• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PELAYANAN PENILANGAN MELALUI

SISTEM

E-VIOLATION INFO

(STUDI KASUS SATUAN

LALU LINTAS POLRES BOGOR)

IEDFIAN TAUFIQ AKBAR

DEP ARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENG ETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

Iedfian Taufiq Akbar

(4)

ABSTRAK

IEDFIAN TAUFIQ AKBAR. Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem

E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor). Dibimbing oleh

YANI NURHADRYANI.

Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sela ma 2006 dan 2010 jumlah pengguna kendaraan bermotor meningkat 43.7%. Selain itu, jumlah pelanggaran lalu lintas pun cukup tinggi, berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) tahun 2012 rata-rata terjadi 11 910 tilang dan 3 898 teguran per hari (Kompas 2013). Jumlah tilang yang banyak menyebabkan kebutuhan akan suatu sistem yang mampu mengelola data tilang. Saat ini data tilang dikelola oleh sistem informasi berbasis web, namun sistem informasi ini hanya digunakan untuk mempermudah akses data tilang dari Kepolisian Resor (Polres) ke Markas Besar (Mabes) Polri saja dan tidak bisa diakses oleh pelanggar. Untuk mengakses data tilang pelanggar harus datang ke kantor polisi setempat, sehingga harus melua ngkan waktunya. Berdasarkan pengamatan pada 508 Polres dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) se-Indonesia, diketahui bahwa 31.9% (162) Polres di Indonesia sudah memiliki website dan 12.4% (63) memiliki website Satlantas. Dari website yang ada hanya 2 website

Polres dan 2 website Satlantas yang menginformasikan data tilang. Hal ini menunjukkan kurangnya pelayanan polisi dalam menginformasikan data tilang kepada pelanggar. Oleh karena itu perlu dikembangkan ICT yang dapat menginformasikan data tilang kepada pelanggar dan dapat diakses dimana saja. Sistem ini bernama E-Violation Info dan dikembangkan dengan metode

prototyping. Penelitian ini menghasilkan sistem E-Violation Info yang dapat digunakan polisi untuk mengelola data tilang, input data tilang melalui aplikasi

mobile, menginformasikan data tilang kepada pelanggar baik melalui website

ataupun Short Message Service (SMS) Gateway, serta pelanggar dapat sharing

data tilang yang dimiliki melalui media sosial.

Kata kunci : E-Violation info, penilangan, sistem informasi, SMS Gateway

ABSTRACT

IEDFIAN TAUFIQ AKBAR. Ticketing Service Improvement through E-Violation Info System (Case Study Bogor Police Traffic Unit). Supervised by YANI NURHADRYANI.

(5)

(Mabes) Polri, and it cannot be accessed by violators. In order to view the data on traffic ticketed, violators should come to the local po lice station and it is quite time consuming. Based on observations at the 508 Polres and Satuan Lalu Lintas (Satlantas) in Indonesia, it is known that 31.9% (162) Polres in Indonesia already has a website and 12.4% (63) have a Satlantas website. From that, there are only 2 Polres website and 2 Satlantas website that informs the data traffic ticket. This shows the very lack of service from police to infrom the data traffic ticket to the violators. Therefore it is necessary to develop a system that can informs traffic tickets to violators anywhere the violators are. The system is called E-Violation Info. It is developed using the prototyping method. The E-Violation Info system can manage traffic ticket data, inform the data to violators either through a website or a Short Message Service (SMS). Moreover, violators can share their traffic ticketed data through the social media.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

PENINGKATAN PELAYANAN PENILANGAN MELALUI

SISTEM

E-VIOLATION INFO

(STUDI KASUS SATUAN

LALU LINTAS POLRES BOGOR)

IEDFIAN TAUFIQ AKBAR

DEP ARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENG ETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Penguji:

1 Irman Hermadi, Phd

(9)
(10)

Judul Skripsi : Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation

Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor)

Nama : Iedfian Taufiq Akbar NIM : G64090069

Disetujui oleh

Dr Yani Nurhadryani, SSi MT Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen

(11)

PRAKATA

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala

karena atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, akhirnya skripsi yang berjudul "Peningkatan Pelayanan Penilangan Melalui Sistem E-Violation Info (Studi Kasus Satuan Lalu Lintas Polres Bogor)" ini bisa diselesaikan dengan baik. Sholawat

serta salam tidak lupa penulis tujukan kepada Rasulullah Muhammad Sholallahu 'alaihi Wa Sallam yang telah menuntun kita dari jaman yang gelap gulita menuju jaman yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada beberapa pihak yang turut berpartisipasi langsung, yaitu Ibu Dr Yani Nurhadryani, SSi, MT selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing serta memberikan saran dan masukan yang membangun, Bapak Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Edwin Affandi yang telah memberikan izin pengumpulan data. Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada ayah, ibu serta seluruh keluarga atas segala doa dan bimbingannya hingga saat ini.

Semoga karya tulis ini bisa memberikan kontribusi kepada perkembangan bangsa, terutama perkembangan ICT di Indonesia.

Bogor, Juli 2013

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 5

Sistem Informasi 5

Sistem Informasi dan Organisasi 6

E-Government 7

METODE 8

Analisis Kebutuhan 8

Perancangan Prototype 8

Implementasi 8

Pengujian 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Analisis Kebutuhan 9

Perancangan Prototype 11

Implementasi 13

Pengujian 15

SIMPULAN DAN SARAN 16

Simpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 27

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

1 Tabel evaluasi kelengkapan data tilang 2 website Polres dan 2 website

Satlantas yang menampilkan data tilang 4

2 Hasil pengujian dengan menggunakan metode black box 15

DAFTAR GAMBAR

1 Proses bisnis dari sistem informasi tilang yang ada di kepolisian 2 2 Informasi tilang yang terdapat pada papan pengumuman di kantor

polisi 3

3 Skema perumusan masalah dalam penelitian 5

4 Skema interaksi antara organisasi dan teknologi informasi (Laudon

2006) 6

5 Tahapan-tahapan pada metode prototyping (Pressman 2005) 9

6 Context Diagram E-Violation Info 10

7 DFD level 1 E-Violation Info 10

8 ERD E-Violation Info 11

9 Struktur program E-Violation Info 13

10 Antarmuka website E-Violation Info 13

11 Antarmuka aplikasi input data tilang mobile E-Violation Info 14

12 Proses bisnis E-Violation Info 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Prototype E-Violation Info iterasi pertama 18

