• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAHRAGA DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA POLISI LALU LINTAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAHRAGA DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA POLISI LALU LINTAS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRAK

Yuli Nindriani

(yuli.nindriani@student.unsil.ac.id) Siti Novianti dan Nurlina

Program Studi Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas llmu Kesehatan

Universitas Siliwangi

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAHRAGA DENGAN

KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA POLISI LALU LINTAS

Peningkatan kadar kolesterol total melebihi batas normal disebut hiperkolesterolemia. Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah (atherosklerosis), penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan kadar kolesterol total. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah polisi lalu lintas umur 35-50 tahun di Polres Kuningan yang berjumlah 33 orang. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah rokok yang dihisap (p=0,010), lama merokok (p=0,027) dan kebiasaan olahraga (p=0,010) terdapat hubungan dengan kadar kolesterol total. Disarankan pada responden untuk pemeriksaan kadar kolesterol darah setiap 6 bulan sekali untuk mencegah penyakit lebih lanjut, menjalani pola hidup yang lebih sehat dengan mengurangi konsumsi rokok dan olahraga secara teratur.

(2)

2 ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF SMOKING AND EXERCISE HABITS WITH TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN TRAFFIC POLLICE

Increased cholesterol levels exceed the normal limits called hypercholesterolemia. High levels of cholesterol in the blood can lead to narrowing of the arteries, coronary heart and stroke. Aims research to analyze the relationship between smoking and exercise habits with total cholesterol levels. The analysis using survey with cross sectional approach. The population in aimed research is the traffic cop aged 35-50 years in the police Kuningan, amounting to 33 people. Processing data using SPSS version 16.0 program. The results showed is correlation between the number of cigarettes smoked with value (p=0,010), smoking duration with value (p=0,027) and exercise habits with value (p=0,010) there is a relationship with total sholesterol levels. The respondents to control a good diet and do the examination blood cholesterol once every months, living a healthy lifestyle with reduce cigarette consumption and regular exercise.

(3)

3 PENDAHULUAN

Kolesterol sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Misalnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu untuk menggemulsikan lemak, selain itu juga dibutuhkan untuk membuat vitamin D dan juga sebagai pembentukan hormon seperti estrogen pada wanita dan testoteron pada pria (Freeman dan Junge, 2008:2).

Kolesterol adalah zat yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam batas-batas tertentu untuk kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Kolesterol yang dibutuhkan secara normal diproduksi sendiri dalam jumlah yang tepat. Namun kolesterol juga dapat meningkat jika sering mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak hewani ( otak sapi, daging merah, seafood, kuning telur, keju, dll ) dan makanan cepat saji (Balai Informasi Teknologi LIPI, 2009).

Tetapi kadar kolesterol yang berlebihan didalam darah akan menyebabkan tumpukan plak yang dapat menghambat aliran darah arteri pembuluh darah sehungga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke (Pangastuti, 2011:40).

Kolesterol total adalah nilai kolesterol dalam darah yang merupakan penjumlahan dari kolesterol yang terkandung dalam LDL, HDL, dan lipoprotein yang lain nya. Batas kolesterol normal dalam tubuh adalah 160 – 200 mg/dL apabila di atas 240 mg/dL. Pada survei kesehatan rumah tangga ( SKRT ) tahun 2004, prevalensi hiperkolestrolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini , yakni 14,5%, atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki (Balitbangkes, 2005).

Merokok adalah faktor risiko yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL. Menurut Bustan (2007:206) menyatakan semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok sigaret dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya perokok dan umur awal merokok yang lebih dini .Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan. Selain dari lamanya merokok, risiko akibat merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari. Seseorang yang

(4)

4

merokok lebih dari 1 bungkus (12 batang) rokok sehari mejadi 2 kali lebih rentan untuk terjadinya peningkatan kadar kolesterol dari pada mereka yang tidak merokok.

Aktifitas fisik berupa olahraga dan kegiatan harian yang dilakukan sacara rutin dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL dan bermanfaat untuk mencegah timbunan lemak di dinding pembuluh darah. Olahraga juga merupakan aktifitas fisik untuk mencapai gaya hidup sehat (Depkes RI,2008). Hasil survei awal yang dilakukan melalui tes kolesterol dan wawancara pada 10 orang polisi lalu lintas 50% diantranya memiliki kadar kolesterol normal, 30% memiliki kadar kolesterol di ambang batas dan 20% memiliki kadar kolesterol tinggi serta ditemukan 90% responden merupakan perokok, meraka juga jarang melakukan olahraga secara teratur. Kebiasaan merokok dan olahraga tersebut diduga akan mempengaruhi kadar kolesterol total dalam darah.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan kadar kolesterol total pada polisi lalu lintas di Polres Kuningan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah polisi lalu lintas yang berumur 35-50 tahun di Polres Kuningan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 orang.

