• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII-3 SMP NEGERI 2 SUNGGAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII-3 SMP NEGERI 2 SUNGGAL."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII-3 SMP NEGERI 2 SUNGGAL

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

ALBINA HERAWATY HUTAGAOL NIM. 8136176001

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Albina Herawaty Hutagaol. Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbantuan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Di kelas VII-3 SMP Negeri 2 Sunggal. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peningkatan kreativitas siswa, hasil belajar IPA siswa dan respon siswa melalui penerapan pembelajaran guided dicovery berbantuan mind mapping. Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) melalui dua siklus pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kreativitas diperoleh melalui observasi saat pembelajaran berlangsung dan dihitung persentase yang memperoleh kategori amat baik, baik, cukup dan kurang. Peningkatan hasil belajar diperoleh dengan melakukan pretes dan postes setiap siklus,dan hasilnya dikategorikan dalam tuntas dan tidak tuntas. Tuntas apabila siswa memperoleh nilai diatas atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75 dan tidak tuntas apabila memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal serta secara klasikal tuntas apabila siswa yang tuntas mencapai 75%. Peningkatan respon siswa diperoleh melalui angket terhadap siswa yang diberikan setiap akhir siklus.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dari siklus I menunjukkan nilai rata-rata persentase ketuntasan 66,66 % (kategori cukup) dan pada siklus II menunjukkan rata-rata ketuntasan 87,26% dengan kategori amat baik. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari 70,1 menjadi 81,6. Pada siklus I hanya ada 17 dari 33 siswa yang nilainya tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (55,5 %) dan pada siklus II ada 30 dari 33 siswa yang nilainya tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( 90,9%). Peningkatan ini juga dapat dilihat pada N-gain hasil belajar siswa pada siklus I N-gain hasil belajar siswa adalah 0,58 (kategori sedang) dan pada siklus II adalah 0,67 (kategori sedang). Respon siswa terhadap pembelajaran meningkat dengan menggunakan pembelajaran guided dicovery berbantuan mind mapping.

(5)

ABSTRACT

Albina Herawaty Hutagaol. The Implementation Of Guided Discovery Learning Assisted Mind Mapping To Improve Creativity And Student Learning Outcomes In Class VII-3 SMP Negeri 2 Sunggal. Tesis. Medan : Post Graduate Program State University of Medan, 2015.

The purpose of this research was to analize how to improvement the student creativity, learning outcomes sains and student response throught the implementation of guided discovery learning assisted mind mapping. The implemented research method was Class Action Research (CAR) with two learning cycles where each cycle consist of some stages namely planning, implementing, observing, and reflecting. Creativity obtained throught obsevations during the learning takes place and calculated the percentage who obtained the category of very good, good, sufficient and less. Improvement of learning outcomes obtained by performing the pretest and posttest each cycle and the results are categorized in complete and incomplete. Completed when the students scored above or equal to the minimum completeness criteria were established wich 75 and incomplete when the students scored below to the minimum completeness criteria and clasically completed when the student reaches 75 %. Improvement of student responses obtained throught a questionnaire given to student each end of the cycle.

The result showed that there was the improvement of creativity in cycle I shows the average value of the percentage of completeness are 66,66% (sufficient criteria) and in cycle II shows the average value of the percentage of completeness are 87,26 % (very good criteria). Improvement the average value of learning outcomes from 70,1 to 81,6. In cycle I only 17 students out of 33 students the value of completed reaches the minimum completeness criteria ( 55,5%) and in cycle II already 30 students out of 33 students the value of completed reaches the minimum completeness criteria (90,9%). This improvement can also be seen in N-gain learning outcomes. In cycle I N-gain learning outcomes were 0,58 in medium category and in cycle II were 0,67 in medium category. Increase students’ response to learning by using of guided discovery learning assisted mind mapping.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “PENERAPAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII-3 SMP NEGERI 2 SUNGGAL” dapat

diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S, M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus pembimbing I dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku pembimbing II ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dengan sabar dan kritis terhadap berbagai permasalahan, dan selalu mampu memberikan motivasi bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Sekaligus narasumber, Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si, dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si juga selaku narasumber yang telah banyak membantu dalam memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

(7)