2 Prototype E-Violation Info iterasi kedua 18

3 Test case fungsi login admin 19

10 Test case fungsi menampilkan laporan dalam format Microsoft Excel 21

11 Test case melihat rincian data tilang 21

12 Test case fungsi mencari nomor tilang 22

13 Test case fungsi mencari nomor polisi 22

14 Test case fungsi share data tilang melalui Facebook 22

15 Test case fungsi share data tilang melalui Twitter 23

16 Test case fungsi login polisi pada aplikasi mobile 23

17 Test case fungsi input data tilang pada aplikasi mobile 23

18 Test case fungsi megirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway 24

19 Test case fungsi logout admin 24

(15)

21 Test case fungsi logout pada aplikasi mobile 25

22 Test case fungsi hapus data tilang 25

23 Test case fungsi membuat grafik tilang harian 25

24 Perbandingan fitur antara E-Violation Info dengan sistem data tilang

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tingkat adopsi Information and Communication Technology (ICT) di suatu negara berkorelasi terhadap kesiapan menghadapi sistem global, karena hampir semua sisi hubungan internasional lintas negara saat ini menunjukkan adanya penggunaan ICT (Sunggiardi 2012). Perkembangan ICT khususnya internet dapat digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar antara pemilik informasi (pemerintah) dan yang tidak memiliki informasi (masyarakat). Meningkatnya jumlah informasi dari pemerintah kepada masyarakat dapat memperbaiki persepsi publik yang menyimpang dan memengaruhi kepercayaan dengan mengurangi ketidakseimbangan informasi antara masyarakat dan pemerintah (Welch et al. 2005).

Bisnis dan pemerintahan di seluruh dunia memanfaatkan internet untuk melayani pelanggan. Internet sebagai penyalur layanan memungkinkan lembaga swasta dan publik untuk memberikan layanan 24 jam (West 2004). Pada sektor publik, ICT digunakan oleh pemerintah pusat untuk mengkoordinasikan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pemerintahan di bidang tertentu (misalnya lalu lintas). ICT juga digunakan sektor publik dalam melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan publik seperti mendistribusikan informasi mengenai pemerintahan, serta melaksanakan komunikasi dengan masyarakat (Nurhadryani 2009). Menyadari besarnya manfaat e-government, pada tahun 2003 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan tentang penerapan

e-government melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003. Penerapan

e-government dapat membantu pemerintah untuk memulihkan kepercayaan lembaga

publik dengan cara meningkatkan transparansi, efisiensi, efektivitas, dan partisipasi politik (Moon 2003).

Transparansi di sini ialah memberikan informasi yang jelas mengenai isi pasal serta banyaknya denda yang diberikan oleh polisi lalu lintas. Pelanggar harus mengetahui isi pasal serta kecocokan antara besar denda yang diberikan dan besar denda yang tertera pada isi pasal. Penerapan e-government dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada polisi lalu lintas dengan cara meningkatkan transparansi dalam menetapkan pasal serta denda penilangan.

Berdasarkan data dari United Nation Public Administration Programme (UN 2012), pada tahun 2012 Indonesia menempati urutan 97 dari 193 negara di dunia dan urutan 7 dari 11 negara di Asia Tenggara dalam penerapan

e-government. Namun, Indonesia mengalami peningkatan peringkat sebanyak 12

peringkat sejak tahun 2010 hingga tahun 2012. Hal ini membuktikan bahwa

e-government di Indonesia terus berkembang.

Penerapan e-government tidak bisa terlepas dari penggunaan internet dan

(17)

2

dapat ditulis memiliki panjang 160 karakter atau bahkan lebih pada mobile phone

tertentu (SS 2012).

Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2012 pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta pengguna, atau sekitar 27% dari seluruh penduduk Indonesia. Berdasarkan survey Nielsen (2011), diketahui bahwa pada tahun 2012 56% pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui mobile phone. Survey Nielsen juga menyebutkan, pengguna mobile phone di Indonesia terus meningkat sejak tahun 2005 hingga 2011. Hasil survey tersebut mengungkapkan bahwa jumlah pengguna

mobile phone di Indonesia pada Mei 2011 berjumlah 125 juta atau sekitar 53% dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan jumlah peningkatan pengguna internet

dan mobile phone yang cukup cepat, maka sudah seharusnya Indonesia

meningkatkan penerapan e-government dalam pelayanan publik.

Internet dan mobile phone dapat dimanfaatkan untuk pelayanan publik. Salah satu pelayanan publik yang bisa diterapkan ke dalam e-government ialah pelayanan lalu lintas karena pengguna kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS 2010), jumlah pengguna kendaraan bermotor mengalami peningkatan sebesar 43.7% selama 2006 hingga 2010. Peningkatan tersebut jika tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan tentunya akan menimbulkan ketidakpuasan di mata masyarakat.

Selain itu, jumlah pelanggaran lalu lintas pun cukup tinggi. Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), pada tahun 2012 rata-rata terjadi 11 910 tilang dan 3 898 teguran per hari (Kompas 2013). Sementara itu untuk 1 Polres, misalnya seperti di Solo, jumlah tilang bisa mencapai 150 tilang per hari (Solopos 2013). Jumlah tilang yang banyak menyebabkan kebutuhan akan suatu sistem yang mampu mengelola data tilang.

Saat ini data tilang dikelola oleh sistem informasi berbasis web, namun sistem informasi ini hanya digunakan untuk mempermudah akses data tilang dari Kepolisian Resor (Polres) ke Markas Besar (Mabes) Polri saja, serta tidak bisa diakses oleh pelanggar. Untuk mengakses data tilang, pelanggar harus datang ke kantor polisi setempat sehingga harus meluangkan waktunya. Proses bisnis secara lebih jelas disajikan pada Gambar 1.