Data primer diperoleh dari hasil tes kadar kolesterol, pengamatan langsung dan alat bantu kuesioner. Data primer meliputi data nilai kadar kolesterol, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok dan kebiasaan olahraga. Analisis data penelitian menggunakan uji statistik chi square menggunakan program SPSS versi 16.0.

(5)

5 HASIL PENELITIAN

Tabel 1.

Hubungan Kebiasaan Merokok dan Olahraga dengan Kadar Kolesterol Total pada Polisi Lalu Lintas Umur 35-50 tahun di Polres Kuningan Tahun 2013

No Variabel

Kadar Kolesterol Total

Total P POR Tinggi Normal 1 Jumlah rokok - ≥ 10 batang perhari 15 (75,0%) 5 (25,0%) 20 (100%) 0,010 10 - <10 batang Perhari 3 (23,1%) 10 (76,9%) 13 (100%) 2 Lama merokok - ≥10 tahun 15 (71,4%) 6 (28,6%) 21 (100%) 0,027 7,5 - <10 tahun 3 (25,0%) 9 (75,0%) 12 (100%) 3 Kebiasaan olahraga - Tidak teratur 14 (77,8%) 4 (22,2%) 18 (100%) 0,010 9,6 - Teratur 4 (26,7%) 11 (73,3%) 15 (100%) Jumlah Rokok

Berdasarkan tabel 1 kadar kolesterol tinggi paling besar pada responden yang menghisap rokok ≥ 10 batang perhari (75,0%) sedangkan yang menghisap rokok <10 batang (23,1%). Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan jumlah rokok dengan kadar kolesterol total (p=0,010). Nilai OR sebesar 10 yang berarti responden yang menghisap rokok ≥ 10 batang perhari memiliki risiko 10 kali memiliki kadar kolesterol total tinggi dibandingkan yang menghisap rokok < 10 batang perhari.

Penelitian yang dilakukan di Polres Kuningan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh mamat dimana jumlah rokok yang dihisap perhari akan berpengaruh pada peningkatan kadar kolesterol. hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa merokok lebih dari 12 batang perhari akan berpengaruh pada kadar kolesterol.

Setiap kali kita menyalakan rokok, maka denyut jantung bertambah, kemampuan jantung pembawa oksigen berkurang, HDL turun, dan

(6)

6

menyebabkan pengaktifan platelet yaitu sel-sel penggumpal darah. Peningkatan HDL harus dilakukan secara tepat sehingga dapat menekan risiko munculnya penyakit jantung koroner

.

Merokok mempunyai pengaruh merugikan pada profil kolesterol seseorang, secara dramatis menurunkan kolesterol HDL anda. Apabila wanita merokok bisa menurunkan kolesterol HDL sekitar 6 mg/dL sedangkan untuk perokok laki-laki akan mengalami penurunan sebanyak 4 mg/dL.

Lama Merokok

Berdasarkan tabel 1 kadar kolesterol tinggi paling besar pada responden yang menghisap rokok lebih dari 10 tahun (71,4%) sedangkan yang menghisap rokok kurang dari 10 tahun (25,0%). Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan lama merokok dengan kadar kolesterol total (p=0,027). Nilai OR sebesar 7,5 yang berarti responden yang menghisap rokok lebih dari 10 tahun memiliki risiko 7,5 kali memiliki kadar kolesterol total tinggi dibandingkan yang menghisap rokok kurang dari 10 tahun.

Menurut data Riskesdas tahun 2007 dan 2010, terjadi kecenderungan peningkatan umur mulai merokok pada usia yang lebih muda. Menurut Riskesdas 2007, umur pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2 %, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3 %, pada usia 15-19 tahun sebesar 33,1 %, pada usia 20-24 tahun sebasar 12,1 %, pada usia 25-29 tahun sebesar 3,4 % dan pada usia ≥ 30 tahun sebesar 4 %, Menurut Riskesdas 2010, umur pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7 %, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5 %, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3 %, pada usia 20-24 tahun sebasar 14,6 %, pada usia 25-29 tahun sebesar 4,3 % dan pada usia ≥ 30 tahun sebesar 3,9 %.

Semakin lama kita menghisap rokok maka zat yang berada dalam rokok seperti nikotin akan semakin merusak pembuluh arteri dalam darah yang salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Saat seseorang menghisap rokok , nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diiringi dengan pelepasan adrenalin yang mengakibatkan detak jantung sangat cepat dan pemblokadean hormon insulin. Dalam jangka panjang nikotin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah serta sangat rentan terhadap serangan jantung dan stroke.

