rakyat.

Aceh tengah sebagai daerah wisata memiliki potensial keparawisataan yang tidak kalah di bandingkan dengan Daerah lain di Nanggroe Aceh Darussalam maupun di Indonesia. Sehingga Aceh tengah dapat mengkontribusikan andilnya untuk pertumbuhan dan perkembangan parawisata Nasional. Aceh tengah dijadikan sebagai daerah tujuan wisata karena memiliki suatu keunikan tersendiri, baik aspek alamny amaupun aspek budayanya .Keunikan aspek alamnya disini adalah Danau LautTawar (Syukri, 2006 : 54)

Danau ini terletak dekat kampong Takengon pada ketinggian 1205 m di atas permukaan laut dengan luas 46,5 km persegi. Danau ini tampaknya bukan danau kawah, walaupun letaknya berdekatan dengan ‘Bur niTelong’, gunung api yang masih aktif terletak di sebelah utara, danGunung Geureudong yang di sebut ‘Bur Kul’ oleh orang Gayo (Hurgonje, 1996 : 3)

Di kabupaten Aceh Tengah terdapat kurang lebih 16 objek wisata yang dapat dipromosikan, tersebar hampir di seluruh Kecamatan. Salah satunya Loyang Sekamatau Goa Puteri Pukes yang terletak di Desa Pukes Kota Takengon (Syukri, 2006 : 55 - 56). Puteri pukes merupakan salah satu tempat objekwisata yang letaknya di sebalah Timur dari Danau Laut Tawar, di mana terdapat Gua yang di namakan Goa pukes. Di dalamnya terdapat sebuah patung yang menyerupai seorang Puteri dan bebrapa peninggal lainnya (artefak).

(14)

mana di sini seorang Puteri yang di kutuk oleh ibunya menjadi batu. Belum ada buku atau literature yang menulis tentang Legenda Puteri Pukes ini, karena belum adanya fakta atau data yang tertulis atau secara lisan mengenai Legenda Puteri Pukes ini sehingga membuat saya untuk melakukan penelitan mengenai”Legenda Puteri Pukes Di Tinjau Dari Persfektif Sejarah Lisan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Cerita tentang Legenda Puteri Pukes

2. Bagaimana masarakat memelihara Cerita Puteri Pukes secara bertutur terus – menerus.

3. Tanggapan masyarakat tentang cerita Puteri Pukes

4. Potensi legenda Puteri Pukes menjadi tempat objek wisata.

C. Pembatasan Masalah

(15)

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cerita Legenda Puteri Pukes?

2. Bagaimana masyarakat memelihara cerita Puteri Pukes?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai cerita Puteri pukes secara lisan?

4. Faktor – faktor apa saja yang mendukung puteri pukes menjadi tempat objek wisata?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui Legenda tentang Puteri Pukes

2. Untuk mengetahu bagaimana masarakat memelihara cerita Puteri Pukes tersebut secara bertutur.

3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai cerita Puteri Pukes secara lisan.

(16)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dalam penelitian ini nantinya adalah :

1. Sebagai referensi tambahan terhadap penelitian – penelitan mengenai Legenda Puteri Pukes

2. Sebagai pengumpulan bahan dalam penelitian mengenai Legenda Puteri Pukes

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah dilakukan maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Cerita legenda puteri pukes berasal dari terjadi pernikahan antara puteri yang berasa dari kampong Nosar dan pria yang berasal dari kampung Delong, yang dimana sang puteri berubah menjadi batu akibat mengabaikan perkataan orang tuanya yang tidak boleh melihat ke belakang apabila telah berjalan menuju kampung halaman si pria terseebut.

2. Masyarakat memelihara cerita puteri pukes ini secara tutur yaitu cerita ini akan diturunkan kepada keturunan nya sehingga terpelihara cerita ini sampai turunan mereka selanjutnya.

3. Tanggapan masyarakat mengenai cerita puteri pukes tersebut kembali ke keyakinan mereka bagaiman mereka mengartikan cerita puteri pukes ini sendiri, karena bisa saja terjadi pada zaman dahulu sesuai kehendak oleh ALLAH SWT.

(18)

dan kota bintang, Puteri pukes itu sendiri salahs satu legenda yang terkenal di daerah Takengon, dan Goa puteri pukes itu sendiri telah menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dan telah di pugari menjadi salah satu objek wisata di Takengon.

B. Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan di lapangan, peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermamfaat bagi para pembaca khususnya bagi masyarakat Gayo diantaranya:

1. Di harapakan kepada masyarakat Gayo agar memelihara dan melestarikan cerita Legenda Puteri Pukes, agar dapat di jadikan warisan budaya ke pada anak cucu kita nantinya.

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan Debt to asset ratio mengalami penurunan dari tahun ke tahun disebabkan oleh jumlah aktiva yang dimiliki Koperasi karyawan “Sumber Energi” Banjarmasin jauh

secara biologis laki-laki, berumur 15 tahun atau lebih dan telah tinggal di kota survei paling tidak selama satu bulan, serta telah berhubungan seks dengan seorang

Dari pendapat kedua orang yang sangat penting dalam film tersebut meunjukkan bahwa film Rudy Habibie dibuat untuk meyebarkan semangat nasionalisme kepada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa kesalahan siswa pada aljabar paling banyak terdapat pada aspek soal cerita. Sedangkan kesalahan paling sedikit adalah pada

Lasdi (2009) menyatakan bahwa manajer perusahaan dengan biaya litigasi ekspektasian yang tinggi mempunyai kecenderungan yang lebih kuat untuk menggunakan akuntansi

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah melalui penggunaan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

Jaringan harus dimasukkan ke dalam larutan fiksasi secepat mungkin setelah diambil dari tubuh, apalagi bila organ tersebut mudah membusuk misalnya otak, hati,

Dasar ini boleh memberikan akses kepada semua murid mendapatkan faedah daripada penglibatan dalam sukan khususnya kepada murid yang kurang atau tidak aktif.. Murid-murid pada zaman