4. Seluruh pegawai Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Irwan Mareden, S.Pd selaku Plt.Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Sunggal Kab. Deli Serdang, Bapak Karmono Simanullang, M.Pd selaku rekan guru pengamat, Ibu Lisbeth Marisi Simanungkalit, S.Pd selaku rekan guru pengamat beserta seluruh dewan guru dan pegawai yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ayahanda tercinta Wilson M.Hutagaol dan Ibunda tercinta Maslan Silitonga, Ibu mertua Dra.Rusma Sinaga serta saudara-saudaraku tersayang, Kak Rumondang, Kak Lisda, Ito Bernad, Ito Leo, Ito Syahrianto dan adikku Maeka yang senantiasa memberikan motivasi dan doa.

7. Suamiku tercinta Bripka David Martahal Siringoringo, S.H dan ketiga anak-anakku yang tersayang Rajasper Siringoringo, Reynold Felix Siringoringo dan Nikita Miranda Ronauli Siringoringo yang telah banyak memberikan dukungan, semangat juga doa kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

8. Sahabat seperjuangan Kelas B-1 Eksekutif angkatan XXIII( Pak Aleks, Aplia, Pak Irsan, Pak Israel, Erna, Ibu Dewi, Erni, Fitri, Meri, Merliana, Nesti, Nove, Ruth, Rica, Ibu Siti Aminah, Ibu Srimila, Sudirman, Suster Rumentauli, Yunisa) Program Studi Magister Pendidikan Fisika yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi dan doa dalam penyelesaian tesis ini.

(8)

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya.

Medan, September 2015 Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

2.1.2. Tinjauan Tentang Kreativitas ...13

(10)

2.4. Hipotesis Tindakan ...53

Bab III METODE PENELITIAN ...54

3.1. Subjek Penelitian ...54

3.2. Siklus Penelitian ...54

3.3. Instrumen dan Teknik pengumpulan Data ...61

3.4. Indikator Kerja ...63

3.5.Analisis Data ...64

3.6. Pengolahan Data ...64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...67

4.1.Hasil Penelitian ...67

4.1.1. Deskripsi Awal ...67

4.1.2. Data Siklus Pertama ...68

4.1.3. Data Siklus Kedua ...78

4.2. Pembahasan ...86

4.2.1. Peningkatan Kreativitas Siswa ...86

4.2.2. Peningkatan Hasil Belajar ...91

4.2.3. Peningkatan Respon Siswa ...93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...96

5.1 Kesimpulan ...96

5.2 Saran ...97

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Data nilai IPA pada ujian semester ... 3

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 61

Tabel 4.1. Peningkatan indikator Kreativitas siklus I ... 70

Tabel 4.2. Peningkatan Persentase Nilai Rata-rata siklus I ... 72

Tabel 4.3. Hasil Belajar Kognitif pada siklus I ... 73

Tabel 4.4. Data Respon Siswa Tentang Pembelajaran Siklus I ... 74

Tabel 4.5. Peningkatan indikator Kreativitas siklus II ... 80

Tabel 4.6. Peningkatan Persentase Nilai Rata-rata siklus II ... 81

Tabel 4.7. Hasil Belajar Kognitif pada siklus II ... 82

Tabel 4.8. Data Respon Siswa Tentang Pembelajaran Siklus II ... 83

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 102

Lampiran 2. Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 103

Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan Kreativitas Siswa pada siklus I ... 104

Lampiran 4. Tabel Hasil Pengamatan Kreativitas Siswa pada siklus II ... 105

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II... 106

Lampiran 6. Data Respon siswa tentang Pelaksanaan Pembelajaran siklus I dan II .... 108

Lampiran 7. RPP 1, instrumen penilaian ... 109

Lampiran 8. LKS 1, Bahan ajar ... 117

Lampiran 9. RPP 2, instrumen penilaian ... 124

Lampiran 10. LKS 2, bahan ajar ... 129

Lampiran 11. RPP 3, instrumen penilaian ... 135

Lampiran 12. LKS 3, bahan Ajar ... 140

Lampiran 13. RPP 4, LKS 4 ... 148

Lampiran 14. Instrumen Validasi tes hasil belajar siswa ... 156

Lampiran 15. Kisi-kisi Soal Instrumen penelitian ... 158

Lampiran 16. Mind Mapping ... 169

Lampiran 17. Hasil Pos tes siswa ... 170

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa ... 173

Lampiran 19. Lembar Observasi Kreativitas Siswa ... 178

Lampiran 20. Lembar Observasi Pelaksanaan pembelajaran ... 180

Lampiran 21. Respon Siswa tentang Pelaksanaan pembelajaran ... 184

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM), sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada

kualitas pendidikannya. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan

masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. karena itu, pembaharuan

pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu

bangsa.

Pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang pada

akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas.

Berbagai usaha telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan yang ada, sehingga mampu menciptakan generasi penerus bangsa

yang handal yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Perbaikan

dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan dalam sistem pendidikan ataupun hal

yang langsung dikaitkan dengan praktek pembelajaran.

Pembelajaran merupakan jantung dari pendidikan dalam suatu instansi

pendidikan yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga tenaga-tenaga pen

didikan terutama guru perlu menerapkan model pembelajaran yang efektif yang

diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan,

dan bermakna. Sehingga peserta didik merasa termotivasi untuk mengikuti

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Untuk itu guru perlu

(14)

dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan

efektif.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. Seperti yang dikemukakan oleh wahyana (dalam

Trianto,2008:61) bahwa: ”Sains adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun

secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta,

tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah”.

Belajar IPA disekolah masih menjadi pelajaran yang sulit bagi sebagian

siswa di Indonesia. Anggapan belajar IPA itu sulit, hanya bisa dikerjakan siswa

pintar dan membosankan begitu kuat melekat dibenak banyak anak. Ditambah

pula kebiasaan guru yang lebih sibuk mencekoki siswa dengan rumus –rumus

yang tidak mudah dipahami. IPA yang sebenarnya bisa dieksplorasi dari

keseharian anak –anak semakin berjarak dan tidak menarik. Penguasaan

konsep-konsep sains yang seharusnya diprioritaskan untuk dipahami anak-anak SD

hingga di jenjang berikutnya sudah mampu mengaplikasikan IPA dalam

kehidupan justru terlupakan. Padahal, penguasaan IPA merupakan kunci penting

untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung daya

saing dan kemajuan suatu bangsa.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2

Sunggal diketahui bahwa siswa menganggap belajar IPA itu lebih sulit dari

(15)

(penemuan terbimbing) pada semester 1, namun hasil belajar IPA pada ujian

semester 1 masih rendah, yaitu Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 : Data Nilai IPA ujian semester 1 Kelas VII T.A 2014/2015

URAIAN KELAS

Peneliti mengajar dari kelas VII-1, VII-2, VII-3, VII-4 dan VII-5, dan dari

kelima kelas tersebut persentase ketuntasan terendah adalah kelas VII-3.

Berdasarkan data tersebut peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII-3 SMP Negeri 2

Sunggal menunjukkan bahwa masih kurangnya aktivitas belajar siswa seperti

mencatat penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, dan mengerjakan tugas. Yang

menjadi hambatan dalam penerapan guided discovery menurut pengalaman

peneliti di SMPN 2 Sunggal yaitu: a) waktu yang terlalu lama saat melakukan

pengumpulan data sehingga berakhir pembelajaran tetapi seluruh proses

pembelajaran tidak terlaksana, b) terbentuknya kelompok yang tidak heterogen

artinya ada kelompok yang seluruh anggotanya berasal dari SD yang sama, ada

kelompok yang memiliki prestasi akademik tinggi dan ada kelompok yang

anggotanya memiliki prestasi akademik rendah, sehingga saat pengumpulan data

dan pengolahan data tidak merata pada setiap kelompok c) masih adanya siswa

berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada

siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing

(16)

mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain, d)siswa yang dibagi

dalam kelompok kemudian diberikan tugas. Akibatnya siswa merasa ditinggal

sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa bingung dan tidak tahu

bagaimana harus bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut sehingga

menimbulkan kekacauan dan kegaduhan, e) siswa jarang mencatat atau

merangkum materi yang baru dipelajari, sehingga siswa tidak bisa mempelajari

kembali pelajaran itu pada hari-hari berikutnya.