(18)

3 Berdasarkan pengamatan langsung ke Polres Bogor, data tilang yang ada di kantor polisi biasanya ditempel pada papan pengumuman dan berisi informasi yang kurang lengkap. Misalnya untuk nama pelanggar, pada papan pengumuman tersebut hanya dituliskan nama panggilan saja, selain itu pasal yang dilanggar pun hanya dituliskan nomor pasalnya saja, tanpa disertai isi pasal tersebut. Informasi seperti ini tentunya bisa membingungkan pelanggar. Gambar 2 memberikan gambaran mengenai informasi tilang yang terdapat pada papan pengumuman di kantor polisi.

Dengan adanya sistem informasi, pelanggar dapat memperoleh data tilang dengan mudah melalui internet ataupun SMS dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) setempat. Karakter non-hierarkis internet membebaskan warga untuk mencari informasi berdasarkan kenyamanan mereka sendiri, tidak hanya ketika jam buka kantor pemerintah (West 2004). Negara maju di dunia seperti Jepang dan Singapura telah menerapkan ICT pada penilangan, seperti di Singapura misalnya,

Singapore Police Force (SPF) atau Kepolisian Singapura telah mempermudah

akses data tilang kepada pelanggar melalui website mereka (http://www.psi.gov.sg). Pada website tersebut terdapat halaman Outstanding

Traffic Offence untuk memperoleh akses data tilang dengan memasukkan nomor

polisi ataupun identitas lainnya yang terintegrasi dengan database penduduk yang dimiliki oleh pemerintah Singapura.

Lain halnya dengan Indonesia, b erdasarkan pengamatan terhadap 508

website Kepolisian Resort (Polres) dan Satlantas se-Indonesia, diketahui bahwa 31.9% Polres di Indonesia sudah memiliki website dan 12.4% memiliki website

Satlantas. Dari website yang ada hanya 2 website Polres dan 2 website Satlantas yang menginformasikan data tilang. Selain itu, website yang menyediakan data tilang pun belum menampilkan data tilang secara keseluruhan seperti nomor tilang, nama pelanggar, tanggal tilang, lokasi tilang, barang bukti, tanggal sidang, nomor registrasi pokok (NRP) penindak, nomor pasal yang dilanggar, isi pasal, dan denda maksimum. Data tilang tersebut seluruhnya tertera pada surat tilang yang diberikan kepada pelanggar. Evaluasi kelengkapan data tilang pada website Polres dan Satlantas yang menampilkan data tilang dapat dilihat pada Tabel 1.

(19)

4

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa keempat website yang dievaluasi tidak ada yang menampilkan data tilang secara keseluruhan. Website yang menampilkan data tilang paling lengkap ialah website Polres Kebumen dan Polres Simalungun, yang keduanya menampilkan 5 elemen yang terdapat pada data tilang. Sementara itu, tidak ada satu elemen data tilang pun yang ditampilkan oleh

website Satlantas Rejang Lebong, karena data tilang yang ditampilkan oleh

website Satlantas Rejang Lebong hanya berupa data pasal yang banyak dilanggar

oleh masyarakat Rejang Lebong.

Fakta-fakta di atas mengungkapkan perlunya penerapan ICT dengan mengembangkan sistem e-government yang mampu mengelola data tilang (menyimpan dan membuat laporan) serta menginformasikan data tilang kepada pelanggar. Penelitian ini mengembangkan sistem E-Violation Info yang mengintegrasikan kinerja website, SMS Gateway dan aplikasi mobile sebagai media untuk mengelola dan menginformasikan data tilang kepada pelanggar.

Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pelanggaran lalu lintas cukup tinggi, namun hal ini tidak diimbangi dengan akses data tilang yang mudah, selain itu masih sedikit

website Polres atau Satlantas yang menampilkan data tilang untuk pelanggar lalu lintas. Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan ICT dengan mengembangkan sistem

e-government yang mampu mengelola data tilang (menyimpan dan membuat

laporan) serta menginformasikan data tilang kepada pelanggar lalu lintas baik melalui internet (melalui website) atau dengan menggunakan SMS (melalui SMS

Gateway). Gambar 3 menunjukan skema perumusan masalah dalam penelitian ini.

Tabel 1 Tabel evaluasi kelengkapan data tilang 2 website Polres dan 2

website Satlantas yang menampilkan data tilang

(20)

5

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah:

1 Mengembangkan E-Violation Info yang mengintegrasikan kinerja website, aplikasi mobile, dan SMS Gateway.

2 Mempermudah akses data tilang kepada masyarakat.

3 Memperbaiki kekurangan pada sistem data tilang yang telah ada di kepolisian seperti sistem yang tidak bisa diakses oleh masyarakat, akses data yang lambat, dan sistem yang masih gagal dalam membuat report.

4 Meningkatkan pelayanan penilangan kepada masyarakat.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terfokus kepada pengembangan sistem E-Violation Info di Satlantas Polres Bogor sebagai tempat studi kasus. E-Violation Info mengintegrasikan kinerja website, aplikasi mobile¸dan SMS Gateway untuk mengelola data tilang di Satlantas Polres Bogor dan menginformasikan data tilang kepada pelanggar lalu lintas.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, kebutuhan akan data elektronik bukan hal yang asing lagi bagi kehidupan manusia. Keberadaan data elektronik sangat membantu dalam kehidupan manusia. Selain mengurangi penggunaan kertas, data elektronik juga mempercepat dan mempermudah distribusi data dari suatu tempat ke tempat lain. Namun, keberadaan data elektronik dalam jumlah besar sekalipun akan menjadi tidak berguna apabila data tersebut tidak diubah menjadi sebuah informasi.

Tingkat pelanggaran lalu lintas yang tinggi.

Data tilang yang sulit diakses oleh masyarakat luas.

Sedikitnya website yang menampilkan data tilang.

Peningkatan Pelayanan

(21)

6

Untuk dapat mengubah data menjadi informasi diperlukan suatu sistem yang telah dirancang sedemikian rupa. Selain itu data yang d imiliki sitem tersebut harus valid, agar informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Sistem seperti itu biasa disebut dengan sistem informasi.

Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk megintegrasikan data, memproses dan menyimpan, serta mendistribusikan informasi (Sutedjo 2002).