(7)

7 Kebiasaan Olahraga

Pada tabel 1 kadar kolesterol tinggi paling besar terjadi pada responden yang melakukan olahraga secara tidak teratur (77,8%) sedangkan yang melakukan olahraga secara teratur (26,7%). Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan kebiasaan olahraga dengan kadar kolesterol total (p=0,010). Nilai OR sebesar 9,6 yang berarti responden yang berolahraga secara tidak teratur memiliki risiko 9,6 kali memiliki kadar kolesterol total tinggi dibandingkan yang berolahraga secara teratur.

Penelitian yang dilakukan di Polres Kuningan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2008). Kebiasaan olahraga akan berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa olahraga secara teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah.

Olahraga dapat mengatur akitivitas sistem saraf otonom, menurunkan stress, meningkatkan produksi nitrit oksidasi di sel endothelial dan bioavabilitas, menurunkan berat badan dan memperlancar sikulasi darah. Selain itu olahraga secara teratur dapat menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh darah. Orang-orang yang melakukan olahraga secara teratur ditemukan peningkatan kadar HDL, penurunan LDL dan trigliserida. Peningkatan HDL ini disebabkan berkurangnya aktivitas lipase hati yaitu enzim yang berfungsi untuk katabolisme HDL, sedangkan penurunan trigliserida disebabkan meningkatnya aktivitas lipoprotein lipase. Olahraga yang dilakukan secara teratur juga memberi efek yang menguntungkan terhadap peningkatan sensitivitas insulin.

SIMPULAN

1. Terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dengan kadar kolesterol total.

2. Terdapat hubungan antara lama merokok dengan kadar kolesterol total. 3. Terdapat hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kadar kolesterol

(8)

8 SARAN

Bagi Polres Kuningan 1) perlu adanya sosialisasi atau penyuluhan terhadap bahaya merokok 2) perlu adanya larangan merokok saat bekerja 3) mendisiplinkan dan mengikutsertakan semua anggota yang ada di Polres Kuningan dalam berolahraga dengan program kegiatan yang sudah ada setiap tahunnya 4) dibuat jadwal olahraga rutin seperti senam kesegaran jasmani minimal satu kali dalam satu minggu 5) klinik menyediakan alat pengukuran kadar kolesterol agar anggota kepolisian mengetahui kadar kolesterol meraka.

DAFTAR RUJUKAN

1. Bustan,N.M, 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular cetakan 2 (Edisi Revisi). Rineka Cipta, Jakarta.

2. Freeman Mason, Junge Christine, 2008, Kolesterol Rendah Jantung Sehat,Buana Ilmu Popule, Jakarta.

3. http://www.dampak-merokok-pada-kolesterol/ akses pada 21 september 2013.

4. http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/informasi.php akses 12 september 2012

5.

LIPI. (2009). Kolesterol. UPT-BALAI INFORMASI TEKNOLOGI LIPI.

Pangan dan Kesehatan. Copyright@2009. http://medicastore.com

6. Mamat. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Kolesterol HDL

di Indonesia (Analisis Data Sekunder IFLS 2007/2008). Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010.

7. Novitasari, Beberapa Faktor Determinan yang Berhubungan dengan Kadar Kolesterol Darah Penduduk Laki- Laki Dewasa di Kota Semarang (Studi di Komplek Bina Marga Semarang). Skripsi 2008.

8. Pangastuti, Hafiza, 2011, Kolesterol dan Lemak itu Penting, Hanggar Kreator, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

tentang Laboratorium IPS Terpadu; (3) Mamahami isi/alat peraga laboratorium IpS Terpadu, Setelah selesai pelatihan ini para peserta pelatihan diharapkan mampu

[r]

Daftar Harga Ternak, Hasil Ternak, dan Pakandi Propinsi Sumatera Utara 2000.. Daftar Harga Ternak, Hasil Ternak, dan Pakandi Propinsi Sumatera Utara

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui algoritma pencarian mana. yang lebih baik diantara algoritma Skip Search dan Not So Naive pada

Individu Lelaki Jarak 60m Single Fita : Johan/Naib Johan/Ketiga/Keempat Individu Lelaki Jarak 30m Single Fita : Johan/Naib Johan/Ketiga/Keempat Individu Perempuan Jarak 60m Single

7 Sebuah acara pesta dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 14.15. Berapa jam dan berapa menit lama pesta

Saya adalah mahasiswa S1 Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, yang sedang menyusun skripsi dengan judul PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS

 Kreativitas sebagai core competence akan membantu perusahaan menciptakan produk, jasa, proses, atau ide yang lebih baik atau lebih baru.... Sekarang ini masih banyak