Penggunaan model guided discovery cenderung dengan apa adanya tanpa

memperhatikan langkah-langkah yang sebenarnya sehingga pembelajaran kurang

menarik, sebagian siswa mudah bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran karena

hanya siswa yang mau saja yang bekerja, akhirnya guru juga cenderung kembali

ke model konvensional. Siswa hanya menerima dan mengikuti apa yang

diperintahkan guru, diam, mendengarkan dan mencatat apa yang diajarkan guru.

Guru menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal ini mengakibatkan

siswa tidak bisa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Selama ini dalam penggunaan model pembelajaran discovery, guru menerapkan pembelajaran ini tanpa ada observer, sehingga tahap - tahap

pembelajaran itu belum tepat dilakukan, sehingga belum ada refleksi terhadap

proses pembelajaran dan hasil pembelajaran belum maksimal.

Melihat kondisi tersebut di atas, maka dirasa perlu adanya suatu perubahan

baru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di SMPN 2 Sunggal agar siswa lebih

aktif dan kreatif sehingga bisa berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan

masing-masing. Dalam usaha untuk meningkatkan keaktifan dan kekreatifan

(17)

guided discovery dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran ini juga dibantu dengan

metode mind mapping (peta pikiran), sehingga siswa bisa mencatat konsep yang

baru mereka dapatkan, sehingga bisa jadi catatan yang sangat berharga bagi

mereka untuk bisa mempelajari kembali dikemudian hari.

Discovery adalah proses mental yang terjadi pada anak-anak atau individu dalam mengasimilasi konsep atau prinsip. Dengan kata lain kegiatan dicovery adalah kegiatan atau pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa

dapat menemukan konsep –konsep atau prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

Proses-proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolongkan, membuat

dugaan, menjelaskan, mengukur dan sebagainya. Discovery lebih menekankan pengalaman langsung.

Discovery sering diterapkan percobaan sains di laboratorium yang masih membutuhkan bantuan guru, yang disebut guided discovery (Sani,2013:221).

Guided discovery merupakan metode yang digunakan untuk membangun konsep dibawah pengawasan guru. Pembelajaran guided discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk lebih kreatif menciptakan situasi

yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.

Metode belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta

didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip.

Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan akan memetakan pikian- pikiran. Mind map adalah sebuah diagram yang digunakan

untuk mempresentasikan kata-kata,ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain

(18)

mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep yang dia temukan

melalui pembelajaran dengan gambar –gambar, dan tulisan yang indah dan

warna-warni, sehingga siswa senang untuk mempelajari materi tersebut,dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari uraian diatas bahwa model guided discovery dengan bantuan mind

mapping dapat meningkatkan hasil belajar, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Penerapan pembelajaran guided

discovery berbantuan mind mapping untuk meningkatkan kreativitas dan

hasil belajar siswa di kelas VII-3 SMP Negeri 2 Sunggal “

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah

yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Proses pembelajaran IPA sudah menggunakan model pembelajaran

discovery, namun belum mengikuti langkah-langkah yang sebenarnya sehingga dalam penerapannya masih jauh dari yang diharapkan.

2. Guru masih mendominasi pembelajaran kurang melibatkan siswa dalam

pembelajaran

3. Banyak siswa tidak dapat mencatat (merangkum) pelajaran yang baru

dipelajarinya.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kurang memuaskan

5. Banyak siswa yang beranggapan mata pelajaran IPA itu sulit dan

(19)

1.3. Batasan Masalah

Dari permasalahan yang telah diidentifikasi terungkap beberapa masalah

yang perlu diselesaikan namun melihat luasnya permasalahan dan untuk

menghindari tafsiran yang berbeda-beda juga keterbatasan waktu yang tersedia

maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:.

1. Kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA masih rendah.

2. Hasil belajar IPA siswa kurang memuaskan

3. Penerapan pembelajaran discovery dalam pembelajaran IPA masih

belum sesuai dengan yang diharapkan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah peningkatan respon belajar siswa dalam penerapan

Pembelajaran guided dicovery berbantuan mind mapping?

2. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa dalam penerapan

Pembelajaran guided dicovery berbantuan mind mapping?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA siswa dalam penerapan

Pembelajaran guided dicovery berbantuan mind mapping?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis bagaimana peningkatan respon siswa dalam

(20)

2. Untuk menganalisis bagaimana peningkatan kreativitas belajar IPA

siswa melalui penerapan pembelajaran guided dicovery berbantuan

mind mapping

3. Untuk menganalisis bagaimana peningkatan hasil belajar IPA siswa

melalui penerapan pembelajaran guided dicovery berbantuan mind

mapping

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi guru :

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

guru untuk memilih metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA.

2. Manfaat bagi Sekolah

Dapat memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka

perbaikan mutu pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA.

3. Manfaat bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini siswa semakin termotivasi untuk belajar

khususnya belajar IPA karena adanya partisipasi aktif dalam proses

pembelajaran dan suasana pembelajaran yang variatif dan tidak monoton

sehingga hasil belajarnya meningkat.

4. Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti tentang

(21)

5. Manfaat bagi peneliti Lanjut

Penelitian ini dapat sebagai bahan referensi untuk penelitian –penelitian

sejenis selanjutnya.

1.7 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, berikut

diberikan defenisi operasional yang digunakan:

1. Hasil belajar adalah kemampuan kogitif yang dimiliki siswa setelah

mengalami pengalaman belajar .

2. Kreativitas adalah kemampuan sesorang untuk menghasilkan suatu

produk yang baru ataupun kombinasi dari hal – hal yang sudah ada

sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti. Dalam hal ini

kreativitas siswa yang diamati dalam proses pembelajaran adalah

memiliki rasa ingin tahu, mempunyai daya imajinasi, orisinil dalam

menyampaikan gagasan, mampu melihat masalah dari berbagai sudut

pandang dan sikap berani mengambi resiko.

3. Guided Discovery merupakan pembelajaran yang digunakan untuk membangun konsep dibawah pengawasan guru. Pembelajaran discovery

merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk

lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik

belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Tahap-tahap

pembelajaran guided discovery adalah : stimulasi (pemberian rangsangan), identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data,

(22)

4. Mind Mapping adalah suatu cara untuk memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran sesuai

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan :

1. Pembelajaran Guided Discovery berbantuan mind mapping dapat meningkatkan kreativitas siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan indikator kreativitas dari siklus I ke siklus II. Pada pengamatan siklus I ada beberapa kelemahan yaitu masih ada kelompok yang belum bisa menyelesaikan praktikum tepat waktu, dan belum mampu mempresentasikan hasil dengan baik, dan tindakan yang dilakukan adalah mengganti beberapa anggota kelompok siswa ke kelompok lain. Dan pada siklus II terlihat peningkatan indikator kreativitas siswa sampai mencapai ketuntasan. Peningkatan nilai rata-rata persentase ketuntasan pada siklus I 66,66 % kategori cukup dan pada siklus II menunjukkan rata-rata ketuntasan 87,26% dengan kategori amat baik.

(24)

3. Pembelajaran guided discovery berbantuan mind mapping juga dapat meningkatkan respon belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan rata-rata skor respon belajar siswa pada setiap aspek yang diberikan. Pada siklus I skor rata-rata respon siswa adalah 97,7 (kategori cukup) dari skor maksimum 132 dan meningkat pada siklus II adalah 118,57 masuk dalam kategori baik.

(25)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Pembelajaran guided discovery berbantuan mind mapping sebagai salah

satu alternatif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga kualitas pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dengan melihat hasil pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

guided discovery berbantuan mind mapping ini diharapkan akan bermunculan ide-ide lain untuk mengembangkannya.

3. Mengupayakan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa, sehingga siswa senang dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan dan memberikan respon positif terhadap kegiatan-kegiatan belajar.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Brooks, J. G. and Brooks, M. G. (1993). In Search of Understanding: the Case for

Constructivist Classrooms. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Csikszentmihalyi, Mihally. 1996. Creativity, Flow And The Psichology Of

Discovery And Invention. New York : Harper collins Publisher.

Dahar, R.W. 1991. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta.

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa

Dedi, Supriyadi. 1997. Kreativitas, Kebudayaan, Dan Perkembangan Iptek.