Sistem Informasi dan Organisasi

Sistem informasi dan organisasi saling memengaruhi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan organisasi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan dalam organisasi tersebut. Pada saat yang sama, organisasi harus peduli dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi dalam rangka mendapatkan manfaat dari teknologi baru (Laudon 2006). Interaksi yang kompleks antara organisasi dan teknologi informasi digambarkan pada Gambar 4.

Sistem informasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap organisasi. Hal ini dipandang dalam teori ekonomi dan teori perilaku. Dalam teori ekonomi, sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang dapat menjadi subtitusi bebas (freely subtituted) bagi kapital dan tenaga kerja. Dengan semakin murahnya teknologi informasi, teknologi informasi menggantikan (menjadi subtitusi) tenaga kerja yang semakin lama semakin mahal.

Teknologi informasi juga dapat memperkecil ukuran organisasi karena teknologi informasi dapat menurunkan biaya transaksi (transaction cost), yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan karena membeli sesuatu yang tidak dapat dihasilkannya sendiri. Selain itu, menurut teori ekonomi, teknologi informasi juga dapat membantu perusahaan mengurangi biaya keterlibatan dengan pasar. Pasar teknologi informasi lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menghubungi pemasok dari luar daripada menggunakan sumber-sumber internal.

Sementara itu, teori perilaku berusaha menjelaskan organisasi dari sudut pandang sosiologi, psikologi, dan ilmu politik. Penelitian perilaku telah menemukan sedikit bukti bahwa sistem informasi secara otomatis mentransformasi organisasi. Teknologi informasi dapat mengubah hierarki

ORGANISASI TEKNOLOGI

(22)

7 pengambilan keputusan dalam organisasi dengan menurunkan biaya pengambilan dan penyebarluasan informasi. Teknologi informasi dapat membawa informasi secara langsung dari unit operasional kepada manajer senior, sehingga mengurangi manajer menengah dan operator (Laudon 2006).

Dengan berbagai pengaruh tersebut, baik yang dikemukakan oleh teori ekonomi ataupun teori perilaku, keduanya membuktikan bahwa sistem informasi mampu mentransformasi suatu organisasi sehingga proses bisnis yang ada pada organisasi tersebut dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.

E-Government

Pengembangan e-government merupakan salah satu cara untuk menerapkan pelayanan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien. Melalui e-government

dilakukan kembali penataan manajemen dan proses bisnis di lingkungan pemerintahan sehingga menjadi lebih optimal dan transparan.

Penataan dilakukan dengan mengoptimasi pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 aktivitas yang berkaitan, yaitu: (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen, dan proses kerja secara elektronis; dan (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara (Kumurur 2008).

Konsep e-government itu sendiri didefinisikan secara berbeda-beda oleh beragam individu ataupun komunitas. Hal tersebut tergantung kepada penilaian terhadap penerapan e-government di negara masing- masing, antara lain:

1 The World Bank Group (2001) menyatakan bahwa e-government

berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti wide area network, internet, dan mobile computing) oleh organisasi pemerintah yang mempunyai kemampuan membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis, dan organisasi lain dalam pemerintahan.

2 Scholl (2003) menyatakan bahwa e-government adalah semua proses warga negara dalam pemerintahan yang diselenggarakan melalui perantara jaringan komputer.

3 Nurhadryani (2009) menyatakan bahwa e-governance dapat diartikan sebagai penggunaan Information Communication Technologies (ICT) dalam proses governance dimana terdapat banyak sektor yang terlibat (tidak hanya sektor publik, tapi juga sektor privat dan sektor non-pemerintahan) serta terjadi antarlevel governance yang beberbeda (level 1 internasional, regional 1, nasional, regional 2, dan lokal).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan di atas, maka secara umum e-government dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal- hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik. Model penyampaian yang utama adalah Government-to-Citizen atau

Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B), serta

(23)

8

METODE

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode prototyping. Metode ini terdiri atas tahap analisis kebutuhan, perancangan prototype, implementasi, dan pengujian. Gambar 5 menunjukkan tahap-tahap yang harus dilalui pada metode prototyping.

Analisis Kebutuhan

Berdasarkan kajian pustaka dan pengamatan langsung di lapangan, dilakukan pengumpulan informasi mengenai proses bisnis prosedur penilangan yang berlaku di Satlantas Polres Bogor sebagai studi kasus. Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur dengan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bogor untuk memperoleh proses bisnis aktor-aktor yang terlibat dalam prosedur penilangan. Selain itu, pada analisis kebutuhan juga diperoleh spesifikasi yang dimiliki oleh E-Violation Info

dan data yang dibutuhkan. Proses bisnis dan data yang telah dianalisis dibuat dalam bentuk Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD) level 1, dan Entity

Relationship Diagram (ERD).

Perancangan Prototype

Proses perancangan prototype memiliki empat tahapan, yaitu tahap desain,

prototyping, evaluasi customer, serta review dan update. Prototype dibuat berdasarkan desain yang telah didiskusikan dengan customer, kemudian prototype

yang telah dibuat ditunjukkan kepada cutomer untuk dievaluasi. Jika customer

belum puas dengan prototype yang dirancang, maka dilakukan review dan update

terhadap prototype yang dibuat, setelah itu kembali mendesain dan membuat

prototype yang baru. Proses ini terus berulang hingga customer puas dengan

prototype yang telah dirancang. Secara keseluruhan penge mbangan sistem ini mebutuhkan 2 kali perancangan prototype. Perancangan prototype menghasilkan

prototype sistem E-Violation Info yang nantinya digunakan sebagai acuan pada tahap implementasi.

Implementasi

Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk mengembangkan website dan aplikasi mobile pada E-Violation Info, serta aplikasi Gammu sebagai backend

untuk mengambangkan SMS Gateway.

Pengujian

(24)

9

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan menghasilkan Context Diagram dan DFD level 1. Terdapat 5 fungsi utama pada DFD level 1, yaitu input data tilang mobile, mengelola data tilang, memberikan SMS jadwal sidang, mencari data tilang, dan membuat laporan data tilang. Gambar 6 dan Gambar 7 masing- masing menunjukkan Context Diagram dan DFD level 1 E-Violation Info.

Pada analisis kebutuhan sistem juga diperoleh data yang dibutuhkan dalam pengembangan E-Violation Info. Terdapat 4 tabel yang dibutuhkan dalam

database E-Violation Info, yaitu tabel admin, tabel polisi, tabel surat tilang, dan tabel pasal. Keempat tabel tersebut kemud ian direpresentasikan dalam Entity

Relationship Diagram (ERD). Gambar 8 menunjukkan ERD yang digunakan

dalam pengembangan database.

ANALISIS KEBUTUHAN

REVIEW DAN

UPDATE

DESAIN

PROTOTYPING

EVALUASI

CUSTOMER

IMPLEMENTASI

PENGUJIAN

Customer Puas

(25)

10

Gambar 7 DFD level 1 E-Violation Info 1

(26)

11

Hasil analisis kebutuhan sistem memberikan fungsi- fungsi utama yang dimiliki E-Violation Info seperti yang ditunjukkan pada DFD level 1. Fungsi-fungsi utama tersebut secara tidak langsung merepresentasikan perangkat E-Violation Info bekerja. Berdasarkan fungsi- fungsi yang ada diketahui bahwa E-Violation Info bekerja pada website (digunakan polisi untuk mengelola data tilang dan meginformasikan data tilang kepada pelanggar), aplikasi mobile (digunakan polisi lalu lintas untuk input data tilang), dan SMS Gateway (digunakan polisi untuk menginformasikan data tilang melalui SMS).

Perancangan Prototype

Penelitian ini melalui 2 kali perancangan prototype sebelum diimplementasikan ke bahasa pemrograman. Prototype pertama dikembangkan menggunaka software prototyping Axure RP Pro 6.5, sedangkan prototype kedua sudah dikembangkan pada bahasa pemrograman PHP namun dengan antarmuka yang masih sederhana tetapi telah merepresentasikan fungsi sistem yang sebenarnya.

Prototyping Iterasi Pertama

Prototype iterasi pertama dibuat untuk memberikan gambaran dan

fungsionalitas kepada customer mengenai antarmuka yang nantinya akan digunakan pada E-Violation Info. Berdasarkan prototype yang dirancang, disepakati beberapa perubahan yang na ntinya akan diterapkan pada prototype

iterasi kedua, yaitu:

(27)

12

1 Perlu penyesuaian antarmuka pada halaman untuk menampilkan informasi tilang kepada pelanggar lalu lintas. Informasi tilang yang awalnya ditampilkan dalam bentuk paragraf diubah ke dalam bentuk poin pe r poin agar lebih mudah dibaca oleh pelanggar lalu lintas.

2 Perlu dilakukan perubahan pada halaman login. Awalnya untuk melakukan

login polisi cukup meng- input-kan NRP-nya saja. Pada prototype iterasi kedua lebih baik ditambahkan password pada saat polisi lalu lintas melakukan login. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan akses data. 3 Pada aplikasi mobile lebih baik ditambahkan halaman untuk login polisi lalu

lintas sebelum masuk ke halaman input data tilang. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan akses data.

4 Pada halaman admin E-Violation Info perlu ditambahkan fungsi untuk membuat report dalam format PDF dan Microsoft Excel. Hal ini dilakukan untuk memberikan laporan mengenai informasi tilang yang telah diolah oleh sistem.

Lampiran 1 menunjukkan tampilan halaman informasi tilang pelanggar lalu lintas pada prototype iterasi pertama.

Prototype Iterasi Kedua

Prototype iterasi kedua dibuat untuk memberikan gambaran lebih lanjut

kepada customer mengenai E-Violation Info. Selain itu, pada prototype iterasi kedua telah dilakukan beberapa perbaikan yang diperoleh dari evaluasi prototype

iterasi pertama. Pada hasil evaluasi prototype iterasi kedua diperoleh beberapa perbaikan dan tambahan sebagai berikut:

1 Antarmuka dibuat dengan lebih menarik agar user lebih mudah dalam menggunakan E-Violation Info. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap logo Satlantas yang dicantumkan pada website, karena logo yang dicantumkan pada prototype iterasi kedua adalah logo lama Satlantas, sedangkan saat ini sudah ada logo baru dengan gambar yang sedikit lebih berbeda dibandingkan logo lama Satlantas.

2 Perlu ditambahkan fungsi report dalam bentuk grafik. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai jumlah data tilang yang ada tiap harinya, karena grafik yang dibuat akan menampilkan jumlah data tilang yang dihasilkan setiap harinya.

3 Pada website pelanggar lalu lintas perlu ditambahkan fungsi untuk mencari informasi tilang dengan meng-input-kan nomor polisi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pelanggar dalam mencari informasi tilang apabila nomor tilang yang dimiliki rusak atau hilang.

4 Pada halaman informasi tilang pelanggar lalu lintas perlu ditambahkan fungsi untuk share informasi tilang melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Hal ini dilakukan agar pelanggar dapat berbagi informasi tilang yang ia miliki kepada teman-temannya di media sosial. Selain itu, pelanggar juga bisa menanyakan kebenaran dari data tilang yang ia miliki kepada teman-temannya di media sosial apabila ada temannya yang pernah mengalami kasus penilangan yang sama dengan dirinya.

Lampiran 2 menunjukkan tampilan halaman home E-Violation Info pada

(28)

13

Implementasi

Website diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman

PHP serta script HTML, CSS, dan JavaScript untuk mendesain antarmuka.

Website tersebut dikembangkan dengan 2 buah sisi pengguna, yaitu sisi po lisi dan

sisi pelanggar. Untuk sisi polisi sendiri dibagi lagi ke dalam 2 pengguna, yaitu sisi administrator dan sisi polisi lalu lintas. Administrator di sini adalah Kasatlantas dan petugas bagian tilang di Satlantas. Gambar 10 menunjukkan antarmuka

webiste E-Violation Info.

Gambar 10 Antarmuka website E-Violation Info

E-Violation Info

Mengeolah data tilang

Mengolah data tilang polisi

Mengelola informasi tilang pelanggar

CRUD data tilang

Membuat laporan

Membuat grafik

Input data tilang

Mobile

Menampilkan informasi tilang

SMS jadwal sidang

Menampilkan informasi tilang

Share informasi tilang

(29)

14

Sementara itu aplikasi mobile juga dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP, namun dengan desain antarmuka yang berbeda. Script CSS pada aplikasi mobile dibuat responsif agar dapat menyesuaikan dengan tampilan

mobile. Pengembangan aplikasi mobile seperti ini disebut dengan pengembangan

mobile web apps. Mobile web apps menyebabkan aplikasi mobile ini dapat

bekerja pada mobile phone dengan platform apapun. Pengguna pada aplikasi

mobile ini hanya polisi lalu lintas untuk meng-input-kan data tilang.

Namun aplikasi mobile yang dikembangkan masih memiliki kekurangan. Sebagai aplikasi mobile, aplikasi ini terlalu banyak memuat field untuk diisi. Ada 15 kolom yang harus di-input-kan oleh polisi lalu lintas pada saat melakukan penilangan. Terlalu banyak field tentunya dapat menyebabkan kesalahan pada saat meng-input-kan data.

Field yang memuat data pribadi pelanggar seharusnya bisa dihilangkan

karena data tersebut seharusnya sudah terkait dengan data nomor polisi pemilik kendaraan pada saat membuat Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB). Hanya saja pada saat ini data yang ada pada BPKB belum bisa mewakili orang yang mengemudi kendaraan, misalnya seperti BPKB yang sudah mengalami proses balik nama atau menggunakan mobil sewaan. Ole h karena itu, pada penelitian ini kekurangan yang ada pada aplikasi mobile belum bisa teratasi. Gambar 11 menunjukkan antarmuka aplikasi mobile E-Violation Info.

Kemudian untuk pengembangan sistem SMS Gateway, penelitian ini menggunakan aplikasi Gammu sebagai backend-nya. Gammu adalah sebuah aplikasi yang dikhususkan untuk membangun sebuah SMS Gateway yang menghubungkan antara operator seluler ke internet ataupun sebaliknya. Gambar 12 menunjukkan proses bisnis yang terjadi pada penerapan sistem E-Violation Info.

(30)

15

Pengujian

Hasil pengujian black box dengan beberapa skenario yang diberikan menunjukkan bahwa seluruh fungsi yang ada pada E-Violation Info telah berjalan dengan baik. Tabel 2 menunjukkan hasil pengujian terhadap fungsi yang terdapat pada E-Violation Info.

Tabel 2 Hasil pengujian dengan menggunakan metode black box

No. Nama Fungsi Hasil Keterangan

1 Fungsi login admin √ Skenario Lampiran 3

2 Fungsi login polisi √ Skenario Lampiran 4

3 Fungsi tambah data tilang √ Skenario Lampiran 5

4 Fungsi edit data tilang √ Skenario Lampiran 6

5 Fungsi cari data tilang √ Skenario Lampiran 7

6 Fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode tertentu

√ Skenario Lampiran 8

7 Fungsi membuat laporan dengan format pdf

√ Skenario Lampiran 9

8 Fungsi membuat laporan dengan format Microsoft Excel

Skenario Lampiran 10

9 Fungsi melihat rincian data tilang √ Skenario Lampiran 11

10 Fungsi mencari nomor tilang √ Skenario Lampiran 12

11 Fungsi mencari nomor polisi √ Skenario Lampiran 13

12 Fungsi share data tilang melalui Facebook

√ Skenario Lampiran 14

13 Fungsi share data tilang melalui Twitter √ Skenario Lampiran 15 14 Fungsi login polisi pada aplikasi mobile √ Skenario Lampiran 16 15 Fungsi input data tilang pada aplikasi

mobile

√ Skenario Lampiran 17

16 Fungsi mengirim SMS jadwal sidang melalui SMS Gateway

√ Skenario Lampiran 18

17 Fungsi logout admin √ Skenario Lampiran 19

18 Fungsi logout polisi √ Skenario Lampiran 20

19 Fungsi logout pada aplikasi mobile √ Skenario Lampiran 21

20 Fungsi hapus data tilang √ Skenario Lampiran 22

21 Fungsi membuat grafik tilang harian √ Skenario Lampiran 23

Polisi Lalu Lintas

(31)

16

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dengan dikembangkannya E-Violation Info, kendala-kendala dalam hal pengelolaan data tilang seperti data tilang yang sulit diakses oleh masyarakat,

existing system yang hanya digunakan untuk internal kepolisian, dan existing system yang masih gagal dalam membuat report dapat teratasi karena E-Violation Info dapat:

1 Mempermudah akses data tilang kepada masyarakat.

2 Lebih transparan dalam hal penetapan sanksi kepada masyarakat, karena melalui sistem yang ada masyarakat dapat mengetahui pasal yang dikenakan serta besarnya denda yang diberikan.

3 Membuat report dalam bentuk tabel ataupun grafik.

Saran

Untuk saat ini, sistem yang dikembangkan masih memiliki beberapa kekurangan, dan harapannya kekurangan ini bisa diatasi pada penelitian selanjutnya. Saran yang bisa diberikan yaitu mengembangkan aplikasi mobile

untuk input data tilang dengan data pribadi pelanggar yang bisa terisi secara otomatis, sehingga data yang harus diisi oleh polisi lalu lintas menjadi lebih sedikit.

DAFTAR PUSTAKA

[APJII] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2004. Jumlah Pengguna

Internet Indonesia [internet]. [diacu 2013 April 8]. Tersedia dari:

http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/article/apjii-at- media/138/pengguna-internet- indonesia-2012-capai-63-juta-ora.html.

[BPS] Biro Pusat Statistik. 2010. Jumlah Kendaraan Bermotor [internet]. [diacu 2013 Januari 20]. Tersedia dari: http://www.bps.go.id.

Inpres. 2003. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Jakarta. Kompas. 2013. Setiap Hari Polisi Menilang 11,910 Pengendara Mobil dan

Sepeda Motor [internet]. [diacu 2013 Mei 21]. Tersedia dari:

http://otomotif.kompas.com/read/2013/02/27/6846/Setiap.Hari.Polisi.Menilang .11.910.Pengendara.Mobil.dan.Sepeda.Motor.

Kumurur VA, Rosyani, Ratnaningsih M. 2008. Penerapan e-government

mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerinta han yang baik di Indonesia.

Ekoton. 8(2) : 53-72.

Laudon KC, Laudon JP. 2006. Management Information System: Managing The

Digital Firm. Ed ke-10. New Jersey (US): Pearson Education.

(32)

17 Island, Amerika Serikat. New York (US): Computer Society Press. hlm. 129b (1-8).

Nielsen. 2011. Mobile Phone Penetration in Indonesia Triples in Five Years

[internet]. [diacu 2013 Mei 22]. Tersedia dari: http://www.nielsen.com/us/en/newswire/2011/mobile-phone-penetration- in-indonesia-triples-in- five-years.html.

Nurhadryani Y. 2009. Memahami konsep e-governance serta hubungannya dengan e-government dan e-democracy. Di dalam: Seminar Nasional Informatika; Mei 23; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): UPN Veteran. hlm. F111-F117.

Welas T. 2010. Undang-Undang Lalu Lintas, UU RI Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yogyakarta (ID): New Merah Putih.

Pressman RS. 2005. Software Engineering: A Practitioner's Approach. Ed ke-6. Boston(US): McGraw-Hill.

Scholl HJ. 2003. E-Government: A Special Case of ICT-enabled Business Process Change. Di dalam: Proceedings of The 36th Hawaii International Conference on System Sciences; Jan 6-9; Big Island, Amerika Serikat. New York (US): Computer Society Press. hlm. 86-89.

Solopos. 2013. Sehari, 150 Tilang Dikeluarkan di Solo [internet]. [diacu 2013 Juni 23]. Tersedia dari: http://www.solopos.com/2013/01/28/sehari-150-tilang-dikeluarkan-di-solo-372928.

Sosiawan EA. 2008. Tantangan dan hambatan dalam implementasi e-government di Indonesia. Di dalam: Seminar Nasional Informatika; Mei 23; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): UPN Veteran. hlm. 1-11.

[SPF] Singapore Police Force. 2013. Outstanding Traffic Offence [internet]. [diacu 2013 Juni 12]. Tersedia dari: https: //www.psi.gov.sg/NASApp /tmf/TMFServlet?app=SPF-PTD-EDDIES-II&Reload=true.

Sunggiardi MS. 2010. Perilaku masyarakat dalam pemanfaatan ICT untuk mendukung pengembangan masyarakat global. Di dalam: Proceedings of

Bogor Agricultural University Seminars [internet]. [waktu dan tempat

pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. hlm 1-12; [diunduh 2013 April 8]. Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/ 123456789/32185.

Sutedjo B. 2002. Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi. Ed ke-1. Surabaya (ID): Penerbit Andi.

System Solutions. 2002. Message Manager Mobile Service [internet]. [diacu 2013 Mei 22]. Tersedia dari: http://www.syssol.com.au/message- manager- mobile-service.

[UN] United Nations. 2012. Country Level E-Government Data [internet]. [diacu 2013 Januari 20]. Tersedia dari: http://www.unpan3.un.org/egovkb/datacenter. West DM. 2004. E-Government and the transformation of service delivery and

citizen attitudes. Public Administration Review. 64:1:15–27.

Wlech E, Wong W. 2001. Global information technology pressure and government accountability: the mediating effect of the domestic context on website openness. Journal of Public Administration Research and Theory. 15:3:371-91.

(33)

18

LAMPIRAN

(34)

19

Lampiran 5 Test case fungsi tambah data tilang Nama Kasus Uji Fungsi tambah data tilang

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Masuk ke halaman tambah data tilang 4. Input data tilang

5. Tekan tombol 'simpan'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data berhasil ditambah Muncul pesan 'data berhasil ditambah'

OK Lampiran 4 Test case fungsi login polisi

Nama Kasus Uji Fungsi login polisi

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Membuka halaman login E-Violation Info

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Membuka halaman loginE-Violation Info

2. Memasukkan NRP polisi 3. Memasukkan password

4. Menekan tombol 'masuk'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Masuk ke halaman home

polisi

Masuk ke halaman home

polisi

OK Lampiran 3 Test case fungsi login admin

Nama Kasus Uji Fungsi login admin

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Membuka halaman login E-Violation Info

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Membuka halaman loginE-Violation Info

2. Memasukkan NRP admin 3. Memasukkan password

4. Menekan tombol 'masuk'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Masuk ke halaman home

admin

Masuk ke halaman home

admin

(35)

20

Lampiran 8 Test case fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode tertentu

Nama Kasus Uji Fungsi menampilkan data tilang berdasarkan periode tertentu

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman membuat report

3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menampilkan data tilang Lampiran 7 Test case fungsi cari data tilang

Nama Kasus Uji Fungsi cari data tilang

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman cari data tilang 3. Masukkan nomor tilang yang ingin dicari 4. Tekan tombol cari

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menampilkan hasil

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Pilih data tilang yang akan di-edit

4. Edit data tilang, akhiri dengan menekan tombol simpan

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data berhasil diubah Muncul pesan 'data berhasil diubah'

(36)

21

Lampiran 11 Test case melihat rincian data tilang

Nama Kasus Uji Fungsi melihat rincian data tilang

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home polisi Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai polisi

2. Masuk ke halaman lihat data tilang 3. Pilih data tilang yang ingin dilihat rincian

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Masuk ke halaman rincian data tilang

Masuk ke halaman rincian data tilang

OK

Lampiran 10 Test case fungsi menampilkan laporan dalam format Microsoft Excel

Nama Kasus Uji Fungsi membuat laporan dalam format Microsoft Excel

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman membuat report

3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan' 4. Pilih icon Microsoft Excel, kemudian unduh fail Microsoft Excel yang dihasilkan

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menghasilkan laporan Lampiran 9 Test case fungsi membuat laporan dalam format PDF Nama Kasus Uji Fungsi membuat laporan dalam format PDF

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Login sebagai admin

2. Masuk ke halaman membuat report

3. Masukkan rentang tanggal tilang, akhiri dengan menekan tombol 'tampilkan' 4. Pilih icon pdf kemudian unduh fail PDF yang dihasilkan

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menghasilkan laporan dalam format PDF

Menghasilkan laporan dalam format PDF

(37)

22

Lampiran 14 Test case fungsi share data tilang melalui Facebook Nama Kasus Uji Fungsi share data tilang melalui Facebook

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar 2. Pilih icon Facebook

3. Tambahkan kalimat yang akan di-share

4. Tekan tombol untuk share

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data tilang berhasil

di-share

Data tilang berhasil

di-share

OK Lampiran 13 Test case fungsi mencari nomor polisi

Nama Kasus Uji Fungsi mencari nomor polisi

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home pelanggar Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home pelanggar

2. Masuk ke halaman cari nomor polisi 3. Masukkan nomor polisi

4. Tekan tombol 'cari'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menampilkan data tilang Lampiran 12 Test case fungsi mencari nomor tilang

Nama Kasus Uji Fungsi mencari nomor tilang

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home pelanggar Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home pelanggar

2. Masuk ke halaman cari surat tilang 3. Masukkan nomor surat tilang 4. Tekan tombol 'cari'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

(38)

23

Lampiran 17 Test case fungsi input data tilang pada aplikasi mobile

Nama Kasus Uji Fungsi input data tilang pada aplikasi mobile

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile

2. Input-kan data tilang 3. Tekan tombol 'simpan'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data tilang berhasil ditambah

Muncul pesan 'data berhasil ditambah'

OK Lampiran 16 Test case fungsi login polisi pada aplikasi mobile

Nama Kasus Uji Fungsi login polisi pada aplikasi mobile

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman login aplikasi mobile

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Masuk ke halaman login aplikasi mobile

2. Masukkan NRP dan password 3. Tekan tombol 'masuk'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Masuk ke halaman home

aplikasi mobile

Masuk ke halaman home

aplikasi mobile

OK Lampiran 15 Test case fungsi share data tilang melalui Twitter Nama Kasus Uji Fungsi share data tilang melalui Twitter

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman rincian data tilang pelanggar 2. Pilih icon Twitter

3. Tambahkan kalimat yang akan di-share

4. Tekan tombol untuk share

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data tilang berhasil

di-share

Data tilang berhasil

di-share

(39)

24

Lampiran 20 Test case fungsi logout polisi Nama Kasus Uji Fungsi logout polisi

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home polisi Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home polisi

2. Pilih menu logout

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Keluar dari halaman

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home admin

2. Pilih menu logout

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Keluar dari halaman admin

Keluar dari halaman admin

OK Lampiran 18 Test case fungsi megirim SMS jadwal sidang melalui SMS

Gateway

Nama Kasus Uji Fungsi mengirim SMS jadwal sidang melalui SMS

Gateway

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile

2. Input-kan data tilang 3. Tekan tombol 'simpan'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

SMS terkirim ke pelanggar lalu lintas

SMS terkirim ke pelanggar lalu lintas

(40)

25

Lampiran 23 Test case fungsi membuat grafik tilang harian Nama Kasus Uji Fungsi membuat grafik tilang harian

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home admin

2. Pilih menu grafik tilang harian

3. Masukkan rentang tanggal tilang yang ingin dilihat grafiknya 4. Tekan tombol 'tampilkan'

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Menampilkan grafik tilang harian

Menampilkan grafik tilang harian

OK Lampiran 22 Test case fungsi hapus data tilang

Nama Kasus Uji Fungsi hapus data tilang

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home admin Tanggal Pengujian 23 Juni 2013

Skenario 1. Masuk ke halaman home admin

2. Masuk ke halaman edit data tilang 3. Pilih data tilang yang akan dihapus

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Data tilang berhasil dihapus

Data tilang berhasil dihapus

OK Lampiran 21 Test case fungsi logout pada aplikasi mobile

Nama Kasus Uji Fungsi logout pada aplikasi mobile

Deskripsi Kondisi normal

Kondisi Awal Masuk ke halaman home aplikasi mobile

Tanggal Pengujian 23 Juni 2013 Skenario 1. Masuk ke halaman home aplikasi mobile

2. Pilih menu logout

Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Keluar dari halaman

home aplikasi mobile

Keluar dari halaman

home aplikasi mobile

(41)

26

Lampiran 24 Perbandingan fitur antara E-Violation Info dengan sistem data tilang yang sudah ada di kepolisian

No Fitur E-Violation

Info

Existing System

1 Akses data tilang untuk masyarakat luas. √ ×

2 Input data tilang oleh bagian tilang. √ √

3 Input data tilang oleh polisi lalu lintas dengan aplikasi mobile.

√ ×

4 Membuat report data tilang (dalam bentuk PDF, Microsoft Excel, dan grafik).

√ √

5 Notifikasi data tilang kepada pelanggar lalu lintas

melalui SMS Gateway.

√ ×

(42)

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 19 April 1991. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Dede Setiadiana dan Garliawati. Pada tahun 2009, penulis menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Bekasi. Penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun yang sama melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Gambar

Gambar 1  Proses bisnis dari sistem informasi tilang yang ada
Gambar 3  Skema perumusan masalah dalam penelitian
Gambar 4  Skema interaksi antara organisasi dan teknologi informasi
Gambar 5  Tahapan-tahapan pada metode prototyping (Pressman 2005)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ini sangat penting untuk memilih kosa kata atau tingkatan bahasa Bali supaya penggunaanya benar dan bisa dipahami oleh penyimak yaitu si anak dalam keluarga atau siswa dan bahkan

observasi terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dan melakukan perekaman terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung. Variabel yang diamati sesuai dengan

Penerapan E-tilang merupakan sebuah pilihan yang efektif yang mencapai sasaran dalam pelaksanaan tilang kepada pelanggar peraturan lalu lintas. Namun, belum semua

Penelitian yang dilakukan di Polres Kuningan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2008). Kebiasaan olahraga akan berpengaruh terhadap kadar

Hasil penelitian pada hasil belajar ranah kognitif yang menerapkan strategi Genius Learning dengan Operan Kertas Ide lebih baik daripada hasil belajar matematika

Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Utara memuat data- data dan informasi yang berhubungan dengan keadaan umum , pembangunan kesehatan, pencapain pembangunan kesehatan dan

Bagi Kim, apa yang dilakukan oleh para kontributor bunga rampai Perspectives on the Sikh Tradition tersebut, selain tidak menampik peran penting kajian Barat,

Oleh karena itu wajar pula, apabila penegakan hukum pidana bertujuan memperbaiki si pelaku kejahatan atau berusaha mengubah dan mempengaruhi tingkah lakunya agar