Bandung : CV Alfabeta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fatul Fadilah, Ikha Susantini, Endang Martini. 2014. Implementasi Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Materi Fotosintesis Untuk Melatihkan Keterampilan Proses IPA Pada Kelas VII

SMP. Pendidikan Sains Volume 2, No. 2

Fitri Apriani Pratiwi, Hairida, Rahmat Rasmawan. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan Pendekatan Saintifik Terhadap

Ketrampilan Kerpikir Kritis Siswa SMA. Artikel Penelitian: Universitas

Tanjung Pura Pontianak.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hurlock, Elizabeth B. 2002. Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa.

Terjemahan). Jakarta : Erlangga.

Kartika Sari, Malla. 2014. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

(27)

Pokok Bahasan Elastisitas Siswa Kelas XI di SMAN 1 Manyar. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Volume. 03

Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Maimunah . 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA

Dengan Menggunakan Metode Discovery di SDN 16 Taruko Lintau Buo.

JIIP Vol. XIII. Universitas Negeri Padang .

Munandar, Utami. 2009. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta : Gramedia.

Ngalim Purwanto M. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Niken Septiasih, Suhartono, Tri saptuti Susiani. 2012. Penggunaan Metode

Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Dalam Peningkatan

Pembelajaran IPA Kelas IV SD. Skipsi. Tidak dipublikasikan. Surakarta :

FKIP Universitas Sebelas Maret Kampus Kebumen

Putra, S. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.

Purwanto, C. E., Nughoro, S. E. & Wiyanto. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery pada Materi Pemantulan Cahaya Untuk

Meningkatkan Berpikir Kritis. UPEJ 1 (1).

Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Bumi Aksara: Jakarta.

Sani, R.A. dan Sudiran. (2012). Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui

Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.

Saeful Karim. (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta:

Pusat Perbukuan PT. Setia Purna Inves

Sagala. S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Santoso, E. 2011. Model-model Pembelajaran. Tidak dipublikasikan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana. 2010. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah

(28)

Sudjana, N dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Suryabrata. S. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Taufik Widhiyantoro, Meti Indrowati, and Riezky Maya Probosari . 2012. The

Effectiveness Of Guided Discovery Method Application Toward Creative Thinking Skill At The Tenth Grade Students Of Sma N 1 Teras Boyolali

In The Academic Year 2011/2012. Pendidikan Biologi FKIP UNS Vol 4.

Widiadnyana I W, Sadia I W, Suastra IW. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep IPA Dan Sikap Ilmiah Siswa

SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas pendidikan Ganesha.

Vol 4.

William Mirasi Mr,Joseph Osodo Dr, Israel Kibirige Prof. 2013. Comparing

Guided Discovery and Exposition-with-Interaction Methods in Teaching

Biology in Scondary Schools . Roma –Italy : Mediterranean Journal of

social sciences. Vol 4 No.14

Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi Yoppy

Wahyu Purnomo, Mardiyana, Triyanto. 2009. Efektifitas Model Penemuan Terbimbing Dan Cooperative Learning Ditinjau Dari Kreativitas Siswa

Pada Pembelajaran Matematika. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Jakarta:

Gambar

Tabel 1.1 : Data Nilai IPA ujian semester 1 Kelas VII  T.A 2014/2015

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mahasiswa untuk dapat memudahkan dalam melakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi, hendaknya mahasiswa dapat mencari lebih banyak informasi mengenai suatu

Untuk bangunan industri tertentu diwajibkan dokumen pengelolaan lingkungan sebagai persyaratan kecuali yang berada di kawasan berikat Setiap bangunan harus menyediakan

Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Tahun Anggaran 2008 sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Rancang bangun teknologi otomatis pada budidaya pertanian menggunakan citra untuk smart hidroponik garden berbasis logika fuzzy ini merupakan piranti otomatis yang dapat

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut, taruna melakukan pencarian informasi bertahap yang terdiri dari: starting, menentukan topic sebelum mencari

Narasumber iya, karena saya berharap santri PPS APIK setelah lulus tidak hanya sebagai guru mengaji atau berdagang saja, tetapi juga bisa menjadi yang lain.. Seperti

Dalam bukunya yang berjudul 100 Question & Answer: Kolesterol (Graha, 2010) menuliskan bahwa kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai